Pemeriksaan tambahan :
1. Pemeriksaan Rontgen
2. Pemeriksaan biologis dan imunologis
3. Amnioskop
4. Amniosintesis
5. Pemeriksaan sitologis
6. Pemeriksaan ultrasonografi
I. Hamil atau Tidak
Tanda-tanda pasti :
Mendengar BJA
Melihat, meraba atau mendengar
pergerakan anak oleh pemeriksa
Melihat rangka janin
Tanda-tanda mungkin :
Indikasi - Darurat
Hipertensi gestasional yang berat
Diduga komplikasi janin yang akut
PJT (IUGR) yang berat
Penyakit maternal yang bermakna dan tidak respon dengan pengobatan
APH yang bermakna
Korioamnionitis
Foley cathether
RSHS
pedoman diagnosis dan terapi OBGYN
presentasi belakang kepala
Faktor Skor
0 1 2 3
Pembukaan serviks (cm) 0 1-2 3-4 5-6
Pendataran serviks (%) 0-30 40-50 60-70 80
Station -3 -2 -1 atau +1 atau
0 +2
Konsistensi serviks Kaku Medium lunak -
Posisi serviks Posterio Ditenga Anterior -
r h
Bila skor > 6 maka keberhasilan induksi persalinan tinggi, sedangkan
bila kurang dari 6 keberhasilannya rendah
UTEROTONIKA
1.Network SMaNC. Queensland Maternity and Neonatal Clinical Guideline. Primary postpartum
haemorrhage. Queensland: Queensland Government; 2012.
PERSALINAN DENGAN VAKUM
Indikasi:
persalinan sulit dengan ibu masih bisa mengedan
Syarat:
presentasi belakang kepala/ vertex
janin aterm
pembukaan lengkap
kepala di H III-IV
Komplikasi
Janin: edema scalp, (hilang 1-2 hari), sefal hematom (hilang
3-4 minggu), aberasi dan laserasi kulit kepala serta
perdarahan intrakranial (sangat jarang).
Ibu: robekan jalan lahir
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Definisi
Perdarahan Antepartum adalah perdarahan yang
terjadi sebelum/setelah kehamilan 28 minggu.
Sebelum 28 minggu : abortus, mola hidatidosa,
KET
Setelah 28 minggu : plasenta previa, solusio
plasenta, vasa previa
ABORTUS
Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan.
Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
KLASIFIKASI ABORTUS
Sarwono (2008) membagi abortus menjadi beberapa
klasifikasi yaitu
1. Abortus Spontan
2. Abortus Imminens (keguguran mengancam)
3. Abortus Incipiene (keguguran berlangsung)
1. Abortus incomplete
2. Abortus complete
3. Abortus infeksiosa dan abortus septik
Ditemukan pada abortus buatan yang dikerjakan
tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis
1. Missed abortion (retensi janin mati)
2. Abortus habitualis
3. Abortus provokatus , adalah terminasi kehamilan
secara medis atau bedah sebelum janin mampu
hidup, dibagi lagi menjadi :
a. Abortus therapeutic (abortus medisinalis)
b. Abortus kriminalis
c. Unsafe Abortion
KLASIFIKASI ABORTUS
1. Abortus spontan
Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis
atau ,medis untuk mengosongkan uterus. Disebut
juga keguguran (misscarriage)
-evakuasi
-uterotonika
-Antibiotik
PENATALAKSANAAN
Abortus Iminens
Pengelolaan penderita ini tergantung informe consent
yang diberikan . Bila ibu ini masih menghendaki
maka pengelolaan harus maksimal untuk
mempertahankan kehamilan. - Pemeriksaan USG
diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan janin
yang ada dan mengetahui keadaan plasenta
Tirah baring sampai perdarahan berhenti
Spasmolitik agar uterus tidak berkontraksi atau diberi
progesteron untuk mencegah terjadinya abortus.
Pasien boleh pulang setelah tidak terjadi
perdarahan dengan pesan khusus pasen tidak boleh
berhubungan seksual dulu sampai kurang 2 minggu.
