SKRIPSI
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NIM: 23040160086
SALATIGA
2020
ii
NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM FILM
SKRIPSI
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NIM: 23040160086
SALATIGA
2020
iii
iv
v
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
1. Orang tuaku tercinta, Papak Paring Kuat dan Ibu Painah yang senantiasa
4. Keluarga santri Pondok Pesantren Al-Isti’anah angkatan 2016 yang telah ikut
5. Teman-teman PGMI angkatan 2016 dan semua pihak yang telah membantu
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur teruntuk Allah SWT, penulis panjatkan kehadirat-Nya yang
sahabat, dan pengikut setianya. Yang telah mengantarkan kita dari zaman
Dengan penyusunan skripsi ini penulis sudah berusaha dengan daya, upaya,
serta dengan kemampuan yang ada guna menyelesaikannya. Namun tampa bantuan
dari berbagai pihak, penyusun ini tidak mungkin dapat terwujud. Dengan selesainya
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan
3. Ibu Dr. Peni Susanti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI)
ix
4. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapat rahmat dan ridho
Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
MOTTO........................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
xi
BAB II BIOGRAFI NASKAH
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ...................................................................... 59
B. Saran ................................................................................ 0
xii
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
ABSTRAK
Azizah, Fidda Rifqi. 2020. Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Film “Tanah Surga
Katanya” Karya Herwin Novianto dan Manfaatnya Sebagai Sumber
Belajar Bahasa Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah. Skripsi, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs.
Bahroni, M.Pd.
Kata kunci: Nilai-nilai nasionalisme, film “Tanah Surga Katanya”, sumber belajar
Bahasa Indonesia di MI.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
nilai-nilai nasionalisme dalam film “Tanah Surga Katanya” karya Herwin Novianto
serta mengetahui manfaatnya sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia di MI.
Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi meliputi data
primer yakni isi film “Tanah Surga Katanya” dan data sekunder yakni hasil tulisan
yang membahas tentang film “Tanah Surga Katanya” baik berupa buku ataupun
internet. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analisys)
yaitu untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk
mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari
komunikator yang dipilih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, manfaat nilai-nilai nasionalisme
dalam film “Tanah Surga Katanya” karya Herwin Novianto sebagai sumber belajar
Bahasa Indonesia, antara lain: (1) kesadaran dan rasa cinta terhadap tanah airnya
dan tidak akan melupakannya, bermanfaat Sebagai sumber belajar Bahasa
Indonesia pada materi Mendeskripsikan Tokoh Melalui Gambar dan Tulisan,
Menganalis Sikap, Tokoh dalam Cerita, Unsur-Unsur Cerita. (2) meminiki
kebangaan terhadap bangsa, bermanfaat sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia
di MI pada materi Ungkapan Kalimat Pujian dan Ajakan. (3) memiliki rasa bela
negara atau patriotisme, bermanfaat sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia pada
materi Teks/Informasi Terkait dengan Pertanyaan Apa, Di Mana, Kapan, dan Siapa.
(4) semangat juang dan sikap rela berkorban, bermanfaat sebagai sumber belajar
Bahasa Indonesia pada materi Mendeskripsikan Tokoh Melalui Gambar dan
Tulisan.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
sesungguhnya engkau adalah negeri Allah yang paling dicintai Allah, dan
sesungguhnya engkau adalah negeri yang paling aku cintai. Kalau siapa saja
firman-Nya
ٍ ِّلل ُمب
ي ٍض َ
1
Artinya:
– Qashas: 85).
luntur sedikit demi sedikit. Hal ini bisa dilihat ketika semakin bertambahnya
orang yang lebih memilih film luar daripada film buatan Indonesia sendiri,
Lebih percaya diri ketika pakaian yang digunakan hasil dari produk asing
Nasionalisme dapat disampaikan melalui karya sastra. Oleh karena itu, sastra
dalam usaha pembangunan suatu bangsa. Karya sastra bukan hanya sekedar
sezamannya sebagai perwujudan dari niat tertentu. Ada berbagai rasa cinta
tanah air yang dapat pembaca nikmati melalui karya sastra khususnya karya
sastra film. Dengan demikian, melalui karya sastra film pembaca dapat
ii
Makadari itu dalam hal ini penulis memilih menggunakan media film,
pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh
telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat
dibaca saja atau hanya didengar saja. Selain hal tersebut melalui film inilah
yang terjadi di daerah perbatasan. Secara denotasi dalam film “Tanah Surga
menjadi salah satu upaya untuk membentuk nilai karakter anak bangsa melalui
3
B. Rumusan Masalah
masalah yang diangkat dalam kajian ini adalah: Bagaimana Manfaat Nilai-Nilai
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukanya penelitian ini, manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
1. Secara Teoritis
siswa MI.
4
c. Dari penelitian ini diharapkan pembaca dapat memberikan kontribusi
audio visual.
kegiatan pembelajaran.
kegiatan pembelajaran.
E. Kajian Pustaka
Karakteristik tokoh utama dalam novel “Laskar Pelangi”, dan relevansi nilai
5
dikumpulkan yaitu dari novel “Laskar Pelangi”. Sedangkan pengumpulan
data yang dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis konten
(content analysis).
6
kewarganegaraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
“Tanah Surga Katanya”. Berbeda lagi pada pembahasan, pada penelitian ini
7
penelitian ini membahas tentang nilai-nilai sosial, sedangkan pada
F. Kajian Teori
1. Nilai
Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan,
menjadi bermartabat.
2. Nasionalisme
8
dengan memandang bangsanya itu merupakan bagian dari bagian lain di
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
timbul dari dalam diri tanpa ada paksaan ataupun tuntutan, yang rela
3. Film
9
Film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses
pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh
telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat
dibaca saja atau hanya didengar saja. Selain hal tersebut melalui film inilah
frame. Dalam media ini, setiap frame diproyeksikan melalui lensa proyektor
secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak
kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek
yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.
sekedar hiburan. Selain itu film juga memiliki kemampuan untuk menarik
4. Sumber Belajar
yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan
10
sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual.
