Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Logam Kobalt baru mulai digunakan pada abada 20, namun bijih kobalt
sesungguhnya telah digunakan ribuan tahun sebelumnya sebagai pewarna biru pada
gelas maupun berbagai perkakas dapur. Sumber warna biru pada kobalt dikenali
pertama kali oleh G.Brandt (Ahli Kimia Swedia) pada tahun 1735 yang mengisolasi
logam tak murni yang diberi nama Cobalt rex. Pada tahun 1780, T.O Bergman
menunjukkan bahwa cobalt rex adalah unsur baru yang kemudian diberi nama
turunan dari kata kobold (bahasa Jerman) yang artinya jiwa jahat dimana kobold
adalah makhluk legendaris yang hidup dalam gua-gua atau dunia bawah tanah
dalam metedologi jerman. Menurut kepercayaan, unsur kobalt berasal dari kata
“kobold” dan diyakini merupakan unsur yang diciptakan oleh kobold dengan
mencampur logam dan ramuan sihir yang lainKobalt adalah suatu unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan nomor atom 27. Elemen ini
biasanya hanya ditemukan dalam bentuk campuran di alam. Elemen bebasnya,
diproduksi dari peleburan reduktif, adalah logam berwarna abu-abu perak yang
keras dan berkilau.

Metalurgi yang sejatinya berkaitan dengan dunia pertambangan dimana


metalurgi merupakan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan logam dari bijihnya
dan menjadikan logam sebagai produk yang mempunyai nilai guna. Sebagaimana
diketahui salah satu proses pertambangan adalah pengolahan, baik pengolahan
bahan galian logam maupun bahan galian non logam. Salah satu bahan galian logam
adalah nikel. Sebagai salah satu sumber daya yang memiliki banyak kegunaan maka
nikel penting untuk dilakukan pengolahan agar bermanfaat dan bernilai guna.
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni
dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni,
nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya,
dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi

1
menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada
peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan
gedung, serta komponen industri.

2. Rumusan Masalah
 Bagaimana sifat-sifat Logam kobalt dan nikel?
 Bagaiamana ekstraksi kobalt dan nikel?
 Apa kegunaan kobalt dan nikel?

3. Tujuan
 Mengetahui sifat-sifat Logam kobalt dan nikel
 Mengetahui ekstraksi kobalt dan nikel
 Mengetahui kegunaan kobalt dan nikel

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Logam Kobalt

Logam kobalt merupakan unsur kimia yang memiliki lambang Co dan


nomor atom 27. Ketersedian unsur kimia kobalt terdapat dalam banyak formulasi
seperti kertas perak, dan kawat. Keberadaan unsur kobalt di alam terdapat dalam
bentuk senyawa seperti mineral kobalt glans (CoAsS), Linalit (Co3S4), Smaltit
(CoAs2) dan eritrit. Logam kobalt banyak terdapat berikatan dengan nikel, perak,
timbal, tembaga dan biji besi, dimana didapatkan dari hasil samping produksi.
Logam kobalt juga dapat dijumpai pada meteroit.

Logam kobalt banyak digunakan dalam industri sebagai bahan campuran


pada pembuatan mesin pesawat, magnet, alat pemotong atau penggiling, pewarna
kaca, keramik dan cat. Logam kobalt termasuk kedaam logam transisi yang terdapat
pada golongan VIII B. Logam kobalt yan memiliki bilangan oksidasi +2 dan +3
mudah larut ke dalam asam-asam mineral encer, tetapi pada bilangan oksidasi +2
logam kobalt didapatkan relatif secara stabil (Cotton dan Wilkinson,1988). Dalam
larutan air, logam kobalt dikenal sebagai ion [Co(H2O)6]2+ dan [Co(H2O)6]3+, akan
tetapi kobalt (III) bersifat oksidator dalam larutan air. Hal ini terjadi kecuali logam
kobalt berada pada lingkungan asam, dimana logam kobalt tersebut dapat terurai
dengan cepat karena Co (III) mengoksidasi air dengan cara membebaskan gas di
oksigen. Beberapa oksida logam golongan ini yang dikenal yaitu kobalt (III) –CoO,
campuran kobalt (II) dan Co (III) –Co3O4. Logam CoO berupa serbuk hijau dapat
diperoleh melalui pemanasan logam dalam udara, dengan uap air, pemanasan
hidroksida karbonat atau nitrat dalam kondisi tanpa udara (Sugiyarto, 2010).

