Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat
serta karunia-Nya yang tak terhitung sehingga kami bisa menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul “Proses Oksigenasi” ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.

Makalah ini berisikan mengenai penjelasan tentang proses oksigenasi.


Pembahasan makalah ini dimulia dari sistem organ yang berpengaruh, proses
terjadinya, faktor yang mempengaruhi dibutuhkannya oksigenasi, serta jenis
pernapasan dan pengukuran paru.

Adapun penyusunan makalah ini kiranya jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kami menghanturkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam
makalah ini. Kami berharap pembaca makalah ini dapat memberi kritik dan saran
kepada kami supaya dikemudian hari kami dapat membuat makalah yang lebih
baik.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat
atas penyusunan makalah ini.

Palembang, 11 Oktober 2018

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………....................1

DAFTAR ISI…………………………………………………………...................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………...3

B. Rumusan Masalah …………………………………………...………...4

C. Tujuan………………………………………….……………............….4

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Tubuh yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi................5

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi……...…..13

C. Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi……………………........14

D. Tindakan Untuk Mengatasi Masalah Kebutuhan Oksigenasi…….......17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………...……………………………..…...……....24

B. Saran………………………………………………………….…….....24

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh


manusia dalam mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi.
Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas
dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan
hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara
menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan


manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel
tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah
satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk
mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik.
Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat
tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat
pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.

Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem


pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali
individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan
dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.

3
B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah kami adalah sebagai berikut :

1. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi?

2. Bagaimana terjadinya proses oksigenasi?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?

4. Seperti apa jenis pernapasan dan pengukuran paru?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi

2. Mengetahui terjadinya proses oksigenasi

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi

4. Mengetahui jenis pernapasan dan pengukuran paru

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O 2). Sistem


pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas
saluran pernapasan bagian atas, dan saluran pernapasan bagian bawah.

1. Saluran Pernapasan Bagian Atas

Gambar, saluran pernapasan bagian atas

1.1 Hidung

Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada


hidung terdapat nares anterior (saluran di dalam lubang hidung) yang
mengandung kelenjar sebaseus dan ditutupi rambut yang kasar. bagian ini

5
bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung lainnya, yang dilapisi oleh
selaput lendir dan mengandung pembuluh darah. Udara yang masuk melalui
hidung akan disaring oleh rarmbut yang ada di dalam vestibulum (bagian rongga
hidung) kemudian dihangatkan dan dilembabkan.

Gambar, rongga hidung

1.2 Faring

Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar


tengkorak sampai dengan esofagus. yang terletak di belakang hidung (nasofaring)
di belakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (laringofaring).

1.3 Laring (tenggorokan)

Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas


bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligament dan membran yang terdiri
atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.

6
Gambar, laring pada manusia

1.4 Epiglotis

Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu


menutup laring saat proses menelan.

gambar epiglottis

7
2. Saluran Pernapasan Bagian Bawah

Saluran pernapasan bagian bawah terdiri atas trachea, bronchus, dan


bronkhiolus, dan paru-paru. Saluran ini berfungsi mengalirkan udara dan
memproduksi surfaktan.

Gambar, saluran pernapasan bagian bawah

2.1 Trakea

Trakea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-


kira ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea memiliki panjang ± 9 cm dan
tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin. Trakea dilapisi oleh
selaput lendir dan epithelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda
asing.

8
2.2 Bronkus

Bronkus merupakan kelanjutan dari trakea yang bercabang menjadi


bronkus kanan dan kiri. Pada bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada
bagian kiri. Bronkus kanan memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah.
Sedangkan Bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus
atas dan bawah.

2.3 Bronkhiolus

Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, yaitu anak


cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan
akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang menuju
paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan
mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri
hanya bercabang 2.

Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih
tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil
yang dinamakan alveolus. fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media yang
menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru.

Gambar, alveolus

9
2.4 Paru-paru

Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak di


dalam rongga torak setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru
terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura yaitu pleura parfetalis dan
pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan.

Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru kanan dan
paru kiri) dan pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung
beserta pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian puncak di sebut
apeks. Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik, berpori dan memiliki fungsi
sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.

Anatomi paru

Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-


gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu  :

1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan
lobus inferior.

2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior.
(Syaifuddin, 1997).

