Anda di halaman 1dari 52

SPESIFIKASI TEKNIS

DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA

KABUPATEN GORONTALO

PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR PEMBATAS

PENTADIO RESORT

TAHUN 2021
BAB I

KETENTUAN TEKNIS UMUM PEKERJAAN

Spesifikasi Teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama


dengan gambar- gambar dan Daftar Kuantitas dan Harga yang keduanya
bersama-sama menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang
harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut
dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi
untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai,
harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan
maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material
tersebut dijumpai.

Pasal 1

JENIS KEGIATAN DAN INSTANSI

1. Pekerjaan yang di maksud adalah PEMBANGUNAN PAGAR PEMBATAS,


lokasi pekerjaan berada di Obyek Wisata Pentadio Resort, Tahun 2021.

2. Instansi pemberi tugas adalah DINAS KEPEMUDAAN, OLAH RAGA DAN


PARIWISATA KABUPATEN GORONTALO

3. Calon penyedia wajib meneliti situasi medan, terutama kondisi tanah,


sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang berpengaruh
terhadap penawarannya, disamping ketentuan-ketentuan dalam RKS.

4. Kelalaian dan kurang ketelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan claim dikemudian hari.
Pasal 2

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan pada lokasi tersebut di atas meliputi :

A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Bongkaran
C. Pekerjaan tanah
D. Pekerjaan Pondasi Tea-Beam
E. Pekerjaan Beton
F. Pekerjaan Pasangan dinding
G. Pekerjaan Finishing
H. Pekerjaan Besi Pengaman
I. Pekerjaan Akhir

Pasal 3

RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan.

A. Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan, Pengguna Barang/Jasa bersama-


sama dengan penyedia barang/jasa, perencana, pengawas teknis,
suku dinas terkait dan instansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun
rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian
/kontrak.

B. Pengguna barang/jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan


pelaksanaan kontrak selambat-lambatnya 14 (empat) hari sejak
diterbitkan SPPBJ.

C. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan


pelaksanaan pekerjaan adalah :

Dokumen Kontrak dan Kelengkapannya.

Kelengkapan Rencana Keselamatan Kontruksi.

Rencana Penandatanganan Kontrak

Jaminan Uang muka.

Jaminan Pelaksanaan

Organisasi kerja
Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.

Jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil.

Memaparkan Metode lintasan kritis pekerjaan dari penyedia


barang dan jasa yang di uraikan dalam bentuk Critical Path
Method atau aliran hal kritis dalam pelaksanaan pekerjaan
menyangkut, waktu, pembiayaan dan mutu proyek

Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan.

Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah


setempat mengenai rencana kerja.

Penyusunan program mutu proyek.


2. Penandatangan Kontrak.

Penandatangan Kontrak dilakukan pada saat proses Seleksi Pengawasan


PEMBANGUNAN PAGAR PEMBATAS Di Dinas Kepemudaan, Olah Raga dan
Pariwisata Kabupaten Gorontalo selesai dilakukan.

3. Rencana Mutu Kontrak (RMK), Laporan, Gambar, Perhitungan Mutual Check


0% dan 100 % yang dibuat Penyedia Jasa.

A. Rencana Mutu Kontrak (RMK)

Rencan Mutu Kontrak pengadaan barang/jasa harus disusun


oleh penyedia barang/jasa dan disepakati pengguna barang/jasa
pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai
dengan kondisi di lapangan.

Penyedia jasa berkewajiban Menyusun RMK dan harus disetujui oleh


Pengguna Jasa 7 Hari sebelum tanda tangan kontrak.

Dasar penyusunan RMK harus memperhatikan semua ketentuan yang


dapat mempengaruhi kinerja pelaksanaan Proyek, antara lain :

Kerangka Acuan Kerja (KAK), Rencana Kerja dan Syarat-Syarat


(RKS), Spesifikasi Teknis dan Kontrak yang disepakati termasuk
Klarifikasi dan Negosiasi yang telah dilakukan Persyaratan yang
tidak ditetapkan oleh pengguna barang/jasa, tetapi
diperlukan dalam pelaksanaan proyek.Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku diwilayah yang terkait dengan
pelaksanaan proyek Persyaratan internal yang ditetapkan oleh
Pimpinan Badan Usaha Penyedia Jasa Program mutu
pengadaan barang/jasa paling tidak berisi : Informasi
pengadaan barang/jasa. Organisasi proyek, pengguna
barang/jasa dan penyedia barang/jasa, Jadwal pelaksanaan.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan. Prosedur instruksi kerja.
Pelaksanaan kerja.

Rencana Mutu Kontrak (RMK) harus didistribusikan dan dipahami oleh


semua personil yang terkait dengan proses dan mutu produk
dalam pelaksanaan proyek. Apabila terjadi perubahan persyaratan
kontrak (pekerjaan tambah kurang) sebelum dan selama
pelaksanaan proyek, maka Rencana Mutu Kontrak harus segera
direvisi dan perubahan tersebut dikomunikasikan kepada direksi.

B. Laporan Gambar

Laporan gambar pelaksanaan mutual check 0 % (Shop drawing) dan Gambar


purna pelaksnaan mutual check 100% (as built drawing) disiapkan oleh
penyedia jasa yang berisi antara lain sebagai berikut:

a. Layout
b. Denah

c. Tampak (Depan, Samping, Belakang)

d. Detail Konstruksi

C. Perhitungan Mutual Check

Perhitungan mutual check 0 % dan 100 % dilakukan setelah gambar


selesai, Hasil perhitungan dari penyedia jasa bisa dipakai sebagai
pedoman pelaksanaan pekerjaan, setelah antara gambar dan
hitungan di lakukan pengecekan bersama dan di setujui direksi.

D. Pemeriksaan bersama.

Tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan,


pengguna barang/jasa bersamasama dengan penyedia
barang/jasa melakukan pemeriksaan bersama.

Untuk pemeriksaan bersama ini, pengguna barang/jasa


dapat membentuk panitia peneliti pelaksanaan kontrak.

Pasal

PEKERJAAN PELAKSANAAN, PERSONIL DAN PERALATAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong termasuk pula


pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan segala keperluan
yang berhubungan dengan pekerjaan pembangunan yang dilaksanakan.

1. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, Pemborong harus


menyediakan :
a. Pelaksana ahli yang mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaan.
b. Pelaksana yang trampil dalam bidang pekerjaan.

c. Pompa air, mesin pemadat tanah, alat-alat pengukur seperti


waterpas,Theodolit penyekat tegak dan alat-alat bantu lainnya,
diperlukan untuk ketelitian, kerapihan ketepatan pekerjaan.

d. Bahan yang harus sudah ada ditempat menjelang waktu


pengerjaan sehingga tidak akan terjadi kelambatan pelaksanaan
dari jadwal yang telah ditentukan.