3
1. Sifat Logam Kobalt
a. Sifat Fisika
Warna: Metalic gray

Fase: Padat
Struktur kristal: Hexagonal close-packed

Logam yang berkilau: Logam akan tampak berkilau apabila sinar tampak
mengenai permukaannya. Hal ini disebabkan sinar tampak akan
menyebabkan terjadinya eksitasi elektron-elektron bebas pada
permukaan logam. Eksitasi elektron yaitu perpindahan elektron dari

4
keadaan dasar (tingkat energi terendah) menuju ke keadaan yang lebih
tinggi (tingkat energi lebih tinggi). Elektron yang tereksitasi dapat
kembali ke keadaan dasar dengan memantulkan energi dalam bentuk
radiasi elektromagnetik. Energi yang dipancarkan inilah yang
menyebabkan logam tampak berkilau.
Memiliki 7 tingkat oksidasi yaitu -1, 0, +1, +2, +3, +4 dan +5. Co2+
merupakan tingkat oksidasi Co yang stabil dalam persenyawaannya
dialam, namun pada senyawa kompleks Co3+ lebih stabil dari kompleks
Co2+.

b. Sifat Kimia
Adapun sifat kimia logam Kobalt adalah sebagai berikut :
 Kobalt relatif tidak reaktif, meskipun ia larut lambat sekali dalam
asam mineral encer.
Kobalt kurang reaktif dibandingkan dengan besi, demikian juga
rodium dan iridium tidak banyak berbeda. Tingkat oksidasi yang
umum untuk kobalt adalah +2 dan +3, dan untuk rodium dan iridium
adalah +3 dan +4. Dalam larutan air ion [Co(H2O)6]2+ dan
[Co(H2O)6]3+ keduanya dikenal, tetapi kobalt (III) bersifat oksidator
dan dalam larutan air kecuali dalam lingkungan asam, terurai dengan
cepat karena Co(III) mengoksidasi air dengan membebaskan gas
dioksigen.
Reaksinya adalah:
CoS + HNO3 + 3HCl  Co2+ + 3S + NOCl + 2Cl- + 2H2O
 Senyawa umumnya bewarna, karena Kobalt dapat membentuk
senyawa dengan bilangan oksidasi +2 [kobalt(II)] dan +3
[kobalt(III)]. Larutan Co2+ merah jambu dapat mengubah warnanya
menjadi biru karena dehidrasi.
 Bereaksi dengan hidrogen sulfida membentuk endapan hitam
Co2+ + H2S → CoS↓ + 2H+

5
 Tahan korosi
 Penambahan unsur kobalt akan memperbaiki sifat kekerasan baja.
Kekerasan meningkat dan tahan aus serta stabil pada suhu yang tinggi.
 Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang bewarna merah

 Reaksi dengan larutan amonia akan mengendapkan garam basa:


