PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
paling dasar seperti makan, minum, dan pakaian hingga kebutuhan untuk diakui
dalam kehidupan masyarakat adalah salah satu hal mendasar yang mampu membuat
Menjadi manusia yang sejahtera tentu menjadi salah satu tujuan hidup, namun
kesejahteraan tidak dapat dicapai begitu saja. Banyak cara dan pengorbanan yang
pendidikan atau melalui proses belajar. Ketika bekerja individu akan merasakan
proses belajar dalam dirinya karena individu akan banyak mendapatkan pengalaman,
dan membantu individu untuk meraih kesejahteraan seperti yang dijelaskan Amartya
Sen (Chamsyah, 2008) bahwa individu yang sejahtera adalah individu yang dapat
seperti makan, minum, rasa aman, dan kesempatan memilih untuk mencapai
kehidupan yang layak. Individu yang ingin mencapai kesejahteraan dengan bekerja
memiliki kesempatan untuk dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.
pekerjaan di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri yang membutuhkan
banyak tenaga kerja seperti buruh. Buruh sangat dibutuhkan para pengusaha atau
pemilik modal sebagai tenaga kerja yang membantu menjalankan usahanya terutama
pada kegiatan produksi (Syafa’at, 2008). Di Indonesia buruh memiliki peran yang
perekonomian dan sistem modal dalam industri yang sedang berkembang. Di sisi lain
buruh juga menjadi barang jual industri disebabkan oleh kondisi perekonomian
negara yang semakin memburuk akibat krisis ekonomi yang membuat posisi buruh
diraih dengan adanya pembagian kerja pada tugas tertentu, antar sektor, atau antar
kegiatan produksi yang mengarah pada industri dengan adanya pembagian kerja
industri, dan buruh sebagai salah satu faktor produksi. Pihak industri atau pengusaha
sebagai pemilik modal harus selalu menjaga kualitas maupun kuantitas produksi agar
yang dapat dibayar dengan upah yang rendah dan waktu kerja yang lebih panjang
karena mengejar hasil produksi yang tinggi (Sugiyanto, 1997). Lemahnya posisi
untuk tidak memilih menjadi buruh sebagai pekerjaan mereka. Lapangan industri
buruh menjadi salah satu pekerjaan yang banyak dipilih oleh masyarakat di Indonesia
Tabel 1.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status
Pekerjaan Utama, 2009-2011 (juta orang)
2009 2010 2011
Status Pekerjaan Utama
Februari Agustus Februari Agustus Februari
Berusaha sendiri 20,81 21,05 20,46 21,03 21,15
Berusaha dibantu buruh tidak 21,64 21,93 21,92 21,68 21,31
tetap
Berusaha dibantu buruh tetap 2,97 3,03 3,02 3,26 3,59
Buruh atau karyawan 28,91 29,11 30,72 32,52 34,51
Pekerja bebas di sektor 6,35 5,88 6,32 5,82 5,58
pertanian
Pekerja bebas di luar sektor 5,15 5,67 5,28 5,13 5,16
pertanian
Pekerjaan keluarga atau tidak 18,66 18,19 19,68 18,77 19,98
dibayar
Sumber: Berita Resmi Statistik, Badan Pusat Statistik No. 33/05/Th. XIV, 5 Mei 2011
Tabel tersebut menandakan bahwa pekerjaan utama sebagai buruh masih
menjadi minat masyarakat dilihat dari jumlah buruh yang terus meningkat setiap
tahunnya. Yul (2011) dalam penelitiannya juga berpendapat bahwa jumlah buruh di
Indonesia bertambah pada bulan Agustus 2011 menjadi 37,8 juta orang. Tribun Jabar
(1 Mei 2012) juga mencatat angkatan kerja buruh di Indonesia merupakan jumlah
upah minimum yang diterima buruh. Menurut Santoso (2010) upah buruh yang
rendah disebabkan oleh kondisi buruh yang tidak memiliki keahlian dalam bekerja
sehingga buruh menghadapi pekerjaan yang sama setiap harinya dan cenderung tidak
merupakan upah yang terendah di Asia seperti yang dapat dilihat dalam tabel yang
menyajikan besarnya upah yang diterima buruh baik laki-laki maupun perempuan.
oleh buruh laki-laki maupun perempuan. Dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun
rata-rata upah yang diterima oleh buruh laki-laki maupun perempuan meningkat,
tetapi. Pada Februari 2006 rata-rata upah laki-laki adalah Rp 827.101 dan perempuan
905.503 untuk laki-laki dan Rp 693.987 untuk perempuan. Pada tahun 2007 di bulan
Februari rata-rata upah kembali meningkat menjadi Rp 958.971 untuk laki-laki dan
982.450 untuk laki-laki dan Rp 747.277 untuk perempuan. Pada Februari 2008 rata-
rata upah untuk laki-laki menjadi meningkat sebesar Rp 1.031.348 dengan jumlah
rata-rata upah yang diterima perempuan masih lebih rendah dari laki-laki yaitu
sebesar Rp 773.979.