2. Kebutuhan minimal untuk Personil tenaga ahli dan pendukung dalam


melaksanakan pekerjaan pembangunan yang dimaksud adalah :

a. 1 Orang Pimpinan Teknik

DIII Teknik Sipil/Teknik Arsitek sederajat memiliki SKTK Pelaksana


Bangunan Gedung / Pekerjaan Gedung (TS 051) Pengalaman 3
Thn,dengan kualifikasi muda, pengalaman minimal 4 Tahun.

b. 1 Orang Pelaksana Lapangan

DIII Teknik Sipil/Teknik Arsitek sederajat memiliki SKTK Pelaksana


Bangunan Gedung / Pekerjaan Gedung (TS 051) atau SKTK Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Gedung (TS 052) Pengalaman 2 Thn.

c. 1 Orang Pelaksana K3

SMU/SMK sederajat Memiliki Sertifikat Pelatihan K3 (Keselamatan,


Kesehatan, Keamanan Kerja.) Pengalaman 1 Thn

3. Kebutuhan peralatan minimal dalam melaksanakan pekerjaan


pembangunan yang di maksud :

✓ Peralatan Utama :

a. 1 Unit Dum Truck (Minimal 3,5 M3)

b. 1 Unit Excavator Mini 1.8 Ton/Kapasitas Ember 0.05-0,08m3,

c. Concerate Mixer Minimal 0,3 M3

d. 1 Unit Vibrator Beton Min Diameter 38


✓ Peralatan Penunjang Proyek

a. 1 Buah alat ukur Theodolite

b. 1 Buah alat pemadat Stamper kapasitas 80 kg, kekuatan 5.5 – 7 (Hp).

c. 1 buah Tangki air kapasitas 1100 Liter.

d. 1 Unit Generator Min 5 KVA. e. 1 Unit Pompa Air

g. 50 Set Scafolding.

4. Bahan Peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk


melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat perjanjian/kontrak, adalah
disediakan oleh penyedia barang/jasa.

5. Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,


adalah :

a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan


yang berlaku di Indonesia.

b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat


/perjanjian/kontrak, RKS, gambar dan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan.

c. Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur


setiap bahan dan peralatan tersebut untuk mendapat persetujuan dari
pengguna barang/jasa.

d. Pengguna barang/jasa berhak melakukan pengujian dan menolak


terhadap bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan
dan persyaratan yang ditetapkan.

6. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera


disingkirkan dari lokasi / lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja
sejak tanggal penolakan dilakukan.

7. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/dipasang


belum atau telah mendapat persetujuan, ternyata tidak memenuhi
kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan maka penyedia
barang/jasa wajib mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri
dan tidak berhak menuntut ganti rugi.

8. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak


ada lagi dipasaran, maka penyedia barang/jasa segera mengajukan
bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan
persetujuan tertulis dari pengguna barang/jasa. Prosedur penggantian
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.

9. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat 5 diatas


tidak dapat dijadikan alasan keterlambatan pekerjaan.

10. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan dilokasi /


lapangan proyek, adalah menjadi tanggung jawab penyedia
barang/jasa termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib dan tidak
mengganggu mobilisasi kerja dilapangan.
PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN

1. URAIAN

➢ Keterangan Umum.

• Pekerjaan : Pembangunan Pagar Pembatas

• Lokasi : Obyek Wisata Pentadio Resort

➢ Pekerjaan yang akan dilaksanakan :

Sesuai dengan BoQ ( Bill of Quantity) yang terlampir.

➢ Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut di atas termasuk juga


mendatangkan bahan- bahan bangunan dan peralatan dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan.

➢ Pada akhir kerja, Penyedia Jasa / Kontraktor Pelaksana


diharuskan membersihkan sisa bahan dari segala kotoran akibat
kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan
serta gundukan tanah, bekas tanah, cat dan lain sebagainya.

2. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN

➢ Menurut Dokumen Pengadaan Barang/Jasa antara lain :

• Spesifikasi Teknis / Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )

• Menurut syarat dan ketentuan sebagai berikut :

➢ Algement Voorwarden AV 1941 Persyaratan Pembangunan di


Indonesia yang disyahkan oleh Pemerintah. (Khususnya pasal-
pasal yang masih berlaku/relevan)

➢ Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :


9/KPTS/M/2006 tentang Persyaratan Teknis dan
Bangunan.

➢ Undang – undang Nomor 02 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi


➢ Peraturan Pemerintah Nomor : 28 T ahun 2000, tentang Usaha

dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi;

➢ Peraturan Pemerintah Nomor : 29 Tahun 2000, tentang


Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

➢ Peraturan Pemerintah Nomor : 30 Tahun 2000, tentang


Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi;

➢ Standar Konstruksi dan Bangunan :

❖ Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja.

❖ PUPI (Peraturan Umum Pembebanan Indonesia) tahun 1987.

❖ SNI Nomor : 03-0106-1987 tentang : Penggunaan ubin lantai

keramik marmer dan cara uji.

❖ SNI Nomor : 03-3527-1994 tentang : Mutu Kayu bangunan.

❖ SNI Nomor : 03-1726-1984 tentang Pedoman Perencanaan


Tahan Gempa untuk Rumah dan Gedung.

❖ SNI Nomor : 03-1734-1989 tentang : Pedoman Perencanaan


Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah
dan Gedung.

❖ SNI Nomor : 03-1736-1989 tentang : Tata Cara Perencanaan


Struktur bangunan untuk penanggulangan bahaya
kebakaran.

❖ SNI Nomor : 03-2407-1991 tentang : Tata cara pengecatan

kayu untuk Rumah dan Gedung.

❖ SNI Nomor : 03-2834-1992 tentang: Tata cara pembuatan

rencana Campuran Beton Normal.

❖ SNI Nomor : 0255-1987.D. tentang: Persyaratan Instalasi Listrik.


❖ SNI Nomor : 03-1727-1989 tentang Perencanaan
Pembebanan untuk rumah dan Gedung.

❖ SNI Nomor : 03-2847-1992 tentang : Perhitungan Struktur Beton


untuk Bangunan Gedung.

❖ Keputusan Menteri PU Nomor : 468/KPTS/1998 tanggal 1

Maret 1998 tentang: Persyaratan Teknis Aksesbilitas pada


Bangunan Umum dan Lingkungan.

❖ Keputusan Menteri PU Nomor : 10/KPTS/2000 tentang:


Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

❖ Peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat

republik Indonesia no. 22/PRT/M/2018 tanggal 14 September


2018 tentang pembangunan bangunan Gedung Negara.

❖ Peraturan tentang Standarisasi Harga Barang dan Jasa


(SHBJ)

➢ Menurut peraturan setempat yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pembangunan dari instansi yang


berwenang.

➢ Pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada Pembuat


Komitmen dalam keadaan selesai 100 (seratus Persen), sesuai
dengan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa, Surat Perjanjian /
Kontraktor Pelaksana dan Berita Acara Perubahan Pekerjaan
(bila ada) yang telah disahkan oleh Pembuat Komitmen .

3. JAMINAN KESEHATAN KERJA

➢ Penyedia Jasa / Kontraktor Pelaksana menyediakan obat-obat


sesuai dengan ketentuan dan syarat pertolongan (PPPK) yang
selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,untuk
musibah yang terjadi.

➢ Penyedia jasa / Kontraktor Pelaksana menyediakan air minum


yang bersih dan memenuhi syarat kesehatan bagi semua
petugas yang terkait dan pekerja yang ada dibawah tanggung
jawabnya.

➢ Penyedia Jasa / Kontraktor Pelaksana mengasuransikan semua

petugas yang terkait dan pekerja pada Asuransi Tenaga Kerja.

➢ Pihak Kontraktor mengikuti Ketentuan-Ketentuan Pengelolaan

K3 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


No.05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum,

➢ UNDANG - UNDANG KESELAMATAN KERJA (berita negara

republic Indonesia tahun 2014 no. 628) dan peraturan terkait


lainnya.

4. UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA

➢ Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran


yang belum tercantum dalam gambar bestek dapat ditanyakan
pada Penyedia Jasa Konsultan Perencana dan atau Penyedia
Jasa Konsultan Pengawas.

➢ Penyedia Jasa / Kontraktor Pelaksana memeriksa


kecocokan semua ukuran di dalam gambar, apabila terjadi
ketidak cocokan wajib segera memberitahukan kepada
Penyedia Jasa Konsultan Pengawas atau Penyedia Jasa
Konsultan Perencana untuk minta pertimbangan. Apabila terjadi
kesalahan pelaksanaan diluar ijin atau pertimbangan Penyedia
Jasa Konsultan Pengawas atau Penyedia Jasa Konsultan
Perencana, maka menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa /
Kontraktor Pelaksana

➢ Apabila dalam gambar Bestek tergambar, sedang pada


SDP/Spesifikasi Teknis dan BQ tidak tertulis,maka Gambar Bestek
yang mengikat.

➢ Apabila dalam SDP dan Spesifikasi Teknis tertulis sedangkan


didalam Gambar Bestek dan BQ tidak tergambar / tidak
tertulis,maka SDP / Spesifikasi Teknis yang mengikat.

➢ Apabila dalam BQ tertulis sedangkan didalam Gambar


Bestek dan SDP/Spesifikasi Teknis tidak tergambar/tidak tertulis,
maka BQ yang mengikat

5. STANDART BAHAN

Dalam menggunakan bahan-bahan bangunan


berdasarkan PUBI1982 dan standard yang dipakai di Indonesia,
seperti dibawah ini:

A. SemenPortland (PC)

➢ Semen portland (PC) yang digunakan adalah semen jenis I

dengan standar mutu SII 0013-81 dan sesuai dengan SNI


15.2049.1994 serta memenuhi persyaratan kimia dan
fisiksesuaitabel1-1dan1-2PUBI tahun 1982

➢ Semen harus sampai ditempat kerja dalam kondisi baik serta

dalam kantong- kantong semen asli dari pabrik.

➢ Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air,


berventilasi baik, di ataslantai setinggi 3 0 cm. Kantong semen
tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

B. Air
Air yang digunakan harus bersih,tidak mengandung lumpur,
minyak,benda terapung yang dapat dilihat secara visual,asam-
asam, zatorganik dan sebagainya.

C. Pasir Pasang.

Pasir harus dari butiran mineral keras, bersih, kadar lumpur


maksimum 5%, pasir harus tidak mengandung zat-zat organic
dan angka kehalusan yang lolos ayakan 0,3mm minimal15%,
untuk pasir beton sesuai dengan ketentuan pasal 11PUBI tahun
1982 dan SNI-03-1756-1990.

6. KUALIFIKASI BAHAN

➢ Semua Material/Bahan yang akan didatangkan,Kontraktor wajib


memberikan contoh pada Konsultan Pengawas /PPK/Pemberi
Tugas untuk diminta persetujuannya.

➢ Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi


syarat atau tidak sesuai dengan contoh yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/PPK/Pemberi Tugas, maka Konsultan
Pengawas /PPK/Pemberi Tugas berhak menolak bahan-bahan
tersebut dan Kontraktor Wajib untuk segera mengeluarkan dari
lokasi pembangunan dan menggantinya dengan bahan- bahan
yang telah disetujui.

7. KUALIFIKASI PEKERJA

➢ Seluruh Pekerjaan yang akan dilakukan sedikitnya harus ada 1

orang yang sepenuhnya mengerti terhadap bagian-bagian


pekerjaan yang akan dikerjakan selama pelaksanaan, paham
terhadap kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan, material, serta
metode yang dibutuhkan selama pelaksanaan Pekerjaan.

➢ Tenaga kerja terlatih yang tersedia harus cukup serta memilki skill
yang dibutuhkan dalam Pelaksanaan Pekerjaan.
➢ Dalam penerimaan atau penolakan pekerja, PPK, Pemberi Tugas

dan Perencana mengijinkan tenaga kerja tanpa atau kurang


skill-nya.

PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

➢ Membuat dan Mendirikan Papan Nama Proyek


➢ Persyaratan Umum
1) Kontraktor harus membuat dan memasang papan nama

proyek pada lokasi pekerjaan pada tempat yang telah


ditentukan atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
2) Papan Nama Proyek tersebut berukuran 90 Cm X 120 Cm,
terbuat dari bahan kayu yang tahan terhadap cuaca
panas, hujan dan dicat warna dasar putih ditanam dalam
tanah dan diberi perkuatan sebagaimana mestinya.
3) Papan nama tersebut harus bertuliskan informasi yang jelas
mengenai Nama Proyek, Pemberi Tugas, Pelaksana, Jangka
Waktu Pelaksanaan, Nomor Kontrak dan keterangan-
keterangan lain yang ditentukan atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
➢ Alat dan Bahan
1) Menggunakan material dudukan terbuat dari bahan kayu
2) Informasi maupun tulisan dicetak dalam material sejenis baliho
yang tahan panas dan air hujan
3) Menggunakan alat-alat ringan berupa martil dan sebagainya
➢ Tenaga Kerja
1) Tenaga kerja dapat berupa pekerja maupun buruh dengan
didampingi oleh mandor dan diawasi oleh Pelaksana
Lapangan
b. Pembersihan Lapangan

➢ Lingkup Pekerjaan
1) Pembersihan awal lokasi pekerjaan dari material-material atau
puing-puing yang menjadi penghalang pada pekerjaan tahap
selanjutnya.
2) Pembersihan lokasi pekerjaan dari tumbuhan dan tanaman-
tanaman penghalang
3) Lokasi Pekerjaan apabila diperlukan diratakan dari gundukan
maupun timbunan yang dapat mengganggu pekerjaan tahap
selanjutnya.
➢ Alat dan Bahan
1) Menggunakan Alat-alat yang ringan dan sesuai untuk jenis
pekerjaan pembersihan diantaranya; Cangkul, Sabit,
Belencong, Martil dan lain sebagainya
➢ Tenaga Kerja
1) Tenaga kerja dapat berupa pekerja maupun buruh dengan
didampingi oleh mandor dan diawasi oleh Pelaksana Lapangan

C. Pembuatan Direksi Keet dan Gudang Material


➢ Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kantor sementara/Direksi Keet adalah
pekerjaan penyediaan kantor di lokasi proyek sebagai sarana
untuk pengawasan, evaluasi dan koordinasi proyek.
➢ Pelaksanaan pekerjaan :
1) Kantor sementara/Direksi Keet merupakan bangunan
dengan konstruksi rangka kayu, lantai rabat dan diplaster,
penutup pintu/jendela secukupnya untuk
penghawaan/pencahayaan dan atap .
2) Ukuran luas kantor disesuaikan dengan kebutuhan dengan

tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan.


3) Tempat perletakan direksi keet harus pada area yang aman
dan tidak mengganggu jalannya pekerjaan.
➢ Alat dan Bahan
1) Menggunakan bahan dari konstruksi kayu dengan material
atap seng dan dilengkapi dengan toilet
2) Menggunakan peralatan ringan berupa martil dan
sebagainya
➢ Tenaga Kerja
1) Tenaga kerja dapat berupa pekerja maupun buruh dengan
didampingi oleh mandor dan diawasi oleh Pelaksana
Lapangan
c. Pek. Pengukuran dan Pasang Bowplank

➢ Pengukuran

➢ Lingkup pekerjaan

Pekerjaan pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi


proyek untuk menentukan luasan, batas-batas lokasi, ketinggian
dan level Rencana lokasi proyek hingga menghasilkan data benar
sesuai dengan gambar rencana atau gambar kerja.

