Anda di halaman 1dari 16

I.

Sejarah

Gambar 1 Logam Kobalt

Kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co
dan nomor atom 27. Elemen ini biasanya hanya ditemukan dalam bentuk campuran di
alam. Elemen bebasnya, diproduksi dari peleburan reduktif. Logam ini berwarna abu-abu
perak yang keras dan berkilau.

Senyawa-senyawa kobalt sudah lama digunakan sebagai pewarna biru untuk


gelas, kaca, dan keramik. Keberadaan kobalt bahkan ditemukan oleh para arkeolog
pada pahatan Mesir kuno, perhiasan dari Persia, dan runtuhan Pompeii. Kobalt tertua
yang ditemukan berasal dari dinasti kedelapan belas Mesir (1550-1292 SM).

Gambar 2 Georg Brandt

Kobalt ditemukan oleh ahli kimia dari Swedia bernama Georg Brandt sekitar
tahun 1735. Penemuannya merupakan penemuan logam pertama pada masa modern
sejak logam-logam prasejarah (besi, tembaga, perak, emas, seng, merkuri, timbal,
timah, dan bismuth). Penemuan oleh Georg Brandt ini membuktikan bahwa warna biru
pada hiasan kaca masa itu bukan berasal dari bismuth, melainkan kobalt. Ia menyebut

1
kobalt sebagai “semi-logam” Georg Brandt memberikan cara untuk membedakan
bismuth dan kobalt yang biasa ditemukan bersamaan dalam satu bijih, yaitu:

1. Bismuth rapuh sedangkan kobalt lebih seperti logam sejati.


2. Kobalt berfusi dengan batu api dan basa membentuk kaca berwarna biru
bernama zafeera, sasre, dan smalt. Sedangkan bismuth tidak.
3. Bismuth sangat mudah meleleh dan jika terus dilelehkan, berkalsinasi
membentuk serbuk kuning.
4. Bismuth beramalgam dengan merkusi, sedangkan kobalt tidak.
5. Bismuth larut dalam asa nitrat dan aqua regia dan membentuk endapan putih
ketika dilarutkan di air murni. Kobalt membutuhkan alkali untuk mengendap dan
endapannya berwarna gelap atau hitam.

Gambar 3 Glenn T. Seaborg dan John Livingood

Pada tahun 1938, John Livingood dan Glenn T. Seaborg menemukan


radioisotope kobalt-60. Isotop ini digunakan di Columbia University pada tahun 1950
untuk mencari penyimpangan paritas pada peluruhan sinar beta.

II. Keberadaan

Kobalt terbentuk dari reaksi nuklir yang terbentuk pada ledakan bintang
(supernova). Terdapat 0,0029% kobalt pada kerak bumi namun bukan dalam bentuk
logam bebasnya karena reaksi dengan oksigen di atmosfer dan klorin di laut. Kobalt
dalam bentuk logam bebas dapat ditemui pada meteorit. Senyawa alami kobalt banyak
ditemukan pada batuan, tanaman, tanah, dan hewan.

2
Gambar 4 Meteorit besi (Meteoric Iron)

Di alam, kobalt sering dihubungkan dengan nikel. Kedua logam ini merupakan
komponen khas dalam meteorit besi (campuran logam/alloy besi dan nikel yang terdapat
pada meteorit), namun kandungan kobalt tidak sebanyak nikel. Keberadaan kobalt pada
meteorit besi adalah dalam bentuk campuran logam/alloy.

Kobalt dalam bentuk senyawanya tersedia dalam bentuk mineral. Berikut adalah
mineral-mineral yang mengandung kobalt.

Tabel 1. Mineral-mineral kobalt

No. Nama Mineral Rumus Kimia

1. Cobaltite CoAsS

2. Safflorite (Co,Fe)As2

3
3. Glaucodot (Co,Fe)AsS

4. Erythrite Co3(AsO4)2.8H2O

4
5. Skutterudite CoAs3

6. Spherocobaltite CoCO3

Kobalt juga ditemukan pada tanaman tembakau. Tembakau menyerap kobalt


dan logam berat lainnya dari tanah. Logam ini kemudian terhirup oleh perokok.

