Anda di halaman 1dari 8

B.

Pembahasan

1. Pengkajian

Berdasarkan pada pengkajian secara penerapan penulis melakukan

kunjungan rumah keluarga Tn. M pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 11.00

WIT dalam kunjungan tersebut didapatkan tanda dan gejala diare, keadaan

umum Ny. S: klien mengeluh BAB dengan frekuensi 5x/sehari, akral teraba

hangat, TTV pernapasan 17x/menit, nadi 85x/menit, dan suhu badan 36,50 C

dalam pengkajian klien mengatakan kurang minum serta perut kembung.

Adapun data-data yang diperoleh dari keluarga klien serta hasil observasi

disekeliling rumah adalah kurangnya sinar matahari yang masuk kedalam

rumah, serta lantai disekitaran dan halaman rumah kotor.

Berdasarkan teori pengkajian Ariani (2016), tanda dan gejala yang

muncul yaitu buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan

dapat berupa air saja dan frekuensi lebih sering (biasanya 3 kali sehari atau

lebih) dalam satu hari, timbul demam, diare makin sering, ada darah dalam

tinja, perut kembung, tidak mau makan dan minum.

Berdasarkan pengkajian asuhan keperawatan keluarga yang terkait

(Setiawan, 2013) tentang penyakit diare. Tanda dan gejala yang muncul

yaitu klien BAB 3x sehari disertai darah, peningkatan suhu tubuh ,

temperatur 38 0C, perut kembung serta tidak mau makan dan minum.

Berdasarkan hasil pengkajian keluarga Tn. M khususnya pada Ny. S,

dan studi kasus terkait, secara teori maka penulis berasumsi bahwa terdapat

kesenjangan antara hasil pengkajian Ny. S dan studi kasus terkait, serta teori
yaitu pada pengkajian Ny. S tidak terdapat darah dalam tinja, suhu tubuh

lebih dari 380C sedangkan pada hasil studi kasus yang terkait dan teori

terdapat adanya darah dalam tinja dan peningkatan suhu tubuh.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori diagnosa keperawatan keluarga menurut Zaidin

(2011), secara teoritis ada lima tugas keluarga yaitu ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah berhubungan dengan ketidaktahuan tentang

fakta, ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan yang tepat berhubungan dengan tidak mngerti mengenai sifat,

berat dan luasnya masalah, ketidakmampuan keluarga nerawat/menolong

anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan ketidaktahuan keadaan

penyakit, ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah yang bisa

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga

berhubungan dengan sumber keluarga tidak seimbang, ketidaktahuan

fasilitas itu ada, tidak memahami manfaat yang diperoleh, ketidakpercayaan

terhadap petugas kesehatan.

Berdasarkan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. M khususnya

pada Ny. S ditemukan diagnosa yaitu resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang

timbul akibat diare, kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.


3. Intervensi Keperawatan

Setelah diagnosa keperawatan ditetapkan, tahapan berikutnya adalah

membuat perencanaan keperawatan. Dari mulai penentuan diagnosa,

penulis sudah memprioritaskan masalah sesuai dengan yang dikeluhkan

oleh keluarga dan yang mengancam nyawa klien. Sedangkan dalam

penetapan tujuan dari kriteria hasil, penulis berdasarkan atas standar asuhan

keperawatan keluarga, demikian pula dalam membuat rencana tindakan.

Dalam membuat perencanaan penulis tidak mendapatkan hambatan apapun

dikarenakan istri dari Tn.M sedang berada dirumah sehingga penulis dapat

melakukan rencana tindakan.

Berdasarkan intervensi keperawatan keluarga menurut Yohanes dan

Yasinta (2013), secara teoritis adapaun bentuk dan tindakan yang akan

dilakukan dalam intervensi yang pertama menggali tingkat pengetahuan

atau pemahaman keluara mengenai masalah yang muncul, diskusikan

dengan keluarga mengnai hal-hal diketahui dan meluruskan yang belum

diketahui dan meluruskan intervensi/interpretasu yang salah, memberikan

penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga faktor-faktor penyebab,

tanda dan gejala, serta pentingnya pengobatan, dan memotivasi keluarga

untuk melakukan hal-hal positif untuk kesehatan serta memberikan pujian

atas apa yang telah diketahuin dan apa yang telah dilakukan.

