Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. S.

S DENGAN DIAGNOSA

KEPERAWATAN RESIKO PERILAK KEKERASAN DI BANGSAL

SENA RSJD Dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Disusun Oleh :
Nur Widiya Handayani
18034

AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN

TAHUN AJARAN 2021


PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

RUANG RAWAT : SENA TANGGAL DIRAWAT : 18 Januari 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.S.S
Usia : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : 049XXX
Alamat : Gondang, Sragen
Tanggal Pengkajian : 25 Januari 2021
Informan : Tn.S.S

II. ALASAN MASUK


- Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 18 Januari 2021 karena sakau
disebabkan telat atau tidak mengkonsumsi obat, kemudian klien mengalami
halusinasi dan mulai terpancing emosi shingga melakukan kekerasan dengan
memukul orang lain.
- Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa dirinya merasa emosi dan
ingin memukul orang lain. Klien mengatakan alasan masuk rumah sakit
karena ingin membunuh kakaknya sendiri. Klien mengatakan cara
keluarganya dalam mengatasi masalah ini yaitu dengan cara melerai namun
klien tetap saja ingin melukai kakaknya, sehingga keluarga membawanya ke
rumah sakit.

III. FAKTOR PRESIPITASI


Klien mengatakan yang menyebabkan masuk di RSJ lagi yaitu karena telat
dalam mengkonsumsi obat, kemudian mengalami halusinasi tingkat dewa
dimana dunia adalah miliknya dan tidak ada orang yang ditakuti kecuali ibunya.
Kemudian klien mengatakan bahwa dia juga melakukan peeilaku kekerasan
kepada orang lain.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Klien mengatakan bahwa dirinya memiliki riwayat pernah dirawat di RSJ
sebanyak 5 kali. Klien mengatakan pertama kali dirawat di RSJ pada tahun
2012 dengan alasan mengkonsumsi minuman keras yang menimbulkan
perilaku kekerasan terhadap orang lain. Pada tahun 2015 klien kembali
dibawa ke RSJ untuk dirawat lagi dengan alasan mengkonsumsi atau
pengguuna sabu-sabu kemudian disertai halusinasi yangg mmenyebabkan
perilaku kekerasan terhadap orang lain. Pada tahun 2017 akhir klien kembalii
dirawat di RSJ untuk yang ketiga kalinya dengan alasaan mengkonsumsi
sabu-sabu lagi. Pada tahun 2019 klien kembali lagi dirawat di RSJ dengan
alasan berupa masalah rumah tangga yang berujung sebuah perceraian dan
hal ini memicu klien dalam melakukan tindakan perilaku kekerasan terhadap
orang lain bahkan lingkungan. Pada tahun 2021 awal klien kembali lagi
dirawat di RSJ untuk yang ke lima kalinya dengan alasan bahwa dirinya
mengalami sakau yang menyebablan halusinasi tingkat dewa, dimana klien
mengatakan bahwa dirinya telat dalam mengkonsumsi obat bahkan tiidak
mengkonsumsinya sama sekali dan menyebabkan klien melakukan tindakan
perilaku kekerasan terhadap anggota keluarganya yaitu hasrat ingin
membunuh.
2. Pengobatan sebelumnya.
Pengobatan yang dijalani klien termasuk kurang berhasil karena klien
mengatakan sering telat dalam mengkonsumsi obat bahkan tidak
mengkonsumsinya sama sekali.
3. Aniaya yang dilakukan?
Klien mengatakan bahwa pernah melakukan penganiayaan fisik terhadap
oarng lain dengan cara memukul dibagian pelipis dan memukul bagian
mulut. Namun klien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah melakukan
penganiayaan seksual dan klien juga tidak mendapatkan penolakan dari
keluarganya. Klien mengatakan bahwa dirinya pernah menganiaya anggota
keluarganya yaitu ingin membunuh.
V. FISIK
1. Tanda vital :
TD : 130/70mmHg
N : 120x/mnt
S : 36,4C
RR : 20x/mnt
SPO2 : 99%
2. Ukur : TB : 170cm, BB : 50kg
3. Keluhan fisik : Klien mengatakan bahwa dirinya merasa badannya terasa
sakit semua.

VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Orang Tua Ayah Orang Tua Ibu

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Tinggal Serumah

: Menikah

: Keturunan

: Klien
Klien mengatakan bahwa orang tua ayahnya masih lengkap kecuali ibu dari
ayahnya sudah meninggal dunia, kemudian klien mengatakan bahwa orang
tua dari ibunya sudah meninggal. Klien mengatakan orang tuanya masih
utuh dan tinggal dalam satu rumah dengan anak yang ke 2, ke 3, dan klien
sendiri. Sedangkan saudara klien yang nomer 2 sudah meninggal dunia
dikarenakan sakit komplikasi dan saudara yang ke 4 juga sudah meninggal
dikarenakan serangan jantung.

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai bagian mata dan bagian tubuh yang
tidak disukai yaitu pantat.
b. Identitas
Klien mampu menyebutkan nama dengan lengkap, usia 27 tahun,
tempat dan tanggal lahir, pendidikan erakhir adalah SMP, status
pribadi, pekejaannya adalah seorang supir.
c. Peran
Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai anak ke 5 dari 5
bersaudara dan klien berperan juga dalam mencari nafkah untuk
keluarganya. Saat di RS klien berperan sebagai pasien. Peran klien
untuk saat ini mengalami masalah dimana klien tidak dapat bekerja
lagi untuk membantu memenuhii kebutuhan keluarganya dikarenkan
harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk segerah sembuh.
d. Ideal diri
Klien berharap segera pulang ingin bertemu dengan keluarga terutama
ibu karena sudah kangen dan klien ingin menjadi orang normal seperti
biasanya tanpa harus kembali lagi dirawat di rumah sakit.
e. Harga Diri
Klien mengatakan bahwa tetap menerima kondisi tubuhnya tanpa
merasa minder, dan tetap menerima serta menjalani kondisinya
dimasa-masa yang seperti ini dan berharap dapat menjalankan
aktivitas seperti biasnya dan tidak di rumah sakit. Klien mampu
menjelaskan tentang identitas dirinya dengan baik, klien mengatakan
mampu berperan namun kadang juga merasa emosian, klien
mengatakan ideal diri yang dia harapkan adalah sama dengan klien
yang lain pada umumnya yaitu ingin segera sembuh dan pulang serta
dapat menjalankan perannya seperti sedia kala.

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang berati dalam hidupnya adalah orang tua
terutama ibunya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Peran serta klien saat dirumah dia mengatakan bahwa diri mengikuti
kegiatan kelompok dimasyarakat dengan orang-orang sekitar terlibbat
dalam keliatan masyarakat seperti kerja bakti, ronda malam. Sedangkan
peran serta klien saat dirumah sakit yaitu mengatakan bahwa dirinya
tertap berperan dalam kegiatan kelompok meskipun terkadang tidak
menyukai kegiatan tersebut begitu dengan sebagian orang-orang yang
tisa dia sukai.
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain :
Sebelum dirawat dirumah sakit klien tidak memiliki hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain, namun saat klien berada di rumah sakit
klien mengatakan sedikit mengalami hambatan dalam berhubungan
dengan orang lain dikarenakan sebagian pasien ada yang kooperatif dan
ada yang tidak kooperatif sehingga klien terkadang sedikit tidak
menyukai perilaku dari pasien yang lain.

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan memiliki nilai keyakinan yang baik dan beragama
islam klien yakin terhadap segala sesuatu yang terjadi saaat ini adalah
suatu ujian yang harus tetap di jalani dan tetap berpegang tegu kepada
agamanya.
b. Kegiatan ibadah :
Seblum masuk rumah sakit klien mengatakan tetap menjalankan ibadah
lima waktunya dengan tepat waktu, meskipun dulunya masih belum tepat
waktu. Saat dirumah sakit klien mengatakan tetap menjalankan ibadah
sholat tepat waktu selama di rumah sakit.

