BAHAN AJAR
MATA KULIAH : PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Pendahuluan
D i Indonesia yang mempunyai wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan pulau,
tak dapat dihindari adanya permasalahan penyebaran dan permasalahan
perbedaan. Begitu juga dalam sistem pendidikan kita. Misalnya dalam penyebaran
guru SD, system pendidikan kita belum mampu menyebarkan guru SD secara
merata ke segala penjuru wilayah di tanah air. Akibatnya masih terjadi kekurangan
guru SD secara lokal dimana-mana, termasuk di Papua masih mengalami masalah
kekurangan
guru SD sekitar 4000 orang.
Dalam masalah perbedaan kualitas hasil belajar, pada umumnya murid
SD di kota-kota besar jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang berada di
daerah, terutama di daerah yang terpencil. Akibat kekurangan guru mungkin saja
akan menambah adanya perbedaan ini.
Namun demikian, mengajar dengan merangkap kelas bukan berarti
merupakan penyebab terjadinya kurang baiknya kualitas hasil belajar. Mungkin hal
ini dikarenakan kita belum menemukan teknik yang tepat untuk melakukan
Pembelajaran Kelas Rangkap(PKR). Dalam Unit I, Sub Unit 1 ini, Anda akan kami
ajak untuk memahami hakikat PKR, oleh karena itu Anda tidak lagi mempunyai
anggapan bahwa PKR merupakan suatu masalah yang sulit untuk diatasi. Namun,
justru sebaliknya pada diri Anda akan mendapatkan pemahaman bahwa PKR
adalah suatu tantangan dan kenyataan tersebut harus Anda hadapai sebagai tugas
guru SD.
Disamping itu PKR, bukan saja sekedar kenyataan yang harus dihadapi
oleh guru, tetapi PKR juga mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh
guru yang tidak mengajar di kelas rangkap. Pada Unit I, Sub Unit 2 Anda akan
diajak mengkaji gambaran PKR yang ideal dengan praktik yang terjadi di
lapangan. Apabila Anda dapat menguasai kelebihan dari PKR, maka Anda akan
merasa enjoy dengan tugas Anda sebagai seorang guru yang harus merangkap
kelas. Ikutilah petunjuk belajar berikut ini agar Anda berhasil menguasai unit I ini.
Pembelajaran Kelas Rangkap 1 - 1
1. Bacalah
Bacalah kompetensi dasar, dengan demikian Anda akan mengetahui arah
dari unit ini. Apa yang diharapkan dari Anda. Kemudian meneruskan membaca
uraiannya. Dalam unit memuat kasus-kasus yang ditempatkan di dalam kotak.
Bacalah kasus tersebut dengan seksama, sebab dalam kasus terdapat konsep, fakta,
dan praktik mengenai PKR.
2. Berilah tanda
Berilah tanda atau menggaris bawahi kata, kalimat, atau alenia yang Anda
anggap penting. Hal ini sangat perlu karena dapat meningkatkan cara Anda belajar
dan untuk menempuh tes atau Ujian Akhir Semester(UAS).
4. Pahamilah
Pahami benar konsep-konsep yang Anda pelajari, dengan cara membaca
berulang-ulang catatan dan ringkasan yang telah dibuat.
5. Hafalkan
Apabila perlu, bagian-bagian tertentu harus Anda hafalkan di luar kepala.
D alam Sub Unit 1, Anda akan membaca uraian dan contoh-contoh yang
berhubungan dengan pengertian PKR. Uraian berikutnya adalah mengenai
mengapa PKR itu diperlukan, tujuan dan manfaat PKR, kemudian dibahas pula
tentang prinsip-prinsip yang terkandung dalam PKR. Dengan uraian ini, Anda
diharapkan memahami konsep dan teori PKR, kemudian dapat menerapkannya di
dalam kelas Anda.
Supaya Anda dapat memahami konsep ini terlebih dahulu ikuti ilustrasi
berikut. Dua tahun yang lalu saya berkunjung di distrik Bade, yaitu sebuah distrik
yang berada di kawasan kabupaten Keppi, Jayapura, Papua. Saya berkunjung di
sebuah SD. Sebagian besar bangunan tersebut terdiri dari dinding kayu dan atap
daun sagu yang dianyam. Ada dua unit bangunan yang baru saja direnovasi atas
inisiatif kepala sekolah. Satu bangunan untuk ruang guru dan kepala sekolah dan
satu lagi dipergunakan sebagai ruang kelas. Jumlah murid seluruhnya 116 orang.
Rombongan belajar dari kelas 1 sampai klas 6, masing-masing terdiri dari 10
sampai 20 orang murid tiap kelasnya. Jumlah guru ketika itu 3 orang termasuk
kepala sekolah. Kemudian saya juga pernah berkunjung di kabupaten Sarmi belum
lama ini, yaitu kabupaten baru di Papua. Beberapa teman dari Universitas sedang
menjalankan tugasnya mengajar mahasiswa PGSD D-II termasuk saya, dimana
sebagian mahasiswa adalah guru bahkan kepala sekolah yang mempunyai
keinginan meningkatkan kualifikasinya dari SPG ke PGSD-DII. Beberapa SD
hanya mempunyai tiga ruang belajar dengan rombongan belajar 6 kelas, namun
jumlah guru berkisar dari satu sampai empat orang guru saja. Pembicaraan dengan
guru dan kepala sekolah baik dari Bade maupun dari Sarmi antara lain
mengungkapkan betapa memprihatinkan keadaan dirinya dengan murid-muridnya.
Setiap hari seorang guru harus merangkap kelas, dua atau lebih. Mengajar murid
yang berbeda kelasnya dan berbeda mata pelajarannya dalam waktu yang
bersamaan adalah merupakan keluhan yang paling dominan.
Adanya perbedaan kemampuan murid dalam menangkap pelajaran yang
diberikan juga diungkapkan oleh guru, meskipun murid tersebut ada dalam satu
tingkatan kelas yang sama. Bahkan tidak jarang guru menunggu kehadiran
muridnya karena jauhnya pemukiman penduduk dengan sekolah. Dengan demikian
Anda dapat membayangkan bahwa, di Indonesia ini masih banyak sekolah-sekolah
yang gurunya dihadapkan pada suatu kenyataan yaitu mengajar kelas rangkap.
Dengan adanya kenyataan seperti yang telah dicontohkan pada alenia
sebelumnya, apakah Anda berkecil hati? Tidak! Anda tidak perlu berkecil hati,
karena mengajar kelas rangkap bukan sama dengan ketinggalan. Kita bukan satu-
satunya negara yang harus menghadapi kelas rangkap. Di negara yang sedang
berkembang seperti Cina, Meksiko dan Kolombia juga mempraktikkan
Pembelajaran Kelas Rangkap(PKR).
Bahkan di negara maju sekalipun PKR juga dikenal. “Di Northem
Territory of Australia, 40% dari sekolah yang ada di kawasan ini menerapkan
PKR” (A.Djalil:2005,1.4). Di Belanda , dan di negara adikuasapun masih dijumpai
praktik pembelajaran kelas rangkap.
Setelah Anda membaca uraian tersebut di atas dapatkah Anda mengambil
kesimpulan apa pengertian dari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) itu? Bagus!
Jadi yang dimaksud PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam
waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR
juga mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau
lebih dan menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda.
1. Alasan Geografis
Lokasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi,
dan pemukiman penduduk yang jaraknya berjauhan, serta adanya ragam mata
pencaharian penduduk misalnya berladang, mencari ikan bahkan menebang kayu
atau mencari sesuatu di hutan, maka hal ini dapat mendorong penggunaan PKR.
2. Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal di
pemukiman yang jarang penduduknya, maka PKR merupakan pendekatan yang
tepat dan praktis. Bagaimana dengan daerah perkotaan, apakah alasan demografis
juga berlaku? Ingatkah Anda pada saat SD Inpres dibangun, dan apapula yang
terjadi beberapa tahun kemudian? Ya, ada beberapa SD di perkotaan mengalami
kekurangan murid. Dengan demikian setiap tingkatan kelas hanya beberapa saja
muridnya. Agar tidak ada pemborosan dalam tenaga guru, maka PKR merupakan
cara pembelajaran yang dapat dibilang praktis dan ekonomis.
3.Kekurangan Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup, namun
pada kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru, terutama di daerah-daerah
terpencil. Apalagi bila secara geografis daerah tersebut sulit dijangkau, maka akan
membuat guru takut ditugaskan di daerah itu. Rendahnya minat guru untuk
mengadu nasib di daerah terpencil, juga disebabkan beberapa faktor. Misalnya
mahalnya harga keperluan sehari-hari, sulitnya alat transportasi, gaji yang
terlambat, bahkan terbatas peluang untuk mendapatkan pengembangan karirnya.
Oleh karena itu untuk menjadi guru di daerah seperti itu perlu adanya keeklasan
dan penuh sukacita, dan kesiapan mental dari guru tersebut.
5. Kehadiran guru
Ketidak hadiran guru , bukan saja dialami oleh sekolah di daerah
terpencil, di kota besar pun juga mengalaminya. Seperti di Jakarta, musibah banjir
dapat menghambat kehadiran guru untuk melaksanakan tugasnya. Guru yang tidak
kena musibah harus mengajar kelas yang tidak ada gurunya. Belum lagi alasan lain
misalnya sakit, cuti, atau ada kegiatan berberkaitan meningkatkan professional dan
kualifikasi guru.
C. TUJUAN, FUNGSI, DAN MANFAAT PKR
2. Ekonomis
PKR memungkinkan pemerintah dan masyarakat dapat mengurangi
biaya pendidikan. Betapa tidak, dengan seorang guru atau beberapa guru saja
proses pembelajaran dapat berlangsung. Demikian juga dengan satu ruang atau
beberapa ruang kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Jadi secara
ekonomis biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat akan
lebih kecil. Oleh karena itu, dengan jumlah dana pendidikan yang sama, perluasan
pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang sulit, kecil, dan
terpencil sekalipun.
3. Paedagogis
Sudah seringkali bahwa pendidikan kita dikritik sebagai system yang
belum mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang mandiri. Lulusan kita
dinilai kurang kreatif, bahkan cenderung pasif dan mudah menyerah. Pengalaman
sejumlah negara yang mempraktikkan PKR menunjukkan bahwa, strategi ini
mampu meningkatkan kemandirian murid. Apabila Anda mempelajari lebih lanjut
pembahasan unit-unit dalam PKR, maka Anda akan menyimak bahwa seorang guru
dalam PKR akan berusaha agar murid aktif dan mandiri.
4.Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di lokasi
yang mudah dijangkau oleh anak. Dengan demikian kekawatiran orang tua
terhadap keselamatan anaknya berkurang. Mengunjungi SD yang jauh dapat
menyebabkan anak terlambat masuk sekolah, meningkatnya pengulangan kelas
atau putus sekolah. Bahkan mungkin saja terjadi kecelakaan pada saat murid pergi
atau pulang sekolah.
Rambu Pengerjaan
Agar diskusi Anda menjadi lebih terarah, bacalah terlebih dahulu rambu-
rambu pengerjaan latihan berikut ini.
1. Kerjakan latihan dengan teman diskusi yang terdiri dari 3- 4 orang dalam
setiap kelompok.
2. Sebelum berdiskusi, buatlah ringkasan materi terlebih dahulu. Berilah setiap
anggota kelompok terhadap satu topik.
3. Hasil dari diskusi sebaiknya dicatat oleh setiap anggota kelompok, dan bila
perlu dikemukakan pada saat tutorial.
P raktik mengajar dengan merangkap kelas bukan hal yang asing lagi di negara
kita ini. Perangkapan kelas juga bukan monopoli SD yang di desa/daerah terpencil
saja. Dan bukan saja dikarenakan kekurangan guru. Di daerah perkotaan dan di SD
yang gurunya relatif cukup, juga sering diketemukan praktik perangkapan kelas.
Alasan yang sering muncul adalah guru yang berhalangan hadir. Mungkin saja
Anda tidak asing lagi dengan perangkapan kelas, atau sampai sekarang Anda
masih mengajar dua kelas atau lebih. Pada sub unit ini Anda dapat mengkaji
gambaran PKR yang ideal dan bagaimana praktik yang terjadi di lapangan.
Peristiwa
pembelajaran yang disajikan berasal dari pengamatan.
Bacalah dengan baik peristiwa yang disajikan dalam kotak 1, yang merupakan hasil
pengamatan di sebuah SD dimana seorang guru sedang mengajar kelas rangkap.
Kotak 1
Latihan
Setelah Anda membaca uraian materi pada sub unit 2, kerjakanlah latihan
berikut ini, agar pemahaman Anda menjadi lebih baik. Selamat bekerja dengan
teman.
1. Apakah pembelajaran kelas rangkap dilaksanakan dalam satu ruang kelas
atau lebih? Berilah alasan Anda bila PKR dapat dilaksanakan dalam satu
ruang dan juga berilah alasan bila PKR dapat dilaksanakan dalam dua
atau lebih ruang kelas.
2. Sebutkan dan jelaskan kesulitan-kesulitan yang Anda hadapi apabila
Anda melaksanakan pembelajaran kelas rangkap.
3. Selama Anda mengajar satu atau dua jam pelajaran pada dua kelas yang
berada di dua ruangan, berapa waktu yang terbuang begitu saja? Dan
kapankah Anda paling banyak melakukan pemborosan waktu tersebut?
4. Cobalah minta teman Anda mengamati cara mengajar Anda dengan
praktik PKR, kemudian hasilnya diskusikan bersama, sudahkah Anda
melaksanakan PKR dengan benar?
Tes Formatif 2
Untuk mengukur tingkat keberhasilan Anda, kerjakanlah tes formatif 2
berikut ini dengan baik.
Bacalah setiap pernyataan/pertanyaan di bawah ini kemudian berilah tanda
silang(X) pada jawaban yang Anda anggap benar.
1. Seorang guru mengajar dengan merangkap kelas 3 dan kelas 4. Guru masuk di
kelas 3 dan mulai menjelaskan konsep, sementara kelas 4 menunggu, setelah
selesai guru baru masuk ke kelas 4, sementara kelas 3 menyalin dari papan
tulis. Peristiwa itu tidak sesuai dengan prinsip PKR yang ideal karena ….
A. murid tidak aktif belajar
B. pelajaran terjadi secara bergilir
C. guru banyak mondar-mandir
D. murid belajar dalam dua ruang kelas
2. Berkaitan dengan peristiwa pembelajaran pada no 1, kelas 4 harus menunggu,
bebrapa saat sehingga……
A. murid menjadi rebut
B. kadar WKA rendah
C. suasana kelas tidak menyenangkan
D. sumber belajar tidak dimanfaatkan
3. Penerapan PKR yang ideal akan memungkinkan terciptanya hal-hal berikut,
kecuali…..
A. terjadinya kerjasama antar murid
B. adanya persaingan yang sehat
C. murid merasa tertantang untuk belajar
D. beban guru menjadi ringan
4. Menyuruh murid menyalin selama 30 menit dari papan tulis dapat mengurangi
kadar WKA karena…..
A. menyalin tidak ada manfaatnya
B. murid cepat menjadi bosan
C. memboroskan waktu dan murid tidak belajar
D. menyalin dapat dilakukan di rumah
5. Guru yang menerapkan PKR yang ideal, di awal pembelajaran bertanya pada
murid tetapi hamper tak ada kaitannya dengan materi saat itu. Untuk apakah hal
itu dilakukan?
A. mengulur waktu mengajar
B. Untuk menyiapkan mental anak terhadap pelajaran hari itu
C. agar murid terbiasa menjawab pertanyaan
D. agar murid memahami materi materi yang telah disampaikan
6. Sudut sumber belajar yang ditata oleh guru dapat digunakan untuk…..
A. hiasan ruang kelas
B. menerapkan konsep belajar sendiri dan pemecahan masalah
C. menyalurkan keinginan guru
D. khusus praktik IPA
7. Yang dimaksud guru sebagai perancang kurikulum adalah….
A. guru PKR harus memilih butir kurikulum yang perlu penekanan
B. guru PKR dapat mengusulkan untuk ikut merancang kurikulum
C. guru sebagai pelaksana kurikulum
D. guru PKR dapat merancang kurikulum baru
8. Guru sebagai administrator, artinya…..
A. guru merencanakan dan mengatur kelas serta jadwal pelajaran agar
mencapai hasil yang maksimal.
B. guru merangkap sebagai tata usaha
C. administrasi harus dikerjakan oleh guru
D. administrasi merupakan tugas tambahan guru selain mengajar
9. Dalam PKR guru dapat memanfaatkan murid sebagai tutor. Hal ini dapat
dilakukan sehingga murid yang padai dapat….
A. menunjukkan kelebihannya
B. meringankan beban guru mengajar
C. membantu murid pada kelas yang lebih rendah atau murid di kelas yang sama
D. menggantikan peran guru jika guru tidak hadir
10.Guru PKR juga dapat mendatangkan ‘orang sumber’ untuk melatih murid
membuat suatu keterampilan dari bambu. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan
bahwa guru…..
A. mengetahui sumber-sumber yang ada di desa
B. tidak mampu mengajar keterampilan dari bambu
C. mempunyai kemampuan terbatas
D. dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di desa
10
Arti tinggkat penguasaan Anda:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80% jangan kecewa,
ulangilah membaca sub unit 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1. B Yang dirangkap dapat lebih dua kelas dan lebih dari satu ruangan
2. A Kurangnya guru, sehingga guru harus merangkap
3. C PKR tidak menghemat waktu dan tenaga
4. C Dalam pembelajaran, murid dapat belajar tanpa guru
5. B Pembelajaran tidak hanya dilakukan dalam kelompok kecil
6. D Guru sebagai fasilitator bukan secara khusus merupakan prinsip PKR
7. B Kualitas dan kuantitas pengalaman belajar menentukan WKA
8. A Guru menunjukkan adanya kontak psikologis berkelanjutan pada murid
9. D Guru memenfaatkan nara sumber
10. A Kebiasaan tanggung jawab dapat membentuk kemandirian.
Tes Formatif 2
1. B Guru mula-mula mengajar di kelas 5, lalu pindah ke kelas 4.
2. B Karena waktu banyak terbuang.
3. D PKR tidak membuat beban guru menjadi ringan
4. C Yang paling tepat
5. B Merupakan pendahuluan
6. B Merupakan tujuan dari sudut sumber belajar
7. A Merupakan tugas guru dalam menterjemahkan kurikulum
8. A Tugas administrator menata/mengatur
9. C Murid sebagai tutor kakak atau tutor sebaya
10. D Guru memanfaatkan sumber daya di lingkungannya
Daftar Pustaka
Pendahuluan
U nit ini adalah kelanjutan dari unit pertama. Apakah Anda masih ingat dari
unit pertama Anda telah memperoleh pemahaman tentang apa pembelajaran kelas
rangkap (PKR), mengapa dan untuk apa PKR, dan apa saja prinsip-prinsip PKR.
Anda juga telah mengenal praktik-praktik PKR yang terjadi di lapangan. Dengan
demikian Anda tentunya sudah dapat membedakan prinsip dan kenyataan PKR,
serta
pembelajaran di SD pada umumnya.
Pada unit ini Anda akan mempelajari model-model pengelolaan PKR dan
metode pembelajaran dalam PKR. Setelah Anda mempelajari materi pembelajaran
pada unit ini diharapkan Anda mempunyai kemampuan untuk dapat;
1. Menjelaskan prinsip dam model pengelolaan PKR
2. Membandingkan berbagai model pengelolaan PKR di SD
3. Menjelaskan prinsip dedaktik metodik PKR
4. Menerapkan prosedur dasar PKR
5. Menerapkan berbagai model interaksi kelas dalam PKR
Ikutilah petunjuk belajar berikut ini, supaya Anda dapat memahami materi
dengan lebih baik.
1. Bacalah terlebih dahulu pada bagian pendahuluan, maka Anda akan
memahami apa yang diharapkan dari Anda setelah mempelajari materi pada
unit 2 ini.
2. Bacalah bagian demi bagian sampai Anda dapat memahami secara
keseluruhan. Berilah tanda atau garis bawah pada bagian-bagian yang
penting.
3. Catat dan ringkaslah pengertian-pengertian pokok dengan bahasa sendiri,
kemudian bawalah selalu catatan tersebut sebagai bahan diskusi.
4. Bila Anda menemukan kesulitan dalam memahami materi dalam unit 2 ini,
diskusikan dengan teman sejawat atau dengan tutor.
5. Terapkanlah prinsip, prosedur, dan model PKR dalam situasi terbatas
melalui simulasi dengan teman sejawat pada saat tutorial tatap muka.
Sub Unit 1
Pada sub unit 2 ini akan dipelajari tiga model pembelajaran kelas rangkap
dan pengelolaannya sebagai berikut.
1. Model PKR 221 : Dua Kelas, Dua Mata pelajaran, Satu Ruangan.
2. Model PKR 222 : Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Dua Ruangan.
3. Model PKR 333 : Tiga Kelas, Tiga Mata Pelajaran, Tiga Ruangan.
Untuk menerapkan model ini, Anda perlu mengikuti petunjuk berikut ini.
a. Pada kegiatan lebih kurang 10 menit pertama, kumpulkan semua murid kelas 4,
5 dan 6 dalam satu ruangan yang memiliki tempat duduk yang cukup. Berikan
pengantar dan pengarahan umum. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam
satu ruangan, dapat mencari tempat di luar ruangan misalnya di halaman sekolah
atau taman sambil berdiri atau duduk. Berikan pengantar atau pengarahan umum
yang berisi prosedur kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh semua murid.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit, terapkan berbagai metode yang cocok
dengan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Penggunaan lembar kerja
murid sangat dianjurkan terutama pada kegiatan belajar murid yang bersifat
mandiri. Dengan demikian kegiatan belajar murid tidak banyak tergantung pada
kehadiran guru di muka kelas atau tempat belajar. Tingkatkan kadar
kemandirian belajar murid. Proses saling membimbing antar tutor sangat
dianjurkan. Guru selalu memanfaatkan kegiatan murid dan untuk ini guru
berada diantara masing- masing kelompok.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, guru harus berada
diantara masing-masing kelompok atau kelas untuk mengadakan review umum
tentang kegiatan belajar yang telah dilakukan murid. Berikan komentar dan
penguatan sesuai keperluan. Selanjutnya berikan tindak lanjut berupa tugas
untuk masing- masing kelas. Kemukakan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk
kegiatan pembelajaran berikutnya.
d. Model PKR 333 ini memang agak rumit dalam pengelolaannya. Maka Anda
harus memiliki daya gerak paedagogis yang tinggi. Keunggulan mode ini adalah
terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi
belajar kelas lainnya.
Latihan
Tiga model dasar dalam pengelolaan pembelajaran kelas rangkap telah kita
bahas bersama. Masing-masing mepunyai keunggulan dan kelemahan. Sebagai
latihan cobalah Anda menganalisis keunggulan dan kelemahan pada setiap model
PKR tersebut.
Model Keunggulan Kelemahan
PKR 221 1. ………… 1. …………
2. ………… 2. …………
3. ………… 3. …………
PKR 222 1. ………… 1. …………
2. ………… 2. …………
3. ………… 3. …………
PKR 333 1. ………… 1. …………
2. ………… 2. …………
3. ………… 3. …………
RANGKUMAN
Agar pemahaman Anda lebih mantap lagi, bacalah butir-butir
penting dari materi sub unit 1 berikut ini.
