Anda di halaman 1dari 4

Kegiatan Belajar 4

Kebutuhan-kebutuhan Orang Dewasa

Teori tentang kebutuhan yaitu teori biologis (biogenic theories) yang menyangkut proses
biologis lebih menekankan pada mekanisme pembawaan biologis, seperti instink dan kebutuhan-
kebutuhan biologis. Sedangkan teori sosiologis (sosiogenetic theories) lebih menekankan pada
pengaruh kebudayaan atau kehidupan bermasyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa orang dewasa
mmelakukan aktivitas karena didorong oleh adanya faktor-faktor biologis serta adanya pengaruh
perkembangan budaya manusia.
Setiap orang dewasa mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang pemunculannya sangat
bergantung pada kepentingan orang dewasa tersebut. Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan
orang dewasa dapat digolongkan ke dalam lima tingkatan yaitu sebagai berikut:
1. Kebutuhan yang bersifat biologis.
2. Kebutuhan rasa aman.
3. Kebutuhan-kebutuhan sosial.
4. Kebutuhan akan harga diri.
5. Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik.
Kebutuhan orang dewasa tersebut bersifat dinamis. Artinya kebutuhan tersebut berubah-
ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia itu sendiri. Sesuatu yang menarik, diinginkan dan
dibutuhkannya pada suatu saat tertentu, mungkin tidak lagi menarik dan tidak dihiraukan lagi
pada waktu lain.
Morgan menyatakan bahwa orang dewasa memiliki empat kebutuha orang dewasa, yaitu:
1. Kebutuhan untuk melakukan suatu aktivitas. Hal ini sangat mengandung suatu kegembiraan
baginya.
2. Kebutuhn untuk menyenangkan orang lain.banyak orang dewasa dalam kehidupannya
memiliki motivasi untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri
seseorang dapat dinilai dari keberhasil tidaknya usaha memberikan kesenangan pada orang
lain. Hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang
yang melakukan kegiatan tersebut.
3. Kebutuhan untuik mencapai hasil. Suatu pekerjaan itu akan berhasil baik, kalau hasilnya
mendapat “pujian”. Aspek pujian ini merupakan dorongan bagi orang dewasa untuk bekerja
dengan giat. Apabila hasil pkerjaan itu tidak dihiraukan orang lain, motivasi orang dewasa
untuk untuk melakukan pekerjaan tersebut akan berkurang. Oleh karena itu, orang dewasa
harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang optimal
sehingga memiliki rasa sukses.
4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin menimbulkan
rasa rendah diri pada orang dewasa, tetapi hal ini dapat menjadi dorongan untuk mencari
kompetensi dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan atau
keunggulan dalam bidang tertentu.
Menurut Murray dan Edwards menggungkapkan lima belas aspek kebutuhan orang
dewasa yaitu:
1. Kebutuhan berprestasi (achievement)
Kebutuhan berprestasi mengacu pada dorongan untuk mencapai hasil sebaik mungkin,
malaksanakan tugas yang menuntut keterampilan dan usah, mengerjakan tugas yang sangat
berarti, mengerjakan pekerjaan yang sulit sebaik mungkin, menyelesaikan masalah yang rumit
dan mengerjakan sesuatu lebih baik dari yang lain.
2. Kebutuhan rasa hormat (deference)
Kebutuhan rasa hormat mengacu pada dorongan untuk mendapat pengaruh dari orang lain,
menemukan apa yang diharapkan orang lain, mengikuti perintsh dan apa yang diharapkan
orang lain, memberikan hadiah kepada orang lain, memuji hasil pekerjaan orang lain,
menerimakepemimpinan orang lain, menyesuaikan diri pada kebiasaan dan menghindari hal-
hal yang tidak biasa, serta menyerahkan kepada orang lainuntuk mengambil keputusan.
3. Kebutuhan kketeraturan (order)
Kebutuhan keteraturan mengacu pada dorongan untuk melakukan pekerjaan secara rapi dan
teratur, membuat rencana sebelum memulai tugas yang sulit, menunjukkan keteraturan dalam
berbagai hal, serta memelihara segala sesuatu agar tetap rapi dan teratur.
4. Kebutuhan memperlibatkan diri (exhibition)
Kebutuhan memperlihatkan diri mengacu pada dorongan untuk memperlihatkan diri agar
menjadi pusat perhatian orang, menceritakan keberhasilan diri, menggunakan kata-kata yang
tidak dipahami orang lain, bertanya yang tidak akan menjawab orang lain, membicarakan
pengalaman diri yang membahayakan, dan menceritakan hal-hal yang menggelikan.
5. Kebutuhan otonomi (autonomy)
Kebutuhan otonomi mengacu pada dorongan untuk menyatakan kebebasan diri dalam berbuat
atau mengatakan apapun, bebas mengambil keputusan, melakukan sesuatu yang tidak dapat
dilakukan orang lain, serta menghindari pendapat orang lain.
6. Kebutuhan afiliasi (affiliation)
Kebutuhan afiliasi mengacu pada dorongan untuk setia kawan berpartisipasi dalam kelompok
kawan, mengerjakan sesuatu untuk kawan, membentuk persahabatan baru, membuat kawan
sebanyak mungkin serta mengerjakan pekerjaan Bersama-sama, akrab dengan kawan.
7. Kebutuhan intrasepsi (intraception)
Kebutuhan intrasepsi mengacu pada dorongan untuk menganalisis motif dan perasaan sendiri,
mengamati orang lain dan memahami perasaan orang lain, menempatkan diri di tempat orang
lain, menilai orang lain dengan mencoba memahami latar belakang tingkah lakunya dan
bukan apa yang dilakukannya, menganalisis perilaku orang lain, menganalisis motif-motif
perilaku orang lain, dan menafsirkan apa yang bakal dilakukan orang lain.
8. Kebutuhan berlindung (succorance)
Kebutuhan berlindung mengacu pada dorongan untuk memperoleh bantuan orang lain apabila
mendapat kesulitan, mencari dukungan dari orang lain, mengaharapkan orang lain berbaik
hati, menharapkan simpati dari orang lain, memahami masalah pribadinya, menerima belaian
kasih sayang orang lain, mengharapkan bantuan orang lain di saat tertekan, dan
mengharapkan maaf dari orang lain apabila sakit.
9. Kebutuhan dominan (dominance)
Kebutuahan dominan mengacu pada dorongan untuk membatah pendapat orang lain, ingin
menjadi pemimpin kelompok, mengambil keputusan dengan mengatasnamakan kelompok,
menetapkan persetujuan secara sepihak, membujuk dan mempengaruhi orang lain agar mau
mengerjakan yang ia inginkan, mengawasi dan mengarahkan kegiatan yang lain, dan
mendiktekan apa yang harus dikerjakan orang lain.
10. Kebutuhan merendah (abesement)
Kebutuhan merendah mengacu pada dorongan untuk mengakui berdosa apabila berbuat
keliru, menerima cercaan atau celaan orang lain, merasa perlu mendapat hukuman apabila
berbuat keliru, menghindari dari perkelahian, mengakui akan kekeliruannnya, dan merasa
rendah diri dalam berhadapan dengan orang lain.
11. Kebutuhan memberi bantuan (nurturance)
Kebutuhan memberi bantuan mengacu pada dorongan untuk menolong kawan yang kesulitan,
membantu yang kurang beruntung, memperlakukan orang lain dengan baik dan simpatik,
memaafkan orang lain, menyenangkan orang lain, berbaik hati kepada orang lain,
memberikan simpati kepada yang terluka atau sakit serta memperlihatkan kasih sayang
kepada orang lain.
12. Kebutuhan perubahan (change)
Kebutuhan perubahan mengacu pada dorongan untuk menggarap hal-hal yang baru,
berkelana, menemui kawan baru, mengalami peristiwa baru dan berubah dari pekerjaan yang
rutin, makan di tempat yang berbeda-beda, mencoba, berbagai jenis pekerjaan, senang
berpindah-pindah tempat, serta berpartisipasi dalam kebiasaan baru.
13. Kebutuhan ketekunan (endurance)
Kebutuhan ketekunan mengacu pada dorongan untuk bertahan pada suatu pekerjaan yang
telah dipegangnya, bekerja keras pada suatu tugas tertentu, bertahan pada suatu tugas
tertentu,bertahan pada penyelesaian masalah atau teka-teki , bertahan pada satu pekerjaan dan
tidak akan beralih sebelum selesai,tidur larut malam untuk menyelesaikan pekerjaan yang
dihadapinya, tekun menghadapi pekerjaan tanpa menyimpang,serta menghindari sgala yang
dapat menyimpangkannnya dari tugas lain.
14. Kebutuhan heteroseksualitas (heterosexuality)
Kebutuhan heteroseksualitas mengacu pada dorongan untuk berpergian dengan kelompok
yang berlawanan jenis kelamin, jatuh cinta kepada jenis kelamin yang lain, mengagumi
bentuk tubuh jeniskelamin lain, berpartisipasi dalam diskusi tentang teks, membaca buku dan
bermainyang melibatkan masalah seks, serta mendengarkan atau menyampaikan cerita lucu
tentang seks.
15. Kebutuhan agresi (aggression)
Kebutuhan agresi mengacu pada dorongan untuk menyerang pandangan yang berbeda,
menyampaikan pandangannya tentang jalanpikiran orang lain, mengecam orang lain secara
terbuka, mempermainkan orang lain, serta melukai perasaan orang lain.