➢ Pelaksanaan pekerjaan

1) Penyedia Jasa kanstruksi wajib mengadakan pengukuran dan

penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan


dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat
yang sudah ditera kebenarannya

2) Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar

rencana dan keadaan lapangan yang sebenamya harus


segera dilaporkan kepada Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas untuk dimintakan keputusannya.

3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan

dengan alat-alat waterpass/Theodolith yang ketepatannya


dapat dipertanggung jawabkan.
b. Pekerjaan Papan Dasar Bowplank
➢ Lingkup pekerjaan

Pekerjaan papan dasar pengukuran adalah pekerjaan


pembuatan papan dasar pengukuran di lokasi proyek meliputi
pekerjaan pengukuran dan pemasangan papan-papan untuk
menentukan tinggi acuan bangunan dan letak as-as bangunan.

➢ Pelaksanaan pekerjaan

1) Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau


Meranti 5/7, tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-
gerakkan atau diubah-ubah, berjarak ±2 m satu sama lain.

2) Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan

lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh Tim Teknis dan Konsultan


Pengawas.

3) Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh ±150 cm dari as


pondasi terluar, Bila mana Lokasi tidak memungkinkan maka
dipasang pada bagian terluar yang paling aman, dan harus
mendapat persetujuan Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.

➢ Alat dan Bahan

1) Menggunakan peralatan ukur dan timbang berupa Theodolite,


Waterpass dan lain sebagainya
2) Menggunakan Peralatan kerja ringan ketika memasang papan
bowplank yaitu berupa martil, gergaji dan lain sebagainya
3) Menggunakan bahan kayu untuk material bowplank
➢ Tenaga Kerja

1) Penyedia Jasa hendaknya menggunakan tenaga yang


kompeten di bidang pengukuran dan surveyor untuk
memastikan kualitas hasil pengukuran dan ketelitian hasil
pengukuran
2) Menggunakan tenaga Tukang dibidang kayu dan didampingi
oleh kepala tukang/mandor dengan pengawasan dari pihak
Pelaksana lapangan

➢ Pengadaan Air Kerja dan Listrik

1. Pengadaan Air

• Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian


pekerjaan dan sebagainya harus disediakan oleh pihak
Pelaksana Pekerjaan.

• Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (existing)


harus dilengkapi dengan meter air, dan berkoordinasi
dengan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

2. Penerangan dan Sumber Daya / listrik kerja

• Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat


pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu, harus diberi
penerangan yang cukup.

• Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk


sumber tenaga /daya kerja harus diusahakan oleh Pelaksana
Pekerjaan

➢ Mobilisasi dan Demobilisasi Tenaga Kerja dan Peralatan

1. Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan, alat berat dan


pengangkutan tenaga kerja, perelengkapan dan peralatan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, termasuk
pemasangan, penyetelan dan pekerjaan penunjang lainnya,
sehingga semua tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan
kerja tersebut berada/terpasang dilokasi pekerjaan dalam
kondisi baik dan siap pakai. Mobilisasi mencakup pengadaan,
penyediaan dan pengangkutan :
• Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana-pelaksana
pekerjaan.

• Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat


pengangkutan alat-alat ringan, peralatan pengaduk dan
pemadat beton dan sebagainya

• Peralatan penunjang seperti pembangkit listrik, pompa air,


peralatan laboratorium dan sebagainya disediakan oleh
Kontraktor.

2. Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan

pengangkutan suku cadang yang diperlukan agar


perlengkapan dan peralatan tersebut selalu siap dipakai.
Demobilisasi dilakukan setelah berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan, sebelum pekerjaan diserahkan untuk pertama
kalinya kepada pemilik.

3. Demobilisasi adalah pembongkaran, pengangkutan tenaga

kerja, perlengkapan dan peralatan yang telah dimobilisasi,


keluar dari lokasi pekerjaan ketempatnya semula.

➢ Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Kontraktor harus menyediakan


semua fasilitas P3K yang mencakup obat-obatan, peralatan medis dan
tenaga-tenaga para medis (sewaktu dibutuhkan) untuk memberikan
pertolongan pertama kepada personil Kontraktor, dan semua yang terlibat
dalam pekerjaan. Dalam hal pengamanan P3K Kontraktor harus mengikuti
semua ketentuan dan peraturan yang berlaku tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja serta petunjuk Direksi.
➢ Dokumentasi dan Administrasi

Kontraktor harus mernperhitungkan biaya dokumentasi serta pengirimannya


kekantor Pemimpin Kegiatan serta pihak-pihak lain yang diperlukan. Yang
dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi ialah :

❖ Membuat Laporan-laporan perkembangan pelaksanaan yakni

Harian, Mingguan dan Bulanan

➢ Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan

Pelaksana Pekerjaan wajib membuat Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan


yang memberikan gambaran mengenai:

• Kegiatan fisik

• Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan


secara lisan maupun tertulis.

• Jumlah material masuk / ditolak.

• Jumlah tenaga kerja dan keahliannya

• Keadaan cuaca

• Pekerjaan tambah/kurang

• Prestasi rencana dan yang terpasang

• Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian


dan setelah ditandatangani oleh manajer proyek harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk diketahui /
disetujui.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus


disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

❖ Kontraktor harus selalu menjaga kelengkapan catatan dalam


Buku Direksi yang sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh
persetujuan Direksi. Semua catatan yang berhubungan dengan
pekerjaan selalu harus disiapkan untuk Direksi. Dan satu set copy
gambar lengkap dan spesifikasi harus selalu tersimpan di direksi
keet. Kontraktor juga harus membuat buku tamu yang akan
melaporkan tentang keperluan tamu proyek tersebut.

❖ Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor wajib membuat Foto-

Foto Dokumentasi, dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0%),


tahap mulai pelaksanaan suatu konstruksi hingga selesai (setiap
kali untuk pembuatan laporan) dan pada setiap kali akan
melakukan tagihan/terminj, foto dokumentasi harus selalu
diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak
depan, samping dan belakang) dan setiap bagian yang
penting antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain.

❖ Surat-surat dan dokumen lainnya.

II. PEKERJAAN BONGKARAN

➢ Lingkup Pekerjaan
1) Jenis Pekerjaan yaitu meliputi pembongkaran Dinding Bata,
Kolom Beton, Sloof Beton dan Pondasi.
2) Area yang akan di bongkar lebih jelasnya tercantum pada
gambar rencana atau dan di konsultasikan kepada pemilik
pekerjaan dan konsultan pengawas
3) Pekerjaan pembongkaran harus di lakukan dengan teliti
agar tidak melebihi batas area pembongkaran
4) Material sisa pembongkaran harus di bersihkan dan di
rapikan dari tempat pekerjaan
➢ Alat dan Bahan
Menggunakan Peralatan Mesin Ekskavator Mini 1.8 Ton/Kapasitas
Ember 0.05-0,08m3,

➢ Tenaga Kerja
1) Tenaga Kerja berupa pekerja, buruh atau tukang didampingi
oleh kepala tukang dengan pengawasan dari pihak
Pelaksana Lapangan

III. PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)

➢ Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi seluruh pekerjaan tanah Galian dan
Urugkan,diantaranya :

1) Pek. Galian Tanah

2) Pek. Urugan Tanah Kembali

3) Pek. Urugan Pasir Dibawah Pondasi

a. Pek. Galian Tanah

1) Pelaksanaan

1) Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang,


kedalaman,kemiringan dan lingkungan yang diperlukan
untuk pelaksanaan seperti yang dinyatakan dalam gambar,
tanah yang dianggap baik oleh pengawas dapat
digunakan lagi. Untuk urugan atau dibuang tergantung
instruksi Pemberi Tugas.

2) Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi


dan semua pasangan lainnya dibawah tanah seperti : sloof,
semua saluran-saluran dan lain-lain yang dilakukan sesuai
dengan Rencana Gambar.

3) Pada bagian-bagian galian yang dianggap sudah longsor,


kontraktor harus mengadakan tindakan pencegahan
dengan memasang papan-papan atau cara lain.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat longsornya tanah
dengan alasan apapun menjadi tanggung jawab
kontraktor.

4) Pengeringan tempat kerja Untuk melaksanakan, tempat


kerja utama galian pondasi harus dalam keadan bebas air,
untuk itu kontraktor harus menyediakan alat-alat pengering
dalam keadaan siap pakai dengan daya dan jumlah yang
bisa menjamin kelancaran pekerjaan.

➢ Alat dan bahan


1) Menggunakan peratalan ringan berupa Cangkul, Sekop,
Belencong atau Menggunakan Peralatan Mesin Ekskavator
Mini 1.8 Ton/Kapasitas Ember 0.05-0,08m3,
2) Menggunakan Peralatan Pengendalian air dalam lubang
galian seperti Pompa air
➢ Tenaga Kerja
1) Tenaga kerja menggunakan pekerja/buruh, tukang dan
didampingi oleh kepala tukang/mandor dengan
pengawasan Pelaksana Lapangan
b. Pek. Urugan Tanah Bekas Galian

➢ Persyaratan Umum
1) Pengurugran kembali harus seizin Direksi/Konsultan
Pengawas.

2) Pengurugan kembali tidak boleh dijatuhkan langsung


pada setiap struktur atau pipa.

3) Bahan pengurugan kembali harus bahan terpilih, kecuali

dinyatakan lain.

4) Pengurugan kembali dilakukan sampai kepermukaan

tanah asal galian.


➢ Persiapan Untuk Urugan

1) Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan atasnya, harus

digilas sehingga kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan


maksimum sampai kedalaman 15 cm.

2) Diatas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru

dapat dilakukan pengurugan tanah

➢ Urugan

1) Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau

urugan kembali dengan tanah harus dengan persetujuan


Pengawas, tinggi urugan tanah sesuai dengan gambar rencana.

2) Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang


dikehendaki, sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai
dengan yang tertera dalam gambar kerja

➢ Alat dan Bahan


1) Menggunakan peralatan ringan berupa Cangkul, Sekop,
Belencong dan lain sebagainya
➢ Tenaga Kerja
1) Tenaga kerja menggunakan pekerja/buruh, tukang dan
didampingi oleh kepala tukang/mandor dengan pengawasan
Pelaksana Lapangan

c. Pek.Urugan Pasir Dibawah Pondasi

➢ Persyaratan Umum

Pengurugan pasir dibawah pondasi harus di lakukan sampai


ketebalan tertentu sesuai dengan gambar rencana harus rata
sedemikian rupa sehingga memuaskan direksi/konsultan
pengawas.
1) Bahan urugan adalah pasir urug terpilih, kecuali dinyatakan lain.

2) Pengurugan kembali dilakukan sampai elevasi tertentu.

➢ Alat dan Bahan

1) Pasir untuk pengurugan kembali harus bersih teratur dari halus ke


kasar, tidak bergumpal dan bebas dari tahi logam, arang, abu,
sampah atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki oleh
direksi/Konsultan Pengawas. Pasir tersebut tidak boleh
mengandung lebih dari 10% berat tanah liat.
2) Menggunakan peralatan ringan berupa Cangkul, Sekop,
Belencong dan lain sebagainya
➢ Tenaga Kerja
1) Tenaga kerja menggunakan pekerja/buruh, tukang dan
didampingi oleh kepala tukang/mandor dengan pengawasan
Pelaksana Lapangan

IV. PEKERJAAN BETON

➢ Ketentuan Umum
1. Persyaratan-Persyaratan Kontruksi beton,istilah teknik dan atau
syarat- syarat plaksanaan pekerjaan beton secara umum
menjadi satu kesatuan dalam persyaratn teknik ini. Didalam
standard-standard yang berlaku,yaitu:
• Tata-cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung (SK SNI 03-2847-2002).
• Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI,1982),
• Standard Industri Indaonesia (SII),
• Peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung ,1987.
• Standart perencanaan ketahanan gempa untuk
bangunan gedung ( SNI 1726-2002),
• American Society of Testing Metrial (ASTM)
2. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan
ketepatan dan presisi tinggi,sebagamana tercantum didalam
persyaratan Teknis ini,gambar- gambar rencana,dan atau
intruksi-intruksi yang dikeluarkan oleh konsultan pengawas.
3. Semua matrial yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus
merupakan matrial yang kualitasnya teruji dan atau dapat
dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan .
4. Penyedia Jasa Kontruksi wajib melakukan pengujian beton
yang akan digunakan didalam pekerjaan ini.
5. Seluruh matrial yang oleh Konsultan pengawas dinyatakan tidak
memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek
dan tidak diperkenankan menggunakan kembali.

➢ Lingkup Pekerjaan
1) Linkup pekerjaan yang diatur didalam persyaratan teknis ini
meliputi seluruh pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai
dengan gambar rencana
2) pekerjaan beton/struktur beton (Pondasi Foot Plat,Sloof/Tie

Beam ,Kolom,Balok Latey) yang sesuai gambar


rencana,termaksud didalamnya pengadaan bahan,upah
pengujian dan peralatan-batu yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut.
3) Pengadaan,detail,fabrikasi dan pemasangan semua
penulangan (reinforcement) dan bagian-bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.
4) Perancangan,pelaksanaan dan pembongkaran acuan
beton,penyelesaian dan perawatan beton,dan semua jenis
pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.