Lebih lanjut Sudjana dan Rifa’i (2007: 28) berpendapat bahwa sumber
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
yang berkaitan dengan status atau kondisi objek yang diteliti pada saat
2. Pengumpulan Data
11
sudah berkembang sedemikian rupa seiring dengan perkembangan
Yaniawati, 2016:140).
terdapat dua jenis data yaitu data primer yang memuat tentang isi dari film
“Tanah Surga Katanya” dan data sekunder yang memuat berbagai tulisan
yang membahas mengenai isi film “Tanah Surga Katanya” dari buku-buku
3. Analisis Data
menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk
selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal
12
H. Sistematika Penulisan
ini perlu adanya sistematika pembahasan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
biografi naskah dengan memperkuat kajian teori yang berasal dari para ahli
secara lebih umum tentang rumusan masalah yang sudah ada dengan
menjabarkan hal-hal yang akan dibahas lebih lanjut pada bab pembahasan.
Surga Katanya” karya Herwin Novianto dan manfaatnya sebagai sumber belajar
13
BAB II
BIOGRAFI NASKAH
A. Biografi Naskah
Gatot Brajamusti
Bustal Nawawi
Fuad Idris
Ence Bagus
Astri Nurdin
Durasi : 90 menit
Negara : Indonesia
Bahasa Melayu
Kalimantan Barat
14
2. Sinopsis Film
bisa didapatkan di daerahnya namun tetap ditolak oleh Hasyim karena bagi
sekolahnya, polos, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, sangat
melawan para pasukan gurka yang datang dari Inggris untuk membantu
Kalimantan Barat.
15
kepada cucunya melalui cerita-cerita heroik di era Konfrontasi. Namun,
merah putih dan mata uang rupiah. Saat Bu Astuti menyuruh anak-anak
dapat dilihat bahwa lambang negara yang satu ini tidak pernah dikenal oleh
khas Kalimantan Barat. Adapun sajian lain yang ditampilkan untuk para
pejabat adalah deklamasi puisi karangan Salman oleh dirinya sendiri. Puisi
16
itu merupakan puisi satir dengan judul Tanah Surga gubahan dari lirik lagu
Kolam Susu yang sering didengar dan dinyanyikan anak-anak di dusun itu.
klasik dan lumrah bagi veteran apalgi yang tinggal di daerah perbatasan.
diperoleh, namun alangkah lebih berartinya bila uang sebanyak itu dipakai
agar tetap mencintai bangsanya. Sementara itu, di lain tempat, Haris sedang
bergeseranya identitas diri menjadi orang Malaysia, telah terpatri dalam diri
Haris.
17
3. Unsur Intrinsik Film
melengkapi sebuah karya sastra. Unsur instrinsik dalam sebuah film antara
Adapun unsur-unsur intrinsik dari film Tanah Surga Katanya, antara lain:
a. Tema
55)
Tema dari film “Tanah Surga Katanya” ini adalah tentang bentuk
cinta tanah air seseorang yang tinggal di daerah perbatasan. Dalam film
“Tanah Surga Katanya” ini tidak hanya tertuju pada satu tokoh saja,
melainkan beberapa tokoh yang saling berkaitan dan juga kondisi sosial
dan geografinya.
b. Penokohan
lain:
18
Tokoh Hasyim nenggambarkan sosok yang memiliki jiwa
a) Pejuang
c) Tegar
Hasyim: “Tak usah Salaman lebih baik untuk beli buku dan
19
kepada dunia dengan bangga “kami bangsa
Indonesia….” Laa illaaha illallaah…
2) Osa Aji Santoso sebagai Salman
a) Pandai
sakit”
c) Pekerja keras
Salman: “400 ringgit liz! Aku harus dapet 400 ringgit. Aku
harus kerja, bukan main bola!” (Salman pergi
meninggalkan Lized dan kawan-kawan, dan pergi
menuju warung kecil bu Astuti untuk menanyakan
sesuatu)
d) Rasa ingin tahu tinggi
e) Suka menabung
20
Salman: “Bu, ini tabunganku! untuk kakek berobat, kakek
harus sembuh!”
putih itu!”
b) Kejam
Haris: “Ih ya sudah… kalo ayah tak mau taka pa… biar saya
21
a) Suka Menolong
Astuti: “Kamu tenang ya! biar Ibu jaga kakek, sekarang kamu
b) Giat
d) Lemah lembut
Astuti: “Ya semua benar, tapi yang paling benar punya Salina
a) Ulet
22
Anwar: “Gini Salman, wilayah Indonesia itu kan luas sekali
ya… kamu nggak cukup satu hari buat keliling
Indonesia, jadi, butuh waktu lama dan kerja keras
supaya bisa mengolah ala mini semuanya, supaya
semua rakyat sejahtera... tapi kamu nggak usah mikirin
itu, kamu belajar aja yang rajin, supaya pinter… nanti
kamu bisa jadi pemimpin, baru kamu sejahterain semua
rakyat, makanya ulangan jangan dapet nilai 0!”
Anwar: (memeriksa pak Hasyim) “Pak Hasyim dengar saya,
Pak?” (pak Hasyim mengangguk) “Usahain tetep sadar
ya pak, sebentar lagi kita sampai… sebentar ya… pak
Hasyim… pak Hasyim saya kasih obat di bawah lidah
jangan ditelan lagi ya, Pak!” (pak Hasyim
mengangguk)
b) Suka Menolong
Pak Gani dalam film ini menggambarkas seorang kepala dusun yang
a) Baik
23
b) Mengayomi
Pak Gani menyalakan disel agar listrik hidup dan para warga
a) Perhitungan
ringgit!”
Lized: “Oh… rumah pak kepala dusun… saye tau. satu, dua,
b) Lucu
c) Berjiwa pemimpin
Salina dalam film ini digambarkan sebagai adik Salman yang sangat
polos.
24
Dalam film ini gao diggambarkan sebagai tokoh yang sangat
c. Alur
karya sastra. Alur dalam film “Tanah Surga Katanya” yaitu Maju-
tidak!!!
25
dwikora” Ehehhh…. (sambil menahan sakit sesak nafas
yang mulai kambuh) cobalah kau pijatnya sebelah kiri ni!”
d. Latar
tempat dan latar waktu. Tempat dan waktu yang dirujuk dalam cerita
bisa merupakan sesuatu yang faktual atau imajiner (Kosasih, 2008: 60).