10
Gambar 1. Lobus Pulmo Sinistra dan dekstra. (Syaifuddin, 1997)

2. Proses Oksigenasi

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia


atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO 2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007)

Udara masuk secara berurutan, yaitu :

Rongga hidung – faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.

Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :

 Ventilasi

Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam


alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi

11
tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah
tempat tekanan udara semakin tinggi.

Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil.


Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil
adalah kemampuan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan,
yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses
ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

 Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.


 Adanya kondisi jalan napas yang baik.
 Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.

 Difusi

Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO 2


dari kapiler ke alveoli. Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu :

 Luasnya permukaan paru-paru


 Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan interstisial).
 Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
 Afinitas gas
 Transportasi

Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O 2 kapiler ke


jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2
akan berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam
plasma (3%). Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk
karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi
HCO3 berada dalam darah (65%).

12
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :

 Kardiak output
 Kondisi pembuluh darah
 Latihan (exercise )
 Hematokrit
 Eritrosit dan kadar Hb

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

1. Saraf Otonom

Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat


mempengaruhi kemampuan untuk dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat
ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatisketika terdjadi
rangsangan. Ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmitter (simpatis
mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi, Parasimpatis
mengeluarkan esetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstirksi) karena pada
saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergic dan reseptor kolinergik.

2. Hormonal dan Obat

Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran


pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas,
seperti sulfas atropine, ekstrak Belladona dan obat yang menghambat adrenergic
tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas (bronkokontriksi)
seperti obat yang tergolong beta bloker nonselektif.

3. Alergi pada saluran napas

Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu
binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.

13
4. Faktor perkembangan

Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan


oksigenasi karena usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan
anak.

5. Faktor lingkungan

Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi,


seperti faktor alergi, ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi
kemampuan adaptasi.

6. Faktor perilaku

Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam


mengkonsumsi makanan (status nutrisi), seperti orang obesitas dapat
mempengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku aktivitas,
seperti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh
darah dan lain-lain.                    

C. Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi,

1. Hipoksia

Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang


didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia
dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi,
menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika
berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan
menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan
dalam sianosis, sesak nafas.

14
2. Perubahan pola pernapasan

3. Takipnea

Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara tidak


merata (> 24/ menit)

4. Branipnea

Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal


( kurang dari 12 /menit)

5. Hiperventilasi

Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru


agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena
kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti
osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek,
nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

6. Kussmaul

Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi meningkat,


misal dalam keadaan asidosis metabolik.

7. Hipoventilasi

Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi


penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya
terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada
keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi,
ketidak seimbangan elektrolit.

15
8. Dispnea

Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.

9. Ortopnea

Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan
pola ini sering di temukan pada seseorang yang mengalami kongestik paru.

10. Cheyne stokes

Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di tandai


dengan periode apnea dan hiperventilasi yang berubah-ubah.

11. Pernapasan paradoksial

Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan


arah dari keadaan normal.

12. Biot

Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga
napas di ikuti periode apnea yang tidak teratur.

13. Stridor

Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada


saluran pertanyaan.

14. Obstruksi jalan napas

Merupakan gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran


pernapasan.

16
15. Pertukaran gas

Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan


pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas
merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Proses pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida berlangsung secara difusi. Oksigen akan menuju semua sel
dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.

D. Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi

1. Latihan napas

Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi


alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan
efisiensi batuk, dan dapat mengurangi stress.

Prosedur Kerja :

 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Atur posisi pasien untuk duduk atau telentang
 Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih
dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup
 Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dan
disusul dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti
orang meniup
 Catat respon pada pasien yang terjadi
 Cuci tangan anda

17
2. Latihan batuk efektif

Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki
kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea,
dan bronkhiolus) dari secret atau benda asing.

Prosedur Kerja :

 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk ke
depan
 Anjurkan pasien untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan
menggunakan pernapasan diafragma
 Setelah itu minta pasien menaahan napas selama ± 2 detik
 Batukkan pasien 2 kali dengan mulut terbuka
 Minta pasien melakukan Tarik napas dengan ringan
 Istirahat
 Catat respons yang terjadi pada pasien
 Cuci tangan anda

3. Pemberian oksigen

Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen kedalam


paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian
oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu, : melalui kanula, nasal, dan
masker.