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan :
Klien tampak berpenampilan cukup rapi dan bersih, tidak berantakan dan
tidak kotor.
2. Pembicaraan :
Klien berbicara menggunakan nada yang cukup tinggi (keras), terkadang
klien berkata kotor.
3. Aktivitas Motorik :
Klien tampak tegang namun terkadang gelisah dan lesu dan kadang juga
grimasen dan ingin memukul rekannya.
4. Alam perasaaan :
Klien tampak sedih kadang bergembira namun terkadang juga merasa
ketakutan.
5. Afek :
Klien memiliki afek labil dimana klien mudah emosi dan cepat berubah.
6. lnteraksi selama wawancara :
Klien selama wawancara bersifat kooperatif namun terkadang mudah
tersinggung.
7. Persepsi :
Klien mengatakan pernah melihat makhluk yang tidak kasat mata dan pernah
mendengar bisikan yang terkadang memancing dirinya menjadi emosi dan
marah. Klien menggtakan hal itu dulunya muncul sebanyak 2 kali dalam
sehari terkadang tidak pernah muncul. Klien tampak gelisah saat
mendengarkan sesuatu, kadang merasa takut.
8. Proses Pikir :
Klien memiliki proses berfikir secara bloking yaitu ketika klien berbicara
namun tiba-tiba terdiam dn setelah itu pembicaraan dilanjutkan kembali,
seperti berfikir serius terlebih dahulu.
9. Isi Pikir :
Klien memiliki proses berfikir secara obsesi dimana klien oikiran tentang
sesuatu yang menyebabkan emosi tiba-tiba muncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya.
Waham :
Waham yang dialami klien yaitu waham kontrol pikir, dimana terkadan klien
sulit mengontrol pokirannya sehingga mudah terbawa oleh sikap emosional
yang berujung pada tindakan yang ingin melukai orang lain.
10. Tingkat kesadaran :
Tingkat kesadaran klien yaitu sadar penuh karena klien mampu menyebutkan
dan menjelaskan tentang orientasi waktu tentang pukul berapa dia harus
makan kemudian klien mampu berorientasi tentang tempat yang pernah dia
datangi dahulunya, dan klien mengerti dan paham akan orang-orang yang
berada disekitarnya.
Disorientasi :
Klien tidak mengalami diorientasi waktu, tempat dan orang.
11. Memori :
Klien tidak mengalami masalah dalam hal daya ingat dimana klien masih
ingat kapan terakhir kali dia dirawat di rumah sakit dan kaan terakhir kali
orang tua mengunjunginya.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
Tingkat konsentrasi klien baik, tidak mengalami disorientasi dan tidak
mudah beralih dan mampu berhitung dengan baik.
13. Kemampuan penilaian :
Kemampuan penilaian klien dalam mengambil keputusan tidak mengalami
masalah, mampu mengambil keputusan apabila diberikan penjelasan yang
baik. Misal mengambil keputusan memilih makan sebelum mandi atau
mandi dulu sebelum makan.
14. Daya tilik diri :
Klien menyadari dan menerima atau tidak mengingkari penyakit yang
dideritanya.
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Klien mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain, mampu mengambil
makanan secara mandiri, mampu memasukan makanan ke mulut dengan
benar dan tidak membutuhkan bantuan dari orang lain untuk makan.
2. BAB/BAK
Klien mampu BAB/BAK (toiletting) secara mandiri. Mampu membersihkan
dirinya sendiri setelah BAB/BAK.
3. Mandi
Klien mampu mandi secara mandiri, mampu gosok gigi sendiri, mampu
mengeringkan badanya dengan handuk secara mandiri dan tdak ada bantuan
dari perawat, klien mengatakan mampu menyiapkan peralatan mandinya dan
merapkan peralatan mandinya setelah mandi.
4. Berpakaian/berhias
klien tampak berpakaian cukup rapi tidak berantakan, dan tidak kotor, klien
mampu menyisir rambutnya secara mandiri setelah mandi.
5. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidak bisa tidur siang hanya bisa rebahan nyantai-nyantai
saja, sebab pada siang hari suasana untuk tidur tidak kondusif atau ramai.
Klien mengatakan pda malah hari mampu tidur 8 jam,yaitu mulai dari pukul
20.00 malam hingga pukul 04.00 pagi. Klien mengatakan kegiatan sebelum
tidur tidak melibatkan kegiatan apapun selain rebahan, dan kegiatan klien
setelah bangun tidur yaitu pada pagi hari diawali dengan cuci muka dan
mandi kemudian mendirikan sholat subuh dan setelah itu mekakukan
kegiatan yang sifatnya mampu mengembangkan dirinya untuk lekas
membaik.
6. Penggunaan obat
Klien mengatakan saat menggunakan atau mengkonsumsi obat tidak
memerlukan bantuan dari orang lain dan mampu dilakukan secara mandiri.
7. Pemeliharaan Kesehatan
perawatan lanjutan yang dijalani klien yaitu dengan mengkonsumsi obat
yang telah diresepkan. Perawatan dukungan yang dijlani klien yaitu dengan
memberikan dukungan kepada klien agar lekas sembuh.
8. Kegiatan di dalam rumah
Klien mengatakan biasanya dirumah juma membantu menyiapkan makanan
jika dirinya sedang ingin. Klien mampu menyiapkan makan secara mandiri.
Klien mengatakan selama dirumah mampu mencuci, membilas, menjemur
pakaiannya secara mandiri. Klien mengatan jika dirumah dia juga menjaga
kerapian rumah dengan cara yaitu menyapu lingkungan disekitar rumahnya.
Klien mampu mengatur keungana meskipun jarang-jarang punya uang.
9. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan bis berbelanja di luar rumah,dengan mengendarai sepeda
motor tanpa memerlukan bantuan total.