➢ Standar Umum
1) SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan
Contoh untuk Campuran Beton Segar)
2) SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda

Uji Beton di Laboratorium)


3) SNI-T-1S-1990-03 ( Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran

Beton Normal)
4) SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton)
5) SNI S-18-1990-03 ( Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton)

6) SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton)


7) SNI 03 - 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton)

8) Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton)


9) Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan

dalam Beton)
10) SNI 07- 2S29-1991 ( Metode Pengujian Kuat Tarik Besi Beton)
11) SK SNI S-04-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian
A (Bahan Bangunan Bukan Logam))
12) SK SNI S-0S-1989-F ( Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian
B (Bahan Bangunan dari Besi/Besi)
➢ BAHAN-BAHAN
1) S e m e n
• Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan
merupakan hasil produksi dalam negeri satu merk. Semen
harus disimpan sedemikian rupa hengga mencegah
terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan
lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam
gudang tertutup, sedemikian rupa sehingga semen
terhindar dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin
tidak tercampur dengan bahan lain.
• Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan
kedatangan semen tersebut di lokasi pekerjan.
2) Agregat Kasar
• Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan
berikut ini :
• Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan
persyaratan dari SII 00S2-80 tentang "Mutu dan Cara Uji
Agregat Beton". Bila tidak tercakup di dalam SII 00S2-80,
maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM
C23 "Specification for Concrete Aggregates".
• Atas persetujuan Konsultan Pengawas, agregat yang tidak
memenuhi persyaratan butir a., dapat digunakan asal
disertai bukti bahwa berdasarkan pengujian khusus dan
atau pemakaian nyata, agregat tersebut dapat
menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan, dan
ketahanannya memenuhi syarat.
• Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum
agregat kasar harus tidak melebihi syarat - syarat berikut :
• seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari
cetakan beton.
• sepertiga dari tebal pelat. 3/4 jarak bersih minimum antar
batang tulangan, atau berkas batang tulangan.
• Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika
menurut penilaian Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan
metoda konsolidasi beton adalah sedemikian hingga dijamin
tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.
3) Agregat halus
• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan
bersudut.
• Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung
dan sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal S%
dan tidak mengandung garam.
• Mempunyai variasi besar butir (gradasi ) yang baik dengan
ditunjukan dengan nilai Modulus halus butir antara 1,S0-3,80.
• Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka
4) Air

• Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi


ketentuan-ketentuan berikut ini :
• Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan
dievaluasi mutunya menurut tujuan pemakaiannya.
• Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda
terapung lainnya, yang dapat dilihat secara visual.
• Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2
gram/liter.
• Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan
dapat merusak beton (asam-asam, zat organik, dan
sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan clorida (Cl)
tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai S03)
tidak lebih dari 100 ppm.
• Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang
menggunakan air suling, maka penurunan kekuatan adukan
beton dengan air yang digunakan tidak lebih dari 10 %.
5) Besi tulangan

• Besi tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-


ketentuan berikut ini.
• Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-
retak, gelombang- gelombang, cerna-cerna yang dalam,
atau berlapis-lapis.
• Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja
➢ Metode Umum Pekerjaan Beton

1) PENGADUKAN DAN ALAT-ADUK


• Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan
perlengkapan yang memiliki ketelitian cukup untuk
menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing-
masing bahan beton. Seluruh peralatan, perlengkapan
dan tata cara pengadukan harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas
• Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang
dilakukan, harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas Seluruh operasi harus dikontrol/diawasi secara
kontinyu oleh Konsultan Pengawas
• Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton
(portable continous mixer) dengan kapasitas 350 Liter.
Sebelum digunakan, mesin aduk ini harus benar- benar
kosong, dan harus dicuci terlebih dahulu bila tidak
digunakan lebih dari 30 menit.
• Selain ketentuan tersebut di atas, maka pengadukan
beton di lapangan harus mengikuti ketentuan berikut ini :
- Harus dilakukan di dalam suatu mesin-aduk dari
tipe yang telah disetujui KonsultanPengawas
- Mesin-aduk harus berputar pada suatu kecepatan
yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat
mesin-aduk tersebut.
- Pengadukan harus diteruskan sedikitnya 1,5 menit
setelah semua material dimasukkan ke dalam
drum aduk, kecuali jika dapat
dibuktikan/ditunjukkan bahwa dengan waktu
pengadukan yang menyimpang dari ketentuan
ini masih dapat dihasilkan beton yang memenuhi
syarat.
2) PENGANGKUTAN ADUKAN

• Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke


tempat penyimpanan akhir (sebelum di tuang), harus
sedemikian hingga tercegah terjadinya pemisahan
(segregasi) atau kehilangan material.
• Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan
beton di tempat penyimpanan akhir dengan lancar,
tanpa mengakibatkan pemisahan bahan yang telah
dicampur dan tanpahambatan yang dapat
mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara
pengangkutan yang berurutan
3) PENEMPATAN BETON YANG AKAN DITUANG
• Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat
mungkin ke cetakan akhir untuk mencegah terjadinya
segregasi karena penanganan kembali atau pengaliran
adukan.
• Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan
dengan suatu kecepatan penuangan sedemikian hingga
beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengalir
dengan mudah ke dalam rongga di antara tulangan.
• Beton yang telah mengeras sebagian dan/atau telah
dikotori oleh material asing, tidak boleh dituang ke dalam
cetakan.
• Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton
yang diaduk kembali setelah mengalami pengerasan
tidak boleh dipergunakan kembali.
• Beton yang dituang harus dipadatkan dengan alat yang
tepat secara sempurna dan harus diusahakan secara
maksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar
tulangan dan barang yang tertanam dan ke daerah pojok
acuan.
4) PERAWATAN BETON

• Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka


beton tersebut harus dipertahankan di dalam kondisi
lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan
perawatan yang dipercepat.
• Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang
tinggi, maka beton harus dipertahankan dalam kondisi
lembab paling sedikit 168 jam setelah penuangan,
kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat
sebagaimana disebutkan di dalam Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
5) CETAKAN BETON
• Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk
penyangganya) harus direncanakan sedemikian rupa
hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga dan cetakan
tersebut mampu menerima gaya-gaya yang diakibatkan
oleh penuangan dan pemadatan adukan beton.
• Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-
batas bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta
tidak bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah
terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari
penyangga.
• Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak
boleh ada lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan.
Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata
dalam arah horisontal maupun vertikal; terutama untuk
permukaan beton yang tidak difinish (expossed concrete).
• Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan upaya-upaya
sedemikian hingga penyerapan air adukan oleh cetakan
dapat dicegah.
• Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian
rupa agar dapat memberikan penunjang seperti yang
dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau perpindahan
tempat pada beberapa bagian konstruksi yang
dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat
dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-
beban yang ada di atasnya selama pelaksanaan.
• Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk
memastikan kebenaran letaknya, kekuatannya dan tidak
akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat
beton dituang, permukaan cetakan harus bersih
terhadap segala kotoran, dan diberi form oil unuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan. Untuk
menghindari lekatnya form oil pada Besitulangan, maka
pemberian form oil pada cetakan harus dilakukan sebelum
tulangan terpasang.
• Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas, atau jika umur beton
telah melampaui waktu sebagai berikut :
• Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % f/c)
• Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 %
f/c) Balok dengan beban konstruksi 21 hari (setara dengan
95 % f/c)
• Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95 % f/c)
• Pada bagian konstruksi yang terletak di dalam tanah,
cetakan harus dicabut sebelum pengurugan dilakukan.
6) PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN
• Perletakan pengadukan dan pengecoran harus diatur
sedemikian rupa hingga memudahkan
• dalam pelaksanaan pengecoran .
• Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh
lebih dari 1 jam. Pengecoran harus dilakukan sedemikian
rupa untuk menghindari terjadinya pemisahan material dan
perubahan letak tulangan.
• Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian
lebih dari 1,5 m, cara penuangan dengan alat-alat bantu
seperti talang, pipa, chute, dan sebagainya harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas
• Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas
selambat-lambatnya 2 hari sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
7) PEMADATAN BETON

• Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar


mekanis/mechanical vibrator dan tidak diperkenankan
melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan
beton.
• Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton
yang dihasilkan merupakan massa yang utuh, bebas dari
lubang-lubang, segregasi atau keropos
• Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran
dilakukan dengan alat penggetar yang mempunyai frekuensi
tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
• Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan
terutama pada tulangan yang telah masuk pada beton yang
telah mulai mengeras.