Begitu pula dalam film, latar pada film “Tanah Surga Katanya”:
antara lain:
a) Daerah Perbatasan
c) Sekolah
e) Makam
26
Salman berlari menuju kakeknya yang sedang menunggui
f) Pinggir Sungai
sesuatu.
j) Warung Bu Astuti
sesuatu
27
Salman menuju ke tempat di mana orang-orang dewasa
l) Pasar Malaysia
antara lain:
a) Pagi hari
b) Siang hari
sederhana bu Astuti”
c) Malam hari
28
e. Sudut Pandang
langsung sebagai orang pertama dan hanya sebagai orang ketiga yang
f. Amanat
adalah teruslah mencintai tanah air dalam keadaan apapun dan segala
meninggalkan bu Astuti)
Anwar: “Gini Salman, wilayah Indonesia itu kan luas sekali ya…
kamu nggak cukup satu hari buat keliling Indonesia, jadi,
butuh waktu lama dan kerja keras supaya bisa mengolah ala
29
mini semuanya, supaya semua rakyat sejahtera... tapi kamu
nggak usah mikirin itu, kamu belajar aja yang rajin, supaya
pinter… nanti kamu bisa jadi pemimpin, baru kamu
sejahterain semua rakyat, makanya ulangan jangan dapet
nilai 0!”
istri yang bernama Ira Herwin dan mempunyai anak yang bernama Matahari
Kinanti Herwin. Herwin sudah tidak asing lagi dalam dunia perfilman karena
penulis naskah, keterampilan herwin ini terbukti dalam penulisan naskah pada
film Jagad x Code yang diproduksi oleh Maleo Picture pada tahun 2019.
Penulis Naskah
Katanya Film
Kami Bersaudara
30
2018 Gile Lu Ndro Folcon Picture Sutradara
2. Pada 2011, Papi, Mami, dan Tukang Kebun memenangkan dua belas
31
BAB III
1. Nilai
Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan,
menjadi bermartabat.
keluhuran budi serta akan menjadi sesuatu yang dihargai dan dijunjung
Jadi pengertian dari nilai adalah pandangan seseorang pada suatu hal
yang dianggap baik. Dengan nilai, seseorang berusaha keras untuk menjadi
tersebut dapat tertanam hal-hal yang baik, maka orang-orang yang tinggal
32
2. Nasionalisme
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
berikut:
a. Kesatuan sejarah
33
kolonialisme dan imperialisme Barat. Namun, nasionalisme secara
17 Agustus 1945.
b. Kesatuan nasib
c. Kesatuan kebudayaan
d. Kesatuan wilayah
34
B. Sumber Belajar
belajar adalah segala sesuatu yang membantu siswa dalam belajar yang
35
2. Fungsi Sumber Belajar
1. Pengertian film
Film merupakan sebuah media dan juga sebuah seni. Tapi, di sisi
lain film juga merupakan usaha yang unik dan sangat kompleks secara
teknologis. Ahli-ahli teori dari prancis membedakan film dari cinema. Films
36
sekitarnya. “Sinematis” khusus mempersoalkan estetika dan struktur
internal dari seni film. Sedangkan dalam Bahasa Inggris ada kata ketiga
untuk film dan cinema yaitu movie yang berasal dari kata movei yang berarti
bergerak, jadi movie merupakan gambar yang bergerak atau gambar yang
hidup. Secara umum dalam Bahasa Inggris, ketiga nama untuk seni film ini
karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi
suara dan dapat dipertunjukkan. Film merupakan media audio visual karena
film terdiri dari serangkaian gambar bergerak yang didukung oleh suara.
Meskipun ada juga film yang diproduksi tanpa suara atau yang biasa disebut
film bisu, namun film bisu sendiri berasal dari periode sebelum
unsur visual utama yang ada dalam suatu video/film adalah sebagai
berikut:
1) Pemain/orang/tokoh
37
Pemain adalah orang yang tampil secara langsung maupun secara
2) Setting
3) Properties
5) Gerak
38
b) Gerak sekunder, yaitu gerakan yang terlihat dilayar yang
2) Sound effect, yaitu segala macam bunyi, selain musik dan suara
program.
scane berikutnya.
39
e) Smash: untuk memberikan penekanan tertentu, menimbulkan
3. Jenis-jenis film
drill, film apresiasi, film documenter, film rekreasi, film episode, film
science, film berita, film industry, dan film provokasi. Sementara itu,
Ardianto dkk (2004: 140) membagi film menurut jenisnya adalah sebagai
berikut:
a. Film cerita adalah film yang mengandung suatu cerita yang lazim
d. Film kartun adalah film yang pada umumnya dibuat untuk konsumsi
anak-anak.
e. Film episode adalah film yang terdiri dari edisi-edisi yang pendek.
televisi.
40
f. Film provokasi, film ini dimaksudkan untuk menjalani tujuan-tujuan
belajar yang mengandung materi instruksional yang dapat dilihat dan didengar
oleh karena itu, keberadaan film sebagai media atau alat bantu pendidikan dapat
membantu dan merangsang siswa untuk belajar dan lebih memahami materi
yang diajarkan. Hal tersebut senada dengan Arsyad (2004: 49) yang
guru memperkaya wawasan para siswa. Aneka macam bentuk dan jenis media
pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi
para siswa, jika dalam pendidikan di masa lampau, guru merupakan satu-
satunya sumber belajar bagi para siswa. Namun, sekarang di jaman yang sudah
serba canggih ini segala sesuatunya mungkin bisa saja dijadikan sebagai sumber
tidak hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sumber belajar dalam proses
pembelajaran siswa.
41
Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual,
dan audiovisual. Penggunaan ketiga jenis sumber belajar ini tidak bisa
intruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri. Salah satu dari
media pendidikan dari sumber belajar tersebut berupa film. Film sebagai
sumber belajar masuk dalam kategori media audiovisual. Hal ini dikarenakan
media audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur
audiovisual.
kelas. Guru yang biasanya hanya menggunakan metode ceramah dan latihan
soal, sekarang bisa menggunakan film sebagai sumber belajar yang menarik
bagi siswa untuk dipelajari. Melalui film, guru juga bertujuan untuk memancing
telah dijelaskan lebih dahulu sangat penting bagi proses pembelajaran. Dalam
lain dari film sehingga dikatakan bahwa film dapat memberikan keuntungan
42
1. Sifat-sifat yang nyata pada film dalam proses pembelajaran, adalah
2. Film dapat menyajikan suatu proses dengan lebih tepat guna (efektif)
atau peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara langsung dapat dilihat dan
berulang-ulang.