Selain upah yang rendah jaminan dan hak dasar buruh juga lemah dan kurang
demonstrasi atau mogok kerja yang jumlahnya semakin meningkat setiap tahun,
(Syafa’at, 2008). Aksi unjuk rasa antara lain terjadi pada beberapa daerah seperti di
Bandung yang dilaporkan Detik Bandung (1 Mei 2012) bahwa buruh melakukan
kerja, dan mengadakan jaminan sosial. Dari Jambi pada tanggal 1 Mei 2012
kesehatan dan keselamatan kerja yang diberikan oleh para pengusaha. Para buruh di
Jambi juga menuntut pengupahan yang layak dan sesuai dengan jam kerja disertai
Malang (1 Mei 2012) buruh melakukan demonstrasi dengan tuntutan pemberian upah
yang layak sesuai dengan UMK karena di Malang masih terdapat perusahaan yang
tidak membayar upah buruh sesuai dengan UMK atau di bawah besar UMK Malang.
Selain meminta pembayaran upah yang sesuai, buruh juga menuntut tanggal 1 Mei
sebagai hari libur nasional agar para buruh dapat menikmati waktu luang untuk
berlibur setelah setiap hari memenuhi target produksi perusahaan. Semua aksi unjuk
rasa yang dilakukan tidak lain dilakukan buruh untuk memperjuangkan hak dasar dan
seperti Karawang, Purwakarta, Bekasi, Cikarang, Bogor, dan beberapa kota lainnya
yang berorientasi dagang dan ekspor. Pabrik-pabrik yang didirikan di kota tersebut
unsur yang penting dalam perusahaan untuk menjalankan proses produksi (Santoso,
2010). Salah satu pabrik yang mempekerjakan buruh untuk menjalankan proses
produksi yaitu PT. Laksana Tekhnik Makmur yang terletak di Cileungsi Kabupaten
Bogor.
produksi setiap harinya. Upah yang diterima oleh buruh di PT. Laksana Tekhnik
pekerjaan yang cenderung repetitif setiap harinya. Rata-rata setiap bulan buruh
sebesar Rp 19.000 sampai dengan Rp 20.000 per-jam dengan jam lembur yang telah
ditetapkan dan dijadwalkan oleh masing-masing kepala produksi. Seperti yang tertera
dalam situs Kadin Kabupaten Bogor besarnya UMR yang ditetapkan untuk
Kabupaten Bogor pada tahun 2012 yaitu Rp 1.269.320, maka upah pokok yang
diterima para buruh di PT. Laksana Tekhnik Makmur sudah mencapai UMR di
Kabupaten Bogor.
bulan Maret 2012 terhadap 106 buruh di PT. Laksana Tekhnik Makmur, hasil sebaran
kuesioner terbuka beberapa buruh mengaku bahwa upah yang diterima tidak sesuai
bahwa mereka dianggap sebagai mesin produksi, bekerja keras setiap hari, dan
pendahuluan tersebut, beberapa buruh masih belum merasa puas dengan upah yang
mencapai UMR. Hal tersebut menandakan masih ada beberapa faktor lain yang
mengacu pada pendapat Diener (Deci dan Ryan, 2006) yang telah memfokuskan
dianggap lebih subjektif untuk menilai atau mengevaluasi sejauh mana tingkat
kesejahteraan individu dapat dilihat dari cara mengevaluasi atau menilai individu
terhadap pengalaman yang positif maupun negatif tentang hidup mereka yang
merupakan evaluasi seseorang terhadap kehidupan mereka yang termasuk pada hal
yang bersifat kognitif terhadap kepuasan dan evaluasi afeksi terhadap perasaan dan
emosi.
