Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Idul Fitri: Saling Memaafkan, Saling Peduli dalam Kesulitan

َ َ ‫ص َد َق َو ْع َد ُه َو َن‬ ُ ‫) اَل إ ٰل َه إ َّال‬٣×( ‫هللا َأ ْك َب ُر‬ ُ )٣×( ‫هللا َأ ْك َب ُر‬ ُ )٣×( ‫هللا َأ ْك َب ُر‬
‫ص َر َع ْب َد ُه َوأ َع َّز‬ َ ‫هللا َو ْح َد ُه‬
ِ ِ
ُ
َ َ َ َ
ّ ‫هللا َو َال َن ْع ُب ُد إ َّال إ ّيا ُه ُم ْخلص ْي َن ل ُه‬ ُ ‫اب َو ْح َد ُه اَل إ ٰل َه إ َّال‬ َ َ ََ َ َُُْ
‫الد ْي َن َول ْوك ِر َه‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ز‬َ ‫األ ْح‬ ‫جنده وهزم‬
َ
‫الكا ِف ُر ْو َن‬
ُ‫ َأ ْش َه ُد َأ ْن َال ا ٰل َه إ َّال هللا‬.‫الصالح ْي َن‬ َّ َ ًَ َ َ ْ َ َ َ ّ َ َ َ ّ َ َّ َ ْ َّ ّٰ ُ ْ َ
‫الصيام أيام األعيا ِد ِضيافة ِل ِعبا ِد ِه‬
ِ ِ ِِ ِ ‫الحمد ِلل ِه ال ِذي حرم‬
ُ‫الج َّن َة ل ْل ُم َّتق ْي َن َو َأ ْش َه ُد َأ َّن َس ّي َد َنا َو َم ْو َال َنا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُده‬
َّ ‫اح َد ُه َال َشر ْي َك َل ُه َّالذ ْي َج َع َل‬ ْ ‫َو‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ ّ ّٰ ْ َ ْ ُ َّ ‫َو َر ُس ْو ُل ُه‬
‫ص ِ ّل َو َس ِل ْم َوبا ِر ْك َع َلى َس ِّي ِدنا ُم َح َّم ٍـد َو َعلى ِآل ِه‬ َ ‫الل ُه َّم‬ .‫اط املست ِقي ِم‬ ِ ِ‫ر‬ َ ّ ‫الداع ْي إ َلى‬
‫الص‬ ِ ِ
َ ّ َْ َ َ ‫حابه َو َم ْن َتب َع ُه ْم بإ ْح‬ َ ْ ََ
. ‫ أ َّما َب ْع ُد‬.‫الد ْي َن‬ِ ِ ‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫لى‬ ‫إ‬ ‫ان‬
ِ ٍ ‫س‬ ِِ ِ ِ ِ ‫وأص‬
َ ‫ َو َّات ُق ْوا‬.‫َف َيآ َأ ُّي َها املُ ْسل ُم ْو َن َواملُ ْسل َمات ُأ ْوص ْي ُك ْم َو َن ْفس ْي ب َت ْق َوى هللا َف َق ْد َف َاز املُ َّت ُق ْو َن‬
َّ‫هللا َحق‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ‫ُت َقاته َو َال َت ُم ْو ُت َّن إاَّل َو َأ ْن ُت ْم ُم ْسل ُم ْون‬
ِ ِ ِِ
Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Di pagi yang penuh kebahagiaan dan keberkahan, setelah satu bulan bersama Ramadhan,
Idul Fitri pun tiba dalam kesucian dan ketakwaan. Hari di mana takbir berkumandang,
semua diliputi rasa bahagia dan senang, setelah satu bulan di madrasah Ramadhan kita
berjuang. Berjuang menahan haus dan dahaga, mengekang hawa nafsu yang membara, dan
mendekatkan diri pada Yang Kuasa. Semua itu mampu kita lewati dengan penuh keikhlasan
hati, untuk meraih ridha ilahi. Tentunya semua ini haruslah senantiasa kita syukuri sebagai
hamba Allah yang tahu diri. 

