Anda di halaman 1dari 7

PENGGUNAAN BEBAT PERINEUM (KEMPITAN) UNTUK MENGURANGI

NYERI LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM

Dewi Susilowati, Triwik Sri Mulati


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Abstract: Perineal Bandage, Maternal Perineal Wound Pain. The purpose of this
study to prove the effect of perineal bandage to reduce pain in the perineal wound. The
research design was quasi experiment with untreated control group design with pretest
and posttest samples: some post partum mother who suffered wounds perineum in BPM
Klaten some 91 people. Bivariate data analysis using statistical test used is t –test.
Results from this study is that the bandage perineum (kempitan) is effective for reducing
maternal perineal wound pain post partum compared to the control group who were
given regular perineal wound treatment but without being given a dressing perineum.

Keyword: Perineal Bandage, Maternal Perineal Wound Pain

Abstrak: Bebat Perineum, Ibu Post Partum, Nyeri Luka Perineum. Tujuan
penelitian ini untuk membuktikan pengaruh penggunaan bebat perineum untuk
mengurangi rasa nyeri pada luka perineum. Desain penelitian ini adalah quasi
eksperiment dengan untreated control group design with pretest and posttest Sampel :
sebagian Ibu post partum yang mengalami luka perineum di BPM wilayah Klaten
sejumlah 91 orang. Analisis data bivariat menggunakan Uji statistika yang digunakan
yaitu t – test .Hasil dari penelitian ini adalah bahwa bebat perineum (kempitan) cukup
efektif untuk mengurangi nyeri luka perineum pada ibu post partum di bandingkan pada
kelompok kontrol yang diberi penanganan luka perineum biasa tapi tanpa diberi bebat
perineum

Kata Kunci: Bebat Perineum, Ibu Post Partum, Nyeri Luka Perineum

PENDAHULUAN perineum dan vagina meregang sebelum


Persalinan adalah suatu proses keluar kepala bayi (Suherni, 2009).
keluarnya hasil konsepsi ( bayi) yang Penanganan luka perineum
dapat hidup Dari dalam uterus ke dunia dilakukan dengan melihat derajat luka,
luar. Pada proses pengeluaran bayi sering untuk derajat I jika tidak ada perdarahan
terjadi perlukaan pada jalan lahir atau tidak diperlukan penjahitan, derajat II –
luka perineum (Mochtar, 2008) IV dilakukan penjahitan (Wiknjosatro,
Luka Perineum secara alami 2008)
disebut ruptur, dikarenakan adanya Luka pada perineum biasanya
desakan kepala janin yang terlalu cepat ringan, akan tetapi kadang-kadang terjadi
atau bahu pada proses persalinan yang luka yang luas dan berbahaya. ibu nifas
lukanya tidak teratur dan luka perineum akan mengalami keluhan nyeri pada
yang di sengaja di episiotomi untuk perineum akibat luka jahitan peradangan
memperbesar muara vagina pada saat ataupun bengkak dan lecet pada vagina.

41
42 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 1,Mei 2018, hlm 01-100