MOLA HIDATIDIFORM
DEFINISI Berdasar karakteristik dan
Mola hidatidiform/ susunan DNA-nya, mola
hidatidosa merupakan suatu hidatidosa dibagi menjadi:
kondisi kehamilan di mana Mola Komplit
ovum dan sperma yang Mola komplit terjadi apabila
bertemu memiliki materi 1 ovum yang telah
genetik/ DNA yang kehilangan DNA-nya (ovum
abnormal (seharusnya kosong) dibuahi oleh 1
ovum 23 X, dengan sperma sperma yang kemudian
23 X atau 23 Y). mengalami reduplikasi
menjadi 46 XX homozigot
(sekitar 90% kejadian mola
komplit) atau dibuahi oleh 2
sperma menjadi 46 XX/XY
heterozigot (sekitar 10%
dari kejadian mola komplit).
Mola Parsial
Mola parsial terjadi
apabila 1 ovum dibuahi
oleh 1 atau 2 sperma
yang mengalami
reduplikasi DNA hasil
sehingga hasil
konsepsinya menjadi
triploid atau tetraploid.
Kondisi mola parsial lebih
sering dijumpai dan
cenderung kurang
beresiko mengakibatkan
keganasan tropoblastik.
TANDA DAN GEJALA Karakteristik Mola Komplit Mola Parsial
Tanda dan gejala mola hidatidosa, Jaringan Tidak Ditemukan,
terutama mola hidatidosa komplit cukup Embrionik/ ditemukan tidak
khas dan beragam antara lain: Fetal sempurna
Ukuran uterus yang lebih besar
dibanding usia kehamilannya Pembengkaka Difus Fokal
n hidatidiform
Kadar beta-hCG yang amat tinggi vili korionik
Hiperemesis gravidarum
Hiperplasi Difus Fokal
Hipertensi dan proteinuria (menyerupai
tropoblas
kondisi preeklamsia, namun pada usia
kehamilan muda) Scalloping vili Tidak Ditemukan
Adanya benjolan karena kista theca korionik ditemukan
lutein ovarium Inklusi Tidak Ditemukan
Tanda-tanda abortus (perdarahan/ stroma ditemukan
spotting) tropoblas
Mola hidatidosa parsial biasanya hanya
mengalami gejala seperti abortus di
mana ditemukan perdarahan dan
kontraksi uterus, namun sangat jarang
menunjukkan tanda dan gejala mola
hidatidosa komplit.
ULTRASONOGRAFI
Mola Komplit
Ditemukan gambaran
sarang lebah/ honeycomb
ataupun gambaran
menyerupai badai salju/
snowstorm (lihat gambar)
yang merupakan
karakteristik pembengkakan
vili korionik yang difus dan
vesikuler.
Mola Parsial
Ditemukan gambaran kistik
pada jaringan plasenta dan
pemanjangan diameter
transversa dari kantong
gestasional.
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
KET ialah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel
telur yang telah dibuahi tidak menempel pada
dinding endometrium kavum uteri.
Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada disaluran
telur (tuba fallopi).
