PINDAD
DALAM MENANGGAPI PERMINTAAN YANG FLUKTUATIF
Universitas Pertahanan
(maulanarief@yahoo.co.id, nefianto.tirton@gmail.com)
Abstrak -- Indonesia memiliki keterbatasan anggaran dalam memenuhi postur pertahanan negara,
sehingga permintaan akan alutsista tidak stabil atau fluktuatif. Industri dalam menanggapi
permintaan yang tidak dapat dipastikan memerlukan perencanaan produksi yang baik demi
berlangsungnya siklus bisnis. Permasalahan penelitian yaitu bagaimana strategi produksi yang
ideal dalam menanggapi permintaan yang fluktuatif. Pertanyaan penelitian yaitu menganalisis
pola permintaan pengguna, dan strategi produksi, serta manajemen produksi yang ideal bagi
industri untuk menanggapi permintaan yang fluktuatif. Penelitian menggunakan metode
kualitatif. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil
penelitian menunjukan bahwa permintaan pengguna didasarkan kepada ketersediaan anggaran,
sehingga pengguna tidak dapat memberikan kepastian akan permintaan alutsista, kontrak kepada
industri adalah jangka pendek sehingga industri kesulitan dalam merencanakan produksinya.
Industri menerapkan sistem MRP, dalam penerapannya, bahan baku yang sulit dipenuhi karena
terkendala kebijakan dan mesin produksi yang kerap terjadi kerusakan karena usia mesin yang
cukup tua menjadi permasalahan dalam penerapan sistem MRP, karena MRP yang nantinya akan
merencanakan akan kebutuhan produksi serta waktu yang dibutuhkan hingga tahap pengiriman.
Penerapan MRP idealnya dipadukan dengan Just-In-Time dan diantisipasi dengan model
menurunkan risiko dengan perubahan bertahap. Kesimpulan strategi pemasaran yang dilakukan
belum efektif sehingga memerlukan koordinasi yang baik antar stakeholder terkait, pemenuhan
sumber daya produksi yang juga memiliki keterbatasan perlu diantisipasi dengan strategi produksi
yang efektif, sehingga strategi produksi mampu menyesuaikan kondisi yang tidak dapat
dipastikan, Strategi dengan penerapan sistem MRP yang dipadukan dengan Just-In-Time dan
metode menurunkan risiko dengan perubahan bertahap, diharapkan industri mampu bertahan
dari permintaan yang fluktuatif dan kebijakan yang menjadikan keterbatasan.
Kata Kunci: Fluktuatif, MRP, Just-in-Time, Perubahan Bertahap
Abstract - Indonesia has limited budget to fulfill national defense posture, which cause unstable and
fluctuation demand of main tool of weapon systems need. Industry in response to uncertain
demand, requires good production planning for the ongoing business cycle. The research problem is
how the ideal production strategy in response to fluctuating demand. Research question are
analyzing user demand patterns, and production strategies, and ideal production management for
industry in response to fluctuating demand. The research used qualitative method. The data
obtained then analyzed by qualitative analysis techniques. The result show that user demand is
based on availability of budget, which cause the user cannot provide certainly to the demand of main
weapon system, the short-term contracts are complicate the industry to design their production
plan. The Industry implements the MRP system, in its application, raw materials that are difficult to
1
Mahasiswa Industri Pertahanan, Fakultas Teknologi Pertahanan, Universitas Pertahanan.
2
Dosen Tetap Universitas Pertahanan.
3
Dosen Tetap Universitas Pertahanan.
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 1
fulfill due to constrained policies and production machinery that often occur due to the old machine
age becomes a problem in the application of MRP system, because MRP which will plan the
production needs and the time required to stage of delivery. Implementation of the MRP should
ideally be integrated with Just-In-Time and anticipated by the model of lowering risk with gradual
change. Conclusions, marketing strategy has not been effective, so that it requires good coordination
among relevant stakeholders, the fulfillment of production resources that also have limitations need
to be anticipated with an effective production strategy, so that the production strategy is able to
adjust the conditions that cannot be ensured, Strategy with the application of MRP system combined
with Just-In-Time and method of lowering risk with gradual change, it is expected that the industry
can survive the fluctuating demand and the policy that makes the limitations.