Co2+ + NH3 + H2O + NO3-  Co (OH)NO3  + NH4+
Kelebihan reagenisa melarutkan endapan, pada mana ion-ion
heksaaminokobalt(II) terbentuk :
Co(OH)NO3  + 6NH3  [Co(NH3)6]2+ + NO3- + OH-
Pengendapan garam basa tak terjadi sama sekali jika ada serta ion
ammonium dalam jumlah yang lebih banyak, melainkan kompleks
tersebut akan terbentuk dalam satu tahap. Pada kondisi-kondisi
demikian, kesetimbangan
Co2+ + 6NH4 +  [Co(NH3)6]2+ + 6H+
Bergeser kea rah kanan karena pengikatan ion hydrogen oleh
ammonia :
H+ + NH3  NH4+
Ciri-ciri dari endapan dan kompleks ini adalah identik dengan yang
diuraikan di bawah reaksi 1
 Reaksi dengan amonum sulfida, dihasilkan endapan hitam kobalt(II)
sulfida dari larutan netral atau basa:
Co2+ + S2-  CoS
Endapan tak larut dalam asam klorida encer atau asam asetat
(meskipun tak terjadi endapan dari larutan-larutan demikian). Asam
nitrat pekat, panas, atau air raja, melarutkan endapan, sementara
belerang putih tetap tertinggal :
3CoS + 2HNO3 + 6H+  3Co2+ + 3S + 2NO + 4H2O
CoS + HNO3 + 3HCl  Co2+ + 3S + NOCl + 2Cl- + 2H2O
Pada pemanasan lebih lama, campuran menjadi jernih karena belerang
teroksidasi menjadi sulfat :
S + HNO3  SO42- + 2H+ + 2NO

6
S + 3HNO3 + 9HCl  SO42- + 6Cl- + 3NOCl + 8H+ + 2H2O

 Reaksi dengan kalium sianida, dihasilkan endapan coklat kemerahan


kobalt(II) sianida:
Co2+ + 2CN-  Co(CN)2
Endapan melarut dalam reagenesia berlebihan, terbentuk larutan
coklat heksasianokobalt(II) :
Co(CN)2 + 4CN-  [Co(CN)6]4-
Dengan mengasamkan dalam keadaan dingin dengan asam klorida
encer, endapan muncul lagi :
[Co(CN)6]4- + 4H+  Co(CN)2 + 4HCN
Eksperimen ini harus dikerjakan dalam kamar asam dengan ventilasi
yang baik.
Jika larutan coklat dididihkan lebih lama dalam udara, atau jika
ditambahkan sedikit hidrogen peroksida dan larutan dipanaskan,
larutan akan berubah menjadi kuning karena terbentuk ion
heksasiaonokobalt (III) :
4[Co(CN)6]4- + O2 + 2H2O  4[Co(CN)6]3- + 4OH-
2[Co(CN)6]4- + H2O2  2[Co(CN)6]3- + 2OH-

 Reaksi dengan ammonium nitrit, dihasilkan endapan kuning kalium


heksanitritokobaltat(III) K3[Co(NO2)6]3H2O:
Co2+ + 7NO2- + 2H+ + 2K+  K3[Co(NO2)6] + NO + H2O (a)
Reaksi ini berlangsung dalam dua tahap. Mula-mula, nitrit
mengoksidasikan kobalt (II) menjadi kobalt (III) :
Co2+ + 7NO2- + 2H+  Co3+ + NO + H2O (b)
Lalu ion kobalt (III) bereaksi dengan ion nitrit dan kalium :
Co3+ + 6NO2- + 3K+  K3[Co(NO2)6] (c)
Menjumlahkan reaksi-reaksi (b) dan (c), akan kita peroleh reaksi (a).
Uji ini dapat dilakukan dengan sangat mudah seperti berikut : kepada
larutan netral kobalt (III) tambahkan asam asetat, lalu larutan jenuh
kalium nitrit yang baru saja dibuat. Jika konsentrasi kobalt (II) dalam

7
larutan uji cukup tinggi, endapan muncul dengan segera. Jika tidak
cukup tiggi, campuran harus dipanaskan sedikit, atau dinding bejana
harus digosok-gosok dengan batang kaca.
Reaksi ini juga khas untuk ion-ion kalium dan nitrit. Ion nikel tak
bereaksi jika ada serta asam asetat (Svehla, G. 1985).

