Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL DAN LAPORAN HASIL KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI


SESI II

Dosen Pembimbing:
Ns. Riris Octryna Silitonga, M.Kep. Sp. Kep. J

Disusun oleh:
Nur Rahmawati .P.
201560311074

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA BEKASI
2021
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
A. TOPIK :
Mampu memperkenalkan diri dan berkenalan dengan anggota kelompok
B. TUJUAN :
a. Tujuan Umum

Meningkatnya kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam


kelompok secara bertahap.
b. Tujuan Khusus
 Klien mampu memperkenalkan diri
 Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
 Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
 Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
 Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada
orang lain
 Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
 Klien mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan
tentang TAKS yang telah dilakukan.(Eko prabowo, 2014: 240)

C. LANDASAN TEORI (memberikan justifikasi bahwa TAK dibutuhkan pada kondisi


klien yang akan dilibatkan)
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan
orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu
yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain
(Rowlins). Dimana individu yang mempunyai mekanism e koping adaptif, maka
peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai
mekanisme koping maladaptif bila tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan
yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk.
(Keliat dan Akemat, 2005) . Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%)
orang yang mengalami mekanisme koping maladaptif (ringan sampai berat) (WHO,
2006). Hasil survey Kesehatan Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan bahwa
185 orang per 1000 penduduk di Indonesia mengalami mekanisme koping maladaptif
(ringan sampai berat).
Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang paling
banyak ditemukan adalah menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37 %), perilaku
kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah (16,92 %) (Pikiran Rakyat Bandung, 2007).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klien isolasi sosial adalah ; 1)
Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, 2) Gangguan hubungan interpersonal, 3)
Gangguan interaksi sosial, 4) resiko perubahan persepsi sensori (halusinasi). Bila klien
menarik diri tidak cepat teratasi maka akan dapat membahayakan keselamatan diri
sendiri maupun orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006).
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah
satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi, yang
merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara
kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, prilaku dan pencapaian
adaptasi optimal pasien. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya
memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi.

1. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Pasien mungkin akan merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Contohnya : menarik diri
2. Rentang respon

Respon adaftif Respon Maladftif

o  Menyendiri o   Merasa sendiri o   Manipulasi


o  Otonomi o   Menarik diri o   Impulsive
o  Berkerja sama o   Tergantung pada orang o   Membanggakan diri
o  Saling tergantung lain

3. Faktor-Faktor

Faktor Predisposisi
a. Faktor Biologis
 Faktor herediter
 Riwayat Penyakit atau trauma Kepala
 Riwayat Penggunaan Napza
b. Faktor Psikologis
 Pengalaman Negtaif pasien terhadap gambaran diri
 Kegagalan dalam mencapai harapan atau cita-cita
 Krisis Idemtitas dan kurangnya pengahargaan baik dari diri sendiri
maupun lingkungan
 Pengalaman negatif pasien terhadap gambaran diri
c. Faktor sosial Budaya
 Sosial ekonomi rendah
 Riwayat penolakan lingkungan pada usia perkembangan
 Tingkat pendidikan rendah
 Kegagalan dalam hubungan soasial (Perceraian, Hidup sendiri)

Faktor Presipitasi
a. Faktor biologis
 Riwayat Penyakit Infeksi
 Penyakit Kronis atau kelainan struktur otak
b. Faktor Psikologis
 Kekerasan dalam keluarga
 Kegagalan-kegagalan dalam hidup
c. Faktor Sosial Budaya
 Kemiskinanan
 Adanya aturan atau tuntutan di kelaurga atau masyarakat yang sering
tidak sesuai dengan pasien
 Konflik antar masyarakat
4. Tanda dan Gejala
 Banyak diam
 Tidak mau bicara
 Menyendiri
 Tidak mau berinteraksi
 Tampak sedih
 Ekspresi datar dan dangkal
 Kontak mata kurang
5. Penatalaksanaan
a. Berikan perhatian dan penghargaan
b. Temani klien walaupun tidak menjawab
c. Katakan “ saya akan duduk di samping anda “
d. Jika ingin mengatakan sesuatu saya siap mendengarnya
e. Dengarkan klien dengan empatik
f. Bicarakan dengan klien penyebab tidak ingin bergabung dengan orang lain
g. Lakukan interaksi secara bertahap
h. Motivasi klien untuk berinteraksi dengan orang lain
i. Tingkatkan interaksi secara bertahap (Gail Wiscarz Stuart,1998,237)
6. Peran Perawat Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
 Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
 Sebagai leader
 Sebagai fasilitator
 Sebagai observer
 Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
7. Pohon Masalah

