Anda di halaman 1dari 8

Nama : Jenny Artika

NIM : 20003117

Prodi : PLB

Tugas : pertemuan 2 Resume Indra Penglihatan Anatomi fisiologi Genetika dan Neurologi

Indra Penglihatan

A. Anatomi Fisiologi Indra Penglihatan

1. Alat Tambahan pada Mata

Alat tambahan pada mata terdiri dari alis, palpebra atau kelopak mata, bulu mata dan aparatus
lakrimalis.

a. Alis mata, adalah rambut kasar yang terdapat di atas mata secara melintang dan tersusun rapi, alis
mata ini berfungsi untuk memperindah dan melindungi mata dari keringat.

b. Kelopak mata, adalah bagian mata yang dapat digerakkan untuk membuka dan menutup mata.
Kelopak mata ini ada bagian atas dan bagian bawah. Kelopak mata bagian atas mempunyai otot yang
disebut levator palpebrae yang dapat menarik mata untuk terbuka, sedangkan kelopak mata bawah
mempunyai otot orbikularis okuli untuk menutup mata.

c. Bulu mata, ialah bulu yang terletak pada ujung kelopak mata yang berfungsi untuk memperindah
mata.

d. Aparatus lakrimalis, adalah saluran yang mengalirkan air mata menuju konjuktiva kelopak mata atas.
Air mata ini berfungsi untuk membasahi dan membersihkan bola mata, kedipan mata pun dapat
membantu penyebaran air mata. Sebagian air mata akan menguap dan sebagian lagi masuk ke dalam
punktavlakrimalis di kelopak mata atas dan bawah di sudut dalam mata. Air mata ini mengalir ke kanalis
lakrimalis dan bermuara di rongga hidung, maka apabila seseorang sedang menangis akan
mengeluarkan cairan dari hidung.

2. Bola Mata

Bola mata manusia berbentuk bulat dan agak pipih dari atas ke bawah. Hal ini sebabkan oleh selama
berhubungan sejak bayi bola mata selalu tertekan oleh kelopak mata atas dan bawah. Bola mata
mempunyai diameter 24 – 25 mm, 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata dan hanya 1/6 bagian
yang tampak dari luar.

Bola mata dilindungi oleh pelupuk mata atas dan bawah. Untuk melihat mata dapat terbuka dan bila
tidur mata akan menutup. Bola mata ini dapat bergerak ke kiri, ke kanan, dan ke bawah. Gerakan ini
dilakukan oleh otot mata.
Bola mata ini terdiri dari dua lengkung lingkaran :

a. Lengkung lingkaran bahagian depan yang disebut kornea, bersifat transparan (bening) dan tembus
cahaya.

b. Lengkung lingkaran bahagian belakang yang disebut jaringan pengikat atau padat tidak tembus
cahaya dan berfungsi untuk penyokong bola mata yang disebut dengan sclera. Bola mata dibagi dua oleh
suatu sumbu yang disebut sumbu Anatomis (Anatomical Axis). Bila suatu cahaya masuk ke bola mata,
cahaya tersebut tidak mengikuti sumbu anatomis, melainkan mengikuti suatu sumbu yang jatuh tepat
pada bintik kuning. Sumbu tersebut dinamakan sumbu penglihatan (Visual axis). Sumbu anatomis
dengan sumbu penglihatan tidak berhimpitan, tapi keduanya perpotongan membentuk sudut
penglihatan sebesar 1’(satu menit) dan disebut sumbu penglihatan Minimal. Pada mata normal dengan
sudut 1’ seseorang mempunyai sudut penglihatan secara jelas.

Bagian Luar Mata

Bagian luar mata terdiri dari empat jenis organ yang semua terletak di bagian luar mata. Berikut
rinciannya:

1. Kelopak mata yang berfungsi untuk melindungi dan menutup mata.

2. Bulu mata yang fungsinya adalah untuk mengurangi cahaya yang masuk ke dalam mata dan juga
mencegah masuknya debu atau kotoran ke dalam mata.

3. Alis mata yang berfungsi untuk menahan keringat supaya tidak masuk ke dalam mata

4. Kelenjar air mata yang fungsinya adalah untuk menghasilkan air mata. Biasanya ini untuk membasahi
dan juga menjaga agar mata Anda tetap lembab. Juga untuk membersihkan debu. Selain itu juga untuk
membunuh berbagai jenis bibit penyakit yang terdapat di dalam mata.