Nikmat yang tak terhitung dalam setiap tarikan napas kita, menjadi bukti banyaknya rezeki
yang kita terima. Bukan hanya rezeki lahir semata, namun rezeki batin pun terus mengalir
dalam kehidupan kita. Kesehatan, kesempatan, Islam dan iman, serta nikmat yang tak
kelihatan dalam kehidupan, janganlah sampai kita kufurkan. 
َ ّ َُ َ َّ ُ ‫َ َ ّ َ اَل‬
 ‫ان‬
ِ ‫ِء ر ِّـِبكماـ تك ِّـِذب‬ ‫ف ِبأ ـ ِِّي آ‬
Maka nikmat Tuhan manalagi yang akan engkau dustakan?

Semoga kita bisa menjadi hamba yang pandai bersyukur pada-Nya, dengan senantiasa
mengucapkan Alhamdulillah di mulut kita, mewujudkan syukur ini dalam kehidupan nyata,
dan menguatkan kesadaran bahwa Allah lah yang paling kuasa.
ُ ْ ّٰ َْ
ُ ،‫هللا أك َب ُر‬
َ ‫هللا أك َب ُر َولله ا‬ ُ ‫ َو‬،‫هللا‬ َْ
ُ ‫هللا أك َب ُر ال إله إال‬ َّ َ َ
ُ ، ‫هللا أك َب ُر‬
ُ ، ‫هللا أك َب ُر‬
ُ   َْ َْ َْ
  ‫لح ْم ـد‬ ِ ِ ِ ِ
Ma'asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Ramadhan telah mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang paripurna. Kemampuan kita
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas di bulan puasa, harus senantiasa kita pupuk dan
jaga. Jangan sampai bulan Ramadhan berlalu, beriringan dengan itu intensitas ibadah kita
pun ikut menjadi layu.  Oleh karena itu, mari kita jaga semua ini, Insya Allah kita termasuk
hamba-hamba yang dosanya diampuni, karena kita telah berpuasa dengan iman dan
kesadaran diri mengharap pahala dari ilahi rabbi. Rasulullah dalam haditsnya bersabda:
َْ ََ َ ُ ْ ‫ان ْإي َم ًانا َو‬
َ ‫ض‬
‫اح ِت َس ًابا غ ِف َر ل ُه َما تق َّد َم ِم ْن ذن ِب ِه‬ َ ‫ص َام َر َم‬
َ ‫َم ْن‬
Artinya: "Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan dilaksanakan
dengan benar, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".

Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Idul Fitri ibarat lembaran awal kertas putih. Tak ada kotoran atau noda yang menempel
sehingga senantiasa bersih. Seperti air dari sumber mata air yang mengalir jernih. Kesucian
ini harus kita jaga sekuat tenaga agar kertas dan air ini tak ternoda. Mari hindari berbuat
dosa, baik itu dosa antar sesama terlebih dosa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Lalu
bagaimana caranya? Jika kita berbuat kesalahan dan dosa pada Allah subhanahu wa ta’ala,
bertobat menjadi jalannya. Kita harus beristighfar sepenuh jiwa untuk tidak mengulangi lagi
segala dosa. Sebagai wujudnya, kita harus mengiringi perbuatan dosa dengan perbuatan
baik sebagai penggantinya. 

