Anda di halaman 1dari 24

BELERANG

MATA KULIAH : KIMIA ANORGANIK


DOSEN PEMBIMBING : Drs. Mahdian, M.Si
AMALIA SOFIA AULIA KASIH
RAHMAH
(A1C313

DISUSUN OLEH KEL 2:

GESTA MAHDA
AGUSTINA LIANI
LIONANDA
(A1C313066)

SALAMAT YESI RAMAYANTI


(A1C313067)
Kelimpahan Belerang

Belerang terdapat dalam


senyawa-senyawanya
dengan logam sebagai
sulfidanya, misalnya
sulfida seng, timbal, dan
raksa. Belerang dioksida
diperoleh sebagai
produk samping selama
ekstraksi logam-logam
tersebut dari bijih
sulfidanya .
Alotrop Belerang

Belerang memiliki dua alotrop utama


yang berisikan molekul-molekul S8
dengan ikatan-ikatan tunggal
menyatukan atom-atom belerang
membentuk cincin oktagonal.
Tingginya berat molekul belerang
dengan unit struktur S8 inilah yang
menyebabkan mengapa belerang
berwujud padat pada suhu kamar,
sedangkan oksigen berwujud gas.
Belerang Rombik

Belerang rombik merupakan bentuk yang umumnya terdapat dan tersusun


atas unit struktur S8 yang diikat bersama menghasilkan kristal.
Belerang Rombik Belerang Monoklin
Belerang Monoklin
Alotrop belerang monoklin diperoleh bila belerang cair dibiarkan
mengkristal pada suhu diatas 95,60c Seperti belerang rombik,
alotrop ini berisikan unit - unitS8, dengan susunan kisinya yang
berbeda.
Belerang Amorfous

Belerang yang dihasilkan


melalui suatu reaksi kimia
tidak memiliki bentuk
kristal tertentu,misalnya
bila asam klorida encer
direaksikan dengan
natrium tiosulfat:
S2O32- + 2H+ H2O + SO2 + S
SIFAT – SIFAT BELERANG

• Belerang bersenyawa dengan


berbagai logam bila dipanaskan,
serbuk halus magnesium dan
aluminium bereaksi dengan segera :
 Mg + S Mg2+S2-

• Unsur-unsur bukan logam


bersenyawa dengan belerang
secara langsung termasuk flour,
klor, oksigen dan karbon; hidrogen
dapat bersenyawa dilewatkan
melalui belerang cair yang
mendekati titik didihnya.
 S +3F2 SF6
 2S + Cl2 S2Cl2
 S + O2 SO2

Click once again


• Belerang dioksida oleh asam
nitrat dan asam sulfat pekat ;
dengan larutan-larutan alkali
pekat panas menghasilkan
sulfida dan sulfit, yang
kemudian bereaksi dengan
belerang membentuk
polisulfidadan tiosulfat.

 S + 6HNO3 2H2O + H2SO4 + 6NO2


 S + 2H2SO4 2H2O + 3SO2
 3S + 6OH- 2S2- + SO32- + 3H2O
Hidrogen Sulfida

Kelimpahan dan pembuatan hidrogen sulfida


 Gas hidrogen sulfida biasanya dibuat dilaboratorium dengan
menambahkan asam klorida encer pada besi(ll) sulfida dalam
pesawat kipp:
FeS + 2H+ +2Cl- Fe2+ + 2Cl- + H2S
karena(ll) sulfida selalu berisikan besi yang tidak bersenyawa,
gas yang dihasilkan terkontaminasi oleh gas hidrogen.

 Gas murni dapat diperoleh dengan memanaskan antimon


(lll)sulfida dan asam klorida pekat:
Sb2S3 + 6HCl 2SbCl3 + 3H2S
SIFAT – SIFAT
HIDROGEN SULFIDA
Pada
suhu
kamar
berfase
gas

Titik didihnya
Sangat beracun
rendah 600C

Mudah
menguap
Struktur Molekul Hidrogen sulfida

Pada molekul H2S terdapat empat pasangan elektron dalam kulit terluarnya , yaitu
dua pasangan elektron ikatan dan dua pasangan elektron sunyi.

Dalam molekul air keempat pasangan elektron terdistribusi secara tetrahedral , akan
tetapi dalam molekul H2S tidak.