Bagian dalam

Bagian dalam mata memiliki sifat yang lebih sensitif dibandingkan dengan luar mata. Berikut adalah
ulasan mengenai bagian dalam mata:

1. Sklera

2. Otot

3. Koroid

4. Retina

5. Saraf optic

6. Bintik buta
7. Kornea

8. Iris

9. Pupil

10. Aqueos humor

11. Lensa

12. Vitreous humor

Setelah mengetahui beberapa bagian dalam mata, berikut ini adalah penjelasan yang lebih detail
mengenai fungsi-fungsinya.

1. Sklera adalah bagian dalam mata yang fungsinya adalah untuk melindungi bagain dalam pada bola
mata. Pada bagian depan bola mata manusia, sclera telah mengalami modifikasi menjadi kornea yang
berfungsi untuk meneruskan rangsangan cahaya ke dalam bagian bola mata.

2. Koroid merupakan bagian dalam bola mata yang fungsinya adalah untuk menyuplai makanan dan juga
oksigen ke dalam retina dan juga untuk mencegah terjadinya pantulan cahaya yang kemungkinan masuk
ke dalam bagian bola mata. Koroid sendiri semacam pembuluih darah dan semacam pigmen khusus
untuk mata.

3. Retina adalah bagian dalam pada mata yang di dalamnya mengandung reseptor cahaya untuk bisa
menangkap suatu bayangan. Pertama adalah sel kerucut atau biasa dikenal dengan konus yang
berfungsi untuk bisa melihat di saat terang. Selain itu juga untuk menerima rangsangan cahaya yang
memiliki warna hijau, merah serta biru. Kedua adalah sel batang atau biasa dikenal dengan basilus yang
fungsinya adalah untuk melihat cahaya yang mempunyai intensitas lemah.

4. Iris adalah bagian dalam mata selanjutnya yang fungsinya adalah untuk memberikan warna kepada
mata serta mengatur besar dan juga kecilnya pupil. Tujuannya adalah untuk membatasi jumlah dari
cahaya yang masuk.

5. Sementara pupil fungsinya adalah untuk mengatur kesediaan cahaya atau sedikit dan banyaknya
cahaya yang masuk ke dalam mata.

6. Lensa memiliki fungsi untuk mengatur daya akomodasi pada lensa supaya bayangan yang ada bisa
jatuh secara tepat pada bagian retina.

7. Bintik kuning ini merupakan bagian dalam mata yang bisa dibilang paling peka terhadap adanya
cahaya. Hal itu karena di sini menjadi tempat berkumpulnya reseptor.

8. Bintik buta merupakan bagian dalam mata yang menjadi tempat masuk dan juga membelokkan
berkas saraf.
9. Kelenjar air mata adalah bagian dalam mata yang tugasnya adalah untuk menjaga kelembaban serta
kesehatan pada mata.

Saraf penglihatan (nervus opticus)

Nervus opticus dari mata kanan dan mata kiri setelah keluar dari bola mata akan saling bersilangan pada
suatu tempat yang dinamakan “Chiasma Opticus”. Persilangannya bersifat parsial Crossing, hanya
nervus opticus bagian tengah yang saling menyilang, sedangkan nervus opticus bagian tepi tidak
menyilang.

Dari Chiasma Opticus, saraf optikus (saraf penglihatan) melanjutkan diri sebagai traktus opticus. Secara
anatomi fisiologi, traktus opticus berbeda dengan nervus opticus.

Kalau nervus opticus unsur-unsur sarafnya hanya berasal dari satu bola mata bila ini mengalami
kerusakan, maka hanya satu bola mata yang mengalami kerusakan. Sedangkan tractus opticus unsur-
unsur sarafnya berasal dari kedua bola mata. Bila ini mengalami gangguan maka kedua bola mata akan
mengalami kerusakan.

Traktus opticus akan berganti saraf pada cospus geniculatum (CGL), dari CGL akan keluar suatu saraf
yang menyebar berbentuk kipas yang dinamakan “Radiatio Optical Gratiolet (ROG)”. ROG akan berakhir
di otak pada cortex cerebri occipitalis Area Broadman 17,18,19 pada fissura calcarina. Apabila rangsang
penglihatan sampai pada pusat ini maka kita akan sadar dengan apa yang kita lihat. Nama lain dari jalan
tersebut adalah Tractus Geniculo Calcarina.

cara kerja mata

a. Cahaya memantulkan obyek dan mengirim pada garis lurus menuju mata Anda.

b. Cahaya melalui kornea, menuju pupil dan diteruskan ke lensa mata.

c. Kornea dan lensa membelokkan (membiaskan) cahaya agar di fokuskan ke retina.

d. Photoreceptors pada retina mengkonversi cahaya menjadi gelombang elektrik.

e. Gelombang elektrik melalui saraf optik menuju otak.

f. Otak memproses sinyal-sinyal itu menjadi sebuah bayangan (image).

kelainan /gangguan pada indra penglihatan

1. Konjungtivitis atau mata merah

Konjungtivitis adalah gangguan pada mata yang berupa peradangan dan kemerahan pada:

Jaringan bening yang melapisi mata


Bagian dalam kelopak mata yang disebut konjungtiva.