Risiko gangguan sensori persepsi


(Effect)

Isolasi Sosial
(Core Problem)

Gangguan konsep diri : Harga Diri


Rendah
(Cause)

D. KLIEN
1. Kriteria klien
a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan
stimulus
2. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu : tanggal, hari, jam, waktu yang dibutuhkan untuk tiap langkah tindakan.
 Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal : Senin, 8 Maret 2021
Jam : 17.00-17.45 WIB
Tempat : Ruang Mawar
Setting tempat

K K
K
F F

K K
K

L
O

KETERANGAN GAMBAR
L : Leader O : Observer

\ F : Fasilitator K : Klien

2. Tim Terapis

Leader : Nur Rahmawati .P.

Observer : Inka Andiani

Fasilitator 1 : Andre Dwi Noviana

Fasilitator 2 : Anggi Destiani

Pasien 1 : Arum diah

Pasien 2 : Ariska Oktavianti

Pasien 3 : Tia Ulfayanti


Pasien 4 : Taufik Rohman

a) Leader :
Tugas:
 Menyiapkan proposal kegiatan TAK
 Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai.
 Menjelaskan permainan.
 Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan
memperkenalkan dirinya.
 Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib
 Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
 Membuka dan menutup acara
b) Fasilitator :
Tugas:
 Mendampingi pasien dalam pelaksanaan TAK
 Mengingatkan pasien tentang aturan permainan
 Mengikuti jalannya TAK
c) Observer
Tugas :
 Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
 Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
 Mengobservasi perilaku pasien
 Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
3. Metode Dan Media
 Metode : Dinamika kelompok, diskusi dan tanya jawab, bermain peran/simulasi
 Media : Handphone/ laptop, nametag, bola, buku catatan dan pulpen

4. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAKS


1) Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
 Memanggil klien
 Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2) Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
 Panggil nama klien
 Tanya alasan klien meninggalkan permainan
 Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
klien boleh kembali lagi
 Bila ada klien lain ingin ikut
 Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
 Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut
 Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak

F. PROSES PELAKSANAAN .
Langkah-langkah
1. Persiapan
 Melakukan kontrak dengan anggota kelompok sehari sebelumnya
 Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
 Mempersiapkan media dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
 Memberi salam terapeutik
 Salam dari terapis
 Peserta dan terapis memakai papan nama
 Evaluasi / validasi
(Menanyakan perasaan pasien saat ini dan Menanyakan apakah pasien
telah mencoba memperkenalkan diri pada orang lain)
 Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota
kelompok dan bersosialisasi
 Menjelaskan aturan main, sebagai berikut :
a). Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
b). Lama kegiatan 45 menit
c). Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
 Tata Tertib pelaksanaan TAK
1. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai.
2. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
3. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4. Peseta Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama
kegiatan TAKS berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan
oleh pemimpin.
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan
7. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK
selesai.
8. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah
habis,sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan
meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK
kepada anggota.
3. Tahap Kerja
 Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan pada bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam
 Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola, mendapat
giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada disebelah
kanan dengan cara :
a) Memberi salam
b) Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
c) Dimulai oleh terapis sebagai contoh
d) Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
 Hidupkan lagi kaset pada tape dan edarkan bola tenis. Pada saat tape
dimatikan, minta anggota kelompok yang memegang bola menunjuk satu
orang untuk diajak berkenalan yaitu menanyakan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
 Dimulai oleh terapis sebagai contoh.
 Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
 Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi
tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
 Evaluasi Subjektif dan objektif
a) Evaluasi subjektif menanyakan perasaan pasien setelah
mengikuti TAK
b) Evaluasi respon objektif klien (observasi perilaku klien selama
kegiatan dikaitkan dengan tujuan)
c) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
 Rencana tindak lanjut
a) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri dan berkenalan kepada orang lain
dikehidupan sehari-hari
b) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri kepada jadwal
kegiatan harian pasien.
 Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berbincang-bincang
dengan anggota kelompok lainnya
b) Menyepakati waktu dan tempat untuk pertemuan

5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang di
evaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS
sesi 2, dievaluasi kemampuan pasien memperkenalkan diri dan berkenalan
secara verbal dan non verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

SESI TAKS II
KEMAMPUAN BERKENALAN
Kemampuan Verbal

Nama Pasien
Aspek Yang dinilai
No.

