Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN MODEL TANDUR DALAM PEMBELAJARAN PKN

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA


KELAS X4 SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh
Ni Putu Mira Kusuma Yanti1, Ni Ketut Sari Adnyani2, Made Yudana3
Mahasiswa1 Pembimbing2,3

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: kusumamira18@gmail.com1. niketutsariadnyani@gmail.com2. madeyudana7@gmail.com3.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X4 SMA
Laboraorium Undiksha semester genap tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model
pembelajaran TANDUR dalam proses pembelajaran PPKn. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) kali siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X4 SMA
Laboratorium Undiksha Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 27 orang. Data dikumpulkan melalui
observasi, tes dan wawancara. Data yang didapat selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik deskriptif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pada
siklus I nilai rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 54.11 dengan standar deviasi sebesar 5,32.
Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata sebesar 61.48 dengan standar deviasi sebesar 4.65. (2) Untuk
hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74.63 dan
ketuntasan klasikal sebesar 59.26%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar
84.81, dan ketuntasan klasikal 88.89%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran TANDUR mampu meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa kelas X4 SMA
Laboratorium Undiksha.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Tandur, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar.

Abstract

This study aims to improve the activity and learning outcomes of students of class X4 SMA
Laboraorium Undiksha even semester of the academic year 2016/2017 through the implementation of
learning model TANDUR in the process of learning PPKn. This research is a classroom action research
conducted in 2 (two) cycles. The subjects of this study were students of class X4 SMA Undiksha
Laboratory of Lessons Year 2016/2017 which amounted to 27 people. Data were collected through
observation, tests and interviews. The data obtained are then analyzed by using descriptive statistical
analysis and qualitative descriptive analysis. The results of this study indicate that: (1) In the first cycle
the average value of student learning activity amounted to 54.11 with a standard deviation of 5.32. While
in cycle II the average value of 61.48 with a standard deviation of 4.65. (2) For the learning result of
students obtained in the first cycle the average score of student learning outcomes is 74.63 and the
classical completeness is 59.26%, whereas in cycle II the average score of student learning outcomes is
84.81, and 88.89% classical completeness. From the result, it can be concluded that the implementation
of TANDUR learning model can improve the activity and learning outcomes of students of grade X4 SMA
Undiksha Laboratory.

Keywords: Learning Model of Tandur, Learning Activity, Learning Outcomes.


education, serta citizenship yang
PENDAHULUAN berlandaskan filsafat Pancasila serta
mengandung identitas nasional Indonesia.
Pendidikan merupakan langkah Sehingga pendidikan kewarganegaraan
yang penting dalam rangka membangun mampu menumbuhkan nilai-nilai
suatu bangsa yang beradab. Hal ini demokrasi dengan nilai-nilai Pancasila
sesuai dengan makna dari Pembukaan sebagai perekat di dalamnya. Kertih,
UUD 1945 alenia ke-empat yaitu (2015:74). Pembelajaran PKn sebagai
mencerdaskan kehidupan bangsa salah satu program pendidikan yang
Indonesia. Pendidikan merupakan proses membina dan menyiapkan peserta didik
di mana seseorang mengalami sebagai warga Negara yang baik dan
peningkatan intelektual, mental, dan psikis memasyarakat diharapkan mampu
melalui berbagai jenjang pendidikan baik mengatisipasi berbagai perubahan yang
formal, non formal, maupun informal. terjadi di masyarakat sehingga siswa
mempunyai bekal pengetahuan dan
Menurut Fasli Jalal dan Dedi keterampilan dalam melakoni kehidupan
Supriadi; (2001: 11-12) Strategi umum di masyarakat.