Keywords: Fluctuation, MRP, Just-In-Time, Gradual Change
Pendahuluan
P
rogram ketahanan nasional dalam operasi militer, seperti operasi
menuntut industri pertahanan dalam industri pembuatan alutsista yang
untuk terus mengembangkan tujuannya adalah mendukung operasi
berbagai aspek teknologi, baik dalam militer Indonesia.
teknologi produknya hingga teknologi Kebijakan pemerintah baru-baru ini
dalam manajemen produksinya. telah mengedepankan prioritas
Sebagaimana yang tercantum pada pembangunan alutsista dengan
Undang-undang No. 3 Tahun 20024, mendahulukan kemandirian dan
sebagai negara yang berdaulat, Indonesia pembaruan sistem produksi alutsista,
dituntut untuk mempertahankan implementasi tersebut menyesuaikan
kedaulatan bangsa dengan dengan program pembangunan TNI
memanfaatkan seluruh komponen melalui program Minimum Essential Force
bangsa sebagai pondasi pertahanan, (MEF). Kementerian Pertahanan bersama
salah satunya dengan membangun alat sama dengan Kementerian Badan Usaha
utama sistem pertahanan, sehingga Milik Negara (BUMN) mengembangkan
pertahanan negara bukanlah hanya alutsista demi menciptakan pemenuhan
berbicara masalah berbagai jenis operasi alutsista dari industri pertahanan dalam
militer, berbagai operasi selain perang negeri.
juga merupakan bagian dari pertahanan Sebagaimana tercantum dalam
negara, terutama yang dapat mendukung Undang-Undang No. 16 tahun 2012 pasal
4
Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara.
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 3
mencapai titik keuntungan maksimal, Suci Rachmadiana (2016)6 dalam
dengan memanfaatkan sumber daya yang penelitianya menyatakan bahwa dari
ada, bahkan bila memungkinkan berbagai jenis perlombaan yang
menggunakan strategi yang baik agar dimenangkan, tidak berdampak secara
usahanya dapat berkembang. Senjata SS- signifikan terhadap permintaan senapan
2 merupakan senjata terbaik buatan serbu (SS-2). Hal ini diproyeksikan dalam
dalam negeri yang memiliki tingkat Gambar 1 yang menunjukan bahwa jumlah
akurasi yang tinggi, senjata SS-2 permintaan senjata serbu SS-2 mengalami
merupakan senjata pengembangan dan permintaan yang fluktuatif.
penyempurnaan dari Senapan Serbu SS-1 Hal ini berbanding terbalik dari
yang sudah memenangkan berbagai berbagai prestasi yang diperolehnya,
kejuaraan lomba tembak baik skala yang seharusnya dapat menjadi daya jual
nasional maupun internasional. produk dengan harapan peminat senapan
6
Suci Rachmadiana, Strategi Manajemen
Pemasaran PT. Pindad dalam Meningkatkan
Penjualan Produk Senapan Serbu 2, (Bogor:
Tesis Universitas Pertahanan, 2016).
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 5
pemesanan oleh pengguna tersebut mendalam dan luas terhadap hasil
PT.Pindad perlu untuk menyusun strategi penelitian yang sedang dilakukan.
manajemen produksi agar perusahaan Subjek penelitian ini merupakan
dapat bertahan dari ketidakstabilan narasumber yang bergerak dibidangnya
permintaan. dan memiliki tanggung jawab terhadap
objek penelitian, antara lain Kemhan,
Metode Penelitian KKIP, dan PT. Pindad. Objek dalam
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian ini adalah aktivitas proses
metode kualitatif, yang pada hakekatnya produksi yang dilakukan oleh enjiner di
adalah mengamati suatu kegiatan yang lini produksi, strategi produksi yang
dilakukan seseorang dalam suatu dirancang oleh manajemen produksi,
lingkungan dimana peneliti sebagai serta pola permintaan yang dirancang
instrumen kunci berusaha untuk oleh Kementerian Pertahanan dan KKIP.