1. Menyebutkan nama lengkap


2. Menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
5. Menanyakan nama lengkap
6. Menanyakan nama panggilan
7. Menanyakan Asal
8. Menanyakan Hobi
Jumlah

Kemampuan Non Verbal

No Aspek yang diniai Nama Pasien


1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
Jumlah

Petunjuk :
a. Di bawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS.
b. Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi dengan tanda (√) jika
ditemukan pada klien atau tanda (x)jika tidak ditemukan.
c. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan
d. Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6 ; disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 5.

e. Kemampuan non verbal disebut mampu jika mendapatkan nilai 3 atau


4 disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.

6. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK pada
catatan proses keperawatan tiap pasien. Misalnya jika nilai pasien 7 untuk
verbal dan 3 untuk non verbal, catatan keperawatan adalah : pasien mengikuti
TAKS sesi 2, pasien mampu berkenalan secara verbal dan non verbal, anjurkan
pasien untuk berkenalan dengan pasien lain, buat jadwal. (Eko prabowo, 2014:
253-254).
DAFTAR PUSTAKA

Prabowo.Eko, 2014. Konsep Dan Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika
Kliet, Budi Anna. 2014. Keperawatan Jiwa Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC
LAPORAN HASIL EVALUASI TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI II
PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL DI RUANG MAWAR RS. MEDISTRA BEKASI

A. INPUT
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan bagian dari terapi aktivitas kelompok
yang bisa dilaksanakan dalam konteks keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam kelompok
secara bertahap.
Terapi aktivitas kelompok ini diikuti oleh 4 peserta, yang telah diseleksi bedasarkan
kriteria yaitu, klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal dan
klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan stimulus. Sedangkan
proses seleksinya yaitu dengan mengidentifikasi klien yang masuk kriteria, mengumpulkan
klien yang masuk kriteria, membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok. Klien yang mengikuti kegiatan terapi ini adalah Nn.Arum, Nn.Ariska, Nn.Tia dan
Tn. Taufik.
Terapi dilaksanakan selama 1 hari, yaitu hari selasa pada tanggal 8 November 2020.
Kegiatan pertama yang dilakukan berupa melatih peserta untuk saling mengenal satu sama
lain. Kegiatan kedua yang dilakukan adalah melatih pasien untuk berkenalan dengan peserta
lain. Persiapan TAK telah dilakukan 1 hari sebelumnya, berupa penyusunan preplanning
kegiatan, menyiapkan media dan kontrak dengan klien.

B. PROSES
1. Fase orientasi

Pada proses fase ini, leader memberikan salam kepada semua peserta, menyampaikan
tujuan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai, kemudian leader
memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dan kontrak dengan pasien yang
sebelumnya dievaluasi atau melakukan validasi dengan pasien yaitu dengan cara pasien
diminta untuk memperkenalkan diri dan menyebutkan minimal dua orang temannya
(anggota kelompoknya) serta menyebutkan minimal dua orang perawat yang ada di
dekatnya sampai semua peserta tak mendapatkan giliran
Bagi pasien yang dapat menyebutkan dengan baik dan benar diberikan
reinforcement yaitu dengan pujian atau tepuk tangan. Setelah semuanya
mendapatkan giliran, selanjutnya leader membacakan aturan main tentang hal-hal
yang harus disepakati bersama selama kegiatan tak berlangsung.
2. Fase Kerja
Pada bagaian fase kerja ini, tujuan penggunaan terapi ini sebenarnya lebih
mengkhususkan untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa isolasi sosial :
menarik diri, harga diri rendah dan gangguan persepsi sensori : halusinasi. Pada
mulanya, seluruh peserta duduk melingkar dengan seorang leader berada di
tengah dan fasilitator mendampingi pasien. Sebelum dimulai, leader
mencontohkan terlebih dahulu pelaksanaan permainannya, kemudian baru dimulai
TAKnya. Pada saat tape dimatikan, musik berhenti, anggota kelompok yang
memegang bola, mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok
yang ada disebelah kanan dengan cara memberi salam, menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi, lalu menanyakan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran. Leader memberikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberi tepuk tangan. selama kegiatan berlangsung, observer mengamati
jalannya acara dan fasilitator mendampingi pasien dalam pelaksanaan tak serta
mengikuti jalannya tak.
3. Fase Terminasi
Pada fase terminasi ini, leader mengeksplor perasaan klien satu persatu setelah
mengikuti kegiatan tak tersebut. Rata-rata mereka menyatakan senang dan puas
dengan kegiatan tak tersebut. Hal ini dibuktikan dengan selama kegiatan
berlangsung, pasien tetap antusias, kooperatif, mereka tidak merasa bosan ataupun
lelah. Setelah itu mereka dievaluasi secara obyektif yaitu diminta untuk
menyebutkan kembali tujuan dari kegiatan yang sudah dilaksanakan kemudian
leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari kegiatan kelompok
ini sekaligus menutup kegiatan dengan kesimpulan bersama-sama.