A. PEKERJAAN BETON PONDASI POER


➢ Lingkup Pekerjaan
Secara umum, pekerjaan Ini meliputi pengadaan material /
bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan untuk pelaksanaan
pekerjaan pondasi sampai selesai, sesuai petunjuk gambar
rencana / detail.

➢ Syarat-Syarat Umum:
1) Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang

terampil/ahli dengan hasil yang baik dan sempurna


sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar rencana /detail.
2) Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat.
3) Setiap bagian pekerjaan yang buruk (tidak sesuai spesifikasi dan
gambar rencana / detail) akan ditolak dan harus diganti.
4) Tanah dasar tempat dudukan pondasi poer harus dalam kondisi

padat 100%.
5) Pondasi harus didudukkan pada tanah asli dan bukan pada

tanah timbunan.
6) Pengecoran hanya dapat dilakukan atas persetujuan
pengawas / direksi baik secara tertulis atau lisan, dan selama
pengecoran berlangsung, harus disaksikan oleh pihak
pengawas / direksi.
7) Mutu Beton yaitu fc’ 14,5 MPa

➢ Metode Pelaksanaan :
1) Melakukan pengukuran dengan cara memasang bowplank
atau dengan menggunakan theodolite untuk menentukan titik-
titik pondasi.
2) Menggali tanah sampai pada kedalaman seperti yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
3) Melakukan pemadatan tanah dasar untuk dudukan pondasi
poer dengan cara stamper sebelum dialasi dengan pasir urug.
4) Pasir urug yang telah dihampar harus kembali ditumbuk dan
disiram air.
5) Membuat atau merakit pembesian seperti yang ditunjukkan
dalam gambar detail dan selanjutnya dipasangkan diatas lantai
kerja.
6) Memasang bekisting pondasi.
7) Melakukan pengecoran
8) Selain metode pelaksanaan yang disebutkan diatas, pekerjaan
ini juga harus mengikuti metode pelaksanaan pada “PEKERJAAN
BETON”.

➢ Alat dan Bahan


1) Menggunakan alat pengaduk beton mixer dengan kapasitas

350 liter
2) Menggunakan alat vibrator beton pada saat proses
pengecoran
3) Menggunakan alat-alat ringan lainnya dalam proses
pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton

➢ Tenaga Kerja
1) Menggunakan tenaga kerja dengan keahlian khusus
pembesian, bekisting dan pengecoran
2) Menggunakan tenaga tukang dan dibantu pekerja atau buruh

dan didampingi oleh kepala tukang/mandor dengan


pengawasan Pelaksana Lapangan
B. PEKERJAAN BETON SLOOF/TIE BEAM, KOLOM, BALOK
➢ Lingkup Pekerjaan
Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan
pembuatan beton bertulang sesuai dengan gambar
perencanaan, baik dimensi maupun besi yang akan di
gunakan, yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah :

➢ Pekerjaan Pembesian
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan pembesian, volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja
dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian
material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
2) Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang
akan dicor harus sesuai dengan gambar kerja.
3) Panjang sambungan minimum 40 diameter tulangan pokok.
4) Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.

5) Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material

lain yang mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.


6) Sambungan besi atas harus terletak pada daerah lapangan.

7) Sambungan besi bawah harus terletak pada daerah tumpuan.


8) Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1 : 6.

➢ Pekerjaan Begisting
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan Begisting meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta
contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis
dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
2) Penyedia Jasa konstruksi harus mengajukan ijin untuk memulai

pekerjaan yang di setujui Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.


3) Bahan Begisting cetakan/Begisting sisi-sisinya siku.

4) Sambungan panel begisting harus rapat dengan ditutup


sealtape atau sejenisnya.
5) Begisting harus di periksa kevertikalan dan kelurusannya dengan

lot dan tarikan benang


6) Level lantai Begisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap
level finish.
7) Untuk kebutuhan instalasi M&E, lebar sparing pada Sloof

maksimal 1/5.
8) Luas total sleeve/pipa maksimum 4%.

➢ Pelaksanaan Cor Beton


1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan sloof, volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan
alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian
material untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan
Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing untuk
pengecekan.
2) Mutu beton F’c =14,5 Mpa

3) Sebelum di cor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan


sebelumnya atau kotoran-kotoran.
4) Material Begisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose)
dan mold oil/sika form oil (expose) agar beton tidak melekat
pada cetakan dan mudah dibuka, untuk Begisting bekas yang
akan dipakai ulang harus dirawat sehingga layak digunakan.
5) Bila diperlukan stek untuk penulangan diatasnya, panjang stek
minimal 40 kali Diameter.
6) Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempatnya.

Dan batas ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.


7) Pipa untuk instalasi mekanikal elektrikal dan angkur-angkur harus

terpasang sebelum pengecoran dan diperkuat agar tidak


berubah posisi selama pengecoran.
8) Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan

alat pengakutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai


dan telah disiapkan cadangannya. Bila dilakukan pengecoran
beton pada malam hari harus disediakan penerangan yang
cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
9) Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk
mendapatkan beton yang homogen.
10) Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai

berhidrasi dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang


tumpah atau memisah dari campuran.
11) Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh
mencapai ketebalan 15 cm. Pemadatan dengan alat getar
tidak boleh menyentuh Begisting dan atau tulangan.
Penggetaran yang terlalu lama tidak diperbolehkan karena
akan mengakibatkan segregasi.
12) Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk
mengukur kepekatan atau kekentalan campuran beton. Nilai
slump ditetapkan maksimal 12,5 cm minimal 5 cm.
13) Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan
contoh beton segar. Pengambilan contoh beton segar dilakukan
langsung dari mesin aduk setelah pengadukan selesai.
Pengambilan dilakukan di beberapa titik dan dicampurkan. Bila
pengambilan dilakukan dari truk aduk, dilakukan sebanyak 3 kali
atau lebih dalam selang waktu ketika penuangan beton dari
dalam pengaduk (awal, tengah dan akhir).
14) Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
15) Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan
meterial.
➢ Pembongkaran Begisting dan perawatan Beton
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari,
penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan pembongkaran Begisting dan perawatan beton
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan.
2) Pembongkaran Begisting harus mendapatkan persetujuan dari

Konsultan Pengawas.
3) Alat yang digunakan untuk membongkar Begisting tidak boleh

merusak permukaan beton.


4) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
5) Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah
pengecoran.

➢ Alat dan Bahan


4) Menggunakan alat pengaduk beton mixer dengan kapasitas
350 liter
5) Menggunakan alat vibrator beton pada saat proses
pengecoran
6) Menggunakan alat-alat ringan lainnya dalam proses
pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton

➢ Tenaga Kerja
3) Menggunakan tenaga kerja dengan keahlian khusus
pembesian, bekisting dan pengecoran
4) Menggunakan tenaga tukang dan dibantu pekerja atau buruh
dan didampingi oleh kepala tukang/mandor dengan
pengawasan Pelaksana Lapangan

V. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA


➢ Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat

bantu untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga didapat hasil


pekerjaan yang baik dan sempurna;
2) Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk
pekerjaan pasangan bata, penyediaan tempat yang akan
didirikan dinding dan melaksanakan pekerjaan pemasangan
batu bata untuk pembuatan dinding atau lainnya, satu dan lain
hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan
potongan. Penyedia jasa wajib meneliti/melengkapi sendiri
lingkup pekerjaan ini.
➢ Persyaratan Umum
1) Bata harus dari mutu terbaik dan dari satu pabrik dengan

pembakaran yang sempurna dan merata.


