Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Pengertian Kobalt Cobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co da n nomor atom 27. Cobalt merupakan unsur transisi yang terletak pada golongan 9 pada peri ode keempat. Cobalt merupakan logam metalik yang berwarna sedikit berkilauan dan keabu-abuan. Cobalt selalu terdapat bergabung dengan Nikel dan biasa juga dengan Arsen. Sumbe r utama cobalt adalah speisses , yang merupakan sisa dalam peleburan bijih Arsen dari Ni, Cu, Pb . Cobalt relatif tidak reaktif, meskipun ia larut lambat sekali dalam asam mineral encer. Unsur kimia Cobalt juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak keras dan mengandung metal serta kaya sifat magnetis yang serupa setrika. Unsur kimia Cobalt adalah b atu bintang. Deposit bijih Cobalt-60 (60Co) adalah suatu isotop yang diproduksi menggunakan s uatu sumber sinar (radiasi energi tinggi). unsur kimia Cobalt mewarnai gelas kaca serta memi liki suatu keindahan warna kebiruan. Stabilitas dari ion cobalt mempunyai kecenderungan menurun dari bilangan oksidas i tinggi menuju bilangan oksidasi rendah dan terjadi peningkatan stabilitas tingkat oksidasi II relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat oksidasi III, sesuai dengan deret unsur periode pertama, Ti , V, Cr, Mn, dan Fe, terakhir Co. Tingkat oksidasi tertinggi dari ion cobalt adalah V dan sangat sedi kit senyawaan yang dikenal. Untuk senyawaan ion cobalt (III) banyak dijumpai dengan atom-atom donor (biasanya N) dan untuk ion cobalt (I) biasanya dengan ligan-ligan phi-aseptor. Cobalt tersedia di dalam banyak formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat. Salah satu makanan yang kita konsumsi bersumber vitamin B12 yang meru pakan suatu campuran yang berisi unsur Cobalt, adalah marmite, tetapi unsur yang dikandung d idalamnya tergolong unsur lebih lemah dan lembut. Di Australia dikenal dengan Vegemite, se dangkan di Amerika, Marmite dicampur dengan pindakas. Banyak bijih berisi unsur kimia cobalt tetapi tidak memiliki arti penting untuk ekonomi, meliputi sulfid dan arsenides linnaeite, Co3S4, cobalttit, Coass, dan smaltite, Coas2. Co balt juga digunakan untuk industri, secara normal diproduksi sebagai by product dari produksi tembag a, nikel bijih yang dibakar secara normal membentuk suatu campuran oksida metal. Perawatan dengan cu ka sulphuric dapat meninggalkan tembaga metalik sebagai residu dan disolves. 1.2 Sejarah Kobalt Manusia telah menggunakan senyawa kobalt setidaknya sejak 1400 SM Senyawa diguna kan untuk kaca warna dan glasir biru. analyzed a dark blue pigment found in copper o re." Pada tahun

1735, ahli kimia Swedia Georg Brandt (1694-176 menganalisa pigmen biru tua ditem ukan dalam

bijih tembaga. Brandt menunjukkan bahwa pigmen mengandung unsur baru, yang kemud ian dinamai kobalt. Cobalt adalah logam transisi, salah satu dari beberapa unsur yang ditemukan pada Baris 4 sampai 7 antara Grup 2 dan 13 dalam tabel periodik. Tabel periodik adalah suatu bagan yan g menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia yang terkait satu sama lain. Cobalt terletak antara besi dan nikel dan kimia saham banyak dan sifat fisik dengan dua elemen. Kata kobalt mungkin telah pertama kali digunakan di dekat akhir abad kelima bela s. Di Jerman, kata Kobold berarti "goblin" atau "roh jahat." Istilah ini digunakan ole h para penambang untuk menggambarkan mineral yang sangat sulit untuk menambang dan merusak keseha tan mereka. Ketika mineral dipanaskan, melepaskannya gas ofensif yang menyebabkan penyakit.

