Anda di halaman 1dari 9

Nama : Jenny Artika

NIM : 20003117

Prodi : PLB

Tugas : resume 3 ANFIS

A. Anatomi Fisiologi Pendengaran


Fisiologi Pendengaran
Ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara dimana kecepatan dan
volumenya berbeda-beda.Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar (auris eksterna)
yang menyebabkan timpani bergetar, getaran-getaran tersebut diteruskan menuju iknus dan
stapes meleus yang terkait pada membrane itu. Karena getaran yang timbul pada setiap tulang itu
sendiri maka tulang akan memperbesar getaran yang kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler
menuju perilimfe. Getaran perilimfe dialihkan melalui membrane menuju endolimfe dalam
saluran kokhlea dan rangsangan menuju akhir-akhir saraf dalam rongga korti selanjutnya
dihantarkan menuju otak. Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau
tidak enak.Gelombang suara menimbulkan bunyi.

Tingkatan suara biasa 80-90 desibel.Tingkat maksimum kegaduhan 130 desibel.


Nesus yang terbesar dalam kanalis semi sirkularis menghantarkan implus-implus menuju
otak.Implus-implus ini dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi karena adanya perubahan kedudukan
cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu.Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran
kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang didorong kesalah satu sisi maka kepalanya
cenderung miring kearah lain (berlawan dengan arah badan yang didorong) guna
mempertahankan keseimbangan, berat badab diatur, posisi badan dipertahankan sehingga
jatuhnya badan dapat dipertahankan. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semi sirkuler
inilah yang merangsang implus respon badan berupa gerak reflek, guna memindahkan berat
badan serta mempertahankan keseimbangan.Nervus auditorius mengumpulkan sensibilitas dan
bagian vestibuler rongga telinga dalam yang mempunyai hubungan dengan
keseimbangan.Serabut sserat ini bergerak menuju neklus vestibularis yang berada pada titik
pertemuan pons dan medulla oblongata terus bergerak menuju serebelum. Bagian kokhlearis
pada nervus auditori saraf pendengaran yang sebenarnya serabut saraf dipancarkan kesebuah
nucleus khusus yang berada dibelakang thalamus, dipancarkan menuju kortekx otak yang
terletak pada bagian temporalis.

B. Bagian telinga dan fungsinya


Anatomi pendengaran memiliki alat indera yang disebut telinga anaotomi telinga perlu
diketahui untuk membantu mengatahui gangguan gangguan pendengaran.Telinga terdiri dari tiga
bagian utama yaitu telingan bagian luar, telinga bagian tengah, telinga bagian dalam.Berikut
penjelasan anatomi telinga :
1. Telinga bagian luar (auris eksterna) terdapat : daun telinga dan liang telinga
2. Teliga bagian tengah (auris media ) terdapat : membran timpani, kavum timpani, tuba
eustakius, prosesus maostoideus.
3. Telinga bagian dalam ( labirin ) terdapat : kanalis semisir kuralis, utrikulus, sakulus,
koklea.Anatomi Telinga dalam
4. Telinga bagian dalam terletak di dalam pars petrosus os temporale
5. Telinga bagian dalam terdiri dari organ pendegaran dan organ keseimbangan
6. Telinga dalam (koklea/rumah siput) –berisi cairan dan sel "rambut" yang sangat
peka.Struktur yang berupa rambut halus ini bergetar ketika dirangsang olehgetaran
bunyi
7. Sistem vestibular –berisi sel yang mengendalikan keseimbangan
8. Saraf auditori –menghubungkan koklea/rumah siput ke otak

a. Telinga Luar (Auris Eksterna)

Telinga luar adalah bagian telinga yang terletak di luar dan kontak langsung dengan
lingkungan. Fungsi utama telinga luar ini adalah untuk menangkan bunyi dari lingkungan untuk
kemudian diteruskan ke telinga tengah. Bagian telinga luar ini terdiri dari:

1. Daun telinga: mengumpulkan dan menyalurkan bunyi ke liang telinga.

2. Lubang telinga: tempat masuknya bunyi ke liang telinga.

3. Liang telinga: meneruskan rangsang bunyi ke gendang telinga.

b. Telinga Tengah (Auris Media)