1. Pada hakekatnya pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan
yang setinggi-tingginya dengan memanfaatkan segala sumber
daya manusia, alam, social dan budaya yang tersedia.
2. Pengelolaan PKR yang efektif ditandai oleh pemanaatan sebagian
terbesar dari waktu yang tersedia untuk kegiatan belajar murid,
penampilan kualitas pembelajaran yang memadai, dan keterlibatan
yang luas dari seluruh murid dalam kegiatan belajar.
3. Guru PKR dituntut untuk melakukan aneka cara mengisi waktu
belajar, menampilkan kualitas pembelajaran dan melibatkan murid
dalam belajar.
4. Ada tiga model dasar pengelolaan pembelajaran kelas rangkap
yaitu: 1) PKR 221 : Dua kelas, dua mata pelajaran dalam satu
ruangan, 2) PKR 222 :Dua kelas, dua mata pelajaran dalam dua
ruangan, 3) PKR 333 : Tiga kelas, tiga mata pelajaran dalam tiga
ruangan.
5. Setiap model memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik
semua kembali pada tujuan belajar, kemampuan, dan sarana
belajar yang tersedia.
Tes Formatif 1
Setelah membaca rangkuman, kerjakanlah Tes Formatif 2, sehingga Anda
dapat mengukur tingkat keberhasilan Anda.
Berilah tanda silang(X) pada huruf A, B, C, atau D di depan jawaban yang
menurut pendapat Anda paling benar.
1. Dilihat dari sasaran belajarnya PKR mempunyai ciri khas yaitu adanya…….
A. perbedaan isi pembelajaran
B. variasi tingkat kemampuan
C. tuntutan pengelompokan yang homogen
D. sasaran belajar yang berjenjang
2. Dilihat dari kadar isinya inti persoalan pengelolaan pembelajaran adalah …….
A. dana yang dikeluarkan
B. manfaat sumber daya manusia
C. tujuan secara optimal
D. rencana pembelajaran
3. Kualitas pembelajaran tergantung dari hal-hal sebagai berikut, kecuali………..
A. gaji guru dan kesejahteraan keluarganya
B. penguasaan bahan pelajaran
C. kemahiran metodologis pembelajaran
D. kepedulian terhadap peserta didik
4. Model PKR 221 lebih cocok untuk pembelajaran mata pelajaran yang
topiknya……
A. bertentangan
B.berhubungan
C. berjenjang –naik
D. berjenjang-meluas
5. Murid harus selalu diupayakan agar merasa bersama dengan gurunya dalam
belajar, hal ini termasuk prinsip …….
A. Overlappingness
B. alertness
C. withitness
D. dependence
6. Model PKR 222 dan PKR 333 lebih cocok dalam pembelajaran mata pelajaran
yang topic-topiknya……..
A. berjenjang –naik
B. berjenjang-meluas
C. berdiri sendiri
D. berkaitan
7. Dalam mengorganisasikan kegiatan inti PKR model manapun diperlukan
penerapan prinsip-prinsip berikut, kecuali………
A. aneka media dan sumber
B. aneka kegiatan dan tugas belajar
C. variasi waktu belajar
D. diversifikasi, interaksi belajar
8. Dalam pelaksanaan model PKR 222 dan PKR 333 perpindahan guru dari kelas
satu ke kelas lainnya sebaiknya……
A. berjarak waktu yang sama
B. terserah guru saja
C. tergantung pada kemauan murid
D. sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
9. Proses saling membimbing antar murid dalam PKR perlu digalakkan untuk…….
A. menggantikan tugas guru
B. mengatasi kekurangan sumber
C. meningkatkan pemahaman
D. mengurangi kejenuhan
10. Salah satu keunggulan dari model PKR 333 adalah dampak belajar berupa…..
A. korelasi pemahaman
B. saling ketergantungan
C. pengisian waktu senggang
D. kemandirian belajar
Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan
Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah
jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat pemahaman Anda.
Rumus Jumlah jawaban yang benar
Tingkat pengasaan = x 100%
10
Arti tinggkat penguasaan Anda:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80% jangan kecewa,
ulangilah membaca sub unit 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Sub Unit 2
Prinsip Didaktik-Metodik
dan Prosedur Dasar
PKR
S etelah Anda memahami materi tentang model-model PKR dan bagaimana
penerapannya, maka selanjutnya pada sub unit ini akan dibahas mengenai prinsip
didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR. Cobalah mengingat-ingat, apakah Anda
mengenal istilah didaktik- metodik?. Untuk menyegarkan ingatan Anda, marilah
kita lihat secara sepintas. Didaktik berasal dari bahasa latin
didasco/didascein yang berarti saya mengajar, kemudian secara popular diartikan
sebagai ilmu mengajar atau pengetahuan tentang bagaimana mengajar. Metodik
juga berasal dari bahasa latin yang artinya metodos atau jalan ke, dan secara
popular
diartian sebagai cara atau strategi mengajar.
Cara atau strategi mengajar pada dasarnya berkenaan dengan penataan
urutan kegiatan pembelajaran. Secara operasional dapat dirinci menjadi bagaimana
membuka pembelajaran, mengisi kegiatan inti pembelajaran dan mengakhiri
pembelajaran. Nah itulah hakekat dari metodik. Sementara itu ilmu mengajar atau
didaktik berkenaan dengan bagaimana menerapkan teori dan konsep psikologis,
sosiologis, komunikasi dan dari ilmu lain yang sesuai dalam upaya membimbing
dan menciptakan situasi belajar. Jadi, didaktik sebenarnya merupakan ilmu terapan
atau ilmu pendidikan praktis.
Dengan menggunakan konsep didaktik dan metodik seperti diuraikan, maka
yang dimaksud dengan prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar
pembelajaran kelas rangkap dalam unit ini adalah:
1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam
PKR sehingga membentuk suatu sistem.
2. Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan
membuka dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar
mandiri, dan mengelola kelas PKR.
2) Menimbulkan Motivasi
Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam belajar.
Bagamana guru dapat mendorong murid untuk mampu dan terbiasa dalam belajar
juga sangat penting. Dapatkah Anda mengingat kembali apa yang dimaksud
dengan
motivasi belajar? Baiklah mari sama-sama kita ingat. Motivasi belajar adalah
dorongan yang berasal dari dalam diri murid dan dari luar diri murid untuk
mengalami perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap, nilai, dan
keterampilan. Motivasi yang berasal dari diri murid disebut motivasi instrinsik,
misalnya kemauan, kebutuhan, semangat, rasa senang dan sebagainya. Motivasi
yang berasal dari luar diri murid disebut motivasi ekstrinsik, misalnya guru dan apa
saja yang dilakukan guru untuk membuat murid mau, mampu dan biasa belajar,
bahkan lingkungan belajar, kelas, bahan, sumber belajar dan sebagainya. Motivasi
belajar instrinsik dan ekstrinsik harus ditimbulkan secara terpadu.
Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikan energi atau daya
yang dapat menggerakkan murid untuk belajar, yaitu mengalami perubahan
perilaku. Bagaiman agar guru dapat menimbulkan motivasi terhadap murid? Paling
tidak ada empat cara yang dapat Anda lakukan sebagai guru PKR dalam
menimbulkan motivasi yaitu:
a) Menunjukkan kehangatan dan semangat
b) Menimbulkan rasa ingin tahu
c) Mengemukakan ide yang bertentangan
d) Memperhatikan minat murid
a) Kehangatan dan semangat.
Kehangatan seorang guru terhadap muridnya nampak pada penampilannya
yang ceria dan bersahabat, tidak angker dan tidak menakutkan. Adanya perhatian
yang penuh dengan kesungguhan dan ketulusan, tidak memberi kesan asal-asalan
dan terpaksa.
Semangat atau keantusiasan guru dalam menghadapi muridnya nampak dari
bagaimana santun bahasanya yang akrab. Bersemangat atau ada gairah dalam
melakukan tugasnya sebagai guru.
b) Menimbulkan sara ingin tahu.
Rasa ingin tahu murid tampak dari adanya perhatian murid pada saat guru
berbicara atau bertanya terhadap materi dan kaitan materi yang sedang dipelajari.
Untuk dapat menimbulkan rasa ingin tahu guru harus berefikir dan berbicara secara
logis dan sistimatis. Misalnya bila guru akan mengajarkan konsep makanan yang
bergizi, maka guru akan bertanya pada murid sebagai berikut “ Anak-anak
dapatkah kamu menyebutkan makanan yang kita makan sehari-hari?” Apa lagi?
Siapa yang dapat menyebutkan! Apa yang kalian sebutkan banyak yang benar.
Mari kita lihat sekarang tentang cirri-ciri makanan bergizi.
c) Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan disonansi kognitif,
yaitu: situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan. Dan pada gilirannya
dapat menimbulkan dorongan belajar bagi murid. Untuk dapat menimbulkan ide
yang bertentangan guru dapat menyajikan suatu kasus atau cerita bermasalah.
Kasus itu dapat berupa kejadian yang sesungguhnya. Misalnya diambil dari berita
di surat kabar.
d) Memperhatikan minat siswa
Minat dapat diartikan sebagai rasa tertarik pada sesuatu. Minat seseorang
biasanya nampak dari perhatian dan kebiasaan. Minat seseorang dapat terpusat
pada sesuatu hal yang dirasakan memberi kepuasan batin atau bermula dari
tuntutan. Setiap orang memiliki minat yang berbeda dari orang lain, baik dalam
jenis maupun kadarnya. Minat juga berkaitan dengan kebutuhan. Misalnya
seseorang yang memiliki kebutuhan rasa aman, biasanya ia punya minat pada olah
raga bela diri. Oleh karena itu hendaknya guru memperhatikan minat murid,
motivasi harus dikaitkan pada variasi minat murid.
b. Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran sama pentingnya dengan menutup pelajaran, walaupun
berbeda tujuan dan fungsinya. Untuk menutup pelajaran sebaiknya dilakukan
secara bersama-sama dimana semua murid dari kelas yang dirangkap hadir dalam
satu ruangan atau satu tempat.
Ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan guru dalam menutup pelajaran
yaitu:
1) Meninjau kembali
2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid
3) Memberikan tindak lanjut
Marilah ketiga pokok kegiatan tersebut kita bahas satu per satu.
1) Meninjau kembali.
Untuk mengecek apakah pengalaman belajar murid sudah memenuhi
tuntutan pedagogis sebagaimana diisyaratkan dalam tujuan perlu ditinjau kembali.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkum atau membuat
ringkasan. Rangkuman sebaiknya dibuat guru dengan melibatkan murid. Dengan
demikian murid dapat memahami apa saja yang telah dipelajari dalam
pembelajaran.
2) Mengadakan evaluasi penguasaan murid
Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya
penguasaan murid mengenai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang
digariskan.
Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif pada akhir
pelajaran. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a) Mendemonstrasikan keterampilan.
b) Menerapkan ide baru pada situasi lain
c) Mengemukakan pendapat sendiri
d) Memberikan soal-soal secara tertulis
3) Memberikan tindak lanjut
Tindak lanjut berfungsi untuk menghubungkan materi dan pengalaman
belajar baru dengan pengalaman yang akan datang. Tindak lanjut dapat dilakukan
dengan cara memberi pekerjaan rumah, merancang sesuatu, mengkomunikasikan
sesuatu.
c. Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid, serta mengurangi
kejenuhan dan kebosanan. Dapatkah kita sebagai guru mengubah suasana kelas
PKR yang tidak menarik dan membosankan menjadi kelas PKR yang
menyenangkan? Tentu saja Anda dapat membuat murid senang, puas, dan betah
belajar. Caranya adalah mengadakan variasi dalam pembelajaran.
Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam pembelajaran,
keanekaragaman menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi
serta kegiatan belajar- mengajar. Marilah sekarang kita mengkaji ketiga jenis
variasi tersebut.
1) Variasi gaya mengajar
Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan
mengelola rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan
tumbuhnya
dinamika proses belajar murid. Dinamika proses belajar tercermin pada perhatian,
semangat, dan rasa senang, betah atau keasyikan murid dalam mempelajari sesuatu.
Penampilan mengajar guru diwarnai oeh keterampilan guru dalam:
a. Bicara: kecepatan, kejernihan, tekanan, volume, dan kepasihan.
b. Perhatian: pemusatan perhatian murid, persebaran perhatian pada kegiatan
murid secara bersamaan.
c. Kesenyapan: berhenti bicara sebentar untuk mengendapkan ide
d. Kontak pandang: semua murid mendapat tatapan hangat dari guru
e. Olah gerak dan mimik : gerak fisik dan tampilan wajah
f. Alih posisi: berdiri yang memungkinkan murid merasakan perhatian sama
2) Variasi media dan sumber
Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kepada murid.
Media dapat berbentuk visual(terlihat), audio(terdengar) dan teraba. Coba carilah
contohnya!
Sumber adalah benda, manusia, situasi yang berisikan/menghasilkan
informasi, data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid
dalam berkomunikasi. Sumber dapat berupa barang cetak(buku,modul), bahan
terekam(kaset audio), bahan tersiar(radio,TV), manusia sumber, dan pengaruh yang
ditimbulkan oleh masing-masing jenis sumber tersebut.
Keterampilan guru memanfaatkan aneka ragam media dan sumber secara
tepat guna dan layak dapat membangun suasana belajar –mengajar yang menarik,
menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Untuk itu guru sebaiknya terampil
dalam memilih, menyelesaikan, menggunakan dan bila mungkin mengolah kembali
media dan sumber sesuai kebutuhan.
3) variasi pola interaksi dan kegiatan
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat
beraneka ragam, mulai dari yang didominasi guru sampai kegiatan yang dilakukan
sendiri oleh murid. Proses belajar murid harus diartikan sebagai aktivitas individu
dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar yang
baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka ragam
pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh karena itu
guru harus menguasai pola interaksi dan kegiatan.
Bila dilihat dari jumlah peserta murid dalam suatu kegiatan belajar,
kegiatan belajar dapat berupa kegiatan perorangan, pasangan, kelopok kecil,
kelompok besar, dan secara klasikal. Pola interaksi yang bisa terjadi pada setiap
jenis kegiatan tidak selalu sama. Jenis pola interaksi tersebut adalah:
a) Pola interaksi perseorangan(pola INPERS)
b) Pola interaksi pasangan(pola INPAS)
c) Pola interaksi kelompok kecil(pola INKK)
d) Pola interaksi kelompok besar(pola INKB)
e) Pola interaksi klasikal(pola INKLAS)
Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan
di kelas antara lain:
a) Membaca
b) Menggunakan lembar kerja
c) Bercerita
d) Berdialog/berdiskusi
e) Mengadakan percobaan
f) Mendengarkan kaset/radio
g) Bernyanyi
h) Mengamati lingkungan
Untuk lebih memahami materi yang baru saja kita bahas pada sub unit
ini, sekali lagi bacalah rangkuman berikut:
1. Guru PKR perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar, agar proses
pembelajaran berhasil dengan baik.
2. Membuka pelajaran merupakan penghubung pengalaman belajar lama
dan baru yang sekaligus berfungsi sebagai langkah awal yang
menentukan mulus tidaknya proses belajar murid.
3. Ada empat hal yang harus dilakukan dalam membuka pelajaran yaitu;
a. menarik perhatian murid
b. menimbulkan motivasi belajar
c. memberi acuan belajar
d. Membuat kaitan materi
4. Dalam PKR pembukaan pelajaran untuk semua kelas yang dirangkap
sebaiknya diberikan secara bersama-sama di satu ruangan atau tempat.
Demikian juga dalam menutup pelajaran.
5. Menutup pelajaran merupakan review terhadap pelajaran yang
berlangsung dan berfungsi sebagai penghubung antara pengalaman baru
dengan pengalaman yang akan dating.
6. Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam menutup pelajaran yaitu:
a. meninjau kembali
b. mengadakan evaluasi penguasaan murid
c. memberikan tindak lanjut
7. Proses belajar aktif dan belajar mandiri perlu dikembangkan dalam
pelaksanaan PKR, dengan menciptakan iklim belajar yang ditandai oleh
suasana hangat, saling hormat, adanya dialog, peran murid jelas, dan
saling percaya.
8. untuk mengembangkan kebiasaan belajar aktif dan mandiri guru PKR
perlu menguasai dan menerapkan:
a. bimbingan diskusi kelompok kecil
b. pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
c. penganekaan pembelajaran
9. Dalam membimbing diskusi kelompok kecil dalam PKR, guru harus
terampil dalam memusatkan perhatian, memperjelas masalah,
menganalisis pendapat, meningkatkan kesempatan berbicara dan
mengeluarkan pendapat, memicu proses berfikir, dan menutup diskusi.
10. Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan guru PKR harus
terampil dalam: pendekatan pribadi, menata kegiatan belajar-mengajar,
dan memberi arahan, serta kemudahan belajar.
11. Dalam aneka ragam pembelajaran PKR guru harus terampil dalam
menerapkan variasi gaya belajar, media dan sumber, dan pola interaksi,
serta kegiatan belajar-mengajar.
12. Iklim kelas PKR yang baik adalah yang efektif, yaitu suasana kelas
yang memungkinkan murid menerima pembelajaran yang memadai dan
melibatkan diri dalam aktivitas pembelajaran secara bermakna.
13. Untuk dapat menciptakan iklim belajar yang efektif, guru PKR harus
terampil dalam:
a. menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal
b. mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku
yang menyimpang.
14. Dalam menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal guru
PKR harus terampil dalam menanggapi suasana belajar, memeratakan
perhatian, memberi penugasan yang jelas, memberi teguran yang arif
dan bijaksana, dan memberikan penguatan yang tepat.
15. Dalam mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi
perilaku menyimpang, guru harus terampil dalam mengajarkan dan
memberi contoh, menguatkan perilaku yang baik, dan memberi
hukuman yang benar dan wajar.
Tes Formatif 2
Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda pada materi sub unit 2 ini,
kerjakan tes formatif berikut ini.
Berilah tanda silang(X) pada huruf A,B,C, atau D di depan pilihan jawaban
yang menurut pendapat Anda paling benar.
Rumus
S ragam kegiatan belajar dalam kegiatan inti PKR? Bagus! Karena materi
tersebut
baru saja Anda selesai mempelajarinya dalam sub unit 2.
Kegiatan inti dalam PKR model 221, 222, dan 333 dengan jelas
mempersyaratkan pemanfaatan aneka ragam proses belajar. Untuk itu setiap guru
PKR perlu memahami dan dapat menerapkan aneka ragam model pembelajaran.
Dengan cara itu Anda sebagai guru PKR akan lebih siap dan lebih percaya diri.
Murid-murid akan merasa senang untuk mengikuti pelajaran kelas rangkap.
Salah satu unsur penting dalam pembelajaran yang efektif adalah kualitas
pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan melalui penerapan aneka
model pembelajaran. Tentu saja tidak semua model perlu diterapkan secara
bersamaan. Pilihan Anda yang tepat mengenai model yang diterapkan sangatlah
penting. Unsur penting kedua dalam pembelajaran efektif adalah luas dan
bermaknanya keterlibatan murid dalam proses belajar. Untuk inipun Anda
memerlukan penguasaan aneka model pembelajaran.
Baiklah, marilah kita mengkaji ciri-ciri pokok pada setiap model dan
keterlaksanaannya model tersebut dalam pembelajaran. Ada beberapa model
pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Format atau model
pembelajaran tersebut antara lain adalah:
1. Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
2. Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) yang meliputi:
- Olah Pikir Sejoli (OPS)
- Olah Pikir Berebut (OPB)
- Konsultasi Intra Kelompok (KIK)
- Tutorial Teman Sebaya (TTS)
- Tutorial Lintas Kelas (TLK)
- Diskusi Meja Bundar (DMB)
- Tugas Diskusi dan Resitasi (TDR)
- Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu)
- Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa)
Untuk masing-masing model akan akan disajikan urutan langkah-
langkahnya dan saran penggunaannya dalam PKR.
Model ini digunakan sebagai model belajar mandiri. Belajar mandiri bisa
dilakukan secara perorangan dan kelompok. Belajar mandiri adalah mencari dan
mengolah informasi atas dasar dorongan belajar dari dalam diri. Maksudnya murid
tanpa menunggu datangnya tugas dari orang lain.
Peran guru dalam model ini benar-benar sebagai pengarah dan pemberi
kemudahan dalam belajar bagi murid. Dalam hubungan ini guru bertugas
memelihara kelangsungan belajar. Keberhasilan belajar sebagian besar terletak
pada berhasil tidaknya PBAS dibiasakan di lingkungan sekolah
Model ini memiliki cirri pada komunikasi banyak arah secara bertahap.
Tahap pertama dan kedua mewadahi komunikasi satu arah yaitu guru-murid. Tahap
ketiga mewadahi komunikasi timbale balik dalam kelompok kecil dua orang
sebagai persiapan komunikasi banyak arah pada tahap keempat. Pada dasarnya
model ini memiliki tujuan membina kerjasama dan komunikasi social. Dalam
penggunaannya model ini guru berperan sebagai moderator, pengatur dan manager
atau pengelola kelas.
Model ini dirancang untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan saling membantu
antar teman sebaya. Hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan program
tutorial ini adalah sebagai berikut:
1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.
2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh murid
3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai
4. Gunakan cara yang praktis
5. Hindari kegiatan yang bersifat mengulang yang telah dilakukan guru.
6. Pusatkan kegiatan tutorial kepada keterampilan pikiran yang diminta di kelas.
7. Berikan latihan singkat mengenai kegiatan yang akan dilakukan tutor
8. Lakukan pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutorial
e. Tutorial Lintas Kelas (TLK)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan Rincian Kegiatan
1 - Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
2 - Berikan tugas khusus untuk membantu murid adik kelasnya
3 - Guru selalu memantau proses saling membantu antara murid
4 - Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang membantu
dan yang dibantu merasa senang
Model ini digunakan secara lintas kelas. Murid yang lebih tinggi dan
mempunyai kepandaian ditugasi untuk membantu kelompok murid kelas
dibawahnya. Misalnya murid kelas VI membantu murid kelas V atau kelas IV.
Model TDR ini merupakan kombinasi dari metode pemberian tugas dan
diskusi. Model ini cocok digunakan di kelas IV ke atas. Tujuan model ini
mengembangkan keterampilan akademis yang digapai melalui situasi kerja sama.
Dalam model ini guru berperan sebagai manager kelas dan nara sumber.
h. Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu) dan Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa)
Model ATTu dan ATTa, tidak memiliki langkah khusus, karena itu berlaku
prosedur peberian tugas biasa. Yang menjadi cirri khas dalam kedua model ini
ialah dalam sifat tugasnya. Tugas tertutup berbentuk tugas yang hanya memerlukan
satu jawaban yang benar. Sedang tugas terbuka berbentuk tugas yang menuntut
hasil yang beraneka ragam, misalnya membuat karangan.
Model ini dapat digunakan untuk berbagai bidang studi. Dalam kelas PKR
model ini lebih tepat digunakan di kelas IV keatas. Peran guru adalah sebagai nara
sumber dan manager kelas. Tujuan dari model ini adalah melatih keterampilan
berfikir kognitif dan komunikasi secara tertulis.