5. Karena memiliki dampak emosional yang tinggi, film sangat cocok untuk
4. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar
43
BAB VI
PEMBAHASAN
Herwin Novianto
1. Kesadaran dan rasa cinta terhadap tanah airnya dan tidak akan
melupakannya:
00.10.19 – 00.10.55
Tidak!!!
Haris: “Sekarang ini bukan lagi tahun ’65 Yah! Semua orang bebas
44
Hasyim: “Kalo boleh semua orang berdagang dimana saja, kenapa
b. Hasyim yang tetap kekeh tidak mau pindah ke Malaysia meskipun diberi
iming-iming kesejahteraan
00.11.58 – 00.12.57
berjuang di perbatasan”
45
c. Pesan Kakek Hasyim untuk salman sebelum meninggal dunia
01.01.23.26 – 01.24.25
Hasyim: “Salman…”
46
2. Meminiki kebangaan terhadap bangsa
00.04.39 – 00.05.00
Murid: “Indonesia!”
Murid: “Kalimantan!”
47
b. Ibu Astuti mengenalkan tentang Bendera Merah Putih
00.07.08 – 00.07.40
benar)
Astuti: “Ya semua benar, tapi yang paling benar punya Salina ye?
48
c. Lized mengajak teman-temannya untuk mengibarkan bendera merah
putih
00.07.45 – 00.07.58
Lized mengajak teman yang lain untuk mendirikan bendera merah putih
00.52.56 – 00.54.22
49
Anwar: “Maksudnya itu... negeri kita itu tanahnya subur, alamnya
kaya raya…”
sejahtera...”
Anwar: “Gini Salman, wilayah Indonesia itu kan luas sekali ya…
kamu nggak usah mikirin itu, kamu belajar aja yang rajin,
nilai 0!”
50
00.59.17 – 00.59.30
Di dalam kelas ibu Astuti sudah menuliskan di papan tulis lirik lagu
Indonesia Raya.
Raya, kelas 3 dan 4 wajib belajar lagu ini ya! kalian semua
harus hafal! sekarang kalian catat lagu ini di buku kalian ya!”
01.12.13 – 01.14.12
Setelah menukar bendera merah putih dengan kain sarung yang baru dia
51
bukan gurka, Salman tersenyum dan pergi kembali pulang
01.11.25 – 01.11.59
52
(laki-laki itu melihat sarung itu dan menggelengkan
Salman: “Bapak tak perlu beli… tuker ja dengan kain merah putih
itu!”
00.02.51 – 00.03.50
53
00.23.33 – 00.24.12
Salman dan kakeknya sedang berada dikamar, ketika itu Salman sedang
dahulu.
54
d. Melaksanakan upacara bendera.
01.00.33 – 01.02.56
Indonesia Raya. Sampai tiba saatnya dimana hari pejabat dari Dinas
01.16.00 – 01.16.36
55
Sesampainya di rumah, Hasyim diperiksa oleh Dr. Anwar.
Anwar: “Obat yang saya taruh dibawah lidah jangan ditelan ya Pak!”
Anwar: “Bu kita harus bawa pak Hasyim ke Rumah Sakit sekarang!”
berbicara berdua)
Astuti: “Takada sampan yang berani lewat malam hari, paling besok
Siapa.
56
00.20.40 – 00.20.50
00.20.18 – 00.20.28
57
Dari cuplikan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut bermanfaat
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
karya Herwin Novianto sebagai sumber belajar Bahasa Indonesia, antara lain:
(1) kesadaran dan rasa cinta terhadap tanah airnya dan tidak akan
pada materi Ungkapan Kalimat Pujian dan Ajakan. (3) memiliki rasa bela
dan Siapa. (4) semangat juang dan sikap rela berkorban, bermanfaat sebagai
B. Saran
dan kemajuan:
59
1. Bagi mahasiswa calon guru dan guru hendaknya dapat menerapkan nilai-
60
DAFTAR PUSTAKA
Persada.
Hirata).
Pelajaran 2017/2018.
Pustaka Pelajar.
ICCE.
Yogyakarta.
61
Ilahi, Mohammad Tafsir. (2014). Gagalnya Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media.
Kustandi, Cecep, dan Bambang Sutjipto. (2013). Media Pembelajaran Manual Dan
Pelajar.
Monaco, J. (2000). How to Read a Film: Movies, Media, Multimedia. New York:
Muhlas, Muhamad. (2016). Nilai-nilai Pendidikan Sosial dalam Ibadah Haji (Study
Persada Press.
Prastowo, A. (2018). Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar : Teori dan
Pigay, Decki Natalis. (2000). Evolusi Nasionalisme dan Sejarah Konflik Politik di
62
Rully Indrawan, P. Y. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Rafika Aditama.
Jakarta: Kompas.
http://bloggoeroe.blogspot.com/2019/03/unduh-ki-dan-kd-bahasa-indonesia-kelas-
63
LEMBAR KONSULTASI
64
SATUAN KREDIT KEGIATAN
65
SAMPUL FILM “TANAH SURGA KATANYA”
66
NASKAH FILM “TANAH SURHA KATANYA”
Hasyim: “Salman, pasukan gurka itu orang dari Nepal atau India, yang mukanya
hitam dan kumisnya tebal”
Murid: “Indonesia!”
Murid: “Kalimantan!”
Astuti: “Dusun kita berada di garis terluar Indonesia, tepatnya berada di antara
perbatasan Indonesia dan Malaysia”
67
Astuti: “Rumah Pak Kepala Dusun pasti ada di peta dusun kita, tapi petanya
belum sempat dibuat”
Lized: “Nah… saya tahu… pasti di sini, (sambil menuju ke depan papan tulis
dan menunjuk peta yang berlubang)
Murid: “Setuju!”
Murid: “Hahahahahaha… “
Dari perbatasan Indonesia dan Malaysia keluarlah haris dan mobil dari arah
Malaysia.
Haris: “See you latter pak cik!” (sambil meninggalkan perbatasan menuju
Indonesia)
Astuti: “Sekarang kerjakan yang ini ya!” (sambil berjalan menuju kelas 3 dari
kelas 4)
68
Astutui: “Coba keluarkan PRnya! tunjukkan pada Ibu gambar bendera negara
Indonesia Sangsaka Merah Putih!” (dengan muka cemas karena belum
melihat ada gambar bendera yang benar sampai akhirnya lega karena
gambar milik Salina benar)
Astuti: “Ya semua benar, tapi yang paling benar punya Salina ye? Merah di atas
putihnya di bawah”
Lized mengajak teman yang lain untuk mendirikan bendera merah putih dari kertas
bertiang bambu.
