Anda di halaman 1dari 482

,cN

.i,
=Llt
+rGir oiil ..1t Jg^r o'',fi i!{,Jl.o
^Urt
i.rJr. i1a:,tL $1 '$l ,t! Jl6. rii;
SanvrD QurHB

3{r;,*A,,rBo
ALapR'Ar{
y,rtug
MENAKJUBKAN

E
r2t/-/
Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Quthb, Sayyicl

I(einclahan Al-Qur'an yang Menakjubkan/Sayyici euthb; peni., Bahrun Abu


Bakar; Peny., Aunur Rafiq Shaleh Tamhicl, Lc.{et. 1-Jakarta, Robbani press, 2004.
xvi,472 hlm; 21 cm
ISBN: 979-3304-37-5

l) Barangsiapa clengan sengaja clan tanpa hal< mengumumkan atau memper_


banyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, clipiclana clengan perr,
jara paling lama 7 (tuiuh) tahun clan/atau clencla paling banyak Rp. lO0.
OOO. 000,00 (seratus iuta rupiah)
7\ Barangsiapa clengan sengaia menyiarkan, memamerkan, mengeclarkan, atau
menjual kepacla umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak
Cipta sebagaimana climaksucl clalam ayat (l), clipiclana clengin piclana
pen.iara paling lama 5 (lima) tahun penjara clan/atau clencla paling banyak
Rp. 50.0OO.OOO,OO (lima puluh iuta rupiah)

UU Rl No. 7 tahun 1987 tentang Hak Cipta

luclul Asli
At-Tashwir al-Fanni fil-Qur'an
Penulis
Salryid Quthb
Penerbit
Darusy'Syuruq, Beirut
Cetakan Keclelapan, l4O3 H/1983 M.

luclul Terjemahan
Keindahan al-Qur'an yang Menakiubkan
Peneriemah
Bahrun Abu Bakar
Penyunting
Aunur Rafiq Shaleh Tamhict, Lc.
Desain Sampul
Syaamil Adv.
Perwajahan Isi
Wafa 'Aclilah

Penerbit
ROBBANI PRESS
JI. Raya Condet No. 27B Batuampar, IAKARTA 13520
Telp. (oz1) a77a-OZsO,9Z3-a99a Fax. (021) a77a-Ol5t
E-mail : robbanipress@cbn.net.ic'l
Cetakan Pertama, Sya'ban /425 H./ September 2OO4 M.
@ All Nghts Reselecl (HakTerlemahan Dilinclungi)

ANGCOTA IKAPI
9*g*t,* 9^*.ur\rt

egala puji bagi Allah yang telah menu-


runkan al-Qur'an kepada Nabi-Nya untuk
menjadi pedoman dalam mengatur segala
"BuLu ini, olnh aspek kehidupan manusia. Shalawat dan
S"yu.;J,Qutl,L salam semoga senantiasa tersampaikan
sendrn, drladrkan kepada Nabi Muhammad slullnllnlru nlnili
LuLu
"nLogoi unsnlant, kepada keluarganya, pala shaha-
Lo*pln^nrtn,
Jolo* *n*oho*i batnya dan para pengikutnya hingga hari
tufsir Fi Zl';Iulil kemudian.
Qrlr'an. " 'Sayyid Quthb punya pengalaman
yang sangat kaya clan pelenungan yang
mendalam dalamberinteraksi dengan a1-
Qur'an. Pengalaman-pengalaman dan pe-
renungan-perenullgannya ini sebagian
r' o !l 3 rr o t' sJ [C, g t' o g r' rJ ; rpp -'] r. r.r,fl ,.6,, j X',
irtl
"

besa'nya clitr-rangkan dalam bukr rnnsterpiece-ny:a Fi Zttilnrit


QurnrL. Namun kar.ena komitmen metodologisnya dalam
menulis Fi ZI ilnlil Qtr-ntt sehingga pengalaman-pengalaman
dan hasil perenungan itu tidak semuanya bisa ciituangkan cli
daiam Fi ZliInIiI Qtn'nn. Kar.ena itu, Sayyid eutl-rb kemudian
menulis bebelapa buku lainnya untuk mengabadikan per.e-
nungan-perenungan yang sangat berharga ter.sebut. Salah satlr
buku yang terpenting diantaranya adalah buku yang sekarang
ada di tangan pembaca, nt-Tnslnuirtil-Fsttni fil-ertr'nn (Gam-
baran Artistik dalam al-Qur'an).
Buku ini, oleh Sayyid Quthb sendiri, dijadikan sebagai
buku komplementer dalam memahami tafsir Fi Zlilntit etu.,nn.
Sehingga di dalam tafsir Fi Zltilnlil Qtrr'nn ser.ingkali Sayyicl
Quthb meminta kepada para pembacanya untuk rner.ujuk buku
ini guna memahami sejumlah permasalahan yang ter.kait, yang
memang memerlukan kajian menr{alam melalui buku khusus
seperti buku ini. Tanpa merujuk buku ini, para pembaca Fi
Zldlnlil QtLr'nn akan merasakan sesuahr yang kurang.
Buku ini juga mengungkapkan suatu teori yang untuk
pertama kalinya cliungkapkan oleh Sayyid Quthb. yaitu teor.i
tentang nt-Tnslnuir nl-Fnnni (gambaran artistik) yang menjadi
cirikhas utarna ushLb (tngkapan) al-Quran. Apa clan bagaimana
gambaran artistik yang dimaksudkan oleh Sayyid euthb? Ikuti
dan simak kajian buku ini, insya Allah Anda akan memai-rami-
nya dan sekaligus mendapatkan pengetahuan yang baru di
samping akan membantu Anda daiam berinteraksi dengan al-
Qur'an.

ot
9errgcrrr[.rt 9rurr\iL

Allnttrdrililhrlr, kinibuku yang ticlak bisa dipisahkan clali


Fi Zhilnlil Qtn"nn telsebut telah dapat kami hadirkan kepada
para pembaca yang budiman. Semoga buku ini dapat mem-
bantu kita untuk menikmati al-Qur'an. Dan mendorong kita
untuk semakin meningkatkan komitmen dalam mewujudkan
nilai-nilai al-Quran dalam kehidupan plibadi, keluarga, sosial,
dan negara. Amin.

|akarta, Slza'ban 1425 H.


September'2004 M.

Robbani Press

D11
A4*5m

PENGANTARPENERBIT --v
DAFTARISI --a
PERSEMBAHAI{ --7
KUTEMUKAN AL-QUR', AI\d -- 3
DAYA PESONA AL-QUR',AN --13
SUMBER DAYA PESONA AL-QUR', AN --27
BACAIMANA AL-QUR'AN DIPAHAMI --43
GAMBARAN ARTISTIK--65
. CambaranPertarna --69
. Gambaran Kedua -- 70
. CarnbaranKetiga-70
. Cambaran Keempat -71
. Gambaran Kelima -- 73
. CambaranKeenarn--75

tx
rrrlSLr$r,rrsj[t, lp j)r, ,,r,llr,6rli"]t,
gr,r,g r'rJ

. Gambaran Ketuj:u]n -- 76
. GambaranKedelapan-- 77
. Gambaran Kesernbilan -- 78
. Gambaran Kesepuluh -- 79
o TamsilPertarta--95
. TamsilKedua -- 99
. I(isah Nabi ibrahim Membangun Ka'b ah -- 101
. I(isah Banjir Besar -- 106
. Gambaran tentang Hari Kiamat -- 108

IMAJINASI PERASAAN DAN PERUPAAI\


(rAISrM -- 135
KESER-I\SIAI{ ARTISTIK -- 167
r KeserasianUgkapan -- 173
. I(eserasian Lafazlt-- 175
. I(eserasian Irama -- 185
. Perbandingan Dua Keada.an-- 189
KISAH DALAM AL-QUR',AN --275
o Tirjuan-Tujuani(sah --277
. Dampak Kepatuhan Paparan l(isah kepada
Tujuan Agama --295
(A) PengulanganKisah --296
(B) Penyajian I(sah Terbatas --309
(1) Kisah Nabi Mr-rsa 'Alaihissalam --313
(2) I(isal-r lriabi Nuh 'AlaihissaLtn --- 315
(3) IGsarh Nabi yang Latn--317
(4) Memuat Beberapa Kisah yang Sangat
Singkat --318
itL,{r.O
(5) Kisah-KisahyanghanyaDisebutkan
denganlsyarat --318
(6) PenggalanKisah-Kisahyang Lain --318
(C) Pembauran Kisah --319
. Agama dan Seni dalam Kisah --323
. Karakteristik Seni dalam Kisah --339
. Tayangan dalamKisah --356
r Tayangan Tokoh dalam Kisah --373
TIPE-TIPE MANUSIA -- 405
LOGIKAPERASAAN --423
METODEAL-QUR',AN --445

xx
gomr,Bor\,ro

UPERSEMBAHKAN buku ini untukmu,


wahai ibuku.
Dahulu ehgkau berada di balik jendela
"luloLo, oLu J;o*
kamar atas, saat di kampung, mendengar-
mengiLufi
iejaLmu kan bacaan al-Qur'an para qari' di per-
*nnrln,rno,Lo, kampungan kita selama bulan Ramadhan'
lro"oo,, o7-Bur'o,, Sedang aku ada bersamamu bermain-main
yorg olunon sebagaimana layaknya anak seusiaku,
iramanua terasa
menghardikku dengan
*nro"uL kemudian engkau
"
"rohJ,'i
L" Jnlo,, isyarat yang tegas dan suara bisikan yang
iiwaL"t..." menyuluhkuuntuk diam. lvlaka, aku diam
mengikuti j ej akmu mendengarkan bacaan
al-Qur'an yang alunan iramanya terasa
syahdu merasuk ke dalam jiwaku sekali
Jlei,t)aBlnlfl-Q.',o,,y,,",,g.J1(",,{ytt8Rl,,

pun aku belummemahami maknanya.


Setelah aku beranjak besar dalam asuhanmu, engkau
memasukkanku ke madrasahibtidaiyahyang ada di kampung,
sedang cita-cita yang engkau dambakan menginginkan agar
Allah memudahkan jaian menghafal al-eur.,an, dan meng_
anugerahiku suara yang merdu. Hingga aku clapat memba_
cakan al-Qur'an dengan tartil untukmu di setiap waktu. Kemu-
dian pada akhirnya engkau membawaku beralih clari jaran ini
ke jalan baru yang sedang kutempuh, sesudah terealisasikan
sebagian dari cita-citamu, karena aku telah hafal al-eur'an.
Engkau telah pergi meninggalkan kami, wahai ibu, dan
bayangan terakhirmu yang masih ada cialam ingatanku iarah
saat engkau duduk di hadapan radio, menclengarkan bacaan
al-Qur'an yang indah. Terlihat dari kelut-kerut wajahmu yar-rg
mulia bahwa engkau memaharni dengan segenap hati clan
perasaanmu yang tajam makna_rriakna yang dimaksucl oleh
bacaan itu dan makna-makna yang tersilat cli dalamnya.
Aku persembahkan kepadamu wahai ibuku, buah ciari
pengarahanmu yang tidak kenal leiah kepacla anak kecilmu
ini di masa lalu, yang sekarang sudah tumbuh dewasa.
Sesungguhnya jika anakrnu ini ticlak clianugerahi suara yang
inclah untuk membaca al-eur"an, tetapi muclah-muclahan dia
tidak kehilangan keindahan takwilnya. semoga Arlah
memelihalamu cli sisi-Nya dan anakmu ini.

Dari putramu, Sayyid


3<^hrrn, ftd/w,t t- q"-' o*

*u^'"ritakan Pengalamanku
B :::,;:t
Pada awai mulanya aku belniat untuk
"hpi, ilJoL
"ku
nrnrn*uLo, menyimpan pengalamanku ini hanya
Jolo* semua,naa unfuk diriku sendiri, selama ia masih ter-
itu yang Trnrnnh simpan di dalam hatiku. Akan tetapi se-
LrLo"o Jo, telah dicetak oleh penerbit, maka kisah
L,J"rro, scmasa pengalaman ini bukan lagi menjadi milik-
nLu in";h n,.,oL-
o,"oL gorrg lnrrro"o ku sendiri.
Legittt irJol" Jo, Sesungguhnva aku telah rnernbaca al-
tne,taenanqLon." Qur''an sejak masih kecil, dan wawasan pe-
ngetahuanku tentang ai-Qur'an saat itu
belum mencapai tingkat' memahami cakra-
wala maknanya, dan belum dapat meliputi
Jt e i' ).r Ba n l- Q, r'o,, yrtt, g )1(" t, o Rlu 8R n u
"

kebesaran tr-rjuannya. Akan tetapi, aku menemukan sesuatu


yang menakjubkan dalam diriku tentangnya.
Sesungguhnya ha1 yang terlintas daiam irnajinasiku
yang sedelhana karena masih kecil, adalah ter.peragakannyar
sebagian gambaran-gambalan yang aku bayangkan dar.i celah-
celah ungkapan al-Qur.'an. Sesungguhnya l-ral ini benar-benar
merupakan gambalan yang sederhana, tetapi membangkitkan
rasa lindu di dalam diriku kepadanya dan membuat per.asa-
anku menikmatinya, sehingga mendorongku untuk senantiasa
melenungkannya dalam masa yang tidak pendek, sedang aku
melasa gembira dan belsemangat dengannya.
Di antara gambaran seder.hana yang terlintas dalam
imajinasiku saat itu, ialah gambaran berikut setiap kali aku
membaca filman-Nya,

iE:;:tGWI6iy",/Fti",:i;\U.Jq \lu
i;*;VT6,&,&:tii{4;;
"Dqn di antara manusia ada yang mengembah
Allah dengan berada di tepian. Jika ia memperoleh
kebajikan, tetaplah ia dalam kectdaan itu; dan jika
ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklahia ke be-
lakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat" (al-Haji
[22]: tr l.
Kumohon jangan ada seseorang menertawakanku ma-
nakala aku celitakan kepadanya gambaran berikut yang ter-
bayang di dalam imajinasiku.
Sesungguhnya yang tergambarkan di dalam bayangan-
)('r le,rr rr fi arr .. l-Q,,'o',

ku saat itu adalah gambaran seorang lelaki yang berdiri di


pinggir sebuah tempatyang meniulang tinggi ke atas, atau di
tepi puncak yang terjal. Aku berada di kampung dan kebetulan
aku meiihat sebuah puncak yang ada di sebelah lembah tem-
patku. Terbayang olehku ia berdiri mengerjakan shalat di
tempat itu dan ia tidak dapat menguasai dirinya dalam setiap
gerakan shalatnya karena goyah takut ketinggian yang hampir'
membuatnya terjatuh, sedang aku belada di posisi yang ber'-
hadapan dengannya mengikuti setiap gerakannya dengan
pandangan yang gembira dan senangbercamPur lasa kagum.
Di antala garnbaran sedelhana lainnya ialah gambaran
yang terlintas dalam ingatanku manakala kubaca firman-Nya,

.is Afr t; &C i;ti 3i^rA {S!3


't+r_ rufrJ &ix" 4; ir; b\_rui\
"Dan becakanlah kepada rnereka berita orang
A ang telah Kami b erikan kep adang a ag at- ay at Kami
(peng etahuan tentang isi al-Kitab), kemudian dia me-
lepaskan diri daripada aga.t-agat itu, lalu dia dii-
kuti oleh setan (sampai ia" tergoda), maka. jadilah
dia tennasuk orang-orang Aang sesat. Dan kalau
Kami meng hendak| s e sung guhng a Kami ting gikan
(derajat)nga dengan agat-agat itu, tetapi dirz cen-
derung kep ada dunia dan menurutkan haw a nafsu-
.')i c i' c),r Ba r r a f- Qr,'o,r yo,, g Jl(e jil
nu,? (i
",
r

nAa Aang rendah, maka perumpamaannAo seperti


anjing jika kamu menghalaunAa diulurkannya lidah-
nya dan jika kamu membiarkannAa dia mengulur-
kan lidahrtga (pula)" (al-A'raf l7l: L75-l761.
Aku masih belum mengetahui sedikit pun makna yar-rg
terkandung di dalam ayat ini dan tidak pula maksud tujuan-
nya. Akan tetapi, ada suatu gambaran yang telbayang di dalam
benakku, yaitu gambaran seorang lelaki sedang mengangakan
mulutnya, menjulurkan lidahnya seraya menjilat-jilatkannya
tanpa henti, sedang aku berada di hadapannya menatapkan
pandanganku ke arahnya tanpa menoleh ke alah lain. Aku
tidak habis pikir mengapa dia menjululkan lidahnya dan tidak
pula belani mendekat kepadanya.
Dan, masih banyak lagi gambaran-garnbaran lainnya
yang serupa, terbayang di dalam benakku yang masih anak-
anak; tetapi aku melasa senang dengannya dan makin lnem-
buatku bertambah rindu unfuk membaca a1-Qur'an, kar.ena
setiap kali aku membacanya terbawa hanyut oleir gambaran-
gambaran yang terlintas dalarn pikiranku dan aku ter.us
menelusulinya di balik ungkapan-ungkapannya.

Itulah hari-hari yang krr"-rn seluluhnya penuh dengan


kenangan-kenangan manis dan dengan imajinasiku yang
masih polos dan sederhana. Kemudianmasa itr-r bellalu seiring
dengan jenjang pendidikanku yang memasuki tingk;rtan
mn'lmd. Dalam jenjang pendidikan yang baru ini aku lrlem-
pelajari tafsir al-Qur'an melalui kitab-kitab tafsir clan mende-
ngarkan penafsirannya dari pala ustadz. Akan tetapi, aku tidak
J( rrterrr tr fi.rrr .1 {'-Qrt',r rr

menemukan cLalam semuamya itu al-Qur'an yallg Pemah


kubaca dan kudengar semasa aku masih anak-anak yang ku-
rasa begitLr indah dan menyenangkan'
Sangat disayangkan, kaLena semua tanda-tanda kein-
clahan yang terdapat di dalamnya telah pudar dan kesenangan
selta kelinduan yang pernah aku rasakan, ldni teiah tiacla'
Acluhai, apakah ada dua al-Qur'an? A1-Qur'an yang
pelnah kulasakan semasa kecilku begitu enak' rn-uclah' dan
membangkitkan ker.induan, sedangkan al-Qur'',an sekal'ang
yang kur.asakan d.i masa mudaku ini begitu sulit, rurnit, dan
ter.cabik-cabik. Apakah halitr,r terjadi karena kesalahan n'Letoda
yang dipakai dalam mempelajari tafsir'?
Dan, aku kembali kepada a1-Qur" an' Aku membacanya
melaltri ilrttslimf bukan melalui kitab-kitab tafsir, ternyata aku
kembaii menemukan al-Qur'anku yang inclah dan menye-
nangkan itu. Aku menernukan gambaran-gartbaranku yang
merind.r-rkan dan menyenangkan itu' Sesungguhnya gambar-
an-gambar.an itu bukan iagi tampil dengan kesecler'hanaan
an
masa kecilktl, se stln g gtlhnya pemaharnanku tentang al-Qur'
telah ber.ubah dan aku sekar.ang sudah dapat rnenjumpai mak-
sud dan tuiuan yang dimaksudkannya, clan aku mengetahui
bal'rwa gambaran-gambaran yang kutairgkap semasa kecilku
itu adalah tamsil-tamsil yang dituangkan bukan menceriLakan
ke1arl ian-ke!aclian vang riil.
Akan tetapi, "sihirnva" masih tetap memukau clan juga
daya tariknva masih tetaP ubuir'
Kupanjatkan segala puji kepacia Aliah dengan meng-
l)tci n D.r l3.t r r .. l- (ft r r'.. r yo n g ))(
r a f{uR,t u
B
",,

ucapkan lmndnlnh kalena kini telair kuternukan kernbali al-


Qur'anku.

Te'betik c1i clalam n"rrU" ,^*k membeberkan kepada


orang lain sebagian dari contoh-contoh gambaran yang ku_
jumpai di dalam al-Qur'an. La1u, aku melakukannya cla'me-
nulis snahr pe*elitian dalam majalah nr-NhLqtntltnf padatahu'
1939 dengan judul " nt-Tnslnoir nl-Fmuifil-elff'nn.,,Di clalamnya
aku rnembahas tentang ber.bagai gambar.an yang aku temui,
lal'aku menguak keindaha'seni yang terkanclung cii dalarn-
nva. Dan, aku membeberkan kemampuan yang Mahakuasa
ya'g telah menggamba'kannya sedemikia. i.dah cia. menak-
jubkan hanya dengan kata-kata mnrni, melebihi gambaran
yang dilakukan oleh k'as cat seo'ang ahli seniman atau kamera
seorang fotog'afer manapun. Dan k'katakan kepada clir.iku
sendiri bal'rwa sesungguhnya r.iset ini layak untuk clijaclikan
mateli risalah ilmiah dalam suatu univer.sitas.
***
Tahun demi tah*n ber'raru sedang gambar.an-sambaran
al-Qur'an sena.tiasa te'bayang-bayang dalarrr imajinasik',
dan knlihat padanya penga'uh-pe'ga'uh m ukjizat seni begit'
setiap kali aku kembali kepacla'ya, bertambah kuatlah
je1as.
do.onga' dalam dirik' u.tuk menu'taskan pembahasan yang
per'ah kuti'.ggalkan clan yang belum perna}r acla seorang
pun berup-raya mencobanya, laltr guna menyempur.nakannya
clan membahasnya secara luas aku sempurnaka'. Kemuclia'
kembali ak' tekuni al-Q'r'a' da'i waktr-r ke waktu sel.ava
Jt,tfe,rru li.r,r ol-Qur'..,t

merenungi gambaran-gambaran langka yang disajikannya.


Maka, makin bertambah kuatlah keinginan unLuk merealisasi-
kan pembahasan ini dalam diriku. Akan tetapi, aku disibukkan
oleh banyak urusan lain sehingga aku surut dan tinggallah ia
menjadi cita-cita dalam hati dan keinginan clalam perasaan
yang telpendam. Pada akhirnya Allah menghendaki agal aku
beltindak untuk merealisasikannya pada tahun ini.
Aku memulai pembahasanku, sedang rujukan utamaku
dalam pembahasan ini adalah nrusblmf, untuk menghimpun
gambalan-gambaran artistik yang telkandung di clalamnva.
Laiu, menjabarkan dan menerangkan metoda gambaran artistik
yang terkandung di dalamnya dan keserasian seni dalam
mengetengahkannya, mengingat semua keinginanku terarah-
kan kepada sisi seninya semata. Dalam ha1 ini, sava tidak
menyinggung pembahasan yang berkaitan dengan Lrahasa,
ilmu kalam, ilmu fiqih atau sisi,lainnya yang biasa dilakukan
oleh kebanyakan mufassir dalam membahas al-Qur"an.
Akan tetapi, apakah yang ter'liirat olehku begitr"r aku
memasukinya?
Ternyata terlihat olehku suatu hakikat baLu, bahwa
gambaran-gambaran yang tertuang di dalam al-Qur'an bukan
hanya bagian daripadanya semata yang belbeda dengan
bagian iainnya, bahkan sesungguhnya gambaran-gambaran
itu sendiri melupakan kaiclah tLslub dalatn Kitab vang indair
ini. Ia adalah kaidah pokok yang digunakan dalam menjelas-
kan semua maksud dan tujuannya, dan sudah balang tentr-r
selain dari topik hukum syaliatnya. Kalau demikian, beralti
i)(ei'rdsfttn., l-Q, r'.,.,, yo,rg J1(",,,,rl1,.r8[i. rr,,

pembahasan ini bukan menyangkut gambaran-garnbarall yang


dihimpun dan disusun, tetapi membahas te'tang kaidah cara
menggali dan menemukan.
Demikian itu merupakan taufik yang beium pernah
ktilihat sebelumnya hingga aku menemukannya.
Atas dasar patokan inilah penelitian dilakukan, dan
semra yang terkandung di dalamnya tiada lain merupakan
penjaba'an kaidah ini, membedah fenomena-fe.omenanya
dan menguak keistimewaan yang belum per.nah disinggung
sebelumnva ini.

Dan, manakala telah U"**rrrUan konsep pembahasan


ini, ternyata aku'rerasakan diriku seakan-akan inenyaksikan
kembali lahirnya a1-Qur" a^. sesunggurrnya ak' menern'kan-
nya dalam keadaan yang tidak pe'nah kulihat sebelum'ya.
sesungguhnya a1-Qur'an ini sejak'semuia memang te'asa be-
gitu i'rdah bagiku. Memang bena', akan tetapi keinclairannya
di masa lalu'renurutku me'upakan bagian-bagia'vang ter-
pisah-pisah. Adapun sekar.ang pandanganku berubah, menlr_
rutku al-Qur"an adalah satu kesatuan yang rnenyatur, dan ber.-
la'daskan kepada kaidah khusus, yaihr suahr kaiclah yang
rnengandu^g kese'asian begitr-r rnenakjubka' dalam be'tuk
vang ticlak pelnah kuimpikan sebelumnva, clan belum per.nah
k'ki'a ada seseo'ang pernah memb*at garnbaran seperti itu.
Sesungguhnya jika aku meraih kesuksesan cialam men_
transfe'gambalan i'i sesuai dengan apa yailg pei.nah k'lihat
sebelum'ya, da. dapat juga menyajika'nya kepada or.ang lain

10
J{rrt"rrtrr(ra,r.r['-Qr"t,, i
seperti yang pemah kurasakan clalam hati sanubaliku, semoga
hal ini tidak diragukan lagi - menjadi keberhasilan yallg sem-
-
purna bagi penyajian buku ini..l

71
Jtetnd,r%an o1Qtt|ott go,t g J\("t ofgrril,ro,,,

'AJuh"i, npoLol, orlo Jun nl-Qrr'or? t\l-Qu,.'o,t ,7arq


1r"r,rnl, LrrnroLn,, scmasa LnrilL.-r, Lcqitu "rro|, *uJn"lr, Jn,
,ro,nLo,rgLiILo, L"ri rrl ro n, nl-Qur'o,r r"Lnr,r,,g
""io,,gkJ,,
yorg liuro"oLo, J; tnasa *rJof,, ;r; Loqiu sulit, rumit,
Jon tJr"nL;L-"oL;L. AlrnLoL l',ol ;tu torioJiLor",,n L""o|,,h,n,,
n etolo yong J;poLoi ,lolo,n ,rr",rrpnlojori fut'sir?"

12
O*y* 9aonn,r,t-q"-'on

L-QUR'AN sejak pertama diturunkan


telah mempesona orang-orang Arab ka-
"KnJuo L;""h
rena daya, pikatnya bagaikan sihir. Se-
*nrnLo muanya terpesona baik yang telah dibuka-
,nnr"ouoLLo,, kan hatinya untuk masuk Islam ataupun
LnlroJo L;tn orang-orang yang ditr-rtr"rp pandangan ha-
tentang daya tinya dari kalangan mereka untuk masuk
pesona (""ihir")
Islam. Apabila kita kesampingkan sejum-
ol-Qur'o, gorg
tnloh *n*pesona lah kecil orang-orang yang peran diri Nabi
orang-orang AroL Muhammad saw merupakan faktor uta-
ma yang mendorong mereka beliman di
"njoL "n,nulo."
masa permulaan Islam, seperti Khadijah
ish'i beliau, Abu Bakar sahabat kepelcaya-
* annya,'Ali sepupunya, clan Zaid pelay an-

L3
J( e i' ).r l3.r r r .. f- Q,.'o, t y.. n g J7(e n iljr I ur
R

nya serta lain-lainnya; maka kita jumpai, al-Qur'an adalah


faktor penenfu atau salah satu dari faktor penentu yang men-
dorong berimannya orang-orang yang beliman di masa per-
mulaan dakwah. Yaitu di hari ketika Muhammad masih belum
memiliki daya upaya dan kekuasaan, dan di hari ketika Islam
masih belum mempunyai kekuatan maupun pertahanar-r.
Cerita masuk islamnya'lJmar ibnul Khaththab, dan
celita berpalingnya al-Walid Ibnul Mughirair aclalah dua
contoh di antara banyak kisah tentang keimanan dan keber'-
palingan. Kedua kisah meleka menguakkan kepada kita ten-
tang daya pesona ('sihir') al-Qur''an yang telah mempesona
orang-orang Alab sejak sernula. Kedua kisah ini menerangkan
leaksi dua alah yang ber'lawanan, mengungkapkan kepacla
kita akan mendalamnya pengaluh daya pesona yang tak
terkalahkan ini, sehingga diakui pesonanya yang begitr-r me-
mikat oleh semua kalangan baik yang Mukrnin matlprlllyang
kafir'.
Mengenai kisah keimanan'lJmal', banyak rirn'ayat yang
menceritakannya, antala lain sebagai berikut.
Dalam riwayat'Atha dan Mujahid yang dinukil oleh
Ishaq dali'Abdullah Ibnu Abu Nujaih menvebutkan bahwa
'umar la, pelnah mencelitakary "Dahulu aku menjauhi Islarn,
dan di masa Jahiliah aku seorang pecandu berat minum
khamar'. Aku mempunyai klub tempat berkurnpul yar-rg cii
tempat itu kaum lelaki Quraisy berkumpul. Di suatu hali aku
keluar untuk menemui mereka di klub ifr,r, tetapi telnyata tidak
kutemukan seorang pun dali meleka berada c1i tempat ittr. Lalu

14
(J) n yo g r.so,ro.. f- Q, r'o,,

aku berkata kepada diriku sencliri,'Aku akan menemui si Fu-


lan penjual khamar', maka aku mendatangi tempatnya dan
ternyata aku tidak menemukannya. Lalu aku belkata lagi ke-
pada cliriku, 'sebaiknya aku ke Ka'bah untuk melakukan
thawaf tujuh atau tujuh puluh kali''
Ketika aku datang ke masjid untuk melakukan thawaf
di Ka'bah, tiba-tiba kulihat Rasulullah berdiri sedang shalat'
Apabila shalat dia menghadap ke negeri Syam, clan menjacli-
kan posisi Ka'bah terletak antara dilinya dan arah negeri Syarn,
dia mengambii posisinya di antara dua rukun, vaitu rukun
yang ada Hajar Aswadnya dan rukun Yamani. Aku belkata
daiam diliku ketika melihabrya,'Demi Allah, sebaiknya malam
ini aku mengintai Muhammad dari dekat agar dapat mende-
ngar apa yang diucapkannya.' Lalu aku bangkit dan kusadali
bahwa jika aku mendekatinya tentu akan membuatnya ter-
kejut, maka aku datang dari arah Hijir clan masuk ke dalam
kain kelambunya, sehingga tidak ada yang menghalangi antara
aku dan dia selain kain Ka'bah . Setelnhladengnr nl-Qtn" nn ynng
dibncnlannyn, nrcnjndi lenthutlnh hstiktt, dnn nlttL nrcnnngis sertn
Islnm nntlni nmsttklee dalnm lmtiku."
Riwayat Ibnu Ishaq ringkasnya menyebutkan sebagai
berikut bahwa sesungguhnya'Umar kelual dengan menyan-
dang pedangnya dengan tujuan Rasuluilah dan segolongan
orang dali kalangan sahabatnya yang belkumpul di sebuah
rumah di dekat Shafa, jumlah mereka kurang lebih empat
puluh orang antara laki-laki dan wanita.
Di tengah jalan'Umar bertemu dengan Na' im Ibnti' Ab-

15
)letu).r l3.tn,r fl-Q rr' o," yo,rg )1("t ofi.jrrifrrr.,,

clullah yang menanyai arah dan tujuannya. 'Umar mengatakan


arah yang ditujunya, maka Na'im memperingatkan'lJmar
terhadap Bani 'Abdu Manai dan menyarankannya untuk
kembali kepada sebagian keluarga'lJmar. sendiri, yaitu iparnya
yang belnama Sa'id IbnuZaid Ibnu'Amer dan istr.inya yang
juga saudara wanita'Umar, Fathimah bintil Khaththab, karena
keduanya telah memeluk agama balu (Islam).
'lJmar pelgi menemui keduanya. Di sana'lJmar men-
dengal Khabbab sedang membacakan al-Qur'an kepada
keduanya. 'IJmar melabrak pintu rumah dan memukul ipar-
nya, Sa'id, selta melukai kepala saudara wanitanya, Fathimah.
Kemudian'lJmar mengambil lembar.an itu dari tangan Khab-
bab sesudah berdialog. Daiam lembar.an itu terdapat surat
Thaha. Setelah'IJmar membaca bagian permulaan daripada-
nya, ia mengatakan, "Alangkah indah dan mulianya kalam
ini!" Kemudian ia pergi menemui, Nabi sftallnllnlttL 'nlsihi zon
sallnm dan menyatakan keisiamannya dengan ter.ang-terangan.
Maka, Nabi mengucapkan takbir dengan suar.a yang telah dike-
nai oleh penghuni rumah di kalangan sahabatnya bahwa takbir
itu menunjukkan masuk Islamnya'lJmaL (dikutip dari kitab
S Ibnu Hisyam).
ir ah kary a
Ituiah kisah keimanan'lJmar lbnul Khathttrab. Aclapun
kisah berpalingnya al-Walid ibnul Mughirah, juga banyak
liwayat yang menceritakannya, tetapi kesimpulannya adalah
sebagai berikut.
Pertama kali al-Walid Ibnul Mughilah mendengar.se-
suatu dari al-Qur'anul Karim, terlihat seakan-akan hatinya

16
(D o yo S> el,o,r.-o l- Q, r'.. "

lembut telhadap Islam. Maka, orang-orang Quraisy berkata'


"Demi Tuhan, al-Walid memeluk agama baru' dan semua
orang Quraisy pasti akan mengikuti jejaknya'" Maka'
orang-
guna
orang Quraisy mengutus Abu Jahal untuk menemuinya
dan
membangkitkan kesombongan dan kebanggaan nasab
halta yang dimilikinya. Abu jahal meminta kepada al-Walid
untuk mengatakan suatu pernyataan agal kaumnya mengeta-
hui bahwa dia tidak suka kepada Islam. Al-WaIid berkata,
" Apuyang harus aku katakan? Demi Allah, tiada seorang ptln
yang lebih mengetahui claliku tentang syair' taiaz' kasidah'
dan syair-syair (orang yang kesurupan) jin' Demi Allah'
al-
sesuatu pun dari
Qur'an ini sama sekali tid-ak mirip dengan
al-
apa yang telah kusebutkan tad'i' Demi Allah' ungkapan
ia mengalahkan
Qur'an benar'-benar manis, inclah cemerlang'
semua yang di bawahnya, clan sesungguhnya ia benar'-benar
tinggi, tidak ada yang lebih tinggi darinya'" Abu Jahal beLkata'
"Derni Allah, kaummu masih belum puas sebelum kamu
mengatakansesuatutentangnya'"Al-Walidberkata"'Kalau
begitu biarkanlalr aku untuk berpikir.,, Setelalr berpikir
al-

walid ber.kata,"sesungguhnya al-Qur"an ini adalah sihir yang


dipelajari.Ticlakkahkamulihatbahwaiatelahmemecah-beiah
antara seseorang d.engan keluar ga dan pelayan-p elayannva?"
(sir nl tlbnu Hisyam dan T nfsir lbntL Kntsir dari berba gai riwayat)'
Sehubungan dengan peristiwa ini, al-Qur"an meng-
ungkapkan,

F'?i:K,3tJi"l-:':'i-tSJ+i';;fs:iY
77
Jtei' Jc 6o r r .r (l (t, r'.r' n yrr,, g J1b u,, lg u BR t u

?Strsrl;61glk:b;jf i';j;*t+
?l';;
"Sesungguhnga dia telah memikirkan d.an me_
netapkan (apa gang ditetapkannga), maka celaka_
lah dia! Bagaimana dia menetapkan? Kemud.ian
celakalah dia! Bagaimana d.ia menetapkan? Kemu-
dian dia memikirkan, sesud.ah itu dia bermasam mu_
ka dan merengut, kemudian dia b erp aling ( d ari keb e _
naran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata,
' (Al-Qur' an) ini tidak lain hang
atah sihir A ang dip eI_
aj ari ( dari o rang - o rang d.ahulu "' (al_Muddatstsir
) JZ+1 :
t8-24 |
Sihir yang dipelajari, memisahkan antara seorang lelaki
clengan ish'inya dan anak-anaknya serta pelayan_pelayannya.
Itulah pendapat seorang lelaki yang enggan masuk Islam clan
sombong tidak mau menyerah masuk Isiam kepacla Muham-
mad, serta membanggakan diri dengan har.ta dan anak_anak_
nya. Bukan perkataan seorang Mukmin yang beralasan dalarn
keimanannya karena pengaruh,sihir, al-eur,an yang tak ter_
kalahkan. sesungguhnya kisah al-walicl ini benar-benar mel.u-
pakan bukti paling kuat yang menunjukkan,sihir., al_eur,a.
benar-bena' telah mempesona orang-o'ang Arab. Bukti ini
lebih kuat dari semua pengakuan yang clikatakan oleh orang-
orang Mukmin, mengingat komentar ini clikatakan oleh pela-
kunya sedang dia tidak mempunyai tipu muslihatu'tuk're'-
diamkannya atau mengelak dari mengakui kemukj izatannya.
Di sini bertem'lah kisah kekafiran dan kisah keimanan

78
Aogo t)uotro f-Q1, t'..,,
"

yang sependapat mengakui'sihir' (daya pesona) al-Qur''an


ini. Pengakuan yang disepakati ini dinyatakan oleh dua tokoh
terkuat, yang di antara keduanya terdapat sikap belsebelang-
an, yaitu antala'lJmar Ibnul Khaththab dan al-Walid Ibnul
Mughirah. Karena rasa takut'lJmar kepada Allah, maka Dia
telah melapangkan dadanya untuk menerima Islam, sedang
kesombongan telah menghaiangi al-Walid untuk tunduk. Lalu
keduanya menempuh jalannya masing-masing secala bertolak
belakang, sesudah keduanva bertemu daiam satu titik, yaitu
mengakui daya pesona al-Qur'an yang pengaruhnya bak sihir.

Tidak kalah kuatnya O"r, U"Or" kisah di atas dalam me-


nunjukkan daya pesona ini, adalah perkataan yang disitil oleh
al-Qur'an tentang ucapan sebagian orang-orang kafir berikut.

$'r;r;' KiA)d;rv 5€jfi(t $f i,i


" J ang anlah kamu mendeng ar deng an sung guh-
sungguh akan al-Qur'an ini dan buatlah hiruk-pilcuk
terhadapnAa, supaAa kamu dapat mengalahkan
(mereka)" (Fushshilat [a1]: 26].
Sesungguhnya hal ini benar-benar menunjukkan adanva
rasa gentar yang mengguncang jiwa meleka, karena pengaruh
al-Qul'an dalam dirinya dan diri para pengikutnya. Orang-
orang kafir melihat para'pengikutnya telah terkena pengarul-r
'sihir'satu atau dua ayat, safu atau dua surat al-Qur'an di setiap
pagi dan petang, yang dibacakan oleh Muhamrnad atau oleh
para sahabatnya yang terdahulu masuk Islam. Lalu tunduklah
jiwa mereka dan lunaklah hati mereka hingga mencintainya;

L9
Jtei*).r6orr .. f-Q,r'o't y..,,g ;?1[",t..li;ttGlio"

dan bersegeralah masuk Islam orang-olang yang bertakwa


dari kalangan mereka.
Para pemimpin kaum Qulaisy tidak mengatakan pen-
dapatini kepada para pengikut dan golongannya, katena me-
reka berada jauh dari 'sihir'
al-Qur'an. Seandainya mereka
tidak merasakan getaran kuat yang mengguncang jiwa mereka,
tentulah meleka tidak akan menganjurkan pelintah ini kepada
para pengikutnya. Dan, tentulah mereka tidak menyialkan
larangan ini di kalangankaumnya, dimana hal ini merupakan
buktiyang lebih kuat dari semua pendapatyangmenunjukkan
adanya pengaruh yang mendalam di hati mereka.
Para pemimpin ini dalam nada ingkarnya mengatakan
hal berikut sebagaimana yang disitir oleh filman-Nya,

4tt3(j:q:b\<A|;\tig,Jrj6;
"D arr mereka b erkata,' D ong eng an- do ng eng an
o r an g - o r ang d ahulu, dimint ang a su p aA a dituli s kan,
maka dibacakanlah dongengan itu kepadanAa
setiap pagi dan petang"'(al-Furqan [25]: 5 ).
Dan, meleka mengatakan pula,

ittl:i f.g"--fr,uj1+Cfi frst G;, i


"sesungguhnga kami telah mendengar (agat-
t c-;'vi
agat Aang seperti ini), kalau kami menghendaki,
niscaya kami dapat membacakan Aang seperti ini.
20
Ao y,, 0 o f- (Q, r'o,t
^o,to
(Al-Qur'an) ini tid'ak lain hangalah d'ongengan-d"o-
ngengan orang-orang dahulu" 1al-Anfal [8]: 3l) '

"i4si;^Sdfi ,f;43L7;/r
"(Al-Qur'an itu adalah) mimpi-mimpi yang ka-
lut, malah diad'a-ad"akannga, bahkan dia sendiri
seorang penyair" (al-Anbiya' [21]: 5)'
Maka, al-Qur'an menantang mereka berkali-kali, antala
lain melalui firman-NYa,

i:Ji.#;t:"rt"fiCS
"Katakanlah, '(Kalau demikian), maka datang'
kanlah s epuluh sur at y ang dibu at buat g ang me nA a-
mainga" (Hud [11]: l3).

*ii*,:'|'A"S
"Katakanlah,'(Kdlau benar yang kamu katakan
. itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seum-
pamang a"' (Yunus [1O]: 38).
Akan tetapi, meleka tidak mampu mendatangkan sePu-
luh sulat atau sebuah sur.at pun dan tidak pula mereka per'-
nah ber.upaya untuk mendatangkallnya sama sekali, telkecuali
sebagian upaya yang dilakukan oleh para ahli lamal sesudah
masa Muhammad. Akan tetapi bukan merupakan up aya, dan
bahkan tidak layak untuk dimasukkan ke dalarn pernbahasan
ini. Aclapun pendapatyang mengatakanbahwa meleka dipa-
lingkan clari upaya ini, maka pendapat ini tidak berbobot sama
sekali.

21
SleLndtltu afl-Qrr'o,r gon g J1(",roR1uBRon

Barangkati untuk pasal ini, sebaiknya kami


-d;;;oi
kemukakan sebagian surat yang menyebutkan tentang
pengaruh al-Qur'an dalamjiwa orang-orang yang diberi ilmu
dari kalangan Ahli Kitab sebelum al-eur,an, dan sebagian
olang-orang yang hatinya mau menclengarkan ui-q,rr,ur-r.
Sehubungan dengan sikap orang-orang yahudi dan
Nasrani disebutkan dalam firman berikut.

ai;Clr{jififiittirGqLtiGt6i4
6.5ritr'uiii':;.#35'*rlirli
(63;A*+-&i\,Afriy jti,6yfJ6
;ifii,tiitt\3,-;ti5tS'lq*5it:
'oj:;-3si-e1{;tiei(<J,L$A#6i
L. 1,1
E t++:ri'{GiK'Efrr:c,
" Se sung guhny a kamu dap ati orang -ora,ng A ang
paling keras permusuhanng a terhad.ap arang -orang
A ang b eriman ialah orang -orang y ahudi d,an orang _
ora.ng musgrik. Dan sesungguhnga kamu d,apati
gang paling dekat persahabatannga dengan orang_
orang A ang beriman ialah orang-orang A ang berkata,
' Se sung guhng a kami adalah orang -o rang N asrani.,

Yang demikian itu disebabkan karena cli antara


mere ka itu ( o r ang - or ang N as r ani) ter d. ap at p e nd, et a_
pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguh_

22
Aoyo 9*tto.. f-Q, r'..tt

a mereka tidak menV omb ongkan diri- Dan ap abila


nA
mereka mendengarkan apa Aang difurunkan ke-
padaRasr.rl (Muhammad), kamu lihat mata mereka
mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (at-
Qur'an) A ang telah mereka ketalrui (dari kitab-kitab
mereka sendiri); seraAa berkata, 'Ya Tuhan kami,
kami telah beriman, maka catatlah kami bersama
orang-orang Aang menjadi saksl (atas kebenaran
al- Qur' an dan kenabian Muhammad) "' al-Ma' idah
(

[5]: 82-83]
Demikianlah suatu gambaran di antara gambaran-
gambaran yang menunjukkan terpengaruhnya perasaan
kalena mendengal bacaan al-Qur'an. Sesunggr'rhnya mata me-
reka mencucurkan air mata karena kebenalan yang telah me-
reka ketal-rui sebeiumnya. Dan, sesungguhnya cara menjabar'-
kan kebenaran ini benar-benar memPunyai kesan yang menda-
lam, tanpa diragukan lagi, sebagaimana yang dijeiaskan dalam
ayat lainnya yang menyebutkan,

(fl-et;tyiie$,I*i$V#e#it3'ji'Ji;I
|'rHt{;,ii6;YrL6f;1:g;}:{ig
$fr6,ij- -;"\'ij6fu9bi)(l
"Sesungguhnga orang-orang Aang diberi penge-
taLtuan seb elumny a apabila al-Qur' an dibacakan
kepada mereka, mereka menyungkur stas muka
mereka sambil bersujud, dan mereka berkata, 'Ma-
hasu ci Tuhan kami; s e sung guhng a j anj i Tuhan kami
pasti dipenuhi.' Dan mereka menyunglatr atas multa

ZJ
3teirrJ.tl3.rrral-QLr,o,'y.',rgJ1("',aR7tBl'ou.

mereka sambil menanbis dan mereka bertainbah


ktutsgu" (al-Isra [17]: lO7-1O9).
Demikian pula yang disebutkan dalam sur.at ber-ikut
menceritakan orang-orang yang takut kepada Tuhannya,

Ai- n/ /
4f ;tJ!
"Allahtelah menurunkan p e rkataan g ang p aling
baik (gaitu) al-Qur'anAang setupa (mutu ayat-ayat-
nya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanga kulit
orang-orang Aang takut kepada Tuhannga, kemu-
dian menjadi tenang lulit dan hati mereka di waktu
mengingati Allah" laz-Zutnar [O9]: 23].
Demikianlah disebutkan bahwa gemetar karen anya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhannya. Mereka nrenyung-
kur atas muka mereka seraya menangis dan makinber.tambah
kekhusyu'an mereka; kamu lihat mata mereka mencucurkan
ail mata. Sikap ini merupakan buah dar.i pengaruh bacaan al-
Qur'an yang menyentuh perasaan, menggerakkan emosi, dan
mencuculkan air mata. Terjadi pada dili orang-orang yang
mempunyai kesiapan untuk menerima iman lalu mereka
bersegera kepadanya dengan hati yang khusyu'. Lain halnya
bila didengal oleh orang-orang yang sombong tidak mau tr-rn-
duk, maka mereka mengatakan, "Seumgguhntln nl-Qtn.'nn hi
tidnklcrin lnnynlnh silir ymtg ternng." Atau mereka mengatakan,

24
Aoyo gao^oof-QLri.,,
,,lnngnnlnlt lennut rtmtdengnrlsm nl-Qttr'nn itti dnn buntlnh linfu
piktkterhndnpnya ngnr lennru dapnt nrcngnlnltknruryn' " Meteka
sebenarnya mengakui kemukjizatan al-Qur',an yang tak tefka-
lahkan, baik meleka menyadarinya maupun tidak! *

25
J{eutfu.But afl-Qu'.r,t y.r,r g Jl("t r,RiuE(iot,

ffi
"Orong-oro"g Lort, *nl;lrot para pengiLutnga fuloh fu,-Lnrro
pnngoruh ""ilr;r" satLt afuu Jua ogot, Juo
"otu-otou "rr.ol,
ol-Qu/o, Ji setiap pogi Jan pntorg, go,"g JiLnroLon ololo
fu.ulron,*oJ
"tL"
oLL o.,'
""lr:[:t,,al ;,;;;t;;lJ,;
J"l,t"l" -o"uL l"lo*.'
S*,rrte/(,O&yd' Iuonu
,il-qr*',,*

p ecnIMANA al-Qur"an rnengalahkan


"SnLogio, orang-orang Arab hingga membuat me-
ba-
*nrnLo f,eriman leka tidak berdaya melawannya? Dan'
lnornro gaimana mereka sepakat mengakui daya
toranrooruh pesonanya bagaikan pengaluh sihir, baik
"l;h ""Ll"l"L mereka yang beriman mauPun rneleka
Ro"ululloh J""
oLhloL p"," yang kafir? Semuanya sama-sama meng-
akuinYa'
"okoLotuyn
tuJhlyollolt-.-t Sebagian peneliti keistimewaan al-Qur'' an
'anhur''." meneliti al-Qur'an secara global, kemu-
dian dia baru berbicara. Sebagian yang lain
menyebutkan keistimewa alr-keistimewa

27
Jtei,' ).t l3,r. .r l-
Q, "'.r,, yo u g )li,., u o Rj u BR n,,

an lain tanpa menyinggung susunan seninya ber.clasar.kan


kepada tema-temanya, sesudah mengarnati ar-eur'a11 secal.a
lengkap. Yaifti, ditinjau dari hukum-l-rukum syar.iatnya yang
detail dan layak dite'apkan di setiap zarv.ar.-dan tempa! berita-
berita ghaibnya yang te'ealisasikan sesudah beber.apa tahun
kemuclian; dan pengetahuan alamnya yang tnenyangkut
penciptaan dunia dan manusia.
Akan tetapi, penelitian seper.ti ini hanya membuktika'
keistimewaan al-Qur'an secara lengkap. Maka, bagaimanakah
dengan su'at-suLat pendek yang di clalamnya ticlak ter.kan-
dung hukum syariat, berita ghaib, ilmu pengetahuan dan
sudah ba'ang tentu tidak me'ganclung p'la selnlla keistime-
waan yang tersebar.di dalam al-eur,an secala lengkap? Se_
s'ngguhnya surat-su'at pendek ini telah mempesol-ra orang-
orang Arab sejak detik pertamanya, padahal di dalamnya tidak
terkandung ketetapan hukum syariat clan ticlak
ir,rrla tujuan_
tujuan yang besar. Tetapi, jush'u suLat-surat pendek i'ilah yang
memukau perasaan mereka dan membuat mer.eka terkagum_
kagum kepadanya.
Kalau demikian, berarti sudarr pasti bahwa surat-s'r.at
yang penclek ini telah mengandung unsur pemikat yang
memukau par.a pendengarnya, dan mengalahkan semua
orang/ baik yang Mukmin maupull yang kafir. Apabila
pengaluh al-Qur.'an diperhitungkan sebagai faktol utama
yang menggiring orang-orang kafir masuk Islam, maka ticlak
salah lagi surat-surat pendek ini mempunyai anclil yang besar,
betapa pur-r jumlah kaum Muslimin masih sedikit pada masa
S,u,,, 8., Ao'ya 0e*cnt.tfl-Qrt'.t'

itu. Demikian itu karena kebanyakan clari meleka saat itu


terpengaruh oleh al-Qur'an semata lalu meleka mau belirnan.
Adapun mengenai sejumlah besar olang yang rnasuk
Isiam sesudah kaum Muslimin beloleh kemenangan clan
agama Islam berjaya, maka di samping al-Qur'an acla faktor-
faktor lainnya yang mendorong orang-orang masuk Isiarn.
Tiap-tiap orang masuk Islam beldasalkan jalannya sendiri-
sendiri, dan tiap-tiap orang menuruti karaktel yang telah
dibekalkan dalam dirinya masing-masing. Akan tetapi, bukan
al-Qur"an sematalah yang menjadi faktor penentu bagi
keislaman mereka, tidak sebagaimana hali-hali peltama
dakwair Islam.
Sebagian mereka beliman karena terpengaluh oleh
akhiak Rasulullah dan akhlak pala sahabatnya rndliynllnlnL
'nnluutt.
Sebagian dali meleka ada yangberiman karena menjum-
pai kaum Muslimin begitu sabal menghadapi gangguan,
kesengsaraan, dan siksaan. Kaum Muslimin rela meninggalkan
harta, benda, keluarga, dan teman-teman tercinta den'ri
menyelamatkan agamanya dengan melarikan clili menempuh
jalan Tuhannya.
Sebagian yang lain beliman karena mereka mendapat-
kan Muhamrnad yang hanya didukung oleh golongan kecil,
tanpa ada seorang pun dapat rnengalahkan meleka, karena
Allah-lah yang menolong dan yang firemelihala meleka dali
tipu muslihat olang-orang yang jahat terhadap meleka.
Sebagian yang lainnya lagi ada yang beriman sesudah

29
.)tci'.la fi .r r r .. l- (Qr r r'.., r y..,, 9 Jl [c,,., lij r, 6/i.,,,'

syariat Islam diterapkan dan meleka melihat keadiian dan


toleransinya yang tidak pelnah mer.eka lihat dalam tatanan
lnanapun sebelumnya.
Dan yang lain-lainnya lagi beriman karena ber.bagai
macam alasan. Adakalanya'sihir' (daya pesona) al-Qur.'an
rnerupakan salah satu dari faktor penyebabnya, sekalipun
bukan sebagai faktor penentunya, sebagaimana yang terjadi
clahulu di masa permulaan dakwah Islam.
***
Kalau memang dernikian, belarti duduk per.kara yang
sebenarnva telpusatkan kepada sumber'sihir.' (daya pesona)
al-Qur'an, sebelum hukum syaliat clitetapkan, sebelum berita
ghaib, sebelum pengetahuan a1am, dan sebelum al-Qur.'an
menjadi satu Kitab yang mencakup semuanya itu. I(ar.ena di
masa pelrnlllaan dakwah masih sedikit al-Qur''an yang ditu-
runkarl di samping temanya rnasili belum mencakup hal-hal
telsebut berbeda dengan masa-masa sesudahnya. Sekalipur-r
dernikiary ia mengandturg sumber pokok ini, yang dir.asakan oieh
oral1g-orang Arab yang masih musyrik, sehingga rner.eka
rnengatakatt," ,\l-QtLr'nnhi tidnklninlnttynlnh siltirynng diltelnjnri."
Kisah berpalingnya al-Walicl Ibnul Mtighirah disebutkan
di dalam surat a1-Muddatstsir', yang menulut kebanyakan
ulama merupakan surat ketiga dalam ulutan pentlrunannya,
cliclal'rtrltri oleh sulat al-'A1aq dan surat al-Mttzzan:rrnil. Atau
secala umum sulat al-Muddatstsir ini merupakan salah satu
di antara surat-surat yang peltama cliturunkan. Sehubltngan
dengan urutan penurunan surat-suLat al-Qur'an ini saya
,Srr r,, 8e, At yo {Petont.. f-(Q1,r'o,,

berpegang kepada nmslllmf Amiri dan tafsil Thabari serta


sebagian A sbnbtm Nuztrl yang terdapat pada sumber lain- Juga
kepada tnrjihyangsaya lakukan sendili di antara berbagai ri-
wayat yang ada, tetapi bukan sebagai hal yang meyakinkarr.
Untuk itu, malilah kita lihat sulat-sulat ini sebagai con-
toh, claya sihir (pesona) apakahyang terkantlung di dalamnya
hingga membuat sosok al-Walid terguncang hebat kalenanya'
Sesungguhnya iika kita baca ayat-ayat Mnlekiyynlt yang
terkanclung dalam sur-at-sur.atini, kita tidak menemukan acla-
nya ketetapan hukum syariat, dan ilmu pengetahuan tentang
semesta alam, melainkan hanya berupa isyalat singkat c1alam
surat per.tama yang menyebutkan tentang penciptaan rnanusia
dari segurnpal darah (nI-'Alnq)' Dan, kita ticiak menjumpai
berita-berita ghaib yang akarr teliadi cii masa n'Lenclatang,
seper.ti yang terdapat di dalam sulat ar-I{uffi }r;rt.i - ;, 1,
- "- - -' 3 !1'''"

sulat kedelapan puluh empat'ulutan penluunarulya.


Kalau menang dernikian, belarti lahasia' sihir'' (pesona)
yang kita maksudkan telkandung di dalam tampilan lainnya
bukan pada tampilan hukum syaliat, berita ghaib, clan ilmu
pengetahuan alamnya. Dan, itr,r pasti terkandung cli clalarn itrti
sustlnan rtsltLb al-Qur'an iLu sendiri, bukan pada tema yang
diketengahkannya semata, sekalipun kita tidak melupakan
daya tar.ik yang ter.kandung cli dalam rulnninlt aclidah Islarn
dan kejelasannya.
Sekalang marilah kita lihat surat peltama yaitu surat al-
'A1ac1, di dalamnya telkandung lima belas fnshilnh yang
pendek-penclek. Balangkali secala sekilas ia mirip clengan sa-
J( e i, r J,r l3.r r r .t l- Qr r'o', yo,, g )1b,. oft| u I F. r*

jak tukang tenung atau pantun yang be'sajak ya'g telah clike-
nal di kalangan bangsa Arab masa itu.
Akan tetapi, kebiasaan yang terdapat pada pantun clan
sajak merupakan kalimat-kalimat yang acak-acakan, ticlak acla
kaitan dan keserasian di anta'anya. Maka, apakarr melxang
demikian halnya yang ter.dapat di dalam sur.at al-,A1ac1?
Jawabannya tidak. Karena kalimat-kalimat yang terkan_
dung di dalamnya mer.upakan konteks yang ter.susun rapi, cla.
di antara fnsl tilnbfnsltilnbny a terdapat hubu.gan keser.asian
yang sangat detail dan lembut.
'i:;r;+$;t; ii l\; ;;,Gi
o:S)'' ;L $ JL 6

L>Kt'SAvi;"*:I;i"aUie"iig'rf'ti
e"a{u-liir;Jt;,rj.1g'.;;a;s$a4srv,i
'r,i$;dfr $b6Lei,lir*6y,-;tu;.s;t\
,4,,Kt,;j::,i'"\pji&-$r;,fuy-A.Attrn\
i,;,\1F $';+4 )$;t $ t*u\ki ;;,1
$@ 1(F6;#olr$ ti:i*{
"Bacalah dengan (mengebut nama) Tuhan-ntu
Yang menciptakan. Dia telah menciptalcan manusia
dari segumpal darah (al:Alaq). Bacalah, d,an Tu-
han-mulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar
(manusial dengan perantaraan qalam. Dia meng-
S,,,', Stt Aogo 0 roottrt o {l(1,.'.,,,

ajarkan kepada manusia apa Aang tidak diketa-


huing a. Ketahuilah! S e sung guhng a manu sic- b enar -
b enar melamp aui b atas, karena dia melihat diring a
serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhan-
mulah kembali(mu). Bagaimana pendapatmu ten-
tang orang Aang melarang seorang hamba ketilcct
dia mengerjakan shalat, bagaimcina pendapatmu
jika orang Aang dilarang itu berada di atas kebe'
nararl, atau dia menguruh b ertakuta (kep ada Allah)?
Bagaimana pendapatmu jika orclng Aang melarang
itu mendustakan dan berpaling? Tidalckah dia
mengetahui bahua sesungguhnya Allah melihat se-
gala perbuatannya? Ketahuilah, sungguh jika dia
tidak berhenti (berbuat demikian| nis cag a Kami tarik
ubun-ubunnya (gaitu) ubun-ubun orang Aang men-
du stakan lagi durhaka. M aka, biarlah dia memang -
gil golongannAa (untuk menolongnga), kelak Kami
akan memanggil malaikat Zabaniyah, sekali-kali
jangan, janganlah Kamu patuh kepadanga; dan
sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)"
(al-'Alaq [96]: 1-19).
Ini adalah surat peltama dalam al-Qur'an, rnaka pan-
taslah bila dimulai dengan perintah membaca dan menyebut
nama Altah. Yang dibaca adalah al-Qur'an dan yang disebut
adalah nama Allah, karena Dia-lah yang selalu diseru daiam
ibadah. Aliah adalah Rabb danmembaca adalah sal'ana untuk
pendidikan cLan pengajaLan, maka clisebutlah, :b ;$i (' B ncn-
lnh dengnn n rcnyeb ut nnrt m Tul utn-tt ttt. ")

Sesungguhnya ini adalah permulaan dakwah. Karena


itu, dipiLihlah di antara sifat-sifat R nbb suatLtsifat yang mengan-

JJ
X r ),r l3.r n .r f-
Q, r.',r, t y.r, r g 9l["n.. lljr, 8/i..,,
"ir

dung nrakna permulaan kehidupan, yaitu firman-Ny ',*uii


",
( " ) iu 11; t r t t' tr ciptnknn?. Kemudian sebutan penciptaan ini dimu-
lai clcrrgirrr tahap permulaannya yang paling kecil, 6tia;;;ji6;
("Din telnh rnenciptnlcnrt nmnusin dnri 'Alnq fsegtmrynl dnrnlfl)."
Ini adalah tahap kejadian yang kecil dan hina, akan tetapi sifat
Rabb Mahamulia, tiada yang lebih Pemulah dari-Nya, maka
Dia mengangkat segumpal darah yang kecil ini menjacli manu-
sia yang sempurna yang dapat diajali dan mau belajar,

fiUi*'file.;;:uj,'6,si\.7$'i1K;rrjr(Bncntntt,dnnTrttmtt-rrnilntt
Ynng Mnln Pennu'nl4 Ynng nrcngnjnr nmrutsin dengnn pcrnntnrnnn
qnlnn. Din rnertgnjnrlnnleepndn nnrntsin apayallg tidnk diketnlni-
nyn.")
Sungguh ini merupakan peralihan yang rnelompat jauh
antala pelmulaan kejadian dan kesudahan ini. Memang
dernikianlah yang digambarkan oleh ayat dengan gambalan
yang mengejutkan tanpa tahapan, dan melupakan tahapan-
tahapan beruntun yang ada di antara permulaan kejadian dan
kesuclahannya. Untr-rk menggugah daya cipta manusia dengan
sentuhan yang kuat agar berkreasi dalam bidang dakwah
agama dan bidang peningkatan daya pikir dan intelektual.
Semula manusia diduga kuat mengakui anugelah yang
besar ini dan merasakan peralihan yang jauh tersebut, akan
tetapi ternyata kesimpulannya sebagai berikut, . g'*^\iii<X
' W-fG 3 (' I(e tnl nLilnl t ! Se nnt g gril uty n rn atu si n b en nr -b amt'
nrclnntpnui bntns, knrenn din nrclilmt dirituln scrbrt culatyt.")
Sesungguhnya yang tampil kemudian belupa sosok manusia
'
S,,,',6r, Angrt {}tr,tot'trt ol-(Qu.
""
yang melampaui batas, dia lupa kepada asal mula kejacliannya
karena terlena oleh kekayaan yang dimilikinya. Maka, tam-
piian yang buruk ini diilingi dengan ancaman yang ceparL
sebagai leaksinya.
" Senntggulutyn lmnyn kepndn Tulmnnnilnlt lccnfunliuru."
Apabila perkara ini telah dikembalikair kepada ploporsi
yang sebenarnya dengan cepat, maka tidak ada halangan un-
tLrk melanjutkan pembicaraan tentang rnanusia yang meiam-
paui batas ini, guna rnelengkapi gambalan peltama. Sesung-
guhnya manusia yang melampaui batas ini, benar-benar
kelalimannya bukan telhadap dilinya senclili saja tetapi juga
terlraclap orang tain, ( B ngnil nn n 7t c n dn-
6)$y\1i' Ar.o jt\ 2:i
r

pntnnL tentnng oralg ynng nrclnrang seorang ltutrbn letilcn din


mengerjnknn slnlnt? " ) Bukankah sikap ini dosa besar, tetapi akan
terlilrat lebih besar' lagi jika hamba vang diiarangnya itu berada
di jalan kebenaran dan memelintahkan manusia untuk ber-
takw a kep a da Allah, -u
A\ ;frl itnt&Lfi;4';S (" B n g nin m n n p e n cl n -

patnn: jikn ornng ynng dilnrnng ittt bcrndn di ntns lcebumrmt ntntL
din n rc ny m'uh b e r t nleru a lrcp n dn AII nl t ? " ) Ap akah ger an gan yang
menimpa diri sosok manusia ini sehingga clia lalai terhadap
norma segala sesuatu sebagaimana kelalaiarurya teliraclap asal
mula kejadian dirinya dan peralihan yang dialaminya?
' i;::'i;\Pi' ljr"Kyi';\ (" Bngnitnnnn pendnpntnnL iikn ornng
ynng melnrnng ittt nrcndustnknrt dnn berptilirtg? Tidnlclcnh din
nrcngetnlttti bnlnun senmggtLlutyn Allnh nrclilmt segnln perbuntnn'
nyn?")
Kalau memang demikian, berarti sudah tepat saatnya
Jteirrd,r6.ur l-Q, r'"n yot,g )1(e noftluBfto',
"
untuk mengemukakan ancaman terhadap manusia ini,
it6t{ki;;t;$<X I'xrnlu.tilnh, nmggtrh jikn din tidnk bertrcnti
berbunt dentilcinn, niscny n Knni tnik ttbtm-rtbtutmla. ") Dernikia'-
lah diutarakan dengan kata yang keras lnnnsfn'mt tergambar._
kan dari bunyi ir.ama dan maknanya. Sesungguhnya kata ini
lebih berkesan ketimbang sinonimnya yaitu ,,sungguh Kami
akan menglrukumnya dengan kel.as". Karena kata lnnnsfn'nnt
birt nnshiynll mempunyai gambaran konkret yang menunjuk-
kan hukuman yang keras dan cepat pelaksanaannya, menimpa
bagianatas tr-rbuhyangpaling dihormati oleh silalim dan som-
bong ini, yaihr bagian kepalanyayangpaling menonjol alias
ubun-ubunnya. Memang_ini adalah ubun-ubun orang yang
pantas ditarik, ,+L^{r+\:1"Vntt,, ttbtm-ttbrnt ornttg yntrg
rnendustnlenn lngi dtnlnkn." )
$esungguh ny a ay at ini menggambarkan cletik-detik
eksekusi hukuman. Sehingga, barangkali ter.betik dalarn
hatinya untuk meminta tolong kepada orang-orang yang
dibangga-banggakannya dar.i kalangan keluar.ga clan teman-
temannya, ir r( U ( Mnlcn b inrlnl t di n nrcmnnggil golongnnny n
ft ntt tk nrcn olo n gny a] ") . Adapun Kami, maka sesungguhnya Ka-

mi akan memanggil para malaikat jur.u siksa, L(1i,g:_(,,Ke-


lnle Knni nlcnn menmnggil rnnlniknt Znbnniynlt").

Di sini konteks ayat member.ikan kepada imajinasi per-r-


dengar akan gambaran pertempuran di antara keclua belah
pihak yang diseru, yaitu antara malaikat Zabaniyah dan
goiongan orang itu. Pertempuran imajinasi yang memukau
perasaan dan ilusi. Akan tetapi jika terjadi, rnaka kesudahan-

36
.Sun,8r" O)oyo Oaotro.. f-Q*'..'t

nya sudah diketahui. Kita tidakusah menyebutkan kesudahan


yang sudah diketahui ini. Sekarang marilah kita lanjutkan
pelihal pengemban risalah dalam tugas penyampaiannya
tanpa menghilaukan ulah si lalim yang mendustakan itu,

,;*(t**'*\j^;$'l l. 1" s,knli-knli jnngnn, jnngnnlnh knrntL pnttilr


lcepndanyn; dnn xrjudlnh dnn dekntknnlnh dirinmkepadnAllnlt").
Ini adalah permulaan yang kuat sejak detik pertama
dakwah dimulai. Dan fnshilnlr-fnslilnh ini kelihatan dari
penampilan lahiriahnya seakan-akan berserakan, tetapi bila
ditinjau dari bagian dalamnya ternyata membentuk susunan
yang serasi dan terpadu.
Ini adalah susunan ushrb (ungkapan) al-Qur'an yang
ada di dalam surat pertamar-rya. Penampilan lahiriahnya diang-
gap mirip dengan sajak tukang tenung atau pantun yang ber-
sajak.
Untuk itu, marilah kita lihat sulat kedua yang menurut
kebanyakan ulama menyebutnya sulat al-Muzzarnmil, dan
adakalanya ia didahului oleh bagian permulaan dari surat al-
Qalam. Dan, barangkali surat al-Mtzzarnmil inilah yang
didengar oleh al-Walid Ibnul Mughirah, ialu dia memberikan
komentarnya yang terkenal itu,
'&rftfr U63q,56h1+\5"i!$4;t
t:i,t{As;;rlW;VKi;t:45;;Kt,
i:K;fiiStJKtLrtA){'Lt6'iist,tt;
37
J(e i rr ).r l3.r r. o fl-
Q, t'o,, yo t t g Jl( r t r rt (rj n Bfr,r tt

$ fqg, + Jftjtn;:f:.?i.,i6 tl $
"Pada hari bumi dan gunung-gunung bergon-
cang an, dan menj adilah gunung - Wnung.ifu tumpuk-
an-tumpukan p asir A ang b eterb ang an. S e sung guh-
nga Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang-
orang kafir Mekah) seorang Rasul, Aang menjadi
saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah meng-
uttts (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun. Makq
Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia
dengan siksaan Aang berat. Maka, bagaimanakah
karrut akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap
kafir kepada hari Aang menjadikan anak-anak ber-
uban. Langit (pun) menjadi pecah-belah pada hari
iht karena AIIah. Adalah janji-Nga itu pasti terlak-
sana. Sesungguhnga ini adalah suaht peringatan.
Maka, barangsiapa Aqng menghendaki, niscaya ia
menempuh j alan (A ang menA amp aikanny a) kep ada
Rabb-ny a" lal-Istrruzzammil [73] : 1a-19).
Inilah gambalan yang mengerikan setelah menyebutkan
manusia dan dirinya lalu belalih kepada alam seluluhnya yang
manusia terrnasuk di dalamny
", 3iQ{,6 34tj./j'ii3y;i;
j,#C$ ( P n cI n I m ri b tuni clnn gtmtm g- gL IILLI'I I b er g on c nn gnn, dn t t

nrcnj ndilnh gLuxlmg- gltnung ittt tw npulenn-ttnttpuknn p nsir y nn g


b e t erb nn gnn ") Ungkap an ini membiarkan imaj inasi untuk me-

musatkan daya ciptanya secara maksimal guna membayang-


kan gambaran mengerikan itu. Gambaran peristiwa seluluh
alam berguncang termasuk yang paling besar di antaranya

38
S,u,,,6", Atya 9..,r,onaofl-Qrt1 ,,

seperti bumi dan gunung-8unung.


Sesungguhnya Karni tidak mempertunjukkan kejadian
hari ini kecuali sesudah mengutus kepadamu seorang Rasul
yang berupaya memberimu jalan petunjuk dan menjadi saksi
terhadap k uo,u,'{jii;firlwJKKi; t1${frtr4$'trjfty 1" sr-

a.mggtthnyn Knmi telnh nrcnguttrs lepndnmu seornflS Rnni ynng


nrcnjndi snksi terlndrrymu, sebngnirnnnn Knmi telnh nrcngtthts dnlniltt
seornng Rasul leepndn Fir' aur" ) . Sesungguhnya kamu hai orang-
orang kafir Mekah benar'-benar membanggakan dirimu de-
ngan kekuatanmu, maka di manakah kekuatanmu dibanding-

kan deng an ke kuatan Fir' aun? {3(fr '^t'LY'' J{01 -t;;A;fr


itu, Inlu Knni siksn din dengnn
(" Mnlen Fir'ntLn mendurlmkni Rnsul
siksnnn yangbernt"). Apakah kaiau demikian sikapmu, kamu
ingin dihukum sebagaimana Fir"aun yang kuat itr-r dihukum?
Apabila usia dunia ini telah berakhir', iiKiftt^iJK
"4rbii531.ti1,'b61iJ{;L6-(Makabngaimnnntnhknnudnpnt
menrcIilrnrs dirinm jikn knnu tetnp lcafr kepndn lmri ynng nteni ndiknn
nnak-nnnk bentbsn. Lnngit pwt ntenjndi pecnh belnlt pndn Imri ittt
lcnrenn Allnh"). Sesungguhnya gambaran yang mengerikan di
sini bempa terpecahbelahnya langit yang did ahului oleh gun-
canganyang dialami olehbumi dan gunung-gunung. Sungguh
hal ini merupakan pemandangan yang dapat membuat anak-
anak menjadi beruban. Sesungguhnya kengelian ini benar'-
benar tergambarkan pada alamyang membisu dan juga pada
manusia yang hidup. Gambaran-gambarannya yang begitu
hidup dapat dibayangkan sehingga membuat imaiinasi yaug

39
J( ei rr fu 6a n o l'- Q, r t, r y,r t, g Jl( t, nilul3(l,,, u
"

menyaksikannya benar-benar terguncang heba t.


Dan, sesungguhnya hal ini benar-benar.dikuatkan oleh
pelnyataan selanjurnya, {
lU:A( (' Ad nlnh j nnj i-N y n it tL p n s t i
fr
terlnlcsnnn.") Tiada keraguan dan tiada jalan lar.i darinya, dan
tiada iain ancamanjni kecuali sebagai per.ingatan,,.d^SL
it=';,4lftA;Cj:fiei (" senmggttlutyn ini ndnlntt nnttL
peringntnrr. Mnlcn, bnrnngsinpn yfit1g menglrcndnki, niscnyn in
nrcnenryuh jnlnn ynng nrcnynnrpniknnnyn kepndn Rnbb-nt1n." ) Dant,
sesringguhnya jalan yang menuju kepada Allah benar-benar
lebih aman dan lebih mudah ketimbang jalan yang mengerikan
dan sulit ini.

Aclapun kisah keimanan'ilur, menurut riwayat yang


telpelinci menyebutkan bahwa dia membaca per-mulaan sur.at
Thaha, yang merupakan surat dalam ur.utan keempat puluh
1ima, diclahului oleh surat-sur.at'seper.ti a1-'Ala q, al-Mttz-
zamrnil, al-Muddatstsir, a1-Qa1am, al-Fatihah, al-Masacl, at-
Takwir, a1-A'1a, al-Lail, al-Fajr., adh-Dhuha, al-Insyirah, al-
Ashr, al-'Adiyat, al-Kautsar', at-Takatsur, al-Ma'un, al-Kafirun,
'

al-Fil, al-Fa1aq, an-Nas, ai-Ikhlash, an-Najm,'Abasa, al-eaclar.,


asy-Syams, al-Buruj, at-Tin, Quraisy, al-Qari'ah, al-eiyamah,
al-Humazah, al-Jin, Yasin, al-Furqan, Fathir., dan Mar-yam.
Seluruhnya merupakan sulat-surat Mnkkiyynh, kecuali
bebelapa ayatnya yang Mndnniynlt.
Sekalang malilah kita lihat sur.at-surat ini secara global,
kalena membahasnya semuanya secara rinci tidak memung-
kinkan, mengikuti metode yang kita ikuti dalam kisah berpa-
,S,rn, 8", Anyo 9aotrrt o f-Q,.'o,,

lingnya al-Walid. Kita lihat daya pikat apakah yang ada di


dalamnya sehingga pengaruhnya memikat hati para sahabat
generasi peltama yangmenjadi pengikut Muhammacl, hingga
sebelum Islam clipelkuat oleh'UmaL, dan sebelum Nabi me-
nyelukan dakwahnya secara telang-terangan di siang hari,
yang pada sebelumnya dakwah dilakukan dengan sernbunyi-
sembunyi dan rahasia?
Bila kita iihat selunlhnya, tidaklah kita ternukan cli
dalamnya kecuali sedikit dari tr"rjuan-tujuan yang dianggap
oleh sebagian peneliti sebagai keistirnewaan terbesar dari al-
Qur'an. Sesungguhnya jika kita kesampingkan isyalat cepat
tentang kej adian rnanusia dari ruft| fnh, d an kelagaman bentuk
serta warnanya dalam surat Fathir, dan penciptaan manusia
dari ail yang dipancalkan dari tular-rg sulbi dan tulang dacla
dalam sulat ath-Thariq, maka kita tidak menemukan topik
yang menyitggo^g ilmu pengeihhuan alarn dalam semua surat
ini secara global. Demikian pula kita tidak menemukan hukum
syariat dan tidak juga berita-belita tentang hal-hal yang akan
te{acli di kemudian hari.
Akan tetapi, kita menjumpai dalam sulat-sulat ini
sebagaimana kita jumpai pada sulat-surat lainnya, baik yang
Mnttkiyy nl t maupun ya ng Mndnniyy nh, contoh-contoh keinclah-
an seni yang menjadi topik utama kita.
Sesungguhnya jika kita kesampingkan - unhrk semenLa-
ra waktu-kesucian al-Qur''an dali sisi agalna clan sasaran-
sasal'an dakwah lslanr, lalu kita larnpaui batas ruang dan
waktu, dan kita lewati semua generasi dan zaman, tentulah

41
)fuinZ).t6<ln ., l'-Q,r'.r,r y., ng Jl(enaftSuiftrn

kita scsuclah itu akan menemukan keinclahan seni secar.a murni


sebagai urlsur utama yang mandiri, kekal eksistensinya dalam
al-Qur'an, dan memenuhi al-Qur'an secara terpisah clad semua
pengaruh dan tujuan.
Sesungguhnya bila kita renungkan keindahaan ini
semata, tentulah sudah cukup memuaskan. Dan, jika diper-
hatikan susunan ushtb-nyayang terlihat serasi crengan sasaran-
sasaran keagamaannya, tentulah makin rnenambah tinggi
penghargaan kita kepadanya.
Kalau demikian, mar.ilah kita lihat bagaimana manusia
memaharni keindahan ini di sepanjang generasinya..l

42
8o"ga,r.,vwd/ttud,,

,tl-qr*'rr*Aryffi,r/ww

ITA tidak mampu menemukan dalarn


sejarah olang-orang Arab yal1g semasa
dengan turunnya al-Qur''an suatu garn-
"Gemetar baran tertentu yang menyamai keir-rclahan
Lornnongo Lulit seni ini, yang terkadang meleka menye-
orano-oranq uancl" butnya sebagai syair dan adakalanya pula
nL# L";;J" mereka menyebutnya sihir. Sekalipun kita
'fuhorrgo..."
mampu melihat di dalamnya suatu gam-
baran tentang pengaruh yang menyentuh
mereka.
Sesungguhnya meleka menelima al-Qur'-
an dalam keadaan terpesona oleh penga-

43
J{.ci' )a 6.r r r
"
l- (Q1t r' rt,t yrt t r g )li Iij,, [i/i n,,
",,.,
rul"rnya. Dalamhal ini, sama saja antara orang-orang Mukmin
da^ orang-orang kafir. Mereka terpesona lal'beriman. orang-
o'ang lain pun te'pesona tetapi rnereka lari clan ticlak mau
be'irnan. Kemudian masing-masing dari me'eka menceritakan
perasaarxlya tentang apa yang menyenhlh dir.i mereka dar.i
pengaluh al-Qur'an. Dan, ternyata tanggapan mer.eka cliliputi
oleh kemistelian, tidak dapat member.ikan infor.masi kepa-
darnu lebih dar.i gambaran seseorang yang ter.pesona dan
telpukau. Meleka tidak mengetahui penyebab yang mernbuat
meleka rnenjacli telpesona karena susunall yang menakjubkan
ini, sekalipun masing-masing rner.asakan pengar.uh yang aneh
dalam lubuk riatinva.

'lelikut ini adalah pengakuan 'lJmaL Ibnul Khaththab


dalam sualu riwayat, "setelah aku mendengarkan a1-eur,an,
l-ratiku rnenjadi lunak kepadanya,lalu aku menangis clan Islam
mnlai melesap ke dalam hatikri." Dalam riwayat lain ber._
sunrbelkan dalinva disebutkan bahwa ia mengatakan,,, Aiang_
kah mdah dan rnulianya kalam (al-eur.'an) ini.',
At-Walid Ibnul Mughirah yang kafir kepada Muharn_
,1an al-Qur'an, bahkan tidak diragukan lagi kebencian
'nacl
rlalr perrnnsuhannya teriradap Muhamrnacl, mengatakan,
' )emj A1lah, sesungguhnya al-Qur.'an benar-benar.manis dan
,ntlah. Sesungguhnya ia benar-benar menghancur.kan apa yang
rcla tii
bawahn\ra cian sesungguhnya ia benar.-benar. tinggi
rciak acla vang lebih tinggi clarinya." Kemudian clia mengata-
Kan, \l-Qur an ini ticiak iain hanyalah sihir yang clipelajar.i.
liciakkah ..airan lihat ia rnemisahkan antara seorang lelaki dan

44
,9.rg,rirrro rr,r .r f-Qtt'..,t Aopohtni

istrinya, anak-anak dan pelayan-pelayannya?"


Belikut ini al-Qur'an menggambalkan pengaruhnya
dalam jiwa kaum Mukminin dan jiwa orang-orang yang telah
dibeli ilmu dari kaiangan Ahli Kitab sebelum masa al-Qur'an,
"& 3& #'i i: a&-'".trt j:i: |; ={,

';ft>J\-"&*,
"...Gemetar karenanga lailit orang-orang Aang
talcttt kep ada Rabb -ny a, kemudian menj adi tenang
kulit dan hati mereka di uaktu mengingat Allah..."
(az-Zumar [39]: 23).

$:#i'fi ;;t6*"',.t(;:iLi;iy;v,!-ifit
';ifi 5fuq61:>$-i't$+{;'iivi'r;i6Y

".. . Ap abila q): qutr' an dib ac",kanl*::


reka, mereka mengunglstr atas muka mereka s ambil
b ersujud, dan mereka b erkata,' Mahasu ci Rabb ka-
mi; sesungguhnya janji Rabb kami pasti dipenuhi.'
D an, mereka menyunglatr atas rrutka mereka s ambil
menangis dan mereka bertambah khusgu, (al-Isra'
[17]: 1o7-1o9).
Orang-orang kafir Quraisy dalamnada ingkar mengata-
kan sebagaimana yang disitir oleh filman-Nya,
{,H,it t}3 A}qi%i <r -;'ii)6
45
Jt e i, r D.r l3.t n o f- Qt'o,, y rr,, g Jl( o{!i u E lr,r,,
",,.

.A, r 1z

D o ng eng an- d o ng eng


+L#L'
".. .
o r ang o r ang d,ahulu, an _

dimintang a sup aA a dituliskan, maka dib acakanlah


dongengan itu kepadanga setia,p pagi d,an petang,,
(al-Furqan [2S]: S).
Kemudian dengan sengaja seseorang di antar.a orang_
orang kafir Mekah yang belnama an-Nadhr ibnul Har.its mem-
peiajari dongeng orang-orang dahulu dari negeri pelsia ten_
tang "Isfindiar." dan "RustLlm". Lalu, ia mernbacakannya kepa_
da olang-o'ang di masjid, manakara Muhammacl membaca
a1-
Qur'an. Dia melakukannya untuk memalingkan orang_or.ang
dari Muhammad dan al-eur.'an yang dibacanya, akan tetapi
mereka tidak mau berpaling. Kemudian orang-orang kafir.
Qu'aisy kehabisan akal daiam usahanya ini karena semua usa-
ha yang dilakukan tidak membawa hasil. Akhir.nya, mereka
mengatakan sebagaimana yang disitir oleh fir.man_Nyu,

$'tj,g'{-A6;rJ\jgr:J}$(tt#^':,\
anlah kamu mendeng ar d.eng an sung guh_
" Jang
sungguh akan al-eur, an ini dan buatlah hiruk_pikuk
terhadapnAa, supaAa kamu dapat mengalahkan
(mereka)" (Fushshilat laLlz 261.
sernuanya telah dikatakan dan semuanya ini telarr ter-
jadi, akan tetapi Anda tidak menemukan di dalamnya gam_
balan yang jelas tentang keindahan seni dalam al_eur,an.
orang-o'ang daiam keadaan sibuk sehingga tidak <lapat rnene-
langkan gambaran ini, karena pengaruh yang memukau jiwa

46
3.r9o irrr.r n.t o f-Q, r',t,r Aop&tu, t

dan perasaan mereka hingga membuat mer.eka kebingungan


dan terguncang atau membuat mereka menerima dan me-
nyambutnya dengan segera.
Itulah gambaran tentang tahapan yang dialami fitr.ah
meleka dalam meresapi seni.

Apabila kita lewati ,r;; o"."r.unan al-eur.'an, kita


akan melihat sebagian sahabat mengemukakan sedikit tafsir.
darinya dengan berpegangan kepada sedikit riwayat yang
dinukil dari Nabi slmllnllnlttt alnili zun snllmn. Sebagian yang
lainnya berupaya dengan langkah hati-hati dan takut bila me-
nakwilkan sebagian ayat-ayatnya. Sedang sebagian yang lain-
lagi rnenahan diri dari hal ini karena takut terjerumus ke
r-rya
dalarn hal yang dianggap dosa oleh agama, seperti yang clir.i-
wayatkan dari Sa'id Ibnu Jubair. Dalam riwayat ini clisebutkan
bahwa apabila dia ditanya t€htang tafsir. sesuatu dari al-
Qur"an, maka dia menjawab, "Aku tidak mau mengatakan
sesuatu pun tentang al-Qur'an." Ibnu Sirin mengatakan bahwa
ia pernah menanyakan tafsir suatu ayat dari al-Qur'an, maka
'Ubaidah menjawab, "Bertakwalah engkau kepada Allal-r,
tetaplah pada jalan yang lulus, sesungguhnya orang-orang
yang mengetahui latar belakang penurunan al-Qur'an telah
tiada." Diliwayatkan dali Hisyam Ibnu'Ulwah Ibnuz Zttbair,
ia mengatakan, "Aku tidak pernah mendengar avahku menak-
wilkan suatu ayat pun dar-i Kitabullah" (Fnjrul Islnm, Dr.
Ahmad Amin).
Semuanya itu jika menunjukkan kepada sesuatu yang

47
)letttdrlcn oLQrr' ot, yotrg 31(e,t,r.fr.1tt1l o,,

penting/ maka tiada lainmenunjukkan-di samping rasa takut


beldosa terhadap agama-adanya sentuhan daya pesona,
keindahan yang memukau, dan bukti-bukti keterkejutan ka-
rer.a (ungkapan) yu.g penuh mukjizat ini hingga mem-
usILLb

buat mereka terperangah dan menyer.ah.


Di masa Tabi'in, tafsir.mengalami perkernbangan yang
berarti, tetapi wawasan mereka dalam menafsirkan ayat hanya
sebatas menerangkanmaknabahasa yang mer.eka pahami dari
ayat dengan ungkapan yang sangat r.ingkas. Seperti ucapan
mereka sehubungan dengan kalimat ("Tnn7rn
f| :-e'*
sengnjn nrcInleul<nn petbuatnn dosn.") Yakni, tidak sengaja mela-
kukan perbuatan durhaka. Contoh lainnya adalah pendapat
mereka sehubungan dengan makna fir.rnan Allah,
l\]! L f J*k-:'7i, 1" D nn dilmr antknn puln n rcngttn cli n nsib clengnn
nmk pmmh.")
Dahulu di masa jahiliah apabila seseorang di antara
mereka hendak bepergian, ia terlebih dahulu mengambil anak
panah, lalu berkata, "Irri anak panah yang menyur.uh unfuik
pergi." Jika anak panah itu keluar dalam undiannya, ber.arti
pelakunya akan mendapat kebaikan dalam pe{alanannya.
Lalu dia mengambil anak panah lain dan ber.kata, "Ini meme-
rintahkan unturk diam di tempat." Jika keluar., berarti dia tidak
akan beloleh kebaikan dalam perjalanannya. Sedangkan, anak
panah di antara keduanya disebutnl-Mmzlft. Kemudian setelah
Islam datang, Allah melalang hal ini. Dan jika menambahkan
sesuatu dalam penafsiran, para sahabat mengambilnya dar.i

48
Scrgcrirrr.trr.t,rf-Qrt'..,t Aolsrrftnrri. :

riwayat tentang nsbnbtm nLIzLil.Sesudah mereka, tafsir ditam-


bahi dengan berita-berita mengenai orang-orang Yahudi dan
orang-orallg Nasrani (Fn1nil Islmtt, Dr. Ahmad Amin).
Kemuclian tafsil berkembang dengan pesat sejak
penghujung abad kedua. Akan tetapi, bukan membahas kein-
dahan seni dalam al-Qur'an melainkan tenggelam di dalam
pembahasan fiqih dan dialektlka; nnlnutt dan slnral akhlak
dan filsafaU sejalah dan legenda. Dengan demikian, telsia-
sialah kesempatan berharga yang sejak semula telah dilintis
para nntfnssi'unttrk menyelidiki gambaran yang jelas tentang
keindahan seni al-Qur''an.
Seolang tokoh yang hidup di masa agak akhil, dalam
beberapa kesempatan mendapat tmLfiq (keberhasilan) clalam
menemukan sebagian keindahan seni dalam al-Qtu'an, clia
a dalalr az-Zanakhsyari. Sep erti p elnyataannya c1alam menaf -
silkan filman Allah, :Ai 6tl &.K36j (' Ses tLrlnl t n rrr nt'n I t

Musn nrcnjndi redn" - al-A'nfl7l: 154 ) .


Seakan-akan emosinyalah yang membujuk N4usa
meiakukan apa yang dipelbuatnya selaya belkata kepaclanya,
"Katakanlah sesuatu kepada kaummu, lemparkanlah luh-luh
Taurat itu clan taliklah lambut kepala saudaramu ke atahmu."
Penemuan ini merupakan kesuksesan vang masih ter-
batas sebagaimana yang Anda lihat, karena kurang fokus dan
kurang jeias. Sesungguhnya gambaran yang paling inelah
dalam ungkapan ini adalah "pelsonifikasi" amal'ah seakan-
akan sosok manusia yang dapat belbicara, diam, dan mem-
bujuk. Pelsonifikasi inilah yang membuat ungkapan memiliki

49
J{eilrdrlan,t f-Qrr'o't y..,, g Jlbnnllulft.tn

keindahannya tersendiri, sebagaimana yang telah ditemukan


oleh az-Zarnakhsyari. Sayang dia tidak menuntaskannya, atau
mengungkapkarLnya dengan bahasa di masanya, akan tetapi
tidak ada celaan atasnya.
Juga seperti ucapannya sehubungan dengan tafsir sur.at
al-Fatihah, dia mengatakan, "sesungguhnya seorang hamba
apabila memuji Tuhannya yang berhak dipuji dengan hati
yang hadir dan jiwa yang selalu ingat akan_nikmat-Nya, lalu
memulainya dengan mengucapkan A,.l.l1Jt gegntn ptLji hngi
Allntr), yang menunjukkan bahwa hanfa Dia-lah yang ber.hak
dipuji, tentulah hamba yang ber.sangkutan akan merasakan
adanya dorongan dalam dirinya untuk menghadap kepada-
Nya. Apabila beralih dari pendahuluan ini lalu melanjut-
kannya dengan ucapan,Jlf-t (nnttt semestn nlnnt), yang
menunjukkanbahwa Dia-lah yang merajai semesta alam, maka
tiada sesuatu pun yang ada cli semesta alam ini yang keluar
dari kerajaan dan kekuasaan-Nya, sehingga makin beltambah
kuatlah dorongan itr-r.

_ Kemudian jika dia ber.alih kepada fir.man selanjutnya,


f)'r-;)\ lYnng Mnlm Perrnn nlt Ingi Mntm pertynynttg), yang
menunjukkanbahwa Dia-lah Yang melimpahkan segala macam
nikmat baik yang besar maupun yang kecil, maka berkaii
lipatlah kekuatan dorongan itu dari yang sebelulnnya. Kemu-
dian apabila dia beralih kepada penulr,rp sifat-sifat vang besar
ini tu c{engan men gucapkan,
--.r-J rt.N {l'r,, g t, g Ln sn i
ya i \
tt t t t t

lmri penfunlnsan), yang menunjukkan bahwa Dia adalah yang

50
53.rg.r i rr r.r. r r.r,r ['-Q1 t'.r n Aopilaa ntt

menguasai segala ul'usan di hali pembalasan nanti, maka


kekuatan dolongan itu sampai pada batas maksimalnya. Dan,
dia harus menghadap kepada-Nya serta berbicala kepada-Nya
secara khusus dengan tunduk pahlh dan memohon per.tolong-
an kepada-Nya untuk menghadapi segala urusan yang pen-
hirrg,
- J; jJtL
;iJtl_(H nnyn kepndn Engkntr-lnlt knttti utcttycnt-
b nh dnn hiry n inp n antn gkmt -kilt Ic nn i n rcn rcl n n p e r t oI o n g n n. ) "

Ini sejenis keberhasilan (tmtfrq) dalam menggambarkan


keselasian jiwa dalam berbagai perasaannya yang bertr-rbi-tubi
sebagai leaksi dari langkaian ayat-ayat yang dibacanya. Dan,
ini rnerupakan salah satu di antara walna keserasian yang
utarna dalam al-Qur''an.
Sesungguhnya sebagian ahli tafsir ada yang berupaya
menemukal tempat-tempat keserasian ini, akan tetapi meleka
tidak menemukannya kecuali hanya l'ral yang berkaitan
clengan irubungan makna pada sebagian tempat, tidak pada
semua tempat, dan tanpa mendapat petunjuk kepada kaidah
yang firencakup keseluluhannya. Kemudiau dalam hal ini
meleka seling sekali berbelit-belit dan memaksakan cliri dalam
mengungkapkannya.
***
Tinggal para peneliti dalam rlrnv bnlnglLnlt dan i' jnnLl
Qut"'nrt" Hal yang dinanti-nantikan dali rnereka ialah keberha-
silan meleka meraiir apa yang masih belum cliraiir oleh ulama
tafsir, mengingat peluang telbuka lebar bagi mereka untuk
melakukan penelitian pada inti pembahasan seni clalam al-
Qul'an. Akan tetapi sayang, meleka menyibukkan diri dengan

51
,?tci n D.r fi .r n. 4 f-
Q.''.r r
r yrr.,, g )1(
"
t, n (11r,I [1,,,,,

pembahasan yang menclalam seputar. lafazh dan makna,


manakah di antala keduanya yang mengandung faidahbnln-
ghnlt. Di antara mereka ada yang ilrewal.nai pembahasarurya
dengan luh
kaidah-kaidah bnlnglnh, sel-ringga mer.usak kein-
dahan seluluhnya yang telah tersusun dengan rapi, atau ber.-
paling dali keinclahan seni kepada pembagian.dan pembuat-
an bab yang terkadang menjerurnuskan rner.eka di sana-sini
ke dalam ketelangan yang ber.tele-tele.
Peri-ratikanlah ungkapan indal-r seper.ti yang terdapat cli
dalam filman berikut.

4;b#vKSa;:;3i)yu;]r
(alangkahngeringa) jika
"Dan selciranga kamu
melihat ketika orang -orang A ang berdo sa itu menun-
dulckan kepalang a di hadapan Rabb-nga,, (as-sajdah
l32l: L2l.
Ungkapan ini memperagakan gambaran yang hidup
tentang kehinaan di hari kiamat dan menggarnbar.kan sosok
orang-orang yang berdosa itu ber-dir.i, ter.bayangkan oleh ilusi
dan hampir dapat ter'lihat oieh mata kar.ena sangat jelas clan
terekanr ke acla anny (' Mc t
", ;f;.3i;KJ 1 ) nt m dt rkknt k c p nl n nt n. "

Di manakah meleka menundukkan kepalanya? Dijawab,


4;4 (Ditndnpnn Rnbb-nyn ") Maka, terbayanglah claiam
bayangutt Oenclengal bahw-a gambaran ini aclalah nyata bukan
ilusi. Gamlraran yang demikian mengerikan ini tielak dilirik
olel-r pembal.as bnlnghafu selain hanya komentar yang menga-
takan bahw a asallcltitltnb clitujukan kepada orang ter.tentu, dan

52
S.rgainrarta tr l-Qt AoPiltmi
"'"'t
Sepelti
adakalanya dibiarkan buat orang yang tidak tertentu'
yang ter-
ungkaPan Ancla yang mengatakan, "si Fulan orang
jika engkau
cela. Jika engkau hormati, clia menghinamu; dan
belbuat baik kepadanya, dia membalasmu dengan kebuluk-
melain-
an." Anda tidak memaksudkan lawan bicara tettentu'
kan bermaksucl menghormati dan berbuat baik kepadanya'
kemudian And.a mengutarakannya dalam bentuk lclitlnb
untuk memberikan pengertian sttbjek yang umurn' Yakni'
ditu-
sesungguhnya keburukan sikap si Fulan itu tidak khusus
jukan kepad.a seseorang tanpa yang lain' Ungkapan sepelti
inibanyakterdapatdidalamal-Qur.,an,seper.tifir.man-Nya,

an ( alangkah ng enng a\ jika s ekirang a kamu


"D

melihat ketika or ang - orang A ang b er do s a itu menun-


dukkan kepalanya di hadapan Tuhannga" (as-
Sajdah l32lz l2l-
Ini diketengahkan clalam bentr-rk klitlnb mengingat
makna yang climaksud belsifat umum dengan tujuan
untuk
menggambarkan buruknya keadaan mereka' Mengingat
kejelasan gambaran ini suclal-r maksimal' maka sulit
untuk
disembunyikan hingga tidak hanya ciikhususkan bagi Peng-
lihatan seseol'ang, bahkan setiap orang yang dapat melihat
telmasuk ke dalam klitlmb irrj'
Dengan clernikian, tertutuplah gambaran artistik yang
hiclup ini dan tuntaslah gambaran yang menonjolkan
buruk-
nya keadaan mereka sejelas ini'
Kemudian perhatikanlah ungkapan-ungkaPan garn-
53
J( ci r r )o l3a,r .r l_ (Q1, t,.t,, yu,, Jlic,,,r
9 l?j,, [i11.,,,

baran peragaan lainnya sebagaimana


yang ter.dapat cialarn
ayat-ayat berikut.

.r:\!,1 65 a- SAi,2 J e;4At e'ry5


3,
JJ:kiG &tig uA ),2 e
-I
7 tt
r;rz ;;,r y
"Dan ditiuplah sangkakala, maka mcttilah
siapa
long di langit dan di bumi kecuali siapa aang d"iLe
hendaki Attah. Kemudian d.itiup sangkakala
kali lagi, maka tiba_tiba *.r"i.o aeiafrt
itu se_
),, laz-Zumar ^ununggu
(putu s anng a masing -mas ing
9] : 6 8). [3

er6-Fi#_Frit6ffi,;jrJ\9,;:^;;,
.X.y'/4
+lJ*l
"Dan (ingattah) akan hai (gang ketika
itu) Kami
p erj alankan gunung - ganung.
d.an kimu akan me lihat
bumi itu datar dan Kami kimputkan
seluruh manu_
sia dantidak Kami tinggatkai ,.orong
pun dari me_
reke" (al-Kahfi [f g]:a7).

)firqar4ii,u*frrgt,uiJ *Js:uJ
6+Ki&WJLardyrjhf,t4tq j,
"Dan penghuni neraka menAeru penghuni
sur_
ga, 'Limpahkanlahkepad.akami sedikit
air atau ma_
kanan Aang telah direzekikan Ailah kepad.amu.,
Me_
reka (penghuni surga) menjawab,,sesungguhnya
Allah telah mengharamkan keduang a itu
ata.s oroi,g _
orqng kafi.r"'(al-A.raf [Z]: SO).