RANGKUMAN
Agar Anda dapat lebih memahami materi pada sub unit 3 ini, sekali
lagi bacalah rangkuman berikut ini:
1. Penyusunan jadwal harian pada kelas PKR harus mempertimbangkan
beberapa kelas yang dirangkap, berupa mata pelajaran yang akan
diajarkan, topic-topik apa saja yang akan dibahas, dan format
pembelajaran yang mana yang akan digunakan.
2. Pada dasarnya ada dua format atau bentuk atau model metode
pembelajaran dalam PKR yaitu: Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
dan Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS). Model pertama
menitikberatkan pada inisiatif/berbuat atas dorongan sendiri dan
merupakan belajar perorangan, sedang yang kedua menekankan pada
cara belajar bersama (cooperative learning).
3. Model PBMKS mencakup model atau bentuk belajar sebagai berikut:
Olah pikir Sejoli (OPS), Olah Pikir Berebut (OPB), Konsultasi Intra
Kelompok (KIK), Tutorial Teman Sebaya (TTS), Tutorial Lintas Kelas
(TLK), Diskusi Meja Bundar (DMB), Tugas Diskusi Resitasi (TDR),
Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu), Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa). Di
luar semua itu masih dapat dikembangkan lagi.
4. Setiap model atau bentuk proses belajar-mengajar memiliki langkah-
langkah pembelajaran yang khas. Langkah-langkah ini menggambarkan
urutan kegiatan guru dan murid dalam keseluruhan proses pembelajaran
merangkap kelas.
Tes Formatif 3
Nah, setelah Anda menyelesaikan pengkajian materi pada sub unit 3 ini,
kerjakan tes formatif 3 berikut ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan Anda.
Berilah tanda silang(X) pada huruf A, B, C, dan D di depan jawaban yang
menurut pendapat Anda paling benar!
1. Dalam PKR setiap hari seorang guru menghadapi ……
A. sekelompok murid dalam satu kelas
B. beberapa kelas untuk satu mata pelajaran
C. lebih dari satu kelas dalam satu ruangan
D. satu kelas untuk beberapa mata pelajaran
2. Dalam melaksanakan PKR seorang guru ……..
A. tidak perlu menyusun jadwal harian
B. menggunakan jadwal harian umum
C. tidak memerlukan jadwal harian
D. harus menyusun jadwal harian khusus
3. Proses Belajar Arahan Sendiri cenderung lebih banyak tergantung pada…..
A. Petunjuk Kepala Sekolah
B. petunjuk dan control guru
C. arahan guru dan inisiatif murid
D. inisiatif murid disertai bimbingan guru
4. Inti dari Proses Belajar Melalui Kerja Sama adalah……
A. saling ketergantungan antar murid
B. kebersamaan dalam belajar
C. semangat belajar kelompok
D. penghematan tenaga guru
5. Untuk mendukung pelaksanaan PBAS diperlukan…..
A. guru yang serba tahu
B. aneka ragam sumber belajar
C. Lingkungan yang mendukung
D. Waktu belajar yang panjang
6. Titik berat dari model belajar Olah Pikir Sejoli adalah ……..
A. interaksi guru murid
B. dialog kelompok kecil
C. dialog pasangan murid
D. interaksi antar kelompok murid
7. Dalam belajar Konsultasi Intra Kelompok proses belajar berlangsung melalui……
A. Tanya jawab antar murid
B. pemanfaatan sumber belajar bersama
C. pemecahan masalah dalam kelompok
D. kelompok dinamik dengan menggunakan sumber belajar
8. Murid kelas yang lebih tinggi membantu murid kelas yang lebih rendah dalam
situasi PKR. Situasi seperti ini dapat dilakukan dengan menggunakan format
belajar……
A. ATTa
B. TTS
C. DMB
D. TLK
9. Dalam menggunakan setiap model belajar dalam PKR, guru harus
memperhatikan….
A. jumlah murid dalam kelompok
B. sarana belajar yang tersedia
C. kepuasan guru dalam mengajar
D. dampak belajar yang diharapkan
10. Persamaan model belajar TDR dan ATTa/ATTu terletak pada…..
A. jumlah kelompok belajar yang dibentuk
B. hubungan pemberian tugas dan tukar pikiran
C. peran guru sebagai pemberi informasi
D. pengendalian yang ketat oleh guru
Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan
Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah
jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat pemahaman Anda.
Rumus
Tes Formatif 1
1. B Pembelajaran memperhatikan tingkat kemampuan siswa dan kelas
2. B Pengelolaan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia
3. A Gaji dan kesejahteraan keluarga tidak berhubungan langsung
4. B Topik yang berhubungan cocok untuk satu ruangan
5. C Berarti suasana murid merasa dekat dengan gurunya
6. C Cocok untuk pengelolaan dua atau lebih ruangan
7. C Waktu harus sama agar pengelolaan lebih baik
8. D Disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran
9. C Dapat mendorong pemahaman bersama tentang materi pelajaran
10.D Masing-masing kelas dapat meningkatkan kemandiriannya
Tes Formatif 2
1. D Teori mengajar dasar keilmuan guru
2. A Seni dibangun dari pengalaman guru mengajar dan membelajarkan
3. C Dapat memicu proses belajar murid
4. A Karena tidak ada kelas yang menunggu giliran
5. D Dapat mendorong siswa mencari jawaban
6. C Perubahan perilaku adalah tujuan belajar
7. D Belajar atas arahan sendiri murid lebih percaya diri
8. B Perhatian muridterarah pada masalah yang disajikan
9. B Pengelolaan kelas yang baik dapat meningkatkan belajar murid
10. D Guru harus memperhatikan apa yang dilakukan murid
Tes Formatif 3
1. C Inti PKR adalah pengelolaan beberapa kelas secara bersamaan
2. D Jadwal khusus penting dalam pelaksanaan PKR
3. C Kombinasi inisiatif murid dan arahan guru penting dalam PKR
4. B Dalam kelompok murid belajar hal yang sama
5. B Aneka ragam sumber belajar yang tersedia akan mendukung PBAS
6. C Meningkatkan komunikasi antar pribadi
7. D Secara berinteraksi memanfaatkan sumber belajar yang tersedia
8. D Dalam TLK murid yang lebih tinggi kelasnya membantu murid yang
kelasnya lebih rendah.
9. D Dampak belajar adalah perubahan perilaku yang diharapkan.
10. B Keduanya memiliki prosedur penugasan terhadap murid
Daftar Pustaka
P Rangkap (PKR) dengan rinci. Tentunya Anda telah memahami betul tentang
pengertian, fungsi, tujuan dan prinsip-prinsip PKR. PKR sebagai mata kuliah
yang bertujuan membekali guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran di dua
kelas atau lebih secara bersamaan. Oleh karena itu Anda harus dapat
menerapkannya
dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.
Dalam unit ini Anda akan mempelajari tentang Pengelolaan Kelas dalam
PKR. Pengelolaan Kelas merupakan salah satu kondisi yang dapat mendukug
penerapan PKR dalam kelas. Pengelolaan kelas ini terdiri dari dua bagian yaitu
pengelolaan dalam pengertian fisik dan dalam arti kegiatan kelas. Dengan
demikian, setelah Anda mempelajari unit ini diharapkan Anda dapat melaksanakan
PKR dengan lebih baik.
Secara lebih jelas, setelah Anda mempelajari unit ini diharapkan dapat :
1. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kelas PKR.
2. Membuat denah kelas dan mengatur pajangan dalam PKR.
3. Menjelaskan cara dan prosedur pengelolaan murid dalam PKR.
4. Menjelaskan pentingnya disiplin kelas dalam PKR
Supaya Anda dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka dalam unit ini
akan dibahas secara rinci pokok-pokok materi sebagai berikut:
1. Penataan ruang kelas.
2. Pengelolaan murid
3. Disiplin kelas
Perhatikan petunjuk berikut ini, agar Anda dapat menguasai materi pada unit
ini dengan baik.
Pengantar
S alah satu unsur dari pengelolaan kelas adalah penataan kelas. Penataan kelas
memerlukan perhatian dan perencanaan yang sungguh-sungguh dalam proses
pembelajaran. Dalam PKR penataan ruang kelas penting untuk dilakukan dengan
terencana untuk mendukung proses pembelajaran. Aktivitas murid dan mobilitas
belajar sangat tinggi. Dimana murid dalam PKR dituntut untuk belajar mandiri,
mengerjakan tugas, mengambil dan mengembalikan bahan belajar, menyimpan alat,
melakukan pengamatan baik secara individual maupun kelompok, semuanya
dilakukan secara terarah dan tidak diawasi guru secara terus menerus.
Karena murid harus melakukan kegiatan sendiri dalam kelas, maka murid-
murid tersebut harus akrab dengan ruang kelasnya. Mereka harus merasa seperti
ada dalam rumahnya sendiri, proses belajar berjalan lancar karena murid telah
mengenal ruang kelas dengan baik, dimana mereka mengambil,mengembalikan,
menyimpan sesuatu yang berkaitan dengan bahan pembelajaran sudah dihafalnya.
Untuk mendukung kegiatan murid tersebut , maka ruangan kelas harus
ditata dengan sangat baik, agar tercipta suatu lingkungan yang kondusif agar para
murid dapat belajar dengan efektif. Bagaimana caranya agar kita dapat
menciptakan lingkungan yang kondusif dalam pembelajaran?
Saudara mahasiswa, marilah kita membayangkan keadaan ruang kelas yang
tiap hari kita hadapi. Di samping ada meja guru, bangku dan tempat duduk murid,
lemari atau rak buku, bagaimana keadaan kelas tersebut? Apa ada jendela, apa
cahaya dan sirkulasi udara cukup, dan apa saja yang ada di sekitar kelas atau yang
terpajang di dinding kelas. Penataan semua benda tersebut akan mempengaruhi
terhadap murid yang belajar dan juga proses pembelajaran.
Baiklah, untuk menciptakan ruang kelas yang dapat mendukung proses
pembelajaran, maka dalam sub unit ini akan dibahas tentang:
A. Penataan ruang
B. Pengaturan denah
C. Penataan pajangan
A.Penataan ruang kelas
Pada umumnya model atau bentuk ruang kelas di SD sama, yaitu persegi.
Sebaiknya guru mengidentikasikan dan mendaftar semua benda yang ada dan
menempatkan di ruang kelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
1) Daerah pajangan
Hasil karya murid sebaiknya dipajang di tempat yang telah ditentukan guru.
Gunakan ruang kelas yang ada dengan sebaik-baiknya. Guru dapat
menempelkan karya murid pada bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan
sekitar.
2) Kemudahan bergerak
Kemudahan bergerak bagi guru dan murid juga perlu dipikirkan. Guru dan murid
dapat leluasa bergerak dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, dari
murid ke murid, dari dan ke tempat sumber belajar tanpa menimbulkan
gangguan yang berarti.
3) Sinar atau cahaya
Pengaturan tempat duduk murid harus diperhatiakan, pandangan murid jangan
menantang matahari. Sinar atau cahaya akan lebih baik datang dari samping
murid-murid. Dan jika dikaitkan dengan saat belajar murid, yaitu saat menulis
atau membaca kena bayangan maka sinar dari sebelah kiri sangat baik.
4) Panas dan ventilasi.
Murid jangan duduk di tempat yang langsung kena sinar matahari. Ventilasi
dalam ruang kelas cukup baik. Bila ada tempat yang kurang kena panas dan
lembab, di sudut misalnya berilah perhatian khusus yaitu dengan menyuruh
murid membersihkan atau jangan menaruh barang apapun di sudut itu.
5. Papan tulis
- penggunaan dua papan tulis dalam PKR akan lebih baik.
- papan tulis yang bisa dipindah-pindah untuk kerja kelompok akan sangat
berguna
- Papan tulis dipasang pada ketinggian yang dapat dijangkau murid.
- Jangan letakkan papan tulis yang menutup jendela atau di tempat yang
biasanya murid menjadi silau.
6. Bangku dan kursi
Jangan menggunakan bangku dan kursi yang menjadi satu. Hal ini akan
menyulitkan dalam mengatur bangku dan kursi saat kerja kelompok. Ukuran
bangku dan kursi juga harus disesuaikan dengan ukuran besarnya murid.
7. Meja guru
Meja guru diletakkan di tempat yang memungkinkan guru dapat memandang
seluruh murid saat guru duduk. Tetapi guru yang efektif pasti tidak akan duduk
sepanjang waktu dikursinya, karena ia harus bergerak untuk membantu kegiatan
muridnya.
8. Sudut aktivitas
Pikirkan tempat sudut aktivitas, sehingga murid dapat bekerja atau belajar di
sudut itu tanpa mengganggu murid lainnya. Bila perlu buatlah penyekat dari
bahan yang sederhana, misalnya disekat dengan kayu, bambu, daun nipah/sagu.
Contoh sudut aktivitas.
a) Sudut membaca
Sudut ini harus tenang dan menyenangkan, bila mungkin lengkapilah dengan
tikar, kursi, dan bantal sebagai alas duduk. Murid-murid datang ke tempat ini
untuk mencari tempat yang tenang dan kemudian membaca.
b) Sudut IPA
Setiap kelas sebaiknya punya sudut IPA, karena murid SD mempunyai rasa ingin
tahu yang besar dan kita harus bias menyalurkannya. Untuk mengisi sudut IPA
ini guru dan murid secara bersama-sama pengumpulkan benda-benda yang
menarik perhatian murid. Misalnya tanaman dalam pot-pot kecil, botol-botol
berisi binatang reptil, ikan dalam bak kaca, biji-bijian dan sebagainya.
c) Sudut hasil karya murid.
Jika memungkinkan sudut hasil karya murid berupa hasil seni dan kerajinan
tangan di tempatkan di sudut tertentu. Sudut ini penting untuk mengembangkan
nilai estetika dan daya cipta murid.
d) Warung
Sudut ini berupa warung-warungan yang isinya kaleng kosong, botol-
botol,bekas- bekas bungkus sabun, odol, dan benda-benda lain. Sudut ini
digunakan oleh murid untuk bermain peran sebagai penjual dan pembeli secara
bergilir. Mereka juga menggunakan uang-uangan dari kertas.
e) Sudut rumah tangga
Sudut ini perlu untuk mengembangkan kemampuan sosial, kepribadian dan sikap
yang positif. Murid-murid dapat bermain peran seolah-olah mereka berada di
rumah atau di rumah sakit. Permainan seperti ini dapat dilakukan pada saat-saat
tertentu saja, misalnya saat guru rapat.
f) Gudang/tempat menyimpan peralatan
Lemari atau rak-rak dapat dimanfaatkan untuk keperluan ini. Murid-murid
dengan mudah dapat memanfaatkan sesuai dengan keperluan Bimbinglah murid-
murid secara berkala untuk membersihkan dalamnya dan mengatur barang-
barang yang tersimpan dengan rapi.
Nah, sekarang Anda dapat membayangkannya, seandainya kelas Anda
penuh dengan sudut-sudut tersebut, menarik bukan? Cobalah menerapkannya
sedapat mungkin.
B. Pengaturan denah
Berdasarkan dari pengamatan selama ini, pengaturan denah kelas yang kita
jumpai adalah seperti yang terlihat pada gambar 3.1. Guru PKR nampaknya juga
masih mengatur denah seperti tersebut. Sebenarnya dalam PKR pengaturan
semacam ini kurang sesuai. Ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Tidak luwes jika guru ingin beralih dari bentuk kegiatan klasikal menjadi
kegiatan kelompok kecil.
2. Sulit untuk melakukan beberapa bentuk kegiatan belajar yang bervariasi
dalam waktu yang bersamaan.
3. membatasi gerak Anda untuk melakukan supervise dan memberi umpan
balik secara individual.
PAPAN TULIS
GURU
R Sumbe TIKAR
A r
K
B RAK
U BUKU
Te
m
M pa
EJ t
Di
sk
us
Pa
pa
n
Tu
lis
Beberapa keuntungan dari denah pada gambar 3.2 dan gambar 3.3 untuk PKR
antara lain adalah:
1. Semua sumber belajar ada di ruangan, guru harus mengatur penggunaannya
secara bergilir. Pengaturan ini dengan cara membagi murid dalam bentuk
kegiatan belajar yang berbeda.
2. Supervisi mudah dilakukan, karena semua murid dan kegiatan belajar
berlangsung di dalam satu ruang. Guru dapat menentukan bentuk bantuan
atau umpan balik yang diperlukan oleh siswa atau kelompok.
3. Kegiatan belajar lebih bervariasi, sehingga membuka peluang untuk
menghasilkan iklim kelas yang positif.
Berikut ini kami diberikan beberapa contoh yang lebih sederhana dari
denah gambar 3.2 dan gambar 3.3, untuk mendorong Anda menciptakan denah
kelas yang cocok dalam kelas Anda.
RAK BUKU
Penyekat Teat
! !
! !
! !
! ! M
Te ! ! ej
M ! ! a M
m ! !
EJ Su EJ
pa
A m A
t ! !
Di be
!! !! r
sk
us M
! ! ! ! ! ! en
!!
! ! ! !
RAK
Papan Tulis
Gambar 3.3 diadopsi dari Aria Djalil (2005)
PAPAN TULIS
KELAS VI
! ! ! !
! ! ! !
GURU
M
PAPAN TULIS
KELAS III ! ! ! !
! ! ! !
Pada gambar 3.4 adalah variasi sederhana dari gambar 3.1, karena denah tersebut
termasuk denah kelas yang tradisional. Dengan denah 3.4, Anda akan lebih mudah
mengajar seluruh kelas pada saat yang sama, atau mengajar dua kelompok kelas
yang terpisah. Semua murid menghadapi papan tulis, tetapi mereka dibagi ke
dalam dua kelompok menurut kelas.
Gambar 3.5 adalah contoh lain dari variasi penataan ruang kelas. Perhatikan
gambar berikut dengan baik.
M
M
! !
GURU
M
M
PAPAN TULIS
M
!
KELAS V
! PAPA
N
TULI
S
! KEL
AS IV
!
M M
M M
! M M
M M
GURU
! ! E
L
! !A
KELAS I S!
! ! !
!
PAPAN TULIS
P
! ! A
P
A
N
T
U
KELAS II !
! ! ! !
! !
! ! S K
E ! E
K L
E A
S
Pada denah gambar 3.6 tampak lebih informal. Bangku-bangku tidak diatur
secara berjejer. Disini Anda menciptakan peluang bagi murid untuk melakukan
interaksi sosial. Mereka duduk dalam kelompok kecil dan saling berhadapan. Peran
guru adalah mendorong mereka untuk berdiskusi dan bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas sekolah.
Ruang kelas dibagi tiga denah. Kelas I mempunyai tempat tersendiri, papan
tulis dekat mereka, meja gurupun dekat dengan murid kelas I. Hal ini dimaksudkan
karena murid kelas I dianggap lebih banyak memerlukan bantuan dan pengawasan
dari guru. Perhatikan pula pembatas tersebut, pembatas bias berupa rak buku,
lemari atau tirai dari bambu, pembatas juga dapat dipakai memajang karya murid.
Perhatikan lagi satu contoh denah kelas seperti tampak pada gambar 3.7
berikut ini.
2
GURU
! !
!
5
! 2 !
PAPAN TULIS
5
! !
2
5
! !
6
2
! !
6
! !
Guru yang menggunakan denah ini percaya bahwa murid yang lebih tua
dapat membantu dapat membantu murid yang lebih muda. Murid yang membantu
disebut “tutor”. Dalam contoh di atas murid kelas II selain duduk dekat dengan
kelas II lainnya, mereka juga duduk dekat dengan murid kelas V. Seorang murid
kelas II dapat berpaling kearah murid murid kelas V bila memerlukan bantuan,
begitu juga yang duduk dekat dengan kelas VI.
Beberapa contoh yang telah digambarkan diatas adalah dalam satu ruang
kelas. Apabila Anda melaksanakan PKR dua kelas atau lebih, maka pilihlah bentuk
ruang yang sesuai dengan kepantingan tersebut.
Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhitungkan sebelum Anda
memutuskan denah kelas mana yang akan Anda ciptakan, yaitu:
1. Bentuk Kegiatan Belajar (BKB) apakah yang pada umumnya berlangsung
di kelas Anda?
2. BKB apakah yang ingin Anda lakukan sekarang?
3. Apakah Anda akan melangsungkan kegiatan belajar dalam bentuk proyek
kelompok?
4. Apakah akan ada murid yang menjadi tutor kakak atau tutor sejawat?
5. Apakah Anda akan menghadapi murid secara individu atau kelompok kecil
atau kedua-duanya?
6. Apakah Anda menginginkan agar murid mampu belajar mandiri dengan
sedikit saja campur tangan dari Anda?
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda di dalam
menata kelas yang efektif untuk meningkatkan waktu keterlibatan belajar murid.
Bentuk kegiatan belajar dapat diciptakan secara lebih bervariasi, berikut ini
adalah contoh bentuk variasi tersebut.
Kegiatan tenang atau kerja perorangan/individual
Mengerjakan soal
Kerja berpasangan
Diskusi kelompok
Mendengar atau menyaksikan audio/visual
Dalam PKR, beberapa BKB dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan.
Yang perlu Anda perhatikan adalah mengatur ruang kelas agar BKB yang
diinginkan dapat terjadi dengan pengarahan, supervisi, dan campur tangan yang
minimum. Dan yang perlu diingat,jangan sampai ada dua BKB yang
berlawanan/kontras, misalnya kerja perorangan perlu ketenangan didekatkan
dengan diskusi kelompok. Anda juga dapat menggunakan pemisah pandang
sebagai pembatas tempat kegiatan belajar. Pembatas itu dapat berupa lemari, rak
buku, papan tulis dan sebagainya, sehingga dapat mengurangi gangguan.
C.Mengatur pajangan
Untuk menjadikan ruang kelas yang menarik dan membuat murid betah
dikelas salah satunya adalah memasang pajangan. Pajangan dapat berbentuk
gambar, grafik, hasil karya murid yang mengandung pesan kependidikan. Kelas
yang tanpa pajangan tampak kosong dan menimbulkan suasana yang seram dan
menyedihkan. Tetapi kelas yang penuh dengan pajangan dekorasi belum tentu
mengandung kualitas pesan pendidikan.
Guru yang sukses adalah guru yang selalu berusaha untuk menjadikan
lingkungan kelasnya menggairahkan dan membuat murid tenang di dalamnya.
Saran- saran yang dapat Anda pertimbangkan untuk dilaksanakan antara lain
adalah:
- Manfaatkanlah tempat yang ada untuk pajangan.
- Ciptakan lingkungan kelas yang menarik, semua murid merasa seolah-olah
kelas itu miliknya.
- Pekerjaan murid diamati sungguh-sungguh, sehingga ada kesan Anda
menghargai upaya mereka.
- Bila ada teman guru yang lebih ahli dalam menata pajangan, mintalah
petunjuk.
- Libatkan murid-murid dalam memilih benda-benda yang akan dipajang.
- Diskusi kelas untuk menentukan mana benda yang lebih menarik untuk
dipajang perlu dilakukan.
- Jagalah keseimbangan karya yang dipajang antara yang dihasilkan murid
yang pintar dan kurang pintar, murid kelas rendah dan kelas tinggi.