BAB II ISI 2.1 Sumber Unsur cobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga dengan arsenik. Mineral cobalt terpenting antara lain Smaltite (CoAs2), cobalttite (CoA sS) dan Lemacite ( Co3S4 ). Sumber utama cobalt disebut Speisses yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb. 2.2 Karakteristik Unsur Kobalt Nama : Kobalt Lambang Nomor atom : Co : 27 Deret kimia Golongan Periode : Logam transisi : 9 : 4 Blok : d Berat atom standard Konfigurasi elektron Elektron per kelopak Warna : 58.933195(5) gmol-1 : [Ar] 4s2 3d7 : 2, 8, 15, 2 : abu-abu metalik Massa jenis(mendekati suhu kamar) Massa jenis cairanpada titik didih Titik lebur Titik didih Kalor peleburan Kalor penguapan : 8.90 gcm-3 : 7.75 gcm-3 : 1768 K(1495 C, 2723 F) : 3200 K(2927 C, 5301 F) : 16.06 kJmol-1 : 377 kJmol-1

Kapasitas kalor : (25 C) 24.81 Jmol-1K-1 Tekanan uap P/Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k pada T/K 1790 1960 2165 2423 2755 3198 Sifat atom Struktur kristal : hexagonal Bilangan oksidasi : 5, 4 , 3, 2, 1, -1[1] (oksida amfoter) Elektronegativitas : : 1.88 (Skala Pauling) Energi ionisasi(lebih lanjut) : 1st: 760.4 kJmol-1 2nd: 1648 kJmol-1 3rd: 3232 kJmol-1 Jari-jari atom : 125 pm Jari-jari kovalen : 1263 (low spin), 1507 (high spin) pm Isotop tertentu Artikel utama: Isotop dari Kobalt iso NA Umur paruh DM DE (MeV) DP 56Co syn 77.27 d e 4.566 56Fe 57Co syn 271.79 d e 0.836 57Fe 58Co syn 70.86 d e 2.307 58Fe Co stabil 59Co 100% dengan 32 neutron 60Co syn 5.2714 years - , ., . 2.824 60Ni 2.3 Sifat Sifat Logam Cobalt 2.3.1 Sifat Fisika logam Cobalt : Logam berwarna abu abu Sedikit magnetis Melebur pada suhu 14900C dan mendidih pada suhu 35200C Memiliki 7 tingkat oksidasi yaitu -1, 0, +1, +2, +3, +4 dan +5 2.3.2 Sifat Kimia logam Cobalt : Mudah larut dalam asam asam mineral encer Kurang reaktif

Dapat membentuk senyawa kompleks Senyawanya umumnya berwarna Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang berwarna merah Senyawa senyawa Co(II) yang tak terhidrat atau tak terdisosiasi berwara biru. Ion Co3+ tidak stabil, tetapi kompleks kompleksnya stabil baik dalam bentuk laru tan maupun padatan. Kompleks-kompleks Co (II)dapat dioksidasi menjadi kompleks kompleks cobalt (III) Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam Tahan korosi 2.4 Stabilitas ion Cobalt Stabilitas dari ion cobalt mempunyai kecenderungan menurun dari bilangan oksidas i tinggi menuju bilangan oksidasi rendah dan terjadi peningkatan stabilitas tingkat oksid asi II relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat oksidasi III, sesuai dengan deret unsur period e pertama, Ti, V, Cr, Mn, dan Fe, terakhir Co. Tingkat oksidasi tertinggi dari ion cobalt a dalah V dan sangat sedikit senyawaan yang dikenal. Untuk senyawaan ion cobalt (III) banyak d ijumpai dengan atom-atom donor (biasanya N) dan untuk ion cobalt (I) biasanya dengan lig an-ligan phi-aseptor. Tingkat oksidasi dan stereokimia dari senyawa cobalt seperti terlih at pada tabel dibawah : 2.5 Kesenyawaan Unsur Kobalt 1. OKSIDA Cobalt (II) oksida merupakan senyawa berwarna hijau dibuat melalui pemanasan log am, cobalt karbonat, atau nitrat pada suhu 11000C. Cobalt(II)oksida mempunyai strukt ur NaCl. 5000C dalam udara dihasilkan senyawa Co3O4. beberapa oksida l Pada pemanasan 400 ain yang dikenal antara lain Co2O3, CoO2 dan oksocobalttat (II) merah Na10[Co4O9]. 2. HALIDA. Halida anhidrat CoX2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat halida dan untuk CoF2 dibuat dengan mereaksikan antara HF dengan CoCl2. Halida klor berwarna biru terang. Rea ksi dari flourida atau senyawaan flourinasi lain pada cobalt halida pada temperatur 300 4 000C menghasilkan cobalt(III) flourida yang merupakan senyawa berwarna coklat gelap y ang umumnya digunakan sebagai zat flourinasi. Cobalt(III) flourida dapat direduksi o leh air. 3. SULFIDA