Peradangan adalah suatu reaksi yang Tujuan dari penelitian ini adalah
normal dan merupakan hal penting untuk membuktikan pengaruh penggunaan bebat
memastikan penyembuhan luka dan perineum untuk mengurangi rasa nyeri
berfungsi mengisolasi jaringan rusak dan pada luka perineum. Hipotesisi
mengurangi penyebaran infeksi (Suleha, penelitian ini adalah ada pengaruh
2009) penggunaan bebat perineum (kempitan)
Luka perineum akan menyebabkan untuk mengurangi nyeri pada luka jahitan
nyeri dan rasa tidak nyaman pada ibu perineum.
postpartum, hal ini akan mengganggu
interaksi ibu dan bayi, membuat ibu lebih METODE PENELITIAN
rentan terkena infeksi dan terjadi Desain penelitian ini adalah quasi
perdarahan jika luka perineum tidak eksperiment dengan pretest and posttest
dipantau dengan baik. with control group design
Nyeri perineum akan Sampel dalam penelitian ini adalah
menimbulkan dan mempengaruhi ibu post partum yang mengalami luka
kesejahteraan perempuan secara fisik, perineum tapi yang tidak ada kompikasi
psikologis dan sosial pada periode sejumlah 91 orang, yaitu kelompok
postnatal langsung maupun dalam jangka kontrol (diberi penanganan luka biasa tapi
panjang (Mochtar, 2008) tanpa di beri bebat perineum) sejumlah 43
Dengan adanya nyeri dan bengkak orang dan kelompok perlakuan (diberi
pada perineum membuat ibu takut untuk penanganan luka biasa dan diberi bebat
mobilisasi dini, sedangkan manfaat perineum) sejumlah 48 orang.
mobilisasi dini adalah: melancarkan Instrument dalam penelitian ini
pengeluaran lokea, mengurangi infeksi, adalah lembar observasi untuk mencatat
mempercepat involusio alat kandungan, bentuk dan derajat luka perineum
melancarkan peredaran darah, mencegah Analisis data dilakukan dengan
tromboplebitis dan akan mempercepat menggunakan uji t-test.
penyembuhan luka. Untuk mengatasi hal
ini maka ibu post partum diberikanan HASIL PENELITIAN
bebat perineum (kempitan) untuk Hasil penelitian dapat dideskripsikan
mengurangi rasa nyeri dan bengkak, sebagai berikut:
sehingga ibu post partum bisa melakukan
mobilisasi dini. Tabel 1
Bebat perineum (kempitan) adalah Distribusi Frekuensi Rentang Nyeri
balutan pada perineum yang diberikan Luka Perineum (Pre Test) Pada
setelah menggunakan pembalut dan celana Kelompok Perlakuan
dalam untuk mengurangi nyeri dan Kategori N %
pembengkakan. 1. Tidak nyeri 1 2.1
Manfaat bebat pada luka antara 2. Nyeri ringan 22 45.9
lain: mengurangi nyeri, mengurangi 3. Nyeri sedang 8 16.7
bengkak, mengurangi ketegangan jaringan 4. Nyeri berat 17 35.3
luka dan mendukung bagian otot yang Total 48 100
terluka supaya menyatu kembali.
Dewi Susilowati, Penggunaan Bebat Perineum (Kempitan) 43

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa Tabel 4


rentang nyeri luka perineum ibu nifas Distribusi Frekuensi Rentang Nyeri
sebelum diberi bebat perineum (kempitan) Luka Perineum (Pre Test) Pada
mayoritas adalah nyeri ringan yaitu Kelompok Kontrol
sebanyak 22 responden (45.9 %). Kategori N Prosentase
1. Tidak nyeri 1 2.3
Tabel 2 2. Nyeri ringan 18 41.9
Distribusi Frekuensi Rentang Nyeri 3. Nyeri sedang 12 27.9
Luka Perineum (Post Test 1) Pada 4. Nyeri berat 12 27.9
Kelompok Perlakuan Total 43 100
Kategori n % Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa
1. Tidak nyeri 7 14.6
rentang nyeri luka perineum ibu nifas pre
2. Nyeri 29 60.3
ringan
test pada kelompok kontol mayoritas
3. Nyeri 11 23 adalah nyeri ringan yaitu sebanyak 18
sedang responden (41.9%).
4. Nyeri berat 1 2.1
Total 48 100 Tabel 5
Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat Distribusi Frekuensi Rentang Nyeri
bahwa rentang nyeri luka perineum ibu Luka Perineum (Post Test 1) Pada
nifas setelah diberi bebat perineum Kelompok Kontrol
(kempitan) selama satu hari (post test 1) Kategori N Prosentase
mayoritas adalah nyeri ringan yaitu 1. Tidak nyeri 8.9 11.6
sebanyak 29 responden (60.3%). 2. Nyeri 20 46.5
ringan
3. Nyeri 16 37.2
Tabel 3 sedang
Distribusi Frekuensi Rentang Nyeri 4. Nyeri berat 2 4.6
Luka Perineum (Post Test 2) Pada Total 43 100
Kelompok Perlakuan Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat
Kategori N P bahwa rentang nyeri luka perineum ibu
1. Tidak nyeri 30 62.4 nifas post test 1 pada kelompok kontrol
2. Nyeri ringan 17 35.5 mayoritas adalah nyeri ringan yaitu
3. Nyeri sedang 1 2.1 sebanyak 20 responden (46.5 %).
4. Nyeri berat - - Tabel 6
Total 48 100 Distribusi Frekuensi Rentang Nyeri
Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat Luka Perineum (Post Test 2) Pada
bahwa rentang nyeri luka perineum ibu Kelompok Kontrol
nifas setelah diberi bebat perineum Kategori N %
(kempitan) selama tiga hari (post test 2) 1. Tidak nyeri 30 62.5
mayoritas adalah tidak nyeri yaitu 2. Nyeri 17 35.4
sebanyak 30 responden (62.4%). ringan
3. Nyeri 1 2.1
sedang
4. Nyeri berat - -
Total 48 100
44 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 1,Mei 2018, hlm 01-100