1. Gendang telinga (membran timpani) –mengubah bunyi menjadi getaran
2. Tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus dan stapes) –rangkaian ketiga tulang kecil ini
(osikula)menghantar getaran ke telinga dalamAnatomi Telinga Luar
3. Daun telinga –mengumpulkan dan menyalurkan bunyi ke liang telinga
4. Liang telinga (saluran telinga luar) –mengarahkan bunyi ke telingaFisiologi pendengaran
5. Bunyi ditangkap daun telinga
6. Kemudian masuk ke membran timpani
7. Ke tulang peendengaran
8. Lalu ke fenestra ovale
9. Menggerakan perilimfe pada pada skala vestibuli
10. Melalui membran reisnner mendorong endolimfe menimbulkan gerak relatif membran
basilaris dan membran tektoria
11. Defleksi stereosiliasel rambut
12. Masuk ke Kanal ion terbuka
13. Lalu Terjadi pertukaran ion
14. Depolarisasi sel rambut
15. Terjadi pelepasan neurotransmitter
16. potensial aksi saraf auditorius
17. ke nukleus auditorius
18. diteruskan ke korteks pendengaran yaitu lobus temporalis.

c. Telinga Dalam (Labyrin)

Telinga dalam adalah pusat kendali dari indera pendengaran kita. Labyrin merupakan bagian
terpenting dari telinga, labyrin adalah suatu rongga berisi cairan perilimpe dan letaknya di tulang
pelipis yang berfungsi melindungi bagian dalam.Dilihat dari segi anatomi, telinga bagian dalam
terdapat serambi (vertibule), saluran-saluran gelung (canalis semi curcularis), rumah siput
(cochlea). Serambi ini berhubungan dengan saluran-saluran gelung dan dengan cochlea, saluran-
saluran gelung ini merupakan alat keseimbangan, sedangkan cochlea merupakan bagian dari
indra pendengaran.

Indera Pendengar Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan
untuk keseimbangan.. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga
tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga
dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara adalah getaran
udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi
(pemampatan) molekul-molekul udara yang berselang seling dengan daerah-daerah bertekanan
rendah karena penjarangan molekul tersebut. (Sherwood, 2001).
C. Proses Pendengaran dan saraf pendengaran

Dimulai dari adanya getaran suara (F 16 – 2000 Hz), ditangkap oleh daun teling luar,
menggetarkan membran tympani, getaran diteruskan melalui tulang-tulang pendengaran, di
lubang tengah tulang stapes cairan endolinpe di dalam labirin, ditangkap oleh organ corti.
Getaran bunyi yang masuk disebut getaran mekanis diubah, getaran elektris oleh nervus
cocklearis disalurkan ke pusat-pusat di otak lobus temporalis sehingga terjadi kesadaran bunyi.

Saraf pendengaran :

 Vestibularis
 Koklearis

Keluar dari otak kecil melalui nervus vertibularis yang terletak pada titik pertemuan antara
pons dan membaran oblongato kemudian bergabung dengan nervus coklearis menuju telinga. Di
dalam telinga ia berpisah.

 Vestibularis (organ keseimbangan)


 N. Cocklearis ( koklea (rumah siput))
 N. Cocklearis dan serabut-serabut sarafnya berasal dari lobus temporalis.

Kemudian keluar menuju nukleus khusus yang berada tepat di belakang thalamus menuju ke
telinga. Saraf ini bergabung dengan Nervus Vestibularis.

Saraf vestibulokoklear itu saraf kranial kedelapan yang berperan dalam proses mendengar


dan menjaga keseimbangan tubuh. Makna kata vestibulokolear berasal dari 2 kata yaitu
vestibular (keseimbangan) dan kolear (pendengaran) Saraf ini merupakan saraf sensoris dengan
nama lain saraf statoacoustic.