Kendala/ kekurangan selama sesi kegiatan tak berlangsung:


 Tempat terapi yang dekat dengan pintu masuk kamar sehingga membuat pasien
kurang konsentrasi saat melakukan terapi terutama pada saat ada orang yang
melewati kamar tesebut walaupun sebelumnya sudah berupaya untuk ditutup
pintu kamar tersebut.
C. Hasil
Tabel Hasil Evaluasi Terapi Aktivitas Kelompok
SESI TAKS II
KEMAMPUAN BERKENALAN

Kemampuan Verbal

Nama Pasien
Aspek Yang dinilai
No.
Nn.Arum Nn.Ariska Nn.Tia Tn.Topik

1. Menyebutkan nama lengkap √ √ √ √

2. Menyebutkan nama panggilan √ √ √ √

3. Menyebutkan nama asal √ √ √ √


1. Menyebutkan hobby √ √ √ √
5. Menanyakan nama lengkap √ √ √ √

6. Menanyakan nama panggilan √ √ √ √

7. Menanyakan Asal √ √ √ √
8. Menanyakan Hobi √ √ √ √
Jumlah 8 8 8 8
Persentase %100 %100 %100 %100

Kemampuan Non Verbal

No Aspek yang dinilai Nama Pasien

Nn.Arum Nn.Ariska Nn.Tia Tn.Taufik

1. Kontak mata √ √ √ √
2. Duduk tegak √ √ √ √
Menggunakan bahasa
3. √ √ √ √
tubuh yang sesuai
Mengikuti kegiatan
4. dari awal hingga √ √ √ √
akhir
Jumlah 4 4 4 4
Persentase %100 %100 %100 %100

4. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
 Preplanning sudah disetujui pembimbing satu hari sebelumnya
 Kontrak waktu dan tempat tidak berubah (sesuai dengan preplanning)
 dan media sudah dipersiapkan 1 hari sebelumnya
 Jenis TAK sudah direncanakan 1 hari sebelumnya
b. Evaluasi Proses
 Klien mendengarkan penjelasan kegiatan dengan antusias
 Klien mengikuti kegatan TAK sampai selesai
 Media dan alat dapat dipergunakan sesuai fungsi
 Leader, observer, fasilitator dapat melaksanakan tugasnya dengan baik

5. Evaluasi Hasil
 100% klien mengikuti kegiatan TAk sampai selesai
 100% klien mampu berkenalan
 terdapat 100% klien dapat menyebutkan nama lengkap
 terdapat 100% klien dapat menyebutkan nama panggilan
 terdapat 100% klien dapat menyebutkan alamat
 terdapat 100% klien dapat menyebutkan Hobi
 terdapat 100% klien dapat menanyakan nama lengkap
 terdapat 100% klien dapat menanyakan nama panggilan
 terdapat 100% klien dapat menanyakan alamat
 terdapat 100% klien dapat menanyakan Hobi
 Terdapat 100% Klien mampu memahami dan membaca perintah yang akan
dikerjakan dapat mengidentifikasi dan mengklarifikasi stimulus eksternal
yang diberikan melalui gambar atau suara
 Terdapat 100 % klien dapat berespon terhadap klien lain dengan
mendengarkan klien lain yang sedang berbicara
 Terdapat 100 % klien dapat memberikan tanggapan pada pertanyaan yang
diajukan
 Terdapat 100% klien dapat menterjemahkan permainan sesuai dengan
perintah
 Terdapat 100% klien dapat mengemukakan pendapat mengenai TAK yang
digunakan
6. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK pada catatan
proses keperawatan tiap pasien.

Anda mungkin juga menyukai