54
E.rg.tirtt,r n.r a f-Qr r n O)opo l3ct rrr i
"t
Sesungguhnya gambaran-gambaran yan g terPera gakan
penuh dengan gerakan dan kehiduPan sehingga daPat diikuti
oleh panclangan mata, Pendengalan telinga, clan daya ilusi'
Sesungguhnya semua gambaran ini tidak memperoleh pelha-
tian clari para pengkaiibnlnghnlt selain clari pendapatnya yang
mengatakan, "IJngkapan tentang masa mendatang dengan
memakai bentuk masa lalu itu berftingsi mengingatkan kepas-
tian terjaclinya subjek yang diketengahkan, dan bal-rwa kedu-
dukan sesuatu yang pasti terjadi itu sama dengan hal yang
sudah terjadi."
Dengan demikian, semua hai yang menjadi perhatian-
nya terpusat kepacla kalimat-kalimat 3r:.1'' ;#;*' dan ri(j'
Ber1tuk kalimat-kalimat tersebut dituangkan clalam benhrk
masa lalu, padahal sehalusnya dituangkan dalambentr-rk rnasa
menclatang sesuai dengan waktu keiadiannya. Kemudian
beralih d.ar.i masa mendatang kepada masa lalu untuk
mengisyalatkan kepastian kej adiannya.
Ada seorang ulama clari kalar-rgan para peneliti ilmu
bnlnglmh dan mukjizat al-Qur'an sebelum az-Za:rnakt^tsyari' Ia
telah meraih kesuksesan yang berarti bagi seorang peneliti cli
masanya. Ulama ini adalah'Abdul Qahir al-iurjani. Ia hampir'
saja mencapai keberhasilan yang besar melalui kalya tr-rlisnya
yarrg berju dulDnln'-ihtl I'inz kalau saja materi nl-Mn'-n'ni dan
nl-Atfnzlt tidak membayanginya dari perrnuiaan kitab hingga
akl-rirnya, sehingga memalingkannya dali banl'ak ha1 yang
hampir saja berhasil diraihnya. sekaiipun demikian, ia aclalah
seorang yang memiliki panclangan vang lebih tajam ciiban-

55
3l e i. n)ilt,r tr o l- (Qt'o, r y.t' n g J1(e,, a ftj u B R,, n

dingkan dengan semua peneliti lainnya yang menulis bab ini


secara rlmum, bahkan hingga masa kini.
Berikut ini saya kemukakan contoh dar.i kesuksesannya
yang hampir saja ia r.aih dengan hrntas. Seor.ang pernbaca di_
tuntut'ntuk be'sabar mengikuti metoda penyajiannya, karena
memang metoda inilah yang menjadi ciri khas par.a penulis di
masanya/ yaitu metoda dialek dan logika sesudah pembahasan
memasuki bahasa sash.a di masa ter.sebut.
"Sesungguhnya di dalam ungkapan isti, nrnhterkandung
hal-hal yang tidak mungkin bisa dijelaska'kecuali sesudah
menguasai pengetahuan tentang susunan kalimat dan mencla-
iarni hakikatnya. Di antara hal yang lembut dan samar c1ar.i
hal telsebut adalal'r bahwa sesu*gguhnya engkau akan melihat
or an g- or an g bi1 a rneny ebu t ir.man- Ny j',--:,t
", 6" J;fli
f

("Dnn lepnlnlctL tclnh dipenttlti ubnn" Malyam [19]: a


- ).
Mereka tidak 1ebilr dar.i menyebutkan ungkapar.r isti,nrnlt
(metafora) dan tidak menisbatkan keutamaan yang ada
padanya selain isti'nrnh. Mereka tidak melihat adanya keisti-
mewaan lain dalam ayat ini. Demikianlah yang Ancla lii-rat clari
lahi'iah ungkapan rner.eka, padahal perkara yang sebe'arnya
bukan seperti itu. Kemuliaannva yang besar.bukan ter.letak
pada hai itn, clan keistirnewaannya yang besar.bukan terietak
pada hal ihr pula. Keindahan yang meresap ke dalam jiwa saat
membaca kalam ini, menurut mereka, hanya ber.kat ungkapan
isti'nrnlr-nva. Akan tetapi, jalan unfuk membeclah kalarn ini
menempuh cala menganalisa sesuatu yang clisandar.kan
kepada kata kerjanva, sedang sesuatu itr-r me'upakan kelazim-

56
rBdrcr i nrcrn(r d f-Q, r'.r,, Aoyhuni

an dari kausalitasnya. Kemudian kausalitasnya tidak digu-


nakan dan didatangkan kelazimannya untuk menggantikan
kedudukannya, guna menerangkan bahwa penyandaran dan
nisbat ini kepada yang pertama tiada lain demi untuk yang
kedua, mengingat di antara yang pertama dan yang kedua ada
hubungan yang elat dan menyatu, sepelti'perkataan lainnya:
G3:3:tt i?3',,G';'-:; ,t' ;r, j,*'$') JJ('Diri
Znid sennng, Mntn'Antr sejt*, Dinberatatrnnkerhtgnt, Din nnilin
leeturwmnnyn, Din tnnrpnnrunjnlmyn'), dan lain sebagainya yang
semisal di antara contoh-contoh yang menunjukkan kata kerja
disandarkan kepada kelaziman kausalitasnya. Demikian itu
telah kita ketahui bahwa yang menyala menunrt makna adalah
ubannya sekalipun dalam kalimatnya dinisbatkan kepada
kepala, sebagaimana yang senang adalah dfuiZaid, yang sejuk
adalah mata'Amr', dan yang bercucuran adalah keringatnya
sekaiipun penyandalan kalimatnya dikaitkan dengan diri yang
bersangkutan."
"sesungguhnya keutamaan ini dapat dikuak bila clitem-
puh cara anaiisa seperti ini dan menjadikannya sebagai salana
untuk membedah makna kalimat. Dan untuk membuktikan-
nya, tinggalkan cala ini lalu ambil kalimatnya dan sandalkan
kepada uban secala terang-terangan, lalu Anda katakan
sebagai berikut: uist;.[=r hingga artinya rnenjacli, 'L[bnn
di lrepnlnleu nmtynln', sudah barang tentu uban letaknya di
kepala. Kemudian perhatikan apakah Anda rnenjun-rpai
keindahan dan keagungan itu seperti yang terdapat pada kali-
rnat pertama tadi? Aphkah Anda melihat kecantikan ungkapan

57
J{.eirr).rl3.rn .tf-Q, r'..,t yrrtrg 31("ttoftlrrilu,t,.

seperti yang pernah Anda lihat sebelumnya?


Jika Anda beltanya, 'Mengapa blla lafazh isytn'nln
(menyaia) dipinjam untuk asy-syaib (uban) dengan penyan-
daran seperti ini, sehingga menjadi menonjol keutamaannya?
Dan kenapa menjadi amat jelas keistimewaannya dipandang
dali sudut lain bila menggunakan ungkapan sepel'ti ini?'
Penyebabnya ialah karena sesungguhnya ungkapan ini mem-
berikan faidah makna selain cemer'langnya uban di kepala
yang merupakan asal makna, yaitu makna iainnya yang
menunjukkan kemenyeluruhan uban yang dimaksud. Dan
bahwa uban benar-benar telah mewarnai seluluh rambut
kepalanya secat'a tetap dan menclominasi keseluruhannya,
sehingga tidak ada satu rambut pun padanya yang masih
hitam, atau uban tidak memberikan sisa tempat lagi bagi
lambut hitam di kepalanya kecuali pada sedikit tempat yang
tidak beralti. Makna ini tidak ak"An didapati bila memakai
kalimat ber.ikut, ,/i)t €i *rt,ul"Sr'r2,'.y*t ('LIbnn kepaln
nrcnynln, ntmt ubnn di kepnla'.)
Bahkan, makna yang ciimaksud kalau demikian tidak
lebih dali munculnya uban di kepala secara menyeluruh.
Sebagai pelbandingannya ialah jika Ancla katakan, frrl 'c^)r'J;;,r
(' Rtnnnh itu telnh nrcnj ndi ny nl n npi.' ) Makna yang dimaksud dari
ungkapan ini ialah bahwa api telah membakar seluruh lurnat
itu dan menguasainya selta membakar bagian pinegil dan
teng;rh lurnah secara keseluruhan. Berbecla halnya jika Ancla
katakan, -;, g-'t1t c-i*r
('Api trtcttynln di dnlnnt nLrnnlt ittL.')
Maka tidak memberikan makna tersebut, bahkan tidak lebih
S.r g.t i t t t.r t t.t .t f- (Q, t'.., t 0)op.r [i.., I r i

dari adanya api di cialamrumah clanmembakar sebagiannya.


Adapun makna menyeluluh dengan pengertian api telah
membakar seluluh lumah itu, rnaka pengertian ini ticlak clicla-
pat sama sekali dalam ungkapan teLsebut."
"Contohyang sama dari Kitabullah acialahfirmau Allah
yalrg menyebutkan, " Dnn Knni indikmt hmni nrcmntrcnrlcm nmtn
nir-nmtn nir" (aL-Qamar [54]: 12).
Ditirrjau dari segi makna, kata " ntentnncflr" itu untuk mata
air', sedang dalam Lafazh dinisbatkan kepada bumi, sebagai-
mana di sana kata " nrcnynla" dinisbatkan kepada kepala. De-
ngan demikian, terjadilah makna m€n1rg|l1lh dalam ung-
kapan ini sama dengan apa yang terjadi di sana saat melryan-
dalkan kata" ntenynln" kepada kepala. Maka, tercapailah mak-
na menyeluruh dalam ungkapan ini sepelti yar-rg telclapat cli
sana.
Demikian itu kalena kalimat ini mernberikan makna
yang menunjukkan bahwa bumi telah rnenjadi mata ail selu-
ruhnya, dan bahwa ail telah memancar dali setiap tempat yang
ada di bumi. Sekilanya kalimat dituangkan menulut lahiriah-
nva lalu dikatakan fnjinrnn 'uyuml nrdli atau d-'utltnn fil nrdhi
(Kami pancarkan mata air-mata air bumi atau rnata air-maLa
ail yang ada di bumi), tentulah tidak membelikan rnakna
sepelti itu dan tidak menunjukkan kepada pengeltian itr-r. Dan,
tentulah rnakna yang telsimpulkan dalinya menunjukkan
bahwa air memancal dari berbagai mata ail yang telpisah-
pisah c1i bumi dan menyumber hanya pacla belbagai i.t'rl1-re1[
yang acla padanya."

59
Jt ei n ).r l3.r r r .r {t- Q, n yn t, g 31(e n a (rju BR,t t,
"'..

Semoga Allah melimpahkan lahmat-Nya kepada 'Abdul


Qahir'. Sesungguhnya sumber yang dicarinya hanya memerlu-
kan sekali pukulan pacul, akan tetapi dia tidak memukuikan-
nya. Sesungguhnya keindahan yang teldapat di daiam kalimat
isytn'nlnr rn'su synibnlz dan fnjjnrnnl nrdhn'uyuttnnt.r firetrra:ng
belacla pada sepelti apa yang dikatakan oleh "Abdul Qahir:
yaitr-r clari segi nuzlttLrn atau susunan kalimatnya. Dan, juga
pada sesuatu yang lain yang ada di baliknya, yaitu ger.akan
yang terbayangkan dengan cepat sebagaimana cligambar.kan
oleh ungkapan, "Gelakan nyala uban yang dialami oleh kepaia
dalam sekilas, clan gelakan pancaran air yang meluap dar.i
bumi dalam sekejap." Maka, gelakan yang ter.bayangkan ini
rnenyenflrh perasaan dan menggugah imajinasi, rnelibatkan
pandangan dan ilusi secara belsamaan meresapi keindairan
gambaran yang disajikan oleh ungkapan.
Gelakan yang terbayangkan pada filman-Nya unsytn'-
nlnr rn'su synibmt ini lebih jelas dan lebih kuat, kar.ena gerakan
nyala di sini adalah gelakan yang dinisbatkan kepada uban,
padahal ia pada hakikatnya bukan milik uban (tetapi milik
api), dan gerakan ini merupakan unsur keindahan yang sebe-
narnya. Untuk membuktikan kebenaran yang telah kita sebut-
kan dapat dikatakan bahwa sesungguhnya keindahan yang
terclapat di dalam kalimat isytn'nlnl bnitu nnnrur tidak dapat
clisamakan dan ticiak pula dapat didekatkan dengan ungkapan
al-Qur'arr yang menyebutkan isyta'nlnr rn'nL synibnrz. Dalam
urrgkaparr kata nrcnynln yang menceritakan tentang keadaan
uban telkandung keindahan, dan dalam penyandaran kata
S.rg.rittltultt cf-Q"'tt't 6)o1t'8"'rri

nrcnynlakepada kepala terkanclung keindahan lainnya' yang


satu sama lainnya saling melengkapi. Dari kedua keindahan
ini, bukan ciari salah satunya,Iahir keindahan yang mengejut-
kan ini. Dan, poin inilah yang didiamkan oleh'Abdul Qahir'
sekalipun terlihat clia merasakan kebeladaannya dalam hati
sanubarinya, tetapi dia tidak menggambarkannya secala leng-
kap dalam ungkapannya. Bagaimana pun keadaannya' kita
tidak punya hak menuntutnya untuk mengungkapkan dengan
gaya bahasa masa kita sekarang, semoga rahmat Al1ah terlim-
pahkankepadanYa
***

UsalrakerasaPaPunyangtelalrdikerahkandalarn
bidang tafsir', pembahasan ilmu bnlnghnh dan i'inz' semuanya
ter.batas l-ranya sampai pada logika klitik sastla Alab zaman
clahulu. Yaitlr, memakai teori logika palsial yang hanya mem-
bahas tiap-tiap teks secara ter.pisah, lalu menganalisa dan me-
nonjolkan keindahan seni yang telkandung di dalamnya sam-
pai pacla batas kemampuan yang bisa dilakukannya' tanpa
mau melepaskan clir.i dar.i cara ini untuk menemukan keistime-
waan-keistimewaan lainnya yang bersifat menyeluluh
menyangkut kreativitas seni secara tlmllm'
Hanya {enomena inilah yang muncul dalampengkajian
bnlnglmh (palamasastla) al-Qur'an, tanpa ada seolang pun
yang berupaya membebaskan pandangannya clali satu nash
untuk menemukan keistimewaan-keistimewaan seni secara
menyeluruh. Telkecuali penclapat yang telah dikatakan
mengenai keserasian susrlnan al-Qur', an dan laf azh-laf azJnny a,

61
)t e i.,, D.r B,r r r .r f- (Q, r'o,, y o,,. g !)1( e n,r" ly u I R,r.,,

atau p emen uhan ntr zl tr un-nrr t- syaratzl1lrllr-nya te'ha d ap syar.a


kefasihan dan paramasast'a yang telah dikenal. Akan tetapi,
keistimewaan-keistimewaan ini menurut'Abdur eahir secara
apa adanya, tidaklah ter.masuk ke dalam pembahasan i'jnz
(kemukjizatan), mengi'gat hal ini mudah dilakukan oleh
setiap penyair dan penulis yang ber.bakat dan ahli dalam
bidangnya.
Dengan terfokuskannya pandangan para peneliti Bnln_
glLntul Qur'nn kepada berbagai keistimewaan nash-nash yang
ada secala terpisah-pisah, tanpa ada kemauan untuk melam_
pauinya guna menemukan keistimewaan-keistimewaan lai'
yang belsifat menyelur.uh, akhir.nya sarnpailah mereka kepada
tairap be'ikutnya dalam menalar peninggalan karya seni. yaihr,
tahap menemukan sisi-sisi keindahan se'i secar.a ter.pisah-
pisah lalu menganalisa setiap sisinya dengan analisa ter.pisah
pula. Demikian itu sudah dimaklumi seperti yang telah kami
katakan sebelumnya, yaitu bahwa penemuan ini masih pada
tahap awal, kulang lengkap.
Adapun mengenai tahapan ketiga yaitlr tahapatl mene_
mukan keistimewaan-keistimewaan secat a menyeluruh, maka
mereka sama sekali belum mencapainya, baik menyangkut
sash'a maupun al-Qur'an. Dengan dernikian, keistimewaau_
keistimewaan al-Qur'an yang ter.penting masih tetap clalam
keadaan terlupakan dan tersembunyi. Karena itu, sudah
menjadi kehalusan-guna mempelajari Kitab yang penuh
rnukjizat ini-adanya metoda pengkajian baru untuk mene-
mukan kaidah-kaidah umum tentang keindahan seni yang acla

62
8.tg.r irrra'a,r l-Q,o'ott Aoytheni

di cialamnya. Lalu, menerangkan berbagai ciri khasnya yang


membedakan keindahan ini dengan karya sash'a lainnya yang
dikenal dalam bahasa Arab, dan menafsilkan mukjizat seni
al-Qur'an dengan tafsiran yang bersumberkan dari berbagai
ciri khas unik dalam al-Qur'an.
Sesungguhnya Kitab yang agung ini benar-benal mem-
punyai keistimewaan-keistimewaan yang belagarn, tetapi
mempunyai metoda yang terpadu dalam mengungkap semua
tujuannya, baik tr-rjuan itr-r berupa belita gembira atau per'-
ingatan; kisah yang telah terjadi atau kejadian yang bakal ter-
jadi; logika untukmeyakinkan atau dakwah kepada keimanan;
gambaran kehidupan dunia atau kehidupan akhilat; tamsil
bagi yang dapat diindla atau yang dapat disentuh; menam-
pilkan yang lahir atau yang tersembunyi, maupun ketelangan
tentang yang terbetik di dalam hati atau pemandangan yang
dapat dilihat.
Metoda yang terpadu dan kaidah yang besar ini adalah
topik yang rnelatarbelakangi penulisan buku ini dengan juclul
at-Tnslnuir nI- Fnnni fil-Qtn/nn. *

63
)l et nlcBon aL Qu,' rt,, ya,t g 7Ku,, r?.;rrifto,,

ffi
"(troho L"ro" opo pun,aang t.loh J;Lorohlnn Jolo,, L;rlnng
taJsir, p"*-Lohn"on ilmu lrologh"h Ja, i'jaz, scn,uanLta
tcrbatas hnryo sampai polo logiLo LriilL sast'n ,\riL
zaman Jokulu."
g,rr*B d/bd/vt, O^rbi'6t i'e"

ASHI/:/IR atau gambaran adalah sarana


yang diutamakan dalam uslub ai-Qur'an.
Karena iimengungkapkan makna pikilan
dan keadaan jiwa ke dalam gambalan
"...Jo, fiJoL
kata-kata yang dapat dirasakan olel'r indra
pulo *nrnLo
*o"uL surga, dan dibayangkan oiel'r imajinasi. Juga
hirggo onto untuk mengungkapkan kejadian yang
,no"uL Ln loLong dirasakan serta pemandangan yang terli-
iarrtm." hat; dan untuk mengungkapkan tipe ma-
(ol-A'u{ l71t 40)
nusia dan karakternya dengan gambalan
tersebut. Kemudian rneningkatkan gam-
baranyang disajikannya itu kepada tahap
perupaan sehingga membelinya kehi-
dupan yang bersosok atau gelakan yang

65
)ici' )a l3c r r .. f-
Q, r' o,, y,t tt g )1h,, "Rj u B ft ,,.,,

aktual. Maka, clengan serta melta firaklla pikiran meniacli


belbentr,rk atau belgelak, dan tiba-tiba kondisi jiwa menjacli
bingkai seni atau pemandangan yang dapat dilihat, dan tiba-
tiba tipe manusia menjadi sosok yang hidup, dan tiba-tiba
kalaktel manusia menjadi berupa dengan jelas dan ter.lihat.
Sedangkan, mengenai belbagai kejadian dan,aneka ragarn
adegan, kisah-kisah dan macam-rnacam pemandangan, maka
selnuanya disajikan hingga tertayangkan dan hadir. seakan-
akan iridup dan belgerak. Dan, apabila ditambahkan kepa-
danya suara dialog (percakapan), maka lengkaplah semua
unsul imajinasi yang clikandungnya.
Belum lagi jalan celita dimulai, pandangan par.a pende-
ngar telpusatkan kepadanya, 1alu ia menampilkan kepada
mereka adegan kejadian-kejadian yang berlangsung c1i masa-
nya atau yang bakal te{adi, sehingga adegan-adegannya
menjadi beluntnn dan gelakan-ger"akannya terasa aktuai. Pen-
dengar ltrpa bal-rwa yang clisaksikannya adalah lcnlnm yang
clibacakan clan tamsil yang dituangkan dalam bentr-rk kata-
kata, dan yang terbayangkan oleh imajinasinya adalah adegan
yang ditayangkan clan kejaciiall yang seclang ber'langsung.
Inilah gambalan sosok-sosok yang seciang datang dan per.gi
ke teater pertr"rnjukan; dan ini adalah ciri khas emosi dengan
belaneka ragam daya tangkapnya yang bersumbel dali aciegan
vang sealul dengan kejaclian-kejadian yang disajikan. Ini acla-
lah kalimat-kalimat yang kelual dari lisan untr-rk mengrl11€J-
kapkan belbagai perasaan yang telpenclam.
Sesungguhnva gambalan di sini benar-benar. hidup,
$o,,, lio, o,, C'l t ti,rl i [i

bukan kisah tentang kehidupan.


Apabila kita ingat kembali bahwa sa1'ana untuk
menggambarkan makna pikilan, keadaan jiwa, clan personifi-
kasi contoh manusia atau kisah yang diriwayatkan, tiada lain
merupakan kata-kata yang beku bukan walna yang digambar'-
kan clan bukan pula sosok-sosok yang belungkap, beralti kita
telah mengetahui sebagian dari rahasia mukjizat jenis ung-
kapan al-Qur'an ini.
Contoh-contoh yang rnembuktikan apa yang telah kami
katakan adalah al-Qur'an seluruhnya ketika ia memapalkan
suatu tujuan di antara tujuan-Lujuan yang telah kami sebutkan
di atas. Yaihr, saaL ia bermaksud mengr-rngkapkan sesuatu vang
bersifat maknawi, atau keadaan jiwa, atau gambalan maknawi,
atau contoh manusia, atatt kejadian yang berlangsung, atau
kisah masa lalu, atau suatu adegan di hari kiamat, atau suatu
keadaan tentang nikmat clan azab. Atau, bahkan ketika ia ber-
rnaksud membuat suatlr tamsil unbuk tnendebat atau berarpr-
menhasi, atau bahkan ketika ia hendak mengemukakan debatnya
secera mutlak dan menyajikannya ke clalam bentuk realita yang
clapat dilasakan dan imajinasi yang bisa dibayangkan.
Pengeltian inilah yang kami maksudkan dalam ung-
kaparr karni yang mengatakan bahwa sesungguhnva tnslnuir
(gambaran) adalah salana yang diutamakan dalam trchfu al-
Qur'an. Gambaran yang disajikamrya ini bukan iriasan ttsllth
clan Lrukan pula kebetulan yang terjacli dengan begitu sa;a.
Tiacia lain gambalan ini melupakan sualu aliran vang clite-
tapkan, r'encana yang menyaLu, keistimewaan vang menlrelu-

67
.?te i, r ),r l3.r n .r l- Q, r'.r' r y..,, g J1( en {rju 8fta n

ruh, d.an metoda tersendili yang dalam penggunaannya me-


makai berbagai cara yang berseni dan dilatarbelakangi kon-
disi yang berbeda-beda. Namun, semuanya itu pada akhirnya
merujuk kepada kaidah yang besar ini: kaidah tnslnuir.
Karena itu, kita halus memperluas makna tnslnuir, agar
dapat menemukan cakrawala garnbar.an ar.tistik dalam al-Qur-' an
secala menyeluluh. Yaitu gambaran dengan wal.na, gambaran
dengan gerakan, dan gambaran dengan imajinasi; juga gam-
balan dengan nada ilama sebagai pengganti warna clalam
menyajikan tamsil. Dan, sering kali ber.padu dalarn tnslnuir
(gambalan) ini antara sifat, dialog, bunyi kalimat, irama ung-
kapan, dan nada konteks, guna menonjolkan suatu gamba-
ran, sehingga dapat diresapi oleh mata, telinga, perasaan,
imajinasi, pikilan, dan daya tangkap secal.a bersamaan.
Hal ini merupakan gambar hidup yang diambil dari
dunia makhluk hidup, bukan semata-mata dalam bentuk war-
na atau garis-garis yang beku, melainkan bentuk gambar.an
yang lnerrrpunyai standar tersendili sehingga wawasan dan
jangkauannya dapat dicelna oleh pelasaan dan daya tangkap.
Untuk itr-r, hal-hal yangbelsifatrnaknawi dituangkan ke clalam
gambar'hidup belupa sosok manusia, atau dituangkan ke da-
lam gambaran yang diambil dari pemandangan-pemandangan
alam yang dibeli kehidupan.

Sekalang marilah On^ *"rrn"t


contoh-contohnva. Kita
rnemulainya dengan makna-rnakna pikir.an yang disajikan
clalam bentuk gambaran yang konkret clan dapat dir.asakan.

68
$o,r,6o,.t,, ttlt ti,lti fi

0ombaron Pertomcr
Al-Qur'an bermaksud menerangkan bahwa orang-orang
kafir tidak akan diterima amalan-amalan meleka oleh Aliah
sama sekali dan mereka tidak akan dapat masuk sur€ia secara
mutlak, dan bahwa penelirnaan amal atau masuk surga
merupakan hal yang mustahil bagi mereka. inilah cala pikiran
daiam mengungkapkan hal-hal yang bersifat maknawi. Akan
tetapi, ushtb aL-Qttr' an mengungkapkannya dalam bentr,rk lain
seba gaimana gambaran berikut.

-rfr\J:Jlg'tW'U^*'*56{u,i;'K,Ciii'Y
+6Ue|A'd-'6-lgi'a#.'i$;
" Sesunqguhny a orang-orang ang mendusta-
A
kan agat-igat Kami dan mengombongkan d.iri
terhadapng a, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi
mereka pintu-pintu langit dan tidak pula mereka
masuk surga, hingga onta masuk ke lobang jarum"
(al-A'raf [7]: aO).
LI slub al-Qur" an membiarkan Anda membayangkan

dengan imajinasi Anda gambaran terbukanya pintu-pintu


langit dan gambalan masuknya tambang besar ke dalam
lobang jarum yang kecil. Ushtb al-Qul'an rnemrlih salah satr"r
di antala nama tambang besal dan kuat, khususnya di tempat
ini, yaihl onta, dan membialkan imajinasi )/ang bersangkutan
terpengaruh oleh dua gambaran ini sejaul-r rnungkin, untuk
merekam dalam hati sanubalinya makna penerimaan dan
kemustahiian. Makna ini sampai kepadanya melalui jalur mata

69
.)ie i r r.).r ll.r r r .r, {'-
Q+ r' rt, r r1rr, r 11.?1 ic r.r /ijr r 8/i
r

"
r r

dan perasaan (ilusi) serta diungkapkan kepadanya melalui


berbagai jalanmasuk denganmudah dan tenang, bukan hanya
melalui jalul pikiran semata, tetapi kecepatannya seperti claya
tangkap pikilan.

Gonrborcn Keducr
Ketika al-Qur"an bermaksud menerangkan bahwa Allah
menyia-nyiakan amal orang-orang kafir', hingga menjaciikan-
nya seakan-akan tidak ada, dan arnal itu lenyap dengan begitu
saja tanpa bisa mereka kembaiikan, maka uslub al-Qur''an
mer-ryajikan makna ini ke dalam garnbaran belikut.
.&, .t t
T Gi{as',^A; {,3 t :blj( lrg,"j
"Dan Kami hadapi segala amal Aang merelta
kerjakan, lalu Kamijadikan amalitu (bagaikan) debu
Aang berterbangan" 1al-Yurqan [25]:23 ).
Lisllh (ungkapan) al-Qur'an membiarkan Anda mem-
bayangkan gambaran debu yang berterbangan, sehingga mem-
berikan kepada Anda makna yang lebih jelas dan lebih kokoh
tentang pengeltian kesia-siaan yang pasti dan tak ter'hindalkan.

0amborcrn Ketigcr
Atau, saat al-Qur'an menyajikan gambaran yang lebih
panjang tenLang hal vang semakna,
-4j1;;\7*t-W<rii..-H l/ /
'l L'

4\e'.-:iJtr(f
iars'treq'ojr$il,nQje
70
$..,tt tiu, o,, Cl t ii^l i li

"Orang-orang Aang kafir kepada Rabb-nycL,


amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang
ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang
berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil
manfaat sedikit pun dari apa Aang telah mereka
usahakan (di dunia)" (Ibrahim [1a]:18).
Gambaran ini makin beltambah gerak dan kehidupan-
nya dengan adanya gelakan angin kencang di hali yang ber-
angin keras, sehingga menerbangkan debu menjacli telcerai-
berai tanpa bisa dihimpun kembaii buat selama-lamanya.

0onrbctron Keenrpcrt
A1-Qur'an bermaksud menerangkan kepada manusia
cliiringi
bai-rwa sedekah yang dikeluarkan secala riya' dan vang
dengan menyebut-nyebut dan menyakiti hati si penelima, ti-
dak membuahkan suatu pahala pun dan ticlak kekal. Maka,
uslub al-Qur''an rnenyajikan riakna ini kepada meleka daiam
bentr"rk gambaran yang bisa dirasakan dan dapat dibayangkan,
seperti belikut.

"Hai arang-orong Aa.ng berintart, janganlctit


kamu menghilanEkan (pahala) sedekahmu dengan
meny ebut-ng ebutny a dan meng akiti (peras aan si p e -
nerima) seperti orang A ang menafkahkan hctrtcLny a

7L
)tein)cr6crn crf-Q,r i ,r yo,,g Jli",,olij,,61i..,,

karena riya' kepada manusia dan dia tid.atc berimqn


kepada Allah dan hari kemudian. Maka, perumpa-
maan orang itu seperti batu licin Aang di atasnya
ada tanah, kemudian batu iht ditimpa hujan lebat,
lalu menjadilah ia bersih (tidak bertanah),' (ut_
Baqarah [2]:26a1.
Al-Qur'an membiar.kan mereka rnembayangkan
keadaan batu licin yang rata permukaannya dan tertr-rhlpi olel-r
lapisan tipis dari tanah, sehingga dikira menganclung kesu-
bu'an. Tiba-tiba hujan besar datang menyira'-Lnya, maka h'ja.
bukan membuatnya subur dan berkernbang sebagaimana
itr"r
lazimnya tanah yang disirami oleh hujan, rnelainkan men_
jadikannya bersih dan licin tak bertanah, karena lapisan tanah
yang tadi menutupinya telah lenyap dibawa hanyut oleh
sirama'air hujan, yang semula dikira rnenganclung kebaika'
dan kesuburan.
Kemudian al-Qur'an beillanjut dalam member.ikan
gambaran untuk menonjolkan makna yang ber.lawanan c1e-
ngan makna riya', dan makna lenyapnya pahala sedekah
kalena diiringi omongan yang menyebut-nyebutnya dan
rnenyakiti hati penelimanya.
"Dan pentmpamaan orang-orang aang mem_
belanjakan hartanga karena mencari keridhctan
Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti
sebuah kebun Aang terletak di dataran tinggi Aang
disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu meng-
hasilkan buahnga dua kali lipat. Jika hujan lebat
tidak mengiraminga, maka hujan gerimis (pun
memadai)" (al-Baqarah [2]: 26lo}.

72
9o,',6o,n,' Citlir{ifi

Ini adalah tampilan kedua clari garnbaran itu atau ha-


laman yang bertolak belakang dengan halaman pertama.
Sedekah-sedekah yang dikelualkan karena menghalapkar-r
lidha Allah kali ini digambarkan bagaikan kebun, bukan se-
pelti seonggok tanah yang ada di atas batu licin tacli. Kebun
di sini belada di datalan yang tinggi, dan hujan lebat sama-
sama menyirami clua keadaan itu. Akan tetapi, dalam keaclaan
pertama hujan menghapuskan cian melenyapkannya, seclang
dalam keadaan kedua hujan makin menyuburkan dan neng-
embangkannya. Dalam keadaan pertama hujan menimpa ballr
licin yang rata permukaannya sehingga mernbuka permu-
kaannya yang terlihat seperti sakit. Sedang, clalam keaclaan
kedua hujan lebat menyirami kebun, rnaka ailnya menvatu
dengan tanahnya hingga menyuburkannya dan membuatnya
dapat menghasilkan buahnya secara berlimpah. Seanclainva
hujan besal tidak ada, maka'hujan gelimis pun suciah cukup
memadai baginya, karena tanahnya memang berkarakter'
subul dan dapat clitanami, sehingga hujan kecil pun dapat
menghidupkan cl a^ menyuburkanny I
","Jfrh6q:-4 "9
("lilca lntjatt lebnt tidnle menyirnnittyn, rnnkn lntjnn geritttis Ttrrtr

ntenndni").
Pembagian dan pendish'ibusian ini; tolak belakangS c1ari

keserasian ini, semuanya akan clibahas daiam pasal telsendili


dalam buku ini .

0uilbcrron Kelimtr
Kemuclian kembali kepacla makna telsebut sekali lagi
JteirrJa6.rn.r f-Q,r' n,, y,t,tg 91ir,,ol?;r, 6li.r,,

rnelaiui firman-Nya yang menyebutkan,

We,,#r; trt {Jr, )i,t uH-(, J,


'iUtJ;, "#ifgu j S; .:.V:t L
+
"Penlmpamaan harta Aang dibelanjalcan oleh
orang-orang kafir dalam kehidupan di dunia ini
sama dengan angin kencang Aang mengandung
hawa dingin Aang menimpa tanaman kaum Aang
menganiaga dii sendiri, lalu anginitu mentsaknga"
(Ali'Imran [3]:117].
A1-Qur'an menyajikan gambalan lahan pertanian yang
tertimpa oleh angin keras yang mengandung hawa dingin,
maka angin itu menyapu tanaman dan buah-buahannya hing-
ga membinasakannya. Sehingga, pemiliknya sesudah jer.ih pa-
yah yang teiah dilakukannya tidak dapat mernetik apa yang
semula didambakannya. Itulah tarhsil yang menggambar.kan
keadaan orang kafir yang menginfaqkan hartanya dan merrg-
harapkan kebaikan dari infaknya, tetapi ternyata kekafir.annya
telah memupuskan semua harapannya.
Dan, tidak boleh kita lewatkan garnbalan yang acla pacla
nada Iafazh Shirrwt yang mempunyai arti butilan-butiran es.
Maka, seakan-akan butilan-butilan es iftr bagaikan pelulr.-
peluru kecil yang menghantam lahan tersebut hingga mem-
binasakannya. Yang demikian itu adalah suatu wetlna ciari ke-
serasian ungkapan yang akan kami terangkan kemudian
daiam pasah-rya sendiri.

74
$o,t, 6o,o,, t'l t ti,r{ i fi

A,-eur, an b",:::::::: :::'*,-^a bahwa A,la,r


sematalah yang memperkenankan bagi orang yang beldoa
kepada-Nya dan memberikan kepadanya apa yang diclamba-
kannya; dan bahwa fuhan-fuhan yang mereka seru cli sarnping
Allah tidak rnemiliki sesuahr pun buat mereka dan tidak dapat
membelikan kebaikan apa pun kepada mereka, sekalipun
kebaikan itu dekat. Maka, pengertian ini disajikan ke dalam
gambaran menakjubkan seperti belikut.

/a; /2
9;E0Y!
" Hang a bagi Allah-lah (hak meng abulkan) doa

A ang be nar. D an b erhala-b erhala A ang mereka s em-


bah selain Allahtidak dapat memperkenanlcan se-
suatu pun bagi mereka, melainkan seperti ora,ng
Vang membukakan kedua telapak tangannga ke
dalam air supaga sampai air ke mulutnga, padahal
air iht tidak sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadah)
orang-orang kafir itu, hangalah sia-sic- belaka" lar
Ra'd [13]: l4).
Ini adalah gambaranyang dapat dirasakan oleh perasaan
dan dava tangkap, di samping menarik perhatian, seiringg:i
yang bersangkutan tidak dapat menoleh ke arah lain kecuali
dengan belat dan sulit. lni adalah suatu gambaran paling me-
nakjubkan yang dapat disajikan oleh kata-kata: Gambaran

75
){ et t .Drt E rt t t * f- Qt'..,, y,r. u g )1( o Rj r, B R,,,,,
",,

sosok hidup yang sedang membukakan keciua telapak tangan-


nya ke dalam air', sedang air berada di dekatnya, ingin me-
nyarnpaikan air ke mulutnya. Akan tetapi dia tidak malnplt,
padahal kalau dia menjululkan telapak tangannya dengan
benal barangkali dia mampu melakukannya.

0currboron Ketuiuh
Al-Qur'an menerangkan bahwa tuhan-tuhan yang
meleka sembah selain Allah, tidak dapatmendengar suara me-
reka dan tidak pula dapat mempelkenankan doa mer.eka, sebab
Luhan-tuhan itu tidak mempunyai kesadalan dan tidak mem-
punyai pengeltian, dan bahwa doa pa1'a pengabdinya kepada
mereka sia-sia dan tidak ada gunanya. Maka, rrshrb (ungkapan)
al-Qur'' an rnemilih suatu gambaran untr-rk rnenj elaskan makna
ini dan memperagakan kondisinya supaya dapat menyentr-rh
jiwa dan perasaan dengan sentuhan vang lebih kuat ketimbang
yang dilakukan oleh ungkapan biasa guna menelangkan
makna yang ada dalam benak.

x:$ ;{tJ V aqo 5i$ Ve ai'\ ffi


t'r#ls;#(pq'ftV+;
"Dan perumpamaan (ibadah Aang dilalcukan
oleh) orang -o rang kafi.r adalah s ep erti p eng g emb ala
Aang memanggil binatang Aang tidak mendengar
selain panggilan dan sentan saja. Merelca tuli bisu
dan buta, maka oleh sebab itu mereka tid.ak menger-
fl" (al-Baqarah l2l: L7 ll.

76
$o,,, 6n,o,, t'l t liol i I

Demikiardah olang-orang kafil belteriak kepada sesuatal


yang tidak mendengar, dan menyeru sesuatLl vang tidak ilIem-
punyai pengertian, sehingga tidaklah sampai kepaclanya suara
meleka selain hanya set'uan yang misteli dan panggilan vang
tidak dimengerti. Kalena tul-ran-tuhan (berhala-berhala) yang
meleka selu tidak dapat membedakan lTracam-macaill suala
clan tidak memahami maksudnya. Ini adalah tamsil tetapi dipe-
ragakan dalam bentr-rk gambaran, yaitu gambaran segoiongan
manusia yang menyembah berhala-berhala, stlala seruall Para
penyembahnya sampai kepada meleka dalam keadaan misteri
sehingga tidak dapat dirnengerti maksudnya. Dalam ungkapan
ini ter'lihat jelas kelalaian pala penyeru dan kesia-siaan seruan
me1'eka,di samping kelalaian yang disei'u dan kemustahilan
meleka untuk dapat rnempelkenankan seluan Pala penyen-
bahnya.

0antborori Kcdclcrpon
Al-Qur'an bermaksud menggambalkan kelernahan tr-r-
han-tuhan itu atau para pelindung selain Allah secara umllm/
dan lemahnya perlindungan yang dijadikan sebagai tempat
nengungsi oleh para penyembahnya manakala meleka ber'-
lindung di bawah naungannya. Maka, pengertian ini digam-
barkan oleh ushfu al-Qur'an dengan gambalan yang berdi-
mensi ganda.

p{l<t-_,t, *i 9 i a.\r33i o"ii r5


q *Ai SarLt:C; a:-;f +;b5i
77
J{ c i rr .).r l3.r r r .r l- Q,, r'.r, r, o u g )1( u o f, i, E, R n,,
1
"

"Perumpamaan orong_orang
ta*jj,t4jLX
Aang mengambil
pelindung-pelindung selain Ailah ad,alah seperti
Iab a-Iab a
ang membuat ntmah. D an s e sung guhng o
A
rumah Aang paling lemah ialah rumah tila\aba
kalau merelca meng etahuj,, 1al-.Ankabut
[29] : 4l).
Mer.eka bagaikan laba_laba, kecil clan lemah, mengr_rngsi
kepacia perlindungan tuhan-tuhan atau para pelindung
yang
teinpat per.lind'ngannya seper.ti rumah laba_laba, yang just'u
lebih lemah dan lebih kecil. Ka'ena sesungguhnya
r.umah ya^g
paling lemah ialah'umah raba-Iaba. Akan tetapi, mer.eka
ticlak
mengetahui sekalipun hal-har yang mudah clan terlihat
ini.
Maka, keadaan orang-orang yang menyembah selain
Allah di
samping iemah dan tak ber.daya, juga bodoh dan tolol,
meng_
ingat mereka tidak dapat memahami rnasalah yang
paling
mucla}r dan terlihat sekalipun. -,

0onrborcn Kesenrbilun
Al-Qur.'an bermaksud mener.angkan bahwa orang yang
mernpersekuhrkan Allal-r itLr tidak punya pegangan, tidak
ber-
akar', tidak eksis, dan ticlak tetap. Maka, al_eur'an
menyaji_
kan makna ini dengan gambaran yang cepat clan ker.as
gerak_
annya.

i3i (':1;:fii$e,:iA
trr*4Ui*#j
78
$n,,,6.,,.,,t Clt t i,rti[i

" Barang siapa mempers ekuh)kan s esuatu de-


ngan Allah, maka ad-alah ia seolah-olah jatuh dari
Iingit lalu disambar oleh burung, atau diterb angkan
angin ke tempat yang jauh" (al-Hajj l22l: 3ll'
Demikiardah gambarannya secara sekilas' Dia tequngkal
ctrari ketinggian tanpa ada seorang Pun yang
mengetahuirwa'
ticlak ada tempat baginya di bumi balang sekejap pun' kar-ena
saatjatuhnnyaiadisambarolehbur.rrngraksasaatauditer-
bangkan oleh angin keras ke tempat yang sangat jauh' tanpa
ada seorang Pun yang mengetahui cli mana jatuhnya' Demi-
kianlah makna Yang dimaksud'

0ombcrron KesePuluh
Al-Qur'an bermaksud rnenegaskan makna telhalang
danter.sia-siadihar.iakhiratbagiorang-or.angyangtelahdiberi
al-Kitab o1eh Allah sebelum Islam, lalu mereka menvia-nyia-
kannva. Dan, Ailah'telah menlambil janji dali rnereka untuk
beliman lalu meleka beljanji kepada-N1'a' tetapi mereka
menyalahinya clemi memperolel'r keuntungan materi yang se-
dikit. sikap mereka sarna dengan sikap ola1lg yar-rg tidak terikat
dengan janji dan tidak Punya kehormatan, kata-katanva
tidak
bisa dipegang. Maka, ushtb al-Qur'an menghaciirkan makna
menyia-nyiakan janji ini dalam bentuk gambaran yang
konkret.

i 5r4:, ;r+6 65 i'i)6,6i-^1't1ii iL


.?t"i,rD..l3arr .,. ['-Q'a'..,t yrt,,g )1("t,nL1r./1,ll.",,
t
I
t,4 +\:i;#; ;+Hjt,
" Sesungguhnya orang-orang Aang menukar
jK,ii i.;_
I

janji(nga dengan) Allah dan sumpah-sumpah me-


reka dengan harga Aang sedikit, mereka itu tidak
mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allahtidak
akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan
melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak
(pula) akan mensucikan mereka. Bagi merelca azab
Aang pedih" (Ali 'Irnran l3lz 771.
Maka, menjadi teranglah makna tersia-sia ini, bukan
kalena kata tersia-sia, melainkan berkat gambar gelakan yang
menunjukkan kepada pengeltian ini. Pengertiannya bukan
karena tidak diajak bicara, bukan karena tidak dilihat, dan
bukan pula kalena dibersihkan dali dosa-dosa, melainkan
yang diterimanya hanyalah azab yang peclih.
***
Sebagaimana ilrenggambalkan berbagai makna yang
murni (abstlak), al-Qur'an juga menggambarkan belbagai
kondisi kejiwaan dan ha1-hal yang bersifat maknawi:
(1) Al-Qur'an bermaksud memper'lihatkan kondisi ke-
bimbangan yang dialami oleh orang rnusyrik sesudah ber'-
tauhid dan olang yang rnembagi hatinya antala Tuiran Yang
Esa dan tr-rhan-tuhan yang banyak, sehingga peLasaanltya ter-
bagi antara pelunjuk dan kesesatan. Maka, uslu& al-Qur'an
menghadilkan makna ini ke clalam gambaran vanp; dapat ciira-
sakan dan clapat dibayangkan.
1z
rp,y:
lzlz (fr)\ttffi-\ 6 ;'\-i
,

w\i.;:\ S
rrr 6(rt (tn Ot t i,rfi (
9d

,tiv$i'{ffi i( 6 t'i:d,K \f^W;


&.-
u-ri..-6 rt \ 3r/' ; 4'MiiSQ A;*i
"Xotoionlah,' Ap akah kita akan menA etu s elain
d.aripad"a Allah, sesuatu Aang tidak dapat menda-
tangkan kemanfaatan kepada kitiz dan tidak pula
mendatangkan kemudharatan kepada kita dan
(apakah) kita akan dikembalikan ke belakang sesu-
d"ah Attah memberi petunjuk kepada lcita, seperti
orang Aang telah disesatkan oleh setan di pesa-
Luang(rn Aang menakutkan; dalam keadaan bi-
ngung, dia mempungai kawan-kauan Aang me-
manggilnga kepada jalan Aang lurus (dengan me-
ngatakan), 'Manlah ikuti kami"" (al-An'am [6]: 7l]'
Maka, tampaklah gambaran manusia sengsal'a yang
disesatkan oleh setan di pesawangan yang menakutkan ini'
Kata istilntta' yaknt disesatkan menggambarkan makna y;rng
dimaksud. Ad.uhai sekiranya dia mengikuti arah jalan sesat
itu, sehingga ia mempunyai satu tujuan yang dialah, sekalipr'rrr
jalan yang ditempuhnya itu adaiah kesesatan. Akan tetapi, clari
sisi lain ada teman-temannya yang menyerunya ke jalan yang
lurus d.engan mengatakan, "Mnrilnlr iluti lcnni'" Sedang clia
ber.ada cli antar.a jaian yang menyesatkan dan seltlan petunju k
ini dalam keadaan kebingungan' Hatinya terbagi tanpa bisa
menilai pihak manakah di antara dua golongan ilr-r Vang harus
ia ikuti, dan jalan manakah yang akan ditempuhnya. Dia hanya
bisa bercliri di sana sebagai sosok yang kebingllngan menoleh
ke sana clan ke mari.

81.
J{et'D&E4nofl-Q'',o,.y,tng)I(enofljtt8fton

(2) Al-Qur'an bermaksud membeberkan keadaan orang_


orang yang telah dianugerahi pengetahuan oleh Allah, lalu
mereka lari darinya seakan-akanmereka belum pernah dianu-
gerahi sama sekali. Kemudian mereka hiclup meluncur ke
bawah, diburu oleh bayangan dirinya dan hawa nafsunya ka-
rena pengetahuan dan kebodohan mereka sendiri. Sehingga,
mereka tidak pernah mer:asa tenang dengan kelalaiannya dan
tidak pernah merasa tenang pula dengan pengetahuannya.
Maka, keadaan mereka ini digarnbarkan oleh al_eur,an de_
ngan ungkapan berikut.
"Dan bacakanlah kepad"a mereka beita orang
Aang telah Kami berikan kepadanga ayat_ayat Kami
(pengetahuantentang isi at-Kitab) kemudian dia me_
lepaskan diri daripada agat-agatitu, lalu dia diikuti
oleh setan (sampai dia tergoda), makajadilah clia
termasuk orang-oro.ng Aang sesat. Dan kalau Kami
menghendaki, s e sung guliig a Kami ting gikan (d"era_
jatnga) dengan ayat-agat iht, tetapi dia cend.erung
kepada dunia da.n menurutkan hawa nafsunya
A ang rendah, maka p erump amaanng a s ep erti anjing
jika kamu menghalaunAa diulurkannya lid.ahnga
dan jika kamu membiarkannAa dia mengeluarkan
Iidahnya juga)" (at-A.raf [7]: t7S-L761.
Dalam gambaran ini terkandung makna menghinakan
dan merendahkan. Dan yang demikian itr,r merupakan tujuan
agama, bukan termasuk bahasan kita di sini. Akan tetapi, clitin-
jau dari segi seninya, ia merupakan gambaran yang terperaga_
kan. Di dalamnya terdapat gerakan yang rutin, yaitu gambar.ar-r
yang sudah dikenal. Dan cara seperti ini, untuk rnengukuhkan

82
$n,t' 6o,o " t'l t t i.rt i l?

makna yang dimaksud, mempunyai kesan yang lebih keras


dan lebih kuat. Dernikianlah terjadi pertemuan antala tujuan
agama dan penyajian seni. Sebagaimana semua gambaran
yang disajikan oleh al-Qur''an.
(3) Al-Qur'an bermaksud menelangkan keadaan aqidah
yang goyah, hingga orang yang bersangkutarr tidak mempunyai
keteguhan dalam keyakinannya, dan tidak mampu menghaclap L

kesulitan-kesulitan yang menghadangnya dengan hati yang


kokoh, tetapi ia tidak menjadikan aqidahnya tetisolasi dari
pengaluh-pengaruh kehidupannya, jauh dari nelaca laba dan
rugi. Maka, uslub al-Qur"an menyajikan makna kegoyahan irri
dalam gambaran sesuatu yang goyah, rapuh, dan hampil runtuh.

iF:;iGW t;6 iy+}- ii"i;\K. * eW


?,:; Selft+ - & 3ti'{+{,3
r-X
"Darr di antara manusia ada orang Aang me-
ngembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia
memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam kearl-aan'
itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berba-
liktah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia drLn di
akhirat... " (al-Hajj l22l: LLl.
Sesungguhnya imajinasi benar'-benal hampil clapat
membayangkan makn a I nrfm yang menggambarkan keaclaan
ibadah sebagian manttsia, seakan-akan clia beracla di tepian
yang curam. Sesungguhnya dia benar-benar' hampir rneiil-rat
dalam imajinasinya kondisi riil kegoyahan yang clialan.ri oleh
mereka di tempat berdirinya, sedang mereka dalam l<eaclaan

83
)letndaBan.. fl-Qrr'.,,, y,t,t g J1(",,.aRjrrBRo,,

terombang-ambing antara diam dan goyah. Dan, sesungguh-


nya gambaran ini benar-benar menggambarkan keadaan go_
yah secara lebih terang daripada apa yang dapat dilakukan
oleh nngkapan mana pun, mengingat ushtb al-eur,an lebih
berkesan dalam perasaan dan senafas dengannya.
Sampai sekarang masih teringat dalam' bayanganku
gambaran tersebut semasa aku kecil dan mengaji al-eur,an
di madrasah ibtidaiyah, manakala pengajianku sampai pacla
ayat ini. Akan tetapi, betapa jauhnya perbedaan persepsiku
sekarang dengan persepsiku yang masih seclerhana pada wak-
tu itu. Dan, tidak disangka ter.nyata per.bedaannya dengan yang
sekalang hanyalah karena wawasanku menilai bahwa ung-
kapan ini adalah tamsil, bukankenyataan yang sesungguhnya
yang dapat disaksikan. Yang demikian itu karena ber.kat
mukjizat ushtb a7-Qul.'an yang melibatkan aneka ragam daya
tangkap dalam memahaminya, sehingga ia dapat dicerna
olehnya pada setiap konclisi dan menyajikan kepadanya ben-
tuk gambal yang hidup, dengan perbedaan dalam pemahaman.
(4) Contoh lainnya yang semisal tetapi dengan tujuan
lain adalah gambaran yang disajikannya guna menggam-
balkan keadaan kaurn Muslimin sebelum mer.eka masuk Islam,
yaitu ketika mereka terancam akan terjerumus ke dalam neraka
jahanam karena keingkar.an mereka. Hal ini digambar.kan oleh
firman berikut.

(A_\4i\ijt\:,:i,{;U-^\[?},+()

84
('[t ti,rtifi
$o "t 6oro,'

)+,'i;#i&t'g,rrui(;A'gtLwTi
(;;f *'; -)ut alFwcI" e j bFL
,tn. )tzzl- 1'/
\
/' t /z zzn) )2"/t"

"Dan berpeganglah kamu semua kepada tali


(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,
dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (mas a jahiliah) b ermusuh-m7ts7than,
ma.ka Allah memp ers atukan hatimu, lalu me nj adilctLt
kamu karena nikmat Allah orang-orang yang ber-
saudara; dan kamu telah berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah meny elamatkan kamu daripcLda-
nAa..." 1Ali'Imran [3]: L03].
Demikianlah disebutkan oleh firman-Nya bahwa dahulu
di rnasa jahiliyah kamu telah belada di tepi jurang neraka (kebi-
nasaan) dan telapak kakimu hampil terpeieset rnenjelumus-
kan dirimu ke dalamnya. Yang telpenting bagi kami dalam
hal ini bukan membahas kecerinatan dan kebenaran ungkapan
tnsybilt (alegori), melainkan yang telpenting adalah menga-
nalisa gambaran gelak kegoyahan yang hampir membinasa-
kan, seperti yang ditangkap oleh imajinasi penelaahnya" Sean-
dainya acla pelukis yang mahir memadukan walrla rnampu
mengekspresikan gambar gerakan yang terbayang oleh imaji-
nasi ini ke dalam bingkai lukisannya, tentulah hasi1n1.3 fl1n1
melahilkan kalya brilian yang diperhitungkan dalam clunia
Iukisan. Pelukis mempunyai kanvas, biirgkai clan r:af vang,
beranera ragamwarnanya, tetapi di sini a1-Qur''ancukup hanya
dengan kata-kata mampu menyajikan gambar lukisan itu.
Kemudian kita perhatikan keindahan ushtb arl-Qu/an

85
!){ei nh Ea n o f- Q, r'o,, yo t r g 31( Nrj rr\ R,r,,
",r,r

ini ciari sisi iain, saat ia menyajikan gambaran ini, kemuclian


menampilkan gambaran jurang neraka dan menempatkan me-
reka berada di tepinya, dengan melupakan kehidupan dunia
seluruhnya yang memisahkan antara mereka dengan nelaka.
Meleka yang masih hidup dan masih berada di dunia ini di-
gambarkan dalam adegan ini berada di tepi julang neraka, ke-
tika mereka masih dalam keadaan kafir. Tentulah hal ini me-
lupakan keindahan lainnya yang tidak didapati dalam lukisan
pelukis mahir mana pun.
(5) Serupa dengan gambalan ini adalah gambaran lain-
nya tentang orang vang mendirikan bangunannya bukan ber-
landaskan kepada ketakwaan.

T ;*tt,F Ag'tt iY'"16 <;t ",*t


2Q-y,316 )6'#\fr iF,i1. j: H\"J (\ ti
.41 ,z
c{*
"Maka apakah orang-orang Aang mendirikan
masjidnya di atas dasar takuLa kepada Allah dan
keridhaan-Nga itu Aang baik, ataukah orang-orot'Lg
Aang mendirikan bangunannAa di tepi jurang Aang
runtuh, lalu bangunannAa itu jatuh bersama-sama
dict ke dalam neraka jahanem?" (at-Taubah [9]: lO9].
Di sini menjadi lengkaplah tayangan gelakan terakhir
vang diprediksikan terjadi pada ayat tadi berkat firman-Nya,
'&$e.$(;6 1'LnIu bnngr.rnnrutyn ihL jnttLhbersnmn-snnn din ke
dnlnm ner nlu j nhnnnm. " ) D engan demikian, tuntaslah kehidup an

86
$o,,, 8o,o,t Clt ti,rtil?

dunia seluruhnya tanpa disebut-sebut lagi sekalipun dengan


katatsumntn sebagai ganti dari katafn yang ada dalamfirman-
Nya ]tilu (huruf /a mengandung arti urutan yang tidak ber-
jangka waktu sedangkan tsummn menunjukkan urutan yang
berjangka waktu. Penj). Demikian itu karena tenggang waktu
yang panjang ini amatlah pendek, tiada artinya dibandingkan
dengan kehidupan akhirat yang abadi, sehingga tidak per'lu
disebut-sebut lagi. Hal ini merupakan keindahan seni sendiri
dalam hal penceritaan, yang akan diterangkan pembahasannya
secara terperinci dalam O*"Tf sendiri.

Di antara gambaran berbagai kondisi kejiwaan yang


disajikan al-Qur'an adalah reaksi yang dilukiskan ke dalam
bentuk "sosok" manusia secal'a jelas dan terang.
Contohnya adalah filman Ailah yang telah disebutkan
di atas yaitu,
'/;tFK$*-; ,tiiiri " Dsn cli nntnrn nnnrtsin ncln
orflng yang flrcnyenrbah Allnh clengnn bernda di tepinn." Dan di
sini ditambahkan contoh-contoh semisal'
(a) Al-Qur'an bermaksud memperagakan kondisi pem-
bangkangan yang toiol dan kesombongan yang buta sehing-
ga tidak ada gunanya lagi algumentasi dan bukti baginya. Ma-
ka, ushtb al-Qur'an menghadirkan makna ini ke dalam gam-
bar sosok manusia dalam kalimat-kalimat berikut.

$s;y.dls'iati;vv&c::uJ:
fi:'ii#ii:i,sw4sf-artf]ui'
87
Jt eir r )c l3.r r r .. f- Qt'o,, yo ttg 31(e t, alju 8l!o,,

"D(rn jika seand,ainya Kami membukalcan


kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langi|
lalu mereka terus -menerus naik ke atasng a, tentulah
me r e ka b e rkat a,' S e sung guhng a p and ang an kami-
lah gang dikaburkan, bahkan kami adalah orang-
orang Aang kena sihir"'(al-Hijr [15]: la-15).
Atau dalam firman lainnya yang menyebdtkan,

fj6:u-iiJarc*\:iSouj-46K-Js'u5l;
.A, + ltlt -i,-,a.. -
+W:fuYltrr,:!
"Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan
di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnga de-
ngan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang
Aang kafir itu berkata, 'Ini tidak lain hangalah sihir
Aang nyatcl"' (al-An'am 16l:- 7l
(b) Al-Qur'an bermaksud menerangkan bahwa rnanusia
tidak mengenai Tuhannya kecuali c{alam konclisi sulit, hingga
manakala datang jalan keluar dari kesulitan itu ia lupa kepada
Allalr yang telah meienyapkan kesulitannya. Akan tetap i, uslult
al-Qur'an tidak mengemukakannya dalambentuk makna hati
sepelti ini, melainkan ia menyajikannya dalam bentuk gam-
baran yang penuh dengan gerakan aktual, dan adegan yang
beluntun, serta menonjolkan di sela-selanya sosok manusia
yang banyak didapati di kalangan ketulunan Adam.
"Dia-lah Tuhan Aang menjadikan kamu dapat
berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga
apabila kamu berada di dalam bahtera, dan melun-
curlah b ahtera itu memb au a orang - orang g ang ada

88
$o,,,8or..,, 0rti,ltili

di d.alamnAa dengan tiupan angin Aang baik' dan


mereka bergembira karenanya, datanglah angin
bad"ai, Qan (apabila) gelombang dari setiap penjuru
menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka te-
lah terkepung (b ahag a)maka mereka b erdo a kep ada
Altah deng an mengikhlaskan ketaatan kep ada-Ng a
semata-mata. (Mereka berkata),' Sepung guhng a jika
Engkau meny elamatkan kami dai b ahng a ini' p astila'h
kami akan termasuk orang-orang Aang bersgukur''
Maka tatkala Attah meng elamatkan mereka, tib a-tib a
mereka membuat kezhaliman di muka bumi tanpa
(alasan) Aang bennr" (Yunus lLOl: 22: 231'
Demikianlah gambaran inibegitu hidup penuh dengan
ger.ak; ber.gelombang dan bergetar membuat nafas naik tr"rfun
seiling dengan naik turunnya gelombang yang membawa pre-
rahu. Kemudian pada akhirnya gambalan ini menunaikan
makna yang dimaksud denganungkapanyang lebih menyen-
tuh dan lebih tuntas.
(c) Al-Qur'anbermaksud menampakkan sosok manusra
yang iahirnya ter'lihat memikat tetapi batinnya jahat, rnaka
ttshtb al-Qur'an menyajikannya ke dalam gambalan berikut'
"Dan di antara manusia ada orang Aang ucclp-
annAa tentang kehidupan dunia menarik hatimu,
d.an dipersaksikannga kepada Allah (atas kebe'
naran) isi hatinga, padahal ia adalah penantang
!1ang pating keras. Dan apabila ia berpalin'g
(dari
kamu) ia berjalan di bumi untuk mengadakan kent-
sakan padenAa, dan mentsaktanam-tanaman dan
binatang terrrak, dan Allahtidak mengukai kebina-
saan" (al-Baqarah l2lz 2Oa-2OS ).

89
J{etn)afaan,tLQr"'an g* trg 31("tto(grr1lo,,

Maka, tLslttb ini mengganti kata sifat menjacli gerakan


dan sikap, dan ia menonjolkan per.bedaan antal.a lahir. dan ba-
tin dalam bentuk urutan gerakan gambar-gambar yang dapat
diterima oleh jiwa dan imajinasi.
(d) Sebagian manusia ada yang lemah aqidahnya,lemah
tekadnya dan tertutup keadaannya, tidak tampak kelemahan-
nya bila dalam keadaan senang. Tetapi bila keadaan memer-
lukan kesungguhan dan kesulitan datang menimpa, maka
barulah kelemahan ini tampak seluruhnya. Mereka digambar.-
kan oleh al-Qur'an dalam ujud sosok yang jelas karakternya
melalui kalimat-kalimat berikut.

"'
5i J;:69.i;-, *$ g:t \j:c 65i Jfri
3,jJrr:_;ictjij5"3::.,liv55:iKr
|;;i'tr){"6';11;:l;,,t$f-":fi
orang-orang Aang beriman berkata,
"Da"rL
'Mengapa tidak diturunkan suatu surat?, Maka
apabila diturunkan suatu surat yang jetas maksud.-
nya dan disebutkan di dalamnga (perintah) perang,
kamu lihat orang-orang Aang ada pengakit di d.alam
hating a memand ang kep adamu s ep erti p and,ang an
o rcln g g ang ping s an kare n a t akut mati', Muhamma d
{

ft71:2o1.
Pemandangan otang yang pingsan karena takut mati
sudah biasa, dan harrya der-rgan penyebutan ungkapan ini, maka
akan muncullair rupa mereka di dalarn hati, disertai dengan
penarnpilan yang hina dan rendah.

90
$u,,,6o,n,,d'ttiolifi

(e) Adakalanya sosok irli muncul dalam suatu kisah yang


diriwayatkan lalu ia melampaui kisah khususnya dan kekal
menjadi sosok yang belsifat umum dan menyeluluh.
"Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-
pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika
mereka berkata kepada seorang Nabi mereka, 'Ang-
kotlahunt:uk kami seorang raja supaga kami berpe'
rang (di banaah pimpinannga) di jalan AIIah.' Nabi
mereka menjawab, 'Mungkin sekati jika kamu nanti
dituaiibkan berperang, kamu tidak akan berp erang.'
Mereka menjanuab, 'Mengapa kami tidak mau
berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnga
kami telah diusir dari kampung halaman kami dan
dari anak-anak kam.i?' Maka tatkala perang itu
ditaajibkan atas mereka, mereka pun berpaling
kecuali beberapa orang saja di antara mereka" lal'
Baqarah l2l2461.
Di dalam contoh ini ditarnbahkan, selain berjiwa lemah,
adanya sikap suka protes di masa damai dan pula-pllra me-
nampakkan keberanian dan sok jagoan, kemudian belubah
menjadi lemah dan pengecut manakala tiba saat pelang yang
sesungguhnya.
Ini bukanlah menceritakan tentang sesuatu peristiwa
yang terjadi sekali kemudian selesai dan berlalu. Sesungguh-
nya ini merupakan gambaran tentang contoh karakter yang
akan terus terjadi di kalangan anak-anak Adam tanpa ada
kaitannya dengan zarnall dan tempat.
Hanya sampai di sinilah karni batasi contoh-cot'ttoh vang
berkaitan denganmakna hati, keadaan jiwa dan sosolt ttr;rnusia

91
Jteln)u,fiun.r f-Q,r'o,r y,tn,1 Jl(enaftju\ftan

yang diketengahkan olehttshtb al-Qur'an ke dalam gambaran


yang berbentuk maupun yang bergerak, sebagai ganti dari
ungkapan kata-kata semata. Sekarang sudah tiba saatnya bagi
kami untuk mengetengahkan contoh-contoh gambaran yarlg
berbentuk bagi adegan kejadian-kejadian yang telah berlang-
sung/ tamsil-tamsil yang dibuat dan kisah-kisah yang diriwa-
yatkan. Metode yang digunakannya sama dan kemiripan di
antaranya begitu dekat.
(1) Berikut ini al-Qur'an menceritakan tentang kekalah-
an, ia menghadilkannya dalam bentuk adegan lengkap yang di
dalamnya ditonjolkan gerakan-gerakan lahiriah dan reaksi-reaksi
yang terpendam, dan bertemulah di dalamnya gambaran yang
dirasakan oleh indla dan gambamn yang dilasakan oleh jiwa.
Seakan-akan adegannya ditayangkan kembali tanpa melalaikan
suatu adegan pun baik yang kecil maupun yang besar.
"Hai orang-orang ganQ'beriman, ingatlah akan
nikmat Allah (Agng telah dikaruniakan) kepadamu
ketika datang kep adamu tentar a-te ntara, lalu K ami
kirimkan kepada merekq angin topan dan tentara
Aang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adaloh
Allah Maha" Melihat akan apa Aang kamu kerjakan.
(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dai atas
dan dai bawahmu dan ketika tidak tetap lagi peng-
Iihatan (mu) dan hatimu naik mengesak sampai ke
tenggorokan dan kamu meny angka terhadap Allah
deng an b erma.cam-macam purb as anglra. Di situlah
diuji orang-orang Mukmin d"an digoncangkan (hati-
ng a) deng an g oncang an V ang s ang at. D an (ing atlah)
ketika orang-orang munafik dan orang-orang Aang

92
$o,,, 6oto,t flt I i.rtifi

berpengakit dalam hatinga berkata, 'Allah dan


Rasul-Nga tidak menjanjikan kepada kami melain-
kan tipu daga.'Dan (ingatlah) ketika segolongan di
antara mereka berkata, 'Hai penduduk Yatsrib (Ma-
dinah), tidak adatempat bagimu, maka kembalilaLt
kamu.' Dan sebagian dari mereka minta izin kepada
Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, 'Se-
sung guhny a rumah-rumah kami terbuka (tidak adct
penjag a).' Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak ter-
buka, mereka tidak lain hangalah hendak lari" lal'
Ahzab [33]: 9-13].
Tiada suatu gelakan jiwa maupunindla dali adeganke-
kalahan ini, dan tiada ciri yang tampak maupun yang tersem-
bunyi di antala ciri-cili adegan, melainkan direkam oleh pita
yang tipis dan berputar', yang seirama dalam gelakannva
dengan gelakan adegan secal'a keseluluhan'
Itulah musuh-musuh yang datang menyerang kaum
Mukminin dari segenap penjdi'u, daninilah adeganmata kaum
Mukminin yang tidak tetap lagi dan nafas meleka yang telasa
menyesak. Dan itr-rlah pemandangan kaum Mukminin yang
terlihat dalam kegoncangan yang hebat. Dan itulah orang-
orang munafik sedang kasak-kusuk menebal fitnah dan rne-
mudalkan semangat perang kaum Mukminin, selaya rnenga-
takan, "Allnh dnn Rnsul-Nyn tidnle nrcnjnnjiknn lrcpndn hnnil
nrclninlcnn tipu dnyn." Dan mereka mengatakan kepada pen-
duduk Madinah, "Ticlak ada gunanya kamu tinggai cli sini,
kembaliiah karnu ke rumah kamu karena sesungguhnya ru-
mahmu dalam keadaan bahaya." Dan orang-orang yang lemah
hatinya mengatakan, "sesungguhnya rumah-rutnah kami

93
lXeLt),,lano f-Qrr'.r,r yo,rg )11en,r.Rjtt8ft,r,,

dalam keadan terbuka tidak terlindungi", padahal kenya-


taannya tidak demikian. "Mereka hanya ber.maksud hendak
lari dari medan perang."
Demikianlah tiada yang ter.lewatkan dalam adegan ini
suatu gerakan atau suatu sikap punmeiainkan terekam dengan
jelas, seakan-akan ditampilkan hidup dan hadir, dan ini me-
mang kejadian yang nyata. Akan tetapi, gambar-an kekalahan
ini diper'lihatkan secara umum, terlepas dari semua kondisi.
Kelebihan ataupun kekurangannya tiada iain hanyalah me-
nyangkut detail kecilnya saja dalam kenyataan vang ada.
Sedangkan, gambaran kejiwaannya ber.sifat kekal dan ber-ulang
di setiap zarrtan, setiap kali dua golongan berhadapan di me-
dan pelang dan salah satunya terancam kekalahan.
(2) Mirip dengan gambaran ini adalah gambaran lain-
nya, y angjuga menceritakan perihal kekalahan dengan spesi-
fikasi yang sama yaitu sebagai gambaran yang kekai bukan
kejadian yang bersifat kasuistis.
"Dan s e sltng guhng a Allah telah memenuhi j anji-
Nga kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka
deng an izin-Ng a sampai pada s aat kamu lemah dan
berselisih dalamurusan itu dan mendurhakai perin-
tah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepada-
mu a.pa Aang kamu sukaL Di antaramu ada orang
Aang menghendaki dunia dan di antara kamu ada
orang Aang menghendaki akhirat. Kemudian Allah
memalingkan kamu dari merekauntulc menguji lca-
mu; dan sesungguhnga Allahtelah memaafkan ka-
mu. Dan Allah mempunAai karunia (Aang dilimpah-
kan) kepada orang-orang Aang beriman. (Ingatlah)

94
$arrrGcrtarr Otlirlifi

ketika kamu lari dan tid"ak menoleh kepad-a seseo-


rangpun, s e darLg Ra.sul g ang b er ada di antar a katu an-
katuanmu Aang lain memanggil kamu, karena itu
Altah menimpakan atas kamu kesedihan atas
ke s e dihan, sup aA a knmu j ang an b e r s e dih hati te rha'
dap apa Aang luput dari pada kamu, dan terhadap
apa Aang menimpa kamu. AIIah Maha Mengetah'ui
apa Aang kamu kerjakan. Kemudian setelah kamu
berduka cita Alla"h menurunkan kepada kamu
ke amanan (b erup a) kantuk A ang meliputi s e g olo ng an
dari kamu, sedang segolongan lagi telah dicemas-
kan oleh diri mereka sendiri; mereka mengangka
Aang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan
jahiligah. Mereka berkata, 'Apakah ada bagi kita
barang sesuatu (hak campur tangan) dalamLrltsan'
ini? Katakanlah,'sesung guhny a urusan itu s elunth-
nya di tangan Allah. Mereka mengembunyikan d'a-
Iam hati mereka apa Aang mereka tidak teranglcan
kepadamu... " (Ali'Imran [3]: 152-154)'
Setelah membaca semuanya itu terbayangkan olehku
seakan-akan aku menyaksikan adegan ini secala langsung
dengan semua pelakunya dan semua yang terjadi padanva.

Kemudian marilah -it" beberapa tamsil,vang


disebutkan daiam al-Qur'an.
"*rkan

Tonrsil Pertanra
Sekarang kita belada di hadapan para pemilik kebun,
vaitu kebun di dunia bukan kebun di surga, dan inilah meleka
sedang menunggu-nunggu suatu urusan mengenai kebur-r
mereka. SesungguJrnya orang-orang fakir mempunyai hak dali

95
X"Lt dt1ot...f-Qpr'..,r yo,rg 31(",,.,tlrjnBft a,,

hasil kebun ini, akan tetapi pala ahli walis yang memilikinya
tidak suka. Mereka menginginkan hasilnya hanya untr,rk dili
mereka semata, dan tidak mau memberikan bagiannya kepada
orang-orang miskin itu. Sekarang malilah kita lihat apa yang
dipelbuat oleh mereka.

t'#$Alfi:lr**t-ue1u5KAj;r,,
"Sesungguhnya Ka,mi telah menguji mereka
(kaum rrutsgrikin) sebagaimana Kami telah menguji
pemilik-pemilik kebun, ketilca mereka b ersumpah
bahtua mereka sungguh-sungguh akan memetik
(hasil)nga di pagi hari" (al-Qalam [63]: 17).
Sesungguhnya mereka telah mengadakan kesepakatan
untuk memetik hasil kebun mereka di pagi buta tanpa menyi-
sakan sedikit pun darihasiinya buat orang-orang miskin. Kita
biarkan meleka dengan keputusannya itu, sekarang malilah
kita lihat apa yang akan terjadi dikegelapan malam saat me-
reka sembunyi-sembunyi, dan panggung teatel kosong dar-i
peran mereka. Apakah yang bakal kita saksikan? Ternyata di
sana ada kejutan yang terjadi begitu cepat. Suatu gelakan ter'-
sembunyi bagaikan gerakan makhluk halus di kegelapan.

i r.;;rgir' t t;!' ?r $ e39w J$t


"Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang da-
tang ) dari Tuhanmu ketika mereka s edang tidur, ma-
ka jadilah kebun itu hitam seperti malam Aang gelap
gulita" (al-Qalam [68]: 19-2O).
Sedang mereka tidak menvadari adanya bencana yang
menimpa kebun mereka itu.

96
$o," 6o,o,' Clt ti,rl ili

Mereka pergi d.engan diam-diam di pagi buta, seclang


meleka tidak mengetahui bencana yang menimpa kebunnya
di malam hari:

$''*;"iK'f;;e\'Et J t'*ri,Y;5
g?"t'iKaqfiWi.JJti;'rti;i;iirL:(,
"Lalu'mereka panggil-memanggil di pagi han,
'Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu
hendak memetik buahnya.' Maka pergilah mereka
seraAa saling berbisik, 'Pada hari ini janganlah ada
s e orang miskin pun masuk ke dalam kebunmu "' lal-

Qalam 168l:2L-2a1.
Hendaklah pala "pemirsa" menahan lisan mereka jangan
sampai membelitahukan kepada para pemilik kebun itu bencana
yang telah menimpa kebun mereka. Dan hendaklah pala pemirsa
menahan tawa ejekan mereka. yang hampir saja kelual dari
meleka saat menyaksikan pala pemiiik kebun yang terpedaya
itr-r saling memanggil di antala sesamanya sambil sembunyi-
sembunyi, karena takut ketahuan oleh orang miskin. Hendaklah
mereka menahan tawa ejekannya atau melepaskannya, kalena
sekarang sudah tiba saatnya ejekan yangbesar dilontalkan.
lE . ,/- oz // o,e/ / z

*4*)rtPvu:
"Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan
niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal
mereka mampu (menolongnAa)" (al-Qalam [68]: 25).
Benar, mereka sekarang mampu untr-rk mencegah dan
menghalangi, paling tidak menghalangi diri mereka sendiri!

97
)l et n?,afa tn aP-
QLa'",r yrr.n g )1( en a kj tt BR an

Namury mereka mendapat kejutan:

+sjae;rl6G:\,rx
"Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka
berkata,'Sesungguhnga kita benar-benar orang-
orang Aang sesaf (jalan)"'(al-ealam [68]: 26).
Ini bukan kebun kita yang dipenuhi oleh banyak buah-
buahary sesungguhnya kita salah jalan, marilah kawan-kawan
kita cek lagi,
L, , ,:.r-< i/
$t:vst'fl
"Bahkan kita dihalangi (dari meraih hasilnya)',
(al-Qalam [6812 27 l.
Ini adalah berita yang meyakinkan dan suatlr kenyataan.
Dan manakala mer-eka menyesali perbuatannya,

i't!.;,Jitri jil\.ihjjl
" B erkatalah
orang g ang p aling b aik pikirannA a
di antara mereka, 'Bukankah aku telah mengatakan
kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepad.a
Rabb-mu)2, (al-ealam [68]: 28).
DemiAllah, mengapa kamu tidak mensucikan Allah dan
bertakwa kepada-Nya?

*^,ttKcic;#,$6
" Mereka mengucapkan, " Mahasuci Rabb kami,
sesungguhnga kami adalah orang-orang yang zha_
lim" (al-Qalam [68]: 29).

98
$o,,, 8or..,' Clt I irl i li

Sekarang kamu baru mengakui-Nya sesudah nasi men-


jadi bubur.
Dan, sebagaimana setiap teman pelseroan ber'lepas diri
dari tanggung jawabnya manakala terjadi keburukan, lalu
menyalahkan pihak lain. Inilah mereka berbuat seperti itu.

t,6;;'1-,rye$',i;G
"Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian
Aang lain seraga cela-mencele" (al-Qalam [68]: 3O].
Kemudian, itulah mereka tidak lagi saling menyalahkan
dan mereka mengakui kesalahannya, dengan harapan semoga
pengakuan ini berguna bagi mereka untuk rnendapat am-
punan, dan semoga Allah mengganti kebun meleka vang hi-
lang dengan kebun yang lain.

c; 8f'Lwb6 nri: {; t'u'+K(wijJ(,


tl ..t.z
+b*)
"Mereka berkata, 'Aduhai celakalah kita; se-
sungguhnga kita ini adalah orang-orang Aang me-
lampaui batas.' Mudah-mudahan Tuhan kita mem-
berikan gantikepadakita dengan (kebun) yang lebih
b aik darip ada iht ; s e sung guhng a kita meng harapkan
ampunan dari Rabb kita" lal-Qalam [68]: 31-32).

Tomsil Keducr
Sekarang beralih kepada pemilik kebun lainnya, yaitu
dua buah kebun yang lebih besar dari yang pertama. Sesung-
guhnya dia rnempunyaikisahbersama dengan ternamrya yang

99
Xelndt1an afl-Q,r'.r,, yo,rg )1(",ru,(yrri?r,r,,

tidak punya kebun tetapi termasuk orang yang punya irnan.


Keduanya merupakan dua "tipe manusia,, bagi segolongan
manusia. Pemilik kebun sebagai tipe seorang lelaki hartawan
yang terpedaya oleh kekayaannya dan kesenangan membuat_
nya bersikap sombong; sehingga ia lupa kepacla kekuatan yang
lebih besar yang menguasai'ezeki dan kehidupan manusia.
Dia mengi'a bahwa nikmatyang dimilikinya kekal clan tidak
akan lenyap, tiada kekuatan dan tiacla kedudukan yang dapat
mengalahkannya. sedang temannya adalah tipe seorang lelaki
Mukmin yang bangga dengan keimanannya dan selalu ingat
kepada Ailah. Dia memandang nikmat sebagai bukti yang
menunjukkan kepada pemberinya yang wajib ia puji dan ia
sebut-sebut, bukan malah ingkar dan kafir kepada-Nya.
" Dan berikanlah kepada mereka sebuah perum_
pamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seo_
rang di antara keduanga (Aong kafir) dua buah ke_
bun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu
dengan pohon-pohon korrna dan di antqra kedua
kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua buah kebun
itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiad,a ku-
rang buahnga sedikit pun, dan Kami alirkan sungai
di celah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai
kelcagaan besar" (al-Kahfi [18]: O2-Aa].
Kini telgambarkanlah dengan lengkap keadaan kedua
kebun itr-r yang berada dalam puncak kemakmuran dan kesu-
burannya. Kemudian mar.ilah kita ikuti adegan berikutnya.

4c ;t X\:6&W -#- J6;#Iisg


100
$arrrSirrrrn Clr ti,rli ll

.A lziz
9 r;;"b
a zz

"Maka ia berkata kepada kanaannga (Aang


Mukmin) kettka ia b ercakap-cakap deng an dia,' H ar-
taku tebih bangak dari hartamu dan pengikut-
pengikutku lebih lotat"' (al-KahIi [18]: 3a].
Kelihatannya dia mengatakan ucapan ini kepada teman-
nya saat keduanya dalam perjaianan menuju kedua kebun
tersebut, atau telah berada di pintu masuknya, karena dalam
firman selanjutnya disebutkan,

4"433J/itsu.u;i.?)i;;'Xr;Srt
$JLL'i+j;1^:;L3:^AA1ifi6$f$
$tlutirt:i'C\
"Dan dia memasuki kebunnga sedang dia zha-
lim terhadap diinga sendiri; ia berkata, 'AIst kira
kebun ini tidak alcan binasa selama-lamanga, dan
aht tidak mengira hari kiamat itu datang, dan jika
s ekirartg a alst dike mb alikan kep ada Tuhanlan, p asti
qlst akan mendapat tempat kembali Aang lebih baik
darip ada kebun-kebttn itt t "' (al-Kahfi [ 1 8] : 35-36).
Dan inilah dia sedang berada di puncak keangkuhan
dan kesombongannya, merasa tinggi diri dan angkuh. Maka,
apakah gerangan pengaruh semuanya ini pada diri temannya
yang miskin, yang tidak memiliki kebun, tidak Punya harta,
tidak punya pembantu mauPun golongan? Sesungguhnya te-
mannya yang Mukmin ini tidak meremehkan semua fenomena

101
)t ei n D.r Ba r r .. ['-
Q r'o, t y rr n g !)1(e t, o lrj,., K a, t
t
(,

yang dilihatnya dan tidak membuatnya lupa keagungan Tuhan


Yang Maha Membalas. Dan, dia tidak lupa akan kewajibannya
yang benar yaitu menyadarkan temannya yang angkuh itr,r
agal kembali ke jalan yang benar, sekalipun hal ini memak-
sanya menggunakan cala yang keras guna menegurnya, dan
mengingatkannya kepada asal mula kejadiannya yang kecil
dari tanah yang hina.
" Kaw anng a (y ang Mukmin) b erkata kep adang a
sedang dia bercakap-cakap dengannya, 'Apakah
kamu kafir kepada (Tuhan) A ang menciptakan kamu
dari tanah, kemudian dari nuthfah, lalu Dia
menj adikan kanru s eorang laki-laki A ang s empurna?
Tetapi aku (percaga bahuta) Dia-lah Allah Tuhan-
ku, dan aku tidak mempersekutukan seorang pun
dengan Tuhan-ku. Dan mengapa kamu tidak meng-
ucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu 'Sung-
guh atas kehendak Allah semua ini teruujud, tiada
kekuatan kecuali d"eng an"pertolong an Allah.' Seki-
r anA a kamu ang g ap aku Ie b ih s e dikit daimu d alam.
hal harta dan keturunan, maka mudah-mudahan
Tuhan-ku akan memberi kepadalat (kebun) Aang
lebih baik daripada kebunmu (ini) ; dan mudah-mu-
dahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit
kepada kebunmu, hingga (kebun itu) menjadi tanah
Aang licin; atau airngamenjadi surutke dalamtanah,
maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannAa,
lagi"' {al-Kahfi [18]: 37-al].
Sampai di sini tamatlah adegan dua orang teman, yang
salah seorang dari keduanya bertolak pinggang dengan sikap
yang angkuh karena kesuburan kebunnya, sedang yang lain

102
$o,',6o*,, Clttiotili

adalah seorang lelaki yang percaya kepada Allah ctan merasa


mulia dengan imannya. Dia mengingatkan temannya dan
menegurnya serta menyadarkaltnya kepada hal yang harus
dilakukan saat melihat kebunnya. Tetapi, kelihatan bahwa
temannya itu tidak mendepgar nasihatnya. Ha1 ini wajar,
karena dalam langka menasihatinya dia bersikap kelas seba-
gaimana orang yang marah karena agamanya. Lalu dia mengu-
tuk kebuntemannya itu agar Allahmenimpakan petir kepada-
nya, sehinggakebunnya hangus telbakar danrata dengan tanah,
menggelincirkan kaki yang menginjaknya. Atau, semoga air'-
nya sulut jauh ke dalam tanah hingga tidak dapat dicari, ter'le-
bih lagi dikeluarkan. Kemudian berpisahlah dua olang teman
ini daiam keadaan marah kedua-duanya karena membela
prinsipnya rnasing-masing. Maka, kita lihat bagaimana
kesudahannya.

'aF4Q.6t{"fi{4ri&*6"#:t
Erfior$i,#.3;;rwiAi"
"Dan harta kekagaannAa dibinasakan, lalu ia
membolak-baliklcan kedua tanganng a (tanda
menyesal) terhadap apa Aang ia telah belanjakan
untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama
arany a dan dia b erkata,' Aduhai kir any a dulu
p ara-p
aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan
Tuhan-ku"' (al-Kahfi [L8lz a2l.
Ailah memperkenankan doa lelaki Mukmin yang seha-
rusnya tidak bersikap emosional. Kemudian malilah kita sak-

L03
Jletndal a n o l- Qt t L,, yo t g J1(" t,. oi|rr1i',r,r

sikan teman kita yang dikutuk itu, dia hanya bisa diam selaya
menyesali pengeluaran yang telah dibeianjakannya tanpa
membawa hasil. Sedang kebun anggurnya loboh bersama
pata-pata penyangganya. Dan kita saksikan dia mengatakan,
" Aduhsi seleirnnyn dtiltL nku tidnk nrcntpersekuttilcntx seoratxg plnl

dengnn Tuhnn-ktL." Kemudian kita tutup tirai teater seusai


adegan kehanculan dan permohonan ampunan.
***

Sekarang marilah kita papalkan sebagian dali kisah-


kisah nyata sesudah mengetengahkan kisah-kisah tamsil
(perumpamaan).

Kisoh Nobi Ibrohim Membongun Ka'boh


Marilah kita ingat kembali tayangan kisah Ibrahim saat
dia membangun Ka'bah belsama putlanya Isma'i1, seakan-
akan kita menyaksikan keduanya sedang membangun dan
beldoa saat ini, bukan di masa silam.
"Dan (ingatlah), ketilca lbrahim meninggikan
(membina) das ar-das ar B aitullah b e r s ama I sma' il
(serag a berdoa),' Ya Tuhan kami terimalah daripada
kami (amalan kami), sesungguhnga Engkau-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya
Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang Aang
tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di
antara anak cuan kami umat Aang tunduk patuh
kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami
carcl-cara- dan temp at-temp at ib adah haji kami, dan
terimalah tobat kami. Sesungguhnga Engkau-Iah
Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Pengayang.

104
$o,,,6o,o,, Ot ti,rli li

Ya Tuhan kami, uhtslah untuk mereka seorang Ra


sul dari kalang an mereka' A ang akan memb acakan
kepada mereka agat-agat Engkau, dan mengajar-
kan kepada mereka al-Kitab (al-Qur'an) dan al-Hik-
mah (as - Sunnah) s erta mensucikan mer ekct. Se sung -
guhng a Engkau-lah Y ang Mahap erkas a lagi M ahabi-
jaksana"' (al-Baqarah l2l:. L27 -L291-,
Sesungguhnya doa telah selesai, adegan sudahberlang-
sung dan tilai telah diturunkan.
Di sini terdapat gerakan menakjubkan karena peralihan
dari kalimat berita kepada doa (kalim at in sy n' ) . Hal inilah yang
menghidupkan adegan dan membuatnya seakan-akan hadir'.
Kalimat berita adalah f ilman-Ny a, " D nn (in gntl nl I ke tikn Ib r nl ti r
tt

nreninggiknn (nrcnrbinn) dnsnr - dnsnr B sihillah ber snn m Isn ut' il " -
(al-Baqarah l2l:127).
Idz adaLah isyarat untuk membuka tirai pang-
Laf.azln
gung guna memulai adegan, yaitu Baitullah, Ibrahim dan
Isma'il, keduanya sedang membaca doa yang panjang ini.
Berapa banyak mukjizat seni yang menonjol di sini da-
lam peralihan ungkapan dari kisah kepada doa sehingga makin
menambah jelas gambarannya sekiranya Anda lanjutkan
kisahnya. Dan, Anda akan melihat betapa kulangnya gam-
baran ini seandainya dikatakan, "Dnn ingatlnh ketikn lltrnlittt
meninggiknn dnsnr-dnsnr B aihtllah bersarnn Ismn' il serayn lcedunnyn
berdon,'Yn Tttlmn knnti', ... (dan seterusnya)." Sesungguhnya
dalam bentuk ini merrrpakan kisah, sedang dalam bentuk ush'Lh
al-Qur"an adalah kehidupan. Inilah perbedaannya yang besar'
Sesungguhnya dalam gambaran al-Qur'an, kehidupan itu

705
Jtelnld.Ban nLQtt' an y,',t,g 31i"t,ok7r,8Lon

benar-benar bergerak dan nyata. Dan, rahasia adanya gerakan


dalam semuanya terletak pada membuang satu kata. itulah
mukjizatnya.

Kisoh Bonjir Besor


Kemudian kita sajikan cuplikan adegan dari kisah banjir.
besar, yang disebutkan oleh firman-Nyu,

J.!$Kuc44a;
"Dan bahtera iht berlagar membauta mereka
dalam gelombang laksana gunung" (Hud [11]: a2).
Pacla saat-saat yang menakutkan ini, muncullah pera-
saan sebagai seorang ayah dalam diri Nuh, kar.ena sesungguh-
nya di sana terdapat anaknya yang belum beriman, dan
sesungguhnya Nuh merasa yakinbahwa dia pasti tenggelam
bersama dengan mereka yang ditenggelamkan. Akan tetapi,
inilah gelombang besar yang tidak kenal ampun. Dan perasaan
kemanusiaan dalam diri Nuh mengalahkan perasaan kena-
biannya,laiu dia memanggil anaknya dengan suara memelas
dan nada yang keras,

t;; +Uj "35- )*,t ()\Ur,*i $ u165

Sif.:,{Ss{:
"Dan Nuh memanggil anaknga, sedang analc
itu berada ditempat gang jauhterpencil, 'Hai anak-
lst, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah
kamu b erada b ers ama orang -arang A ang kafir"' llJrwd
ft\: a2l.
706
$o," 8o,o,, Clr ti,rl i l?

Akantetapi, anakyang durhaka itu tidak mengindahkan


seruan ini, darah mudanya yang bergolak tidak melihat adanya
jalan selamat kecuali mengandalkan kemampuan dirinya yang
masih muda,

;trAinl{*tys;,\tJt;
"Anaknya menjawab, 'Aku akan mencari per-
Iindung an ke gunung A ang dap at me melihar aku d ari
air bah"'(Hud [11]: a3].
Kemudian inilah sang bapak yang merasa kasihan de-
ngan anaknya mengeluarkan seruan ter.akhirnya,

";;SJ$rt AU|A?eetrc
"Nuh berkata, 'Tidak ada yang melindungi hari
ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha
Peng ay ang "' lflad. [1 L]: a3).
Dalam sekejap tayangari'adegan ber.ubah, dan gelom
bang besal pun datang menelan segala sesuafu.

t,c:fiibsredic;+lE
"Dan gelombang menjadi penghalang antara
keduanga; maka jadilah anak itu terrnasuk orang-
orang Aang ditenggelamkan" (Hud [11]: 43).
Pendengar benar'-benar akan menahan nafasnya clalam
saat-saat yang singkat ini ketika disebutkan fir.man-Nya,

J.)q(cJ4+',rb

107
J(eln)o,fsan,,,LQrr' o,, yo ttg J1(",r.,Llrrilro,,

"Dan bahtera itu berlagar membatuo mereka


dalam gelombang laksana gunung', {Hud [1\: a2l.
Nuh sebagai orang tua yang sayang kepada anaknya
mengeluarkan seruannya berkali-kaii, sedang anaknya yang
terpedaya dan merasa kuat diri itu menolak ajakan ayahnya,
lalu ombak yang mengamuk menuntaskan adegan dalamsaat
yang singkat. Sesungguhnya pemandangan yang mengerikan
di sini dapat terbaca pengaruhnya melalui manusia yang me-
merankannya, yaittt sang ayah dan sang anak, sebagaimana
terbaca meialui alam saat ombak besar menelan anak-anak
manusia dan menenggelamkan seluruh lembah. Sesungguh-
nya kengerian ini benar-benar sama-sama dirasakan baik orerr
alam yang membisu maupun oleh manusia yang hidup.

oamboro" *.".;;n Hari Kianr.r


(1) Selanjutnya marilah kila ber.alih kepacla aclegan-
adegan hari kiamat dan gambaran tentang nikmat d.an azab,
karena sesungguhnya dalam bab ini pun terkandung bagian
dari gambaran artistik.

jfrsiHz*,J\_d1i?u;;
3;;.|2;r!J\.t*#+,#,EnKqri\itt;-r
iHU_tK3i;Sir
"(Ingatlah) hari (ketika) seorang penyent (ma-
laikat) menAelu kepada sesuatu Aang tid"ak menAe-
nangkan (hari pembalasan), sambil menundukkan
L08
$on,6oro,, Cltfiotill

p and.ang an-p and.angan mereka keluar d.ari kuburan


seakan-akan mereka belalang A ang beterbangan,
mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu.
Orang-orang kafir berkata, 'Ini adalah hari gang
berat"' {al-Qamar [5a]: 6-8).
Ini adalah salah satu adeganhari perhimpunan, ringkas
dan cepat akan tetapi hidup, bergerak dan sempurna berbagai
ciri khas dan gerakannya. Berbagai macam golongan itu keluar
dari kuburnya masing-masing dalam sekejap, bagaikan bela-
lang yang beterbangan. Adegan belalang yang sudah dikenal
membantu lebih hidupnya gambaran pemandangan yang
menakjubkan ini. Dan, inilah meleka berbagai macam go-
longan itu bersegera menuju penyerunya, tanpa mengetahui
mengapa penyeru memanggil mereka. Penyelu itu memanggil
mereka p, t5; 61.( kepncln sesuntu ynng ticlnlc menyennnglenn" ) ,

yang tidak mereka ketahui ;3i.tr# (snntbil nrcnrmchklcnn


p nn dan gnn -p an dan gnn merekn. " )

Hal ini melengkapi gambaran dan memberikan ciri khas


yang lain. Dan, di saat mereka sedang dihimpun seraya me-
langkah dengan segera dan menundukkan pandangan ini
3.;['::St;;!t\3]i;1"ornng-ornngl<af rberkntn,'lninclnlnhltnriynng
sulit."') Maka, tiada iagi adegan yang tertinggal sesudah
episode-episode yang pendek ini melainkan seluruhnya telah
ditayangkan. Sesungguhnya para pendengar benar-benar
membayangkan kejadian hali yang tidak disukai ini, dan ter'-
nyata dipenuhi oleh sejumlah besar tayangan gambar. Yaitu,
adegan gambaran mereka saat sedang dibangkitkan, dengan

109
Jt ei rr ).r l3.r' o l- QLr'o, r yo,, g Jl( r r, 17 r, E {1 o,,
",

penuh kengedan sehingga mencekam setiap jiwa yang hiclup.


(2) Berikut ini adalah adegan lain di antar.a adegan_acleg_
an bergegas-gegas dan ter'tunduk yang te'asa menger.ika. jiwa
dan memberi gambaran warna yang lebih menyediirkan.

tll<drl||J:?Wa<;*g:
*<oyafu. *ffi;;"&yi.
tu;';i',ry-i,IAy;is&,2
"Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad)
mengira bahu.ta Allah lalai dari apa Aang d,iperbuat
ole h" o r ang -orang A ang zhalim. S e sung guhny a Ailah
memberi tan.gguh kepada mereka sampai hari g ang
pada waktu itu mata (mereka) terbelqlak, mereka
datang b erg eg as -g eg as memenuhi p ang gitan d.e _
ng an meng angkat kep alang a, s edang mata mereka
tidak b e rke dip -ke dip d- an hctti me r e ka. ko s o nq,' Ib ra- (

him [14]: 42-43t..


Ada ernpat tayangan gambar.yang ber.turut-turut dan
teLsusun, atau empat adegan dalam satu r.iwayat yang seba_
giannya mengiringi sebagian yang 1ain. Sehingga tercapailal-r
dengan iengkap gambaran yang ter.bayangkan dalarn
imajinasi, vaitu gambaran yang unik tentang tasa terkejut,
malu, takut dan belserah dir.i, diliputi oleh nuansa sedih vang
begitu menyekat nafas. Dan, ini pun mer.upakan garnbalal vang
dituangkan di kalangan makhhrk hidup: mereka adalah anak-
anak Adam, di antara mereka dan par.a pendengar (pemir.sa)nya
terdapat hubungan jenis yang sama dan perasaan yang serupa.

L10
$o,tr8o,o,, 0rti,rtifi

Gambalan ini teltuangkan dalamjiwa mereka seakan-akan hidup


dan sama-sama dirasakan masing-masing dali meleka melalui
daya tangkap dan imajinasinya. Kalena itu, manakala seseorang
membacanya, maka ia langsung bergetar ketakutan seakan-akan
dia sendililah yang menghadapinya.
(3) Kemudian datanglah gambaranketikutan yang besar
sehingga kata-kata tidak mampu mengr-rtarakannya. Marilah
kita simak ungkapan yang menceritakannya.

:t' e;tai {il| ayffi:,}S ;AiW"-


-t3-GjLuisitr*;5_t3-6
Jti)i;5r"r"+:;*E',tLAir,45
a;
rr
f

"Hai manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu;


s e sung guhng a ke g oncang an hai kiamat itu adalah
suatu kejadian Aang sangat besar. (Ingatlah) pada
hari (ketika) kamu melihat kegoncang an itu, Ialailah
semua tuanita Aang menyusui anaknga dari anak
Aang disusuinga dan gugurlah kandungan segala
wanitaAang hamil, dankamu lihat manusia dalam
ke adaan mabulg p adahal s ebenarttg a mereka tidak
mabuk, akan tetapi azab Allah iht sangat keras"
(al-Haji l22l:1-21.
Adegan yang dipenuhi dengan tiap wanita yang menyu-
sui melalaikan anaknya yang disusuinya rnasing-masing. Ia
hanya bisa memandang tetapi tidak melihat, dan hanya bisa

11.1
){etn)aftan of-Qrt, L,r go )1("'ro(;u8?l,,.,,
'tg

bergerak tetapi tidak sadar. Setiap wanita yang hamil kegu-


guran kandungannya. Ini benar'-benar. kengerian yang mena-
kutkan. Dan manusia Anda lihat dalam keadaan mabuk,
padahal sebenarnya mereka tidak mabuk; terlihat mabuk dari
pandangan mata mereka yang layu, dan langkah mereka yang
tertatih-tatih. Suatu pemandangan yang penuh dengan sejum-
1ah peristiwa yang saling berdesakan. Semuanya itr-r hampir
terlihat nyata oleh pandangan mata, sedang imajinasi mem-
bayangkannya dalam-dalam; padahal lasa nger.i yang mence-
kam diri beium lagi mencapai puncaknya. Ini benar-benar ke-
ngerian yang hidup dan tidak dapat diukur bentuk dan besar-
nya, melainkan hanya dapat dirasakan oleh jiwa manusia
kejutannya. Yaitu pemandangan wanita-wanita menyusui
yang lalai dali anak-anak yang disusuinya, wanita-wanita yang
hamil mengalami kegugulan kandungannya, dan manusia semua
c1alam keadaan sepelti mabuk padairal mereka tidak mabuk

'!U$,iiat:i1'$!j 1" nlrn, tetnpi nznb Allnh iht snngnt kerns.")

(4) Apabila ketiga gambalan yang telah ditayangkan di


atas menggambarkan kengerian yang nyata bagi pandangan
mata, maka di sana ada kengerian lain yang tidak dapat
clilasakan kecuali hanya oleh pelasaan:
A, .t li< , /,,,r,- ,r.,h
+*i-;;vt--e-fiff\J. -
"Setiap orang dari mereka pada hari itu mempu-
nyai urusan Aang cukup menyibukkannya" ('Abasa
[8o]: 37]. , g . .,1, *,t 4.
>q4r13,1-)l
11,2
rrr 6cttu rr C'lt ti;l i (
$a

"Dantidak ada seorang teman akrab pun mena-


nAakan temannga" 1a[-Ma'arij [7O]: 1O)'
Sesungguhnya tidak akan dijumpai ungkaPan yang
lebih ringkas dan lebih cermat dari ini dalam menghadirkan
gambaran yang menyibukkan hati dan pernikiran dengan ke-
susahan yang ada dan tidak terelakkan lagi, sehingga tiada
tempat bagi yang lain dan perhatian pun tidak teralihkan ke-
pada selainnya.
Ini adalah adegan lain di antara adegan-adegan hali
(5)
berbangkit yang sedikit terperinci, dan terdiri dali beberapa
adegan. Di antara tiap adegan dengan yang lainnya terdapat
celah yang mengundang imajinasi untuk membayangkan
sepenuhnya.

{tt6tL4
ia4.;+61)flJ1'r;;i*'";J'-
"Merekatidakmenunggu melainkan saht teria'
'
kan sc;ja Aang akan membinasakan mereka ketika
merekased.angbertengkar.Lalumerekatidaklglasa
membuat suafit wasiat pun dan tidak (pula) dapat
kembati kepada keluarganga" lYasin [36]: a9-5O)'
Inilah pekikan (teriakan) pertama yang menuai mereka
ketika mereka sedang bertengkar dan berdebat dengan sesa-
manya, sehingga mereka tidak mampu berbuat apa-apa sekali
pun belwasiat, sebab mereka disegelakan masuk ke clalam
kuburnya. Kemud ian dalam ungkap an berikutnya cliseb Lrtkan'

113
X ei n)afiu,n o l- Qt r'o', yo,t g 31(", r rr"$ rriR o,,

t 6b 6 45,,,2t'{'t 4 itt1:At c dJ
435rL;:)i'6r(\;rJl1i*t,tti37.Y"t{rtfi 6

"Dan ditiuplah sangkakala, makatiba_tiba me_


t,6j55i
reka keluar dengan segera dari kuburng a (menuju)
kepada Tuhan mereka. Mereka berkata, ,Aduh
celakalah kami! Siapakah Aang membangkitkan
kami dari tempat tidur kami (kubur)?' Initah Aang
dijanjikan (Tuhan) Yang Mahct pemurah d"an benar_
lah Rasul-Rasul (Nga)" (yasin [A6]: S1-S2).
Pekikan ini adalah pekikan yang kedua. Maka inilah
meleka bersegara bangkit dari kubur menuju Tuhan mereka,
sedang meleka dicekam oleh r.asa takut dan kaget. Mereka
saling belta nyu, "6+t ( Sinpnknh ynng telnh nrcrttbnngtnt-
ab;.i;
knn lcati dnri tenrynt tidur lcnni ini?") Kemuclia. mer.eka
menggosok-gosok matanya untuk mengecek kebenarannya:
5ja'jfit 4 i;t {1\ t;-t(11i6 ( I n it nh y n n g cl ij n n j ik m rt L t m n
Y nn g Mnl tn P e n ntr sl t dmt b ennrl nh Rn s ul - R nst rl-N y n.,) Kemudian
disebutkan dalam kisah selanjutnya.

'aF ei 6 tr6li iS l;7$,retL- oL


i, L (J L6iiz{jq" .f";; -,1ri
#g S gl t Az.1
{j- "-rt*-'
114
$arrr 6ctt a n Cl t ti,rt i l?

ad"alah teriakan itu s elain s ekali te riakan


" Tid.ak
s aj a, maka tib a-tib a me r e ka s emu a dilatmpulkan ke'
pa.da Kami. Maka pada hari itu seseorang tidak
akan dirugikan sedikit pun, dan kamu tidak dibalasi
kecuali dengan apa Aang telah kamu kerjakan"
(Yasin [36]: 53-54).

tnilah pekikan te'rrkkw,'4fiiiqi\'&l's$ l" Mnkn tibn-

tibn nrcrekn sennm dikmnpullunleepndn Knni").