Jika itu dosa pada sesama manusia, silaturahmi menjadi solusinya. Kata maaf harus terucap
dari mulut kita dan bersama berkomitmen untuk memulai kehidupan bersama yang lebih
bahagia. Dalam Al-Quran Surat Ali Imran ayat 134 Allah menegaskan, bahwa seorang
Muslim yang memiliki ketakwaan dianjurkan mengambil paling tidak satu dari tiga sikap
dari seseorang yang telah berbuat kesalahan. Sikap itu adalah amarah ditahan, memaafkan,
dan berbuat baik terhadap orang yang berbuat kesalahan. Dalam Al-Quran Surat Ali Imran
ayat 134 Allah menegaskan, bahwa muttaqin (orang-orang yang bertakwa) adalah :
َّ َ َْ ْ َ
َّ ‫ظ َو ْال َعاف َين َعن‬ َ ْ َ َّ َّ َ َّ َّ َ ‫َّالذ‬
َ ‫ين ُي ْنف ُق‬
‫اس ۗ َوالل ُـه ُي ِح ُّب‬
ِ ‫الن‬ ِ ِ ‫ي‬ ‫غ‬ ‫ال‬ ‫ين‬ ‫م‬ ‫اظ‬
ِ ِ ‫ك‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫اء‬
ِ ‫ر‬ ‫الض‬ ‫و‬ ‫اء‬
ِ ‫ر‬ ‫الس‬ ‫ي‬ ‫ف‬ِ ‫ون‬ ِ ِ
َ ‫امْل ُ ْح‬
  ‫س ِنين‬ ِ
Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah
mencintai orang yang berbuat kebaikan.” 

Kita perlu ingat bahwa sesama Muslim adalah bersaudara dalam naungan ridha ilahi. Sudah
semestinya harus saling berbuat baik kepada sesama dengan sepenuh hati. Persaudaraan
itu seperti hubungan tangan kanan dan tangan kiri. Walau berbeda dan tidak sama, namun
harus saling membantu, tak kenal iri. Hubungan keduanya selalu harmonis dan saling
berbagi peran sekaligus saling melengkapi. Tangan kiri tak akan menyakiti tangan kanan,
begitu juga sebaliknya tangan kanan tak sampai hati menyakiti tangan kiri. Apalagi di masa
sulit seperti ini, kepekaan terhadap penderitaan orang lain harus terus disemai. Bantulah
orang lain dari kesulitan yang mereka hadapi. Kepekaan sosial yang telah dilatih pada
Ramadhan dengan merasakan lapar dan dahaga harus dilanjutkan kembali.

Kita harus menjadikan Idul Fitri ini sebagai momentum kebahagiaan bersama yang hakiki.
Dalam haditsnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan:  
ْ َ َ َ ُ ‫َما م ْن ُم ْؤمن ُي َع ـِّزي َأ َخ ُاه ب ُمص َيبة إال َك َس ُاه‬
 ‫هللا ُس ْب َحان ُه ِم ْن ُحل ِل الك َر َام ِة َي ْو َم ال ِق َي َام ِة‬ ِ ٍ ِ ِ ِّ ٍ ِ ِ
Maknanya: “Tidaklah seorang mukmin menghibur saudaranya karena musibah yang
menimpanya, kecuali Allah akan mengenakan kepadanya pakaian-pakaian kemuliaan di hari
kiamat” (HR Ibnu Majah).  
ُ ْ َ ْ ّٰ َ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ْ َ ُ َ ُ َّ َ َ ُ َ ْ َ ُ ُ َ َْ ُ ُ َ َْ ُ
  ‫ هللا أكبر و ِلل ِه الحم ـد‬،‫ وهللا أكبر‬،‫ هللا أكبر ال ِإله ِإال هللا‬، ‫ هللا أكبر‬، ‫هللا أكبر‬

Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Saling memaafkan dan peka terhadap penderitaan orang lain tentunya tidak boleh sampai
melupakan kepekaan pada orang yang ada dekat di sekitar kita. Terlebih sosok yang paling
berjasa dalam kehidupan kita yaitu orang tua kita. Dalam ajaran agama, orang tua adalah
sosok yang mulia dan harus kita hormati serta sayangi selamanya. Kita harus
memperlakukan mereka dengan baik karena mereka adalah ‘Jimat’ kita di dunia. Bagi
mereka yang orang tuanya sudah meninggal dunia, ziarahilah makamnya. Panjatkan doa
kepada yang kuasa semoga mereka diampuni dosanya dan amal ibadahnya diterima di sisi-
Nya. Bagi yang orang tuanya masih dalam keadaan sehat dan masih bersama kita, jagalah
dan kunjungilah mereka.  Terlebih sosok ibu yang telah susah payah melahirkan kita ke
dunia ini. Ia adalah sosok yang paling berjasa dan dapat menghantarkan kita ke surga Allah
yang abadi. Apa kabar Ia hari ini? Sudahkah kita bersilaturahmi? Sudahkah kita meraih
tangannya yang sudah semakin lemah termakan hari? Ya Allah berilah kesehatan dan
keberkahan pada orang tua kami. Jadikanlah kami anak-anak yang berbakti dan tahu
berbalas budi. Kita perlu sadari, sesukses apa pun kita tak kan lepas dari doa orang tua.
Sebanyak apapun materi yang kita miliki tak kan bisa membalas jasa-jasa mereka. Ridha
orang tua akan menjadi sumber kesuksesan kita. Sebaliknya kemarahannya adalah
merupakan sebuah bencana dalam kehidupan kita.    
ْ ْ ُ ْ ُ َ َْ َْ َ
‫هللا ِفي ُسخ ِط ال َو ِال َد ْي ِن‬
ِ ‫ط‬ ‫هللا ِفي ِرضى الو ِالدي ِـن وسخ‬ َ
ِ ‫ِرضى‬
 Artinya: "Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemarahan Allah
tergantung kemarahan orang tua" 

Mari kita kenang perjuangan mereka, ketika kita masih kecil tak bisa berbuat apa-apa.
Dengan kasih sayang, mereka menggendong kita, mencium kita dan membesarkan kita
dengan penuh cinta. Bagaimana sebaliknya, ketika mereka tergeletak sakit tak berdaya?
Sempatkah kita menjenguknya? Berapa kali kita mengusap keningnya, menyuapinya dan
menggantikan pakaiannya ketika ia terbaring sakit di atas tempat tidurnya? Rutinkah kita
memeluk tubuhnya yang semakin lemah tak berdaya sambil tersenyum sebagaimana ia
lakukan di masa kecil kita?  Oleh karenanya di hari yang penuh dengan kebahagiaan, mari
kita bersama doakan, semoga orang tua kita senantiasa diberikan keberkahan. Semoga
mereka senantiasa mendapatkan perlindungan dan kesehatan serta kemudahan. Semoga
mereka akan tetap terjaga Islam dan iman saatnya nanti dipanggil oleh Tuhan.   

َ ‫هللا َأ ْك َب ُر َول ّٰله ْا‬


  ‫لح ْم ُـد‬ ُ ،‫هللا َأ ْك َب ُر‬ ُ ‫هللا َأ ْك َب ُر َال إ َله إ َّال‬
ُ ‫ َو‬،‫هللا‬ ُ ، ‫هللا َأ ْك َب ُر‬
ُ ، ‫هللا َأ ْك َب ُر‬
ُ
ِ ِ ِ ِ
‫‪Ma’asyiral muslimin wal muslimat jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,‬‬