Berdasarkan tabel 6. dapat dilihat kelompok kontrol adalah 4.53, nilai rata
bahwa rentang nyeri luka perineum ibu rata nyeri luka perineum pada ibu nifas
nifas post test 2 pada kelompok kontrol post test 1 pada kelompok kontrol adalah
mayoritas adalah tidak nyeri yaitu 3.33 dan rata rata nyeri luka perineum
sebanyak 30 responden (62.5 %). pada ibu nifas post test ke 2 pada
kelompok kontrol adalah 1.93.
3. Hasil uji Statistik pada Penggunaan Hasil uji normalitas data
Bebat Perineum (Kempitan) untuk menggunakan uji Shapiro Wilk,
Mengurangi Nyeri Luka Perineum menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-
Pada Ibu Post partum tailed) = 0.001 yang berarti data
berdistribusi tidak normal sehingga
Tabel 7 pengolahan data menggunakan uji statistik
Hasil Statistik Penggunaan Bebat nonparametrik, yaitu uji Wilcoxon.
Perineum (Kempitan) Untuk
Mengurangi Nyeri Luka Perineum 4. Hasil Uji Wilxocon terhadap Data
Pada Ibu Post Partum Pada Kelompok Penelitian Kelompok Perlakuan Pre
Perlakuan test dan Post test 1.
Nyeri Perineum N Mean SD Untuk mengetahui beda rerata
Pre test 48 4.77 2.6 antara rentang nyeri perineum pada ibu
Post test 1 48 2.75 1.8 nifas sebelum dan setelah diberi bebat
Post test 2 48 0.58 1.1 perineum selama satu hari (Post tes 1)
Berdasarkan tabel 7 dapat maka dilakukan uji Wilcoxon. Hasil uji
diketahui bahwa nilai rata rata nyeri luka Wilcoxon menunjukkan p value = 0.001,
perineum pada ibu nifas sebelum di beri dimana p < 0.05 yang berarti ada
bebat perineum (pre test) adalah 4.77, perbedaan yang signifikan antara rentang
nilai rata rata nyeri luka perineum pada nyeri perineum ibu nifas sebelum di beri
ibu nifas setelah di beri bebat perineum pembebatan dengan setelah diberi satu
selama 1 hari (post test 1) adalah 2.75 dan hari pembebatan.
setelah di beri bebat perineum selama 3
hari (post test ke 2) adalah 0.58. 5. Hasil Uji Wilxocon terhadap Data
Penelitian kelompok Perlakuan
Tabel 8 Post tes 1 dan Post tes 2.
Hasil Statistik Penggunaan Bebat Untuk mengetahui beda rerata
Perineum (Kempitan) untuk antara rentang nyeri perineum pada ibu
Mengurangi Nyeri Luka Perineum nifas setelah diberi bebat perineum selama
Pada Ibu Post partum pada Kelompok satu hari (Post test 1) dan setelah diberi
Kontrol bebat perineum selama tiga hari (Post test
Nyeri Perineum N Mean SD 2) maka dilakukan uji Wilcoxon. Hasil uji
Pre test 43 4.53 2.5 Wilcoxon menunjukkan p value = 0.001,
Post test 1 43 3.33 2.2 dimana p < 0.05 yang berarti ada
Post test 2 43 1.93 1.7 perbedaan yang signifikan antara rentang
Berdasarkan tabel 8. dapat nyeri perineum ibu nifas setelah diberi
diketahui bahwa nilai rata rata nyeri luka bebat perineum selama satu hari dengan
perineum pada ibu nifas pre tes pada setelah diberi tiga hari pembebatan.
Dewi Susilowati, Penggunaan Bebat Perineum (Kempitan) 45