Mereka benar-benar telah dihimpun, dan cerita pun
mulai ditayangkan. Itulah mereka sedang diajak bicara, ter'lihat
dan terdengar oleh orang-orang yang membaca al-Qur"an seka-
rantg, " Mnkn padrt lmri iht seseornng tidnle alenn dirugilcnn sedikit
pun, dnn knnm tidnlc dibnlnsi keannli dengnn npa ya118 telnlt lcnmtt
lcerjalcan."
perhimpunan telah selesai lalu dimulai-
(6) Dan apabila
lah tayangan selanjutnya, maka kita sekarang menyaksikan
adegan segolongan manusia yang dahulu ketika di dunia aklab
dan saiing mencintai, sekarang mereka pada hari ir-ri tidak
saling mengenal dan saling membelakangi. Dahulu sebagian
rnereka membiarkan sebagian yang lain dalam kesesatannya;
sebagian yang lain sombong terhadap orang-orang Mukmin,
dan sebagian yang lainnya melecehkan mereka yang percaya
akan adanya kenikmatan hari akhirat.
Inilah mereka sedang memasuki neraka rombongan
clemi rombongan. Berikut ini adalah lombongan peltama yang
diberitakan kepada mereka masuknya rombongan kedua.

115
!)1.t,'.du,1"n rLQn' o,, yo,rg 31(",raR1uBRo,,

,&"eu,s
ld

"(Dikatakan kepada mereka), ,Ini adalah satu


rombongan (pengikut-pengikutmu) Aang masuk
berdesak-desakan bersama kamu (ke neraka)"'
(Shad [38]: se).
Maka bagaimanakah jawabannya? Sudah barang tentu
seperti berikut:

t:6iu6fito ws
(Berkata pemimpin-pemimpin mereka A ang
"

durhaka), "Tiadalah ucapan selamat datang kep ad-a


mereka karena s e sung guhng a mereka akan masuk
rleraka." (Shad [3S]: S9).
Apakah orang-orang yang dicaci itr_r diam saja? Tentu
tidak, inilah mereka menjawab,

+ jfrl;eu ;FxS Kl;;,J frJ,$v


engikut me reka meni atu ab,, S eb e-
" P engikuit-p

narrLA a kamulah. Tiada ucap an s elamat d atang b a-


gimu, karena kamulah Aang menjerumuskan kami
ke dalam azab, maka amat buruklah jahanam se-
bagai tempat merletap"' (Shad [38]: 60).
Perdebatan ini ditutup dengan permohonan bersama,

t ;3i ",ti;p_61:Li Vr xG6 ;'fi j tf,\J 6


erkata (lagi),' Ya Tuhan kami; b arang -
" M ereka b
siapa Aang menjerumuskan kami ke dalam azab
ini, maka tambahkanlah azab kepadanga d.engan
berlipat ganda di dalam nere,ka"'(Shad [38]: 61).
116
$.r.,,t 6o,o Clt ti,rl i li
"
Kemudian bagaimana selanjutnya? Selanjutnya kini
mereka merasa kehilanganorang-orang Mukmin yang dahulu
ketika di dunia dianggap rendah dan mereka tuduh sebagai
orang-orang yang jahat. Kini mereka tidak melihatnya belde-
sak-desakan belsama mereka di dalam nelaka.
-Sz'/i-i1l _.-1 iaz, llSz(.)7 1.2 // /.//./.,
r*r,ri $ )vrQ ;;;t( t q ui.i u I u bj
i:';:li'#,*\)'lyh
" Dan berkata,' Meng ap a
(orang -orang durhaka)
kamitidak melihat orang-orang Aang dahulu (di du-
nia) kami anggap sebagai orang-orang Aang jahat
(hina). Apakah kami dahulu menjadikan mereka
olok-olokan, ataukah karena mata kami tidak me'
lihat mereka? "' (Shad [38]: 62-63).

$16' [:t?€]afty
"sesungg:tthrtAa Aang demikian itu pasti terjadi,
(yaitu) pertengknran penghuni neraka" (Shad [38]: 6a].
Sesungguhnya kita pada hari ini benar-benar menyaksi-
kan peltengkaran ini, seakan-akan adegan ini hadir cli elepan
mata kita. Dan, sesungguhnya jiwa setiap anak Adam benar'-
benar akan merasakan dalam dilinya pengaruh adegan ini cian
berupaya menghindarinya-seandainya sikap hati-irati bisa
berguna baginya - agar tidak mengalaminya.

Itulair adegan-adegan y""r a"n.O, cli hari berbar-rgkit cian


pelhimpunan serta dialog yang terjadi di antala para sekutr-r

777
Sletnda\rn aLQtt',t rt yo,,rg Jl(",ro(yuift o u

dan sikap tidak saiing kenal di antara teman-teman akrab. Ma-


ka, sekarang marilah kita saksikan berbagai gambaran ten_
tangnikmat dan azab sesudah dialog dan saling menyalahkan.
(1) Adegan "penggiringan" rombongan orang kafir ke
neraka.
" Orang -orang kafir dibaw a ke nercika Ja.hanam
b eromb ong -romb ong an. S ehing g a ap abila mereka
sampai di neraka itu dibukakanlah pintu_pintunya
dan berkatalah kepada mereka penjag a_penjag a_
ftUa, 'Apakah belum pernah datang kepad_amu
Rasu/-Rasul di antaramu Aang membacakan kepa_
damu ag at- ay at Tuhan-mu dan memp ering atkan ke _
padamu akan pertemuan dengan hari ini?, Mereka
menjawab, 'Benar (telah datang).' Tetapi telahpasti
berlaku ketetapan azab terhad,ap orang-orang kafi.r
Dikatqkan (kepada mereka),, Masukilah pintu_pintu
nerakaJahqnizmitu, sedang kamu kekat d"i d.atam_
nAa.' Maka neraka jahanam itulah seburuk_buruk
tempat bagi orang-orang Aang mengombongkan diri"
(az-Zlamat l39l: 7 t-7 21.
(2) Adegan "penggiringan" r.ombongan or.ang bertakwa
ke surga.
"Da"n orang-orang Aang bertakwa kepad,a
Tuhan-nga dibanaa ke dalam surga berombong_rom_
bongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke
surga itu sedang pintu-pintunga telah terbuka d-ctn
b erkatalah kep ada mereka p enj ag a-p enj ag any a,
' Ke s ej ahteraan ( dilimp ahkan) atas mu, b
erb ahag ia_
Iah kamu ! Maka masukilah surg a. ini, s e d"ang kamu
kekal di dalamnga.' Dan mereka mengucapkcln, ,Se-
gala puji bagi Allah aang telah memenuhi janji_Nga

118
$onr6o"o,' Aotitttft

kep ada kami d"an telah (memb ei) kep ada kami tem
p it tni s e d"ang kami ( dip erkenankan) menemp
ati tem-
pat dalam surga di mana saja gang kami kehen
d"aki.' Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi
orang-orang Aang beramal" laz-Zurnar l39lz 73'7al'
Dan, untuk melengkapi adegan ini disebutkan'

#i;'#-,)i1D;bcKi)xi';:p
"Dan kQmu (Muhammad) akan melihat malai-
kat malaikat berlingkar di sekeliling 'Arasg bertasbih
sambil memuji Tuhan-nya; dan diberi puhtsan di
antara hamba-hamba AIIah dengan adil dan diucap-
kan, 'segala puji bagi Allah, Rabb semesta crlctm'"'
laz-Zwntar [39]: 75).
Menurut hemat kami, adegan terlihat dengan terang dan
jelas, terusun rapi alur kisahnya clan belhadap-hadapan bagian-
dari
bagiannya, tidak memerlukan penjelasan atau keterangan
kita. Untuk itu, malilah kita ikuti alur kisah selanjutnya yang
clialami oleh kedua belah pihak di balik semuanya itu'

,F Jp( t r:tj\ :;6 t,


J:tiiv,Y i
J;:" JL\+('I']L i r-.;ii [Ki s#i
a-

t "-.;ji,-;1i,..+-") Cj\#' i t +;tl


t, KYtKLyt ?H)it;ri
. 6:y,|'
"J
779
JI eL n l a B ru t a. L Q, o,t y o,, g 31(e n rx kjorB fta, t
"'
al . 1,...
* t::;;
"Sesungguhnga pohon zaqqum itu makanan
orang Aang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran
mingak Aang mendidih di dalam petut, seperti men-
didihnga air gang sangat panos. Peganglah dia
kemudian seretlah dia ke tengah-tertgah neraka.
Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan
( dari) air g ang amat p anas. Rasaka nlah, s esung guh-

nya kamu orang Aang perkasa lagi mulia. Sesung-


guhnga ini adalah azab gang dahulu selalu kamu
meragu-ragukanng a" (ad-Dukh an [44]: 43 -5 O ).

? o #t'*L,J $ 6 t6,2{',,t:.:i ;rt


!t ttr' ' t

A:iL t, <,*,;i:)3q h c.6j;;r-


<)-et+i{t$-'r1+-Sir,t*-*6it
,31fi i;';'.ii J < ;i -e i C iv!;{ rA>
rrt- t 00

.A z?1 .2,4/ n t /-//


l+lJo_-Aryr_o
Sesungguhng a orang-orang A a"ng bertaku.ta
"

berada dalam tempat Aang a"man, (gaiht) di dalam


taman-taman dan mata air-mata air, mereka mema-
kai sutraAang halus dan sutraAong tebal, (duduk)
b erhadap -hadap an. Demikianlah dan Kami berikan
kepada mereka bidadari. Di dalamnya mereka me-
minta segala mecam buah-buahan dengan aman
(dari segala kekhanuatiran), mereka tidak akan
merasakan mati di dalamnga kecuali mati di dunia.

120
D an' Atrah -.f:,;I:;:' Z.i!;" d ari azab nerakcl',
(ad-Dukhan [44]: 5 1-56].
Kita akhiri adegan-adeganhari kiamat sampai di sini
(3)
dengan adegan berikut, yang beragam pemandangannya dan
bermacam-macam latar belakangnya. Lain dali yang lain cala
penggambaran dan dialognya.

ker66"{)iJ)u\5A'rg#\e"v
{;rft'i'J:67rJt*,&t,6(i-rJ.#
$frj ;,W {":,,'U}ji $ ;"4T j; ;iU Jl i

t'';6jt.i\,&(*
"Dan penghuni-pengLutni surga berseru kepada
penghuni-pengLruni neraka (deng an meng atakan),
Sesungguhnga kami' dengan sebenarng a telah
'

memperoleh apa Aang Tuhan kami menjanjikatznga


kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh
dengan sebenarnga apa (azab) Aang Tuharr, kanut
menj anjikannA o (ke p adamu) ?' Mer eka (p e. nduduk
neraka) menj a uL ab,' B etul.' K e rrutdirtn s e o r ang p enll etu
(malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan
itu, 'Kutukan Allah ditimpakan kepada oran'g-orang
!4ang zhalim, (gaitlt) orang-orang Aang menghcr"lang-
hatangi (manusia) dari jalan Altah danmenginginkan
agar jalan itu menjadi bengkok, d"an mereka kaJlr
kepada kehidupan akhirat"' (al-A'raf l7l: aa^a51.

i;;t:l;l+.r,,g'rt*3crei,ii'&t\V-%
1-21
)tetnda.Ban"fl-Qtt,'o,r yrrng )l(en oRSrrBRo'

At.\
3;&g;ci:-Lr{"{tvJr*"")e1
4fiL6€$i;5$ura$iffi-'i";A,*/rig
*:*'Vtt
"Dan di antarakeduanga (penghuhi surga d,an
neraka) ada batas; dan di atas al-A'raf itu ada orang-
orang Aang mengenal masing-masing dai dua
golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan me-
reka mengeru penduduk surga, 'salaamun Alai-
kum.' Mereka b elum lagi memasukiny a, s edang me -
reka ingin s e g era (memasuking a). D an ap abila p an-
dangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka,
mereka b erkata,' Ya Tuhan kami, j ang anlah Eng kau
tempatkan kami bersama-sama orang-orong Aang
zhalim iht"' 1al-A'raf l7l: 46-47l'.
'& oftt$
i+,ff ';f,{ c, 4r ;,li &1 {,6
6

{f ;;;.t;;,i;lt,;:*'rr;f<*6rt,Kx_
Ag ; fu ,?;y'-,ifi WJ ;:;";rt l,i: q

"Dan orang-orang Aong di atas A'raf memang-


ta;;;
gil beberapa orang (pemuka,pemuka orang kafir)
A ang merek a meng enalny a deng an tanda-tandantg a
deng an meng atakart,' H artcL A ang kamu kumpulkan
dan apaAang selalu kamu sombongkanitu, tidaktah
memberi manfaat kepadamu.' (Orang-orang di atas

722
$nrtloto,t Atbattfi.
A'raf bertanga kepad,a penghuni neraka), 'Itulcalt
orang-orang Aang kamu telah bersumpah bahwa
mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?' (Ke-
pada orang-orang Mukmin itu dikatakan), 'Masuk-
lah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terha-
dapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati"' (aI-
A'raf l7lz a8-a9l

-Iitt4;l$':t*'fi e41,ui,ge'"6
6t:Kh &q$'li5fi6!ii'Ft6l1

"DarL penghuni neraka menAelu penghuni


surg a,' Limp ahkanlah kep ada lrami s e dikit air atau.
makanan A ang telah direzekikan Allah kep adamu.'
Mereka (penghuni surga) menjawab,'Sesun.gguh-
nga Allah telah mengharamkan keduanga iht atas
orang-orang kafir"' (al-A'raf [7]: 50).
Sekarang kita memasuki adegan-adegan balu yang
sebagiannya mengiringi tayangan sebagian yang lain.
Sekalang kita menyaksikan keadaan orang-orang Muk-
min di dalam surga, dan orang-orang kafil di dalam neraka.
Golongan yang pertama yaitu kaum Mukminin berselu kepacla
golongan yang kemudian (orang-orang kafir') seraya menga-
takan,
guhng a kami deng an seb en ct n r q a telah
" Sesung

memperoleh apa (nikmat) Aang Tuhant J;orni telah


menj anjikanng a kep ada kami. M aka, ap akah kamu
telah memperoleh azab Aang Tuhan lcamu telah
1.23
Xet nilt a" n.t' f- Q, r'o,r yo n g 31(en {rjull u,

me nj anj ikannA a (kep ad. amu ?) " laL-A, t af lT l: a4l


Daiam pertanyaan ini sudahbarang tentu mengandung
makna ejekan yangpahit, maka dijawab dengan "Ya",meng-
ingat tidak ada alasan lain untuk menyanggahnya. Pada saat
itu terdengarlah seruan malaikat yang mengumumkan di
antala keduanya, 6)PirF6(iA (xutrilmn Altnh ditintpnknn
lepndn orang-orang ynng zlnlinz
[kafir])."
Kemudian kita belada di hadapan tembok A'raf yang
memisahkan antala surga dan neraka. Di atasnya ter.dapat
olang-olang yang mengenal golongan kaum Mukminin dan
orang-orang kafir. Mereka menyambut dan mengucapkan sela-
mat datang kepada para penghuni surga, dan melontar.kan
kata-kata cemoohan dan menyakitkan kepada penduduk ne-
lakaserayaberkata,*;.Jj',-iJCSf 31ir_ii;Sg"\("Ittilrnhornng-
orang ynng knnru telnh bet.stutrpnh bnlnun nrcrelcn tidnk nknn men-
dnpnt rnlmmt Allnlt?")
Liiratlah c1i mana sekarang mereka berada. Sesunggul-r-
nya mereka berada di dalam surga rnendapat penghor.matan!
Pada akhirnya inilah penduduk neraka, mereka mernin-
ta tolong seraya meminta kepada penduduk surga agar melim-
pahkan ail kepacia mereka atau sebagian dar.i r.ezeki yang telah
Allah berikan kepadanva. Karena penduduk neraka rneiihaf
ahll surga mempunyai segala sesuatu yang ber.limpah, maka
meleka merninta agar ahli surga mau melimpahkan sebagian
daripadanya kepada mereka yang menderita itu. Akan tetapi
jawabannya adalah permintaan maaf diser.tai dengan per-

124
$o,"6n,o,' Otli,r{ili

ingatan, 6#i &q:F6i5; ( Senm11tLlntyn Allnh tel nlt

nrcnglnrnntlun kedtLatyn itu ntns ornl'Ig-orntlg lcnfir" ).


Itulah gambaran hari kiamat, dan gambaran dialog selta
perdebatan yang terjadi di dalamnya. Juga gambaran nikmat
dan azab yang ada padanya. Maka, adakah dali kalangan
pernbaca saat menyaksikan adegan ini melasakan bahwa ha1
itu semuanya pasti terjadi di masa mendatang yang masih
jauh? Ataukah, dia merasakan bahwa hal itu terjadi di masa
sekarang dan telsaksikan?
Adapun mengenai diriku, sesungguhnya aku dibuat
lupa pada diliku sendiri, aku lupa bahwa diriku sedang n1ella-
lar adegan-adegan yang dikemas dalam ungkapan yang
berseni ini. Aku mengira diriku sedang menyaksikannya da-
1am kenyataan bukan dalam imajinasi. Demikian itu kalena
belkat pengaluh mukjizat dalam penayangan dan peraga-
annya. Suatu mukjizat yang memberi nilai tambah - sebagaimana
yang telah kukatakanbelkali-kali - kalena ia hanya menganclalkan
kata-kata semata dalam menyajikan gambalan ini.

Seharusnya pasal ,"", ,"d^ng kita bal-ras belhenti


sampai di sini sesudah semua yang telah kita sebutkan cli atas.
Akan tetapi, di sana ada tujuan lain yang ter'lihat - dali kalak-
telistiknya- jauh dariuslub tnslnuir (ungkapan yang rnembei'i
gambaran), mengingat al-Qur'an berisi logika, clebat, clan
seruan kepada agalna Allah. Hal yang segera terbetik dalam
pemahaman adalah bahwa dalam mengutarakan tujuan ini
sehalusnya al-Qur'an menggunakan ungkapan hzrti 1'nng

1,25
9tei,.)a6orr .rf-Qr'.r,r grrng Jl(enilyuilan

berkarakter abstrak. Tetapi, penggunaar. uslLtb tnslnuir (.mg-


kapan yang memberi gambaran)untuk tujuan ini pasti mem-
pnnyai arti tersendiri, yaihr bahwa tnslnuir atau gambar-an
melupakan sarana yang diutamakan dalam ushtb al-Qur'an.
h-rilah topik yang akan kita ketengahkan dalam pasal ber.ikut.
Karena itr,r, tidaklah aneh bila kami menggali fenomena yang
terakhir ini dan mengemukakan sebagian contoh dar.i perde-
batanyang memberi gambaran (indnl tnslnulrl), sekalipun topik
tentang peldebatan ini akan dibahas secara terpisah dalam
pasal tersendiri di penghujung buku ini.
(1) Inilah gambaran yang pertama. Suatu adegan me-
nyangkut alam yang membisu dan kekal. Diberi perhatran
kalena rnenjadi bukti yang menunjukkan kekuasaan Allah,
b

u C*Si * j-
t *c itf
irt(76$,;rl*,
ff;;,6'ii,#;ij,r"Aiefr ";*
i+;At
"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-
W$d\yr-u;.
lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan
Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu Aang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, apakah
kamilihat sesuatu Aang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi niscaga penglihatanmu akan
kembali kepadamu dengan tidak menemukan
sesuatu cacat dan penglihatan iht pun dalam kea-
daan pagah" (al-Mulk 167l:s-al.

126
(1
$o,,' 6oro,t t ti,it ill

inilah papan lukisan alam yang telah disusun begitu


menalik pandangan rr:rata, agar pandangan mata mentransfer
keindahan yang disaksikannya ke dalam jiwa dan agal jiwa
menjadi beriman kepada adanya kekuasaan Allah. e,iLult
6q,Z,l*, ('Yang telah menciptnlcnn ttrjtilt lnngit berlnpis-lnpis" ) .

Ini merupakan papan lukisan yang dipamelkan setiap saat.


Akan tetapi, manakala Anda baca ayat-ayat ini, maka pelhatian
Anda teralihkan kepadanya seakan-akan ia baru peltama
kalinya dipamerkan di alam wujud ini. Dan, memang itulah
metode yang dipakai al-Qur'an untuk menarik pelhatian, yai-
tu dengan menampilkan adegan alam dan adegan kehidupan
dalam semua kesempatan.
(2) Berikut ini adalah suatu gambaran tentang alarn yang
membisu pula, akan tetapi kali ini diperlihatkan di bumi;
bukan di langit:
"Dan di bumi ini tbrd,apat bagian-bagian gang
b erd amping an, dan kebun-kebun ang gur, tanaman-

tanaman dan pohon konna Aang bercabang dan


Aang tidak bercabang, disirami dengan air yang
samo. Kami melebihkan sebagian tanamtanam.an
itu atas sebagian Aang lain tentang rasanya" (ar-
Ra'd [13]:4).
Pemandangan ini tidak asing lagi, sudah biasa dan se-
nantiasa terlihat oleh mata sedang jiwa dalam keadaan ialai,
akan tetapi di sini ditayangkan seakan-akan iral yang balu.
Sesungguhnya pemandangan ini benar-benar suciah cukup
memberikan kesan yang mendalam kepada jiwa secara khusus
manakala ditatap oleh pandangan mata. Bagian-bagian tanah

727
XeL,iofaan.'LQr"' o," yo,rg 31("t okjrrlf,.o,,

yang berdampingan ini mempunyai ber.aneka r.agam teturn-


buhan. Bahkan, satu jenis tumbuh-tumbuhan saja benar-benar
berbeda bentuknya, adayang sejodoh dan ada yang hrnggal.
Semuanya disirami dengan air yang sama, akan tetapi ber.beda-
beda rasanya manakala dimakan. Apa pun segi penelitian clan
sudut pandangnya, maka fungsi utamanya kembali kepada
penglihatan. Yaitu, melihat papan lukisan alam yang harus
diperhatikan, agar dapat dilihat dengan mudah guna member.i
inspirasi dan pelasaan yang tajam, sesudah ditatap dalam-
dalam oleh pandangan.
(3) Berikut ini pemandangan dari alam yang ber.gerak
di udara, ditayangkan langkah demi langkah dan setiap lang-
kahnya menghasilkan tampilan:
1t -/ t
,.;{ wi a AII+W"}# e:}i,vi. illirrl

*;v\i6y:j\yA*'6{}iii6K-:MJ{5
AIA
*n6s"b 17 6iS3"j(F::Qa.ii;)i
S;r; -;sffi
t &#. r;; ; *1"'Sj; j
u; \.rJ
?;3, 4t LlUjJ i;
;54-x,i1:,ttG ii,i:,fi,
F;\\,4,/,."".-;ui
-'";L fi
'r-+t€8&*
.A ,)
lr/o.
,t,
: -1'7(,,,'
6i
"AIIah, Dia-IahAang mengirim angin, Ialu angin
itu menggerakkan awan dan Allah membentangkan-
nga di langit menurut Aang dikehend"aki-Nga, d,an
menj adikannA a b ergump al-gump al ; lalu kamu lihat

128
$o,,,6ot.o,t(1tli.rlifi

huj an keluar d.ari celah-celahnA a, maka ap abita Lru-


jan itu htntn mengenai hamba-hamba gang dike'
embira. D an
hendaki-N14 a tiba-tiba mereka menj adi g

sesungguhnga sebelum hujan diturunkan kepada


mereka, mereka benar-benar telah berputus asa.
Maka, perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah,
bagaimana Allah menghidupkan bumi gang mati.
Se sung guhng a (Tuhan A ang b erkuas a s ep erti) demi-
kian b enar-b enar (b erkuas a) menghidupkan orang -
orang Aang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas
segala sesLletLr" (ar-Rum [3O]: 48-50).
Demikianlah bingkai demi bingkai: mengirimkan angin,
menggerakkan awan, membentangkannya di udara, menjadi-
kannya ber gumpal- gumpal, dan keluarnya air huj an dari celah-
celahnya. Turun hujan melupakan berita gembira bagi meleka
yang mendapatkannya padahal sebelumnya mereka putus asa,
dan hujan membawa kehidupan bagi bumi sesudah matinya.
Dari berbagai pemanclangan yang bertulut-turut, setelah
memperlihatkannya kepada pandangan mata dan bayangan
imajinasi, dan sesudah memberikan pengaruh yang mendalam
kepacla jiwa secara perlahan, maka beralih kepacia,6;'=lj <+til,
. Q..'s. 1..77 ,
'1-+t r ;;,f Vty ut)\ " Se n n t g gt il tny n (T uhnn y nn g be r Ic u n s n se p e r t i)

de ntiki at n nr -b en ar
b e b erlo m s n nte n gl i dt tp katl 01" an I - o I' ntl I 1/ nn
I
telnh mnti. Dnrt Din Mahnleunsn ntns segnln sesuntu.")
Penegasan ini datang pada saat yang paling tepat untr-rk
mengemukakannya.
(a) lika pemandangan yang ketiga berkenaan ciengan
apa yang terjadi di udara, maka pemandangan yang keempat

L29
Xetn)o,fiu,n aLQro' o,, yo,rg )1(enuftju1lt,t

berkenaan dengan apa yang te4adi di bumi sebagai kelanjutan


dari pemandangan tersebut.

'jei'ii-:'di,1<13i;Jaf IrdJfi'J';p1
"4fu,^;a3A;.jtiIGiE
;3)fr ;j'.r_x3,44ifrln1SL5-+c*
i!S #'v Ut {55 e", i-Lt)a*,r\u
-.ir'vUiu . z.?-

"Apakah kamu tidak memperhatikan, bahtua


sesungguhnga Allah menuntnkan air dari langit,
maka diatur-Nga menjadi sumber-sumber air di bumi
kemudian ditumbuhkan-Nga dengan air itu tanam-
tanqman A ang b ennacam-macam u) arnanA a, lalu ia
menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-
lanning an, kemudian dij adikan-Ny a hancur b erde rai-
derai. Sesung guhng a p ada A ang demikian itu benar-
benar terdapat pelajaran bagi orang-orang Aarlg
mempunAai akal" laz-Zannax [O9]: 21].
Ini merupakan suatu pemandangan yang terjadi di bumi
yang juga terdiri dari beber.apa langkah adegan. Ia mencer.ita-
kannya dengan perlahan danrinciuntuk memberikan kesem-
patan waktu yang cukup bagi pandangan mata guna mere-
nungi setiap iangkahnya, dan juga memberikan waktu yang
cukup bagi jiwa pemilsanya untuk dapat ber.interaksi dengan-
nya dan terpengaruh olehnya. Inilah air.hujan yang diturunkan
dali langit, lalu ia menempuh jalannya di burni menjacli sum-
ber-sumber air
Kemudian dengan air itu bumi mengeluar.kan tetum-
buhannya yang belaneka ragam warnanya. Lalu tumbuh-

1.30
(1t ti,rtili
$o,,,8o,o,,

tr-rmbuhan ini berkembang dengan subulnya dan masak. Anda


lihat warnanya menguning, lalu mengering dan menjadi
hancur berderai-derai.
Kata ts;rmntm padasetiap langkahnya memberikan mak-
na tempo waktu yang diberikan kepada pandangan mata dan
jiwa untuk memandang dan meresapi adegan yang ditayang-
kan sebelum beralih ke adegan lainnya. Dan yang demikian
itu merupakan seni dalam menyajikan adegan secara selasi'
(Pembahasan mengenai hal ini akan disebutkan dalam pasal
tersendiri).
(5) Di udara terdapat pemandangan-pemandangan lain
yang hidup. Di sana ada bulung-bulung yang terbang meng-
udala dengan mengembangkan sayapnya seraya membariskan
kakinya, kemudian mengatupkan sayapnya dalam keadaan
yang sama saat sedang turun.
"Dan apakah m€'reka tidak memperhatikan
burung-burung A ang mengembangkan dan menga-
tupkan saAapnAa di atas mereka? Tidak ada gang
menahanng a ( di udara) s elain Yang Maha P errutrah.
Sesungguhnga Dia Maha Melihat segala sesu"atu"
(al-Mulk [67]: 19).
Adegan ini teldiri dari satu pemandangan, tetapi mem-
punyai dua sisi pandang. Fandanganburung-burung sedang
mengudala dengan mengembangkan sayapnva seraya mem-
baliskan kakinya, dan pandangan burung saat mengatupkan
sayapnya saat turun, yang juga dengan rnembaliskan kakinya.
Hal ini merupakan suatu gambaran yang hidup dan bergerak,
dapat dilihat oleh manusia di setiap saa! tetapi mereka mele-

7s1
i)letnlafitn a8-Q,' t,' yo,"g 37("',o|lu1fto"

watkannya dalam keadaan lalai. Padahal bulung-burung itr-r


memperagakan dirinya hingga menarik perhatian untuk me-
reka lihat dengan penuh perasaan dan mereka simpulkan seba-
gai bukti adanva kekuasaan dan rahmat-Nya.
(6) Di burni terdapat adegan berulang lainnya yang juga
sering dilalui oleh manusia dalam keadaan lalai. Padahat jika
direnungkan dan diikuti gerakannya yang perlahan tetapi
pasti, akan membentuk kesan dalam imajinasi hal yang
menyentuh jiwa dan perasaan, sekalipun terlihat oleh mata,
selta mernberikan kesempatan baginya guna melahilkan ber-
bagai macam renungan. Yang demikian itu adalah adegan
bavang-bayang yang ditimbulkan oleh segala macam benda,
terlihat diam padahal ia bergerak dengan perlahan hampir tak
terlihat gerakannya:

,.,
w 35;. )i3 j4i'il *{ A{ q ; "li
^ii;
U:#6U\,iG3@;,;.:*#)i
"Apakah kamu tidak memperhatikan (ciptaan)
TutLan-mu, b ag aimana Dia memanj angkan ( dan me -
mendekkan) bayang-bagang; dan kalau Dia meng-
hendak| niscaga Dia menjadikan tetap bagang-
bagang itu, kemudian Kami jadikan matahari seba-
gai petunjuk atas bayang-baAang itu, kemudian
Karni rnenarik bagang-baAang itu kepada Kami
dengan tarikan Aang perlahan-lahan" (al-Furqan
l2sl: a5-a61.
Pemand"angan ini rnengandung keinclahan alami yang

132
$o,,,8ot,o,' dlt tiol i ll

menggiurkan imajinasi untuk menjelajahinya dan memasuk-


kan ke dalam intuisi untuk menguasainya. Belapa banyak
pemandangan yang sudah akrab dan berulang melahirkan hal
yang terlihat baru, seakan-akan baru pertama kali terlihat ke-
tika pandangan terarahkan kepadanya dengan perasaan yang
sensitif dan terbuka, dan dengan mata yang jeli'
(7) Di bumi juga terdapat pemandangan-Pemandangan
lainnya yang barangkali iebih kuat pengaruhnya bagi jiwa dan
perasaan, yaitu peninggalan-peninggalan kuno yang tinggal
puing-puingnya saja dan kawasan-kawasan yang telah kosong
dari para penghuninya. Hal itu memberikan bayangan kepada
imajinasi akan adanya beragam kehidupan di masa 1alu dan
bayangan-bayangan makhluk hidup masa silam. Peman-
dangan ini terlihat oleh mata penampilan lahilnya, dan penga-
ruhnya terasa menyentuh jiwa dengan sentuhan yang menda-
lam. Sedang al-Qur''an mengarahkan pandangan kepadanya
kemudian membawa imajinasi kepada kehidupan yang pernah
berlangsung padanya.

'iGJ&iglilitivt:'ti'in6Yj\b
"&a fif6ffi3-c;r,\f
"d3p:law,
ttr:g;#rj,{S$
"Dan apakah mereka tidak mengadakan perja-
Ianan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana

133
){"t,rlalot o{t-Qrr'..,, yrr.,, g )1(e,,.oftjr"1?r,r,r

akibat (Aang did.erita) oleh orang-orang Aang sebe-


Ium mereka? O r ang -orang itu adalah lebih kuat dari
mereka (sendii) dan telah mengolah bumi (tanah)
serta memakmurkannya lebih bangak dari apa Aang
telah mereka makmurkan. D an tela.h datang kep ada
mereka Rasul-Rasul mereka dengan membanaa
bukti-bukti y ang ng ata. Maka, Allah sekali-kali tidak
berlaku zhalim kepada mereka, akan tetapi mere-
kalah Aang berlaku zhalim kepada diri send"iri" (ar-
Rum [3O]: 9].

Tnslnuir (gambalanl sal.ana yang cliutamakan


"-^n
dalam ushfu al-Qut"an, dan ia merupakan kaidah utama yang
digunakannya unfuk menerangkan maksudnya. Ia merupakan
metode yang dipakainya unfurk mengungkap semua sasaran
yang ditujunya, dan menjadi ciri khas yang akan dijumpai oleh
setiap peneliti dalam semua bagia.nnya.
Pasal berikut ini merupakan bukti kebenaran pernyataan
ini..i.

134
Srnujnnatu 9e"o.ad,d,w
D,un, go,r,pdd/w ( {ryi,w)

ETIKA kami mengatakan bahwa sesung-


guhnya tnsluuir (gambaran) melupakan
sarana yang diutamakan dalam ushfu aI-
"Jorong
"nLol; Qur'an, dan kaidah utama yang diguna-
ol-Qur'o,"
kannya untuk menerangkan, maka hal ini
n'rnrgajiLon
'tog.ngorr' aorg bukan berarti pembahasan kami telah se-
J;o,, lesai dalam mengungkap fenomena yang
,rnrrLi"r..." luas ini. Karena sesungguhnya di balik itu
masih teldapat pembahasan yang halus
kita jabarkan secala khusus dalam bahasan-
bahsan belikut ini.

1-35
J{eLndaB a n*L Qro' ott yottg Jl(uttnnojrrlko t',

Kaidah apakah yang melandasi gambaran ini?


Sesungguhnya kita telah menjeiaskan sesuatu dari hal
tersebut dalam pendahuluan pasal sebelumnya, ketika kami
mengatakan,
"Karena ia mengungkapkan makna pikiran dan keadaan
jiwa ke dalam gambaran kata-kata yang dapat dirasakan oleh
indra dan dibayangkan oleh imajinasi. Juga untuk mengung-
kapkan kejadian yang dilasakan serta pernandangan yang
terliha! dan untuk mengungkapkan tipe manusia dan kalak-
ternya dengan gambaran tersebut. Kemudian meningkatkan
gambaran yang disajikannya itu kepada tahap perupaan
sehingga memberinya kehidupan yang bersosok atau gerakan
yang aktual. Maka dengan serta merta makna pikilan menjadi
berbentuk atau bergerak, dan tiba-tiba kondisi jiwa menjadi
bingkai seni atau pemandangan yang dapat dilihat, dan tiba-
tiba tipe manusia menjadi sosok.yang hidup, dan tiba-tiba
karakter manusia menjadi terjelmakan dengan jelas dan terli-
hat. Sedangkan mengenai berbagai kejadian dan aneka ragam
adegan, kisah-kisah dan macam-macam pemandangan, maka
semuanya disajikan hingga teltayangkan dan hadir seakan-
akan hidup dan bergelak. Dan, apabila ditambahkan kepada-
nya suara dialog (pelcakapan), maka lengkaplah semua Llnsur
imaj inasi yang dikan dungny a ""
Semrra contoh yang telah disebutkan dalam pasal
terdahulu layak ur-rtuk dijadikan bukti bagi keberaclaan feno-
mena ini, sekalipun dalam penjabaran pasal itu cuma sekilas,
hanya untuk membuktikan bahwa tnslnuir(gambaran) meru-

736
5m a nLja^tL 0 et o.t a,r n' d &,, I r,
1t
o,r,,
"o

pakan salana yang diutamakan daiam ttsltLb al-Qtu"an. Akan


tetapi, dalam pasal ini tidak cukup hanya dengan memindah-
kan contoh-contoh tersebut, karena al-Qur'an yang ada di ha-
dapan kita penuh dengan contoh-contoh yang baru. Dan, kita
memilih sebagiannya di sini secara khusus untuk menun-
jukkan metode tertentu ini, yaitu fenomena imajinasi perasaan
dan pelupa an (tajsint) dalam gambaran tersebut.
Jarang al-Qur'an menyajikan tayangan yang diam
membisu, karena suatu tujuan seni yang menuntutnya diam
dan membisu. Namun pada umumnya gambaran yang disaji-
kannya mengandung gerakanyang terpendam atauyang tam-
pak, yaitu gelakan yang mengandung denyut nadi dan ha-
ngatnya kehidupan. Gerakan ini bukan hanya terbatas pada
ruang lingkup adegan-adegan kisah dan kejadian, ticlak pula
pada adegan-adegan hari kiamat, dan tidak pula pada gam-
baran tentang nikmat dan az*, atau pada gambaran pem-
buktian dan bantahan. Bahkan, sesungguhnya gambaran ini
benar'-benar terlihat juga pada tempat-tempat lainnya yang
tidak menunggu untuk diperhatikan.
Kita harus memperhatikan jenis gerakan ini. Ia adalah
gerakan yang hidup yang digerakkan oieh kehidupan yang
tellihat oleh mata ataupun yang tersembunyi di dalam ingatan.
Gerakan inilah yang kita sebut dengan istilah "Imajinasi Pera-
saati' yang menjadi alul perjalanan tnslnuir (gambalan) daiam
al-Qur'an untuk menebarkan kehidupan dalam berbagai
gambaran yang disajikannya, disertai dengan adanya per-
bedaan berbagai subjek dan warnanya.

,IJ /
3{eindt"Blnof.Q'',..,.yang31("',,,'fi.ju8R,,'t,

Fenomena lain yang tampak jelas daiam gambaran a1-


Qur'an adalah apa yang disebut dengan istilah " tnjsirtt" atau
peftlpaan. Yaitr-r, mengejawantahkan hal-hal maknawi yang
abstlak ke dalam sesuatu yang belupa atau hal-hal yang
empirik pada umumnya. Sesungguhnya al-Qur'an dalam hal
ini benar-benar mencapai jangkauan yang amat jauh, sehingga
dengan metode ini al-Qur'an menggunakannya sebagai sala-
na ungkapan pada tempat-tempat yang amat sensitif dan
sangat ditekankan oleh agama Islam untuk dikemukakan seca-
ra abstrak, seperti topik yang berkenaan dengan dzat dan sifat
Altah. HaI ini merupakan suatu bukti yang lebih kuat dali bukti
lainnya dan menunjukkan bahwa metode tnisim (perupaan)
merupakan ushLlt yang diutamakan dalam gambalan al-
Qur'an, disertai dengan kehati-hatian dan pelingatan akan
bahaya perupaan dalam ilusi.
Sekarang sudah saatnya bagi'kami untuk mengemuka-
kan berbagai contoh mengenainya.
(1) Salah satu jenis ungkapan yang telmasuk ke dalam
kategoli tnklryil (imajinasi) adalah apa yang kita sebut dengan
istilah pelsonifikasi (tasyltl tisl t). Yakni, memberikan kehidupan
kepada benda-benda mati, fenomena-fenomena alam, dan
berbagai reaksi perasaan. Kehidupan ini, yang terkadang me-
ningkat hingga menjadi kehidupan sepelti yang dialami ma-
nusia, mencakup semua benda, fenomena dan reaksi perasaan.
Kemudian memberikan kepada semuanya itu perasaan dan
kemauan seperti manusia, bahkan melibatkan meleka, sepelti
menerima dan memberi, dan ter'lihat seperti rnereka dalam

1s8
J nr*ngarL 9""otoo,, Mn 9eut pr,,rt u

semua aktivitasnya serta menjadikan mereka merasakan ada-


nya kehidupan dalam segala sesuatu yang terlihat oleh mata,
atau dilasakan oleh perasaan, sehingga mer.eka merasa akrab
dengan alam wujud ini atau takut terhadapnya dengan sepe-
nuh pelasaan dan sangat sensitif.
(a) Pagi hari diungkapkan dapat bernaifas,

$""uti;d\v
"Dan demi Subuh apabila fajarnya mulai me-
nyingsing" (at-Takwir [81]: 18)
Maka, terbayangkan adanya kehidupan yang lembut
dan tenang yang muncul dari balik celah-celahnya, ketika dia
belnafas dan bersamanya kehidupan ikut bernafas. Kemuclian
aktivitas merayap dalam tubuh semua makhluk hidup, baik
yang ada di muka bumi maupun yang di langit seir.ing dengan
kemunculannya.
(b) Malam hari digambarkan bergerak dengan cepat
mengejar siang hari, maka siang hari tidak mampu menvusul-
nya.

65.W\$iiii&
"Dict mentttupkan kepad"a siang Aang
^onl (al-A'raf
mengikutinya dengan cepet" [7]: 54)
Maka, terbayanglal'r adanya pelputar-an yang terus-
menerus, yang tidak ada akhir dan tidak acla permuiaannya.
(c) Atau keadaan malam hari yang berlalu,
-/ / 7t.
*t\t#b
L39
J{etnda1unof-Q,ot ,t yot g 31(e''okjrr9?",'

"Dan malam bita berlalu" (al-Fajr [S9]: a).


Maka, Anda merasakan peredarannya di alam semesta
yang luas ini, dan Anda merasa senang dengan malam yang
berlalu dengan tenang dan lembut.
(d) Bumi dan langit digambarkan sebagai dua makhluk
yang berakal yang dapat diajak bicara lalu keduanya menja-
wab dengan spontan.
"Kemudian Dia menuju ke langit dan langit itu
masih merup akan as ap, lalu Dia b erkata kep adang a
dan kepada bumi, 'Datanglah kamu keduanga me-
nurut perintah-Ku deng an suka hati atau terpaks a!'
Keduanga menjautab, 'Kemi datang dengan suka
hati"' (Fushshilat [a1]: 11).
Imajinasi tertuju kepada langit danbumi ketika kedua-
nya diseru lalu keduanya menjawab.
(e) Matahari, bulan, malam dan siang hari senantiasa
dalam keadaan berpacu, akan tetapi,

"Tidaklah mungkin b agi matahari mendap atkan


bulan dan malam pun tidak dapat mendahului
siang" {Yasin [36]: aO).
Sesungguhnya hal ini merupakan pacuan laksasa yang
tidak pernah belhenti atau terputus baik bagi malam hali
maupun siang hari.
(f) Bumi terkadang digambarkan dalam keadaan sunyi
dan terkadang dalam keadaan tenang; dan apabila hujan tulun
menyiraminya, tiba-tiba ia meniadi bergerak dan hidup.

740
JnwntjalL 9et*so,an. )at 9"rr,.rroo,,

"Dan kamu lihat bumi ini sunyi (kering), kemu-


dian apabila telah Kami tuntnkan air di atasnya,
hiduplah bumi iht dan suburlah s erta menumbuhkan
berb ag ai macam htmbuh-tumbuhan A ang indah" (al-
Haji [22]: s).
"Dan sebagian dari tanda-tand,a (kekuasaan)-
Nga baLnta kamu melihat bumi itu kenng tandus,
maka apabila Kamihtntnkan air di atasnga, niscaya
ia bergerak dan subuf' (Fushshilat [a1]: 39].
Demikianlah bumi yang tandus berubah menjadi sosok
yang hidup dengan sekali sentuhan dan satu kata saja.
(g) Neraka jahanam digambarkan kelapalan dan marah,
tiada seolang pull yang dapat luput darinya dan tidak pernah
merasa kenyang dengan seseorang punl Neraka jahanam yang
menyeru setiap orang yang dahulu diseru ke jalan kebenalan
kemudian dia berpaling darinya. Sekalipun mereka tidak suka
kepada seruannya, tetapi mere'ka tetap memenuhinya! Jaha-
nam yang melihat orang-orang kafir dali kejauhan, lalu ia
langsung bergolak dan mendidih.
"(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu)
Kami b ertang a kep ada j ahanam,' Ap akah kamu su-
dah penuh?' Dia menjanuab, 'Masih adakah tam'
bahan?"' (Qaf [5o]: 3o).
"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat
gang jauh, mereka mendengar kegeramannga dan
sTtara ngalanga" (al-Furqan [25]: 12).
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya,
mereka mendeng ar sllnra neraka A ang me ng erikan,
s edang neraka itu meng geleg ak, hampir-hampir (ne-

141
Jt ei' )a fi .r r r .. fl-
Q, r' rr,, yo,, g )1( r t t. r, G.ju 8[lr,r,,

raka) itu terpecah-pecah lantaran marcth" (al-Mulk


[67]:7-81.
"sesungguhnga neraka itu adalah api yang
be rg ej olak, A ang meng elup as
kan kulit kep ala, y an g
memanggil orang Aang membelakang dangang ber-
paling (dari agama), serta mengumpulhan (harta
b enda) IaIu meng imp anng a" al-Ma. arij [ZO] : 1 S - 1 S
). 1

(h) Naungan digambarkan menjadi tempat mengungsi


orang-orang yang beldosa.
"Dan dalam naungan asap Aang hitam. Tidak
s eJuk dan tidak menA enang kart" al-Waqi. ah [S 6] : a3 - (

44l'.
Ia bagaikan seseorang yang merengut dan sempit, tidak
dapat menyambut meleka dan tidak pernah telsenyurn kepada
mereka. Ia bukan hanya " dingirt," tetapi juga tidak mengenak-
kan.
(i) Angin digambarkan dapat mengawinkan.

';tj'*,SiCn{',
Cr e-{ --JJ
" Dart Kami telah meniupkan angin untuk
meng anu inkan (tumbuh-tumbuhan) " lal-H:ijt lL Slz 221.
Demikian ini kalena berkat ail yang dikandungnya,
akan tetapi ungkapan yang digunakan membelikan kehidupan
kepadanya seakan-akan dia dapat mengawinkan dan mefirpr.o-
duksi hasil.
(j) Amalal-r atau rasa takut atau rasa gembira, masing-
rnasingnya digambalkan sebagai belikut. Mar.ah dapat
berguncang dan dapat cliam, rasa takut dapat memberikan

142
Jntuijo,tL 0 etasutn dt r, 0"r rr1roo,,,

inspirasi dan diam, rasa gembir.a clapat datang clan pergi,


bagaikan manusia,
"Sesudah amarah Musa menjadi reda, Ialu
diambilnga (kembali) luh-luh (Taurat) itu', (at-A,raf
[7]: 154).
"Maka tatkala rasa takut hilang d"ari Ibrahim
dan bertta g embira telah datang kepadany a, dia pun
bers oal j awab dengan (malaikat-mataikat) Kami ten-
tang kaum Luth" (Hud [1Llz Z4l.
(2) Satu jenis tnklryil (imajinasi) yang tertampilkair rnela-
lui gambaran hidup yang mengungkapkan tentang sesuatu
keadaan atau suatu makna.
(a) Gambaran seseol'ang yang menyembah Allah di
tepian,
" Maka jika ia memp eroleh kebajikan, tetaplah ia

dalam keadaan itu; dqp jika ia ditimpa oleh suattt


b encana, b erb aliklah ia ke b elakang " (al-}Jay lZ2l: L Ll.

(b) Gambaran kaum Muslimin sebelum mereka masuk


Islam,
"Berada di tepi jurang nera.ka" {Ali Imran [3]:
103).
(c) Gambalan seseorang,
Yang mendirikan bangunannA a di tepi jurang
"
Aang runtuh, lalu bangunannAa itu jatuh bersama-
sama dengan dia ke dalam neraka jahanam" lat-
Taubah [9]: 1O9).
Semuanya melupakan gambaran imajinasi yang dapat
ditangkap oieh perasaan, seakan-akan mernpunvai gerak di

143
JletnLl*n.r f-Qrr'.r.,r y,rng )1(en{rjrr1l!.a,,

setiap detiknya dan gerakan ini tampak begitu lengkap pacla


gambaran terakhir, sebagaimana yang telah kami sebutkan
dalambab "Gambaran Ar.tistik ".
(d) Mendekati gambaran-gambaran imajinasi di atas
adalah gambalan masuknya onta ke dalam lubang jar.um yang
kecil. Untuk menggambarkan waktu yang dibrlat bagi orang-
olang kafir ketika mereka ingin masuk surga sesudah masa
yang sangat lama (yakni mustahil mer.eka dapat masuk surga
seperti mustahilnya onta masuk ke dalam lubang jar,um yang
kecil). Imajinasi terus-menerus menatap gambaran gelakan
yang aneh ini tanpa ada kesudahan selagi imajinasi masih
menatapnya.
(e) Gambaran yang terbayang oleh pelasaan dalam ayat
berikut.
"Katakanlah, 'Kalau sekiranga lautan menjadi
tinta unhtk (menulis ) kalimat-kalimat Tuhanlcu, sung -
guh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kali-
mat-kalim.at Tuhan-ku, meskipun Kami datangkan
tambahan sebangak itu (pula)"'(al-Kahfi [1S]: 1O9).
Imajinasi tetap membayangkan gerakan yang telus-me-
nems, yaitu gerakan mensuplai air laut untuk menulis kalimat-
kalimat Allah, tanpa henti dan tanpa ada habis-habisnya, tetapi
yang habis hanyalah air laut itu sendiri.
(f) Sempa dengan garnbaranini apa yang diimajinasikan
oleh perasaan sehubungan dengan ayat berikut.
"Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dima-
sukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
bentntung" lAli 'Imran [3]: 185).

1"44
Jrrro nijo.ri 9rrrt soo,, D,r rr 9et'lt ptrtt'r

Dan ayat lainnYa Yang menyebutkan,


"Padahal umur paniang itu sekali-kali tidak
akan menjauhkannAa dan siksa" (al-Baqarah [2]:
e6).
Kata znhznltnh Itusendiri membayangkan gelakan yang
sudah dimaklumi, dan ini mer.upakan suatu seni telsendiri
yang akan cLitelangkan kemudian. Gerakan ini membayangkan
aclegan di tepi julang nelaka yang ter'lihat jelas oleh mata dan
begitu tetasa dalam bayangan imajinasi.
(3) Sejenis tnlchyil (imajinasi) lainnya tertr"rangkan dalam
bayangan suatu gerakan yang diberikan oleh sebagian ungkap-
an ayat ke dalam jiwa Pembacanya.
(a) Firman Allah,
, /(
+ b*ti'6 ii$; +3'uijrt(' J\); *i
h,tt | -- ,/. ,tz i t ,,?//(
.'lrTl' ,'-

"Dan Kami hadapj segala amal Aang mereka


kerjakan, IaIu Kami jadikan amal iht bagaikan debu
Aang beterbangan" 1al-Furqan [25]: 23)'
Sesungguhnya kami telah merekam sebagiannya dalam
pasal "Gambaran Artistik ", yaitu tentang gambalan debu yang
beterbangan sebagai ungkapan perasaan yang menggam-
balkan tersia-sianya amal perbuatan' Dan, sekarang yang
menjadi pusat perhatian kita di sini adalah kalimat zon qndittun.
Demikian itu karena kalimat ini memberikan bayangan kepada
perasaan akan adanya gerakan kedatangan yang mendahului
lenyapnya amal bagaikan debu yang diterbangkan' Dan,
imajinasi ini jelas akan hiiang manakala dikatakar.,i(':C;

745
J{etndil)o n oLQr"' ot gotrg )1("troLlrr1fr,r tt

Gi{Al .( Knni j acliknn runnl merelca seperti debt L y nt tg beterlt mtg-


nn" ) . Karena dalam ungkapan ini yang ter'lintas dalam bayang-
an hanyalah gerakan beterbangan dan gambalan tentang debu,
tanpa didahului oleh gerakan kedatangan.
(b) Contoh iainnya adalah firman Allah,
"Katakanlah,'Apakah kita akan menA elu selain
g ang tidak dap at mendatang -
darip ada AllaL4 s esuatu
kan kemanfaatan bagi kita dan tidak pula menda-
tangkan kemudharatan kepada kita dan apakah
kita akan dikembalikan ke belakang?"'(al-An'am [6]:
7Ll.
Setiap kali memba ca ntLr nddu' nI n n' q nb inn telcip ta dalam
perasaan kita bayangan mundur dalam bentuk konkret meng-
gantikan pengertian mundur yang bersifat abstrak, dan mem-
berikan gambaran yang hidup dan dapat dilasakan.
(c) Termasuk ke dalam kategori ini adalah firman Allah
yang menyebutkan,

"D
t wr"# xi# "i :t o. g,L\
an j ang anlah kamu mengikuti langkah-lang -
;fr* 3
kah setan; karena sesungguhnga setan itu adalah
musuh Aang ngata bagimu" (al-An'am lQz La2l.
Berbeda dengan ungkapan, "lnngnn Innru tnnti setnn."
Karena dua kalimat "lnngnn kmnu ikr.fti" dan "Lnngkah-Inng-
lenh" rnernberikan bayangan gambaran khusus, yaitu gelakan
setan yang sedang melangkah, sedangkan manusia belada di
belakangnya mengikuti langkah-langkahnya. Garnbalan ini,
manakala dijelmakan seperti itu, terlihat mengherankan sekali

746
SnwnLjatL 9etas&un d&,, 0""rr1ro ot.

oleh manusia. Karena antara mereka dan setan yang mereka


ikuti langkahnya itu ada ingatan peristiwa yang telah menge-
lualkan bapak moyang mereka (Adam) dari surga.
(d) Demikian pula filman-Nya,
"Den bacakanlah kepada mereka berita orang
Aang telah Kami berikan kepadanya aAat-aAat Kami
(pengetahuan tentang isi al-Kitab| kemudian dia
melepaskan diri daripada agat-ayat itu, lalu dia dii-
kuti oleh setan (sampai dia tergoda)" lal-A'raf l7l:
17s).
Sudah barang tentu ada sedikit pelbedaary karena setan
kali ini dialah yang mengikuti langkah si sesat itu untuk
menjelumuskarurya,
"Maka jadilah dia termasuk orang-orang Aang
sesat" (al-A'raf [7]: 175].
(e) Termasuk ke dalam katagori ini adalah firman-Nya
yang menyebutkan,
"De"n janganlah kamu mengikuti apa Aang
kamu tidak mempunAai pengetahuan tentangnya"
(al-Isra'[17]: 36).
Maka, gerakan mengikuti dipahami oleh hati dan
telbayang oleh imajinasi dalam gambaran sosok tubuh dan
langkah-langkahnya, bukan hanya semata makna yang dipa-
harni oleh pikiran saja, melainkan diikuti oleh gambarannya
yang terbayang oleh imajinasi.
(4) Sejenis tnlclryil (imajinasi) lainnya telmanifestasikan
pada gerakan-gelakan cepat dan berturut-turut, yang sebagian
contohnva telah kami papalkan pada pasal terddhulu.

147
SleLn)sBan,tLQr"' o,, yo trg Jl(en"frjilRon

(a) Gambaran orang yang mempelsekutukan Allah,


" Barangsiapa mempersekutukan se suatu
dengan Allah, maka adalahia seolah-olah jatuh dari
Iangit lalu dis ambar oleh burung, atau diterb angkan
angin ke tempat gang jauh" (al-Haji [22]: Stl.
(b) Serupa dengan gambaran di ataq, dalam hal
kecepatan dan keragaman pemandangannya, adalah ger.akan
yang terbayangkan dali firman Allah yang menyebutkan,
"Barangsiapa Aang mengangka bahuta AIIah
sekali-kali tiada menolongng a (Muhammad) di dunia
dan akhira| maka hendaklahia merentangkan tali
ke langit, kerrutdian hendaklah ia melaluing a, kemu-
dian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya
itu dapat melenAapkan apa Aang mengakitkan
hatinga?" (al-Haii l22l: L1l.
Suatu gambaran yang menakjubkan. Siapa yang putus
asa dali pertolongan Allah kepadaNabi-Nya, sehingga dada-
nya telasa sempit dan nafasnya menyesak di kerongkongan
karena keadaan yang sudah tidak tertahankan lagi, maka
hendaklah dia berupaya untuk mengubah keadaan ini semak-
simal mungkin, selama dia tidak bisa sabar dan tidak mampu
menunggu pertolongan Allah yang telah dijanjikan. Hendak-
lah dia merentangkan tali ke langit sebagai gantungan ternpat
naiknya ke langit. Dan, apabila dia masih belum menjumpai
apa yang diharapkannya, hendaklah dia memutuskan tali yang
telah direntangkannya itu. Kemudian hendaknya dia mempel.-
hatikan apakah upayanya itu berhasil melenyapkan keadaan
yang menyakitkan hatinya. Hendaklah dia melihat jika masih

748
. J,r,rrrrijrr.ri 0"roloo,rD.rn 9errrp.r.rn

punya sedikit kesabaran untuk menunggu sesudah talinya


putus, dan sesudah kegagalan yang terbayangkan oleh imaji-
nasi yang selalu mengawasi sepak terjangnya itu.
(c) Termasuk ke dalam katagori ini - dengan sedikit per-
bedaan dan teguran lembut sesuai dengan keadaan lawan
bicara di dalam ayat ini, yaitu Nabi slnllnllnfut nlnili run snllnm
yang seclang merasa susah karena berpalingnya kaum musy-
rikin, dan berharap sekiranya bisa memberi mereka petunjuk
ke jalan yang benar dan dapat mendatangkan mukjizat yang
meleka minta-adalah firman Allal-r berikut ini.
"D an jika
berp alingny a mereka (darimu) teras a
amat b erat b agimu, maka jika kamu dap at membu at
Iobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat
mendatangkan mukjizat kepada mereka (maka
buatlah)" (al-An'am [6]: 35).
(5) Sejenis tnklryil (imajinasi) lainnya tertuang dalam
gerakan yang diberikan kepada sesuatu yang sel'rarusrrya diam,
seperti dalam firman-Nya,

#",j:a\p:t
"DarL kepalaku telahmengala (penuh) dengan
7tban" (Maryam [19]: a)
Maka, gerakan "rnenyala" di sini terbayangkan oleh
imajinasi terjadi pada uban yang memenuhi kepala, seakan-
akan bagaikan nyala api yang membakar dedaunan kering.
Gambaran ini begitu hidup dan indah, sebagaimana yang telah
kami terangkan sebelumnya.

749
J{eL,r)u.|,u,n oLQrr' o,, yo u g Jlbna(yttil,o u

Adapun mengenai tnjsimatau penjelmaan, juga banyak


contoh menge'ainya telah disebutkan dalam pasal,,Gambaran
Artistik." Antara lain ialah semua tnsybih (slegori) yang
didatangkan untuk mengubah hal-hal yang maknawi dan
berbagai keadaan menjadi gambaran-gambaran yang berben_
tuk. Antala lain kami sebutkan sebagai berikut.,
"Orang-oreng Aang kafir kepad,a Tuhan_ftlla,
amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang diti_
up angin dengan keras pada suatu hari gang ber_
angin kencang" (Ibrahim [1a]: lg).
"Hai orang-orang Aang beriman, janganlahka_
mu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan me_
nyebut-nyebutnga dan menyakiti (perasaan si pe_
nerima), sep erti orang A ang menafkahkan hartany a
karena riga' kepada manusia dan dia tid,ak beriman
kepaa AIIah dan hari kemudian. Maka, perum-
pamaan orang itu seperti b.gtu licin Aang di atasnya
ada tanah" (al-Baqarah [2]: 264l'.
" D en p erump amaon orang -orang A ong memb e-
lanjakan hartanya karena nrcncari keridhaan AtlaLt
dan untuk keteguhan jitua mereka, seperti sebuah
kebun A ang terletak di dataran ting gi. . . " (al-Baqarah
l2l:2651.
Telmasuk ke dalam kategori jenis tnsyhilr ini adalah
firman Aliah yang menyebutkan,
"Tidakkah kamu perhatikan baqaimana Allah
telah membuat peru.mpamaan kalimat yang baik
s ep erti p oho n A ang b aik, akarng a te guh dan cab ang -

nga (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan

150
Jnr.rlr[i.r.li 9er.r.r,r.rlr fu tt r?"r,, po..t,

buahnga pada setiap musim dengan seizin Tuhan-


ny a. Allah membuat p entmp amaan-p erump amaan
itu unfuk marutsia sup aA a mereka s elalu ing at. D an
perumpamaan kalimat gang buruk seperti pohon
Aang buntk, Aang telah dicabut dengan akar-akar-
nga dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak)
sedikit pun" (Ibrahim lLal2a-261.
Akan tetapi, yang kami maksudkan dengan istilah trysittr
di sini bukan tnsybihatau menyerupakan sesuatu hal ciengan
hal lain yang dapat dirasakan oleh indla sebagaimana yang
biasa sering dijumpai, melainkan yang kami maksudkan
adalah suatu walna baru. Yaitu, memperagakan hal-hal yang
maknawi bukan ditinjau dari segi penyeruPaan dan penamsi-
lannya, melainkan berdasarkan segi pembentukan dan per-
alihannya.
(1) Disebutkan dalam firman-NYa,
"Pada hari ketika$iap-tiap dii mendapati segala
kebajikan dihadapkan (di mukanga), begitu (juga)
kejahatan Aang telah dikerjakannga; i9 ingin kalau
kiranga antara ia dengan han itu ada masa Aang
jauh" (Ali'Imran [3]: 3O).
Atau filman-Nya,
"Den mereka dapati apa" Aang telah mereka
kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhan-mu tidak meng-
aniaya seorang jua p71r7" (al-Kahfi [18]: a9].
Atau seperti filman-NYa,
"Dan kebaikan apa saja gang kamu usahakan
b agi dirimu, tentu kamu akan mendap at p ahalang a
pada sisi Allah" (al-Baqarah [2]: 11O).

1_57
9ie i').r l3.r r r .r f- Qr " L, t y,t n g Jl(e n o F,jr, I ftn,,

Ungkapan al-Qur'an menjaclikan amal per.buat.rn ),.rng


maknawi ini seakan-akan benda yang dapat dir.asakan. Ia diha-
dirkan dengan ungkapan penjelmaan, atau dihadirkan dengan
ungkapan personifikasi, atau berada di sisi Altah seper.ti ba-
rang titipan yang dapat diterima di sini dan diser.ahkan di sana.
Mendekati ungkapan ini adalah penjelmaan dosa-dosa
seakan-akaniaberupa bebanyang dipikul di punggung untuk
lebih menonjolkan penjelmaannya,
Sambil mereka memikul dosa-dosa d.i atas
"
punggungnga" (al-An,am [6]: 3l).
Termasuk penjelmaan hal-hal yang maknawi adalah
seperti yang terdapatpada ayat-ayat berikut.
" Berbekallah, dan s e sung guhny a s ebaik-baik
bekal adalah taktaa" (al-Baqarah l2lz L9Zl.
Di sini takwa digambarkan sebagai bekal.
Atau seperti firman Allah,
"Celupan Allah. Dan, siapakah y ang lebih baik
celupannga daripada Allah?" (al-Baqarah [2]: 138].
Agama Aliah diserupakan dengan celupan untuk
menjadi tanda.
Atau seperti firman-Nya,
"Hai orang-orang Aang beriman, masuklahka-
mu ke dalamlslam secara keseluruhan" (al-Baqarah
l2l:2081.
Di sini agama Islam digambar.kan sebagai sesuatu yang
dapat dimasuki.

752
Jrtrcnfo,ri Oetdla&n l,rtr 9r"tytrttt

Atau seperti firman Allah,


"Dan tinggalkanlah dosa Aang tampak dan
Aang tersembungi" 1al-An'am [6]: 12O).
Dosa digambarkan sebagai sesuatu yang mempunyai
penampilan luar dan penampilan dalam.
Darr, masih banyak lagi ungkapan-ungkapan isti'nrnh
(metafora, kata-kata pinjaman) semisal ini.
(2) Al-Qur'an menceritakan tentang kondisi kejiwaan
yang belsifat maknawi sepelti melasa sernpit, gelisah, dan rasa
tidak enak, maka ungkapan al-Qur'an menjelmakannya bagai-
kan gerakan tubuh,
"Dan terhadap tiga orang Aang ditangguhkan
fttenerimaan tob at) mereka, hing g a ap abila bumi telah
menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas
dan jitua mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh
mereka, serta mereka telah mengetalati bahtua tidak
ad.a tempat lari dari $iftsa) Allah, melainkan kepada-
Nya saja" (at-Taubah [9]: 118).
Ketiga orang yang ditangguhkan tobatrya itu adalah Ka'ab
Ibnu Malik, Hilal lbnu Umayyah, dan Murarah Ibnur Rabi'.
Bumi terasa sempit oleh mereka dan jiwa meleka men-
jadi sempit karenanya sebagaimana bumi menyempit. Kata
senryit yangmaknawi di sini digambarkan sebagai sempit yang
bersifat konklet untuk memberikan makna yang lebih jelas
dan lebih kuat guna menjelmakan kondisi kejiwaan ketiga
orang yang tidak ikut berperang bersama Rasul. Maka, mereka
merasakan kesempitan yang mencekik ini dan menyesali
perbuatan mereka tidak ikut berpelang dengan penyesalan

L53
)tetn)sBun aLQro'ot yot g 31("t ok1rr6ft."t,

dan rasa berdosa seperti ifu, sehingga seakan-akan mereka


tidak menemukan tempat berteduh dan tidak pula tempat
melarikan cliri; mereka senantiasa merasa tidak enak hingga
Allah pada akhirnya menerima tobat meleka.
Hal yang semisal adalah makna yang ada pada firman-
Nyu,
"Berilah mereka peringatan dengan hari gang
dekat (hari kiamat y aitu) ketika hati (meng es ak) s am-
pai di kerongkongan dengan menahan kesedihan.
Orang-orang Aang zhalim tidak mempunAai teman
setia seorang pun dan tidak (pula) mempunyai
s e o rang p emb eri sg afaat g ang diterima. sg afaatng a"
(al-Mu'min [aO]: 18).
Hati di sini digambarkan seakan-akan beralih dar.i
tempatnya dan benar-benar naik menyesak sampai ke kerong-
kongan, karena kesempitan yang amat sangat.
Contoh lainnya adalah firmdh Allah,
"Maka mengapct ketika nAaLuo sampai di ke-
rongkongan, padahal kamu ketika itu melihat" 1al-
Waqi'ah [56]: 83-8a).
Seakan-akan nyaWa bagaikan sesuatu yang bertubuh
dan naik ke kerongkongan dalam gelakan yang dapat dir.asa-
kan oleh indra.
Contoh lainnya adalah firman Allah,
" Ke cuali orang -orang A ang meminta p erlindung -
an kepada sesuatu kaum, Aang antara kamu dan
kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-
orang Aang datang kepada kamu sedang hoti me-
reka mera"s a keb eratan untuk memerangi kqmu dan
154
Jrr r.r nfali 9et*t tut lo't, 0"t r prro',,

memerangi kaumnga" (an-Nisa' [a]: 9O).


Yakni, dada mereka merasa sempit karena kebingungan
dan serba salah antara memerangi kamu demi membela kaum-
nya, atau memerangi kaum mereka sendili demi membela
kamu.
(3) Al-Qur'an mengungkapkan suatu kondisi intelektual
atau maknawi, yaitu keadaan tidak bisa memanfaatkan petun-
juk yang telah didenghl oleh sebagian dari mereka, seakan-
akan mereka belum pernah mendengarnya, atau belum pernah
berhubungan sama sekali dengannya. Maka, ungkapan al-
Qur'an menjadikarurya seakan-akan di sana ada sumbatan ben-
da yang menghalang-halangi antala mereka dengan petunjuk
itu, seperti dalam ay at-ay at belikut.
" Se sung guhng a mereka b enar-b enar dij auhkan

daripada mendengar al-Qur'an ifu" (asy-Syu'ara [26]:


2121.

"Padahal telah Kami letakkan tutupan di atas


hati mereka (s ehing g a mereka tidak) memahaming a
dan (Kami letakkan) sumbatan di telinganya" 1al-
An'am [6]:25).
"Maka, apakah mereka tidak memperhatikan
al-Qu/an ataukah hati mereka terkunci?" (Muham-
nad,l47l:241.
" Sesung guhng a Kami telah memas ang beleng -

gu di leher mereka., lalu tangan mereka (diangkat)


ke dagu, maka karena itu mereka terteng adah. D an
Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di
belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup

L55
JteL'i,Llau,tt,t f-Qtt'o,t gotrg )1("t,,olriruif.r,'t,

(mata) mereka s ehing ga mereka tid"ak d,apat melihaf'


(Yasin [36]: 8-9].
"Allah telah mengunci mati hati dan pende-
ngaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup"
(al-Baqarahl2lz 71.
Atau firman Allah yang menyebutkan,
"Yaitu orang-orang Aang matanga dalam kea-
daan tertutup dan memperhatikan tanda-tanda
kebesaran-Ku" 1al-Kahfi [18]: 10 1).
Semua ayat yang telah disebutkan di atas menjelmakan
berbagai penghalang yang bersifat maknawi (absh'ak) telsebut,
seakan-akan berupa benda-benda pengiralang, karena ungkap-
an dalam bentuk gambaran ini lebih menyentuh dan lebiir
mudah untuk dicerna.
(4) Mengingat tabiat gambaran itu memang dapat
dirasakan, maka dipilihlah di antala gambaran yang dimaksud
suatu bentuk yang dapat menjelmakannya, sepelti pengertian
yang terdapat di dalam firman Allah,
"Pada tnri mereka ditutup oleh azab dari atas
mereka dan dari bawah kaki mereka" 1al-'Ankabut
[2e]:55).
Berbeda bila dikatakatt, " P ada hari azab datan g kep ada
mereka dari tiap sisi atau mengePung mereka." Karena penger-
tian kata menutup dari atas meleka dan dari bawah meLeka,
memberikan pengertian ke dalam Perasaan bahwa azab itu
meliputi mereka dari segaia penjurunya. Hal yang semisal
lainnya adalah firman Allah yang menyebutkan"
"(Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari
1.55
Jnran!'cui Oet*t t,s, n dutr Oet t po,a n

atas dan dai bawahrn" {al-Ahzab [33]: 1O].


Dan firman Allah lainnya yang menyebutkan,
"DarL sekiranya mereka sungguh-sungguh
menjalankan (hulatm) Taurat, Injil, dan (al-Qur'an)
Aang diturunkan kepada mereka dari Tuhan-n!4a,
nis cay a mereka akan mendap at mg"kanan dari atas
mereka dan dari bauah kaki mereka" 1al-Ma,idah
[s]:66).
Termasuk ke dalam kategori.ini adalah firman Allah
yang menyebutkan,
"Seakan-akan muka mereka dihttupi dengan
keping an-keping an malam A ang g elap gulita" (Yunus
lLolz 271.
Kehitaman yang menimpa wajah meleka bukan berupa
warna dan bukan pula polesan, melainkan berupa kepingan-
kepingan yang hitamnya bagaikan malam pekat menutr-rpi
seluluh wajah mereka.
(5) Telmasuk ke dalam ungkapan tnjsirtr (penjelmaan)
adalah menggambarkan hal-hal yang maknawi ke dalam
sesuatu yang dapat dirasakan, seperti gambaran azab yang
disebutkan sebagai sesuatu yang keras. Seperti dalam filman-
Nyu,
<^j ,1 ,1 J ,<.
a.. .
+ J+l;l-]c.r\) irr...
"De.n di hadapannAa masih ada azab Aang
keras" (Ibrahim $af fi[
Hari akhilat digambalkan sebagai sesuatu yang berat
seperti dalam firman-Nya,

757
)tetnlu,f,*n..f-Q,r'o,r yotrg 31("tr"(5u3[!,rt,

*#Y;.&iS;ti:$+u5\'":-/-:.:!F5r,
" Sesungguhnga mereka (orang-orang kafir)

mengukai kehidupa.n dunia dqn mereka tidak


mempedulikan kesudahan mereka, pada hari gang
berat (hari akhirat/" (al-Insan [7 6l: 271.
Maka, pengertian azab dialihkan dali hal yang maknawi
dan abstrak menjadi sesuatu yang punya ketebalan dan
kekerasan. Sedangkan, pengertian lmi yang tidnk bisn dipegmzg itu
dialihkan menjadi "sesuatu yang punya ketebalan dan bobot''.
(6) Di antara contoh-contoh hal yang maknawi menjadi
sesuatu yang dapat dirasakanoleh indra adalah firman Allah,

:t'i C# d,l;):)j,t J:;t1


"Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi sese-
orang dua buah hati dalam rongganAa" (al-Ahzab
[$l: af.
Contoh lainnya adalah filman Allah yang menyebutkan,
"Dan janganlah kamu seperti seorang uta.nita
Aang menguraikqn benangngq. Aang suda"h dipintal
dengan lanat menjadi cerai-berai kembali" (an-Nahl
[16]: e2].
Untuk menerangkan pengeltian merusak perjanjian
sesudah perjanjian itu diteguhkan.
Contoh lainnya adalah firman Allah,
"Dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian Aang lain. Sukako.h salah seorang di
qntara kamu memakan daging saudaranya Aang
sudah mati?" (al-Hujurat fagl: L2l.

758
Jrrr.r n
f.r.li 9rto*ot, D.r n 9ct rr paa rr

Untuk menggambarkan keburukan perbuatan mengum-


pa! hingga seakan-akan peiakunya memakan dagrng saudala-
rryayangsudah mati.
(7) Kemudian mengingat tnjsint (penjelmaan) ini melu-
pakan gambaran yang masih bersifat umum, maka digambar'-
kanlah hisab di akhirat seakan-akan ia berupa nelaca untuk
menimbang amal baik dan amal buruk,

-j:liALljbtf,g'
"Kami akan memasang timbangan Aang tepat
pada hari kiamaf' (al-Anbiya' l21-l: 471.
alt,, -\, - // . /t/ - ./,7.
+r-rY&La-'\rrt LU
"Darr adapun orang Aang berat timbangan
(kebaikan)ng a" (al-Qari'ah [ 10 1]: 6].
.l tt a/ " 1a 1'(7'
.,
"Dart adapun orang Aang ringan timbangan
4,:4);r..j;g.t,b
(kebaikan)ng a" (al-Qari'ah [1O 1]: 8].

\i,fiu;ig-{L3t4i5ao|
"D j ika ( amalan itu) hany a s eb e r at bij i s aui pu n
an
p asti Kami mendatangkan (p ahala) nga " (al-Anb iya'
l2Ll: a7l.

$x+ s{::i-^ts
"Dart mereka tidak dianiaga sedikit pun" (an-
Nisa'[4]:49).

759
)(e in).rl3arr ol-Q,. 'o,, yo,rg )1G,t"ft1n1?.an

,$E;1,
"D arl me reka tidak dianiag a w alau s e dikit pun"
(an-Nisa'ft1: L2al
Semuanya itu dikemukakan sesuai dengan penjelmaan
11el'aca atau timbangan yang ada di alam kenyataan.
,r*t(

Sering dijumpai dalam satu contoh dari al-Qur'an yang di


dalamnya tergabungkan antara imajinasi dan penjelmaan, maka
digambarkanlah hal yang absh'ak dan maknawi menjadi sesuatu
yang mewujud dan dapat dilasakan keberadaamya. Sehingga,
dapat dibayangkan gerakan wujudnya atau gelakan yang ada di
sekitalnya melalui sorotan ungkapan yang menyampaikannya.
Dan dalam contoh-contoh teldahulu terdapat bebelapa sarnpel
dari iral ini, akan tetapi kami akan rnengetengahkan fenomena
ini dalam contoh-contoh yang balu, karena kita memiliki banyak
contoh yang bellimpah dari setiap tliaannya.
(1) Antala lain filman Aliah yang menvebutkan,
ull

eG69ii;rirtif,i"*iSS
"Sebenarnga Kami melontarkan Aang hak ke-
pada Aang batil lalu Aang hak itu menghancurkan-
ng a, maka deng an s erta merta A ang b atil itu leng ap "
(al-Anbiya'[21]: 18).

:;:sie.jeJK,
"Dia memasukkan rasatakut ke dalam hati me-
reka" (al-Ahzab [33]: 26).

760
Jrr r.rrr
f'o.li 9ero,to,an
)o,, 9"trr1too,,
Er.
#i\y-"r7$i'';'t66r*V
" Kami telah timp akan suhan dan keb en-
p ermu
cian di antara mereka sampai hari kiamat" lal-
Ma'idah [5]: 6af.

<4;tJi.Fr-4r:"3e{;^{,1".i1i;\i
Allah menurunkan ketenang an ke -
" Kemudian
pada Rasul-Nga dankepada orang-ordng yang ber-
im&n" (at-Taubah l9lz 261.
-#1\''J'.iri'{;\:1,}"*V
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesagangan" (al-Isra' [17]:
241.

"Seakan-akan kebenalan itu bom yang


dijatr-rhkan dengan
cepat menimpa kebatilan lalu memusnahkannya. Seakan-akan
rasa takut itu peluru yang melesat dengan cepat menembus
hati meleka dalam sekejap. Seakan-akan permusuhan dan
kebencian itu benda belat yang ditimpakan di antara mereka,
dan rnembebani mereka sampai hali kiamat' Seakan-akan
ketenangan itu belupa benda pengokoh yang ditulunkan
kepacla Rasulullah dan kaum Mukminin. Dan, seakan-akan
rendah hati itu belupa sayaP yang dapat dilendahkan (dina-
ungkan) kalena sayang kepada kedua orang tua.
Datram tiap contoh yang telah disebutkan di atas terdapat
gabungan antala penjelmaan, yakni mengalihkan l-ral yang
maknawi kepada bentuk yang berwujud, dengan imajinasi

767
Xei.ndafiur.rl'-Qra'an yo ng J7(en,x$juiLc.n

yang membayangkan adanya gerakan tubuh yang dihipotesa-


kan ini.
(2) Contoh lainnya dari hal tersebut adalah firman Allah,
"(Bukan demikian), Aang bena4 barangsiapa
berlruat dosa daniatelah diliputi oleh dosanga" lat-
Baqarah [2]: 81).
" KetaLtuilah
baLtwa mereka telah terj erumus ke
dalamfttnah" lat-Taubah [9]: 49).
Sesudah dosa digambarkan bagaikan sesuatu yang
berwujud benda, maka ia dapat belgerak dengan gerakan yang
meliputi. Dan, sesudah fitnah digambar.kan sebagai jurang,
maka meleka belgerak terjelumus ke dalamnya.
(3) Telmasuk ke dalam kategori ini adalah ayat-ayat
berikut.
"Dan janganlah kamu campur adukkan Aang
hak dengan Aang batil" (al,-Baqarahl2lz a2l.
"Me-ka, sampaikanlah olehmu secara terang-
terangan segala apa Aang diperintahkan (kepada-
mu)" (al-Hijr [15]: 9a).
Pada contoh yang pertama kebenaran dan kebatilan
'diubah' menjadi dua benda yang salah satunya menutupi
yang 1ain. Dan, dalam contoh yang kedua, apayang diperin-
tahkan kepadanya berubah menjadi benda yang ber.at dan
halus disampaikan, yang menunjukkan perlu adanya kekuatan
dan keseriusan untuk melaksanakannya.
(4) Contoh lainnya adalah ayat-ayatberikut.
"Allah Pelindung orang -orang A ang b eriman; Dia

162
Jrrr.rnf.r.ti' IeLL\tddtL a&t' 9""'1toot'

mengeluarkan mereka d.ari kegelapan (kekafiran)


kepad.a cahaya (iman). Dan orang-orang Aang kafir,
pelindung-pelindungny a ialah setan' A ang meng elu-
arkan mereka dari cahaga kepada kegelapan
(kekafiran)" (al-Baqarah [2]: 2571'
"Karena itu, barangsiapa Aang ingkar kepada
thaghut d"an beriman kepada Attah, maka sesung-
guhnga ia tetah berpegang kepada buhul tali yang
amat lstat" {al-Baqarah [2]: 256f.
Pada contoh yang pertama petuniuk dan kesesatan diu-
bah menjad i cahaya dan kegelapan, kemudian dimuiailah ope-
r.asi pengeluaran yang ter.bayangkan. Dan dalam contoh kedua,
iman digambarkan menjadi seperti buhul tali yang kuat, kemu-
dian dimulailah opetasi berpegang teguh kepadanya secara
imajinasi. Maka, gambaran-gambaran yang diwujudkan dalam
keadaan bergerak ini dapat menunaikan fungsinya secara lebih
bagi imaiinasi ketimbang
ielas dan lebih mendalam kesahnya
ungkapan yang hanya mengandalkan makna semata'

Dengan menggunakan;;^ r"^, diutamakan ini dalam


mengungkap hal-hal yang absh'ak dan maknawi, uslub al-
Qur'an melanjutkan metodenya dalam rnengungkap hal
paling khusus, yang seharusnya diutarakan secara abstrak
sepenuhnya dan Pensucian Yang sempurna, seperti dalam
ayat-ayat berikut.

A$S;;t'rX
"Tangan Allah di atas tangan mereka" (al-Fath
[a8]: 1o].
763
)teinJ.r6.rn .rf-Qrr ir.,r yatrg )I(en'tfyuifr.o.t,

#'*t{",U,}3Uj
"Dan adalah'Arasy-Nga di atas air" llflad, [11]: 7).

i;'rv*,';3i'u!'e5
" Kursi Allah meliputi langit dan bumi" 1aL-
Baqarah [2]: 255).

+:lis"{;J?
"Kemudian Dia bersemagori o, ata"s 'Arasy"
(Yunus [1O]:3].

Lg;f"-{3\Jy66f
"Kemudian Dia menuju ke langit dan langit iht
masih merupakan asap" (Fushshilat [a1]: 11).

5fAY4i4\'i,AYrtt#J,!'itS
Zr-;,Ls_*
"Padahal bumi seluruhnga dalam genggaman-
Nga pada hari kiamat dan langit digulung denqan
tangan kanan-Nga" (az-Zlurnar [39]: 67).

"Dan bukan kamu Aang melempar ketika kamu


melempar, tetapi Allah-tah A ang melemp ar" 1al-Anfal
[8]: 17).
1.t l-,zz I
='ra.(.
b:a)' .-JV c, !.a.^-o.J 4Jll q
i '

764
Jrr ronf'ali 0"rooo,o,, )o,r 9earr p.r.t',

"Dan Allah menggenggam dan membuka Ta-


ngan-NAa" (al-Baqarah [2]: 2451.

trt:.6:"Jttrriir;s,
"Dan datanglah Tuhan-mu; sedang malaikat
b e r s haf- s haf ' lal-F air lsel:221.

i\i.su6\ #, e5 tf,tiJi ;irrlAt 46;


,(L; i
"Orang-orang Yahudi berkata,'Tang an Allah
terb eleng gu.' S eb enarny a tang an merekalah g ang
dibelenggu dan merekalah Aang dilaknat disebab-
kan apa Aang telah mereka katakan. (Tidak dem'i-
kian) tetapi kedua Tangan AIIah terbuka" (al-Ma'i-
dah [5]: 64].

' e\5):4('A+jt+Y
"sesungguhnga Aku akan menAampaikan ka-
mu kepada ajalmu dan mengangkat kamu kepada'
Ku" lAJi 'Imran [3]: 55f.
Dan, tirnbullah perdebatan yang cukup lamai berkenaan
dengan kalimat-kalimat ini, ketika peldebatan menjadi seni
dan kalam menjadi perhiasan. Padahal kalimat-kalimat ini
tidak lain hanyalah berlaku menurut konteks yang diikuti
dalam ungkapan, bertujuan untuk menjelaskan makna-makna
yang bersifat absh'ak dan mengokohkannya serta menuang-
kannya menurut ketentuan yang berlaku, tanpa ada penyim-
pangan atau kebengkokan di dalamnya. Yaitu, menurut keten-

155
J(eln).F,un af-Q,r'o,t yolg Jhe"akjw\Rott

tuan imajinasi perasaan dan perupaan dalam setiap ungkapan


yang digambarkannya.
Akan tetapi, mengikuti berbagai ketentr"ran yang berlaku
dalam topik ini sendiri, memberikan kepastian pembuktian,
sebagaimana yang telah kami katakan bahwa metode ini dalam
al-Qur'an merupakan prinsip utama yang digunakan dalam
menyajikan garnbarannya, sebagaim ana tnshtuir atau gambaran
merupakan kai dah utamanya dalam berungkap. *.

765
ILA kita katakan bahwa sesungguhnva
tnslnuir (gambaran) adalah kaidah pokok
dalam uslub al-Qur' an, dan sesungguhnya
imajinasi dan perupaan merupakan feno-
"Ororg gor"g
.hol;* LnrJ;r; J; mena yang menonjol daiam tnslnuir, maka
loori Lio*o[ hal ini bukan berarti kita telah sampai
Jio kepada sasaran dalam menerangkan ka-
"noLor-olno,
LnrJ;r;
"nr"Jirio, rakteristik al-Qur'an secala umum, dan
* ponggurg tidak pula karaktelistik tnslnuir al-Qur'an
Jolo* Lnoloon
*nrgrlorg-ulong secara khusus. Karena di balik semua itu
terdapat cakrawala iain yang telah dicapai
lrnrgn"olonn lo."
oleh keselasian (halmoni) susunan al-
Qur'an sebagai aspek yang benar bila cli-
tinjau dali sudut penyampaiannya yang
berseni.
)leLnhiu,n.r f-Q,r'.." ycng J7(en$ui(an

Di sana terdapat keserasian susunan yang mencapai


puncak tertinggi dalam tnslnuir (gambaran) al-Qur'an.
Keserasian susunan itu beraneka ragam corak dan ting-
katannya, dan di antara corak ini adalah apa yang telah disa-
dari kebeladaannya oleh sebagian peneliti bnlaglnh al-Qur'an.
Tetapi, sebagiannya lagi beium pelnah disentuh pemba-
hasannya oleh seorang pun hingga saat ini.
(1) Antara lain adalah keserasian susunan dalam mem-
bentuk ungkapan dengan memilih kata-katanya kemudian
menyusunnya dalam susunan yang khusus, hingga mencapai
tingkat yang paling tinggi dalam hal kefasihan. Para alili b nlnglnlr
telah banyak mengeluarkan pendapat sehubungan dengan
corak ini, dan telah mencapai batas jangkauannya, bahkan
melampaui batas kebenalan yang ada di dalamnya hingga
menjerumuskan mereka ke dalam pembahasan yang beltele-
tele tanpa ada gunanya.
(2) Di antalanya adalah ketukan irama yang timbul dali
pemilihan kata-kata dan susunannya dalam rangkaian yang
khusus. Sekalipun fenomena ini sangat jelas di dalam al-Qur''an
dan sangat mendalambangunan seninya, akan tetapi pembica-
raan pa1'a ahlibnlnghnh mengenainya tidak pernah melampaui
ketr-rkan lahiriah tersebut. Dan, tidak pelnah meningkatuntuk
mengetahui keanekaragaman ilama bunyi kata-kata dan
keserasian semuanya itr-r dengan nuansa yang di dalamnya
irama ini disampaikan dan fungsi yang diembannya dalam
setiap konteks.

L68
i)to,ct o,ri.r rr O t t i.rl i li

(3) Di antaranya lagi adalah berbagai catatan yang


berkaitan dengan sisibnlaglmh yangtelah dicelmati oleh keba-
nyakan ulama balaghah, seperti berbagai kalimat susulan
(ulasan) yang selaras dengan konteks. Misalnya, fnslilnhyang

ada dalam firman-Nya ,',)i t;;,fetry\" Dnn Din Mnlmlornsn ntns

Kalimat ini dihadilkan sesudah pernbicalaan


segnln sestLntrt.")
yang membuktikan kekuasaan Allah. Atut fnslilnh Tainnya
yang ter clap at di d aiam f ir:man-Nya, ri7l\ 9t::'!prt|Ly 1" S "t ut g -

gtilmyn Allnh Mnlm Mengetnlttti segaln isi lmti" ); sesudah pemba-


hasan tentang pengetahuan Allah telhadap semua hal yang
tersembunyi. Juga seperti ungkapan memakai " isirrt ntauslruI"
agar " itunlnh shilnh" menjadi penjelasan tentang sebab pembe-
lian balasan, seperti yang terdapat di dalam firman-Nya,
Sesungguhnga orang-orang Aang mendus-
takan ag at-agat Karni.lan mengpmbongkan diri
terLtad-apnga, sekali kali tidak akan dibukakan bagi .
mereka pintu-pintu langit dan tidak pula mereka'
masuk surga, hingga onta masuk ke lobang jaru'm"
(al-A'raf [7]: aO].
Atau, seperti ungkapan dengan memakai kata Rnblr
dalam konteks tarbiyah (pendidikan) dan pengajalan sebagai-
mana dalam firman-NYa,
"Bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu
Y ang menciptakan, Dia telah menciptakan rnanu sia
d"ari' alaq. B acalah dan Rabb -mulah Y ang M aha P e -
murah. Yang mengajar manusla dengan peranta-
raan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
Aang tidak diketahuinga" lal:Alaq [96]: 1-5)
169
9tei'drBo' of-Q,r'o', y.. t g J7(",r..&ju8(rr.,t

Seclang lafazh Allah digunakan dalam kaitan dengan


menuhankan dan membesarkan nama-Nya seperti yang ter-
dapat di dalam firman-Nya, "Seannggtilmyn Allnh di sisi-Nyn-
lnh pengetnhunn tentang hari kinmnt."
SebagaimanaiwnLllnlalnh(Allah)di-zhnlir-kan(disebut-
kan secara eksplisit) atau di-nntdlmnr-kan (disebutkan secala
implisit) karena tujuan yang dituntut oleh konteks. Sebagai-
mana didahulukan atau diakhilkan, dihubungkan atau dipi-
sah, dimutlakkan atau dibatasi, memakai kata tanya atau per'-
nyataan dan lain sebagainya sebagaimana yang telah dikenal
dalam pembahasanbnlnglmlt. Di kalangan mereka ada orang
yang menganggap hal ini merupakan puncak fenomena bnlng-
hnh dalam ungkapan al-Qur'an.
(4) Di antaranya lagi adalah kaitan maknawi antara
berbagai tujuan dalam konteks ayat dengan keserasian pera-
lihan dari satu tujuan ke tujuan yang lain. Sebagian ularnabnln-
glmhbertela-tele dalam membahas keserasian ini padahal tidak
perlu dilakukan, hingga sampai pada batas memaksakan dili.
Sesungguhnya al-Qur'an tidak memerlukan sesuatu pun dari
hal tersebut.
(5) Barangkali jenis yang paling tinggi dali keserasian
yang berhasil mereka temukan adalah keserasian reaksi jiwa
di antara langkah-langkah yang bertahap pada sebagian nash-
nash al-Qul''an dan langkah-langkah kejiwaan yang meng-
ilinginya, seperti contoh yang telah kita ambil dariaz-Zarnakh-
syali tentang surat al-Fatihah dalam pasal "Bagaimana al-
Qur'an Dipahami."

770
Jt".ret.,oio,, Cl t tirti ll

Sekalipun berbagai karaktelistik yang telah meleka


cermati itu merupakan suatu hakikat yang sudah baku, tetapi
ia masih tetap menjadi fenomena utama keserasian susunan
yang terlihat oleh peneliti al-Qur'an, padahal di baliknya ada
caklawala lain yang belum pernah mereka singgung sama
sekali, kecuali hanya fenomena ketukan musikal yang meru-
pakan salah satu di antala cakrawala yang tinggi ini. Akan
tetapi, para penelittbnlaglmh sebagaimana yang telah saya kata-
kan, hanya berhenti sampai pada penampilan iuarnya saia.
Dan mengi ngat tnshtu ir (garnbar an) dalam al-Qur' an -
sebagai pokok utama dalamungkapan al-Qur'an secara kese-
luruhan-merupakan masalah yang belum pernah mereka
singgung sama sekali, maka sesungguhnya keserasian seni di
dalam tnslnuir ini sudah balang tentu lebih jauh lagi dari cakra-
wala penelitian mereka.
Mengingat tujuan kami dalam buku ini adalah untuk
mengetengahkan caklawala baru, maka kami tidak akan
mengulangi berbagai arah yang telah ditemukan oleh para
peneliti. Kami akan mengenyampingkan rincian pembahasan
tentang berbagai arah telsebut sekalipun kami meyakini bahwa
setiap topik yang ditulis di dalamnya masih dapat diketengah-
kan dalam nuansa yang balu, mengingat adanya kemajuan
yang pesat meiangkah jauh ke depan sesudah langkah terakhir
yang dilakukan oleh para pendahulu.
Dalam kaitan ini kami met'asa cukup hanya mengete-
ngahkan contoh yang pernah kami ketengahkan untr-rk rrlenun-
jukkan adanya keserasian intelnal antala makna dan tujuan

771
)tei,rfu l3.r'r .r fl- Q,, ",, yo tt g 31(e n*fr.|nift ,x,t
dalam surat al-'Alaq, surat pertama yang kami sebutkan dalam
pasal "Sumber Daya Pesona al-Qur'an." Contoh ini melupakan
suatu gambaran yang menjadi perhatian penelitian baru ten-
tang keberadaan mata rantai pemikiran dan keserasian
psikologis di celah-celah konteks al-Qur''an.
Kemudian kami akan mengisyaratkan sekilas tentang
eksistensi keserasian makna dan kondisi kejiwaan yang ada
di antara kisah-kisah yang ditampilkan oleh al-Qur'an dan
konteks yang menjabarkannya selta keserasian penampilan-
nya dalam konteks ini, disertai dengan adanya tujuan keaga-
maan dan penampilan seni secal'a bersamaan. Contoh menge-
nai warna keserasian ini akan disebutkan nanti daiam pasal
"Kisah dalam al-Qur"an." Dan contoh kisah-kisah dari jenis
keselasian ini mendominasi penjabaran yang akan dikemuka-
kan tentang adegan-adegan hari kiamat, gambaran-gambaran
tentang nikmat dan azab selta ganrbaran-gambaran yang akan
dikemukakan sehubungan dengan adegan bantahan, di mana
hal ini ditampilkan secara serasi dengan nuansa yang melatar'-
belakanginya danmampu menunaikan tujuan psikologis yang
diarahkan kepadanya
***
Tetapi, semuanya itu pada akhirnya belhenti sampai
pada keselasian makna dan tujuan. Dan, penelitian tentang
wawasan ini betapa pun detail dan tingginya masih tetap
telasing dali sarana yang paling indah dan paling aktual dalam
ungkapan al-Qur'an, yaitu tnsluulr (gambaran).
Mengingat peralihan yang akan dialami amat jauh dan

772
Jtar"ro,lio,r Ot tirtifi

memerlukan lompatan yang amat tinggi dali datalan yang lata


ini ke atas puncak yang menjulang tinggi, maka kami memilih
cara bertahap untuk melakukannya agar sampai kepada
caklawala yang dituju selangkah derni selangkah, hingga
sampai ke puncaknya yang paling tinggi.

Keserosicn Ungkopan
Ada banyak tempat (ayat) yang di daiamnya terkandung
keserasian antala ungkapan dengan keadaan yang menjadi
subjek gambarannya, sehingga membantu kesempulnaan ciri-
ciri gambalan indrawi atau gambaran maknawinya. Hal ini
merupakan langkah yang melibatkan antara satu ungkapan
dengan ungkapan lainnya, dan ungkapan dengan gambalan,
dan inilah persimpangan jalan antara dataran yang rata dengan
puncak yang beltingkat-tingkat.
Sebagai contohnya adalah,firman Allah yang menyebut-
kan,
"sesungguhnga binatang (makhluk) Aang se-
buntk-burukng a di sisi Allah ialah orang-orang A ang
pekak dan tuIi Aang tidak mengerti apa pun" (al-
Anfal l8l:.221.
Kalena sesungguhnya kata nd-Dmunb biasanya diguna-
kan unfuk hewan, sekalipun kata ini mencakup manusia, sebab
manusia merayap di bumi, akan tetapi yang segera teltangkap
oleh pemahaman tidak demikianmengingat kebiasaan pema-
kaiannya bukan untuk manusia. Maka, memilih kata nd-Dn'
uab di sini kemudian kondisi liil yang mewalnainya meru-

773
Jl eLnl,x B a n a L Qro' o,r r;o,, g J1("t t o ftjr, I k o t

pakan faktol yang menghalangi mereka beroleh manfaat dari


petunjuk, mengingat mereka berpredikat bisu dan tuli, yang
kedua-duanya melengkapi gambaran kelalaian dan hewani,
yang hendak digambarkan oleh al-Qur'an rnengenai keadaan
orang-oran g y angtidak berimarl karena meleka tidak berakal.
Semisal dengan contoh di atas adalah firman Allah,
"DarL orang-orang Aang kafir itu bersenang-se-
nang (di dunia ) danmerekamakan sepertimakan-
ng a binatang -binatang. D an neraka ad alah temp at
ting gal mereka" (Muhamm ad, l47l: 1-2l.
Melalui ungkapan tnsybilt (penyerupaan) ini keadaan
mereka digambarkan oleh al-Qur'an dengan sangat cermat
bahwa sesungguhnya mereka makan dan bersenang-senang
daiam keadaan lalai terhadap pembalasan yang menunggu
mereka, bagaikan binatang temak yang kerjanya hanya makan
dan bersenang-senang, lalai dari pisau jagal atau lalai dari hal-
hal selain makan dan minum.
Contoh lainnya adalah firman Allah,
"Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat
kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah
tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendakl" 1al-Baqarah [2]: 223l'.
Dalam ungkapan ini telkandung belaneka lagam kese-
rasian baik yang lahir maupun yang tersembunyi, dan kelem-
butan kata sindiran tentang berbagai hal yang sangat cermat.
Sedangkan,yang paiing cermat c1i antaranya adalah keselu-
paan antara hubungan para petani dengan tanamannva dan
hubungan antara suami dengan istrinya clalam bidang yang

1"74
J(cl"rorio', (lt ti.rti ll

khusus ini. Juga antara tanaman yang clitumbuhkan oleh tanah


itu dan bibit yang dikeluarkan oleh suami, serta akibat yang
ditinibulkan oleh percampuran keduanya yang menghasilkan
peltambahan penduduk dan keramaian serta keberuntungan.
Semua gambalan ini tersembunyi di dalam ungkapan isti'nrnlr
(metafora) yang disajikan oleh bebelapa kalimat saja.

Keserosion Lafazh
Adakalanya satu lafazh -bukan satu kalimat- dapat
memberikan suatu gambaran yang terpelagakary bukan hanya
berperan membantu menyempurnakan ciri-ciri gambaran
semata. Ini merupakan langkah lain berkenaan clengan kese-
rasian tnslnoit', yaitu langkah yang lebih jauh jangkauannya
ketimbang yang pertama dan lebih dekat untuk mencapai
puncak baru dalam ha1 keserasian. Sebagai suatu langkah ber-
nilai pius karena hanya dengan satu lafazh saja telah dapat
memberikan suatu gambaran. Telkadang karena bunyi yang
clitimbulkannya pada telinga, dan terkadang karena bayangan
yang disampaikannya pada imajinasi, serta terkadang kalena
bunyi dan bavangannya secara bersamaan.
Manakala teiinga mendengar lafazh " Itstsnqnlturn"
dalam firman-Nya,

;:,:" e\'3+i,f1 ;1r1;K Y,;: 6"i\i


(' t4r\4

V;sijr**:,i4r
" Hai orang -orang A ang beriman, apakah s ebab-
ng a ap abila dikatakan kep ada kamu,' B e rang katlah

775
J(eir.),t13a,, ol-Q,t L,t yot g Jl("t ,,frjul(o,t

(untuk berperang) pada jatan Allah', kamu merasa


b er at dan ing in ting g aI di temp atmu? " at-Taubah [9] : (

38).
Maka, imajinasi akan membayangkan gambaran sosok yang
berat sedang diangkat oleh sejumlah orang dengan susah
payah,lalu ia terjatuh dali tangan mereka karenp terlalu berat.
Sesungguhnya dalam lafazh ini telkandung gambalan suatu
beban kurang lebih satu ton beratnya. Seandainya Anda kata-
kart"Tntsnnqnltunt" , tentulah bunyi yang ditirnbulkannya men-
jadi ringan, dan hilanglah pengaruh yang diinginkan, di sam-
ping hilang pula gambaran yang ingin disajikan oleh lafazh
ini secara tersendiri.
Jika Anda baca firman-Nya yang menyebutkan,

"s{Ad'f-SS
" antara kamu ada orang
DarL sesungguhnga di
Aang sangat berlarfibat-lambat (ke medan pertem-
puran" ) (an-Nisa' $lz 721
Maka, terbentuklah gambaran sikap lambat yang timbul
dali bunyi ungkapan seluruhnya, dan dalam bunyi yang ditim-
bulkan oleh lafazh " "riLiJ" secara khusus. Sesungguhnya lisan
hampir tertatih-tatih saat mengucapkannya sehingga sampai
ke penghujungnya dengan lambat.
Anda membaca penuturan ucapan Nuh,

;i
"; *
t ; Jia u +-riffi ur,'3 ; &, JuYi;-

t'r;^SYL7*rtcg'yi,S{"
776
Jtc,rcta,tictrr (lt I iati fi

"Bagaimana pikiranmu, jika aku ada mempu-


nyai bukti Vang nAata dan Rabb-ku, dan diberinya
alst rahmat dari sisi-Nga, tetapi rahmat itu disamar-
kan bagimu. Apa akan kami paksakan kamu mene-
rimany a, p adahal kamu tiada mengukainy a? " (Had
[11]:28).
Maka, Anda akan merasakan lafazh " 6;K:ii" membe-
rikan gambalan tentang pemaksaan dengan menjejalkan
semua dlnrnir (kata ganti) ini ke dalamucapan,lalu mengikat
sebagiannya dengan sebagian yang lain, sebagaimana keadaan
orang-olang yang dipaksa untuk melakukan hal yang meleka
benci dan menekan mereka untuk menerimanva padahal
mereka antipati terhadaPnYa.
Demikianlah tampak suatu walna dari keserasian yang
kedudukannya lebih tinggi daripada bnlnglmltlnltirinh dan lebih
agung ketimbang kefasih anlafazh, yang kedua-duanya diang-
gap oleh sebagian peneliti, baia di masa lalu mauPun di masa
kini, sebagai keistimewaan yang Palingbesal dalam al-Qur'an.
Anda mendengal kata " Ynslftlnrilcltunn" dalam ayat
berikut.