IX. MEKANISME KOPING MEKANISME :


Mekanisme koping adaptif klienn yaitu :
Klien mnpu berbicara dengan baik dengan orang yang telah dia kenal serta
mampu menyelesaikan masalahnya, dan melakukan olahraga di tempat
rehabilitas.
Mekanisme kopping maladaptif klien yaittu klien mengatakan duluunya pernah
minum-minuman keras terkadang juga berkerja sejar berlebihan dan terkadang
beresiko untuk mencederai orang lain.

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN :


1. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : klien mengatakan tidak
memiliki masalah tentang dukungan kelompok.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : klien mengatakan tidak
memiliki masalah yang berhubungan dengan linkungan, tetapi hanya kurang
suka dengan orang-orang yang sedikit sombong.
3. Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien mengatakan tidak memiliki
masalah dengan pendidikannya, klien mengatakan dulu sekolah hanya
sampai jenjang SMP saja.
4. Masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien mengatakan tidak memiliki
masalah dengan pekerjaannya karena klien bekerja sebaagai supir truck
dulunya.
5. Masalah dengan perumahan, spesifik : klien mengatakan tidak memiliki
masalah dengan lingkungan perumahannya.
6. Masalah ekonomi, spesifik : klien tidak memiliki masalah temyang
perekonoman karena yang dirasakan klien hingga saat ini kebutuhan
ekonominya sudah cukup terpenuhi.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : klien mengatakn tidak
memiliki masalah dengan pelayanan kesehatan, justru klien memanfaatkan
pelayanan kesehatan dengan baik.

XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG:


Klien mengatakan kurang memahami tentang mengkonsumsi obat secara teratur
tetapi klien paham akan kondisi jiwa yang dialami dengan mengkonsumsi obat
secara teratur.

XII. ASPEK MEDIK


1. Diagnosa Medik :
a. Skizofrenia.
b. Gangguan mental perilaku.
2. Diagnosa Keperawatan :
a. Resiko Perilaku Kekerasan.
b. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pengelihatan dan pendengaran.
3. Terapi Medik :
Nama Obat Dosis Jadwal
Risperidone 2 mg 2 x sehari 1 tablet
Trihexyphenidil 2 mg 2 x sehari 1 tablet
Clozapine 100 mg 1 x sehari 1 tablet
Curcuma tablet 1 mg 3 x sehari 1 tablet
Vitamin C 50mg 2 x sehari 1 tablet
Omeprazole 20 mg 2 x sehari 1 kapsul
Levofloxacin 500 mg 1 x sehari 1 tablet

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko perilaku kekerasan.
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi.

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko perilaku kekerasan terhadap.
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi.
ANALISA DATA

Data Masalah
DS : Resiko perilaku kekerasan terhadap
1. Klien mengatakan bahwa dirinya orang lain.
merasa emosi dan ingin memukul
orang lain.
2. Klien mengatakan alasan masuk
rumah sakit karena ingin
membunuh kakaknya sendiri.
DO :
1. Klien berbicara menggunakan
nada yang cukup tinggi (keras)
terkadang bebicara kotor.
2. Klien tampak tegang, gelisah,
grimasen.
3. Klien tampak memukul rekannya
yang susah dibilangin.
4. Klien mudah emosi dan
tersinggung.
DS : Gangguan persepsi sensori : halusinasi
1. Klien mengatakan pernah melihat pengelihatan dan pendengaran.
makhluk yang tidak kasat mata
dan pernah mendengar bisikan
yang terkadang memancing
dirinya menjadi emosi dan marah.
2. Klien menggtakan hal itu dulunya
muncul sebanyak 2 kali dalam
sehari terkdang tidak pernah
muncul.
DO :
XV. POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan


(pada diri sendiri, orang Effect
lain, lingkungan, verbal)

Perilaku Kekerasan Core Problem

Halusinasi Cause

Harga Diri Rendah

Surakarta, 26 Januari 2021


Mahasiswa,

Nur Widiya Handayani


NIM : 18034
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Tn.S.S
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Di RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta

Nama Klien : Tn.S.S


Dx. Medis : F.19.0
No CM : 049XXX
Ruang : Sena
Diagnosa
Hari/Tgl Perencanaan
Keperwatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
26/01/202 Resiko Diharapkan TUK 1: SP 1:
1 Perilaku dengan 1. klien dapat 1. Bina hubungan
Kekerasan dilakukanya membina hubungan saling percaya
Terhadap asuhan saling percaya dan dengan klien
Orang Lain keperawatan mengidentifikasi mengedepankan
selama perilaku kekerasan prinsip komunikasi
4x24jam klien yang dilakukan, terapeutik.
dapat tanda jenis, serta 2. Identifikasi
mengontrol akibatnya. penyebab, tanda,
perilaku dengan 2. Kriteria evaluasi: jenis, dan akibat
baik. Klien menunjukkan dari PK
tanda percaya 3. Melatih cara
kepada perawat mengontrol PK:
melalui : fisik, obat, verbal
a. bersedia atau spiritual.
menceritakan 4. Melatih dengan
perasaanya. cara fisik dengan
b. Bersedia tarik nafas dalam
mengungkapka dan memukul
n masalah bantal/kasur.
c. Klien dapat
mengungkapka SP 2:
n tanda PK 1. Evaluasi tindakan
yang dialami. SP 1 dan berikan
TUK 2: pujian.
1. Klien dapat 2. Melatih cara
mengontrol perilaku mengontrol PK
kkerasan dengan dengan patuh
menggunakan obat. minum obat.
2. Kriteria hasil: Menjelaskan enam
a. Klien tahu benar obat
nama obat, (nama/identitas,
bentuk obat, waktu, obat, dosis,
dosis, cara cara, dan
pemakaian, dan kegunaan).
efek yang 3. Masukkan pada
dirasakan. jadwal kegiatan
TUK 3: harian.
1. Klien dapat
mengontrol perilaku SP 3:
kekrasan dengan 1. Evaluasi tindakan
cara fisik, verbal, SP 1 dan SP 2,
maupun spiritual. serta berikan
2. KH: pujian atas usaha
a. Klien mampu klien dan beri
menjelaskan motivasi.
cara 2. Melatih cara
mengontrol mengontrol PK
perilaku dengan verbal,
kekerasan dapat juga dengan
dengan fisik, mengungkapkan
verbal, maupun perasaan dengan
spiritual. baik, menolak
dengan baik, dan
meminta dengan
baik.
3. Masukkan pada
jadwal harian
pasien.

SP 4:
1. Evaluasi tindakan
SP 1-SP 3, beri
pujian dan
motivasi klien.
2. Melatih cara
mengontrol secara
spiritual, dapat
dengan istighfar.
3. Masukkan pada
jadwal harian.
26/01/202 Gangguan Diharapkan Setelah dilakukan 4x SP 1 :
1 persepsi dengan pertemuan diharapkan 1. Membina hubungan
sensori dilakukanya pasien mampu saling percaya.
halusinasi: asuhan mengontrol 2. Mendiskusikan
pengelihatan keperawatan halusinasinya dengan dengan pasien isi
dan selama x24jam cara : halusinasi,
pendengaran klien mampu 1.Mengenal halusinasi frekuensi, situasi
mengontrol dan Menghardik pencetus, perasaan
halusinasi halusinasi dan proses
sesuai strategi 2.Minum obat secara terjadinya
pelaksanaan teratur halusinasi.
tindakan 3.Bercakap-cakap 3. Melatih pasien cara
keperawatan. 4.Melakukan aktivitas menghardik
halusinasi.
SP 2 :
1. Menjelaskan 6
benar tentang obat
(jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara,
dan kontinuitas
minum obat).
2. Latih cara
memberikan
minum obat.
3. Menyusun jadwal
minum obat.

