Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Pengertian Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian yang menekankan pada fenomena yang
obyetif dan disajikan secara kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dalam ilmu
sosial yang diulas di sini bersumber dari buku Earl R. Babbie berjudul ”The Practice
of Social Reseach”. Metode penelitian kuantitatif menggunakan data numerik dan
menekankan proses penelitian pada pengukuran hasil yang objektif menggunakan
analisis statistik. Fokus metode kuantitatif adalah mengumpulkan data set dan
melakukan generalisasi untuk menjelaskan fenomena khusus yang dialami oleh
populasi.

Contoh penelitian kuantitatif

Judul
Pengaruh aktivitas game online terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Malang

Keterangan penelitian
a. Permasalahan

Seiring berkembangnya zaman, gadget sudah bisa dipegang oleh anak sekolah. Bahkan tanpa
diajaripun anak-anak dapat mengoperasikan gadget dengan sendiri. Apalagi yang berhubungan
dengan game online, yang mulai mempengaruhi aktivitas keseharian kalangan remaja usia
sekolah. Kondidi ini dapat dibuktikan dengan anak SMP yang berani membolos sekolah, dan
ditemukan ternyata sedang bermain game online di sebuah warnet. atau pergi ke tempat Psan,
sehingga mereka jadi malas sekolah. Fakta ini sangat memprihatinkan sebab seharusnya seusia
mereka banyak menghabiskan belajar dan melakukan hal positif. Dalam perspektif sosiologi,
seseorang yang menjadikan game online sebagai prioritas cenderung akan berkembang menjadi
pribadi egosentris dan individualis.

b. Pembatasan masalah

Tingginya intensitas bermain game online yang dilakukan oleh siswa kelas VIII Mts Negeri 2
Malang.

Rendahnya motivasi belajar siswa kelas VIII Mts Negeri 2 Malang.

Rumusan masalah

Adakah pengaruh aktivitas bermain game online terhada siswa kelas VIII di MTsn Negeri 2
Malang

c. Kajian teori
Berdsasarkan permasalahan diatas, maka dalam proposal peneltian ini perlu dicantumkan atau
dibagi dua yakni mengenai motivasi belajar dan game online. Kajian teori menegnai motivasi
belajar yakni pengertian, jenis, ciri-ciri, daktr yang memepengaruhi dan upaya untuk
meningkatkannya. Sedangkan kajian untuk game online meliputi pengertian, jenis dan
dampaknya.

d. Hipotesis

Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel aktivitas bermain game online dengan
motivasi belajar siswa kelas VIII di Mts Negeri 2 Malang

e. Desain penelitian

Penelitian ini berdesain ex-post facto, dimana peneliti berusaha untuk meneliti sebuah fakta yang
tejadi di lapangan. Pendekatan yang digunkan dalam pendekatan ini adalah kuantitatif, sehingga
meghasilkan data berua kumpulan angka.

f. Populasi dan sampel

Dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di Mts Negeri 2 Malang yangberjumlah 125
orang

Sampel dari penelitian ini, akan mengambil masing-masing 25 siswa di setiap kelas untuk
dijadikan subjek. Pengambilan siswa tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik simple
random sampling, dimana responden dipilih oleh peneliti secara acak.

g. Instrumen pengumpulan data

Penelitia akan melakuakan pengumpulan data dari responden dengan menggunakan instrumen
berupa angket  tertutup. Dalam angket ini telah disusun berbagai pertanyaan menegnai variabel
yangditeliti, yaitu bermain game dan motivasi belajar.

Validitas data

Pengujian data hasil penelitian ini menggunakan empat validasi yaitu isi, konstruk, konkuren,
dan prediksi. Alat ukur yang akan digunakan untuk peneliti yakni product moment dari karl
pearson.

Kesimpulan penelitian
Penelitian tersebut dapat dikatakan sebagai penelitian kuantitatif karena:
1. Penelitian dilakukan secara jelas, dan rinci.
2. Menunjukan adanya hubungan antar variabel independen dan dependen (sebab-
akibat).
3. Teknik pengumpulan dilakukan dengan cara observasi di lapangan dan memberikan
tes atau perlakuan bagi sampel untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh dari game
online
4. Data yang dihasilkan untuk menguji hipotesis ditampilkan secara kuantitatif atau
statistik.