- Murid akan merasa bangga bila melihat namanya tertera pada karya yang
dipajangkan.
- Hindarilah memajang karya murid dalam waktu yang terlalu lama. Lakukan
perubahan dan pergantian secara teratur.
- Gunakan bahan pajangan dari bahan lokal, sehingga dapat menghemat biaya.
Latihan
Agar Anda lebih memahami materi sub unit 1 di atas, kerjakanlah soal-soal
berikut ini sebagai latihan.
1. Sebutkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kelas.
2. Berilah penjelasan mengapa dalam PKR, guru harus mengatur denah yang
sesuai dengan bentuk kegiatan belajar?
3. Mengapa hasil karya murid perlu dipajang di ruang kelas? Dan apa saja yang
perlu dipertimbangkan dalam memajang hasil karya tersebut.
Petunjuk Jawaban Latihan
1. Kerjakan latihan tersebut dengan kelompok kecil, yaitu 2 atau 3 orang.
Diskusikan dan padukan pendapat-pendapat dari teman sejawat.
2. Setiap jawaban hendaknya dilihat dari sisi murid dan dari sisi Anda sebagai guru.
3. Catatlah hal-hal yang masih Anda ragukan, kemudian mintalah pendapat tutor
saat tatap muka.
RANGKUMAN
1. Pengelolaan kelas dalam arti fisik meliputi tiga unsur yaitu penataan
ruang kelas, pengaturan denah, dan pengaturan pajangan. Penataan
ruang kelas sangat penting karena iklim pembelajaran dapat
dipengaruhi oleh keadaan fisik ruang. Penataan ruang kelas diciptakan
secara kondusif agar murid merasa betah belajar di kelas. Di samping
itu, ruang kelas yang tertata baik dapat menciptakan semangat belajar.
2. Kemampuan untuk mengelola kelas sangat penting bagi guru,
terutama guru PKR karena yang dihadapi adalah murid dari berbagai
umur, kemampuan, dan minat yang berbeda. Meskipun guru telah
menguasai materi dengan baik, dan bagusnya persiapan mengajar
yang disusunnya, kemungkinan besar ia akan menghadapi masalah
pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena ia tidak mampu
mengelola lingkungan kelasnya.
3. Inti dari pengelolaan kelas terutama terletak pada:
1) Kemampuan guru menata denah ruang kelas antara lain yang
berhubungan dengan meja, papan tulis, sumber belajar, tempat
penyimpanan bahan dan alat, dan pajangan kelas.
2) Memanfaatkan hasil karya murid untuk dipajangkan, dan ini akan
meningkatkan karsa, dan karya murid.
Tes Formatif 1
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D pada jawaban yang
menurut pendapat Anda paling tepat.
1. Dalam pengelolaan kelas aspek yang paling penting adalah……..
A. Menyiapkan Satua Pelajaran
B. Pembentukan Dewan Sekolah
C. Pemilihan Ketua kelas
D. Menyusun aturan dan penataan ruang kelas
2. Berikut ini adalah kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, kecuali………
A. Mengunjungi orang tua murid
B. Menata ruang untuk memajang karya karya murid
C. Memilih bangku dan kursi yang cocok untuk murid-murid
D. Memikirkan bagaimana menempatkan meja guru yang cocok
3. Kegunaan dari sudut IPA yang paling tepat adalah…………..
A. Untuk melakukan kegiatan belajar IPA dengan alat yang tersedia
B. Untuk menempatkan koleksi benda yang dikumpulkan dari alam
C. Untuk tempat membaca bagi murid
D. Untuk tempat diskusi bagi bagi guru-guru yang akan mengajar IPA
4. Kelemahan yang palingmenonjol dari pengaturan denah kelas yang tradisional
adalah………..
A. Meningkatkan jumlah waktu bergilir yang terbuang
B. Beban guru menjadi bertambah untuk menyiapkan pelajaran
C. Sulit untuk memberikan umpan balik secara perorangan
D. Mengurangi minat murid untuk bekerja sama
5. Dalam memilih Bentuk Kegiatan Belajar (BKB), pertimbangan terpenting
adalah…….
A. Menyediakan bahan belajar yang cukup untuk setiap murid
B. Menyediakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan
C. Memilih BKB yang sesuai dengan kemauan guru
D. Tidak menempatkan BKB individual dan kelompok saling berdekatan
6. Tujuan yang kurang begitu penting dengan adanya papan pajangan adalah………
A. Melengkapi alat peraga yang akan dipakai oleh guru
B. Memupuk kerja sama anak melalui cipta dan karya
C. Meramaikan suasana dalam kelas
D. Memamerkan karya murid yang terbaik dalam kelas tersebut
7. Faktor yang paling penting akan perlunya PKR adalah………
A. jumlah guru di daerah terpencil
B. kurangnya alat dan bahan pelajaran
C. lebih memudahkan persiapan mengajar guru
D. adanya rentangan yang lebar dalam kemampuan murid
8. Kegiatan pembelajaran berikut ini yang paling tidak cocok untuk pelajaran
klasikal adalah…….
A. Bermain peran
B. Menyampaikan informasi pada murid
C. Latihan bola volley
D. Tutorial berpasangan
9. Yang perlu diperhatikan guru dalam memilih strategi mengajar sebaiknya…….
A. Pengajaran kelompok kecil
B. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan
C. Sesuai dengan kebutuhan
D. Pengajaran klasikal
10. Fungsi dari pajangan bagi pembelajaran yang paling kurang cocok adalah …….
A. Memupuk kerja sama anak melalui hasil karyanya
B. Memberikan informasi pada murid
C. Menumbuhkan kebanggaan bagi murid yang karyanya dipajang
D. Untuk menghiasi ruangan kelas
Pengelolaan Murid
Pengantar
P ada sub unit 1 Anda telah mempelajaran mengenai pengelolaan kelas. Tentu
Anda sudah memahami bagaimana menata ruang kelas yang menarik,
menyenangkan, membuat murid betah belajar, dan mendukung proses
pembelajaran. Pada sub unit 2 ini marilah kita mempelajari tentang
pengelolaanmurid, yang mencakup dua hal yaitu kelompok belajar dan tutor.
Semua materi tersebut berkaitan berkaitan dengan penataan aktivitas murid untuk
memperlancar dan mengefektifkan
pembelajaran.
Ruang kelas bukan hanya sebagai tempat untuk mengajar guru dan murid
duduk dengan tenang untuk mendengarkan pelajaran guru. Kelas adalah tempat
kegiatan pembelajaran, dimana proses interaksi dan belajar murid berlangsung.
Oleh karena itu keserasian perpaduan pengelolaan kelas dan pengelolaan murid
akan sangat mendukung terciptanya kelas yang berinteraksi pada kegiatan
pembelajaran. Bila guru tidak memperhatikan salah satu diantara keduanya, maka
kegiatan pembelajaran yang diharapkan tidak akan terjadi dengan efektif.
Baiklah saudara mahasiswa, marilah kita membahas tentang pengelolaan
murid dalam uraian materi berikut ini.
A.Kelompok Belajar
Berdasarkan pengamatan kami di beberapa Sekolah Dasar, ternyata ada
sebagian SD telah membentuk kelompok belajar dan kegiatan murid yang
dilakukan dalam kelompok. Kegiatan tersebut merupakan modal dasar yang dapat
dikembangkan kearah yang lebih maju agar kelompok belajar benar-benar menjadi
forum belajar bagi murid, dan merupakan tempat mengembangkan kerjasama dan
saling membantu antara sesama murid.
Masih ingatkah Anda pada materi pada unit 1 yang lalu? Pada unit tersebut
dibahas tentang prinsip-prinsip PKR, salah satu prinsip adalah keaktifan murid
untuk belajar mandiri. Prinsip belajar mandiri dalam PKR merupakan dasar dari
seluruh aktivitas belajar. Apabila prinsip tersebut tidak dilaksanakan, maka PKR
pun tidak terlaksana sebagaimana yang diharapkan.
Kelompok belajar merupakan salah satu forum atau tempat untuk
melakukan belajar mandiri, karena dalam kelompok belajar murid dapat berlatih
dan bekerja bersama, saling membantu dalam belajar dan saling mendorong atau
memberi semangat dalam belajar. Kelompok belajar menjadi sangat penting karena
tidak selamanya dapat bersama murid-murid di satu kelas. Guru kadang-kadang
harus pergi ke kelas lain untuk membelajarkan kelas tersebut. Pada saat itulah
kelompok belajar menjadi sangat penting.
Kelompok belajar adalah sekumpulan murid yang terdiri dari beberapa
orang (5-6 orang) yang diorganisasiakn untuk mencapai tujuan belajar secara
bersama dan dalam waktu yang telah ditetapkan (dimodifikasi dari J. Snyder,
1986 : 211). Bagaimana dengan sekolah Anda, apakah sudah ada kelompok
belajar? Bagus kembangkan lagi kegiatannya. Atau belum? Segeralah membentuk
kelompok belajar dulu dan perhatikan ketentuan-ketentuan yang ada pada materi
berikut ini.
Dalam pembentukan kelompok belajar harus dipertimbangkan baik-baik,
agar guru dapat menggerakkan kelompok belajar menjadi kelompok yang aktif
belajar(KAB). Bagaimanakah cara membentuk kelompok belajar itu? Dan
bagaimana pula cara merencanakan kegiatan kelompok belajar agar kelompok
tersebut dapat memanfaatkan alat/bahan, dan sumber yang tersedia? Baiklah
marilah kita lanjutkan membahas materi berikut.
Kelas : IV
Mata Pelajaran : IPS
Topik : Hutan
Tujuan : Agar murid menyadari tentang pentingnya hutan.
Tugas
gnya dan manfaat
, catat hasil diskusi dan smpulkan. Kemudian setiap kelompok melaporkan hasil diskusi tersebut di depan kelas, dan masing-masing kelom
am diskusi.
kehidupan manusia?
ah kerusakan hutan?
Keberhasilan dari belajar bersama ini terletak pada “kejelasan”, murid harus
memahami apa yang harus mereka kerjakan, dan kapan murid dapat giliran untuk
memperoleh bantuan apabila ada masalah. Kejelasan dapat diperoleh melalui
perencanaan yang mantap dan melatih peran dan cara kerja sama lebih dulu.
Latihan
Baiklah, setelah Anda memahami materi pada sub unit 2 ini, maka kerjakan
latihan berikut ini:
Apabila Anda harus mengajar di kelas II dan kelas IV secara bersamaan,
dan masing-masing kelas muridnya berjumlah 4(untuk kelas II) dan 6(untuk kelas
IV). Keadaan seperti itu menguntungkan Anda apabila Anda mampu
memanfaatkan konsep atau teori yang telah diuraikan di muka. Apa yang harus
Anda lakukan agar pelajaran berjalan lancer? Semua murid baik kelas II maupun
kelas IV dapat menyelesaikan tugas? Metode pembelajaran yang bagaimana yang
cocok untuk ini? Jenis tutorial mana yang paling cocok untuk keadaan seperti itu?
Petunjuk Jawaban Latihan
Agar dapat mengerjakan tugas denganbaik, maka ikutilah petunjuk berikut ini:
- Buatlah Jadwal
- Tentukan topic pelajaran
- Tentukan jenis tutor yang digunakan
- Rancang proses tutorial
- Apa peran Anda sebagai buru
Bila Anda sudah selesai mengerjakan tugas ini, lalu diskusikan dengan
teman-teman Anda apa alasan Anda, mengapa Anda memilih cara tersebut,
kemudian konsultasikan dengan tutor Anda.
RANGKUMAN
Disiplin Kelas
Pengantar
D isiplin kelas yang dimaksud dalam sub unit 3 ini, bukan suatu disiplin yang
kaku, dimana murid duduk dengan tenang, diam dan yang terdengar hanya
suara guru. Dalam PKR, disiplin kelas bukan seperti itu. Murid tetap dituntut aktif
belajar sehingga suasana kelas menjadi hidup dan hangat. Suasana kelas seperti ini
akan terkesan gaduh, tetapi tetap terarah sehingga tercapai tujuan belajar yang
efektif. Hal ini bukan berarti guru mengabaikan aturan-aturan untuk menjaga
kedisiplinan yang berkaitan dengan ketertiban sekolah.
Disiplin kelas yang dimaksud disini adalah guru menciptakan aturan dan
kegiatan agar murid terikat oleh kegiatan belajar sehingga mereka tidak sempat lagi
melakukan kegiatan-kegiatan yang mengganggu ketertiban dan disiplin kelas.
Aturan dan kegiatan tersebut dinamakan “Aturan Kegiatan Kelas” (ARK) dan
“Kegiatan Siap” (KS). Untuk jelasnya marilah ikuti uraian materi berikut ini.
b. Alat tulis
Memeriksa persediaan kapur tulis, penggaris dan penghapus sehingga pada
saatnya Anda tidak sibuk untuk mencari-cari kapur tulis.
c. Sumber bahan
Semua sumber bahan, alat peraga, dan alat pelajaran sudah disiapkan sehingga
pada saatnya Anda tidak repot mencarinya.
d. Tutor
Sudahkah Anda mempersiapkan tutor untuk membantu murid lain yang
memerlukan bantuan. Tutor harus sudah mengetahui tugas mereka kapan saja
diperlukan. Oleh karena itu Anda sebagai guru harus sudah mempersiapkannya
dengan baik.
ARK yang efektif adalah yang memungkinkan murid untuk dapat memulai
kegiatannya secara cepat dan terarah. Murid sudah mengetahui apa yang harus
mereka lakukan dan kerjakan, tugas Anda selanjutnya untuk memotivasi belajar
murid.
Latihan
Kerjakan latihan berikur ini untuk mengetahui apakah Anda sudah memahami
materi pada sub unit ini.
Sebelum waktu pulang murid Anda sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat.
Buatlah kegiatan dalam bentuk permainan, yang dapat Anda berikan untuk kelas
tersebut. Coba terapkan pada murid Anda. Bila menemui kesulitan diskusikan
dengan tutor Anda! Untuk mengerjakan tugas tersebut dengan baik berpedomanlah
pasa aspek berikut ini:
- tentukan nama permainan
- tujuan apa yang akan dicapai
- kegiatan apa yang dilakukan
RANGKUMAN
Agar kegiatan pembelajaarn dalam kelas berjalan efektif dan efisien,
perlu diciptakan berbagai kegiatan yang dapat mengisi kekosongan belajar,
misalnya sebelum pelajaran dimulai, ketika kegiatan sedang berlangsung
akan tetapi ada murid yang sudah menyelesaikan pekerjaannya, atau pada
saat sebelum kegiatan berakhir.
Aturan Rutin Kelas(ARK) dan Kegiatan Siap(KS) merupakan kegiatan
yang dapat diciptakan seorang guru PKR untuk mengatasi kesulitan seperti
di
atas dan mendisiplinkan belajar murid. ARK adalah aturan-aturan dan
prosedur yang dirumuskan oleh guru serta dimengerti oleh murid yang
mengatur kegiatan dan perilaku sehari-hari. Sedangkan Kegiatan Siap(KS)
adalah kegiatan yang diciptakan guru yang dapat diberikan apabila ada
murid yang sudah selesai mengerjakan pekerjaannya lebih cepat dari yang
diperkirakan, atau pada waktu luang saat kegiatan sedang berlangsung.
Dalam kelas PKR pembelajaran dapat dilaksanakan melalui 3 jenis
yaitu klasikal, kelompok dan individual.
a. Pembelajaran secara klasikal merupakan kunci keberhasilan dalam
PKR, karena memupuk kebersamaan dalam bekerja. Dalam pelajaran
klasikal dapat berupa antara lain pengajaran percakapan, bercerita, olah
raga, kesenian dan studi lingkungan.
b. Pembelajaran individu dapat diartikan bahwa guru dapat memberikan
pelajaran secara individual. Ini tidak berarti bahwa seorang guru harus
memberikan pelajaran individual kepada seluruh murid, tetapi hanya
diberikan kepada murid yang membutuhkannya, misalnya murid yang
lemah, nakal, terlalu cepat.
c. Pembelajaran juga dapat diberikan secara kelompok. Kelompok murid
yang dapat diubah-ubah sesuai denan kebutuhannya. Kelompok murid
campuran dapat diberikan tugas pengamatan, percobaan, atau jenis
permainan kelompok. Sedangkan kelompok yang terdiri dari kelompok
sosial, tidak banyak berbeda dengan kelompok campuran, misalnya
dalam melakukan percobaan, pengamatan atau simulasi.
Tes Formatif 3
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, dan D di depan jawaban yang
menurut pendapat Anda paling tepat.
1. Manfaat dari Aturan Rutin Kelas (ARK) adalah……..
A. mengisi kegiatan pada waktu luang
B. menggantikan guru yang tidak hadir
C. memberi tugas tambahan pada murid
D. meningkatkan disiplin murid
2. Berikut ini termasuk kegiatan ARK, kecuali……….
A. menyiapkan sumber belajar
B. memberikan tugas untuk setiap kelas PKR
C. menyiapkan alat pelajaran dan alat peraga
D. memberikan PR pada murid
3. Kegiatan Siap (KS) bermanfaat untuk………
A. mengisi waktu kosong pada saat pembelajaran berlangsung
B. mengisi kegiatan di rumah
C. menggantikan guru yang berhalangan hadir
D. hukuman bagi murid yang tidak membuat PR
4. Lembar Kerja Murid(LKM) dapat dimasukkan pada berikut ini, kecuali……
A. Aturan Rutin Kelas
B. Kegiatan Siap
C. Lembar penuntun kegiatan
D. Lembar tes
5. KS dapat diberikan pada pembelajaran berikut ini, kecuali…….
A. klasikal
B. kelompok
C. individual
D. pasangan
6. Kegiatan pembelajaran klasikal dalam PKR adalah………
A. mengganggu pelaksanaan PKR
B. menjadi kunci dalam penerapan PKR
C. tidak sesuai dengan konsep PKR
D. tidak ada kaitannya dengan PKR
7. Dalam mempersiapkan KS, yang paling penting bagi Anda adalah……
A. SP dan jadwal pelajaran
B. topik pelajaran
C. pengalaman
D. adanya tutor
8. ARK merupakan sesuatu yang bukan baru bagi Anda, karena…….
A. sudah ada beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan
B. guru sudah memperoleh penataran
C. sudah belajar ketika di SPG
D. diatur oleh sekolah
9. Kegiatan berikut ini termasuk ARK, kecuali……….
A. membersihkan dan membuat tugas dipapan tulis
B. menyiapkan sumber bahan
C. menyiapkan tutor
D. cara murid meminta bantuan guru.
10. Dalam PKR, ARK yang baik adalah harus……
A. berkaitan dengan kegiatan di luar kelas
B. berkaitan dan menunjang pelajaran
C. tidak perlu berkaitan dengan pelajaran
D. berkaitan dengan SP.
Rumus:
Jumlah jawaban Anda
Tingkat penguasaan X 100%
yang 10
=
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah:
90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = sedang
< 70% = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, maka Anda dapat
melanjutkan dengan unit berikutnya . Tetapi Anda tak perlu berkecil hati apabila
tingkat penguasaanAnda masih di bawah 80%, ulangilah membaca materi sub unit
3, terutama pada bagian yang Anda belum kuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1. D Aturan harus jelas dan penataan ruang kelas dapat lebih kondusif
2. A Menyayang orang tua tidak ada kaitannya dengan pengorganisasian kelas
3. A Yang paling cocok sudut IPA untuk kegiatan belajar IPA
4. C Karena denah tradisional berderet ke belakang.
5. D yang paling tepat, karena penting dalam memilih BKB
6. C Papan pajangan bukan bukan untuk meramaikan kelas
7. A PKR diperlukan karena kurangnya jumlah guru di sekolah
8. D Tutorial berpasangan adalah bukan pembelajaran klasikal
9. C Strategi mengajar yang paling baik yang sesuai dengan kebutuhan.
10. D Yang paling tepat, karena fungsi pajangan bukan sekedar hiasan ruangan
Tes Formatif 2
1. B Perangkapan kelas secara bergilir menyebabkan pemborosan waktu
2. C Tutor murid dapat meningkatkan prestasi belajar tutor maupun yang ditutori.
3. C Tutor murid harus murid yang pintar
4. D Pemanfaatan tutor murid bukan untuk meringankan kerja guru
5. B Tutor berguna untuk membantu belajar
6. D Murid bukan hanya obyek, tetapi subyek yang harus aktif
7. B Tidak ada murid yang bodoh atau pintar, tetapi murid yang cepat dan lambat.
8. A Belajar mandiri terletak pada inisiatif dan disiplin pada murid
9. A Kelompok belajar adalah forum untuk saling membantu
10. D Dibentuknya kelompok belajar tergantung pada kebutuhan
Tes Formatif 3
1. A Peran ARK adalah mengisi waktu luang.
2. D Memberikan PR sudah termasuk ARK
3. A KS berperan untuk mengisi waktu luang pada saat proses pembelajaran
4. D LKM bukan untuk tes
5. A KS tidak mungkin diberikan secara klasikal.
6. B Pembelajaran klasikal menjadi kunci bagi penerapan PKR
7. A Berdasarkan SP dan jadwal guru lain dapat memberikan KS
8. A ARK selama ini sudah dilaksanakan guru
9. D ARK adalah dipersiapkan oleh guru, bukan oleh
nurid 10 B ARK harus berkaitan dan menunjang
pelajaran.
Daftar Pustaka
Aria Djalil, dkk. (2005) Pembelajaran Kelas Rangkap, Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Collingwood, Ian. (1991). Multiclass Teaching in Primary Schools,
Unesco. Delamont, Sara. (1983). Interaction in The Classroom (Second
Ed.), London Knowles, Malcom. (1975). Self Directed Learning,
Cambridge,
Miller, Bruce A. (1989). The Multigrade Classroom: A Resource Handbook for
Small, Rural school, Nortwest Regional Laboratory, Oregon.
Moyles, JR. (1992), Organizing for learning in the primary classroom, Open
University Press, Philadelphia.
UNIT 4
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Aisyah Ali
Pendahuluan
Perlu Anda ketahui bahwa unit ini terdiri dari 4 (empat) kegiatan belajar, dan Anda
dapat menggunakan waktu 12 X 50 menit untuk mempelajari unit ini. Waktu
tersebut sudah termasuk mengerjakan tes akhir unit dan latihan-latihan. Untuk itu
pandai- pandailah mengatur waktu. Bacalah kalimat demi kalimat dengan tekun
agar Anda mudah memahami. Untuk mengetahui apakah Anda telah memahami
unit ini, maka kerjakanlah setiap tes pada akhir kegiatan sampai memperoleh
jawaban yang tepat.
Nah, sekarang pusatkan perhatian Anda pada materi ini, silahkan pelajari kegiatan
belajar berikut dan selamat belajar!
Sub Unit 1
Pengantar
Uraian Materi
Dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan. Lingkungan
adalah sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang menjadikan lingkungan
sebagai objek belajar dapat memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada
peserta didik. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang
siap diterima dan diingat siswa. Siswa harus mengonstruksi pengetahuannya
sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Pembelajaran sebagai hasil
usaha siswa dan pola pembinaan ilmu pengetahuan di sekolah merupakan suatu
skema, yaitu aktivitas mental yang digunakan siswa sebagai bahan mentah bagi
proses perenungan dan pengabstrakan. Setiap siswa, sebenarnya telah mempunyai
satu aset ide dan pengalaman yang membentuk struktur kognitif. Untuk membina
siswa dalam menemukan pengetahuan baru, guru sebaiknya memerhatikan struktur
kognitif yang ada pada mereka. Pada proses belajar mengajar, guru tidak lagi hanya
mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi siswa sendiri yang harus membangun
pengetahuannya (knowledge is constructed by human).
