Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat perkembangan kesehatan belum sebaik sekarang saat persalinan dilakukan oleh
dukun, setelah bayi lahir tidak langsung dilakukan inisuasi menyusu dini. Melainkan yang
dilakukan adalah bayi langsung dibersihkan atau dimandikan dengan air hangat setelah tali
pusatnya dipotong. Dahulu pemotongan tali pusat dilakukan dengan menggunakan bambu yang
dilakukan segera setelah lahir. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, tali pusat
dipotong dengan gunting segera setelah lahir. Berkembang lagi pemotongan tali pusat tidak
dilakukan segera setelah lahir.
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
pesalinan dan setelah bayi baru lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan
pasca persalinan, hipotermia dan asfiksia bayi baru lahir. Semantara focus utamany adalah
mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu penggeseran paradigma dari sikap
menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi
(Prawirohardjo Sarwono, 2009)
Evidence based medicine (EBM), suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada
paradigma baru untuk mengambil keputusan medis.Asuhan bayi baru lahir dan balita
berdasarkan Evidance Based merupakan suatu kegiatan asuhan yang dilakukan padabayi baru
lahir dan balita berdasarkan pengambilan keputusan klinik yang telah ditetapkan oleh medis
untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan
itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas
yang memberikan pertolongan.
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan
untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Keputusan klinik tersebut dihasilkan
melalui serangkaian proses dan metode yang sistematik menggunakan informasi dan hasil dari
olah kognitif dan intuitif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan intervensi berdasarkan bukti
(evidence-based), keterampilan dan pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai tahapan
yang logis dan diperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien
(Prawirohardjo Sarwono, 2009).

1
Dalam melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir yang berdasarkan Evidance
based kita dapat melakukan tindakan yang diterapkan dengan mengikuti perkembangan dalam
bidang kesehatan yang diantaranya meliputi :
1. Baby Friendly
2. Memulai Pemberian ASI Sejak Dini dan Ekslusif
3. Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi dan Balita
4. Pemotongan Tali Pusat
5. Perawatan Tali Pusat
6. Rawat Gabung
Hubungannya dengan kebijakan kesehatan adalah karena demam berpikir berbasis bukti
ini menular juga ke konteks Public Health, yang kemudian dikenal sebagai Evidence Based
Health (EBH). EBH adalah suatu metoda untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi kebijakan dan program kesehatan (dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan bayi
baru lahir dan balita) yang memiliki data untuk diuji efektivitasnya dan didasarkan pada behavior
theory dan ecological model of health.

B. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana yang di maksud dengan Baby Friendly
2. Bagaimana Memulai Pemberian ASI Sejak Dini dan Ekslusif

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui yang di maksud dengan Baby Friendly
2. Untuk mengetahui Memulai Pemberian ASI Sejak Dini dan Ekslusif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Baby Friendly
Baby friendly atau Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi) adalah suatu prakarsa
internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun 1991 untuk mempromosikan,
melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui. Untuk membantu dalam
pelaksanaan inisiatif, alat dan bahan berbeda yang dikembangkan, diuji lapangan dan disediakan.
Alat tambahan tersebut dikembangkan setelah itu, seperti pemantauan dan penilaian ulang alat.
Sejak meluncurkan The Hospital Initiative Bayi ramah (BFHI) telah berkembang, dengan lebih
dari 152 negara di seluruh dunia menerapkan inisiatif yang memiliki dampak yang terukur dan
terbukti, meningkatkan kemungkinan bayi yang ASI eksklusif selama enam bulan pertama.
Pelaksanaan Baby Friendly dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Memulai memberian ASI secara dini dan eksklusif
Yaitu pemberian ASI dimulai segera setelah bayi lahir, maksimal setengah jam pertama
setelah persalinan.
2. Melakukan pemotongan tali pusat
Pemotongan tali pusat dilakukan dengan adanya penundaan selama 3 menit.
3. Melakukan perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat dilakukan dengan cara :
a. Membiarkan tali pusat kerng sendiri
b. Metode kasa kering
c. Metode kasa alkohol 70%
d. Metode antiseptik dan kasa kering (Asrinah, dkk .2010)
4. Melakukan bounding attachment
Merupakan suatu ikatan yang terjadi antra orang tua dan bayi baaru lahir yang meliputi
pemberian kasih sayang, pencurahan perhatian yang saling tarik menarik.
Keberhasilan dalam hubungan ikatan batin antara seorang bayi dan ibunya dapat mempengaruhi
hubungan sepanjang masa dengan memberikan respon sensual antara ibu dan bayi pada kontak
awal kelahiran yaitu:

3
a. Sentuhan
b. Kontak mata
c. Bau badan
d. Suara
e. Irama kehidupan (Asrinah, dkk .2010)
5. Menjaga kehangatan bayi
Cara mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi adalah:
a. Mengeringkan tubuh bayi secara seksama
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
c. Selimuti atau tutup kepala bayi
d. Jangan menimang bayi dalam keadaan tidak berpakaian
e. Jangan memandikan bayi sebelum 6 jam pasca persalinan
f. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayi(Asrinah, dkk .2010).
Program ini mendorong rumah sakit dan fasilitas bersalin yang menawarkan
tingkat optimal perawatan untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas Baby Friendly Hospital atau
Maternity berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan bayi
mereka awal kehidupan yang baik. Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang bayi mendorong
dan membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi mereka dan akan
menerima penghargaan khusus karena telah melakukannya. Sejak awal program, lebih dari
18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah menerapkan program baby friendly. Negara-negara
industri seperti Australia, Austria, Denmark, Finlandia, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia,
Spanyol, Swiss, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat telah resmi di tetapka sebagai rumah sakit
sayang bayi.
Dalam rangka mencapai program Baby Friendly Inisiative, semua provider rumah
sakit dan fasilitas bersalin akan:
1. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui secara rutin dan dikomunikasikan kepada
semua staf tenaga kesehatan.
2. Melatih semua staf tenaga kesehatan dalam keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan kebijakan ini.
3. Member tahu semua ibu hamil tentang manfaat dan penatalaksanaan menyusui.
4. Membantu ibu untuk memulai menyusui dalam waktu setengah jam kelahiran.

4
5. Tampilkan pada ibu bagaimana cara menyusui dan cara mempertahankan menyusui jika
mereka harus dipisahkan dari bayi mereka.
6. Berikan ASI pada bayi baru lahir, kecuali jika ada indikasi medis.
7. Praktek rooming-in agar memungkinkan ibu dan bayi tetap bersama-sama.
8. Mendorong menyusui on demand
9. Tidak memberikan dot kepada bayi menyusui
10. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan menganjurkan ibu
menghubungi mereka setelah pulang dari rumah sakit atau klinik.

B. Memulai Pemberian ASI Sejak Dini dan Ekslusif


Inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan kegiatan menyusu dalam satu
jam pertama setelah bayi lahir. (Roesli Utami, 2008).
Menurut Dwi Sunar Prasetyono (2009) Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah perilaku
pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir.
Setengah jam pertama setelah persalinan,segera posisikan bayi untuk menghisap puting
susu ibu secara benar.Isapan bayi ini akan memberi rangsangan pada hipofisis untuk
mengeluarkan hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras asi yang ada
pada alveoli,lobus,serta duktus yang berisi asi yang di keluarkan melalui putting susu,keadaan ini
akan memaksa hormone prolaktin untuk terus memproduksi ASI.

1. Manfaat inisiasi menyusu dini:


a. Mencegah hipotermia karena dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi
merangkak mencari payudara.
b. Bayi dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stres, pernapasan dan detak jantung lebih stabil,
dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi.
c. Imunisasi Dini. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum mulai mengisap
puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteri-bakteri baik yang ia perlukan untuk
membangun sistem kekebalan tubuhnya.
d. Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak (Bonding Atthacment) karena 1 – 2 jam
pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.

5
e. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan akan
lebih lama disusui.
f. Sentuhan tangan bayi diputing susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting
ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
g. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum
daripada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum ASI istimewa yang kaya akan daya tahan
tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan
kelangsungan hidup bayi,. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus
bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.
h. Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam
kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada
ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah. (Roesli Utami, 2008)
i. Perkembangan psikomotorik lebih cepat.
j. Menunjang perkembangan koknitif
k. Mencegah perdarahan pada ibu
l. Mengurangi risiko terkena kanker payudara dan ovarium. (Dewi Cendika & Indarwati,
2010)
2. Tahapan inisiasi menyusu dini adalah :
a. Tahap pertama disebut istirahat siaga (rest/quite alert stage). Dalam waktu 30 menit,
biasanya bayi hanya terdiam. Tapi jangan menganggap proses menyusu dini gagal bila
setelah 30 menit sang bayi tetap diam. Bayi jangan diambil, paling tidak 1 jam melekat.
b. Tahap kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan menghisap pada
mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi memasukkan tangannya ke mulut.
c. Tahap ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes dari mulut bayi itu
jangan dibersihkan. Bau ini yang dicium bayi. Bayi juga mencium bau air ketuban di
tangannya yang baunya sama dengan bau puting susu ibunya. Jadi bayi mencari baunya.
d. Tahap keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki mungilnya menghentak
guna membantu tubuhnya bermanuver mencari puting susu. Khusus tahap keempat, ibu juga
merasakan manfaatnya. Hentakan bayi di perut bagian rahim membantu proses persalinan
selesai, hentakan itu membantu ibu mengeluarkan ari-ari.