memahami lingkungan mereka tentang Data yang telah terkumpul
dunia kerjanya (Nasution dalam Sugiyono, kemudian dianalisis sesuai teori Moleong
2014)8. (2011) dengan proses mengorganisasikan
Teknik pengumpulan data dilakukan dan mengurutkan data kedalam pola,
dengan cara Wawancara, Observasi, dan kategori, dan satuan uraian dasar
Studi Pustaka. Teknik pengumpulan data sehingga dapat ditemukan tema dan
di lakukan oleh peneliti sebagai Instrumen dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
Penelitian yang dibantu dengan pedoman yang disarankan oleh data. Pembahasan
wawancara, majalah, jurnal, artikel, situs dari hasil penelitian dilakukan dengan
internet, dan sumber lainya yang terkait cara meninjau hasil penelitian secara kritis
dengan penelitian. Kemudian dianalisis dengan teori yang relevan dan informasi
dengan model Spradley yang mengamati yang akurat yang diperoleh dari lapangan.
keseluruhan proses penelitian, yang Untuk lebih memperkuat dan
terdiri atas pengamatan deskriptif, memperdalam hasil penelitian, diperlukan
diadakan upaya intepretasi data dengan pengujian keabsahan data, yaitu dengan
tujuan memperoleh makna yang lebih perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan, serta triangulasi data.
8
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif,
(Bandung : Penerbit Alfabeta, 2014).
bernegara. Hal ini Sesuai dengan amanat dapat dilakukan pemesanan ke luar
undang-undang No. 3 tahun 20029 bahwa negeri. Seperti yang ditemui dalam
keselamatan bangsa dan negara dari alutsista dalam negeri adalah, adanya
terhadap keutuhan NKRI. Atas dasar ini teknologi yang sangat tinggi yang belum
TNI /Polri sebagai garda terdepan untuk negeri, yang tentunya hal ini menjadi
pengamanan dan perkuat pertahanan potensi untuk kehilangan pasar bagi PT.
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 7
kebutuhan bagi user akan persenjataan produk spesifik yang diperkuat oleh
tersebut ditentukan. Pertimbangan kemampuan dan kemauan untuk membeli
pengalihan produksi dari PT. Pindad produk tersebut, sehingga keinginan
kepada produk luar negeri yang tersebut menjelma menjadi permintaan
diputuskan oleh Kementerian Pertahanan yang tentunya bila didukung oleh
ini, sejalan dengan beberapa teori kemampuan daya beli. Dalam hal ini,
McClelland dalam Shinta (2011)10 yang bahwa permintaan yang berdasarkan
terbagi dalam tiga jenis kebutuhan kepada renstra dan MEF tetap akan di
organisasi, yaitu need of power yang laksanakan sesuai dengan undang-
memungkinkan akan kebutuhan undang yang berlaku, namun dalam
pengguna berdasarkan kebutuhan akan pemenuhannya, renstra tersebut
kekuatan, dimana kebutuhan akan membutuhkan nilai yang cukup tinggi
penyelenggaraan pertahanan negara untuk dipenuhi, sedangkan kondisi di
membutuhkan kekuatan alutsista Kementerian lainya yang terkait juga
berserta teknologi yang dibawanya. memerlukan dana untuk menunjang
Penentuan terhadap keinginan dan aktivitasnya, sehingga penentuan
kebutuhan dari angkatan yang melakukan permintaan akan alutisista juga masih
pengajuan kepada Kementerian bergantung kepada kemampuan
Pertahanan akan alutsista senapan serbu anggaran dan skala prioritas negara.
SS2 tersebut kemudian menjadi Dari penjelasan tersebut,
permintaan (demand) bagi PT. Pindad. mengemukakan bahwa anggaran menjadi
Berdasarkan atas aspek need of power, patokan bagi kementerian pertahanan
pemenuhan tersebut dilaksanakan sesuai untuk memperkuat postur pertahanan,
dengan renstra yang telah dirancang yang kemampuan dalam membeli alutsista
kemudian disesuaikan dengan anggaran menjadi dasar untuk memperkuat postur
yang tersedia. Dari hasil penelitian, hal ini pertahanan, disamping itu pemenuhan
sejalan dengan teori Ginting (2015)11 yang akan renstra menjadi tidak diprioritaskan,
menyatakan bahwa permintaan akan dikarenakan keterbatasan anggaran yang
produk, didasari atas keinginan akan tersedia.
Hal ini menjadi ketidak kepastian
10
Shinta, Manajemen Pemasaran, (Malang:
Brawijaya Press, 2011). bagi pasar senjata dalam negeri karena
11
Ginting, N.F.H. Manajemen Pemasaran.