Secara tradisional, sumber belajar adalah guru dan buku paket. Guru di
sekolah bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan, tetapi merupakan bagian
integral dalam sistem pembelajaran. Tuntutan terhadap pelayanan pembelajaran
saat
ini, banyak disebabkan oleh perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Karenanya, konsep pembelajaran saat ini pun berubah dari guru
mengajar menjadi siswa belajar. Namun sumber belajar yang ada di sekitar
sekolah, di rumah, di masyarakat sangat banyak jika kita pandai memanfaatkannya.
Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan pembelajaran dimana
- siswa dan guru belajar bersama sebagai suatu komunitas belajar;
- guru menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran;
- guru mendorong partisipasi aktif siswa dalam belajar; dan
- guru memiliki minat untuk memberikan layanan pendidikan yang
terbaik. Untuk menciptakan kondisi dan lingkungan belajar yang nyaman
maka seorang guru haruslah:
a. berperan sebagai manajer pembelajaran, memiliki kemandirian dan otonomi
yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-
mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang
pembelajaran. Guru harus berperan sebagai partisipan, tidak hanya
berperilaku mengajar, tetapi juga belajar dari interaksi dengan siswa.
b. berperan sebagai pelatih, memberikan peluang bagi siswa mengembangkan
cara-cara pembelajaran sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya
memberikan prinsip-prinsip dasar, dan tidak memberikan satu cara yang
mutlak.
c. berperan sebagai konselor, mampu menciptakan interaksi belajar-mengajar,
di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis
yang kondusif dan tidak ada jarak dengan guru.
d. sebagai fasilitator guru harus mampu memahami kondisi setiap siswa dan
membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai fasilitator, juga
berperan sebagai motivator dan memfasilitasi kegiatan belajar siswa.
e. Sebagai kreator proses belajar mengajar dituntut untuk dapat menguasai
perkembangan teknologi di bidangnya untuk merancang dan
menyampaikan pembelajaran
f. sebagai pemimpin, diharapkan menjadi seseorang yang mampu
menggerakkan orang lain mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama
g. sebagai pengarang, harus kreatif dan inovatif menghasilkan karya yang
akan digunakan melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang
mandiri bukan sebagai tukang yang harus mengikuti satu buku petunjuk
yang baku, melainkan sebagai tenaga kreatif yang mampu menghasilkan
berbagai karya inovatif dalam bidangnya.
Jika seorang guru telah mampu menjadi guru seperti yang diamanatkan di
atas maka bukanlah menjadi masalah yang besar untuk menciptakan kondisi belajar
yang nyaman dalam kondisi apapun. Dalam pembelajaran terutama pembelajaran
kelas rengkap, kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai salah
satu sumber belajar sangatlah penting. Seorang guru dituntut mampu mengenali
dan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di sekitar siswa. Diantara sumber
belajar yang dapat dimanfaatkan adalah teman sesama guru di sekolah sendiri atau
sekolah lain, masyarakat di lingkungan sekolah, keluarga siswa beserta
lingkungannya, lingkungan alam sekitar sekolah dan rumah siswa. Oleh karena itu
untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal terutama pada pembelajaran kelas
rangkap sebagai seorang guru Anda perlu mengadakan kerja sama dengan berbagai
pihak.
Dalam pembelajaran kelas rangkap kemitraan antar guru baik di dalam
lingkungan sekolah yang sama maupun sekolah yang berbeda sangatlah penting,
terutama guru yang bertugas di SD dengan sumber belajar di sekolah sangat
terbatas. Kerjasama di dalam satu sekolah dapat dilakukan secara terprogram atau
secara insidental sesuai kebutuhan. Di sekolah-sekolah di daerah terpencil dimana
terdapat berbagai kesulitan dan keterbatasan maka menciptakan sumber belajar dan
sumber daya merupakan faktor penting.
Membiasakan diri bermitra kerja sesama guru dapat saling mengisi
kekurangan. Misalnya, guru yang lebih menguasai mata pelajaran matematika
dapat membantu guru lain yang kurang menguasai mata pelajaran tersebut.
Kekurangan dan kelemahan yang ada dapat diatasi bersama. Winataputra (1999)
menyebutkan bahwa melalui pembiasaan kerjasama antar guru dan antar sekolah
dapat dicapai hal- hal sebagai berikut:
a. Program pembelajaran dapat dilakukan lebih efisien dan efektif dalam arti
hemat sumber daya dan mencapai tujuan secara optimal
b. Tercipta suasana kebersamaan dan kesejawatan antar guru dalam
membangun dan memelihara suasana pendidikan persekolahan yang
demokratis
c. Kebersamaan dan kesejawatan antar guru akan menjadi model bagi para
siswa dalam membina persahabatan antar siswa karena mereka akan merasa
senang bergaul dengan guru yang benar-benar memberikan keteladanan
sesuai dengan nilai dan semangat “ing ngarso sung tulodo”
d. Pemecahan masalah-masalah pendidikan di SD akan menjadi semakin
mudah dan ringan karena semua guru dan kepala sekolah menerapkan
prinsip ”berat sama dipikul ringan sama dijinjing”.
Kerjasama dilakukan untuk saling membantu, saling mengisi dan saling
mengatasi kesulitan. Kerjasama antara guru dalam satu sekolah atau antar
sekolah perlu dilakukan di bawah kepemimpinan kepala sekolah. Kerjasama
tersebut dapat terjadi sebagai berikut:
A. Kerjasama sesama guru dari satu sekolah
Kerjasama antara sesama guru di satu sekolah dapat dilakukan dengan berbagai
cara tergantung situasi dan kebutuhan. Sebuah SD N Inpres di Distrik Bade
Kabupaten Mappi, Papua mempunyai 6 kelas dengan 4 orang guru. Pak Ys
sebagai Kepala Sekolah mengajar di kelas V dan VI yang kadang-kadang
dirangkap oleh Pak Wy seorang guru lulusan SPG yang mengajar kelas III dan
IV, Ibu Rn adalah seorang guru olahraga, dan Pak An seorang lulusan SMK
(SMEA) yang biasanya menangani administrasi sekolah juga membantu
mengajar di kelas I dan II. Dari kegiatan pembelajaran sehari-hari Pk Wy
merasa kesulitan terutama karena Kepala Sekolah sering meninggalkan tempat
untuk urusan dinas, oleh karena itu Pak Wy seringkali meminta Ibu Rn untuk
membantu mengajar di Kelas III dan IV untuk semua bidang studi. Pada
awalnya Ibu Rn merasa sangat kesulitan terutama untuk mata pelajaran
Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. Demikian pula Pak An yang
belum menguasai strategi pembelajaran. Namun karena Ibu Rn dan Pak An
sering bertanya pada Pak Wy maka terciptalah proses pembelajaran yang baik.
Berkat kerjasama yang baik antara sesama guru di bawah pimpinan dan
bimbingan kepala sekolah proses pembelajaran di sekolah tersebut dapat
terlaksana dengan baik. Bagaimana di tempat Anda? Pernahkah menemukan
masalah seperti di atas? Bagaimana Anda menyikapinya?
Keinginan yang kuat untuk menjadi seorang guru yang dapat mengatasi segala
permasalahan dan keterbatasan dalam proses pembelajaran dan kerjasama yang
baik akan menciptakan proses pembelajaran yang otimal.
Winataputra (1999) menyebutkan bahwa pembelajaran yang terkondisikan
menggunakan pendekatan PKR memerlukan berbagai sarana pembinaan
profesional guru yang dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh setiap guru
diharapkan adanya koordinasi antara kepala sekolah dan pihak guru. Kepala
Sekolah diharapkan mengadakan dan membiasakan perencanaan PKR bersama
oleh sesama guru di sekolah tersebut, misalnya dalam menyusun jadwal,
menetapkan kelas-kelas yang dirangkap, menata ruangan, memanfaatkan
sumber belajar, dan memecahkan masalah yang dihadapi. Pertemuan antar guru
tersebut dapat dipimpin oleh kepala sekolah atau oleh guru secara bergilir
sesuai dengan permasalahan yang terjadi.
B. Kerjasama guru dari sekolah lain
Dalam beberapa hal seringkali kita tak mampu memecahkan masalah
pembelajaran sendiri, bahkan setelah didiskusikan dengan teman sejawat dalam
satu sekolah. Sebaiknya kita tidak putus asa dan menyerah begitu saja tetapi
marilah kita coba untuk bertanya pada teman-teman sejawat yang bertugas di
sekolah lain. Dengan demikian diharapkan kita mampu untuk memecahkan
masalah pembelajaran yang kita hadapi. Menciptakan hubungan kerjasama
yang baik antar teman sejawat sangat membantu dalam memecahkan berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran.
Djalil, dkk. (2005) menyebutkan bahwa kerjasama antar sekolah
merupakan faktor yang sangat penting, misalnya untuk kepentingan berikut:
a. berdiskusi dan tukar pengalaman utnuk mengatasi berbagai kesulitan
mengajar, misalnya tidak mempunyai buku sumber, dan alat peraga
pelajaran, atau kurang menguasai materi yang harus diajarkan.
b. Membangun Pusat Sumber Belajar (PSB) yang saat ini dikenal sebagai
Pusat Sumber Belajar Guru (PSBG), misalnya mengembangkan alat
pelajaran, perpustakaan bersama, dan laboratorium yang sederhana.
c. Mengadakan kegiatan bersama, misalnya mengadakan kunjungan dan
karyawisata, membuat media pembelajaran, menyusun skenario
pembelajaran dan lain-lain
d. Saling membantu dalam mengajar, misalnya guru dari SD yang satu dapat
membantu mengajar di SD lainnya yang berdekatan.
Untuk menciptakan suasana tersebut di atas, sebaiknya dibawah koordinasi
Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran setempat mengadakan dan
mengupayakan kerjasama antara SD satu dengan SD lain yang berdekatan. Cara ini
diperlukan terutama pada SD yang memiliki jumlah guru yang terbatas dang sangat
minimal, namun tidak menutup kemungkinan diterapkan pula oleh sekolah dengan
jumlah guru memadai. Sebuah SD dapat mengundang guru lain yang dinilai
menguasai suatu mata pelajaran tertentu dengan baik, dengan cara itu sesama guru
dari sekolah yang berbeda dapat saling bertukar pengalaman dan ilmu, atau dapat
juga saling meminjam alat bantu mengajar misal KIT IPA atau satu waktu secara
bersama-sama memanfaatkan fasilitas yang dimilki salah satu SD. Jika di sekolah
Anda tidak mempunyai fasilitas laboratorium IPA yang cukup lengkap dan
memadai maka dengan kerjasama yang baik Anda dapat memanfaatkan
laboratorium dari sekolah lain, demikian pula ketersediaan koleksi perpustakaan
yang terbatas Anda dapat mengatasi ini dengan saling meminjam buku yang tidak
tersedia di sekolah Anda.
Jumlah guru yang terbatas di sebuah sekolah seringkali menyebabkan mata
pelajaran tertentu menjadi terbengkalai, apalagi jika materi pelajaran tersebut tidak
dikuasai dengan baik oleh guru yang bersangkutan. Jika Anda berada pada posisi
tersebut dan tidak mau bertanya pada teman guru di sekolah lain, maka apa yang
terjadi? Bagaimana dengan tanggung jawab Anda? Bagaimana dengan siswa
Anda? Apa yang akan Anda lakukan?
Kerjasama yang baik dalam menyelesaikan masalah dalam pelaksanaan
pembelajaran sangat diperlukan terutama di wilayah dengan jumlah guru dan kelas
yang terbatas. SD N III Abepura merupakan salah satu SD inti di Abepura, dimana
guru-guru nya sebagian besar telah mengikuti berbagai kegiatan pelatihan bertaraf
nasional, oleh karena itu seringkali dalam berbagai kegiatan Kepala Sekolah dan
guru dari SD N III diminta untuk membantu guru-guru dari SD lain di sekitar
Abepura. SD N III seringkali menjadi koordinator pelaksanaan KKG, dan menjadi
mitra pelaksanaan PPL bagi mahasiswa PGSD.
Guru SD yang sudah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
menerapkan PKR ditugasi atau dikondisikan untuk membantu guru lain yang
belum begitu mahir atau belum dapat menerapkan PKR. Iniasiatif dapat datang dari
guru yang sudah memiliki kemahiran PKR atau dari guru yang memerlukan
kemahiran itu, ataupun dari kepala sekolah yang bersangkutan.
Melalui LPTK setempat, perlu diadakan pelatihan PKR bagi guru SD
terpencil. Para guru akan mendapatkan bekal pelaksanaan pembelajaran dalam
berbagai situasi yang mengkondisikan terjadinya pelaksanaan PKR. Dinas P&P
setempat bekerjasama dengan LPTK meningkatkan kemampuan para penilik agar
menjadi model guru PKR dan dapat membimbing guru SD dalam merancang,
melaksanakan, dan menilai serta meningkatkan PKR di SD yang menjadi
tanggungjawab kepenilikannya.
Apabila letak SD berjauhan, kerjasama dapat dilakukan dengan saling
meminjam alat-alat pembelajaran, buku pegangan, atau alat peraga lain. Misalnya
di SD Anda tidak terdapat alat peraga abakus untuk pembelajaran matematika,
Anda belum tahu dan belum pernah membuat alat tersebut, sementara di SD lain
ada guru yang sudah membuat maka Anda sebaiknya Anda tidakmalu-malu
meminta guru dari SD tersebut untuk meminjamkan atau membantu Anda
membuat, tentunya pendekatan kelembagaan dan pribadi juga akan sangat
membantu.
KKG (Kelompok Kerja Guru), MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran),
KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) adalah forum yang dapat dijadikan
untuk saling tukar informasi, pengalaman, berdiskusi, untuk memecahkan berbagai
kesulitan mengajar dan mengerjakan sesuatu secara bersama. Sebaiknya sebelum
mengikuti kegiatan dalam forum tersebut, identifikasilah segala kesulitan dan
permasalahan yang Anda alami, jadikan forum tersebut untuk membantu
menyelesaikan masalah Anda. Belajar dari sesama teman memiliki makna lebih
besar, lewat kegiatan berkelompok Anda dapat memperoleh berbagai hal yang sulit
didapatkan pada saat belajar sendiri, seperti sikap mau menghagai orang lain, sikap
mau menerima orang lain, bekerja sama, dan sikap menikmati hidup bersama orang
lain. Gunakan kesempatan bertanya hal-hal yang belum jelas atau belum diketahui
dalam kelompok. Bertanya kadang dimaknai tidak tahu. Oleh karena itu, banyak
orang tidak mau bertanya karena takut dianggap tidak tahu. Pembelajaran aktif
memandang orang bertanya sebagai orang yang telah tahu dan ia ingin melengkapi
pengetahuannya. Pada prinsipnya bertanya lebih baik daripada tidak tahu.
Latihan
Anda seorang guru Kesenian, di Sekolah Anda hanya terdapat 3 (tiga) orang guru
termasuk Kepala Sekolah. Karena keterbatasan guru Anda diminta untuk
membantu mengajar di kelas II dan III dan pelajaran Olah raga untuk semua kelas,
sementara Anda merasa khawatir karena tidak menguasai mata pelajaran tersebut.
Di SD lain dekat SD Saudara terdapat seorang Guru Olah Raga dengan berbagai
peralatan olahraga. Apa yang akan Anda Lakukan untuk mengatasi permasalahan
yang ada, agar murid-murid yang menjadi tanggung jawab Anda dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik?
Tes Formatif 1
1. Jelaskan dalam kondisi apa saja seorang guru harus memanfaatkan guru
lain dalam satu sekolah!
2. Jelaskan dalam kondisi apa saja seorang guru membutuhkan bantuan
guru lain dari sekolah lain!
3. Berikan satu contoh bentuk kerjasama antara sesama guru dari sekolah
lain! Jelaskan bagaimana kerjasama tersebut dapat berlangsung baik!
4. Apa manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya KKG?
Uraian Materi
Sebagian besar siswa kurang berminat dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah sehingga materi yang diajarkan menjadi
verbal/hafalan. Kita menyadari bahwa salah satu kelemahan metode ceramah jika
diterapkan secara murni adalah tidak melibatkan anak didik secara aktif dalam
proses pembelajaran akibatnya materi tersebut menjadi kurang menarik sehingga
kurang diminati siswa. Padahal menurut Effendi (1995) minat adalah variabel
penting yang berpengaruh terhadap tercapainya prestasi atau cita-cita yang
diharapkan seperti yang dikemukakan bahwa belajar dengan minat akan lebih baik
daripada belajar tanpa
minat. Dalam hal ini kemampuan seorang guru yang menggunakan metode
pendekatan PKR perlu mencari cara utnuk dapat meningkatkan minat belajar
siswa. Sesuai dengan prinsip PKR yang antara lain menekankan pada perlunya
pemanfaatan sumber belajar secara optimal, maka sudah seharusnya disadari
perlunya memahami dan memanfaatkan lingkungan belajar secara optimal. Dunia
pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan. Lingkungan adalah sumber
belajar yang vital.
Pembelajaran yang menjadikan lingkungan sebagai objek belajar dapat
memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Seorang guru
harus mampu membuat siswa belajar mandiri. Secara tradisional, sumber belajar
adalah guru dan buku paket. Padahal sumber belajar yang ada di sekitar sekolah, di
rumah, di masyarakat sangat banyak. Sayangnya sumber belajar kita yang
berlimpah- limpah tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Oleh
karena itu seorang guru diharapkan untuk mengenali dan memanfaatkan sumber
belajar yang tersedia di sekitar siswa.
Malcolm Knowles (1975) menggambarkan bahwa belajar mandiri
menekankan pendidikan pada inisiatif individu dalam belajar. Belajar mandiri
adalah suatu kondisi dimana seseorang mengambil inisiatif dengan ataupun tanpa
bantuan orang lain baik dalam mendiagnosa kebutuhan belajarnya,
menemutunjukkan sumber manusia dan sumber bahan untuk kepentingan
belajarnya, serta memilih dan melaksanakan strategi belajar yang cocok , serta
mengevaluasi hasil belajarnya. Pada pembelajaran dengan PKR seorang guru harus
mampu membuat murid belajar secara independen.
Winataputra (1999) menyebutkan bahwa bila dirinci sumber belajar
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. lingkungan sosial atau manusia antara lain guru, siswa lain, orang tua, dan
anggota masayarakat
b. lingkungan hidup seperti flora dan fauna
c. lingkungan alam seperti tanah, air, udara, awan, hujan
d. lingkungan budaya seperti pranata sosial, pengetahuan, dan teknologi
e. lingkungan religius seperti kitab suci dan acara keagamaan
Kelima unsur lingkungan tersebut berpotensi memberi stimulus atau
rangsangan belajar pada siswa. Berbagai jenis sumber belajar seyogyanya
dimanfaatkan secara optimal untuk memicu,memacu, memelihara, dan
meningkatkan proses belajar.
A. Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar
Seorang guru yang menggunakan PKR diharapkan dapat mengenali dan
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di sekitar siswa. Pada dasarnya sumber
belajar adalah orang, bahan teknik, setting, yang dapat membantu siswa maupun
guru. Siswa belajar dengan baik karena melihat dan mengalami secara langsung,
mereka terlibat dalam dalam aktivitas yang bermakna dan menyenangkan. Bagi
siswa yang cepat berpeluang untuk memperoleh kegiatan pengayaan dan bagi yang
lambat dapat memperoleh kegiatan perbaikan dengan memanfaatkan bahan, media,
teknik yang ada dalam sumber belajar. siswa dan guru dapat lebih akrab dengan
lingkungan.
Guru harus berusaha memfasilitasi siswa agar lebih banyak mengalami
belajar bersama dengan berbagai macam karakter manusia sehingga siswa lebih
siap saat terjun ke dalam masyarakat. Salah satu contoh yang dapat dilakukan
adalah dengan membentuk kelompok belajar siswa. Siswa dikelompokkan menjadi
kelompok-kelompok kecil yang terbagi berdasarkan kelas masing-masing. Tugas
diberikan sesuai dengan tingkatan kelas. Diharapkan dalam kelompok, siswa dapat
mengaktualisasikan diri dan melalui kegiatan belajar dalam kelompok, siswa
diharapkan memperoleh banyak hal antara lain pengetahuan dan keterampilan lebih
banyak karena mereka dapat belajar dari sesama teman. Belajar dari sesama teman
memiliki makna lebih besar sebab siswa lebih mudah memahami bahasa dan
isyarat yang diberikan oleh temannya.
Lewat kegiatan berkelompok pula siswa memperoleh berbagai hal yang
sulit didapatkan pada saat belajar sendiri, seperti sikap mau menghagai orang lain,
sikap mau menerima orang lain, bekerja sama, dan sikap menikmati hidup bersama
orang lain. Pada pembelajaran IPA Anda dapat mengajak siswa ke lingkungan
sekitar sekolah. Banyak hal yang dapat dipelajari di sana baik oleh siswa kelas I,
II,III, IV, V maupun kelas VI. Tema dapat disesuaikan dengan kurikulum. Contoh
pada pembelajaran tentang mahluk hidup dan lingkungan untuk siswa kelas rendah
dapat di beri tugas utnuk mencatat mahluk hidup apa saja yang mereka temukan di
sekitar halaman sekolah, sedangkan untuk kelas tinggi dapat diberi tugas yang
lebih kompleks seperti mengelompokkan data pengamatan ke dalam komponen
biotik dan komponen abiotik individu, populasi, komunitas, menghitung kepadatan
populasi, menemukan interaksi antar komponen ekosistem, dll.
Dari data komponen biotik yang diperoleh siswa juga memanfaatkan untuk
memahami adanya rantai makanan dan jaring-jaring makanan, mengelompokkan
berdasarkan cara memperoleh energinya, makanan, sehingga diperoleh kelompok
produsen, konsumen I, konsumen II, dst. Serta kelompok dekomposer. Selain itu
siswa juga belajar mengelompokkan makhluk hidup atas dasar jenis makanannya,
seperti herbivora, carnivora, dan omnivora, dan membuat diagram komposisi masa
penyusun komponen biotik dalam ekosistem dalam bentuk piramida makanan.
Pada pertemuan yang lain, siswa diberi kesempatan merancang alat yang dapat
digunakan untuk membuat kincir air dengan memanfaatkan barang-barang limbah
di sekitar siswa, Selanjutnya melakukan percobaan terhadap alat tersebut dan
membuat laporan disetiap akhir pembelajaran. Siswa yang merasa rancangan
alatnya berhasil akan merasa senang terutama bila mendapat penghargaan berupa
pujian dari Anda sebagai guru.