Pars ampularis 55%, pars ithmus 25%, pars
fimbrae 17%,pars interstitial 2%
Kehamilan ektopik lain < 5% antara lain terjadi di
serviks uterus , ovarium, atau abdominal
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU:
KE: kehamilan yang hasil Pemeriksaan ginekologis
konsepsinya implantasi di luar Inspekulo: fluksus sedikit
kavum uteri Pemeriksaan dalam: uterus
yang membesar, nyeri
KET : KE yang berakhir dengan goyang serviks +, nyeri pada
abortus atau rupture tuba perabaan adneksa, kavum
douglas menonjol
Diagnosis: Pemeriksaan penunjang
Anamnesis: Laboratorium: Hb, Leukosit,
Terlambat haid, usia
βHcg dalam serum, uji
kehamilan
kehamilan trimester I, gejala
USG: uterus membesar, tidak
subjektif kehamilan lainnya, ada kantung kehamilan,
nyeri perut yang disertai kelainan adneksa (adanya
spotting, kantung kehamilan, massa
kompleks, cairan bebas
PF: tanda shock hipovolemik, sampai ke kavum douglas)
nyeri abdomen (perut tegang, Kuldosentesis: untuk
nyeri tekan dan nyeri lepas, mengetahui adanya darah
dalam kavun douglas
dapat ditemukan pekak samping
Diagnosis laparoskopi
dan pekak pindah)
GAMBARAN KLINIS
Pada kehamilan tuba yang PROGNOSIS
belum terganggu gambaran Kematian karena KET
klinisnya tidak khas dan cenderung turun dengan
penderita maupun diagnosis dini dan
dokternya biasanya tidak persediaan darah yang
mengetahui adanya cukup. Akan tetapi bila
kelainan dalam kehamilan , pertolongan terlambat
sampai terjadinya abortus angka kematian dapat
tuba atau ruptur tuba. tinggi.
Nyeri perut bawah
mendadak
Perdarahan pervaginam
Pingsan
Syok
PLASENTA PREVIA
Plasenta yang
letaknya tidak
normal sehingga
menutupi sebagian
atau seluruh ostium
uteri internum
PEMBAGIAN :
1. Plasenta previa totalis :
Seluruh ostium internum tertutup oleh
plasenta (lebih sering terjadi)
2. Plasenta previa lateralis :
Hanya sebagian ostium tertutup oleh plasenta
3. Plasenta previa marginalis :
Hanya pada pinggir ostium terdapat jaringan
plasenta
Letak plasenta normal Plasenta let. rendah Plasenta previa lateralis Plasenta pre
PLASENTA PREVIA TOTALIS
serviks
DERAJAT PEMBUKAAN PADA PLASENTA PREVIA
Marginal
Lateral
Pembukaan >
Pembukaan
Perdarahan
Amnion
Segmen bawah
Serviks
Perdarahan
Sebab-sebab : Gejala :
Keadaan
endometrium kurang Perdarahan berulang
baik Biasanya timbul
Misalnya pada : setelah bl ke-7
- multipara (perdarahan terjadi
karena terlepas plasenta
- mioma uteri dari dasarnya)
- kuretase berulang Plasenta letak rendah
- usia lanjut robekan selaput
marginal
Kepala anak tinggi
Kelainan Letak
Bahaya yang dapat terjadi :
Ibu :
Perdarahan hebat (daerah perlekatan
luas, plasenta akreta, kontraksi SBR < )
Infeksi sepsis
Emboli udara
Anak :
Hipoksia
Perdarahan dan syok
DIAGNOSIS
Anamnesa : - Perdarahan
- Nyeri/tanpa
- Predisposi
Pemeriksan :
Umum (tanda vital, konjuctiva)
Obstetrik
Penunjang (Hb)
Pemeriksaan :
Obstetrik
1. Pemeriksaan luar
2. Inspekulo
3. Perabaan fornises (hanya pd let. kepala)
4. Pemeriksaan dalam (hanya di K. Operasi)