(Bandung: Yrama Widya, 2015).
anggaran yang turun tidak dapat
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 9
kebutuhan yang distimulasi yang dicari PT. PIndad dengan melakukan koordinasi
oleh individu yang berorientasi pada dengan KKIP terkait sinkronasi informasi
rujukan untuk mencapai rasa puas. Dalam yang falid, KKIP memiliki kekuatan untuk
hal ini bahwa peran tersebut memberikan melakukan koordinasi dengan berbagai
dampak positif bagi PT. Pindad dalam institusi pemerintah, dengan tujuan
permintaan pesanan terhadap SS2, melakukan diskusi bersama dalam usaha
beberapa negara seperti Oman, Arab pembangunan postur pertahanan negara,
Saudi, Mali, Malaysia, Myanmar, Kamboja dari diskusi tersebut diharapkan
dan Filipina telah menjadi pangsa pasar Pemerintah dapat merencanakan
yang potensial. PT. Pindad dengan pembangunan postur pertahanan secara
potensi yang positif ini menangkap terarah dan mendapat kejelasan dari
peluang untuk memberikan yang terbaik berbagai stakeholder, bagi Kementerian
bagi konsumennya. Pertahanan diharapkan dapat
Berdasarkan hasil penelitian merencanakan pembelian alutsista secara
mengenai pola permintaan yang fluktuatif tepat, dan dapat menyesuaikan produk
dari para informan diatas, dapat yang diinginkan oleh TNI yang langsung
dirangkum bahwa strategi pemasaran dikatahui oleh pemerintah dengan
yang dilakukan oleh PT. Pindad sudah harapan mendapatkan prioritas
berjalan dengan baik, dengan melakukan pendanaan pengadaan alutsista,
berbagai pendekatan sehingga sedangkan bagi PT. Pindad diharapkan
menciptakan hubungan yang baik mendapat kejelasan informasi pemesanan
diantara pengguna dengan produsen, alutsista, dengan tujuan menstabilkan
serta regulator. Kendala yang menjadikan pasar dalam negeri, atau melakukan
keterbatasan akan pola permintaan ekspansi pasar ke luar negeri untuk
adalah tidak adanya konsistensi menciptakan permintaan yang tetap
pemerintah akan pemenuhan alutsista stabil atau bahkan meningkat secara
berdasarkan kepada Renstra, sehingga bertahap. Hal ini memiliki kekuatan untuk
pemesanan terkadang mengalami memotivasi suatu organisasi untuk
fluktuatif, yang diakibatkan oleh prioritas memberikan dampak feedback kepada
pembangunan negara diluar peningkatan pemberi motivasi, yang dalam hal ini
kemampuan postur pertahanan negara. adalah adanya pesanan yang lebih stabil
Pendekatan yang dapat dilakukan oleh dari sebelumnya, dan mampu
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 11
industri pertahanan Indonesia adalah pertimbangan untuk mencari solusi yang
konsistensi pemerintah untuk mau terbaik, agar semua pihak mendapatkan
memenuhi sesuai dengan apa yang telah keuntungan bersama.
direncanakan. Hal ini seiris tetapi tidak Dalam produksinya, PT. Pindad
senada dengan apa yang diungkapkan menerapkan sistem MRP, dari sistem
dari penelitian sebelumnya yang pernah MRP tersebut, akan terlihat semua
diteliti oleh Suci Rachmadiana (2016)15, kebutuhan yang diperlukan untuk
yang mengungkapkan bahwa pasar PT. produksi. Nasution A.H. (2006)16 dalam
Pindad bergantung pada kebijakan teorinya menyebutkan bahwa sistem
menjual sesuai pesanan (make by order) MRP digunakan industri manufaktur
sehingga ketidaksempurnaan informasi untuk membantu mengatasi kebutuhan
menjadi kendala dalam perencanaan akan komponen dependent secara
produksi, betul saja bahwa pesanan yang efisien, serta mengatur aliran bahan baku
diterima PT. Pindad menjadi kebijakan dan persediaan dalam proses sehingga
produksi sesuai dengan pesanan (make by sesuai dengan jadwal produksi untuk
order) tetapi pertukaran informasi yang produk akhir, dengan tujuan dapat
terjadi antara PT. Pindad dengan menjamin terpenuhinya jadwal produksi
kementerian pertahanan serta masing- untuk produk akhirnya.