III. Sifat Fisika

Table 2. Sifat fisika logam kobalt.

Fase (suhu ruang) Padat

Titik leleh 1495oC

Titik didih 2979oC

Densitas 8,90 g/cm3 (padat)

8,86 g/cm3 (cair)

Tingkat oksidasi -3, -1, +1, +2, +3, +4, +5,

5
Struktur Kristal Heksagonal

Sifat kemagnetan Ferromagnetic

56
Isotop Co, 57Co, 58Co, 59Co, 60Co

IV. Sifat Kimia

Kobalt merupakan unsur yang tidak terlalu reaktif. Logam ini dapat bereaksi
dengan oksigen di udara namum lajnya lambat dan tidak menyebabkan ledakan kecuali
dalam bentuk serbuk. Kobalt dapat bereaksi dengan kebanyakan asam dan melepas
gas hydrogen. Kobalt tidak bereaksi dengan air pada suhu ruang. Ketika kobalt
dilarutkan, maka terbentuk larutan merah muda berisi ion kompleks heksaaquokobalt (II)
– [Co(H2O)6]2+.

1. Reaksi dengan udara

Kobalt tidak beraksi secara langsung dengan udara. Namun, jika dilakukan
pemanasan, oksida Co3O4 terbentuk. Jika pemanasan ditingkatkan hingga di atas
900oC, maka akan terbentuk kobalt (II) oksida, CoO. Kobalt tidak bereaksi dengan
nitrogen.

3Co(s) + 4O2(g)  2Co3O4(s)


2Co(s) + O2(g)  2CoO(s)

6
2. Reaksi dengan air

Air hanya memberikan efek kecil kepada logam kobalt. Namun, kobalt panas
berpijaar akan bereaksi dengan air membentuk kobalt (II) oksida, CoO.

2Co(s) + O2(g)  2CoO(s)

3. Reaksi dengan halogen

Kobalt bereaksi dengan halogen (X) membentuk halida berbentuk padat.


Kobalt (II) bromida memiliki warna hijau, kobalt (II) klorida berwarna biru, dan kobalt
(II) iodida berwarwa biru hitam. Reaksi logam kobalt dengan gas halida dilakukan
secara langsung.

Co(s) + X2(g)  CoX2(s)

4. Reaksi dengan asam

Kobalt larut secara perlahan pada asam sulfat encer membentuk larutan
berisi ion Co2+ dan melepas gas hydrogen, H2. Pada praktiknya, Co(II) dalam larutan
adalah dalam bentuk ion kompleks [Co(H2O)6]2+.

Co(s) + H2SO4(aq)  Co2+(aq) + SO42-(aq) + H2(g)

5. Reaksi dengan basa

Kobalt bereaksi dengan ion hidroksida membentuk senyawa kompleks netral


tanpa muatan yang tidak larut dalam air.

[Co(H2O)6]2+ + 2OH-  [Co(H2O)4(OH)2] + 2H2O

6. Reaksi dengan ammonia

Ammonia bekerja sebagai basa dan ligan. Pada sedikit penambahan


ammonia, terjadi reaksi pembentukkan kompleks berbentuk endapan sama seperti
reaksi dengan basa.

[Co(H2O)6]2+ + 2NH3 [Co(H2O)4(OH)2] + 2NH4+

Pada penambahan ammonia berlebih, endapan larut kembali. Ammonia


menggantikan air sebagai ligan membentuk ion heksaaminakobalt (II).

7
[Co(H2O)4(OH)2] + 6NH3  [Co(NH3)6]2+ + 6H2O

7. Oksidasi

Kompleks kobalt dapat dioksidasi dengan hydrogen peroksida menghasilkan


kobalt (III).

2[Co(NH3)6]2+ + H2O2  2[Co(NH3)6]3+ + 2OH-

V. Pembuatan

Kobalt di alam diperoleh sebagai bijih smaltit (CoAs2) dan kobaltit (CoAsS) yang
biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan bijih kobali dilakukan
sebagai berikut:

Pemanggangan:

CoAs(s)  Co2O3(s) + As2O3(s)


Co2O3(s)  2CoCl3(aq) + 3H2O(l)

Zat-zat lain seperti Bi2O3 dan PbO diendapkan dengan gas H2S.

