Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 8

Afit Diana Fitri


Aisyah Rizkya Ramadhiani
Astryd Aristia
Devinta Putri Arianti
Yuniar Purboningrum

Kecenderungan Interaksi Air Dengan Garam Logam Transisi

1. Perbandingan kelarutan CuSO4 dengan FeSO4 dalam air


 CuSO4

Tembaga (II) sulfat adalah garam yang terbentuk dari ion tembaga (Cu2+) dan ion sulfat (SO4
2-). CuSO4 memiliki dua bentuk yaitu hidrat dan anhidrat. Anhidratnya memiliki rumus kimia
CuSO4 berbentuk serbuk berwarna putih. Bentuk hidratnya paling umum adalah pentahidrat
dengan rumus kimia CuSO4.5H2O berwarna biru karena terkena kelembaban lingkungan.
Tembaga (II) sulfat dapat diproduksi dengan mengolah logam tembaga dengan asam sulfat pekat
yang dipanaskan atau dengan mengolah oksida tembaga dengan asam sulfat encer.
Garam ini memiliki titik leleh sebesar 110 C. Tembaga(II) sulfat memiliki kelarutan dalam air
sebesar 60 g/100 ml pada suhu 25 C, tetapi tidak larut dalam etanol dan sebagian besar pelarut
organik. Tembaga (II) Sulfat bersifat ionik karena memiliki ion positif dan negatif. Sifat ionik ini
menyebabkan CuSO4 dapat larut dalam air karena air bersifat polar. Ion-ion dari garam ini
tertarik pada molekul air karena molekul air memiliki gugus positif (dari dua inti hidrogen) dan
gugus negatif(dari elektron yang mengelilingi atom). Molekul air yang terpolarisasi akan menarik
ion sulfat dan tembaga untuk saling menjauh sehingga garam ini dapat larut dalam air.
 FeSO4

Besi (II) Sulfat adalah garam yang terbentuk dari ion besi (Fe2+) dan ion sulfat (SO42-). Ketika
Besi Sulfat dilarutkan dalam air, ia akan membentuk larutan asam kuat. Bentuk umum FeSO4
meliputi bentuk anhidrat (FeSO4) dan bentuk terhidrasi, seperti FeSO4.7H2O (vitriol hijau) dan
FeSO4.H2O (besi sulfat monohidrat). FeSO4 memiliki warna sesuai pada keadaan terhidrasinya,
dimana FeSO4 anhidrat berbentuk padatan berwarna hijau pucat atau putih. Ketika terhidrasi
FeSO4.7H2O tampak sebagai kristal hijau terang sedangkan FeSO4.H2O berbentuk bubuk hijau.
FeSO4 memiliki kelarutan yang baik dalam air kurang lebih sebesar 26 g/100 ml pada suhu 25
C. Ketika FeSO4 ditambahkan ke dalam air, ia mudah larut, membentuk larutan homogen.
Kelarutan FeSO4 dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain suhu, pH, dan
keberadaan zat lain. FeSO4 terdiri dari ion besi (Fe) dan ion sulfat (SO4). Ion Fe2+ bermuatan
positif dan dapat menarik molekul air bermuatan negatif melalui interaksi elektrostatis. Daya
tarik menarik antara ion Fe^2+ dan molekul air memungkinkan FeSO4 larut dalam air. FeSO4
dapat membentuk kompleks koordinasi dengan molekul air yaitu kompleks aquo [Fe(H2O)6]2+,
terbentuknya kompleks aquo ini semakin meningkatkan kelarutan FeSO4 dalam air.
 Kesimpulan
CuSO4 lebih larut dalam air dibandingkan FeSO4. Hal ini dikarenakan FeSO4 memiliki sifat
ionik yang lebih tinggi dibandingkan CuSO4, sehingga FeSO4 lebih larut dalam air dibandingkan
CuSO4 (cek lagi)

2. Perbandingan kelarutan CuSO4 dengan FeSO4 dalam air


 ZnCO3

Seng Karbonat adalah garam anorganik yang terdiri dari kation seng (Zn2+) dan anion karbonat
(CO3^2-). Seng Karbonat, yang biasa dikenal dengan smithsonite, adalah bijih mineral seng
dengan rumus molekul ZnCO3. Smithsonite atau zinc spar adalah mineral seng karbonat yang
terbentuk secara alami. Seng karbonat hadir sebagai mineral sekunder dalam zona oksidasi atau
pelapukan endapan bijih yang mengandung seng. Seng karbonat dapat dibuat dengan
mereaksikan garam seng yang larut dengan garam karbonat atau dengan mengendapkan seng
hidroksida dengan karbonat.
Seng karbonat memiliki titik leleh sebesar 140 ºC. Seng karbonat memiliki kelarutan dalam air
sebesar 0.000091 g / 100 g H2O pada suhu 20 °C yang berarti tidak dapat larut dalam air.
Walupun tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam asam, artinya ia dapat bereaksi dengan
asam membentuk garam seng yang larut dan melepaskan gas karbon dioksida.
 CoCO3

Kobalt (II) karbonat adalah senyawa anorganik yang juga dikenal sebagai karbonat kobalt. Ini
adalah padatan paramagnetik kemerahan yang rumus kimia atau molekulnya adalah CoCO3.
Spherocobaltite atau sphaerocobaltite adalah mineral karbonat kobalt yang berwarna merah
mawar dalam bentuk murninya yang langka, sedangkan spesimen tidak murninya terdapat dalam
nuansa merah jambu hingga coklat pucat. Cobalt II karbonat adalah garam karbonat dari kobalt
yang dibuat dengan memanaskan kobalt sulfat dengan larutan natrium bikarbonat. Ini juga dapat
dibuat dengan memanaskan larutan garam kobalt dengan natrium karbonat. Misalnya, kobalt (II)
nitrat bereaksi dengan natrium karbonat membentuk Cobalt (II) karbonat dan natrium nitrat.
Senyawa ini membentuk beberapa hidrat, CoCl2•nH2O. Senyawa dihidrat berwarna ungu dan
heksahidrat berwarna merah muda. Senyawa ini biasa diedarkan sebagai heksahidrat
CoCl2·6H2O, termasuk senyawa kobalt yang banyak digunakan dalam laboratorium.
Kobalt (II) karbonat heksahidrat jika dipanaskan menjadi anhidrat pada suhu 140 °C sedangkan
kobalt (II) karbonat anhidrat terurai pada 427 °C sebelum meleleh menjadi kobalt (II) oksida.
Kobalt (II) Karbonat tidak larut dalam air, ammonia dan etanol tetapi larut dalam asam. Nilai
kelarutan dari kobalt (II) kurang lebih 0.629 g/ml. Tetapi kobalt (II) klorida heksahidrat hampir
tidak larut dalam air dengan nilai kelarutan dalam air sebesar 5.36 gr / mL pada suhu 20 °C.
 Kesimpulan
Karena nilai kelarutan dari CoCO3 tidak diketahui, perbandingan kelarutan antara ZnCO3
dengan CoCO3 dalam air dilihat dari besarnya nilai Ksp. ZnCO3 memiliki nilai Ksp sebesar 1.46
x 10^-10. Sementara nilai Ksp CoCO3 sebesar 1.0·10^−10. Karena semakin kecil nilai Ksp maka
kelarutan pun akan semakin kecil jadi CoCO3 lebih rendah kelarutannya dibandingkan ZnCO3.
Tetapi baik ZnCO3 ataupun CoCO3 tetap tidak dapat larut dalam air

Anda mungkin juga menyukai