SP 3 :
1. Latihan
mengontrol
halusinasi dengan
cara bercakap-
cakap.

SP 4 :
1. Latihan
mengontrol
halusinasi dengan
melakukan
kegiatan rutin
harian.

Surakarta, 27 Januari 2021


Praktikan,

(Nur WidiyaHandayani)
NIM: 18034
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN Tn.S.S
DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Di RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta

Nama Klien : Tn.S.S


Dx. Medis : F.19.0
No CM : 049XXX
Ruang : Sena
Hari/Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
27/01/2021 DS : S:
(11.00) 1. Klien mengatakan - Klien mengatakan
merasa kesal dan bersedia diajarkan SP
mudah marah jika 1 RPK
diganggu oleh pasien - Klien mengtakan
yang lainnya. sudah tahu penyebab,
2. Klien mengatakan tanda, jenis, dan akibat
jika marah dan dari PK
mengamuk ingin - Klien mengatakan
memukul pasien yang senang diajarkan cara
lain. mengontrol RPK
3. Klien mengatakan dengan SP 1.
pernah melihat - Klien mengatakan
makhluk tidak kasat bersedia diajarkan cara
mata dan mendengar mengontrol PK dengan
suara yang melakukan puluk
menyuruhnya unruk bantal dan tarik nafas.
memukul orang lain - Klien mengatakan
DO : bersedia diajarkan cara
1. Klien tampak emosi mengenali
dan tidak stabil. halusinasinya
2. Klien tampak tegang menggunakan SP 1.
dan gelisah. - Klien mengatakan tahu
3. Pandangan mata klien tentang isi halusinasi,
tampak tajam dan frekuensi, situasi
melotot. pencetus, perasaan dan
4. Klien tampak seperti proses terjadinya
mendengarkan halusinasi.
sesuatu dan tiba-tiba - Klien mengatakan
merasa takut dan sudah sedikit bias
sedih. menghardik
halusinasinya.
DX : O:
1. Resiko Perilaku
- Klien tampak
Kekerasan
kooperatif saat
2. Gangguan Persepsi
diajarkan SP 1 RPK
Sensori : Halusinasi
dan halusinasi.
Pengelihatan dan - Klien mampu
Pendengaran menjelaskan ulang
tentang SP 1 RPK dan
Tindakan : SP 1 halusinasi.
RPK - Klien tampak
1. Bina hubungan saling memperhatikan saat
percaya dengan klien diajarkan SP 1 RPK
mengedepankan dan SP 1 halusinas.
prinsip komunikasi A:
terapeutik. - Bina hubungan saling
2. Identifikasi penyebab, percaya dalam SP 1
tanda, jenis, dan RPK dan halusinasi
akibat dari PK. dapat tercapai.
3. Melatih cara - Resiko perilaku
mengontrol PK: fisik, kekerasan belum
obat, verbal atau teratasi.
spiritual. - Halusinasi teratasi
4. Melatih dengan cara sebagian.
fisik dengan tarik P:
nafas dalam dan - Melakukan SP 1 RPK
memukul dan menganjurkan
bantal/kasur. kepada klien apabila
Halusinasi ada gejala ingin marah
1. Membina hubungan muncul maka lakukan
saling percaya. tindakan SP 1 itu tadi
2. Mendiskusikan dalam jadwal