Bi2O3(s) + 3H2S(g)  Bi2S3(aq) + 3H2O (l)


PbO(s) + H2S(g)  PbS(s) + H2O(l)

Pada penambahan CoCO3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe


sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl3. Tambahan zat pencuci
mengubah CoCl3 menjadi Co2O3 (s). Selanjutnya CoCO3 dierduksi dengan gas hidrogen,
menurut reaksi:

Co2O3 (s) + H2(g) 2Co (s) + 3H2O (g)

8
VI. Kegunaan

Kobalt memiliki berbagai manfaat baik dalam bentuk senyawanya maupun


logamnya. Adapun manfaat–manfaat dari logam Cobalt adalah sebagai berikut:

1. Dapat dicampur dengan besi, nikel dan batang-batang rel lain untuk membuat Alnico,
suatu campuran logam memiliki kekuatan magnetis yang banyak digunakan mesin
jet dan turbin gas mesin/motor.

2. Alloy stellit, mengandung kobal, khrom, dan tungsten, yang bermanfaat untuk
peralatan berat, peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan yang
digunakan dengan kecepatan tinggi.

3. Digunakan sebagai bahan baja tahan-karat dan baja magnit.

4. Digunakan di dalam campuran logam untuk turbin gas generator dan turbin
pancaran.

5. Digunakan di dalam menyepuh listrik oleh karena penampilannya, kekerasan, dan


tahan oksidasi.

6. Logam kobalt mempunyai kekuatan magnetis yang sering digunakan di berbagai


sektor industri. Contohnya untuk bahan magnit pada pengeras suara atau mikrofon.

7. Cobalt-60, merupakan isotop buatan, dimana sebagai suatu sumber sinar penting
dan sampai sekarang digunakan sebagai bahan radioterapi untuk mengobari kanker.

8. Cobalt-60 dapat memancarkan sinar gamma yang mampu membunuh virus, bakteri,
dan mikroorganisme patogen lainnya tanpa merusak produk.

9. Cobalt-60 digunakan untuk meradiasi sel kanker. Dengan dosis radiasi tertentu yang
terkendali, maka sel kanker akan terbunuh, sedangkan sel normal tidak akan
terpengaruh dan akan bertahan terhadap radiasi.

Selain itu, ada pula manfaat logam kobalt sebagai bentuk senyawanya,
antara lain:

1. Merupakan penyusun vitamin B12 yang penting bagi manusia.


2. Digunakan untuk bahan baterai sebagai katoda dalam bentuk LiCoO2 (lithium kobalt
oksida) yang biasa disebut lithium-ion battery.

9
3. Beberapa persenyawaan kobalt dapat digunakan sebagai katalis. Kobalt asetat
digunakan untuk mengubah xylene menjadi asam terepthalic.
4. Karboksilat-karboksilat kobalt (disebut sebagai sabun kobalt) digunakan untuk
meningkatkan daya adhesi antara baja dengan karet pada roda baja berkaret.
5. Digunakan sebagai pigmen sepertu kobalt biru (kobalt aluminat), cerulean blue
(kobalt(II) stanat), kobalt hijau (campuran kobalt(II) oksida dengan seng oksida), dan
kobalt violet (kobalt fosfat).
VII. Senyawa

Kobalt pada umumnya mempunyai tingkat oksidasi/biloks +2 dan +3, namun


senyawa lain dengan rentang biloks dari -3 hingga +5 juga diketahui. Biloks paling
umum untuk senyawa sederhana adalah +2 (kobalt(II)). Garam-garam kobalt (II)
membentuk larutan merah muda [Co(H2O)6]2+. Dengan penambahan ioin klorida, akan
terjadi pertukaran ligan sehingga terbentuk kompleks [CoCl4]2-. Pada uji mutiara boraks,
kobalt menghasilkan warna biru tua pada api oksidasi dan reduksi.