6. Hasil Uji Data Penelitian Kelompok PEMBAHASAN


Kontrol dengan kelompok Dari hasil uji deskriptif statistik
Perlakuan. dapat diketahui bahwa nilai rata-rata nyeri
Untuk mengetahui beda rerata luka perineum pada ibu post partum
antara rentang nyeri perineum kelompok kelompok perlakuan sebelum di beri bebat
kontrol dengan kelompok perlakuan perineum adalah 4.77. Nilai rata-rata nyeri
dilakukan penghitungan mean yang perineum pada ibu post partum setelah di
dipresentasikan pada tabel berikut: beri satu hari pembebatan perineum (post
test 1) adalah 2.75 sedangkan nilai rata
Tabel 9 rata post test ke 2 adalah 0.58. Trend nilai
Hasil Statistik Penggunaan Bebat menunjukkan penurunan dari 4.77
Perineum (Kempitan) Untuk menjadi 2.75 pada post test 1 dan menjadi
Mengurangi Nyeri Luka Perineum 0.58 pada post test 2 membuktikan bahwa
Pada Ibu Post Partum Pada Kelompok ada penurunan nyeri perineum pada ibu
Kontrol Dan Kelompok Perlakuan post partum setelah diberi bebat
Nyeri Mean Mean Selisih perineum. Hal tersebut didukung dari
Perineum Kontrol Perlakuan Mean hasil uji Wilxocon antara data pre test dan
Pre test 4.53 4.77 -0.24 post test 1 yang menunjukkan p value =
Post test 1 3.33 2.75 0.58 0.001, dimana p < 0.05 yang berarti ada
Post test 2 1.93 0.58 1.35 perbedaan yang signifikan antara rentang
Pada tabel 9. dapat dilihat bahwa nyeri perineum ibu post partum sebelum
pada data Pre test, rata rata rentang nyeri di beri pembebatan dengan setelah diberi
kelompok perlakuan lebih tinggi 0.24 satu hari pembebatan. Selain itu juga
dibandingkan kelompok kontrol. Tetapi didukung dengan hasil uji Wilxocon antara
setelah kelompok perlakuan diberi data post test 1 dan post test 2 yang
pembebatan perineum selama 1 hari (Post menunjukkan p value = 0.001, dimana p <
test 1) maka rata rata rentang nyeri 0.05 yang berarti ada perbedaan yang
perineum kelompok perlakuan lebih signifikan antara rentang nyeri perineum
rendah 0.58 dibandingkan pada kelompok ibu post partum setelah diberi bebat
kontrol. Bahkan setelah diberi perineum selama satu hari dengan setelah
pembebatan perineum selama 3 hari (Post diberi tiga hari pembebatan, sehingga
test 2) maka rata rata rentang nyeri dapat disimpulkan bahwa bebat perineum
perineum kelompok perlakuan lebih efektif untuk mengurangi nyeri luka
rendah 1.35 dibandingkan pada kelompok perineum ibu post partum.
kontrol. Data tersebut menunjukkan Hasil penelitan tersebut sesuai
bahwa ada perbedaan yang cukup dengan teori yang dikemukakan oleh
signifikant antara rata rata nyeri kelompok Kurniati (2015) bahwa bebat perineum/
perlakuan dan kontrol, yang membuktikan kempitan memiliki tujuan untuk menahan
bahwa bebat perineum efektif untuk luka perineum dari gerakan dan gesekan;
mengurangi nyeri luka perineum ibu memberi tekanan terhadap:
nifas. kecenderungan timbulnya perdarahan atau
hematom, adanya ruang mati pada luka
perineum; melindungi perineum yang
cedera/ luka; memberikan support
46 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 1,Mei 2018, hlm 01-100