2. Ektraksi

Cobalt terdapat dalam mineral Cobaltit, smaltit dan eritrit. Sering


terdapat bersamaan dengan nikel, perak, timbal, tembaga dan bijih besi,
yang mana umum didapatkan sebagai hasil samping produksi. Kobal juga
terdapat dalam meteorit.
Bijih mineral cobalt yang penting ditemukan di Zaire, Moroko, dan
Kanada. Survei badan geologis Amerika Serikat telah mengumumkan
bahwa di dasar bagian tengah ke utara Lautan Pasifik kemungkinan kaya
kobal dengan kedalaman yang relatif dangkal, lebih dekat ke arah
Kepulauan Hawai dan perbatasan Amerika Serikat lainnya.
Unsur cobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan
biasanya juga dengan arsenik. Mineral cobalt terpenting antara lain Smaltite
(CoAs2), cobalttite (CoAsS) dan Lemacite ( Co3S4 ). Sumber utama cobalt
disebut “Speisses” yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari
Ni, Cu, dan Pb.
Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul
hipoklorit sodium ( NaOCl). Berikut reaksinya :
2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O2Co(OH)3(s) + NaCl(aq)

Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk


membentuk oksida dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga
terbentuklah unsur kobalt metal. Berikut reaksinya :

2Co(OH)3 (heat) Co2O3+ 3H2O→ 2Co2O3 + 3C4Co(s) + 3CO2(g)

Kobalt di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs2) dan kobaltit


(CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan
bijih kobali dilakukan sebagai berikut.

8
Pemanggangan:

2CoAs(s) + 3O2(g) → Co2O3(s) + As2O3(s)

Co2O3(s) + 6HCl(aq) → 2CoCl3(aq) + 3H2O(l)

Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S.

Bi2O3(s) + 3 H2S(g) → Bi2S3(aq) + 3H2O(l)

PbO(s) + H2S(g) → PbS(s) + H2O(l)

Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan


As dan Fe sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl3.
Tambahan zat pencuci mengubah CoCl3 menjadi Co2O3 (s). Selanjutnya
CoCO3 dierduksi dengan gas hidrogen, menurut reaksi:

Co2O3 (s) + H2 (g) → 2Co (s) + 3H2O (g)

(Cotton, Albert:1989)

3. Aplikasi
 Cobalt dicampur dengan nikel, besi dan batang – batang rel lain untuk
membuat alnico, suatu campuran logam memiliki kekuatan magnetis
yang banyak digunakan mesin jet dan turbin gas mesin/motor.
 Digunakan sebagai bahan baja tahan karat dan baja magnit
 Co2+ yang berwarna merah jambu sering digunakan untuk tinta rahasia
 Kertas yang mengandung Co2+ biru digunakan dalam sistem peramalan
cuaca
 Paduan kobalt dengan logam besi serta sejumlah kecil logam lainnya
dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat alat pemotong dan
operasi.
 Digunakan di dalam campuran logam untuk turbin gas generator dan
turbin pancaran.
 Digunakan di dalam menyepuh listrik oleh karena penampilannya,
kekerasan, dan perlawanan ke oksidasi.

9
 Digunakan untuk produksi warna biru permanen dan brilian untuk
porselin, gelas/kaca, serta barang tembikar, pekerjaan ubin, dan email.
 Cobalt-60, merupakan artifical isotop, dimana sebagai suatu sumber
sinar penting, dan secara ekstensif digunakan sebagai suatu pengusut
serta agen radioterapi.
 Digunakan sebagai campuran pigmen cat.

