Anda di halaman 1dari 19

DASAR DASAR FISIOTERAPI

DAN PATOFISIOLOGI
CEDERA OLAHRAGA
DR. ANIES SETIOWATI, M.GIZI
(08112725218)
ROMBEL 1 (2017) BAGUS: 085694402545
EMAIL :NUGROHOBGUS81@GMAIL.COM
ROMBEL 2 (2017) UMI : 085702141413
EMAIL: ATIYAUMMI@GMAIL.COM
Sejarah fisioterapi

 Praktek fisioterapi atau terapi fisik : 2500 SM di China : akupuntur dan berbagai teknik
manual therapy.
 Kedokteran barat, 460 SM, Hippocrates menggambarkan massage dan hydrotherapy
 tahun 1896 di London fisioterapi pada pasien rawat inap di rumah sakit untuk menjaga
kekuatan dan fungsi otot
 Tahun 1920 dibentuk perkumpulan ahli fisioterapi di Inggris
 perang dunia I dan II peningkatan kebutuhan perawatan dan rehabilitasi korban perang.
Pengertian fisioterapi dan ruang lingkup

 Fisioterapi atau Terapi Fisik secara bahasa merupakan teknik pengobatan dengan
modalitas fisik (fisika). Beberapa modalitas fisik yang terdapat di pergunakan antara
lain : listrik, suara, panas, dingin, magnet, tenaga gerak dan air.
Physiotherapy

Neurologi Ortopedic

Pediatri Geriatri

Womens Health Cardiovasculopulmonal

Electrodiagnostic SPORT
Sport Physiotherapy

Pendidikan Sport Physical Therapy di mulai tahun 1974 (3 tahun residen) SCS(Sport
Physical Therapy Spesialis)

Sport PT

Promotion Intervention / Sport


Treatment Performance
Prevention Restorasi
(Rehabilitasi)
Sumber : Sport Physical theraphy section USA
Peran Fisioterapi pada olahraga
(International Federation of Sport Physiotherapy)

Memberikan edukasi kepada atlit tentang aktifitas olahraga yang


baik dan benar

Membuat program latihan menggunakan prinsip-prinsip olahraga dalam


pencegahan cidera( dinamic streching, static streching) serta Balance,
stabilitas dan fleksibilitas

Melakukan tindakan penanganan cedera darurat dan basic life


support selama proses latihan dan pertandingan

Melakukan pemeriksaan, diagnostik, rencana, program , evaluasi dan


modifikasi fisioterapi dalam menangani cedera olahraga

Meningkatkan performa atlit : edukasi latihan spesifik


Alur penanganan fisioterapi
Anamnesis: Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan penunjang:
• Deskripsi nyeri • ROM • Rontgen
• Tempat terjadinya • Fleksibilitas • CT scan
nyeri • Kekuatan • MRI
• Durasi atau waktu • Keseimbangan • EMG
terjadinya nyeri • Postur
• Riwayat nyeri • Ketahanan fisik
• Sifat nyeri
• Apakah gerakan
mempengaruhi rasa
sakit
• Apakah gerakan
mengalami hambatan
Fisiologi CEDERA
-Injury Trauma Menurunkan resiko Injury
Re-Injury

Perdarahan
Hematoma Scab
Kerusakan Jaringan

Kembali ke Inflamasi Kembali ke Olahraga


Olahraga
Nyeri

Spasme

Penyembuhan tidak Fase perbaikan


penyembuhan Optimal
optimal Substrate
Fibroblastic
Maturation

Inadequat Atrophy
Adequat

Treatment
Dampak Immobilisasi
(Bob Mangine,Joseph T. Rauch, W. Andrew Middendorf : 2012)

 Otot
 Penurunan ukuran otot (muscle fiber) 0,5-1% setiap hari
 Penurunan kekuatan 0,5-2% setiap hari
 Penurunan jumlah dan ukuran mitokondria
 Penurunan total massa otot
 Menurunkan kadar glykogen dan ATP
 Meningkatkan konsentrasi asam laktat
 Menurunkan syntesa protein

 Ligamen
 Menurunkan elastisitas dan kepadatan
 Menurunkan kemampuan ligament dalam menjaga stabilitas
Dampak Immobilisasi
 Kartilago
 Mengurangi ukuran chondrocyte, mengurangi sintesis
proteglycankartilago menjadi lunak

 Tulang
 Perubahan pada tulang bisa di ketahui paling cepat 2 minggu
setelah immobilisasi (penurunan formasi tulang akibat
peningkatan aktifitas osteoclast)
 Penurunan kepadatan tuang mencapai 55-60% pada immobilisasi
12 minggu
 Tulang rentan fraktur
Prinsip Fisioterapi pada Sport
Injury
Prinsip Fisioterapi pada Sport Injury
 Fase Akut (1-6 hari)
 0-24 jam RICE dan Lebih dari 24 jam POLICE (OL=optimal
loading)
Tujuan Metode terapi
Kontrol Inflamasi Rest dan proteksi area cidera, kompres es,
dibalut/difiksasi, area cidera di tinggikan,
exercise grade I dgn bebas nyeri

Meminimalisisr efek Pasif exercise sebatas nyeri dan toleransi


imobilisasi pasien, Elektroterapi (Stimulasi elektrik),
propriocepsi exercise

Mengurangi efusi sendi Statik - aktif exercise dgn elevasi daerah yg


cidera
Memelihara kondisi daerah Exercise area yg tidak cidera
yg tdk cidera
Sumber : Kissner C, and Colby L.A. (2002)
 Fase sub-akut (4 – 21 hari)

Tujuan Metode terapi


Lanjutan kontrol inflamasi Tingkatkan lebih banyak gerakan
pada sendi dengan tetap monitoring
reaksi jaringan

Peningkatan pergerakan secara Tingkatkan dari pasive ke aktif ROM.


progres Streching secara bertahap dengan
bebas nyeri

Peningkatan kekuatan otot secara Tingkatkan dari isometrik exercise ke


progres aktif ROMdari tanpa tahanan ke
tahanan yg optimal

Memelihara kondisi area yg tdk Tingkatkan latihan kekuatan dan daya


cidera tahan area yg tdk cidera

Sumber : Kissner C, and Colby L.A. (2002)


 Fase Kronik ( 21 hari - 12 bulan)

Tujuan Metode terapi


Mengurangi nyeri dari adanya Elektroterapi, streching
perlengketan jaringan

Meningkatkan mobilitas Pasif stretcing, hold relax,


persendian gerakan sendi (manipulasi sendi)

Penguatan otot (daya tahan dan Isotonik dan isokinetik exercise


daya ledak otot)

Propriosepsi, koordinasi dan Latihan keseimbangan dan


kelincahan latihan kelincahan

Sumber : Kissner C, and Colby L.A. (2002)


Akut Subkronis Kronis
• RICE • Heat Therapy • heat therapy dapat
• Hydrotherapy • Manual Therapy dikombinasi dengan cold
• Coldtherapy therapy dalam paket
contrast therapy.
• manual therapy dapat
dilanjutkan dan mulai
dikombinasikan dengan
exercise therapy
Teknik fisioterapi

1. Exercise therapy (Terapi latihan).


2. Manipulation/ Manual therapy.
3. Thermotherapy (Heat therapy / Terapi Panas)
4. Coldtherapy (Terapi Dingin).
5. Electrotherapy
6. Iontophoresis dan Phonophoresis
7. Traksi

Anda mungkin juga menyukai