Proses pendengaran ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang
suara dimana kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui
rongga telinga luar (auris eksterna) yang menyebabkan timpani bergetar, getaran-getaran tersebut
diteruskan menuju iknus dan stapes melleus yang terkait pada membrane itu, karena getaran
yang timbul pada setiap tulang itu sendiri maka tulang akan memperbesar getaran yang
kemudian disalurkan ke fenestra vestibuler munuju perilimfe. Getaran perilimfe dialihkan
melalui membrane menuju endolimfe dalam saluran kokhlea dan rangsangan mencapai ujung-
ujung akhir saraf dalam rongga korti selanjutnya dihantarkan menuju otak.Perasaan pendengaran
ditafsirkan otak sebagai suara enak atau tidak enak, gelombang suara menimbulkan bunyi,
tingkatan suara biasa 80-90 dB, tingkatan maksimum kegaduhan 130 dB.
Saraf pendengaran nervus auditorius mengumpulkan sensibilitas dan vestibuler rongga telinga
dalam yang mempunyai hubungan dengan keseimbangan.Serabut serat ini bergerak menuju
neklus vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla oblongata terus
bergerak menuju sebelumnya.Bagian kokhlearis pada nervus auditori saraf pendengaran yang
sebenarnya.Serabut saraf dipancarkan ke sebuah nucleus khusus yang berada dibelakang
thalamus, dipancarkan menuju kortex otak yang terletak pada bagian temporalis.
Lebih singkatnya:
1. Getaran suara ~ gelombang suara
2. Telinga luar
3. Membrana timpani bergetar
4. Inkus, stapedius, maleus bergetar (gelombang suara di amplifikasi / dikuatkan)
5. Fenestra vestibulum ~ cairan perilimfe ~ endolimfe ~ ujung-ujung saraf dalam organ
korti ~ ssp ~ interpretasi ~ bunyi / suara.

Proses Mendengar
Meskipun mendengar adalah sebuah proses yang kompleks, namun pada dasarnya mendengar
merupakan kegiatan pasif yang otomatis - tanpa disadari terlibat dalam proses. Berikut adalah
uraian singkat bagaimana kita dapat mendengar:
1. Sesuatu bergetar dan menciptakan sebuah gelombang bunyi.
2. Gelombang bunyi ditangkap oleh daun telinga.
3. Gelombang bunyi masuk ke dalam liang telinga.
4. Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga dan diubah menjadi energi mekanik.
5. Terdapat tulang pendengaran di telinga tengah: malleus, incus, dan stapes.
6. Gendang telinga menggetarkan tulang pendengaran dan meneruskannya ke telinga dalam.
Gangguan pendengaran konduktif biasanya terjadi di telinga tengah ini.
7. Getaran Cairan di dalam koklea/rumah siput merangsang sel-sel rambut menghasilkan
impuls bio elektrik.
8. Kerusakan sel-sel rambut pada koklea akan mengakibatkan gangguan pendengaran
sensorineural.
9. Impuls listrik dari sel-sel rambut diteruskan ke otak oleh syaraf pendengaran.
Di otak, impuls dari kedua telinga tersebut diartikan sebagai suara.
10. Otak membutuhkan informasi yang baik dari kedua telinga agar dapat menginterpretasikan
bunyi menjadi kata-kata dan membantu kita untuk memahami percakapan.

D. Kelainan/gangguan pada indra pendengaran


Beberapa penyakit telinga dapat menyebabkan ketulian sebagian bahkan ketulian
total.Bahkan lagi, kebanyakan penyakit pada telinga bagian dalam dapat mengakibatkan
gangguan pada keseimbangan.permasalahan yang terjadi pada telinga kita harus ditangani oleh
dokter spesialis khusus yang disebut otolaryngologist, yang mana spesialist ini ahli dalam
mengobati gangguan yang terjadi pada gendang telinga sampai pada telinga dalam yang luka
akibat benturan fisik. Kelainan pada telinga, diantaranya :

1. Radang telinga (otitas media)


Penyakit ini disebabkan karena virus atau bakteri.Gejalanya sakit pada telinga, demam,
dan pendengaran berkurang. Telinga akan mengeluarkan nanah.