B. Logam Nikel

Logam paduan nikel telah dikenal di China lrbih dari 2000 tahun yang lalu,
dan penambang penambang saxon telah terbiasa dengan bijih NiAs yng berwarna
kemarahan, yang secara sekilas mirip dengan Cu2O. Para penambang tersebut tidak
mampu mengekstrak tembaga dari bijihnya dan memberi nama kupfernikel, artinya
tembaganya pak tua Nick. Pada tahun 1751, A. F. Constedt mengisolasi logam tak
murni menjadi bijih yang berasal dari Swedia, dan mengidentifikasnya dengan
komponen logam kupfernikel sebagai logam baru dengan nama Nikel (Kristian
Sugiarto, 2010).
Nikel adalah salah satu elemen utama dari inti bumi yang diperkirakan
sebagian besar terbuat dari campuran nikel dan besi. Nikel logam yang sangat keras
dan putih mengkilap ditemukan dalam kerak bumi di mana merupakan unsur ke
dua puluh dua yang paling berlimpah. Kebanyakan nikel yang ditambang untuk
keperluan industri ditemukan dalam bijih seperti pentlandit (Fe, Ni,)9S8, garnierite
(Ni, Mg) Si4O5 (OH)4, dan limonit FeO(OH).nH2O. Nikel juga ditemukan dalam
meteorit di mana ia sering ditemukan dalam hubungannya dengan besi. Deposit
nikel terbesar ada di Kanada diperkirakan berasal dari meteorit raksasa yang jatuh
ke bumi ribuan tahun yang lalu. Pada umumnya bijih nikel dibedakan sesuai dengan
mineralnya menjadi;
 Bijih sulfidik yang terjadi karena replacement dan magmatic
 Bijih silikat yang terjadi karena pelapukan (laterisasi) dari batuan ultra basa.
(Kristian Sugiarto, 2010)

10
1. Sifat Logam Nikel
a. Sifat Fisik

Struktur kristal Kubik Berpuast Muka (face centered cubic /FCC)


menyebab kan bentuknya tersusun dalam kondisi yang cukup padat.

11
b. Sifat Kimia
Adapun sifat-sifat kimia dari nikel yaitu antara lain:

 Pada suhu kamar nikel bereaksi lambat dengan udara.


 Jika dibakar, reaksi berlangsung cepat me mbentuk oksida
NiO. Pada suhu 850-1000°C
Reaksinya: 2Ni + O 2  2NiO
 Bereaksi dengan C l 2 membentuk Klorida (NiCl2).
Reaksinya : Ni + Cl2  NiCl2
 Bereaksi dengan steam H 2O membentuk Oksida NiO.
 Bereaksi dengan HCl encer dan asam sulfat encer, yang
reaksinyaberlangsung lambat.
 Bereaksi dengan asam nitrat dan aquaregia, Ni segera larut
Ni + HNO3 → Ni(NO3)2+ NO + H2O
 Tidak beraksi dengan basa alkali
 Bereaksi dengan H 2S menghasilkan endapan hitam.

Reaksi senyawa Nikel


1) Beraksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam.
Reaksi: Ni2+ + H2S  NiS↓ + 2H+
2) Pembentukan hidroksida [Ni(OH)2]
Diperoleh dengan penambahan ion OH- (NH4OH : NaOH)
Reaksi: Ni2+ + 2OH-  Ni(OH)2
3) Pembentukan klorida [NiCl2]
Diperoleh dengan mereaksikan tionilklorida pada logam klorida
hidrat. Reaksi:
NiCl2.6H2O + 6SOCl2  NiCl2↓ + 12HCl + 6SO2

kuning

4) Pembentukan sulfat [NiSO4.7H2O]


Diperoleh dari reaksi:
Ni(NO3)2.6H2O + H2SO4 (encer)  NiSO4.7H2O + 2NO2 + 2O2
5) Pembentukan Senyawa Kompleks

12
Kompleks anion kalium tetrasiano nikelat (II), K2[Ni(CN)4].
Diperoleh dengan melarutkan garam Ni2+ dalam larutan KCN
berlebih. Reaksi:
Ni2+ + 2KCN  K2Ni(CN)4

2. Ekstraksi
Tahapan ekstraksi nikel
a. Konsentrasi

Biji diambil kemudian dipisahkan dari bebatuan atau material yang ada
disekitar kemudian dihancurkan dan dikonsentrasikan oleh proses vlotasi
buih

b. Pemanggangan

Biji itu kemudian dipanggang diperapian untuk menghilangkan kelembapan


dan untuk mengoksidasi sulfur

Reaksinya : S + O2  SO2

c. Peleburan

Pemanasan biji kemudian dipindahkan ke tanur kecil dan dileburkan dengan


kokasi silika dan batu kapur.