Definisi Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah merupakan metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus
melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.
Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2
kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang
tidak mendapatkan perlakuan.

Penelitian eksperimen (Experimental Research) adalah suatu penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.

Menurut latipun (2002) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan
melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku
individu yang diamati.

Secara Umum Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.

Karakteristik penelitian eksperimen

 Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan

kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (acak).

 Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimen.
 Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan
variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan
penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara
acak.
 Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat
studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
 Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang
sama.
 Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

Proses penyusunan penelitian eksperimen

1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan
2. Mengidentifikasikan permasalahan
3. Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian,
menentukan definisi operasional dan variabel.
4. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak diperlukan,
menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang tepat,
menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membagi subjek ke dalam
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai,
mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
5. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok eksperimen)
6. Mengumpulkan data hasil eksperimen
7. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel
8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai
9. Membuat laporan penelitian eksperimen.

Ragam penelitan eksperimen

Laboratory Experiment
Eksperimen laboratorium sangat berharga dalam teori pengujian dan dalam menyediakan
estimasi kuantitatif, jika empiris, dari, misalnya, konstanta proporsionalitas yang saat ini
tidak dapat ditentukan oleh teori atau perhitungan numerik.
Eksperimen Laboratorium

Sebenarnya Eksperimen adalah metode peneltian yang ditujukan untuk meneliti


hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau 2 variabel pada satu atau lebih
kelompok eksperimen, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang
tidak mengalami manipulasi.
Contoh : meneliti efek diberikan diklat (pendidikan dan latihan) terhadap prestasi kerja
karyawan. Dalam penelitian eksperimen ini maka pada satu kelompok diberikan diklat
(kelompok ini kita sebut dengan kelompok eksperimental) dan pada kelompok yang lain
tidak diberikan diklat (disebut kelompok kontrol). Sedangkan diklat itu sendiri disebut
treatment (garapan). Lalu bagaimana kita mengukurnya ? Adalah dengan melihat hasil
dari prestasi kerja karyawan setelah diberi diklat dalam waktu (periode) tertentu.

Eksperimen di dalam penelitian sosial tentunya tidak sama dengan eksperimen dalam
laboratorium yang dilakukan oleh ahli ilmu eksakta. Laboratorium dalam penelitian
sosial bisa ruangan kelas,pasar, kantor, kelompok manusia, dsb tanpa peralatan yang ada
seperti dalam laboratorium sesungguhnya.

Dari contoh di atas, terlihat bahwa peneliti dalam menggunakan metode eksperimen perlu
menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang sering sulit dilaksanakan. Eksperimen di
dalam penelitian sosial memang sulit dilakukan karena yang diteliti adalah gejala sosial.
Padahal gejala sosial tidak dapat diadakan secara eksperimental atau diciptakan untuk
diteliti. Artinya, peneliti sosial hanya meneliti gejala-gejala sosial yang ada dalam
masyarakat bukan menciptakan gejala sosial tersebut untuk diteliti.

Menyadari akan hal tersebut maka penelti ilmu sosial dalam bereksperimen berusaha
menyamakan atau menyeragamkan situasi dan konsidi hubungan variabel-variabel yang
diteliti.

Inilah gambaran sederhana tentang pemahaman metode ekperimen. Tetapi pada


kenyataannya, tidak sesederhana itu. Dalam penelitian-penelitian sosial, desain metode
eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat
karena banyak variabel luar yang ikut berpengaruh dan sulit mengontrolnya. Prestasi
kerja (dalam contoh di atas) ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh diklat saja tetapi dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti motivasi, lingkungan kerja, dsb.

Eksperimen di dalam penentilitian sosial tentunya tidak sama dnegna eksperimen dalam
laboratorium yang dilakukan oleh ahli ilmu eksakta. Laboratorium dalam peneitian sosial
bisa ruangan kelas,pasar, kantor, kelompok manusia, dsb tanpa peralatan yang ada seperti
dalam laboratorium sesungguhnya.