terhadap perineum yang cedera/luka serta berikut: 1) Ada perbedaan rerata skor
memberikan tekanan pada luka perieum. nyeri luka perineum ibu post partum
Selain itu bebat perineum/ kempitan sebelum dan sesudah 1 hari menggunakan
memiliki manfaat yaitu digunakan untuk bebat perineum. Rerata skor nyeri luka
membantu menghentikan perdarahan, perineum ibu post partum sesudah 1 hari
mengurangi terjadinya pembengkakan, menggunakan bebat perineum lebih
mengurangi nyeri dan mendukung bagian rendah dibandingkan sebelum
otot yang terluka pada perineum supaya menggunakan pembebatan. 2) Ada
menyatu kembali. perbedaan rerata skor nyeri luka perineum
Pada penelitian ini, ibu post ibu post partum setelah 1 hari dan setelah
partum yang pada luka perineumnya 3 hari menggunakan bebat perineum.
diberi bebat/ kempitan merasa lebih Rerata skor nyeri luka perineum ibu post
nyaman karena pada saat ibu nifas partum sesudah 3 hari menggunakan bebat
melakukan gerakan/ mobilisasi, luka perineum lebih rendah dibandingkan
perineumnya tidak tergesek sehingga setelah 1 hari menggunakan pembebatan.
mengurangi nyeri saat beraktivitas/ 3) Ada perbedaan rerata skor nyeri luka
bergerak. Fenomenanya, ibu post partum perineum pada kelompok kontrol.
dengan luka perineum biasanya akan takut 4) Ada perbedaan rerata skor nyeri luka
bermobilisasi karena ketika lukanya perineum pada kelompok kontrol dan
tergesek saat bergerak, luka tersebut akan kelompok perlakuan dimana kelompok
terasa sangat nyeri. Selain itu dengan perlakuan yang diberi bebat perineum
dicegahnya perdarahan dan pembengkaan mengalami penurunan nyeri luka yang
pada luka perineum oleh bebat/ kempitan, lebih signifikan dibanding pada kelompok
akan menurunkan nyeri luka perineum kontrol.
dan bahkan mungkin akan mempercepat Saran yang diajukan yaitu:
proses pemulihan luka. 1) Bagi Masyarakat (Khususnya ibu post
Pada kelompok kontrol yang partum): para ibu post partum lebih aktif
hanya diberi perawatan luka perineum bertanya dan mencari informasi tentang
biasa tapi tanpa diberikan bebat perineum penanganan nyeri luka perineum dan
sebenarnya juga mengalami penurunan menerapkan penanganan tersebut,
nyeri luka perineum tetapi hasilnya tidak khususnya tentang bebat perineum.
se-efektif jika dibandingkan dengan 2) Bagi petugas kesehatan
kelompok perlakuan karena bebat Petugas kesehatan khususnya Bidan
perineum telah dibuktikan dapat diharapkan dapat menerapkan penanganan
membantu mengurangi nyeri luka nyeri luka perineum dengan menggunakan
perineum jika ditambahkan sebagai penanganan perawatan luka perineum
penanganan pada luka perineum selain yang biasa digunakan ditambah dengan
dari perawatan luka yang sudah biasa penganan menggunakan bebat perineum
digunakan, misalnya: perawatan luka (kempitan).
dengan medikasi dan dengan salep. 3) Bagi institusi pendidikan bidan
khususnya Poltekkes Kemenkes Surakarta
KESIMPULAN DAN SARAN supaya menambah buku-buku (referensi)
Berdasar hasil analisis data dan tentang pembebatan luka perineum.
pembahasan dapat disimpulkan sebagai
Dewi Susilowati, Penggunaan Bebat Perineum (Kempitan) 47

DAFTAR RUJUKAN
Kurniati, Anna. 2015. Modul: Penanganan
Luka/Cidera. Jakarta:
Pusdiklatnakes PPSDM.
Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri.
Jakarta : EGC
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktek edisi
4 vol 1. Jakarta : EGC.
Oxorn, Harry. (2003). Ilmu Kebidanan:
Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Human Labor and Birth. Jakarta :
Yayasan Essentia Medica
Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : EGC.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada
Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika.
Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta : Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai