Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI MANAJEMEN

Nama : Putu Devani Ari Pramesti


NIM : 118210871
Fak/Jur : FEB/Akuntansi Sore

ANALISA BIAYA, VOLUME, LABA

A. Pengertian dan Metode Penetapan Harga Jual


Penetapan harga merupakan proses perusahaan dalam mengklasifikasikan dan
menggolongkan produk yang dihasilkan apakah produk baru atau produk yang sudah beredar
di masyarakat, strategi ini berkaitan dengan siklus kehidupan produk (Product Life Cycle)
yang artinya bahwa suatu produk memiliki empat tahapan yaitu perkenalan, pertumbuhan,
kematangan dan penurunan.Melalui penetapan harga, akan terlihat posisi kelayakan produk
dari nilai ekonomisnya. Oleh karena itu, dengan permasalahan ini perusahaan biasanya
mengadakan penetapan harga yang disepakati sebelum barang beredar di pasaran.Menurut
Machfoedz 2005, tujuan dari penetapan suatu harga adalah untuk mencapai target
perusahaan, mendapatkan laba dari penjualan, meningkatkan serta mengembangkan produksi
produk, serta meluaskan target pemasaran. Penetapan harga suatu produk atau jasa
tergantung dari tujuan perusahaan atau penjual yang memasarkan produk tersebut.
ada beberapa metode untuk menentukan harga jual yaitu:
1. Harga jual normal ( Manufaktut dan penjual jasa)
Harga jual secara normal dapat diartikan bahwa harga jual harus dapat menutupi
biaya penuh untuk menghasilkan laba. Adapun formula dari pernyataan tersebut:
Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan
Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan full
costing ataupun variabel costing, dan laba yang diharapkan harus mempertimbangkan
cost of capital, resiko bisnis, dan capital employed.
Cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk investasi. Resiko bisnis
dalam hal ini Jika resiko bisnis besar, semakin besar persentase yang ditambahkan pada
cost of capital dalam memperhitungkan laba yang diharapkan, sedangkan capital
employed atau jumlah investasi yaitu bahwa semakin besar capital employed yang
digunakan dalam memproduksi produk maka semakin besar pula laba yang
diperhitumgkan dalam harga jual.

Rumus untuk menghitung harga jual per unit (manufaktur):


Harga jual per unit = Biaya (yang berhubungan langsung dengan volume) + %
Mark Up

Persentase Mark Up = Expektasi laba + Biaya (yang tidak berhubungan langsung


dengan volume)

Contoh:
Manajer Pemasaran PT. JAYA sedang mempertimbangkan penentuan harga jual produk
Cheetos untuk tahun anggaran yang akan datang.
Perusahaan merencanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak 1.000.000 kg
dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan datang sbb:
Biaya Variabel:
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya adm & umum variable Rp. 50.000.000
Biaya pemasaran variable Rp. 50.000.000
-------------------------- +
Total biaya variabel Rp. 2.100.000.000
Biaya Tetap:
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000
Biaya adm. & umum tetap Rp. 150.000.000
BIaya pemasaran tetap Rp. 250.000.000
-------------------------- +
Total biaya tetap Rp. 1.400.000.000
-------------------------- +
Total biaya penuh Rp. 3.500.000.000
Total aktiva yang diperkirakan pada awal tahun anggaran Rp. 4.000.000.000 dan
laba yang diharapkan dinyatakan dalam tarif kembalian investasi (ROI) 25%
Pendekatan Full Costing
Unsur biaya:
Biaya produksi variable Rp. 2.000.000.000
Biaya produksi tetap Rp. 1.000.000.000
--------------------------- +
Rp. 3.000.000.000
Unsur mark-up:
Biaya non produksi variable Rp. 100.000.000
Biaya non produksi tetap Rp. 400.000.000
Ekspektasi laba25% X rp. 4.000.000.000 Rp. 1.000.000.000
-------------------------- +
Total Unsur Mark-up Rp. 1.500.000.000

Rp. 1.500.000.000
Persentase Mark-up = ------------------------ x 100% = 50%
Rp. 3.000.000.000

