Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah critical journal review ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini


sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Daftar Isi

A. Pengantar Akuntasi Sektor Publik.....................................................................................3

B. Regulasi Keuangan Publik.................................................................................................4

C. Komparasi Akuntansi Sektor Publik dan Akuntasi Bisnis.................................................4

D. Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik....................................................................5

E. Standart Akuntansi Sektor Publik......................................................................................5

F. Perencanaan Publik............................................................................................................6

G. Penganggaran Publik......................................................................................................6

H. Realisasi Anggaran Publik.............................................................................................7

I. Pengadaan Barang dan Jasa Publik....................................................................................7

J. Pelaporan Keuangan Sektor Publik....................................................................................7

K. Audit Sektor Publik........................................................................................................8

L. Pertanggungjawaban Publik..................................................................................................9
Critical Journal Review

A. Pengantar Akuntasi Sektor Publik


Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama
pelaporan keuangan kepada pihak ekstemal. Teori akuntansi sektor publik sendiri sebenarnya
masih dipertanyakan apakah memang ada teori akuntansi sektor publik. Sektor swasta yang
perkembangan akuntansinya lebih pesat saja oleh beberapa ilmuwan masih dipertanyakan
apakah sampai saat ini benar-benar memiliki teori akuntansi yang mapan. Suatu teori perlu
didukung berbagai riset yang didalarnnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji
kebenarannya. Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) teori memiliki tiga karakteristik dasar
yaitu : (1) kemampuan untuk menerangkan atan menjelaskar fenomena yang ada (the ability
to explain), (2) kernampuan untuk memprediksi (the ability to predict), (3) kemampuan
mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena). Pada dasarnya terdapat
tiga tujuan untuk rnempelajari teori akuntansi yaitu: 1) untuk memahami praktik akuntansi
yang ada saat ini, 2) mempelajari kelemahan dan kekurangan dan praktik akuntansi yang saat
ini dilakukan, dan 3) memperbaiki praktik akuntansi di masa datang. Pengembangan teori
sektor publik untuk memperbaiki praktik yang saat ini dilakukan. Hal ini terkait dalam upaya
untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi keuangan
yang relevan dan dapat diandalkan (reliable). Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor
publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi
sektor publik. Hambatan tersebut adalah objektivitas, konsistensi, daya banding, tepat waktu,
ekonomis dalam penyajian laporan, dan materialistik.
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan
sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan laporan keuangan
mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan dan
pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan Akuntansi sektor
publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk
pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian
sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan dan pengkomunikasian informasi yang
bermanfaat untuk pembuatan keputusan. Laporan keuangan organisasi sektor publik dibuat
tentunya mempunyai tujuan dan fungsi , menurut Mardiasmo (Mardiasmno, 2004) secara
umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah: 1) Kepatuhan dan
pengelolaan (compliance and stewardship), 2) Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif
(accountability and restrospective reporting), 3) Perencanaan dan informasi otorisasi
(planning and authorization information), 4) Kelangsungan organisasi (viability), 5)
Hubungan masyarakat (public relation), dan 6) Sumber fakta dan gambaran (source of facts
and figures).

B. Regulasi Keuangan Publik


Regulasi berasal dari bahasa inggris, yaitu regulation atau peraturan. Dalam kamus
bahasa indonesia (Reality Publisher, 2008) kata “peraturan” mengandung arti kaidah yang
dibuat untuk mengatur, petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dengan aturan, dan
ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi. Jadi, regulasi publik adalah ketentuan yang
harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses pengelolaan organisasi publik, baik pada
organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah,partai politik, yayasan dan lain sebagainya.
Peraturan publik disusun dan ditetapkan terkait beberapa hal, yaitu yang pertama, regulasi
publik yang dimulai dengan adanya berbagai isu yang terkait dengan regulasi tersebut.
Kedua, tindakan yang diambil terkait dengan isu yang ada adalah berbentuk regulasi atau
aturan yang dapat diinterprestasikan sebagai wujud dukungan penuh organisasi publik.
Ketiga, peraturan adlah hail dari berbagai aspek dan kejadian. Regulasi dalam sektor publik
dalah instrumen atura yang secara sah diterapkan oleh organisasi publik ketika
menyelenggarakan perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan barang dan
jasa, pelaporan keuangan, audit, serta pertanggungjawaban publik.