6
e. Pada tahap kelima, bayi akan menjilati kulit ibunya. Bakteri yang masuk lewat mulut
akan menjadi bakteri baik di pencernaan bayi. Jadi biarkan si bayi melakukan kegiatan itu.
f. Tahap terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan menyusu
untuk pertama kalinya. "Proses sampai bisa menyusu bervariasi. Ada yang sampai 1 jam.
(Roesli Utami, 2008)
3. Penghambat pelaksanaan IMD
a. Bayi kedinginan-tidak benar
Berdasarkan hasil pnelitian Dr.Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang
melahirkan menjadi 1° C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika
bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1° C. Jika bayi
kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2° C untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu
yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat
tidur yang canggih dan mahal.
b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya.
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya
oksitosin saat kontak kulit ke kulit seta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
c. Tenaga kesehatan kurang tersedia
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat
menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk manjaga bayi
sambil memberi dukungan pada ibu.
d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri
kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.
e. Ibu harus dijahit
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian
bawah tubuh ibu.
f. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus segera
diberikan setelah lahir. Menurut American College of Obstetrics and Gynecology dan
Academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya
selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.

7
g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur. Menunda
memandikan pada bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu,
kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat
dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai
menyusu awal selesai.
h. Bayi kurang siaga
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi tidur
dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan
lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk Bonding.
i. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan
lain (cairan prelaktal). Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi
dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
j. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama
dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan
dinding usus yang masih muda. (Roesli Utami, 2008).
Dengan memberikan ASI pada bayi dalam waktu kurang dari setengah jam pasca
persalinan berarti sudah memberikan 5 keuntungan:
1. Bayi mendapatkan terapi psikologis berupa ketenangan dan kepuasan.
Terpenuhinya rasa aman dan nyaman akibat kelelahan selama proses persalinan karena bayi
harus melewati pintu atas panggul, panggul dalam, dasar panggul,dan panggul luar yang
membuat stress. Dengan menemukan putting susu ibu bayi mendapatkan ketenangan
kembali, pelican ibu membuat bayi mendapatkan rasa aman atau nyaman seperti di dalam
rahim ibu. Hal ini merupakan terapi bagi bayi yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan psikologos bayi karena ia mendapatkan modal pertama pembentukan
kepercayaan diri terhadap lingkungan.
2. Tertanamnya kepercayaan akan lingkungan berarti ibu sudah membangun dasar kepercayaan
(psikologis) yang akan terus berkembang pada masa dewasa yaitu kepercayaan dan
ketenengan dalam menghadapi tiap permasalahan (gelisah/sakit dirasakan akan ada akhirnya
) dan akan diperoleh kenyamanan kembali.

8
3. Kadar hormon prolaktin tidak sempat turun dalam peredaran darah ibu sehingga kolostrum
untuk hari pertama akan lebih cepat keluar, bayi tidak gelisah ataupun rewel. Dengan
demikian, untuk hari selanjutnya ASI dapat dipertahankan.
4. Dengan isapan bayi yang benar, oksitosin akan keluar lebih banyak, hal ini menguntungkan
karena otot polos rahim akan terus berkontraksi, artinya rahim akan berkontraksi lebih kuat.
5. Oleh karena kontraksi yang baik dari hasil kerja hormon oksitosin, proses involusio akan
lebih cepat terjadi, dengan cepatnya proses involusio, lika bekas persalinan cepat menutup.
Alat reproduksi antara lain uterus, vagina akan segera kembali normal dan kemungkinan
terjadinya infeksi pascapostpartum.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir yang berdasarkan Evidance based
kita dapat melakukan tindakan yang diterapkan dengan mengikuti perkembangan dalam bidang
kesehatan yang diantaranya meliputi :
1. Baby Friendly
Baby friendly atau Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi) adalah suatu prakarsa
internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun 1991 untuk mempromosikan,
melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui.
2. Memulai memberian ASI secara dini dan eksklusif
Yaitu pemberian ASI dimulai segera setelah bayi lahir, maksimal setengah jam
pertama setelah persalinan.

B. Saran
Setelah memahami dan mempelajari isi dari makalah ini, sebaiknya penulis dan pembaca dapat
memahami dengan benar tentang Asuhan BBL dan Balita berdasarkan evidence based serta
menerapkan dalam pelayanan.

10
DAFTAR PUSTAKA

▪ http://asuhanpostnatal.blogspot.com/2016/11/pnc.html?m=1
▪ Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC. Jakarta
▪ https://bidanshop.blogspot.com/2011/10/asuhan-bbl-dan-balita-berdasarkan.html

11

Anda mungkin juga menyukai