dengan pasien isi hariannya.
halusinasi, frekuensi, - Mengevaluasi SP 1
situasi pencetus, halusinasi dan
perasaan dan proses menganjurkan klien
terjadinya halusinasi. apabila ada gejala
3. Melatih pasien cara halusinasi maka
menghardik lakukan SP 1 untuk
halusinasi. mengatasinya dan tulis
di jadwal harian.
RTL :
RPK
1. Evaluasi SP 1 RPK.
2. Mengajarkan SP 2
RPK : Melatih cara
mengontrol PK
dengan patuh minum
obat. Menjelaskan
enam benar obat
(nama/identitas,
waktu, obat, dosis,
cara, dan kegunaan).
Halusinasi
1. Evaluasi SP 1
Halusinasi.
2. Mengajarkan SP 2
Halusinasi :
Menjelaskan 6 benar
tentang obat (jenis,
guna, dosis,
frekuensi, cara, dan
kontinuitas minum
obat).
3. Latih cara
memberikan minum
obat.
28/01/2021 DS : S:
(10.00) 1. Klien mengatakan - Klien mengatakan
sudah lebih tenang. sudah bisa mengenali
2. Klien mengatakan dan mengontrol RPK
sudah tidak melihat dan halusinasi dengan
makhluk yang tak SP 1.
terihat dan klien - Klien mengatakan
mengatakan sudah senang diajarkan cara
tidan mendengar mengontrol RPK dan
bisikan yang halusinasi dengan cara
menyebabkan dia minum obat.
emosi dan marah- - Klien mengatakan
marah. bahwa lebih tahu
3. Klien mengtakan saat tentang cara minum
melakukan SP 1 RPK obat yang benar.
dia merasa lebih - Klien mengatakakn
enak. bahwa sudah
DO : menuliskan jadwal
1. Klien tampak tenang hariannya.
tidak gelisah. O:
2. Pandangan klien - Klien tampak fokus
sudah tidak terlalu saat dijelaskan
tajam. mengenai cara minum
3. Klien tampak tidak obat dengan benar.
merasa takut lagi. - Klien tampak mampu
menjelaskan ulang
DX : mengenai cara
1. Resiko Perilaku mengontrol RPK dan
Kekerasan halusinasinya dengan
2. Gangguan Persepsi cara menggunakan
Sensori : Halusinasi obat.
Pengelihatan dan - Klien tampak
Pendengaran kooperatif dalam
melakukan SP 2 RPK
Tindakan : dan SP 2 halusinasi.
RPK
- Klien mampu
1. Evaluasi tindakan SP
mengulangi SP 1 RPK
1 dan berikan pujian.
dan SP 1 halusinasi.
2. Melatih cara
mengontrol PK - Klien mengatakan
dengan patuh minum senang sudah
obat. Menjelaskan diajarkan cara
enam benar obat mengontrol RPK dan
(nama/identitas, halusinasinya.
waktu, obat, dosis, A:
cara, dan kegunaan). - Masalah RPK sedikit
3. Masukkan pada teratasi dan tetap
jadwal kegiatan lanjutkan SP 2.
harian. - Masalah halusinasi
Halusinasi sudah teratasi tetap
1. Evaluasi tindakaan lanjutkan intervensi
SP 1 dan berikan untuk meminimalkan
pujian. terjadinya keparahan.
2. Menjelaskan 6 benar P:
tentang obat (jenis, - Melakukan SP 1 dan
guna, dosis, 2 RPK dan halusinasi
frekuensi, cara, dan dan memasukkannya
kontinuitas minum di jadwal harian.
obat).