IiiJ',\i#;*6el;ia) (fiw'6r
SintJ:,;y4#6t* 1z z "|-12('

&i,,fuK"*6fKQ)'{' ;rt i':


?^,s J,*r;*S;elC:V.i'ij5:
J1l
777
9(einfu 6.r n .r f-
Qrr t,r y.r n g JI(en o.fguifro tr

"Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Ja-


hanam. Mereka tidak dibinas akan s ehing g a mereka
mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka
azab ng a. D emikianlah Kami memb al as
s etiap o rang
Aang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam
neraka itu, 'Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami nis-
caga kami akan mengerjakan amal Aang shaleh ber-
Iainan dengan apa Aang telah kami kerjakan"'
(Fathir [35]: 36-37].
Maka, akan terbayangkan bunyi kalimatnya yang berat
seberat jeritan yang bercampur aduk dan ber.sahut-sahutan
dari setiap penjuru neraka, suar.a jeritan yang keluar. dar.i
kerongkongan yang padat oieh suara yang serak. Sebagaimana
lafazhini membelikan kepada Anda nuansa jeritan yang dia-
cuhkan tanpa ada yang mempedulikan atau memperhati-
kannya. Di balik semuanya itu, Anda melihat gambaran siksa-
an keras yang membuat mereka menjerit-jer-it kesakitan.
Dan, manakala sebuah lafazh sepelti yang telah disebut-
kan di atas dapat memberikan semua gambar.an tersebu! maka
hal ini melupakan suatu seni dar.i keserasian yang amat tinggi.
Semisal dengan contoh cli atas adalah Tafazh " ji" yung
menggambarkan sikap kaku, kasar, dan ter.kenal kejahatannya,

$--t4"*;#
"Yang kaku kasar, selain dariitu Aang terkenal
kejahatanng a" (al-Qalam [68]: 13).
Apabila Anda mendengar firman-Nya yang menye-
butkan,

778
J(arct.tria,, Clati.rtil?

';l-S-,\:Ai/-*fi,96
"Padahal trmTtr Aang panjang itu sekali-kali
tidak akan menjauhkannAa dari siksa" (al-Baqarah
l2l: e61.
Maka, lafazh" yang diahulukan dalam sebutan-
^n)!4"
rrya ini dari fn'il-nya, untuk menonjolkan gambaran yang
sempurna dan belgerak tentang znltznlmh (penggeselan) yang
telah dikenal itu, dali balik satu lafazl'r yang mandiri'
Demikian pula halnya dalam firrnan Allah,

jungkirkan ke dalam neraka bersama orang-orang


Aang sesat dan bala tentara iblis semuanga" lasy'
Syu'ara 126lz 9a-951.
Maka laf azin " \K{ ", mblalui iramanya, menimbulkan
bunyi gelakan yang terjadi karenanya.
Memang benar, tata letak kedua LafazLttersebutlah yang
mernbuat keduanya dapat memberikan gambalan ini, bukan
l-ranya karena al-Qul' an men ggunakan ke dua laf azl't tels ebut
secal'a khusus, sebagaimana kalakter kalimat fi'il rnndli yang
akar katanya khusus atau baru digunakan untuk pertama kali-
nya, akan tetapi faktol memilih keduanya pada tempat yang
tepat, tidak diragukan lagi, melupakan seni tersendiri dalam
ungkapan palamasastla.
Di antara kata sifat yang dikeluarkan oleh al-Qur"an
untuk hari kiamat adalalt nsh-Sl mkl tlclnh dan ntlt-Tlmn mml t. Asl r

779
.X ei r r).r ff .r n .r f- Qr r'..,, yl n g 3l(" u r, ly u I ftr, u
.

S I nlcl ilcl nl t adalah laf azhyang bunyinya hampir memecahkan


gendang telinga kalena beratnya dan bunyinya yang ker.as,
seakan-akan gelegarnya membelah udara hingga suaranya
sampai ke telinga memekakkannya. Sedang ntbThnnnnnlt
adalah suatu lafazh yang mempunyai gema dan dentuman,
telbayang dalam imajinasi Anda suaranya yang menggema
seakan-akan menggelegar dan membahana, bagaikan suar.a
banjir besar yang rnelanda segala sesuatu dan menenggelam-
kannya.
Letakkanlal-t laf azl.t-Iaf azh berikut di sebelah laf azh y ang
cemerlang dan lembut yaitu "Tn1.taffnsn" (;3t seperti dalam
filman-Ny
",,;ft, 4&\ -1" D r,, cle ni I futil t np nb il n fnj nr ny n nn LI n i
nrcnyingsing" (at-Takwir [81]: 18). Maka, Anda akan menda-
-
pati mukjizat dalam memilih lafazh pada tempat yang tepat,
sehingga lafazh yang digunakan dapat memberikan ber.bagai
gambaran yang beraneka lagam. '
Hal yang semisal adalah ungkapan tentang "tic7Ltr"
dengan kata "nrcngnntul<" dan ungkapan tentang "penentc-
rnnlan" dengan kata " nrcnjndikntt nrcngnntuk", seperti daiam fir-
man-Nya yang menyebutkan,
"(Ingatlah) ketika Allah meniadikan kamu me-
ngantuk sebagai suatu penenteraman daripada-
NAa" (al-Anfal [S]: 11].
Maka, Anda akan menjumpai nuansa mengantuk yang
lembut dan halus, seakan-akan kantuk adalah selaput yang
tipis yang menutupi pancaindra dengan lembut dan halus,
" sebngni sunht penenterntmn dnri Allnh." Dengan demikian,

180
J(arraaia rr Cl t ti,rl ill

nuansa seluruhnya cliwarnai oleh ketentelaman, ketenangan,


dan keteduhan.
Jenis lain dali gambaran yang diberikan oleh lafazh
melalui bunyinya, terlihat dalam surat an-Naas:
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan
fuang memelihara dan menguasai) manusia. Raja
manusia. Sembahan manusia, dari kej ahatan (bisik-
an) s etan A ang bias a b ers embuny i, g ang membisik-
kan (kejahatan) ke dalam daa manusia, dari (go-
longan)jin dan manusla"'(an-Nas [114]: 1-6 ).
Bacalah surat ini berulang-ulang, tentu Anda akan
merasakan suala Anda menimbulkan waswas secala lengkap
sesuai dengan nuansa surat. Yaitu, nuansa waswas yang
tergambarkan oleh firman-Nya, " Setmt ymtg binsnbersentbtntyi
ymtg nrcntbisiklcm leejalntnn le dalntn dndn nmnusin dnri golongmr
iin dnn nrnnltsin"
Jenis lain dari hal ini ciehgan sedikit pelbectaan adalah
apa yang clisebutkan di dalam filman-Nya,

+$<Jwjfi."f;+ttitAih?JK
"Alang kah j elekng a kata-kata A ang keluar dari
mulut mereka; mereka tidak me ng atakan ( s e suatu)
kecuali dusta" (al-Kahfi [18]: 5].
Hal yang dimaksud di sini adalah menampilkan kebu-
rukan ucapan mereka yang mengatakan bahwa Allah meng-
ambil anak, dan juga menampakkan besarnya dosa kebohong-
an ini dengan segala cala. Untuk itr"r, al-Qur"an menyebutkan
" KnbLu'nt" lalu mengganti fn'il dengan isim dlmnir dan menja-

L81
9tei n D.r 13.r,r .r f- Q, r'",r ya n g J1(" t rt lgu BR rr.t,

dikan untuk kalimat ini tnntyiz yang di-nnlcirnbkan, agar di


dalam dlnnir dan nnleirnh itu telkandung makna ingkar dan
pembesaran dosa "lenburnt lcnlinmtan" (alangkah jeleknya).
Selanjutnya disebutkan bahwa kata-kata yang paling buruk
ini keluar dali mulut mereka bagaikan anak panah yang dile-
paskan tanpa diketahui pelakunya , " tnklm.rju rttin nftunhilint"
(yung kelual dari mulut meleka). Dan supaya ser.asi dengan
nuansa pembesaran dosa pada keseluluhannya didatangkan-
lah kalima t " nfi nl il tiln ". Se sungguhnya untlrk men gucapkan
u

lafazh ini Anda benar-benar harus membuka mulut Anda


untuk mengucapkan huluf 7un70lr yang dipanjangkan, lalu
mengucapkan dua huluf ln yang berturut-tulrut dar.i kerong-
kongan dengan susah payah, sebelum Anda katupkan mulut
Anda untuk mengucapkan huruf ntimyangada di akhir lafazh.
Ada juga suatu lafazh yang dapat memberikan gam-
balan tentang tema yang dikemukakannya, akan tetapi bukan
karena pengaruh bunyi yang ditimbulkannya pada telinga me-
lainkan kalena bayangan yang ditimbulkarurya pada imajinasi
pendengarnya. Sebagaimana yang pernah kami katakan bah-
wa lafazh pun sama dengan ungkapan, ia rnempunyai ba-
yangan tertentr"r yang dapat ditangkap oleh perasaan yang ta-
jam, manakala pelhatian yang bersangkutan diarahkan kepa-
danya, dan manakala maknanya menuntut adanya gambaran
yang bersifat empilik.
Sebagai contohnya adalah firman Allah:
-d; ti ti4'#6$$ i$Y,G ifiu e+Lhti
s..r/q. , ., n

782
J(crerooi,r,r (lt ti,rl ifi

t6;6\3irc:rv1\\
"Dan bacakanlahkepada mereka berita orang
A ang telah Kami b erikan kep adang a ay at-ag at K ami
(peng etahuan tentang bi al-Kitab ), kemudian dia me'
Iepaskan diri daripada agat-agat itu" (al-A'raf [7]:
17s).
Bayanganyang diberikan oleh lafazlt" Fnnsnlnklm" ttrem-
berikan gambalan yang kelas tentang melepaskan diri dari
ayat-ayat ini, kalena insilnkh merupakan gelakan yang dapat
dirasakan kekuatannya.
Contoh lainnya adalah firman Allah,

qt46F1\y't,3.'U-'6'
".-.7.
"Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa
takut menunggu-nunggu dengan khanaatir (akibat
perbuatannA a)" (al-Qashash [28]: 1 S).
Lafaz 3;r- t"""ggarnbarkan sikap hati-hati seraya
menoleh ke kiri dan ke kanan. Dan, tidak kita lupakan di sini
bahwa dia dalam keadaan tercekam oleh rasa takut paclahal
clia berada di kota yang aman dan tenang pada kebiasaannya.
Sekalipun hal ini memang menjadi ciri khas dari semua ung-
kapan, akan tetapi ungkapan ini menonjolkan bobot lafazh
yang menggambarkan keadaan rasa takut yang mencekam di
tempat yang aman.
Termasuk ke dalam kategori ini adalah semua contoh
yang telah kami ketengahkan dalam pasal "Imajinasi Perasaan
dan Penjelnaa!'1" saat menerangkan peril-ral Imajinasi. Maka,

L83
Xeinlafio,n afl-Q,r'",r yong J7("nokjn9ftot

bayangan yang cliberikan oleh berbagai ungkapan di sana ter-


masuk ke dalam kategori ini.
Adakalanya bunyi Lafazhbersamaan dengan bayangan
dalam satu lafazh, sepelti dalam contoh firman-Nya,
h ra.///n// ,/ 1. ,/ t.tr.,
+ t/rrf e+ )$U\9f+fj-
hari mereka didorong ke neraka j ahanam
" Pada
dengan sekuat-kuatnga" (ath-Thur [52]: 13).
Makna yang terkandung di dalam Iafazh 73Jt @d-dn'n)
ini tergambarkan melalui bunyi dan bayangannya secara bersa-
maan. Hal yang pellu diperhatikan di sini adalah bahwalafazh
i'.rJl yang makna lahiriahnya menunjukkan dorongan dengan
kuat. Dorongan ini pada ghalibnya membuat orang yang
didorong mengeluarkan suara tanpa disadarinya berupa suatu
kata yang padanya terdapat huruf 'ain yang disukunkan
..t
seperti ini ii yang bunyinya dekq! dengan bunyi lafazh i'-rJr
(nd-dn'.)
Contoh lainnya adalah filman Aliah,

$,6#,T5:"EL:j;6!r!L
"Peganglah dia kemudian seretlah dia ke te-
ng ah-teng ah neraka" (ad-Dukhan l44lz 47 l.

Lafazh nl-'ntl menimbulkan bunyi.yang terdengar oleh


telinga dan inspirasi adanya bayangan pada imajinasi, yang
keduanya memberikan masukan pada perasaan dan daya
tangkap.
Dapat kami tambahkan dalam hal ini beberapa lafazl^t

784
)t".rc, n.rin,, Cl r ti.rt i li

yang telah kami sebutkan sebelumnya di sana, yaihr lafazh-


lafazh y angmemberikan petuniuk gambalan meialui bunyinya
seperti fln-rtl(fis, tumffns, dan ntlrtlmfimnlt di samping bunyi-
nya juga menimbulkan bayangan teltentu pada imajinasi. Un-
tuk membedakannya secala jelas, pada kenyataannva, me-
mang sulit mengingat perbedaannya sangat tipis dan lembut.
Sesungguhnya semuanya itu hanya dapat dipeltemukan
manakala lafazh-lafazh yang digunakan telah mernbentuk
gambaran makna yang jelas, bukan hanya dari segi penunjuk-
kan maknanya semata, melainkan dali segi cara membelikan
gambaran dan imajinasilah yang kami maksudkan secal'a
khusus dalam kajian ini.

Keserosion lromo
Dan di sana terdap at belba gai pembandin gan (n tt L q nb nlnl t

atau clinsrmts) yang lembut.di antara gambaran-gambalan


yang dibentr,rk oleh ungkapan. Pembandingan atau tnqnhtil
merupakan salah satu metode tnslnuir dan metode tnllin (stt-
sunan irama) yang banyak digunakan oleh ungkapan al-
Qur''an dalam menyusun gambalan-gambaran yang cligalis-
kan melaltrilafazh-lafazhnya secara lembut dan samar.
Di antala contohnya ialah dua gambalan cepat belikut
yang menceritakan tentang "menyebal'kan" dan "meng-
himpun" seperti dalam firman-Nva,
"Dan di antara agat-ayat (tanda-tanda keku-
asaan)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
makhluk-makhluk Aang melata Aang Dia sebarlcan
pada keduanga. Dan Dia Mahakuasa mengumpuL

785
fi ei n &r B.r n .r f-
Q, r'.t n yo n g 37(r,, n R|r, I Q rt,,

kan s emuanA a ap abila dikehendaki-Ny a" (asy-Syura


la2l:2e1.
Gambaran menyebarkan makhluk-makhluk yang me-
lata dan gambaran menghimpunnya kembali, beltemu dalam
satu baris kalimat padahal imajinasi sendiri saat mem-
bayangkan gambaran keduanya memellukan waktu yang cu-
kup lama untuk beralih dari suatu garirbaran ke gambalan
lainnya.
Termasuk ke dalam kategori ini adalah dua gambaran
belikut yang dikemukakan oleh al-Qur' an untuk memaparkan
pelihal "mematikan yang hidup" dan "menghidupkan yang
mati" seperti dalam ayat ini,
"Dan apakahtidak menjadi petunjuk bagi me-
reka, berapa bangak umat-umat sebelum mereka
Aang telah Kami binasakan sedangkan mereka
s endiri b erj alan di tempat-tempat kediaman mereka
itu. Se sung guhng a p ada gang demikian itu terdap at
tanda-tanda (kelans aan Tuhan). Maka, ap akah me-
reka tidak mendengarkan (memperhatikan)? Dan
ap akah mereka tidak memp erhatikan b ahut as ang a
Kami menghalau (anaan Aang mengandung) air ke
bumi Aang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan
air hujan itu tanaman-tanaman Aang daripadanga
(dapat) makan binatang-binatang ternak mereka
dan mereka sendiri. Maka, apakah mereka tidak
memp erhatikan? " (as-Sajdah l32lz 26 -27 l.
Dalam sekejap mata al-Qur''an membawa mereka ber-
alih dari negeri-negeri yang telah dibinasakan yang dahulunya
hidup dan ramai dengan penghuninya, kepada bumi yang

785
Jte.rcto,riu,r Clt ti.rt i l?

hiclup dan subul padahal sebeiumnya mati dan tandus'


MtLqnbnlnh (pernbandingan) ini hampir berlaku dalam
gambalan-gambaran tentang nikmat surga dan azab neraka
di negeli akhirat, dan gambaran ini memang banyak terdapat
di clalam al-Qur'an, maka di sini kami rnerasa cukup hanya
mengambil beberapa contoh saja.
Dalam suasana mengerikan yang gambarannya digalis-
kan oleir ay at-ay at berikut.
"Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi di'-
g oncangkan b erturut-tuntt, dan datanglah Tuhan-mu ;

sed.ang malaikat berbaris-baris, dan pada hari iht


dip erlihatkanlah n e r aka j ahanam ; d an p ad a hari itu
ingattah manusia akan tetapi tidak berguna lagi
mengingat itu baginga. Dia mengatakan, 'Alangkah
baiknga kiranya aku dahulu mengerjakan (am'al
shaleh) untuk hiduplu ini-' Maka pada hari itu tiada
seorang punAang menyiksa seperti siksa-Nga, dan
tiad.a seorang pun ycing mengikat seperti ikatan-
NAa" (al-Fajr l89lz 2L-261.
Di tengah suasana menakutkan yang dihadilkan oleh
aclegan parade militer'-bersama dengan adegan neraka ja-
hanam-dengan iringan musik ketentalaan yang teratur'
ketukannya, yarrg muncul dari bangunan lafazh yang kuat
cengkramannya dan di antara azab yangunik serta ikatan yang
tiada tara tandingannya. Di tengah suasana ini dikatakan
kepada orang-oran g Y ar'g beriman,

fiU'+\' $ J'r r*J g ; ni 6i(#-u'-


":

787
9(einlaB.ur al'-Qw'.r,r y.rn g Jlbnaft,lulio,t

n,F.&,$to*.eJ|#'
"Hai jiua Aang tenang. Kembalilah kepada
Tuhan-mu dengan hati y ang puas dan diridhai-Ny a.
Maka, masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-
Ku, dan masuklah ke dalam surg a-Ku" (al-Fajr [89] :
27-3O1.
Demikianlah dikatakan dengan nada yang lembut
penuh kasih sayang yn nyyntiln, dan dengan penuh keruha-
nian dan penghormatan. Yn mlyntttlnn ttnfnil-nnftlmm'innnh (Hni
iiton ynng tenang) di saat-saat yang menakutkan ihr. Irji'ii iln
Rnbbilci (Kembalilah kepada Tuhanmu) dengan hubungan dan
kaitan yang ada antara kamu dengan Dia. Rndhiyntnnt
nmrdhiyynh (dengan hati yang puas dan dir.idhai) dengan
keserasian yang mewarnai nuansa keselur.uhannya dengan
kelidhaan dan kasih sayang. Fndklnili fi'ibndi (Maka masuklah
ke dalam jamaah hamba-hamba-Ifu) belsatu bersama mereka
seraya saling mengasihi.Wsdlelniii innnntii (dan masuklah ke
dalam surga-Ku) sebagai kalunia dar.i-Ku. Irama yang
mewalnai adegan penuh dengan ketenangan dan keteduhan,
berlawanan dengan ilama kuat militer yang telah clisebutkan
sebelumnya.
Itulah contoh dati rtmqnbnlnh nnfsiyafu (pembandingan
kondisi kejiwaan) antara orang-orang kafir dan kaum Muk-
minin. Sekarang marilah kita ketengahkan contoh tentang azab
yang dapat dilasakan dan nikmat yang bersifat mater.i, yang
keduanya juga berlawanan:

788
Jt".ret.r.rio,, flt t i.rt ifi

"Sudah datangkah kepadamu berita (tentang)


hai p emb alas an. B ang ak muka p ada hari itu tundulc
terltina, bekerja keras lagi kepayaltan, memasuki
api gang sangat pana.s (neraka), diberi minum (de-
ng an air) dai sumber g ang s angat p anas. Mereka tidak
memperoleh makanan selain dan pohon yarcg ber-
duri, gang tidak menggemukkan i"an tidak pula
menghilangkan lap ar" (al-Ghasyiyah [88] : 1 -7).
"Bangak muka pada han ifu berseri-seri, me'
ra"sa senang karena usahanga, dalam surga Aang
tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan
Aang tidak berguna. Di dalamnga ada mqta air
gang
mengalir. Di dalamng a ada tahta-tahta A ang diting'
gikan dan gelas-gelas gang terletak (di dekatnga)
d.an bantal-bantal sandaran Aang tersusun dan
perrnadai-permadani A ang terhampa /' (al-Ghasyiyah
[88]:8-16].
Di sini terdapat nuansa yang belseberangan antala kea-
daan azabdankeadaannikmat, dan juga pada setiap bagianyang
ada di sana-sininya. Hal yang semisai ini banyak dijumpai di
dalam al-Qur"an.

Perbeindingon Duo Keadcan


Dan, di sana ada sejenis nruqnbnlnlt (antitesis atau pem-
bandingan) tetapi tidak terdiri atas dua gambalan yang kedua-
duanya hadil, sepelti yang terjadi di sir"ri. Yakni, hadir kedtia-
duanya dalam imajinasi, sekalipun keduanya telmasuk gam-
balan tentang hali kiamat yang akan terjadi kemudian. Me-
lainkan teldiri atas dua gambaran yang salah satunya hadir

789
fiein)tr6orr cr{'-Q,r irn yo,rg )1("uolgr8f',,.tt

sekarang, seclang yang lain telah terjacli cli masa silam. Meng-
ingat imajinasi harus bekerja keras untuk menghadirkan gam-
baran yang terakhir ini guna dibandingkan dengan gambaran
yang terlihat.
Di antaranya ialah firman Allah yang menyebutkan,
" Dia telah menciptaka.n manusia, dari nuthfah,
tib a-tib a ia me nj adi p emb ant ah g an g ng at a" lan-Na hl
[16]: a).
Di sini gambalan yang hadir adalah gambar.an sosok
manusia yang menjadi pembangkang yang nyata, dan gam-
balan masa lalunya adalah berupa nuthfah (air mani) yang
hina. Di antara kedua gambalan itu terdapat jarak ilrasa yang
jauh. Hal ini ditonjolkan untuk menjelaskan perbedaan ini
dalam sepak terjang manusia. Oleh kalena ihl, al-Qur'an men-
jadikan kedua gambaran ini saling bertentangan dengan
melupakan tahapan-tahapan ya4g ada di antara keduanya,
untuk menampilkan perbedaan yang amat rnenyolok sebagai
tujuan utamanya, dengan menghadirkan dua keadaan yang
jauh belbeda kepada imajinasi.
Contoh iairurya adalah firman Allah,
" D an biarkanlah Alcu ( s aj a) A ang b ertindak ter-
hadap orang-orang Aang mendustakan itu, orang-
orang Aang mempunAai kemewahan dan beri tang-
guhlah mereka barang sebentar. Karena sesung-
guhng a p ada sisi K ami ada b eleng gu -b eleng gu A ang
b erat dan neraka A ang b erny ala-ny ala. D an makan-

an Aang mengumbat di kerongkongan dan azab


Aang pedih" (al-Muzzammil [73]: 11-13).

790
)(e,ret a,ri.r n Cl t ti.rti li

Mttqnbnlnlt (pembandingan) di sini aclalah antara gatn-


balan orang-orang yang memPunyai kemewahan di masa
sekarang, dan gambaran makanall yang menulut irnaiinasi
menyumbat di kerongkongan. Pelbandingan ini mempunyai
bobot seninya sendili di samping bobot aganrisnya.
Termasuk ke dalam kategoli ini adalah filman Allah,
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pen-
cela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-
hitungnya, dia mengira bahuta hartanga itu dapat
meng ekalkanng a, sekali-kali tidak! Sesung guht-tg a
d,ia benar-benar akan dilemparkan ke dalam
Huthamah. Dan tahulcah kamu apa Huthamah itu?
(Yaitu) api (yang disediakan) Allah, Aang dinga-
Iakan, Aang (membakar) sampai ke hati' Sesung'
guhnga api itu ditutu-p rapat atas mereka, (sedang
mereka itu) diikat pada tiang-tiang Aang panjang"
(al-Humazah [104]: 1-9J.
Maka, gambaran PengumPat lagi pencela yakni orang
yang suka mengejek orang lain dan mengumPat meleka dan
dia suka menghimpun harta dan menghitung-hitungnya/
merupakan gambaran sosok yang angkuh lagi suka mengejek
orang lain. Belhadapan dengan gambalan " ornltg tlnng dilem-
pfll'l{arl" , dilempalkan ke dalam neraka Huthamah yang meng-
hancurkan segala sesuatu yang dilemparkan ke dalamnya,
sehingga hancur'lah kesombongan, kekuatan, dan kedudukan-
nya. Huthamah adalah neraka yang daya bakalnya menembus
sampai ke dalam ulu h atrny a, yang merupakan sumber datang-
nya pelbuatan mengumpat dan mencela orang lain, dan
menjadi sarang bersembunyinya sikap angkuh dan kesombo-
797
JteLndu,ian,t f-Qur'a,r yotrg 31|rtroft1u1li,,,n

ngannya. Dan untuk melengkapi gambalannasib yang diatami


oleh orang yang terlempar dan diabaikan di dalam Huthamah
ini, dijelaskan bahwa nelaka Huthamah ditutup lapat-r'apat
itr"r
sedang ia berada di dalamnya, tanpa ada seolang pun yang
dapat menyelamatkannya dan tiada seorang pun yang mena-
nyakannya kenapa ia berada di dalamnya.
Contoh lainnya ialah firman Allah,
"Dan golongan kiri, siapakah golongan kiriih.L.
Dalam (siksaan) angin Aang amat panas dan air
Aang panas mendidih, dan dalam naungan asap
A ang hitam. Tidak sejuk dan tidak menA enangkan.
Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup berme-
utah-mewah" lal-W aqi'ah [56]: 4L-45[
Angin yang sangat panas dan air yang sangat panas selta
naungan yang tidak memberikan naungan kecuali hanya
namanya saja, karena naungan itu dari asap "ynng tidnlc seiuk
dnn tidnk nxenyennnglcnn". Garnbaran kesulitan ini berlawanan
dengan gambaran kemewahan, " Sesunggulmyn nrcrekn sebeltnn
itt t ltidt tp bern rctu alunteT 0 [than " .

Di sinilah letak tempatuntuk melakukan renunganyallg


lembut tentang gambaran ini dan yang semisal dengannya.
Mereka yang dibicalakan itu di masa sekarang hidup dalam
gelimang kemewahan; dan gambaran kemewahan yang me-
reka alamj merupakan gambaran yang dekat. Adapun menge-
nai angin panas, air panas dan naungan asap hitam serta
kehidupan sengsara yang menanti mereka dalam kehidupan
selanjutnya, maka hal tersebut merupakan gambaran yang
jauh. Akan tetapi, gambaran tentang hal tersebut yang diha-

792
)texr.ui.rrr Cl t ti.rti l?

dirkan di sini tampak begitu hidup sehingga telbayangkan


oleh pembacanya bahwa dunia ini seakan-akan telah ditutup,
dan mereka seakan-akan sekarang belada di sana. Begitu pula
gambaran kehidupan mewah telah ditutup, dan gambalan
kehidupan yang sulit dan menyengsarakan itr"r sedang dita-
yangkan. Kini mereka sedang diceritakan,belada di tengah-
tengah angin yang panas dan air yang Panas mendidih, "Se-
sunggtthnyn merekn sebelum itu hidup bermeunbnreTzal utn" .

Gambaran yang disajikan ini mempunyai pengaruh


yang sangat menakjubkan pada imajinasi, karena memang
demikianlah kebanyakan susunan yang diikuti dalam al-Qur'-
an yang memenuhi tuntutan agama dan seni sekaligus. Yaitu,
memenuhi tuntutan seni sebagai faktor kekuatan untuk meng-
hadirkan gambaran secara hidup, sehingga orang yang me-
nyaksikannya lupa bahwa apa yar.g disaksikannya adalah
tamsil yang dibuat, tetapi diarnerasakannya hadir dan nyata.
Juga memenuhi tuntutan agama, karena merasakan kehadiran
yang ghaib termasuk hal yang menyentuh perasaan dan
menyentuh hati untuk menerima seruan iman.
Dan termasuk ke dalam kategoli ini adalah filman
Allah,
"Peganglah dia kemudian seretlah dia ke te-
ng ah-teng ah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas
kepalanya siksaan (dari) air gang amat pancls.
Rasakanlah, sesungguhnga kamu orang Aang
perkasa lagi mulia" (ad-Dukhanl44lz 47-491.
Dan, termasuk contoh rmtqnbnlnh adaiah garnbalan ber-

793
JteLndalsn af-Q,t'",t yrttrg )1("trrrLlrrifrrr.t,

ikut yang disebutkan oleh firman-Nyu,


"Sekali-kali j ang an. Ap ab ila nafas ( s e s e o r ang )
telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan
dikatakan (kepadanga), 'Siapakah Aong dapat
mengembuhkan?', dan dia gakin bahtua sesung-
guhnga itulah tuaktu perpisahan (dengan dunia),
dan b ertaut b etis (kiri) deng an b etis (kaian), kep ada
Tuhan-mulah pada hari itu kamu diLmlau. Dan dia
tidakmau membenarkan (Rasu| dan al-Qu/an) dan
tida.k mau mengerjakan shaLa[ tetapi ia mendus-
takan (Rasul) dan b erp aling ( dari keb enaran| kemu-
dian ia pergi kepada keluarganga dengan berlagak
(sombong)" (al-Qiyamah [75]: 26-331.
Sesungguhnya ushLb al-Qur''an, dalam gambaran ini,
berjalan mengikuti susunan yang telah kami bicarakan tadi,
dengan menjadikan gambalan kedua sebagai gambaran rnasa
lalu yang telah ditutup bersamaan dengan telah ditutupnya
dunia, dan gambalan keclua sebilai gambaran yang hadir
yang sedang dipelhatikannya dan tidak luput dali pelhatian-
nya. Supaya pembaca melihat ketakutan dan kengelian atau
musibah dan rasa sakit yang menimpa orang ini, yang betis
kanannya bertaut dengan betis kirinya, dan ruhnya menyesak
sampai ke kerongkongan. Sehingga, ol'ang-orang bertanya-
tanya, "Adakah orang yang bisa mengobati dan menyembuh-
kannya dari keadaannya yang parah ini sebagaimana orang
yang pingsan dan kesulupan jin diobati?" Sedang dia melasa
yakinbahwa dirinya pasti akanbelpisah dengan sanak keluar-
ganya. Juga supaya pembaca melihat gambalan ini clan terba-
yangkan olehnya gambaran dia sewaktu mendustakan Rasu1,

794
fi ercta.ri.rn Clt ti.rti ll

berpaling dari kebenaran dan pergi menuju keluarganya de-


ngan langkah yang sombong.
Sesungguhnya akan tertayangkanlah di hadapannya
dua gambaran, tetapi sesudah segala sesuafunya telah lewat
waktunya bagaikan nasi teiah menjadi bubur'. Karena sesung-
guhnya " telnhbertmLtbetiskiri dengnnbetisknnnn", maka di sana
tidak ada waktu iagi untuk bertobat, karena sesungguhnya
"kepndn Tuhnn-nnilnh padn lnri itr.t knmu digiring,"

Sesuclah semuanya ,* On" dapat melupakan semua


yang telah kita sebutkan barusan dan juga apa yang telah dise-
butkan oleh selain kita berkenaan dengan berbagai macam
keserasian susunan dalam a1-Qur"an. Kemudian kita meng-
alihkan perhatian kepada pembahasan tentang belbagai
macam keserasian susunan seni lainnya yang belum kita bahas
sampai sekarang. Akan tetapiT aneka ragam sususan seni lain-
nya ini terpusatkan kepada al-Qur'an secala keseluluhan
dengan penuh keselasian dan harmoni.
(1) Telah kami sebutkan bahwa di dalam al-Qur'an
terdapat ketukan musikal yang beraneka lagam jenisnya, tetapi
seilama dengan nuansa yang dikemukakannya dan menunai-
kan tugas pokok penjelasannya.(1)
Mengingat irama musikal al-Qur''an ini melupakan
penerangan bagi berbagai susunan yang khusus dalam setiap
bagiannya, dan mengikuti alul panjang dan pendeknya fnsli-

(l) Seorang musisi kreatif Muhammacl Hasan asy-Syuja'i berkenaan mengorel<si


bagian l<husus ini yang berkaitan clengan irama musikal clalam al-Qur'an. Dan,

795
J(ei,,tu 6,r,r o f-Q,o t,' y" ng Jliienaftjnifta,'

Inh, sebagaimana ia juga mengikuti keselasian huruf-huruf


yang ada padalafazhsecara terpisah, dan juga mengikuti kese-
tasianlafazh-laf.azhdalam satu fnsltilnlt, maka kami lebil-r meng-
utamakan pembahasan tentang fenomena-fenomena ini secala
keseluruhan.
Disebutkan dalam a1-Qur'anul-Kalim,
an Kami tidak meng aj arkan sy air kep adany a
"D
(Muhammad) dan bersgair itu tidaklah lagak bagi-
ng a. Al - Qur' an iht tid ak I ain hang alah p eI aj ar an d an
kitab Aang memberi penerangan" (Yasin [36]: 69].
Disebutkan pula di dalam al-Qur'an berkenaan dengan
ucapan orang-orang kafir Arab,
"Malah diada-adakannga, bahkan dia sendiri
seorang penyair" (al-Anbiya' [21]: 5].
Benarlah apa yang dikatakan al-Qur'an, memang su-
sunan ini bukanlah syair. Akan te-tgpi, orang-orang Alab pun
bukanlair orang gila dan bukan pula orang yang tidak menge-
tahui tentang belbagai cili khas syair, saat mereka menilai
susunan yang tinggi (al-Qur"an) ini bahwa ia adalah syair.
Sesunggul'rnya imajinasi mereka terbawa hanyut oleh
gambaran kleatif yang terkandung di dalamnya, dan pelasaan
mereka seakan-akan tersihir oleh logika vang memllkau yang
telkandung di dalamnya, dan pendengaran mereka tertarik
oleh ketukan indah yang telkandung di dalamnya. Itulah yang
disebut ciri khas pokok syair, dan tiba-tiba kita melupakan

beliau telah berjasa clalam mengoreksi sebagian istilah seni yang berkaitan clerlgan musil<-

1.96
9(arta.ria n Clt ti.rti l?

qnfyah dan tnfn'il (tunznn syair).


Perlu dicamkan bahwa susunan al-Qur'an telah meng-
himpun antara keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh
nntsnr (prosa) dan syair secara keseluruhan. Sesungguhnya
ungkapan yang disajikan oleh al-Qur'an melupakan ikatan-
ikatan kesera gaman q afy nh dan semua tnf ilat-ny a. D engan de-
mikian, ia telah meraih kebebasan berungkap secara sempurna
untuk mengemukakan semua fujuannya secara umum. Tetapi
pada saat yang sama ia mengandung irama musik internai
yang teldapat pada syair, fnsl ilah-fnsltilnh-ny a y ang berdekatan
Tuazan-nya sehingga tidak memerlukan tnfa'il, dan qnfiynb
qnfiynh-nya yang beldekatan sehingga tidak memer'lukan
q nfy nh. Dengan demikian, ter gabungkanlah semua hal tersebu t
di samping keistimewaan-keitimewaan lainnya yang telah
kami sebutkan sebelumnya, sehingga ter'lahirkan nntsnr (prosa)
(2)
dan nnzhnm secara bersamaan
Manakala seseorang membaca al-Qul'an, dia pasti mela-
sakan adanya ketukan intelnal dalamkonteks nash yang diba-
canya. Hal ini tampak jelas sekali pada surat yang pendek-
pendek, faslilnbfnslilnlt yang cepat dan pada bagian-bagian
tnslnuir (gambaran) serta peragaan pada umumnya. Sedang-
kan, hal ini tersembunyi sedikit atau banyak pada surat-surat
yang panjang sehingga yang tellihat hanyalah kecermatannya

(2\ DR. Thaha Husen mengatakan bahwa al-Qur'an bul<an syair clan bul<an pula natsar
(prosa) tetapi ia aclalah al-Qur'an. Dan, l<ita tidak perlu permainan ungkapan-
ungkapan ini. Al-Qur'an adalah nafsar (prosa) manakala l<ita menilainya clari
kacamata peristilahan Bahasa Arab sebagaimana mestinya, tetapi ia merupakan
jenis prosa yang sangat istimewa, inclah, berseni tinggi clan tiacla cluanya.

1.97
J{erttd,,f,o,t' eLQro' ott yottg )1(",rolyrr8[i t
"t

saja pada ayat-ayat yang mengandung hukum-hukum syari-


at. Akan tetapi, pada garis besalnya hai ini selamanya terlihat
ada pada bangunan susunan kalimat-kalimat al-Qur'an.
Sekarang marilah kita baca surat an-Najm sebagai con-
tohnya,
"Demi bintang ketika terbenam, kautanmu
(Muhammad) tidak sesa/ dan tidak pula keliru, dan
tiadalah y ang diucapkanng a itu (al-Qur' an) menurut
kemauan hawa nafsunya. Ucapannga ifu tiada lain
hangalah wahgu Aang diwahyukan (kepadanga),
Aang diajarkan kepadanya oleh (Jibriu Aang sangat
latat, Yang mempunAaiakalAang cerdas; dan (Jibril
itu) menampakkan diri dengat'L tupa Aang aslr, se-
dang diaberada diufukAang tinggi. Kemudian dia
mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah
dia dekat (pada Muhammad sejarak) duaujung bu-
sur panah atau lebih dekat (lagi). LaIu dia menAam,
paikan kepada hamba-Nga (Muhammad) apa Aang
telah Allah ut ahgukan. H ating a tidak mendustakan
apa Aang telah dilihatnga. Maka apakah kamu
(musy rikin Mekah) hendak memb antahng a tentang
apa Aang telah dilihatnga? Dan sesungguhnga Mu-
hammad telah melihat Jibil itu ( dalam rup anA a A ang
asli) pada uaktu Aang lain, (gaitu) di Sidratul Mun-
taha. Di dekatnga ada surga tempat tinggal (Mu-
hammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha dili-
puti oleh se suaht A ang meliputiny a. Penglihatanng a
(Muhammad) tidak berpaling dari gang dilihatnga
itu dan tidak (pula) melampauinga. Sesungguhnya
dia telah melihnt seb agian tanda-tanda (kekuasaan)
TuhanngaAang paling besar. Maka, apakahpatut
kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Lata
798
Jlarctaoicrn Clttirtil?

d.an alr[Jzza, dan Manah Aang ketiga, Aang terke-


mudian (sebagai anak wanita Allah)? Apakah (pa-
tut) untuk kamu (anak) Iaki-laki dan untuk AIIah
(anak ) ruanita? Demikian itu tentulah suatu pemba-
gian gang tidak adil" lan-Najm [53]: l-221.
Fnshitnbfaslilnh ini mempunyai unznrl yang hampir
sama; telbentuk berdasalkan susunan yang berbeda dengan
susunan syail Alab; huruf qnfiynfunya sama sepenuhnya;
mempunyai ketukan musik yang menyatu mengikuti yang ini
dan yang itu, serta mengikuti faktor lainny aymrgtidak tampak
seperti tampaknya llnzan dan qafiynh. Karena sesungguhnya
hai ini terbentuk berkat keselasian huruf-huruf yang ada dalam
berbagai katanya, dan kesesuaian kata-katanya dalam berbagai
kaiimat yang dibentuknya; di mana hal ini belsumbelkan dali
perasaan internal dan daya tangkap irama musik yang membe-
dakan antala satu ketukan musik dengan ketukan lainnya,
sekalipun menyatu fnshilnh-fashik h dan ruflzall-llnzan-ny a'
Ketukan musik di sini bernada sedang sesuai dengan
nada ilama musik secara keseluruhan; menyatu sesuai dengan
kesatuan nada musiknya; dan berkelanjutan ilamanya sepelti
nuansa pembicaraan yang mirip dengan kisah selial. Semu-
anya itu terlihat dengan jelas. Pada sebagian faslilnh hal terse-
but terlihat amat jelas seperti pada firman-Nya,

{ a}StAIri',i;i$ *16 ;.-,:llt'i'iJ


"Maka apakah patut kamu, (hai orang-orang
musyrik), menganggap al-Lata dan al'Uzza,dan
M anat ang ketig a g ang p aling te rkemu dian, s e b ag ai
g
anak-anak perempuan Allah?" (an-Najm [53]: 19-20]
799
Jteirdaltan af-Q,r Ln yo'tg J1("'ro(gu1lr,ru

Seandainya Anda uuca'2aj - ufi\j Al i1'4 tanpa mema-


katlaf azh;g]\tenfi ;dLahqnfya'r-nyamenjadikacaudanketukannya
terpengaruh olehnya. Demikian pula pada fir.man-Nya

Apakah
t(pafii)
a:*"^^--'i
unhtk
I_rU S AS t:i;;5 at'5li
" kamu ( analc) Iaki-Iaki d.an
unhtk Allah (anak) uanita? Yang demikian itu tentu-
Iah suatu pembagian Aang tidak adil" (an-Najm [S3]:
2t-221.
Seandainya Anda ucapkan sepelti berikut:
{*:'f;!iy . 6\i,:t;51i,5ii te ntulah ke tukanny a y an g be nar
menjadi kacau karena tidak menyebut lafazh !l .

Hal ini bukan berarti bahwa lafazh ulclrn dan idznn


merupakan tambahan hanya sekadar qnfiynlt atat utnznn
semata. Sesungguhnya kedua lafazhini mer.upakan suatu ke-
harusan bagi keberadaannya di dalam konteks kar.ena faedah-
faedah maknawi yang khusus. Dan, hal ini merupakan keis-
timewaan seni lainny a, y aTtu mendatangkan suatu laf azh :un-
tuk menunaikan makna dalam konteks tetapi serasi dengan
ketukannya tanpa ada unsur ber'lebihan, baik pada yang ini
maupun padayangitu, atau susunan harus tunduk pada kea-
daan-keadaan yang darulat"
Dengan memperhatikan keseimbangan ketukan yang
a d a d alam ay at- ay at dan fn sl il nl t-fn sl til nbnya, te r-lihat j elas lah

adanya kecelmatan yang sangat lembut ini dalam setiap tem-


pat, sebagaimana yang telah kami sebutkan atau mendekati-
nya. Sebagai buktinya dapat dilakukan perbandingan antara

200
,Xe.rt a.li.r,r €Lrtioti li

gambaran standar yangadapada konteks lalu beralih kepada


gambaran lainnya, atau dibuat susunan yang tidak beraturan
seperti didahulukan atau diakhirkan atau diubah sedemikian
rupa susunan redaksinya, maka akan terlihat jelas perbedaan-
nya.
Untuk contoh keadaan peltama adalah ucapan Ibrahim
yang disebutkan a1-Qur'an,

ti:;si?trvt:"5-rtg'#S jKeAijJ|
p.+i;"cL.rir$'uitf6'11r8'rf;f $
?./r< S - s.z.2a|1 ) flt) .t"r1nal
^-/.
#-*,*1/ r.,Jr
+ 9: i*9d+l! +
,W J'8" 5f S
"-,3-
-3,$-3-.a i'A t
i.;;ij5-6+
"Ibrahim berkata, 'Maka apakah kamu telah
memperhatikan apa Aang selalu kamu sembah, ka-
mu dannenekmoAang karrutAang dahulu? Karena
sesungguhnAa apa Aang kamu sembah itu adalah
rrut suhku, ke cu ali R abb s eme sta alam, (g aitu Tuhan)
Yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah Vang
menunjuki aku, dan Tuhan-ku, Yang Dia memberi
makan danminumkepadalat, dan apabila aku sakit
Dia-Iah Yang mengembuhkan aku, dan Yang akan
mematikan alan, kemudian akan menghidupkan alsj
(kembali), dan yang amat kuinginkan akan meng-
ampuni kesalahanku pada hari kiamat"' (asy-S5ru'ara
126l:75-821.

201
Xettrdaftatt*f-Q,r',r,t yo,tg !)1(uttoftjnit,r"tr

Sesungguhny a Y n' nnftnknllim telahdibuang p adalafazh-


lafazlr berikut yaitu Ynhdini, YasqhtL Ynsyffui danYulryitrl demi
memelihara huruf qnfiyah agar selalas dengan tn'hudtm, nl-
nqdnnnnm, dannd-din. Hal yang semisal adalah membuang ya'
huruf asal dalam suatu kata, seperti pada filman-Nya,

**
rf:t
17 ,qrir,,i6t ;t s 6it5
.
)q, t/,,1;i(,
. ,.
+ .1rr/a
vf'-clf^-r'ry5d"l.t
fajar, dan malam g ang s epuluh, dan g ang
" Demi
g enap dan g ang g anjil, dan malam bila b erlalu. P ada

Aang d,emikian itu terd.apat sumpah (gang d"apat


diterima) oleh orang-orang Uang berakal" (al-Fajr
[8e]: 1-s).
Maka, I'ruruf yn' yang teldapat pada Iafazhynsrl dibuang
dengan fujtran a gar serasi dengan nl-fnj r,' flsy r, nI -z tt ntr, dan I ti j r .

Contoh lainnya adalah firl4an Allah,

tFtli6#iH'aJt$iY.;;
tih(J\3iilfttlt;o$t'ffiGnYev-Si;
*";l1tK
a"J / lJ-
"(Ingatlah) hari (ketika) seorang pengeru (ma
Iaikat) menA eru kep ada s e su atu A ang tidak menA e'
nangkan (hari pembalasan) sambil menundukkan
p andang an-p andang an mereka keluar dari lstburan
seakan-akan mereka belalang A ang beterbang an,
mereka datang dengan cepat kepada pengeru itu.
Orang-orang kafir berkata, 'Ini adalah hari gang

202
.?(e,ret.ui.t rr CIt ti.rl i l?

berat"' (al-Qamar [5a]: 6-3).


Apabila huluf ynl yang ada pada nd-dn'i tidak dibuang,
maka Anda akan merasakan adanyaapayangserupa dengan
kejanggalan dalam 7l)fi2a11 syair.
Hal yang semisal adalah firman Allah,

g til:r 6)Eti *\:frJG ;$u a;


"Ihtlah (tempat)Aang kita cari. Lalu keduanAa
kembali mengikuti jejak mereka serrutla"" {al-Kahfi
[1s]:6a).
Sekilanya laf azh n nb ghi dip anj angkan dengan membu-
buhkan ya' padanya sebagaimana asalnya, tenfulah llnzan-nya
akan mengalami sejenis kekacauan.
Dan, hal yang semisal terjadi manakala dibubuhkan hu-
rrf I ul snlmtkepacla y n' knlinnl t atau y n' nn ftak nII it r t sep erti clalam
firman-Nya,
1// /b' 2 z '- th' ,'' zz n 1z '/'/'/
VJ '44'2 $,il : ;it r L. ;6i
g,' 4 2t4i'tl3

tr+,:36S lb(i)i,I
"Dan adapun orang-orang Aang ringan tim-
bangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya
adalah neraka Hauig ah. D an tatatkah kamu ap alcaLt
neraka H awig ah itu? (Y aitu) api g ang s ang at p anas "
(al-Qari'ah [1O1]: 8-1 1).
Contoh lainnya adalah firman Allah,

3^iJ jtt $,i;;;:i:G 3i.'+ :;s cJ sr;u


203
J(elndafian.tf-Q,r'o,, gang ?l("ttofolullon

)> -, ./,,/
-[ ]ett'l+-o--#
- zS. 4E -. -
+ L)' > jf/-r--r-t-i
"Adapun orang-orang Aang diberikan kepada-
dari s eb elah kananng a, maka dia b er-
ny a kitabnA a
kata, 'Ambillah, bacalah kitabku (ini). Sesungguh-
nga aku Aakin bahwa sesungguhnga aku akan me-
nemui hisab terhadap diriku.' Maka,,orang itu ber-
ada dalam kehidupan A ang diridhai" (al-Haqqah [69] :
te-2L1.
Dan, contoh keadaan kedua ialah manakala di sana tidak
ada peralihan dari bentuk standar kalimat. Sekalipun demi-
kian, Anda melihat adanya irama musik yang terkandung di
dalam susunannya, dan akan menjadi kacaulah ilamanya sean-
dainya Anda ubah susunannya, seperti dalam filman-Nya,

uz,;1{+Ai:-v;u;y{Ur4:i|S,ix;6;5t
|i\a6',r*V(J:'r'6qFfu C\-,t;JGt,
tqlqg,6\,L4:t
" (Yang dib acakan ini adalah) p enj elas an tentang

rahmat Tuhnn knmu kep ada hnmb a-Ng a Zakaria g aiht


tatkala ia berdoa kepada Tuhan-nya dengan suara
A ang Ie mbut. Ia b erkata,' Y a Tuhanls4 s e su ng gu hnA a
tulanglu telah lemah dan kepalalu telah dipenuhi
uban, dan alst belum pernah kecewa dalam berdoa
kepada Engkau ga Tuhan-lan"' (Maryam [19]: 2-4).
Sekiranya Anda coba mengubah letak Iafazh nimi
misalrrya lalu Anda letakkan lebih dahulu darilafazh nl-'nzltrrul
sehingga menjadi seperti berikut, '*a, ,) t: jl',-., JG ten-

204
J(aret.roi.r rr Cl t ti.rf i fi

tulah Anda akan merasakan adanya ketimpan gan d.alamzunznn


syairnya. Demikian itu karena lafazh nirud setramadengan lafazh
'JG
inni yangada pada permulaan kalimat, I iOi, J , , jt L'.,
Namun, di sana terdapat irama internal yang hanya
dapat dirasakan, tetapi tidak dapat dijelaskan sebagaimana
yang telah kami katakan sebelumnya. Yaitu, ia tersembunyi
di dalam lajutan satu lafazh, dan tersembunyi di dalam
susunan satu kalimat, yang hanya dapat dilasakan oleh
perasaan yang peka dan mempunyai bakat yang jenius.
Demikianlah terlihatjelas irama musik internal itu dalarn
bangunan ungkapan al-Qur'an yang dibentr-rk berdasarkan
nufizatl yang sangat sensitif, dapat dirasakan keberadaannya
sekalipun dengan gerakan dan goyahan yang paling ringan.
Walaupun ia bukan syair dan tidak terikat dengan ikatan syair'
yang begitu banyak yang menghambat kebebasan yang sem-
purna dalam mengungkapkan secara cermat tujuan yang
dimaksud.
Susunan fnshilnh dan qnfitlnh itu bermacam-macam
sebagaimana ketukan irama musik belaneka lagam, maka
apakah hal tersebut berjalan menurut ketentuan-ketentuan
khusus dan dapat menunaikan sasaran-sasalan yang dimak-
sud?
Mariiah kita melihatcakrawala khusus di antara cakra-
wala susunan irama musik ini, sesudah kita buktikan keber-
adaan irama rnusik tersebut.
Adapun mengenai susunan fnslilah dar, '1rr{iytilr, rnaka
sesungguhnya kita telah melihat bahwa ia berarneka ragam

205
9(ci r r J.r 6a r r a f-
Qr r' n,, yo, rg Jlb u a(g u I F.,,
"
keberadaannya daiam belbagai sulat, dan aclakalanya ia
beraneka ragam dalam satu surat.
Adapun mengenai kebelagamannya daiam ber.bagai
surat, maka hal ini berbeda-beda jenisnya bila dilihat dar.i segi
fnslilnlrnya antara panjang, sedang, dan pendeknya. Tak
ubahnya ia milip dengan keragaman bslnr-bslmr syair dalam
satu d:humt. Garis besarnya dapat dikatakan bahwa sesungguh-
nya faslilalr ini biasanya pendek-pendek dalam surat yang
pendek-pendek, dan biasanya sedang atau panjang daiam
surat-sulat yang sedang dan sulat-surat yang panjang. Dan,
bila dipandang dari segi huruf qnfiynbnya, maka keser.upaan
dan kesamaarulya makin bertambah pada sulat yang pendek-
pendek, dan biasanya jarang ada keserupaan dan kesamaan-
nya dalam sulat yang panjang-panjang. Kebanyakan qnfiynlt
ntm dan lrful sebelumnya adayn' ataullfllltt pada semua qnfynlt
dalam al-Qur''an. Demikian itu <lisertai dengan keragarnan
u sh tb ir a;;rra musikal s ekalipun q nfiy n/-ny a mempunyai kemi-

lipan dalam berbagai surat yang berbeda-beda.(3)


Adapun mengenai kelagaman susunan ini clalam satu
sulat/ maka sering kita lihat bahwa fnslilnlt dan qnfiynh tidak
belubah hanya kalena kelagaman semata. Sesungguhnya telah
jelas bagi kita pada sebagian tempat, adanya rahasia pelubahan
ini tetapi rahasia ini telsembunyi dari pengetahuan kita pada
bagian lainnya. Maka, kami tidak bermaksud mernperpanjang

Uslubirama musikal cli sini sealur dengan panlang clan pencleknya fashilah serta
tempat-tempat ketul<an yang ada paclanya, sebagaimana ia mengil(uti alur
bangunan lafazhnya clipanclang clari segi kemuclahan clan kelcasarannya, clan
seterusnya.

206
fi e.rt.rai.r rr (lt till i 13

pembahasan mengenainya untuk membuktikan bahwa hal ini


merupakan fenomena yang bersifat umum seperti tnslnoit
(gambaran), imajinasi, peragaan, clan keturkan.
Di antara tempat-tempat yang telah kita lihat di dalam_
nya terdapat perubahan susunan fnslilnh dan qnfiynh sebagai
sesuatu yang khusus adalah apa yang disebutkan cli clalam
surat Maryam. su'at ini dimulai dengan kisah Zakar.ia da'
Yahya, lalu diiringi oleh kisah Maryam dan,Isa, seclangkan
fn sl il nh dan q nfiy nl t-ny n b eq alan s ep erti b e r.iku t.

{+,4i*,6:g+*Ug,,ii3ix;C;f>
(;5,;.:Di'S;Jt
;r'rjl'S Or+, 36 i r++
tq)q9,6'+H\li
"(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan ten-
tang rahmat Tuhan karitu kep ada hamb a-Ny a Zaka-
ria, yaiht tatkala ia berdoa kepada Tuhan-nga d.e-
ngan suara Aang lembut. Ia berkata, 'Ya Tuhan-ku,
s esung guhny a tulang ku telah lemah dan kep alaku
telah dipenuhiuban, dan aku belum pernah kecetua
dalam berdoa kepada Engkau ga Tuhanku"'
(Maryam ll9lz 2-al.

${+7t*,6rt a *i ;t?j 6i "5l3

207
Xei n)t\a n o f- Qtr'.,.', yo,rg Jl("t, oftjrrilrr t,

"Dan ceritakanlah (kisah) Maryam d,i d.alam aI-


Qu/ary gaitu ketikaia menjauhkan diri darikeluar-
ganAa ke suatu tempat di sebelah timur, maka ia
mengadakan tabir (Aang melindunginya) dari me-
reka; lalu Kami mengutus roh ciptaan Kami kepa-
danya, maka ia menjelma di hadapannAa (dalam
b entuk) manusia A ang s empurna. Marg am b e rkata,
' Se sung guhng a aku b erlindung darip adamu kep ada

Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang


A ang bertakwa"' (Maryam [19]: 16- 1S).

Hingga kedua kisah selesai dengan safit rmui (irarna).


Dan, tiba-tiba susunan ini berubah di akhir alinea dan masuk
ke dalam kisah'Isa seperti berikut.

iq,*r
firi, 41;" r$,,*t; fii;j. jt ju
S (; u:Y iilti liat,{,i6,. 2-(,'jJ :

iil &iJ t (*;tE,# P' o7t\i5


(

5i &. -aj t g fr ;j j -Lfiilr L 4j


e 4-o\*-aK t i,fr+i-o fi A arti.
(, tn. tt I z ,//z 1l z )2 -t a. | / ?l ,2.-! z"z,-
.

n :,Vi'"K $fr 3A\:g 6t 6t ;; ffe


jiv'*niJgvti-ifiLiari'aiAu.Kuo,
g P;;':.i r:vKi'";ttlT;t :,
;t{
"Berkata ?sa, 'Seszrngguhnga alcu ini hamba

m8
Jtaler,roia rr (1'tti,rti fi

Attah Dia memberiku Alkitab (Injil) d"an Dia menja-


dikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aht
seorang Aang diberkati di mana saja aku berada,
dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan)
shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup,
dan berbakti kepada ibula4 dan Dia tidak menjadi-
kan alctt seorang Aang sombong.lagi celaka. Dan
ke s ej ahteraan s emo g a dilimp
ahkan kep adalat p ada
hari alctt dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan
pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.' Itulah
Is a putra Mary am A ang meng atakan perkataan A ang
benar, Aang mereka berbantah-bantahan tentang
kebenarannga. Tidak layak bagi Allah mempunl4ai
anak, Mahasuci Dia. Ap abila Dia telah menetapkan
sesuatu, maka Dia hanga berkata kepadanga, 'Ja-
dilah', maka j adilah ia. Sesung guhng a AIIah adalah
Tuhan-lot danTuhan-mu, maka sembahlah Dia oleh
kamu sekalian. Ini adalah jalan Aang lurus. Maka,
berselisihlah golongan-golongan (gang ada) di
antara mereka. Maka, kecelakaanlah bagi orang-
orang kafir pada utaktu menyaksikan hari Aang
beser" (Maryam [19]: 30-37).
Demikianlah berubah-ubah susunan fas lilnh-ny ahirgga
menjadi panjang, dan berubah pula susunan qnfiynbnya se-
hingga menjadi huluf nun atant huluf nim sedang sebelum
keduanya terdapat huruf rnnd yang dibaca panjang. Seakan-
akan susunannya dalam ayat-ayat terakhir ini mengeluarkan
suatu putusanhukum sesudah akhir kisah yang bersumberkan
daripadanya. Sedangkan, dialek hukum itu menuntat ushtb
irama musikal yang berbeda dengan irama musik penjabaran,
dan memerlukan ketukan yang kuat lagi kokoh, sebagai ganti

209
3{eLn|^f,u,n aLQr"' o,, yo,rg J1(enof,"ju\R a,r.

dari ketukan kisah yang tenang dan lepas, dan seakan-akan


karena sebab inilah terjadinya perubahan tersebut.
Kita dalam kesimpulan ini menjumpai hal lain yang
perlu diperhatikan. Karena setelah selesai dari mengeruarkan
hukum ini dan menetapkan keputusannya, ungkapan kembali
kepada susunan qnfiyah dan fnslilnh-nya yang semula, sebab
ia kembali kepada kisah-kisah yang baru seperti berikut.
" Maka berselisihlah golong an-g olong an (y ang
ada) di antara mereka. Maka kecelakaa.nlah bagi
orang-orang kafir pada utaktu mengaksikan hari
A ang b e s ar. Alang kah te rang ng a p e ndeng aran me -
reka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka
pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi,
orang-orang Aang zhalim pada hari ini (di dunia)
berada dalam kesesatan Aang nyata. Dan, berilah
mereka p ering atan tentang hai peny es alan, (g aitu)
ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka
dalam kelalaian dan mer"ika tidak (puta) beriman.
Sesungguhnga Kami mewarisi bumi dan semua
orang-orang Aang ada di atasnga, dan hanga ke-
pada Kami-Iah mereka dikembalikan. Dan cerita-
kanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam aI-
Kitab (al-Qu/an) inL Sesungguhnga ia adalah seo-
rang Aang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.
Ing atlah ketika ia berkata kepada bapakng a,' Wahai
b ap aklan, meng ap a kamu meng emb ah s esuatu
A ang
tidak mendenga4 tidak melihat dan tidak dapat
menolong kami sedikit pun? Wahai Bapalcku,
sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian
ilmu pengetahuan Aang tidak datang kepadamu,
maka ikutilah aku, nis cag a aku akan menunjukkan

270
Jtarta,ri.,,r (1rtiltil?

kepad.amu jatan Aang lurus. Wahai bapakku, ja-


nganlah kamu menA embah setan. Sesungguhng a
setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemu-
rah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khautatir
bqhuta kamu akan ditimpa a^z'ab dari Tuhan Yang
Maha Penutrah, maka kamu menjadi kanaan bagi
setarl"' (Maryam [19]: 37-a5].
Dalam sulat an-Naba', sutat ini dimulai dengan qafiynlt
nun dan mim,

is' t uj .fr*i,s ili3.#tfii &itj'^:t"e


+.b?6k4+ttu
"Tentang apakah mereka saling bertanga-
tanga? Tentang berita besar, Aang mereka perse'
lisihkan tentang ini. Sekali-kali tidak; kelak mereka
aknn mertg etahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak
mereka akan mengetcihui" (an-Naba' [7S]: f lS;.
Setelah selesai dari pernyataan ini, konteks rnulai me-
nyajikan susunan maknawi yang baru, yaitu dalam bentuk
debat sebagai ganti dari pernyataan dan berbeda dengan su-
sunan sebelumnya seperti berikut.

tffi,JJW$l-wegg+tig:affiK4
eq.$i6::,i.(,&S${.r+tiJKg6
t6r;,$t6tSt
dian s ekali-kali tidak; kelak me r eka akan
" Kemu
meng etahui. Bukankah K ami telah me nj adikan bumi

277
J I ei nh ur,t
la l- Qr r'.., r y.l,, g J1(" t r rt ftj u B f, t
",

itu sebagai hamparan? Dan, gunung-gunung seba-


gai pasak? Dan, Kami jadikan kamu berpasang-
pasangan, dan Kami jadikan tidurmu unhtk istira-
ha| dan Kami j adikan malam s eb ag ai p akaian, dan
Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan"
(an-Naba' [78]: 5-11).
Dalam sulat Ali'lmlan, surat ini berjalan atas dasar qnfi-
ynhyang dominan hingga mendekati akhirnya, dan manakala
mulai disebutkan doa segolongan kaum Mukminin yang se-
lalu berdzikir menyebut nama Allah baik dalam keadaan
berdili, dalam keadaan duduk maupun sedang berbaring pada
lambung meleka, maka berubahlah fnsltilabny aseperti berikut.
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliha-
ralah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kam| se-
sungguhnga barangsiapa Aang Engkau masukkan
ke dalam neraka", maka su.pg guh telah Engkau hina-
kan ia, dan tidak ada bagi orang-orang Aang zhalim
seorang penolong pttrr" (Ali 'Imran [3]: 191-192].
Kami pernah menggarisbawahi hal seperti ini di banyak
tempat lainnya, akan tetapi kami tidak mampu menafsilkan-
nya secara berurutan pada semua tempat terjadinya perubah-
an. Karena itu, kami lebih memilih untuk memberikan isyarat
tentang keberadaannva sebatas apa yang dapat kami ketahui
rahasianya. Hal ini sudah cukup dengan penjabalan yang telah
karni kemukakan mengenainya sebelum ini.
Sedangkan, mengenai keanekaragaman ush.tlt itan,:'a
musik dan ketukannya, maka hal ini mengikuti keanekara-

212
fi art.r,ti,rrr CIt t iati l?

gaman nuansa yang mewarnai Penggunaannya. Daru kami


punya patokanyang daPat dijadikan sebagai keputusan yaitu
bahwa sesungguhnya halinimengikuti susunan khusus yang
disesuaikan dengan nuansa umum yang mewarnainya secara
lancar tidak tersendat-sendat.
Adakalanya untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan ini
dan menjelaskannya kita memerlukan kaidah-kaidah irama
musik yang khusus dan istilah-istilah musik yang tidak mudah
bagi setiap pembaca mengetahuinya dan juga bagi kami
sendiri. Akan tetapi, kami menganggaP masalah ini lebih
mudah dari yang diperkirakan apabila kita memilih belbagai
corak yang berjauhan danush'tb yang berseberangan dari ilama
musik ini.
Di daiam surat an-Nazl'at ada dua ushth rntslkal dan
dua ketukan yang keduanya serasi dengan dua nuansa yang
ada di dalamnya dengan keserhsian yang semPurna.
Bagian yang pertama dari keduanya terlihat pada alinea
ini yang cepat gelakannya, pendek gelombangnya, dan kuat
bangunannya; membentuk keserasian dengan nuansa elektrik
yang cepat d e gupannya dan kuat guncangannya sepelti berikut'

(K6';t;;:s4i;,i7Atlf,_d-^1*
213
Jt"L,ia.fast o f-Qtt'",t yotrg 31(utto|'lrrilr,t,,

':A',cfl ,1g;t;f tiy$ilnt,,#\flt


t;e6!$tif$;;
"Demi (malaikat-malaikat) Aang mencabut
(n14 atua) dengan keras, dan (malaikat-malaikat) g ang
mencabut (ngaua) dengan lemah lembut, dan
(malaikat-malaikat) Aang turun dari langit dengan
cepat, dan (malaikat-malaikat) gang mendahului
dengan kencang, dan (malaikat-malaikat) yang
mengatur urusan (dunia). (Sesungguhnga kamu
akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama
menggoncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi
oleh tiupan kedua. Hati manusia pada uaktu itu
s ang at taku| p andang annA a, tunduk. (Orang -orang
kafir) berkata, 'Apakah sesungguhnya kami benar-
benar dikembalikan kepada kehidupan Aang
serrutla? Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila
kami telah menjadi tulaiQ-belulang Aang hancur
lumat?' Mereka berkata,' Kalau demikian, iht adalah
suatu p eng e mb alian g ang mentgikan.' S e sung guh-
nAa pengembalian itu hangalah dengan satu kali
tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup
kembali di permukaan bumi" (an-Nazioat [79]: 1-1a)'
Ba gian yang kedua terlihat pada alinea berikutnya yang
berciri khas pelan gerakannya, lembut gelombangnya, dan
pertengahan panjangnya seirarna dengan nuansa kisah yang
langsung mengilingi pembicaraan mengenai pengembalian
yang merugikan, sekali tiupan dan pembicaraan tentang
permukaan bumi sesudah hari berbangkit, seperti yang clise-
butkan berikut.

21.4
)letet*tir't At6&iR

t,;r;;Iirt,at:i.:L"(tLttllAia6[;
cl 6+U $ Ki JdLu'i, [^ F' t, aLiii;;i ty,ai
h,\1
.r7 &:;Ji .4J,
" sudahkah sampai kepadarnu (Mulnmmad)
kisah Musa. Tatkala Tuhan-nga memanggilnga di
Iembah suci ialah Lembah Thuwa, 'Pergilah kamu
kepad.a Fir' an)n, se sung guhng a dia telah melamp aui
batas, d.an katakanlah (kepada Fir'aun), 'Adakah
keinginan bagimu unhtk membersihkan diri (dari
ke s e s atan) . D an kamu akan kupimpin ke j alan R ab b -
mu ag ar kamu t akut ke p ad a- N y Q? " " (ant-N azi' at l7 9lz
1s-19).
Menurut hemat saya, tidak pellu kita mengetahui
kaidah-kaiclah musik dan tidak pula istilah-istilah seni untuk
membedakan di antara dua uskLb dandua ketukan ini, kalena
sesungguhnya hal ini sangat jeIas, tidak samal" Selain itu, ia
seilama clalam setiap keadaannya dengan nuansa yang ilama
musiknya disampaikan c1i daiamnya. Dan, irama musik ini
mempunyai peran yang pokok dalam mengiringi adegan yang
ditayangkan pada kedua misal di atas, yaitu yang pertama dan
yang kedua.
Sekarang marilah kita dengar jenis yang ketiga dari
ilama musik ini. Sesungguhnya ia adalah irama musik doa
yang bergelombang, lembut, panjang, dan khusyu''
-Wt$t$616()&<lr".rlj,r^{LC'gJ
215
Jteinda.fsut y..,rg JKen a"fgttlf,c'n
^(Qtt'an
.
)t:A b:$at6,kF ff"56it"i 6 :{)L
" Ya Tuhan kami, tiadalah Eng kau menciptakan

ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, makapeliha-


ralah kami dari siksa neraka. ya Tuhan kami,
sesungguhnga barangsiapa Aang Engkau masuk-
kan ke dalam neraka, maka sungguhtelah Engkau
hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang Aang
zhalim seorang penolong prtn" (Ali .Imran [B]: 191-
tezl.
{ &t-t*!til*\; ;afi& C, i4(, 6v uGJ
&',r1r9,3#
"Ya Tuhan kami, berila"h komi apa Aang telah
Engkau j anjikan kep ada kami deng an p erantaraan
Rasul-Rasu| Engkau. Dan janganlah Engkau hina-
kan kami di hari kiamat^ Sesungguhnga Engkau
tidak mengalahi janjt' (Ali 'Imran [B]: 19a).
Atau doa lainnya,
"Ya Tuhan kami, sesungguhnga Engkau me-
ngetahui apa Aang kami sembunyikan dan apa Aang
kami lahirkan; dan tidak ada sesuatu pun Aang
tesembungi bagi Allah, baik gang ada di bumi
maupun Aang ada di langit. Segala puji bagi AIIah
Aang telah menganugerahkan kepadaku di hari
tua(ku) Ismail dan Ishaq. Se sung guhng a Tuhan-ku,
b enar-b enar Maha Mendeng ar (memperkenankan)
do a. Ya Tuhan-ku, j adikanlah aku dan anak ancuku
orang-orang Aang tetap mendirikan shalat, ga
Tuhan-lan, p erkenankanlah do alst. Ya Tuhan kami,

2L6
J(ale.olio,, (lt ti.rtil?

beri ampunlah aku d.an kedua ibu bapakku d.an


sekalian orang-orang Mukmin pada hari terjadinga
hisab (hari kiamat)" (lbrahim [14]: 38-41].
Kita pun tidak memerlukan kaidah-kaidah dan istilah-
istilah musik untuk merasakan bahwa usltfu ini berbeda de-
ngan kedua ushtb yang terdahulu. Bahkan, ushtb ini sangat
serasi dengan doa dalamhal ilama, gelombang, dan kebebas-
annya.
Kemudian kita memberanikan diri untuk terus masuk
sehingga kita akan menjumpai semacam irama musik yang
bergelombang-gelombang dengan gelombang yang panjang,
akan tetapi ia merupakan jenis lain secala keseluruhannya.
Kita masuk ke dalam adegan bahaya dan menjumpainya di
sini mengandalkan kepada kejelasan perbedaan antala jenis
ini dan jenis lainnya yang telah lalu.
Sesungguhnya pembe4fukan ilama musik dalam satu
kalimat di sini, akan makin menambah dalam dan iuasnya ge-
lombang, clan di dalamnya teldapat pula hal yang mengerikan
dan yang menyedihkan. Sesungguhnya hal ini adalah ilama
musik yang ditimbulkan oleh banjir besar.

<,\U),Li $ $qW e 4o1 e;


a36'

J6 t r.fs {e'$\* *ui:"#.)*,t

bi{'r-c\ i67xi (r #. * JV' ;vt


€*'t-\ibS3Oiq+36U;J$i jt
217
){en ddtan ,,LQr"',r,, yo ng Jl(en u,fr.jttlftt n

"Dan bahtera itu berlagar membaLua mereka


dalam gelombang laksana gunung.Dan Nuh me-
manggil anaknya Aang sedang berada di tempat
g ang j auh terp encil,' H ai anakku, naiklah ( ke kap aI)
bersama kami dan janganlah kamu berad.a bersama
orang -orang A ang kafir.' Anakng a menj awab,, Aku
akan mencari perlindungan ke gunung Ao,ng d,apo.t
me me liharaku dari air b ah.' Nuh b erkata,, Tid.ak ad a
Aang melindungi hariini dari a^zab Ailah selain Allah
(s aj a) Yang Maha Peng ag ang.' D an g elomb ang men-
jadi penghalang antara keduanya; maka jad.ilah
anak itu terrnasuk orang-orang Aang ditenggelam-
kan" l}Jad.l1\: a2-a31.
Sesungguhnya pembentukan irama musik dalam
kalimat ini benar-benar panjang, luas, dalam, dan tinggi nada-
rrya, agar dapat bersekutu dalam membentuk gambar-an yang
luas dan mendalam kengeliannya. Huruf-huruf mnd yang
berturut-turut dan beragam bentuk Iafazhayatnya membantu
menyempurnakan ketukan, pembentukan dan keserasiannya
belsama dengan nuansa adegan yang menakutkan dan
mendalam.
Sekali lagi kita memberanikan diri memasuki ha1 lain-
nya, maka kita akanmenyaksikan jenis ketiga dari gelombang
irama musik diseltai dengan perbedaan alunan dan ar.ahnya.

fi:'":,i;'+v$jJYr*;,$ry\;.Ai(;;Y
tF.,9'jJffu*,:,i-i('
"Hai jitua Aang tenang. Kembalilah kepaa Tu-
hanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nga.
218
J(e.rer,t.rio,, fl r t i,r{ i l?

Maka masuklah ke d.alam jamaah hamba-hamba-


Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku" (al-Fajr [89]:
27-3O1.
Hendaklah pembaca membaca ayat-ayat ini secara tnrtil
dengan suara yang dapat didengar, untuk merasakan keber-
adaan ilama musik yang lembut dan belgelombang itu.
Sesungguhnyaayat-ayat ini mirip dengan alunan gelombang
yang lembut dalam hal ketinggian nadanya yang mencapai
puncaknya dan hempasannya yang sangat melebar dengan
teduh dan tenang, seLasi dengan nuansa tenang yang terdapat
pada adegan secara keseluluhan. Dan balangkali faktor yang
menimbulkan gelombang ini adalah kalena keseimbangan
lruruf mnd yang tinggi belk athwuf nlif dan yang rendah kalena
hurnf y{t' yarrg berturut-turut, akan tetapi keseimbangan ini
bukan segalanya melainkan ia menafsilkan runzmt bukan lagu.
Menafsirkan kesimbangan e(qJernal pada ilama bukan pada
ruh intelnal yang telkandung di dalamnya. Yaitu, ruh telsebut
yang sumbernya berasal dari belbagai ciri khas yang misteli
yang terkandung dalam bunyi huruf-huruf dan kalimat-
kalimatnya yang dapat dirasakan oleh orang yang membaca
ungkapan al-Qur'an dengan jiwa yang peka clan sensitif.
Kiranya cukup sampai di sini saja keterangan yang dapat
kami sampaikanagal tidak menjebak dirikita untr-rk memasuki
pembahasan belbagai peristilahan.

Kemuclian ki." *""i;;o^, ou cakrawala lainnya di


antara cakrawala keselasian artistik dalam tnslnoir (gambaran)

279
)l eL nd a lt t n.. l- Qr y..,, g J1(", r rr.f,.1 rr B ft ,r.,,
"'..,,
ai-Qur'an.
Telah kami katakan bahwa sesungguhnya al_eur.,an
menggaliskan gambaran-gambaran dan menyajikan adegan_
adegan, maka sudah selayaknyalah bagi kita untuk mengata_
kanbahwa sesungguhnya adegan dan gambar.anini pasti me_
menuhi berbagai fenomena yang paling cermat clari keser.a-
sian a'tistik yang berkaitan dengan cat gambar, nrlansa aclegan
dan pembagian ser.ta pendish.ibusian bagian-bagiannya pada
garis-garis yang ditampilkan. (e)

Sesungguhnya kami telah mengisyar.atkan sesuatu dar.i


hal ini dalam pasal "Garnbaran Artistik " saatmenampilkan
gambaran seseorang yang menginfakkan hartanya karena riya,
sebagaimana gambaran batu yang datar dan licin yang tertuhrp
oleh iapisan tanah, serta gambaran orang-orang yang meng-
infakkan hartanya karena mengharapkan r.idha Allah sebagai-
mana gambaran kebun yang berada di dataran tinggi, dan
segala sesuatu yang ada di antara semua gambaran ini rne-
nyangkut keseimbangan pada bagian-bagiannya dan per.beda-
an pada latar belakangnya.
Keserasian jenis ini merupakan kunci jalan menuju
keselasian yang kami maksudkan di sini.
Dan, yang kami maksudkan adaiah sebagai berikut.
Pertanm, apa yang disebut dengan istilah'kesatuan lu-
kisan'. Bahkan, para pemula dalam bidang kaidah-kaidah ini

seniman Prof. Dhiya'uclclin Muhammacl penilik lcrrya lukisan cli l(ementerian penerangan
Mesir berkenan melakukan ec'liting tentang keserasian dalam tashwirini.

220
)tarero.rio,r Clt I i.rt i li

mengetahui sesuatu dari kesatuan tersebut. Kita tidak perlu


menjabarkannya lagi, dan sudah cukup bila kita katakan bah-
wa sesnngguhnya kaidah-kaidah pertama pada bidang lukisan
menuntut hendaknya pada suatu karya lukis terdapat kesatuan
di antara bagian-bagian gambar yang dilukisnya agar bagian-
bagiannya terlihat tidak bertolak belakang. ,
Kedun, pendish'ibusian bagian-bagian gambar sesudah
ditata sedemikian rupa pada bingkainya dengan plosentasi
yang teltentu agar sebagiannya tidak beldesakan dengan
bagian yang lainnya, dan tidak kehilangan citra keserasiannya
secara keseluluhan.
Ketign, warna catyang digunakan dalam lukisan disesu-
aikan pula dengan tahapan pada bayangannya agal dapat
menciptakan nuansa umum yang serasi dengan gagasan dan
subjek lukisan yang disajikan.
Menggambar dengan cat berwarna harus memperhati-
kan keserasian ini sebagaimana dipelhatikannya unsur pen-
ctistlibusian pada pemandangan-pemandangan yang melatar
belakangi adegan sandiwara dan layar lebar'. Dan, gambar
dalam al-Qur'an pun telbentuk atas dasar ini sekalipun sal'ana
tunggalnya hanyaiah laf.azh-7afazh. Dengan clemikian, muk-
jizatyangterkandung di dalamnya menjadi iuhur dan berada
di atas semua lpaya kalYa seni.
(1) Ambillah satu surat di arrtara surat-surat pendek yang
barangkali sebagian orang mengilanya mirip dengan sajak
tukang tenung atau kata bijak tukang sajak' Sulat yang kita
maksudkan adalah surat al-Falaq.

227
){ eL nh Ba n,t f- Q, r'o,r ya ng Jl(e n{gu 8(r,,.',

Nuansa apakah yang disaiikan dalam surat ini? Sesung-


guhnya ini adalah nuansa memohon perlindungan, dengan
segala ketersembunyian, kekuasaan, kemister-ian dan kesa-
maran yang terkandung di dalam nuansa yang mewarnainya.
Untuk itu marilah kita dengarkan:
-11i( ,. / + )i +
,y'VPlPtA
.at zl z ,(, - ,(
il, .+-l ttr-f@
.; 1// ,(, ( n4. . .)+
+l*>lsl)tV--,' j+:.1
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan
Yang Menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-
Nga, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
gulita, dan dari kejahatan utanita<uanita tukang
sihir yang menghembus pada buhul-buhul dan dari
kejahatan orang Aang dengki apabila ia dengki"'
(al-Falaq [113]: 1-5].
Apakair yang dimaksud dengan nl-fnlnq yang membuat-
nya memohon perlindungan kepada Rnbb-nya? Kita pilih cli
antara maknanyayang cukup banyakyaitu makna fajar, sebab
makna inilah yang lebih sesuai dengan permohonan perlin-
dungan di waktu itu dari kegelapan yang akan disebutkan
berikut. Yaitu, dali kejahatan makhluk-Nya dan dari kejahatan
malam hari, wanita-wanita tukang sihir.yang menghembus
pada buhul-buhul benang, dan kedengkian. Dikatakan demi-
kian karena pada hal-hal tersebut terkandung misteri khusus
yang akan kita ketahui hikmahnya sebentar lagi.

222
Jlaetu.sian Cltti.rtifi

Dia (Muhammad) diperintahkan untuk memohon per-


lindungan kepada Rabb Yang menguasai dan memiliki fajar
dari kejahatan makhluk-Nya. Demikianlah bentuk ungkapan-
nya memakai kata yang di-nakinrbkan dan denganhuruf rnn
mnushttl yang berpengertian mencakup segalanya. Dalam
ungkap an n akir ah dan pengertian menyeluruh terealisasikan-
lah pengertian misteri dan kegelapan maknawi secala umum.
Dia diperintahkan untuk memohon perlindungan kepada-Nya
dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Yakni dari
kegelapan malam apabila telah menyelimuti segala sesuatu
yang ada di mayapada, dankeadaanmenjadi menakutkandan
mengerikan. Juga dari kejahatan wanita-wanita yang meniup
pada buhul-buhul. Nuansa tiupan pada buhul-buhul yang di-
lakukan oleh wanita-wanita penyihir dan tukang-tukang
tenung seluruhnya diwarnai oleh pemandangan yang mena-
kutkan, penuh dengan misteri dan kegelapan, bahkan keba-
nyakan wanita-wanita penyihir itu tidak melakukan tiupan
(sihir)nya kecuali di waktu gelap malam. Dary dari kejahatan
orang yang dengki apabila melancarkan kedengkiannya.
Dengki melupakan reaksi batin yang telpendam di dalam
kegeiapan jiwa, penuh dengan misteli dan menakutkan.
Nuansa secara keseluruhan diwarnai oleh kegelapan,
kengerian, kesamaran, dan kemisterian. Dia diperintahkan
supaya memohon perlindungan kepada Allah dari kegelapan
ini, karena Allah adalah Rabb segala sesuatu. Maka kenapa di
sini al-Qur'an mengkhususkan permohonan perlindungan
kepada Rabb yang menguasai Subuh? Y alttt, agar serasi dengan

223
XeLndo&an aLQro' o,r rSo,,g JKe,,oft,ju1ftu,,,.

nuansa gambaran secara keseluruhan dan ikut berperan di


dalamnya. Sesungguhnya hal yang terlintas oleh hati ialalr
bahwa ia harus memohon perlindungan dari kegelapan kepada
Rabb yang menguasai cahaya, akan tetapi peran hati di sini
bukanlah sebagai penentu, melainkan yang menentukan adalah
indra gambaran yang cermat. Cahaya berperan'melenyapkan
kemisterian yang menakutkan, dan tidak serasi dengan nuansa
malam dan hembusan tukang sihir pada buhul-buhul, dan
tidak pula serasi dengan nuansa kedengkian. Lafazh nl-fnlnq
dapat menunaikan makna cahaya ditinjau dari segi pema-
haman hati, di samping serasi dengan nuansa umum ditinjau
dari se gi gambaran yang disajikan. Sedangkan faj ar merupakan
tahapan waktu sebelum munculnya cahaya, menghimpun
antara cahaya dan kegelapan malam, dan ia mempunyai nuan-
sanya tersendiri yang misteri dan mengherankan.
Kemudian apakah yang dimaksud dengan bagian-
bagian gambaran di sini atau kandungan dari adegannya?
Ditinjau dariLafazh nl-falnq dan nl-ghnsiq, ada dua adegan
yang berbeda masa kejadiannya. Dan, ditinjau darilafazhttn-
nffitsat danlnsid terdapat dua macam manusia yang ber.beda
kalaktelnya.
Bagian-bagian ini terdistlibusikan pada bingkai dengan
pendistribusian yang serasi, saling bertentangan pada tam-
pilan bingkai dengan perbedaan yang cermat, tetapi secara
keseluruhan mempunyai warna yang sama, yaitu berbagai hal
yang misteri dan menakutkan diliputi oleh nu€rnsa kemisterian
dan kegelapan. Nuansa pada umurrrnya terbangun di atas

224
Jlerctaiun %r,illtr"Nt

dasar kesatuan bagian-bagian dan warna-walna ini.


Dalam keterangan ini sama sekali tidak ada sedikit pun
unsur mengada-ada. Semua kecermatan ini dituangkan bukan
tanpa sasaran yang dituju, dan sasaran ini bukanlah per'hiasan
yang sia-sia. Duduk perkaranya bukan terietak pada kata-kata
atau penge ftran nnt q nb nl nh (p ernbandingan) yang tertan gkap
oleh hati, melainkan pokok masalahnya terletak pada bingkai,
nuansa, keserasian, dan gambaran yang saling beltentangan
yang dianggap sebagai seni paling tinggi dalam memberikan
gambarary di mana hai ini merupakan mukjizatapabila disam-
paikan hanya dalam bentuk ungkapan semata.
(2) Al-Qur'an mengungkapkan perihal bumi sebelum
hujan turun membasahinya dan sebelum burni terbuka olel-r
tetumbuhan, sesekali ia mengungkapkannya dengan sebutan
lmnnidntsn (kering) dan kali yang lain menyebutnya clengan
istilah lclmsyi'ntnn (tandus). Mungkin sebagian orang mema-
hami bahwa hal ini hanya karena kelagaman dalam ungkapan
semata. Karena itu, marilah kita lihatbagaimana kedua lafazh
ini digunakan dalam dua gambalan.
.. Sesungguhnya keduanya disebutkan dalam dua konteks
yang berbeda seperti berikut.
P er tams disebutkan lafazh lnnidntnn dalamkonteks ayat:

#J i;tf i:#, *f'* b'* iiiS o i v$


,#dVg(,"(#wj.i5'8't"5i3$
225
Jtein)al3.rrr ., l-Q,r'o,, 21o''g
31("t'oki"8l"tt'

ot //- /.,12,
z ).
\fu)-jjrtJ{iilf'/.Gi -/

vj 6\,3{ ;"\; 4;:'\GAW jt r:' b F"


t & e, gL &JiS\; ;;; ti;i$\ \i1;
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan ten-
tang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
Kami telah menjadikan kamu dari
tanah, kerrutdian d-an setetes marti, kemudian dai
"."ungguhnga
segumpal d'arah ('alaqah), kemudian dari segum-
pit aaging Aang sempulTLa kejadiannga dan Aang
tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
d"an Kami tetapkan dalam rahim, apa Aang Kami
kehendaki sampai utakru Aang sudah ditentukan'
kemud.ian Kami keluarkan kamu sebagai bagi'
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sam-
'paitah
kepad-a kedetaasaan, dan di antara kamu
ada g ang diw afatkan dan ( ada pula) di antar a kamu
A ang dip anj
ang kan umurnA a s amp ai pilatn' sup aA a
diatid.ak mengetahui lagi sesuatu pun Aang dahulu-
nga telah diietahuinga' Dan karrut lihat bumi ini
kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air
di atasnga, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan b erb ag ai macam tumbuh-htmbuhan
lJat'Lg inda'h" (al-Hajj 122\z
Sl'
Ke dr rL,
L disebutkan laf azh khnsy i' ntwt dalam konteks aya t
berikut.

226
3{aetolio',t Arfi$Lk

\r\+:^{F,tv"*is:\#i534ir>{-\;U
bL,tiif a rti ;;vWv 6:t-{' *3t
'uJ1br6eg+<';f'r1L'!.e^
t5g!&t(;t:5;jU5'o9";.ldii"rt
jj*fr =+*::t5
,J:;.5A
"\:Ji(*uiSrtg:'48'ji
"Dan sebagian d.ari tanda-tanda kekuasaan-
Nga iatah malam, siang, matahari dan bulan' Ja-
nganlah bersujud- kepada matahari dan janganlah
(pula) sujud" kepada bulan, tetapi sujudlah kepada
Attah Yang menciptakannAa-' jika kamu hanya
kepad.a-Nya saja merygembah' Jika mereka me-
ng ombongkan diri, maka mereka (malaikat) g ang di
sisi Tuhan-mu b ertasbih kep ada-Ny a di malam dan
siang hari, sedang mereka tidak jemu-jerrut' Dan
sebagian di antara tanda-tanda (kekuasaan)-Nya
baLnua kamu melihat bumiitu kering tandus, maka
apabila Kami htrunkan air di atasnga, niscaga ia
bergerak dan subur" (Fushshilat [41]: 37-39 ]'
Dengan sekilas pandang terhadap kedua konteks ini
ter.lihat j elaslah sisi keserasian p ada laf azh I mnil dnt ut dan lclm-
syi'ntmt. Sesungguhnya nuansa yang mewaLnai konteks per-
tama aclalah nuansa membangkitkam, menghidupkan dan
mengeluarkan tetumbuhan; maka hal yang paling selasi untuk

227
J{eLnda\an, sLQr" o,, yo,tg 3&",rol"1ui?ro,,

mengungkapkan hal tersebut adalah menggunakankata hn-


midntnn. Yakni, sesungguhnya bumi itu pada awal muianya
kering, kemuclian bergerak dan subur serta menumbuhkan
beraneka ragam tetumbuhan yang indah.
Sedangkan, nuansa yang terdapat pada konteks ayat
kedua adalah nuansa ibadah, khusyu', dan sujud. Oleh kar.ena
itu, kata yang serasi unfuk menggambarkannya adalah me_
makai lafazh klnsyi'ntnn, apabila diturunkan air kepaclanya
bergelaklah ia dan menjadi subur.
Kemudianmakna yang dimaksud dengan berger.ak dan
subur di sini tidak lebih dari men'mbuhkan tetr-rmbuhan dan
mengeluarkannya, ber.beda halnya dengan lawan katanya di
sana maka ia mempunyai pengertian yang lebih. Mengingat
kedua lafazhini, ilinzznt danrnbnt, di sini tidak ada kaitannya
sama sekali dengan ibadah dan sujud. Dan tidak disebutkan
ilinzznt dan rnbnt di sini untuk tujuan lainnya sebagai-
lafazl'r
mana yang disebutkan di sana di lain tempat. Sesungguhnya
keduanya di tempatini membayangkan gerakanbumi sesudah
(keling)nya, dan ger.akan inilah makna yang dimaksud
lclnLsytt'
di sini. Karena setiap apa yang terdapat di dalam adegan yang
digambalkan bergerak seperti gerakan ibadah, maka tidaklah
sesuai bila dikatakan bahwa hanya bumi sendir.ilah yang
lclntsytt' lalu bergerak mengikuti ger.akan orang-ol.ang yang
belibadah dalam aclegan ger-akan mereka, dan agar tiacla suatu
bagian pun di antara bagian-bagian yang ada dalam adegan
itu tetap diam sedang semua bagian lainnya bergerak di
sekitarnya. Ini merupakan suatu jenis kecermatan dalammem-
Jtercta,ri.trr Clt tioli/l

bentuk keserasian ger.akan yang terimajinasikan meiebihi se-


mua yang diperkirakan.
Sebaiknya kita perhatikan bahwa lafazh lnmntd d.an
klusytr'mempunyai makna yang sama secara umum. Ketlua-
nya pada dua ayat tersebut dijadikan sebagai bukti yang me-
nunjukkan kekuasaan Pencipta dalam merigaclakan hari ber.-
bangkit, padahal keduanya tiada lain hanya diam atau tidak
bergerak,lalu diiringi oleh gerakan dan kehidupan. Seandai-
nya makna yang dimaksud hanyalah semata-mata menunai-
kan makna hati, tentulah di sana tidak diperlukan adanya
keanekaragaman ini. Akan tetapi, ungkapan al-Qur'an tidak
hanya bertujuan menunaikan makna hati, rnelainkan juga
menghendaki gambaran. Sedangkan, gambaran menuntut
adanya keanekaragaman ini agar terealisasikan keser-asian
dengan bagian-bagian lainnya dalam suatu bingkai, atau
dalam adegan yang ditampilltan.
Bukti keanekaragaman ini merupakan faktor yang
menenfukan bahwa tnsluoir atau gambaran merupakan unsur
pokok dalam ushfu al-Qer'an, dan bahwa fungsi ungkapan
bukan hanya untuk menunaikan makna hati semata, melain-
kan mempunyai karakter yang penuh dengan denyut gam-'
baran hidup tentang makna-makna yang dituangkannya. Dan,
sudahbarang tentu berbagai perbedaan yang detail dan lembut
ini berbeda-beda tingkatannya sesuai dengan perbedaan
bagian-bagian dan warna-warna yang dituangkannya.
Kemudian sekarang marilah kita melihat 'kesatuan
gambar' pada masing-masing dari kedua gambaran tersebut

229
)tetndafa,xnc f-Q,r L,, yotrg J1(e,ro?rSrr8L,,.tt

dan juga pada bagian-bagiarurya.


Kesafuan gambar yang ada pada contoh pertama mena-
yangkan perihal berbagai makhluk hidup yang keluar dali
yang mati, atau berbagai pemandangan tentang alam kehi-
dup an. Se dang ba gian-ba giannya ialah nu tlfnft yang ber gelak
melalui tahapan-tahapannya yang telah dikenal, dan tunas
atau benih yang tumbuh menjadi berbagai tetumbuhan yang
indah. Pada awal mulanya ia berupa tanah yang mati, lalu
mengeluarkannutffnlr, danpada awal mulanya berupa bumi
yang tandus kemudian keluarlah dalinya tetumbuhan ini.
Nuansa yang digambarkan bersifat umum, yaitu nuansa cala
menghidupkan yang digambarkan melalui bagian-bagian ini.
Kesatuan gambar pada contoh yang kedua menampil-
kan belbagai ciptaan alami yang patuh, atau pemandangan-
pemandangan alam. Sedang bagian-bagiannya ialah malam
dan siang hali, matahari, bulan danbumi yang tunduk patuh
kepada Allah. Kehidupan bergerak di dalamnya dan tereali-
sasikan padanya dua golongan makhluk hidup yang belbeda
jenis tetapi sama penampilannya. Segolongan manusia yang
sombong tidak mau belibadah kepada Allah, dan golongan
lainnya adalah para malaikat yang selalu menyembah Ailah
sepanjang malam dan siangnya. Nuansa yang digambarkan
bersifat umum yaitu nuansa ibadah yang tergambalkan
melalui bagian-bagian ini.
Dernikianlah bagian-bagiannya serasi dengan nuansa
rlmum, dan menyatulah bagian-bagian gambarannya mem-
benhrk suatu kesafuan unhrk merealisasikan kesatuan gambar,

230
Jtar"to,rin,, Clt ti,rti ll

dan terclistribusikanlah bagian-bagiannya pacla bingkai


gambaran dengan tatanan yang menakjubkan ini.
(3) Al-Qur'an menampilkan pada banyak bagiannva
yang berbeda-beda belbagai gambaran nikmat yang dikaru-
niakan Allah kepada manusia. Pada tiap bagian yang menam-
pilkan sejumlah nikmat, ia menggambarkannya dengan
susunan yang menyatu seperti pada dua contoh yang akan
kami ketengahkan berikut.
Pertama,

th4K'ffik"fui;U€J'J;{f ii
\4e*5i'#;;6j,{ 4q ;,,,ii
t,*6tWtu1qffi66twSJu
Allah menjadikan bagimu rumah-rumah-
"Dan
mu sebagaitempattingjgal dan Dia menjadikan bagi
kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit bina-
tang ternakgang kamu merasa ringan (membaua)-
nga di waktu kamu berjalan dan uaktu kamu ber-
mukim (dan dijadikan-Nga pula) dari bulu domba,
bulu unta dan htlu kambing, alat-alat ntmahtangga
dan perhiasan (Aang kamu pakai) sampai uaktu
(tertentu)" (an-Nahl [16]: 8O].

J\4ir;fJ'ttAg6OG:-V+i#War'

231,
3(etn)a\an,tLQr"' o," yo,rg J1(enrr.kju8ft*n

"Dan Allah menjadikan bagimu tempat berna-


ung dari apa Aang telah Dia ciptakarl, dan Dia.iadi-
kan bagimu tempatlempat tinggal di gunung-gunung
dan Dia j adikan b agimu p akaian A ang memeliharamu
dari p anas dan p akaian (b aju b e si) y ang memelihara
kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah
menAempurnakan nikmat-Nga atasmu agar kamu
berserah diri (kepada-Nga)" (an-Nahl [16]: 8l).
Kedua,

lt'*]#b.*#cftK4i:':;;,SSi4{t'oV
t.'+'!fi'WIALA
"Dan sesltngguhnga pada binatang ternak itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami
memberimu daripada apa Aang berada dalam pe-
rutnga (berupa) susu Aang bersih antara tahi dan
darah, Aang mudah ditelan bagi orang-orang Aang
meminumnga" lan-Nahl [16]: 66).

Wt'4:4|t!;i#'i't',#\*yu.,
g;:$F.ri:;Iaj'alfv;
"DarL dari buah konna dan anggu4 kamu buat
minuman A ang memabukkan dan re zeki y ang b aik.
Se sung guhng a p ada A ang demikian itu b e nar-b enar

232
' lJ(t.i,rrrr,lLa,r Atilltt?
terd.apat tand,a (kebesaran Allah) bagi orang Acng
memikirkan" (an-Nahl [16]: 6?).

UrAt U$4q e. u *: 6 gr\ J\-J?J,;*


€5#,*i iliT&t=6 *fii {n 8:f *l};
Jnjse:'f,tulti,6*r:i,)\ii$'J.V A.rUb
A' >'/' " ,'Li'ig
*i-l\nl -JJt-
"Dan Tuhan-mu mewahyukan kepada lebah,
'Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-
pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia: Kemudian makanlah dari tiap-tiap (ma-
cam) buah-buahan dan tempuhlah ja"Ian Tuhanmu
Aang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah
itu keluar minuman (madu) Aang berrnacam-macam
LuatrLanAa, di dalanLnga krdapat obat Aang me-
ngembuhkan bagi manusia. Sesungguhnga pada
Aang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(keb e s aran Tuhan) b agi orang -orang A ang memikir-
kan" lan-Nahl [16]: 68-69).
Terlihat pada kedua konteks ini bahwa binatang ternak
sama-sama disebutkan pada keduanya. Marilah kita lihat segi
apakah yang ditonjoikan pada masing-masing dari kedua
konteks telsebut? Kenapa hanya segi ini yang ditonjolkan pada
bagian pertama, dan kenapa segi lain yang ditonjolkan pada
bagian lainnya?
Pada konteks pertama diperlihatkan gambaran Lumah,
gua, naungan (perlindungan) dan baju besi, yang semuanya

ZJJ
3(etn)u'1u,n., {'-
Q*'o,r yo t g )1(",,,nl1rr1lrr,,

merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai ternpat


pengungsian, atau tempat perlindungan, atau tempat ber-
naung atau untuk menutupi diri. Karena memang inilah kesa-
tuan gambar yang disajikan tentang hewan ternak sebagai sisi
pandang yang sesuai dengan kesatuan gambar.an secal.a
umum. Al-Qur'an menayangkan gambar.an kulit yang dapat
dijadikan sebagai kemah yang r.ingan dibawa di waktu beper.-
gian dan bulu unta, bulu domba dan bulu kambing yang dapat
dijadikan sebagai pakaian dan alat r.umah tangga. Pokoknya
seluluh pemandangan yang ditampilkan hanyalah pandangan
tentang bangunan, pakaian dan naungan.
Da1am konteks kedua disajikan adegan pr.oduksi berba-
gai minuman, ada yang memabukkan-yang cliploduksi dar.i
buah-buahan - dan rnadu yang diploduksi dari lebah. Kar.ena
memang inilah kesatuan gambar yang hendak ditampilkan
sehubungan dengan binatang telnak, yaitu dari sudut pandang
yang sesuai denganminuman; penampilan ail susu yangmu-
dah ditelan oleh olang-orang yang meminumnya.
Kecermatan susunan tidak belhenti hanya sampai pada
kesatuan adegan umum, bahkan merambat sarnpai kepada
kecermatan bagian-bagiannya. Minuman yang memabukkan
ini dihasilkan dali buah-buahan yang berbeda bentuk dan
kalaktelnya dengan arak, dan madu ini disaring dari bunga-
bungaan yang berbeda bentuk dan karakternva dengan mac1u.
Sedangkan, ai1'sustl dihasilkan dari bagian yang terletak di an-
tala makanan yang telah dicerna cian dalah, yang keduanya
berbeda dengan ail susu dalam hal bentr,rk dan kalaktel'nya.

234
Jtaret a,ri,r, r ('lz I i.rl i l?

Semuanya itu berubah menjadi sesuatu yang 1ain. Kemudian


adegan secara keseluruhan merupakan adegan tentang perta-
nian dan peternakan yang di dalamnya terkanelung kehidupan.
Perlu diperhatikan, sesungguhnya kreativitas di sini
terdapat pada kesatuan bagian-bagiannya, kecermatan gam-
baran yang ditampilkan, dan keserasian pernaparannya. Sen-
tuhan-sentuhan yang cermat seperti inibanyak didapat di da-
lam al-Qur"an. Kami cukup hanya mengetengahkan contoh-
contoh ini, dan sebagai tambahannya kami ketengahkan
contoh berikut yang mempunyai pengertian yang khusus.
(a) A[ah berfirman,

tr$6;tfi x-^t<,ilp-vLaxr4;OJiLL
l$''itqoJ ;;: :t*x e iKu:g :K3 #

" BaLttua orang -orang


A ang b erj anji s etia kep ada
kamu sesungguhnga mereka berjanji setia kepada
Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka
barangsiapa Aang melanggar janjinga niscaga
akibat ia melanggar janji itu akan menimpa diringa
sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada
Allah maka Allah akan memberinga pahala Aang
besar" (al Fath [a8]: 1O].
Gambaran yang disajikan mengetengahkan tentang janji
setia dengan jabat tangar; dan untuk keselasian nuansa secara
keseluruhan, maka dijadikanlah kalimat'Tnngnn AIInlt di ntns

235
){ein)s\an aL(\r"' o,t yo,, g Jl(",ro?.jrr8ft"o t,

tnngmt tntrcl(n'dengan menggunakan per.agaan ini di tempat


yang seiriulrsnya diabsh'akkan secara mutlak dan disucikan
secara mulni.
Para ulama ahlibnlnglmlr menyebut hal sepertiini dengan
istilah nntrs'ntun nazlir (menjaga persamaan). Yang mereka
maksudkan adalah menjaga pelsamaan segi lafazh semata,
kalena mereka belum pernah berupaya memperhatikan segi
tnslnuir-nya. Dan kami menyitir kata mereka yaitu rnr.nn'ntrrn
nnzlir, tetapi dengan pengertian lain yaitu sudut pandang ta-
tanan seni yang ada pada gambar, demi memelihara kesahlan
gambar, nuansa adegan, dan keserasian ungkapan secara
menyeluluh.
Akan tetapi, uslub al-Qur'an dalam tnslnuir-nya ttdak
menggunakan sentuhan-sentuhan yang cerrnat ini semata,
meiainkan juga menggunakan "sentuhan-sentuhan yang luas."
Kami mengungkapkan dengan istilah tnslnuir, karena sesung-
grrhnya kami pada kenyataannya sedang menghadapi tnsluuit'
( gambaran) sebelum t n' b ir (sngkap an) . Dan sentuhan-s entuh-

all yang luas ini adakalanya mengl-rimpun semua yang ada di


antara langit dan bumi dalam suatu tatanan, dan antara berba-
gai pemandangan alam dan pemandangan kehidupan dalam
suatu konteks" Sedangkan, luasnya bingkai gambaran yang
disajikan rnencakup sefiruanya itu clalam kesaLuan yang besar
bukan dalam kesahran yang kecil dan ter.batas.
(1) Di antala contohnya adalah fir.man Allah,

t iK'r6iJ$t{t|J;!b *liJfor't .yt


235
J(alcro.lin,, flt tioti ll

r v",3,r3i Jfi+{r; *s s$ Jr $
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan
unta bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagai-
mana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagai-
mana ia dite g akkan? D an bumi b ag aimana ia diham-
parkan?" (al-Ghasyiyah [88]: 17 -2O[.
Inilah gambar yang menghimpun antara langit, bumi,
gunung-gunung, dan unta dalam suatu adegan. Batasnya
adalah cakrawala yang luas mencakup kehidupan dan alam.
Hal yang patut diperhatikan di sini adalah besarnya gambalan
yang disajikan, dan pengaruh mengerikan yang ditimbulkan-
nya kepada perasaan, dan bagian-bagiannya yang menyebar
ke arah vertikal di langit yang tinggi dan ke arah holisontal di
bumi yang menghampar dan ke arah depan yang ada di antara
langit dan bumi mencakup pemandangan gunung-gunung
yang terpancang serta ttnta-tiirta belpunuk. Ini merupakan
suatu kecermatan yang digambarkan oleh pandangan Dzat
Yang membentuk rupa lagi Mahakreatif tentang berbagai ben-
tuk dan ukuran.
Dan hal yang perlu diperhatikan di sini, yang juga
menyangkut pandanganDzat Yang Maha Membentuk rupa,
ialah bahwa bingkai gambaran alam yang disajikan-Nya
berpangkal pada langit dan bumi. Tidak ditampilkan padanya
daribenda-benda rnati selain dari gunung-gunung, dan tidak
pula dari makhluk hidup selain unta atau sesuatu yang
seukuran dengan unta. Unta merupakan hewan yang sesuai
untuk ditampilkan, mengingat unta adalah hewan penghuni

237
){eLndoP,ut afl-Qrr'..,. yo,, g )1("t o,ftjrrifr"t,

padang sahara yang luas yang batas panclangannya adaiah


langit dan gunung-gunung.
ini dengan perbedaan
(2) Termasuk ke dalam kategori
sentuhan pada beberapa bagiannya adalah firman Allah
berikut.
"DarL sesLtngguhnga Kami telah menciptakan
gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah
meng hiasi langit ifu b agi orang - orang A ang meman-
dang(nga), dan Kami menjaganga daritiap-tiap se-
tan gang terkutuk. Keanali setan Aang mencuri-curi
(b eita) A ang dap at dideng ar ( dari malaikat) lalu dia
dikejar oleh semburan api Aang terang. Dan Kami
telah menghamparkan bumi dan menjadikan pa-
danga gunung-gunung dan Kami htmbuhkan pada-
nga segala sesuatu menurutulstran. Dan Kamitelah
me nj adikan untukmu di bumi kep e rluan-kep erlu an
hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makh-
Iuk gang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki
kepadanya" (al-Hijr [15]: 16-20).
Di langit teldapat gugusan yang besar, meteor-meteor'
yang menukik mengejar setan-setan yang jahat. Di bumi yang
terhampar terdapat gunung-gunung yang kokoh dan teturn-
buhan yang telukul bahkan indah dan halus. Dan, di burni
terdapat penghidupan bagi sejumlah banyak makhluk ini dan
dibumi teldapatmakhluk yang tidak dibeli rezeki oleh manu-
sia. Demikian mengelikan dan tersembunyi. Semuanya meru-
pakan pemandangan yang tergabungkan ke dalam kebesalan
perasaan atau rnaknawi.

238
)taret aoi.rrr d r I i.rl i I
(3) Adakalanya areanya melebar, jangkauannya meman-
jang dan sentuhannya menjadi luas, akan tetapi pada akhirnya
meruncing hingga menyangkut bagian-bagian yang kecil.
Contohnya adalah firman Ailah,

t6i cr,Isr i: ; t\ 31:j'{,ta7,i'*.Kt t y

e\# o;ht;J ?i'l.,u riuS5,sa {(,


t Vui';ii1tl;'qj
"Sesungguhnga Allah, hanga pada sfsr-Ifya
s aj alnh peng etahuan tentanq H ari Kiamat; dan Dia-
lah Yang menurunkan hujan, dan mengetaLrui apa
Aang adadalamrahim. Dantiada seorang punAang
dapat menEetahui (dengan pasti) apa Aang akan
diu s ahakannA a b e s ok. D an tiad a s e o r ang pun A ang
dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha MengetaLrui lagi Maha
Mengenal" (Luqman [31]: 3a].
Ha1 ini menyangkut area yang luas jangkauan masa dan
ruangnya, menyangkut masa kini dan kenyataan, masa depan
yang ditr-rnggu dan ghaib yang jauh telsembunyi, bahkan me-
nyangkut detak hati dan lompatan imajinasi, yang telkandung
di antara Hari Kiamat yang jauh jangkauannya, I-rujan yang
jauh sumbel'nya, apa yang terkandung di dalam lahirn yang
tersembun;ri hakikatnya dari pandangan mata, r'ezeki untr-rk
hali esok yang dekat masanya tetapi gaib dalam kemisterian,
dan tempat kematian serta penguburan yang jauh dari dugaar-r
Sesungguhnya ini merupakan kawasan yang sangat luas

239
){ei n),xBun aLQn' aru rSa,tg )K",,okirrBfton

jangkauan mersa cian ruangnya. Akan tetapi, sentuhan yang


begitu luas ini, sesudah menyangkut semua bagiannya, men-
jadi meruncing di penghujungnya, dan semuanya terpursatkan
pada suatu titik yaitu titik kegaiban yang rnisteri, dan semuanya
berhenti di hadapan lobang kecil yang tertutup. Seandainya
terbuka sebagiannya sekalipun hanya sebesar lobang jarum,
tentu akanmenjadi samalah dibelakangnya antara yang dekat
dengan yang jauh dan akan terkuaklah yang jauh darinya
dengan yang dekat.

Kemudian kita meninr*, O"O"Ua cakrawala lain di


antara caklawala keserasian seni dalam gambaran al-Qur.'an.
Sesungguhnya keserasian sampai di sini terletak pada
gambaran atau pemandangannya yar.g diutarakan dengan
sangat sempurna dan lengkap menyangkut semua bagian-
bagiarurya dalam nuansa yang umtrtn. Akan tetapi, kr.eativitas
yang penuh mukjizat tidak berhenti sampai di sini. Sesungguh-
nya pada sebagian keadaan, ia meletakkan suatu bingkai pada
gambaran atau kawasan tertentu pada pemandangannya,lalu
disusunlah bingkai dan kawasan itu dengan gambaran atau
pemandangannya. Selanjutnya diilingkanlah di sekitarnya
ketukan ilama yang nadanya sesuai dengan nuansa keseluruh-
annya/ sehingga sampailah hal tersebut pada apa yang diung-
kapkan oleh contoh yang ada.
(1) Firman Allah,

i {i; -tj; u:"'t ii w tiLJit + GAr,

240
J(",rcto,lio,r (lt ltrti (

t tj* iW;E;
4 : st 9.,3fr')
{eyt::ta"6qJ4il1+ 6i
tU

#;(,#nt ffi *,1'! l.; t * o

ti &; # {+t t t. #*'r"pift,i


"Demi u.taktu matahari sepenggalahan naik,
dan demi malam ap abila telah sungi, Tulnn-mu tiad. a
meninggalkan karrut dan tiada (pula) benci kepa-
damu, dan sesungguhnga akhir itu lebihbaikbagi-
mu dari p ermulaan. Dan kelak Tuhon-rrut p asti mem-
berikan'karunia-Nya kepadarru4 lalu (hati) kamu
menj adi puas. Bukankah Dia mendap atimu s eb ag ai
seorang yatim, lalu Diamelindungimu. Dan Diamen-
dapatimu sebagai seorang Aang bingung, lalu Dia
memb erikan p etunjuk. D an Dia mendap atimu s eb a-
gai seorang A(tng kekurangan, lalu Diamemberikan
kecukupan. Adapun terhadap anak gatim maka
janganlah kamu berlalst seu)enang-taenang. Dan
terhadap orang Aang minta-minta maka janganlah
karrut meng hardikng a. D an terhadap nikmat Tuhan-
mu maka hendaklah kamu mengebut-nyebutnga
(dengan bersgukur)" (adh-Dhuha [93]: 1-11).
Sesungguhnya ungkapan ini menggambarkan nuansa
belas kasihan yang halus, kasih sayang yang lembu! kelidhaan
yang menyeluruh, dan kerinduan yang transpalan, "TLLhnn-
nru tindn nteninggnllcnn lennnt dnn tisdn ptLlnbenci kepndnnnL, dnn
se sunggulmyn nlclir itu lebih bnilebngintu dnri permrilnnn. D ut kelnk
Tuhnrunu pasti mentberiknn lesnmin-Nya kepndnn ru, lnht lmti lcnnut

241
)letndt&a n,tLQrr' ot gottg J1("ttokjuBN,o,t

menjadi plras."
Kemudian dalam ayat berikutnya disebutkan, " Bulcnnlcnh

Din nrcndapntinru sebagai seorang yntim, Inlu Din melindungimu.


Dan Din mendapntimu sebagai seorang ynng bingtmg, lnlu Din
mernberilcsn petunjule. D an Dia mendnpatimu sebngai seornng y ang
kekurangan, lalu Dia memberikankecttkupnn." i
Belas kasihan, kasih sayang, keridhaan dan kerinduan
ini semuanya terasa meresap di celah-celah susunan yang
haius ungkapannya, dan lembut kata-katanya serta terasa
nadanya yang mengiringi ungkapan, yaitu nada irama yang
teratur gerakannya, perlahan langkahnya, lembut gemanya
dan sendu ketukannya. Ketika al-Qur'an bermaksud membuat
bingkai untuk belas kasihan yang halus, kasih sayang yang
lembut, keridhaan yang menyeluruh dan kerinduan yang
h'ansparan ini, maka al-Qur''an menjadikan bingkai ini berupa
waktu dhuha yang merekah dan rnalam yang sunyi. Keduanya
merupakan saatyang paling jernih dari malam dan siang hari,
dan dua waktu yang paling tlansparan untuk membangkitkan
berbagai renungan.
Kemudian al-Qur'an menuangkannya dalam kata-kata
yang serasi. Malam hali adalah malam yang apabila telah
sunyi, bukan malam secala mutlak yang penuh dengan kege-
lapan dan keangkel'annya, yaitu malam yang sunyi yang jernil'r
dan ditutupi oleh awan tipis kelinduan yang transpaLan, se-
perti keadaan anak yatim dan olang miskin. Kemtidian terkuak
dan tersingkaplah hal itu dan diiringi dengan waktu dhuha
yang mereka}r seiring dengan filman-Nya, "TulmnnnL tindn

242
J(aretooio,, (1t ti,rlifi

meninggalkntx lcarnLr fum tincln pt.iln benci kepndmrut,


dntt sesurtg-
gulxnya nlehir ittt lebih bnik bngimu dnri penmtlnnt.Dnn kelnk
Tuhnnnru pasti mentberilcnn knnmin-Nyn kepndnnnq Inht hnti lcnnttL
nrenjndi pltas." Maka, menjadi serasilah berbagai warna gam-
baran dengan berbagai warna bingkai yang memuatnya dan
menjadi sempurnalah komposisi dan keserasiannya.
ini marilah kita dengar nacia iain dan bingkai
(2) Berikut
lainnya yang menggambarkan keadaan yang berseberangan
dengan keadaan sebelumnya.

L).t>;i^?6t:ffi,t{2;i:A*ee;i4a5
'uit"iioyt1i-+&:rttft;-oi5:ui
:A,f"gt 4 Aj; lF frf_,t'! K .
+)
t rifr 4ti:;,iu$;\r$ t 3,):i A
+ Si * ;A #i,tt +3Ai 4r:#,
a-t

"Demi kuda perang Aang berlari lcencang de-


ngan tereng ah-eng ah, dan kuda A ang mencettrckan
api dengan pulanlan (lc,tku kakinga), dan kuda Aang
menA erang deng an tib a-tib a di u aktu p agi, maka ia
menerbangkan debu, dan mengerbu ke tengah-te-
ng ah kumpulan musuh, s e sung guhny a manus ia itu
sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhan-
ny a, dan sesungguhnA a manusia itu meny aksikan
(sendiri) keingkarannAa., dan sesungguhnya dia
sangat bakhil karena cintanga pa.da harta. Maka
apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan

243
!) ( r t rl ilt,t t r o l- (ft ,, L,, yo n g Jl( e,, a ftj t B fto n
"

apa Aang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa


Aang ada di dalam dada, sesungguhnga Tuhan
mereka pada hari itu Maha Mengetahui kead.aan
mereka" (al-,Adiyat [1OO]: 1-1t).
Sesungguhnya irama yang ada di sini benar-benar mirip
dengan irama yang ada pada surat an-Nazi,at,yung telah kita
te'angkan sebelumnya, bahkan irama yang acla cli sini lebih
keras dan lebih kuat, di dalamnya terkanctung irama yang
kasaL, dentuman dan ledakan. Gambaran ini sangat serasi
dengan nuansa yang gaduh dan berdebu akibat cla'i kubu'an
yang dibangkitkan isinya dan dada-dada yang clilahirkan
semua yang terkandung di dalamnya dengan paksa.
Juga serasi
dengan nuansa keingkaran dan egoisme yang ker.as. Ketika
al-Qur'an bermaksud menggambarkan semuanya ini maka ia
membuat bingkai yang sesuai dengannl'a, ia memilih nuan-
sanya yang gaduh danberdebu agar.sesuai dengan debu yang
clitimbulkan oleh kucla yang ber.lir.l kencang clengan suaranya
yang terengah-engah, memer.cikkan bunga-bunga api dari
teracaknya saat digunakan untuk menyerang di waktu pagi
hari dan yang sudah barang tentu debu-debu beterbangan
karenanya. Maka, bingkainya seakan-akan menjadi bagian clari
gambaran dan begilu pula gambaran seakan-akan menjadi
bagian dari bingkainya kalena komposisinya sedemikian serasi
clan cermat dan juga karena kesesuaian dalam pilihannya
sehingga ter'lihat Lregitu indah.
(3) Yangpeltama dan yang kedua mer.upakan dua bing-
kai yang masing-masing daripadanya mempunyai warna ter-
sendili atau terdiri dari dua warna, karena gambaran yang

244
. 3te,rer.r,li.rrr Clrtilt'il?

ada di dalamnya menganclung satu walna atau dua walna


yang berdekatan. Akan tetapi, adakalanya bingkai yang ada
memiliki lebih dali satu warna tertentu, mengingat garnbalan
yang ada di dalamnya dernikian pula keadaannya, sebagai-
mana yang teldapat di dalam sulat al-Lail berikut.

t i*\,3';, + d't,$A';ft t s:K*- st


1,ti7 . a.'d.; /t/,</1.. | 2,j7..L.
&r9." r5j
t v:rr,t+.y.(V$ .t';il}j ;'i*;
/ >t>. t\,r/,

wLLfr i$(,Y.ii('il&('ti;^..'4i3t
t e{i (; fl, i*$ .lr!'6 -,tsr)6h;.S *i u

t#*,t;ili;jriglitast<*r
q,: *4 ;t6; $ Iiiiiftj.'i i$ "evi
t,a;;-S;Jf.tjrt${';'6;)i\-$.tiF
"Demi malam apabila menutupi (cahaya siang),
d,an siang apabila terang benderang, dan pencip-
taan laki-laki dan tu anita, s e sung guhny a u s aha ka.-
mu memclng berbeda-beda. Adapun orarLE Aang
membenkan (hartanga di jalan AIIah) danbertakwct,
dan membenarkan adanya pahala' A&n'g terbtillc
(surga), maka Kami kelak akan menyiapkan bagi-
nya jalan Uang mudah. Dan adapuft orclng-orang
!4ang bakhil dan merasa diringa culanp, sertcL rnen-

245
Jtci rr ),r 6a rr n f-Q,r'.,,, yn,' g Jli",' o [j,, 6f n,,

dustakan pahala Aang terbaik, maka ketak Kami


akan menAiapkan baginga (jalan) Aang sukar. Dan
hartanga tidak bermanfaat baginga apabita ia telah
binas a. Se sung guhny a keu ajib an Kami-Iah memb eri
p etunjuk, dan s e sung guhng a kepung aan Kami-lah
akhirat dan dunia. Maka Kami memperingatkan
kamu dengan neraka Aang mengala-ngata. Tid"ak
ada gang masuk ke dalamnga kecuali orang Aang
paling celaka, Aang mendustakan (kebenaran) d,an
berpaling (dari iman). Dan kelak akan dijauhkan
orang Aang paling takuta dari neraka itu, Aang
menafkahkan hartanga (di jalan Allah)unhtk mem-
b ersihkanng a, p adahal tidak ada s e orang pun mem-
berikan suatu nikmat kepadanya Aang harus d,iba-
Iasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata)
karena mencai keridhaan Tuhan-nya yang Maha-
tinggi. Dan kelak dia benar-benar mend,apat
kepuasan" (al-Lail [9212 L-2L1.
Ini merupakan suatu gambaran yang di dalamnya
terdapat hitam dan putih. Di dalamnya acla, " ornng ymtg rrrcnr
berikat lnrtnrtyn di jnlnn Allnh dnn bertnlczun" dan-r " ormtg-orntrg
ynng leikir dnn nrcrnsa dirinya utleup". Di dalamnya disebutkan
perihal orang yang dimudahkan meraih kemudahan clan or.ang
yang dimudahkan untuk mendapat kesulitan. Di dalamnya
terdapat perihal olang yang celaka yang dimasukkan ke dalarn
api yang.besal alias neraka, dan orang yang ber.takwa yang
akan mendapat pahala yang memuaskarutya.
Dalam bingkai pun masih ter.dapat hitam dan putih. Di
dalamnya terkandung malam apabiia menutupi dengan kege-
lapannya (cahaya siang). Kali ini ticlak clisebutkan malam

245
)teactari.r rr Cl r t irl i f

apabila telah sunyi. Di dalamnya terclapat siang apabila terang


bendelang yang memang berhadapan dengan malam apabila
menutupinya. Di sini disebutkan laki-laki dan wanita yang
keduanya berlawanan jenis dan ciptaannya. Itulah bingkai
yang serasi clengan gambaran yang terangkum cli clalamlya.
Adapun mengenai irama yang mengirtnginya maka ia
lebih kasar dan lebh tinggi nadanya ketimbang yang acla pada
surat adh-Dhuha, akan tetapi tidak kelas dan tidak kasar
mengingat nuansanya adalah nuansa penuturan clau kete-
rangan, belbeda jauh dengan nuansa yang menakutkan dan
mengandung nada peringatan.
Yang demikian itu tidak dapat dibantah dan telrnasuk
kreativitas keserasian yang sangat indah.

Kemudian kita meninrU^, O"O"Oa cakrawala laiu c{ari


cakrawala keserasian seni dalam al-Qur''an.
Setelah selesai dari memadu keserasian warna dan
bagian-bagian gambal atau pemandangan yang disajikannva,
dar-r setelah melepaskan di sekitarnya ilama yang menyempul'-
nakan nuarlsa, gambaran al-Qur"an tidak ber'henti sampai
pada caklawala ini saja dalam keserasian penyajiannya. Se-
sungguhnya di sana terdapat langkah lain yang ada di balik
semuanya itr-r sebagai suatu keharusan bagi keserasian dan
keharusan bagi pengaruh pemandangan yang disa.iikan dan
demi kesernpul'r1aan seni yang terkandung c1i dalarnnya. Hal
itu adalah masa yang ditetapkan demi kelestarian peman-
dangan agar tetap tertayangkan di hadapan tlata clan ilusi.

247
Jtei').rfi.rrr ol-Q,z t ,r yn,,g )1(",rr.,.nlui(1,,u

Keserasian Qur'ani memperhatikan segi ini dan men''aikan-


nya dengan penunaian yang sangat tinggi.
Sebagian pemandangar-r berlalu cepat sekejap mata,
hampir saja tidak dapat tertangkap oleh pandangan mata ka_
rena cepatnya, dan hampir saja ilusi pun tidak mampu nlenge_
jalnya. Sebagian pemandangan ada yang clisajikan sangat
panjang sehingga tei'bayangkan daram ilusi seseor.a.g seakan-
akan pada sebagian keadaan tidak akan 1enyap. Dan, sebagian
pemandangan yang panjang ini penuh dengan gerakan dan
sebagian yang lain tetap ter.pampang tidak per.nah lenyap.
semuanya itr-r dibuat demi merealisasikan tr-rjuan ter.tentu pada
pernandangan yang sesuai dengan tujuan umufir al_eur,an
dan menjadi kesempul.naan bagi keserasian dalam mengete_
ngairkan penyajian dengan kesempurnaan yang sangat indah.
Bagi penyajian yang pendek, ada banyak sarana yang
bermacam-macam dan bagi penyajian yang panjang terclapat
banyak sarana yang ber.macam-macam pula. Masing-masing
daripadanya menunaika. tujuannya secara serasi crenga'
nuansa pelnandangan. Dan, ini merupakan langkah lain dalarn
cakrawala yang baru itu.
Sekarang kita ber-alih kepada contoh-contohnya, karena
contoh-contoh ini cukup untuk menjadi sar.ana penyampaian.
(1) Al-Qur'an bermaksud menggambar.kan kepada ma_
nusia betapa pendeknya kehidupan dunia yang meialaikan
meleka dari negeri akhirat ini. Untuk itu, al-eur,an menge-
tengahkan pendeknya masa ini daiam gambaran berikut.

248
Jtarer.t,ti.trr Atfitttk l

'JL{6 -91:'J3'ii *tJV


Wi:ni{i }KVli P
itl=Q'e;L,ri't zG' *,
li

"DalL
!;\:i
buatlah perumpamaan kepada mereka
t

' (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air


huj an A ang Kami turunkan dari langit, maka menj adi
subur karenang a tumbuh-tumbuhan di muka bumi,
kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering
Aang diterbangkan oleh angin" (al-Kahfi [18]: a5].
Pita kehidupan seluruhnya selesai dalam kalimat yang
pendek ini dan dalam ketiga pemandangan berikut.

Wie;{J)K
"...Seperti air hujan Aang Kami turunltan dari
Iangit..."
Maka,
lqt . -,/ 1</r(/
ei'ltiQ-+'ls{u
" ...Menjadi suburlah karenanAa tumbuh'
tumbuhan di muka bumi..."
Maka'
\ '.() 'ti,- .' " '\7
d)\:i'iQ;-&
" ...Kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi
kering Aang diterbangkan oleh angin.'."
Ingatlah, betapa pendeknya hidup ini'
Selain ifu, al-Qur'an menampilkan seluruh fase tumbuh-

249
J(ci rr J.r lla rr n l-Q1,,'.,,, yo,, i)li c,r n /ilrr {iliu
9 rr

tr-rmb'han tanpa ada yang ter'lewatbarang sedikit pun kecuali


fase-fase yang tidak penting. Ia menampilkan air hujan yang
'rnenyiramrnya,
lalu bercampur dengan tanah dan menumbuh-
kan tetumbuhannya. Al-Qur'an menampilkan kematangannya
dan menampilkan keker.ingannya. Maka, tiacla yang ter.sisa
dari kehidupan tumbuh-tumbuhan kecuali hanya fase-fase
yang tidak penting.
Sesungguhnya telah terhimpun dalam ungkapan ini
semrla unsur kebenar.an, kecer.matan, clan keindal-ran. Benar
dalarn menampilkan fase-fase yang dialami oleh tumbull-
tumbuhan tanpa ada sesuahl pun dar.ipadanya yang kurang
derni merealisasikan tujuan keagamaan. Dikatakan cermat
karena ungkapan ini dapat merealisasikan turjuan gambaran
secara utuh. Dan, dikatakan indah kar.ena kecepatan penaln-
pilamya yang sekilas rnembangkitkan semangat irnajinasi.
Sesungguhnya susunan kata.=kata untuk rnemperpendek
penggambaran ade gan telah cligunakan seba gaimana di guna-
kan salana-sal'ana penayangan yang berseni untuk tr-rjuan ini.
Makna iringanini, yang tercelminpada huntf fn',untr-rk meng-
gambarkan urutan beberapa fase, sangat serasi dengan metode
penggambaran yang cepat. Kemudian air. hujan yang ditu-
runkan ini tidak hanya bercampur dengan tanah la1u menum-
buirkan tetumbuhan, bahkan menyubur.kan tetr-rmbuhan ihr
juga secala langsung. Hal ini mer.upakan suatur hakikat, tetapi
sebagai hakikat yang ditayangkan dalam kondisi khtisus unLurk
merealisasikan kecepatan tayangan yang dikehendaki.
(2) Sernisal dengan nash ini ada nash lain yang semakna

250
J(e,lera,ri.r,r CL tfu I i l?

clan searah, tetapi ada sedikit perbedaan dalam satu ser.ialnya


karena untuk menunaikan tuiuan lain di samping tujuanyang
telah disebutkan sebelumnya.
"Ketahuilah, b ahw a s esung guhny a keltidup an
dunia itu hanyalah pertnainan dan suatu Aang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan
antara kamu s erta b erb ang g a-b ang g aan tentang b a-
nAaknAa harta dan anak, seperti hujan Aang tanam-
tanamanny a meng agumkan p ara p etani ; kemu dian
tanaman ini menjadi kering dan kamu lihat warna-
nya kuning kemudian menjadi ha,ncl)r" (al-Hadid
[s7]:20).
Gambaran yang ditampiikan untuk mengeksplesikan
pendeknya kehidupan dunia kurang lebih sama dengan gam-
baran yang pertama, dan balangkali terlintas di benak sebagian
orang bahwa di sana terjadi pengulangan seuturhnya, tetapi
pada kenyataannya di sana terdapat pelbedaan yang lembut.
Sesungguhnya ia menayangkan pita kehidupan dengan
penayangan yang panjang menulut velsi penglihatan orang-
orang kafir, yaitu sebagai.main-main, senda gurau, perhiasan,
clan membangga-banggakan tentang banyaknva halta dan
anak di antara sesama meleka. Untuk dikatakan bahr,va
sesungguhnya apa yang kalian kagumi seluluhnva clan apa
yang kamu anggap lama masanya, pada hakikatnya merupa-
kan masa yang pendek dan pasti lenyap. Seperti halnva hujan
yang tetumbuhan vang ditr,rmbuhkannya mengagumkan pal'a
petani, kemudian melekah matang dan terlihat rnenguuing,
lalu menjadi hancul.

251
J{ein)ilaa.no f-Qt, L,r y,ury J1(enoftjt11a',

Seperti itulah kecermatan gambaran yang berulang di


dalam al-Qur'an. Pada tiap kali pengulangan terdapat garn-
baran yang sedikit atau banyak berbeda dengan yang lain
sehingga menafikan dugaan pengulangan tanpa sengaja dan
hanya sekadar uiangan semata. Sekalipun pengulangan ini
mempunyai tujuan tersendiri dalam kaitannya dengan dak-
wah, tetapi tetap sejalan dengan niiai keindahan seni yang
terbaca melalui keanekaragaman yang cermat dalam penyaji-
annya.
(3) Pada kedua contoh terdahulu ungkapan yang singkat
dilakukan dengan membuang fase-fase sampingan yang tidak
penting. Dan, berikut ini contoh lainnya menampilkan pendek-
nya kehidupan dengan metode yang sama disertai dengan
ungkapan yang lebih ringkas. Yaitu, dengan memegang kedua
tepi kehidupan lalu menggabungkannya dalam sekilas
ungkapan yang cepat, akan tetapi-.dalam waktu yang sama
terbayangkan keadaan yang panjang di antara kedua tepinya:

t,t!ilri'i,f{.t:}tu:(#1
" Berrne g ah-meg ahan telah melalaikan kamu
hingga kamu masuk ke dalam lstbur" (at-Takatsur
ltozl: L-21.
Gambaran ini, dilihat dari segi kependekannya dalam
mengekspresikankan pendeknya masa hidup, nyar.is baru ber-
awal dengan bermegah-megahan namun sudair diakhiri de-
ngan alam kubur. Ini merupakan ungkapan paling singkat
yang menggambarkan masa kehidupan yang dituangkan

252
9ic.rct a,ri.r rr Ltl r t i,rt i l1

dalam benbuk kata-kata dan tertangkap oleh daya imajinasi.


Tetapi, dipandang dali sudutyang telsembunyi ternyata garn-
baran ini menyajikan panjangnya masa kelalaian dalam kehi-
dupan mulai dari awal hingga akhirnya. Di mana hal ini di-
banbu oleh sarana kata "lrnttfl" untuk menonjolkan lentang
masanya. Sehingga, terbayangkan dalam ingatan bairwa kaum
itu benar-benar tenggelam di dalam kelalaiannya yang meng-
habiskan masa yang sangat panjang. Demikian itu telmasuk
keajaiban dalam belekspresi karena tujuan mengungkapkan
pendeknya masa hidup dan panjangnya masa kelalaian dalarn
hidup kedua-duanya dimaksudkan dalam ungkaparurya. Dan,
kedua-duanya direalisasikan dalam teks yang clemikian pen-
dek.
(4) Dan, masih dalam alur ini-disertai dengan adanya
pelubahan dalam tujuan- tergambalkan dalam teks belikut.
tt:*ifutry,;$5ffiJs
t*
l-
-)-.^ , i 1
.+\:*! ---l rP
I
"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal
kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu,
kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya
kembali, kemudian kepada-Nga-lah kamu dikem-
balikan" {al-Baqarah [2]: 28].
Dalam satu alinea dituangkan empat kalimat yang
pendek-pendek, menayangkan kisah penciptaan, satu tahapan
sebelurn munculnya kehidupan sampai dengan satu tahapan
sesudah berakhirnya kehidupan. Yaitu, mati yang rnendahului

253
l

Jte i r r D.r l3.r r t .r f- QLr o,t yo ttg )1(",t,t(5" EG.


"
u.

kehidupan, lalu kehiclupan, lalu kematian yang mengakhif i


kehidupan dan akhirnya kehidupan lagi sesudah kematian.
Mati yang mendahului hidup disebut zarrrall nznli, dan
hidup yang mengiringinya ber'langsung sementala waktu, se-
dangkan kematian yang menyusulinya adalah keabadian.
Semuanya itr-r telkandung di dalam kata-kata yang pendek un-
tuk menampilkan sisi singkatnya waktu, tetapi menurut ima-
jinasi terasa amat panjang penayangannya. Untuk menegaskan
bahwa sesungguhnya masa yang panjang ini, seluluhnya
adalah pendek menurut ukuran kekuasaan Yang Mahabesar'.
Sesungguhnya di sini digambarkan kekuasaan Yang
Malrakuasa yang hanya dengan katalewt, maka terjadilah apa
yang dikehendaki-Nya. Ungkapan yang cePat makin menam-
bah jelas kekuasaan-Nyu, terlebih lagi apabiia rnelipat masa
yang sangat panjang ini hanya dalam satu kejapan. Maka,
mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal Dia-lah Yang
rnenguasai semua urusan kamu sebelum dan sesudahnya,
" Kennrdintt I mnyn kepndn-Nyn-Inlt lmn nL dikemb nlilcnn. "

Dan untuk meiengkapi gambaan singkatnya waktu ini


datanglah ayat belikutnya,

Syurr-,'-t jq c:Si u,( rK jtt 6 iii'ri


?(r%,9:;+#jai
"Dia-lah Allah Aang menjadikan segala Aang
a.da, di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
menuju langi| lalu dijadikan-Nya tuiult langit" lal-
Baqarah l2l:291.

254
J(eoet.r,ri.t,, flt I i,rtil?

Dernikianlah dalam gambaran yang sekilas disebutkaru


"Din menciptaknn segnln yang ndn di btLni unhilr knnnt", datt
diungkapkan sekilas pula, "Din berkelrcndnk menuju lnngit lahL
dijndiknn-Nya tujr.h Inngit". Padahal penciptaan semua yang
ada di bumi atau sesuatu yang diciptakan-Nya di bumi dija-
barkan dalam ayat:-ayat yang cukup panjang di bagian yang
lain manakala dikehendaki perincian dan kedetailannya.
(5) Sampai di sini paparan ungkapan yang Penclek secara
sedelhana mengenai belbagai tahapan atau penggabungannya
secala lingkas. Sekalang marilah kita mengetengahkan contoh-
contoh yang lain tentang ungkapan pendek dan ringkas ini,
yang di dalamnya terkandung sentuhan kuas yang cepat dan
kasar'. Kuas mukjizatini membuat sentuhannya di sana-sini
kemudian rnenutup papan iukisan seluruhnya, seakan-akan
tidak pelnah ditampilkan sebelumnya. Maka, belum lagi
imajinasi menolehnya untuk rnelihatnya tiba-tiba ia merasa
kehilangan dan tidak dapat menjumpainya lagi.

j$\iffi jAi 6;t6rc$ut*,;;


trpk+Ui*"#5
"B arang siap a mempers ekutukan s e su atu
deng an Allah, maka adalah ia seolah-olah j atuh dari
langit lalu dis ambar oleh burung, atau diterb angkan
angin ke tempat yang jauh" (al-Hajj l22l: 3Ll.
Lihatlah, sesungguhnya ia terjungkai jatuh clali langit.
Lihatlah sesungguhnya ia disambar oleh bururlg yang besar.
Lihatlah ia ditelbangkan oleh angin kencang ke tempat yang

255
3{et'r)aKa nol-Q,"'.,,r yot,.g )1(en{2uilr,,.n

amat jauh. Lihatlah adegan berikut dengan para pemer.annya


lenyap.
Mengapa secepat kilat seperti ini? Agar tidak acla seo-
rang pun yang mengir.a bahwa orang yang merrrpersekutlr_
kan Allair mempunyai tempat tinggal atau mempunyai eksis-
tensi atau tempatmenetap atau mempunyai kelanjutan, betapa
pun ia telah mencapai puncak kedudukan, kekuatan, pangkat,
danbanyak anak. Sesungguhnya hanya dalamwaktu sekejap
ia datang dari alam yang misteri lalu per.gi dengan sekejap
rnenuju alam yang mister.i pula.
Sekarang mar.ilah kita amati pemandangan-peman-
dangan yang panjang.
(1)Sesungguhnya kita telahmelihatkisah air yang dihr-
runkan dari langit lalu menjadi suburlah karenanya tanaman
bumi, kemudian menjadi kering diterbangkan oleh angin.
Sesungguhnya gambalan ini ditarnpilkan di sana dan di sini
dalam kiiasan-kilasan yang sekejap. Sekarang marilah kita lihat
bagaimana suatu bagian daripadanya ditampiikan dengan
per'lahan dan tenang.
"Allah, Dia-lahAang mengirim angin, Ialu angin
itu menggerakkan au)an dan Allah membentang-
kannga di langit menuntt Aang dikehendaki-Nya,
dan menj adikanng a b ergump al-gump al; Ia.lu kamu
lihat huj an keluar dari celah-celahng a, maka ap abila
trujan i.tu turun mengenai hamba-hamba-Nga Aang
dikehendaki-Ng a tib a-tiba mereka menjadi g embira"
(ar-Rum [3O]: a8).
Demikianlah bagian pertama saja secar.a khusus yang

256
J(areto,ria r, Clt ti,rtil?

menceritakan perihal sampainya ail hujan ke bumi memakan


bebelapa alinea untuk menelangkannya dan ditampilkan ke
daiam beberapa tahapan. Angin yang bertiup lalu menggiring
awan di langit menurut yang dikehendaki Al1ah, laiu awan
ini bergumpal-gumpal maka keluallah air hujan daripadanya
dan manakala ail hujan turun bergembiralah orang-orang yang
diturunkan hujan kepada mereka, padahal sebelumnya meleka
berputus asa.
Dan lihatlah, bagaimana bagian kedua ditampilkan
sesudah sampainya air ke bumi dengan ungkapan berikut.
'iei,iU-'di,1K13iti;al,',y.:$ri'J';FI
r#'|%3';73&|ttfr 6$6j:.+t*
S #'V'' J3 ti,{i e" o-irL\1tr-
"Apakah kamu tiaarc memperhatikan bahwa
sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit,
maka diatur-Nga menjadi sumber-sumber air di bumi
kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-
tanaman A ang b ermacam-macam w arrLanA a, lalu ia
menjadi kering IaIu kamu melihatnya kekuning-lcu-
ningan, kemudian dijadikan-Ng a hancur berderai-
derai" (az Zwrnar [39]: 21].
Demikianlah dengan perlahan-lahan rnemakai kata
tsunmmyang diutalakan dengan tenang dan tidak tergeszr-gesa.
Air llujan diturunkan dan ia tidak langsung dikatakan bercam-
pur dengan tanah dan tidak pula dengan tetumbuhannya,

257
3{etnd,tfa,,t o ['-Q,, tt,t yo,rg 31(ut oRlrrBR",,

melainkan ia dijadikan sumber-sumber air terlebih dahulu dan


dalamwaktu yang sama terdapatkesempatanyang luas untuk
menatap berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang beraneka
ragam warnanya. Kemudian ia menjadi kering dan kamu lihat
ia menguning, dan dalam waktu yang sebentar kamu lihat ia
menjadi hancur berderai-derai . Demikianlah diungkapkan di
sini, dan di sana ia diungkapkan menjadi kering kerontang
atau hancur, seakan-akan menjadi demikian dengan sendiri-
nya atau menjadi demikian tanpa ada yang menjadikannya
atau tanpa ada yang membuatnya demikian. Di sini dijadikan-
nya hancul kemudian tetap dalam keadaan demikian, dan di
sana menjadi kering yang ditiup oleh angin kencang sehingga
tidak ada bekasnya.
Sesungguhnya ungkapan di sini dalam rangka mema-
parkan nikmat-nikmat Allah, maka cara yang lebih sesuai
der-rgan adegan adalah mengetengahkannya dengan lambat,
gambaran yang lengkap dan pemandangan yang penuh, agar
dapat dicerna dengan senang dalamwaktu yang cukup lama.
(2) Gambaran lain tentang tanam-tanaman yang meng-
gambarkan tentang Muhammad slmllnlhtlnL nlnilizon snllnm dan
para sahabat yang bersamanya.

iih d e:;*i\ e'jil'Ai$i e# 6


s;).tliJi$-as-j&{;-rt-**,'ur;:v
iufs"o

258
)ieoct a,ri.rrr Ot I i,rti fi

"D emikiantah s ifat- s ifat me r e ka d" alam T aur at


dan sifat-stfat mereka dalam Injil, yaitu seperti
tanaman A ang meng eluarkan tunasny a, maka tunas
itu menj adikan tanaman itu lst at lalu me nj adi b e s ar-
lah dia dantegaklurus di atas pokoknya; tanaman-
tanaman itu mengenangkan hati para penanamnAo
karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-
orang kafir (deng an kelstatan orang-orang Mukmin)"
(al-Fath laSl:291.
Apakahyang Anda lihatpada tanaman ini? Sesungguh-
nya ia tidak menjadi hancul sama sekali dan tidak pula telbang
ditiup angin. Sesungguhnya terlintas dalam imajinasi Anda
bahwa tanaman ini tetap di tempatnya dengan kokoh, tegak
di tempat tumbuhnya dengan kekal sehingga pandangan mata
beralih darinya sedang ia tidak beralih dari pandangan mata.
Demikian itulah tujuan yang dimaksud oleh ungkapan ini.
Dan, kekokohan ini merupakan salah saLu dari metode pen-
jabaran yang panjang dalam ungkapan.
Di antara kecermatan yang halus dalam ungkapan ini
iala,h bahwa gambalan umum be{alan dengan metocle lzang
panjang sepelti yang telah kami utarakan sebelumnya, akan
tetapi pada bagian-bagian pertamanya diungkapkan secara
cepat berilingan, yaitu sepelti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya, menjadi kuat, menjadi besar dan tegak pada pokok-
nva. Sesungguhnya besar dan tegaknya ber'langsung dalam
waktu vang pendek, kemudian menjadi kokoh dan stabil sesu-
dahnya. Sesungguhnya ungkapan cepat pada bagian peltama
merupakan sasaran yang dimaksud, sama dengan pengertian
kestabilan yang diutarakan kemudian menggamharkan keaa-
259
J { eLnh B,,,,t,tf- Qt t'.t, t ya n g Jl( e n,,' ki uB it',t t
t

claan kaum Muslimin. Pertumbuhan mereka selesai dalam


waktu yang singkat, kemudian Posisi mereka menjadi stabil
selamanya.
Kehidupan di sana dilipat dalam waktu yang sekejap,
(3)
mulai dari awal hingga akhirnya. Sekarang marilah kita lihat
bagaimana kehidupan di sini diungkapkan dengan panjang
lebar dalam tayangan yang panjang.
Sesungguhnya satu tahapan di antala tahapan-tahapan
kehidupan manusia secala terpisah, di kalangan makhluk hi-
dup lainnya yang banyak, dapat mengisi alinea sedemikian
panjangnya.
;ffire;i i, * ;* ll*fr$\iiL i15
'^iE153ft5fr '^il;'Lihiffiji8$a

"Den sesltngguhnga Kami telah menciptakan


manusia dari suatu saripati (berasal) daritanah. Ke'
mu dian Kami j adikan s aip ati itu air mani (y ang disim-
pan) dalam tempat Aang kokoh (rahim) Kemudian
air mani itu Kami.iadikan segumpal darah, lalu
segumpal darahitu Kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang be'
lulang, lalutulang belulang itu Kamibunglctts dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk Aang
(berbentuk) lain" Maka Mahasucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik" (al-Mukminun [23]: I,2-t41.
250
) { a e t ati rr-,, Ar' 6lt t ft

Fase janin saja, dali kehidupan manusia bukan kehi-


dupannya secala keselumharu memer'lukan waktu p anj ang un-
tuk menjelaskannya dengan rinci seperti ini. Di dalamnya dise-
butkan semua langkahnya, karena firemang ditayangkan
untuk dijadikan pelajaran dan mempengaruhi daya cipta serta
menerangkan kecermatan ilmu llahi' Maka, dalam keadaan
seperti ini tidak dilagukan lagi bahwa gambaran yang terbaik
adalah mengetengahkannya dengan panjang lebar.'
(4) Di antala pemandangan vang terkadang panjang
pemaparannya adalah pemandangan tentang azab dthari kia-
mat. Sesudah memperagakan pemandangannya seakan-akan
hadir dan susunan bagian-bagiannya seakan-akan terlihat,
maka elasannya menj adi p anj ang untuk menyenflrl-r p er a-
p enj

saan dan menggugah ilusi, agar rasa takut dan pengaruhnya


benar'-benar meresap ke dalam jiwa dan hati.
Panjangnya penjelasan di sini menggunakan aneka
ragam sarana yang akan kami kemukakan sebagian contohnya'
Pemandangau hali kiamat melupakan pemandangan yang
palingbanyak ragamnya dalam al-Qur'an sehingga membuat
dir.i saya hampir berniatuntuk membuat pasal khusus tentairg-
nya, seanclainya tidak takut akan memperbesar buku ini.(s)
Pertmna.Adakalanya penjabaran vang panjang memakai
kata-kata yang memberikan pengeltian adanya pengulangarl,
seperti cLa1am f irman-NYa,

*L";t4#\36W#3*W-6,\ili'2ii';'y
\*rt\ jt!;.ri;yt: ji'&fr X.
261
Jt e i' c).r Ba',t f- (ft , r'..,. y n n g Jl( t, r ftS tt I ft,r., r
"

"Sesungguhnya orang-orang Aang kafir kepada


agat-agat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka
ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus,
Kami ganti kulit mereka dengan kulit Aang lain,
supaAa mereka merasakan a"zab" (an-Nisa' [a]: 56).
Di sini imajinasi terus-menerus menyaksikan pefiran-
dar-rgan yang menakutkan, dan mengulang-uiang proses yang
menakutkan itu. Setiap kali beltambah rasa terkejut dan takut,
makin bertambah pengulangannya. Demikian itu karena rasa
takut mengikat dan membelenggu jiwa, setiap kali ia ingin
lali darinya.
KedtLn. Telkadang penjelasan yang panjang memakai
susunan kata-kata, seperti rincian sesudah global disertai de-
ngan penjelasan bagian-bagiannya secara terperinci. Seperti
dalam firman berikut.
"Den orang-orang Aang mengimpan emas dan
p e rak dan tidak menafkahkanng a p ada j alan Allah,
maka b eitahukanlah kep ada mereka (bahtaa mere-
ka akan mendapat) slksa Aang pedih, pada hari
dipanaskan emas dant perak itu dalam neraka Ja-
hanam, lalu dibakar denganng a dahi, lambung dan
pung gung mereka (lalu dikatakan kepada mereka),
'Inilah harta bendamu Aang kamu simpan"' (at-
Taubah [9]: 3a-35).
Pada bagian pertama gambalart azab dikemukakan
secara globai melalui firman-Nya, "Makn beritnlcailnlt kepndn

(s) Telah clisusun suatu bul(u l<husus mengenai hal ini. Terbitan pertaman tahun 1948,
clan terbitan kedua tahun 1953.

262
J{erctalta,t At'bwtLfi"

tnereka baluua mereka ctkan mendnpfit azab yang pedill'" Konteks


berhenti agar pemirsa beristirahat, menghirup nafasnya, dafi
bersiap-siap untuk menyaksikan ade gan berikuhrya yang linci'
Pada bagian kedua ketika dimulai adegan rincian sesu-
dah global, di mana hal ini dimulainya dengan Proses mulai
dari awal tahapan secara perlahan. Emas dap perak, keduanya
diungkapkan dalam bentuk jamak bukan dalam bentuk rttttt-
sanna untuk memberikan isyarat bahwa keduanya pasti dalam
jumlah yang banyak. Dan, dalam ungkapan bedkut terkan-
dung pengertian jumlah yang banyak, yaitu melalui firman-
Ny a, " P adn hail dipnnnsknn emas dnn pernk ih(' dikatakan' nlnihn
bukan 'nlnilima,Lalu ini dia emas dan perak dipanaskan sarnpai
ia lebur. Setelah lebur, dimulailah proses yang amat mena-
kutkan. Dahi-dahi diseterika, sesungguhnya mereka terkejut
dengan penyetelikaan pada dahinya. Manakala tubuh berge-
rak pada bagian lambungny-a, maka kini lambunglah yang
cliseterika, sesungguhnya mereka terkejut dengan penyetelika-
an pada lambungnya. Dan, tubuh bergerak pada bagian pun-
ggungnya, maka punggunglah yang diseterika. Kemudian
tunggu, cerita belum selesai. Karena di sana ada kecaman dan
cemoohan, manakala imajinasi hendak beranjak karena azab
ini menyangkut pula segolongan lain dari harta benda yang
cukup panjang daftarnya:"lnilnh lurtn bendanw yfing daluilu
lrnmtt sintpnn unttLk dirirnrL sendiri, nmkn rnsnkanlnh selcnrnng (nleibat
dari) npnynngknnu simpnn itr't."
Ketign. Terkadang penjelasan yang panjang karena rin-
cian gerakan dan keanekaragamannya dan juga karena Penger-

263
.?teirrD.rl3.r' ..f-Q,r t ,r y.. t,g 31("urtfr.1u8ft,t,,

tian ulangannya yang terimajinasikan clari kata-katanya,


seperti dalam firman berikut.
"Inilah dua golongan (golongan Mukmin dan go-
long an knfir)
g ang b ertengkar, merekn s aling b ertengkar
mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan
dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api
neraka. Disiramkan air gang mendidihke atas kepala
merekn. D eng an air ifu dihnnqtrluluhknn ap a y ang ada
dalam p erut mereka dan jug a latlit (mereka) D an untuk
merekn cambuk-cambuk dai besi. Setiap kali mereka
hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan
mereka, niscaga mereka dikembalikan ke dalamnya.
(Kepada mereka dikatakan), 'Rasakanlah azab Aang
membakar" (al-Haji l22lz t9-221.
Ini rnerupakan adegan yang keras, gacluh, dan penuh
dengan gerakan yang berulang-ulang. ini pakaian-pakaian dar.i
api neraka yang dipola dan dibuatkan. Dan, ini adalah air.yang
sangat panas yang clisiramkan ke'itas kepala-kepala mereka
yang kalenar-rya hanculluluhlah isi per.ut dan kulit mer.eka.
Dan, ini adalah cambuk-carnbuk dar.i besi. Dan, ini aclalah azab
yang makin kelas meiampaui batas kemampuan. Maka,
dibelikanlah kepada orang-otang yang kafir panas api neraka,
ail yang sangat panas dan pukulan cambuk ya1lg sangat pedih.
Mereka berniat untr-rk keluar.dar.i kesusahan dan kesengsar.aan
ini, tetapimeleka dikernbalikan lagi clenganker.as ke clalamnya
selaya clikatakan kepada mer.eka, " Rnsnknnlnlt ttznlt ynng
n rcu tb nlnr ." hnajinasi terus-rnenet Lls rnertyaksikan secara ber-

ulang gambaran ini mulai dali putaran per.tama sampai yang


terakhir, hingga sampailah pada putaran keluar, kemuclian

264
Jt",let o,ri.r,r Cl t ti,rti fi

clikembalikan clengan kasat, untuk mengulangi lagi pena-


yangan dali semula.
Keempat. Terkadang penjelasan yang panjang kalena
menghentikan gelakan adegan dan membiarkannya dari
semua isyarat yang menunjukkan adanya gelakan.
" Orangyartgzltaltrn' berdili di hari kiamat, seakan-akan dia

berdiri sendirian di pangprng dalam keadaan mengr:rlang-trlang


penyesalannya, sehingga Anda nyalis mengatakan kepadanya" "Hai
saudala kami, cukup, tidak ada gunanya." Padahal, masa yang
dihabiskannya relatif pendek, akan tetapiterbayangkan oleh Anda
seakan-akan masa itu panjang cukup lama.

),rli i L Gr *:x- Jjl * + i1;pki;" 7;;


e,{"\ fr $ $sfi ^+\ i "r ;{:Jr.*w
'D\);jffii-i,tU:"4X;Sygpaf
A.1
.[] Y-,t

Dan (ing atlah) hari (ketika iht) orang g ang zha-


"
Iim meng gigit dua tang anrtg a, s eraA a b erkata,' Adu-
hai kiranga (dulu) aku mengambil jalan bersama-
s ema Rasul.' Kecelakaan b e s arlah b agilcu ; ltir ang a
aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman alc-
rab (ku). Se sung guhng a dia telah meng e s atkan aku
dari al-Qur'an ketika al-Qur'an itu telah datang
kepadalat. Dan adalah setan itu tidak mant menolong
manTtsi(l" (al-Furqan l25l: 27 -291.
Penyesalan yang panjang, dan mengingat masa laiu ini

265
)t ei' ).r l3.r n .. f- Q, r'o,t yo t, g )1(",r rt(y rri?,t tt

disertai dengan irama yang panjang, dan musik yang berge-


lombang darr ptrnjang dan telasa panjangaffrya oleh ilusi, seka-
lipun kata-kata )'ang dipakai relatif pendek. Panjangnya ade-
gan penyesalan sangat cocok untr"rk memberikan pengaluh
yang dibutuhkan terhadap imajinasi.
Serupa dengan adegan penyesalan ialah adegan peng-
akuan. Inilah meleka golongan orang-orang yang berdosa ke-
tika ditanya,

"Apakah Aang memasukkan kamu ke dalam


{ilSxt
Saqar (neraka)?" (al-Muddatstsir l74l= 421.
Maka, jawabannya adalah seperti berikut.
,ar- - A
ttu) $; #, ei5+'tir25 Aai
"\{41
ffit:+q.4iri):S'K,$,i*i{tt'JJF

dahulu tidak tennasuk orang -orang A ang


" Kami
tw
mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi
makan orang miskin, dan adalah kami membica-
rakan A ang b atil, b ers ama deng an orang -orang A ang
membicarakanng a, dan adalah kami mendu stakcLn
hari pembalasan, hingga datang kepada kam.i.
lte matian" (al-Muddatstsir l7 4lz a3 - a7 l.
Padahal sudah cukup bagi mereka jika mengatakan,
"Dahulu kami kafir atau mendustakan", tetapi pengakuan
secala terinci di sini adalah hal yang baik.

265
Jtarer,roia l Clr tiati li

Kelinn. Terkadang semua salana yang terclahuiu ber-


sekuhl dalam memanjangkan jalan cerita. Maka digunakanlah
susunan kata-kata, sebutan yang rinci dan rnenghentikan cerita
pada sebagian putarannya, sebagaimana yang teldapat dalam
contoh yang unik berikut.

KKi;3q68,'rrJtd,;-:'a'*iei6Y
{)',,{}t.(Ai1^Vt1J;;1i,;:t'ryiti'r-t
U*;:g;t'i;eT:V,rthY(nf $'+s
{'$Ff.$t\'t'|}'};;.t
"Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup,
dan diangkatla"h bumi dan gunung-gunung, lalu
dibenturkan keduanga sekali benhtr. Maka pada
hari itu terj adilah hari kiama| dan terb elahlah langit,
karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan ma-
Iaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan
pada hari itu delapan malaikat menjunjung 'Arasy
Tuhan-mu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu
kamu dihadapkan (kepada Tuhan-mu) tiada sesu-
aht pun dari keadaanmu Aang tersembunyi (bagi
Allah)" (al-Haqqah [69]: 13-18].

;Lt 4.i;:7;3r; 3ii.'+ i;5. c-J S et'


# ct *-': 1i*.*t +p # :;: e*
';;r;e551;;(r$t:4;q,#t'py
257
Jt e i rr )c 6.r rr .r f-
QL r'.r,t y.l n g JlG n r Rjtt 3R o n

+'AY'(vi-;
"Adapun orang-ora"ng Aang diberikan kepad"a-
nga kitabnya dari sebelah kanannya, maka d.ia
berkata, 'Ambillah, bacalah kitabku (ini)., Sesung-
guhnga aku gakin bahtua sesungguhnga aku akan
menemui hisab terhadap diriku. Maka orang ittL
b erada dalam kehidupan
A ang diridhai, d,alam surg (t
Aang ting gi. Buah-buahclnnA a dekat, (kepada mereka
dikatakan), 'Makan dan minumlah dengan sed.ap
disebabkan amal Aang telah karrut kerjakan pad.a
hari-hari Aang telah lctlu"'(al-Haqqah 169l: t9-2al

crin;t';.t{A j6,4tJir+.tg"K;-i';r:,:
tUg*lut+ai=(W.trp
..-1.*s,4 . aE,, I .\ ,/ ///
- -,r4lt*,s1tzs .r)
,J -t + oj); rg-+tj :i'rtl, u-u; $ 4-$L,jpirl_ta

;,t;i{i?I'y!,:$t:u\i\4t;"iG;t*+
W{6, Ar t *;, *L eHV; $ r"gfi
t:'Ux:r ;&t5+ ep- .ro ?e'$$irt r

"Adapun orang Aang diberikan kepad,anga


kitabnga dari sebelah kiringa, maka dia berkata,
'Wahai alangkah baiknga kiranga tid,ak d.iberikan
kepadaku kitabku (ini). Dan alcu tidalc mengetahui
ctpa hisab terhadap Wahai kiranya kematian dinlil.
itulqhAang menyudahi segala sesuatu. Hartaku se-
kali-kali tidak memberi manfaat kepad-aku. Tetah

258
Jt"l", u.r[,r rr Clt ti.rt i fi

hitang keku as aanku d.ariku.' (Ailah b e rfirman),' P e -


ganglah dia lalu belenggulah tangannga ke leher-
nya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api
neraka A ang meng ala-ng ala. Kemudian b elitlah dia
dengan rantai gang panjangnAa hluh puluh hasta.
Sesungguhnga dia dahulu tidak beriman kepada
Allah Yang Mahabesar. Dan dia tid.ak mendorong
(orang lain) untuk memberi makan orang miskin.
Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari
ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikit pun
(baginga) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada
Aang memakannya kecuali orang-orang yang ber-
dosa"' (al-Haqqah 169lz 25-37 1.
Penyajian ini panjang dalam rinciannya, panjang dalam
ungkapannya, panjang clalam iramanya, dan ada penghentian
pada sebagian dari putaran-putarannya. Dan untuk keserasian
nu€ulsa secara keseluruhan, maka didatangkanlah rantai "ynng
lnstn",sehingga ungkapan ini termasuk
pnnj angnyn tujtrh puhth
salah satu metode memanjangkan ungkapan dengan imajinasi.
(5) Termasuk memanjangkan ungkapan ini adalah ade-
gan-adegan perbandingan di antara dua gambaran yang
berhadapary salah satunya dalam kehidupan dunia dan yang
lain pada hari kiamat seperti berikut.
"Sesungguhnga kitab orang-orang yang ber-
bakti itu (tersimpan) dalam 1lliyyin. Tahukah kqmu
apakah llliyyin itu? (Yaitu)kitab Aang bertuIis, Aang
dis aksikan oleh malaikat-malaikat A an g didekatkan
(kep ada Allah). Se sung guhny a orang A ang b erb akti
ifit b enar-b enar berada dalam kenikmatan g ang be-

269
3i eitr D.t l3,ur .r fl- Q, yo ng 31(et' nN'iuBR tt
"'o,. "'

sor (sLtrga), mereka (duduk) di atas di|an-dipan


santbii memandang. Kamu dapat mengetahui dari
tuajah mereka. kesenangan hidup mereka Aang pe'
nuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar
murni Aang ditak (tempatnga), Iaknga adalah
kesturi; dan untuk Aang demikian itu hendaknga
orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar
murni itu adalah dari tasnim' (gaitu) mata air gang
minum d.arip adanA a orang - orang A ang didekatkan
(kepada Allah) " (al-Muthaffifiin [83] : 1 8-28]'
"sesungguhnga orang-orang Aong berdosa,
ad"alah mereka Aang dahulunga (di dunia) mener-
tawakan orang-orang Aang beriman. Dan apabila
orang-orong Aa,ng beriman berlalu di hadapan me-
r eko, me r eka s aling me ng e dip -ng e dipkan mat any a'
Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali
kep ad.a kaumng a, mer eka kemb ali deng an g embir a'
Dan apabila mereka melihat orang-orang Mukmiry
mereka mengatakan, 'Sesi)ngguhnga mereka itu be-
nar-benar orang-orang Aang sesat', padahal orang-
or ang A ong b er do s a itu tidak dikirim untuk p enj ag a
bagi orang-orang Mukmin. Maka pada hari ini,
orang-orang Aang beriman menerlatuakan orang-
orang kafir" (al-Muthaffifin [83]: 29-341.
Sesungguhnya ungkapan Yang panjang ini menyangkut
cXua pemandangan, yaitu pemandangan nikmat vang besal
vang clinikmati oleir orang-orang i/al1g didekatkan kepacla
Allai'r" Dan, pernandangan ejekan yang dialarni oleh orang-
orang yang berdosa (kafir). Setiap kali bertambah panjang ke-
clua adegannya, ktrrususnya adegan yang terakhir, maka ke-
jutan var-rg terjadi di penghujllngnya lebih tegas, saat clisebut-
270
)tarcr.r'oin,r C'l r { iol i ll

kan oieh firman-Ny a, " Mtilta pncln lnri itti, ornntg-orottg tl(ulg
b erinmn ntener tm u nknl: o r atl g -o r nn g lenf r. " Dan, inilah p engeltian
makna yang dimaksud.
(6) Adegan-adegan yang di dalamnyaditampilkan kete-
ladanan iman disampaikan panjang-lebar hingga benar-benar
mempengaluhi imajinasi dan mendor.ong para pembaca untuk
ikut andil belsama kaum Mukminin dan mengikuti jejak me-
leka dalam hal ibadah dan sifat-sifatnya. Yang demikian itu
banyak didapat di dalam al-Qur'an, dan di sini kami memilih
contoh berikut.
"Sesungguhnga dalam penciptaan langit d.an
bumi dan silih bergantinya malam dan siang ter-
dapat tanda-tanda bagi orang-orang Aang berakal,
(yaitu) orang-orang Aang mengingat Attah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadqan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit
dan bumi (s erag a b erkctta),' ya Tuhan kami, tiad.alah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci
Engkau, maka peliharalah kami dari slksa neraka.
Ya Tuhan kami, sesungguhnga barangsiapa Aang
Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sung-
guh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ad,a bagi
orang-orang Aang zhalimseorong penolonq pun. ya
Tuhan kami, sesungguhnga kami mendengar (se-
ruan) A ang menA eru kep ada iman, (g aitu ),, B eriman-
la.h kamu kepada Tuhan-mu', maka kami pun ber-
irr,an. Ya Tuhctn kami, ampunilah bagi kami d-osa-
dosa kami dan hapuskanlah d_ari kami kesalahan-
kesalahan kami, dan tuafatkanlah kami beserta
orang-orang Aang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah

271
Jie i, r ).r 6.r, r u. f- CQ, r'"'. yo,t g J1(- u t t o ftj r, I fr,t t,

kami apa Aang telah Engkau janjikan kepada kami


dengan perantaraan Rasul-Rasul Engkau. Dan ja-
nganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Se-
sungguhnga Engkau tidak mengalahi janji"t lA-ti
'Imran [3]: 190-194].
" Maka Tuhan mereka memperkenankan perrno-
ho nanng a ( de ng an b e rfinnan),' S e sun1 guhny a Aku
tidak mengia-ngiakan amal orang-orang Aang
beramal di antara kamu, baik laki-laki atau taanita,
(karena) sebagian kamu adalah turunan dari se-
bagian Aang lain. Maka orang-orang Aang berhij-
rah, gang diusir dari kampung halamannAa, Aang
disakiti pada jalan-Ku, Aang berperang dan yang
dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kes alahan-ke-
salahan mereka dan pastilah Aku masukkan me-
reka ke dalam surga Aang mengalir sungai-sungai
di b aw ahng a, s eb ag ai p ahala di sisi Allah. D an Allah
pada sisz-,lfya pahala Aang baik"' (AIi 'Imran [3]:
19s).
Maka, siapakah orallg yang tidak telkebuk hatinya saat
menyaksikan pemandangan yang panjang dan kokoh ini,
penuh dengan kekhusyu'an dan kepatuhan, juga ramai dengan
kesan-kesan yang mendaiam pengaruhnya? Dan, siapakah
yang tidak telketuk hatinya manakala menyaksikan reaksi
yang besal yang memerincikan perihal pengolbanan kaurn
Mukminin, dan balasan pairala yang meninggu meleka c1i hari
pembalasan nanti? Siapakah yang tidak terketuk hatinya untuk
menempuh jalan bersama orang-orang yang belakal itu, lalu
berdoa seperti doa mereka, dan khusyu' seperti kekhusyu'an
mereka serta Tuhari memperkenankan doanya belsama de-

272
Jtc,rct a.rio,, Clr I i,rti fi

ngan meleka, akhirnya dia memperoleh apa yang diperoleh


oleh mereka?
Gambaran yang hidup seper.ti ini banyak didapat mana-
kala al-Qul'an bertujuan untuk member.ikan pengaruh
keteladanan dalam imajinasi dan lubuk hati yang paling dalam.

Demikianlah terkuak o;;.r.r, yang merenungkan al-


Qur'an caklawala demi cakr.awala menyangkut keserasian dan
susunanbelseni yang telkandung di dalamnya, mulai ciar.i su-
sunan yang fasih sampai clengan penyajian yang menyegar-
kan, makna yang saling telkait, konteks yang ber.antai, kata-
kata yang mengungkapkary ungkapan yang mernber.ikan gam-
balaru gambaran yang dipelagakan, imajinasi yang ter.upakan,
nada yang teratuL, keserasian pada bagian-bagiannya, keser.a-
sian pada bingkainya, kesesuaian dalam nadanya, dan penyaji-
almya yang amat memukau.'"
Dengan hal ini seluruhnya terwujudkan kr.eativitas dan
terealisasikan mukjizatnya. .1.

273
Jt"i,r0..1,1.,.,.' .,f-Qr, &tr Uu,trg )1("t oliti"\li"u

"Ini mcrupoLn,, ol"gott aartg L"'n'' gn'!"h' Jn" 1"'"h


J"n"rn, o"roko,, qonq Ln'ulo'g-"ln'g' Ini pahaiatt-1-t'tkai't,tt
i u, " i
j.,il,' 7,'":,;T; rZ; l, /.t Ji,,J Li, ntL o,, . D n ", i'n i "'l n l " l'
;

air yang sangaL ,""".' ,:""g di'i,'o*Lo"./..",n!n" k"poln-


'L;r:I;'*;,"lin
so,,s,Lo;?'?" !/" ho""''
I ul'I'I"lo isi perut

clrzn kulit merel<a.

274
3<;,A,r,B d d&a** rr,C- q"t',r^

ISAH dalam al-Qur"an bukanlah karya


seni yang terpisah dalam hal subjek,
metode penyajiary dan pengaturan keja-
dian-kejadiannya, sebagaimana yang ada
"K"oh pada kisah seni bebas yang bertujuan me-
,nnrupoLor,,
"oloh nunaikan penyajian seninya tanpa ikatan
satu sarana ol-
tujuan. Kisah adalah salah satu sar.ana al-
Qur'on urrtuL
*nrrgampniLon Qur'an di antala sekian banyak sarananya
J"L*"h ini Jan yang mempunyai berbagai tujuan keaga-
,nnngoLohLon- maan. Al-Qur'an adalah kitab dakwah
nga.
agama sebelum segala sesuatunya. Kisah
melupakan salah satu salana al-Qur.'an
untuk menyampaikan dakr,vah ini dan
mengokohkannya. Kedudukan kisah da-

275
J(e i, r ).r l3c r, .t l- Q, t'..,, ylatt g J7(", t,r' G.j uI R' rt n

Iam hal ini sama clengan gambaran-gambalan yang disaii-


kannya tentang hali kiamat, nikmat surga dan azab neraka.
Sama dengan bukti-bukti yang diketengahkannya tentang had
berbangkit, untuk menunjukkan kekuasaan Allah. Juga sama
dengan syaliat-syariat yang dirincinya serta tamsil-tamsil yang
dibuatnya, dan topik-topik lainnya yang disebutkan dalam al-
Qur'an.
Kisah al-Qur'an dalam temanya, metode penyajiannva
dan pengaturan kejadian-kejadiannya tunduk kepada tuntutan
tujuan-hrjuan agama. Pengaluh dali ketunclukkan ini terlihat
rnenonjol melalui cili-ciri teltentu yang akan kami jabalkan
tidak lama kemudian. Akan tetapi, ketr,rndukan yang belsifat
totai kepada tujuan agama ini, dan kesetiaannya secara sem-
purna telhadap Lr-rjuan ini, tidak menghalangi keberadaan ka-
rakteristik seni dalam penyajiannya. Telutama keistimewaan
al-Qul'an yang terbesar dalam mer*yampaikan ungkapan yaitu
ir atau gambaran.
tn sl nu

Telah kita pai-rami sebelumnya bahwa ungkapan a1-


Qur'an memadukan antara tujuan agama dan tujuan seni c1a-
lam gambalan clan pemanclangan yang disajikannya. Bahkan,
krta perhatikan ungkapan al-Qur'an menjadikan keindahan
seni sebagai salana yang digunakannya untuk memberikan
kesarr yang menclalam pada pelasaan. Untuk itr-r, ia berkhithal:
kepada inct'a pexasaan agafira dengan bahasa kein'lah.alr scni.
Seni cian rrgama mempunvai kesan yang salna claiam lubuli
jiwa clan kedalaman perasaan. Kemarnpuan menangkap
keindahan seni merupakan bukti vang menunjukkan kesiapan

276
.Xi,ro 13 )o lo,', n l-Q,,',r,,

jiwa unbuk menelima pengaruh agarna, manakala nilai seni


sampai kepada tingkatan yang paling tinggi seperti ini dan
manakala jiwa terasa jelnih hingga dapat melasakan nilai
estetika seni.
Sesungguhnya dalam pasal "Gambaran Ar.tistik" kami
telah mengetengahkan dua contoh kisah yang dibuat oleh kuas
mukjizat dalam kreasinya saat ia menyajikannya dengan
penyajian yang amat memukau. Di daiam pasal ter.sebut, kami
menjanjikan akan merinci pembahasan firengenai kisah ini,
dan sekarang mariiah kita memasuki rinciannya.(6)

Tujuan-Tujuon Kisoh
Kisah al-Qur'an disampaikan untuk merealisasikan
tujuan-tujuan agama semata sebagaimana yang telah kami
telangkan di atas. Dalam menyajikan hal ini dijumpai sejumlah
besar kesulitan yang sulituntuk dirinci, karena ia hampir me-
resap ke semua tujuan al-Qur"an, sepelti mengukuhkan wahyu
dan risalah, mengukuhkan keesaan Allah, kesatr-ran semua
agama dalam hal pokoknya, peringatan dan kabar gembira,
fenomena kekuasaan Ilahi, kesudahan kebaikan dan kebu-
mkary ketelgesa-gesaan dan perlahan-lahan, sabar dan menge-
luh, syukur dan angkuh, dan masih banyak tujuan agama
lainnya selta tujuan-tujuan akhlak yang termuat dalam kisah

(6) Rincian yang c'lemikian paniang ini boleh clikata ringkas bagi kajian lengkap yang
telah saya siapkan. Dan saya berharap muclah'muclahan kalian yang lengkap ini
clapat diterbitkan clalam serial terbitan Maktabatul Qur'an, insya Allah.

277
)lein)afaut of-Q, r'o,r go ttg )l("tt,rlg,.riln,,

al-Qur'an. Karena kisah merupakan sar.ana clan jalan menuju


kepadanya.
Apabila kami mengetengahkan tujuan-tujuan kisah al-
Qur"an di sini, tiada lain hanyalah mengukuhkan hal-hal yang
paling penting dan paling jelas dar.i tujuan-tujuannya, dan
kami kesampingkan rincian dan urutannya. Di antara tujuan
kisah adalah sebagai berikut.
(1) Untuk mengukuhkan wahyu dan risnlnh.Muhammad
slnllnllnlru alailti run snllnntbukanlah seorang penulis dan bukan
pula seorang pembaca. Tidak pernah diketahui bahwa beliau
pelnah duduk bergaul dengan rahib-rahib Y.ahudi clan pen-
deta-pendeta Nasrani. Kemudian datanglah kisah-kisah dalam
al-Qur'an ini. Sebagiannya dikemukakan secal.a detail dan
panjang lebar, seperti kisah Ibrahim, Yusuf, Musa, dan'Isa.
Maka, penyampaian kisah-kisah ini dalam al-Qur'an
merupakan bukti yang menunjukkan adanya wahyu yang
ditulunkan. Al-Qur'an dengan tegas menjelaskan tujuan ini
dalam pendahuluan sebagian kisah yang diketengahkannya
atau pada penghujun gy a.
Dalam permulaan sulat Yusuf disebutkan,
sung guhng a Kami menurunkannA a b erup a
" Se

al-Qur'an dengan berbahasa Arab, agar karrut me-


mahaming* Kami menceritakan kepadamu kisah
Aang paling baik dengan meuahyukan al-Qur'an
ini kepadamu, dan sesungguhnga kamu sebelum
(Kami meuahgukan)nga adalah tertnasuk orang-
orang Aang belum mengetahui" {Yusuf lL2l: 2-31.
Dalam surat al-Qashash sebelum menyampaikan kisah

278
i(i.nB fu l',tut o f-Q,r'o,,

Musa disebutkan sebagai berikut.


"Kami membacakan kepadamu sebagian d_ari
kisah Musa dan Fir'aun denganbenaruntuk orang_
orang Aang beriman" (al-eashash [2S]: 3).
Sesudah memaparkan kisah Musa disebutkan,
" D an tidaklah kamu (Muhammad) b erad.a dj slsl
s elah b arat ketika Kami menA amp aikan p erintah
eb
kepada Musa, dantiada pula karrut termasuk orang-
orang Aang mengaksikan. Tetapi Kami telah
mengadakan beberapo genero.si, d.an berlalulah
atas mereka masa yang panjang, dantiadalahkamu
tinggal bersama-sama penduduk Madgan d.engan
membacakan agat-agat Kami kepad.a mereka, tetapi
Kami telah mengutus Rasul-Rasul. Dan tiad"atah
karrut berada di dekat gunung Thur ketika Kami
menAeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu
kep adarrut ) s eb ag ai rahmat dari Tuhan-mu, sup aA a
kamu memberi peringatan kepada kaum (euraisy)
Aang sekali-kali belum datang kepada mereka
pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka
ingat" (al-Qashash [2S]: 44-461.
Dalam sulat Ali'Imlan di tengah-tengah menyampaikan
kisah Maryam disebutkan,
"Yeng demikian itu adalah selbagian dari berita-
berita ghaib Aang Kami uahgukan kepada kamu
(Muhammad); padahal kamu tid"ak had,ir beserta
mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak pa-
nahnga (untuk mengundi) siapa di antara mereka
Aang akan memelihara Maryam. Dan, kamu tidak
hadir dl sisl mer eka ketika me r e ka b e r s e ng keta" (Ali
'Imran [3]: aa).
279
Xelndaion af-Qtr'.t,t grttrg 31("tto?1r,.8l,.rr.t,

Dalam surat Shad sebelum menyalnpaikan kisah Adam


disebutkan,
"Katakanlah, 'Berita itu adalah berita Aang
b es ar, A ang kamu b erp aling darip adany a. Aku tiada
mempunAai pengetaLtuan sedikit pun tentang aI-
mala'ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-
b antahan. Tid"ak diu ahgukan kepad-aku, melai nkan
bahtua sesungguhnga aku hangalah seorong pem-
beri peringatan Aang ngata.' (Ingatlah) ketilca Tu-
han-mu b erfirman kep ada malaikat,' S e sung guhng a
Aku akan menciptakan manusia dari tanah"'(Shad
[38]: 67-71).
Dalam surat Hud sesudah kisah Nuh disebutkan,
"Itu adalah di antara berita-berita penting ten-
tang yang ghaib Aang Kami tuahyukan kepadamu
(Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya
dan tidak (pula) kaummu sebelum ini" (Hud [11]:
4el.
(2) Untuk menelangkanbahwa agama itu sepenuhnya dali
sisi Allah, sejak dari masa Nuh hingga masa Muhammad. Darl
bahwa semua orang Mukmin adalah satu umat dan hanya Aliah
semata Rabb semuanya. Sering disebutkan kisah bebelapa orang
Nabi dihimpunkan dalam satu surat, disampaikan dengan
metode yang khusus unhrk mengukuhkan hakikat ini. Dan
mengingat hal ini adalah tujuan pokok dalam dakwah, maka
adakalanya pemapa.ran kisah-kisahini diulang-ulang seperti yar-rg
telah disebutkan, tetapi dengan adanya pelbedaan dalam
ungkapan guna mengukuhkan hakikat ini dan memperkuat
kesannya dalam jiwa. Untuk itu, malilah kita ketengahkan sebuah

280
9l ir.. B Do fo,', o fl-Q, r'..,t

contoh yang terdapat di dalam surat al-Anbiya',


"D an se erikan kep ada
sung WhnA a telah Kami b

Musa dan Harun al-FurqantT (kitab Taurat) dan


penerangan serta pengajaran bagi orang-orang Aang
bertakua, (gaitu) orang-orang Aang takut akan (az-
ab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-
N17a, dan mereka merasa takut aknn (tibanya) han
kiamat. Dan al-Qufan ini adalah suatu kitab (per'
ingatan) Aang mempunAai berkah Aang telah Kami
turunkan. Maka, mengapakah kamu mengingkari-
ng a? " (al-Anbiya' 12 ll: 48-5 1 ).

"DerL sesrtngguhnga telah Kami anugerahkan


kepada Ibrahim hidagah kebenaran sebelum (Musa
dan H arun), dan adalah Kami meng etahui (ke aada-
an)ny a. (Ing atlah) ketika lbrahim berkata kepada b a-
paknga dan kaumnya, 'Patung-patung apakah ini
Aang kamu tekun beribadat kepadanga?' Mereka
menjanaab, 'Kami mendapati bapak-bapak kami
meny emb ahrlg e"' (al-Anbiya' 12 i-l: 5 1 -53).
Sampai dengan firman-Nya,
"Mereka hendak berbuat makar terhadap lbra-
him, maka Kami menj adikan mereka itu orang -orang
Aang paling merugi. Dan Kami selamatkan lbrahim
dan Luth ke sebuah negeri Aang Kami telah mem-
b e rkahing a unfitk s ekalian marut s ia. D an K ami te I ah
memb erikan kep adang a (Ibrahim) Ishaq dan Ya' qub,
sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan

(7) Penyebutan l<itab Taurat clengan istilah al-Furqan terkanclung pengertian yang
membantu penclekatan cli antara dua agama ini hingga clalam sebutan kitab
sucinya, karena al-Qur'an pun clisebut juga al-Furqan.

281
Jtcirr)afian ol-Q,r'o,r yu,n g Jlirnrft1ui?,o,,

mosing-masing Kami jadikan orang-orang Aang


shaleh. Kami telah menjadikan merekcl itu sebagai
p emimpin-p emimpin A ang memb eri p etunjuk d-e ng an
perintah Kami dan telah Kami tuahgukan kepad,a
me reka meng erj akan keb ajikan, mendirikan s alat,
menunaikan zaka| dan hanga kepada Kami-lah
me r eka s e IaIu me ny e mb ah " al-Anb i y a,. 12 1-lz 7 O -T gl.
(

"Dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah


danilmu, dantelahKami selamatkan dia dari (azab
Aang telah menimpa penduduk) kota gang menger-
j akan p erbuatan keji. Sesung guhng a mereka adalah

kaum Aang jahat lagi fasik, dan Kami masuklcan


dia ke dalam rahmat Kami; karena sesungguhnga
dia termasuk orang-orang Aang shaleh" (al-Anbiya'
l2\:7a-7s1.
"Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika
dia berdoa, dan Kami memperkenankan doanga,
IaIu Kami selamatkan dia beserta pengikutnya dari
bencana Aang besar. Dan Kami telah menolongnga
dari kaum Aqng telah mendustakan agat-agat Kami.
Sesungguhnga mereka adalah kaum Aang jahat,
maka Kami tenggelamkan mereka semuanga" 1aL-
Anbiya' l2Llz 76-771.
"Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di
utaktu ke duang a memb erikan kepuhts an meng enai
tanaman, knrena tanaman itu dirus ak ole h kambing -
kambing kepungaan kaumnga. Dan ad-alah Kami
menyaksikan keputusan Aang diberikan oleh me-
reka iht, maka Kami telah memberikan pengertian
kep ada Sulaiman tentang hukum (A ang lebih tep at) ;
dan kepada masing-masing mereka telah Kami

282
. )tir.r[i c\f.rrrr.rl-Qrt'.rrr

b e ikan hikmah dan ilmu d an telah Ka.mi tundukkan


gunung-gunung dan burung-burung, semua ber-
tas bih b ers ama D aud. D an Kami-lah y ang melakuk-
annAa. Dan telah Kami ajarkan kepada Daud
membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara
kamu dalam peperanganmu. Maka, hendaklah
kamu bersgukur (kepada Allah)" {a!-Anbiya' l2ll: 78-
80).

"Dan (telah Kami tundukkan) unhtk Sulaiman


angin A ang sang at kencang tiupanny a A ang berhem-
bus dengan peintahnya ke negeri Aang Kami telah
me mb e rkating a. D an adal ah Kami Maha M eng etahui
segala sesuatu. Dan telak Kami tundukkan (pula
kepada Sulaiman) segolongan setan-setan gang
me ng elam (ke dalam laut) untukng a dan meng erj akan
pekerjaan selain daripada itu; dan adalah Kami
memelihara mereka itu" (al- Anbiy a' 12 Llz 8 1 -82 ).

" D an (ing ittlah kig-gh) Ag yub, ketika ia meny eru


Tuhan-ny a,' (Ya Tuhanku), s e sung guhng a aku telah
ditimpa pengakit dan Engkau adalah Tuhan Yang
Maha Pengagang di antara semua pengayang.' Ma-
ka Kami pun memperkenankan seruannAa itu, lalu
Kami lenyapkan pengakit Aang ada padanya dan
Kami kembalikan keluarganAa kepadanya, dan
Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai
suatu raLtmat dari sisi Kami dan untulc menjadi
p ering atan b agi s emu e A ang meny emb ah Allah" lal-
Anbiya'[21]: 83-8af.
"Dan (ingatlah kisah) Isma'il, Idris, dan Dzul
Kifli. Semua mereka termasuk oranq-orang Aang
sabar. Kami telah masukkan merelca ke dalam rah-

283
Jt e i, r ).. llo, r .r f- Q, t'..', yo,, g )1("t, o [Lju (3[r,, u

mat Kami. Sesungguhnga merekatennasuk orang-


ortang Aang shaleh" (al-Anbiya' l21-l:85-86).
" Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus ), ketika
ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka
b ahtua Kami tidak akan memp ersempitny a (menyu-
Iitkannga), maka ia mengeru dalam keadaan Aang
sangat gelap, 'Tidak ada Tuhan (garig berhak di-
sembah) selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesung-
guhnga aku adalah termasuk orang-orang Aang
zhalim.' Maka Kami telah memp e rkenankan do any a
dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan
demikianlah Kami selamatkan orang-orang Aang
beriman" (al-Anbiya' l2Ll: 87-88).
"Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia me ny e -
ru Tuhan-nya, 'Ya Tuhanht, janganlah Engkau mem-
biarkan aku hidup seorang diri dan Engkau-Iah Wa
ris Yang Paling Baik.' Maka Kami memperkenankan
doanga, dan Kami anugerg"hkan kepadanga Yahga
dan Kami jadikan istringa dapat mengandung.
Sesungguhnga mereka adalah orang-orcrng Aang
selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan
perbuatan Aang baik dan mereka berdoa kepada
Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adctlah
or ang - or ang A ang khu s g u' kep ada K ami" al-Anb iya' (

[21]: 89-eo).
"Dan (ingatlah kisah) Maryam Aang telah me-
melihara kehorrnatannAa, lalu Kami tiupkan ke da-
lam (tubuh)nya ruh dari Kami danKami jadikan dia
dan anaknga tanda (kekuasaan AIIah) Aang besar
bagi semesta alam" (al-Anbiya' [21]: 91).

284
J( i,ra fi ).r ll.trrr l-(Q1,,'.,,,
"
"sesungguhnya (agamatauhid) ini adalah aga-
ma kamu s em7,La. ag oma A ang s atu, dan Alcu adalah
Tuhanmu, maka sembahlah Aku" (al-Anbiya' [2L]:
e2l.
Inilah hrjuan pokok dali penjabaran yang panjang telse-
but, sedang tr-rjuan lainnya dikemukakan di tengah-tengahnya
sebagai kisah sisipan.
(3) Untuk menerangkan bahwa semua agama samawi
pada dasarnya ber'landaskan kepada keesaan cli sarnping se-
ilruanya itu clatang dari Tuhan Yang Esa. Karena itu, keba-
nyakan kisah para Nabi dihimpun dalarn satu kisah dan
diulang-uiang di dalamnya perihal aqidah pokok ini. Yaitu,
iman kepada Allah Yang Esa sebagaimana yang disebutkan
c1i dalam surat aI-A'raf belikut.

"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh lce-


p ad a kaumny a lalu ia b erkata,' Wahai kaumku s em-
bahlah Allah, sekali:kali tak ada Tuhan bagimu
selain-Nya"' (al-A'raf [7]: 59).
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad
saudara mereka, Hud. Ia berkata, 'Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan ba-
gimu selain-Nga"'(al-A'raf [7]: 65 ).
"Dan (Kami telah rnengutus) kepada kaum Tsc.-
mud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata, 'Hai ka-
umku, sembahlah Allah, sekali-kalitidalc ada TULlan
bagimu selain-Ng a"' (al-A'raf l7l: 7 31.
" Dan (Kami telah mengutus) kepada pendudttk

Madyan saudara mereka Sgu'aib. Ia berkata, 'Hai


kaurnku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
285
Jte ir r c)c. l3.r r r .r l- Q, r'",, yo t, g J1(", r rrtl u ii,t,,

Tuhan bagimu selain-Nga"'(al-A'raf [7]: SS).


Ajaran tauhid ini adalah pokok aqidah yang berternu di
dalamnya semua Nabi dalam semua agama, dan kisal-r-kisah
tentang meleka telgabungkan di dalarn konteks ini untuk
mengukuhkan tujuan khusus tersebut.
(4) Untuk menelangkanbahwa sal'ana yang digunakan
oleh para Nabi dalam berdakwah adalah sama, dan bahwa
tanggapankaumnya kepada mereka serupa, walaupun agama
yang mereka sampaikan belasal dari sisi Allah dan bahwa
agama itu berdiri di atas landasan yang sailra. Karena ifu, kisah-
kisah kebanyakan para Nabi diketengahkan secara beLsarnaan
pula clan ciiulang-ulang cli clalarnnya metocle ciakwah mereka
sebagaimana yang disebutkan di dalam surat Hud.
"Dan sesttngguhnAa Kami telah mengutus NuLt
kepada kaumng a, (dia berkata),' Sesung guhny a alut
adalah pemberi peringatqn Aang ngata bagi kamu,
agar kamu tidakmenyembah selain Allah. Sesung-
guhnya aku khauatir kamu akan ditimpa azab (pa-
da) hari Aang sangat mengedihkan.' Maka berka-
talah p emimpin-p emimpin A ang kafir dari kaumng a,
'Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai)
seorang manusia (biasa) seperti kam| dan kami
hdak melihat orang -orang A ang mengilatti kamu, me-
Iainkan orang-orang Aang hina dina di antarakami
Aang lekas percaAa saja, dan kami tidak melihat
kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas
kami, bahkan kami gakin kamu adalah orang-orang
Aang dltste"' (Hud [1Llz 25-271.
Sampai pada akhirnya Nuh mengatakan seperti yang

286
J(ir..6 )of..,', o"
"f-Q1,,
disitir oleh filman-Nyu,
"Dan (dia berkata), 'Hai kaumla4 alat tiada me-
minta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi
s eru anlst. Up ahht hang alah dai Allah"' Hud [ 1 1 ] : 2 9 ).
(

Pada akhirnya meleka mengatakan kepadanya, sepelti.


yang disebutkan oleh filman-Nyu,
"Hai Nuh, sesungguhnga kamu telah berbantah
dengan kam| dan kamu telah memperpanjang
bantahanrrut terhadap kami, maka datangkanlah
kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada
kam| jika kamu terrnasuk orang-orang Aang benar"
(Hud [11]: 32).
"Dan kepada kaum'Aad (Kami utus) saudara
mereka, Hud. Ia berkata,'Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kalitidak ada bagirrut Tuhan selain Dia.
Kamu hanya mengada-ada saja. Hai kaumku, aku
tidak meminta upah kepadarrut bagi seruanku inL
Upahku tid,ak lain hdhgatah dari Atlah aang telah
menciptakanku. Makq tidakkah kamu memikir-
kan(nya)"' [Iud [1 1]: 5O-5 1).
Sampai dengan firman-Nya,
"Ka7tm'Aad berkata, 'Hai Hud, kamu tidak
mendatangkan kepada kami suatu bukti Aang
ngata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggal-
kan sembahan-sembahan kami karena perkataan-
mu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai
kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa
seb agian s emb ahan kami telah menimp akan p enA a-
kit gila atas dirimu.' Huud menjanaab, 'Sesungguh-
nga aku jadikan Allah sebagai saksiku dan saksi-

287
Jt
"
i,,.).r 13.., r... [1
Q, r'.r,, yo,, g Jl C",,., lij,, 611..,,

kanlah olehmu sekalian bahuta sesungguhnya aku


b erlep as diri dari ap a A ang kamu p er s elantukan, dari
selain-Nga, sebab itu jalankanlah tipu dagamu se'
muanA a terhadapku dan j ang anlah kamu memb eri
tangguh kepadaku"' (Hud [1 1]: 53-55).
"Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara
mereka, Shaleh. Shaleh berkata, 'Hai kaumlcu,
sembahlah Altah sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan
selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dan bumi
(tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnAa,
karena itu mohonlah ampunan-Ng a, kemudian b er-
tob atlah kep ada-Ng a' Sesung gahng a Tuhan-|u amat
dekat (rahmat-Nga) lagi memperkenankan (doct
hamba-Nga).' Kaum Tsamud berkata, 'Hai Shaleh,
sesungguhnAa kamu sebelurn ini adalah seorang
di antara kami gang kami harapkan, apakah karrut
melarang kami untuk menyembah apa Aang
dise mb ah o teh b ap ak-b ap ak kami? D an, s e sung g uh'-
nga kami betul-betul datam keraguan Aang meng'
gelisahkan terhadap agama Aang kamu serukan
kepada kami"'(Hud [t 1]: 6L-621.
(5) Untuk menerangkan pokok ajalan yang menyatukan
antara agama Muhammad dan agama Iblahim secala khusus,
kemudian agama-agama Bani Islael secal'a urrlum' Di sarnping
untuk menonjolkan bahwa hubungan yang khusus ini lebih
kuat ketimbang hubungan umum di antala seillua agama'
Maka, diulang-ulanglah isyarat yang menunjuk ke alah ini
dalam kisah-kisah lbrahim, Musa, dan'Isa'
" sesungguhnga ini benar-benar terdapat dalam

kitab -kitab A ang dahulu, (y aitu) kitab -kitab lbrahim

288
.}ti.lo B )o fon, o f-Q,, r'..,,

dan Musa" lal-A'laa [8?]: 13-19).


"Ataukah belum diberitakan kepadanAa apa
Aang ada dalam lembaran-Iembaran Musa? Dan,
lembaran-lembaran Ibrahim A ang selalu menA em-
purnakan j anji? (Yaitu) b ahtaa seorang A ang berdos a
tidak akan memikul dosa orang la.in" lan-Najm [S3]:
36-38).
"sesungguhnya orang Aang paling d"ekat ke-
pada Ibrahim ialah orang-orang A ang mengikuting a
dan Nabi ini (Muhammad) serta orang-orang Aang
beriman (kepada Muhammad)" lfuli,Imran [3]: 68].
"(kutilah) agama orang tuamu lbrahim, Dia
(Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang
Muslim dari dahulu" (al-Haji l22l:75l.
"Da"n Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi
Bani Israil) dengan'Isa putra Maryam, membenar-
kan kitab A ang s eb elumny a, g aiht Taurat. D an Kami
telah memberikan kepadanga kitab Injil sedang di
dalamnga (ada)petunjuk dan cahaga (Aang mene-
rangi), dan membenarkan kitab Aang sebelumnga,
g aitu kit ab T aur at. D an me nj adi p etunjuk s e rt a p e ng -
ajaran untuk oro.ng-orang Aang bertaktua" (al-Ma-
'idah [5]: 46).
Sampai dengan firman-Nya,
"D(tn Kami turunkan kepadamu al-Qur'an
dengan membatua kebenaran, membenarkan apa
Aang sebelumnga, gaitu kitab-kitab (gang ditu-
runkan s eb elumny a) d an b atu ujian terhadap kitab -
kitab Aang lain itu" (al-Ma'idah [5]: aS].

289
Jte i,,.1.. llc, r .. f- Q, yntrg Jl(",r rr'RJ u lt,t
"'o,, "'

(6) Untuk menerangkan bahwa Allah pacla akhirnya


menolong para Nabi-Nya dan membinasakan orang-orang
yang mendustakan. Demikian itu untuk mengokohkan hati
Muhammad dan mempengaruhi jiwa orang-orang yang
diserunya kepada keimanan,
"Dart semtta kisah dari Rasul-RasuLKami cerita-
kan kep adamu, ialah kis ah-kis ah y ang de ng anng a
Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telaLt
datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan
peringatan bagi orang-orang Aang beriman" llJud'
[11]:12o).
Seiling dengan tujuan ini, diutarakanlah kisah Nabi-
Nabi secara bersamaan sebagaimana yang disebutkan dalam
surat al-'Ankabut.
"D an s esung guhng a Kami telah mengutus NuLt
kep ada kaumng a, maka ia ting g al di antara mereka
seribu tahun kurang lima'puluh tahun. Maka me-
reka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-
orang Aang zhalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan
penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami
jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat
manusia" (al-'Ankabut [29]: la- 15).
'lDan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata lce-
pad,a kaumnya, 'sembahlah olehmu Allah dan ber-
takwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalaLt
tebih b aik b agimu, .jika kamu meng etahtti" (al-'Anka-
but [29]: 16].
Sampai dengan firman-NYa,
" Maka tidak adalah.i atu ab an kaum Ib r ahim, s e'

290
9ti.r.r ll ).r farrr a f-Qrrr'.r rt

lain mengatakan, 'Bunuhlah atau bakarlah d.ia', Ialu


Allah meng elamatkanny a dari apL Sesungguhng a
p ada A ang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda kebesaran Allah bagi orang-orang Aang
beriman" (al-'Ankabut l29lz 2al.
"De"n (ingatlah) ketika Luth berkata kepada
kaumnga, 'Sesungguhnya kamu benar-benar me-
ngerjakan perbuatan Aang amat keji gang belum
pernah dikerjakan oleh seorang pun dariumat-umat
s eb elum kem7t "' (al-'Ankab wt l29lz29l.

Sampai dengan firman-Nya,


"Sesungguhnga Kami akan menurunkan azab
dai langit atas penduduk kota ini karena mereka
b erbuat fasik. D an s e sung guhng a Kami ting g alkan
daripadanga satu tanda Aang nyata bagi orang-
orang Aang berakal" (al-'Ankabut [29]: g4-g5].
" D an (Kami telah mengutus) kep ada p enduduk
Madg an, s au dara mereka Sgu' aib, maka ia b erkata,
' H ai kaumku, s emb ahlah olehmu Allah, har apkanlaLt

(pahala) hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran


di muka bumi berbuat kerusakan.' Maka mereka
mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa gempa
Aang dahsgat dan jadilah mereka magat-magat
aang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal
mereka" (al-'Ankabut [29]: 36-37).
"Dan (juga) kaum'Aad dan Tsamud, dan sung-
guh telah ng ata b agi kamu (kehancuran mereka) dari
(puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan setan
menjadikan mereka memandang baik perbuatan-
perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari
j alan (Allah), sedangkan mereka adalah orang -orang

291
J(e i rr Ja 13.t r r'.r. f- Q, t'..,t yo ti g J1(", t rr" lllu 8ft ,' u

Aang berpand.anga,n tajam" (al-'Ankabut [29]: 38].


"Dan (juga) Qarun, Fir'aun, dan Haman. Da,n,
sesungguhnga telah datang kepada mereka Musa
de ng an (memb atu a) keterang an-kete r ang an (bukfi-
bukti) Aang nAata. Akan tetapi, mereka berlaku
sombong di (muka) bumi, dan tiadqlah mereka
orang-orang Vang luput (dari kehancuran itu)" (al-
'Ankabut l29l:391.
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa
disebabkan dosanga, maka di antara mereka ada
Aang Kami timpakan kepadanga hujan batu kerikil
dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras
Aang mengguntu4 dan di antara mereka ada gang
Kami benamkan ke dalam bumi dan di antara mereka
ada g ang Kami teng g elamkan, dan Allah s ekali-kali
tidak hendak meng aniag a mereka, akan tetapi mere -
kalah Aang menganiaga diri mereka sendiri" (al-
'Ankabut l29l: aOl
Itulah kesudahan yang sama bagi orang-orang yang
mendustakan,
(7)Untuk membenarkanberita gembila dan pelingatan,
dan memapalkan contoh nyata dari pembenaran ini, sepelti
yang terdapat di dalam surat al-Hijr.
"Kab arkanlah kep ada hnmb a-hnmb a-Ku b aLttu a
sesungguhnga Alat-lah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Peng W ang, dan b ahut a s esung guhng a a,zab -Ku
adalah azab gang sangat pedih" 1al-Uiir [15]: a9-5O].
Untuk membenarkan hal ini, maka dipapalkanlah kisah-
kisah seperti berikut.

292
Jiir..[.i Jo{1.,,', ,1{'-Qrt a,r

"Dan kabarkanlah kepad,a mereka tentang


tamu-tarrut lbrahim. Ketika mereka masuk ke tem-
patng a, lalu mereka mengucapkan,'Salarn.' Berkata
Ibrahim, 'Sesungguhnga kami merasa takut kepa-
damu.' Mereka berkata, 'Janganlah kamu meraso
takut, sesungguhnga kami memberi kabar gembira
kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-
Iaki (gang akan menjadi) orang Aang 'alim"'(al-Hijr
[1s]: s1-s3).
Dalam kisah ini terlihat unsul lahmat atau kasih sayang.
Dan, dalam firman-filman selanjutnya disebutkan sebagai
berikut.
"Maka tatkala para utusan itu datang kepada
kaum Luth beserta pengikut-pengikutnga, ia ber-
kata, 'Sesungguhnga kamu adalah orang-orang
Aang tidak dikenal.' Pera utusan menjatuab, 'Sebe-
narnAz, kami ini datang kepadamu dengan men'L-
b aw a azab y ang s eIaItI' mer eka du stakan. D an, kami.
datang kepadamu dengan membauta kebenaran
dan sesungguhnya kami betul-betul orang-orang
Aang benar. Maka, pergilah kamu di akhir malam
deng an memba u,n keluarg amu, dan ilcutilah nterekct
dan belakang dan janganlah seorang pun di antara
kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perja-
lanan ke tempat Aang diperintahkan kepadamu.'
Dan telah Kami uahgukan kepadanga (Luth)
perkara iru, gaitu bahwa mereka akan ditumpas
habis di utaktu subuh" (al-Hijr [15]: 61-66].
(B) Dalam kisah ini terlihat kasih sayang berpihak
kepada Luth, dan terlihat azab yang pedih ditimpakan kepada

293
Jtei r r ).r B.t n a (- Qt'.,.,t y.r n g i)l(e n rt?gulft a u

kaumnya yang clibinasakan. Kemudian disebutkan clalam


ayat-ayat berikutnya,
" D an s e sltng guhng a p endu duk-p enduduk kota
al-Hijr telah mendustakan Rasul-Rasul, dan Kami
telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling
daripadanAa, don mereka memahat rumah-rumah
dari gunung-gunung batu (gang didiami) dengan
aman. Maka, mereka dibinasakan oleh suarakeras
Aang mengguntur di utaktu pagi, maka tak dapat
menolong mereka, apa Aang telah mereka usaha-
kan" (al-Hijr [15]: 8O-8a].
Dalam kisah ini tampak azab yang pedih menimpa
orang-orang yang mendustakan.
Demikianlah al-Qur'an membenarkan para nabi dan
tampak kebenarannya melalui kisah-kisah nyata, dengan
urutan ini.
(9) Untuk menelangkan nikmat Allah yang telah dilirn-
pahkan-Nya kepada para Nabi dan olang-orang pilihan-Nya,
seperti kisah Sulaiman, Daud, Ayyub, Ibrahim, Maryam,' Isa,
Zakaria, Yunus, dan Musa. Maka, terbentuklah serial kisah
dari pala Nabi itu yang di dalamnya tertonjolkan nikmat pada
berbagai adegannya. Penonjolan hal ini merupakan sasaran
utama, sedang hal yang selainnya diketengahkan dalam topik
ini sebagai pelengkap.
(10) Untuk mengingatkan anak-anak Adam akan penye-
satan yang dilakukan oleh setan, menonjolkan permusuhan
abadi antara setan dan manusia sejak bapak moyang mereka

294
Jti.tofi )..(-,tt .. f-Q,r'o''

Adam. Menonjolkan permusuhan ini melalui bahasa kisah


telasa lebih indah, lebih kuat dan lebih bisa membangkitkan
kewaspadaan terhadap setiap bisikan hawa nafsu yang menye-
ru kepada kejahatan, karena sumber dali semuanya itu belasal
clali musuh bebuyutan yang tidak pernah menghendaki
kebaikan bagi manusia ini.
Mengingat hal ini melupakan topik abadi, maka kisah
Adam dittlang-ulang pada berbagai tempat dari al-Qur'an.
(11) Dan masih banyak lagi tujuan lainnya yang bera-
gam, di antaranya untuk menerangkan kekuasaan Allah terha-
dap peristiwa-peristiwa luar biasa, seperti kisah penciptaan
Adam, kelahiran' Isa, kisah Ibrahim dan burung-burung yang
kembali kepadanya sesudah ia meletakkan bagian-bagian
tubuhnya di atas tiap-tiap bukit, dan kisah orang yang rnelaiui
sebuah negeli sedang negeli itu dalam keadaan ambruk di
atas atap-atapnya kosong tanp.a penghuni. Kemudian Allah
menghidupkan orang itu kembali sesudah kernatiannya selang
seratus tahun kemudian.
Juga untuk menerangkan kesudahan kebajikan dan
kebaikan serta kesudahan kejahatan dan kerusakan, seperti
dalam kisah kedua anak Adam, kisah dua orang pemilik ke-
bun, kisah-kisah kaum Bani Islael sesudah kedurhakaan me-
reka, kisah bendungan Ma'rib, dan kisah orang-orang yang
ctimasukkan ke dalam galian parit yang berapi'
Di samping untuk menerangkan perbedaan antara
hikmah kemanusiaan yang bersifat dekat dan segela dengan
hikmah fenomena alam yang jauh, seperti yang ada dalam

295
J t ei nd,r $ (t t'r,o f-
Q,, i.,, y o,, g !)1( ", r,,. Ny r, I 1r,,.,,

kisah Musa dengan salah seorang hamba Allah yang telah


dianugerahi oleh-Nya rahmat dari sisi-Nya dan Dia telah
mengajarinya ilmu secal.a langsung dari sisi-Nya. Kami akan
menjabarkannya secara r.inci pada kesempatan yang lain.
Dan, masih banyak lagi tujuan-tujuan pengajar.an
lainnya yang disampaikan melalui bahasa kisah sehingga
dapat mengenai sasarannya dengan tepat.

