Anda di halaman 1dari 12

# PESONIFIKASI

 Suara mesin ketik bernyanyi seperti ketukan nada yang beraturan


 Gunung merapi berdiri kokoh diantara gunung - gunung kecil lainnya
 Pohon - pohon jati berbaris rapi di sepanjang jalan menuju ke tengah hutan

# METAFORA

 Aku adalah binatang jalang dari sekumpulan orang yang terbuang


 Pahlawan tanpa tanda jasa yang mengabdi pada bangsa dan negara tanpa pamrih
 Dewi malam tampil dengan cantik malam ini

# HIPERBOLA

 Hatiku teriris - iris mendengar engkau berkeluh kesah


 Aku pasti akan menyeberangi samudra untuk mendapatkan cintamu
 Harga sembako semakin membumbung tinggi tak terkendali

# LITOTES

 Sudilah kiranya engkau mampir ke gubug reotku


 Sumbangan yang kami berikan hanyalah beberapa rupiah yang tidak berarti bagi proses pembangunan
gedung ini
 Silakan dinikmati air putih dan makanan kampung ini karena hanya ini yang kami punya

# ASOSIASI

 Semangat kerjanya keras bagai baja


 Orang - orang itu berlari kesana kemari bagai anak ayam kehilangan induknya
 Walaupun bukan anak kembar, wajah Susi dan Dini seperti pinang dibelah dua

# METONIMIA

 Penghuni rumah ini sudah renta semua. Untung mereka menggunakan Sanyo sehingga tidak perlu
menimba air
 Siang nanti aku berangkat ke Jakarta naik Garuda
 Andi diperintah ayahnya untuk mencuci Hondanya yang sudah sangat kotor

# EUFIMISME

 Pramusaji di Restoran Bangkit sangat ramah dan komunikatif


 Para tuna wisma di bawah jembatan layang telah direlokasi pemerintah
 Para tunanetra di kampung kami telah mendapatkan pelatihan dari Dinas Sosial
# SINEKDOKE
* PARS PRO TOTO

 2 ekor anak kucing tersebut akhirnya mati


 Kemana gerangan si Joko? sudah beberapa hari ini tak nampak batang hidungnya
 Kaki tangan pak Hasan telah melaporkan apa yang dia lihat di pasar

* TOTEM PRO PARTE

 Indonesia berhasil mempermalukan Singapura 5 - 0


 Kampung kami berhasil menjadi juara keluarga idaman tingkat kabupaten
 Kelas III-A berhasil menggondol piala bergilir untuk cabang olahraga bulutangkis

(indahf/Carapedia)
Pencarian Terbaru

Pencarian terbaru (100)

Majas perbandingan. Majas asosiasi. Paragraf perbandingan dan pertentangan. Puisi majas
perumpamaan. Cerpen bermajas. Paragraf bermajas. Contoh paragraf bermajas.

Contoh kalimat majas pars pro toto. Cerita bermajas. Kumpulan contoh puisi bermajas hiperbola.
Contoh cerpen yang mengandung majas. Koleksi puisi bermajas. Kumpulan kalimat asosiasi.
Contoh paragraf majas.

Cerpen yang mengandung majas. Contoh cerpen bermajas. Puisi majas asosiasi. Contoh kalimat
majas totem pro parte. Ciri majas. Cerita yang mengandung majas. Contoh puisi perbandingan.

Contoh puisi majas asosiasi. Paragraf majas. Puisi perbandingan. Kumpulan contoh majas
alegori. Kumpulan contoh majas asosiasi. Contoh cerita yang mengandung majas. Cerita majas.

Puisi yang mengandung majas sindiran. Cerpen mengandung majas. Kumpulan puisi majas
perbandingan. Contoh kalimat totem pro parte. Kumpulan contoh soal majas. Kumpulan kalimat
sindiran. Puisi tentang petani yang berisi majas.

Kumpulan contoh majas perbandingan. Kumpulan contoh majas metonimia. Kumpulan contoh
majas penegasan. Kumpulan majas perbandingan. Majas majas perbandingan. Kumpulan cerita
bermajas. Paragraf metafora.

Contoh soal majas. Cerpen yang bermajas. Kumpulan puisi bermajas sindiran. Contoh cerpen
yang bermajas. Cerpen majas. Ciri ciri majas perbandingan. Perbandingan majas.

Contoh soal majas perbandingan. Contoh puisi yang mengandung majas asosiasi. Artikel
kumpulan puisi majas. Contoh paragraf majas perbandingan. Contoh puisi asosiasi. Paragraf
yang berisi majas. Ciri ciri puisi majas.
Majas perumpamaan pendidikan. Majas lucu. Contoh puisi bermajas pertentangan. Cerita majas
perbandingan. Artikel majas penegasan. Contoh cerpen majas. Cerpen yang berisi majas.

Perbandingan puisi. Contoh cerita menggunakan majas. Cerpen yang menggunakan majas.
Kumpulan cerpen yang mengandung majas. Majas perbandingan dan pertentangan. Majas
cerpen. Cerita yang menggunakan majas.

Cerpen bermajas metafora. Kumpulan majas pertentangan. Puisi pahlawan bermajas. Contoh
paragraf metonimia. Cerita tentang majas. Kumpulan bermajas. Contoh cerita majas
perbandingan.

Contoh puisi perbandingan metafora. Puisi sinekdok. Cerpen bermajas perbandingan. Cerita
menggunakan majas. Artikel contoh majas perbandingan. Kumpulan contoh majas
perumpamaan. Cerpen majas perbandingan.

Contoh puisi yang bermajas perbandingan. Contoh cerpen mengandung majas. Majas
perbandingan asosiasi. Kumpulan contoh kalimat asosiasi. Kumpulan contoh asosiasi. Kumpulan
photo. Contoh paragraf majas pertentangan.

1.1

A. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Ditinjau dari cara
pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan dibagi menjadi:

1) Asosiasi atau Perumpamaan


Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda,
tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan,
seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh :
a) Semangatnya keras bagaikan baja.
b) Mukanya pucat bagai mayat.
c) Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama

2) Metafora
Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan
analogis.
Me·ta·fo·ra /métafora/ : Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya,
melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang
punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara
Contoh:
a) Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
b) Raja siang keluar dari ufuk timur
c) Jonathan adalah bintang kelas dunia.
d) Harta karunku (sangat berharga)
e) Dia dianggap anak emas majikannya.
f) Perpustakaan adalah gudang ilmu.

3) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah
mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
a) Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
b) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
c) Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.

4) Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-
kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya
berhenti ketika bertemu dengan laut.

5) Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
a) Ia terkenal sebagai buaya darat.
b) Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
c) Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
d) Melati, lambang kesucian
e) Teratai, lambang pengabdian

6) Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain
yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
a) Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
b) Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
c) Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)

7) Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan
atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
(a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
(b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

8. Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan
penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh:
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban
apa saja.

Macam-Macam Majas dan Contohnya


B. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang
dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau
meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Jenis-jenis Majas
Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1) Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan
maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya
dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya
ini?

Macam-Macam Majas dan Contohnya


C. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan
kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir.
Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar
sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.

3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang
yang sedang marah.
Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

Macam-Macam Majas dan Contohnya


D. Majas Penegasan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan
kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas penegasan terdiri atas tujuh
bentuk berikut.

1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud
menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra
bangsa.

3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah
kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
a) Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut dan makin lama makin
meningkat.
Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri
urusan pribadi seseorang.

6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturutturut yang makin lama
menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya
memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
d. Majas Pertentangan
1.2
1. Majas Perbandingan
Personafikasi : Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia atau benda hidup.
Contoh : Motornya rewel sehingga terlambat sampai tujuan.
Metafora : dilukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir
sama.
ontoh : Dewi malam tidak tampak karena tertutup awan.
(Dewi malam= bulan)
Eufemisme : melukiskan sesuatu benda dengan kata-kata yang lebih lembut untuk menggantikan kata-kata lain
(sopan santun / tabu)
ontoh : Karena melakukan kesalahan, Banu dibebastugaskan dari perusahaannya.
rs pro toto :majas yang meuliskan sebagian tapi yang dimaksud adalah seluruhnya
Contoh : Safa membeli 2 ekor ayam.
Totem pro parte : melukiskan keseluruhan tapi yang dimaksud sebagian.
oh: Indonesia berhasil mempertahankan piala Thomas
Alegori : memperlihatkan suatu perbandingan untuk menjadi kesatuan yang menyeluruh
Contoh : Hidup ini diperbandingkan dengan perahu yang tengah berlayar di lautan.
Suami = nahkoda
Istri = juru mudi
Topan,gelombang, batu karang = cobaan
Tanah seberang = cita-cita hidup.
perbola : melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa/ tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang
lebih hebat pengertiannyauntuk menyamakan arti.
ntoh : Hampir saja pecah kepalaku mengerjakan soal sesulit ini.
Simbolik : melukiskan sesuatu dengan memperbandingkan benda lain dengan simbol.
Contoh : Dari dulu tetap saja ia menjadi lintah darat.
(lintah darat=pemakan riba)
h h. Litotes : melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya
dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh : Perjuangan ami hanyalah setitik air dalam samudera luas.
i. i. Alusio : menggunakan ungkapan pribahasa dan kata-kata yang umum
Contoh : Ah, dia itu tong kosong nyaring bunyinya
Asosiasi : membandingkan satu dengan yang lain karena ada kesamaan sifat.
Contoh : Wajahnya muram bagai bulan kesiangan

Perifikasis : melukiskan sesuatu dengan menguraikan sepatah kata menjadi serangkaian yang mengandung
arti yang sama dengan kata yang diganti
ontoh : Petang barulah dia pulang à matahari hilang di ufuk barat barulah dia pulang
etonimia : menggunakan merk dagan/ nama barang untuk melukiskan sesuatu yang digunakan.
Contoh : Marisa kemarin terbang ke Makassar dengan Garuda.
Antonomasia : menyebut seseorang dengan nama lain berdasarkan cirri atau sifatnya.
Contoh : si kumis, si pincang, si jangkung
Tropen : melukiskan sesuatu dengan membandingkan suatu pekerjaan/ perbuatan dengan kata-kata yang
mengandung pengertian yang sejajar.
ontoh : Setiap malam ia menjual suaranya untuk nafkah anak dan istrinya.
o. Parabel : menggunakan perumpamaan dalam hidup.
Contoh : Mahabarata, Begawat Gita.