C. Komparasi Akuntansi Sektor Publik dan Akuntasi Bisnis


Akuntansi sektor public dan akuntansi bisnis (swasta) ada untuk memenuhi kebutuhan
public ataumasyarakat. Perbedaan antara sektor public dan swasta terletak pada keuntungan
yang ingin diperoleh. Akuntansi sektor bisnis (swasta) akan mencari keuntungan
sebanyak – banyaknya dari layanan atauproduk yang diberikan kepada public.
Sedangkan Akuntansi sektor public hanya memenuhi keuntunganpublic tanpa mencari
keuntungan.Akuntansi sektor public secara tersendiri diharapkan dapat meningkatkan
keinginan akanakuntabilitas dan transparansi kinerja pengelolaan sektor public. Selain itu,
dampak lainnya adalahmendudukkan kembali keseimbangan pembangunan fisik dan
pembangunan nilai ( reformasi ), sertakeahlian penyusunan system keuangan akan menjadi
salah satu pilar transparansi ekonomi di Indonesia.Area sektor public sangat luas. Pelayanan
sektor public sering diserahkan kepada pasar, namunregulasi dari pemerintah tetap harus
diikuti. Pemerintah wajib mengendalikan sektor public lainnya yangdikelola oleh organisasi
nonpemerintah. Setiap warga Negara mempunyai kewajiban untuk membayarpajak. Karena
itu, intervensi pemerintah dengan fungsi alokasinya atas penerimaan pajak
masyarakatmenjadi hal yang wajib

D. Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik


Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merupakan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan dalam sektor publik untuk kepentingan
eksternal. Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang mendasari
penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Jika terjadi pertentangan antara
kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan standar akuntansi itu diuji menurut
unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang, konflik semacam itu
diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa
depan. PP 71 thn 2010 menyatakan Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang
mendasar penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya
dapat disebut standar.

E. Standart Akuntansi Sektor Publik


Standar ini merupakan pedoman bagi pemerintah dalam menyajikan laporan
keuangan yang standar, termasuk didalamnya tentang perlakuan akuntansi, pengakuan
akuntansi, serta kebijakan akuntansi. Standar akuntansi diperlukan agar laporan keuangan
yang dihasilkan pemerintah dapat diperbandingkan, dan adanya kesamaan persepsi dan
pemahaman antara penyaji laporan keuangan, pengguna laporan keuangan maupun pengawas
laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada standar akuntansi
Pemerintahan bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan informasi keuangan secara umum
yang lebih berkualitas bagi para pengguna laporan keuangan di dalam rangka menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik. Bagi para pengawas
keuangan negara, laporan keuangan yang berbasis standar akuntansi memberikan tantangan
baru dalam peningkatan aspek pengawasan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah.
Tantangan tersebut adalah kemampuan pihak pengawas dalam mengungkap kewajaran
penyajian laporan keuangan melalui opini yang diberikannya. Kemampuan ini tentunya
diharapkan memperbaiki pengelolaan keuangan negara. Pengawasan yang optimal terhadap
kualitas laporan keuangan instansi pemerintah akan menjamin bahwa laporan keuangan
tersebut disajikan secara benar dan wajar sesuai standar akuntansi keuangan pemerintahan
sehingga informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut pengguna dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pengambil keputusan.
F. Perencanaan Publik
Perencanaan secara konvensional didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan
untuk masa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan keadaan sekarang
maupun sebelumnya. Perencanaan (planning) adalah proses yang dimulai dari penetapan
tujuan organisasi yaitu menentukan strategi untuk pencapaian tujuan tersebut secara
menyeluruh serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengkordinasi seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya
tujuan organisasi (Robin dan Coulter,2002) Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu
proses, fungsi manajemen dan pengambilan keputusan.Inti dari perencanaan adalah
bagaimana mengantisipasi masa depan bedasarkan tujuan yang ditetapkan. Perencanaan
dibedakan menjadi dua, yaitu perencanaan sektoral dan perencanaan
nasional/regional.bedasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan pembangunan
terdiri dari : 1) Perencanaan pembangunan makro, 2) Perencanaan sectoral, 3) Perencanaan
regional, 4) Perencanaan mikro. Fungsi perencanaan adalah kegiatan menetapkan tujuan
organisasi dan diikuti dengan pembuatan berbagai rencana untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan tersebut.