dalam pembaharuan pendidikan meliputi:
a) penyiapan desentralisasi pendidikan, b) Pendidikan Kewarganegaraan
pemberdayaan masayarakat dalam menurut Peraturan Menteri Pendidikan
pendidikan, c) pemberdayaan system Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
pendidikan nasional, d) meningkatkan Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
mutu dan relevansi pendidikan, e) Dasar dan Menengah adalah mata
mengefektifkan system jaminan mutu pelajaran yang memfokuskan pada
pendidikan. Tujuan Pendidikan Nasional pembentukan warga negara yang
sebagai arah pendidikan di Indonesia memahami dan mampu melaksanakan
sudah sepatutnya membentuk warga hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi
negara yang mampu mengembangkan warga negara Indonesia yang cerdas,
ilmu pengetahuan dan teknologi yang terampil, dan berkarakter yang
berlandaskan nilai-nilai Pancasila. diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
Pendidikan Kewarganegaraan
sabagai mana yang telah diamanatkan Kenyataan yang terjadi di
dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang lapangan saat ini, guru-guru dalam proses
Sistem Pendidikan Nasional yang pembelajaran khususnya PKn di Sekolah
menyatakan bahwa Pendidikan Menengah Atas masih menggunakan
Kewarganegaraan merupakan mata model pembelajaran konvensional. Model
pelajaran yang wajib diberikan pada pembelajaran ini cenderung lebih banyak
jenjang pendidikan dasar sampai melakukan ceramah sehingga guru masih
pendidikan tinggi. Pendidikan berperan penuh sebagai sumber informasi
Kewarganegaraan diarahkan untuk (teacher centered). Hal ini juga didapat
mencapai dua sasaran pokok yang peneliti dari hasil wawancara terhadap
seimbang. Pertama, meningkatkan siswa bahwa PKn hanya dianggap
pengetahuan dan keterampilan peserta pelajaran hapalan semata, serta kurang
didik tentang etika, moral, dan asas-asas menekankan aspek penalaran sehingga
dalam hidup berbangsa dan bernegara. menyebabkan rendahnya minat belajar
Kedua, membentuk sikap, perilaku, dan dan pemahaman PKn. Akibat dari
kepribadian sesuai dengan nilai-nilai luhur kegiatan belajar mengajar yang
bangsa Indonesia. menitikberatkan guru sebagai sumber ilmu
dalam konteks pembelajaran PKn,
Sedangkan menurut Mansoer pembelajaran lebih cenderung
(2013:2) dalam Murdiono (2010) yang berkembang menjadi budaya belajar
menyatakan bahwa Pendidikan menghafal. Permasalahan ini sejalan
Kewarganegaraan merupakan hasil dengan Samsuri, (2010:130) yang
sintesis antara civic education, democracy menyatakan bahwa Problem
sesungguhnya yang dihadapi mata proposional dan guru sangat aktif, tetapi
pelajaran PPKn lebih banyak karena sebaliknya siswa menjadi pasif dan tidak
kejenuhan terhadap materi yang diajarkan kreatif. Hal tersebut berdampak pada
cenderung monoton, teoritik, kognitif, rendahnya aktivitas dan hasil belajar
bahkan verbalistik. siswa. Temuan ini juga didukung oleh
(Winarno, 2010) yang menyampikan
Berdasarkan hasil observasi yang bahwa beberapa kelemahan yang
dilaksanakan di kelas X 4 pada saat PPL dihadapi guru PPKn yakni, 1)
Real menunjukkan bahwa di SMA Pemahaman para guru PPKn masih
Laboratorium Undiksha, dalam kegiatan terbatas terhadap pelajaran PPKn. 2)
pembelajaran PKn masih terdapat Guru PPKn dalam menyiapkan
beberapa permasalahan, pertama, banyak pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
siswa yang kurang memperhatikan Kewarganegaraan telah mendasarkan
pelajaran dalam kegiatan pembelajaran. pada Kurikulum PPKn, silabus dan
Selama ini proses pembelajaran PKn skenario pembelajaran yang disusun
dilakukan dengan menggunakan metode sendiri, menyiapkan buku pelajaran dan
yang kurang bervariasi. Pelaksanaan alat penilaian, 3) Guru PPKn menghadapi
proses pembelajaran yang berjalan kendala dengan adanya materi yang
selama ini belum menunjukkan keaktifan relatif baru dari pelajaran
siswa dalam mengoptimalkan potensi Kewarganegaraan sehingga harus lebih
dasar mereka dalam memahami pelajaran dahulu belajar, kendala penggunaan
yang sedang berlangsung. metode kerja kelompok dalam kelas besar
serta kesulitan melakukan penilaian.