Reaksinya : 2FeS + 3O2  2FeO + 2 SO2

FeO + SiO2  FeSiO8

d. Proses Bessenes

Biji yang sudah dilebur, dimasukkan ke converter bessemer kemudian


ditambahkan material tahan panas dan dimasukkan dengan tuyers untuk
memuat tekanan udara. Beberapa besi tidak hilang dalam proses peleburan,
sehingga tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan proses tersebut.

13
Silika terbentuk sebagai sisa peleburan. Massa yang disebut matte
mengandung banyak sulfida dan tembaga.

e. Proses penghilangan tembaga

Ada dua metode dalam penghilangan tembaga, pertama proses orford,


berdasarkan pelarutan dari tembaga sulfil dalam sodium sulfit matte tadi
kemudian dilebur dengan sodium bisulfat dan karbon dalam tanur tinggi.
Karbon mereduksi NaHSO4 menjadi Na2S.

2NaHSO4 + 8C  Na2S + H2S + 8CO

larutan tembaga sulfit dalam natrium sulfid. Memiliki berat jenis yang lebih
dari nikel sulfid sehingga akan berada diatas. Lpisan bawah mengandung
nikel sulfid ditarik, kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan Na2S
yang ada dan kemudian dibakar. Sulfid berubah menjadi oksida dan dari
logam yang diperoleh melalui reduksi dengan karbon.

2NiS + 3S2  2NiO + 2SO2

NiO + C  Ni + CO

Kedua adalah proses monds, dimana matte yang diperoleh dari konverter
bessemer dibakar dalam tanur khusus dimana tembaga sulfida dan nikel
diubah menjadi oksida. Ini dilarutkan dengan larutan asam sulfat 15° C pada
suhu 80° C. oksida tembaga membentuk tembaga sulfat yang dapat larut dan
dihilangkan. Residu dipanaskan pada suhu 330-350 ° C dalam aliran gas air,
besi oksida tidak terpengaruh sementara nikel dan tembaga oksida direduksi
menjadi logam.

NiO + H2  Ni + H2O

Logam yang direduksi selanjutnya dihilangkan dengan CO pada sebuah


menara yang disebut volatiliser pada suhu 50-80° C. Nikel membentuk
karbonil nikel yang mduah menguap

Ni + 4CO  Ni(CO)2

14
Besi dan tembaga tidak terpengaruh, karbonil nikel yang mudah menguap ini
selanjutnya dibawa ke menara lain disebut dekomposer yang sebagiannya
diisi dengan butiran nikel dan dijaga pada suhu 180 ° C oleh pemanasan
eksternal dengan bantuan gas. Disini karbonil nikel terurai dan nikel di
endapkan menjadi butiran-butiran kecil.

f. Proses Penghilangan

Nikel dihilangkan secara elektrofilik dengan membuat blok logam tidak


murni sebagai anoda dalam bak larutan nikel ammonium sulfat. Nikel murni
terurai ke katoda.

(Corathers, 2009)

3. Aplikasi

Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri, seperti :


pelindung baja (stainless steel), pelindung tembaga, industri baterai, elektronik,
aplikasi industri pesawat terbang, industri tekstil, turbin pembangkit listrik
bertenaga gas, pembuat magnet kuat,pembuatan alat-alat laboratorium (nikrom),
kawat lampu listrik, katalisator lemak, pupuk pertanian, dan berbagai fungsi lain
(Gerberding J.L., 2005).
Nikel (Ni) adalah logam perak-putih yang ditemukan pada tahun 1751 dan
unsur paduan utama yang memberikan kekuatan, ketangguhan, dan ketahanan
korosi. Yang biasanya digunakan secara luas pada baja stainless dan paduan
berbasis nikel (yang biasa disebut superalloy). Paduan nikel digunakan pada
aplikasi temperatur tinggi (seperti komponen mesin jet, roket, dan pembangkit
listrik tenaga nuklir), dalam penanganan makanan dan peralatan pengolahan kimia,
koin, dan dalam perangkat kapal laut. Karena nikel mempunyai sifat magnetik,
paduan nikel juga digunakan dalam aplikasi elektromagnetik, seperti solenoida.
Penggunaan utama nikel yaitu sebagai logam untuk electroplating dari part untuk
permukaannya dan untuk peningkatan ketahanannya terhadap korosi dan keausan.
Paduan nikel memiliki kekuatan tinggi dan tahan korosi pada temperatur tinggi.
Pemaduan unsur nikel kromium, kobalt, dan molibdenum. Sifat paduan nikel dalam