Siang itu Salman datang dengan menggendong beberapa barang dagangan sengan
menggunakan bakul menuju warung sederhana bu Astuti.
Astuti: “Eh, Salman, terimakasih ya! duitnya sudah ko kasih pak Gani?”
Astuti: “Ini untukmu, (menyerahkan uang) dan ini hadiah untuk Salina adekmu,
karena tadi di kelas dia menggambar Bendera Merah Putih dengan
benar. Ibu contohkan ya…”
69
Di ruang tamu di rumah pak Hasyim, Haris berusaha mengutarakan niatnya untuk
mengajak ayah dan anak-anaknya pindah ke Malaysia.
Hasyim: “Ris, sejak tahun ’65 aku sudah berperang melawan Malaysia, sekarang
ko suruh aku nak pindah kesana? Tidak!!!
Haris: “Sekarang ini bukan lagi tahun ’65 Yah! Semua orang bebas berdagang
di mana saja”
Hasyim: “Kalo boleh semua orang berdagang dimana saja, kenapa harus
berdagang ke Malaysia?” (sambil menahan sesak nafas yang mulai
kambuh)
Haris: “Ih ya sudah… kalo Ayah tak mau taka pa… biar saya ajak anak-anak
saja ya?” (datanglah kedua anak haris yaitu Salman dan Salina)
Salman: “Ayah!”
70
Hasyim: “Haris, mengatur negeri ini tidaklah mudah, tidak semudah membalik
telapak tangan, tau Kau?”
Haris: “Tapi apa yang Ayah dapatkan dari pemerintah? mereka tidak pernah
memberikan apa-apa untuk Ayah yang pernah berjuang di perbatasan”
Hasyim: “Aku mengabdi bukan untuk pemerintah, tapi untuk negeri ini,
bangsaku sendiri!”
Haris: “Yah supaya segala sesuatunya jadi mudah saya harus menjadi warga
negara sana, Yah!”
Hasyim pergi meninggalkan Haris menggunakan sampan dan menjauhi Haris yang
masih mengharapkan ayahnya menuruti bujukanya.
Haris: “Yah, disana Ayah akan mendapatkan perawatan kesehatan lebih baik!
Anak-anak bisa sekolah lebih tinggi dan kita bisa tinggal di tempat yang
lebih layak! nak semacam disini, Yah!”
Salman berlari menuju kakeknya yang sedang menunggui kuburan istri dan
menantunya.
Hasyim: “Sama pak Gani Kepala Dusun, sama Bu Astiti, Pak Lanyong, Lised,
Pak Gao, dan seluruh warga Indonesia yang ada di sini lah”
71
Salina berpamitan dengan Hasyim dan Salman, setelah berbalik Salina
membalikkan badan dan memberikan satu mainan hadiah dari bu Astuti.
Di pinggir sungai tempat biasa orang menurunkan penumpang, di dekat tempat itu
ada Lized sedang mendengarkan radio dengan lagu Kolam Susu.
Lized: “Oh… rumah pak Kepala Dusun… saye tau... satu, dua, tiga, empat,
upahnya 20?”
Anwar: “20?”
Anwar: “Boleh, zada… nah itu ringan… nih bawa ini juga ya, wah kuat ini bisa
bawa ini?”
Anwar: “Makasih ya!” (sambil menyodorkan uang Rp. 50.000) kembali 30!”
72
Lized: “Tak pernah mandeng ane… (bu Astuti keluar dari rumah pak kepala
dusun setelah mengambil barang) Bu Guru dia mau tipu saye? dilihat
saye uang palsu!”
Anwar: “Ini uang asli Ibu, bisa dilihat, diraba, ditrawang! Asli ini!”
Anwar: “Ya bahaya, nanti lama-lama meraka merasa dirinya bukan orang
Indonesia”
Astuti: “Memang dah banyak yang pindah jadi warga negara Malaysia”
Astuti: “Iya…”
Astuti: “Nasionalisme? saya guru kelas 3 dan 4, saya baru 2 bulan ngajar disini,
kamu ni intel?”
73
Anwar: “Saya dokter”
Lized: “Dokter Intel… Dokter Intel, saya Lized, ini bu Astuti yang biasa ngajar
saya sehari-hari”
Astuti: “Astuti”
Anwar: “Saya pengganti Dr. Ruma yang baru meninggal… yang sebelumnya
tugas disini”
Gani: “Wah wah wah… hehehehe, saya Gani, Kepala Dusun di sini. Tak lama
lagi hujan ni, silahkan masuk!”
Tak berselang lama datang seorang bapak berlari menuju rumah pak Gani dan
berteriak minta tolong.
Gao: “Pak Gani? pak Gani tolong! tolong pak Gani! tolong Sopia pak Gani!
Sopia sakit semakin parah pak Gani!”
Gani: “Iya sebentar wok saya kasih tau Dr. Intel” (masuk ke dalam dan
memberitahu Dr. Anwar) dokter tolong ada yang sakit!”
Anwar: “Iya Pak… iya Pak…” (sambil berjalan menuju rumah pak Gao,
sesampainya disana Dr. Anwar ingin masuk menemui Sopia yang dia
kira itu istri pak Gao) “Hloh...? istri Bapak mana?” (terkejut karena Dr.
74
Anwar tidak dipersilahkan masuk malah pak Gao keluar membawa
baskom berisi air)
Anwar; “Sapi?”
Gao: “Pak, tolonglah Sopia! pala dah berputar-putar macam mo mati, Pak!”
Anwar: “Iya pak, tapi gini pak, saya bisa nolong orang pak, ini juga obat buat
orang, bukan hewan pak! aduhh …”
Gao: “Pak Gani… tolonglah pak Gani… Sopia harapan keluarga kami pak
Gani”
Anwar: “Gini pak Gani, kalo misalnya Sopianya jadi tambah sakit, siapa yang
mo tanggung jawab Pak?”
Astuti: “Dokter, dokter bantuin, saya jamin takkan ada keluarga Sopia yang
akan menuntut dokter!”
Salman dan kakeknya sedang berada dikamar, ketika itu Salman sedang memijat
kakeknya yang sedang bercerita tentang peperangan jaman dahulu.
75
(sambil menahan sakit sesak nafas yang mulai kambuh) cobalah kau
pijatnya sebelah kiri ni!”