G. Penganggaran Publik
Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai pernyataan menyangkut perkiraan
penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa priode mendatang.
Proses penyusunan anggaran public umumnya menyesuaikan dengan peraturan organisasi
yang berlaku. Tujuan anggaran dapat dirumuskan sebagai alat akuntabilitas, alat
manajemen dan instrument kebijakan ekonomi, proses akhir penyusunan anggaran
merupakan hasil dari persetujuan politik, termasuk item pengeluaran yang harus
disetujui para legislator. Perencanaan pembangunan daerah dapat terlaksana dengan
baik, bila didukung oleh kemampuan keuangan yang memadai, dan alokasi pendanaan yang
adil dan merata, serta terukur dengan jelas. Ini menandakan bahwa dalam
penganggaran daerah, paradigama penilaian kinerja perangkat daerah menjadi satu satu
dimensi utama untuk menilai efisiensi dan efektifitas pengelolaan anggaran publik,
termasuk proses perencanaan anggaran pada tingkat SKPD yang diberi kewenangan untuk
melakukan alokasi penganggaran. Pengalokasian anggaran yang sesuai dengan
kepampuan daerah dan rencana pembangunan daerah menunjukkan bahwa keinginan
pemerintah daerah untuk mewujudkan derajat kesejahteraan masyarakat.Dalam konteks
perencanaan pembangunan pemerintah daerah, mekanisme pembahasan APBD diawali
dengan penyampaian kebijakan umum APBD kepada DPRD selambat-lambatnya
pertengahan Juni.

H. Realisasi Anggaran Publik


Dalam literatur, realisasi anggaran dikenal atau terkait dengan istilah, “operational
management”.  Istilah tersebut diartikan sebagai proses yang memungkinkan organisais
publik mencapai tujuannya melalui penambahan dan penggunaan sumber daya yang efisien
(Krajewski/Ritzman. 1990:3). Setiap organisasi, baik publik maupun swasta, pabrik atau
penyedia layanan, mempunyai fungsi operasional. Fungsi ini sangat penting dalam mencapai
tujuan organisasi. Bagi manajer atau pengelola organisasi, isu utama dalam proses realisasi
anggaran adalah kualitas, yang kemudian menjadi senjata dalam menghadapi persaingan.
Namun, tekanan pada kualitas tidak berarti bahwa manajer dapat mengabaikan penghapusan
penting antara kualitas dan biaya, serta waktu dan fleksibilitas. Tantangan yang muncul
kemudian adalah menghasilkan kualitas produk dan jasa secara efisien. Pengelolaan operasi
atau realisasi anggaran mengacu pada arahan atau pengendalian sistematis atas proses yang
mengubah input menjadi barang dan jasa (krajewski/Rizman,1990:4). Fungsi ini sangat
penting bagi sistem produksi barang dan jasa , baik bagi organisasi publik maupun organisasi
swasta.

I. Pengadaan Barang dan Jasa Publik


Perolehan barang, jasa, dan pekerjaan publik dalam cara dan waktu tertentu yang
menghasilkan nilai terbaik bagi pemerintah serta masyarakat. Proporsi utama pengeluaran
publik pada setiap level organisasi sektor publik adalah pengadaan barang dan jasa serta
aktivitas konstruksi. Lemahnya manajemen pengadaan barang dan jasa tersebut akan akan
berdampak terhadap kualitas pelaksanaan proyek dan fungsi sektor publik bersangkutan.
Selain itu, dampak tersebut juga dapat berupa penundaan kegiatan atau pencairan dana
sehingga manfaat program yang diharapkan masyarakat turut tertunda. Berdasarkan
sejarahnya, peran pelayanan publik dalam mengadakan barang dan jasa ditujukan untuk
melayani raja. Hal ini tercatat pada abad ke-17 di kerajaan Inggris oleh Samuel Pepys (1662).
Dalam organisasi sektor publik, yang termasuk pengadaan barang dan jasa publik adalah
pengadaan barang dan jasa bagi seluruh bagian organisasi sektor publik. Pengadaan barang
dan jasa dalam arti luas mencakup isu strategi pengadaan barang dan jasa, penyimpanan,
distribusi, pemantauan kontrak, dan manajemen penyedia layanan.
J. Pelaporan Keuangan Sektor Publik
Laporan keuangan publik merupakan representasi posisi keuangan dar transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik. Laporan keuangan sektor publik
menyediakan informasi mengenai sumber-sumber alokasi, dan penggunaan sumber daya
keuangan atau financial informasi mengenai bagaimana entitas mendanai aktivitasnya dnan
memennuhi kebutuhan kasnya, informasi yang berguna untuk mengavaluasi kemampuan
entitas dalam pendanaan aktivitasnya, memenuhi kewajiban serta komitmennya, informasi
mengenai kondisi financial suatu entitas dan perubahan didalmanya, dan juga informasi
agregat yang berguna untuk mengevaluasi kinerja entitas dalam hal bidanng jasa, efisiensi,
dan pencapaian tujuan. Adapun Tujuan umum dari pelaporan keuangan sektor publik ini
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas dari suatu
entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemaikai (wide range users), untuk membuat dan 
mengavaluasi keputusan mengenai alokasi sumber yang dipakai entitas dalam aktivitasnya
untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan khusus dari pelaporan keuangan sektor publik ini
yakni menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menunjukkan
akuntabilitas entitas atas sumber daya yang dipercayakan.