Perhitungan Harga Jual:


Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mar-up 50% x Rp. 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000
--------------------------- +
Total harga jual Rp. 4.500.000.000
Volume produksi 1.000.000 kg
--------------------------- :
Harga jual produk / kg Rp. 4.500
B. Asumsi dan Terminologi ABVL
Analisis CVP  didasarkan pada sejumlah asumsi:
- Perubahan dalam volume produksi/penjualan adalah penyebab tunggal atas perubahan
biaya dan pendapatan.
- Biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
- Pendapatan dan biaya berperilaku dan dapat disajikan secara grafik sebagai fungsi linear
(garis lurus).
- Harga jual, biaya variabel per unit, dan biaya tetap semuanya diketahui dan konstan.
- Dalam banyak kasus, hanya satu produk tunggal akan dianalisis. Jika banyak produk
dianalisis, proporsi penjualan relatif produk-produk tersebut diketahui dan konstan.
- Nilai waktu dari uang (bunga) diabaikan.

C. Esensi ABVL
Rumus Dasar CVP
Laba operasi = pendapatan operasi total – HPP – biaya operasi sebelum pajak

Laba bersih adalah laba operasi ditambah pendapatan non – operasi dikurang biaya non
operasi dikurangi pajak pengahasilan.
Laba bersih = laba operasi – pajak penghasilan

Metode Persamaan
Persamaan yang pertama
(Harga jual x jumlah unit output yang terjual) – (biaya variable per unit x jumlah
output yang terjual) – biaya tetap = laba operasi

Persamaan yang kedua


Laba operasi = (harga jual – biaya variable per unit) x (jumlah unit output yang
terjual) – biaya tetap

Laba operasi = (margin kontribusi perunit x jumlah unit output yang terjual) – biaya
tetap
D. Analisis Titik Impas

Titik impas dalam unit


Titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, yaitu titik
dimana laba sama dengan nol.
Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis CVP
Laporan laba rugi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable – Beban tetap
atau
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit) – (Biaya variable per unit x Jumlah unit) – Total
biaya tetap
Jalan Pintas untuk Menghitung Unit Titik Impas
Marjin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik
impas, marjin kontribusi sama dengna beban tetap. Unit titik impas labih cepat dihitung
dengan memfokuskan pada margin kontribusi.
Jumlah unit = Biaya tetap : Marjin kontribusi per unit
Penjualan Per Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
Target laba di sini adalah laba operasi di atas nol (titik impasnya), yang dapat dinyatakan
dengan jumlah dolar atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan.
Target Laba Setelah Pajak
Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan, karena pajak yang
dibayarkan untuk laba nol adalah nol. Apabila perusahaan ingin menghasilkan laba bersih
tertentu, target laba dinyatakan sebagai laba bersih, maka harus ditambahkan kembali pajak
penghasilan untuk memperoleh laba operasi.
Laba bersih = Laba operasi – Pajak
= Laba operasi – (tarif pajak x Laba operasi)
= Laba operasi (1 – Tarif pajak)
atau
Laba operasi = (Laba bersih) : (1- Tarif pajak)
E. Manfaat dan penerapan ABVL
- Untuk mengetahui berapa penjualan yang harus diperoleh agar mencapai titik impas
(BEP)

- Untuk mengetahui dampak perubahan biaya dan harga jual terhadap titik impas.

- Analisis BVL, juga dapat digunakan untuk perencanaan laba.

F. Analisis Sensitivitas dan ketidak pastian


Analisis Sensitivitas digunkan manajer untuk menguji bagaimana akibatnya jika prediksi data
awal tidak tercapai atau jika asumsi yang mendasarinya berubah.
CVP menyediakan struktur untuk menjawab berbagai scenarios “apa-jika” dan “Apa” yang
terjadi pada laba “jika”:

1. Harga jual berubah


2. Volume berubah
3. Struktur biaya berubah:
a. Biaya variabel per unit berubah
b. Biaya tetap berubah

Anda mungkin juga menyukai