Cara yang sama dapat dilakukan pada pembelajaran matematika untuk
konsep pengukuran dimana Anak dapat diminta utnuk membandingkan berat
berbagai benda yang ada di sekitar kelasnya. Timbangan sederhana dapat dibuat
dengan menggunakan penggaris, tentu saja tugas yang diberikan untuk masing-
masing kelas berbeda sesuai dengan kebutuhan kurikulum. Hasil kegiatan direkam
oleh siswa di buku masing-masing dan didiskusikan di kelas masing-masing.
Kegiatan ini sangat sederhana tetapi efektif dan akan memicu semangat dan
kreatifitas siswa untuk terus belajar.
Dalam pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar tentu saja dibutuhkan sebuah panduan agar siswa mempunyai satu arahan
yang jelas apa yang hendak dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, sehingga
walaupun mengawasi beberapa kelas dan beberapa kelompok belajar guru dapat
mengontrol kegiatan pembelajaran. Lembar Kerja Siswa (LKS) sangat diperlukan
dalam hal ini. LKS merupakan alat atau sarana untuk mengaktifkan murid-murid
belajar secara mandiri.
Guru sebaiknya memberi kesempatan pada siswa seluas-luasnya untuk
memperoleh pengalaman belajar melaui berbagai sumber.
Ketika saya melakukan bimbingan Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) di salah satu SD Negeri, seorang guru Ibu Yt sedang mengajar
mata pelajaran IPS. Salah satu kegiatannya adalah siswa diajak ke
warung sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga
beli dan harga jual. Pemilik warung, merasa senang para siswa
datang ke warungnya, dan menanyakan berbagai informasi tentang
bisnis warung yang dikelolanya. “Kami sangat senang, dan ini
merupakan kehormatan, bahwa siswa diajak ke warung kami.
Kendati siswa hanya bertanya, dan tidak belanja, kami tak
berkeberatan”. Kata pemilik warung. Siswa tampaknya senang juga,
dengan suasana
belajar seperti itu tampak terlihat dari semangat mereka untuk
menanyakan berbagai hal.
Pada akhirnya mahasiswa PPL dapat melihat bahwa pembelajaran dapat
dilakukan di mana saja dengan kemampuan guru untuk melihat dan memanfaatkan
lingkungannya. Lingkungan tempat wisata, pasar, rumah sakit dapat menjadi
sumber belajar siswa. Siswa dapat belajar dari orang lain, stimulus yang dapat
diterima dari manusia lain adalah informasi, petunjuk, nasihat, contoh, teguran,
pertanyaan, pendapat, kritik, pujian, harapan, permintaan, tugas, perintah,
pembenaran, dan keterampilan. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
menjadikan siswa lebih mudah dan lebih senang menggapai ilmu dan keterampilan.
Rangkuman
Lingkungan adalah sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang
menjadikan lingkungan sebagai objek belajar dapat memberikan
pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Seorang guru harus
mampu membuat siswa belajar mandiri. Membentuk kelompok belajar
dapat membantu siswa mengaktualisasikan diri dan melalui kegiatan
belajar dalam kelompok, siswa diharapkan memperoleh banyak hal antara
lain pengetahuan dan keterampilan lebih banyak karena mereka dapat
belajar dari sesama teman. Pada dasarnya sebuah lingkungan yang dipilih
dapat menjadi sumber belajar berbagai jenis ilmu, Lingkungan belajar
dapat berupa lingkungan di sekolah yang terdiri guru, kepala sekolah,
teman sekolah, ruang kelas, dan halaman sekolah. Sedangkan lingkungan
sekitar meliputi lingkungan alam, lingkungan social yang dapat berupa
masyarakat dan sarana-sarana lainnya yang terdapat di sekitar daerah
tempat tinggal ataupun sekolah siswa.
Tes Formatif 2
1. Dalam pendidikan pada dasarnya lingkungan adalah………
a. tempat bermain
b. tempat belajar
c. laboratorium raksasa yang merupakan sumber belajar
d. tempat siswa beradaptasi dengan alam
2. Lingkungan sekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar adalah……
a. Kantin sekolah
b. Museum
c. Cagar alam
d. Puskesmas
3. Seorang ulama/pendeta dapat dapat menjadi nara sumber bagi siswa pada saat
a. pelajaran agama
b. perayaan hari-hari besar keagamaan
c. setiap hari
d. semua benar
4. memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat dilakukan
pada pembelajaran…….
a. IPA
b. IPS
c. Matematika
d. Semua pelajaran
5. Untuk memahami dan mengenal berbagai macam benda bersejarah pada
pembelajaran IPS siswa dapat dijak mengunjungi…..
a. Museum
b. candi
c. situs-situs peninggalan sejarah
d. semua benar
6. Mengapa dalam proses belajar mengajar lingkungan sekitar mempunyai peran
yang penting?
a. karena lingkungan memberikan suasana segar
b. karena belajar di lingkungan dapat juga menjadi ajang rekreasi
c. belajar di lingkungan dapat memberikan pengalaman nyata
d. Belajar di lingkungan membuat siswa dapat bercAnda gurau dengan sesama
teman
7. Sebuah pasar dapat dijadikan sumber belajar. menurut Anda pembelajaran apa
saja yang dapat berlangsung di sana?
a. IPA
b. IPS
c. Matematika
d. Semua pelajaran
8. Menurut Anda pada saat kapan lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar?
a. pada saat guru dan siswa merasa jenuh belajar di dalam kelas
b. pada saat guru kekurangan alat peraga
c. pada saat guru membutuhkan sumber belajar yang tidak dapat di temui di
sekolah
d. pada saat guru dan siswa merasa perlu adanya suasana baru dalam
pembelajaran
9. Pembelajaran dengan pendekatan PKR yang dilakukan di lingkungan sangat
membutuhkan …..
a. LKS
b. Lembar kerja
c. Alat-alat kerja
d. Bahan-bahan kerja
10. Menurut Anda keuntungan dan manfaat apa yang dapat diperoleh dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar……
a. membantu guru supaya tidak repot menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
b. membantu siswa untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam
pembelajarannya
c. Membantu siswa dalam mendapat kesempatan rekreasi
d. Membantu siswa dalam menikmati pemAndangan alam
Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah
jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat pemahaman Anda.
Rumus
Jumlah jawaban yang benar
Menciptakan Lingkungan
Sekolah Sebagai
Sumber Belajar
Pengantar
Latihan
Ketika sedang membimbing mahasiswa PPL di kabupaten MAPPI distrik
Bade, seorang guru Ibu Nn bercerita bahwa ia sangat kesulitan
memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Misal dalam memberikan contoh berbagai jenis hewan, disana siswa
hanya mengenal jenis hewan tertentu terutama Rusa dan Kasuari. Pada
saat mengajar IPA di kelas VI Ibu Nn menunjukkan gambar sapi namun
oleh siswa gambar tersebut disebut Rusa (Rusa di daerah tersebut banyak
yang bertubuh sangat besar). Demikian pula untuk menjelaskan tentang
hal-hal lain seperti Pasar dan berbagai jenisnya, Museum dan lainnya Ibu
Nn sangat merasa kesulitan.
Jika Anda berada pada posisi ibu Nn apa yang harus Anda lakukan?
1. Langkah-langkah apa saja yang Anda lakukan untuk mempersiapkan
pembelajaran dengan berbagai kekurangan yang ada di lingkungan
sekolah seperti ibu Nn?
2. Menurut Anda metode pembelajaran apa yang sebaiknya diterapkan
dengan kondisi alam seperti yang dialami ibu Nn?
RANGKUMAN
Menciptakan ruang kelas dan ligkungan sekolah sebagai sumber belajar amat
penting, terutama dalam upaya meningkatkan kemandirian siswa. Ruang
kelas yang berisi sumber belajar dan alat belajar sangat membantu guru dan
siswa dalam pembelajaran, terutama sekolah yang terkondisikan untuk
melakukan pembelajaran kelas rangkap.
Menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sangat membantu
dalam pembelajaran kelas rangkap. Koperasi, UKS, kebun sekolah dan
halaman sekolah, kolam sekolah membantu siswa dalam memperoleh
pengalaman nyata dalam belajar.
Tes Formatif 3
Petunjuk:
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan !
1. Herbarium merupakan alat dan sumber belajar yang biasanya di
tempatkan di............
a. Lemari di ruang Kepala Sekolah
b. Lemari di dalam kelas
c. di ruangan kepala sekolah
d. di ruang kelas
2. Pemanfaatan ruang kelas sebagai sumber belajar dapat dilakukan
dengan.......
a. membuat sudut baca
b. membuat koperassi sekolah
c. membuat kolam sekolah
d. membuat kebun sekolah
3. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, sebaiknya
melibatkan .....
a. guru
b. kepala sekolah
c. siswa
d. semua komponen di sekolah
4. Dalam menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada
pembelajaran kelas rangkap, guru sebaiknya..............
a. membuat lembar tugas/LKS
b. membagi siswa dalam kelompok belajar
c. membantu siswa dengan menemutunjukkan sumber belajar
d. Semua yang tersebut di atas benar
5. Bila Anda terkondisikan untuk membelajarkan kelas rangkap, dan Anda
akan memberikan materi tentang Ekosistim air tawar, apa yang harus
Anda lakukan?
a. Bersama siswa ke Danau yang jauh tempatnya sambil rekreasi
b. Bersama siswa membuat akuarium
c. Bersama siswa ke kolam sekolah
d. Bersama siswa mengunjungi kolam renang yang ada di Daerah Anda
6. Manfaat ruang kelas dan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
dapat.............
a. Mengurangi kebosanan siswa dalam belajar
b. menambah indah ruang kelas dan sekolah
c. untuk memamerkan kemampuan guru dan siswa
d. memperkaya pengetahuan dan pengalaman murid
Pilihlah
A. Bila 1) dan 2) benar
B. Bila 1) dan 3) benar
C. Bila 2) dan 3) benar
D. Bila 1), 2) dan 3) benar
Rumus
Jumlah jawaban yang benar
Tes Formatif 1
1. Seorang guru harus memanfaatkan guru lain dalam satu sekolah pada saat
- guru tesebut akan meninggalkan sekolah untuk urusan yang sangat
penting pada saat pembelajaran sedang berlangsung
- seorang guru belum menguasai materi pelajaran tertentu
- seorang guru kekurangan buku sumber
- seorang guru kekurangan alat dan sumber belajar
2. Seorang guru membutuhkan bantuan guru lain dari sekolah yang berbeda
pada saat....
- seorang guru membutuhkan bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar pada
materi tertentu dan disekolah tempat bertugas tidak ada teman yang dapat
membantu
- seorang guru membutuhkan alat peraga yang tidak tersedia di sekolah
tempat guru tersebut bertugas, dan ia sendiri belum dapat dan pernah
membuatnya
- seorang guru membutuhkan informasi tentang perkembangan dunia
pendidikan yang belum diketahuinya
3. Salah satu contoh bentuk kerjasama antara sesama guru dari sekolah lain dapat
dilakukan dalam kegiatan KKG. Kerjasama tersebut dapat berlangsung baik
apabila setiap guru memanfaatkan kegiatan tersebut sebagai forum diskusi
untuk saling bertukar pengalaman untuk mengatasi kesulitan, setiap guru dapat
bertanya hal-hal yang tidak atau kurang dipahaminya tanpa harus merasa malu.
4. Dengan adanya KKG, setiap guru yang terlibat di dalamnya diharapkan dapat
mengatasi berbagai permasalahan dan kesulitan yang dihadapi dalam
melaksanakan tugasnya.
Tes Formatif 2
1. c. laboratorium raksasa yang merupakan sumber belajar
2. a. kantin sekolah
3. b. perayaan hari-hari besar keagamaan
4. a. IPA
5. d semua benar
6. c belajar di lingkungan dapat memberikan pengalaman nyata
7. d Semua pelajaran
8. c pada saat guru membutuhkan sumber belajar yang tidak dapat di temui di
sekolah
9. a. LKS
10. b membantu siswa untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam
pembelajarannya
Tes Formatif 3
1. d, di ruang kelas
2. a, membuat sudut baca
3. d, semua komponen di sekolah
4. d, Semua yang tersebut di atas benar
5. d, memperkaya pengetahuan dan pengalaman murid
6. d, Herbarium yang di buat bersama oleh guru dan siswa, Sudut baca di dalam
kelas, Bangun ruang yang dipajang di ruang kelas
7. d, meningkatkan kemandirian siswa, memperkaya pengalaman murid dalam
memanfaatkan berbagai media sebagai sumber belajar, Siswa dapat belajar
melalui pengalaman nyata tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar
8. c Berusaha memberikan penjelasan dengan memberikan contoh-contoh dari
alat peraga yang ada, berusaha memberikan penjelasan dengan memberikan
contoh berupa gambar-gambar yang berkaitan dengan materi tersebut
9. d individual, kelompok dan klasikal
10. d berkaitan dengan materi pelajaran, tidak membutuhkan biaya yang besar
mudah dijangkau
Daftar Pustaka
Djalil, A., dkk. 2005. Pembelajaran Kelas Rangkap, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Knowles, Malcolm, 1975, Self Directed Learning, Cambridge, New York
Miller, B.A., 1989. The multigrade Classroom: A Resource Handbook for Small
Rural School, Nortwest Regional Educational Laboratory, Oregon.
Suparno Suhaenah, 1999. Pemanfaatan dan Pengembangan Sumber Belajar
Pendidikan Dasar, DEPDIKBUD DIRJEN DIKTI Proyek Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project), IBRD: Loan
3496-IND
UNIT 5
KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK
KECIL DAN PERORANGAN DALAM
PKR
10 – 5 Pembelajaran Kelas
Rangkap
secara serius kemampuan Anda mengajar kelompok kecil dan perorangan mening-
kat, sehingga Anda merasa siap jika harus mengajar dua kelas atau lebih dalam
waktu yang sama.
Ada berbagai keterampilan mengajar, tetapi keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan merupakan keterampilan dasar mengajar yang
sangat rumit dan kompleks. Pengkajian teori secara mendalam terlebih dahulu,
sebelum berlatih dan mengimplementasikan, sangat penting untuk dilakukan. Juga
penguasaan mengajar yang lain yang dibahas dalam unit-unit pembelajaran kelas
rangkap. Penguasaan materi mata kuliah Strategi Belajar Mengajar juga sangat erat
kaitan dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Secara umum setelah menyelesaikan unit 5 ini Anda diharapkan mampu
menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam
pembelajaran kelas rangkap. Secara lebih khusus, Anda diharapkan dapat :
1. Menjelaskan hakekat dan pentingnya keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan dalam pembelajaran kelas rangkap.
2. Menjelaskan pengertian dan komponen-komponen keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan.
3. Memberikan contoh setiap komponen keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan.
4. Menerapkan setiap komponen keterampilan dalam praktek pembelajaran kelas
rangkap.
Langkah pertama yang harus Anda tempuh adalah memahami terlebih dahulu
hakekat keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, serta setiap kom-
ponen keterampilannya, kemudian mencoba berlatih menerapkannya, baik dalam
bentuk simulasi, maupun di kelas yang sebenarnya.
Selamat Belajar !
Sub Unit 1
Pengantar
A.Pengertian
Murid selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial.
Sebagai individu murid dapat belajar secara mandiri. Namun karena murid SD
masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan serta masih dalam taraf
berpikir konkrit (operasional konkrit) menurut Jean Peaget, maka perlu bantuan
atau bimbingan guru. Demikian pula guru dalam memberikan bimbingan belajar
mengupayakan adanya media atau alat peraga agar mudah dipahami siswa baik
dalam mengajar perorangan maupun kelompok kecil.
Sebagai makhluk sosial, murid akan bertumbuh dan berkembang dengan
baik dalam belajarnya jika berada dalam suatu kelompok. Kelompok belajar yang
efektif dan efisien adalah kelompok belajar dalam jumlah kecil. Kelompok kecil
memungkinkan semua anggotanya terlibat secara aktif dalam belajar, dibawah
bimbingan guru. Demikian guru juga dengan mudah dapat mengarahkan atau
memberikan pelayanan dengan baik terhadap kelompok. Untuk itu seorang guru
dituntut memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
B.Rasional
Tugas guru sekolah dasar sangat berbeda dengan tugas guru sekolah
lanjutan. Guru sekolah dasar sebagai guru kelas memiliki tanggung jawab terhadap
pengelolaan suatu kelas secara penuh, dalam arti dari awal pelajaran sampai akhir
pelajaran. Seorang guru SD memegang suatu kelas tertentu dalam kurun waktu
tertentu maupun dalam jangka waktu lama. Sementara jumlah guru SD biasanya
sama dengan jumlah kelas yang ada di SD tersebut. Bahkan banyak yang lebih
sedikit dibandingkan jumlah kelas yang ada. Meskipun jumlah guru sama banyak
dengan jumlah kelas yang ada, namun sering menghadapi permasalahan ketiadaan
atau kekurangan guru pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu seorang guru
harus memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, sebagai
bekal melaksanakan pembelajaran kelas rangkap.
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih
akrab antara guru dan murid maupun antara murid dengan murid. Kadang-kadang
murid lebih mudah belajar dari teman sendiri, ada pula murid yang lebih mudah
belajar karena harus mengajari atau melatih teman sendiri. Dalam hal ini
pengajaran kelompok kecil dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Pengajaran ini
memungkinkan murid belajar lebih aktif, memberikan rasa tanggung jawab yang
lebih besar, berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada murid, serta
dapat memenuhi kebutuhan murid secara optimal.
Kombinasi pengajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kan peluang
yang besar bagi tercapainya tujuan pengajaran. Dengan demikian, penguasaan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan satu kebutuhan
yang esensial bagi setiap calon guru dan guru profesional.
Adapun alasan-alasan perlu dikuasai guru keterampilan menga-jar
kelompok kecil dan perorangan sebagai berikut :
a. Pada dasarnya murid mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda.
Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan murid de-ngan cara yang
sama, sehingga perbedaan kemampuan dan cara bela-jar murid hampir tak
pernah mendapat perhatian. Pembelajaran secara klasikal memang perlu
dilakukan agar murid menyadari bahwa tidak semua kebutuhannya dapat
dipenuhi. Namun haruslah dicari alternatif atau cara lain agar murid juga dapat
belajar sesuai dengan kemampuan dan cara yang dipilihnya. Pembelajaran
kelompok kecil dan per-orangan dapat memenuhi keperluan tersebut.
b. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya
hubungan antarpribadi yang lebih akrab dan sehat antar guru dengan murid dan
murid dengan murid. Guru dapat memberikan perhatian lebih banyak pada
murid yang memerlukannya dan bahkan dapat membuat murid lebih percaya
diri.
c. Kadang-kadang murid dapat lebih mudah belajar dengan cara mengajar
temannya atau dengan cara belajar bersama teman seperti mengerjakan tugas
bersama dan bertukar pendapat. Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
memungkinkan terjadinya hal ini.
d. Kegiatan kelompok kecil memungkinkan murid terlibat lebih aktif dalam
belajar, sehingga tanggung jawab murid dalam belajar juga menjadi lebih
besar. Bekerja di dalam kelompok memungkinkan mu-rid untuk membangun
kebiasaan bekerja sama, tenggang rasa dan saling menghargai. Selain itu, sifat
kepemimpinan dapat berkembang karena bekerja dalam kelompok
memerlukan seorang pemimpin kelompok.
e. Sejalan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan individual atau
perorangan juga mempunyai berbagai kekuatan. Dengan belajar sendiri,
murid akan mempunyai tanggung jawab belajar yang lebih besar, di samping
dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri. Misalnya, jika murid sudah
mampu memecahkan soal-soal berhitung yang diberikan guru, ia dapat
langsung mengerjakan tugas lain seperti membantu temannya, memecahkan
soal yang lebih sukar, atau belajar di perpustakaan.
Pembelajaran kelompok kecil dan perorangan akan membuahkan hasil
dalam bentuk berbagai sikap dan nilai serta terpenuhi kebutuhan belajar murid.
Keberhasilan murid dalam belajar mencerminkan keberha-silan guru dalam
mengajar.
Penguasaan guru yang mantap dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan tentu akan memberikan nilai tambah. Seorang guru yang mengajar
kelas rangkap akan lebih sering memerlukan bentuk pembelajaran kelompok kecil
dan perorangan karena ia harus menangani lebih dari satu kelas. Guru tidak
mungkin menerapkan pembelajaran klasikal secara terus menerus sebagaimana
yang mungkin dilakukan oleh guru yang hanya mengajar satu kelas. Oleh karena
itu, seorang guru yang merangkap kelas seyogyanya menguasai keterampilan
mengajar kelompok kecil dan per-orangan, sehingga waktu kegiatan akademik
dapat ditingkatkan.
Penting kemampuan mengajar kelompok kecil dan perorangan bagi guru
adalah hakekat dan prinsip pembelajran kelas rangkap, yaitu keserempakan
kegiatan belajar mengajar, kadar tinggi waktu kegiatan akademik, kontak
psikologis guru- siswa secara berkelanjutan dan peman-faatan sumber belajar
secara efisien. Tampak dapat diwujudkan melalui penguasaan yang mantap
terhadap keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dalam
pengajaran kelompok kecil dan perorangan, guru dituntut terampil mengelola
secara serempak. Ini berarti, dalam waktu yang sama guru dituntut untuk
mengelola lebih dari satu kelompok atau lebih dari satu orang, bahkan kelompok
dan perorangan sekaligus. Keserem-pakan belajar mengajar merupakan salah satu
ciri khas dari pembelajaran kelompok kecil dan perorangan. Selain itu kemampuan
guru dalam menga-dakan pendekatan secara pribadi, mendorong dan memudahkan
belajar, serta mengorganisasikan kegiatan.
Dengan adanya beberapa alasan tersebut, dapat dipahami bahwa calon guru
SD selain memiliki kemampuan melaksanakan 8 keterampilan-keterampilan
mengajar, yang ditetapkan sebagai kompetensi dasar guru, juga harus memiliki
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
C.Variasi Pengorganisasian
Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar
dari perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas
menjadi muncul. Dalam mengorganisasi sepantasnya tidak monoton, berulang-
ulang, dan menimbulkan rasa kesal pada diri murid. Karena itu variasi
pengorganisasian sangat penting dalam upaya memelihara dan meningkatkan
kualitas pembelajaran kelas rangkap.
Variasi pengorganisasian merupakan keterampilan guru di dalam
menggunakan bermacam-macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar
peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan atau kejenuhan dan menimbulkan
minat, gairah, dan aktivitas belajar yang efektif.
Variasi pengorganisasian, mencakup penggunaan pola interaksi multi arah
artinya antara guru dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan murid.
Variasi pengorganisasian mencakup pengelompokan siswa, penataan ruang, dan
variasi pemanfaat sumber belajar.
a. Variasi pengelompokan siswa
Dalam pembelajaran kelas rangkap, keaktifan kelompok merupakan salah
satu kunci keberhasilan belajar siswa. Agar guru dapat mengaktif-kan
kelompok sebaiknya guru memahami prinsip-prinsip dasar pembela-jaran
kelas rangkap.