2. Labirintitis
Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga.Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi, gegar otak, dan alergi. Gejalanya antara lain telinga berdengung, mual, muntah, vertigo,
dan berkurang pendengaran.

3. Motion sickness
Mabuk perjalanan atau disebut motion sickness.Mabuk perjalanan ini merupakan
gangguan pada fungsi keseimbangan.Penyebabnya adalah rangsangan yang terus menerus oleh
gerakan atau getaran-getaran yang terjadi selama perjalanan, baik darat, laut maupun
udara.Biasanya disertai dengan muka pucat, berkeringat dingin dan pusing.

4. Tuli
Tuli atau tunarungu ialah kehilangan kemampuan untuk dapat mendengar.Tuli dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tuli konduktif dan tuli saraf.Tuli konduktif terjadi
disebabkan oleh menumpuknya kotoran telinga di saluran pendengaran, sehingga mengganggu
transmisi suara ke koklea.Tuli saraf terjadi bila terdapat kerusakan syaraf pendengaran atau
kerusakan pada koklea khususnya pada organ korti.

5. Othematoma
Pada beberapa kasus kelainan pada telinga terjadi kelainan yang disebut othematoma atau
popular dengan sebutan ‘telinga bunga kol’, suatu kondisi dimana terjadi gangguan pada tulang
rawan telinga yang dibarengi dengan pendarahan internal serta pertumbuhan jaringan telinga
yang berlebihan (sehingga telinga tampak berumbai laksana bunga kol). Kelainan ini diakibatkan
oleh hilangnya aurikel dan kanal auditori sejak lahir.

6. Penyumbatan
Kotoran telinga (serumen) bisa menyumbat saluran telinga dan menyebabkan gatal-gatal,
nyeri serta tuli yang bersifat sementara. Dokter akan membuang serumen dengan cara
menyemburnya secara perlahan dengan menggunakan air hangat (irigasi). Tetapi jika dari telinga
keluar nanah, terjadi perforasi gendang telinga atau terdapat infeksi telinga yang berulang, maka
tidak dilakukan irigasi. Jika terdapat perforasi gendang telinga, air bisa masuk ke telinga tengah
dan kemungkinan akan memperburuk infeksi. Pada keadaan ini, serumen dibuang dengan
menggunakan alat yang tumpul atau dengan alat penghisap.Biasanya tidak digunakan pelarut
serumen karena bisa menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit saluran telinga, dan tidak
mampu melarutkan serumen secara adekuat.

7. Perikondritis
Perikondritis adalah suatu infeksi pada tulang rawan (kartilago) telinga luar. Perikondritis bisa
terjadi akibat: – cedera – gigitan serangga – pemecahan bisul dengan sengaja. Nanah akan
terkumpul diantara kartilago dan lapisan jaringan ikat di sekitarnya (perikondrium). Kadang
nanah menyebabkan terputusnya aliran darah ke kartilago, menyebabkan kerusakan pada
kartilago dan pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk telinga.Meskipun bersifat merusak
dan menahun, tetapi perikondritis cenderung hanya menyebabkan gejala-gejala yang
ringan.Untuk membuang nanahnya, dibuat sayatan sehingga darah bisa kembali mengalir ke
kartilago.Untuk infeksi yang lebih ringan diberikan antibiotik per-oral, sedangkan untuk infeksi
yang lebih berat diberikan dalam bentuk suntikan.Pemilihan antibiotik berdasarkan beratnya
infeksi dan bakteri penyebabnya. (medicastore) Ada banyak lagi gangguan yang terjadi pada alat
pendengaran kita ini, misalnya tumor, cedera, eksim, otitis dan lain-lain.

8. Gangguan pendengaran konduktif, yaitu penurunan pendengaran yang diakibatkan oleh


adanya hambatan pada hantaran gelombang suara di telinga luar atau telinga tengah. Gangguan
ini dapat terjadi oleh karena adanya benda asing, penimbunan kotoran telinga, atau infeksi pada
telinga tengah.