5. USG
PENGELOLAAN
Ekspektatif : - Anak hidup < 37 mg
- KU baik
- His -
- Perd. << / berhenti
Aktif :
Pervaginam : pemecahan ketuban,
Versi Braxton Hicks
Cunam Willett
Perabdominal
Pemecahan ketuban :
Pengelolaan plasenta letak rendah,
plasenta previa marginalis dan plasenta
previa lateralis yang menutupi ostium <
0,5 bagian
Menghentikan perdarahan karena :
uterus retraksi sehingga kepala anak
menekan plasenta
Tidak terjadi pergeseran antara
plasenta dan dinding rahim
Seksio sesarea :
• Mempersingkat lamanya perdarahan
• Mencegah terjadinya robekan servik dan
SBR
Dilakukan pada plasenta previa totalis
& plasenta lainnya dengan perdarahan
hebat
Kadang dilakukan untuk kepentingan
ibu (anak sudah mati)
Cara menyelesaikan persalinan :
Tergantung faktor :
1. Keadaan ibu dan anak
2. Besarnya pembukaan
3. Jenis plasenta previa
4. Paritas
Cara mana pun yang dipilih persediaan
darah yang cukup sangat menentukan
SOLUSIO
PLASENTA
Terlepasnya plasenta
sebagian atau seluruhnya
(yang letaknya normal)
sebelum janin lahir
Nama lain :
Abruptio placentae
Ablatio placentae
Accidental haemorrhage
Premature separation of
the normally implanted
placenta
Perdarahan Perdarahan keluar :
Tersembunyi :
Pelepasan Biasanya komplit
biasanya Jarang
disertai
inkomplit toxaemia
Sering disertai 80%dari solusio
toxaemia plasenta
Hanya 20%
DERAJAT SOLUSIO PLASENTA
1. Ringan :
- Perdarahan keluar kurang dari 100-200 cc
- Uterus tidak tegang
- Belum ada tanda renjatan
- kadar fibrinogen plasma lebih dari 250 mg%
2. Sedang
- Perdarahan lebih dari 200 cc
- Uterus tegang
- Teradapat tanda renjatan
- Gawat janin atau mati
- Kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%
3. Berat
- Uterus tegang dan kontaksi tetanik
- Terdapat renjatan
- Janin biasanya sudah mati
Perdarahan tersembunyi
Perdarahan keluar
Sebab-sebab :
Hipertensi esensial
Preeklamsi
Tali pusat pendek
Trauma
Tekanan rahim pada vena cava inferior
Uterus yang membesar (hidramnion, gemelli)
Predisposisi : usia lanjut, multiparitas, defisiensi,
asam folat
Gejala :
Umum :
Pemberian darah cukup
Pemberian O2
Pemberian antibiotika
Pada syok yang berat diberi
kortikosteroid dalam dosis tinggi
Pengelolaan
Khusus :
1. Terhadap hypofibrinogenaemi
• Human fibrinogen 10 gr / darah
segar
• Menghentikan fibrinolyse dengan
trasylol
2. Merangsang diurese
Pengelolaan
Obstetris :
Sedapat-dapatnya kelahiran terjadi dalam
6 jam
Alasan :
bagian plasenta terlepasnya meluas
perdarahan bertambah
hypofibrinogenaemi menjelma atau
bertambah
Tujuan ini dicapai dengan :
a. Pemecahan ketuban
b. Pemberian infus pitocin : 5 U dalam
500 cc glucose 5%
c. Seksio Sesarea
d. Histerektomi
PERDARAHAN PASCASALIN
Batasan : perdarahan yang lebih dari 500 ml yang
terjadi setelah janin lahir.
Klasifikasi :
Perdarahan pascasalin dini yaitu perdarahan yang
terjadi dalam 24 jam pertama sesudah janin lahir
Perdarahan pascasalin lambat yaitu perdarahan yang
terjadi setelah 24 jam setelah janin bayi lahir.