Dompak Kepotuhan Poporan Kisah


kepodo Tujuon Aganro
Kisah dalam al-Qur'an tunduk patuh kepada ftrjuan
agama/ seperti yang telah kami terangkan, kar.ena itu terlihat
jelas dampaknya pada metode penyajiannya bahkan clalam
materinya. Kami sebutkan pengar.uh-pengaruh yang paling
jelas ini dalam pembahasan berikut.

(A) Pengulangan Kisah


Pengnnlt pertnnm dari kepatuhan ini adalah diulang-
ulangnya satu kisah-pada sebagian besarnya-di berbagai
bagian dari al-Qur'an. Tetapi, pada umumnya pengulangan
ini tidak membahas kisah secal'a keseluruhan, melainkan
hanya sebagian episodenya saja, dan sebagian besarnya hanya
berupa isyalat-isyarat sekilas yang menunjuk kepada bagian
tertentu yang mengandung pelajarau. Adapun mengenai
batang tr,rbuh kisah secara keseluruhan maka ia ticlak diulang
kecuali jalang sekaii, dan kalena ada kaitan tertentu clalam
konteks, sebagaimana telah kami kemukakan contohnya saat

296
Jtim 6 Jo lo", nl-Q,,'.,,'

membahas tujuan-tujuan kisah.


Ketika seseorang membaca episode-episoc{e yang diu-
lang-ulang ini dengan mempelhatikan konteks yang menge-
tengahkannya, dia akan rnenjumpainya serasi sekali dengan
konteksnya berkenaan dengan seleksi episode IanB clikete-
ngahkannya di sana atau di sini, dan juga dafarn metode pema-
parannya. Halus selalu kita ingat bahwa al-Qur'an adalah
kitab dakwah agama, dan bahwa keserasian antala episocle
kisah yang dikemukakannya dengan konteks yang memapar-
kan kisah merupakan tujuan yang diprioritaskan. Hal ini
selamanya telpenuhi dengan lengkap akan tetapi sama sekali
tidak berbenturan dengan cili khas seni.
Di sana teldapat sesuatu yang milip dengan atulan baku
dalam pemaparan episode-episode yang diulang-ulang dali
kisah yang sama. Hal ini terlihat jelas manakaia kisah yang
dikemukakan dibaca menurut urutan penurunannya. Sebagian
besal kisah dimulai dengan isyalat pendek, kemudian isyarat
ini memanjang sedikit demi sedikit. Sesudah itu dikemukakan
episode-episode besal yang secara keseluruhan dapat mem-
bentuk batang tubuh kisah. Terkadang isyalat-isyalat pendek
ini berlangsung terus di antala PemaParan episode-episode
besar saat ada hubungannya, dan manakala kisah yang dike-
tengahkan telah lengkap episodenya, maka muncul kembali
isyarat-isyarat pendek ini, vang juga merupakan semua bagian
dari apa yang telah ditayangkan sebelumnya.
Kita ketengahkan contoh tentang atur'anbaku ini dengan
mengemukakan kisah Musa, mengingat kisah Musa merllpa-

297
)l etndal ut o l-
Qu r'o,r y,t n g !)l(e,r a ft.j t BR o,,

kan kisah yang banyak diulang dalam al-eur,an. Kisah Musa


dilihat dali segi ini akan memberikan gambaran yang lengkap
tentang pengulangan yang dimaksud.
Kisah ini disebutkan pada sekitar tiga puluir bagian dari
al-Qur'an. Kami sebutkan hal yang paiing penting saja clan
melupakan sebagian tempat yang di dalamnya clisebutkan
hanya sekadar nama. Bagaimana kisah ini dikemukakan pada
tempat-tempat yang sedemikian banyaknya? Sesungguhnya
ia disusun ke dalam tahapan-tahapan berikut.
(1) Di dalam surat al-A'la yang merupakan surat ke-
delapan menurut ur.utan penurunannya terdapat isyarat
pendek melalui fir.man-Nya,
"Sesungguhng a ini benar-benar terd.apat d.alam
kitab-kitab gang dahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim
dan Musa" (al-A.la [SZ]: 18-19).
Isyarat yang mendekati hal.ini terdapat di dalam surat
an-Najm (23).
(2) Dalam sulat al-Fajr yang melupakan surat kesepuluh
menurut urutan penurunannya terkandung isyarat yang
menyebutkan Fir'aun tanpa menyebutkan Musa clkaitkan de-
ngan kaum'Aad dan Tsamud, seperti dalam firman ber.ikut.
"Dan kaum Fir'aun Aang mempunAai pasak-
pasak (tentara y ang bany ak) g ang berbuat sewenang-
wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat bangak
kerusakan dalam negei itu, karena itu Tuhan-mLL
menimpakan kepada mereka cemeti ezab', (al-Fajr
[89]: Lo-13).

298
Jtir..B )o(t,', of,(ft,' L,.

Isyalat yang mendekati hal ini teldapat di dalam surat


al-Buruj (37).
(3) Dalam surat al-A'raf (39) r'incian dimulai sejak permu-
laan kisah dalam menampilkan kisah-kisah secala gabungan
yang lTrenyatu dengan kisah Nuh, Hud, Luth, dan Syu'aib.
Dalam penampilan ini, disatukan ungk4pan dakwah clan
ungkapan pendustaan serta hukuman yang menilnpa oratlg-
orang yang mendustakan.
Di sini kisah dimulai dengan lisalah Musa dan Halun
kepada Fir'aun dan kaum elitnya.
"Kemudian Kami utus Musa sesudah Rasul-
Rasul itu dengan membanaa ayat-ayat Kami kepada
Fir'aun dan pemuka-perrutka kaumnga" (a7-A'ral l7l:
103).
Kemudian disebutkan mukjizat tongkat dan tangan
yang putih bersinar; penghimpunan para ahli sihir'; pertan-
dingan antala mereka dengan Musa; kemenangan Musa atas
meleka; mereka beriman kepada Musa; siksaan Fir''aun terha-
dap kaum Bani Islael sesudah itu; wabah belalang, kutu, katak,
darah yang menimpa Fir''aun dan kaumnya; meleka minta to-
long kepada Musa untuk itu; terhentinya gangguan dari me-
reka; meleka kembali menyiksa Bani Islael; kemudian keluar-
nya Bani Israei dari negeli Mesir'; sesudah kelual mereka me-
minta kepada Musa untuk membuat tuhan (berhala) bagi
mereka sepelti tuhan-tuhan yang ada pada bangsa Mesir'; Musa
mengingatkan mereka kepada Tuhan mereka yang sebenar-
nya; kemudian janji Musa dengan Tuhannya sesudah tiga

299
)te i' r).r 6.r r r .r l'- Q,, r'.,,, yc.u g )lb u r, RlLr 81i.r r r

puluh malam ditambah sepuluh malam hingga menjacli empat


puluh malam; permintaan Musa untuk melil-rat Tuhannya;
hanculnya gunung dan pingsannya Musa serta kesadarannya;
Musa kembali kepada kaumnya lalu ia menemukan mer.eka
telah mengambil patung anak lembu sebagai sesembahan
mereka; kemarahan Musa kepada saudaranya; kemudian
Vlusa rnemilih tujuh puluh orang lelaki dar.i mereka untuk
memenuhi janji kepada Tuhannya; mer.eka pingsan di bukit
itu ketika mereka meminta untuk dapat melihat Al1ah clengan
terang-terangan dan kesadaran mereka dar.i pingsannya;
kemudian mereka meminta lahmat, dan jawaban kepada
rneleka ialah bahwa rahmat Allah telah ditetapkan bagi orang-
orang Mukminyang mengikuti Nabi yang ummi...
(4) Kemudian dikemukakan dua isyarat yang menunjuk-
kan kepada lisalah, pendustaan clan binasanya orang-orang
yang mendustakan dalam kisalr-kisah yang digabungkan,
saiah satunya terdapat di dalam surat al-Fulqan (42) dan yang
kedua dalam surat Maryam (44).
(5) Dalam sulat Thaha (a5) ada lincian lainnya yang
clilakukan di permulaan. Kisahnya dirnulai dali episode vang
mendahului episode lisalah yang disebutkan dalam surat al-
A'raf , yaitu tentang Musa saat melihat nyala api dali ar.ah
sebelah bukit Thur.
"Ap akah telah s amp ai kep adamu kis ah Mus a?
Ketika ia melihat ap| IaIu' berkatalah ia lcepada ke-
luarganya, 'Tinggallah kqmu (di sini), sesungguh-
nya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat
me mb atu a s e dikit d arip a d any a k ep a d amu at au aku
9(ioofi Jofo,t' ol-Q,, o,,

akan mendapat petunjuk di tempat api itu"' Maka


ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil, 'Hai
Musa, sesungguhnga Aku inilah Tuhan-mu, maka
tang g alkanlah ke dua teromp ahmu ; s e sung guhny a
kamu b erada di lemb ah A ang suci, Thutua. Dan Aku
telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa Aang
akan diw ahyukan (kep adamTt) "' (T.haha [2 o] : 9- 1 3 ).
Sesudah Musa mendapat tugas untuk pergi kepada
Fir'aun ia berbicala kepada Tuharurya agar Dia mengutus pula
Harun bersamanya untuk memperkuat kedudukannya dan
menjadi pembantunya. Lalu Allah mengingatkan kepadanya
akan nikmat yang telah dianugelahkan kepadanya yaitu saat
kelahirannya dan saat ia dikembalikan kepada ibunya-hal
ini diutarakan dengan isyarat yang cepat-kemudian kisah
berjalan seperti yang ada pada surat al-A'raf tetapi dengan
tidak menyebutkan mukjizat belalang, kutu, katak dan dalah
dan tidak disebutkan pula janji,Filraun kepada Bani Islail selta
keingkarannya terhadap janjinya. Dalam surat Thaha ini ada
tambahan satu episode yang menyebutkan bahwa Samiriiah
yang membuat patung anak lembu, dan disebutkan rincian
kisah pembuatannya, kemudian disebutkan masalah janji
dengan cepat tanpa menyebutkan miqat (waktu)nya.
(6) Dalam surat asy-Syu'ata (47) kisahdimulai dengan
episode lisaiah lalu berlanjut kepada langkah-langkah yang
menuju kepada episode kelual meninggalkan negeri Mesir.
Akan tetapi, di sini ada tambahan dua topik, yang pertama
kisah Musa membunuh seorang lelaki bangsa Mesir sesudah
itu Musa ketakutan bila mendapat hukuman, dan Musa

s07
)tei')a Bo' o l- Q, r'.. n u..' 19 Jl["n o llju 8l?..,,

diingatkan oleh Fir''aun bahwa Musa telah diasuhnya sejak


kecil di kalangan meleka 1alu mengapa ia tega belbuat derni-
kian, kemudian kisah berlanjut. Kedua, penyebutan tentang
telbelahnya laut menjadi seperti bukit yang besar. Dan, di sana
sini terdapat dialog yang beragam antala Fir'aun clan Musa
disertai dengan pengukuhan tentang Tuhan, Musa berikut
dengan sifat-sifat-Nya, dan juga dialog yang beragam dengan
para tukang sihir'.
(7) Kemudian dalam surat an-Naml (48) disebutkan
episode yang mengemukakan pendustaan dan hukuman yang
digabungkan belsama dengan kisah-kisah lainnya secara
bersamaan.
(8) Dalam surat al-Qashash (49) kisah dimulai dengan
pelmulaan episodenya, yaitu dimulai dari kelal'rilan Musa
sesudah ibunya mendapat tekanan dari kaumnya,lalu Musa
yang masih bayi diletakkan di dalam peti dan dihanyutkan cli
sungai Nil. Musa ditemukan oleh kelualga Fir'aun, Musa
menolak air susu para wanita tukang menyusui. Ibunya ber-
pesan kepada saudara wanita Musa untuk mengikuti jejak
hanyutnya peti Musa. Pengakuan saudara wanita lvlusa bahwa
dirinya mengetahui pelihal bayi ini seraya berisyarat kepada
kelualga Fir''aun bahwa ia mengetahui wanita tukang menyu-
sui yang tepat untuk Musa yang saat itr-r masih bayi, yaitu
ibunya sendili.
Kemudian disebutkan masa dewasanya; Musa membu-
nuh seorang bangsa Mesir dan berupaya untuk membunuh
yang iainnya serta diancam akan membocolkan lahasianya
3i i*r B )o lo,', a f-Q*'.t r r

tentang pembunuhan yang dilakukannya pada kali yang per-


tama. Lalu ada seorang lelaki yang menasihatinya supaya lrre-
larikan diri,leiaki itu datang dari pinggil kota dengan langkah
yang bergegas. Musa keluar dari negeri Mesil rnenuju ke Mad-
yan, ia bersua dengan kedua puh'i Syu'aib,lalu ia membantu
memberi minum ternak keduanya, salah seolang di antala
kedua putri itu terpikat dengan Musa lalu ia mendesak ayah-
nya untuk mengangkatnya sebagai pegawainya. Musa bekerja
pada Syu'aib laiu Syu'aib mengawinkannya dengan putrinya
menurut persyaratan yang ditentukannya. Kemudian Musa
berpisall dengan Syu'aib dan pergi dengan membawa ish'inya,
kemudian Musa melihat nyala api (sebagaimana yang dise-
butkan pada pelmulaan kisah dalam surat Thaha). Kemudian
kisah berlanjut sepelti yang terdapat dalam surat Tiraha tetapi
dengan satu tambahan yaitu hinaan Fir'aun sebagaimana yang
disitir oleh firman-Nya,
" Maka bakarlah hai H aman untukku tanah liat,
kemudian buatkanlah untukku bangunan Aang
tinggi supaAa. aku dapat naik melihat Tuhan Musd'
(al-Qashash [28]: 38].
KisahMusa ditutup pada episode tenggelamnya Fir'aun
sesudah Musa keluar dari negeri Mesir.
(9) Kemudian dalam sulat al-Isla' (50) teldapat isyarat
cepat yang menunjukkan tenggelamnya Fir'aun dan belkuasa-
nya kaum Bani Israel
(10) Dalam surat Yunus (51) terdapat penjabaran pendek
di tengah-tengah kisah yang terpadu untuk menerangkan

303
3 { eLnd,t B,t tr rrf-
Qr r'o, r go,r g 31(",r o F,l u ER ou

kesudahan yang dialami oleh orang-orang yang mendustakan.


Disebutkan di dalamnya episode para tukang sihir dengan
cepat, Bani Israel menyeberangi laut, pengejalan Fir.'aun
terhadap mereka ialu ia tenggelam, akan tetapi dalam episode
tenggelam disebutkan tambahan sebagaimana yang disebutkan
dalam firman-Nya,
" Hing g a b il a Fir' aun itu tel ah hampir te ng g elam
berkatalah dia, 'Saga percaAa bahwa tidak ada
Tuhan melainkan Tuhqn Aang dipercagai oleh Bani
Isre.el"' (Yunus [1O]: 90).
Dan ternyata jawabannya adalah sebagai berikut.
"Apakah s ekarang (b aru kamu p ercag a), pada-
hal sesungguhnga kamu telah durhaka sejak dahu-
Iu, dan kamu terrnasuk orang-orang Aang berbuat
kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan
badanmu supaAa kamu dapat menjadi pelajaran
bagi orang-orang Aqng datang sesudahmu" (yunus
[1o]: e1-e2).
Hal ini melupakan tambahan yang tidak clisebutkan
kecuali hanya dalam kondisi seperti ini.
(11) Kemudian dalam surat Hud (52) disebutkan isyarat
cepat yang menunjukkan kebinasaan sesudah mendustakan,
di tengah-tengah kisah yang terpadu.
(12) Dalam sulat Ghafil atau surat al-Mukmin (60) di-
ketengahkan episode dialog antara Musa dengan Fir.'aun. Akan
tetapi dalam dialog ini ada tambahan pada ucapan Fir'aun
sebagaimana yang disitir oleh firman-Nva,
"Biarkanlah alu membunuh Mus a dan henda.kla.h

304
J(iufi )ofo,tr ol-Q,, o"

dia memohon kep ada TuLutnng a" (al-Mu'min ftOlz 261.


Dan, munculnya seorang lelaki dari kalangan keluarga
Fir'aun yang menyembunyikan keimanannya untuk menya-
rankan kepada Fir'aun agar tidak membunuh Musa, karena
balangkali Musa berada pada jalan yang lurus. Ini merupakan
tambahan yang tidak disebutkan kecuali di tempat ini.
(13) Dalam surat Fushshilat (61) terdapat isyarat cepat.
Demikian pula dalam surat az-Zttkhruf (63) ada dua isyarat
yang kedua-duanya cepat, akan tetapi di sini ditambahkan
bahwa Fir'aun mengatakan sebagaimana yang disebutkan oleh
firman berikut.
"Bukankah kerajaan Mesir ini kepungaanku
dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di
b aw ahku; maka apakah kamu tidak melihat (ng a)?
Bukankah aku lebih baik dari orang Aang hina ini
dan gang hampir tidak dapat menjelaskan (perkata-
annga)?" laz-Zruklaruf [a3]: 51-52 l.
Tambahan ini tidak disebutkan kecuali hanya dalam
surat ini.
adz-Dzaiyat (67) terkandung isyarat
(14) Dalam surat
sekilas yang menunjukkan kerasulan Musa kepada Fir"aun
dengan membawa bukti yang terang kemudian Fir'aun
mendustakannya dan akhirnya ia dibinasakan.
(15) Daiam surat al-Kahfi (69) dipaparkan episode per-
temuan Musa dengan salah seorang hamba Allah vang
dianugerahi-Nya rahmat dan ilmu dali sisi-Nya. Dan, Musa
meminta kepadanya agar dirinya diizinkan menemaninya
guna mengambil faidah dari ilmunya. Lalu hamba Allah ini
Jleul2uf,o,n oLQr"'ott yo,rg 31("t ofgn\Rot

memberitahukan kepada Musa bahwa Musa tidak akan mam-


pu tahan ikut bersamanya, agar sebelumnya diketahui oleh
Musa. Tetapi, Musa bersikeras dan berjanji akan bersabar de-
ngannya, kemudian pada akhirnya Musa tidak tahan de-
ngannya, karena lelaki itu melakukan sepak terjang yang tidak
dapat dipahami oleh Musa dan Musa tidak mengetahui 1o-
gikanya. Lalu lelaki yang'alim itu menerangkan kepada Musa
rahasia dari perbuatanrrya, akhirnya keduanya ber.pisah. Hal
ini merupakan suatu episode yang hanya disebutkan sekali.
(16) Kemudian dalam surat Ibrahim dan surat al-Anbiya'
(72,73) terdapat dua isyarat yang cepa! dan yang terpenting
adalah pada surat yang kedua karena disebutkan di dalamnya
sifat kitab Taurat dengan sebutan al-Fulqan sebagaimana yang
telah diterangkan sebelumnya dalam pasal ini.
(17) Dan rincian lainnya disebutkan dalam surat al-
Baqalah (87) dalam kaitan mengingatkan kaum Bani Israel
akan nikmat-nikmat Allah yang dilimpahkan kepada mereka,
sedangmereka membalas nikmat-nikmatini dengan sikap me-
nangguh-nangguhkan bersyukur dan ingkar. Dalam kisah ini
disebutkan secara berulang sebagian episode yang telah
dikemukakan dalam kisah Musa, antara lain Allah membe-
likankepadamereka manna dansalwa, tetapi di sini ditambah-
kan bahwa meleka bersikap angkuh terhadap nikmat ini dan
bahkan merninta berbagai makanan sebagai ganti dari manna
dan salwa. Kemudian episode sapi betina yang diper.intahkan
oleh Allah kepada mereka agar menyembelihnya, lalu mereka
balik bertanya dan meminta spesifikasinya dengan sikap

306
)(i.r" fi D" fo .1 ['-Qrt'.r rr
",

menguiul-uiur, hingga mereka kehabisan alasan,


" Kemudian mereka meng embelihng a dan ham-
pir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu"
(al-Baqarahl2lz 7Ll.
Hal ini sebagaimana yang Anda lihat sendiri merupakan
episode yang tidak pernah disebutkan sebelumnya sama se-
kali.
(18) Dalam surat an-Nisa' (92) teldapat isyarat yang me-
nunjukkan kepada permintaan kaum Bani Islael untuk dapat
melihat Allah dengan terang-terangan yang pada akhilnya
rnenunjukkan kepada sikap pembangkangan clan keengganan
mereka.
(19) Dalam surat a1-Ma'idah (112) disebutkan episode
yang menerangkan sikap mereka yang hanya berdill di depan
pintu gerbang Baitul Maqdis tanpa mau memasukinya.
"Mereka berknta, 'Hai Musa, sesungguhnga da-
Iam ne g e ri itu ada o rang - o rang A ang g ag ah p erkas a,
sesungguhnga kami sekali-kali tidak akan memasu-
kinya sebelum mereka ke luar daripadanga. Jika
mereka ke luar daripadanga, pasti kami akan mema-
suking a"' (al-Ma'idah l5lz 221.
Sampai dengan filman-Nya,
"Mereka berkata, 'Hai Musa, kami sekali-kali
tidak akan memasukinga selama-Iamanga, selagi
mereka ada di dalamnga, karenaitu pergilahkamu
bersama Tuhnn-mu, dan berperanglah kamu berdua,
sesungguhnya kami hanga duduk menanti di sini
saj a.' Berkata Musa,'Ya Tutnn-ku, aht tidak mengu-
asai kecuali diril<tt sendiri dan saudaraku. Sebab

307
Jleindalan .:f-Q,, L,r yon g JW",r,r.iryrr1lr..,,

itu pisahkanlah kami dengan orang-orang Aang


fasik itu.' Allah berftrrnan, '(Jika demikian), maka
sesungguhnga negeri itu diharamkan atas mereka
s elama empat puluh tahun, (selama iht) mereka akan
berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tih)
itu. M aka j ang anlah kamu b e r s e dih hati ( me mikirkan
nasib) orang-orang Aang fasik itu"' laL-i[/;a'idah [5]:
24-26l-.
Allah membialkan mereka di sana yaitu di padang Tih,
sesudah itu tidak disebut-sebut lagi kisah Musa dan tidak puia
pelihal nasib kaum Bani Israel kecuali perpecahan mereka dan
permusuhan mereka terhadap al-Masih dan kaum Muslimin.
Kisah ini merupakan kisah yang paling sering diulang
dalam al-Qur'an. Dan, sesun$guhnya kita telah meiihat me-
lalui kisah ini suatu jenis pengulangan dan bahwa pada selain
enam tempat terdapat isyarat-isyalat yang mengandung pel-
ajaran dari kisah sesuai dengan kohteksnya. Adapun mengenai
episode-episode pokok, maka boleh dikata ia hampir tidak
diulang; dan apabila suatu episodenya diulang, maka pasti
akan disebutkan selanjutnya sesuatu yang balu dalam peng-
ulangannya. Kisah ini merupakan contoh bagi kisal-r-kisah
lainnya. Dengan penjelasan ini kita dapat mengetahui bahwa
dalam kisah-kisah al-Qur'an sama sekali tidak didapat peng-
ulangan yang dikira ada oleh sebagian orang yang membaca
al-Qur'an tanpa ketelitian dan renungan yang rnendalam.(8)

(8) lni merupakan sanggahan yang tegas dari Sayyicl Quthb terhadap Thaha Husain
kritikus sastra terkenal yang pacla awal mulanya menuduh bahwa cli dalam al-
Qur'an banyak hal yang cliulang-ulang tanpa faedah-Penj.

308
)tiu 13 Do fonr o fl-Qro'o,t.

(B) Penyajian Kisah Terbatas


Pengnruhkedun dari tunduknya kisah dalam al-Qur'an
kepada tujuan agama - selain dari pengulangan - ialah bahwa
penyajian kisah terbatas pada kadar yang diperlukan untuk
menunaikan tujuan ini dan disesuaikan dengan episode yang
menceritakannya. Adakalanya kisah diketengahkan mulai dali
aw alny a, adakalanya dali ten gah-tengahnya, adakalanya dari
penghujungnya, dan adakalanya dikemukakan dengan leng-
kap. Adakalanya cukup hanya dengan sebagian episodenya,
dan adakalanya menjadi sisipan di antara yang ini dan yang
itu sesuai dengan pelajalan yang terkandung di dalam bagian
ini dan bagian itu. Demikian itu karena tujuan sejalah bukanlah
telmasuk salah satu dali tujuan pokok al-Qur'an, sama halnya
dengan tujuan kisah. Oleh karena itulah, maka kisah ditu-
angkan sedang tujuan utamanya adalah tujuan agama seperti
penjelasan berikut:
(1) Kita menjumpai banyak kisah diketengahkan sejak
episode peltamanya: episode kelahiran pahlawannya, karena
pada kelahirannya terkandung pelajaran yang menonjol.
Seperti yang terdapat di dalam contoh berikut:
Kisah Adam sejak kelahirannya di dalamnya terkan-
dung fenomena kekuasaan Allah, kesempurnaan ilmu-Nya,
nikmatyang telah dilimpahkan-Nya kepada Adam dan anak-
anaknya. Juga dalam kejadian iblis bersama Adam berikut
dengan tujuan-tujuan agamisnya yang telah kami isyaratkan
sebelumnya.
Kisah kelahiran'Isa putra Maryam yang diketengahkan

309
,)t ei r r).r l3a',r f- Q,t'" " yo t g Jl(",t oftju l1,t,,

dengan rincian yang sempulna. Demikian itu kalena kelahir-


annya merupakan mukjizat besal dalam kehidupannya, dan
di seputal kelahirannya ini berkisar semua pelclebatan, dan
daripadanyalah bercabang semua permasalahan agama
Nasrani baik sebelum Islam maupun sesudahnya.
Kisah Maryam yang telah dinadzalkan untuk belkhidmat
kep ada Allah s ej ak ia masih berada dalam kandungann y a, lalu
Zakaia y ane memelihal'anya, kemudian Maryam diberi rezeki
sejak kelahirannya yaitu lezeki yang baik secara langsung dari
sisi Allah, sehingga disebutkan oleh firman berikut.
" Setiap Zakaria masuk untuk menemui M ary am
di mihrab, ia dapati makanan di sisinga. Zakaria
" berkata, 'Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh
(makanan) ini?' Maryam menjatuab, 'Makanan ini
dari sisi Allah"'(Ali 'Imran [3]: 37).
. Kemudian episodenya ditutup hingga masuk kepada
episode kelahilan'Isa, yaitu episode penting kedua dalam
kehidupan Maryam.
Kisah Musa, karena kelahirannya terjadi di masa kaurn
Bani Islael tertindas, bayi-bayi lelaki mereka dibunuh, dan
Musa selamat dari pembunuhan ini padahal dia belada di
kalangan keluarga Fir"aun itu sendili. Nilai khusus yang
menunjukkan adanya pemelihalaan Allair kepadanya, dan Dia
mempersiapkannya dengan persiapan yang khusus untuk
mengemban tugas penting yang akan dipikulnya. Kemudian
disebutkan episode-episode yang mengandung arti penting
dari bagian kehidupannya.

370
Jt bo B )" lo,t, o fl-Q, r'..,,

Isma'il dan ishaq diketengahkan episode kelahirannya,


kalena pada kelahirannya terkandung pelajalan. Pertnnm, Ibrahim
dibeli anugelah putra (Isma'il) dalam usia tuanya, lalu
menempatkannya sekalipun dengan hati berat di sisi Baitullah
yang suci. Kedun,Ibrahim mendapatberita gembila akan kelahiran
ishaq sedang ishinya Salah, sudah sangat tua. Juga Ibrahim.
Demikian pula disebutkan kelahiran Yahya, anak Zaka-
lia sesudah tulang-tulangnya rapuh (usia tua) dan lambutnya
penuh dengan uban.
(2) Kita jumpai banyak kisah yang diketengahkan dari
episode yang relatif agak terkemudian.
Kisah Yusuf dimulai sejak ia anak-anak. Dalam episode
ini disebutkan bahwa Yusuf melihat mimpi yang mengen-
dalikan seluruh hidupnya dan mempengaruhi semua masa
mendatangnya. Kalena dia melihat sebelas bintang, matahari
dan buian semuanya belsujucl kepadanya, maka ayahnya
mengetahui takwil mimpinya itu dan mendekatkan Yusuf
kepada dirinya sehingga menimbulkan kecembuluan saudara-
saudalanya terhadapnya. Kemudian kisah hidupnya berjalan
menurut alur yang telah digariskan dalam mimpinya itu.
Ibrahim dimulaikisahnya sejak dia muda saatia melihat
ke arah langit dan menyaksikan bintang, 1alu ia mengira
sebagai tuhannya, dan manakala bintang itu terbenam ia
mengatakan, "AkLl tidak menyukai yang tenggelam." Kemu-
dian ia memandang langit lagi dan melihat rembulan, dia
mengiranya sebagai tuhannya, tetapi bulan pun tenggelam,
maka ia meninggalkannya dan melanjutkan perjalanannya.

3LL
J{etndiltsn af-Q,t'o', yo,, g J1(enaftjui?.,r"

Kemudian ia melihat matahari yang membuatnya kagum


dengan bentuknya yang besar, ia mengiranya sebagai tuhan-
nya, akan tetapi matahari pun menyalahi perkilaannya, akhir'-
nya ia kembali kepada Tuhannya yang tidak terlihat. Dan, ia
menyeru bapak dan kaumnya untuk menyembah Tuhan Yang
satu ini, tetapi mereka tidak memenuhi seruannya. Maka,
Ibrahim menghancurkan berhala-berhala sembahan mereka
tanpa sepengetahuan mereka, akhirnya meleka rnengatakan,
"Kami mendengar seorang pemuda yang dikenal dengan
nama Ibrahim." Maka, mereka belmaksud untuk membakar-
nya dan Allah menyelamatkan ibrahim dari mereka,

t asxr6:,66"3:;Li
"Kami berfirman, 'Hai api menjadi dingintah,
dan menjadi keselamatanlah bagi lbrahim!"' 1al-
Anbiya' l2Ll:691.
Kisah Daud dimulai ketika ia menghadapi usia muda-
nya. Hal ini dimulai dari episode pertarungannya dengan Jalut
(Goliat) seorang pendekar yang bertubuh besar lagi telkenal,
dan Daud dapat mengalahkannya, karena Allah menolongnya.
Mulai dari sinilah kisah dikernukakan.
Barangkali Sulaiman dimulai kisahnya sama seperti saat
ia belusia seperti ayahnya, ketika ia duduk bersama ayahnya
memutuskan kasus tanaman.
"Karena tanaman itu dirusak oleh kambing-
kambing kepungaan kaumnga. Dan adalah Kami
mengaksikan keputusan Aang diberikan oleh
mereka itu" 1al-Anbiya' l2Llz 781.

372
J( i,ro ff fu f"^ o f-Q,.'",,
Keputusan yang dijatuhkannya dalam perkara ini, saat
ia masih berusia dini, merupakan suatu bukti yang menunjuk-
kan bahwa Allah telah mempersiapkan Sulaiman untuk meng-
atur kelajaan yang sangat besar.
(3) Kemudian kita jumpai kisah-kisah yang tidak ditam-
pilkan kecuali pada episodenya yang paling ter.akhir.
Nuh, Hud, Shaleh, Luth, dan Syu'aib serta banyak Rasul-
Rasul lainnya, kisah-kisah mereka tidaklah ditampilkan kecuali
mulai dali episode risalahnya, sebagai satu-satunya episode
yang ditampilkan dari kehidupan mereka mengingat ia meru-
pakan bagian yang paling penting dari kehidupan mereka dan
pelajalan hanya telkandung di dalamnya.
Semuanya itu ditinj au dari se gi p ermulaannya. Adapun
mengenai segi panjang lebar dan keringkasan penyajiannya,
maka kedua halini puntunduk kepada pelajalan danhal pen-
tingyang telkandung di dalamepisode kisah yang diketengah-
kannya. Untuk itu, kami akan mengetengahkan beberapa
contoh seperti berikut.

(1) I(isah Nabi Musa 'alaihissalam


Kisah Musa disebutkan semua peristiwanya dan rincian-
nya sejak kelahirannya bahkan sebelum kelahirannya sampai
ia berdiri bersama kaumnya di depan pintu gerbang Baitul
Maqdis yang pada saat itu ditetapkan hukuman atas kaum
Bani Israel hidup tersesat di padang Tih selama empat puluh
tahun sebagai balasan yang setimpal atas sikap mereka yang
durhaka. Pada tiap-tiap episode kisah yang diketengahkan

373
'
J{etn)aB,yt aLQr''u,n yat g 31("t,.oft1rr1fr.,r,

terkandung tujuan agama yang menonjol dan mempunyai


hubungan dengan sasal'an-sasaran yang tinggi dar.i al-eur'an.
Demikian pula kisah'Isa dengan agak r.ingkas pada
episode-episode bagian tengahnya, disebutkan kelahir.annya
dengan rincian yang lengkap, dan disebutkan mukjizat-mukji-
zatnya. Kisahnya dengan kaum Hawariyin disebutkan saat
mereka meminta hidangan,lalu hidangan itu diturunkan ke-
pada mereka. Disebutkan pula episode yang menceritakan
pendustaan mereka terhadapnya dan upaya mereka untuk me-
nyalibnya kemudian ia diangkat ke langit, sesudah itu kaum-
nya bercerai-berai. Dan, ada tambahan selain itu yaitu
gambaran sikapnya di hari kiamat saat Allah menanyainya
apakah ia telah mengatakan kepada kaumnya, "Jadikanlah aku
dan ibuku dua tuhan selain ALlah" ,maka'Isa mengemukakan
kepada Allah keterbebasan dirinya dari hal ter.sebut. Dan
bahwa sesungguhnya dia hanya-rnenyeru mer.eka untuk me-
nyembah Allah semata. Lalu dia menyerahkan nasib meleka
kepada Allah, jika Allah menghendaki bisa saja merahmati
mereka, dan jika Allah hendak mengazab mer.eka bisa saja Dia
mengazab mereka.
Kisah Yusuf sejak dimulai disebutkan secara rinci hingga
selesai. Kejadiannya bersama dengan saudara-saudar.anya;
kejadian yang dialaminya saat di Mesir setelah ia dibeli dan
diangkat sebagai anak; rayuan istr. i al-' Aziz ter hadapnya untuk
berbuat serong; Yusuf dipenjara; tabir mimpinya kepada dua
pelayan laja, kemudian ta'birnya terhadap mimpi raja; yusuf
keluar dari penjara kemudian diangkat menjadi menteri

374
)(iloB .lol',,", o{'-Qr t n.

ekonomi dan perbendaharaan negeri. Saudara-sauclaranya


datang kepadanya dan undangan Yusuf kepada mereka, keda-
tangan saudala sekandungnya dan kembalinya saudara-
saudara Yusuf kepada ayahnya tanpa membawa saudara
sekandung Yusuf. Dan kisah menjadi lengkap dengan keda-
tangan ayah dan seluluh keluarganya. Semuanya dicer.itakan
dengan rinci dan detail, karena r.incian ini mempunyai makna
yang dimaksud. Pertama, untuk mengukuhkan wahyu dan
lisalah sebagaimana yang telah kami terangkan. Kedua, karena
dalam rincian ini terkandung nilai agamisnya tersendiri dalam
kisah.
Kisah lblahim tidak ditampilkan dari awalnya tetapi
yang ditampilkan hanyalah episode yang ber.agam darinya.
Yaitu keimananya seperti yang kami terangkan sebelumnya;
dialognya dengan ayahnya dan karrmnya; penghancuran
berhala-berhala yang dilakukanolehnya dan ia mengasingkan
diri dari ayah dan kaumnya. Dianugerahi Isma'il dan Ishaq,
mimpinya menyembelih putranya dan putranya ditebus de-
ngan kambing. Pembangunan Ka'bah dan menyeru manusia
untuk melakukan ibadah haji. Ibrahim memohon bukti kepada
Tuhannya tentang bagaimana Dia menghidupkan kembali
orang-orang yar.g telah mati bukan karena tidak percaya
karena sesungguhnya dia telah percaya, tetapi hanya untuk
menenangkan hatinya. Maka, Allah memelintahkan kepada-
nya untuk mengambil empat ekor macam bulung, laiu burutng-
burung itu dipotong-potong olehnya dan tiap-tiap bagian ang.
gota burung itu diletakkan masing-masingnya di atas setiap

315
)i" i,, )a 13.. r,
"
l- Q, t L, t yo t, g 31("t, o?j* ER,t t,

bukit. Setelah itu Iblahim menyeru burung-bulung itu, maka


burung-bulung telsebut datang kepadanya dengan cepat,
hingga akhir kisah.
Kisah Sulaiman pun demikian, ia dikernukakan dalam
bentuk episode-episode yang panjang. Yaitr-r ia menjadi hakim
clalam pelkara tanaman, diangkat menjadi raja, telgoda oleh
kuda-kuda yang bagus-bagus, dan ia memohon ampun kepada
Allah dali fitnah ini. Setan-setan dan angin ditunclukkan
baginya. Kemudian fitnah lainnya yang tidak disebutkan
penyebabnya dalam a1-Qur'an-tetapi menurut kitab Taurat
fitnah itu adaiah wanita-kisahnya bersama semut, burung
hudhud selta Ratu Balqis. Dan kematiannya sedang ia dalam
keadaan beltopang pada tongkatnya dan setan-setan tidak
mengetahui kematiannya, dan lain sebagainya ya1lg semltanya
itu mengandung faidah-faidah yang dimaksud.
Di dalamnya memuat kisah-kisah yang agak rinci.

(2) IQsah Nabi Nuh'alaihissalam


Kisah Nuh disebutkan sebagiannya dengan rinci yaitu
kerasulannya, seruannya kepada kaumnya, dan sikap som-
bong meleka telhadap seruannya. Episode pembuatan bahtera,
episode banjir besar', penenggelaman putlanya, doa Nuh
kepacla Allal'r memohon agar putlanya dihidupkan kembali,
dan doanya tidak diperkenankan kalena anaknya itu bukan
termasuk keluarganya sekalipun ia adalah anaknya sendili,
sebab tindakan yang dilakukan oleh anaknya itu adalah
pelbuatan yang tidak baik.

376
fi irofi )n lo," ., f-Q,,'.,,,

Kisah Adam disebutkan clengan rinci pada episode


kejadiannya, kesalahannya, tumnnya dari surga, tobatnya dan
perkenaan dari Allah terhadap tobatnya.
Kisah Maryam disebutkan dengan panjang lebal saat
kelahirannya dan saat kelahiLan'Isa.
Kisah Daud disebutkan dengan sedikit,r'inci, tetapi tidak
seperti rincian pada kisah Sulaiman, hanya kisah Daud lebih
banyak episodenya.
Di dalamnya memuat kisah-kisah yang pendek.

(3) I(isah-lQsah Nabi yang Lain


Kisah-kisah Hud, Shaleh, Luth, dan Syu'aib selain
diulang-ulang juga pendek-pendek karena ditampilkan hanya
bagian episode risalahnya saja yang mengandung dialog de-
ngan kaumnya, jawaban kaumnya yang mendustakannya
kemudian mereka dibinasakan,selnuanya.
Kisah Isma'il disebutkan saat kelahirannya, penebusan-
nya dari penyembeiihan, dan kesertaarmya dalam membangun
Ka'bah bersama dengan ayahnya yang disajikan dalam papar-
an yang relatif singkat dalam semua episodenya.
Kisah Ya'qub disebutkan dalam konteks kisah Yusuf,
dan disebutkan pula sekali lagi di tempat yang lain yaitu
melalui firman-Nya,
"Ketika Ya' Etb ke datang an (tanda-tanda) kema-
tian, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, 'Apa-
kah gang kamu sembah sepeningga"Iku?' Mereka
menjanaab, 'Kami akan mengembah Tuhan-mu dan
Tuhan nenek moAangmu"' (al-Baqarah [2]: 133).

317
)leinfufasn sf-QL"',r,r yotrg J1("tro(5rr1l,,.u.

Sesungguhnya episode ini disebutkan c1i sini secar.a


telpisah mengingat perannya yang sangat penting, yaitu mene-
langkan aiaran tauhid yang diwasiatkan oleh Ya'qub kepada
putra-putlanya.

(4) Memuat Beberapa l(isah yang Sangat Singkat


Kisah Zakaria disebutkan pada kisah kelahiran yahya,
dan saat ia memelihala Maryam. Kisah Ayyub disebutkan saat
ia tertimpa cobaan sakit, kemudian meminta pertolongan
kepada Allah, kesembuhannya dan semua keluarganya dikern-
balikan kepadanya. Kisah Yunus disebutkan saat ia ditelan
oleh ikanbesal kemudian dilempar.kan di padang yang tandus,
kerasulannya kepada kaumnya dan keimanan rnereka kepa-
danya.

(5) I(isah-lQsah yang Hanya Disebutkan c{engan Isyarat


Kisah-kisah yang disebut'kan dengan isyar.at tanpa
menyebutkan sesuatu pun tentang pemerannya melainkan
hanya sekilas, sepelti kisah Idlis, Ilyasa' dan Dzulkifli serta
segolongan kecil lainnya yangtidak disebutkan kecuali hanya
nama-nama mereka saja daiam kaitan memasukkan nama-
nalna mereka ke daiam daftar golongan par.a Nabi.

(6) Penggalan I(isah-I(isah yang Lain


Adapun kisah-kisah lain yang terpisah-pisah seperti
kisah Ash-habul Ukhdud (orang-orang yang dimasukkan ke
dalam parit berapi), ahlul kahfi, kedua anak Adam, pemiiik
dua kebun,parapemilik kebun, bendungan Ma'rib, dan orang

378
)( iro fi L ln, n l- Q1, ,, ',, ,,
',

yang berlalu di sebuah kota yang temboknya loboh menutr'rpi


atap-atapnya. Kisah-kisah ini adalah kisal-r yang mellgandung
pelajaran semata. Kalena itu, ia ditampilkan dalam kadal yang
diper'lukan oleh pelajaran yang dirnaksud. Sebagian dalipacla-
nya telah kami ketengahkan sebelumnya, dan akan kami
ketengahkan kemudian sebagian yang lainnya. Di sini kami
melasa cukup dengan mengetengahkan ketelangan ini, karena
tLrjuan kami hanya untnk menelangkan bahwa kisah al-Qul' an
diketengahkan menurut kadar yang sesuai dengan tujuan
agama yang terkandung di dalamnya, dan sesungguhnya kami
telah menyampaikan ha1 tersebut sesuai dengan yang kami
rnaksudkan.

(C) Pembauran Kisah


Akibat dari pengaruh tr-rnduknya kisah kepacla tr-rjuan
agama membuat alahan-alahan agama membaur dengan
konteks kisah, baik sebelum, sesudah maupun di tengah-
tengahnya.
Mengenai alahan-arahan agama yang clisebutkan
sebelum kisah, karni telah menyebutkan dua contoh mengenai-
nya pada paparan yang la1u. Pertnnn, untuk mengingatkan
bahwa kisah-kisah yang dikemukakan bersumbel dali wahyu,
sebagaimana yang ada pada kisah Yusuf dan kisah Adam.
Kedun, pemaparan kisah-kisah itu membenarkan belita yang
disampaikan firman-Nya, sepelti dalam ayat belikut'
" Kab arkanlah kepada hamba-hamba-Ku
b ahtu a s e sung guhng a Aku-lah Yang Maha P eng am-
pun lagi Maha Fengagang, dan bahwa sesungguh-
3L9
Slein),xka.n..f-Q, r'o,r y,:,ng )l(enollttllo,,
nAa aza.b-Ku adalah azab Aang sangat ped,ih" @t_
Hijr [15]: 49-so].
Kemudian dilanjutkan dengan kisah-kisah yang menun_
jukkan rahmat danazab.
Adapun mengenai apa yang disebutkan sesudah kisah_
kisah ini, sesungguhnya kami pun telah mengetengahkan dua
contolr darinya pada bagian terahulu. pertnnm, unhlk nreng_
ingatkan bahwa kisah-kisah ini be'sumber dari wahy', seperti
yang mengilingi kisah Musa dalam surat al-eashash, dan yang
mengilingi kisah Nuh dalam surat Hud. Ketltm, untuk meng_
ingatkan bahwa irukuman Allah itu adil dan bahwa Dia tidak
menghukum suatu kaum melainkan sesudah mernber.i per-
ingatan kepada meLeka, sebagaimana yang disebutkan dalam
sulat al-'Ankabut sesudah kisah Nabi-Nabi secal.a gabungan.
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa
disebabkan dosanga, mqka,di antara mereka ad.a
Aang Kami timpakan kepadanga hujan batu kerikil
dan di antara mereka adagang ditimpa suara. keras
Aang mengguntur, dan di antara mereka ada yang
Kami benamkan ke dalam bumi, dan di qntara
mereka ada gang Kami tenggelamkan, dan Allah
s ekali-kali tidak hendak meng aniag a mereka, akan
tetapi merekalah Aang menganiaga diri mereka
sendiri" (al-'Ankabut [29]: 4O).
Olang yang menelusuri kisah-kisah al-Qur'an akan
menjumpai, usai setiap kisair, ulasan keagamaan sesuai dengan
pelajalan yang terkandung di dalamnya.
Adapun mengenai apa yang disebutkan clari arahan-

320
J(ir..l3 fu{L,r, ol-Q1', ',,"

arahan ini di tengah-tengah kisah, maka kami akan rnengete-


ngahkan di sini contoh-contohnya sebagai berikut.
(1) Dalam kisah suatu kaum yang menanyakan bagai-
mana Allah menghidupkan makhluk yang sudah rnati..
"Atau apakah (kamu tidak memperhatikan)
orang Aang melalui suatu negeri Aang (temboknya)
telah roboh menuhtpi atapnga. Dia berkata, 'Bagai-
manakah Allah menghidupkan kembali negeri ini
setelah hancur?' Maka, Allah mematikan orang itu
seratus tahun, kemudian menghidupkannga kem-
bali. Allah bertanya, 'Berapa lama kamu tinggal di
sini?' Ia menjautab, 'Sagatinggal di sini sehari atau
setengah hari.' Allah berfirman, 'Sebenarnya kamu
telahtinggal di sini seratus taLrunlamanga; Iihatlah
kepada makanan dan minumanmu Aang belum lagi
berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (Aang
telah menj adi tulang -b elulang ) ; Kami akan menj adikan
kamu tanda kekuasa.gn Kami bagi manusia, dan
lihatlah kepada tulang-belulang keledai itu, kemu-
dian Kami mengusunnAa kembali, kemudian Kami
membalutnga dengan daging.' Maka tatkctla telqh
ng ata ke p adany a (b ag aimana Allah meng hidupkan
A ang telah mati) dia pun b erkata,' S ay a y akin b al'tut a
Allah M ahaku as a at a s s e g al a s e s7t et7t "' al-Baqara h
(

l2l:25e1.
Maka, diletakkanlah kaiimat berikut di tengah-tengah
kisah yaitLr firman-Nya,
akan menj adikan kamu tand a keku
" K ami as a-
an Kami bagi manusla" (al-Baqarah l2l: 259).
Di penghujungnya disebutkan,

327
3{eini^faut.rtf-Qt"'",r yo,tg J1(enol"jrr1?,o',

pun berkata, 'Saya Aakin bahuta Alta"h Ma-


"Dia
hakuasa atas segala sesuatu"'(al-Baqarah [2]: 21o9l'.
(2) Dalarn kisah Sulaiman dan Ratu Balqis disebutkan
perkataan bulung Hudhud,
"Sesungguhnya alat menjumpai seoranq wanita
Aang memerintah mereka, dan dia dianugerahi
segala sesuatu serta mempunAai singgasana Aang
besar. Aku mendapati dia dan kaumnga menAem-
bah matahari, selain Allah; dan setan telah menja-
dikan mereka memandang indah perbuatan-p erbu-
atan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan
(Allah| s ehing g a mereka tidak dap at p etunjuk, ag ar
mereka tid"ak mengembah Allah Yang menge-
luarkan a,pa" Aang terpendam di langit dan di bumi
danYang mengetahui apagang kamu sembungikan
dan apa Aang kamu ngatakan. Allah, tiada Tuhan
(Aang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan Yang
mempunAai'Arasg Aang besar" (an-Naml l27l: 23-
26t.
Semuanya itu dikatakan oleh Hudhud di tengah-tengah
kisah, untuk dijadikan sebagai petunjuk buat Bani Adam apa
yang telah dikatakannya itu.
3. Dalam kisah Yusuf bersama dengan kedua pelayan
raja, dia menafsirkan mimpi keduanya kemudian mengatakan:

"Yang demikian itu adalah sebagian dari apa


Aang diajarkan kepadaku oleh Tuhan-ku. Sesung-
guhny a aku telah mening g alkan ag ama orang - orang
Aang tidak beriman kepada AIIah, sedang mereka
ingkar kepada hari kemudian. Dan aku mengikuti

322
fi i,ro Li Do (-", o fl-Q, r'o,t

agama bapak-bapakku, Aaitu lbrahim, Ishaq, dan


Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para nabi) mem-
persekutukan sesuatu apa pun dengan Allah' Yang
d.emikian itu adalah dai karunia Allah kepada kami
d,an kepada manusia (s eluruhng a) ; tetapi keb ang ak-
an mlnu sia itu tidak me n s gukuri- (N g a) " (Yusuf [ 1 2] :
37-38).
Demikianlah konteks kisah tidak berjalan melainkan di
tengah-tengahnya terdapat belbagai alahan, sebagai tarnbahan
makna yang dikemukakan melalui kejadian-kejadiannya.
Pembaca al-Qur'an akan menjumpai alahan-alahan ini
beltebaran di celah-celahnya seperti yang telah disebutkan di
atas atau hal yang semisal dengannya. Bahkan, ia menjum-
painya lebih banyak dan lebih ber'limpah menunjuk kepada
tujuan pokok dari konteks kisal-r, yaitu tujuan agama sebagai
priolitas utama sebeium tujuan-tujuan lainnya.

Agonra clon Seni dolam Kisah


Telah kami katakan bahwa kepatuhan kisah kepada
tujuan agama tidak menghambat munculnya karakteristik seni
dalam pengetengahannya. Sekarang kami katakan bahwa
sesungguhnya di antara pengaruh kepatr-rhan ini adalah mun-
culnya karakteristik seni itu sendiri secara menonjol yang
mengandung nilai tersendiri bagi kisah dalam kancah seni
yang bebas, dan membenarkan apayang telah karni katakan
pada pelmulaan pasal ini.
Yaihr bahwa al-Qur'an menjadikan keindahan seni
sebagai sal'ana yang dimaksud untuk menyentuh perasaan.

323
)te i' ).t 6,r r r..t l- Q,, o,, y,t ng )1k n 6(.., r
"R},

Karena itu, ia ber-lthithnb kepada indra perasaan belagama


dengan bahasa seni yang indah.
Berikut ini kami ketengahkan karaktelistik seni yang
kami sebut dengan istilah fenomena keserasian seni dalam
kisah.
(A) Di antara tujuan kisah dalam a1-Qur"an adalah mem-
buktikan keesaan Tuhary kesatuan agama, kesatuan para Rasul,
kesatuan berbagai metode dakwah, dan kesatuan kesudahan
yang dialami oleh orang-olang yang mendustakan, sebagai-
mana yang telah kami terangkan dalam pelmulaan pasal ini.
Kepatuhan kisah pada tujuan-tujuan ini menuntut
pemaparan kisah Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul yallg menyel'u
kepada keimanan dengan membawa satu agama, dan umat
manusia yang mendustakannya, itu berkali-kali sesuai dengan
ragam tujuannya masing-masing. Hal ini menimbulkan ada-
nya fenomena pengulangan pada beberapa tempat. Tetapi
dipandang dali sudut lain, hal ini menimbulkan keindahan
seninya tersendili. Demikian itu karena penayangan kisah
seperti ini membuat orang yang merenungkannya seakan-akan
dilakukan oleh seorang Nabi dan umat manusia yang sarna cli
sepanjang era dan masanya. Tiap Nabi berjalan clengan
mengucapkan kalimat hidayahnya, lalu umat manusia yang
sesat ifu mendustakannya, kemudian Nabi yang bersangkutan
berlalu, selanjutnya datanglah Nabi lain yang menyusulnya
dan mengatakan kalimat yang sama, kemudian bellalu,
demikianlah seterusnva.
"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh

324
J(iu13 a"f"," ol-Q,r'o,,

kepad.a kaumnga lalu ia berkata, 'Wahai kaumku


sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu
selain-Nga.' Sesungguhnga (kalau kamu tidak
mengembah Allah), aku talofi kamu akan ditimpa
hariAang besar (kiamat). Pemuka-pemuka dari
a-z,ab
kaumnga berkata, 'Sesungguhnga kami meman-
dang kamu berada dalam kesesatan Aang nyata.'
Nuh menj aw ab,' Hai kan tmlan, tak ada p adalu ke s e-
satan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari
Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu
amanat-amanat Tuhnn-lst dan alst memberi nasehat
kepadarrut, dan alan mengetaLati dari Allah apaAang
tidak kamu ketahui. Dan apakah kamu (tidak per-
caya) dan heran bahtua datang kepada karrut per-
ingatan dan Tuhan-mu dengan perantaraan seorang
laki-laki dan golonganmu agar dia memberi per'
ingatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu ber-
takuta dan supaga kamu mendapat rahmat?' Maka
mereka mendustakan, Nuh, kemudian Kami sela'
matkan dia don ora"ng-orang Aang bersamanga di
dalam bahtera, dan Kami teng g elamkan orang -orang
A ang mendu stakan ag at- ay at
Kami. Se sung guhny a
mereka adalah kaum Aang buta (mata hatinya)" 1al-
A'raf l7l:59-6al
an (Kami telah mengutus ) kepada kaum' Aad
"D
saudara mereka, Hud. Ia berkata, 'Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain-Nga. Maka mengapa kamu tidak
b ertakta a kep ada-Ng a?' Pemuka-p emuka g ang kaftr
dari kaumnya berkata, 'Sesungguhnya kami benar-
benar memandang kamu dalam keadaan kurang
akal dan sesungguhnga kami menganggap kamu

325
Slelndrr.Ban" l-Q,r'an y.r,,g Jlktt"frtrrrl? ot,

termasuk orang -orang A ang b erdusta.' Hud b erkata,


'Hai kaumku, tidak ada padaku kelcurangan akal
sedikit pun, tetapi aku ini adalahutusan dari Tuhan
semesta alam. Aku menyampaikan amanat-amanat
Tuhan-lctt kep adamu dan alst hany alah p emb eri na-
s ehat y ang terp ercay a b agimu. Ap akah kamu (tidak
percaya) dan heran bahuta datang kepadamu
peringatan dari Tuhan-mu Aang dibatua oleh
seorang laki-laki di antaramu untuk memberi
peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu
sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai
pengganti-pengganti (gang berkuasa) sesudah
lengapnga kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan
kelstatan tubuh dan peratu akanmu ( daripada kaum
Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaAa
kamu mendapat keberuntung an.' Mereka berkata,
'Apakah kamu datang kepada kami, agar kami
hanga mengembah Allah saja dan meninggalkan
apo" Aang biasa disembafu.,oleh bapak-bapak kami?
Maka datangkanlah q.zab Aong kamu ancamkan
kepada kami jika kamu termasuk orang-orang Aang
b enar.' Ia b erkata,' Sung guh sudah p asti karrut akan
ditimpa azab dankemarahan dari Tuhan-rrut. Apa-
kah kamu sekalian hendak berbantah denqan aku
tentang nama-nama (berhala) Aang kamu dan nenelc
moAangmu menamakannAa, padahal Allah sekali.
kali tidak menurunkan hujj ah untuk itu? M aka tung -
gulah (azab itu), sesungguhnga aku juga termasuk
orang Aang menunggu bersamakamu.' Maka Kami
selamatkan Hud beserta orang-orang Aang bersa-
manAo dengan rahmat Aang besar dari Kami, dan
K ami tump as arang -orang A ang mendu stakan ag at-

326
9til"B )o(on' ofl-Q,oL,r

aAat Kami, dan tiadalah mereka orang-orang Aang


beriman" (al-A'raf [7lz 65-721.
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum
Tsamud saudara mereko. Shaleh. Ia berkata, 'Hai
kaumku, s emb ahlah AIIah, s ekali-kali tidak ada Tu-
han b agimu s elain-Ny a. Sesung guhng a telah datang
bukti Aang nyata kepadamu dari Tuhan-mu. Unta
betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka
biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah
kamu mengganggunAa dengan gangguan apa
pun, (g ang karenany a) kamu akan ditimpa siksaan
Aang pedih.' Dan ingatlah olehmu di tuaktu Tuhan
menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang
berkuasa) sesuah kaum 'Aad dan memberikan
tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana.
di tanah-tanahnga Uang dataran kamu pahat
gunung-gunungnAa untuk dijadikan rumah; maka
ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah karrut
merajalela di muka'bumi membuat kerusakan.
Pemuka-pemuka Aang mengombongkan diri di
antar a kaumng a b e rkata ke p ada o r ang - o r ang A ang
dianggap lemah Aang telah beriman di antara me-
reka, 'TaLtukahkamu bahwa Shaleh diutus (menjadi.
Rasul) oleh Tuhan-ng a?' Mereka menj anaab,' Sesung-
guhnAa kami beriman kepada uahyu aang Shaleh.
diutu s untuk me nA amp aikanng a.' O r ang - o r ang A aftg
me ny omb ong kan diri b e rkat a,' S e sung g uhng a kami
adalah ora,ng Aang tidak percaya kepada apa Aang
kamu imani itu.' Kemudian mereka sembelih untcL
betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap
perintah Tuhan. Dan mereka berkata, 'Hai Shaleh,
datangkanlah ap a A ang knmu ancamkan itu kep ada

327
9tein).r l3.rrr .rf-Q,a'.r'n gotrg J1(",rrt[!lu1f!,r,

jika (betul) karrut termasuk orang-orang Aang


kami,
diutus (Allah).'Karena iht mereka ditimpa gempa,
maka jadilah mereka magat-magat gang bergelim-
pangan di tempat tinggal mereka" (al-A,raf l7l: 73-
781.
Manakala kisah ini diuiang di sana terdapatkesempatan
untuk merenungkan adegan yang baru ditayahgkan karena
kisahnya berfienti pada setiap Nabi, kemudian cer.ita berlanjut
ke kisah belikutnya. Hingga Muhammad berdiri di hadapan
orang-olang kafir Quraisy, dan tiba-tiba dia pun mengucapkan
kata-kata yang satu itu, dan tiba-tiba mereka pun mengemuka-
kan reaksi yang sama dan belulang itu. Dengan merenungkan
sajian pita pelukisan melalui cala seperti ini, pasti akan dir.a-
sakan keindahan seninya tersendiri.
(B)Di antara pengaruh yang ditimbulkan oleh patuhnya
kisah kepada tujuan agama adalah bahwa yang clitampilkan
dalikisah hanyalah episode-episoda yang dituntut oieh tujuan-
tujuan ini. Dan, muncullah akibat dari pengaruh ini apa yang
disebut mirip dengan aturan umum. Demikian itu membuat
episode terakhfu ditayangkan sesuai dengan ulutan surat-surat
sehingga sealur dengan tujuan agama yang paling menonjol
yang kalenanya kisah dituangkan. Pada saat yang sama bagian
telakhir ini sealur dengan citra dasar'-dasal seni sehingga ter-
lihat seakan-akan hal tersebut penutr"rp karya seni itu sendiri,
bukan kalena ada tujuan agama yang berperan di baliknya.
Kita telah perhatikan sebelumnya dalam kisah Musa
bahwa akhir penuturannya disebutkan dalam sulat al-Ma'-
idah, dan episode yang ditayangkan di dalamnya adalah

328
Jtir"6 ).fo,',
"f-Q,r'a'
episocie padang Tih. Orang-orang Bani Islael itu telah ciianuger.ahi
nikmat yang berlimpah dali Allah, dan Ailah pun melim-
pahkan rahmat-Nya kepada mereka. Kemudian mereka cli
penghujungnya tidak memelihala nikmat ini dan tidak mau
memasuki gerbang Baihll Maqdis. Padahal Musa telah ber.-
upaya dengan kelas untuk menyadalkan mereka agar ilrau
kembali ke Baitul Maqdis. Untuk memberikan pelajaran kepa,
da mereka atas sikap pembangkanganitu, makamereka dibiar.-
kan di padang Tih tanpa ada pernbimbing dan tanpa ada yang
menolong meleka hingga tiba waktu yang telair ditentukan.
Itulah tujuan mulni dali agama. Akan tetapi, apakah di
sana ada penutup yang mengandung nilai seni lebih indal'r
dari adeganpadang Tih dipenghujungupaya Musayang keras
itu dan sesudah tanya jawab yang keras itu? Sesungguhnya
adeganpadangTiih itu sendiri adalah adegan seni yangpaling
seLasi, seandainya kisahnya bersifat bebas dari segala ikatan.
Sekarang malilah kita ikuti fenomena ini dalam kisah-
kisah lainnya.
(1) Belikut ini adalah kisah lblahim yang disebutkan
kulang lebih pada dua puluh tempat, kemudian tempat yang
paiing terakhil yang ia disebutkan di dalamnya adalah daiam
surat al-Hajj (103), maka yang ditampilkan adalah episocle
berikut.
"Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tem-
pat kepada Ibrahim di tempat BaituIlah (dengan
meng atakan),' J ang anlah kamu memp ers ekutukan
sesuatu pun dengan Alcu dan sucikanlah rumah-
Ku ini bagi orang-orang Aang thawaf, dan orang-
329
)t c i n ).r. /,1.r' .. l- (Qu r'.t, r y o,, g )1( t r li
rr" u B [i. r, u
"

orang Aang beribadat dan orang-orang Aang ruku'


dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk
mengerjakan haj| niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai
untagang kunts Aang datang dari segenap penjuru
y ang j auh"' (al-Haii l22l: 26 -27 l.

Di sini dipandang dari segi agama ada ikatan antala


syiar'-syiar haji dalam Islam dan dalam agama Iblahim. Hal
demikian itr,r merupakan tujuan agama yang dimaksuci seba-
gaimana yang telah kami katakan sebeluinnya. Di penghujung
surat yang sama Iblahim disebutkan meialui filman-Nya,
"(Ilathlah) agama orang htamu lbrahim. Da (Altah)
telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim
dari dahulu" (al-Haji l22lz 781.
Tetapi, marilah kita lihat dari segi pandangan seni
muLni, apakah di sana terdapat adegan penuhrp kisah Ibrahim
yang lebih layak dari adegan dia menyelu manusia tintuk
menunaikan haji? Yaitu, adegan saat clia membangun I(a'bah
dan adegan saat dia meninggalkan putlanya Isma'ii cli sana
sebelum pembangunan Ka'bah. Sesunggr,rhnya adegan ini rne-
lupakan penutup karya seni yang paling sesuai tanpa ada
yang menyangkalnya, seandainya bukan karena ada tnjuan
agama yang dimaksudkannya.
(2) Kisah'Isa putra Marvam disebutkan intinya pada
delapan tempat, dan episode telakhil disebutkan dalam surat
al-Ma'idah (112) sepelti berikut.
" D an (ing atlah) ketika Allah b erftnnan,' H ai' Is a
putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada

330
J(i,rofi J..,[.,', o,'
"f-Q,,
manusia, 'Jadikanlah aku dan ibuku dua tuhan
selain Allah?' 'Isa menjanaab, 'Mahasuci Engkau,
tidaklah patut bagiku mengatakan apa Aang bulcizn
hakku (meng atakanng a). Jika alu pernah meng ata-
kannga, maka tentulah Engkau telah mengetahui-
ng a. Engkau meng etahui apa A ang ada pada diriku
dan aku tidak mengetahui apa Aa,ng ada pada diri
Engkau. Sesungguhnga Engkau Maha Mengetahui
p e rkara g ang ghnib -g hnib. Alot tidak p ernah me ng ata-
kan kepada mereka kecuali apa Aang Engkau penn-
t ahkan ke p ad alu ( me ng at akan) ng a, g aiht,' S e mb ah-

lah Allah, Tuhan-ku dan Tuhan-m7t', den adalah aku


menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada
di antara mereka. Maka setelah Engkau uafatkan
( ang kat) aku, Eng kau-Iah A ang meng aLU asi mereka.

Dan Engkau adalah MaLn Mengaksikan atas segala


sesuatu. Jika Engkau mengiksa mereka, maka
sesungguhnga mereka adalah hamba-hamba Eng-
kau, dan jika Engka\, mengampuni mereka, maka
s e su ng guhny a Eng kau -Iah Y ang M ahap e rka s a Ia g i
Maha Bijaksana"' 1al-Ma'idah [5]: 1 16- 1 18).
Penutup ini merupakan penutup yang bernuansa aga-
ma, tetapi juga dalam waktu yang sama sebagai penutup yang
mengandung nilai seni bagi suatu kisah, sepelti kisah'Isa. Ke-
lahirannya menakjubkan, dan sehubur-rgan dengan kelahilan
ini timbullah belbagai syubhat tentang ketuhanannya, dan cli
seputar masatrah yang rumit ini muncullah berbagai pelsoalan.
Dan sekarang dia berada di saat yang terakhir di hadapan
Pencipta-nya, mengakui sifat kehambaannya, dan rnengakui
apa yang telah ia katakan kepada kaumnya, serta memasrah-
kan pelkara mereka kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi
331
t
Jtet'),tfiu,n,t f- Q, r
" go,tg )7("tt,tftjrr9f',r,t
Maha Bijaksana.
Seni memang memerlukan penutup seperti ini, mana-
kala diketengahkan suatu kisah yang mengandung nilai seni
dalam al-Qur'an.
(3) Kisah Adam setiap kali diketengahkan ditutup de-
ngan kisah penurunannya dari surga. Apabila ada tambahan
maka tiada lainhanyaberupa pelmohonan ampunnya kepada
Allah dari kesalahannya kemudian permohonannya diterima
di sisi Tuhannya. Akan tetapi tidak lebih dali itu barang sedikit
pun, seperti apa yang dialaminya di bumi sesudah itu, tidak
sebagaimana ditambahkan dalam kitab Taurat misalnya.
Demikian itu karena tujuan agama telah lengkap dengan
turunnya Adam dari surga sebagai balasan yang setimpal
karena ia mengikuti saran musuh lamanya, dan kealpaannya
kepada perintah Tuhannya Yang Mahamulia.
Adapun menun"rt pandangan seni, maka akan dijumpai
dalampenutup ini semua yang dikehendaki oleh seorang seni-
man: turun dari sulga, kemudian membiarkan kisah terbuka
lebar sesudahnya bagi imajinasi untuk mengikuti Adam yang
perlu dikasihani belsama ishinya di bumi dalam keadaan
terasing tanpa mengetahui kawasan-kawasannya, dan belum
terbiasa dengan kehidupannya serta tidak memiliki Peng-
alaman untuk hidup mandiri di bumi, dan setelusnya yang
membelikan lapangan bagi imajinasi untuk menggambarkan
kejadian-kejadian selanjutnya, sehingga memPunyai nilai
seninya tersendiri dalam kisah sesudah penutup ini.
(4) Kisah Sulaiman disebutkan dalam tiga tempat, yang

JJZ
9tiu13 )o fo,r, * f-Q,r'.t',

telaklril disebutkan dalam surat al-Anbiya' (73). Dalam surat


ini disebutkan episode berikut.
"Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di
u aktu keduang a memberikan keputus an meng enai
tanaman, karena tanaman itu dirus ak oleh kambing -
kambing kepungaan kaumng* Dan adalah Kami
mengaksikan keputusan Aang' diberikan oleh
mereka itu, maka Kami telah memb erikan p eng ertian
kep ada Sulaiman tentang hukum (A ang lebih tep at) ;
dan kepada masing-masing mereka telah Kami
berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkctn
gunung - gunung dan burung -burung, s emua b ertas -
bihbersama Daud. Dan Kami-lahgang melakukan-
nya. DantelahKami ajarkankepada Daud membuat
baju besiuntuk kamu, guna memelihara kamu da'
Iam p ep erang anmu ; maka hendaklah kamu b e rs gu-
kur (kepada Allah). Dan (telah Kami tundukkan.)
untuk Sulaiman angin Aang sangat kencang
tiup anng a A ang berhdmbus deng an p enntahny a ke
ne g e ri A ang Kami telah memb erkatiny a. D an ad al ah
Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan Kami
telah htndukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan
setan-setan Aang menyelam (ke dalam laut)untuk
nga dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu;
dan adalah Kami memelihara mereka itu" (al-Anbiya'
[2llz 78-821.
Di sini terkandung tujuan agama di antara tujuan-tr-rjuan
yang banyak dali kisah Sulaiman, tetapi terkadang terlihat
bahwa penutup karya seni di sini tidak sesuai dengan tujuan
agarata, dan bahwa adegan Suiaiman sedang berdili dengan
bertopang pada tongkatnya sesudah ia wafat adakalanya

JJJ
J{ rlrrf, o,t o (- Qt o,r yo,, g )Ke,, o fg u B R o,,
"t,, "'
dianggap sebagai penutup karya seni yang climaksud.
Adegan ini tidak diragukan lagi memang layak, tetapi
adegan hakim dan kebijakan di sini mempunyai nilai seninya
tersendiri juga dalam kehidupan sulaiman. Dia adarah sulai-
man al-Hakim (yang bijak) julukannya, dan juga dia adalah
Sulaiman seorang raja besar. Dalam adegan dia sebagai hakim
di usia yang dini menjadi bukti bahwa dia dianugerahi hikmah
danmerupakan pertanda bahwa dia akan menguasai kerajaan
yang iuas. Kemudian hal ini merupakan salah satu dari metode
penceritaan yaitu dengan mengakhiri kisah sang pahlawan
dengan suatu adegan di antara adegan masa kecilnya, sebagai
peltanda akan adanya hubungan yang kuat dengan alur
kisahnya dari awal hingga akhirnya.
(5) Hingga kisah-kisah para nabi pun, yang tujuan-
tujuanagamanya telah dimaklumi, akhir pemaparannya demi-
kian serasi dengan penghujungny.a secara r-ingkas.
"Dan jika mereka (orang-orang musgrik) men-
dustakan kamu, maka sesungguhnga telah men-
dustakan jug a s ebelum mereka kaum Nuh,'Aad dan
Tsamud dan kaum Ibrahim dan kaum Luth dan
penduduk Madgan, dantelah didustakan Musa, IaIu
Alat tang guhkan (azab-Ku) untuk orang -orang kafir,
kemudian Aku azab mereka, maka (lihatlah) bagai-
mena besarnya kebencian-Ku (kepada mereka itu)"
(al-Haii l22lz a2-aal.
Semuanya itu merupakan penutup yang nyata, penutup
yang memiliki tujuan agama dan mengandung seni sekaligus.
(6) Sedangkan, di dalam kisah Yusuf terkandung kese-

334
J( i,ro fi )" fo," al'-Q,,,'.,,'

rasian di penghujungnya belupa jenis khusus yang selaras


dengan alur kisah pada permulaannya. Kisah dimulai dengan
mimpi Yusuf laiu diakhiri dengan kenyataan dari mimpi ini,
yaitu dengan sujudnya semua sauclaranya kepadanya dan juga
kedua orang tuanya, tanpa belanjak dali alur. ini barang
selangkah pun, tidak sebagaimana dalam kitab Taur.a! karena
tujuan agama telah telealisasikan dan teiah terealisasikan pula
penutup kisah yang paling indair.

(D) Di antara t or-rr"t rurlr, *r"". ^rarna bagi kisah ialah


hendaknya tujuan ini selaras dengan nuansa yang sedang
ditampilkan, sehingga keselarasan ini menimbulkan sejenis
keserasian seni yang telah kami jabarkan dalam pasal khusus,
yang di dalamnya kami ketengahkan berbagai macam tnslnoir
(gambaran) dalam al-Qur''an.
Mengenai penampilan'keserasian ini dalam konteks
kisah sesungguhnya kami telah menyebutkan suatu contoh
dalinya sebelum ini saat menufurkan pelihal tujuan-tujuan
kisah, yaitu dalam contoh firman-Nya,
"Kabarkanlah kepada hamba hamba-Ku, bah-
ua sesungguhnga Aku-lah Yang Maha Pengampun
Iagi Maha Pengagang, dan bahwa sesungguhnya
azab-Ku adalah azab gang sangat pedih" (al-Hijr
[15]: ae-so).
Kemudian hal ini diiringi dengan kisah-kisah yang
membenarkan kabal tersebut.
Sekarang kami sebutkan contoh-contoh lain yang di
daiamnya terkandung keserasian tujuan agama dengan

JJJ
Jtei rr Da B.t r r .. f- Qtr'o,t yo t, g 31(u t o?rjuifr rr"tt

keserasian seni secara sempurna.


(1) Dalam surat al-A'raf ditampilkan kisah Adam sepelti
berikut.
"sesungguhnga Kami telah menciptakan kamu
(Adam), IaIu Kami benhtktubuhmu, kemudian Kami
katakan kepada para malaika| 'Bersujudlah kamu
kepada Adam', maka mereka pun bersujud kecuali
iblis. Dia tidak terrnasuk mereka Aang bersujud.
AIIah b erfinnan,' Ap akah A ang meng halangimu un-
tuk bersujud (kepada Adam) di tuaktu Aku mengu-
ruhmu?' Iblis menjanaab, 'Saga lebih baik daripa-
danga, Engkau ciptakan saAa dari api sedang dia
Engkau ciptakan dari tanah.' Allah berfirrnan, 'Tu-
runl ah kamu d ari sur g a itu ; kar e n a kamu tid ak s ep a-
tutnga mengombongkan diri di dalamnya, makake-
luarlah" s e sung guhng a kamu tennasuk or ang -or ang
Aang hina.' Iblis menjanttab, 'Beri tangguhlah saAa
sampai tuaktu mereka dibangkitkan.' Allah berfir-
merl, 'sesungguhnga kamu tennasuk mereka Aang
diberi tangguh.' Iblis menjatuab, 'Karena Engkau
telah menghukum saVa tersesat, saAa benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Eng-
kau yang lunts, kemudian saAa akan mendatangi
mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari
kanan dan darikirimereka. Dan Engkautidak akan
mendapati kebangakan mereka bersgukur (taat).'
Allah berfirman, 'Keluarlah kamu dari surga itu se'
bagai oro"ng terhina lagi terusir. Sesungguhnga
barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu,
benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam
dengan kamu semuanAo.' (Dan Allah berfinnan),

336
. Jtir..fi Dafarrr .tf-Qqrr'..,r

'Hai Adam, bertempat tinggallah kamu dan istrimu


di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-
buahan) di mana saj a g ang kamu sukai, dan j ang an-
lah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menja-
dilah kamu berdua termasuk orang-orang !4ang
zhalim.' Maka setan membisikkan pikiran jahat
kepada ke duang a untuk menampakkan kepada ke-
duanga apa Aang tertutup dari mereka gaitu aurat-
nga dan setan berkata, Tuhan kamu tidak melarang
kamu dari mendekati pohon ini, melainkan supaAa
kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak
menjadi orang Aang kekal (dalam surga).' Dan dia
(setan) bersumpah kepada keduanga, 'Sesung-
guhny a saA a adalah termasuk orang A ang memberi
nasihat kepada kamu berdua', maka setan membu-
juk keduanga (untuk memakan bua"h itu) dengan
tipu daga. Tatkala keduanya telah merasai buah
kagu iht, namp aklah b agi keduang a aurat- aur atng a,
dan mulailah ke duang q me nutuping a de ng an daun-
daun surga. Kemudian Tuhan mereka menAeni me-
reka,' Bukankah Aku telah melarang kamu berdua
dari pohon kagu itu dan Aku katakan kepadamu,
' Se sung guhng a s etan itu adalah rrutsuh A ang ny ata
bagi kamu berdua?" Keduanga berkata, 'Ya TuLtan
kami, kami telah meng aniag a diri kami s endiri, dan
jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaga pastilah kami ter-
masuk orang-orang Aang merugi.' Allah berfirman,
'Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi
musuh bagi sebagian gang lain. Dan kami mempu-
nyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat
mencari kehidupan) di muka bumi sampai u,taktu
Vang telah ditentukan.' Allah berfirunan, 'Di bumi
337
Jieir rD.r lS.r n .. f- Qrr'o,. yo,t g J\("t oLlrrilr rt t,

itu kamu hidup d.an di bumi itu kamu mati, dan d"ari
bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan"' 1al-A'raf
[7]: 11-2s).
Kemudian konteks kisah berlanjut, dan Allah sesudah
kisah ini rnenyeru kepada anak-anak Adam agar bersikap
waspada telhadap setan,
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu
dapat ditipu oleh setan seb ag aimana ia telah meng e'
Iuarkan kedua ibu bapamu dari surga" (al-A'raf [7]:
271.
Meleka diperbolehkan belsenang-senang selagi dalam
batasan yang dibolehkan. Begitu pula mereka tidak boleh
mengharamkan apa yang dihalalkan o1eh Allah bagi mereka.
Hendaknya mereka menaati Rasul-Rasul vang datang kepada
meleka membawa risalah dali sisi Allah,
sesung guhng a Karyi telah menj adikan s etan'
"

setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang Aang


tidak beriman" (al-A'raf lTlt 27l-
Kemudian kisah berlanjut sampai dengan hari kiamat
yang di sana ditampilkan kedudukan orang-orang Mukmin
yang mengikuti petunjuk Aliah dan kedudukan orang-olang
kafir yang mengikuti kesesatan setan, hingga penampilan
ber.akhir dengan masuknya orang-orang kafir ke dalamneraka
clan orang-orang Mukmin ke dalam sulga, ketika orang-orang
yang ada di al-A'r'af memanggil mereka, sebagaimana yang
telah karni sebutkan kisahnya dalam pasal "Gambaran Artistik
dalam al-QuL'an",
"(Kepad"a orang-orang Mukmin itu dikatakan),

338
)ti,rofi J"f",', .t,r
"f-Q,r
'Masuklah ke dalam surg a, tidak ada kekhaw atiran
terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati"'
(al-A'raf 17fi a9l.
Ketika itu meleka diseru oleh golongan yang tertinggi
(para malaikat yang didekatkan kepada Ailah),
"Itulah surga Aang d.haariskan kepad"amu,
disebabkan apa Aang dahulu kamu kerjakan" (al-
A'raf l7\ asl.
Seakan-akan hal ini mengisahkan kembalinya kaum
Muhajirin dali pengasingannya ke negeli kesenangan. Dan,
seakan-akan meleka belhak mendapat tempat kembali itu dan
mewalisi surga, sebab dahulu mereka mendulhakai setan,
sesudah menyadali bahwa mengikuti setan menjadi penyebab
pengusiran dari sulga.
Dalammakna "kembali" ini telkandung keserasian alur
cerita dengan "keluar" yang telah disebutkan dalam pasal
"Kesel'asian".
Keselasian sepelti ini terlihat dalam kisah-kisah yang
disajikan, kami merasa cukup hanya dengan mengetengahkan
contoh ini untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pembaca
al-Qur''an dalam mencelmati kisah-kisah lain yang terkandung
di dalamnya.

Korokteristik Seni dqlom Kisoh


Selanjutnya kami sampaikan karakteristik seni secal'a
umum yang merealisasikan tujuan agama dalam suatu kisah
melalui ungkapannya yang indah dan belseni. Karena seslrng-

339
9t ei n ),r Ba r r .r f-
Q, r'", r yo tt g 31("n u'kluil,r,

guhnya keindahan ini akan menjadikannya lebih muclah un-


tuk diserap oieh jiwa dan lebih mengetuk perasaan. penelitian
seperti ini mencakup empat fenomena seni dan mempunyai
perhitungan telsendiri daiam mempelajar.i kreativitas karya
seni dalam kisah bebas di dunia seni.
(A) Karakteristik seni yang per.tama ia,lah keragaman
metode penyampaiannya. Telal-r kita cermati bahwa dalam
kisah-kisah al-Qul'an ter.dapat empat metode yang ber.beda-
beda dalam memulai penyampaian kisahnya, seperti pen-
jelasan berikut.
(1) Adakalanya disebutkan ter.lebih dahulu r.ingkasan
kisahnya, kemudian ditampilkan rinciannya sesudah itr_r dari
awal hingga akhilnya. Demikian itu adalah seper.ti metode
yang digunakan dalam kisah Ash-habr.il Kahfi (para pemuda
beliman yang menghuni gua). Pada permulaan kisah disebut-
kan seperti berikut:
"Atau kamu mengira bahtua orang-orcLng Aang
mendiami dua dan (Aang mempunAai) raqim itu,
mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami
Aang mengherankan? (Ingatlah) tatkala pemud.a-
p emuda iht mencari temp at b erlindung ke dalam gua
lalu mereka berdoa, 'Wahai Tuhan kami berikanlah
rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurna-
kanlah b agi kami p ehtnjuk A ang lurus dalam rttus an
kami (ini).' Maka Kami tuhtp telinga mereka bebe-
rapatahun dalam guaitu, kemudian Kami bangun-
kan mereka, agar Kami mengetahui manakah di
antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam

340
Jti ro B )ofon, o f-Q, r'.,.,,

menghitung b erapa lamang a mereka ting g aI ( d alam


gua itu)" (al-Kahfi [18]: 9-12).
Ini adalah ringkasan kisah. Kemudian diiringi dengan
rinciannya yaitu permusyawaratan di antar.a mereka sebelum
memasuki gua, keadaan mereka sesudah memasukinya, tidur
mereka, bangun mereka, lalu mereka mengufus salah seor.ang
di antaranya untuk membeli makanan bagi mereka, terbuka-
nya keadaan mereka di kota, si pesuruh kembali ke gua, mereka
meninggal dunia, dibangunkan tempat ibadah di tempat
mereka, dan perselisihan kaum mengenai per.ihal mer.eka, dan
seterusnya. Seakan-akan ringkasan ini merupakan pendahu-
luan yang membangkitkan rasa rindu untuk mengetahui
rincian berikutnya.
(2) Adakalanya di permulaan disebutkan kesudahan
kisah dan sasarannya, kemudian dimulai kisahnya sesudah
itu dari awal dan terus berlanjut dengan rinci tahapan-tahap-
annya. Demikian itu terjadi seperti dalam kisah Musa yang
ada dalam surat al-Qashash; ia dimulai sepelti bertikut.
"Ini adalah agat-agat Kitab (al-Qur'an) Aang
ngata (dari Allah). Kami membacakan kepadamu
sebagian dari kisah Musa dan Fir'aun dengan benar
untuk orang-orang Aang beriman. Sesungguhnga
Fir'aun telah berbuat seuenang-wenang di muka
bumi dan menjadikan penduduknya berpecah
belah, dengan menindas segolongan dari mereke,
menyembelih anak laki-laki mereka dan membiar-
kan hidup anak-anak wanita mereka. Sesungguh"-
nga Fir'aun termasuk orang-orang Aang berbua.t
kerusakan. Dan Kami hendak memberi karunia ke-

341
Jte i rr ).r l3.r r.r ., f- Q, r'.., r y rt ng Jl(e n{rj uI ft,r.,,

pad,a orang-orang Aang tertind,as di bumi (Mesir) itu


dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan
menjadikan mereka oro.ng-orang Aang meuarisi
(bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan me-
reka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan
kepada Fir'aun dan Haman besertatentaranya a.pa
Aang selalu mereka khatuatirkan dari mereka itu"
(al-Qashash [28]: 2-6].
Kemudian kisah berlanjut masuk kepada perinciannya,
yaitu kelahiran Musa, pertumbuhannya, masa penyusuannya,
masa dewasanya, membunuh orang Mesir dan keluar dali
negeli Mesir, sebaghimana yang telah karni rinci sebelumnya.
Seakan-akan pendahuluan ini yang menyingkap tujuan kisah,
dan kata pengantar untuk memancing rasa ingin tahu alur
kisah selanjutnya, sebagaimana yang telah digaliskan oleh
tujuannya dan telah dimaklumi melalui pendahuluannya.
Mirip dengan metode ini adalah kisah Yusuf, ia dimulai
dengan mimpi yang diceritakan oleh Yusuf kepada ayahnya,
la1u ayahnya memberitahukan kepada Yusuf takwil mimpinya
itu bahwa kelak Yusuf akan mempunyai kedudukan yang
bes ar, seba gaimana yan g dis ebutkan dalam ay at- ay at belikut.

" (Ing atlah), ketika Yusuf b e rkata kep ada ay ah-

nga, 'Wahai ayahku, sesungguhnya aku bennimpi


melihat sebelas bintang, matahar| dan bulan; ku-
Iihat s errutanA a sujud kep adaku.' Ay ahng a b erkata,
'Hai anakku, ja"nganlah kamu ceritakan mimpimu
iht kep ada s audara-s audaramu, maka mereka mem-
buat makar (untuk membinas akan) mu. S e sung guh-
ny a s etan itu adalah musuh A ang ng ata b agi manu-

342
Jti.ro B aofl..u, o f-Q,o'o,,

sia.' D an demikionlah Tuhan-mu, me milih kamu (un-


tuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nga kepadamu
sebagian dari ta'bir mimpi-mimpi dan disempurna-
kan-Nga nikmat-Nga kepadamu dan kepada
keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menAem-
purnakan nikmat-Nga kepada dua orang bapakmu
sebelum itu, (gaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sesungguh-
nga Tuhan-mu Maha Mengetahui lagi Maha Bijak-
serr(r" (Yusuf {1212 a-Q.
Sesudah itu kisah berlanjut, seakan-akan hanya melu-
pakan takwil dari mimpinya dan apa yang diramalkan oleh
Ya'qub, sehingga manakala telah menjadi kenyataan maka
kisahnya pun diakhiri, dan kisah tidak berlanjut sebagaimana
yang disebutkan dalam kitab Taurat sesudah penutup yang
berseni dan cermat ini.
(3) Adakalanya kisah disebutkan secara langsung tanpa
pendahuluan dan juga tanpa lingkasan sehingga kisah penuh
dengan kejutan-kejutannya sendiri. Seperti kisah Maryam saat
kelahiran'Isa dan kejutan-kejutannya yang sudah dikenal.
Kami akan menjabalkannya dengan rinci pada kesempatan
berikut. Demikian pula kisah Sulaiman beseLta semut, bulung
l-rudhud, dan Ratu Balqis yang juga akan kami kemukakan.
(4) Adakalanya kisah belalih kepada peran pelaku
utama, maka yang disebutkan hanyalah kata-kata yang
mengisyaratkan kepada permulaan pertunjukan. Kemudian
kisah dibiarkan belcerita sendiri melalui para pemeran
utamanya. Demikian itu adalah seperti adegan yang telah karni
kemukakan tentang kisah Ibrahim dan Isma'il dalam pasal
Tnslnttir (gambaran).

343
Jl et trdu, la s n. rL Qr"' o,, y o t t g J1( o R; uI ft,t t,
",,

"DalL (ingattah), ketika Ibrahim meninggikan


(membina) dasar-dasar Baitullah bersama Isma'il"
(al-Baqarah [2]: 1271.
Ini isyarat tentang permulaan kisah, adapun selanjutnya
maka diserahkan kepada Ibrahim dan Isma'il.
" Ya Tuhan kami terimalah darip ada. kami ( amal-
an kami), sesungguhnga Engkau-Iah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui" (al-Baqarah [2]:
127t'.
Sampai dengan akhir adegan yang cukup panjang. Hal
yang semisal dengan ini banyak teldapat di dalam kisah-kisah
al-Qur'an.

Karaktelistik kedu"
(B) O"ragaman dalam metode
"O"t^n
penyampaian kejutan.
(1) Adakalanya rahasia unsur kejutan disembunyikan
dali pemeran utamanya dan juga aaii pata pemirsanya, sehing-
ga lahasia ini disingkapkan untuk mereka sekaligus dalam
waktu yang sama. Contoh untuk ini adalah kisah Musa ber.sa-
ma denganhamba yang shaleh dan'alim dalamsuratal-Kahfi.
Kisahnya dikemukakan sebagai berikut.
"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada
muridnga, 'Aku tidak akan berhenti (berjalan)
sebelum sampai ke tempat pertemuan dua buah
lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-
tahun.' Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan
dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu
ikan itu melompat mengambil jalannga ke laut itu.
Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah

344
. 3(ttoidofor"oLQr"',r,,

Mus a kepada rruridng a,' B awalah ke mari makanan


kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena
p e rj alanan kita ini.' Muridng a me nj atu ab,' T ahukah
kamu tatkala kita mencaritempat berlindung di batu
tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan
tentang ) ikan itu dan tidak ada"Iah A ang melup akan
qku untuk mencerit akanng a ke cu ali s et an d an ikan
itu mengambil jalannga ke laut dengan cara Aang
aneh sekali.' Mltsa berkata, 'Inilah (tempat) Aang
kita cari.' Lalu keduanga kembali mengikuti jejak
mereka semula. LaIu mereka bertemu dengan seo-
rang hamba di antara hamba-hamba Kami, gang
telah Kami berikan kepadanga rahmat dari sisi
Kami, dan gang telah Kami ajarkan kepadanga ilmu
dari sisi Kami. Musa berkata kepada lelaki itu,
'Bolehkah alat mengilct Ltimu sup aA a kamu meng aj ar-
kan kepadaku ilmu Aang benar di antara ilmu-ilmu
Aang telah diajarkan kepadamu?' Dia menjatuab,
'Sesungguhny a kam4.,sekali-kali tidak akan sa,ng-
gup s ab ar b e r s amalst. D an b ag aimana karnu d ap at
sabar atas sesuatu, gang kamu belum mempunyai
peng etahuan lJ ang anlup tentang hal itu?' Mus a ber-
kata, 'Insga Allah kamu akan mendapati aku se-
bagai seora"ng Aang sabar, dan aku tidak skan
menentangmu dalam sesuatu urusan pun.' Dia ber-
kata,' Jika kamu me ng ikutiku, maka j ang anlah ka-
mu menangakan kepadaku tentang sesuatu apa
pun, s amp ai aku s endiri menerangkanng a kep ada-
mu"' 1al-Kahfi [18]: 60-70).
"Make berjalanlah keduanga, hingga tatkala
keduanga menaiki perahu lalu lelaki itu meloba-
nginya. Musa berkata, 'Mengapa karrut melobangi

345
JteLndaf,o'o,f-Q,"'.r,r y,ttrg )1(enoi|yrrilL,r.,,

pera.hu itu yang akibatnga kamu menenggelamkan


p enump angnA a? Se sung guhnA a kamu telah b erbuat
sesuatu kesalahan Aang besar.' Dia berkata, ,Bu-
kankah aku telah berkata, 'sesungguhnga kamu
sekali-kalitidak akan sabar bersama d.engan aku?,,
Musa berkata, Uanganlah kamu menghukum aku
karena kealpaanku dan janganlah kamu membe-
bani altu dengan sesuatu kesulitan dalam urusa,n-
ku"' 1al-Kahfi [1S]: 7 L-73l'.
"Maka berjalanlah keduanga; hingga tatkala
keduanga berjumpa dengan seorang anak, maka
lelaki itu membunuhnga. Musa berkata, 'Mengapa
kamu bunuh jitua gang bersih, bukan karena dia
membunuh orang lain? Sesungguhnga kamu telah
melalstkan suatu Aang mungkan' Lelakiitu berkata,
'Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahuta
s e sung guhny a kamu tidak akan d ap at s ab ar b er s a-
maku?' Musa berkata, 'Jika aku bertanya kepa-
damu tentang sesuatu €bsudah (kali) ini, maka
janganlah kamu memperbolehkan aku mengertai-
mLt, s e surlg guhng a kamu sud ah cukup memb erikan
uzur kepadakrt "' (al-Kahfi lL8lz7 a-7 61.
" M aka ke duang a b erj alan ; hing g a tatkala ke du -
anAa sampai kepada penduduk suatu negeri, me-
reka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, te-
tapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu me-
reka, kemudian keduanAa mendapatkan dalam ne-
geri itu dinding rumah Aang hampir roboh, maka ia
menegakkan dinding itu. Musa berknta, 'Jikalau ka-
ff17.r ma1t, nis cag a kamu me ng ambit up ah untuk itu.'
Lelaki itu berkata, 'Inilah perpisahan antara aku

346
J(tu.tl3 )o fl.r,n o f-(Qq, r'.t
".

dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepa-


damu tuluan p erbuatan-perbuatan A ang kamu tidak
dap at s ab ar terhadapng a"' 1al-Kahfi [ 1 8] : 7 7 -7 81.
Sampai di sini kita dihadapkan kepada kejutan-kejutan
yang berturut-turut tanpa mengetahui lahasianya. Sikap kita
terhadapnya sama dengan pelaku utamanya sendiri yaitu
Musa, sama-sama tidak mengetahuinya. Bahkan, kita tidak
mengetahui identitas orang yang melakukan tindakan-tindak-
anyang menakjubkan itu dan al-Qur'an sendili tidak membe-
ritahukan kepada kita namanya; hal ini untuk melengkapi
nuansa penuh misteri yang meliputi kita. Laiu apakah bobot
nama lelaki itu? Padahal tiada lain yang diinginkannya hanya-
lah untuk menggambarkan tentang hikmal-r alam atas, yang
tidak menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang dekat atas
gejala-gejala yang terlihat, bahkan mengarah kepada sasalan-
sasaran yang jauh dan tak terlihat oleh pandangan mata yang
terbatas jangkauannya. Tidak disebutkannya nama lelaki ini
sesuai dengan sosok abstlak vang diperankannya.
Sesungguhnya kekuatan misteri benar-benal menguasai
kisah sejak permulaannya. Dan inilah Musa belkehendak
untuk menemui lelaki yang dijanjikan itu, 1alu ia menempuh
perjalanannya, tetapi muridnya lupa kepada makanan yang
dibawanya yang ia tinggalkan di dekat batu besar. Seakan-
akan rnuridnya itu melupakannya agar keduanya kembali ke
tempat itu, lalu Musa menjumpai lelaki itu di sana. Alul kisali
akan berbeda hasilnya sekiranya keduanya meneruskarr
perjalanannya dan takdir tidak mengembalikan keduanya ke

s47
Jt"i,,)..B..,,of-Q,,,.'''yo,.,g!)1(",,oRj,,Eft,,',,.

tempat batu besar bei'ada. Nuansa kisah diselimuti oleh kemis-


telian, demikian pula nama lelaki yang shaleh itu yang tidak
disebutkan namanya dengan jelas, penuh dengan misteri pula
identitasnya.
Kemudian rahasia mulai dikuakkan dan para pemilsa
mulai mengetahuinya ketika lelaki yang shaleh itr"r membeli-
tahukannya kepada Musa.
"Adapun b ahtera itu adalah kepung aan orang -
orang miskinAang bekerja dilaut, dan alst bertujuan
merusak bahtera itu, karena di hadapan merekct
ada seorang rajaAang merampas tiap-tiap baLttera.
Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya
adalah orang-orang Mukmin, dan kami khawatir
bahtua dia akan mendorong kedua orang tuanga
itu kepada kesesatan dan kekafiran- Dan kami
menghendaki, supaga Tuhan merekd ntengganti
b agi mereka deng an anak Upng lain g ang lebih b aik
ke sucianng a dari anakng a itu dan lebih dalam kasih
s aA angnA a (kep ada ibu b ap akny a). Adapun dinding
rumah itu adalah kepung aan dua orong analc y atim
di kota itu, dan di batuahnya ada harta benda sim-
p anan b agi mer eka b e r du a, s e dang ay ahng a adalah
seorang A ang shaleh, maka Tuhan-mu menghendaki
supaAa mereka sampai kepada kedewasaannAa
dan mengeluarkan simpanannga itu, sebagai rah-
mat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukan-
nya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian iht
adalah tujuan perbuatan-perbuatan Aang kamu
tidak dapat sabar terhadapnga" (al-Kahfi [18]: 79-
821.
Dalam kejutan rahasia yang dikuakkan, menghilanglah

348
3{u"Ba"h"r ofl-QroL,t

lelaki itu seperti semula. Sesungguhnya hati terkejut kembaii


sesudah kesadarannya untuk bertanya, "siapakah gerangan
lelaki ini?" Tetapi ia sama sekali tidak menemui jawaban.
Sesungguhnya lelaki itu menghilang dalam kemisterian, seba-
gaimana ia muncul dari kemisterian. Kisah ini menampilkan
hikmah yang besar dan hikmah ini tidak menguakkan tentang
dirinya melainkan hanya dalam kadar tertentu, kemudian
tetap menjadi misteri selamanya.
Hal tersebut termasuk salah satu di antara cakrawala
keserasian seni yang dibahas dalam pasal "Keserasian Seni."
Bagi pembaca yang ingin mengulanginya dipersilakan untuk
kembali ke sana.
(2) Adakalanya rahasia hanya dikuakkan bagi pemirsa,
tetapi pemerannya sendiri dibiarkan tidak mengetahuinya.
hrilah kisah mereka yang melakukan berbagai aktivitas sedang
mereka tidak mengetahui rahasianya, dan mereka menyadali
akan perbuatannya dengan penuh keyakinan akan keberhasil-
annya. Pada galibnya kisah seperti ini diutarakan dalam kon-
teks ejekan (sttklfiyah) agar para pamirsanya ikut serta meng-
ejek sejak awal kisah dan memberikan kesempatan bagi me-
reka untuk mengejek sepak terjang para pemerannya dengan
sepuas hatinya.
Sesungguhnya kita dapat menyaksikan hal yang semisal
ini dalam kisah para pemilik kebun.
"Ketika mereka bersumpah bcthwa merekrt
sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nga di pagi
hari, dan mereka tidak mengucapkan,' Insg a Allah',
Ialu kebun itu diliputi malapetaka (g ang datang ) dari

349
9(e[,r).r8..,..tf-Qrr.trn y.r t g 31("t r,ig,I?,tt,

Tuhanmu ketika mereko. sedang tidur, maka jadilah


kebun itu hitam seperti mo"lam Aang gelap gulita"
(al-Qalam 168l: 17 -2O1.
Padahal kita mengetahui akibat dari pelbuatan mer.eka
itu, tetapi para pemilik kebun telsebut tidak mengetahuinya.
"Lalu mereka panggil-memanggil, di pagi hari,
'Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu
hendak memetik buahnya.' Maka pergilah mereka
' saling berbisik-bisikan, 'Pada hari ini janganlah ada

s eorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu.' D an


b erangkatlah mereka di p agi hari deng an niat me ng -
halangi ( orang -o rang miskin) p adahal mereka mam-
pu (menolongnga)" (al-Qalam [63]: 21-25).
Sesungguhnya kita sebagai pemirsa terus-menerus
mengejek mereka saat mereka panggil-memanggil di antara
sesamanya seraya berbisik-bisik agal keberangkatan mereka
tidak diketahui oleh kaum fakir nliskin, padahal kebun milik
mereka teiah menjadi arang bagaikan malam yang gelap gulita,
hingga pada akhirnya tersingkaplah lahasianya di mata
mereka sesudah kita telah kenyang mengejek dan menerta-
wakan sikap mereka.
"Mereka berkata, 'Sesungguhnya kita benar-
benar orang-orang Aang sesa/ (jalan| bahka"n kita
dihalangi (dari memperoleh hasilnya)"' 1al-Qalam
[6812 26-271.
Yang demikian itu adalah balasan bagi olang-orang
yang menghalang-halangi kaum fakil miskin dari haknya.
Ini juga merupakan suatu wal'na dari keserasian seni

350
Jti r..13 fu {',,, of-Q,r'.,.,t

yang bisa ditambahkan kepada hai semisalnya di sana.