masing user memiliki hubungan yang Penggunaan sistem MRP yang
sangat dekat untuk saling berbagi dilakukan oleh PT. Pindad dinilai sudah
informasi. tepat, sistem MRP ini akan memetakan
PT. Pindad dalam melihat kondisi keseluruhan kebutuhan dan kemampuan
pasar yang fluktuatif harus siap produksi, seluruh aktivitas-nya sudah
beradaptasi, dimana kondisi pasar dalam tercatat dengan baik beserta kondisi
negeri yang tidak konsisten, pasar luar keadaan persediaan. Saat dikonfirmasi
negeri yang terbatasi undang-undang, kepada manajer perencana-an
penyediaan bahan baku yang harus pengendalian produksi dan gudang
disesuaikan dengan pemesanan bahwa seluruh proses MRP sudah
pemerintah, serta tidak diperbolehkan- dilakukan semuanya dan aktualnya di
nya melakukan penyimpanan stok (safety lapangan. Yang menjadi penghambat
stock) untuk produk jadi, menjadi
16
Hakim Arman Nasution, Manajemen Industri,
15
Suci Rachmadiana, Op.cit. (Yogyakarta: Andi Offset, 2006).
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 13
purna jual dan divisi penjualan. Strategi tahun 2014 pasal 6117 yang menyebutkan
PT. Pindad dengan pemanfaatan spare bahwa penyedia alutsista TNI wajib
part ini dinilai sangat tepat, dengan menjamin ketersediaan purna jual
memanfaatkan buffer stock ini proses terhadap materiil yang telah diadakan
produksi dapat dilakukan dengan cepat, sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
hal ini dilakukannya demi memenuhi Secara umum penerapan sistem
kepentingan pelanggannya yang Manufacturing Resources Planning (MRP
diutamakan adalah dari TNI/Polri, II) yang dilakukan oleh PT. Pindad sudah
walaupun PT. Pindad juga dihadapkan tepat, namun karena industri pertahanan
dengan konsekuensinya bila berbeda dengan industri pada umumnya,
menggunakan spare part ini. sehingga banyak terbentur dengan
Dilihat dari nilai positifnya bila peraturan yang mungkin dapat menjadi
memanfaatkan spare part ini adalah keterbatasan bagi PT. Pindad untuk
mampu mengurangi lead time produksi, merencanakannya agar lebih efektif dan
hal ini nantinya akan berpengaruh pada efisien, dari pemanfaatan sistem MRP
kecepatan proses pengiriman kepada yang tidak dapat dilaksanakan secara
penggunanya, sehingga PT. Pindad sempurna, oleh karenanya pengambilan
dihindarkan dari pembayaran pinalti keputusan untuk penggunaan spare part
karena keterlambatan pengiriman, serta adalah langkah yang cukup efektif untuk
memberikan kesan positif dari mengantisipasi permintaan pengguna
penggunanya akan ketepatan waktu yang memang menginginkan cepat. Di
pengiriman. Mampu menghemat biaya samping PT. Pindad harus menanggung
yang dikarenakan peminjaman uang resiko pada performa layanan purna
kepada bank untuk kepentingan jualnya, yang berpotensi melanggar
pembelian raw material. peraturan pemerintahan.
Jika dilihat dari sisi negatifnya bila Di sisi lain dalam memberikan
memanfaatkan penggunaan spare part pelayanan kepada pelanggannya secara
sebagai buffer stock adalah terjadinya maksimal, PT. Pindad berupaya
kekosongan stok yang dapat dijadikan
sparepart bagi layanan purna jual senjata, 17
Peraturan Menteri Pertahanan No. 17 Tahun
2014 tentang Pelaksanaan Pengadaan Alat
hal ini berpotensi untuk melanggar Utama Sistem Senjata di Lingkungan
Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional
peraturan menteri pertahanan No. 17 Indonesia.