Dari contoh di atas, terlihat bahwa peneliti dalam menggunakan metode eksperimen perlu
menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang sering sulit dilaksanakan. Eksperimen di
dalam penelitian sosial memang sulit dilakukan karena yang diteliti adalah gejala sosial.
Padahal gejala sosial tidak dapat diadakan secara eksperimental atau diciptakan untuk
diteliti. Artinya, peneliti sosial hanya meneliti gejala-gejala sosial yang ada dalam
masyarakat bukan menciptakan gejala sosial tersebut untuk diteliti.
Menyadari akan hal tersebut maka penelti ilmu sosial dalam bereksperimen berusaha
menyamakan atau menyeragamkan situasi dan konsidi hubngan variabel-variabel yang
diteliti.

Penelitian laboratium

Penelitian laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan dalam ruangan tertutup, di mana
kelompok eksperimen dijauhkan dari variable pengganggu sebab dapat memengaruhi hasil dari
pengujian hubungan sebab akibat.

Kelebihan penelitian ini adalah hasil dari penelitian ini lebih dapat dipertanggungjawabkan
keabsahannya karena hanya memfokuskan pada pengujian hubungan sebab dan akibat.

Kelemahan penelitian laboratorium adalah penelitian ini belum tentu dapat diberlakukan dalam
kehidupan sehari-hari.

Penelitian lapangan

Penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dalam ruangan terbuka, di mana
kelompok eksperimen masih dapat berhubungan dengan faktor-faktor luar.

Kelebihan penelitian lapangan adalah hasil penelitian ini dapat diberlakukan dalam kehidupan
sehari-hari.

Kelemahan penelitian lapangan adalah tingkat kepastian hubungan sebab akibat tidak sebesar
pada penelitian laboratorium karena sulitnya untuk mengontrol variabel-variabel pengganggu.

Tipe-tipe desain

Ada beberapa tipe desain yang biasa digunakan oleh para peneliti dalam penelitian eksperimen,
yakni:

• Tipe desain klasik (classical experimental design)

Dalam tipe ini, pembagian dua kelompok subjek penelitian dilakukan secara pembagian acak
(random assignment). Pada kelompok eksperimen, pertama-tama dilakukan pengamatan awal,
lalu diberikan stimulus, dan untuk mengetahui hasilnya dilakukan pengamatan akhir. Pada
kelompok kontrol, dilakukan pengamatan di awal dan di akhir, tanpa diberikan stimulus tertentu.

• Tipe pengamatan akhir (two group posttest only)

Dalam tipe ini, pembagian dua kelompok subjek penelitian dilakukan secara pembagian acak
(random assignment). Pada kelompok eksperimen langsung diberikan stimulus dan pengamatan
akhir, tanpa dilakukan pengamatan awal. Pada kelompok kontrol, pengamatan hanya diberikan
satu kali saja.

• Tipe empat kelompok (solomon four group)

Tipe ini merupakan penggabungan dari tipe desain klasik dan tipe pengamatan akhir. Dalam tipe
ini, terdapat dua kelompok eksperimen dan dua kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen
pertama, dilakukan pengamatan terlebih dahulu, lalu diberikan stimulus, dan dilakukan
pengamatan akhir. Untuk kelompok kontrol pertama, dilakukan pengamatan awal dan
pengamatan akhir. Pada kelompok eksperimen kedua, langsung diberikan stimulus dan
pengamatan akhir tanpa pengamatan awal. Untuk kelompok kontrol kedua, pengamatan hanya
diberikan satu kali saja.

Kesimpulan
Metode penelitian kuantitatif menggunakan data numerik dan menekankan proses penelitian
pada pengukuran hasil yang objektif menggunakan analisis statistik. Fokus metode kuantitatif
adalah mengumpulkan data set dan melakukan generalisasi untuk menjelaskan fenomena khusus
yang dialami oleh populasi. Sedangkan penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi
terhadap perilaku individu yang diamati.

Daftar pustaka
http://soniacinantya-psikologi.blogspot.com/2010/10/eksperimen-laboratorium.html
http://seputarpengertian.blogspot.com/2017/09/pengertian-penelitian-eksperimen-serta-
karakteristik.html

- https://dokumen.tips/documents/eksperimen-laboratorium.html

Anda mungkin juga menyukai