Oleh karena itu apabila guru ingin mengaktifkan kelompok sebaiknya guru
mengadakan persiapan yang cukup matang. Guru hendaknya terlebih dahulu
memahami secara mendalam tujuan yang akan dicapai dan topik yang akan
dipelajari siswa. Dengan demikian guru akan dapat menentukan langkah-
langkah yang harus ditempuh siswa, merumuskan
masalah yang menjadi pusat perhatian diskusi, membimbing diskusi
kelompok, dan mengadakan variasi dalam pola interaksi dan
kegiatan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap pengelompokkan siswa
merupakan suatu keharusan guna menjamin proses belajar siswa agar tetap
efektif. Mengenai pengelompokkan belajar siswa ini terdapat beberapa
variasi yang dapat dipilih sesuai kebutuhan (UNESCO: 1988), yaitu
pengelompokan siswa atas dasar rombongan belajar, kesamaan kemampuan,
kemampuan
campuran, kesamaan usia, kompatibilitas siswa, dan sesuai kebutuhan
pembelajaran. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengelompokan murid berdasarkan rombongan belajar
Dalam hal ini pembagian kelompok berdasarkan kelasnya. Hal ini
dilakukan jika dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap meng-
gunakan model pengelolaan PKR 111, PKR 211, PKR 221, dan PKR
311 yaitu bentuk pelaksanaan PKR dalam satu ruangan. Misalnya kelas
III, kelas IV, dan kelas V di dalam satu ruangan. Ini berarti dalam satu
ruangan ada tiga kelompok/rombongan siswa sesuai kelasnya. Jadi
pengelompok tersebut bertolak pada status administrasi siswa, dan
pengelompokkan lebih bersifat formal. Pengelompokkan seperti ini
memudahkan guru dalam pencatatan kehadiran, penilaian, dan
pengaturan tugas, sehingga memudahkan dalam mengadminis-trasikan.
Ditinjau dari perlakuan proses pembelajaran cara tersebut tidak memberi
ruang bagi pemanfaatan kemampuan siswa secara silang atau lintas
kelas. Selain itu bisa juga terjadi kesukaran memba-ngun kebersamaan
dalam belajar manakala pada suatu ketika ada kelas yang siswanya
hanya beberapa orang sedang kelas lain siswanya cukup banyak.
2) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan kemampuan
Kemampuan siswa berbeda satu sama lain. Dari sekian banyak siswa
tentu ada yang kemampuannya kurang lebih sama. Data kemampuan
siswa dapat diperoleh dari hasil tes kemampuan atau catatatan prestasi
belajar sebelumnya. Berangkat dari hasil tes tersebut murid
dikelompokkan ke dalam murid kelompot di atas rata-rata, kelompok
rata-rata, dan kelompok di bawah rata-rata. Untuk melaksa-nakan
pengelompokkan tersebut bisa diberikan tes kemampuan umum (TKU)
atau yang sejenisnya sejak siswa memasuki SD atau setiap awal tahun.
Dapat pula semata-mata didasarkan hasil atau prestasi belajar yang
tercantum pada buku rapor. Bahan belajar yang diberikan bukan
dikemas berdasarkan kelas tetapi atas dasar kemampuan itu sesuai
dengan prinsip belajar tuntas atau “mastery learning”.
3) Pengelompokan murid berdasarkan kemampuan campuran
Di kelas sering kita jumpai murid yang memiliki kesamaan bakat dan
keterampilan dalam berbagai bidang yang diperlukan untuk menangani
suatu suatu proyek belajar. Misalnya “pembuatan peta”, “memasak
suatu jenis makanan dengan menu tertentu”, dan melakukan suatu
percobaan. Diperlukan sejumlah siswa dengan berbagai kemampuan,
bakat, dan minat, dalam setiap kelompoknya. Agar proyek belajar itu
benar-benar dapat ditangani secara bersama-sama dengan pembatasan
tugas sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya. Kelompok ini
memanfaatkan perbedaan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pengelompokkan ini lebih bersifat sementara, sesuai kebutuhan dan
tujuan pembelajaran. Dalam kelompok ini murid yang menonjol pada
mata suatu pelajaran dapat membantu murid lain yang kemampuannya
kurang atau rendah.
4) Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan usia
Murid yang seusianya biasanya memiliki kemampuan dan kecapatan
belajar yang hampir sama. Murid suatu kelas dapat dipecah ke dalam
kelompok murid berdasarkan persamaan usia. Pengorganisasian murid
SD khususnya dalam pengelompokkan murid dapat dipakai untuk
sementara waktu sesuai kebutuhan dan sasaran pembelajaran. Misal
siswa kelas III dan IV dalam suatu ruangan usianya ada yang sama,
meskipun jenjang kelas berbeda.
5) Pengelompokkan berdasarkan kompatibilitas murid
Setiap murid memiliki hubungan pertemanan yang didasarkan pad rasa
saling menyukai atau rasa persahabatan. Dasar pertemanan biasanya
karena tempat tinggal berdekatan, duduk di kelas selalu bersama, sering
mengerjakan tugas atau belajar bersama, dan karena memiliki kegiatan
yang sama di luar sekolah. Terbentuk kelompok seperti ini bersifat
alami. Pengelompokkan ini didasarkan adanya kebutuhan pembelajaran,
yaitu karena adanya tugas berkaitan dengan kedekatan tempat tinggal.
Contoh membuat denah kampung, desa, atau komplek perumahan.
6) Pengelompokkan murid sesuai kebutuhan pembelajaran
Dalam pembelajaran telah dirumuskan tujuannya oleh guru. Terca-
painya tujuan itu perlu dukungan dengan pengelompokkan murid sesuai
kebutuhannya. Contoh konkrit yaitu; dalam simulasi atau bermain peran
atau permainan, murid dikelompokkan sesuai dengan tugas dan atau
peran yang harus dilakukan pada saat siswa itu. Pengelompokkan murid
sesuai kebutuhan dapat pula dilakukan pada kegiatan karyawisata
murid. Dalam karyawisata ada yang bertugas mengamati dan mencatat,
mewawancarai dan mencatat, mengambil foto dan sebagainya.
Dalam pembelajaran kelas rangkap dasar pengelompokan siswa harus
divariasi untuk menghindari kejenuhan, kebosonan, dan untuk menum-buhkan
gairah belajar.
b. Variasi penataan ruang
Penerapan PKR dalam satu ruangan memerlukan penataan ruangan yang
lebih kompleks dari pada PKR dalam dua atau tiga ruangan. Untuk yang
dilaksanakan dalam dua atau tiga ruangan, penataan ruangan dalam hal ini
tempat duduk murid dapat papan tulis diatur atas dasar kemudahan guru
dalam mengelola secara bergilir kedua atau ketiga ruangan tersebut. Contoh,
guru merangkap kelas I, II, dan III, dengan jumlah murid rata-rata 15 maka
dapat digunakan ruang kelas I, sedang kelas II dan kelas III digabung di
ruang kelas
I. karena jumlah siswa sedikit. Tetapi jika jumlah
murid banyak diperlukan dua ruang kelas, sehingga kelas II dan III
digabung dalam stu ruangan atau kelas I dan II dalam satu ruangan.
Sedangkan penataan ruang untuk pengelolaan PKR dalam satu ruangan selain
pertimbangan kemudahan penanganan dua atau tiga rombongan belajar juga
pertimbangan pengaturan iklim kelas dan mekanisme interaksi guru-siswa,
serta peluang saling menggangu. Dalam penataan ruang bisa divariasi model
pengelolaan PKR 221, 222, dan 333.
c. Variasi sumber belajar
Sesuai dengan prinsip khusus PKR yang antara lain menekankan pada
perlunya pemanfaatan sumber belajar secara optimal, maka sudah seharusnya
disadari perlunya memahami, dan memanfaatkan lingkungan belajar secara
optimal. Sumber belajar mencakup segala sesuatu seperti manusia, benda,
alam sekitar, masyarakat, kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi
memberi informasi kepada siswa dalam belajar. Berbagai sumber belajar
tersebut sebaiknya digunakan secara bervariasi dalam pembelajaran kelas
rangkap, sehingga tetap terjaga kegairahan dan motivasi belajar siswa.
Contoh, seorang guru mengajar dengan merangkap tiga kelas yaitu kelas IV,
V, dan VI maka siswa kelas IV bisa diberi tugas dimana jawaban dapat
diperoleh dari sebuah buku di Perpustakaan. Siswa Kelas V diberi tugas
dengan mencari jawaban di alam sekitar misal dikebun sekolah/halaman
sekolah, kelas enam diberi tugas yang jawabannya diperoleh dari sumber
masyarakat.
d. Variasi model implementasi
Model 1. Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk memberikan
informasi dasar, penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan, serta hal-hal
lain yang dianggap perlu. Dalam model 1 ini, setelah pertemuan kelas, murid
diberikan kesempatan untuk memilih kegiatan dengan bekerja dalam
kelompok atau bekerja secara perorangan. Setelah waktu yang ditetapkan
berakhir,
pelajaran diakhiri dengan pertemuan kelas kembali untuk melaporkan segala
sesuatu yang telah dilakukan.
Model 2. Pertemuan diawali dengan pengarahan atau penjelasan
secara klasikal tentang materi, tugas, serta cara yang digunakan. Setelah
itu langsung bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang diakhiri dengan
laporan kelompok.
Model 3. Pertemuan diawali dengan penjelasan secara klasikal. Setelah itu
murid langsung bekerja secara perorangan dan kemudian bergabung dalam
kelompok-kelompok kecil untuk mengolah hasil yang dicapai dan diakhiri
dengan laporan kelompok.
Model 4. Pertemuan diawali dengan penjelasan klasikal tentang kegiatan atau
tugas yang akan dilaksnakan. Setelah itu langsung bekerja secara perorangan.
Latihan
Setelah mencermati materi di atas, untuk memantapkan pemahaman Anda,
cobalah kerjakan latihan berikut.
1. Sebagai guru SD, Anda pasti sudah pernah mengajar kelompok kecil, dengan
cara membagi murid ke dalam kelompok-kelompok kecil. Cobalah ingat, apa
yang biasanya Anda lakukan ketika mempersiapkan murid untuk bekerja
kelompok serta ketika kegiatan kelompok sedang berlangsung. Berdasarkan
ingatan tersebut, cobalah perkirakan, ciri-ciri mengajar kelompok kecil yang
mana yang sudah Anda terapkan?
2. Cobalah diskusikan dengan teman-teman Anda, topik-topik mana yang
sebaiknya disajikan melalui kegiatan kelas besar (klasikal) serta topik mana
yang sebaiknya disajikan melalui kegiatan kelompok kecil.
3. Bekerjalah dengan teman yang sudah pernah mengajar kelas rangkap. Cobalah
rancang satu pengorganisasian murid (kapan akan digunakan kegiatan klasikal,
kelompok kecil dan perorangan), jika seandainya Anda akan mengajar kelas
rangkap. Diskusikan alasan Anda untuk pengorganisasian yang Anda
kembangkan tersebut.
Petunjuk Jawaban Latihan
Untuk meyakinkan bahwa latihan yang Anda lakukan tepat arah, bacalah
rambu-rambu pengerjaan latihan berikut ini.
1. Bacalah kembali ciri-ciri pengajaran kelompok kecil dan perorangan dan buat
rinciannya (ingat ada 4 ciri: hubungan antar pribadi yang sehat dan akrab,
kesempatan belajar sesuai dengan kebutuhan, bantuan guru, dan keterlibatan
murid). Cocokkan apa yang pernah Anda lakukan dengan rincian ciri-ciri
tersebut, kemudian simpulkan.
2. Agar diskusi Anda menjadi terarah, ingatlah kembali ciri-ciri topik yang
sebaiknya disajikan melalui kelas besar, kelompok kecil, dan perorangan.
Ciri- ciri tersebut antara lain: topik yang berupa informasi umum sebaiknya
disajikan dalam kelas besar, sedangkan topik-topik yang memerlukan
pendalaman atau latihan lebih lanjut sebaiknya disajikan dalam kelompok
kecil dan/atau perorangan. Kajilah setiap topik dengan menggunakan ciri-ciri
tersebut untuk menetapkan cara penyajiannya.
3. Perhatikan rambu-rambu penerapan kelompok kecil dan perorangan yang
terdapat pada bagian hal-hal yang perlu diperhatikan, sebelum merancang
satu model pengorganisasian. Alasan yang Anda berikan hendaknya
bersumber dari hakekat pembelajaran kelompok kecil dan perorangan, serta
keefketifan penyajian satu topik!
Setelah menyelesaikan latihan, bacalah rangkuman berikut, sehingga
pemaham Anda menjadi semakin mantap.
RANGKUMAN
Pengantar
D alam kegiatan belajar ini, Anda akan mendapat kesempatan untuk membahas
dan berlatih menerapkan komponen-komponen keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Kemampuan menguasai dan menerapkan kete-
rampilan tersebut akan sangat membantu Anda dalam mengajar kelas rangkap.
Anda akan lebih mampu mengatur waktu dan kegiatan murid, sehingga waktu
kegiatan akademik akan meningkat pula. Oleh karena itu, Anda hendaknya
berusaha mengkaji setiap komponen secara cermat, serta mengerjakan latihan yang
disediakan sehingga
Anda mampu menjelaskan, memberi contoh, serta menerapkan setiap keterampilan.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dibagi menjadi 4
komponen yaitu :
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
2. Keterampilan mengorganisasikan kegiatan
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Keempat keterampilan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan tersebut secara
terpisah akan kita kaji satu per satu berikut ini
Beberapa komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan ini, adalah :
A.Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi
Ciptakan keakraban dan kedekatan antara guru dengan murid dan
tumbuhkan hubungan kasih sayang dan persahabatan sehingga murid merasa aman
dan nyaman. Pendekatan pribadi adalah cara guru menyikapi atau menunjukkan
perhatian terhadap murid secara tulus dan jujur. Pengajaran kelompok kecil dan
perorangan mempersyaratkan terjadinya hubungan yang akrab dan sehat antara
guru dan murid, serta antara murid dan murid. Hubungan yang seperti ini hanya
mungkin terjadi jika guru mampu menga-dakan pendekatan secara pribadi. Untuk
itu guru perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut; tunjukkan
perhatian yang
hangat, dengarkan pendapat murid, berikan respon yang positif, ciptakan hubungan
saling percaya, tunjukkan kesediaan membantu murid, bersikap terbuka terhadap
perasaan murid, dan kendalikan situasi agar murid merasa aman. Masing-masing
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tunjukkan perhatian yang hangat
Perhatian yang hangat, akrap, dan bersahabat menumbuhkan pera-
saan, kemauan dan keinginan belajar tanpa adanya perasaan terpaksa.
Murid belajar dengan penuh suka cita, kegembiraan, dan keriangan, karena
merasa mendapat perhatian dari guru. Murid belajar dengan serius dan
berkonsentrasi penuh pada pelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai
juga akan lebih baik. Untuk terjadinya hal tersebut guru dapat
menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan murid baik
dalam kelompok kecil maupun perorangan.
Dengan menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan
dan perilaku murid, sehingga murid selalu merasa bahwa guru selalu
berada bersama mereka. Meskipun guru sedang membantu kelompok lain,
namun murid selalu merasa bahwa guru tahu apa yang mereka butuhkan
dan apa yang mereka perbuat. Murid tidak merasa dimata-matai karena
guru selalu menunjukkan kehangatannya. Sebagai guru, cobalah Anda
ingat-ingat apakah Anda sudah mampu menunjukkan kehangatan dan
kepekaan. Misalnya, jika Anda sedang membantu satu kelompok, Anda
menoleh kelompok lain karena kelompok tersebut gelisah atau belum
mulai bekerja.
2. Mendengar pendapat murid
Seorang guru yang baik, menghargai pendapat murid, tidak
mengabaikan dan meremehkan. Tetapi setiap apa yang disampaikan atau
pendapat murid ditanggapi dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan
secara simpatik ide-ide yang dikemukakan oleh siswa. Kebutuhan murid
akan penghargaan akan terpenuhi. Hal ini menumbuhkan kebutuhan
aktualisasi diri murid, sehingga motivasi belajarnya meningkat. Terutama
motivasi intrinsik yang sangat penting dalam proses belajar murid, dan
untuk mencapai keberhasilan belajar.
Mendengarkan secara simpatik pendapat/ide-ide ysng dikemukakan
murid. Jika murid berbicara, guru hendaknya menunjukkan sikap bahwa ia
memang mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikeukakan oleh
murid, memang cukup penting dan mendapat perhatian dari guru.
3. Berikan respon yang positif
Memberikan respons positif terhadap buah pikiran murid. Respon
positif akan memberikan penguatan bagi murid untuk lebih meningkatkan
upayanya dalam berprestasi dan belajar lebih giat. Murid akan memiliki
keberanian berpartisipasi aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
Memberikan respon positif terhadap buah pikiran murid. Guru yang
baik akan selalu memberikan respon positif terhadap buah pikiran murid,
betapapun kecilnya buah pikiran. Misalnya, jika murid mengajukan perta-
nyaan yang salah atau jawabannya sangat mudah, guru tidak mentertawa-
kannya, tetapi mendorongnya untuk memperbaiki perta-nyaannya, atau
mencari sendiri jawaban pertanyaan yang mudah tersebut. Cobalah
pikirkan, bagaimana cara merespon jika ketika Anda mengajak mereka
berbicara tentang “sikap saling menyayangi dalam keluarga”, salah
seorang murid berkata”, “saya sering mencubit adik karena dia nakal”.
4. Ciptakan hubungan saling percaya
Membangun hubungan saling mempercayai bagi guru sangat penting
agar siswa mau mengungkapkan kesulitan-kesulitan ataupun persoalan
yang dihadapi. Dengan begitu guru dapat membantu mencarikan solu-
sinya, dan murid tidak terjebak dalam permasalahan yang komplek.
Sehingga murid dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, dan dapat
mencapai prestasi belajar yang baik.
Kepercayaan adalah sesuatu yang patut dihormati. Kalau keperca-yaan
ini dirusak, orang tidak akan pernah lagi percaya kepada kita. Anda barang
kali ingat satu peribahasa yang mengatakan, “Sekali lancung keujian,
seumur hidup orang tak percaya”. Membangun hubungan saling
mempercayai antara guru dan murid dapat dilakukan guru dengan cara
verbal seperti : “Ibu percaya Dorkas pasti dapat menyelesaikan soal itu;
dengan cara nonverbal, seperti mendekati dan menepuk bahunya; dan
melakukan kontak langsung dengan murid.
5. Tunjukkan kesediaan membantu murid
Guru harus mampu menunjukkan kesiapan untuk membantu murid,
agar murid merasa tidak ragu-ragu untuk meminta bantuan. Khususnya
bantuan layanan kesulitan belajar. Paling tidak murid mau bertanya jika
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal ataupun tugas, baik di kelas
maupun di luar kelas. Bahkan jika mungkin di rumah.
Menunjukkan kesiapan untuk membantu murid tanpa kecenderungan
untuk mendominasi ataupun mengambil alih tugas murid. Kesiapan ini
dapat
ditunjukkan dengan berbagai cara antara lain, mendatangi murid yang
kelihatan kebingungan, menanggapi pertanyaan murid dengan penuh
kehangatan, dan menunjukkan atau memberikan sumber belajar yang
diperlukan oleh murid.
6. Bersikap terbuka terhadap perasaan murid
Menerima perasaan murid dengan penuh pengertian dan terbuka.
Sikap guru terhadap murid yang mengungkapkan perasaannya hendaknya
diterima dengan hati yang lapang, dan mencoba memahami ungkapan
perasaan murid tersebut. Sikap ini menumbuhkan rasa percaya murid
terhadap guru. Dengan demikian murid beranggapan bahwa guru sebagai
teman sejati dan sahabat yang bisa diajak berbagi perasaan.
Menerima perasaan murid dengan penuh keterbukaan dan penger-tian.
Memahami perasaan murid merupakan pekerjaan yang memerlukan usaha
dan ketulusan dari guru. Jika guru mampu merasakan apa yang dirasakan
oleh murid dan kemudian berusaha merespon secara tulus, guru telah
berhasil menciptakan hubungan yang akrab dan sehat. Misalnya ketika
murid merasa gelisah karena lupa membawa pekerjaan rumah, kemudian
dengan gemetar menyampaikannya kepada guru, guru hendak-nya dapat
memahami perasaan murid tersebut dan kemudian memberikan respon
yang tepat. Coba Anda pikirkan, bagaimana cara Anda merespon kepada
murid yang mengalami masalah seperti itu.
7. Kendalikan situasi agar murid merasa aman
Selama proses pembelajaran berlangsung guru berusaha sebisanya
untuk mengendalikan situasi sehingga murid merasa aman, penuh pema-
haman, dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Jika murid merasa
aman juga dapat berkonsentrasi dalam belajar. Sebaliknya murid yang
merasa was-was, khawatir, atau takut tidak dapat belajar dengan baik.
Bahkan dalam dirinya tidak terjadi tindak belajar, sekalipun guru
melakukan tindak mengajar.
Berusahalah mengendalikan situasi hingga murid merasa aman, penuh
pemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi. Penciptaan situasi belajar yang aman
dan menyenangkan bagi murid sangat tergantung dari kemampuan guru
untuk menerapkan berbagai keterampilan dasar mengajar. Memberi pe-
nguatan secara tepat, menghindari respon negatif, memberi petunjuk yang
jelas, tegas dalam bertindak, merupakan usaha-usaha yang dapat dilaku-
kan guru dalam menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenang-
kan.
B.Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan
Keteraturan sangat penting dalam mengajar kelompok kecil, oleh karena itu
guru mesti mengorganisasi kebutuhan-kebutuhan bagi upaya mengajar kelompok.
Mengorganisasikan kegiatan mengandung arti merancang, mengatur, dan
mengendalikan kegiatan belajar pembelajaran yang tepat. Selama kegiatan
mengajar kelompok kecil atau perorangan ber-langsung, guru berperan sebagai
organisator yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Untuk
itu guru perlu memperhatikan dan melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Adakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar yang
akan dilaksanakan. Meliputi pemberian orientasi umum tentang tujuan,
tugas, cara kerja, waktu, tempat kerja, dan sebagainya sebelum kegiatan
kelompok atau perorangan di mulai. Yang perlu Anda ingat, semua
petunjuk atau informasi yang perlu diketahui oleh murid harus diberikan
sebelum kegiatan kelompok atau perorangan dimulai. Demikian pula
dalam pembelajaran kelas rangkap. Sebelum Anda meminta murid bekerja
berkelompok atau bekerja sendiri-sendiri, mereka harus sudah tahu apa
dan bagaimana mereka harus mengerjakan tugas tersebut.
2. Gunakan variasi kegiatan sesuai kebutuhan. Memvariasikan kegiatan yang
mencakup penyediaan ruangan, peralatan, dan cara melaksana-kannya.
Memvariasi kegiatan , misalnya berupa observasi, diskusi hasil observasi,
memecahkan masalah, membuat kerajinan tangan bersama, atau belajar
sendiri dari buku. Setiap jenis kegiatan harus dipersiapkan sumber/sarana
yang perlu digunakan, cara kerja, aturan yang perlu diikuti, tempat kerja,
serta alokasi waktu. Setiap kelompok atau individu dapat mengerjakan
tugas yang sama, dapat pula berbeda.
3. Adakan pengelompokan murid yang sesuai dengan tujuan. Pengelompok-
kan murid dibentuk secara tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik. Cobalah ingat kembali bagaimana cara Anda mengelompok-
kan murid-murid Anda. Barangkali Anda mengelompokkannya berdasar-
kan tempak duduknya, kemampuannya (yang pintar dengan yang pintar
atau dicampur), atau menurut keinginan (minat). Memang, pengelompok-
kan murid dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan keper-luan.