Kedua, guru dalam mengajar
menerapkan pendekatan klasik dan Padahal aktivitas belajar siswa
ceramah menjadi metode utama dalam merupakan prinsip atau asas yang sangat
pembelajaran. Fakta ini menunjukkan penting di dalam interaksi pembelajaran,
bahwa penerapan model konvensional segala pengetahuan yang kita miliki
masih di jumpai pelaksanaannya diperoleh melalui pengamatan sendiri,
dilapangan. Dengan penerapan metode pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri,
ini dalam pembelajaran PKn cenderung dengan bekerja sendiri, dan dengan
berorientasi pada materi yang tercantum fasilitas yang dapat kita ciptakan atau kita
dalam kurikulum dan buku teks, serta siapkan sendiri, semua itu merupakan
jarang mengkaitkan materi yang dibahas aktivitas yang dapat kita lakukan untuk
dengan masalah-masalah nyata dalam memperoleh pengetahuan melalui
kehidupan sehari-hari. Ketiga, dalam kegiatan belajar. Dengan demikian, dapat
proses belajar mengajar guru dalam dikatakan bahwa dalam belajar sangat
menyajikan materi masih menggunakan diperlukan adanya aktivitas belajar.
model pembelajaran konservatif yaitu guru Sardiman (2011:103) menyatakan
mentransfer ilmu pengetahuan kepada bahwa di dalam aktivitas belajar ada
siswa, sedangkan siswa lebih banyak beberapa prinsip yang berorientasi pada
sebagai penerima. pandangan ilmu jiwa, yakni menurut
pandangan ilmu jiwa lama aktivitas
Dilihat dari aktivitas siswa dalam didominasi oleh guru sedangkan menurut
mengikuti proses belajar siswa, dimana pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas
ketika guru menjelaskan siswa sibuk didominasi oleh siswa.
dengan aktivitasnya sendiri seperti,
berbicara dengan teman, mengerjakan Suparno (dalam Sardiman
tugas-tugas yang tidak ada kaitannya (2011:38) ada beberapa ciri atau prinsip
dengan proses belajar PKn. Dalam hal ini dalam belajar yang dijelaskan sebagai
fungsi guru sangat dominan, sedangkan berikut : 1) Belajar berarti mencari makna,
siswa hanya menyimak dan makna diciptakan oleh siswa dari apa
mendengarakan informasi atau yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan
pengetahuan yang diberikan oleh guru. Ini alami, 2) Konstruksi makna adalah proses
mengindikasikan kondisi yang tidak terus menerus, 3) Belajar bukanlah
kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi dengan kenyataan dan dapat mencoba
merupakan pengembangan pemikiran melakukannya sendiri. Penerapan model
dengan membuat pengertian yang baru, pembelajaran TANDUR dalam Pendidikan
4) Hasil belajar di pengaruhi oleh Kewaraganegaraan sangat diperlukan hal
pengalaman subjek belajar dengan dunia ini mengingat
fisik dan lingkungannya, 5) Hasil belajar
seseorang tergantung pada apa yang Pendidikan Kewarganegaraan
telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, sebagai mata pelajaran pembentuk
motivasi yang memengaruhi proses kepribadian seperti nilai-nilai dan norma-
interaksi dengan bahan yang sedang norma yang berlaku di masyarakat hal
dipelajari. tersebut tentu sangat penting bagi
pembentuk karakter siswa, dengan
Dari pendapat-pendapat diatas pembelajaran menggunakan model
dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip TANDUR siswa dihadapkan pada teori
aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa yang dipelajari di sekolah serta kenyataan