(3) Adakalanya disingkapkan sebagian r.ahasia bagi para
pamilsa, sedang rahasia itu tersembunyi bagi pemerannya di
suatu tempat, dan tersembunyi bagi pamirsa dan juga bagi
pemeran di tempat yang lain dalam kisah yan€i sama. Con-
tohnya adalah kisah singgasana Ratu Balqis yang didatangkan
dalam sekejap mata. Kita mengetahui bahwa singgasana itu
telah berada di hadapan Sulaiman, pada saat yang sama Balqis
tetap tidak mengetahui apa yang telah kita ketahui.
"DarL ketika Balqis datang, ditanyakanlah
kepadanga, 'Serupa inikah singqasanamu?' Dia
menjautab, ' Seakan-akan singgasana ini singgasa-
nalttt"' (an-Naml [27] a2l.
Ini merupakan kejutan yang telah kita ketahui rahasia-
nya sebelum itu. Tetapi, kejutan tentang istana kaca tetap samar
bagi kita dan juga bagi Balqis ldngga kita dan dia sama-sama
dikejutkan dengan penyingkapan rahasianya ketika disebut-
kan sebagai berikut.
"Dikatakan kepadanga, 'Masuklah ke dalam
istana.' Maka tatkala dia melihat lantai istana itu,
' dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkan-
ny a kedua betisng a. Berkatalah Sulaiman,' Se sung -
guhnga ia adalah istana licin terbuat dari kaca"'
(an-Naml l27l a{l
Kami akan menyebutkan kisal-r ini dengan rinci daiarn
waktu yang dekat.
(4) Adakalanya di sana tidak mengandung rahasia,
bahkan kejutan dialami oleh pemeran dan pamirsanya pada

357
9t ei r r).r l3.r r r .r ['-
Q, r L, t yo t, g 31(.u o t,
"RluBR

saat yang sama dan keduanya mengetahui rahasia kisahnya


dalam waktu yang sama pula. Demikian itu adalah sepelti
kejutan-kejutan yang terdapat di dalam kisah Maryam, ketika
dia membuat hijab dali pandangan mata kelualganya, maka
di sana ia dikejutkan dengan kedatangan Ruhui Arnin (Jibril
'nlnihissnlnnz) dalam rupa seorang lelaki. Maryarrr belkata,

" Sesungguhng a aku b erlindung daripadamu

kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu


seorang Aang bertakuta" (Maryam [19]: 1S].
Memang kita telah mengetahui sedetik sebelumnya
bahwa yang datang itu adalah Jibril, tetapi adegan tidak ber'-
langsung lama kemudian diberitahukan kepada Malyam,
"Ia (Jibril) berkata, 'Sesungguhnya aku ini ha-
ny alah utu s an Tuhanmu, u ntuk me mbe rimu s e o r an g

anak laki-Iaki Aang strci"'(Maryam [19]: 19).


Sesungguhnya kita pun rnendapat kejutan bersama dia
(Maryam) ketika rasa sakit ingin melahirkan memaksanya
bersandar pada batang pohon kurma.
"Ia berkata, 'Aduhai, alangkahbaiknga alst mati
sebelum ini, dan aht menjadi sesuatu Aang tidak
berarti, Iagi dilupakan.' Makalibril menAetunAa dari
t e mp at g ang re nd ah' J ang anlah karrut b e r s e dih hati,
sesungguhnya Tuhan-mu telah menjadikan anak
sung ai di b auahrrut"' (Maryam [l9l: 23-2a1.
Dan sete'usnya'
rkrr*

(C) Karakteristik seni ketiga dalam pelukisan kisah ialah


adanya celah-celah antala satu adegan dengan adegan lainnya

352
Jti r..# )o f..,r, .. f-Q,r'.,.,,

yang membiarkan aclegan-aclegan meniadi terbagi-bagi


seakan-akan pemandangannya telpotong-potong. Kalau
dalam sandiwara modern menuntut tirai sandiwara diturun-
kan sedang dalam adegan film menunjukkan adanya sam-
bungan ke serial belikuhrya. Sehingga, membiarkan di antala
dua pertunjukan atau dua episode adanya celah yang mem-
belikan peran bagi ilusi untuk beraktivitas penuir yang dinik-
matinya guna membangun jembatan yang menghubungkan
antara pertunjukan yang sebelumnya dengan yang belikuhrya.
HaI iniboleh dikata merupakanmetode yang diikuti da-
lam semua kisah al-Qur'an yang dapat dilihat melalui kisah-
kisah yang telah kami ketengahkan sebelumnya. Adapun
dalam kaitan ini kami akan mengetengahkan sebuah contoh
mengenainya melalui kisah Yusuf. Kisah telah terbagi menjadi
dua puluh delapan peltunjukan, belikut ini malilah kita
ketengahkan sebagian dari pettLrnjukannya.
Sesungguhnya saudala-saudara Yusuf datang ketika-r
Yusuf telah menjabat sebagai bendaharawan negara Mesir di
musim paceklik dalam langka mencari gandum. Lalu Yusuf
meminta kepada mereka supaya mendatangkan saudala me-
lekayang lainyang sebenalnya adalah saudara kandung Yusuf
sendili. Kemudian meleka mendatangkannya dengan keter'-
paksaan dali pihak ayahnya, lalu diletakkanlah piala rnilik laja
di karung saudalanya, dan saudalanya itr,r clitahan sebagai
jaminan, dengan tucluhan mencuLi, padahal Yusuf bermaksr-rcl
unhrk membiarkan saudala kandungnya itu tetap beracla di
sisinya.

353
Jletndt(aanc f-Qrr'.t,t yo,rg J1(",rrrfgrrift.o,r

Kemudian kini saudara-saudara yusuf menjauh dengan


sesama mereka untuk melakukan musyawarah tentang trrusan
mereka, sedang Yusuf menolak bila mengambil salah seorang
di antara mereka sebagai ganti dari sauclara kandungnya it,r
untuk sanderanya.
"Maka tatkala mereka berputus asa d,aripad"a
(trtutusan Yusufl mereka mengendiri sambil berunding
dengan berbisik-bisik. Berkatalah Aang tertua d.i
antara merek{r, 'Tidakkah kamu ketahui bahua
sesungguhnga agahmu telah mengambil janji d,ari
kamu deng an nama Allah dan s eb elum iht kamu telah
mengia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tid,ak akan
meninggalkan negeri Mesir, sampai agahku meng-
izinkan kep adalu (untuk kemb ali) atau Allah memb ei
keputusan terhadaplat. Dan Dict adalah Hakim A arlg
sebaik-baiknya. Kembalilah kepada agahmu dan
katakanlah, 'Wahqi agah kami! Sesungguhnya
anakmu telah mena,ti; daft kami hany a meny aksikan
apa" Aang kami ketahui, dan sekali-kali kami tidak
dapat menjaga (mengetahui) barang Aang ghaib. Dan
tanyalah (penduduk) neg eri y ang kami berada di situ,
dan kafilah yang kami datang bersamanya, dan
sesunggwhny a knmi adalah orang-ordng A ang bener"'
(Yusuf [12]:80-82].
Sampai adegan ini tirai ditutup dan kita akan mengeta-
hui kelanjutannya dalam pertunjukan lain, bukan di neger.i
Mesir dan bukan pula di tengah jalan, melainkan aclegan di
hadapan avah mereka yang meleka teiah berjanji kepadanya
untuk menjaga saudaranya tanpa kita dengar perkataan
meLeka, melainkan tilai dibuka lagi cian kita jumpai ayah

354
J(iro13 fu lo,,' n fl-Q,,'o,'

mereka berbicara kepada mereka,


"Ya'qub berkata, 'Hanga diimu sendirilahAang
memandang b aik p erbuatan (a ang buruk) itu. M aka
ke s ab ar an A ang b aik itul ah (ke s ab ar anku ) . Mu d ah-
mudahan Allah mendatangkan mereka semuanAa
kepadaku; sesungguhnya Dia-Iah Yang Maha Me-
ngetaLrui lagi Maha Bijaksana"' (Yusuf [12]: s3).
Dan, di sini kita menyaksikan peltunjukan lain antara
Ya'qub dan anak-anaknya. Kita lihat kedua mata Ya'qub pucat
karena sedih, dia selalu melatapi Yusuf , sedang anak-anaknya
menyangkal semua tuduhan ayahnya itu.
an Ya' qub b erp aling dari mereka ( anak-anak-
"D
nga) seraga berkata, 'Aduhai duka citaku terhadap
Yusuf', dan kedua matanya menjadi putih karena
kesedihan dan dia adalah seorang Aang menahan
amarahnga (terhadap anak-anaknga). Mereka
berkata,' Demi All,ah,,penantiasa kamu menging ati
Yusuf, sehingga kamu mengidapkan pengakit gang
berat atau termasuk orang-orang Aang binasa.'
Ya'qub menjawab, 'sesungguhnga hanyalah ke'
pada Allah aku mengadukan kesusahan dan ke-
sedihanlot, dan aku mengetalrui dari Allah apa Aang
kamu tiada mengetaLtuinga. Hai anak-anakltu,
pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf
dan saudaranAa dan jangan kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnga tiada berputus
asa dari rahmat Allah melainkan kaum A ang kQ'fi.r "'
(Yusuf [Lzlz 8a-871.
Di sini tirai diturunkan, dan mereka menempuh perja-
lanannya tanpa kita ketahui sedikit pun tentangnya. Kemuclian

35s
)teLndal,' r aLQrc' u,tt yo ttg JLenaftjtt Bl,a u

birai dibuka kembali dan kita jumpai mereka cli negeri


Mesir
di hadapan Yusuf.
"Maka mereka masuk ke (tempat) yusuf, me_
reka berkata, ,Hai al-,Aziz, kami d.an keluarga kami
telah ditimpa kesengsaraan d.an kami d.ataig mem_
batua barang-barang Aang tak berharga, maka
sempurrLakanlah sukatan untuk kami, d-ctn berse_
dekohlahkepada kami, sesungguhnga AUah mem_
b eri b alas an kep ada o rang - or ang
A ang b ers e d.ekah,,
(Yusuf [12]: s8).
Dan seterusnya.
. Kisah-kisah tentang para penghuni gua, Maryam dan
Sulaiman pun dikemukakan dengan cata yang semisal, dan
kami akan mengetengahkannya dengan rinci dalam pemba_
hasan berikutnya.

Toyongon dolom Kiscrh


Akhirnya kita khusust<an luau ini untuk karakter.istik
seni yang keempat yang merupakan ka'akteristik seni paling
menonjol dalam kisah dan paling erat hubungannya dengan
topik buku ini yaitu "Gambaran Artistik dalam al-euL,an.,,
Dalam pembahasan yang terdahulu telah kami tegaskan
bahwa sesungguhnya ungkapan al-eur-'an mengemukakan
kisah dengan kanvas lukisan yang kreatif, mencakup semua
pertunjukan dan pemandangan yang ditampilk an71ya,
sehingga mengubah kisall menjadi kejadian yang sedang
berlangsung dan pertunjukan yang sedang clitayangkan,
bukan semata-mata kisah yang diriwayatkan dan bukan pula

356
J(ioo 6 )n fo,', n l-Qu, o,,

berupa kejadian yang telah berlalu.


Sekarang kami katakan bahwa sesungguhnya gambaran
dalam pertunjukan kisah ini beraneka r.agam war.nanya. Satu
warna menampilkan kekuatan penyajian dan memberinya
nuansa kehidupan. Satu wal.na menonjolkan irnajinasi per.a-
saan dan berbagaireaksinya. Dan safu war.na lagi menonjolkan
lukisan sosok-sosok pemerannya. Warna-warna ini tidak terpi-
sah melainkan salah satunya menonjol pada sebagian adegan
dan pada bagian yang lain menonjol dengan dua warna lalu
diberi nama dengan namanya. Adapun hal yang sebenarnya
maka sesungguhnya sentuhan-sentuhan seni ini secal.a keselu-
luhan ter'lihat dalam semua pertunjukan kisah. Dan, di sini
akan terlihat jeias contohnya yang tidak dapat diungkapkan
oleh hanya sekadar kata-kata.
***
Sebelumnya kita telah"mengetengahkan kisah para
pemilik kebun, pertunjukan Iblahim dan Isma'il di hadapan
Ka'bah, pertunjukan Nuh dan anaknya dalam banjir besar"
Semuanya merupakan contoh-contoh yang menggambarkan
tentang kuatnya peLagaan dan pemberian nuansa kehidupan,
sehingga pembaca mengira bahwa pertunjukan yan€J dipen-
taskan benar-benar hadil yang dapat dirasakan dan dilihatnya,
sebagaimana yang telah kami telangkan sebelumnya. Adapun
sekarang, kita akan menambahkan contoh yang balu.
Kita sekarang rnenyaksikan para pemuda penghuni gua
sedang belmusyawarah untuk memutuskan perkara mereka
sesudah mereka mendapat petunjuk ke jalan Allah cli antala

357
)letnlafa*,t.. f-Q,t'o't yo t g Jl(e,ro?'1uil,'ou

kaumnya yang semuanya musyrik penyembah berhala.


"Kami ceritakan kisah mereka kepadamu
(Muhammad) dengan sebenarrtg a. Sesung guhng a
mereka itu adalah pemuda-pemuda Aang beriman
kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepa-
da mereka pehmjuk; dan kami telah meneguhkan
hati mereka di waktu mereka berdiri lalu mereka
b erkata, : Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi;
kami sekali-kali tidak menAeru Tuhan selain Dia,
sesungguhnga kami kalau demikian telah meng-
ucapkan p erkataan A ang amat j auh dari keb enaraTr.
Kaum kami ini telah menj adikan s elain Dia s eb ag ai
tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka
tidak mengemukakan alasan Aang terang (tentang
kep ercay aan mereka? ). Siap akah y ang lebih zhalim
daripada orang -orang A ang meng ada-adakan kebo -
hong an terhadap Allah? D an ap abila kamu mening -
galkan merelca dan apaA.sng mereka sembah selain
Allah, maka carilahtempat berlindung ke dalam gua
itu nis cag a Tuhan-mu akan melimp ahkan s eb agian
rahmat-Nya kepadamu dan mengediakan sesuaht
A ang b erguna b agimu dalam utus an knmll"
(al-Kahfi
[18]: 13-16).
Sampai di sini pertunjukan dihentikan dan tirai ditulun-
kan, atau episodenya ditutup menurut cara terbaru yang biasa
digunakan oleh opera dan peltunjukanbioskop abad dua pu-
luh. Apabila layar peltunjukan dibuka sekali lagi, kita jumpai
mereka telah melaksanakarl apa yang telah mereka putuskan
bersama, kini mereka berada di dalam gua itu. Kini mereka
kita lihat dengan mata kita keadaannya. Ungkapan di sini tidak

358
XwoBdoknr.rf-Q,r'o,,

meragukan lagi membuat kita benar-benal melihatnya dengan


yakin.
"Dan kamu akan melihat matahqri ketikaterbit,
condong dari gua mereka ke s eb elah kanan, dan bila
matahari iht terbenam menjauhi mereka ke sebelah
kiri sedang mereka berada dalamtempat gang luas
dalam gua itu" (al-Kahfi [18]: 17].
Apakah kita katakan, "Pertunjukan yang hidup?" Pada-
hal sesungguhnya teater masa kini denganbelmacam-macam
sistem penerangannya hampir tidak mampu menggambarkan
gerakan yang bergelombang ini. Yaitu, gelakan matahari vang
condong dari gua saat terbitnya sehingga tidak rnenyinarinya.
Dan, kata-kata yang digunakan itu sendiri memberikan
pengeltian yang sama, kemuclian mereka terhinclali dari
cahaya matahari di saat telbenailnya. Sesungguhnya teknik
sinema dengan susah payah *apat menghadilkan gambalan
gerakan yang aneh ini yang digambalkan oleh ungkapan al-
Qur'an hanya dengan kata-kata secara mudah tetapi rnenak-
jubkan.
Kemudian kita lihat meleka belada di dalam ruangan
yang luas dali gua itu. Sesungguhnya kata-kata benar-benar'
mampu membuat mukjizat sekali 1agi, maka digambarkanlah
olehnya keadaan dan gerakan meleka seakan-akan terpera-
gakan dan bergerak secala kontinyu.
"Dan kamu mengira mereka ifii bangun padahal
mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke
kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengun-
jurkan kedua lengannga di muka pintu gua. Dan

359
){etndlEut,tf-Q.",",'go',gJ1("''okj,'Bft,o,,

jika kamu menA aksikan mer eka tenhtlah kamu akan


berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan
tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan keta-
kutan terhadap mereka" (al-Kahfi [1S]: 18).
Demikianiah kata-kata menjadi kuat dengan adanya
gambaran dan gerakan dengan sedernikian mudahnya.
Tiba-tiba kehidupan pun merayap di kalangan mereka.
Untuk itu, marilah kita lihat dan kita dengar ungkapan belikut.
"DelL demikianlah Kami bangunkan mereka
a"gar mereka saling bertanga di antara mereka
sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka,
'Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini!?)'.
Mereka menjawab, 'Kita berada (di sini) sehari atau
seteng ah hari.' Berkata (g ang lain lagi),' Tuhan kamu
Iebih mengetaLrui berapa lamanga kamu berada (di
sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu
pergi ke kota dengan membanaauang perakmu ini,
d-an hend.aktaLt dia tihat inanakah makanan Aang
lebih b aik, maka hendaklah dia memb a ut a makanan
itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lematt
lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan
halmu kepada seora.ng pun. Sesunggultnga jika
mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaga me'
reka akan melempar kamu dengan batu, atau me-
maksamu kembali kepada a.gama mereka, dan jika
demikian niscaga kamu tidak akan bentntung se-
lama-lamanA a"' (al-Kahfi [18]: 19-20).
Demikianlah peltunjukan ketiga atau sisa clari pertun-
jukan kedua, mereka telah bangun dari tidurnya, dan mula-
mula hal yang mereka tanyakan ialah, "Berapalanmknhkmnt

350
JtiroB )olo,,, ol-Q,,1 ,,

tittggnl rli sirti?" Maka jawabannya ialah, " Kitn berndn di sitti
selmri ntmt setengnh lnri." Sesungguhnya kita mengetahui
bahwa mereka tinggai di dalam gua itu dalam nrasa yang
sangat lama sekali; dan sesungguhnya kita telah mengetahui
ringkasan kisah mereka sebelum rinciannya. Sedangkan me-
reka merasa lapar dan belsegela untuk mengetahui keadaan
mereka sendiri, kemudian meleka beriman, sebagaimana hal
ini ditampilkan melalui ucapan meleka yang disitir. oleh
filman-Nya,
Tuhan kamu lebih meng etahui b erap a lamang a
"

kamu berada (di sini)" (al-Kahfi [1S]: 19].


Sedang meleka dicekam oleh lasa takut bila keadaan
meleka terbongkar rahasianya. Maka, meleka belpesan de-
ngan sangat kepada utusan meleka agar belsikap ekstla hati-
hati dan jangan menimbulkan kecurigaan kepada seolang pun,
agar kaum meleka tidak rnen$etahui tempat persembunyian
meleka, kalena kaum mereka akan melajamnya atau
mengembalikan meleka ke agama kaumnya. Belbeda dengan
kita, maka kita mengetahui bahwa tiada seorang pun yang
akan merajam mereka atau mengembalikan mereka kepada
agama semula. Akan tetapi, marilah kita ikuti perjaianan
utusan mereka dalam peltunjukan ketiga:
Di manakah pertunjukan ini? Di sini teldapat celah yang
membiarkan kepada imajinasi untuk melakukan perannva.
Dan, kita tidak menjumpai seiain bahwa urusan rneleka ter'-
buka dan olang-orang menemukan tempat rneteka, sekalipun
pada saat itu orang-orang telah beriman dan bukan orang-

361
|(etn)a$un aLQ,"'o,t, yo,tg )1("t rr.fr.1u1l,o,,

orang kaffu.
"Dan demikian (pula) Kami mempertemukan
(manusia) dengan mereka, agar manusia iht menge-
tahui bahtaa janji Allahitu benar, dan bahtua ked.a-
tangan kiamat tidak ada keraguan padanga, 1al-
Kahfi [18]: 21).
Di sini muncul tujuan agama yang terkandung dalam
kisah, tetapi bagian dari seni pun ter.penuhi pula di dalamnya.
Bagi imajinasi bisa saja menggambarkan apa yang bakal terjadi
pada saat utusan meleka berangkat dan juga di saat perihal
mereka terbuka.
Di sini terdapat celah lainnya. Mereka telah meninggal
dunia kelihatannya, bahkan memang meleka sudah mati. Se-
dang kaum yang bei'ada di luar gua berselisih dan beradu argu-
men tentang keadaan meleka, pemeluk agama apakah mereka
seberralnya? ..,
"Ketika orang-orang itu berselisih tentang
urus an mereka, orang -orang ifu b erkata,' Dirikanlah
sebuahbangunan di atas (gua)mereka. Tuhanme-
reka lebih meng etahui tentang mereka.' Orang-orang
Aang berkuasa atas urusan mereka berkata, 'Se-
sunggultnga kami akan mendirikan sebuah rumah
peribadatan di atesnga"'(al-Kahfi [18]: 2L].
Di sini terdapat ceiah ketiga, maka hendaklah imajinasi
mengambil pelannva tentang masjid yang dibangun di atas
bekas tempat tinggal mereka ini. Adapun dengan orang lain
sesudah perkara para penghuni gua ini selesai, kini mereka
sebagaimana biasanya orang-orang, menyiarkan berita ini dan

362
)ti r..'ll Do (',',
"l-Qur'o,,
meperdebatkan perihal bilangan para penghrlni gua tersebut
dan berapa tahun masa yang mereka habiskan cli clalarn gua.
" Nanti (ada orang A ang akan) mengatakan (1um-
lah mereka) adalah tiga orang Aang keempat ada-
lah anjingnga, dan (Vang lain) mengatakan bahtua
jumlah mereka ada lima orang A?ng keenamnga
adalah anjingng a, sebag ai terkaan terhadap barang
Aang gaib; dan (Aang lain lagi) mengatakan bahtaa
jumlah mereka tujuh orang d.an gang kedelapan
adalah anjingng a" (al-Kahfi llsl: 221.
Sesungguhnya misteri telah meliputi meleka sesudal-r
hikmah agama tentang kebangkitan meleka ittr dikemukakan,
maka hendaklah rahasia meleka diserahkan kepacla alam
misteli juga.
" K atakanlah"' Tuhanlu lebih meng etaLui jumlaLt
merekn; tidak ada orang Aang mengetahui (biLangan)
mereka kecuali sedikit.,' Karena itu janganlah kamu
(Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali
pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menarLAa-
knn tentang mereka (para p emuda itu) kepada s eorang
pun di antara mereke." (at-I{ahfi l18lz 221.
Kemudian kisah masuk kepada topik yang berkaitan
dengan arahan agama sebagaimana biasanya. Dan, kita telah
usai dari kisah kebangkitan, kekuasaan Ilahi dan percaya
kepada yang ghaib,lalu di sini disebutkan oleh firman-Nya,
"Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan ter-
hadap sesuatu, 'Sesungguhnya aku akan menger-
jakan itu besok pagi', kecuali (dengan menAe-
but),'Insya Allah'. Dan ingatlah kepada Tuhan-mu

363
Xetndafio,n.'LQrt' an gottg JKen*RSuBka,r

jika kamu lupa d.an katakantah, 'Mud.ah--mudahan


Tuhanku akan membeiku petunjuk kepada Aang
lebih dekat kebenarannAa daripada ini"' lal-IKahfi
ltal:23-2a\
Disebutkan penyebab khusus bagi arahan menyangkut
Muhammad shnllallnhu alnili zun ssllnm tetapi perincian dari
penyebab ini bukan urusan kita di sini. Melainkan merupakan
fenomena umum tentang arahan agama di celah-celah kisah
dan sesudahnya, dan pada momen-momen kejiwaan yang
tepat. Di sini terdapat kaitan yang besar. Pada akhirnya
disampaikan informasi pasti tentang masa lama tinggal me-
reka, dan hal ini merupakan hal yang terpenting dalam kisah.
Adapun mengenai bilangan mereka sebaiknya dibiarkan tetap
menjadi lahasia bersama mereka.
"Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga
rahts tahun dan ditambah sembilantahun (Iagi)" (al-
Kahfi [18]: 2sf.
Informasi ini merupakan kesempatan lain bagi arahan
agama.
"Katakanlah, 'Allah lebih mengetahui berapa
lamanga mereka tinggal (di gua); kepungaan-Nga-
lah semua Aang tersembungi di langit dan di bumi.
Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah
s e orang p elindung
taj am p endeng aran-N y a, tak ada
pun bagi mereka selain daripada-Ny a; dan Dia tidak
mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nga dalam
menetapkan kepuhtsan. Dan bacakanlah apa Aang
diuahgukan kepadamu, gaih,t kitab Tuhan-mu (al-
Qur'an). Tidak ada (seorang pun) Aang dapat meng-

364
9tir"B D.rf,rnr .tl-Q," t,t
ubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tid.ak akan
dapat menemukan tempat berlindung selain dari-
p ada-Ng a"' (al-Kahfi lLSl: 26 -27 1.

Kita telah menyampaikan secara berturut-tuLut semua


karakteristik kisah yang telah ditampilkan di sini. Tetapi, tidak
diragukan lagi bahwa kekuatan penceritaan dan pemberian
nuansa kel-ridupan melupakan ciri khas menonjol dalam
adegan-adegan kisah semuanya. Dan bahwa warna inilah yang
menjadi ciri khasnya dan mendominasi gambalannya.

Belikut ini jenis atau w*.t 0"U"" d ari bentuk gambaran


dalam kisah yaitr-r gambaran Perasaan dan emosi serta penon-
jolarurya.
Sebelumnya telah karni kemukakan kisah pemilik dua
kebun dan ternarurya yang berdialog dengannya, dan kisah
Musa belsama dengan seolanglelaki " di nntnrn hanbn-lmntbn
Knni, ynng telnh Knni nrutgernhlstt leepndnnya rnlmmt dnn ihttt
dttri sisi Ksrlti" . Kedua kisah ini menggambarkan pelasaan yang
belbeda-beda dan penonjolannya di samping gambaran sosok-
sosok pemelannya dan peltr-rnjukannya yang dihiclupkan.
Sekalang kami tambahkan kepada keduanya kisah lain dengan
rinci, kami tambahkan kisah Maryam saat kelahiLan'Isa'
"Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam al-
Qltr'an, gaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluar-
ganAa ke suatu tempat di sebelah timu1 maka ia
mengadakan tabir (Aang melindunginga) dari me-
reke" (Maryam [19]: 16-17].

365
Slelnla&ut af-Qw'o,r gang J1(enoft.jrri1,u

Dan sekarang dia berada dalam kesendiriannya dengan


rasa tenang, sebagaimana seorang gadis yangbelada di dalam
pingitannya. Tetapi, dia mengalami peristiwa yang sangat
mengejutkan dirinya dengan tiba-tiba sehingga membuat per'-
sepsinya mengalami perubahan besaL, akan tetapi oleh karena
suatu penyebab yang ia dijadikan untuknya jttga,
"Lalu Kami mengutus roh Kami kepadanga,
maka ia menjelma di hadapa,nnAa (dalam bentuk)
manusia A ang s empulTLa. Mary am berkata,' Sesung -
guhnga aku berlindung daripadamu kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah, jika kamu seore.ng Aang
bertaktua"' (Maryam [19]: 17- 18).
Sesungguhnya Maryam merinding ketakutan sebagai-
mana layaknya seorang gadis yang ketakutan karena dikejut-
kan oleh kehadiran seorang lelaki saat dia dalam kesendirian-
nya. Maka, Maryam menggugah rasa takwa yang ada dalam
diri lelaki yang hadil di hadapannya ltu, "lilen lwnnt seoratxg
ynngbertnleua."
Sekalipun kita mengetahui bahwa lelaki itu adalah Ru-
hul Amin alias Jibril nlnilissnlnn, tetapi Malyam tidak menge-
tahuinya kecuali dia hanya seorang lelaki. Di sini irnajinasi
membayangkan keadaan seorang gadis yang baik, lugu, dan
mempunyai tradisi yang baik, dia terdidik dengan pendidikan
agama dalam lingkungan pemeliharaan T,akaria sesudah ia
dinadzarkan untuk berkhidmat kepada Allah sewaktu masih
dalam kandungan. Inilah guncangan pertama yang dialaminya.
"Ia (Jibril) berkata, 'Sesungguhnga aku ini ha-
ngalah seorang uhtsan Tuhan-mu, untuk membe-

366
Jti r..13 Do{'o,',,tf-Qq, r'o,,

rimu s eorang anak laki-Iaki A ang sLLCi"' (Maryam I I 9J:


1e).
Kemudian imajinasi berperan lagi membavangkan
betapa terkejut dan malunya Maryam saat itu. Lelaki yang
asing ini yang Maryam belum Percaya kepadanva bahwa dia
adalah utusan Tuhannya, karena barangkali hanya tipuan
belaka, yang memanfaatkankebaikan dan keluguan Malyam.
Lelaki itu berterus terang kepadanya tentang suatu hal yang
mencemafi kehormatan seorang gadis pemalu; yaitlr bahwa
lelaki itu datang dengan maksud akan menganugerahinya seo-
rang bayi lelaki, sedang keduanya berada di tempat yang sepi
tanpa ada olang lain.
Kali ini Maryam terguncang lagi untuk kedua kaiinya.
Kemudian timbul keberaniannya bagaikan seolang
slikandi yang membela kehormatan dilinya,
" Mary am berkata,.', Bag aimana akan ada b agi-
ku seorang anak laki-Iaki, sedang tidak pernah
seorang manusia pun menA entuhku dan alcu bukan
(pula) seorang pelacur!"'(Maryam [19]: 2O].
Demikianlah dengan terus terang dan dengan kata-kata
yang blak-blakan, sedang dia dan lelaki itr-r berada cli tempat
yang sepi. Tujuan lelaki itu mengejutkan Malyarn kini telah
telbuka, dan Maryam sendiri tidak mengetahui bagaimana dia
memberikan kepadanya anak laki-laki. Dan, tiada jalan lain
untuk meredakan ketakutan Maryam kecuali 1e1aki itu
rrrengatakan kepadanya, " Sesunggttlmyn nku iniImttynlall seorang
utusnn Tultnn-ntu. " Maryam menyadari bahwa hai itu barang-
kali sebagai tipuan yang licik belaka, sepelti yang telah kami
357
Jt"i, r Do 13o rt o l- Q, r'o,, yo, t g !X("t, o?.jrri1,t,,

kernukakan di atas, maka rasa malu tidak ada gunanya lagi,


dan ketelusterangan dalam keadaan ini lebih baik.
Jibril b erkata,' D emikianlah Tuhan-mu b errtr -
"
man, 'Halitu adalahmudahbagi-Ku; dan agar dapat
Kami menjadikannAa suatu tanda bagi manusia dan
s eb ag ai rahmat dari Kami ; d an ha.l itu adalah suatu
perkara Aang sudah diputuskan"" lMaryam [19]:
zLl.
Kemudian apa yang terjadi?
Di sini kita jumpai celah sebagaimana celah-ceiah yang
ada dalam kisah, yaitu celah besar yang berseni, yang mem-
bialkan imajinasi menggambarkannya sebagaimana yang di-
inginkannya. Kemudian kisah berlanjut ke alulnya untuk kita
lihat nasib gadis yang pellu dikasihani ini berada dalam
adegan lain yang lebih menakutkan.
" Maka Mary am meng andungnA a, lalu ia mengi-
sihkan diri dengan kandungannAa itu ke tempat
gang jauh. Maka, rasa sakit akan melahirkan anak
memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kur-
ma, ia b erkata,' Aduhai, alang kah b aikny a aku mati
sebelum ini, dan alcu menjadi sesuatu Aang tidak
b e r arti lag i dilup ak(nr"' (Maryam lLglz 22 -231.

Ini adalah guncangan ketiga yang dialaminya.


Sesungguhnya jika Maryam, pada adegan peltama,
l-riclup dalam pemelihalaan, pendiclikan dan akhlak antara d.ia
dengan ciirinva sendili, maka sekalang dia hampir mengha-
dapi masyalakat dengan'skandal' yang memalukan, kemu-
dian selain itu dia menghadapi rasa sakit yang melanda tubuh-
nya di samping jiwanya. Tubuhnya melasa sakit yang rne-
358
J{uoBdok*o(-Qrr'o,,

milukan dan memaksanya bersandar pada batang pohon kur-


ma, sedang dia sendirian dan terasing mengalami kebingung-
an, layaknya seorang gadis akan melahirkan anaknya, sedang
dia tidak mempunyai pengalaman sedikitpun dan tiada yang
membantunya dalam urusannya. Tiba-tiba terlontarlah dali
mulutnya ucapan berikut, " Aduhai, alanglenh'bailenyn nlot nmti
sebelunt ini, dan aku menjadi sesuntu ynng tidale berarti lagi dilupn-
lcnn." Sesungguhnya kita hampir dapat meiihat penampilan
wajahnya dan ikut merasakan guncangan dalam hatinya dan
rasa sakit yang dialaminya.
"Maka Jibril menAaunga dari tempat Aang
rendah, 'Janganlah kamu bersedih hati, sesung-
Quhnya Tuhan-rrut telah menjadikan anak sungai
di bawahmu. Dan goganglah pangkal pohon lturma
ifu ke arahmu, nis cag a p ohon iht akan meng gu gurkan
buahkurrna Aang masak kepadamu, maka makan,
minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu
melihat seorang manusia, maka katakanlah, 'Se-
sungguhnya alan telah bernadzar berpuasa untuk
Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan
berbicara dengan seorang manusia pun pada hari
ini"' (Maryam [19]: 24-261.
Ini adalah guncangan yang keempat dan kejutan yang
besar yang dialarni oleh Maryam. Sesungguhnya kita sendiri
yang bukan Maryam hampir melompat terkejut dan helan
karena menyaksikan peristiwa yang menakjubkan ini. Seorang
bayi yang barr lahil dalam waktu yang singkat. Maryam diseru
dari arah bawahnya, dirnudahkan baginya semua kesulitannya
dan dipersiapkan untuknya makanannya; hanya saja pelistiwa

369
Jt eL nd a B a n a L Qro' o t" y o,, g SKen Jliul R tn

ini membuatnya mengalami guncangan yang besar.


Kita sudah mengira bahwa dia terhenyak kaget dan
terdiam dalam waktu cukup lama sebelum mengulurkan ta-
ngannya untuk mengguncangkan.batang pohon kurma yang
akan menjatuhkan buah kurma yang masak baginya. Dia
lakukan demikian paling tidak untuk meyakinkan dan agar
hatinya tenang terlebih dahulu sebagai persiapan guna
menghadapi keluarganya nanti. Tetapi, di sini terdapat celah
yang membiarkan bagi imajinasi untuk berperan menghu-
bungkan peristiwa selanjutnya...,
"Me.kct, Maryam membawa anak itu kepada
kaumng a deng an mengg endongng a" (Maryam [ 19]:
271.
Sekarang Maryam telah tenang hatinya, dan membiar-
kan guncangan psikoiogi di belakangnya untuk beralih kepada
hal yang lain.
"KaLtmnga berkata, 'Hai Maryam, sesu.rlgguh-
nga kamu telah melakukan sesuatu Aang amat
mungkar. Hai saudara wanita HarLtn, aAahmu se-
kali-kali bukanlah seorang Aang jahat dan ibumu
s ekali-kali bukanlah s e o r ang p e zine "' ( Maryam [1 9] :
27-281.
Sesungguhnya guncangan muncul dari lisan mereka
dengan kata-kata penuh ejekan dan cemoohan telhadap sau-
dala wanita Harun. Dan, sebutan nama persaudaraan ini
mengandung pengertian pemisahan Maryam dari kalangan
mereka, dan peristiwa ini belum pernah dilakukan oleh keluar-
ga tersebut.

370
3 di,:,t lt do k rr,, L Qr"',r,,

bukanlah orang A ang j ahat


"Ag a.hrrut s ekati-kali
dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina"
(Maryam [19]: 28).
Maka, Maryam berisyarat kepada bayi yang digendong-
nya, kelihatannya dia merasa tenang karena telah mengalami
berbagai mukjizat. Berbeda dengan meleka.(kaumnya) yang
bar:angkali kita katakan bahwa mereka diselimuti oleh rasa
kaget bercampur ejekan yang menggelora dalam hati meleka,
karena menghadapi seorang perawan membawa seorang bayi.
Kemudian Maryam dengan tegar berisyarat kepada bayinya
dengan maksud agar mereka menanyai bayi ini tentang rahasia
yang dialaminya.
"Mereka berkata, 'Bagaimana kami akan ber-
bicara dengan anak kecil gang masiLt dalam aAun-
an?"'(Maryam [19]: 29).
Akan tetapi, mukjizat yang menakjubkan terjadi seperti
yang disebutkan dalam firman berikut,
"Berkata 'Isc', 'Sesllngguhnga alst ini hamba
Allah, Dia memberiku at-Kitab (Ifiil) dan Dia menja-
dikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku
seorang Aang diberkati di mana saja aku berada,
dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan)
shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup,
dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menja-
dikan aku seorang Aang sombong lagi celaka. Dan
kes ej ahteraan s emo g a dilimp ahkan kep adala4 p ada
hari aku dilahirkan, pada hai aku meningga| dan
p ad a hari aku dib ang kitkan hidup ke mb ali" lMaryam
[19]:30-33).

J/T
J{elnlaion af-Q,r'o,t yat g J1("t ofrjrri(ott

Seandainya kita belum mempunyai pengalaman, ten-


tr"rlah kita akan melompat karena kaget atau terpaku di tempat
kita karena terkesima atau ternganga mulut kita karena kehe-
rnnan. Akan tetapi, kita mempunyai pengalaman, maka hen-
daklah ail mata kita bercucuran karena telpengaluh dan hen-
daklah tangan kita bertepuk karena merasa ta$ub. Dan, pada
detik ini layar ditutup dan mata berlinangan karena pemeran
beroleh kemenangan serta tangan-tangan mengeluarkan suara
riuh rendah karena tepukan. Dan, pada detik ini juga kita
mendengar nada pernyataan di saat yang paling tepat untuk
menerima dan meyakinkan,
"Itulah'Isa putra Maryam, Aang mengatakan
perkataan Aang benar, Aang mereka berbantah-
bantahan tentang kebenarannga. Tidak layak bagi
AllahmempunAai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia
telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata
kepadanga, 'Jadilah', rhaka jadilah ia. Sesung-
guhng a Allah odalah Tuhanku d an Tuhanmu, maka
sembahlah Dia olehkamu sekalian. Ini adalah jalan
Aang lltrtts" (Maryam [19]: 3a-36].
Sesungguhnya di penghujung ini muncul tujuan agama
dan muncul pertunjukan-pertunjukan kisah. Tetapi, tidak
diragukan lagi bahwa kekuatan memunculkan pelasaan dan
reaksi emosi adalah unsur yang mendominasi kisah ini. Dan,
bahwa warna inilah yang dicetak oleh kisah sehingga
mengalahkan dan mendominasi warna-warna lain yang ada
dalam kisah.

372
Jt:woi dafttr, fl-
Q, r'" n
"
Toyongon Tokoh dqlqnr Kisoh
Sekarang kita membicarakan tentang warna ketiga dari
berbagai warna gambaran dalam kisah. Kami sengaja
memisahkannya dalam pembahasan yang terpisah sekalipun
ia termasuk salah satu di antara walna-warna tersebut, karena
untuk memberikan gambaran sosok pribadi yang menonjol.
Dalam pembahasan terdahulu telah kami ketengahkan
kisah pemilik kebun dan temannya, dan kisah Musa beser.ta
gurunya. Pada masing-masing dari keduanya terdapat dua
sosok yang menonjol. Tamsil-tamsil yang dituangkan dalam
warna gambaran ini adalah kisah-kisah al-Qur'an seluruhnya.
Itulah cili khas yang menonjol dalam kisah-kisahnya. Ia
merupakan ciri khas seni murni yang juga mempunyai tujuan
sebagaimana layaknya dalam kisah-kisah seni yang bebas.
Kisah-kisah al-Qur'an yang arah utamanya adalah dakwah
agama, juga mempunyai ciri thas ini dalam perjalanannya.
Karena itu, hal ini terlihat menonjol dalam semua kisah-
kisahnya. Ia menggambarkan beberapa "tipe manusia" dali
sosok-sosok ini, yang melampaui batas-batas yang ada pada
sosok yang dimaksud kepada sosok teladan yang menjadi
contoh. Untuk itu, marilah kita ketengahkan sebagian dali
kisah-kisahnya secara global, dan sebagian yang lainnya kita
ketengahkan dengan rinci.

Malilah kita ambil;r" sebagai contohnya. Sesung-


(1)
guhnya dia adalah contoh seorang pemimpin yang berse-
mangat dan berwatak tempelamental.

J/J
J {eL n)a fa,Ln o L
Qr"' o,, go,, g Jl( u,, o ftS r, I f, o,,

Ia diasuh di dalam istana FiL'aun, berada dalam peng-


awasan danpenglihatannya, hingga tumbuh menjadi seorang
pemuda yang kuat.
"Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika
penduduknga sedang lengah, maka did.apatinga di
dalam kota itu dua orang laki-taki Aqng berkelahi;
Aang seorang dari golongannAa. (Bani Israil) d,an
seorang (Iagi) darimusuhnga (kaum Fir,aun). Maka
orang Aang dari golongannAa meminta pertolongan
kepadanga., unhtk mengalahkan orang yang d,ari
musuhnga lalu Musa meninjunya, d,an matila.h
musuhnga itu" (al-Qashash [28]: 15).
Di sini terlihat fanatisme etnis menonjol sebagaimana
pula reaksi emosi.
Tetapi, dalam waktu yang cepat lenyaplah dorongan
fanatisme ini, dan Musa kembali sadar.akan per.buatan yang
telah dilakukannya, sebagaimana, halnya watak orang-orang
yang temperamental,
"Mttsa berkata, 'Ini adalah perbuatan setan
s e sung g uhng a s etan itu ad a.I ah mu suh A ang me nA e -
s atkan lagi ng ata (trt ermu suhanng a). Mus a mendo a,
' Y a Tuhan-ku, s e su ng gu hng a aku t eI ah me ng aniay a
dirilst s endiri karena itu ampunilah aku.' Maka Allah
meng ampuning a, s e sung guhng a Allah Dia-lah yang
Maha Pengampun lagi Maha Pengagang. Musa ber-
kata, 'Ya Tuhan-ku, demi nikmat gang telah Engkau
anugerahkan kepadalut, aku sekali-kali tiada akan
menjadi penolong bagi orang-orang Aang berdosa"'
(al-Qashash [28]: 15-17).

374
Stwoidokr'*fl-Q,r'o,'

"Karena itu jad"itah Musa d"i kota itu merasa


takut menunggu-nunggu dengan khawatir (akibat
perbuatannA a) " (al-Qashash [28]: I S).
Ungkapan ini menggambarkan kondisi yang telah kita
ketahui, yaitu kondisi orang yang dicekam oleh rasa takut dan
khawatil kebulukan akan menimpa dirinya dalam semua
gerakannya. Sikap seperti ini terdapat pula pada sosok orang
yang berkalaktel temperamental.
Sekalipun demikian, sesungguhnya Musa telah berjanji
bahwa dirinya tidak akan lagi membantu orang-orang yang
berdosa. Mari kita lihat apa yang dilakukannya. Sesungguhnyar
ketika ia sedang melihat-lihat,
" Makq tiba-tiba orang Aang memintapertolong-
an kemarin b erteriak meminta p ertolong an kep ada-
nga (sekali lagi terhadap lelaki lain). Musa berkata
kepadanga,'Sesungguhng a kamu benar-benar
orang s e s at g ang ng atd" (ke ses atannA a) "' ( al-Qashash
[28]: 18).
Sekalipun demikian, Musa tetap membela orang itu
sebagaimana yang pernah dilakukan sebelumnya. Emosi dan
ambisinya membuatnya lupa kepada permohonan ampunan-
nya, penyesalannya, rasa takut dan khawatir yang pernah
mencekamnya, seandainya orang yang pernah ditoiongnva itu
tidak mengingatkan pelbuatannya kemalin. Akhirnya, Musa
menjadi sadar dan timbul rasa takutnya.
" Maka tatkala Mus a hendak meme g ang deng an
keras orang Aang menjadi musuh keduanya) m7t-
suhnga berkata, 'Hai Musa, apakah kamu ber-

375
J{elndaiun aLQr"' ot, yo,rg J1("ttu,k1u8fr.o,,

maksud. hend"ak membunuhku, s eb ag aimana kamu


kemarin telah membunuh s eorang manusia? Kamu
tidak b ermaksud melainkan hendak menj adi ora"ng
Aang berbuat sewenang-uenang di negeri (ini), dan
tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari
orang-orang Aang mengadakan perdamaian"' (al-
Qashash [28]: 19).
Pada saat itu juga seorang lelaki yang datang dari pinggir.
kota dengan langkah yang bergegas menemui Musa dan mena-
sihatinya supaya segera meninggalkan negeri Mesir., sebagai-
mana yang telah kita ketahui.
Kita tinggalkan Musa di sini dan akan kita jumpai lagi
dia pada episode berikutnya dali kehidupannya sesudah ber-
lalu masa sepuluh tahun. Barangkali dia telah menjadi seorang
yang berwatak lembut dan menjadi seorang lelaki yang
berwatak tenang dan berjiwa penyantun.
Tidak demikian. Kini dia sedang diseru dari aral-r pinggir
bukit Thul di sebelah kanannya, " Lempalkanlah tongk at:rrurt" ,
maka Musa melemparkannya dan tiba-tiba tongkat itu berubah
menjadi ular besal yang merayap dengan cepat. Begitu Musa
melihatnya ia langsung lari terbirit-birit ketakutan tanpa me-
noleh. Sesungguhnya dia masih menjadi pemuda yang tem-
peramental, sekalipun dia telah tumbuh menjadi lelaki dewasa.
Memang kalau seiain Musa akan lebih takut, akan tetapi Musa
barangkali seharusnya hanya menjauh dari ular itu dan beldiri
seraya merenungkan kejadian luar biasa yang sangat
menakjubkan ini.
Kemudian kita tinggalkan lagi dia beberap a saat, untuk

376
J(i.roB Dofo,,, of-Q,. 'o',

kita lihat apa yang dilakukan oleh zaman terhadap saraf-saraf-


nya.
Sesungguhnya dia telah beroleh kemenangan atas
tukang-tukang sihir, dan membebaskan Bani Israil serta mem-
bawa mereka menyebelangi Laut Merah. Sesuclah itu ia ber-
angkat untuk memenuhi janji kepada Tuhan-nya di bukit Thur.
Sesungguhnya dia benar-benar seorang Nabi, akan tetapi kini
dia meminta kepada Tuhan-nya suatu permintaan yang aneh,
"Ya Tuhan-ku, tampakkanlah (diri Engkau)
adaku ag ar aku dap at melihat kep ada Engkau',
kep
Tuhan berfinnan, 'Kamu sekali-kali tidak sanggup
melihat-Ku, tetapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia
tetap di tempatng a (seperti sediakala) niscag a kamu
dapat melihat-Ku"' {al-A'raf [7]: 1a3).
Kemudian terjadilah peristiwa yang tidak tertang-
gungkan oleh saraf-saraf manusia, bahkan oleh saraf Musa
sendili.
" T atkala Tuhan-ng a menamp akkan diri kep ada
ganung iht, dijadikan-Nga gurutng itu hancur luluh
dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa
sadar kembali, dia berkata,' Mahasuci Engkau, aku
bertobat kepada Engkau dan aku orang Aang
pertama-tama beriman"' 1al-A'raf [7]: 1a3].
Kesadaran seorang temperamental sedemikian cepat
dan sigap.
Kemudian kini dia kembali dan menjumpai kaumnya
telah mengambil patung anak lembu sebagai sembahan
meLeka, sedang di tangan Musa terdapat luh-luh yang berisi-

377
3.teLti,ufan af-Qrr'o't yo'r g 31("ttnlgu3f.,rt,

kan wahyu Allah yang diturunkan kepadanya. Dengan spon-


tan tanpa tenggang waktu,
"M7tsa pun melemparkan luh-luh (Taurat) itu
dan meme ang (rambut) kep ala s audarang a (H arun)
g
sambil menariknAa ke arahnga" 1al-A'raf [7]: 15O).
Sesungguhnya Musa masih temperamental lalu menarik
rambut kepala dan jenggot saudaranya tanpa mau mendengar
alasan yang diucapkan oleh saudaranya itu.
" H arun menj aut ab,' H ai putra ibula,L, j ang anlah
kamu p e g ang j ang g utlat d an j an g an (pul a) kep aI aku ;
sesungguhnga aku khawatir bahttta kamu akan
b e rkata (kep adaku ),' K amu telah meme cah-b elah
antara Bani Israel dan kamu tidak memelihara
amanatlst"' lThaha l20l gal
Ketika Musa mengetahui bahwa biang kerok yang mela-
kukan pelbuatan itu adalah Samiri, ia menoleh ke arahnya de-
ngan marah dan menanyainya dengan nada kecaman, hingga
manakala Musa mengetahui rahasia patung anak lembu itu,
"Berkata Musa, 'Pergilahkamu, maka sesung-
guhnga bagimu di dalam kehidupan dunia ini (hanga
dap at) meng atakan,' J ang anlah meny entuh ( aku).'
Dan sesungguhnga bagimu hukuman (di akhirat)
A ang kamu s ekali-kati tidak dap at menghindaring a,
dan lihatlah tuhanmu itu g ang kamu tetap menA em-
bahnga. Sesungguhnya kami akan membakarnAa,
kemudian kami sungguh-sungguh akan mengham-
bur-hamburkannga ke dalam laut (berupa abu Aang
b ers erakan) " lThaha l20l: 97 l.

378
9(ir"6 a" (ant oLQr"'otL

Demikianlah kata Musa dengan nada yang jelas sangat


geram dan gerakan yang tegang.
Kita biarkan dia untuk beberapa tahun iagi.
Sesungguhnya ketika kaumnya berada di padang Tih,
menurut perkilaan kami dia telah belusia senja (lanjut) saat
berpisah dengan mereka. Lalu Musa belsua dengan seorang
lelaki; Musa meminta kepaclanya untuk menemainya agar ia
dapat mengajari dirinya sebagian dari ilmu yang teiah
dianugerahkan Allah kepadanya. Dan kita mengetahui bahwa
Musa tidak mampu belsabar bersamanya. Akhirnya, lelaki itu
mencelitakan kepada Musa rahasia dari hal-hal yang telah
diperbuatnya dari satu waktu ke waktu yang lain, lalu kedua-
nya berpisah.
Ituiah sosok seorang pemimpin yang menonjol dan tipe
manusia yang jelas sikapnya dalam tiap tahapan di antala
tahapan semua kisah yang dijalaninya.

(2) Tokoh yang berbed" O";"r Musa adalal-r Ibrahim.


Sesungguhnya dia adalah tipe seolang yang belkarakter'
lembut, toleran, dan penyabar:
"Sesungguhnga Ibrahim itu benar-benar
seorang Aang pengantun lagi penghiba dan suka
kembali kepada Allah" (Hud [11]: 75).
Inilah dia di rnasa kecilnya hidup menyendiri belsama
dengan renungannya dalam rangka mencali Tuhan-nya,
"Ketika malam telah menjadi g elap, dia melihat
sebuah bintang (lalu) dia berkata, 'Inilah tuhanku.'
Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata,
379
SleL't),tfttn1LQr"'o,ryo,tg)1(u,r"Ljrr8ft o,r

'Saga tidak suka kepada Aang tenggelam.' Kemu-


dian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata,
'Inilahtuhan-ku.' Tetapi setelah bulan itu terbensm
dia berkata, 'SesungguhnAa jika Tuhan-ku tidak
memberi pehmjuk kepadalat, pastilah alst termasuk
orang-orang Aang sesaf.' Kemudian tatkala dia
me lihat matahari terbit, dia b e rkata,' Inilah tuhanku,
ini gang lebih besar.' Maka, tatkala matahari itu tetah
terbenam, dia berkata,' Hai kaumlan, sesung guhny a
alat berlepas diri dari apaAang kamu persekuhtkan.
Sesungguhnga alcu menghadapkan diriku kepada
Tuhan Aang menciptakan langit dan bumi dengan
cenderung kepada agama Aang benar, dan aku
bukanlah terrnasuk orang -orang A ang memp er s eku-
tukan Tuhan.' Dan dia dibantah oleh kaumnga. Dia
berkata, 'Apakah kamu hendak membantahku
tentang AIIah, padahal sesungguhnya Allah telah
memberi pehmjuk kepadaku. Dan aku tidak takut
kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan
Aang kamu persekutukai'dengan Allah, kecuali di
kala Tuhan-ku menghendaki sesuatu (dari malape-
taka)itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala
sesuatu. Maka, apakah kamu tidak dapat menga-
mbil pelajaran (daripadanga)?, (al-An'am [6]: 76-
801.

Begitu Ibrahim sampai kepada keyakinan ini, ia lang-


sung berupaya dengan penuh rasa bakti dan kasih sayang
untuk memberi petunjuk kepada ayahnya dengan kata-kata
yang santun dan logis.
"Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah
sesuatu Aang tidak mendengar, tidak meliha\ dan

380
Jliu 6 a" f"rtt o f-Qrr'o,t

tidak d.apat menolong kamu sed.ikitpun? Wahai


bapakku, sesungguhnga telah datang kepadaku
sebagian ilmu pengetahuan Aang tidak datang
kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan
menunjukkan kepadamu jalan Aang lurus. Wahai.
bapakku, janganlah kamu mengernbah setan.
Sesungguhnga setan itu durhaka kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguh-
nga aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab
dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu
menjadi kautan bagi setan" (Maryam [L9l: a2-a51.
Akan tetapi, ayahnya menolak nasihatnya dan memba-
lasnya dengan kata-kata yang kasar, bahkan mengancamnya
dengan ancaman yang keras.
" Berkata b apakng a,' Bencikah karrut kepada tu-
han-tuhanls4 hai lbrahim? Jika karrut tidak berhenti,
maka nis cag a kamu akan latr aj am, dan ting g alkanlah
alst buat u;aldu Aang lg o"'(Maryam [19]: a6).
Jawaban bapaknya yang kasar ini tidak membuat
Iblahim bersikap tidak sopan dengan ayahnya. Hal itu tidak
menghilangkan tabiatnya yang penyayang dan tidak pula
membuatnya berlepas diri dari ayahnya.
"Berkata lbrahim, 'Semoga keselamatan dilim-
p ahkan kep adamu, aht akan meminta ampun b a gi-
mu kepada Tuhan-ku. Sesungguhnga Dia sangat
baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri
darirrut dan dan apa Aang kamu seru selain Allah,
dan aku akan berdoa kepada Tuhan-ku, mudah-
mudahan aku tidak akan kecetua dengan berdoa
kepada Tuhan-ku"' (Maryam ll9l': a7 -a81.

381
Jtei, r ).t B.r' o l- Q,.. L,, yo,, g Jl( e,, a (Lj rrl(l o,,

Kemudian kini dia sedang menghancur.kan berhala-


berhala mereka. Barangkali ini merupakan satu_satunya
perbuatan keras Ibrahim yang dilakukan clalam hiclupnya.
Tetapi, dia melakukan hal ini semata-mata kar.ena ter.clorong
oleh rasa kasih sayangnya yang besar.. Dengan harapan semoga
kaumnya mau beriman kepadanya, apabila mer.eka melihat
belhala-berhalanya telah hancur berkeping-keping, clan me_
reka menyadari bahwa berhala-berhala itu tidak dapat me-
nolak bahaya yang menimpa dirinya. Sesungguhnya mer.eka
hampir saja mau beriman.
" Maka mereka telah kembali kepada kesadaran
mereka dan lalu berkata, 'sesungguhnga kamu se-
kalian adalah orang-orang Aang menganiaga (diri
sendiri) "' (al-Anbiya' [2 1-lz 641.
Akan tetapi, mereka kembali sesat clan bertekacl untuk
membakal Ibrahim. Ketika itulah,
,
"Kami berfirrnan, 'Hai api menjadi dinginlah,
dan menjadi keselamatanlah bagi lbrahim!", 1at-
Anbiya' lzLl:. 691.
Sesungguhnya sesudah itu Ibrahim pergi dar.i mereka
dalam waktu yang cukup lama bersama dengan orang-orang
yang beliman kepadanya, antara lain anak saudara laki-lakinya
sendiri yaitu Luth.
Di usia tuanya Allah memberinya rezeki seor.ang putra
yaitu Isma'il. Akan tetapi, terjadilah peristiwa yang mengha-
luskannya untuk menjauhkan putranya itu ber.sama ibunya
darinya, namun al-Qur'an tidak menyinggung kejadian ini.

382
J{,i trB )c. lcrrrr o f-Q,r'..,'

Yang je1as, perasaan dclhanya mengalahkan rasa kasih savang


seorang ayah. Keimanannya kepada Tuhan-nya lebih mengua-
sainya. Sehingga, akhilnya Ibrahim meninggalkan keduanya
c1i sisi Rumah-Nya. Dan, di sana ibrahim memanjatkan cloanya

clengan khusyu' dan rasa pasrah kepada Allah,


"YcL Tuhan kami, sesunggultnya aku telah me-
nempatkan sebagian keturunanku di lembah Aang
tidak mempunAai tanam-taneman di dekat rumaLt
Engkau (Baitullah) Aang dihormati, ga Tuhan kami
fuang demikian itu) agar mereka mendirikan salat,
maka j adikanlah hati s eb agian manusia cenderung
kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari bu-
ah-buahan, mudah-mudahan mereka b ersyukur "
(Ibrahim [1a]: 37).
Kemudian begitu anaknya tumbuh besar dan menjadi
seorang pemuda, Ibrahim melihat dalam mimpinya bahwa clia
menyembelih putranya itu. Maka, iman agamanya yang men-
dalam lebih menguasai dilinya daripada lasa cinta seol.ang
ayalr yang mendalam kepada anakny a.Lalu, ia bertekad untuk
melaksanakan mimpinya itu, seandainya Allah tidak menya-
yanginya,la1u Allah menebusnya dengan hewan sembelihan
yang besar.
Demikianlah dalam kisah ini terkuak semrla kejadian
dan dialog-diaiog tentang tokoh yang istirnewa tampilannya
clan jelas cili khasnya.
"Sesungguhnya lbrahim itu benar-benar seo,
rang Aang penAantun lagi penghiba dan sukct
kembali kepada Allah" (Hud [11]: 75).

383
i)(eiilafaan of-Qr'",t yo ng 71(emfgull,tn

(3) Yusuf adaiah tipe seorang leiaki yang penuh kesa-


daran dan bijaksana.
Dia menemui kesulitan kalena rayuan istri aI: Aziz
kepadanya lalu ia menolaknya. Sesungguhnya Yusuf ber.ada
di rumah seorang lelaki yang mengasuhnya. Oleh karena itu,
sudah selayaknya Yusuf menjaga semua flo1.1nzr:1'ro1.ma sopan
santun. Tetapi, sekalipun demikian, dia hampir.saja lemah,
"Sesungguhnga uanita itu telah bermaksud
(melalukan p erbuatan itu) deng an Yusuf, dan yusuf
pun bennaksud (melakukan pula) dengan tuanita
itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhan-
nga" (Yusaf lL2l: 24le
Di sini "wanita" itu ditampilkan dalam kondisinya yang
paling buruk karena terdorong oleh naluri birahinya yang
memuncak.
"Dan keduanAa berlomba-lomba menuju pinht
d.anwanita iht menarik biiju gamis Yusuf d"ari bela-
kang hingga kogak" (Yusuf [L2l:251.
Dan terjadilah kejutan yang paling ditakuti oleh wanita
itu,

(9) Menurut hemat saya pengertian kata " bermaksucf' cli sini menunjuldcan aclanya
interaksi clari keclua belah pihak pacla awal mulanya, kemuclian yusuf melihat
tancla clari Tuhan-nya, hingga ia saclar akan clirinya. Dan, saya ticlak berpenclapat
bahwa makna 'bermal<sucl' kemuclian 'meninggatkan ' termasul< hal yang
berlawanan clengan l<emaksuman para Nabi clari dosa-closa. karena suclah cul<up
bagi Yusuf aclanya 'ishmah yang menghinclarl<annya jika ia ticlal< melal<ul<annya.
Dan, kaitan kata Laula (kalau ticlak) bukanlah bermaksuc.l kepacla wanita itu lalu
clia menghinclarinya, melainkan kaitannya ticlal< clisebutkan yang keberaclaannya
clitunjukkan oleh kalimatyang sesudahnyayaitu larinyaYusufdarinya clan robeknya
balu Yusuf dari arah belakangnya, ticlak acla tal<wil lain lagi sesudah ini.

384
J(ir.. 6 )o fn,tt n f-Q, r'.,,,

"Dan kedua-duanya mendapati suami wanita


itu di muka pintu" (Yusuf lL2l:251.
Di sini wanita itu dikuasai oleh nalurinya pu1a, lalu ia
menemui jawaban untuk pembelaan dirinya, kemudian ia
berbalik menuduh si pemuda (Yusuf),

t::;iJv\,16-i,aYh-ftJ6
"Apakah pembelasan terhad.ap orang Aang
berrnaksud berbuat serong dengan istrimu?" {Yusuf
[12]: 2s).
Akan tetapi, dia adalah seorang wanita yang sedang
dimabuk asmara, maka ia khawatil bila Yusuf celaka. Kalena
itu, ia menyarankan agar Yusuf menelima hukuman yang
aman,

t$l;Ji;,-i*t,ty
"selain dipenjarakan atau (dihukum) d'engan
azab yang pediLt" (Yusuf ll2l:251.
Sekiranya selain Yusuf sudah pasti akan emosi, tetapi
Yusuf yang sadar dan penuh pengertian menjawab dengan
jujur,
E -( / -?// -

4;*rt)JtA
"Dia menggodaku untuk menundukkan diriku
(kepadanyal" (Yusuf ll2lz 261.
Baju gamisnya yang robek dari alah belakangnya mem-
pelkuat alasannya, dan pengakuannya itr-r dipelkuat clengan
kesaksian seseorang dari pihak kelualga wanita itu sencliri.
3{eln)iltan oLQto' o,, yo trg 31("tro(yrr8ftn,,.

$er&J5%tW6\t:r'4:
j.! #3i**J,'oK-ftan.fi i GjJ,i i;t
Q-+1- 1,ft /),z.ztz7.
+,"ry+*Jl;*;A;cljS_t
"Dan seorang saksi dari keluarga wanita itu
me mb e rikan ke s aks ianng a,' Jika b aju g ami s ny a ko -
gak di muka, ma"ka utanita itu benar, d.an yusuf
termasuk orang-orang gang dusta. Dan jika baju
gamisnga kogak di belakang, maka wanita itutah
Aang dusta danYusuf termasuk orang-orang Aang
benar" (Yusuf lL2l: 26-271.
Kalau demikian, berarti Yusuf tidak belsalah.
Kaum wanita penduduk kota itu ramai membicarakan
kejadian tersebut, sepelti kebiasaan kaum wanita di setiap
tempat dan masa. Karena sesungguhnya kejadian ini di mata
mereka merupakan gosip yang paling laris. Lalu muncul lagi
wanita is tri a1-' Azi z ini. Ia mengundang kaum wanita ke suatu
perjamuan yang diadakannya. Ketika mereka sedang asyik
menyantap hidangan yang disajikan dengan memakai pisau
di tangan mereka untuk memotong makanan, karena sesung-
guhnya bangsa Mesir saat itu telah maju peradabannya, me-
reka biasa makan dengan memakai piring dan pisau untuk
memotong makanan. Kemudian istri al-'Aziz memerintahkan
kepada YusuJ untuk keluar menampakkan dirinya kepada me-
reka. Mereka terperangah kagum melihat ketampanan Yusuf

386
)(irn13 ).[t," n f-Q,, o,,

yang luar biasa sehingga tanPa mereka sadari pisau melukai


iari meleka dengan luka yang palah.

LIffitK(, 6
";t'-\;t i;;i'*s Ki?i'{t[w
/n, *'7 .
.l+ ? ))/z
{}-r) ,-,I,Y!IIA
"Meka tatkala tuanita-utanita itu melihatng a,
mereka kagum kepada (ketamp anan rupa) ny a, dan
mereka melukai (jari) tangannAa dctn berkata,
'Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusi* Se-
sungguhnga ini tidak lain hanyalah malaikat gang
mulia"' (Yusuf [12]: 3 1).
Sesungguhnya mereka adalah wanita dan istli al-'Aztz
pun adalah wanita. Karena itu dia mengetahui cara untuk
membalas dan mempermalukan mereka.
.f.
vt **'i,i%
Y-=
i&,4 *Si'6V\4*,t it\i *
;, :; p\i
*Si'\3V \i
"Kemudiantimbul pikiran p ada mereka s etelah
melihat tanda-tanda (kebenaran Yusufl bahtpa me-
reka harus memenjarakannga sampai sesuatu
waktu" (Yusuf [12]: 35).
Gosip dan pergunjingan tidak akan berhenti selama di
kota masih ada wanita.
Dan sekarang, Yusuf sedang menafsirkan mimpi yang
dialami oleh kedua orang pelayan raja di penjara. Setelah Yusuf
mengetahui bahwa salah seorang di antala keduanya akan
selamat dan akan kembali berkhidmat rnelavani tuannya,
Yusuf yang berkesadaran tinggi tidak lupa uutuk berpesan

387
)let,itfaa n",tLQr.' o,t yong J1(e,"o(gtt8fto,,

kepadanya agar menyampaikan per.kara ciir.inya kepacla


tuannya.

A; i* +b\t W d {r* u !yis,t;


"Dan Yusuf berkata kepada orang Aang dike_
tahuinga akan selamat di antara mereka berdua,
Te r ang kanlah ke ad aanku ke p ad a tu anmu' (yusuf
'

lL2l: a2l.
Akan tetapi, tukang penyaji minuman raja lupa kepada
pesan Yusuf,

i'Wt#i94
"Karena itu, tetaplah dia (Yusufl dalam penjara
beberapa tahun lamanga" (yusuf lL2lz +21.
Sampai raja mengalami mimpinya dan para ahli tabir
mimpi tidak mampu menafsirkan mimpinya. Maka, penyaji
minuman laja ingat kepada Yusuf, lalu ia datang kepadanya
meminta kepada Yusuf untuk menafsir.kan mimpi tuannya,
dan ia menjumpai tafsirnya pada Yusuf. Maka, raja pun
meminta untuk dapatbersua dengan Yusuf.
Di sini tampak pribadi lelaki yang bijak. Sesungguhnya
dia masuk penjara secara ariaya, dan sesungguhnya di seputar.
dilinya penuh dengan gosip. Dia merasa masih belum aman
apabila keluar dali penjara, karena bisa saja dia dikernbalikan
iagi ke dalam penjara sebagaimana ketika ia climasukkan ke
dalamnva pada kali yang peltama. Maka, dia mengambil ke-
sempatan yang tepat kali ini guna memperoieh jaminan akan
keselamatannya dan namanya diber.sihkan.

388
J{ir"B )o fo,t, .., l-Q,r'o,t

" Berkatalah Yusuf,' Kemb alilah kep ada tu anmu


dan tany akanlah kep adang a b ag aimana halng a w a-
nitanaanita A ang telah melukai tang anny a? Sesung -
guhnga Tuhan-ku Maha Mengetahui tipu daga
mereka"' (Yusuf [12]: 5O).
Lalu raja menanyai meteka, dan meleka menjawab me-
nurut apa adanya, dan istri al-'Aziz prtn berpenclapat untuk
membersihkan nama Yusuf . Pada lahiriahnya dia telah tua saat
itu, jika kita perkirakan dia melakukan perbuatannya itr"r saat
berusia empat puluh tahunan atau lebih, karena saat itu ia ber'-
ada di fase terakhir dari puncak kewanitaannya. Apabila kita
tambahkan kepada usianya beberapa tahun, maka ia belusia
lima puluhan atau mendekati lima puluh tahun. Oleh karena
itu, tidak ada bahayanya saat itu bila ia menyingkapkan masa
lalu yang terpendam,

66. )6J r:t * -3,i :i :riuliJi c#*!'


.4,
o\
!a
Sekarang j elaslah keb enaran itu, akulah A ang
"

menggodanga unhtk menundukkan diringa (kepa-


dalal, dan s e sung guhng a dia termasuk or ang -orang
Aang bener" (Yusuf [12] :51].
Dalam menanggapi hal ini, Yusuf sebagai seorang lelaki
yang bijak lagi jujul dalam berungkap tidak berlebihan dalam
sesuatu hal pury melainkan hanva menanggapi setiap keadaan
dengan berbagai perhitungan dan sikap hati-hati; ia menga-
takan dalam komentarnya,

389
Jteirr).r J3crr .. [t-Q,r'.t't yo,,.g )1(",t,r?jrrilr,t,,

"Yang demikian itu agar dia (alJAzi.z) menge-


taLrui bahuta sesungguhnga aku tidak berkhianat
kepadanga di belakangnAo, dan bahwa Allahtidak
meridhai tipu daga orang-orang Aang berkhianat.
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalah-
an), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menAu'
ruh kepada kejahaten, kecuali nafsu Aang diberi
rahmat oleh Tuhan-ku" (Yusuf [12]: 52-53)10
Ketika melihat raja telhibur dan melasa senang dengan
takwilnya,lalu ia mendengar laja berkata kepadanya,

gffir{tqi;att
"sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi
seorang Aang berkedudukan tinggi lagi dipercaga
pada sisi kami" (Yusuf [12]: 5a].
Yusuf tidak menyia-nyiakan kesempatanini, bahkan dia
sebagaimana disebutkan dalam firman berikut.

#-tLJ;;'Lr!'li;$;{"##36
"Berkata Yusuf, 'Jadikanlah aku bendahara-
LUan negara (Mesir); sesungguhnga aku adalah
or(rng Aang pandai menjaga lagi berpengetahuan"'
(Yusuf [12]: 55).

{10) Dalam ucapan Yusui ini terkanciung mai<na yang menguatltan tafsir kami yang
telah clise'butkan sebelumnya. l(arena hawa na8u itu selalu memerintahlan l(epada
l<ejahatan clan sesungguhnya hawa nafsu telah menclorong Yusuf clan Yusuf ticlak
membebaskan clirinya c.lari perkara ini. Namun, clia clipelihara clan melihat tancla
clari Tuhan-nya, hingga ia dapat menahan cliri. Hal ini merupal(an pemeiiharaan
yang ticlak diragukan lagi sesuclah fitnah yang menggocla. I(isah yang mirip dengan
kasus ini teriadi pacla ctiri Nabi Allah Daucl clalam i<asus seel<or l<amlring dan
sembilan puluh sembilan kambing lainnya.

390
Jituo 13 d. lo,', .., fl-
Q,r'o,'
Maka, permintaanYusuf dikabulkan cli saat yang paling
tepat.
Kebijakan Yusuf di tahun-tahun musim subur dan mu-
sim paceklik menunjukkan bahwa dia seor.ang pakar daiam
bidang manajemen dan ekonomi. Sesungguhnya clia meme-
gang jabatan bendaharawan selama empat belas tahury bukan
hanya mengatur perbendahal.aan negeri Mesir saja. Bahkan,
perbendaharaan negeri-neger.i yang berdekatan dengannya
yang juga mengalami musim paceklik diatur.nya pula. Mereka
berdatangan ke Mesir untuk mencari roti dankebutuhaniridup
selama tujuh tahun.
Kemudian ketika saudara-saudar.anya datang, yusuf
mengenal mereka tetapi mereka tidak mengenalnya. Dia men-
jadikan kesempatan ini untuk bersua dengan saudara sekan-
dungnya, sebagai halga mereka untuk memper.oleh makanan
pokok. Setelah mereka datangkembali kepada Yusuf dengan
membawa saudala sekandungnya dan Yusuf bermaksud me-
nahan saudaranya itu agar tetap di sisinya, dia menjadikan
piala raja di karung saudaranya itu. Kemudian dia meme-
rintahkan kepada penyeru untuk mengumandangkan seruan,

t:'L;t'$yUW
kafilal4 s e sung guhng a kamu adalah orctng -
" H ai
orang Aang menatri" (Yusuf [1-2l: 7Ol.
Tetapi, mereka mengingkari adanya pencurian dan
meminta diadakan pemeriksaan. Sedangkan ol'ang yang pada
karungnya ditemukan piala raja akan dijadikan sebagai san-

391
9tei,' )o l3on .. f-Q, r'o,t y,x ng Jl(enaijrift ut

dera yang ditahan. Di sinilah tampak kebijakan Yusuf,


c I -, t///2/ .i71, -+ -,. ...1 . . j\r..
9J zt62 tglg-;:-'t| r;t "-U2 Ja ;$ -caL,l ri
"Maka mulailah Yusuf (memeriksa) kantng-
karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudcL-
ronAa sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala
raja itu dai karung saudaranga" lYusuf l1-2lz 761.
Yusuf membiarkan mereka pulang tanpa saudalanya
telsebut, kemudian mereka kembali dengan membawa ka-
rung-karungnya. Dan, kali ini Yusuf berterus terang tentang
dirinya kepada meLeka, sesudah dia memberi pelajalan ini ke-
pada mereka dan sesudah dia membebankan penderitaan itu
telhadap mereka.
Semuanya itu adalah tindakan seolang lelaki yang sadar,
penuh pengertian lagi bijaksana.
* * *"..

(4) Kami ingin menampilkan tokoh Adam dan Iblis


clengan penjabaran yang detail, tetapi kami melasa cukup ha-
nya dengan mengetengahkan keduanya secala global, karena
kami akan menyampaikan kisah lainnya yang jauh lebih rinci.
Sesungguhnya tokoh Adam dalam kisah-kisah al-Qur''-
an merupakan tipe manusia dengan semua rlnsu1'clan cili khas-
nya" Di antara yang paling menonjol aclaiah kelemahan manrl-
sia yang terbesar yang menghimpun semua segi kelemahan
lainnya. Di antaranya, kelemahan menghadapi keinginan
untuk hidr-rp kekal. Sesungguhnya iblis telah menyenturh ba-
gian yang lemair ini, maka Adam dan Hawa memenuhi per-
rnintaanlya dan termakan oieh rayuan iblis.
)tilo fi ).r 1o,,, .. f-Q, r'o,t

"Hai Ad,am, maukah saAa tunjukkan kepad,a


kamu pohon kluldi dan kerajaan Aang tidak akan
binasa?" (Thaha l20l:. L2Ol.
Manusia yang fana senantiasa berambisi untuk hidup
kekal. Ketika tidak dapat meraiirnya sebagaimana yang diha-
rapkan oleh setan, dia tetap dan akan tetap berusaha ciengan
berbagai macam cara. Melalui keturunan, ketenaran, dan
khayalan. Jika semuanya itu tidak belguna baginya, namrln
akan berguna baginya agama yang menjamin kebangkitan di
akhirat dan menjamin baginya sejenis kekekalan pulal
Sedangkan tokoh iblis adalal-r tokol-r setan, dan ini sudah
cukup.

5. Sekalang kami akan m"-"0".0". kisah yang menur.ut


pandangan kami paiing menonjoikan ciri khas sang tokoh, dan
juga paling mendalam nilai seni murninya, di samping dapat
menunaikan tujuan agama dengan sempurna.
Sesungguhnya kisah ini adalah kisah Suiaiman beserta
Balqis. Keduanya adalah tokoh yang dengan jelas mencermin-
kan tokoh "laki-laki" dan tokoh "warita" . Kemudian tokoh "raja
sekaligus Nabi" dan tokoh "tatlu" . Sekarang rnar.ilah kita lihat
bagaimana semuanya ditonjolkan.
"Dan dia memeriksa burung-burung lalu ber-
kata, 'Mengapa aku tida,k melihat hud-hud, apakah
dia terrnasuk gang tidak hadir. Sungguh alst benar-
benar akanmengazabnya dengan azab Aang keras,
atau benar-benar mengembelihnya kecuali .jika

393
)teLni^iur,t{'-Qrr.'.r'r grtttg J1(",tnljtift ut

benar-benar d,ia d.atang kepadaku d,engan alasan


A ang terang "' (an-Naml l27l: 2o-211.

Ini merupakan adegan pertama. Di dalamnya ditampil-


kan raja yang berwibawa, Nabi yang adil, clan lelaki yang bijak-
sana. Sesungguhnya dia seolang raja yang sedang merneriksa
rakyatnya, dan sesungguhnya clia marah karena peraturannya
clilanggar dan adanya ketidakhadiran tanpa izin. Tetapi, dia
bukanlah sosok penguasa yang zhalim, karena barangkali
pihak yang tidak bisa hadil itu mempunyai alasannya sendili.
iika mernangbenal, maka ia akan selamat; dan jika tidak mern-
punyai alasan, maka kesempatan masih ada, dan sesungguh-
nya dia akan mengazabnya dengan azab yang keras atau
benar-benal akan menyembelihnya.
"Meka tidak lama kemudian (datanglah hud-
hud), lalu ia b erkata,' Aklt telah meng etahui s e suaht
A ang kamu b elum meng 1tahuing a, dan kub atu a ke-
padamu darinegeri Saba suatu beritapenting yang
digakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang
tuanita Aang ntemerintah mereka, dan dia dianu-
gerahi segala sesuatu serta mempunAai singgasana
Aang besar. Aku mendapati dia dan kaumnga me-
nyembah matahari, selain Allah; dan setan telah
menjadikan mereka memandang indah perbuatan-
perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari
jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
og ar me r eka tidak me ng e mb cth Allah Y ang meng e lu -
arkan opcLAang terpendam dilangit dan di bumi dan
Aang rnengetahui apa Aang kanzu sembunyikan dan
apa Aang kamu ngatakan. Allah, tiqda Tuhan (AanE
berhak dis emb ah) kecuali Dia. Tuhan Yang mempuny ai

394
,
)t iro fi )., lo,', ., f-Q,, o,,

'Arasg Aang besar"'(an-Naml l27lz 22-261.


Ini adalah adegan kedua, yaitu kembalinya hudhud
yang tidak hadir'. Sedang dia mengetahui ketegasan rajanya
clan azabnya yang keras, lalu dia memulai pembicalaannya
dengan membawa berita mengejutkan yang telah dipersiap-
kan buat raja untuk menjadi alasan bagi ketidakhadilannya.
Dia membuka beritanya dengan gaya bahasa yang memastikan
raja mau mendengalnya dengan penuh per'hatian,
"Akutelahmengetahui sesuatu Aang kamu be-
lum mengetahuinga dan kubatua kepadamu dari
negeri Saba suatu beritapenting gang digakini" (an-
Naml l27l:221.
Raja manakal'r yang tidak mau mendengar bila ac{a seo-
rang lakyat kecilnya melaporkan kepadanya, " Alat telnlt
nrcngetalud senmttL y nng lcnmu behun nrcngetnl ruiny n. " Kernudian
ternyata hudhud yang tidak hadir itu datang dengan mem-
bawa berita yang rinci. Dia benar-benal merasakan bahwa
rajanya mendengar berita yang disampaikannya dengan
penuh perhatian, maka dia membeberkannya dengan panjang
lebar dan belfilsafat pula, lalu mengingkari perbuatan yang
dilakukan oleh kaum yang dilihatnva itu,
"Agar mereka tidak menyembah AIIah Yang
mengeluarkan apaAang terpendam dilangit dan di
bumi" (an-Naml l27lz 25l.rL

(11) Di sini saya teriemahkan meQurut versi Sayyicl Quthb, seclang cli atas saya
terjemahkan menurut terjemahan Depag. l(alau versi Sayyicl Quthb menganggap
bahwa ayat ini termasuk perkataan huclhucl, seclang menurut Depag merupal<an
ta$ir clari ayat sebelumnya-Penj,

395
)(eit)ol3,t,t of-Qtr'.t,t yo ,rg J1(rt otlrifrrt,r

Sesungguhnya hudhud sampai saat itu benarbenar


masih merasa bersalah, karena rajanya masih belum memberi-
kan tanggapan terhadap laporannya. Lalu hudhud mengisya-
ratkan bahwa di sana ada Tuhan yaitu Tuhan Yang mempu-
nyai'Alasy yang besar, untuk meredakan raja di hadapan
Kebesaran Ilahi ini.
" Berkata Sulaiman,' Akan kami lihat, ap a karrut
benar, ataukah kamu termasuk orang-orang Aang
berdusta. Pergilan dengan (membaua) suratku ini,
lalu j atuhkanlah kep ada mereka, lalu p erhatikanlah
ap a. A ang mereka bicarakan, (an-Naml [27]: 27 -281.

ini adalah adegan kedua dalam bagian telakhirnya.


Menampilkan seorang raja yang berwibawa dan ac1il. Berita
besar itu tidak membuat raja lupa daratan dan alasan yang
diajukan ini tidak dapat menutup kasus personel tentara yang
melanggal kedisiplinan. Kesempatan untuk mengecek kebe-
nalan telah telbuka, sebagaiman dryangdilakukan oleh seorang
Nabi yang adil dan tokoh yang bijak.
Kemudian kita sebagai pamilsa masih belum ilrenge-
tahui sedikit pun tentang apa yang terkandung dalam surat
raja itu. Tiada sesuatu pun daripadanya yang bocor sebelum
sampai kepada ratu yang ditujunya. Dan manakala surat itu
sampai ke tangannya, dia sendirilah yang membeberkannya.
Lalu mulailah adegan ketiga.
"B erkata ia (B alqis ),' H ai p emb e s ar-p emb e s ar,
s e sung guhng a telah dij atuhkan ke p adaku s ebuah
surat Aang mulia. Se'sungguLtnga surat itu d"ari Sulai-
man dan sesungguhnga (isi)nga, 'Dengan menA+

396
Jti,rnB )n0.,,' of-Q1,, '.,',

but nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha


Penyagang. BaLttua janganlah kamu sekalian ber-
Iaku s omb ong terhadaplclt dan datanglah kep ad aku
s eb ag ai orang -o rang A ang b ers erah dirt "' an-Naml
(

l27lz 2e-3L1.
Sang ratu menutup sulat, lalu memanggil para anggota
majlis musyawarahnya guna membahas masalah ini.
"Berkata dia (Balqis), 'Hai para pembesar beri-
lah aku pertimbangan dalam urusanku (ini). Aku
tidak pernah memutuskan suatu persoalan sebelum
kamu berada dalam majelisku"'(an-Naml l27lz OZl.
Dan sebagaimana kebiasaan tentala di setiap zaman dan
tempat, mereka halus tetap memperlihatkan kesiapan daya
tempulnya di setiap waktu. Jika tidak, meleka akan dipecat
dari kepegawaiannya. Tetapi, ul'usarulya tetap akan diserah-
kan kepada komandan teltinggi sebagaimana yang ditelapkan
dalam undang-undang kedisiplinan dan ketaatan.
"Mereka menjawab, 'Kita adalah orang-orang
Aang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki lcebe-
ranian Aang sangat (dalam peperangan), dan ke-
putusan berada di tanganmu, maka pertimbang-
kanlah ap a A ang akan kamu p e rint ahkan "' an- Naml
(

l27lz 331.
Di sini tokoir "wanfta" muncul dali balik jabatannya
sebagai "ratu", vaitu wanita yang tidak suka perang dan ke-
hancuran. Dia adalah wanita yang lebih mengutamakan sen-
jata diplomasi sebelum senjata kekuatan dan kekerasar-r. Dia
adalah seorang wanita yang mempunyai bakat dalam dilinya

397
Xetnduf,an,t f-Qrt,',r n yang Jl(en,xftSuBfton

untuk menghadapi "laki-laki" tanpa permusuhan dan perteng-


karan.
Dia b erkata,' Sesung guhng a raj a-raj a ap abila
"
memasuki suatu negeri, niscaga mereka membina-
sakannga, dan menjadikan penduduknAa Aang
mulia jadi hina dan demikian pulalah gang akan
ntereka perbuat. Dan sesungguhnga aku akan
mengirim utusan kepada mereka dengan (mem-
bawa)hadiah, dan (aku akan)menunggu apaAa.ng
akan dibawa kembali olehutusan-utusan itu"' (an-
Naml127| 3a.351.
Di sini layar diturunkan, dan nanti akan diangkat lagi
di sana saat kemunculan Su1aiman.
" Maka tatkala utu s an itu s amp ai kep ada Sulai-
man, Sulaiman berkata,' Apakah (patut) karrut meno-
Iong aku dengan harta? Maka apa Aang diberikan
Allah kepadaku lebih baik daripada apa Aang
dib erikan-Ng a kep adama; tetapi kamu meras a b ang -
ga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka
sungguh kami akan mendatangi mereka dengan
balatentara A ang mereka tidak lstas a mela utanng a,
dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri
itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (ta-
u)anan-tawanan) Aang hina dina"'(an-Naml lTTlz 36-
371.
Sekalang para utusan disuruh pulang dengan membawa
kembali hadiahnya, maka kita biarkan mereka berada dalam
perjalanan pulangnya.
Sesunggunya Sulaiman adalah seorang Nabi dan juga

398
Jtir.. 13 ).. fo,t, .. l-Q, r'..,,

benar-benar seorang raja. Demikian pula clia aclalah seorang


laki-laki. Seolang " t aja" benar-benal mengetahui melalui peng-
alamarmya, bahwa jawaban yang keras ini akan menyelesaikan
urusannya dengan Ratu Balqis yang tidak menginginkan
permusuhan, seperti yang terlihat dari hadiahnya. Dan Sulai-
man lnel'asa yakin bahkan merasa pasti bahwa Balqis akan
memenuhi undangannya. Di sini Sulaiman sadar sebagai
seorang "lelak7" yang ingin membuat "wanita" itu terpesona
dengan kekuatan dan kekuasaannya (Dan Sulaiman adalah
puh'a Daud pemiiik sembilan puluh sembilan ekor kambing
betina yang tergoda oleh seekor kambing betina milik orang
lain).12
Dan kini Sulaiman ingin mendatangkan singgasana latu
sebelum latu itu datang kepadanya, dan mempersiapkan buat
kedatangannya istana iicin dari kaca. Sekalipun kisah mem-
bialkan istana kaca tetap lahasia bagi kita para pamilsa, untuk

(lZl l(sah Daucl clalam al-Qur'an menunluld<an bahwa ia tergoda oleh seorang wanita,
paclahal clia memiliki banyak istri, maka Allah mengutus kepaclanya clua malaikat
yang bertengkar cli haclapannya,
"l(etika masuk (menemui) Daucl lalu ia terkejut karena (keclatangan) mereka.
Merel<a berkata, fanganlah l<amu merasa takut; (l<ami) actalah clua orang yang
berperkara yang salah seorang c{ari kami berbuat zhalim kepac{a yang lain; maka
berilah keputusan antara kami clengan aclil clan janganlah kamu menyimpang
/<e jalan yang lurus. Sesungguhnya sauclaral<u
clari l<ebenaran clan tunjukilah karni
ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betinaclan aku mempunyai
seekor saja. Maka dia berkata, 'Serahkanlah kambingmu itu kepaclaku dan dia
mengalahkan aku dalam perclebatan.' Dauc{ berkata, 'Sesungguhnya clia telah
berbuat zhalim kepaclamu dengan meminta lcambingmu itu untul< clitambahkan
kepada kambingnya"' ( Shad: ZZ-241.
Daud menyadari bahwa keiadian itu aclalah fitnah yang menimpa dirinya,
"lfuka, ia meminta ampun kepaqa Tuhan-nya lalu menyungkur sujucl dan bertobat"
(Shad: 24).

399
Jtet,',)o.Ban,t f-Q,r'"" go,ng JK",roft.juiftot

mengejutkan kita bersama Balqis dalam adegan ter:akhir. nanti.


"Berkata Sulaiman,' Hai pemb esar-pembes ar,
siapakah di antara kamu sekalian Aang sanggup
memba uta singgasananAa kepadaku sebelum
mereka datang kep adalu s eb ag ai orang -orang A ang
berserahdiri.' Berkata'ffit (Aang cerdik) dari golong-
. an jin, 'Aku akan datang kepadamu dengan mem-
banua singgasana itu kepadamu sebelum kamu
berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnga aku
benar-benar kuat untuk membautanga lagi dapat
dip ercag a"' (an-Naml l27l: 38- g 9 ).
Akan tetapi, tujuan agama tidak menginginkan jin
mempunyai kekuatan, sekalipun mereka adalah balatentara
Sulaiman. inilah dia seorang lelaki Mukmin yang mempunyai
ilmu dari al-Kitab, mempunyai kemampuan dan kekuatan
yang mengungguli jin'ifrit itu.
"Berkatalah orang U.gng mempunuai ilmu dari
al-Kitab,' Alst akan memb aw a sing g as ana ifu kep a-
damu s e b elum matamu b erke dip "' an - Naml 127 I : a e .
(

Di sini ada celah kisah, selama mata terpejamkemudian


membukanya kembali,
" Maka tatkala Sulaiman melihat sing g as ana itu
terletak di hadapannAa, ia pun berkata, 'Ini terrna-
suk kantnia Tuhan-lcu untuk mencoba aku apakah
aku bersgukur atau mengingkari (akan nikmat-Ng a).
Dan barangsiapa Aang bersgukur, maka sesung-
guhnga dia bersyukur untuk (kebaikan) diringa
sendiri; dan barangsiapa Aang ingkar, maka se-
sung guhng a Tuhan-ku Mahakag a lagi Mahanutlia "'
(an-Naml l27lz aol
400
JttuoB )ofo,',
"l-(Qur
t,'
Sesungguhnya "rasa kenabian" bangkit clalarn dir.i
Sulaiman di hadapan nikmat Allah yang nyata di tangan salah
seorang di antara hamba-hamba Allah. Dan, di sini Sulaiman
spontan memanjatkan rasa syukurnya atas nikmat tersebut.
Di sini terealisasilah tujuan agama yang terkandung dalam
kisah.
Kemudian kini rasa sebagai "laki-laki" bangkit kembali
dalam diri Sulaiman,
"Dia berkata, 'Ubahlah baginya singgasana-
nga; maka kita akan melihat apakah dia mengenal
ataukah dia termasuk orang-ora.ng Aang tidak
mengenal(nAa) "' (an-Naml l27l a\.
Di sini "pentas" bersiap-siap untuk menyambut keda-
tangan latu, dan kita menahan nafas sambil menunggu-nung-
gu kedatangannya,
"D an ketika B alqis datang, ditang akanlah kep a-
.

danga, 'Serupa inikah singgasanamu?' Dia menja-


ta ab,' S e akan- akan sing g as ana ini sing g es anaktt "'
(an-Naml [27l: a2l.
Kemudian apa yang terjadi? Sesungguhnya sang ratu
kelihatannya masih belum mau menyelah (masuk Islam)
sesudah adanya kejutan ini,
"DarL a"pa Aang disembahnya selama ini selain
Allah, mence g ahng a (untuk melahirkan keislaman-
nga), karena sesungguhnga dia dalruIunga terma-
suk orang-orang Aang kafir" (an-Naml l27l asl.
Di sini lengkaplah k"irrtur-t yang kedua bagi sang ratu.
Sekarang malilah kita ikuti apa yang dilakukannya,

407
J( e tila (a a noL Qrr/ o,, y o,, g J1(",, o (g rrgf,.,,.,,

"Dikatakan kepadanAa, ,Masuktah ke d.alam


istana.' Maka tatkala dia metihat lantai istana itu,
dikiranya kolam air gang besar, d,an d,isingkap_
kannga kedua betisnga. Berkatalah Suhlman,
'Sesungguhnga ia ad,alah ist,.n,' licin terbuat d.ari
kaca.' Berkatalah Balqis, ,ya Tuhan_lan, sesungguh_
nga aku telah berbuat zhalim terhad,ap d"iriki d,an
aku berserah diri bersama Sulaiman kepad.a Allah,
Tuhan semesta alem"'(an-Naml [2712 aal.
Demikianlah Balqis tokoh ,,warrita,'yang sempur.na. Ia
menghindari peperangan dan kehancuran ialu menggunakan
cara diplomasi dan kelembutannya sebagai ganti clari sikap
konf'ontasi dan kekasaran. Kemudian pada awal mulanya clia
masih belum mau masuk Isiam. Kejutan pertama dilaluinya
tanpa mau masuk Islam. Dan, tiba-tiba dia ternganga kagum
dengan kejutan yang kedua. Naluri kewanitaannya merasakan
bahwa kejutan ini dipersiapkan"untuknya sebagai bukti yang
menunjukkan akan perhatian "sang lelaki,, kepaclanya dengan
perhatia'yang serius. Lalu ia meletakkan senjata dan mere-
bahkan dirinya kepada lelaki yang membuatnya kagum dan
sangat memperhatikan dirinya. padahal, pada awal mulanya
dia belsikap sangat hati-hati dan waspada sebagaimana
layaknya tabiat asli wanita dan kecurigaan yang senantiasa
ada dalam diri Hawa'.
Di sini tirai ditutup, dan tiada lagi tambahan bagi orang
yang ingin menambahi ar.ahan agama maupun arahan seni
yang terkandung dalam kisah, semuanya telah sempul.na.
Kecuali bila seseorang hendak membuat kisah karangan yang

402
?dwa?aokrrofl-Qro'"''

berseni yang menginduk kepadanya, tetapi tanpa ada kaitan-


nya dengan tujuan agama dan tidak sealur dengannya. Sesung-
guhnya sudah cukuplah bagi kisah agama yang alah tujuannya
hanyaiah agama semata, unfuk menonjolkan reaksi-reaksi psi-
kologis ini, dan menggambarkan tipe-tipe manusia, iaiu melu-
kiskarueya dengan lukisan sepelti ini dan lnenyusunnya de-
ngan susunan seperti ini.
Dengan penjelasan ini, selesailah pasal "Kisah Dalam
al-Qur'an", tetapi di balik itu masih ada pembahasan yang luas
bagi orang yang menginginkan keterangan lebih lanjut.*

403
)t"ini-la n.,tf- Q,, t,t y,t trg J1("t ofrirr9l,t t'

ffi
Di toLotr "tuanita" *un"ul Jo'; Lol;L iaLatanyga :"!"
"ini
oai "ratu", qaitu wanita ga'g fiJaL "uLo Perang '!o' kohon-
' D;o wanita go"g l"b;h mengutamakan scn-
"J"l"h
"u,or.,liplomori ,nLnlr* scniata LnLuoto' don kol'o'nto-"'
iatu
iji )Jii't"' "".,1",n wanita aqnp rygmPunvai LoLot Jl"*
Jirinyo untuL *"ngLolop; "l"ln;,-l"h;" tanpa permusuhan
dan pcrtengl<aran.
JW e- JW
"JW'nnuon

l-Qur' an melalui celah-celah ungkaPannya


tentang tujuan-tujuan agama yang berane-
ka ragam,"'inenggambarkan puluhan tipe
manusia di lual kisah-kisah yang disa-
" sn"ungguknyo
jikannya. Ia menggambarkannya dengan
manusia
gampang, mudah dan ringkas. Hanya da-
Ji"iptoLo,
bnui'{ot Lnluk lam satu atau dua kalimat, tetapi sudah
Ln"ok looi telgambarkan tipe manusia melalui celah-
L;L;,...i celah sentuhannya dan bangkit meniadi
(al-Ma'arij [70]: makhluk yang hidup dan kekal berbagai
L9-21).
ciri khasnya.
Kadang tipe ini menjadi gambaran
tentang bangsa manusia seluruhnya, dan
terkadang menjadi gambalan tentang

405
.Xei na,r 6.r ri f- Qr r',r n yo t g )l(" tt oft|, 8f!o,
"

individu-individu yang senantiasa berulang keberadaannya.


Gambaran ini dalam dua keadaan tersebut merupakan tipe-
tipe yang kekal, yang pasti ada di kalangan setiap masyarakat
manusia pada setiap generasinya.
Sesung guh ny a ay at- ayat ini mempunyai kaitan-kaitan
khusus dan untuk menggarnbarkan tipe-tipe karakter yang
ada. Akan tetapi, mukjizat seni dalam gambaran yang disa-
jikannya menjadikan tipe-tipe ini mengandung unsul kea-
badian yang kekal, melampaui ruang dan waktu, serta melam-
paui abad dan generasi.
Kami akan memaparkan di sini sebagian clari tipe-tipe
itr"r secara singkat, menurut metode pendeskripsian yang ada
dalam al-Qur"an. Pada bagian terdahulu kami telah menge-
tengahkan sebagian daripadanya dalam pasal'Gambalan Ar.tistik'.
Sejatinya pembahasan ini lebih tepat diletakkan di sana. Karena
ia merupakan sentuhan-sentr"rhan kanvas yang kleatif dalam
membuat gambaran yang disajikannya. Akan tetapi, berubah
menjadi tipe-tipe pemeran kisal-r karena sesuatu sebab. Oleh
kalena itr-r, kami lebih memilih untuk memindahkannya di sini
dalam pasal yang khusus dari sana.

(1) Di antara tipe manus;;".,


*"nggambarkan bangsa
manusia seluruhnya adalah firman Allah,
"Dan apabila manusia ditimpa bahaga, dia
berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring,
duduk atau berdiri. Tetapi, setelah Kami hilangkan
bahaga itu daripadanga, dia (kembali) melalui

406
{ipeaipe JlL,,ruia

(jalannga Aang sesat) seolah-olah tid,ak pernah


be untuk (meng hilangkan) b ahag a
rdo a kep ada Kami
Aang telah menimpanya" (Yunus [1O]: 12).
Telah terhimpun dalam tipe yang sekilas ini semua
unsur kejujuran jiwa dan keserasian seni. Karena watak ma-
nusia memang demikian. Apabila tertimpa bahaya sehingga
membuat semangat hidupnya mandek, ia menoleh ke belakang
dan ingat kepada kekuatan yang besal. Pada saat itu ia mulai
mengungsi kepadanya. Dan apabila bahaya itu dilenyapkan
darinya dan hilanglah semua hambatan kehidupan, maka
muncul kembalilah semangat pendorong yang ada dalam
eksistensi dirinya dan bergejolaklah semangat kehidupan yang
ada padanya serta mulai memenuhi tuntutannya yang tak
pernah ia tolak. Kemudian dia ber'lalu seakan-akan kemarin
tidak ditimpa suatu bahaYa.
Sesungguhnya kehidupan adalah suatu kekuatan energi
yang mendorong ke depan dan tidak pernah berbalik ke bela-
kang sama sekali, kecuali hanya bila menemui tembok yang
menghalangi untuk terus melaju.
Adapun keserasian seni yang ada dalam ungkapan ini
terletak pada 'memperpanjang' dalam bentuk doa saat ter-
timpa b ahay a, " D i n b er do n kep adn Knn ti dnl nm ke n dnnn b erb nr in g,
dtLdtle ntm.t berdiri. " Kemudian 'mempercepat' di saat bahaya
telah dilenyapkan, "Din (kembali) melnhi (jnlnnnyn ynng sesnt)
seolnh-olah din tidnk pernnh berdon leepndn Knmi tmtr.tle Qnengli-
lnngkan) bnlmyn ynng telnh nrcnimpanya. " Sesungguhnya kedua
gambaran tersebut mengekspresikan terhentinya arus, di

407
9teinl).rBa' ofl-Qr"'ort y.. ttg J1("t otjrr9(,r.tt

hadapannya ada tembok kuatyang menghalangi laju pe{alan-


annya. Terkadang hambatan ini berlangsung lama, dan mana-
kala penghalang ini telbuka maka arusnya memancarkembali
dengan cepat, dan arus melanjutkan alirarurya dengan kuat
seakan-akania belum pernah telhenti sama sekali sebelumnya.
Tipe seperti ini banyak digambarkan dalam al-Qur'an,
akan tetapi dari berbagai sisi yang belagam, yang bertemu
dalam poin yang pokok, kemudian melanjutkan perjalanan-
nya ke berbagai jalur. Misalnya,
"Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada
manusia, niscaga berpalinglah dia dan membela-
kang dengan sikap Aang sombong; dan apabila dia
ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa" (a1-
Isra'[17]: 83].
"Dan jika Kami rasakan kepada manusia suaht
r ahmat(nikmat) dari K ami, ke mu dian r ahmat itu K ami
cabut daripadanga, pastil)ah dia menjadi putus asa
Iagi tidak berterima kasih. Dan jika Kami rasakan
kepadanga kebahagiaan sesudah bencana Aang
menimpangq niscaga dia berkata, 'Telah hilang
bencana-bencana- ifu daripadale,t', sesltngguhrLg a dia
sangat gembira lagi bangga" lHud [11]: 9-1O).
Atau sebagaimana yang disebutkan oieh filman-Nyu,
"Sesungguhng a manusia diciptakan bersifat
keluh ke s ah lag i kikir. Ap abil a ia ditimp a ke su s ahan,
ia berkeluh kesah; dan apabila ia mendapat kebaik-
an, ia sangat kikir" (al-Ma'arij lTOl: L9-2L1.
Hal yang semisal ini banyak disebutkan di dalam al-
Qul'an.