K. Audit Sektor Publik


Secara etimologi, pemeriksaan (audit) berasal dari bahasa latin dengan kata “auderee”
yang berarti mendengar. Mendengar yang efektif adalah sebuah aktivitas menyerap informasi
dalam suatu media dengan menggunakan alat pendengaran yang diikuti dengan respon yang
terprogram. Dengan demikian agar kegiatan mendengar terjadi maka: Harus ada informasi,
Harus ada media, Harus ada alat pendengaran, dan Harus direspon. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa pemeriksaan adalah suatu kegiatan menyerap, mengolah, dan merespon data
yang dilakukan oleh pihak yang dapat dipercaya dan disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan untuk ditindaklanjuti. Terkait dengan praktek akuntansi sebuah entitas,
auditing lebih dikenal sebagai suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti
tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi
dengan kriteria yang ditetapkan. Arens dan Loebbecke mendefinisikan auditing sebagai
pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti dari informasi yang dilakukan oleh orang yang
kompeten dan independen, untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan audit,
diperlukan beberapa informasi yang dapat diverifikasi dan beberapa standar (kriteria) yang
dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut. Auditor mengaudit informasi
yang dapat diukur seperti laporan keuangan perusahaan dan surat pemberitahuan pajak
penghasilan (SPT PPh). Auditor juga melaksanakan audit atas informasi yang bersifat
subjektif seperti efektifitas sistem komputer dan efisiensi operasi manufaktur.

L. Pertanggungjawaban Publik
Pertanggungjawaban publik adalah mekanisme penyampaian pelaporan
pertanggungjawaban organisasi sector public kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atasnya. Akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah merupakan proses pengelolaan keuangan daerah mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pertanggungjawaban, serta pengawasan yang benar-benar dapat dilaporkan
dan dipertanggung jawabkan kepada masyarakat dan DPRD terkait dengan kegagalan
maupun keberhasilannya sebagai bahan evaluasi tahun berikutnya. Masyarakat tidak hanya
memiliki hak untuk mengetahui pengelolaan keuangan tetapi berhak untuk menuntut
pertanggungjawaban atas pengaplikasian serta pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah
tersebut (Halim, 2007). Pemerintah harus dapat meningkatkan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah. Untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan reformasi dalam
penyajian laporan keuangan dimana pemerintah harus mampu menyediakan semua informasi
keuangan relevan secara jujur dan terbuka kepada publik, karena kegiatan pemerintah adalah
dalam rangka melaksanakan amanat rakyat (Mulyana, 2006). 

Referensi
Kariyoto, K. (2017). Persepsi Akuntansi Sektor Publik versus Akuntansi
Pemerintahan. Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia, 11(2), 18-27.

Laurens, S. (2020). Pelayanan Pengadaan Barang Dan Jasa Publik Berdimensi Biaya
Transaksi.

Nurwanto, R., Budiarso, A., & Ramadhana, F. (2010). Audit sektor publik.

Santoso, U., & Pambelum, Y. J. (2008). Pengaruh penerapan akuntansi sektor publik
terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam mencegah fraud. Jurnal
Administrasi Bisnis, 4(1).

Anda mungkin juga menyukai