Dibentuk dari larutan Co2+ yang direaksikan dengan H2S membentuk endapan CoS ber warna hitam. 4. GARAM Bentuk garam cobalt(II) yang paling sederhana dan merupakan garam hidrat. Semua garam hidrat cobalt berwarna merah atau pink dari ion [Co(H2O)6]2+ yang merupakan ions terkoordinasi oktahedral. Penambahan ion hidroksida pada larutan Co2+ menghasilk an cobalt(II) hidroksida yang berwarna pink atau biru tergantung kondisinya. Hanya yang berwarna pink yang merupakan bentuk paling stabil. Cobalt(II) hidroksida bersifa t amphotir bila dilarutkan dalam hidroksida pekat membentuk larutan berwarna biru yang meng andung ion [Co(OH)4]2-. Bentuk garam cobalt(III) sangat sedikit, garam flourida hidrat berwarna hijau CoF3.5H2O dan hidrat sulfat berwarna biru Co2(SO4)3.18H2O dapat dipisahkan pada oksidasi elektrofilik dari Co2+ dalam larutan 40% HF dan H2SO4 8M. 2.6 Kompleks-Kompleks dari Cobalt(II) dan Cobalt (III) Ion akuo (Co(H2O)6] merupakan kompleks cobalt(II) paling sederhana. Struktur dar i komplek cobalt(II) yang paling umum adalah oktahedral atau tetrahedral. Hanya te rdapat sedikit perbedaan kestabilan dari kedua jenis ligan yang sama, mungkin berbeda d alam kesetimbangan. Penambahan Cl- terlebih pada larutan pink ion akuo akan menghasilkan senyawaan tetrahedral yang berwarna biru. Tanpa adanya ligan lain, oksidasi dari ion [Co(H2O)6]2+ sangat tidak disukai dan ion Co3+ dapat direduksi oleh air. Meskipun demikian oksidasi elektrolitik atau oksidasi O3 dalam larutan asam dingin dengan Co(ClO4)2 menghasilkan ion akuo[Co(H2O)6]3+ yang bera da dalam kesetimbangan dengan [Co(OH)(H2O)5]2+. Dengan adanya ligan lain seperti NH 3 dapat memperbaiki stabilitas ion Co (III). Dengan adanya ion OH-, cobalt(II) hidroksida mudah teroksidasi oleh udara menjad i hidrat oksida berwarna hitam. Ion cobalt(III) memperlihatkan afinitas tertentu terhadap donor N seperti NH3, e n, EDTA, NCS dan sebagainya dapat membentuk senyawa kompleks yang beragam. Semua kompleks cobalt (III) yang dikenal berstruktur oktahedral. Kompleks cobalt(III) dapat dibuat melalui oksidasi Co2+ dengan adanya ligan, oks igen atau hidrogen peroksida dan katalis karbon dengan reaksi sebagai berikut : Kedua isomer cis dan trans dari [Co(en)2Cl2]+ bila dipanaskan dalam air akan men galami reaksi akuasi. Senyawa [Co(en)2Cl2]+ bila direaksikan dengan ligan lain akan terjadi pertukaran ligan.