Molekul H2S memiliki bentuk molekul seperti air yaitu struktur sudut “v”, akan tetapi
sudut ikatan H-S-H pada molekul H2S lebih kecil (=92◦) dibandingkan dengan sudut ikatan
H-O-H pada molekul air (=104◦5), karena sudut ikatan H-S-H pada molekul H2S
mendekati 90◦ maka hal ini menyarankan bahwa hampir orbital p murni digunakan untuk
berikatan.
Sifat-sifat asam
• Hidrogen sulfida merupakan asam sangat lemah dan
ionisasinya dalam air berlangsung dalam dua tahap , yaitu:
 H2O + H2S H3O+ + HS- K1 = 10-7
 H2O + HS- H3O+ + S2- K2 = 10-14

• Adanya ion hidroksil, suatu akseptor proton yang jauh lebih


kuat daripada molekul air, ionisasi hidrogen sulfida jauh lebih
kuat, jadi reaksinya dengan larutan natrium hidroksida
menghasilkan hidrosulfida dan sulfida, yaitu Na⁺HS⁻ dan
(Na⁺)₂S²¯
 OH- + H2S H2O + HS-
 OH- + HS- H2O + S2-
REAKSI PENGENDAPAN

Hidrogen sulfida digunakan dalam analisis kuantitatif untuk


pengendapan sulfida dari beberapa logam , dalam prakteknya
pengendapan dikerjakan di bawah kondisi tertentu dan
terkontrol sehingga dua golongan sulfida dapat dibedakan.
Asam Sulfat
Asam sulfat secara komersial
adalah asam yang paling
penting, dan dibuat dengan
mengoksida SO2 menjadi SO3
diikuti oleh reaksi dengan air.
SO3 direaksikan dengan air
menghasilkan H2SO4, tetapi ini
menghasilkan suatu asap
pekat. Sebagai gantinya, SO3
dilewatkan ke dalam H2SO4
98% membentuk asam
pirosulfat, H2S2O7, yang
disebut oleu (asam sulfat
berasap). Ini dapat diencerkan
dengan air menghasilkan
1. Asam Sulfat dalam Industri asam sulfat:
• H2S2O7 + H2O → 2H2SO4
• Asam pirosulfat
>Asam sulfat pekat
merupakan zat cair yang
kental yang memiliki
kerapatan 1,85 g/cm-3 dan
titik bekunya 10,5oC.
>Tanpa air, H2SO4 tidak akan
membirukan lakmus merah,
juga tidak bereaksi dengan
logam membentuk gas
hidrogen.
>Asam sulfat terurai pada
pendidihan membentuk
belerang trioksida dan uap
air, dan suatu titik didih
2. Sifat-sifat Fisis Asam Sulfat campuran yang konstan
dibentuk, berisikan 98,3 %
asam.
3. Struktur Asam Sulfat
>Asam sulfat pekat bereaksi
dahsyat dengan air menghasilkan
suatu larutan yang menunjukkan
sifat-sifat dari suatu asam kuat,
yaitu : menetralkan basa
membentuk garam dan air,
bereaksi dengan berbagai logam,
bereaksi dengan karbonat, dan
sebagainya.
>Asam sulfat merupakan asam
berbasa dua dan ionisasinya
dalam air berlangsung dalam dua
4. Sifat-sifat Kimia Asam Sulfat tahap : ionisasi pertama hampir
sempurna, sedangkan ionisasi ke
dua berlangsung lemah kira-kira
10 %.
Sifat Dehidrasi
• Asam sulfat pekat memiliki afinitas yang besar
terhadap air, dan dapat digunakan untuk mengikat atau
menghilangkan air dari campuran dan senyawa-
senyawa. Asam sulfat pekat juga kadang-kadang
digunakan sebagai bahan pengisi alat desikator (alat
pengering) untuk mengeringkan zat-zat padat yang
dibuat di laboratorium. Selain itu, berbagai senyawa
organik melepaskan molekul-molekul airnya bila
ditambahkan asam sulfat pekat; misalnya glukosa
membeerikan karbon, asam format menghasilkan
karbon monoksida, dan asam oksalat memberikan
karbon monoksida dan karbon dioksida.
Sifat Oksidasi
• Asam sulfat pekat panas berfungsi sebagai agen
pengoksida walaupun tidak selektif asam nitrat
(HNO3) pekat. Hasil reduksi dari asam sulfat yang
terbentuk tergantung pada beberapa faktor,
seperti konsentrasi dari asam, kekuatan agen
pereduksi yang ada, dan suhu.
• Dengan unsur logam, asam sulfat bereaksi
menghasilkan belerang dioksida, hidrogen sulfida
dan belerang, selanjutnya reaksi di antara sulfat
logam dan hidrogen sulfida menghasilkan sulfida
logam.
B. Natrium Tiosulfat : Na2S2O3