PERDARAHAN PASCASALIN DINI
Etiologi
Atonia uteri
Perlukaan jalan lahir
Retensio plasenta/ sisa plasenta
Gangguan pembekuan darah
Kriteria diagnosis
Atonia uteri (TONUS)
Kontraksi rahim buruk
Perdarahan banyak
Tidak ada perlukaan jalan lahir
Tidak ada sisa plasenta
Pada umumnya disertai tanda – tanda syok hipovolemik
Perlukaan jalan lahir
Perdarahan banyak
Umumnya kontraksi rahim baik, kecuali pada robekan
rahim
Sisa plasenta
Perdarahan
Kontraksi baik
Pada pemeriksaan teraba sisa plasenta
Pengelolaan
Segera setelah diketahui perdarahan pascasalin,
tentukan ada syok atau tidak, bila ada segera berikan
transfusi darah, infus cairan, kontrol perdarahan dan
berikan oksigen
Bila syok tidak ada, atau keadaan umum telah optimal,
segera lakukan pemeriksaan untuk mencari etiologi
PENGELOLAAN (LANJUTAN)
Atonia uteri (Protab RSHS)
Masase uterus, pemberian oksitosin 20 IU dalam 500 cc
Dekstrosa 5% dan ergometrin intravena, atau misoprostol
Jenis dan Cara Oksotosin Ergometrin misoprostol
Dosis dan cara IV : 20 unit dalam 1 IM atau IV Oral atau rectal
pemberian awal L larutan garam (lambat):0,2mg 400 mg
fisiologis dengan
tetesan cepat
IM: 10 unit
Dosis lanjutan IV: 10 unit dalam 1 Ulangi 0,2 mg IM 400 mg 2 – 4 jam
x L larutan garam setelah 15 menit. setelah dosis awal
fisiologis dengan Bila masih
40 tetes/menit diperlukan beri
IM/IV setiap 2 -4
jam
Dosis maksimal Tidak lebih dari 3 L Total 1 mg atau 5 Total 1200 mg atau
per hari larutan dengan dosis 3 dosis
oksitosin
Indikasi kontra Pemberian IV Preeklamsi, vitium Nyeri kontraksi
Bila perbaikan +, perdarahan berhenti, oksitosin atau
misoprostol diteruskan
Bila tidak ada perbaikan dilakukan kompresi bimanual
Bila tetap tidak berhasil, lakukan lapartotomi, kalau
mungkin lakukan ligasi arteri uterina atau hipogastrika
(khusus pasien belum ada anak), bila tidak mungkin
lakukan histerektomi
2. Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan gumpalan Selaput ketuban atau gumpalan darah dalam kavum uteri akan
darah. dapat menghalangi kontraksi uterus secara baik
3. Mulai lakukan kompresi bimanual interna. Jika uterus Sebagian besar atonia uteri akan teratasi dengan tindakan ini.
berkontraksi keluarkan tangan setelah 1-2 menit. Jika Jika kompresi bimanual tidak berhasil setelah 5 menit,
uterus tetap tidak berkontraksi teruskan kompresi diperlukan tindakan lain
bimanual interna hingga 5 menit
4. Minta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual Bila penolong hanya seorang diri, keluarga dapat meneruskan
eksterna proses kompresi bimanual secara eksternal selama anda
melakukan langkah-langkah selanjutnya.
5. Berikan Metil ergometrin 0,2 mg intramuskular/ intra vena Metil ergometrin yang diberikan secara intramuskular akan
mulai bekerja dalam 5-7 menit dan menyebabkan kontraksi
uterus
Pemberian intravena bila sudah terpasang infus sebelumnya
6. Berikan infus cairan larutan Ringer laktat dan Oksitosin 20 Anda telah memberikan Oksitosin pada waktu penatalaksanaan
IU/500 cc aktif kala tiga dan Metil ergometrin intramuskuler. Oksitosin
intravena akan bekerja segera untuk menyebabkan uterus
berkontraksi.
Ringer Laktat akan membantu memulihkan volume cairan yang
hilang selama atoni. Jika uterus wanita belum berkontraksi
selama 6 langkah pertama, sangat mungkin bahwa ia
mengalami perdarahan postpartum dan memerlukan
penggantian darah yang hilang secara cepat.
7. Mulai lagi kompresi bimanual interna atau Jika atoni tidak teratasi setelah 7 langkah pertama,
Pasang tampon uterovagina mungkin ibu mengalami masalah serius lainnya.
Tampon uterovagina dapat dilakukan apabila
penolong telah terlatih.