Salman: “Kakek mo minum teh?” (saat salman mengambilkan teh, tehnya jatuh
tersenggol tangan kakek) “Kek? kakek kenapa kek?” (Salman berlari
keluar rumah menuju rumah pak Gani untuk meminta pertolongan pak
Gani? pak Gani?”
Salman: “Sakit”
Hasyim: “Jauh dan mahal Dokter, dari sini naik perahu, 200 Ringgit, pergi balik
400, belum lagi obatnya pak Dokter” (mendengar itu Salman terlihat
sedang memikirkan sesuatu)
Anwar: “Kalo gitu saya kasih obat, tapi sifatnya sementara ya pak Hasyim.
Jangan dipaksa kerja berat, saya kasih obatnya ke Salman, Pak. Salman,
ini obat kakek, nanti kamu ingetin kakeknya supaya minum obat tepat
waktu ya!”
76
Salman: “Terima kasih Dok!”
Anwar: “Yaah”
Salman: “400 ringgit Liz! Aku harus dapet 400 ringgit. Aku harus kerja, bukan
main bola!” (Salman pergi meninggalkan Lized dan kawan-kawan, dan
pergi menuju warung kecil bu Astuti untuk menanyakan sesuatu)
Salman: “Bu, kerja ape yang bisa dapat duit banyak dan cepat?”
Astuti: “Yaa kalau begitu kita harus kerja keras, nabung… buat apa 400
Ringgit?” (saat itu Salman hanya menunduk dan pergi meninggalkan bu
Astuti)
Salman: “Pak?”
77
Pedagang: “Apa?”
Pedagang: “Aku tau ini warnanya merah putih. Dan ini warna kuning, ini hijau, dan
ini warna coklat”
Pedagang: “Ini mandau pusaka kakek aku, pergi Kau!” (Salman pergi
meninggalkan kakek itu dan pulang)
Hasyim: “Iye”
Hasyim: “Cukup dipijit kau ja Salman, nyeri dada kakek ini sudah terasa
nyaman”
Salman: “Saya akan nyari ayah, suruh dia bawa Kakek ke Rumah Sakit, ya Kek?”
Salman: “Disana sudah tak da Gurka Kakek, kan kata Kakek dah balik kampung”
Pak Gani menyalakan disel agar listrik hidup dan para warga dapat
menonton televisi bersama di depan rumah pak Gani. Dan pak Gani menggunakan
78
alat komunikasi yang dia sebut radio panggil sedangkan Dr. Anwar berusaha
mencari signal di hp-nya untuk memesan obat untuk pak Hasyim.
Pesawat radio dari kota: “Pak Gani? ada kabar baik, pemohonan Bapak untuk
kunjungan dinas dikabulkan, dalam minggu depan aka ada kunjungan
ke dusun Bapak!”
Anwar yang sedang mencari signal di depan warga yang sedang menonton televisi
bersama yang di sana terdapat bu Astuti.
Anwar: “Eh... bu Astuti nonton juga? eee… cari signal urusan penting buat obat-
obatan. Mari Bu...”
Gani: “Hari Senin ade pejabat pemerintah nak datang kesini, menengok
sekolah di dusun kite”
Astuti: “Waaah… kebetulan pak, sebab kite ni, perlu tambahan guru, sebab
murid-murid tak pernah terima materi secara lengkap karena gurunya
saya seorang”
Gani: “Selain itu, bu Astuti harus berdandan cantik, dan murid-murid pun
harus menampilkan bakat-bakatnya!”
Astuti: “Iye Pak iye… saya akan koordinasi dengan murid-murid saye”
79
Hari berikutnya di sekolah.
Astuti: “Ibu mita kalian saling kerjasama ye! kita tunjukkan ke mereka bahwa
semangat senang belajar sekolah kite tak kalah dengan sekolah-sekolah
di kota besar!” (murid-murid bertepuk tangan bersama) “ssssstttt… sapa
tau Salman kemana?”
Salman: “Adek!”
Salina: “Ayah di kedai, deket sini, ayo kesitu!’ (hingga mereka sampai kedai
milik ayahnya)
Salina: “Ini sosis, abang mau?” (kemudian ayah Salman memanggil Salman)
Haris: “Salman!”
Haris: “Ini nomer telpon Ayah, nanti ko bisa minta tolong pak Gani atau bu
guru untuk telpon Ayah kalo ada perlu. Oh iya, bagaimana keadaan
kakekmu sekarang? masih sering sesak nafasnya?”
80
Ketika Salman akan memberitahukan ayahnya bahwa kakeknya harus
segera dibawa kerumah sakit, tetapi belum sempat Salman mengatakan kepada
ayahnya, ayahnya sudah dipanggil orang lain dan meninggalkan Salman.
Salman: “Iya, kata Dr. Intel…” (Haris memotong pembicaraan dengan Salman
dan meninggalkan Salman)
Anwar: “Oh duduk dulu! ke kotanya besok? e… sekalian saya mo nitip uang,
karna saya cuma bawa rupiah”
Astuti: “Oh boleh Dokter, boleh… nah sayapun nak minta tolong…”
Anwar: “Apa?”
Anwar: “Boleh...”
81
Pagi hari ketika Dr. Anwar harus terpaksa menggantikan bu Astuti untuk mengajar
di Sekolah.
Anwar: “Saya disini menggantikan ibu Astuti, karena ibu Astuti sedang ada
urusan di kota, begitu. Nah sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri
saya terlebih dahulu, sebagian orang disini memanggil saya denga
sebutan Dr. Intel, tapi sebenernya nama saya bukan itu, nama saya
sebenarnya adalah bapak…” (saat itu juga Dr. Anwar mematahkan
lantai yang terbuat dari kayu yang sudah using dan rapuh sehingga
menjadi patah dan berlubang yang berada di tengah-tengah ia berdiri,
sontak semua muridpun menertawainya) “Tenang-tenang”
Salman: “4 Pak”
Anwar: “Kamu?”
Murid: “1 Pak”
Anwar: “Ehemm… karena bapak hari ini pertama mengajar, dan keliatanya ini
bangku di kelas 3 tidak cukup, yang dapat nilai 0 semuanya bapak
ampuni, dan pindah lagi ke kelas 4..”