2) Bata harus bebas dari retak-retak dan mempunyai sudut yang

siku dan ukuran yang seragam (tempat satu sama lain)


3) Bata harus bata biasa dari tanah liat hasil produksi lokal yang
dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan tanpa cacat
atau mengandung kotoran. Berkwalitas baik dan tidak
banyak/mudah patah/hancur bila kena air.
4) Dan juga bata sebelum dipasang harus dibasahi dulu dengan

cara direndamkan dalam air hingga jenuh dan pada waktu


dipasang tidak boleh ada genangan air pada permukaannya.
5) Pasangan bata harus rapi,lurus dan sama tebal.

➢ Alat dan Bahan


1) Menggunakan alat-alat ringan seperti sekop, sendok semen dan
lain sebagainya
➢ Tenaga Kerja
5) Menggunakan tenaga kerja dengan keahlian khusus finishing
dalam hal ini pemasangan dinding bata
6) Menggunakan tenaga tukang dan dibantu pekerja atau buruh
dan didampingi oleh kepala tukang/mandor dengan
pengawasan Pelaksana Lapangan

VI. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN TEMBOK


➢ Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran meliputi pekerjaan : plesteran, acian,
dan skonengan adalah semua pekerjaan plesteran,
acian, dan skonengan pada semua permukaan bata dan
beton atau yang ditunjukkan pada gambar.
Standar :
1) SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan
Pemasangan Dinding Bata dan Plesteran).
2) Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan

dan Plesteran Dinding).


3) SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan
Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam)).
4) SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk
Pekerjaan Adukan dan Plesteran Dengan Bahan
Dasar Semen).

➢ Material
1) Semen
• Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland
Cement (PC) berkualitas.
• 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
• Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak
pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari
apa yang tercantum pada zak.
• Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai
mengeras).
• Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan
harus menjamin mutu semen, dengan menyediakan
tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup
rapat.
• Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan
sejak dibuat perlu diuji sebelum digunakan, jika
sudah rusak harus ditolak.

2) Pasir

• Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan


bersudut.
• Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah
lempung dan sebagainya, jumlah kandungan
bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung
garam

➢ Pelaksanaan
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2

hari, penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan


rencana kerja pekerjaan plesteran, acian, dan
sponengan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai untuk
mendapat persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan
Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
2) Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air
sampai mendapatkan campuran yang homogen,
acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
hari (kering benar).
3) Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus

disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam


keadaan baik dan belum mengering, diusahakan
agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut
dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
4) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m,

dipasang tegak dan menggunakan keping-keping


plywood untuk patokan kerataan bidang, pelaksanaan
plesteran tidak boleh melebihi 2 hari setelah dibuat
kepalaan.
5) Untuk beton sebelum diplaster permukannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian
dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus
tertutup aduk plaster.
6) Ketebalan plasteran harus mencapai ketebalan
permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam
gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
7) Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai
toleransi lengkung atau cembung bidang tidak
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
Penyedia Jasa konstruksi berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
Penyedia Jasa konstruksi.
8) Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing)

pada permukaannya diberi alur- alur garis horizontal


atau dikretek (scrath) untuk memberi ikatan yang
lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk
menerima cat.
9) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda
jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, harus
diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm
dalamnya 05 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam
gambar.
10) Kelembaban plasteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung wajar/tidak terlalu tiba-tiba
dengan membasahi permukaan plasteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari
langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
11) Plasteran harus mendapatkan curing minimal 1x sehari

selama 3 hari.
12) Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan
beton bertulang yang akan difinish dengan cat
dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plasterannya).
13) Plasteran harus sudah berumur 3 hari sebelum di-aci.

14) Acian harus rata/tidak bergelombang

15) Bahan acian menggunakan bahan PC.

16) Acian harus di curring minimal 1x sehari selama 7 hari.


17) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan
yang tidak baik, plasteran harus dibongkar kembali
dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan
penyedia Jasa konstruksi. Selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai penyedia Jasa konstruksi harus
selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-
kurangnya 2 kali setiap hari.
➢ Alat dan Bahan
2) Menggunakan alat-alat ringan seperti sekop, sendok semen dan
lain sebagainya
➢ Tenaga Kerja
7) Menggunakan tenaga kerja dengan keahlian khusus finishing

dalam hal ini pekerjaan plesteran acian


8) Menggunakan tenaga tukang dan dibantu pekerja atau buruh
dan didampingi oleh kepala tukang/mandor dengan
pengawasan Pelaksana Lapangan
VII. PEKERJAAN PENGECATAN
➢ Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan pada seluruh permukaan dinding dan
tembok).
➢ Bahan-bahan
1) Menggunakan bahan Cat Khusus Exterior berkualitas baik

dan tahan terhadap cuaca


2) Untuk pemilihan warna di konsultasikan dengan pemilik
pekerjaan atau konsultan pengawas
➢ Pelaksanaan
1) Kontraktor harus melaksanakan pengecatan atas semua

permukaan sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan


oleh pabrik pembuat cat.
2) Permukaan bidang yang akan dicat harus dibersihkan lebih
dahulu dari segala kotoran, debu, minyak dan dan dibuat
rata serta dalam keadaan kering dengan kadar air max. 15%
3) Pengecatan tembok disyaratkan menggunakan roller atau
kuas pada tempat-tempat sesuai dengan gambar atau
petunjuk Direksi Lapangan.
4) Plesteran harus diberi waktu secukupnya untuk mengering

dan jangan dipulas (dicat) sampai permukaannya betul-


betul kering (kadar lembab 8 %). Semua pekerjaan plesteran
atau semen yang cacat harus dipotong dan diperbaiki
dengan plesteran dari jenis yang sama.
➢ Alat dan Bahan
1) Menggunakan alat-alat ringan seperti kuas cat, kuas rol dan lain
sebagainya
➢ Tenaga Kerja
1) Menggunakan tenaga kerja dengan keahlian khusus finishing
dalam hal ini pengecatan
2) Menggunakan tenaga tukang dan dibantu pekerja atau buruh

dan didampingi oleh kepala tukang/mandor dengan


pengawasan Pelaksana Lapangan
VIII. PEKERJAAN BESI PENGAMAN
➢ Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan Besi Pengaman pada bagian atas tembok pagar
meliputi pekerjaan pemasangan besi siku dan kawat duri
➢ Bahan-bahan
1) Menggunakan Besi Siku ukuran 4x4 tebal minimal 2,3 mm
2) Menggunakan Kawat Duri berkualitas baik dan kuat bukan
barang bekas dan tidak dalam kondisi rusak.
➢ Alat dan Bahan
1) Menggunakan alat-alat ringan seperti pemotong besi dan lain

sebagainya
➢ Tenaga Kerja
1) Menggunakan tenaga kerja dengan keahlian khusus dibidang
pembesian
2) Menggunakan tenaga tukang dan dibantu pekerja atau buruh
dan didampingi oleh kepala tukang/mandor dengan
pengawasan Pelaksana Lapangan

Pentadio Barat 18 Januari 2021

KEPALA DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA


DAN PARIWISATA SELAKU PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN (PPK)

SYAMSUL BAHARUDDIN, ST. ME


Nip.19680716 199903 1 005

Anda mungkin juga menyukai