9. Gangguan pendengaran sensorineural, yaitu penurunan pendengaran akibat disfungsi dari


organ korti, saraf auditorius atau otak. Gangguan ini dapat terjadi oleh karena selalu terpajan
pada suara bising secara terus menerus, setelah mendapatkan pengobatan yang bersifat ototoksik,
atau karena pengaruh penyakit sistemik.

E. Cara memeriksa
pendengaran Ada beberapa macam tes pendengaranyang bisa dijalani pasien gangguan
pendengaran. Konsultasikan dengan dokter THT mengenai tes mana yang tepat untuk dilakukan,
seperti:

1. Tes bisik
Dalam tes bisik, dokter akan meminta pasien menutup lubang telinga yang tidak
diperiksa dengan jari. Setelah itu, dokter akan membisikkan beberapa kata, atau 8
membisikkan kombinasi huruf dan angka. Saat berbisik pada pasien, dokter akan berada
kurang dari 1 meter di belakang pasien, untuk mencegah pasien membaca gerak bibir. Pasien
akan diminta mengulangi apa yang diucapkan dokter. Jika pasien tidak bisa mengulangi kata
yang dibisikkan, dokter akan menggunakan kombinasi huruf dan angka yang berbeda, atau
mengulangi pengucapan kata dengan lebih keras, hingga pasien bisa mendengarnya.
Kemudian tes diulangi pada telinga yang satunya lagi. Pasien dianggap lulus tes bisik jika
mampu mengulangi 50% kata yang diucapkan dokter.
2. Tes garpu tala
Dalam tes ini, garpu tala dengan frekuensi 512Hz digunakan untuk mengetahui respons
pasien pada suara dan getaran di dekat telinga. Tes garpu tala bisa dilakukan dengan tes
Weber dan tes Rinne.
3. Tes audiometri tutur
Tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa baik pasien mendengar dan memahami
percakapan sederhana. Dalam tes ini, pasien akan diminta mengulangi kata-kata yang
diucapkan dokter, mulai dari suara lembut hingga nyaring.
4. Tes audiometri nada murni
Tes ini menggunakan audiometer, suatu alat yang menghasilkan nada-nada murni, dan
diperdengarkan pada pasien melalui headphone. Nada-nada tersebut bervariasi dalam
frekuensi dan intensitas suaranya, mulai dari 250Hz, hingga 8000Hz. Tes akan dimulai
dengan intensitas suara yang masih terdengar, lalu dikurangi secara bertahap hingga tidak lagi
terdengar oleh pasien. Kemudian, intensitas suara akan ditingkatkan kembali hingga pasien
bisa mendengarnya. Pasien akan diminta untuk memberi tanda dengan menekan tombol yang
sudah disediakan, jika masih bisa mendengar suara meski sangat samar.
5. Auditory Brain Stem Response
Test Tes ini disebut juga dengan tes brainstem evoke response audiometry (BERA).
Dalam tes ini, dokter menggunakan elektroda yang tersambung pada mesin untuk merekam
respons otak pasien. Pada pasien anak-anak yang tidak bisa tenang saat akan dipasang
elektroda, dokter akan memberikan obat penenang.
6. Timpanometri
Sebelum menjalankan tes, dokter akan terlebih dulu memeriksa liang telinga pasien untuk
memastikan tidak ada kotoran telinga atau benda lain yang menghalangi gendang telinga.
Setelah liang telinga dipastikan bersih, dokter akan memasang alat khusus di masing-masing
telinga pasien. Rasa sedikit tidak nyaman akan dirasakan pasien saat dipasangkan alat
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hapsari, Iriani, I., Puspitasari, Ira & Suryaratri, Ratna, D. 2012. Psikologi Faal.Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Ethel,Slonane. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi. Jakarta: EGC

Junquiera, L.C. dan Carneiro. J. 1980. Basic Histology. Alih bahasa: Histologi dasar, oleh adji
Dharma.1982. Jakarta: EGC

Ganong, W.F, 1983, Fisiologi Kedokteran, Jakarta : CV. EGC.

Guyton, A. C., 1983, Fisiologi Kedokteran 2, Jakarta : CV. EGC.

Radiopoetro, R., 1986, Psikologi Faal 1, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
UGM.

Anda mungkin juga menyukai