2. Majas Sindiran
roni : melukiskan sesuatu yang sebaliknya dari sebenarnya dengan tujuan menyindir.
Contoh : Bagus benar tulisanmu sampai tak terbaca
b. Sinisme : menyindir menggunakan kata-kata sebaliknya tetapi kasar.
Contoh : Itukah yang dinamakan bekerja?
Sarkasme : Menyindir menggunakan kata-kata terkasar serta menusuk perasaan.
Contoh :Dasar, otakmu memang otak udang!

3. Majas Penegasan
eonasme : menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut
sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh : Salju putih sudah mulai turun ke bawah
Repetisi : melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali, yang biasanya
digunakan di pidato
ontoh : Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung, kita junjung dia sebagai
pembebas kita.

c. Pararelisme : seperti repetisi tetapi dipakai dalam puisi.


1. Anafora : bila kata atau frase yang diulang terletak di awal kalimat.
Contoh : Kalau’lah diam malam kelam
Kalau’lah tenang sawang yang lapang
2. Epifora : kata atau frase yang diulang terletak di akhir kalimat atau lirik.
Contoh : Kalau kau mau, aku akan datang.
Jika kau kehendaki, aku akan datang.
Tautologi : melukiskan suatu dengan mempergunakan kata-kata yang sama artinya untuk mempertegas arti.
ontoh : saya khawatir serta was-was akan keselamatannya .
Simetri : melukiskan sesuatu dengan menggunakan satu kata, kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh
kalimat/kata yang seimbang artinya.
ontoh : Kakak berjalan tergesa-gesa, seperti orang dikejar anjing gila.
Enumerasio : melukiskan beberapa peristiwa membentuk satu kesatuan yang dituliskan satu per satu supaya
tiap-tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak jelas.
Contoh : Angin berhembus, lalu tenang, dan bulan memancar lagi.
Klimaks : menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang semakin
lama semakin memuncak pengertiannya.
Contoh :Anak-anak remaja, dewasa datang menyaksikan film lasar pelangi
Antiklimaks : menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata yang makin lama makn
menurun pengertiannya.
Contoh : Jangankan sejuta, atau seribu, serupiah pun aku tak punya.
Retorik : menggunakan kalimat Tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahui.
ontoh : Mana mungkin orang mati hidup kembali?
Koreksio : berupa membetulkan kembali kata-kata yang salah diucapkan, baik disengaja maupun tidak.
ontoh : “Hari ini Ali sakit ingatan, eh… maaf, sakit kepala maksudku”
Asidenton : menyebutkan beberapa benda, hal atau keadaan secara berturut-turut tanpa memakai kata
penghubung.
ontoh : kemeja, sepatu, kaos kaki dibelinya di toko itu
Polisidenton : menyebutkan beberapa benda, hal atau keadaan secara berturut-turut memakai kata penghubung.
ontoh : Dia tidak tahu, tetapi tetap saja ditanyai, akibatnya dia marah-marah.
m. Ekslamasio : memakai kata-kata seru sebagai penegas.
Contoh : amboi, indahnya pemandangan ini !
Praeterito : melukiskan sesuatu dengan merahasiakan dan pembaca harus menerka apa yang disembunyikan.
ontoh : ”Tidak usah kau sebut namanya, aku sudah tahu siapa penyebab kegaduhan ini”
nterupsi : menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di antara kalimat pokok guna lebih
menjelaskan dan menekankan bagian kalimat sebelumnya.
ontoh : aku, orang yang sepuluh tahun bekerja di sini, belum pernah dinaikkan pangkatku.

ajas Pertentangan.
Antitetis : melukiskan sesuatu dengan menggunakan kepaduan kata yang berlawanan arti.
ontoh : Besar kecil, tua muda, putra putrid, semua menuju lapangan untuk menunaikan Sholat Idul Fitri.
Paradoks : melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal maksud sesungguhnya tidak karena
objeknya belainan.
ontoh : Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai
Okupasi : melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan
kesimpulan.
ontoh : Merokok itu merusak kesehatan, akan tetapi si perokok tak dapat menghentikan kebiasaannya.
Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena unutngnya banyak.
terminis : memperlihatkan pertentangan dengan penjelasan semua, yang berupa perkecualian.
ontoh : Semua murid dikelas ini hadir, kecuali si Hasan karena sedang ikut jambore.
Anakronisme : melukiskan sesuatu tidak sesuai dengan jaman atau kurang dapat diterima akal.
ontoh : Setelah lahir, bayi itu lantas bicara dengan ibunya.

Anda mungkin juga menyukai