Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA TUTON 4_Minggu, 03 Mei 2020

POKJAR BANGUNSARI PACITAN

Nama : FAHMUT TAAJUDDIN

NIM : 858759565

No. Absen : 08

Kelas :A

Kode Mata kuliah : PDGK 4207

Nama Mata kuliah : PENDIDIKAN SENI DI SD

Semester : III

Tutor : Supriyono, S.Pd. M.Pd.

#Soal :
1. Jelaskan karakteristik seni rupa anak SD dengan benar!
2. Jelaskan konsep pendidikan dengan seni dan pendidikan tentang seni!
3. Jelaskan ruang lingkup pendidikan seni di Sekolah Dasar!
4. Jelaskan prinsip-prinsip pengetahuan terpadu!
5. Jelaskan perkembangan seni rupa anak berdasarkan periodisasi!

#Jawab :

1. Hasil karya seni anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Secara umum karya seni anak
bersifat ekspresif karena karya rupa mereka merupakan suatu ungkapan yang kuat,
jujur, langsung dari hati dan dari dalam dirinya. Karya seni anak juga bersifat dinamis
artinya karya mereka mengesankan sesuatu yang bergerak terus. Misalnya pada
pemilihan warna, anak lebih suka pada warna kontras, tajam atau mencolok. Seni rupa
anak memiliki beberapa ciri umum yaitu: memiliki gaya wiracerita/kepahlawanan, gaya
dekoratif, gaya komik, dan gaya potret. Dilihat dari komposisinya, karya seni rupa anak
dapat berupa: posisi tumpeng tindih, bertumpu pada garis dasar, rebahan, stereo type,
X-ray. Tipe-tipe gambar anak pada umunya adalah type haptic, non-haptic dan willing

1
type. Karakteristik seni rupa anak SD dikenal istilah menggambar dan melukis.
Menggambar ialah kegiatan meniru suatu benda di dalam bentuk dua dimensi tanpa
banyak melibatkan emosi atau ekspresi dari penciptanya secara berlebihan. Sedangkan
melukis ialah kegiatan menggambar dengan lebih mengutamakan pengungkapan kesan
batin dari pribadi seorang pelukis dengan daya kreasinya sendiri atau tidak memiliki
media yang sudah ada. Bagi anak-anak kegiatan menggambar dianggap sama dengan
melukis karena proses berkarya anak belum stabil. Tema yang dijadikan dorongan
berkarya seni rupa bagi anak adalah lingkungan yang menarik dilihat dari mata pandang
anak, keikutsertaan anak dalam suatu peristiwa, kejadian yang menimpa anak, keinginan
anak, pikiran masa depan (cita-cita), cerita kepahlawanan, imajinasi serta apa yang
pernah dilihat dalam peristiwa sekejap.
2. Pendidikan dengan seni merupakan usaha sadar mengembangkan karya seni sebagai
media ekspresi, media komunikasi, media pembinaan kreativitas, serta sebagai model
pelatihan pengembangan hobi dan bakat dalam lingkup pendidikan. Pendidikan dengan
seni melatih rasa keindahan yang sifatnya individu. Seni merupakan kreasi keindahan
bentuk, suara, dan gerak maka pelajaran seni di dalam kurikulum pendidikan umum
berusaha mengembangkan rasa keindahan yang sangat berguna dalam penampilan. .
Pendidikan tentang seni merupakan pendidikan yang melatih terciptanya karya seni
sebagai ekspresi dan ungkapan perasaan atau pendidikan kreatif (pendidikan untuk
memberi kesempatan anak berkembang sesuai dengan naluri dan memecahkan
permasalahan sehari-hari secara mandiri). Pendidikan tentang seni juga mengajarkan
ilmu dan pengetahuan seni dari sudut pandang sejarah perkembangan bentuk dan
wujud, sejarah perkembangan ide dari masing-masing jaman ketika seorang mencipta
karya seni. Pendidikan ini diajarkan melalui 3 medium yaitu gerak, suara dan kreativitas.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Seni Di Sekolah Dasar
Meliputi:
A. Pengetahuan Seni
Menurut Andy Darmawan (dalam jurnal potensia, 2001) pengetahuan adalah suatu hasil dari
proses tindakan manusia dengan melibatkan seluruh keyakinan yang berupa kesadaran
dalam menghadapi obyek yang ingin dikenalnya. Sehingga secara sederhana disimpulkan
bahwa pengetahuan adalah hasil dari proses mengenal karena adanya hubungan antara
subyek yang sadar dengan obyek yang ingin dikenalnya lebih dekat.