15
mesin, pembentuk, casting, dan pengelasan dapat dimodifikasi dengan berbagai
unsur paduan lainnya.
Berbagai paduan nikel, memiliki berbagai kekuatan pada temperatur yang
berbeda, telah dikembangkan .Meskipun nama dagang masih digunakan secara
umum, paduan nikel sekarang diidentifikasi dalam sistem UNS dengan huruf N.
Jadi, hastelloy G yang sekarang adalah N06007. Monel adalah paduan nikel-
tembaga. Inconel adalah paduan nikel-kromium dengan tegangan tarik hingga 1400
MPa.
a) Hastelloy (paduan nikel-kromium) memiliki ketahanan korosi yang baik
dan kekuatan tinggi pada suhu yang tinggi. Nichrome (paduan nikel, kromium, dan
besi) memiliki ketahanan listrik tinggi dan ketahanan yang tinggi terhadap oksidasi
dan digunakan untuk elemen pemanas listrik. Invar dan kovar (paduan besi dan
nikel) memiliki sensitivitas yang relatif pada suhu rendah
b) Superalloy sangat penting untuk aplikasi temperatur tinggi, oleh karena itu,
mereka juga dikenal sebagai paduan tahan suhu panas atau tinggi. Superaloy
umumnya memiliki ketahanan yang baik terhadap korosi, kelelahan mekanis dan
termal, getaran mekanik dan termal, rambatan, dan erosi pada temperatur tinggi.
Aplikasi utama dari superalloy adalah untuk mesin jet dan turbin gas. Aplikasi lain
mesin torak, mesin roket, alat-alat dan cetakan untuk perlakuan panas logam, nuklir,
kimia, dan industri petrokimia. Secara umum, superalloy diidentifikasi dengan
nama dagang atau sistem penomoran khusus, dan mereka tersedia dalam berbagai
bentuk. Kebanyakan superalloy memiliki ketahanan suhu maksimum sekitar 1000o
C dalam aplikasi struktural. Suhu dapat setinggi 1.200o C untuk komponen bantalan
non beban.
c) Superaloy terdiri dari berbasis besi, berbasis kobalt, atau berbasis nikel:
 Superalloy berbasis Besi pada umumnya mengandung 32-67% Fe, dari
15 sampai dengan 22% Cr, dan 9-38% Ni. Paduan umum dalam
kelompok ini adalah seri incoloy.
 Superalloy berbasis Cobalt pada umumnya mengandung 35-65% Co,
dari 19 menjadi 30% Cr, dan naik 35% Ni. Superalloy ini tidak sekuat
superalloy berbasis nikel, tetapi mereka mampu mempertahankan
kekuatan mereka pada suhu yang lebih tinggi.