secara aktif saat proses pembelajaran, di masyarakat serta siswa mencoba
baik yang melibatkan fisik maupun phsikis melakukan sendiri. Selain itu Pendidikan
siswa, dalam merespon semua stimulus Kewaraganegaraan yang membahas
yang diberikan oleh guru dalam proses Demokrasi, Konstitusi, HAM, Sistem
belajar mengajar, tanpa tekanan guru Pemerintahan yang semua materi
maupun pihak lain. pelajaran tersebut perlu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Menyikapi permasalahan tersebut,
dalam proses pembelajaran perlu Berdasarkan uraian permasalahan
melakukan pembaharuan dengan di atas maka penelitian ini mencoba untuk
menerapkan model pembelajaran yang meneliti mengenai: “Penerapan Model
efektif dan efisien. Menurut Murdiono TANDUR Dalam Pembelajaran PKn Untuk
(2010) diperlukan model pembelajaran Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
yang bersifat dialogis-kritis, pengalaman Siswa Kelas X4 SMA Lab Undiksha
langsung (direct experiences), kolaboratif Tahun Pelajaran 2016/2017”
dan kooperatif yang menekankan pada
tiga ranah pembelajaran, yaitu: kognitif, Metode Penelitian
afektif, dan psikomotor. DePorter (2005:
8) yang menyatakan bahwa model Penelitian ini menggunakan jenis
TANDUR sebagai rancangan penelitian tindakan kelas di mana PTK
pembelajaran yang dirancang adalah rancangan penelitian yang
berdasarkan Quantum Teaching, di mana diadaptasi dari model Arikunto (2012:16).
model pembelajaran TANDUR Secara garis besar terdapat empat
memandang pelaksanaan pembelajaran tahapan yang lazim dilalui, yaitu: 1)
seperti permainan musik orchestra- perencanaan tindakan, 2) pelaksana
simfoni. tindakan, 3) observasi dan evaluasi
tindakan, 4) refleksi. Penelitiaan ini
Guru yang menciptakan suasana dilaksanakan pada kelas X4 SMA
kondusif, kohesif, dinamis, dan saling Laboratorium Undiksha. Dengan Objek
menghargai serta memotivasi siswa. Penelitian yaitu siswa kelas X4 dengan
Dalam penerapan model TANDUR perlu jumlah 27 orang yang terdiri dari 15 laki-
memperhatikan lima prisip dasar dalam laki siswa dan 12 siswa perempuan.
Quantum Teaching yang mempengaruhi Sedangkan Subjek Penelitian ini yakni,
semua aspeknya, yaitu 1) Segalanya Aktivitas Belajar siswa yang merupakan
berbicara, 2) Segalanya bertujuan, 3) kegiatan siswa selama mengikuti PBM
Pengalaman sebelum pemberian nama, Pendidikan Kewarganegaraan serta Hasil
4) akui setiap usaha, 5) Jika layak Belajar siswa merupakan kemampuan
dipelajari, maka layak pula dirayakan kognitif siswa setelah mengikuti
(DePorter:7). Siswa dirangsang untuk aktif Pembelajaran PKn dengan menggunakan
mengamati, menyesuaikan antara teori model TANDUR.
Teknik Pengumpulan data yang Tinggi %
digunakan dalam penelitian ini yakni,
Metode Observasi Observasi merupakan 2 50 ≤ X́ Tinggi 16 59,26
suatu proses yang dilakukan untuk 60 %
pengumpulan data aktivitas belajar.
Teknik Wawancara, Teknik ini yaitu 3 40 ≤ X́ Cukup 7 25,93
mengajak informan untuk berbicara atau < 50 Tinggi %
bercakap-cakap seputar data yang ingin
kita peroleh. Tes dilakukan untuk 4 30 ≤ X́ Kurang 0 0%
mengumpulkan data yang terkait dengan 40 Tinggi
bukti hasil belajar siswa.Metode
dokumentasi adalah mencari data 5 X́ < 30 Sangat 0 0%
mengenai hal-hal atau variable yang Kurang
berupa catatan, gambar, buku, majalah Tinggi
agenda, dan sebagainya.