82
Anwar: “Ya… duduk lagi… duduk lagi… yang tadi dapet nilai 0 pokoknya
harus belajar lagi… kan malu sama yang kelas 3, ya kan? jangan mau
kalah, eheh...” (seketika itu juga kaki Dr. Anwar masuk kedalam lubang
yang tadi sudah ia rusakkan. Murid-murid pun langsung tertawa
terbahak-bahak dan sampai ada yang maju kedepan kelas)
Murid-murid: “Ahahahahahahahaha…!!!”
Anwar: “Yoyo… kembali lagi! kembali lagi!” (setelah semua kembali tenang)
“Lized boleh kesini!” (menyuruh Lized maju kedepan kelas) “Coba
kamu pimpin semua temannya yang disini untuk nyanyi ya! kita
menyanyikan lagu kebangsaan kita, ya! bisa ya?” (Lized maju ke depan)
Lized: “Bisaa.… siap semua? satu, dua, tiga! Bukan lautan hanya kolam
susu…”
Anwar: “Kolam Susu? zada... boleh... itu aja lagi deh… sekali lagi nyanyi yang
semangat yaa!”
83
Lized: “Siap semua? satu, dua, tiga!” (semua murid menyanyikan lagu Kolam
Susu)
Setelah pulang sekolah Salman dan kawan-kawan mandi di sungai dekat rumah
ditemani Dr. Anwar yang sedang duduk dihampiri oleh Salman.
Anwar: “Maksudnya itu... negeri kita itu tanahnya subur, alamnya kaya raya…”
Anwar: “Ya… mungkin di sana dia hidupnya lebih senang, lebih sejahtera...”
Anwar: “Gini Salman, wilayah Indonesia itu kan luas sekali ya… kamu nggak
cukup satu hari buat keliling Indonesia, jadi, butuh waktu lama dan kerja
keras supaya bisa mengolah alam ini semuanya, supaya semua rakyat
sejahtera... tapi kamu nggak usah mikirin itu, kamu belajar aja yang
rajin, supaya pinter… nanti kamu bisa jadi pemimpin, baru kamu
sejahterain semua rakyat, makanya ulangan jangan dapet nilai 0!”
Aanwar: “Bisa!”
84
Anwar: “Aduuh… Lized sama teman-teman yang dapet nilai 0, ee… jadi…
rakyat yang harus kamu sejahterain nantinya!” (sambil melihat Lized
dan kawan-kawan Salman mengagguk dan tersenyum)
Anwar: “Oh sama-sama. Saya juga senang, saya dapat pengalaman baru. Tapi
ada yang agak bingung, kenapa murid-murid itu kok lebih hafal lagu
Kolam Susu dibandingkan Indonesia Raya?”
Astuti: “Bukan… saya lupa ajarkan mereka lagu Indonesia Raya, sebab Sekolah
itu kosong 1 tahun sebelum saya datang… tapi saya janji, hari Senin
nanti, anak-anak tu la hafal lagu Indonesia Raya…”
Anwar: “Bagus-bagus…”
Di dalam kelas ibu Astuti sudah menuliskan di papan tulis lirik lagu Indonesia Raya.
Astuti: “Hari ini kite akan belajar menyanyikan lagu Indonesia Raya, kelas 3
dan 4 wajib belajar lagu ini ya! kalian semua harus hafal! sekarang
kalian catat lagu ini di buku kalian ya!”
Astuti mencari bendera merah putih di ruang guru tak satupun ia temukan,
kemudian dia pergi menuju rumah pak Gani kepala dusun untuk
meminjam bendera merah putih.
Gani: “Saye kan tak punya tiang, jadi saye tak punya bendera”
85
Astuti: “Tapi kan bapak Kepala Dusun disini... tak kan juga tak dapat jatah…”
Gani: “Saye tak pernah diberi bendera, cuma saya dikasih radio panggil…”
Kemudian bu Astuti pergi menuju rumah pak Hasyim untuk menanyakan apa dia
mempunyai bendera merah putih atau tidak.
Hasyim; “Sejak Operasi Dwikora, bendera ini tak lagi dikibarkan, nenek Salman
yang menjahitnya” (sambil menyerahkan bendera merah putih kepada
bu Astuti untuk dibawa ke sekolah)
Astuti: “Demikianlah grup tari dari Sekolah kami yang baru dibentuk 2 hari
yang lalu. Selanjutnya, akan tampil murid terbaik kami yang akan tampil
membacakan puisi, saya panggilkan, Salman!”
Salman membacakan puisi yang dia buat sendiri di depan semua tamu undangan
yang ada, berikut isinya.
Tanah Surga
Oleh: Salman
86
Bukan lautan hanya kolam susu, katanya...
Tapi kata kakekku, hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu
Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat dan batu jadi tanaman, katanya...
Banyak pejabat yang menjual kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri
Dedy Nizwar: “Catat! Coret semua yang kamu catat!” (mereka pergi meninggalkan
tempat itu)
Salman melihat sarung kakeknya yang sudah rusak dan using merasa kasihan
kepada kakekknya ditambah lagi dia melihat kakeknya sholat
menggunakan spreinya untuk membalut setengat badanya sebagai
pengganti sarung. Sepulang dari menjual daganganya Salman pergi ke
toko baju untuk membelikan kakeknya sarung.
Salman: “Dua aja” (kemudian salman membayarnya ketika itu juga Salman
melihat laki-laki yang menggunakan bendera merah putih sebagai alas
untuk daganganya dan ia berniat untuk menghampirinya) “Terimakasih
Pak Cik”
87
Salman mengejar laki-laki itu, sampai dia bertemu laki-laki tersebut.
Salman: “Pak!” (laki-laki itu menoleh karena merasa dipanggil seseorang) “Saya
punya kain, masih baru, kualitas bagus, cocok untuk bapak… bapak
lebih gagah kalo pake ini!” (laki-laki itu melihat sarung itu dan
menggelengkan kepalanya menandakan dia tidak mau)
Salman: “Bapak tak perlu beli… tuker ja dengan kain merah putih itu!”
Setelah menukar bendera merah putih dengan kain sarung yang baru dia beli,
kemudian salman pulang ke rumah dengan gembira. Di tengah
perjalanan Salman melihat seorang Malaysia sedang berdiri
memperhatikannya dan Salman pun memperhatikan orang itu.
Di rumah Salman yang sedang memijat kakeknya yang sakit semakin parah.
Salman: “Kek saye dah dapet duit banyak, saye nak bawa kakek ke Rumah
Sakit...”
Hasyim: “Tak usah Salaman lebih baik untuk beli buku dan seragam sekolahmu,
ye? uhukuhukuhuk…”
Salman berlari mencari mencari Dr. Anwar dan bertemu bu Astuti di depan rumah
pak Gani.
88
Salman: “Bu bu dimana pak Gani? dan pak Dokter?”
Astuti: “Pak Gani di rumah pak Kepala Adat, pak Dokter di rumah bu Gao,
kenapa Salman?”
Astuti: “Kamu tenang ya! biar ibu jaga kakek, sekarang kamu cepat susul pak
Dokter kerumah bu Gao!”
Salman: “Ya bu” (Salman berlari menuju rumah bu Gao sesampainya disana)
“Bu Gao? bu Gao? Bu?” (keluar bu Gao dari dalam rumahnya) “Pak
dokter Intel ada di sini?”
Salman: “Kemane?”
Lanyong: “Saya pun tak tau, diapun tak kabar” (sambil menggelengkan
kepalanya)
Sesaat kemudian Dr. Anwar dating untuk kembali ke rumah pak Lanyong
mengambil buah pisang yang tertinggal di rumah pak Lanyong.
Salman: “Dokter?”
Anwar: “Salman?”
Salman: “Iya”
89
Anwar: “Obat yang saya taruh dibawah lidah jangan ditelan ya Pak!” (dokter
berbicara dengan pak Hasyim)
Anwar: “Bu kita harus bawa pak Hasyim ke Rumah Sakit sekarang!” (berbicara
dengan bu Astuti kemudian melihat pak Hasyim, kemudian bu Astuti
mengajak Dr. Anwar untuk menjauh dan berbicara berdua)
Astuti: “Takada sampan yang berani lewat malam hari, paling besok pagi…
banyak jurang curam kalo kita lewat sungai itu, bahaya pak Hasyim...”
Anwar: “Saya pernah ngobrol sama pak Gani, katanya ada jalan pintas lewat
danau, memang jarang katanya orang lewat situ...”
Salman masuk ke kamar kakek dan menyodorkan kaleng berisi tabunganya untuk
biaya berobat kakekknya.
Salman: “Bu, ini tabunganku! untuk kakek berobat, kakek harus sembuh!”
Pagi harinya Salman, kakek, Dr. Anwar, dan bu Astuti sudah berada di dalam saman
yang akan berangkat ke kota membawa Kakek Salman berobat ke rumah
sakit. Disana sudah ada Lized dan kawan-kawan Salman beserta pak
Kepala Dusun yang mengantar mereka sampai ke tempat berhentinya
sampan.
90
Anwar: “Hah? patah? bisa pake dayung aja nggak? kita harus cepat ke Rumah
Sakit!”
Salman: “Kek, kakek diam ja pak Dokter! kakek ndak bergerak! kakek! kakek!”
Anwar: (memeriksa pak Hasyim) “Pak Hasyim dengar saya pak?” (pak Hasyim
mengangguk) “Usahain tetep sadar ya pak, sebentar lagi kita sampai…
sebentar ya… pak Hasyim… pak Hasyim saya kasih obat dibawah lidah
jangan ditelan lagi ya, Pak!” (pak Hasyim mengangguk)
Hasyim: “Salman…”
Hasyim: “Indonesia tanah surge, apapun yang terjadi pada dirimu jangan sampai
kehilangan cintamu kepada negeri ini! Genggan erat cite-citemu!
katakana kepada dunia dengan bangga! Kami bangsa Indonesia…
laillahaaillalloh…”
Anwar: “Innalillahiwainnaillaihiroji’un...”
91
Salman: “Ayaah? Ayah?”
Selesai.
92
F. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia di MI
KELAS I
daerah
sekitar
93
2.4 Memiliki kedisiplinan dan tanggung jawab
94
3.3 Mengenal teks terima kasih tentang sikap
pemahaman
pemahaman
membantu pemahaman
dalam bahasa yang wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang
jelas dan logis, dalam dan malam secara mandiri dalam bahasa
karya yang estetis, Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
95
dalam gerakan yang dengan kosakata bahasa daerah untuk
perilaku anak beriman bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat
membantu penyajian
membantu penyajian
membantu penyajian
96
KELAS II
percaya diri dalam 2.2 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam
97
2.4 Memiliki rasa percaya diri terhadap
bahasa daerah
ciptaan Tuhan dan Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
98
keluarga dengan bantuan guru atau teman
membantu pemahaman
pemahaman
jelas dan logis, dalam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan
karya yang estetis, dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
mencerminkan anak
99
sehat, dan dalam 4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana
perilaku anak beriman dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
membantu penyajian
membantu penyajian
100
KELAS III
bahasa daerah
jawab, santun, peduli, dan dan perubahan iklim, serta bumi dan alam
bahasa daerah
101
produksi, komunikasi, dan transportasi
bahasa daerah
bermain
102
3.2 Menguraikan teks arahan/petunjuk
membantu pemahaman
pemahaman
103
3.5 Menggali informasi dari teks
membantu pemahaman
104
kosakata bahasa daerah untuk membantu
penyajian
membantu penyajian
membantu penyajian
105
KELAS IV
permasalahan sosial
bahasa Indonesia
106
2.3 Memiliki perilaku santun dan jujur
Indonesia
perkembangan Hindu-Budha di
Indonesia
rasa ingin tahu tentang Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
107
tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
kosakata baku
perkembangan Hindu-Budha di
kosakata baku
108
dalam bahasa yang jelas, gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan
kosakata baku
109
4.5 Mengolah dan menyajikan teks ulasan
KELAS V
ilmu pengetahuan
110
keluarga, teman, guru, sifat magnet, anggota tubuh (manusia,
bahasa Indonesia
Indonesia
bahasa Indonesia
111
makhluk ciptaan Tuhan bantuan guru dan teman dalam bahasa
kosakata baku
112
3.5 Menggali informasi dari teks cerita narasi
113
antarbangsa secara mandiri dalam bahasa
KELAS VI
ilmu pengetahuan
114
1.2 Meresapi makna anugerah Tuhan yang
bahasa Indonesia
Indonesia
115
3. Memahami pengetahuan 3.1 Menggali informasi dari teks laporan
kosakata baku
baku
116
3.4 Menggali informasi dari teks cerita fiksi
kosakata baku
117
pemerintahan serta layanan masyarakat
baku.
118
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Pendidikan:
Penulis,
119