1. Senyawa oksida

Gambar 5 Kobalt (II) oksida

Beberapa oksida obalt sudah diketahui. Kobalt(II) oksida atau kobalt hijau
(CoO) merupakan salah satu senyawa kobalt yang sering digunakan. Senyawa ini
beraksi langsung dengan air membentuk kobalt(III) hidroksida (Co(OH) 3). Senyawa
ini dibuat dengan pemanasan kobalt(II,III) oksida pada suhu 950oC. Senyawa ini
digunakan sebagai pewarna berwarna cobalt blue.

10
2. Senyawa halide

Gambar 6 Kobalt(II) klorida heksahidrat

Senywa kobalt halida sudah diitemukan. Terdapat empat senyawa halida:


kobalt(II) fluorida (CoF2) merah muda, kobalt(II) klorida (CoCl2) biru, kobalt(II)
bromida (CoBr2) hijau, dan kobalt(II) iodida (CoI2) biru kehitaman, kobalt(II) klorida
ada dalam bentuk hidrat dan anhidrtnya. Anhidrat kobalt(II) klorida berwarna biru
sedangkan hidratnya berwarna merah.

Potensial reduksi untuk reaksi Co3+ + e-  Co2+ adalah +1.92 V. Karena


potensial reduksi fluorin adalah +2,87 V, maka kobalt(III) fluorida lebih stabil.
Senyawa ini digunakan untuk reaksi fluorinasi dan sanyat reaktif dengan air.

3. Senyawa koordinasi

Kobalt, seperti pada logam lainnya dapat mengikat ligan membentuk


senyawa kompleks. Kobalt akan membentuk ion kompleks dengan air ketika
dilarutkan dari garamnya yaitu heksaaquokobalt (II) – [Co(H2O)6]2. Kokmpleks ini
dapat bereaksi dengan ligan lain dan dapat pula teroksidasi.

4. Senyawa sulfide

Ion kobalt dapat bereaksi dengan H2S membentuk endpan sulfide yang
berwarna hitam. Reaksi ini berguna untuk proses uji kualitatif logam.

Co2+ + H2S  CoS + 2H+

11
5. Cobalamin

Gambar 7 Cobalamin

Cobalamin adalah senyawa organic yang mengandung logam. Senyawa ini


adalah vitamin B12. Vitamin B12 berperan untuk pembuatan DNA dan materi genetk
lainnya. Vitamin ini juga menjaga kesehatan darah dan digunakan untuk mengobati
penyandang anemia.

VIII. Dampak

Kobalt secara luas tersebar di lingkungan. Namun, kobalt ternyata bersifat racun
bagi manusia dan lingkungan.
1. Efek kesehatan

Efek yang terjadi setelah penyerapan kobalt dalam konsentrasi yang tinggi:

 Muntah dan mual

 Masalah penglihatan

 Masalah jantung

12
 Kerusakan tiroid

Efek kesehatan juga bisa disebabkan oleh radiasi isotop radioaktif kobalt. Hal
ini dapat menyebabkan kemandulan, rambut rontok, muntah, perdarahan, diare,
koma dan bahkan kematian. Radiasi ini kadang-kadang digunakan oleh pasien
kanker untuk menghancurkan tumor. Pasien-pasien ini juga menderita kerontokan
rambut, diare dan muntah-muntah.

Debu kobalt dapat menyebabkan penyakit seperti asma dengan gejala mulai
dari batuk, sesak napas dan dyspnea/penurunan fungsi paru, fibrosis nodular, cacat
permanen, dan kematian. Paparan kobalt dapat menyebabkan penurunan berat
badan, dermatitis, dan hipersensitivitas pernapasan. LD 50 (oral, tikus) – 6171 mg /
kg. (LD50 = Lethal dosis 50 = dosis tunggal suatu zat yang menyebabkan kematian
50% dari populasi hewan dari paparan substansi oleh rute lain selain inhalasi. LD50
biasanya dinyatakan sebagai miligram atau gram bahan per kilogram berat hewan
(mg / kg atau g / kg). Untuk manusia, batas kobalt yang dapat diterima adalah 300
μg/kg berat badan.

Badan Internasional Carcinogenicity- untuk Penelitian Kanker (IARC)


memasukkan kobalt dan kobalt senyawa dalam kelompok 2B (agen yang mungkin
karsinogenik bagi manusia).