Selanjutnya pada tindakan siklus II
Metode analisis data dalam nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar
penelitian ini menggunakan metode 61.48 dan nilai rata-rata hasil belajar
analisis statistik deskriptif dan analisis siswa sebesar 84,81 dengan ketuntasan
deskriptif kualitatif. Analisis statistik klasikal sebesar 88,89%. Hasil tersebut
deskriptif digunakan untuk menunjukkan bahwa melalui penerapan
mendeskripsikan data kuantitatif, model pembelajaran TANDUR dapat
sedangkan analisis deskriptif kualitatif meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
digunakan untuk memberi makna PKn siswa khususnya siswa kelas X4
terhadap deskripsi data tentang isi SMA Laboratorium Undiksha.
(content) dan prosesnya. Hal ini tentu relevan dengan teori
yang dikemukakan oleh DePorter (2005:5)
PEMBAHASAN
Model TANDUR merupakan suatu
Hasil analisis terhadap proses rancangan model yang diharapkan dapat
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sepenuhnya membuat siswa tertarik dan
dan siklus II menunjukkan bahwa dengan berminat dalam pelajaran, memberikan
menggunakan model pembelajaran pengalaman yang langsung kepada siswa
TANDUR di kelas X 4 SMA Lab Undiksha dan menjadikan isi pelajaran nyata bagi
sudah mencapai keberhasilan. Hal mereka. Dalam pelaksanaan
tersebut dikarenakan hasil yang pembelajaran dengan model TANDUR
menunjukkan adanya peningkatan peneliti menganalogikan pembelajaran
aktivitas belajar siswa dan hasil belajar seperti permainan orkhestra simfoni.
siswa setelah menerapkan model Peneliti menciptakan suasana yang
pembelajaran TANDUR. Dari hasil yang kondusif, dinamis serta saling
diperoleh pada siklus I nilai rata-rata menghargai.
aspek aktivitas belajar siswa sebesar
Pelaksanaan prinsip pembelajaran
54,11 dan nilai rata-rata hasil belajar
dengan model TANDUR juga sejalan
siswa sebesar 74,63 dengan ketuntasan
dengan apa yang disampaikan oleh
klasikal sebesar 59.26%. Adapun sebaran
DePorter, (2005 :7) yang mengemukakan
nilai aktivitas belajar siswa dapat dilihat
lima prisip dasar dalam Quantum
dalam tabel 1. dibawah ini:
Teaching yang mempengaruhi semua
Tabel 1 sebaran aktivitas belajar siswa aspeknya, yaitu, (1) Segala berbicara:
siklus I segala dari lingkungan kelas hingga
bahasa tumbuh anda, serta dari kertas
No Kelas Kategori Frekue Prese yang anda bagikan hingga rancangan
Interval nsi ntase pelajaran anda semua mengirim pesan.
(2) Segala bertujuan: semua yang terjadi
1 60 ≤ X́ Sangat 4 14,81 dalam penggubahan anda mempunyai
tujuan semua. Tidak ada kejadian yang
tidak bertujuan, baik pembelajaran berjudul penerapan model TANDUR
maupun pengajar harus menyadari bahwa dalam pembelajaran untuk meningkatkan
kejadian yang dibuatnya selalu bertujuan. aktivitas dan hasil belajar IPS kelas VIIG
(3) Pengalaman sebelum pemberian di SMPN 3 Singaraja. Adapun hasil
namai: proses pembelajaran paling baik penelitian ini yakni, adanya perbedaan
terjadi ketika pembelajaran telah hasil belajar dan aktivitas setelah
mengalami informasi sebelum mereka menerapkan model pembelajaran
memperoleh makna untuk apa mereka TANDUR di kelas VIIG pada mata
pelajari. Di katakana demikian otak kita pelajaran IPS di SMPN 3 Singaraja. Hal
berkembang pesat dengan adanya ini dapat dilihat pada peningkatan aktivitas
rangsangan kompleks, yang akan siswa pada siklus I yaitu dari 11.34
menggerakan rasa ingin tahu, oleh karena menjadi 17.87 pada siklus ke II, serta hasil
itu, proses belajar paling baik terjadi ketika belajar siswa meningkat dengan rata-rata
siswa telah mengalami informasi sebelum hasil belajar pada siklus I dari 71.4
mereka memperoleh nama untuk apa menjadi 80.3 pada siklus II, pada kategori
mereka pelajari. (4) Akui setiap usaha: baik. Daya serap siswa meningkat dari
belajar mengandung resiko, berarti belajar dari 80% menjadi 90% pada siklus ke II.