Coba pikirkan, apa keuntungan dan kerugiannya jika murid yang pintar
dikelompokkan bersama murid yang sedang/yang kurang pintar.
4. Koordinasi kegiatan. Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan yang
berlangsung. Agar kegiatan sejak dari awal hingga kegiatan akhir
berlansung dengan baik dan lancar, tanpa suatu kendala yang berarti.
Mengkoordinasi kegiatan dengan cara melihat kemajuan murid dari awal
sampai akhir kegiatan. Dengan cara ini, guru akan dapat memantau apakah
tugas dikerjakan dengan benar atau apakah murid memerlukan bantuan.
5. Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan. Guru yang baik
juga akan membagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan murid.
Keterampilan ini tentu erat sekali dengan sikap tanggap dan peka terhadap
kebutuhan/kondisi murid, sehingga murid selalu merasa bahwa guru ada
bersama mereka, karena bantuan yang mereka perlukan selalu diberikan
pada saat yang tepat.
6. Usahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan. Dalam
mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil yang dicapai oleh murid.
Sehingga murid memperoleh gambaran tentang inti pokok materi pela-
jaran yang dibahasnya. Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang
tepat akan memungkinkan murid saling belajar. Memajangkan hasil karya,
menanggapi hasil kerja kelompok, mendemonstrasikan hasil kerja,
merupakan contoh-contoh kegiatan kulminasi yang memungkinkan murid
salaing belajar. Cobalah Anda cari kegiatan kulminasi yang lain, yang
memungkinkan murid saling belajar.
Latihan
1. Baca kembali dengan cermat keempat kelompok keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Buatlah satu daftar keterampilan tersebut,
masing-masing dengan subkelompoknya, sehingga merupakan satu lembar
pengamatan.
2. Cobalah amati teman Anda yang sedang mengajar kelompok kecil. Tandailah
keterampilan membimbing dan memudahkan belajar yang muncul selama dia
mengajar. Pada saat lain, amati teman yang sama dan catat keterampilan
mengorganisasikan kegiatan yang muncul. Diskusikan hasil pengamatan Anda
dengan teman tersebut.
3. Cobalah rancang kegiatan kelompok kecil untuk kelas Anda selama ± 40 menit.
Laksanakanlah rancangan tersebut, dan mintalah salah seorang dari teman Anda
untuk mengamati Anda. Setelah selesai, diskusikan hasil pengamatan tersebut.
4. Kalau di tempat tutorial Anda ada video pembelajaran kelas rangkap, cobalah
amati modelnya yang ditayangkan melalui video. Fokuskan pengamatan Anda
pada munculnya keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Bandingkan dan diskusikan hasil pengamatan Anda dengan hasil pengamatan
teman lain.
5. Ketika Anda sendiri harus mengajar kelas rangkap, cobalah terapkan secara
sungguh-sungguh keterampilan membimbing dan memudahkan belajar. Bila
mungkin, mintalah seorang rekan Anda untuk mengamati ketika Anda sedang
mengajar. Setelah selesai, mintalah hasil pengamatan tersebut dan cocokkan
dengan kesan Anda sendiri.
Tes Formatif 1
1. B Memilih teman sendiri tidak perlu dilakukan dalam belajar kelompok kecil
dan perorangan
2. C Merupakan hakekat/dasar dari terjadinya belajar dalam kelompok kecil
dan perorangan
3. A Dalam kegiatan klasikal semua murid diperlakukan sama, sehingga
tidak semua kebutuhan murid dapat dipenuhi
4. D Kebiasaan bekerja sama merupakan salah satu dampak pengiring
penga- jaran kelompok kecil dan perorangan
5. C Jawaban B dan D juga benar, tetapi jawaban tersebut sudah tercakup
da- lam jawaban C; bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya
6. B Hakekat PKR, yaitu; keserempakan kegiatan belajar mengajar, waktu
ke- terlibatan akademik yang tinggi, pemanfaatan sumber secara
maksimal, dan kontak psikologis berkesinambungan antara guru dan
murid, hampir sama dengan hakekat mengajar kelompok kecil dan
perorangan
7. A Sebelum bekerja, murid harus tahu dengan jelas tugasnya.
8. C Menyerahkan laporan kepada guru tidak memberi kesempatan kepada
mu- rid untuk saling belajar, sehingga tidak merupakan kegiatan
kulminasi yang efektif
9. B Penetapan ketua dan sekretaris kelompok sebaiknya dilakukan oleh
kelom- pok, bukan disiapkan oleh guru
10. D Pengenalan serta secara pribadi jangan dimanfaatkan untuk
melaporkan murid kepada orang tuanya karena ini berarti merusak
kepercayaan
Tes Formatif 2
1. C Sasaran utama keterampilan melakukan pendekatan secara pribadi
adalah membangun hubungan yang akrab dan sehat
2. D Merupakan contoh keterampilan melakukan supervisi lanjut
3. B Menyiapkan murid untuk mengikuti laporan pada akhir kegiatan,
termasuk keterampilan melakukan supervisi pemaduan
4. C Keterampilan ini termasuk keterampilan melakukan proses lanjut
5. A Kegiatan akhir (kulminasi) termasuk keterampilan mengorganisasikan
ke- giatan
6. A Contoh ini termasuk keterampilan melakukan supervisi pemaduan
7. B Jawaban A dan D juga benar, tetapi sudah tercakup dalam jawaban B,
atau yang paling diharapkan dari kegiatan ini adalah “saling belajar”
8. D Membantu murid menilai kemajuannya sendiri termasuk
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
9. C Supervisi proses awal bertujuan untuk memantau apakah kelompok
sudah paham akan tugasnya dan sudah mulai bekerja, atau apakah ada
kelompok yang memerlukan bantuan.
10. B Menunjukkan kepekaan dan kehangatan terhadap kebutuhan murid
tidak langsung berkaitan dengan kegagalan murid, Pak Anwar
mungkin peka terhadap kebutuhan murid, tetapi tidak memenuhi
kebutuhan tersebut.
Daftar Pustaka
Pendahuluan
D alam pembelajaran kelas rangkap yang baik, seorang guru harus menyusun
rencana pembelajaran. Karena pembelajaran akan lebih berhasil jika guru terlebih
dahulu membuat rencana bagaimana supaya diperoleh hasil yang optimal. Dalam
tahap perencanaan ini guru memikirkan kegiatan-kegiatan apa agar
pembelajaran efektif dan efisien. Lebih-lebih jika pembelajaran kelas rangkap
dilaksanakan secara permanen, misal disuatu sekolah jumlah guru 3 sedang jumlah
kelas 6. Hal demikian tentu menuntut guru untuk secara tetap melaksanakan
pembelajaran kelas rangkap, sehingga harus menyusun rencana pembelajaran.
Demikian pula jika sudah diketahui adanya guru berhalangan mengajar atau
sudah minta ijin sehari sebelumnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas
rangkap sangat membantu guru dalam mengajar, dan membantu mengarhkan murid
dalam belajar. Namun demikian ada pengecualiannya jika guru tidak masuk secara
tiba-tiba karena tugas mendadak atau keperluan lainnya. Guru teman sejawat akan
merangkap kelas secara spontan, tanpa memiliki kesempatan untuk menyusun
rencana pembelajaran kelas rangkap. Pembelajaran merangkap kelas secara spontan
menuntut kemampuan dan keterampilan seorang guru dalam mengatur strategi
pembelajaran.
Bagi guru yang sudah berpengalaman sangat mudah mengatasi situasi yang
tiba-tiba tersebut. Tetapi bagi guru yang baru atau guru muda akan mengalami
kesulitan dalam berbagai aspek. Misalnya, karakter murid yang sulit diatur, malas
atau tidak suka belajar, suka bermain, agresif, tidak memiliki motivasi belajar,
ketergantungan pada
Pengantar
Tujuan
Pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada
murid untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masya-
rakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan murid untuk
mengikuti pendidikan menengah (Pasal 3 PP. No. 28 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Dasar).
Pendidikan dasar yang diselenggarakan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan
memberikan bekal kemampuan dasar “Baca-Tulis-Hitung”, pengetahuan dan
keterampilan dasar yang bermanfaat bagi murid sesuai dengan tingkat perkem-
bangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di
SLTP/SMP.
Isi Program
Untuk mencapai tujuan tersebut disusun isi kurikulum pendidikan dasar yang
mencakup bahan kajian dan pelajaran tentang Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Membaca dan Menulis,
Matematika (termasuk berhitung), Pengantar Sains dan Teknologi, Ilmu Bumi,
Sejarah Nasional, dan Sejarah Umum, Kerajinan Tangan dan Kesenian,
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Menggambar serta Bahasa Inggris. Bahan
Kajian dan pelajaran tersebut dikemas dalam mata pelajaran yang berisi konsep,
pokok bahasan, tema dan nilai yang dihimpun dalam satu kesatuan disiplin
(pengetahuan). Khusus untuk Sekolah Dasar (SD), disusun mata pelajaran sebagai
berikut:
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2. Pendidikan Agama
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
7. Kerajinan Tangan dan Kesenian
8. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
9. Bahasa Inggris (hanya bila diperlukan)
10. Muatan Lokal
Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas tertentu, tetapi semua mata
matapelajaran pada umumnya mengacu pada hal-hal sebagai berikut :
1. Tertuju pada pencapaian tujuan yang dirumuskan lebih dulu oleh guru atas dasar
GBPP (Prinsip berorientasi kepada tujuan).
2. Tujuan belajar dirumuskan dalam perilaku (umum dan khusus) yang dapat dikaji
ketercapaiannya pada akhir pembelajaran (Prinsip akonta-bilitas).
3. Pembelajaran bertolak dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang telah
dimiliki murid (Prinsip perilaku awal).
4. Proses pembelajaran menitikberatkan pada kegiatan pikiran dan perasaan (mental
dan intelektual) serta perbuatan murid melalui proses belajar yang bersifat aktif.
Dengan demikian proses belajar siswa lebih menarik, menantang, dan
menyenangkan dan hasilnya bertahan lama dan bermanfaat bagi proses lanjut
(Prinsip belajar bermakna).
5. Pemanfaatan aneka media dan sumber belajar untuk mendukung proses belajar
aktif sesuai dengan lingkungan (Prinsip multimedia).
6. Penilaian ditujukan untuk melihat dan memperoleh informasi seberapa jauh
terjadi perubahan perilaku murid baik yang direncanakan maupun yang tidak
direncanakan (Prinsip dampak pembelajaran dan dampak pengiring).
Kompetensi Tamatan
Kompetensi Lintas Kurikulum
Kompetensi Dasar
TUJUAN SILABUS
Mata Pelajaran
PENDIDIKAN NASIONAL
Aspek
Hasil Blj
Indikator
RANGKUMAN
um merupakan perangkat rencana pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru, murid, dan pengelola pendidikan untuk m
n 2004 memiliki ciri sebagai berikut :
asar untuk mengembangkan kehidupan murid sebagai pribadi, dan anggota masyarakat dan
Tes Formatif 1
Beri tanda silang ( X ) pada salah satu kemungkinan jawaban yang menurut
pendapat Anda paling tepat.
1. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran pada dasarnya merupakan ........
A. Beban dan waktu belajar yang dipersyaratkan
B. Tuntutan belajar menurut murid
C. Tuntutan belajar menurut masyarakat
D. Beban dan waktu belajar minimal
2. Kurikulum merupakan pedoman bagi ....
A. Pengelola pendidikan
B. Para guru saja
C. Para guru dan murid
D. Guru, murid, dan pengelola
3. Pengembangan murid sebagai pribadi ....
A. Tidak memerlukan kemampuan dasar
B. Memerlukan kemampuan dasar
C. Cukup kemampuan minimal
D. Diserahkan kepada orang tua
4. Pelajaran matematika di Sekolah dasar menitik beratkan pada ....
A. Semua konsep matematika
B. Kemampuan penalaran
C. Berhitung
D. Keterampilan menghitung
5. Pelajaran PPKN SD 2004 menerapkan pendekatan ....
A. Pengajaran tata negara Indonesia
B. Pendidikan Nilai Pancasila
C. Pemahaman konsep nilai Pancasila
D. Pembinaan disiplin nasional
6. Salah satu ciri dari pembelajaran bahasa Indonesia menurut kurikulum 2004 adalah
....
A. Menitikberatkan pada keterampilan membaca
B. Menitikberatkan pada keterampilan menulis
C. Berorientasi pada pokok bahasan/tema
D. Berorientasi pada konsep kebahasaan
7. Pelajaran IPS di Sekolah Dasar bertitik tolak dari ....
A. Lingkungan
B. Konsep
C. Kebiasaan Hidup
D. Masalah sehari-hari
8. Salah satu ciri pembelajaran IPS di Sekolah Dasar 2004 adalah ....
A. Berangkat dari konsep keilmuan sosial
B. Menerapkan pendekatan lingkungan meluas
C. Merujuk pada keterampilan sosial
D. Berorientasi pada siklus kehidupan masyarakat
9. Pendekatan sistem dalam penyusunan rencana pembelajaran bertolak dari dan
merujuk kepada ....
A. Topik inti
B. Tujuan belajar
C. Buku pelajaran
D. Sistem Sosial
10. Salah satu sifat dari pendekatan sistem dalam merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran ialah ....
A. Integrasi antar komponen pembelajaran
B. Saling keterkaitan antar komponen pembelajaran
C. Peran penting dari penilaian
D. Titik sentral pada proses belajar
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang ada
dibagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap
materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Tingkat penguasaan = X
100% Jumlah
jawaba n yang
10
TOPIK DALAM SUATU BIDANG STUDI MISALNYA TENTANG MAKHLUK HIDUP DI LAUT
Kelas IV
Meneliti salah satu jenis
makhluk laut dan menyusun
laporan penelitian tsb
Kelas V dan VI
Dalam model di atas sebuah topik umum IPA direncanakan untuk diajar-kan pada
berbagai kelas yang berbeda. Karena kelasnya berbeda isi dan bentuk kegiatan
belajarnya juga berbeda.
Model Fogarty ini menawarkan kepada kita untuk mengembangkan topik
pembelajaran kelas rangkap yang terpadu untuk seluruh kelas yang akan kita
tangani di bawah cakupan suatu bidang studi. Misalnya saja pada suatu ketika
seorang guru harus menangani seluruh kelas. Situasi ini sangat mungkin terjadi di
SD yang kecil yang jumlah gurunya paling banyak dua orang dan yang seorang
terpaksa tidak dapat mengajar karena sakit atau alasan lain.
Melihat jalan pikiran pengembangan topik dalam model di atas kini kita
memperoleh suatu contoh pengintegrasian ide dan prosedur pembelajaran kelas
rangkap dengan ide dan prosedur pembelajaran multi aras (PMA) dan Multi Level
Teaching. Kombinasi pembelajaran kelas rangkap dan pembelajaran multi aras
dapat diterapkan pada situasi dimana suatu topik diturunkan dari konsep dasar
suatu bidang studi. Seperti dalam model di atas topik umum pembelajaran
mengambil konsep dasar makhluk hidup laut. Atau dalam situasi dimana topik
umum diambil dari dari wawasan antar-bidang studi atau interdisipliner yang
berorientasi
pemecahan masalah. Misalnya pemecahan masalah polusi (pence-maran) dengan
menggunakan Pendekatan Ilmu-Teknologi-Masyarakat atau Science-Tecnology-
Society Approach dari Dough and Monson tahun 1989.
Model Griswold tahun 1987 dikembangkan oleh Cathy Griswold seorang guru
pembelajaran kelas rangkap di Negara Bagian Oregon USA dengan maksud
memetakan topik-topik yang mencerminkan integrasi berbagai bidang studi yang
berbeda. Proses yang digunakan disebut “clustering” atau pengklasteran atau
penggugusan. Penggugusan topik adalah penataan topik-topik materi pelajaran
secara terurai unsur-unsur atau bagian dari topik besar
GBPP biasanya diterima oleh para guru debagai patokan dasar materi dan
prosedur pembelajaran yang sudah baku dan harus diikuti sepenuhnya tanpa
perubahan. Dengan kata lain perkataan guru merasakan sebagai hal yang tabu
menyimpang dari GBPP, pendapat seperti ini memang benar dalam hal bahwa
GBPP merupakan patokan dasar pembelajaran. Tetapi tidak benar bila dianggap
tabu adanya penyimpangan. GBPP yang ada sekarang ini merupakan bahan
konsumsi nasional yang dalam penggunaannya memerlukan cara yang berbeda-
beda. Untuk pembelajaran topik yang berorientasi bidang studi tunggal atau
monodisipliner tentu berbeda dengan topik yang diangkat secara antardisiplin
atau interdisipliner (disiplin antar bidang ilmu) dalam cara guru menggunakan
GBPP tersebut. Demikian pula perbedaan akan timbul dalam menetapkan topik
yang akan dikelola dengan pendekatan pembelajaran kelas rangkap. Oleh karena
itu, dalam rangka pembelajaran kelas rangkap GBPP harus diterima sebagai
patokan dasar takaran materi. Sedangkan cara penataannya dalam hal tertentu
seperti dalam penggugusan topik dan penetapan aras materi dan kegiatan untuk
kepentingan pembelajaran kelas rangkap merupakan bagian dari tugas profesional
(tugas jabatan) guru.
B agian ini merupakan pembahasan akhir Unit 6. Kita akan membahas dua hal:
A. Penilaian terhadap pelaksanaan PKR
B. Pemanfaatan hasil penilaian belajar murid untuk memperbaiki PKR
Tes Formatif 3
Untuk mengecek pemahaman Anda terhadap materi bagian tiga, cobalah Anda
kerjakan Tes Formatif berikut ini ?
1. Terlaksana tidaknya jadwal pembelajaran kelas rangkap harian perlu dilihat agar
guru dapat ....
A. Melapor ke Kepala Sekolah
B. Melaksanakan PKR dengan baik
C. Memperbaiki jadwal berikutnya
D. Menyusun jadwal baru
2. Terlaksana-tidaknya suatu proses pembelajaran perlu dikaji oleh guru agar dapat
melihat ....
A. Tercapai tidaknya tujuan
B. Terlaksana tidaknya rencana PKR
C. Berhasil tidaknya PKR
D. Puas tidaknya guru dan murid
3. Mencatat materi pelajaran yang tidak bisa diajarkan sangat penting untuk ....
A. Melihat siap tidaknya guru
B. Mencari sumber belajar berikutnya
C. Mengecek manfaat belajar
D. Mencari sebab-sebabnya
4. Kegiatan yang tertunda harus dicatat oleh guru sebagai bahan dalam ....
A. Merancang pembelajaran berikutnya
B. Mengisi buku harian guru
C. Mengisi waktu senggang murid
D. Memilih kegiatan yang bisa dikerjakan
5. Tugas-tugas yang diberikan kepada murid untuk hari atau minggu berikutnya
perlu dicatat oleh guru agar ....
A. Murid-murid merasa senang
B. Orang tua murid dapat membantu
C. Tidak lupa mengecek hasilnya
D. Guru terbiasa mencatat tugas murid
6. Murid-murid yang belum banyak melibatkan diri dalam kegiatan belajar perlu
dicatat dan diperhatikan oleh guru sebagai bahan dalam ....
A. Memilih tujuan yang dirumuskan
B. Menggunakan media
C. Mengatur pengelompokkan murid
D. Mengelola kelas
7. Menemukan dan mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki dalam PKR merupakan
ciri bahwa guru PKR selalu ....
A. Berpikir negatif
B. Mengusahakan perbaikan
C. Menunggu perintah
D. Mengenang masa lalu
8. Hal-hal yang dirasakan mengecewakan perlu dicatat oleh guru sebagai alat bagi
guru dalam ....
A. Mencari penyebabnya
B. Mengoreksi diri sendiri
C. Menilai murid-muridnya
D. Menemukan akibatnya
9. Guru yang membicarakan apa yang ditemuinya dalam melaksanakan PKR de-
ngan guru lain memberi tanda bahwa guru tersebut ....
A. Kurang mampu
B. Tidak percaya diri
C. Bersifat terbuka
D. Kurang kreatif
10. Informasi yang diperoleh dari pengalaman melaksanakan PKR dan digunakan
oleh guru dalam memperbaiki program PKR dinamakan ....
A. Masukan
B. Keluaran
C. Umpan balik
D. Arus balik
Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang ada
dibagian belakang akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100%
10
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat
meneruskan dengan modul berikutnya. Tetapi kalau kurang dari 80% Anda harus
mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1. A Sebagai persyaratan untuk memenuhi beban dan waktu belajar untuk suatu
program.
2. D Merupakan unsur-unsur yang terlibat langsung dalam proses pendidikan.
3. B Kemampuan yang melandasi pengembangan kemampuan lebih lanjut.
4. C Karena dinilai lebih fungsional bagi kehidupan sehari-hari.
5. C Pendidikan obyektif yang bertolak dan berorientasi kepada butir-butir nilai
Pancasila
6. C Tema yang mempunyai berbagai konsep dan keterampilan.
7. B Berupa pikiran pokok dalam bidang ilmu sosial
8. B Berkembang meluas dari lingkungan yang paling dekat sampai pada
lingkungan yang lebih luas.
9. B Tujuan belajar sebagai titik tolak dan sasaran pencapian.
10. B Saling keterkaitan antara unsur dalam upaya pencapaian tujuan.
Tes Formatif 2
1. A GBPP sebagai titik tolak dan rambu-rambu pembelajaran.
2. B Yakin pengelompokan murid atas dasar kemampuannya atau tugas belajarnya.
3. C Membagi gambaran keterkaitan antar konsep dan berbagai bidang
studi/keilmuan.
4. C Dalam rangka menata tugas-tugas belajar murid menurut mata pelajaran dan
tingkat kelas.
5. D Dalam rangka mengelola pembelajaran kelas rangkap dengan baik.
6. A Sebagai wujud kemandirian belajar murid dengan bimbingan sepenuhnya
dari guru.
7. C Sebagai upaya pemanfaatan aneka sumber belajar yang layak di setiap sekolah.
8. A Jumlah besar atau kecil sama saja kecuali dalam cara penggunaannya.
9. C Pemanfaatan lingkungan sekitar perlu diupayakan karena unsur itu yang paling
potensial.
10. C Bersifat layak tujuan dan layak tempat.
Tes Formatif 3
1. C Sebagai umpan balik bagi pelaksana PKR berikutnya
2. C Keberhasilan PKR dalam kaitan dengan tujuan.
3. D Mendiagnosis keterlaksanaan PKR
4 . A Sebagai tindak lanjut pemenuhan keseluruhan rancangan pembelajaran
5. C Sebagai tindak lanjut penalaran tugas yang diberikan kepada murid
6. D Sebagai upaya melibatkan seluruh murid dalam kegiatan pembelajaran
7. B Upayakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran
8. B Agar pada masa berikutnya kekecewaan itu dapat diatasi.
9. C Interaksi antara guru merupakan wujud keterbukaan dan kepedulian bersama.
10. C Informasi yang memberikan rambu-rambu bagi pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.
Daftar Pustaka