Berikut ini adalah tugas-tugas perkembangan masa dewasa:


1. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa/muda
a. Mengembangkan sikap wawasan dan pengalaman nilai-nilai agama.
b. Memperoleh atau memulai suatu pekerjaan.
c. Memilih pasangan.
d. Mulai memasuki pernikahan.
e. Belajar hidup berkeluarga.
f. Mengasuh dan mendidik anak.
g. Mengelolah rumah tangga.
h. Memperoleh kemampuan dan kemantapan kareir
i. Mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat.
j. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan.

2. Tugas-tugas perkembangan masa dewasa madya


a. Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama.
b. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara.
c. Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia.
d. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek
fisik (penurunan kemampuan atau fungsi).
e. Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga.
f. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier.
g. Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa.

3. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa lanjut (masa tua)


a. Lebih memantapkan diri dalam mengamalkan norma atau ajaran agamma.
b. Mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan fisik dan kesehatan.
c. Menyesuaikan diri dengan masa pension dan berkurangnya penghasilan keluarga.
d. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
e. Membentuk hubungan dengan orang lain yang sesuai.
f. Memantapkan hubungan lebih harmonis dengan anggota keluarga (anak, menantu, dan cucu)

Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa dewasa, terdapat dua hal pokok yang
mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga. Kebutuhan individu pada satu pihak dan
tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang
membangkitkan gerak bagi individu-individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan
hubungan berkeluarga.
Di anatara kebutuhan utama dan kuat yang mendorong individu orang dewasa untuk
hidup berkeluarga adalah kebutuhan material, kebutuhan seksual, kebutuhan psikologi. Tetapi
dari segi psikologi , kebutuhan utama yang kuat untuk berkeluarga bagi orang dewasa adallah
kebutuhan akan cinta, rasa aman, pengakuan, dan persahabatan.

Anda mungkin juga menyukai