melangkah keluar dari kenyamanan, pada Ketuntasan pemahaman konsep siswa
saat siswa mengmbil langkah ini, mereka meningkat pada siklus I dari 43,7 menjadi
patut mendapatkan pengakuan atas 93,75.
kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
(5) Jika layak dipelajari, maka layak pula Berdasarkan analisi hasil yang
dirayakan: perayaan memberikan umpan diperoleh dalam pembelajaran PKn di
balik mengenai kemajuan dan SMA Lab Undiksha kelas X 4 tahun
meningkatkan asosiasi emosi positif pelajaran 2016/2017, menunjukan bahwa
belajar peserta didik. (1) waktu yang tersedia terbatas,
sehingga dalam diskusi kelompok tidak
Dengan penerapan model semua kelompok mendapatkan bimbingan
TANDUR siswa terlihat lebih aktif dalam dan tidak semua kelompok dapat
kegiatan diskusi, serta suasana belajar menyajikan hasil karyanya. (2) Terdapat
yang lebih kondusif dan menyenangkan. siswa yang belum tuntas dalam
Tentu dalam proses pembelajaran harus pembelajaran PKn. Hasil belajar yang
mampu menciptakan kondisi yang rendah disebabkan karena kemampuan
kondusif, menyenangkan, dan bermakna. dan tingkah laku siswa yang belum sesuai
Dalam pembelajaran peneliti lebih dengan harapan. Terdapat siswa yang
memberikan kesempatan kepada siswa masih belum berani mengemukakan
untuk aktif dalam mencari informasi pendapat dan masih terlihat canggung
mengenai materi. ketika menjawab pertanyaan dari teman
ataupun dari guru. Selain itu dalam diskusi
Hasil penelitian ini relevan dengan kelompok siswa cenderung ribut. Hal
penelitian yang dilakukan oleh Sukerthi tersebut dapat diatasi dengan
(2013) yang berjudul Pengaruh Model memberikan motivasi bagi siswa yang
Pembelajaran Tandur Dalam belum berpartisipasi saat diskusi dan
Pembelajaran Geografi Terhadap Literasi memberikan nilai tambah pada siswa
Sains dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI yang aktif menjawab dan mengeluarkan
IPS SMA Negeri 2 Amlapura. Program pendapat.
Studi Administrasi Pendidikan, Program
Pascasarjana, Universitas Pendidikan Dari paparan di atas,
Ganesha. Adapun hasil penelitian, ini pembelajaran dengan menggunakan
mengungkapkan bahwa dalam model pembelajaran TANDUR
pencapaian literasi sains dan prestasi menjadikan kegiatan belajar yang aktif.
belajar geografi, model pembelajaran Hal ini dikarenakan setiap siswa lebih
TANDUR lebih baik dibandingkan menyenangkan dalam mengikuti proses
pembelajaran konvensional. Penelitian ini pembelajaran dan siswa sangat antusias
juga di dukung oleh Diana (2015) yang dalam menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh temanya maupun oleh mencari informasi yang berkaitan dengan
guru. Dengan meningkatnya aktivitas materi yang dibahas.
siswa dalam mengikuti pelajaran melalui
model pembelajaran TANDUR maka DAFTAR PUSTAKA
secara langsung bermuara pada
peningakatan hasil belajar ssiwa. Selain De Porter dkk. 2005. Quantum Teaching:
itu siswa dapat mengikuti proses Mempraktikan Quantum Learning
pembelajaran lebih efektif. di Ruang-Ruang Kelas. Bandung :
PT Mizan Pustaka.