Kesejahteraan subjektif terdiri dari dua penilaian yaitu secara kognitif dan
afektif. Suka dan duka yang dirasakan buruh selama bekerja di PT. Laksana Tekhnik
Pengalaman tersebut tidak terlepas dari penilaian atas kebahagiaan yang dirasakan
kebahagiaan, kesedihan, dan reaksi emosi lain yang dirasakan dikatakan sebagai
mencapai kesejahteraan atau kondisi kesejahteraan subjektif yang baik, seperti dalam
teori hedonis yang diungkapkan oleh Seligman (2005) bahwa kualitas kehidupan
hidupnya secara utuh, selain itu kebahagiaan juga dapat diartikan sebagai kondisi
untuk mengungkapkan perasaan tidak nyaman atau suasana hati yang kurang
dan kebebasan atas pilihan berhubungan erat dengan kepuasan yang didapatkan oleh
buruh. Kepuasan merupakan salah satu bentuk penilaian komponen kognitif pada
kesejahteraan subjektif. Buruh akan berada pada kondisi kesejahteraan yang baik
berkaitan dengan pencapaian suasana hati yang positif. Menurut Seligman (2005)
seseorang yang merasakan suasana hati positif akan cenderung memperlihatkan hasil
kerja yang memuaskan serta mampu dihadapkan pada berbagai tugas dengan baik.
Pihak industri tentunya selalu menginginkan buruh yang memiliki kinerja baik, tetapi
hal tersebut akan lebih baik disertai dengan pemenuhan hak dasar seperti UMR yang
sesuai, jaminan sosial, dan waktu libur yang sesuai dengan jam kerja yang telah
Ketetapan upah yang sesuai atau tidak sesuai dengan batas UMR, kurang
diperhatikannya jaminan sosial, serta jam kerja yang relatif menyita waktu luang para
memenuhi kebutuhan hidup. Dengan adanya aksi unjuk rasa membuktikan bahwa
pilihan menjadi buruh juga tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat, perolehan
upah yang sesuai dengan UMR membuat beberapa buruh di PT. Laksana Tekhnik
sejalan dengan penelitian Diener et al. (dalam Diener dan Suh, 2000) diperoleh
temuan bahwa pendapatan tidak selalu kesejahteraan subjektif yang tinggi. Menurut
Diener dan Suh (2005) tingkat kesejahteraan seseorang tentunya bisa ditentukan oleh
beberapa faktor seperti pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan pernikahan. Dari faktor
tersebut apabila individu belum mendapatkan kehidupan secara layak, maka individu
tersebut tidak dikatakan telah mencapai kesejahteraan. Dalam suatu studi yang
dilakukan Ravaillion dan Lokshin (Diener dan Suh, 2000) kondisi pendidikan,
Dapat dikatakan bahwa kesejahteraan subjektif buruh tidak hanya dilihat dari
pemenuhan upah saja. Masih ada hal lain yang mendorong masyarakat untuk bekerja
sebagai buruh, sehingga buruh dapat menilai dan memberikan evaluasi yang bersifat
Penilaian atau evaluasi seseorang yang bekerja sebagai buruh dapat diketahui dari
Pabrik (Studi Deskriptif pada Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Kabupaten
Bogor)”.
B. Fokus Penelitian
dan reaksi afektif seperti kesedihan dan kebahagiaan. Kesejahteraan subjektif pada
penelitian ini diartika sebagai kondisi kesejahteraan buruh yang dilihat berdasarkan
kepuasan hidup secara umum dan domain tertentu (khusus). Dalam penelitian ini
kepuasan hidup secara umum terdiri dari penilaian buruh terhadap kebermaknaan,
tujuan dan harapan hidup, optimisme, dan penyesuaian diri. Kepuasan dalam domain
terdiri dari afek positif dan afek negatif. Aspek afektif dalam penelitian ini yaitu
reaksi emosi yang dirasakan buruh selama bekerja di PT. Laksana Tekhnik Makmur
yang terdiri dari reaksi emosi positif dan negatif, termasuk di dalamnya adalah
dari masalah umum tersebut, ada tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut:
D. Tujuan Penelitian
Tekhnik Makmur. Tujuan khusus penelitian ini yaitu mendeskripsikan fakta empirik
mengenai:
Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Manfaat
secara teoretis yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
Adapun manfaat praktis dari penelitian bagi perusahaan yaitu data dalam
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk lebih memperhatikan
menyusun kebijakan kerja seperti upah, jam kerja, dan jaminan sosial serta dapat