Tujuan pemberian oksigen adalah :

 Memenuhi kebutuhan oksigen


 Mencegah terjadinya hipoksia
 Membantu kelancaran metabolisme

18
 Sebagai tindakan pengobatan
 Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung

Persiapan Alat dan Bahan :

 Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier


 Nasal kateter, kanula, atau masker
 Vaselin,/lubrikan atau pelumas (jelly)

Prosedur Kerja :

 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
 Cek flowmeter dan humidifier
 Hidupkan tabung oksigen
 Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi
pasien
 Berikan oksigen melalui kanula atau masker
 Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga,
setelah itu berikan lubrikan dan masukkan
 Catat pemberian dan lakukan observasi pada pasien
 Cuci tangan anda

Gambar, pemberian oksigen

4. Fisioterapi dada

Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage,


clapping, dan vibrating pada pasien dengan gangguan system pernapasan untuk
meningkatkan efisiensi pola pernapasan dan membersihkan jalan napas.

Tujuan fisioterapi dada adalah :

 Meningkatkan efisiensi pola pernafasan

19
 Membersihkan jalan nafas

Persiapan Mat dan Bahan :

 Pot sputum berisi desinfektan


 Kertas tisu
 Dua balok tempat tidur (untuk postural drainage)
 Satu bantal (untuk postural drainage)

Prosedur Kerja fisioterapi dada antara lain sebagai berikut :

a. Postural drainage

merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi untuk


mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan postural drainase diikuti
dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrating (vibrasi/getaran).

 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
 Miringkan pasien kekiri (untuk membersihkan bagian paru-paru kanan)
 Miringkan pasien kekanan (untuk membersihkan badian paru-paru kiri)
 Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disokong
satu bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah)
 Lakukan postural drainage ± 10-15 menit
 Observasi tanda vital selama prosedur
 Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping, vibrating, dan
suction
 Lakukan hingga lender bersih
 Catat respon yang terjadi pada pasien
 Cuci tangan

Untuk posisi ini, pasien berbaring tengkurap di tempat tidur datar atau
meja. Dua bantal harus ditempatkan di bawah pinggul.Pengasuh Perkusi dan

20
bergetar atas bagian bawah tulang belikat, di kedua sisi kanan dan kiri tulang
belakang, menghindari perkusi langsung atau getaran selama tulang belakang itu
sendiri.

b. Clapping (penepukan)

Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan


getaran (vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien
ekspirasi

 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
 Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya
 Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung
pasien secara bergantian hingga ada rangsangan batuk
 Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung
sputum pada pot sputum
 Lakukan hingga lendir bersih
 Catat respon yang terjadi  pada pasien
 Cuci tangan

c. Vibrating (menggetarkan)

Suatu tindakan yang diberikan kepada penderita dengan jalan latihan


bernapas, menggetarkan daerah dinding dada

 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
 Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
 Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas
dalam dan meminta pasien untuk mengularkan napas perlahan-lahan. Untuk itu,
letakkan kedua tangan diatas bagian samping depan dari cekungan iga dan

21
getarkan secara perlahan- lahan.hal tersebut dilakukan secara berkali-kali hingga
pasien ingin batuk dan mengeluarkan sputum
 Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung
sputum di pot sputum
 Lakukan hingga lendir bersih
 Catat respon yang terjadi pada pasien
 Cuci tangan

d. Pengisapan lendir

Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan perawatan yang


dilakukan pada yang tidak mampu mengeluarkan secret dan lendir secara mandiri
dengan mnggunakan alat penghisap.

Tujuan pengisapan lendir :

 Membersihkan jalan nafas


 Memenuhi kebutuhan oksigen

Persiapan Mat dan Bahan :

 Mat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan


 Kateter pengisap lendir
 Pinset steril
 Dua kom berisi laturan akuades/NaC1 0,9% dan larutan desinfektan
 Kasa steril
 Kertas tisu

Prosedur Kerja :

 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan diaksanakan
 Atur pasien dalam posisi telentang dan kepala miring kearah perawat

22
 Gunakan sarung tangan
 Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
 Hidupkan mesin penghisap
 Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkna kateter pengisap ke
dalam kom berisi akuades atau NaC1 0,9% untuk mencegah trauma mukosa
 Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
 Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
 Bilas kateter dengan akuades atau NaC1 0,9%
 Lakukan hingga lendir bersih
 Catat respon yang terjadi
 Cuci tangan

23
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan


kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau
sel. Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri
atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan
saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-
paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan
oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan
transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri
dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah
kebutuhan oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian
oksigen, dan fisioterapi dada.

B. Saran

Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari
dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah
makalah tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang
membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

24

Anda mungkin juga menyukai