2.7 Cara Memproduksi Cobalt Unsur cobalt diproduksi ketika hidroksida hujan, akan timbul hipoklorit sodium ( NaOCl) . Berikut reaksinya : 2Co2+(aq) + NaOCl(aq) + 4OH-(aq) + H2O 2Co(OH)3(s) + NaCl(aq) Trihydroxide Co(OH)3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan untuk membentuk oksida dan kemudian ditambah dengan karbon sehingga terbentuklah unsur kobalt metal. Beriku t reaksinya : 2Co(OH)3 (panas) Co2O3 + 3H2O 2Co2O3 + 3C 4Co(s) + 3CO2(g) 2.8 Manfaat Cobalt Adapun manfaat manfaat dari logam cobalt adalah sebagai berikut : 1) Dapat dicampur dengan besi, nikel dan batang-batang rel lain untuk membuat Al nico, suatu campuran logam memiliki kekuatan magnetis yang banyak digunakan mesin jet dan turbin gas mesin/motor. 2) Digunakan sebagai bahan baja tahan-karat dan baja magnit 3) Digunakan di dalam campuran logam untuk turbin gas generator dan turbin panca ran 4) Digunakan di dalam menyepuh listrik oleh karena penampilannya, kekerasan, dan perlawanan ke oksidasi 5) Digunakan untuk produksi warna biru permanen dan brilian untuk porselin, gela s/kaca, serta barang tembikar, pekerjaan ubin,dll 6) Cobalt-60, merupakan artifical isotop, dimana sebagai suatu sumber sinar pent ing, dan secara ekstensif digunakan sebagai suatu pengusut serta agen radiotherapeutic. S umber 60Co yang ringkas dan mudah 7) Digunakan sebagai campuran pigmen cat

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kestabilan Berdasarkan NAE (Nomor Atom Efektif) Contoh: [Co(CN)6]3No. Atom Co : 27 Co3+ : 24 Konfigurasi e-Co : 1s22s22p63s23p63d74s2 Konfigurasi eCo3+ : 1s22s22p63s23p63d44s2 Co3+ : 24 6CN : 12 eNAE : 36 eSama dengan Kr (36 e-) dan bersifat stabil 3.2 Kestabilan Berdasarkan Hibridisasi Contoh: [Co(CN)6]3No. Atom Co : 27 Co3+ : 24 Konfigurasi e-Co : 1s22s22p63s23p63d74s2 Konfigurasi eCo3+ : 1s22s22p63s23p63d6 Co3+ : 24 [..] [..] [.. .. ..] [..] [.. .. ..] [.. . . . . ] 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 [.. . . . . ] [ L ] [ L L L ] [ L L ] 3d 4s2 4p 4d Hibridisasi : s p3 d2 Ada 4 e-bebas yang tidak berpasangan [.. .. .. L L ] [ L ] [ L L L ] 3d 4s 4p Hibridisasi : d2 s p3 Semua elektron berpasangan

Kesimpulan: Hibridisasi: d2 s p3 lebih stabil karena semua elektron berpasangan dibandingkan dengan Hibridisasi: s p3 d2 (memiliki 4 e- bebas) 3.3 Kestabilan Berdasarkan Medan Ligan Contoh: [Co(CN)6]3. . [CoF6]3.. . . . .. . . Medan ligan lemahKesimpulan: .. .. .. Medan ligan kuat Medan ligan kuat lebih stabil dibandingkan dengan medan ligan lemah. Karena meda n ligan dipengaruhi oleh suatu ligan yaitu CN-(ligan kuat) sedangkan F-(ligan lemah). Untuk mengetah ui suatu ligan itu lemah ataupun kuat dapat dibandingkan dengan deret spektrokimia. Deret spektrokimia adalah daftar-daftar ligan yang disusun berdasarkan perbedaan energi . yang diha silkan (disusun dari . yang kecil ke . yang besar): I- < Br- < S2- < SCN- < Cl- < NO3- < N3- < F- < OH- < C2O42- < H2O < NCS- < CH3C N < py < NH3 < en < 2,2'-bipiridina < phen < NO2- < PPh3 < CN- < CO

DAFTAR PUSTAKA Cotton, F.A dan Geoffrey Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Unive rsitas Indonesia ( UI-Press ) Martoyo,dkk. 1996. Terampil Menguasai dan Menerapkan Konsep Kimia untuk Kelas 3 SMU. Jakarta : Tiga Serangkai Oxford. 2005. Kamus Kimia Lengkap. Jakarta : Erlangga Svehla, G. 1985. Vogel I Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka http://www.chem-is-try.org/?sect=belajar&ext=anorganik08_06 http://id.wikipedia.org/wiki/Kobal

Anda mungkin juga menyukai