Pada diagnosa tersebut penulis mengambil 2 diagnosa

keperawatan yaitu, resiko kekurangan volume cairan tubuh dan kurang

pengetahuan. Perawat dan keluarga merencanakan untuk mengadakan


penyuluhan tentang masalah Diare mulai dari pengertian sampai dengan

manfaat sarana fasilitas kesehatan. Penulis juga mendemonstasikan cara

membuat oralit. Keluarga mengatakan setuju dengan rencana tindakan

lainnya yang bersifat anjuran dan motivasi. Faktor pendukung untuk

mengadakan rencana tindakan tersebut adalah Ny.S selaku istri dari Tn.M

mempunyai rasa bahwa dirinya harus sembuh, sedangkan faktor

penghambat untuk rencana tindakan yaitu kurangnya motivasi keluarga

dan kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit Diare.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah

disusun sebelumnya bersama keluarga, pada tahap ini penulis

melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan

yang telah dibuat dan tetap mempertahankan prioritas diagnosa. Faktor

pendukung terlaksananya implementasi keperawatan pada keluarga

Tn.M yaitu tingginya rasa ingin istrinya segera sembuh dan ingin

mengetahui lebih lanjut tentang penyakit Diare.Tidak ada kendala pada

saat tindakan keperawatan berlangsung, setelah melakukan

implementasi yang telah direncanakan penulis meninggalkan media

seperti leaflet pada keluarga dengan harapan keluarga dapat

membacanya. Tidak ada hambatan untuk melakukan Intervensi


5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria hasil dan standar yang telah

ditetapkan untuk melihat keberhasilan rencana tindakan. Keberhasilan

evaluasi didasarkan pada keefektifan intervensi yang dilakukan

perawat dan keluarga. Keefektifan intervensi dapat dilihat dari respon

keluarga dan hasil disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Dalam mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan perawat

menggunakan metode observasi secara langsung, wawancara, dan

pemeriksaan fisik.

Faktor pendukung yang mempunyai keberhasilan asuhan keperawatan

yaitu adanya motivasi yang tinggi dari Tn.M dan Ny. S sendiri,

sedangkan tidak faktor penghambat. Dalam hal ini penulis berpesan

kepada keluarga agar semua rencana tindakan yang telah dilakukan tidak

berhenti sampai disini tetapi harus dipraktekan kapanpun walaupun

penulis sudah tidak lagi di lingkungan keluarga Tn.M.

C. Keterbatasan Studi

Proses asuhan keperawatan keluarga tidak sesuai dengan kontrak

waktu yang telah disepakati disebabkan kesibukan Tn. M, namun hal

tersebut tidak menjadi hambatan dalam proses asuhan keperawatan


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan keluarga dengan

masalah utama diare pada Tn. M di wilayah kerja Puskesmas Mopah

Kabupaten Merauke, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Data pengkajian yang meliputi penyebab masalah kesehatan dan

masalah keperawatan pada keluarga Tn. M khususnya Ny. S dengan

diare. Data subyektif yang didapatkan adalah Ny. S mengatakan sudah

BAB 5x sehari dengan konsistensi cair, berwarna kuning dan berlendir. Ny.

S mengatakan tidak nafsu makan dan kurang minum dan badan mulai terasa

lemas. Sedangkan data obyektif yang penulis temukan yaitu turgor kulit Ny.

S elastis, tanda vital Ny. S TD: 100/80 mmHg, RR: 18x/menit, Nadi:

88x/menit dan Suhu tubu: 36,5 oC

2. Masalah keluarga dapat diidentifikasi dari keluarga Tn. M maka dapat

ditegakkan dua diagnosa yaitu resiko kekurangan volume cairan

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

yang timbul akibat diare dan kurang pengetahuan keluarga tentang diare

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga yang

sakit.
3. Intervensi yang dapat dilakukan dengan memberi pedidian kesehatan

tentang diare, mendemonstrasikan cara pembuatan oralit atau larutan gula

garam.

4. Hasil proses asuhan keperawatan yang dilakukan adalah memandirikan

keluarga dan melaksanakan tugas asuhan keperawatan keluarga dengan

resiko kekurangan cairan dan kurang pengetahuan tentang diar. Dari

intervensi yang direncanakan dilakukan tindakan keperawatan kepada

keluarga. memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang

resiko kekurangan cairan dan kurang pengetahuan meliputi pengertian,

penyebab, tanda gejala, komplikasi, dan mendemontrasikan cara

pembuatan oralit atau larutan gula garam.

5. Evaluasi hasil yang telah berhasil dilakukan. Dari implementasi yang

telah dilakukan didapatkan evaluasi hasil yaitu masalah tertasi. Hal ini

ditunjukan pada keluarga Tn.M telah mengetahui masalah resiko

kekurangan cairan dan kurang pengetahuan tentang diare.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan hasil laporan kasus ini dapat menambah pengetahuan dan

dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam

menerapkan asuhan keperawatan keluarga khususnya pada pasien

dengan diare, serta sebagai perbandingan dalam mengembangkan kasus

asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama diare.


2. Bagi Puskesmas Mopah

Melalui pimpinan puskesmas dan tenaga kesehatan yang

memegang program perkesmas diharapkan hasil studi kasus ini dapat

digunakan sebagai tambahan informasi dalam mengembangkan

program perkesmas di keluarga dengan diare dan mengoptimalkan asuhan

keperawatan keluarga dan melakukan kunjungan rumah secara periodik.

Anda mungkin juga menyukai