1.1. Kesimpulan Diana, Nyoman. 2015. Penerapan model
TANDUR dalam pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang untuk meningkatkan aktivitas dan
dilakukan dalam proses pembelajaran hasil belajar IPS kelas VIIG di
maka dapat disimpulkan sebagai berikut, SMPN 3 Singaraja. Skripsi (tidak
(1) Penerapan model TANDUR dalam diterbitkan). Jurusan Geografi.
pembelajaran di kelas X4 SMA Lab Undiksha Singaraja.
Undiksha tahun pelajaran 2016/2017 Fasli Jalal & Dedi Supriadi. 2001.
mampu menambah daya kreativitas dan Reformasi Pendidikan Dalam
kelas lebih menjadi lebih aktif terutama Konteks Otonomi Daerah.
pemahaman siswa terhadap materi yang Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
diterapkan.(2) Dengan menerapkan model Kertih, Wayan. 2015. Perangkat
pembelajaran TANDUR dalam Pembelajaran PPKn: Perencanaan
pembelajaran PKn mampu meningkatkan dan Pengembangan. Yogjakarta:
aktivitas belajar siswa kelas X4 di SMA Graha Ilmu
Laboratorium Undiksha tahun pelajaran Murdiono, Mukhamad. 2010. Peningkatan
2016/2017.(3) Penerapan model Keterampilan Kewarganegaraan
pembelajaran TANDUR dalam (Civic Skill) Melalui Penerapan
pembelajaran PKn mampu meningkatan Strategi Pembelajaran Berbasis
hasil belajar siswa pada kelas X4 di SMA Masalah Jurnal Penelitian
Laboratorium Undiksha tahun pelajaran Pendidikan, Volume 03, Nomor 1.
2016/2017. (hlm. 17--21).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Adapun saran-saran yang dapat Nomor 22 Tahun 2006 tentang
diajukan sebagai berikut, (1) Dalam Standar Isi untuk Satuan
penggunaan model TANDUR dalam Pendidikan Dasar dan Menengah
pembelajaran diharapkan agar Samsuri, 2010, "Transformasi Gagagan
memperhatikan karakteristik siswa, materi Masyarakat Kewargaab (Civil
pembelajaran, serta kondisi lingkungan Society) Melalui Reformasi
sekitar demi keberhasilan dalam Pendidikan Kewarganegaraan di
pelaksanaan pembelajaran. (3) Bagi Indonesia (Studi Pengembangan
peneliti selanjutnya yang menggunakan Kebijakan Pendidikan
penelitian sejenis, penelitian ini dapat Kewarganegaraan Pendidikan
dijadikan referensi dalam pelaksanaan, Dasar dan Menengah Era
serta lebih teliti dalam memilih materi Reformasi)." Disertasi Tidak
yang sesuai dengan model pembelajaran Diterbitkan. Bandung: Sekolah
TANDUR. (4) Dalam penerapan model Pascasarjana Universitas
TANDUR agar mampu meningkatkan Pendidikanlndonesia.
sikap berdemokrasi siswa serta interaksi Sukerthi, Made. 2013. Pengaruh Model
siswa dalam kegiatan belajar mengajar, Pembelajaran Tandur Dalam
terutama dalam pembelajaran PKn di Pembelajaran Geografi Terhadap
sekolah-sekolah. Selain itu, agar dapat Literasi Sains Dan Prestasi Belajar
menumbuhkan keaktifan belajar siswa, Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2
karena adanya motivasi dan kepercayaan Amlapura. Tesis (tidak diterbitkan).
diri guru untuk siswa tersebut aktif Program Pascasarjana,
Universitas Pendidikan Ganesha.
Sardiman. A.M. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Suharsimi, Arikunto dkk. 2012. Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi
Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Winarno. 2010. Paradigma Pendidikan
Kewarganegaraan Panduan
Kuliah di Perguruan Tinggi.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai