Anda di halaman 1dari 3

5.7.

2 Kecenderungan Golongan 9
Kobalt cenderung reaktif dibandingkan dengan besi, demikian juga rodium dan iridium
tidak banyak berbeda. Tingkat oksidasi yang umum untuk kobalt +2 dan +3, dan untuk rodium
dan iridium adalah +3 dan +4. Dalam larutan air, ion [Co(H 2O)6]2+ dan [Co(H2O)6]3+ keduanya
dikenal, tetapi kobalt(III) bersifat oksidator, dan dalam larutan air kecuali dalam lingkungan
asam, terurai dengan cepat karena Co(III) mengoksidasi air dengan membebaskan gas dioksigen.

5.7.3 Senyawa-Senyawa Oksida


Beberapa oksida logam golongan ini yang dikenal adalah kobalt(II)-CoO, campuran
Co(II) dan Co(III)-Co3O4, rodium(III)-Rh2O3, rodium(IV)-RhO2 dan satu-satunya iridium(IV) –
IrO2. Satu-satunya oksida logam divalen, CoO yang berupa serbuk hijau, dapat diperoleh dari
pemanasan logamnya dalam udara atau dengan uap air, atau pemanasan hidroksida, karbonat
atau nitrat dalam kondisi tanpa udara. CoO mempunyai struktur NaCl alam, dan stabil;
pemanasan 600-700 °C mengakibatkan terbentuknya C0304-hitam. Oksida Co304 mempunyai
struktur spinel normal sehingga lebih tepat ditulis dengan formula (Co2+)t 2(CO³+)o (02-)4.
Oksidasi Co(OH)2 atau penambahan larutan alkali ke dalam kompleks kobalt(III) diperoleh
kobalt(III) oksida hidroksida, CoO(OH).
Rodium(III) oksida, Rh203 yang berwarna abu-abu gelap, dapat diperoleh dari
pemanasan logam rodium atau rodium(III) klorida dalam atmosfer oksigen pada ~600 °C.
Rodium(IV) oksida, RhO2-hitam, dapat diperoleh dari pemanasan Rh203 dalam oksigen pada
tekanan tinggi. Rh203 mengadopsi struktur korundum dan RhO2 mengadopsi struktur rutil.
Iridium(IV) oksida, IrO2-hitam, dapat diperoleh dari pemanasan logamnya dalam
oksigen, atau dengan dehidrasi endapan yang diperoleh dari penambahan alkali ke dalam larutan
[IrCl612 juga menghasilkan IrO2. Oksida ini mempunyai struktur rutil.
5.7.4 Kobalt(III)
Semua senyawa kompleks kobalt(III) mengadopsi geometri oktahedron, misalnya ion
heksaaminakobalt(II), [Co(NH3)6]³+, dan heksasianokobaltat(III), [Co(CN)6]³-.lon kompleks
heksanitrokobaltat(III), [Co(NO2)6]³- yang berwarna kuning dan biasanya dibuat sebagai garam
natriumnya, menunjukkan sifat yang tak lazim. Seperti lazimnya garam-garam alkali,
Na3[Co(NO2)6] larut dalam air, tetapi garam kalium nya sangat sukar larut dalam air, demikian
juga garam-garam rubidium maupun sesium-nya. Hal ini dikaitkan dengan ukuran ion relatif. Ion
kalium mempunyai ukuran relatif jauh lebih dekat dengan ukuran anion kompleksnya, sehingga
kristalnya memiliki energi kisi yang lebih tinggi dan kelarutan lebih rendah. Sifat ini merupakan
salah satu reaksi penunjuk kualitatif adanya ion kalium
3K+(aq) + (Co(NO2)6]³(aq) → K3[Co(NO2)6] (s)
Kuning
Seperti pada ion-ion besi, perbedaan ligan mengakibatkan perbedaan harga potensial
reduksi yang sangat signifikan, sehingga hal ini mempengaruhi kestabilan tingkat oksidasi ion
kompleks yang bersangkutan. Sebagai contoh adalah:
[Co(H₂0)6]³+ (aq) + e ↔ [Co(H20)6]²+ (aq) E° = + 1,82 V
[Co(NH3)6]³+ (aq) + e ↔ [Co(NH3)6]²+ (aq) E° = +0,10 V
Nilai potensial reduksi ion [Co(NH 3)6]²+ (+0,10V) jauh lebih rendah daripada nilai
potensial reduksi oksigen (+1,23 V):
O₂ (g) + 4H30+ (aq) + 4e 6H₂0 (l) E = + 1,23 V
Oleh karena itu, oksigen sangat potensial sebagai oksidator yang baik terhadap ion
[Co(NH3)61 menurut persamaan reaksi: 2+
4 [Co(NH3)6]2+ (aq) + O2 (g) + 2H₂0 (l) → 4 [Co(NH3)6]3+ (aq) + 4 OH- (aq)

5.7.5 Kobalt(II)
Garam kobalt(II) berwarna pink jika ion logam ini mengadopsi geometri oktahedral,
misalnya sebagai [Co(H₂0)6]²+, tetapi berwarna biru jika mengadopsi geometri tetrahedral,
misalnya sebagai (CoCl4)²-. Kristal COCI2 .6H2O berwarna pink (demikian juga dalam larutan
air), namun pada penambahan HCI pekat akan diperoleh larutan biru karena terbentuk ion
tetrahedral (CoCl4)²-:
[Co(H₂0)6]²+ (aq) + 4Cl- (aq) → (CoCl4)²- (aq) + 6H₂0 (l)
pink biru
Hasil yang sama juga dapat diperoleh pada proses pelarutan kristal pink COCI2 .6H2O di
dalam etanol absolut atau aseton; dalam hal ini, pelarut etanol/aseton berfungsi menarik ligan air
dari sekeliling ion pusat Co2+, sehingga posisi ligan digantikan oleh ion Cl- namun membentuk
geometri yang berbeda. Kondisi keseimbangan warna antara pink - biru dapat dibuat "tepat"
dengan cara melarutkan kristal pink CoCl₂.6H₂O di dalam etanol absolut, kemudian
menambahkan air secara tetes demi tetes sehingga larutan biru hampir tepat berubah menjadi
pink. Larutan dalam kondisi keseimbangan seperti ini sangat sensitif terhadap perubahan
temperatur, yaitu jika larutan dipanaskan maka warna larutan menjadi biru, tetapi jika larutan
didinginkan (dalam air es) warna larutan menjadi pink menurut persamaan reaksi keseimbangan
berikut:

Penambahan ion hidroksida ke dalam larutan ion kobalt(1) menghasilkan endapan


kobalt(II) hidroksida yang berwarna biru pada awalnya, tetapi menjadi pink setelah dibiarkan
beberapa lama :
[Co(H₂0)6]²+ (aq) + 2OH- (aq) → Co(OH)2 (s) + 6H₂O (l)
Secara perlahan, kobalt(II) hidroksida teroksidasi oleh oksigen udara menjadi kobalt(III)
oksida hidroksida, CoO(OH).
Kobalt(II) hidroksida barangkali dapat dianggap sebagai hidroksida amfoterik, sebab
penambahan ion hidroksida pekat menghasilkan larutan biru ion tetrahidroksokobaltat(II):
Co(OH)2 (s) + 2 OH- (aq) → [Co(OH)4]²- (aq)

Anda mungkin juga menyukai