16
 Superalloy berbasis Nikel adalah yang paling umum dari superalloy, dan
mereka tersedia dalam berbagai macam komposisi (tabel 6.9).
komposisi nikel adalah 38-76%. Mereka juga mengandung 27% Cr dan
20% paduan Co. Biasanya paduan dalam kelompok ini adalah
Hastelloys, Inconel, Nimonic, Rene, udimet, astroloy, dan seri
waspaloy.
d) Stainless Steel adalah baja dengan sifat ketahanan korosi yang sangat tinggi
di berbagai kondisi lingkungan. Nikel digunakan sebagai unsur penstabil austenit,
yang berarti penambahan nikel pada besi paduan mempromosikan perubahan
struktur kristal dari bcc (ferritic) ke fcc (austenitic). Jadi nikel digunakan untuk
menaikkan kekuatan, memperbaiki sifat kelelahan dan meningkatkan keuletan besi.
Penambahan nikel menunda pembentukan fasa intermetalik yang merusak pada
austenitic ss tetapi nikel kurang efektif dibanding nitrogen pada DSS. Sruktur fcc
membuat austenitic stainless steels memiliki ketangguhan tinggi. Kehadirannya
dari sekitar setengah struktur mikro duplex meningkatkan ketangguhan duplex
dibanding Ferritic SS.
e) Copper-Nikel-Silikon Alloys
Jika Nikel dan Silikon dalam perbandingan 4 : 1, yaitu 4 bagian Nikel dan
1 bagian Silikon dipadukan di dalam Copper (Tembaga) pada Temperatur tinggi
maka akan terbentuk sebuah unsur yang disebut Nikel Silicide (Ni2Si) dan pada
Temperatur rendah paduan ini akan sesuai untuk pengendapan dalam perlakuan
panas, dimana proses pelarutan akan diperoleh dalam proses Quenching dari
Temperatur 7000C dan akan diperoleh sifat paduan Tembaga yang lunak dan ulet,
kemudian dilanjutkan dengan memberikan pemanasan pada Temperatur 4500C
maka akan meningkatkan kekerasan serta tegangan dari paduan Tembaga tersebut.
Persentase kadar Nikel dan Silikon ini disesuaikan dengan kebutuhan dari sifat yang
dihasilkannya, biasanya diberikan antara 1 % hingga 3 % . Paduan Tembaga
Sehingga akan memiliki sifat Thermal dan electrical Conductivity yang baik dan
tahan terhadap pembentukan kulit dan oxidasi serta dapat mempertahankan sifat
mekaniknya pada Temperatur tinggi dalam jangka waktu yang lama.

17
f) Nikel – Silver
Nikel – Silver sebenarnya tidak mengandung unsur Silver, penamaan ini
dikarenakan penampilan dari paduan ini menyerupai silver. Komposisinya
terdiri atas Copper, Nikel dan Seng (Zinc). Semua paduan dari jenis ini dapat
dikerjakan atau dibentuk dengan pengejaan dingin (cold working), akan tetapi
dengan meminimalkan tingkat kemurniannya paduan ini juga memungkinkan
untuk pengerjaan panas (hot working). Nikel Silver mengandung kadar
Tembaga antara 55 % sampai 68 % dan paduan dengan kadar Nikel antara 10
% hingga 30 % banyak digunakan dalam pembuatan sendok dan garpu.
Paduan yang dibuat dalam bentuk plat dengan type EPNS sebagai derajat
kesatu dengan kadar Nikel 18 % digunakan sebagai bahan pegas pada k
ontaktor peralatan listrik.

18
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Kobalt(III) relatif tidak stabil dalam senyawaan sederhana, namun kompleks


spin rendah sangat stabil, khususnya bila terdapat atom-atom donor (misalnya N)
yang memberikan sumbangan besar pada medan ligan.
Nikel sangat tahan terhadap udara atau air pada suhu biasa, sehingga logam
ini digunakan sebagai lapisan pelindung bagi logam lain. Nikel mudah larut dalam
asam mineral encer. Logam nikel atau aliasinya digunakan untuk menangani dan
spesies fluorida korosif lainnya. Serbuk nikel reaktif terhadap udara dan pirofor.
Nikel dapat menyerap sejumlah hidrogen sehingga digunakan untuk reduksi
katalitik.
Unsur cobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya
juga dengan arsenik. Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan
industri.

2. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pembaca


disarankan untuk membaca referensi lain agar memperluas wawasan dan
pengetahuan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Corathers, Lisa A, 2009, Mineral Commodity Summaries Manganese, Geogolical

Survey, United States

Cotton, Alberta, 1989, Kimia Anorganik Dasar, Universitas Indonesia, Jakarta


Gardiberding, J.L. 2005. Kimia Anorganik. Erlangga. Jakarta

Sugiyarto, Kristian dan Retno Dwi Susanti, 2008, Kimia Anorganik II, Universitas

Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

Sugiyarto, 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu, Yogyakarta


Svehla, G, 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Edisi Kelima, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta

20

Anda mungkin juga menyukai