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 15
umumnya berhasil diterapkan pada suatu seluruh perencanaan produksi akan
industri manufaktur lainya. terhambat dengan adanya kendala
Dalam aplikasinya, PT. Pindad tersebut.
menerapkan sistem MRP untuk Idealnya sistem MRP yang dilakukan
menganalisa seluruh kebutuhan industri PT. Pindad untuk perangkat
yang dapat digunakan sebagai acuan perencanaanya berjalan dengan baik,
perencanaan produksi, dari penggunaan seperti perencanaan pasar yang
MRP maka akan terlihat seluruh sempurna, perencanaan produksi seperti
kebutuhan-kebutuhan produksinya, bahan baku, sumber daya manusia, dan
terkait bahan baku, sumber daya yang tools harus diprediksi dan berjalan secara
diperlukan, dan tools yang akan baik, hingga pada proses produksi yang
digunakannya, MRP juga akan mengatur supply bahan baku yang harus
menunjukan waktu yang dibutuhkan profesional, sesuai dengan teori
untuk memproduksinya hingga pada Manufacturing Resources Planning yang
waktu yang tepat agar produk dapat diperkenalkan oleh Wallace (1990) dalam
dilakukan pengiriman sesuai dengan Kusuma (2009)19, Nasution A.H (2006)20,
jadwal yang telah ditentukan. dan Chase et. al (1998)21 Manufacturing
Penerapan dari sistem MRP yang Resources Planning akan lebih baik jika
dilakukan PT. Pindad, beberapa kendala ditunjang dengan sistem Just-In-Time
yang menurutnya tidak dapat sebagai perangkat operasionalnya.
dikendalikan, adalah waktu yang Sehingga didapat perangkat operasional
diperlukan untuk memenuhi bahan baku dan perangkat perencanaan secara
impor serta mesin produksi yang kerap terpadu. Kombinasi dari kedua sistem
terjadi breakdown, dalam hal ini, sistem produksi ini memiliki sistem pengendalian
MRP digunakan untuk membantu industri yang baik, yang memungkinkan
dalam mengidentifikasi segala kebutuhan memetakan seluruh alternatif rencana,
untuk produksi, namun bahan baku meramalkan konsekuensi, dan memilih
import menjadi kendala dengan tidak rencana terbaik untuk direalisasikan.
tepat waktu datangnya bahan baku ke PT.
Pindad, serta mesin produksi yang tidak 19
Ibid.
20
Ibid.
dapat diperkirakan akan terjadi kendala 21
Chase, Aquilano, dan Jacobs, Production and
Operations Management: Manufacturing and
dalam alur produksi, yang menyebabkan Services, (Mc Graw Hill, 1998), hlm. 647.
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 17
produksi. diperkirakan sebelumnya. Bahan
Penerapan sistem MRP yang setengah jadi yang dimaksud adalah
dipadukan dengan Just In Time perlu memproduksi bagian-bagian produk yang
memanfaatkan peluang-peluang bagi dianggap membutuhkan waktu produksi
industri pertahanan yang dalam hal ini yang panjang, bagian yang hanya dapat
dilindungi oleh undang-undang. Bahwa dikerjakan oleh karyawan PT. Pindad
industri pertahanan dalam rangka seperti laras, dan bagian produk yang
perluasan usaha dan peningkatan memiliki sifat dapat digunakan untuk
kapasitas produksi, pemerintah bagian pada produk senjata varian lainya,
memberikan insentif fiskal, termasuk seperti magazen, komponen pada rumah
pembebasan bea masuk dan pajak, mekanik, maupun bagian lain yang
jaminan, pendanaan, dan atau dianggap dapat dimanfaatkan pada
pembiayaan industri pertahanan atas bagian senjata secara bersama. PT.