Rujuk segera ke rumah sakit
8. Buat persiapan untuk merujuk segera Atoni bukan merupakan hal yang sederhana dan
memerlukan perawatan gawat darurat di fasilitas
dimana dapat dilaksanakan bedah dan pemberian
tranfusi darah
9. Teruskan cairan intravena hingga ibu mencapai tempat rujukan Berikan infus 500 cc cairan pertama dalam waktu 10
menit. Kemudian ibu memerlukan cairan tambahan,
setidak-tidaknya 500 cc/jam pada jam pertama, dan
500 cc/4 jam pada jam-jam berikutnya. Jika anda
tidak mempunyai cukup persediaan cairan
intravena, berikan cairan 500 cc yang ketiga tersebut
secara perlahan, hingga cukup untuk sampai di
tempat rujukan. Berikan ibu minum untuk
tambahan rehidrasi.
Plasenta belum lahir setelah 30 menit Tali pusat putus akibat traksi Retensio plasenta
Perdarahan segera (P3) berlebihan
Uterus berkontraksi dan keras Inversio uteri akibat tarikan
Perdarahan lanjutan
Plasenta atau sebagian selaput Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus Tertinggalnya sebagian plasenta atau
(mengandung pembuluh darah) tidak tidak berkurang ketuban
lengkap
Perdarahan segera (P3)
2 apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata
sedikit ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria, aseton
tercium dalam hawa pernafasan.
3 KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi lebih
cepat,
TD lebih turun. Komplikasi fatal ensefalopati
Wernicke : nystagmus, diplopia, perubahan
mental.Ikterik
PENANGANAN
• Edukasi tentang kehamilan
• Makan porsi kecil tapi sering
• Bangun pagi : makan ditempat tidur dengan roti
atau biskuit dengan teh hangat.
• Makanan berminyak dan berbau dihindari,
diusahakan tinggi glukosa
• Berikan sedativa seperti phenobarbital dan
vitamin B complex
• Terkadang diperlukan terapi psikologik
• Jika dirawat di RS, berikan rehidrasi parenteral
glukosa 5% dalam NaCl sebanyak 2-3 liter/24 jam
• Antasida jika ada keluhan gastritis dan kontrol
asam lambung
• Jika kesadaran baik pasien tidak perlu dipuasakan
KONTRASEPSI
KONTRASEPSI
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang
telah dibuahi ke dinding rahim
Metode Suhu
menjelang ovulasi suhu basal badan akan turun, dan
sekitar 24 jam setelah ovulasi, suhu basal badan akan
naik kembali lebih tinggi daripada suhu sebelum ovulasi
Jenis :
Pil kombinasi
Pil sekunseal
Once a month pil
Pil mini
Morning after pil
Suntik KB
Depo provera (medroxyprogestin acetate)
Jenis:
a.Lippes-Loop
b. Saf-T-Coil
c. Dana-Super
d. Copper-T (Gyne-T)
e. Copper-7 (Gravigard)
f. Multiload
g. Progesterone IUD
Kontrasepsi mantap (Sterilisasi)
Metode Operasi Wanita (MOW)/TubektomiTubektomi
setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan
wanita bersangkutan tidak hamil lagi. Dilakukan dengan
mengikat / ligasi tuba fallopii.
Metode Operasi Pria (MOP)/Vasektomivasektomi
tindakan mengikat / ligasi vas deferens untuk menghambat
lewatnya sperma dari testis
Definisi
Tidak mampunya pasangan untuk hamil (apapun sebabnya)
setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa kontrasepsi
Primer belum pernah bisa hamil
Sekunder sebelumnya pernah hamil
Analisis sperma
Normozoospermia
Jumlah sperma > 20 juta/mL
Oligozoospermia
Jumlah sperma < 20 juta/mL
Astenozoospermia INFERTIL
Motilitas sperma a < 25 % ; a+b < 50%
Motilitas sperma :
Kriteria a : bergerak cepat dan lurus ke depan
Kriteria b : bergerak lambat dan tidak lurus
Kriteria c : bergerak ditempat
Kriteria d : tidak bergerak
Teratozoospermia
Morfologi sperma normal < 30%
CA CERVIX
Pembentukan
Zona Transformasi
dan perubahan
serviks sesuai
tahapan usia
Zona Transformasi/TZ
merupakan tempat
karsinoma skuamosa
serviks.