408
fipe-lipe JJio,r rrrio

Demikianlah tipe abadi tentang manusia digambalkan


dali belbagai sudut pandang psikologis yang begitu banyak.
Juga dari berbagai fakta kehidupannya yang konh'adiktif. Se-
muanya itu pada akhirnya bertemu pada suatur hakikat kejiwa-
an yang besar, yaitu bahwa manusia dengan kekuatannya-
yang beragam fenomena dan warnanya - selatru maju ke depan,
terpedaya oleh kekuatan, dan menyambut dinamika dengan
berbagai macamcara sambutanhingga ia menemui hambatan
penghalang yang beraneka ragam, lalu ia menoleh ke belakang
dengan pandangan-pandangan yang berbeda.
(2) Di antara tipe manusia adalah makhluk yang lemah
aqidahnya. Dia berpegang kepada aqidahnya manakala meng-
hasilkan kebaikan baginya, tetapi apabila menderita kalena
aqidahnya maka ia pun goyah lalu menyimpang darinya. Con-
tohnya, seperti yang telah kami sebutkan dalam pendahuluan,
yaitu apa yang diungkapkan oleh firman-Nya,
"Dan di antara manusia ada orang Aang me-
ngembah Allah dengan berada di tepi" (al Haji [22]:
11), hingga akhir ayat.
Contoh lainnya disertai dengan sedikit pelbedaan ialah,
" D an di antara manusia ada orang A ang berkatct,
'Kami beriman kepada Allah', maka apabila ia disakiti
(karena beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah
manusia ih,L sebagai azab AIIah. Dan sesungguhnga
jika datang pertolong an dari Tuha-nmu, mereka pasti
akan berkata, 'Sesungguhnga kami adalah beser-
tam7t"' (al-'Ankabut [29]: 1O].
(3) Di antara rnanusia ada orang yang membanggakan

409
J( ei nh B * n.t f- Q, r'.r,, y,r n g J1( e n * ly tt B lt a, r

kebenaran jika berasal dari dirinya, tetapi jika kebenaran itu


disampaikan oleh orang lain, maka ia berbarik ke berakang
dan tidak mau menerimanya,
an s etelah datang kep ada mereka (Ahti Kitab
"D
)
al-Qur'an dari Allah Aang membenarkan apa Aang
ada pada mereka, padahat sebelumnya mereka
bias a memohon(tst (kedatang an N abi) untuk mend.a_
pat kemenangan atas orang-orang kafir, maka sete_
lah datang kepada-mereka apa Aang telah mereka
ketahui, mereka lalu ingkar kepadanga,, (al-Baqarah
[2]: Be).
Mirip dengan mereka adalah orang-orang yang ticlak
mengenal kecuali hanya kepentingan mer.eka sendiri, dan me-
leka sama sekali tidak mau berusaha untuk mewujudkan kebe-
naran kecuali bila kebenaran itu terlihat oleh mereka mengan-
dung kepentingan bagi mereka. itulah rencana dan prinsip
mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh ayat berikut.
"Dan apabila mereka dipanggil kepada AUah
dan Rasul-NAa, agar Rasul menghukum (mengadili)
di antara mereka tiba-tiba sebagian dari mereka
menolak untuk datang. Tetapi jika keputu s an ifu un-
tuik (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada
Rasul dengan patuh" (an-Nur [2fl: aS-a9).
(4) Di antala manusia ada sebagian orang yang anti
pati
terhadap kebenaran dan tidak suka bila kebenaran mengalah-

(13) Merel€ senantiasa memohon kepacla Allah agar mendatangkan kemenangan


bagi mereka atas orang-orang kafir melalui seorang Nabi yang muncul clari
kalangan mereka sencliri cli akhir zaman.

470
{Lpe-tLpe JlL.tnul,t

kannya, karena dalam clirinya telpendam sikap gabungan an-


tara kesombongan dan kelemahan sekaligus. Sikap sombong-
nya menggerakkannya untuk menghalang-halangi kebenaran
dan sikap lemahnya membuatnya tidak mampu menghadapi
kebenaran itu.
Mereka memb antahmu tentang keb enarcln s e-
"

su d ah nA ata (b ahtu a me reka p a sti menang ), s e ol ah-


olah mereka dihalou kepada kematian, sedang
mereka melihat (s ebab-sebab kematian itu) " (al-Anfal
[8]:6).
(5) Sebagian mereka lari dari kebenaran dalam bentuk
yang unik berikut.
" Maka meng ap a mereka (orang -orang kaftr) b er-
paling dari p ering atan (Allah)? Se akan-akan mereka
itu keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa" (a1-
Muddatstsit 17 4l: 49-5 1 ).
Ini merupakan gambardii yang sarat dengan gerakan
dan mengundang ejekan.
(6) Berapa banyak tipe manusia yang sering kita lihat
setiap harinya.
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tu-
buh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika me-
reka berkata, kamu mendengarkan perkataan me'
reka. Mereka adalah seakan-akan kagu yang ter-
sandar" (al-Munafiqun [63]: 4].
Sesungguhnya ungkapan ini benar'-benar melupakan
gambaran yang brilian dan ejekan yang sangat menyengat.
(7) Mereka yang tidak berbuat aqa-apa/

471
Jleind&ftan uf- Qr a,.r,r y.r,r g )Ke,, o?gullru

"Tetapi mereka sukq. supaAa dipuji terhad.ap


p e rbu at an
A ang b e lum mer eka ke rj akan" (AIi . Imran
[3]: 188).
Sesungguhnya manusia macam demikian banyak terda_
pat di setiap zamandan tempat.
(8) Berapa banyak orang-oran gyangmakan dar.i semua
hidangan (bersikap plin-plan), mereka berpura_pura sebagai
pala pemimpin dari setiap goiongan, dan keberaclaan mereka
benar-benar dibutuhkan oleh setiap golongan.
"(Yaitu) orang-orang Aang menunggu_nunggu
(perbthua) A ang akan terj adi pad.a dirimu (hai orang_
orang Mukmin). Maka jika terj adi b agimu kemenang _
an dari Allah mereka berkata,, Bukankah kami (turut
berperang) beserta kamu?, Dan jika orang_orang
kafir mendapat keberuntungan, mereka berkata
(kepada orang-orang kafir), ,Bukankah kami turut
memenangkanmu, dan membela kamu d-ari orang_
orang Mukmin?"' (an-Nisai [a]: f a1).
(9) Tipe keangkuhan yang mengher-ankan tampak jelas
melalui kedua nash berikut yang.telah kami sebutkan dalam
pasal "Gambaran Artistik ".
"D&n jika seandainga Kami membukakan
kepada mereka salah saht dari (pintu-pintu) Iangit,
lalu mereka terus-menents naik ke atasng a, tentulah
mereka b erkata,' Se sung guhng a p anda.ng an kami-
lah gang dikaburkan, bahkan kami adalah orang-
orang Aang kena sihir"'(al-Hijr [15]: 1a-1S).
"Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan
di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnga de-

412
{Lpe-ttpe ll(c,ntutta

ngan tangan mereka sendiri, tenhtlah orang-orang


Aang kafi.r itu berkata, 'Initidak lain hanl1alah sihir
Aang nqata"'(al-An,am [6]: Zf.
(10) Berikut ini adalah tipe manusia yang penakut tapi
tidak punya rasa malu.
"Dan jika kamu (Muhammad),melihat ketika
mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka ber-
kata, 'Kiranga kami dikembalikan (ke dunia) dan
tidak mendustakan agat-ayat Tuhan kami, serta
menjadi orang -orang A ang beriman', (tentulah kamu
melihat suatu p eristiw a g ang mengharukan). Tetapi
(sebenarnga) telah ngata bagi mereka kejahatan
Aang mereka dahulu selalu menyembungikannya.
Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulaLt
mereka kembali kepada apa Aang mereka telah
dilarang mengerjakanng a. Dan sesung guhng a
mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka" (al-
An'am 16lz 27-281
(11)Tipe munafik yang lemah, yang tidak mampu me-
mikul risiko pendapat dan tidak mau menerima kebenalan.
Semua keinginannya hanyalah jangan sampai menghadapi
bukti yang nyata.
"Dan apabila diturunkan satu sLrrat, sebagian
mereka memandqng kepada sebagian gang lain
(s ambil b e rkata),' Ad akah s e o r ang dari ( o rang - o r ang
Muslim) Aang metihat kamu?' Sesudah itu mereka
pun pergi" (at-Taubahl9lz 1271.
Sesungguhnya kamu sekarang nyaris melihat mereka
sewaktu mereka pelgi dengan diam-diam.

473
){einLf>an rtLQ,r'o,, y..,rg )1(",ralgrril,rn

(12) Tipe orang yang lemah cita-citanya, penclek tekaci_


nya, biasa'membolos' dan dusta dalam beralasan.
"Kalau A ang kamu serukan kepad.a mereka itu
keuntungan Aang mudah diperoleh d"an perjalanan
A ang tidak b erap a j auh, pastilah mereka mengikuti_
mu, tetapi tempat Aang dituju itu amat jauh terasa
oleh mereka. Mereka akan bersumpah d"engan
(nama) Allah,'Jika,lau kami sang gup, tentulah kami
b erangkat b ers ama- s amamu., Mereka membinas a-

kan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahuta


- sesungguhny a mereka benar-benar orang-orang
Aang berdusta" (at-Taubah [9lz a2l.
(13) Di antara manusia ada tipe yang di dalam dirinya
terhimpun watak suka menipu dan lalai. Dia mengira dirinya
pandai memperdaya dan jago dalam membuat kamuflase, lalu
dia berbuat sesuatu dengan yakin bahwa hal itu dapat mem-
bahayakan orang 1ain, padahal hal itu tidak membahayakan
orang lain kecuali hanya dirinya sendiri.
"Di antara manusia ada gang mengatakan,
'Kami beiman kepada Allah dan Hari Kemudian',
padahal mereka itu sesungguhnga bukan orang-
orang Aang beriman. Mereka hendak menipu Allah
dan orang-orang Aang beriman, padahal mereka
hanga menipu diringa sendiri sedang merekatidak
sadar" (al-Baqarah [2]: 8-9).
(14) Kemudian demoga Anda tidak menjumpai sosok
manusia berikut di setiap tempat, yaitu orang yang kejam,
angkuh, dan lalai.
"Dan bila dikatakan kepada mereka, lJangan-

474
di -
1te
ti pe Jl[a rr rr,ri.r

Iahkamu membuat kerusakan d,i muka bumi!!' me-


reka menj aLU ab,' Se sung guhng a kami orang -orang
Aang mengadakan perbaikan.' Ingatlah, sesung-
guhnga mereka ifulah orang-orang Aang membuat
kerusakan, tetapi mereka tidak sadar" (al-Baqarah
l2l: LL-L21.
(15) Berikut ini adalah tipe manusia yairg menginginkan
kehidupan dengan harga apa pun, dengan eara bagaimana
pun, dan sangat berambisi kepadanya sehingga dia benar-be-
nal menekuni jalannya tidak sebagaimana orang yang ber'-
prinsip menjalaninya.
"Dan sungguhkamu akan mendapati mereka,
manusia Aang paling loba kepada kehidupan (di
dunia)" (al-Baqarah [2]: 96].
Tipe ini diungkapkan dengan nada yang menyatakan
kebodohan, kehinaan, dan pelecehan sedemikian rupa.
(16) Dan orang-orang yaihg statis, berpegangan kepada
tladisi lama.
"Dan apabila dikatakan kepada mereka,
'Ikutilah o"pa Aang telah dituntnkan Allah', merelca
menj awab,' (Tidak), tetapi kami hang a meng ila,tti ap a
Aang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek
moAang kami.' (Apakah mereka akan mengikuti
juga), u,nlaupun nenek moAang mereka itu tidak
mengetahui suaht apa pun, dan tidak mendapati
petunjuk?" (al-Baqarah [2]: 17O].
(17) Tipe golongan yang bercelai-berai yang tidak
sepakat dengan suatu pendapat dan tidak pernah memelihara
janjinya.

475
Jtei n Drr l3ct r r cr l- Q, r'.r, r yo n g )1( e tr rr(lu 8ft o u

"Patutkah (mereka ingkar kepada aAat-aAat


Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji,
s eg olong an mereka melemp arkanny a?" (al-Baqarah
[2]: 1oo).
(18) Tipe para pembantah, baik dengan cara yang hak
maupun dengan cara yang batil, baik terhadap apa yang me-
leka ketahui maupun apa yang tidak mereka katahui, semoga
meleka tidak membuat manusia melasa sempit dada dengan
keberadaan meleka di setiap tempat.
" B e g inil ah kamu, kamu ini (s eu aj arnA a) b ant ah-
membantah tentang hal yang kamu ketahu| maka
kenapa kamu bantah-membantahtentang hal yang
tidak kamu ketahui" (Ali 'Imran [3]: 66).
Atau seperti yang disebutkan dalam ayat lainnya,
"Dan di antara manusia ada orang-orang Aang
memb antah tentang Allah tanp a ilmu p e ng etahuan,
tanpa petunjuk, dan tanpa kitab (wahgu) Aang
bercahaga, dengan memalingkan lambungnga
untuk mengesatkan manusia dari jalan Allah" (al-
Hajj [22]: 8-e).
Pada ungkapan terakhil digambarkan secala konkret
sosok yang bersikap angkuh dan sombong dalam berdebat,
sedang ia membusungkan dadanya.
(19) Tipe orang-olang yang tidak mau mernberi dan
berkolban untuk perjuangan di saat yang sulit. Apabila orang-
orang yang berjuang itu mendapat keburukarg meleka memuji
diri mereka; tetairi bila orang-orang yang be{uang itr-r beroleh
kebaikan berkat perjuangan jihad meleka, maka menyesallah

416
{ipeJipc JlIo,,u,ria

mereka atau berandai-andai sekiranya mereka dahulu mem-


beri banbuan.
"Dan sesltngguhnAa di antara karrut ad"a orang
Aang sangat berlambat-lambat (ke medan pertem-
pur an) . M aka j ika kamu ditimp a mu s ib ah ia b e rkat a,
'Sesung guhng a Tuhan telah me&g anug erahkan
nikmat kepada saAa kqrena saAa tidak ikut berpe-
rang bersama mereka.' Dan sungguh jika kamu
beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah
dia mengatakan seolah-olah belum pernah ada
hubungan kasih saAang antara kamu dengan dia,
'Waha| kiranga saAa ada bersama-same, mereka,
tentu saAa mendapat kemenangan Aang besar
(pula) "' (an-Nisa' lal 72-7 31.
(20) Segolongan manusia yang batinnya belbeda dengan
lahirnya, hingga seakan-akan seperti watak dua tipe manusia
dalam satu sosok manusia.
"Dan di antara manusia ada orang Aang ucap-
anqa tentang kehidupan dunia menarik hatimu,
dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebe-
naran) isi hatinga, padahal ia adalah penentang
Aang paling keras. Dan apabila berpaling (dari ka-
mu) ia berjalan di bumi untuk mengadakan keru-
sakan padanAa, dan merusaktanam-tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak mengukai kebi
nrzs earl" (al-Baqarah l2lz 20 4-2OS ).

(21) Tipe orang-orang yang tidak mengenal Tuhan me-


reka kecuali hanya saat menjelang kematian lalu rneleka
bertobat.
"Dan tidaklah tobat diterima AIIah dari orang-

477
fi ein ).r 6a n .t f-
Q,, tr,, y.r,r g )1(e n Jl|tt BR o,,
orang Aang mengerjakan kejahatan (yang) hingga
apabila datang aj aI kepada s es eorang di antara me_
reka, (baruIah) ia mengatakan, ,sesungguhnga saAcr
bertobat sekarang"'(an-Nisa [4t': lgf .
(22) Orang-orang yang dungu dan lalai, yaitu orang-
orang yang mendengar tetapi seakan-akan gnereka tictak
pernah mendengar.
"Dan di antaramereka ada orang Aang mende-
ng arkan p erkataanmu sehing g a ap abila mereka ke
luar dai sisimu mereka b erkata kep ada orang A ang
telah dibei ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat
N abi|' Ap akah A ang dikatakanng a tadi?"' (Muham-
mad [47]: 16).

Akan tetapi ticlak semuu rrrur'rrrrru buruk, acla juga yang


baik. Di kalangan mereka ada tipe yang mencerminkan kebaik-
ary keberanian, kedermawanan/ kesabaran, dan mau berkor-
ban.
Di antara mereka ada seperti yang clisebutkan oleh
(23)
firman-Nya,
.(Yaitu) orang-orang (gang menaati Allah dan
Rasul) Aang kepada mereka ada orang-orang Aang
mengatakan, 'Sesttngguhnya manusia telah me-
ngumpulkan pasukan unhtk menA erang karrut, ka-
rena itu takutlah kepada mereka', maka perkataan
itu menambah keimanan mereka dan mereka
menj ana ab,' Cukuplah Allah me nj adi P e nolo ng kami
dan AIIah adalah Sebaik-baik Pelindung"' (Ni 'Imran
[3]: 173].

478
fipe-Iipe JJ(o,r r,ria

(24) Di antara mereka ada orang-or.ang yang seperti


disebutkan filman berikut.
"(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir Aang
terikat (oleh jihad) di jalan Ailah; mereka tid"ak d"apat
(berusaha) di muka bumi; orang Aang tid.ak tahu
mengangka mereka orang kaga karena memelihara
diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka d"engan
melihat sifat- sifatng a, m.ereka tidak meminta kep ad-a
orang lain secara mendesak" (al-Baqarah [2]: 27g1.
(25) Di antara mereka lagi disebutkan oleh firman-Nya,

"Sesungguhnga orang-orang Aang beriman iht


adalah mereka Aang apabila disebut nama AIIah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
kep ada mereka ag at-ag at-NA a, b ertamb ahlah iman
mereka (karenany a) dan kep ada Tuhan-Iah mereka
bertawakal" (al-Anfal [8]: 2).
(26) Di antara mereka lagidisebutkan dalam fir.man-Nya,
"Dan hamba-hamba Tuhqn Yang Maha Pemu-
rahitu (ialah) orang-orang Aang berjalan di atcis bumi
dengan rendah hati dan apabila orang-orang .iahil
menA ap a mereka, mereka mengucapkan kata-kata
Aang baik" (al-Furqan [25]: 63).
(27) Dan orang-orang yang disebutkan dalarn filman
berikut.
"D arr mereka memb erikan makanan A ang disu-
kainya kepada orang miskin,anakyatim dan orang
A ang ditaw an. S e su ng g uhng a kami me mb e ri makan-
an kepadamu hangalah untuk mengharapkan
keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan

479
J( ei n ).r 6cr r r .. f- (Q, r'..,, y rr,, g Jl(u,, n ly u B lr rr,,

d.ari kamu dan tid.ak pula (ucapan) terima kasih,,


(al-Insan [26]: S-9).
(28) Dan golongan or.ang-orang yang disebutkan clalam
firman berikut.
"Orang-orang Aang sabar, (gaih.t) orang_orang
Aang apabila ditimpa musibah, mereka mengucap_
kan, "kvta Lillahi Wa Inna Ilaihi Raji,un (Sesung_
guhng a kami a"dalah milik Allah, d.an sesungguhnya
kami hang a kepada-Ng a akqn kembali) "' {al_Baqarah
[2]: 15s-1s6].
(29) Demikian pula orang-orang yang disebutkan dalam
ayat berikut.
" Mereka mencintai orang A ang b erhij rah kep ad"a
mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan d,a-
lam hati mereka terhadap apa-apa Aang diberikan
kepada kaum Muhajiin dan mereka lebih meng-
utamakan kaum Muhajirin atas diri mereka sendiri,
sekalipun mereka memerlukan (apa Aang mereka
berikan iht)" lal-IJasyr [59]: 9).
(30) Dan, golongan olang-orang yang disebutkan cialam
firman-Nya,
"DarL orang-orang Aang menahan amarahnya
dan memaaJkan (kes alahan) orang lain" lAJ;i, Imran
[3]: 13a).
Dan, masih banyak lagi tipe-tipe yang semisal dengan
mereka di kalangan masyarakat manusia.

Itulah tipe-tipe yang dapa;;*, tetapkan di sini seperri


apa adanya, terpencar-pencar tanpa urutan sesuai dengan tata

420
{ipe-tLy )l(a.nruti,t,

letaknya di kalangan masyarakat manusia cli segaia zaman


clan
tempat. Sesungguhnya ungkapan al-eur,an telah menggam_
barkannya dengan gambaran yang konkret, tidak akan salah
dilihat oleh mata di kalanga^ umat manusia yang beraneka
ragam ini sepanjang zaman..l.

427
X eL n) di,u t a L Qr"' o," 11ot, q J1(",, o
(y rr(t 1," ..',

ffi
"Flor"go Jolo* satu atau Juo Lol;*ot, tetapi fur-
qo*LorLo,t tipc ntanu"io *ololui
"rJok
r",rtLtl,,o,r,rqn
"nlolo-".loh
Jon Ln,.gLit ntenjali *oLl,lrL go,,g lnilup J"n koLnl
Ln,Logoi ri lrko",ryo. "
"i
Stffin9*dad,dlw

SLAM merighadapi penolakan yang sama


seperti yang dihadapi oleh setiap dakwah,
lalu Islam membela dakwahnya dengan
"PoJo
mengemukakan bantahan terhadap olang-
l"oL;Lotrgo
I"lo* L"L""l"l" orang yang tampil menghalang-halangi
ctgama pertama laju dakwahnya. Mengingat al-Qur'an
aang menae- adalah kitab dakwah, maka kandungan-
,rLon ajaran nya memuat banyak logika perdebatan.
n"ln;J,.." Lantas perdebatan apa saja yang dikemu-
kakannya terhadap mereka? Sarana apa-
kah yang ditempuhnya dan bukti-bukti
apa saja yang dipilihnya?

423
)let,.)u:ft,xtt o l-Q,r'o,r go ng J1(en o.ftjfi R",,

Sebelum kita menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita


harus melihat terlebih dahulu tugas utama kedatangan al-
Qur'an.
Sesungguhnya al-Qur'an datang untuk membangun
aqidah yang sangat besar, yaitu aqidah tauhid di kalangan
kaum yang mempersekutukan Allah dengan' tuhan-tuhan
selain-Nya. Oleh karena itu, merupakan suatu hal yang amat
aneh bagi mereka bila seseorang mengatakan kepada meleka
bahwa Allah itu satu (Esa).
" Meng ap a ia menj adikan tuhan-tuhan itu TUhan
Yang Satu saja? Sesungguhnga ini benar-benar
suatu hal y ang s ang at mengherankan. D an p ergilah
pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata),
'Pergilah kamu dan tetaplah (mengembah) tuhan-
hthanmu, sesungguhnga ini benar-benar suatu hal
Aang dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar
hat ini dalam agama yanQ'terakhir; ini (mengesakan
Attah), tidak lain hangglah (dusta) Aang diada-
adnkan"' (Shad [38]: 5-7].
Sesungguhnya kita di masa sekarang pasti memandang
kasus ini dengan pandangan yang lain, dan mungkin kita akan
menertawakan reaksi yang kekanak-kanakan dan plimitif dari
ucapan ini. Akan tetapi, tidak ada jalan lain bagi kita kecuali
memandang permasalahan menurut proporsinya di masa itu,
di mana ajaran tauhid di masa itu disambut dengan reaksi pe-
nuh keheranan.
Tidak semua orang yang dihadapi al-Qur'an dengan
misi dakwahnya ini dari kalangan orang-orang Alab yang

424
.8ogil?.r 9"ro0,,..,,

masih sederhana pemikirannya dan musydk. Karena sesung-


guhnya di kalangan mereka ada kaum Ahli Kitab. Mereka ada-
lah orang-orangyang tidak sukabila ada agama bar.u mengha-
puskan agama meleka dan menyerah kepada seorang lelaki
yang bukan dali kalangan mereka, sekalipun prinsip-pr.insip
agama balu ini sesuai dengan agama mereka.
"Padahal sebehtmnga mereka biasa memohon
(kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan
atas orang-orang kafir, maka setelahdatang kepada
mereka ap a A ang telah mereka ketahui, mereka lalu
ingkar kepadanga" (al-Baqarah [2]: S9).
Pellu kita pelhatikan pula bahwa kesesuaian ini hanya
ada pada pokok-pokok agama, bukan pada keyakinan peme-
luknya pada saatitu. Kalena arang-orang Yahudi mengatakan
bahwa 'Uzair anak Allah, sedangkan olang-olang Naslani
mengatakan bahwa al-Masih anak Allah. Baik kaum Naslani
maupun kaum Yahucli masingiasing mengklaim bahwa dili
mereka adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nyu.
Atau, mereka mengatakan sebagaimana yang disitir oleh
firman-Nya dalam berbagai kesempatan,
"Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api
neraka, kecuali selama beberapa hari saja" lal-
Baqarah [2]: 8O).
Mereka semua sama saja, tugas penting Islam sehubung-
an dengan meleka pada kenyataannya adalah membangun
aqidah baru. Berdasarkan realita ini, maka tugas utama al-
Qur'an adalah membangun aqidah yang besar ini yaitu aqidah
tauhid dengan cara yang baru.

425
)l eL n),xB t n oL (\, o,, y o,, g 31(", r,,. |r1,,, I fto u
.
"'
Kami katakan aqidah yang besar, sekalipu'ia terlihat
oleh kita rli sekarang sebagai masalah yang aksiomatik
'rersa
atau mendeka-rti aksiomatik. Akan tetapi, bukan suatu hal yang
mudah bagi manusia yang sejak kecilnya bergantung kepada
berbagai macam kekuatan alam dan aneka ragam ilusi yang
miste'i, dan kehidupannya telah diliputi oleh ribuan fenomena
luar biasa dan ribuan perasaan batiniah, untuk bisa repas clari
pendapat yang terpendam di dalam perasaan mereka, lalu
bersegera menyambut Tuhan Yang Esa yang menguasai selu-
ruh kekuatan tersebut.
Pada hakikatnya Islam bttkanlah agama pertama yang
menyelukan ajaran tauhid, tetapi sesungguhnya telah ada aga-
ma-agama lain sebelumnya yang juga menemui kesulitan
kalena ajalan tauhid yang diserukannya sebagaimana kesu-
litan yang dialami oleh dakwah Islam. Sesungguhnya ajaran
tauhid yang diserukan oleh Islant adalah tauhid yang mur.ni
dan mutlak. Kemurniannya lebih mendalarn dali setiap ajaran
tauhid sebelumnya. Karena itu ia sangat kelas menentang
semua yang telah bentuk tnjsint (perupaan) dan tnsybilt (penye-
rupaan) yang telah menghunjam di dalam jiwa manusia akibat
dali pengaruh agama-agama tauhid sebelumnya.
Dengan demikian, tugas al-Qur'an adalah membangun
aqidah yang jernih dan mulni ini. Sedangkan, tempat
bersemayamnya aqidah yang kekal adalah hati dan perasaan -
sebagai tempat belsemayam semua aqidah bukan hanya
aqidah agama semata. Jaian yang paling dekat menuju nurani
adalah kesederhanaan, sedang jalan yang paling dekat ke

425
-8gi l?.r 9et.r.rrr.r rr

dalam perasaan adalah indra. Kedudukan pikiran daram kaitan


ini tiada lain hanyalah sebagai salah satr-r jendera di antara
berbagai banyak jendela, dan dalam keadaan apa pun ia
bukanlah jendela yang paling luas, bukan yang paling benar.
dan bukan pula yang paling dekat.
Sebagian orang ada yang membesar.-besar.kan nilai pikir_
an ini di masa-masa sekarang, sesudah manusia ter.pecraya oleh
pengaluh-pengaruh pemikiran dalam bidang berbagai karya
cipta, penemuan dan penelitian sains. Sebagian orang yang
sedelhana pola pikirnya dar-i kalangan penganut agama terpe-
sona dengan fitnah ini, lalu ia mempercayainya dan berupaya
mendukung agama dengan mener.apkan teori-teorinya pacla
kaidah-kaidah logika pikiran, atau eksper.imen ilmiah.
Sesungguhnya mereka-menurut keyakinan saya-
mengangkat fungsi pikiran ke atas cakrawala yang melampaui
batasnya. Kalena pikiran manribia selayaknya membiar.kan hal
yang misteri tetap pada posisinya dan memperhitungkannya
sesuai dengan perhitungan yang layak b aginy a, jangan s4mp ai
ia dalam hal ini melibatkan kesuci an agarna an sich. Akan tetapi,
seharusnya ia melibatkan cakrawala psikologi yang luas dan
terbukanya jendela-jendela pengetahuan. Hal yang "rasional"
di aiam pikiran, dan hal yang "empirik" di dunia eksperimen
sains, keduanya bukanlah merupakan semua hal "yang
dikenal" di aiam jiwa. Akal manusia - bukan pikiran semata
-
hanyalah bagaikan satu lorong di antara lorong-lorong jiwa
yangbanyak. Dan, tidak sekali-kali seorang manusia menutup
iendela-jendela ini atas dirinya melainkan jiwanya mengalami

427
X eL nila rm oL Qr r' o t, y o t t g Jlb,, lrl I R
" " " "
kesempitan dan kekuatannya mulai memudar', seiringga
kecluanya tidak layak untuk menjadi hakim telhadap ulusan
yang besar ini.
Kita biarkan pikiran mengatff kehidupan sehari-hali
atau menanggulangi setiap pelmasalahan yang menjadi penye-
bab bagi kehidupan ini. Adapun aqidah, rnaka ia mempunyai
caklawalanya sendili yang tinggi di sana. Tidak ada yang bisa
naik mencapainya kecuali orang yang mau menempuh jalan
kesederhanaan (aksiomatika), memakai petunjuk mata
hatinya, mau membukaperasaan danhatinya untuk menyam-
but gema dan penerangan.
Sejumlah besal orang yang beriman kepada setiap aga-
ma dan aqidah yang ada di alam wujud ini telah beriman ke-
pada aksiomatika dan mata hati-dan masih tetap beriman
hingga sekarang. Para ulama ilmu kalam dalam agama Islam
selama beberapa abad tetap berputar'-putal dalam masalah
perdebatan (dialektika) pemikiran sekitar pembahasan tauhid,
tetapi denganitu mereka tidakmampu sampaikepada sesuatu
pun yang telah dicapai oleh logika Qur''ani yang hanya
memerlukan waktu bebelapa tahun saja. Sekalang marilah kita
lihat perihal logika sederhana dan mudah ini.

senantiasa menyajikan hal


", a";;
sesungguhnya
yang sedelhana dan menggugah perasaan, untuk dapat me-
nembus langsung melalui keduanya kepada pandangan hati
dan melampaui keduanya menuju pelasaan batin. Mateli yang
digunakannya adalah adegan-adegan yang dapat dilasakan

428
.fogili.r 9e,oo.r.r,r

oleh indra, kejadian-kejadian yang dapat clisaksik.r' oieh rnata


atau adegan-adegan yang ditayangkan dan kesuclahan-
kesudahan yang tergambarkan. Sebagaimana ia pun menggu-
nakan materi lainnya, yaitu hakikat-hakikat yang sederhana
dan kekal yang dapat diserap oleh mata hati yang ter.ang dan
dapat dilasakan oleh fitr.ah yang lurus (sehat).
Sedangkan, metode yang digunakan al-eur"an adalah
metode yang umum, yaitu metode gambaran (tnslnuir) dan
p ers onif ika si (t n sykl i sl t) meialui imaj inasi dan p erup aan, s eba-
gaimana yang telah kami r.inci keterangannya dalam pasal-
pasal terdahulu. Kami di sini menggunakan istilah tnjsinr (per.u-
paan) dengan makna seninya yang sudah barang tentu bukan
makna agamisnya. Karena Islam adalah agama yang murni
dan bersih dari hal semacam itu.
Inilah logika perasaan yang digunakan oleh al-Qur.'an
dalam melakukan perdebatan dan perjuangan dakwahnya dan
pada akhilnya memenangkan per.tarungan.
Dalam menyajikan logika ini, digunakanlah secara ber-
samaan kata-kata yang menerangkan, ungkapan-ungkapan
yang menggambalkan, gambaran-gambaran yang mempera-
gakan, adegan-adegan yang mengeksplesikan, dan kisah-kisah
yang banyak sebagaimana yang telah kita bahas sampai
sekarang.
Semua yang telah disajikan menyangkut adegan-
adeganhari kiamat, dan gambaran-gambaran kenikmatan dan
azab tercnasuk ke dalam kategori logika yang menyentuh
perasaan dan menggugah imajinasi ini. Oleh karena itr-r, ia

429
J{etndalo.n aLQtt',ttt tSottg J1(et,ofguifr.o,,

langsung menyentuh mata hati, menggugah per.asaan, dan


memudahkan jiwa untuk menerima dan memafuhinya.
Kemuclian al-Qur'an menempuh cara 1ain, selain gam-
baran-gambaran pikologis dan maknawi, selain kisah-kisah
yang banyak, selain adegan-adegan hari kiamat dan gambaran
kenikmatan dan azab. Di samping semua itu, ia menempuh
metode dialektika gambaran (indnl tnshroiri) dalamlogika pera-
saan yang kita pisahkan pembahasannya dalam pasal ini
sekarang.
Sudah barang tentu hal yang menjadi tugas kita dalam
pembahasan ini bukanlah materi dialektikanya, akan tetapi
metode pengungkapannya. Metode penggambalan yang di-
tempuh oleh al-Qur"an adalah metode yang membuat kita
menjadikannya sebagai salah satu dari unsur pembahasan kita,
kalena hanya sisi seni dalam al-Qur'an sajalah yang menjadi
satu-satunya subjek kita. Dan, kita.di sini tidak menyinggung
pembahasan lainnya yang terkandung di dalam al-Qur''an.

Persoalan pertama r".r"orn"oapi Islam, seperti yang


telah kami katakan, adalah persoalan tauhid, dalam mengha-
dapi golongan yang mengingkarinya dengan sangat keras dan
menganggapnya sebagai suatu hal yang paling aneh. Sekarang
maliiah kita lihat bagaimana al-Qur'an mendebat meleka
dalam masalah yang rumit ini.
Sesungguhnya al-Qur''an menyajikannya dengan cara
yang gampang dan mudah, ia bevlchitlmb kepada keseder-
hanaan pemikilan clan pandangan hati, tanpa memakai reto-

430
fogilia 9.,,,r,,.,,'

rika yang rumit dan tanpa perdebatan yang sulit diterima oleh
akal pikiran.
"Apakah mereka mengambil hthan-tuhan dari
bumi, Aang dapat menghidupkan (orang-orang
mati)? Sekiranya ada di langit dan di bumi hthan-
tuhan selain Allah, tenhtlah keduanga itu telah ru-
sak binasa. Maka Mahasuci Allah Yang mempung ai
'Arasy daripada apa Aang mereka sifatkan. Dia
tidak ditang a tentang ap a A ang dip erbuat-Ng a, dan
merekalah Adng akan ditanyai. Apakah mereka
mengambil tuhan-tuhan selain-Ny a? Katakanlah,
'Unjukkanlah hujjahmu! (Al-Qur'an) ini adalah per-
ingatan bagi orang-orang Aang bersamaku, dan
peringatan bagi orang-orang Aang sebelumlst.' Sebe-
narrLA a keb ang akan mereka tiada meng etahui g ang
hak, karena itu mereka berpaling" (al-Anbiya' l2Ll:
2L-241.
Atau sebagaimana yangdisebutkan oleh firman-Nyu,
"Allah sekali-kali tidak mempunAai anak, dan
sekali-kali tidak ada hthan (Aang lain) beserta-Nga,
kalau ada tuhan b es erta-Ng a, masing -masing tuhan
itu akan memb aw a p ergi makhluk A ang diciptakan-
ng a, dan sebagian dari fuhan-tuhan itu akan meng a-
Iahkan sebagianAang lain" (al-Mukminun [23]: 91].
Demikianlah dengan bahasa sederhana yang mudah
diterima oleh akal, karena baik di langit maupun di bumi ter-
nyata tidak ada kerusakan, melainkan yang terlihat hanyalah
tatanan yang kokoh, yang memberikan pengertian bahwa
Yang mengaturnya adalah satu, Mahakuasa, Maha Menge-
tahui lagi Maha Bijaksana.

437
J{eL, rdo la o n o L Qr"' o t" y o,t g Jl( e t r ft tt ft,r, r
rr" ,j B

Gambaran ini yang mengandaikan bahwa sekiranya di


sana ada tuhan yang banyak tentulah masing-masing tuhan
akan membawa pergi makhluk ciptaannya, sesungguhnya hal
ini merupakan gambaran yang menggelikan. Bila setiap
golongan dari makhluk berpihak kepada tuhannya, dan setiap
tuhan mengambil makhluknya masing-masing lalu membawa-
nya pergi. Kemana? Kita tidak tahu. Akan tetapi, terbayang
dalam imajinasi kita gambalan yang menggelikan menyangkut
pemikiran beragam tuhan, apabila kesudahannya adalah se-
pelti itu yakni kehancuran.
Kemudian apakah yang dilakukan oleh tuhan-tuhan
yang lain? Bumi ini, dan langit itu, lalu apakah bekas-bekas
mereka di sana dan di sini?
" Katakanlah,'Terangkanlah kep adaku tentang
apa" Aang kamu sembah selain Allah, perlihatkan
kep ada-Ku apakah A ang t"glah mereka ciptakan dai
bumi ini atau adakah mereka berserikat (dengan
Allah) dalam (p enciptaan) langit? B atu alah kep ada-
Ku Kitab sebelum (al-Qur'an) ini atau peninggalan
dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu
adalah orang-orang Aang benar"'(al-Ahqaf ftQ; al
Kemudian bentuk-bentuk makhluk ini, dan fenomena-
fenomena kekuasaan yang dapat dilihat oleh indra penglihat-
an dan dapat dijangkau oleh pikiran yang sederhana serta da-
pat direnungkan oleh mata hati"
"Katakanlah, 'Segala puji bagi Allah dan kese-
jahteraan atas hamba-hamba-Ng a A ang dipilih-Ng a"
Apakah Allah Aang Lebih baik, ataukah apa Aang

432
. f,,ogLLa 0"r*oo,,,
mereka persehltukan dengan Dia? Atau siapakah
Aang menciptakan langit dan bumidan Aa"ng menu-
runkan qir untukmu dari langit, lalu Kami htmbuh-
kan dengan air itu kebun-kebun Aang berpeman-
dangan indah, Aang kamu sekali-kali tidak mampu
menumbuhkan pohon-pohonnga? Apakah di sam-
ping Allahadahthan (Aang lain)? Bahkan (sebenar-
nga) mereka adalah orang-orang Aang menyimpang
( dari keb enaran). Atau siap akah g ang telah menj a-

dikan bumi sebagai tempat berdiam, dan g ang men-


jadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang
menjadikan gunung -gunung untuk (mengkokoh-
kan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua
laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (Aang
lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari me-
reka tidak mengetahui. Atau siapakah Aang mem-
perkenankan (doa) orang Aang dalamkesulitan apa-
bila ia berdoa kepada-Nya, dan Aang menghilang-
kan kesusahan dan ggng menjadikan kamu (ma-
nu sia) s eb ag ai khalifah di bumi? Ap akah di s amping
Allah ada tuhan (Aang lain)? Amat sedikitlah kamu
mengingat-(Nga). Atau siapa,kah Aang memimpin
kamu dalamkegelapan di daratan dan lautan dan
siap a (pula)kah A ang mendatangkan angin s eb ag ai
kab ar g embira s eb elum (kedatang an) rahmat-N y a?
Apakah di samping Allah ada tuhan (Aang lain)?
Mahatinggi Allah terhadap apa Aang mereka per-
s ekutukan ( deng an-Ng a). Atau siap akah A ang me n-
ciptakan (manusia dari permulaan), kemudian meng-
ulanginga (Iagi), dan siapa (pula)Aang memberikan
rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di
samping Allah adatuhan (Aang lain)?' Katakanlah,
'Unjukkanlah bukti kebenaranmLr, jika kamu
433
)letn)tfaut aLQn' ur yottg )l("n^(yrrlft ,r tt

memang orang-orang Aang bene"r"' (an-Naml l27lz 59-


6+1.

Demikianiah adegan-adegan bumi dan langit bersama


dengan kejadian-kejadian yang dialami oleh meleka setiap
harinya, dan berbagai perasaan fitrah (naluri) yang memaksa
manusia berlindung kepada kekuatan yang besar saat sedang
menghadapi kesulitan. Semuanya itu secara bersama-sama
belbicara kepada perasaan dan imajinasi, menyentuh hati dan
pelasaan, untuk menghunjamkan aqidah tauhid ke dalam jiwa.
Hal sepelti ini banyak sekali terdapat di dalam al-Qur'an,
diulang-ulang - secara belagam- sesuai dengan berulangnya
gambaran-gambaran hari kiamat dan adegan-adegan kenik-
matan dan azab. Semuanya itu pada hakikatnya merupakan
logika perasaan yang masuk daiam kategori ini.

Pelsoalan kedua hari berbangkit


"u"t;;"nyangkut
dan hari kemudian, dalam menghadapi segolongan kaum
yang mengatakan:
"Kehidupan ini tidak lain hangalah kehidupan
kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-
kalitidak akan dibangkitkan lagi" (al-Mukminun [23]:
371.
Bahka,n kisah tentang hari berbangkit dan hali akhilat
ini dipandang oleh golongan itu jauh lebih mengherankan
ketimbang kisah tentang Tuhan Yang Esa. Golongan ini mengi-
ra olang yang mengatakannya sebagai orallg,rrang gila, tidak
mungkin ada orang yang mengatakan hal ini kecuali hanya

434
f.ryil?.t 9r,.rr.,.,,,

orang-orang yang tidak waras akalnya.


"Dan orang-orang kafir berkata (kepadateman-
temanng a),' Maukah kanrut kami tunjukkan kepada-
mu s e orang laki-Iaki A ang memb eritakan kep adamu
bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-
hancurrty a, s esung guhny a kamu b enar-b enar (akan
dibangkitkan kembali) dalam ciptaan Aang baru.
Apakah dia meng ada-adakan kebohong an terhadap
AIIah ataukah ada padanAa penAakit gila"'(Saba'
[3a]:7-8].
Sampai sedemikian anehnya perasaan mereka dalam
menyambut masalah hari berbangkit. Lalu bagaimanakah al-
Qur'an mendebat mereka berkenaan dengan pelkala yang
dianggap mereka sangat mengherankan ini?
Sesungguhnya al-Qur' an menampilkan kepada meleka
berbagai gambaran penciptaan yang nyata tetapi samar, lalu
membebelkan kepada mereka rnunculnya kehidupan di bumi
secaraumum dan pada dili manusia secara khusus, agar me-
reka melihat bahwa Tuhan yang memulai penciptaan marrrpu
menghidupkannya kembali.
apakah Kami letih dengan penciptaan
"Me"ke",
g ang p ertama? Sebenal'rLA a mereka dalam ke adaan
ragu-ragu tentang penciptaan Aang barlt" (Qaf [5O]:
1s).
Melalui gambaran yang biasa mereka saksikan, al-
Qur'an memaparkan kepada mereka belbagai adegan
kehidupan di bumi dan dalam diri manusia sentliri,
"Binasalah manusia; alangkah arncd sangat

435
J {e t ndaiu n oL Qr r' o t" yo tt g 31(" t t olrs rr1fto u

kekafirannA a. D ari ap akah Atlah menciptakanng a?


Dari setetes man| Allah menciptakannAa lalu me-
nentukannAa. Kemudian Dia memudahkan jalan-
nga, kemudian Dia mematikannAa dan memasuk-
kannga ke dalam kubur, kemudian bila Dia meng-
hendaki, Dia membangkitkannga kembali, sekali-
kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa
Aang diperintahkan Allah kepadanya, maka
hendaklah manusia itu memperhatikan makanan-
ng a. S e sung guhng a K ami be nar -b e nar tel ah me ncu -
rahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi
dengan sebaik-baiknya, Ialu Kami tumbuhkan biji-
bijian di bumi itu, ang gur dan saAur-saAuran. Zaitun
dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) Iebat, dan
buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kes e -
nang anmu dan untuk binatang -binatang terrrakmu"
('Abasa [8O]: 17-32).
Atau sebagaimana yang disebutkan oleh filman-Nyu,
"Dia mengeluarkan Aang hidup dari gang mati
dan mengeluarkan Aang mati dari Aang hidup dan
menghidupkan bumi sesudah matinga. Dan seperti
itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur). Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia men-
ciptaknn kamu d ari t anah, ke mu dian tib a-tib o kamu
(menjadi) manusia Aang berkembang biak. Dan di
antqra tanda-tanda kekuas aan-Ng a ialah Dia men
ciptakan untukmu istri-istri dari j enismu s endiri, su-
paAa kamu cenderung dan merasa tenteram kepa'
danga, dan dijadikan-Nga di antaramu rasa kasih
dan sagang. Sesungguhnya pada Aang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
A ang b erpikir. D an di antara tanda-tanda
kekuas a-

435
f.ryilia 9..o*o,,

an-NAa ialah menciptakan langit dan bumi dan ber-


lain-lainan b ahas amu dan w anta lulitmu. S e sung -
guhnya pada gang demikian itu benar-benar terda-
pat tanda-tanda bagi orang-orang A ang mengetaLni.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nga ialah
tidunnu diwaktu malam dan siang hari danusaha'
mu mencari s ebagian dari karunia-Ng a. Sesung guh-
nga pada Aang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum Aang mendengarkan.Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia
memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menim-
bulkan) ketalsttan dan harapan, dan Dia menuntn-
kan air Lnlan dari langi| Ialu menghidupkan bumi
dengan air itu sesudah matinga. Sesungguhnga
pada A ang demikian itu b enar-b enar terdap at tanda-
tanda bagi kaum Aang mempergunakan akalnga"
(ar-Rum [3O]: 19-24].
Demikianlah, al-Qur'an menampilkan kepada mereka
pemandangan yang biasa, baik yang dirasakan maupun yanu
teiah dikenal oleh mereka sehingga menyentuh perasaan
mereka setiap detiknya, dan dapat dicerna dengan sederhana
oleh pikiran mereka setiap kali memandangnya. Pemandang;an
atau adegan yang disajikan al-Qur'an ini berkaitan dengan
kehidupan dan penghidupan mereka, menyentuh naluli dan
pelasaan mereka sehingga menemPuh jalannya dengan
mudah ke dalam jiwa mereka. Ia membawa meleka menyaksi-
kan adegan-adegan yang diper'lihatkan ini kepada mereka
seakan-akan adegan-adegan yang bar"u. Dan, memang sesullg-
guhnya adegan-adegan alami itu benar-benar terasa senantiasa
balu bagi orang yang memandangnya dengan perasaan vang

437
)t e I rr ),r l3cr r r .r f- Q, r'.r', yo' r g !)1( r r, R|r, 8R n,,
",

sensitif clan mata yang terbuka. Al-Qur'an membawa mereka


kepada hal ini tanpa menggunakan perdebatan pernikiran
yang sudah barang tentu memerlukan kemairiran. Ia lebih
banyak menggunakan fakta.

Sesungguhnya al-Qu.i. kawasan logika


^ut".gkahi
seluluhnya dan semua kawasan indr.a untuk berhubungan
langsung dengan tempat bersemayamnya aqidah, sehingga
jiwa dapat berhubungan langsung dengan hal yang rnisteri,
dan menemukan dalam kesamarannya dan keterjauhannya
-
dari indra dan pikiran-suatu kesenangan dan kenikmatan
yang bergabung menjadi sahr. Akan tetapi, al-Qur'an clalarn
hal ini pun selalu memilih metode perryaj ian melalui gambaran
dan imajinasi.
"Tidakkah kamu tahu bahtua Allah, kepada-
Nga bertasbih apa Aang di langit dan di bumi dan
(juga) burung dengan mengembangkan saAapnAa.
Masing-masing telah mengetaltui (cara) shalat dan
tasbihnya" (an-Nur l2a\ a\.
"Langit Aang tujuh, bumi dan semua gang ada
di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan talc ada
sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-
Nga, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih
mereka" (al-Isra' lLTl': 441.
" (Malaikat-malaikat) A ang memikul' Arasg dan

malaikat Aang berada di sekelilingnAa bertasbih


memuji Tuhan-ng a dan mereka b eriman kep ada-Ny a
serta memintakan ampun bagi orang-orang Aang

438
f,ogil?" 9"roooo,,

beriman (seraga menrycapkan), 'Ya Tuhan kami,


rahmat dan ilmu Bngkau meliputi segala sesuatu,
maka berilah ampunan kepada orang-orang Aang
bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan pelihara-
lah mereka dari siksac"n neraka Aang bernl4ala-
ngala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka
ke dalam surga'Aden Aang telah Engkau janjikan
kepada mereka dan orang-orang Aang shaleh di
antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka,
dan keturunan mereka semue. Sesungguhnya
Engkau-lah Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijak-
sarla' dan peliharalah mereka dari (balasan) keja-
hatan. Dan orang-orang Aang Engkau pelihara dari
(p emb alas an) kej ahatan p ada hari itu maka s e sung -
guhng a telah Engkdu anu g erahkan r ahmat ke p ad a-
ng a dan itulah kemenang an A ang besar" (al-Mukmin
[ao]:7-e).
Seperti ituiah gambarandan imajinasi ini memasukkan
pengaluhnya ke dalam jiwa, yaitu menirnbulkan lasa takut da-
lam jiwa menghadapi hal yang misteri dan juga kenikmatan
yar-rg dirasakannya saat menj elaj ahi alam yang telsernbunyi ihr.

" ( Malaikat-malaikat) A ang memikul' Arasg dan

malaikat Aang berada di sekelilingnAa bertasbih


memuji Tuhan-nya dan mereka beiman kepada-Ng a
serta memintakan ampun bagi orang-orang Aan,g
bertman" (al-Mukmin [4o]: 7).
Dan firman-Nyu,
"LangitAang rujuh, bumi dan semua yang ada
di datamnga bertasbih kepada Allah" (al-Isra' [17]:
441.

439
Jte i rr Dc l3.r r r .r f- Qr r'.r n. yo,, g !)1( r r,. ftj r, I fr. o,,
",

Adakalanya hal yang ghaib tidak jauh seperti ini, sesung-


guhnya ia dapat di'asakan tetapi misteri. Ia juga tlapat dira-
saka' keberadaannya, mengukuhkan adar-rya kekuatan alam
dan memenuhi jiwa dengan keimanan.
"Sesungguhnya bagi AIIah tidak ad.a satu pun
Aang tersembungi di bumi dantidak (pula) d"i langit.
, Dia-lahAang membentukkamu d-alam rahim sebagai_
mana dikehendaki-Nya" (Ali .Imran [3]: 5-6).
Hai ini menunjukkan pengetahuan Allah terhadap
semua yang telsembunyi, dan juga mer-upakan bui<ti keber._
adaan yang nyata , yang tidak sulit bagi akal pikiran untuk
memahami dan menyimpulkannya.
Hal sepelti ini, dalam caklawala yang lebih luas dan
disajikan dengan gambaran yang lebih indah, adalah fir.man-
Nyu,
"Dctn pad"a sisi Allalt-la.h kunci-kunci semua
Aang ghaib; tak ada Aang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri, dan Diamengetahui apagang di daratan
dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun A ang gu-
gur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidcLk
jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan
tidak sesuatu Aang basah atau gang kering,
melainkan tertulis dalam kitab Aang ngata (Lauh
Mahfuzh)" 1al-An'am [6]: 59).
Dalam kalirnat-kalimat yang pendek ini, terkanclung
ungkapan yang kuat dan menakutkan tentang ilmu Iiahi vang
meliputi segala sesuatu, vang dituangkan dengan kata-kata
yang terpilih dan paiing utama, dan ungkapan-ungkapan yang
fogilia 9rroooon

menggambarkan. Bukan hanya semata-mata ungkapan


tentang makna pengetahuan yang detail dan mencakup, bila
dikatakan, " Dnn tinds sehelni daun pun yang gltgur nrcIninknn Din
mengetnlndnyn, dnn tidak jatttlt sebutir biji pun dnlnnt kegelnpnn
bumi dnn tidnk sesunttt yang bnsnh ntmt ynng kering. " Melainkan
ia adalah gambaran imajinasi yang mengagumkan. Sesung-
guhnya imajinasi benar-benar menjelajahi caklawala dunia
seluruhnya dan semua bagian pedalamannya, untuk menelu-
suri dedaunan yang jatuh ini, dan biji-biji yang terpendam di
dalam tanah yang misteri dali pengetahuan kita, tetapi berada
dalam ilmu Allah semuanya. Kemudian kembali kepada diri
sendiri dan memenuhinya dengan perasaan khusyu' dan
mengagungkan-Nya, lalu menghadapkan dili dengannya
kepada Allah yang ilmu-Nya mencakup semua yang telsem-
bunyi dan yang ada di semua cakrawala di iuar jangkauan
pengetahuan kita.

Ituiah logika perasaan 0". OO"Otika gambaran. Lalu


apakah yang dihasiikan oleh dialektika pikiran yang menyi-
bukkan para ulama ilmu kalam hingga membuat mereka
berputar-putar memperdebatkannya selama beberapa abad?
Di sini kita buat suatu contoh dari diaiektika pikiran
yang dihindari oleh al-Qur'an metodenya, yaitu saat ia menga-
takan,
"sesungguhnga kamu dan apa aang lcsmu
s emb ah s elain Allah adalah ump an j ahanam, kamu
pasti masuk ke dalamnga" lal-Anbiya' [2L]: 98]-

441"
9(ei' ).r l3.r rr. .r {1-
Q, r,.r,, yo ng Jl(e,, a Rj tt ER,r.,,

Atau hal yang semakna dengannya. Maka, orang_ol.ang


musyrik Arab menjumpai dalam hal ini wacana untuk melan_
carkan debat pikiran murahan. Mereka mengira clengan
debat-
nya itu dapat mempersulit Muhammad slnllnllnlnt nlnili
tun
snllnrn dan Ahli Kitab sekaligus. Untuk itu, mereka
menga_
takan, "Dan'Isa puh.a Maryam, di mana sejurnlah kelompok
dari kaumnya (Ah1i Kitab) mempertanyakan, apakah dia juga
dimasukkan ke dalam ner.aka Jahanam?,,
Maka jawaban yang tegas dari yang Mahabijaksana
ia1ah,

"Mereka tidak memberikan perumpamaan itu


kepadamu melainkan d.engan maksud, membantah
saja, sebenarnAa mereka adalah kaum Aang suka
bertengkar" (az-Zukhruf [43]: Sg).
Ini melupakan tnrnsil (contoh) dar.i logika pikiran. Me_
mang dibena'kan menurut sudutpandang kaiclah ilmu logika.
Akan tetapi, apakah hal seperti ini termasuk logika yang lur.us
dan telrnasuk hakikat alami yang sederhana?
Seandainya metode yang cligunakan a1-eur,an mema-
kai logika pikiran, niscaya ia tidak dapat meraih sesuat.r hasil
pun. Bukan karena hakikat-hakikat 1,ang dikandungnya tidak
mengukuhkan logika ini, akan tetapi karena aqidah tidak di-
bangun atas dasar perdebatan ini. Sesunggu}rnya aqidah
selamanya berada di atas cakrawala semuanya itu. Bukan suatu
cacat bagi aclidah bila peran akal pikir.an di clalannya ter.batas,
karena akal pikiran tiada lain merupakan kekuatan kecil yang
terbatas, dan hanya belkaitan dengan kesehar.ian. Ia bukan

442
.fogili" 9.r...tno,'

penyebab bagi keseharian.


Sesungguhnya al-Qul"an menyentuh pelasaan dengan
mengikuti metode tnslnoir (gambaran), sehingga mateli dan
metode yang disajikannya benar'-benar dapat mencapai
sasarannya, dan dapat menghimpun antara tujuan agama dan
tujuan seni sekaligus melalui jalan yang paling singkat dan
paling tinggi.*

443
Sleit'i,uBan aL Qro' o,, yo ttg )Ke,rofrjrr'8&o tt

ffi
"Tuoo, oLOur'o, ololoh *o*Lo'gun oqilol' gang iernilt
J
"*
"-" ", ",
i ; . S nJ on qLo r, tn * pat"Ln'" n* o g o * n g o o'1i J " h
aang LnLol ololoh troti Jo., "1'n,'o"oon-"eLogoi"tempat
inr"l^ouom semLta oqiJoh L,Lon honyo oqiJ"h agary?
goro polirg JnLot menuiu'n,u,rani,"d?l?h
"n*oto." Jolon
[;:":J;;i;,oo,n,u,nJo'ns iofo, so,s poli's J"Lot L" Jolo*
puro"oon inJn'o"'
"J"l"k
JKrtode d,g-qr*',r*

f) afaT kita simpulkan dari pembahasan-


pembahasan yang lalu bahwa al-Qur'an
mempunyai metode terpadu cialam ber-
"Dan jilea lalat
ungkap. Ia menggunakannya untuk me-
itu merampas
sesuatu Jari
nyampaikan semua sasalan yang dituju-
*"r"luo, tiaJalaL nya secara merata hingga menyangkut
tr-r"r"Lu Japat tujuan pembuktian dan peldebatan. Itulah
meretutnva yang disebut dengan metode garnbaran
lu"*buli Jnti dan personifikasi melalui imajinasi dan
lalat itu. "
peruPaan.
Sekarang marilah kita lihat kelaikan
metode ini dipandang dali kedudukannya
sebagai metode seni di antara metode

445
)( e i,r )a l3.r'..r. l-
Q, "'o't ya,, g 31(e n a Rlu ift,,r,t

penyampaian-yang menjadi pembahasan kita clalarn buku


ini. Sasaran-sasaran agama yang al-Qur.'an datang untuk
merealisasikannya, tema-tema ketuhanan dan syariat yang
dibahasnya, masing-masing dali semuanya itu bukan ter.ma-
suk topik kita di sini. Apabila sebagiannya memang dikete-
ngahkan di sela-sela pasal-pasal yang lalu, tiada lain kami
menyampaikannya untuk melihat bagaimana a1-Qur'an
menyajikannya dan cala apakah yang ditempuhnya dalarn
mengungkapkannya.
Sebagian orang saat menelaah tema-tema ini, lalu me-
lihat kecelmatan, keagungall, kelaikan, keluwesan, kemenye-
luluhan dan univelsalitas yang ada padanya, ia mengir.a bah-
wa hal telsebut sebagai keistimewaan al-Qul'an yang paling
besal. Ia mengila bahwa metode ungkapan al-Qur"an meng-
ikut kepadanya, cian semua mukjizat terkanclung c1i clalamnya.
Sebagaimana sebagian mereka membedakan antara makna-
makna dan cala penyampaian, Ialu membicalakan tentang
mukjizat al-Qur'an pada masing-rnasing dali keduanya secara
terpisal'r.
Sedangkan, kami menegaskan bahwa sesungguhnya
rnetode yang dipelgunakan al-Qur"an clalarn berungkap ada-
lah yang menonjolkan semua tr-rjuan dan semua tema tersebut,
kalena memang hal inilah yang sesuai dengan tr-rjuan-tujuan
dan tema-temanva.
FIal ini tidak akan meyeret kita ke dalam peml"rahasan-
pembahasanyang mendalarnseputal Iafazh dan rnakna yang
menjadi pusat perhatian para kritikus Sash'a Alab dalam kulun

446
Jllcto)a of-Q,t. o,'

waktLl yang lama sejak dimunculkan oleh al-Jahizh. Al-Jahizh


dengan pendapatnya mengila bahwa makna-makna itu
tergeletak di tengah-tengah jalan (yu.g dapat dipungut oleh
siapa pun). Kemudian ide penelitiannya itu diikuti oleh Ibnu
Qutaibah, Quddamah, dan Abu Hilal al-'Askari. Sementala
ulama lainnya ada yang menentang dan ada pula yang men-
dukungnya.
Kami mengila bahwa'Abdui Qahir (al-Jurjani) clalam
penelitiannya cli bidang ini telah sampai pada pendapat yang
tegas ketika dalam bukunya yang berjudtl Dnln-ilul I'jnz
mengatakart, "Lafazh semata, tidak akan terlintas di benak
orang yang berakal untuk menjadikannya sebagai materi pern-
balrasan seperti apa adanya sebagai lafazh, rnelainkan pem-
bahasanhanya dilakukan di seputal penunjukan makna yang
dimaksudnya. Dan bahwa makna semata pun tidak akan
terbayangkan oieir orang yang belakal untuk menjadikannya
sebagai subjek pembahasan dipandang dari ftrngsinya sebagai
lintasan yang terkandung di daiam hati, melainkan mernan-
dangnya sebagai wakil dari lafazh yang dapat dijadikan seba-
gai subjek pembahasan. Dan bahwa makna itu dalam penen-
ttrannya terikat dengan ntLzluLnt (susunan) yal1g menyam-
paikannya. Oleh kalena itr"r, tidak mungkin acla clua nuzltttrrt
yang berbeda kemudian makna yang ditunaikan oleh keclua-
nya pelsis sama."
'Abdul Qahir tidak menuangkan temanya clengan ung-
kapan seringkas ini, kami hanya menerjemahkannya, karena
kalau tidak demikian pasti akan menjadi buku terseneliri vang

447
j )i i,,.)o
"
B.r r r .r l-
Qrr'o,, yrr.,.,. g Jl( n ilg uI ft,r,r
"

tidak dapat karni muat di sini. Dan, kami tidak menukil bebe-
rapa alinea darinya seperti yang telah kami lakukan pada
pelmulaan buku ini dengan gaya bahasa yang cukup r.umit
sebagaimana yang telah kita kemukakan di sana.
Akan tetapi, dia berjasa besar dalam menetapkan
masalah ini. seandainya dia melangkah selangkah lagi dalam
ungkapan yang tuntas tentang hal ini, tentulah ia mencapai
puncak yang tertinggi dalam bidang kr.itik seni. Untuk itu,
kami akan'menerjemahkan' apa yang dikatakannya,,,Sesung-
guhnya metode penyampaian mempengaruhi gambar.an
makna. Dan, sesungguhnya manakala dua metocle ungkapan
tentang suatu makna ber.beda, maka gambar.an makna yang
dirasakan oleh jiwa dan akal pikiran akan ber.beda pula. Oleh
kalena itu, n'nkna danmetode penyampaianmempunyai kait-
an yang sangat kuat yang tidak ada tanggapan lain sesudahnya
mengenai masing-masing dari rnakna dan lafazh secar.a
terpisah. Satu makna tidak akan menonjolkan kecuali hanya
satu gambalan saja. Apabila berubah gambaran yang disajikarl
maka belubah pulalah makna yang disampaikannya menurut
kadar perbedaannya. Dan, adakalanya makna yang sampai
kepada pikilan itr"r sendili secala umum tidak terpengaruh olah
perubahan ini, akan tetapi gambar.an yang dihasilkannya
dalam jiwa dan pikilan akan berubah. Dan, ha1 inilah yang
menjadi lujukan dalam bidang seni, karena fungsi ungkapan
dalam bidang seni adalah untuk member.ikan pengaruh.
Apabila berbeda pengaluh yang ditimbulkannya, maka makna
yang menerjemahkannya sudah pasti akan berbeda pula."

448
JJletoJ.r of-Q,, '.,,'

Kita hentikan keterangan ini, untuk beralih kepada keu-


tamaan metode tnslnuir (gambaran) dalam al-Qur' an. Metode
inilah yang membentuk berbagai makna, tujuan, dan tema al-
Qur"an ke dalam gambalan seperti yang kita lihat, dan karena
gambaran inilah ungkapan al-Qur"an mempunyai bobotnya
sendiri yang sangat besar. Maka, makna-makna yang disam-
paikan dengan gambaran ini berbeda dengan gambalan lain
yang mana pun, sebagaimana yang telah kami terangkan sebe-
lumnya.
Kami ingin memperj elas permasalahannya melalui con-
toh-contoh yang akan kami kemukakan, sekalipun sebagian-
nya telah dikemukakan secara terpisah dalambuku ini, sealur
dengan perbedaan tanggapan mengenainya pada tempatnya
masing-rnasing yang memberikan pengeltian tentang keisti-
mewaan metode al-Qur'an dalam menyajikannya. Akan te-
tapi, kami di sini dalam kaitan ringkasan terakhir, clan kami
masill mempunyai banyak contoh untuk dikemukakan.

Sesungguhnya ciri On^, .rr"r"a ungkapan al-Qur'an


adalah mengikuti metode tnshzuir (gambalan) berbagai makna
pikiran dan kondisi kejiwaan, laltt menampilkannya ke dalam
gambaran-gambaran yang dapat diinclra. Dan, juga menggu-
nakan metode adegan-adegan alam, kejadian-kejaclian masa
lalu, kisah-kisah yang diriwayatkan, tamsil-tamsil yang
dikisahkan, adegan-adegan hali kian-rat, gambaran tentang
nikmat danazab serta tipe-tipe manusia. Seakan-akan semtla-
nya itu dihadilkansecaranyata dan dapat dirasakan oieh imaji-

449
JteinJ,rl3.r* .rl-(QrLr Ln ya ng J1(",rafrjt BRnn

nasi perasaan yang clipenuhi oleh gerakan yang ter.bayangkan.


Kelebihan apakah yang ada pada metode ini atas metode
lainnya sehingga dapat mengalihkan berbagai makna dan
berbagai kondisi kejiwaan ke dalam bentuk gambar.annya yang
dapat dise'ap oleh hati secara murni, dan mengalihka^ berba-
gai pelistiwa dan kisah-kisah menjadi berita-berita yang clir.i-
wayatkan, dan mengungkapkan tentang berbagai adegan dan
pemandangan dengan ungkapan kata-kata bukan dengan
gambaran imajinasi?
Cukup untuk menerangkan keutamaan ini bila kita
menggambarkan makna-rnakna ini seluruhnya ke dalam garn-
barannya yang murni, dan kita gambarkan sesudah itr-r ke
clalam bentr-rk lain yang telp er.s onif ikasikan.
Sesungguhnya hal-hal yang ber.sifat maknawi menurut
metode pertama belinteraksi dengan hati dan kesadaran la1u
sampai kepada keduanya dalam keadaan terlucuti dari naung-
annya yang indah. Sedang menulut metode kedua, ia berinter.-
aksi dengan indra dan pelasaan lalu sampai ke dalam jiwa
melaluiberbagai jendelanya, dari indra melalui imajinasi, dar.i
perasaan melaiui indra, dan dari perasaan yang berinteraksi
dengan gema dan cahaya penerangan. Sedangkan, fungsi pi-
kiran melupakan salah satu dari jendelanya yang banyak un-
tr-rk sampai ke dalam jiwa, bukan merupakan satu-satunya
jendela untuk sampai ke dalam jiwa.
Tidak diragukan lagimetode ini mempunyai kelebihan-
nya sendiri daiammenyampaikan dakwahbagi setiap aqidah,
akan tetapi kita hanya memandangnya di sini dali sudut pan-

450
Jlieto)a of-Q,, L,'

dang seni secara murni. Metode ini ctipancrang clari suclut ini
benar-benar mempunyai kedudukan yang penting. Tugas uta_
ma seni adalah untuk menggugah reaksi-reaksi perasaan dan
membangkitkan kesenangan yang ber.seni melalui gugahan
ini dan mernbangkitkan semangat hidup yang terkanclung
dalamreaksi-reaksi ini lalu mensuplai imajinasi de'gan ber.ba-
gai gambalan guna mer.ealisasikan semuanya itu. Dan, masing-
masing dari semuanya itu dijamin penyampaiannya oleh rne-
tocle penggambalan dan personifikasi dari seni yang inclah.
Berikut ini kami sampaikan kepada pembaca contoh-contoh-
nya lebih dari apa yang telah kami kemukakan sebelumnya.
(1) Makna antipati yang sangat terhadap seruan yang
mengajak kepada iman dih.ansfer kepada Anda c{alam bentuk
pengertiannya yang murni seper.ti berikut. Sesungguhnya me-
reka (orang-orang kafir) benar-benar sangat antipati kepada
seluan yang mengajak kepada iman. Maka, akal pikir.an men-
celna makna antipati dengan pengertiannya yal1g dingin dar-r
diam.
Kemudian dih'ansfer kepada Anda ke dalam bentr-rk
gambaran yang menakjubkan belikut melalui firman-Nya,

;i !2,1fr.3'*v t ry;t {uQpb


al -72-1
'$g::i4
"Malca mengapa mereka berpaling dari per-
ingatan (Allah)? Seakan-akan mereka itu keledcti liar
Aang lariterkejut, Iari dari singa" (al-Muddatstsir [24]:
4e-su.

457
:)tci' fu l3.r' al- Qt"' o,, yottg Jl("trofgrrllrrt

Maka, vang menyerapnya bukan hanya akal pikiran


semata/ tetapi ikut juga indla penglihatan, bakat imajinasi, aksi
mencemoohkan, dan perasaan keindahan. Cemoohan atau
ejekan ditujukan kepada mereka yang lari berpaiing sebagai-
mana keledai liar yang lari dari singa, bukan karena apa-apa
melainkanhanya kalena mereka diselu untuk beriman. Sedang
keindahannya tergambarkan melalui gerakan gambar saat
dilenungkan oleh imajinasi karena dikemukakan melalui bing-
kai alamiyang di dalamnya digambalkankeiedai yang sedang
lari terbirit-birit karena dikejar oleh singa yang menakut-
kannya.
Ungkapan ini mempunyai bayangan di seputarnya,
yang menambah ruang kejiwaan yang digambarkannya,
apabila ungkapan ini dibenarkan.
(2) Makna ketidakmampuan tuhan-tuhan yang menjadi
sesembahan orang-olang Arab selain Allah di masa jahiliah
dapat diungkapkan melalui berbagai ungkapan maknawi se-
cara murni. Misalnya, dikatakan bahwa sesungguhnya ber-
hala-berhala yang meleka sembah selain Allah benar'-benar'
tidak mampu menciptakan sesuatu yang paling kecil seka-
lipun, sehingga pengertian ini sampai ke dalam akal pikiran
dalam benhrknya yang mulni clan kaku.
Akan tetapi, ungkapan tnslnuir (gambalan) menyampai-
kannya ke dalam bentuk belikut.

6+''\r&i i',oi elj;s 4t\ 5\.


#i,J<(#l(.11t+irf'k'F'"'"\;:
452
)Jlcld.r nf-Q1,,
",'

t.+lnYJLsi a,7&
kamu sent selain
"sesungguhnga segala Aang
Allah sekali-kalitidak dapat menciptakan seekr:r lalat
pury ualau9run merekn bers aht unhtk menciptaknnrty a.
Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka,
tiadalah mereka dapat merebutrtga'kembali dari latat
itu. Amatlemnhtahgang menAembah dan amat lemah
(pulalah) A ang disembah" (al-Haji l22l: 7 31.
Maka, makna ini dipersonifikasikan dan ditonioikan ke
dalam gambal yang bergerak hidup saling berilingan, " Seloli -
lenli ntereks tidnk dnpnt nrcnciptnknn seelcor Inlnt purt." Ini satu ting-
katan. ;'Walmtptttt nrcreka bersnttr untrtle ruenciptnkntntyn." Ini
tingkatan lainnya. " Dan jikn Inlnt ittt merfintpas scsuntu dnri rnc-
rekn, tiadnlnlr nrcrekn dnpnt nterebutnyn lentbnli dnri lnlnt ittt." hi
tingkatan yang ketiga. Sudah barang tentu Anda melihat gam-
baran tentang kelemahan yang menjijikkan dan adanya tahap-
an dalam p enyajian gambarnya sehingga membangkitkan j iwa
untuk melancarkan ejekan yang menyengat dan penghinaan
yang sangat merendahkan.
Akan tetapi, apakah ini tidak ber'lebihan, dan apakah
memang dalam penyampaian ini terdapat ungkapan yang
beriebihan?
Tidak. Sesungguhnya ini memang kenyataan dan lealiter
yang sederhana. Sesungguhnya tuhan-tuhan vang menjadi
sembahanmereka sama sekali tidak dapat menciptakan seekor
lalat pun, sekalipun mereka bersatu untuk menciptakarulya.
Laiat adalah selangga yang paling kecil dan hina, akan tetapi

453
,(ein)aBan,rf-Q u.' o,, g,t,tg J1(en o?.jr3?. on

ketidakmampuan menciptakalrnya merupakan keticlakmam-


puan yang sama dengan menciptakan unta dan gaj ah. Sesung-
guhnya ungkapan ini menggambarkan mukjizat kehidupan
yang mempunyai bobot sama di dalamnya antara yang besar
dan yang kecil. Pada intinya mukjizat ini bukan terletak pada
pengertian menciptakan makhluk hidup yang besar, melain-
kan menciptakan sel yang kecil seperti butir debu.
Akan tetapi,letak kreativitas seni di sini telkandung da-
lam cara penggambaran hakikat ini ke dalam gambaran yang
memberikan bayangan kelemahan untuk menciptakan sesuatu
yang paling hina. Dan, keindahan seni di sini terletak pada
bayangan tersebut yang ditambahkan ke dalam kandungan
gambaran, dan dalam gerakan imajinasi yang membayangkan
upaya menciptakan, dan gambaran bersatu padunya mereka
untuk menciptakannya. Kemudian upaya untuk telbang
mengejar lalat guna menyelamatkan apa yang teiah diram-
pasnya. Sedangkan, mel'eka dan pala pengikutnya tidak mam-
pu melakukan penyelamatan ini.
(3) Ungkapan tentang keadaan berlepas dirinya para pe-
mimpin kesesatan dari para pengikutnya di hadapan kenge-
rian hari kiamat, dengan ungkapan yang abstlak sepelti ber'-
ikut. "Sesungguhnya mereka saiing mengingkali dan saling
menyalahkan satu sama lainnya, orang-olang yang menjadi
ikutan bellepas diri dari para pengikutnya, ketika mereka
semua menyaksikan kengerian yang menaktitkan di hali
pembalasan." Ini merupakan ungkapan paling detail yang
dapat dituangkan, akan tetapi di rnanakah keindairan ungkap-

454
Jllctotu L,,
"f-Q,,
an pikiran ini bila dibandingkan dengan penjelasan konkret
yang penuh dengan kehidupan seperti ber.ikut.
"Dan mereka semuanAa (di padang ma,hsAar)
akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu
b erkotalah orang -or ang A ang lemah kep ada ora"ng -

orang Aang sombong, 'Sesungguhnga kami dahulu


adalah p eng ilatt-p eng ilattrrut, maka dap atkah kamu
menghindarkan daripada kami azab Allah (ualau-
pun) sedikit saja?' Mereka menjanaab, 'Seandainya
Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaga kami
dapat memberi petunjukkepadamu. Sama saja bagi
kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar.Se-
kali-kati kita tidak mempunAai tempat untuk mela-
rikan diri.'Dan berkatalah setan tatkala perkara (hi-
s ab ) telah dis ele s aika.n,' S e sllng guhng a Allah telah
menjanjikan kepadamu janji Aang benar, dan aku-
pun telah menj anjikan kep adamu tetapi aku me ny a-
lahinga. Sekati-kali tidak ada kekuasaan bagiku
terhad.apmu, melainkai (sekad,ar) aku mengeru ka-
mu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu
j ang anlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah
dinku s endiri. Aku s ekali-kali tid ak dap at me no lo ng -
mu dan kamu pun tidak dap at menolongl<tt. S e sung -
guhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu
mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak da-
hulu.' Sesungguhnya orang-orang Aang zhalim itu
mendapat siksac'n Aang pedih" (Ibrahim ll4l: 2l-
221.
Dalam paparan ayat di atas, tergambalkan oleh imajinasi
adegan menyangkut tiga golongan sebagai berikut.
Ornng-ornng yallglennlL yaitu mereka vang dahulunya

455
:){ eL'i,.. lt a n tL (\,
"'
o,," yo,, g J1(.n {tjfi ftu
menjadi pengikut orang-orang yang kuat, sedang mereka
masih tetap lemah, pendek akai dan terpuruk jiwanya. Mer.eka
meminta tolong kepada orang-orang yang sombong ketika di
dunia untuk menyelamatkan diri mereka dari tempat yang
menyengsarakan ini. Mereka menyalahkan orang-orang yang
kuat itr-r karena telah menyesatkan diri mereka semasa hidup
di dunia. Dalam keadaan ini, mereka masih tetap dalam kondi-
sinya yang semula yaitu lapuh dan lemah.
Kini kesombongan mer.eka
Orang-ornng ynng sornbong.
telah pudal kalena menghadapi tempat kembali mereka,
sedang meleka dalam keadaan sempit dada karena permintaan
orang-orangyang lemah itu, yang masih jugabelummengerti
melihat keadaan meleka yang telah belubah menjadi hina dan
tersiksa. Orang-olang yang lemah itu meminta kepada mereka
untuk diselamatkan dari azabini,padahal mereka sendiri tidak
mailrpu rnenyelamatkan dili mereka. Atau, orang-orang yang
lemah itr-r mengingatkan dosa penyesatan yang telah meleka
lakukan sewaktu di dunia, di saat tidak berguna lagi adanya
pelingatan. Maka, jawaban yang dapat meleka katakan dengan
nada bosan dan sempit hanyaiah rlcapan, " Senttdninyn Allalt
nten tberi pettmjulc kepnda lcnni, niscayn lmni dnpnt n w nberi petunjulc

lrcpndnnnL."
Setnn, dengan semua watakyang adapadanya; suka me-
rayu, menyesatkan, angkuh, sornbong, dan suka menipu dan
rnempeldaya. Hanya di hari itu ia baru mengakui bahwa Allah
telah menjanjikan kepada mereka janji yang benar, dan dia
telah menjanjikan pula kepada mereka tetapi dia menyalahi-

456
Jlietda o{'-Q,.',,,,

nya. Kemudian setan menyalahkan mereka dan menyakiti me-


reka karena berlepas diri dari tanggung jawab terhadap me-
reka, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya,

tei*o*:*uFSfS;ntsiWJ.36:-'
"zlitrjfia-;h
{-
"Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagilw terha-
dapmu, melainkan (sekadar) alan mengeru kamu lalu
karrut mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah
karrut mencerca aku, akan tetapi cercalah dirirrut
sendiri" (Ibrahim $af 221.
Bahkan, keangkuhan setan makin bertambah ciengan
mengatakan:
t
,fieoFuAQtis,;r
" Sesung guhng a "aku tidak membenarlcan per-
buatanmu memperselsttukan aku (dengan Allah)
sejak dahulu..." (Ibrahim fta]: 221.
Memang benar, seperti ifulal'l watak setan.
Sesungguhnya ungkapan ini benar-benar indair meng-
gambarkan adegan yang tiada duanya tentang berlepas diri
dan keingkaran pihak yang diikuti dari pihak pengikutnya,
di saat tidak berguna lagi bagi seseorang di antala rnereka bila
beriepas diri atau berpegangan. Akan tetapi sebenalnya hal
ini rnenggambarkanwatak masing-masing golongan dari me-
reka yang terbuka kedoknya di hadapan ketakutan yang besar.
Sesungguhnya setan di sini memang bersikap logis ter'-

457
J(ei n d.t l3a n o f- Q, r'.,,r y" n g Jl( e n ..|.l u 81i,, n

haclap clirinya sendiri selaras dengan gambar.an yang disajikan


al-Qur'an, karena bukan setan bila tanpa tipu muslihat, keang-
kuhan, dan keingkaran.
Demikianlah dapat diresapi oleh jiwa semua gerna dan
bayangan itu seluruhnya dali balik ungkapan yang menggam-
barkan dan mempersonifikasikarrnya. Sudah barang tentu ung-
kapan pikilan tidak dapat membelikan kesan seperti garnbaran
yang berseni ini.
(4) Dikatakan bahwa amal perbuatan or.ang-orang kafir
itu tidak ada gunanya dan tidak ada bobotnya, dan bahwa
mereka memperdaya diri meleka sendiri manakala mengang-
gap perbuatan mereka sebagai sesuatu yang berguna. Atall,
sesungguhnya meleka belada di daiam kesesatan yang abadi
tanpa ada jalan keluar bagi mereka dan tiada pula yang mem-
beri petunjuk kepada mereka dari kesesatarutya. Makna ini
dapat ditangkap oleh akal pikiranlalu mengendap di sana.
Akan tetapi, hal ini menjadi hidup dan bergelak, rneng-
gugah perasaan clan imaj inasi manakala clisamp aikan ke clalam
bentuk gambaran seperti belikut.

rtitifr\:i,:!14,Ftr#:\r?tt5
kW&;l'-*.irt+r-,tlI4)f &urr-
t"q6^'1,
"Dan orang-orang Aang knfir amnl-amal mereka
adalah taks ana fatamorg ann di tanah g ang datar, g ang
disangka air oleh orang-orang A ang dahaqa, tetapi bila

458
. Jlbtdaof-Q,''""
didatanginya. air itu dia tidak mendapatinga sesuatu
apa pun. Dan didapatinga ftetetapan) Allah di sisinga,
lalu Allah memb eikan kepadany a perhitung an amctl-
amal dengan anlatp dan Allah adalah sangat cepat
perhitung an-Ng e" (an-Nur l2alz 391.

d:6;.*Jiuffi.$;"-.5:i;r
)j r// -':
s)[t'/ -F;]

t$oA663!i'K\{.i;:;it;*
dilautanAang dalam,
"Ate7t seperti gelap gulita
Aang diliputi oleh ombak, gang di atasnya ombak
(pula), di atasnga (lagi) awan; gelap gulita yang tin-
dih bertindih, ap abila dia meng eluarkan tang anng a,
tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa
tlang tiada diberi cahaga (petunjuk) oleh Allah
tiadalah dia mempungai cahaya sedikit pun" (an-
Nur [24]: 4O].
Inilah gambaran-gambaran yang belseni dan memukau.
Ruh yang ada di dalam kisah ini disajikan seclernikian rupa
hingga rnenjadi hidup rnernbelikan kesan yang kuat kepada
imajinasi. Dan, ia sesudah ittr rnemer'lukan tangan yang ahli
dalam memainkan kuas gambar, s eandainya garnb arnya ir-r gir-r
diwarnai, dan rnemerlukan kamera yang sensitif seanclainya
hendak disyuting berikut dengan segala gerakamtva.
Akan tetapi, adakah tangan yang sepandai itu dalam
melukis, atau adakah kamera yang sesensitif itLr yang Inampu
menonjolkan kegelapan-kegelapan ini?

459
Jt e i rr ).r 6.r rr..r l- Q, r'o,r y*, g J1ii" t, " R|" 8R o. n
r

"Di lautan Aang dalam, Aang diliputi oleh om-


bak, gang di atasnga ombak (pula), di atasnya (Iagi)
atuan; gelap gulitaAang bertumpang tihdih, apabila
dia mengeluarkan tangannya, tia.dalah dia dapat
melihatnga" (an-Nur l2al a0l
Atau, mampukah ia
menggambarkan keadaan orang
yang kehausan yang mengejar fatamolgana "tetapi bila dida-
tanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun"?
Dia hanya mendapat kejutan yang menghelankan yang belum
pelnah terlintas dalam hatinya, "dia mendapati ketetapan
Allah di sisinya" secepat kilat,"IalttAllah membelikan kepada-
nya pelhitungan amal-amai dengan cukup".
Apabila kita menyebutkan t+rjuan agama yang ditr"rang-
kan oleh gambaran ini, maka hendaklah kita menyebutkan juga
keindahan seni yang rnenyenangkan dalam gambarar-r yang
hidup dan indah ini.
(5) Telmasuk ke dalam kategori ini adalall gambalan
makna sesat sesudair mendapat petunjuk dan tersia-sianya
jelih payah yang pelgi tanpa kesan, seperti yang disajikan oleh
gambaran vang hidup dan beltr,rlut-turut ini.
,21 t.i /
rt,H46 er.ij !'{yi$\Yiiit4i A.{l
(,fui2:"i,siiJtSfr1Lt6"#\3(V3

450
. Jl(etoda.of-Q1tt'..,,

rdf €;; A':6t (f i'!i;\7, i #\fr


O

t sUS';6,:#&, t tlr);i{
"Mereka ifulah orang Aang membeli kesesatan
de ng an p etunjuk, maka tidaklah b eruntung p ernia-
g aan mereka dan tidaklah mereka ntendap at p etun-
juk. Ferumpamaan mereka adalah seperti orang
Aang mengalakan api, maka setelah api itu mene-
rangi sekelilingnga Allah hilangkan cahaga (Aang
menginari) mereka, dan membiarkan mereka dalam
kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu,
dan buta. Maka, tidaklah mereka akan kembali (ke
jalan Aang benar)" (al-Baqarah [2]: 16-18].

W6j-":6jW!rAL)+.WGr^;{f
$ t#s t v :eis ;tt::t * p$ ril;t; 4
3r.

pr6s vW r# #\* 7;21,3ar:ttr\!q


'AWyV,I;.t:66ititii("i:VSW
ti*r:i',f&
erti ( orang -orang A ang ditimp a) huj an
"Atau s ep
lebctt darilangit disertai gelap gulita, guruh dan lcilat;
mereka mengumbat telinganya dengan anak jari-
nya, karena (mendengar suara) petir, sebab talcut
akan mati. D an Alla,h meliputi o rang -orang g ang ka-
fi"r" Hampir-hampir kilat itu mengambar penglihat-
an mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka,

46L
3(ein)dlan oLQrt' o,, yo ng J1(e n{rjrrlfta,,

mereka berjalan di bautah sinar itu, d.an bita getap


menimpa mereka, mereko berLrcnti. Jikatau Allah
menghendaki, niscaya Dia melenAapkan pende-
ngaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya
AIIahberkuasa atas segala sesl;attt" (al-Baqarah [2]:
Le-2O1.
Sesungguhnya di sini terdapat sejumlah gambaran yang
berturut-tr,rlut tergabung dalam kaset yang bergerak. Mereka
telah menyalakan api lalu api menerangi mereka, tiba-tiba
Allah melenyapkan cahaya mereka hingga kegelapan lne11ye-
limuti mereka. Atau, gambalan berikut tentang hujan lebat
belangin kencang, htrjan lebatbagaikan dicurahkan dar.i langit
dan cuaca yang gelap gulita dibar.engi dengan kilat dan sual.a
guluh. Meleka dicekam oleh lasa takut kar.ena khawatir disam-
bar petir dan takut mati kalenanya. Setiap kali ada kilat mereka
memasukkan jari tangan ke telinganya. Apalah gunanya
tangan ditutupkan ke telinga, akah tetapi saat itu menggam-
barkan gerakan insting. Inilah kilat yang menyilaukan peng-
lihatan meleka, tetapi hanya sekejap menelangi jalan, dan me-
leka rnelangkah di bawah cahayanya sekaii langkah. Dan, kini
dia terputus dari cahaya itu lalu diam di tempatnya tanpa bisa
mengetahui ke mana harus melangkah.
Seandainya adegan seperti ini dilekam oleh kamera
video berikut dengan gelakan-gerakannya yang beltubi-tubi,
tentr-rlah sangat tepat sekali. Tetapi bagaimana bisa dernikian,
padahal adegan di sini hanya direkam oleh kata-kata. Seka-
lipun demikiary tiada suatr-r gerakan pun darinya yang kulang,
sehingga persis dapat menyuting seperti apa yang dapat dila-

452
JJ[eto)u ., f-Q,, 'o,t

kukan oleh kamera video. Bahkan, lebih membuka kesernpatan


bagi jiwa untuk mendapat kenikmatan yang lebih menye-
nangkan dengan melaluinya, karena membialkan imajinasi
berperan membayangkan gambarannya atau menghapusnya
dan membuat gerakan-gelakannya yang beltubi-tubi menurut
kemampuannya serta menggambarkan bayangannya dan
menyaksikannya. Sedang jiwanya belgeiora dan perasaannya
beleaksi menggebu-gebu selta hatinya beldegup dengan cepa!
entah karena pengaluh apa? Sudah balang tentr-r hanya kalena
pengaruh kalimat-kalimat yang menggambarkannya.

Untuk melengkapi perd*", *rtang metod e tnslnuir al-


Qur"an dapat kami simpulkan di sini hal yang belcerai-berai
di berbagai tempat yang berbeda-becla dalarnbuku ini, tentang
kehidupan yang diaktifkan oleh ungkapan yang belgarnbar'.
Metode ini merupakan cili khas yang menonjol di dalamnya,
menentukan jenis gambaran dan tingkatannya.
Sesungguhnya makna-makna yang diserap oleir akal
pikiran dan kondisi-kondisi yang bersifat makr-rawi tidak
hanya diganti dengan gambaran-gambalan semata, akan tetapi
dipiliir - untuk menuangkannya - gambaran-gambaran yang
hidup dan yang dianalogikan dengan pararnetel kehidupan
serta berlaku di tenganh-tengah kehidupan. (14)

( 14) Ustadz al- 'Aqqad (l<ritil<us terl<emuka cli Mesir-Penj.) telah berjasa memberil<an
pengarahan l(epacla penulis untul< memisahkan ciri l<has ungl<apan Qur'ani ini
melalui sarannyasesuclah membaca berbagai tamsilyang bertaburan clalam buku
ini.

463
Jtein).r6.rn,r fl-Qtr'.rrr y.r trg ?l(e,to?rlui1ott

Kengerian besar cli hari kiamat telgambarkan melalui


kelalaian pala wanita yang menyusui dari bayi-bayi yang disu-
sui oleh meleka, dan semua kandungan mereka mengalami
keguguran, serta langkah-langkah gontai dari orang-orang
yang mabuk, padahal mereka tidak mabuk. Semuanya itu
dianalogikan dengan reaksi ketakutan yang dialami oleh jiwa
manusia, bukan dengan kata-kata dan sifat-sifat yang rnak-
nawi semata.
Atau, tergambarkan melalui larinya seseolang dari
saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dan dari keluarga yang
menaunginya. Karena pada hari itu terjadi sebagaimana yang
diungkapkan oleh firman-Nya,

+r,i;'s*;.ef;i,g
" Setiap orang dari mereka pada hari iht mempu-
ng ai urus an A ang atlanp.trpenyibukkanng a" l' Abasa
[8o]:37].
Maka, pengaluh yang digambarkan oleh ungkapan ini
diukur dengan leaksi jiwa rnanusia terhadapnya, bukan
dengan parametel lainnya yang hanya bersifat maknawi.
Apabila benda-benda mati diseltakan ke dalarn gam-
balan yang menakutkan ini, maka ia pun menjadi hidup atau
disertakan dengan makhluk yanghidup, sebagaimana dalam
ungkapan ayat belikut.

tw63q'5qJq\5hgt'#ti;
"Pada hari bumi dan gunung-gunung bergon-
cang an, dan me nj aditah gunung - ganung itu htmpuk-

464
9J[eto),r of-Q,t
",,
an-h,tmpukan pasir A ang beterba.ng an" (al-Muzzam-
mil [73]: 14).
Gambaran ini hidup dan berguncang seperti manusia,
atau seperti yang diungkapkan oleh firman berikut.

".tufEi,i
..Y.
"Maka, bagaimanakah kam;u akan dapat
memelihar a dirimu jika kamu tetap kafir kep ada hari
A ang menjadikan anak-anak beruban? Langit (pun)
menjadi pecah belah pada hari itu karena Allah"
(al-Muzzammil [73]: 17-18).
Gambaran langit yang telpecah-belah di samping anak-
anak yang beluban. Kengerian banjir besal digambarkan secala
alami dan di sampingnya digambarkan orang tua dan anaknya.
Dia selamat di atas bahtera menyeru belahan hatinya yang
membutuhkan pertolongan, sedang anaknya terbawa hanyut
oleh banjir besar, seraya berkata kepadanya,

';;SJ$rlUiAi'YS
"Tidak ada gang melindungi hari ini dari azab
Allah selain Allah (saja) Yang Maha Pengayang"
(Hud [11]: a3f.
Sesungguhnya kengerian di sini boleh dikata nyaris
lebih besar dari kengerian yang terjadi pada alam,

J)qWc4ei6
465
i)t c i rI &r B,r rr .r f- Q, t L,t y,t ng 31(" tt nftiuift t'
"

"Dan bahtera itu berlagar membawa mereka


dalam gelombang laksana gunung" (Hud [lLl: 421'
Tiacialah gelombang besar dalam adegan ini kecuali ha-
nya bingkai bagi kengerian jiwa yang memisahkan antara anak
clari ayahnya dan memutuskan hubungan yang tidak dapat
diputuskan oleh kengerian apa pun.
Pendelitaanazab yang kelas di akhirat ter'lihat melalui
ieritan manusia yang bayangannya tergambalkan melalui
ungkapan berikut.

t5#f,sYJe&:W,vu-itl+1;"ei
"Mereka berseru, 'Hai Malik, biarlah Tuhan-mu
membunuh kami saja.' Dia menjanaab, 'Kamu akan
tetap tinggal (di neraka ini)"' laz-Zukhruf laslz 771'
,/.zt t/o/.,/
atry+g:
"DarL mereka bertertdk di dalam neraka jaha-
nem" {Fathir [35]: 37].
Tusukan-tusukan kehinaan yang amat menyengat pada
hali ini tidak dapat digambarkan oleh kata-kata, tetapi dapat
ditonjolkan melalui gambaran manusia yang hidup.

V; S.ge A\,s --'rti JGU lF\'" -4'wi {'


t'r;K{**'i;l\\:';i36
"Dan searldainga kamu melihat ketika mereka
d.ihad"apkan kepada Tuhan-nya (tentulah kamu
melihat peristiuta Aang menghantkan). Berfirman
Allah, 'Bukankah (kebangkitan) ini benar?' Mereka
456
JJieto).r n l-Q1,,'.t,t

menjaLua-b, 'sungguh benar, d.emi Tuhan lcami.'


Berfinnan Allah, 'Karena itu rasakanlah azab ini,
dis eb ab kan kamu me ng ing kari (ny a) "' { ql-An' a m [6] :
30).
Jeritan penyesalan dikeluarkan oleh mulut manusia
yang menyesal sesudah tidak ada gunanya lagi penyesalan
itu.

t;ti tL Gr ;x Jjg: $ iQpki ei;:


S"+Llti^f9,4{;x1.#W
"Den (ingatlah) hari (ketika itu) ora"ng Aang
zhalim menggigit dua tangannAa, seraAa berkata,
'Aduhai kiranga (dulu) aku mengambil jalan ber-
sama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku;
kiranga aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu
teman akrab(ku)"' {al-Furqan [25]: 27 -28!,.
Meresapnya keimanan ke dalam hati dapat kita lihat
melalui gambalan jiwa manusia yang mengalaminya dalam
kisah Ibrahim,

i6 Jfr1!, 4, s lk; W Llt* ;f*


$<+Si,J:'t
"Ketika malamtelah menjadi gelap, d,ia melihat
sebuah bintang (lalu) dia berkata, 'Inilah tuhanlcu.'
Tetapi setela"h bintang itu tenggelam dia berkata,
' Sag a tidak suka kepada A ang teng g elam"' 1al-An'arn

[6]:761.

467
Sleindsfatn,t f-Qut L,, yottg )1(utto,(.irr8ft."t,

Anjuran untuk berjihad clituangkan ke clalam gambaran


adegan yang telah dialami oleh orang-orang Mukmin dan
orang-orang kafir'.

SdrU;#9'rl(\3Krfr:;;ftWc\L${s
r4illi.:,(s6#J6i'ur:#i3"3$U6-
+ry
l+ 1z /z

"Janganlah kamu berhati lemah dalam menge-


jar mereka (musuhmu). Jika karrut menderita kesa-
kitan, maka sesungguhnga mereka pun menderita
kes akitan (pula), s ebag aimana kamu menderitany a,
s e dang kamu mengharap dari Allah ap o- A ang tidak
mereka harapkan. Dan adalahAllah Maha Menge-
tahui lagi Maha Bijaksana" (an-Nisa' [a]: lOa).
Gambaran ini mernisahkanantara hakikat dua adegan
(sikap) yang ditampiikan dengan pemisahan yang tuntas
hanya melalui beberapa kalimat, dan perbedaannya diukur
dengan paramatel kejiwaan yang dialami oleh kedua belah
pitrak clan kesudahan yang menunggu masing-masing dari
keduar-rya.
Kami tidak akan kembali menampilkan aPa yang telah
kami tampilkan di berbagai pasal mengenai gambaran-gailr-
baran ungkapan al-Qur"an, dan kami sudah melasa cukup
dengan paparan ini dalam menerangkan ienis gambalan a1-
Qur'an dan menjelaskan makna kehidupan yang telkandung
dalam gambarannya. Yaitu, kehidupan yang Pengaruhnya di-
tlansfel dari indla hingga sampai ke lubuk jiwa yang teldalam.
468
9l[c{oJ,r *l-Q,,',,,,

Ka'ena ia ditlansfer dari makhiuk hidup ke makrri'k rricr'p


lainnya yang diambii dari kalangan makhluk hidup, sehirgga
pengaruhnya meresap ke dalam lubuk l-rati yang paling dalam
melalui ungkapan dan gambarannya.
***
Cili khas ketiga yang ada di dalam ungkapan aI-eur.,an
ialah bahwa sesungguhnya kuas yang kreatif ini tidak sekali-
kali menyentuh benda mati melainkan berubah menjadi
berclegup dan hidup, dan tidak sekali-kali melukiskan hal yang
biasa melainkan akan terlihat menjadi hal yang bar.u. Itulah
kemampuan yang berkuasa dan mukjizat yang memukau,
seperti lralnyarnukjizat lainnya vang teijadi daiam kehiclupan.
Pagi hari mer.upakan pemandangan yang biasa terjadi
dan berulang. Akan tetapi, ungkapan al-eur'an diutarakan
menjadi hidup seakan-akan belum pernah clisaksikan oleh
pandangan mata sebelurnya. Sdsungguhnya ia diungkapkan
dengan redaksi berikut.

$"..,c;r:;d\)\
"DarL demi Subuh apabila bernafas (mulai
meng ing sing kan
faj arny a) " (at-Takwir [8 1 ] : 1 S ).
Malam hari adalah waktu yang biasa diaiarni, akan
tetapi dalam ungkapan al-Qur.'an ia disajikan ke clalam gam_
l:aran makhluk yang hidup dan baru"
/Ar ,/ / ') ".
, ,^r-li!rtlb
"Dan (demi) malam apabila berjalan (berlalu),,
(al-Fajr [89]: a].

469
3tei,iuBan,lLQ,o,o,'yo,'gJ1(e''oRj,,Bl,o',

Ia mer-rilcjar siang hari dalam perlombaan yang besar.

6*;ii!tr:Qi;ii",;'
"Dia menuhtpkan malam kepada siang Uang
mengilattinga dengan cepat" (al-A'raf [7]: 5a).
Bayangan adaiah sesuatu yang sudah jelas, dapat disak-
sikan dan telah dikenal, akan tetapi ungkapan al-Qur'an me-
nyajikannya ke dalam gambaran sosok jiwa yang merasakan
dan dapat belbuat.
*
tiSs:2r(Ji 6'*'
"Dan dalam naungan asap Aang hitam. Tidak
s ejuk dan tidak menA enangkan" lal-Waqi'ah [56]: a3-
441.
Tembok adalah bangunan yang mati sepelti batu besar,
tetapi dalam ungkapan a1-Qur"an.ip digambarkan mempunyai
perasaan dan kehendak sebagaimana yang disebutkan dalam
firman-Nya,

,"xCA3;-SIj5,+Qtt-o.i,
"Kemudian keduanga mendapatkan dalam
negeri itu dinding rumah A ang hampir (ingin) roboh,
maka Khidhir menegakkan dinding itu" lal-IKalafi [18]:
771.
Burl-rng adalah makhluk hidup dan sudah biasa dilihat oleh
manusia dan tidak menalik pelhatiannya, akan tetapi dalam
ungkapan al-Qur'an ia berubah menjadi adegan yang indah
memukau hati, sebagaimana yang disebutkan firman-Nya,

470
J?(eto),r of-Q,, '.,,,

lf AG-(,t:4j"K"6i';-siJy6'fi
es"4
jh)\'
"DarL apakah mereka tidak memperhatikan
burung-burung A ang mengembangkan dan menga-
htpkan saAapnAa di atas mereka? TicidaAang menQ-
hannga (di udara) selain Yang Maha Perrutrah" lal-
Mulk 167l: L9l.
Bumi, langit, matahari, bulan, gunung-gunung, lembah-
lembah, rumah-rumah yang dihuni, bekas-bekas peninggalan
yang terlantal, tumbuh-fumbuhan, hewan, pepohonan dan
buah-buahan, semuanya itu menjadi hidup, atau menjadi
pemandangan-pemandangan yang belbicara kepada makhluk
hidup. Maka, di sana tidak ada yang namanya benda mati dan
segala sesuatu yang tidak hidup.
Itulah metode al-Qur''an. Sesungguhnya metode ini
benar-benar suatu seni yang beldiri sendiri sebagai salana
untuk mengungkapkan makna dan tujuan. Ia belada di cakra-
walanya yang paling tinggi, sepadan dengan ketinggian
makna-makna yang disajikannya dan selaras dengan tr,rjuan-
tujuan yang dikemukakannya. t

477
/SB/V. 979-3304-37-5

ililtilil1il1uilil1ilLlil

Anda mungkin juga menyukai