RTL :
RPK
1. Evaluasi SP 1 dan SP
2 dan berikan pujian.
2. Mengajarkan SP 3
RPK : Melatih cara
mengontrol PK
dengan verbal, dapat
juga dengan
mengungkapkan
perasaan dengan baik,
menolak dengan baik,
dan meminta dengan
baik.
3. Masukkan pada
jadwal harian pasien
Halusinasi
1. Evaluasi SP 1 dan SP
2 dan berikann
pujian.
2. Mengajarkan SP 3
halusinasi : Latihan
mengontrol halusinasi
dengan cara
bercakap-cakap.
29/01/2021 DS : S:
(11.00) 1. Klien mengatakan - Klien mengatakan tahu
bahwa dirinya lebih cara menolaka dengan
tenang saat menggunakan verbal
mengkonsumsi obat. yang baik dan bisa
2. Klien mengatakan berkata serta meminta
mampu minum obat dengan baik.
sesuai dengan cara - Klien mengatakan
yang diajarkan suka bercakap-cakap
kemarin. dengan rakannya
DO : untuk mengontrol
1. Klien tampak lebih halusinasinya.
baik. - Klien mengatakan
2. Klien tampak lebih senang diajarkan
tenang berbicara dengan kata-
3. Klien tampak antusias kata yang baik untuk
untuk mengikuti mengontrol
kegiatan selanjutnya. perilakunya.
O:
DX : - Klien tampak mampu
1. Resiko Perilaku bercakap-cakap
Kekerasan dengan baik.
2. Gangguan Persepsi - Klien mampu
Sensori : Halusinasi mengontrol
Pengelihatan dan perilakunya dengan
Pendengaran mengucapkan verbal
yang baik.
Tindakan : - Klien tampak
RPK memperhatikan saat
1. Evaluasi SP 1 dan SP diajarkan.
2, berikan pujian serta A :
motvasi klien untuk - Masalah resiko
selalu berusaha untuk perilaku kekerasan
sembuh. sedikit teratasi.
2. Melatih cara - Masalah halusinasi
mengontrol PK suda teratasi namut
dengan verbal, dapat tetap memelukan
juga dengan pemantauan.
mengungkapkan P:
perasaan dengan baik,
- Mengulangi SP 2 dan
menolak dengan baik,
SP 3 agar tidak
dan meminta dengan
menimbulkan resiko
baik.
perilaku kekerasan dan
3. Masukkan pada
halusinasi.
jadwal harian pasien.
Memasukan jadwal
Halusinasi
harian.
1. Evaluasi SP 1 dan SP
2, serta berikan pujian
dan motivasi kepada
klien untuk selalu
berusaha.
2. Latihan mengontrol
halusinasi dengan
cara bercakap-cakap.
RTL :
RPK
1. Evaluasi SP 1, SP 2,
dan SP 3 serta
berikan pujian dan
motivasi atas
usahanya.
2. Mengajarkan SP 4
RPK : Melatih cara
mengontrol secara
spiritual, dapat
dengan istighfar.
Halusinasi
1. Evaluasi SP 1, SP 2,
dan SP 3 serta
berikan pujian dan
motivasi kepada
klien.
2. Mengajarkan SP 4
halusinasi : Latihan
mengontrol halusinasi
dengan melakukan
kegiatan rutin harian.
30/01/2021 DS : S:
(10.00) 1. Klien mengatakan - Klien mengatakan bisa
mau untuk dilakukan mengulangi SP 1, SP
dan dijelaskan terkait 2, SP 3 RPK dan
SP selanjutnya. halusinasi.
2. Klien mengatakan - Klien mengatakan
bahwa dirinya lebih senang setelah
tenang. mendapatkan
DO : penjelasan tentang SP
1. Klien tampak antusias yang selanjutnya.
dan bersemangat. - Klien mengatakan bisa
2. Klien tampak lebih mengontrol RPK
tenang dari kondisi dengan cara
yang sebelumnya. beristigfar.
- Klien mengatakan
DX : senang beraktivitas
1. Resiko Perilaku rutin agar tidak
Kekerasan menimbulkan
2. Gangguan Persepsi halusinasi yang baru.
Sensori : Halusinasi O:
Pengelihatan dan - Klien tampak
Pendengaran kooperatif dan focus
saat diajarkan cara
Tindakan : mengontrol RPK dan
RPK halusinasinya.
1. Evaluasi SP 1, SP 2, - Klien tampak
dan SP 3 serta menguasai tindakan
berikakan pujian dan yang diberikan.
motivasi terhadap - Klien mampu
klien. melakukan SP dengan
2. Melatih cara baik.
mengontrol secara A:
spiritual, dapat - Masalah resiko
dengan istighfar. perilaku kekrasan
3. Masukkan pada masih ada dan tetap
jadwal harian. melanjutkan SP yang
Halusinasi sebelumnya. Begitu
1. Evaluasi SP 1, SP 2, juga dengan
SP 3 serta berikan halusinasinya untuk
pujian dan motivasi menghindari
kepada klien. munculnya halusinasi
2. Latihan mengontrol maka tetap terapkan
halusinasi dengan SP.
melakukan kegiatan P:
rutin harian. - Melakukan SP 1, SP
2, SP 3, SP 4 secara
RTL : bertahap dan menulis
RPK dijadwal harian.
1. Evaluasi seluruh SP
2, SP 3, SP 4 untuk
pertemuan perawatan
selanjutnya dan
lakukan secara
bertahap.
2. Berikan pujian dan
motivasi kepada
klien.
Halusinasi
1. Evaluasi seluruh SP
2, SP 3, SP 4 untuk
pertemuan
selanjutnya dan
lakukan secara
bertahap.
2. Berikan pujian positif
kepada klien dan
selalu berikan
dukungan motivasi.

Surakarta, 30 Januari 2021


Praktikan,

(Nur WidiyaHandayani)
NIM: 18034

Anda mungkin juga menyukai