KANKER SERVIKS
Adalah kanker primer dari serviks (kanalis servikalis
dan atau porsio).
Level Kompetensi Dokter Umum: 2
HSIL LSIL
Kanker invasif
TANDA DAN GEJALA
Tidak spesifik: duh vagina, bercak perdarahan
minim (sering diabaikan).
Nyeri punggung atau kaki
Rekomendasi vaksinasi:
Vaksinasi rutin dilakukan pada usia 11 – 12 tahun baik dengan HPV2 & HPV4.
HPV4 untuk anak laki-laki rutin pada usia 11 – 12 tahun.
HPV4 untuk laki-laki usia 9 – 26 tahun guna pencegahan kondiloma akuminata.
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN
Definisi
Hipertensi Gestasional :
Didapatkan desakan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada
kehamilan, tidak disertai dengan proteinuria dan desakan darah kembali normal <
12 minggu pasca persalinan.
Preeklamsi :
Kriteria minimum: Desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20
minggu, disertei dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+
Eklamsi :
Kejang-kejang pada preeklamsi disertai koma
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi :
Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami
hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.
Hipertensi kronik :
Ditemukannya desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum
kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
Sindrom HELLP
Hemolysis, Elevated Liver enzymes, Low Platelets
Tatalaksana
Hipertensi Kronik
Jika pasien sebelum hamil sudah mendapatkan pengobatan
dengan obat anti hipertensi dan terpantau dengan baik,
lanjutkan pengobatan tersebut
Jika tekanan darah diastolik > 110 mmHg atau tekanan
sistolik ≥ 160 mmHg, berikan anti hipertensi. Obat pilihan
adalah metildopa.
Pencegahan PreEklampsia
Antioksidan vit E, beta carotene
PREEKLAMPSIA RINGAN
Jika kehamilan < 35 minggu dan tidak terdapat tanda
perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat
jalan
Jika kehamilan > 35 minggu, pertimbangkan terminasi
kehamilan
PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA
Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24
jam, sedangkan pada eklampsia dalam 6 jam sejak gejala
eklampsia timbul
Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi
sampai tekanan diastolik antara 90-100 mmHg. Obat pilihan
adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang dapat
diulang sampai 8 kali/24 jam
Anti konvulsan
MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
Dilanjutkan dengan 15 ml MgSO4 (40%) 6 g dalam larutan Ringer
2010
Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo,
ini pasien tidak perlu puasa.
Kadar glukosa serum yang normal harus
kurang dari 130 mg per dl atau kurang dari
140 mg per dl.
diagnosis yang praktis ialah menggunakan
beban 75 g glukosa dan apabila ditemukan
nilai > 140 mg/dl dianggap DMG dan nilai >
200 mg/dl merupakan DM yang jelas (berat)
Obstetri Patologi FK UNPAD
TATALAKSANA
Perawatan antenatal dengan ketat.
Diet sekitar 25-35 Kkal/kgBB, umumnya sekitar 1800-
2400 Kkal/hari.
Glukosa darah perlu dipantau ketat dalam konsentrasi
optimal yaitu glukosa darah puasa sekitar 70-95 mg/dL
dan glukosa 2 jam post prandrial <120 mg/dL.
Pemantauan kesejahteraan janin tidak kalah penting,
USG perlu dilakukan untuk mengetahui taksiran berat
badan dan kemungkinan anomali kongenital.
Jika pengendalian pola makan makan tidak berhasil
mengatur gula darah, insulin menjadi pilihan terapi
yang sesuai.
KETUBAN PECAH DINI
Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan
(sebelum onset persalinan berlangsung)
PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes) :
ketubanpecah saat usia kehamilan < 37 minggu
PROM (Premature Rupture of Membranes) : usia
kehamilan > 37minggu
Kriteria diagnosis :
Usia kehamilan > 20 minggu
Keluar cairan ketuban dari vagina
Inspekulo : terlihat cairan keluar dari ostium uteri
eksternum
Kertas nitrazin merah biru
Mikroskopis : terlihat lanugo dan verniks kaseosa