2
Pengetahuan lain dalam seni adalah pengetahuan linier anorganik yaitu pengetahuan yang
berbentuk pengetahuan arbritase (pengetahuan yang mempunyai susunan tidak teratur, oleh
karenanya kapan saja pengetahuan ini disebutkan akan mempunyai arti yang berbeda).
B. Apresiasi seni
Artinya adalah menilai dengan melalui proses menghargai dan bertujuan untuk menghargai
dan mengerti maupun memahami karya orang lain. Tahapan apresiasi seni sebagai aktivitas
mental terdiri dari :
1) Kejutan/ surprise
2) Empati
3) Rasa – betul – estetik
4) Reaksi psikologis terhadap konten etis karya seni
5) Rasa – benar – etis
6) Pesona dan haru
C. Pengalaman kreatif/ produksi seni
Pengetahuan seni anak dapat diperoleh dari pengalaman anak ketika sedang berproduksi
seni. Dalam proses produksi seni anak akan menggunakan pengetahuan kognisi, yaitu
pengetahuan yang sistematis dan mampu diungkapkan pada suatu ketika, serta
memanfaatkan pemahamanya tentang bentuk secara apresiatif.
4. Prinsip-prinsip pengetahuan terpadu
Belajar adalah usaha untuk mencari tau sesuatu lewat kinerja tersistem. Pembelajaran
terpadu merupakan usaha mengemas peristiwa belajar yang semula terpisah dalam paket-
paket kecil informasi tersebut menjadi sebuah informasi yang utuh dan memiliki makna.
Agar dapat diimplementasikan dikehidupan nyata, suatu penegtahuan yang diajarkan
kesiswa dikemas dengan dua cara yaitu:
a. Dikemas dalam sebuah penampilan yang utuh yang memuat beberapa penggalan
pengetahuan
b. Diberikan secara terpisah dengan disiplin ilmu tersendiri seperti pelajaran matematika,
Bahasa, sains, kesenian dan IPS (Single subject metter)
Pengembangan materi pelajaran dalam pembelajran terpadu bersifat vertical dan horizontal
a. Pembelajaran terpadu vertical : pengembangan materi secara verikal pada pembelajaran
terpisah mempunyai arah materi yang dikemas secara mendalam tanpa melihat keterkaitan
dengan materi pelajaran lain
b. Pembelajaran terpadu horizontal : pengembangan materi secara horizontal dilakukakn
oleh guru dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran.

3
5. Perkembangan seni rupa anak berdasarkan periodisasi
A. Masa Coreng moreng (usia 1 – 4 tahun)
Pada awalnya coretan hanya mengikuti perkembangan gerak motoric. Biasanya, tahap
pertama hanya mapu menghasilkan goresan terbatas, dengan arah vertical atau horizontal.
Hal ini berkaitan dengan kemampuan motoric anak yang masih menggunakan motoric kasar.
Kemudian, pada perkembangan berikutnya penggambaran garis mulai beragam dengan arah
yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu membuat garis melingkar.
Tahapan masa coreng moreng terbagi atas:
1) Corengan tidak bermakna
2) Corengan terkendali
3) Corengan bernama
B. Masa prabagan usia 4-7 tahun
Kecenderungan umum pada tahap ini, objek yang digambarkan anak biasanya berupa
gambar kepala- berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan kepalakemudian pada
bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik lainya
pada tahap ini yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberikan
kesan objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang. Aspek warna
belum ada hubungan tertentu dengan objek, orang bias saja berwarna biru, merah coklat atau
warna lain yang disenanginya. Penempatan dan ukuran objek bersifat subjektif, didasarkan
kepada kepentingannya. Ini dinamakan perspektif batin. Penempatn objek dan penguasan
ruan belum dikuasai anak pada usia ini.
C. Masa bagan usia 7-9 tahun
Pada tahap ini konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk.
Gambar masih tetap terkesan datar dan berputar atau rebah (tampak pada penggambaran
pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian kiri rebah ke
kiri, bagian kanan rebah ke kanan).
D. Masa realisme awal (drawing realism)
Pada periode realisme awal, karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran perspektif
mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam
lingkungan. Perhatian kepada objek sudah muali rinci. Namun demikian, alam
menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.
E. Masa realisme semu
Anak mampu mengemukakan detail gambar sesuai posisi, gambar potret dan gambar
manusia mulai dilakukan dengan mengidentifikasi

Anda mungkin juga menyukai