‫‪Demikianlah Khutbah Idul Fitri yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat memberikan‬‬
‫‪kemanfaatan. Dan marilah kita berdoa, semoga ibadah yang kita lakukan di Bulan‬‬
‫‪Ramadhan diterima Allah SWT dan mendapatkan ganjaran. Semoga semua dosa kita‬‬
‫‪kepada Allah dan dosa kepada sesama akan mendapatkan ampunan. Mari saling‬‬
‫‪memaafkan dan raih keberkahan, sehingga kita akan menjadi insan yang kembali suci‬‬
‫‪mendapatkan kemenangan.‬‬
‫ال َت َع َالى فيْ‬ ‫الفا ِئز ْي َـن َو َأ ْد َخ َل َنا َو ِا َّي ُاك ْم ف ْي ُز ْم َر ِة ِع َبا ِد ِه املُ َّت ِق ْي َن‪َ .‬ق َ‬ ‫َ َ َ َ ُ َ َّ ُ ْ َ َ‬
‫العائد ْي َن َو َ‬
‫ِ‬ ‫جعلنا هللا و ِإياكم ِمن ِ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫الع ْسرَ‬‫الي ْس َر َو َال ُير ْي ُـد ب ُك ُم ُ‬ ‫هللا ب ُك ُم ُ‬ ‫الرج ْيم ‪ُ .‬ير ْي ُـد ُ‬ ‫الش ْي َط ِان َِّ‬ ‫العظ ْيم َأ ُع ْو ُذ باهللِ م َن َّ‬
‫الق ْرآن َ‬ ‫ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫هللا ل ْي َو َل ُك ْم ف ْي ُ‬
‫الق ْر ِآن‬ ‫َول ُت ْكم ُل ْواـ الع َّد َة َول ُت َك ـِّب ُر ْوا اهللا ََع َلى َما َه َد ُاك ْم َو َل َع َّل ُك ْم َت ْش ُك ُر ْو َن‪َ  ‬ب َار َك ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ُ َ َ‬ ‫ََ‬ ‫الذ ْكر َ‬ ‫َ ْ َ َ َ َ َ َّ ُ ْ َ ْ َ َ َ ّ‬
‫الح ِك ْي ِم‪َ .‬وتق َّب َل ِم ِ ّن ْي َو ِم ْنك ْم ِتال َوت ُه ِا َّن ُه ُه َو‬ ‫ات و ِ ِ‬ ‫ني و ِاياكم ِبما ِفي ِه ِمن اآلي ِ‬ ‫الع ِظي ِم ونفع ِ‬
‫الر ِاح ِم ْي َن‬ ‫اغ ِف ْر َو ْار َح ْم َو َا ْن َت َخ ْي ُر َّ‬ ‫َّ ْ ُ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ّ ْ‬
‫الس ِميع الع ِليم‪ .‬وقل ر ِّـِب‬