pertimbangan KKIP, tentunya kebijakan Pindad juga mengakui bahwa secara
ini juga diselenggarakan bersama umum bahan-bahan setengah jadi yang
kementerian keuangan dan perdagangan. diproduksi memiliki umur simpan yang
Dengan melakukan pendekatan kepada cukup panjang, sehingga terkait masalah
KKIP, PT. Pindad sebagai industri penyimpanan bahan setengah jadi,
pertahanan mendapat kesempatan untuk menurut PT. Pindad tidak menjadi
mengadukan berbagai keluhan terkait kendala untuk dilakukan penyimpanan
bahan baku dan peremajaan mesin selama bahan setengah jadi tersebut
produksi dalam rangka perluasan usaha belum dapat diproses untuk menjadi
dan peningkatan kapasitas produksi. produk jadi. Peran metode Just in Time di
Regulasi dalam penyediaan untuk manfaatkan untuk memproduksi bahan
stok produk senjata (barang jadi) setengah jadi menjadi produk jadi sesuai
dilarang, maka PT. Pindad dapat dengan permintaan dari TNI/Polri yang
memanfaatkan peluang untuk membutuhkan. Bahan setengah jadi yang
memproduksi bahan setengah jadi untuk telah diproduksi terlebih dahulu disimpan
dijadikan buffer stock, dimana penyediaan sesuai dengan kode tertentu untuk
buffer stock masih diperlukan untuk memudahkan dalam melakukan
mengantisipasi adanya permintaan yang pencarian. Bahan tersebut kemudian
cukup banyak yang tidak dapat dimanfaatkan ketika terjadi pesanan yang
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 19
Gambar 4. Pendekatan Ekspansi Kapasitas Rata-rata
Sumber: Heizer (2015) dan diilustrasikan oleh peneliti
data yang didapat, atau sesuai dengan persediaan sparepart, maka akan terjadi
renstra yang ada untuk melakukan kekosongan sparepart yang akan
pembelian bahan mentah untuk dijadikan berpengaruh kepada layanan purna jual,
bahan setengah jadi. Bahan setengah jadi serta proses produksi juga akan
yang diproduksi kemudian disimpan terhambat.
dalam gudang untuk kemudian di jadikan Berdasarkan hasil penelitian yang
produk jadi setelah ada pesanan dari dilakukan pada beberapa informan di PT.
pengguna, antisipasi jika terjadi kelebihan Pindad, bahwa penyediaan dan perkiraan
pemesanan di PT. Pindad yaitu melakukan waktu pengadaan bahan baku, menjadi
strategi untuk memanfaatkan sparepart kendala bagi PT. Pindad dalam
sebagai penopang produksi produk- menerapkan sistem MRP, hal ini
produk senapan serbu yang akan disebabkan karena supplier bahan baku
diproduksinya. kurang profesional, hal dilihat dari
Antisipasi PT. Pindad untuk ketidakpastian datangnya bahan baku
memanfaatkan sparepart menjadi jalan yang diakui PT. Pindad menjadi kendala
terbaik yang sampai dengan saat ini serius dalam menyediakan bahan
diterapkan, dan hasilnya efektif, namun bakunya, hal ini diakui oleh Mira
hal tersebut juga hanya pada jumlah Juaningsih (2016)22 yang menyebutkan
tertentu yang mampu diantisipasi,
22
Mira Juaningsih, Pengelolaan Risiko dalam
sementara jika jumlah pesanan melebihi Supply Chain Senapan Serbu 2 (SS-2) Produksi
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 21
permintaan persenjataan yang keterbatasan informasi yang
berdasarkan anggaran, menjadikan menyebabkan tertundanya produksi
kepastian akan pemesanan persenjataan akibat tidak terprediksinya waktu yang
menjadi tidak menenentu, ditambah lagi dibutuhkan untuk pemenuhan bahan
pasar ekspor yang dapat menjadi potensi baku dan mesin produksi yang kerap
pasar, memiliki keterbatasan berdasarkan terjadi breakdown. Strategi yang
peraturan pemerintah, serta diperlukanya digunakan untuk mengantisipasi
izin dari Kementerian Pertahanan dalam keterlambatan bahan baku impor untuk
upaya memanfaatkan potensi pasar menanggulangi pemenuhan permintaan
ekspor. adalah dengan memanfaatkan stok
Mengenai strategi produksi senapan sparepart pada senjata yang telah di
serbu SS-2, hasil penelitian menyatakan produksi sebelumnya, jika dilihat disatu
bahwa, dalam pelaksanaan manajemen sisi akan mempercepat penyediaan
produksi yang dilakukan oleh PT. Pindad produk, disisi lain, akan berdampak pada
belum berjalan dengan baik, faktor utama penyelenggaraan layanan purna jual.
yang menjadi ketergantungan bagi PT. Sistem produksi yang di lakukan PT.
