Diajukan sebagai syarat untuk ketuntasan tugas Kimia Anorganik Kelas XIII
Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK Bogor Tahun Pelajaran 2022/2023
A. Kobalt
Kobalt, dengan nama latin Cobaltum merupakan unsur kimia berlambang Co
dengan nomor 27, terletak pada golongan 9 pada periode keempat dan massa atom
relatif sebesar 58,9331 g/mol. Kobalt merupakan logam metalik yang berwarna
sedikit berkilauan dan keabu-abuan dapat ditemukan dalam bentuk material bukan
unsur yang terpisah biasanya selalu terdapat bergabung dengan Nikel dan biasa
juga dengan arsen kecuali untuk lapisan kecil yang ditemukan dalam paduan besi
meteorik alami.
B. Sejarah
Kobalt sudah digunakan sejak berabad-abad
lalu sebagai pemberi warna biru pada kaca yang
sebelumnya orang-orang beranggapan itu adalah
bismut. Hingga pada akhirnya, pada tahun 1735,
seorang ahli kimia yang berasal dari Swedia berhasil
membuktikan bahwa kobalt itu ada dan berbeda
dengan bismut.
Beliau adalah Georg Brandt, beliau ingin
membuktikan bahwa warna biru yang terdapat dalam
kaca bukanlah bismut ataupun logam lainnya, melainkan
logam yang tidak diketahui. Alasannya adalah Georg
Brandt tertarik pada bijih biru tua dari beberapa
pekerjaan tembaga lokal dan dia akhirnya membuktikan
bahwa itu mengandung logam yang tidak dikenal, di
mana ia terkadang dikira sebagai bijih perak. Dia
menerbitkan hasilnya pada tahun 1739. Selama bertahun-tahun klaimnya untuk
menemukan logam baru diperselisihkan oleh ahli kimia lain yang mengatakan unsur
barunya benar-benar senyawa besi dan arsenik, tetapi akhirnya diakui sebagai unsur
dalam haknya sendiri dan dia memberi nama kobald dalam bahasa Jerman yang
artinya roh jahat karena bijinya dikutuk oleh penambang di Jerman.
ISI
A. Keberadaan
Kobalt tidak ditemukan sebagai logam
bebas dan pada umumnya ditemukan
dalam bentuk bijih. Biasanya Cobalt tidak
ditambang secara khusus, namun
cenderung sebagai produk samping dari
aktivitas pertambangan Nikel dan
Tembaga.
Di alam, kobalt terdapat di lapisan kerak
bumi yaitu sekitar 0,004% (Heslop,1961)
dari berat kerak bumi atau sekitar 30 ppm
(Lee, 1991) dari kerak bumi. Terdapat
banyak bijih logam yang mengandung
kobalt (mineral kobalt), diantaranya yang
dikomersilkan yaitu Kobaltite (CoAsS), Smaltite (CoAs2) dan Linneaite (CO3S2).
Negara – negara yang secara komersial memproduksi logam murni kobalt dari
mineralnya di alam antara lain : Zaire (32,5%), Zambia(16%), Australia (11%), USSR
(10%) dan kanada (9%)
● Sifat Fisika
Kobalt bersifat rapuh, logam keras, menyerupai penampakan besi dan nikel.
Kobalt memiliki permeabilitas logam sekitar dua pertiga daripada besi. Kobal
cenderung terdapat sebagai campuran dua alotrop pada kisaran suhu yang sangat
lebar. Transformasi antara dua bentuk ini bersifat lembam dan ditemukan dengan
variasi tinggi sebagaimana dilaporkan pada sifat fisik kobalt.
Sifat Fisika
Umumnya unsur kobalt yang ditemukan di alam tidak berada dalam bentuk
bebas, melainkan bergabung bersama dengan logam lain seperti nikel, perak, arsen,
sulfur, besi, dan lainnya. Contoh batuan/mineral kobalt adalah kobaltite (CoAsS),
smaltite (CoAs2), linnaeite (CO3S4), dan glaucodot (CoFeAsS). Lalu untuk
mendapatkan kobalt murni tahap yang dilalui adalah crushing yang berfungsi
memperkecil ukuran batuan, pemisahan pengotor atau logam lain yang ada pada
batuan selain cobalt, dan reduksi termal dengan alumunium. Pemisahan pengotor
bisa dilakukan dengan dua opsi, yaitu memisahkan kobalt dan pengotor dengan
pemanasan beberapa kali menggunakan pereaksi tertentu hingga didapatkan bentuk
oksidanya atau pemisahan dengan cara melarutkan kobalt menggunakan HCl dan
penambahan karbon sehingga kobalt terpisah dari pengotor nya yang lain.
𝐶𝑜(𝑂𝐻)2 𝐶𝑜3𝑂4
6 𝐻𝑖𝑗𝑎𝑢
+ O2(g) → 2 𝐻𝑖𝑡𝑎𝑚
+ 6H2O(g)
Ar, Indah. (2009). “UNSUR KOBALT” dalam TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH KIMIA
UNSUR”. Malang : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Brawijaya,
Darari, Ariawan. 2019. Pengaruh Penambahan Asam Terhadap Karakteristik Katalis
CoMo/gamma-Al2O3 Untuk Hidrodesulfurasi Diesel. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Ekin Dwi Arif Kurniawan, Rani Maryani Rawi, dan Husna. 2013. “MAKALAH KIMIA
ANORGANIK II “PLATINA DAN COBALT””. Jambi : Universitas Jambi.
Hilda Mutia Hanum. 2019. Pelepasan Ion Kobalt dari Aloi CoCr L605 pada Saliva Asam.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Kusumaningrum, Indah Wiwik. 2020. Modul Pembelajaran SMA: Kimia. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Safitri, Adelia Marista. 2020. “Cobalt: Manfaat, Dosis, & Efek Samping”.
https://www.honestdocs.id/cobalt . diakses pada 17 Oktober 2022 pukul 6.00 WIB
Sulistya, Rohmat; Hartanto, Djoko; Murwani, Irmina Kris. Karakterisasi dan Studi Sebaran
Kobalt Sistem Badan Keramik Lempung Bojonegoro. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Yanti, Pepi Helza; Mukhtar, Akmal; Astarina. 2017. Preparation and Characterization Of
Co3O4 NanoPowder. Riau: Universitas Riau.