• Tiosulfat merupakan salah satu dari spesi aktif dari oksanion-


oksanion belerang. Kestabilan tiosulfat tergantun pada
lingkungannya, terutama pH dan mikroorganisme atau bakteri
pereduksi sulfat. Tiosulfat dibuat dengan cara mendidihkan
senyawa sulfit dan belerang. Asam tiosulfat tak stabil dan sukar
diisolasi pada kondisi biasa, tetapi garam-garamnya dikenal baik.
Natrium tiosulfat, NaS2O3.5H2O, adalah garam yang paling dikenal
luas penggunaanya, baik untuk keperluan industria (fotografi dan
pabrik kertas, dan pulp) maupun untuk keperluan análisis kimia di
laboratorium (Kimia Analitik). Garam natrium tiosulfat, Na2S2O3,
dibuat dengan cara mendidihkan natrium sulfit dengan belerang:
SO32-(aq) + S(s) → S2O32- (1)
• Garam-garam ini berisikan ion tiosulfat, S2O32-, yang dapat
dipandang sebagai turunan dari ion sulfat dengan menggantikan
satu atom oksigen dengan belerang oleh karenanya bentuk moekul
tiosulfat mirip dengan ion sulfat, yaitu tetrahedral.
Kestabilan Tiosulfat
• Tiosulfat merupakan suatu ion yang larutannya dalam air
cenderung mengalami dekomposisi. Berdasarkan hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa larutan tiosulfat yang
segar yang dibuat dengan menggunakan air bidestil (dua
kali didestilasi) atau air demineral sangat stabil jika
disimpan dalam botol yang ditutup rapat sehingga
terlindung dari mikroorganisme atau bakteri pereduksi
sulfat. Larutan tiosulfat cukup stabil dalam keadaan netral
atau basa (asal konsentrasinya cukup tinggi ≥0,1 M). Pada
pH rendah (pH < 5) ion tiosulfat mengalami reaksi
disroporsionasi membentuk bisulfat dan belerang (koloid):
S2O32- + H+ → HSO3- + S(koloid) (2)
• Karena spesi belerang koloid dan ion bisulfat (HSO3-)
menstabil dalam lingkungan asam, mereka mengalami
reaksi lebih lanjut menghasilkan berbagai produk.
Tiosulfat, korosi baja dan mekanismenya
• Berdasarkan hasil penelitian (Tromnas and Frederick, 19840 yang dikerjakan dengan menggunakan
larutan 1 M NaCl dan 0,01 M Na2S2O3 pada berbagai jenis baja tahan karat, menunjukkan bahwa
korosi hanya terjadi pada larutan campuran tiosulfat dan klorida. Adanya sulfida pada daerah atau
bagian baja yang terkorosi memperkuat bukti bahwa reaksi reduksi tiosulfat telah terjadi, pH pada
bagian logam yang mengalami koroi < 2.5 atau bahkan pHnya 1.
• Salah satu urutan reaksi yang mungkin dan melibatkan spesi H2S ditunjukkan dalam persamaan-
persamaan reaksi berikut (Newman, dkk., 1982):
S2O32- + 6H+ + 4e- → 2S + 3H2O (3)
+
S + 2H + 2e - → H2S(aq) (4)
(n/2)H2S(aq) + M n+ → MSn/2 + nH + (5)
n+
di mana ion logam (M ) dihasilkan oleh disolusi local logam bersangkutan.
• Iofa, dkk. (1964) mengajukkan urutan reaksi yang melibatkan permukaan spesi terabsorpsi, disolusi,
regenerasi katalis melalui persamaan (6) – (8):
Fe + H2S(aq) → FeHS- + H+ (6)
FeHS-ads → FeHS+ + 2e- (7)
+
FeHS H → + 2+
Fe H2S(aq) (8)
Dari persamaan (6) –(8) di atas tampak bahwa H2S merupakan katalis nyata dan dapat diperoleh
kembali.
• Selain itu, juga mempercepat terbentuknya hydrogen sulfide (H2S), yang selanjutnya
mengkatalisism korosi pada logam/baja. Dalam larutan-larutan yang pH-nya rendah dan
mengandung ion klorida terjadi reaksi pembentukan H2S seperti berikut:
S2O32- + H2O → H2S + SO42- (9)
Natrium tiosulfat digunakan dalam analisis volumetrik juga dalam fotografi karena zat tersebut
membentuk senyawa kompleks yang larut dengan garam-garam perak.

Anda mungkin juga menyukai