Gangguan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau virus. Tapi paparan bahan kimia atau
polutan yang mengiritasi mata juga bisa menjadi penyebabnya.Selain mata merah yang menjadi ciri
khasnya, gejala konjungtivitis bisa berupa belekan dalam jumlah banyak sampai membuat Anda susah
membuka kelopak mata. Jika keluhan ini terjadi, Anda bisa menempelkan kompres air hangat pada mata
lalu membersihkan kotoran mata.Untuk mencegah penularan konjungtivitis, sering-seringlah mencuci
tangan, jangan sering menyentuh mata, dan tidak saling meminjamkan barang pribadi dengan orang
lain. Misalnya, bantal, handuk, dan kosmetik.

2. Gangguan refraktif

Gangguan refraktif termasuk gangguan pada mata yang paling banyak terjadi. Msalah penglihatan ini
dapat disebabkan oleh perubahan bentuk bola mata, kornea, atau lensa mata yang menua. Akibatnya,
penglihatan menjadi kurang fokus.Gejala umum dari gangguan refraktif adalah penglihatan yang buram
atau ganda. Gangguan pada mata ini terbagi dalam empat jenis berikut:

a. Mata minus atau rabun jauh (myopia). Penderitanya akan kesulitan meilhat benda-benda jarak jauh.

b. Rabun dekat (hipermetropi). Penderita rabun dekat mengalami kesulitan melihat benda-benda di
jarak dekat.

c. Presbiopi, yakni kondisi kesulitan untuk memfokuskan penglihatan jarak dekat akibat usia makin tua.
Kondisi ini juga dikenal dengan istilah mata plus.

d. Mata silinder atau astigmatisme. Gangguan pada mata ini terjadi akibat perubahan bentuk kornea
mata.

Sebagian besar gangguan refraktif bisa diatasi dengan penggunaan kacamata maupun lensa kontak.
Operasi mata (seperti LASIK) juga bisa menjad alternatif penanganan. Namun perlu pemeriksaan
saksama dari dokter sebelum Anda menjalaninya.

3. Katarak

Katarak adalah gangguan pada mata dengan gejala berupa lensa mata yang menjadi keruh sehingga
pandangan buram. Kondisi ini bersifat progresif, yang berarti akan memburuk seiring dengan usia yang
makin lanjut.Selain faktor usia, penyebab katarak lainnya meliputi diabetes, cedera mata, penggunaan
obat tertentu, dan paparan sinar ultraviolet yang berlebihan.Katarak umumnya diatasi lewat operasi.
Lensa mata yang sudah keruh akan diganti dengan lensa buatan sehingga penglihatan jernih kembali.

4. Glaukoma

Glaukoma merupakan gangguan pada mata yang bisa merusak saraf optit sehingga menyebabkan
kebutaan. Kondisi ini terjadi akibat meningkatnya tekanan cairan di dalam mata.Penyakit glaukoma
terbagi dalam dua jenis berikut:
Glaukoma sudut terbuka, yang berlangsung dalam waktu lama (kronis) dan umumnya tidak disadari oleh
penderita. Akibatnya, kodisi glaukoma makin parah hingga penglihatan penderita sudah hampir hilang.

Glaukoma sudut tertutup, yang biasanya terjadi secara mendadak dan memicu rasa sakit. Nyeri inilah
yang kemudian mendorong penderita untuk berobat.

Kerusakan pada mata yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanen dan tidak bisa disembuhkan.
Oleh karena itu, gangguan pada mata ini perlu dikenali sedini mungkin agar kebutaan bisa dicegah.

5. Degenerasi makula

Degenerasi makula adalah gangguan mata yang berkaitan dengan usia yang makin lanjut. Kondisi ini
menyebabkan rusaknya kemampuan penglihatan sentral.Penglihatan sentral berfungsi melihat obyek
secara jelas. Misalnya, saat Anda membaca atau mengemudi. Sesuai namanya, gangguan pada mata ini
terjadi pada makula yang terletak di bagian tengah retina.Degenerasi makula dibagi dalam dua tipe di
bawah ini:

Tipe kering

Sekitar 70-90 persen kasus degenerasi macula merupakan jenis kering. Kondisi makula ini makin menipis
akibat usia yang semakin lanjut.Gangguan ini akan bertambah parah secara perlahan-lahan seiring
pertambahan usia hingga penderita akhirnya kehilangan penglihatan sentralnya. Gejalanya berupa
adanya drusen alias endapan lemak berwarna putih kekuningan di bawah retina pada orang-orang yang
berusia 60 tahun ke atas.

Tipe basah

Degenerasi makula basah terjadi ketika ada pembuluh darah abnormal yang tumbuh di bawah makula.
Ini menimbulkan perdarahan atau kebocoran cairan yang memicu hilangnya penglihatan sentral secara
cepat.Gejala awal degenerasi makula jenis ini meliputi saat penderita memandang garis lurus, garis
tersebut akan terlihat berombak.

6. Ablasi retina

Ablasi retina adalah salah satu gangguan pada mata yang terjadi ketika retina terlepas dari struktur mata
yang menjadi tempatnya melekat. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan cairan di belakang
retina.Gangguan mata ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Gejala awalnya bisa berupa penderita
yang sering merasa melihat kilatan-kilatan cahaya, sesuatu yang mengambang di penglihatan (floaters),
atau penglihatan yang seolah-olah tertutup.Retina yang lepas harus ditangani secepatnya dengan cara
operasi. Tindakan medis ini bertujuan untuk memperbaiki penglihatan yang terpengaruh oleh retina
yang lepas.

cara pemeriksaan ketajaman penglihatan


Pemeriksaan ketajaman visus mata umumnya dilakukan dengan bantuan kartu Snellen atau Snellen
chart. Kartu ini dikembangkan oleh seorang dokter spesialis mata dari Belanda, Herman Snellen, pada
tahun 1860an. Ada banyak variasi dari kartu Snellen ini. Namun, secara umum ada sebelas baris huruf
kapital yang berisi beberapa macam huruf. Semakin ke bawah ukuran tulisan akan semakin kecil.

Optotype terdiri atas 8 deretan huruf, tiap deretan mempunyai huruf dengan urutan tertentu yang oleh
mata normal huruf tadi dapat dilihat dengan jelas pada jarak tertentu pula sehingga membentuk SPM
satu menit.

Deretan pertama 60 meter

Deretan kedua 50 meter

Deretan ketiga 20 meter

Deretan keempat 15 meter

Deretan kelima 12 meter

Deretan keenam 9 meter

Deretan ketujuh 6 meter

Deretan kedelapan 5 meter

Deretan kesembilan 3 meter

Cara pemeriksaan : orang percobaan duduk 5 – 6 meter (20 feet) dari Snellen chart, digunakan jarak 5 –
6 meter karena jarak tadi dianggap tidak terhingga jadi sinar yang datang pada mata adalah sinar sejajar.
Jarak pemeriksaan 5 – 6 meter disebut “Distange (d)”. orang percobaan harus membawa sebanyak
mungkin baris-baris huruf mulai yang pertama atau yang paling atas.

DAFTAR PUSTAKA

A. Salim. 1996. Pendidikan Bagi Anak Cerebral Palsy, Jakarta : Dikti

Agus Sudomo. 1980. Osteologi. Universitas 11 Maret : Surakarta

David Bocher, Aji Darma. 1983. Pengantar Ilmu Urat dan Faal Susunan

Saraf. Jakarta : Dian Rakyat

Ernest Garned. 1980. Fundomental odf Neurologi. London : W.B. Sounders

Company
Evelyn C. Pierre. 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :

Gramedia

Gilroy L. Meyer LS. 1981. Medical Neurology. New York : Mac Millan Publ.

Co

Ricard Snell. Neurologi Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EBC

Sumarno Mrakam. 1982. Neuro Anatomi, Jakarta : Indira

-----------. 1992. Penuntun Nuerologi. Jakarta : Bina Aksara

Syaifuddin. 1992. Anatomi Fisiologi untuk Perawat Kedokteran. Jakarta :

EBC

Penandoyo 1982. Anatomi Fisiologi dan Genetika. Jakarta

Eva Loro Weinrob. 1984. Anatomi and Physology Addison. London : Wesley

Publishing Company

Hallahan & Kaufman. 1988. Expectional Children. USA

Anda mungkin juga menyukai