2. Dampak lingkungan dari kobalt

Kobalt adalah elemen yang terjadi secara alami di lingkungan udara, air,
tanah, batu, tanaman dan hewan. Hal ini juga dapat memasukkan udara dan air dan
menetap di tanah melalui debu yang tertiup angin dan masuk ke air permukaan
melalui run-off saat air hujan mengalir melalui tanah dan batuan yang mengandung
kobalt.

Manusia menambahkan kobalt dengan melepaskan sejumlah kecil ke


atmosfer dari pembakaran batu bara dan pertambangan, pengolahan bijih kobalt
mengandung dan produksi dan penggunaan bahan kimia kobalt.

Isotop radioaktif kobalt tidak ada di lingkungan alami, tetapi mereka


dilepaskan melalui operasi pembangkit listrik tenaga nuklir dan kecelakaan nuklir.
Karena mereka memiliki waktu paruh yang relative singkat, mereka tidak terlalu
berbahaya.

Kobalt tidak dapat dimusnahkan setelah memasuki lingkungan. Ini dapat


bereaksi dengan partikel lain atau menyerap pada partikel tanah atau sedimen air.

13
Kobalt hanya akan memobilisasi dalam kondisi asam, namun pada akhirnya
sebagian besar kobalt akan berakhir di tanah dan sedimen.

Tanah yang mengandung jumlah kobalt yang sangat rendah dapat tumbuh
tanaman yang memiliki kekurangan kobalt. Ketika hewan merumput di dasar ini
mereka menderita kekurangan kobalt, yang penting bagi mereka.

Di sisi lain, tanah di dekat pertambangan dan peleburan fasilitas mungkin


mengandung jumlah yang sangat tinggi dari kobalt, sehingga penyerapan oleh
binatang melalui tanaman makan dapat menyebabkan efek kesehatan.

Kobalt akan terakumulasi dalam tanaman dan dalam tubuh hewan yang
memakan tanaman ini, namun kobalt tidak diketahui bio memperbesar rantai
makanan. Karena buah ini, sayuran, ikan dan hewan lain yang kita makan akan
biasanya tidak mengandung jumlah yang sangat tinggi dari kobalt.

IX. Identifikasi

Kobalt dapat diidentifikasi dengan penambahan pereaksi NH4SCN dalam larutan


aseton atau butanol. Reaksi ini menghasilkan larutan kompleks berwarna biru.

Gambar 8 Hasil positif

Co2+ + 4SCN-  Co(NCS)42-

Ion Fe3+ harus diberi masking agent NaF dan Cu2+ dengan natrium thiosulfate.

14
X. Aplikasi di Industri

Kobalt memiliki banyak fungsi pada bidang industri, diantaranya:

1. Kobalt dapat dimagnetisasi sehingga digunakan sebagain bahan magnet.


Kobalt dicampurkan dengan alumunium dan nikel untuk membuat magnet
kuat yang bisa digunakan di pabrik.
2. Campuran kobalt dengan logam lain dibuat sebagai bahan turbin jet pada
pesawat karena tahan perubahan suhu tinggi dan tekanan.
3. Logam kobalt digunakan sebagai katoda pada electroplating.

15
Daftar Pustaka

https://en.wikipedia.org/wiki/Cobalt

https://en.wikipedia.org/wiki/Glenn_T._Seaborg

https://en.wikipedia.org/wiki/Iron_meteorite

https://en.wikipedia.org/wiki/Meteoric_iron

https://www.lenntech.com/periodic/elements/co.htm

http://www.chemistryexplained.com/elements/A-C/Cobalt.html

https://byjus.com/chemistry/cobalt/

https://www.webelements.com/cobalt/chemistry.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Cobalt_blue_glass

https://en.wikipedia.org/wiki/Cobalt_blue

https://en.wikipedia.org/wiki/Cobalt(II)_oxide

http://www.rsc.org/periodic-table/element/27/cobalt

https://sowelilhamiblog.wordpress.com/2017/03/11/logam-kobalt-dan-nikel/

https://en.wikipedia.org/wiki/Cobalt_extraction

https://www.thebalance.com/metal-profile-cobalt-2340131

16

Anda mungkin juga menyukai