Pindad adalah sumber bahan baku yang Pindad masih menghadapi kendala pada
90% adalah impor, hal ini dilakukan PT. penyediaan bahan baku, serta mesin
Pindad karena memerlukan kualitas yang produksi yang sudah berumur tua,
tinggi, dan industri dalam negeri belum sehingga berdampak terhadap penerapan
ada yang mampu menyediakannya secara sistem MRP. Untuk mengantisipasi
berkelanjutan. Regulasi juga membatasi kendala tersebut PT. Pindad
izin bahan baku impor yang hanya memanfaatkan sparepart sebagai buffer
digunakan untuk kebutuhan produksi stock, penerapan sistem MRP yang
sesuai yang dipesan Kementerian dipadukan dengan Just-In-Time
Pertahanan, dengan tujuan pembebasan diharapkan memberikan alur produksi
bea masuk. yang sempurna untuk tujuan melakukan
Beberapa fungsi sistem MRP yang persiapan produksi hingga proses
digunakan PT. Pindad sebagai alat untuk produksinya, tentunya dengan mengikuti
melakukan perencanaan akan sumber syarat-syarat seperti profesionalitas
daya yang diperlukan, serta waktu yang penyedia bahan baku, outsourching yang
dibutuhkan untuk memproduksi, memiliki
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 23
keleluasaan dalam rangka menyediakan Nasution, A.H. 2006. Manajemen Industri.
Yogyakarta: Andi Offset.
stok bahan baku baik dari dalam negeri
Porter, Michael. 1994. Keunggulan
maupun yang memerlukan impor bahan Bersaing: menciptakan dan
baku, untuk memperluas potensinya mempertahankan kinerja unggul.
Jakarta: Binarupa Aksara.
sebagai industri pertahanan untuk
Schroeder. R.G. 1989. Manajemen Operasi:
memenuhi kebutuhan dalam negeri Pengambilan Keputusan dalam Suatu
maupun kebutuhan pasar ekspor. Fungsi Operasi, Edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Disarankan kepada PT. Pindad
Shinta. 2011. Manajemen Pemasaran.
setelah diizinkan, supaya membuat SOP Malang: Universitas Brawijaya Press.
untuk penyediaan bahan baku produksi Sihite, M., dan Sule, E.T. 2017. Sustainable
dalam negeri yang memiliki standar Business Performance Strategy.
Jakarta: BEE Management
kualifikasi yang dibutuhkan oleh PT. Consulting.
Pindad. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Referensi
Hasil Penelitian
Buku
Juaningsih, M. 2014. Pengelolaan Risiko
Chase, Aquilano, dan Jacobs. 1998.
dalam Supply Chain Senapan Serbu 2
Production and Operations
(SS-2) Produksi PT. Pindad (Tesis).
Management: Manufacturing and
Bogor: Universitas Pertahanan.
Services. :Mc Graw Hill.
Rachmadiana, S. 2016. Strategi
Creswell, J.W. 2016. Research Design:
Manajemen Pemasaran PT. Pindad
Pendekatan Metode Kualitatif,
dalam Meningkatkan Penjualan
Kuantitatif, dan Campuran. :Pustaka
Produk Senapan Serbu 2 (Tesis).
Pelajar.
Bogor: Universitas Pertahanan.
Ginting, N.F.H. 2015. Manajemen
Pemasaran. Bandung: Yrama Widya.
Perundang-undangan
Heizer J., dan Render B. 2015. Manajemen
Operasi: Manajemen Keberlang- Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor:
sungan dan Rantai Pasok. Jakarta: KEP/743/VIII/2015.
Salemba Empat. Peraturan Menteri Pertahanan Indonesia
Kusuma H. 2009. Manajemen Produksi. No. 19 Tahun 2012 tentang
Yogyakarta: Penerbit Andi. Kebijakan Penyelarasan Minimum
Essential Force Komponen Utama.
Mangkunegara, A.A.A.P. 2009. Perilaku
Konsumen. Jakarta: Erlangga. Peraturan Menteri Pertahanan No. 17
Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Moleong, L.J. 2011. Metodologi penelitian
Pengadaan Alat Utama Sistem
Kualitatif, edisi revisi. Bandung:
Senjata di Lingkungan Kementerian
Remaja Rosdakarya.
Sumber Lainnya
Buku Putih Pertahanan Indonesia 2015
Katalog Pindad 2016
Pindad Annual Report 2016
Pindad Update Desember 2016
Strategi Manajemen ... | Maulana Arief Rachman Hakim, Syaiful Anwar, Tirton Nefianto | 25