‫‪Khutbah II  ‬‬

‫ان‬ ‫الح ْم ُد ل ّٰله َكث ْي ًرا َو ُس ْب َح َ‬ ‫هللا ْأك َب ُر َكب ْي ًرا َو َ‬ ‫لح ْم ُد ُ‬ ‫هللا َأ ْك َب ُر َو ل ّٰله ْا َ‬
‫هللا َأ ْك َب ُر (×‪ُ )٣‬‬ ‫هللا َأ ْك َب ُر (×‪ُ )٣‬‬ ‫ُ‬
‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ص َر َع ْب َد ُه َوأ َع َّز ُج ْن َد ُه َو َه َز َم األ ْح َز َ‬ ‫ص َد َق َو ْع َد ُه َو َن َ‬ ‫هللا َو ْح َد ُه َ‬ ‫هللا ُب ْك َر ًة َو َأص ْي ًال َال إ ٰل َه إ ّال ُ‬
‫اب‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫هللا َو َال َن ْع ُب ُد إ َّال إ َّي ُاه ُم ْخلص ْي َن َل ُه ّ‬ ‫َو ْح َد ُه َال إ َل َه إ ّال ُ‬
‫الد ْي َن َول ْوك ِر َه الكا ِف ُر ْو َن‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫صط َفى َو َع َلى آله َوأ ْ‬ ‫َ‬ ‫مْل‬
‫ص ـِّل ْي َوأ َس ـِّل ُم َع َلى َس ـِّيد َنا ُم َح َّم ٍـد ا ُ ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫َا ْل َح ْم ُـد ل ّٰله َو َك َفى َوأ َ‬
‫ص َح ِاب ِـه أ ْه ِل ال َوفا‪،‬ـ‬ ‫ِِ‬ ‫ِّ ِ‬ ‫ِّ‬ ‫ِّ‬ ‫ِ ِ‬
‫هللا َو َمآلئ َك َتهُ‬ ‫عا َلى إ َّن َ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ َّ ُ ْ َ َ َّ ُ َ َ َ َ ُ ْ ُ َّ َّ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َ‬
‫ِ‬ ‫أما بعد‪ ،‬اتقوا هللا حق تقا ِت ِه وال تموتن ِإال وأنتم مس ِلمون‪ .‬وقال ت ِ‬
‫َ‬ ‫ُ َ ُّ ْ َ َ َ َّ ّ َ ُّ َ َّ ْ َ َ ُ ْ َ ُّ ْ َ َ ْ َ َ ّ ُ ْ َ ْ ْ ً َ ّٰ ُ َّ َ َ‬
‫ص ِّ ـِّل َعلى َس ِّـِّي ِدنا ُم َح َّم ٍد‬ ‫يصلون على الن ِبي يآ ايها ال ِذين آمنوا صلوا علي ِه وس ِّـِلموا تس ِليما‪ .‬اللهم‬
‫األ ْح َي ِاء م ْن ُهمْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ّٰ ُ َّ ْ ْ ْ ُ ْ ْ َ َ مْل ُ ْ َ َ مْل ُ ْ ْ َ َ مْل ُ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ ََ‬
‫ِ‬ ‫ات‬
‫ات وا ؤ ِم ِنين وا ؤ ِمن ِ‬ ‫وعلى ِآل س ِّـِّي ِدنا ُمح َّم ٍد ‪ .‬اللهم اغ ِفر ِللمس ِل ِمين وا س ِلم ِ‬
‫َ َ َ َ َ ّ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ ً َ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫أْل َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬
‫ض ِإلى مغ ِار ِبها ب ِرها وبح ِرها‪،‬ـ خصوصا ِإلى آب ِاءنا وامها ِتنا وأجد ِادنا‬ ‫ات ِمن مش ِار ِق ا ر ِ‬ ‫واألمو ِ‬
‫الل ُه َّم ْاد َف ْع َع َّنا ْال َباَل ءَ‬ ‫ُ ُ ْ َ َ ْ َ ّٰ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ ّ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ‬
‫اب الحقو ِق علينا‪،‬‬ ‫وجدا ِتنا وأسا ِتذ ِتناـ ومع ِل ِمينا ومِل ن أحسن ِإلينا وأِل صح ِ‬
‫َ‬ ‫مْل‬ ‫الس ُي ْو َف امْل ُ ْخ َتل َف َة َو َّ‬ ‫َو ْال َغاَل َء َو ْال َو َب َاء َو ْال َف ْح َش َاء َوامْل ُ ْن َك َر َو ْال َب ْغ َي َو ُّ‬
‫الش َدا ِئ َـد َوا ِ َح َن‪َ ،‬ما ظ َه َر ِم ْن َها‬ ‫ِ‬
‫اب‬ ‫الد ْن َيا َح َس َن ًة‪َ ،‬وفي اآْل خ َرة َح َس َن ًة‪َ ،‬وق َنا َع َذ َ‬ ‫َو َما َب َط َن‪،‬ـ إ َّن َك َع َلى ُك ـِّل َش ْيء َقد ْي ٌـر َ‪.‬ر َّب َنا آت َنا في ُّ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ِّ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫إْل‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫النار‪َ .‬و ْال َح ْم ُد ل ّٰله َر ـِّب ْال ٰع َلم ْي َن‪ .‬ع َب َاد هللا‪َّ ،‬إن َ‬
‫هللا َيأ ُم ُر ِبال َع ْد ِل َوا ْح َس ِان‪َ ،‬و ِإ ْي َت ِـاء ِذي ال ُق ْر َبى‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َّ‬
‫ْ ُ ُ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ُ‬ ‫ُ ُ َ َّ ُ َ َ َّ‬ ‫َ ْ َ َ َ ْ َ َ مْل ُ ْ َ َ َ ْ‬
‫هللا ال َع ِظ ْي َم َيذك ْرك ْم‬ ‫البغ ِي‪َ ،‬ي ِعظك ْم ل َعلك ْم تذك ُر ْو َن‪ .‬فاذك ُروا‬ ‫وينهى ع ِن الفحش ِاء وا نك ِر و‬
‫ْ‬ ‫َ ْ َ ُ ْ ٌ َ ْ ٌ َ ُ ُّ َ َ َ ْ ُ ْ َ‬ ‫ََ ْ‬
‫هللا أكبر‪ِ ،‬عيد س ِعيد وكل ع ٍام وأنتم ِبخي ٍر ‪ ‬‬ ‫ول ِذك ُر ِ‬
‫‪H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu‬‬

Anda mungkin juga menyukai