Anda di halaman 1dari 25

BAB 5

SUSTAINABILITY
ACCOUNTING
DAN ISU
LINGKUNGAN
Ni Putu Sintya Artha Dewi
118210910
Sustainability Accounting
Materi yang 01 Kesehatan Masyarakat

dibahas 02 Pelestarian Lingkungan

Aturan dan Etika Penggunaan


03 Bahan Berbahaya

04 Kerjasama Korporat dengan


NGO
01 Kesehatan
Masyarakat
KESEHATAN MASYARAKAT
Perusahaan memiliki kewajiban yang melekat untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility
(CSR).
Latar belakang pemikiran mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan
adalah bahwa perusahaan melakukan kegiatan usaha di tengah-tengah
kehidupan masyarakat maka harus turut bertanggung jawab atas kelangsungan
kehidupan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.
Program CSR yang dilakukan perusahaan merupakan bentuk kepedulian
terhadap komunitas yang berada di sekitar wilayah operasional perusahaan
yang terdiri dari beberapa bidang fokus, salah satunya yaitu kesehatan
masyarakat.
KESEHATAN MASYARAKAT
Partisipasi
masyarakat sangat
diperlukan untuk
terwujudnya derajat Masyarakat berperan serta, baik
kesehatan yang secara perseorangan maupun
setinggi-tingginya, terorganisasi dalam segala bentuk
hal ini diatur pada dan tahapan pembangunan
ketentuan tentang kesehatan dalam rangka membantu
Peran Serta mempercepat pencapaian derajat
kesehatan masyarakat yang
Masyarakat yang
setinggi-tingginya.
dirumuskan pada
Pasal 174 Undang-
Undang Kesehatan,
disebutkan bahwa: Peran serta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
mencakup keikutsertaan secara
aktif dan kreatif.
Partisipasi perusahaan terhadap Kesehatan
KESEHATAN masyarakat dapat dilakukan dengan melakukan
sosialisasi kesehatan, program pemeriksaan
MASYARAKAT kesehatan gratis, dan penyelenggaraan
jaminan kesehatan.

Dalam perusahaan padat karya, kemajuan dan kesinambungan


usaha sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang
terdiri dari para pemberi kerja dan pekerjanya, termasuk anggota
keluarganya.
Oleh karena itu, guna menjaga keberlangsungan usaha tersebut
diperlukan jaminan pelayanan kesehatan bagi pemberi kerja,
seluruh pekerja maupun anggota keluarganya di lingkungan
perusahaan yang bersangkutan.

CSR melalui penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan akan


memberikan manfaat tidak saja pada tenaga kerja tetapi juga bagi
perusahaan dan juga pemerintah.
Perusahaan wajib ikut serta dalam program pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan pemerintah melalui JKN.
02 PELESTARIAN
LINGKUNGAN
PELESTARIAN LINGKUNGAN

CSR adalah bagaimana dari sebuah perusahaaan itu


memiliki tanggung jawab terhadap kesejahteraan
masyarakat (people) dan kelestarian lingkungan hidup
(planet) disekitar mereka dengan tetap tidak lupa
memperhitungkan keuntungan (profit) jangka panjang
yang akan didapat.

CSR diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang


perseroan terbatas, kewajiban pemberian CSR tersebut
hanya terbatas pada perseroan atau perusahaan yang
kegiatan usahanya berkaitan dengan Sumber Daya Alam
(SDA).
PELESTARIAN LINGKUNGAN

Salah satu isu yang ditangani kepedulian progam


CSR adalah mengatasi persoalan lingkungan,
baik mengatasi kerusahan lingkungan maupun
pemeliharaan lingkungan.

Upaya CSR pelestarian lingkungan dilakukan


khususnya pada industri ekstraktif.
Mereka berupaya meminimalisasi dampak
kerusakan yang timbul pada kerusakan
kelestarian lingkungan.
CSR terhadap lingkungan Memberikan informasi yang
terkait dengan perlindungan
hidup dijelaskan dalam dan pengelolaan lingkungan
UU No. 32 Tahun 2009 hidup secara benar, akurat,
tentang Perlindungan terbuka, dan tepat waktu.
dan Pengelolaan
Lingkungan hidup yang Menjaga keberlangsungan
menegaskan bahwa fungsi lingkungan hidup.
setiap orang yang
melakukan kegiatan
usaha berkewajiban: Mentaati kententuan tentang
mutu lingkungan hidup atau
kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup.
MENGAPA PROGRAM CSR LINGKUNGAN
HIDUP PENTING?
Untuk meminimalisir dampak negatif yang
ditimbulkan antara lain seperti polusi udara, tanah,
dan air.

Polusi Udara
01
Polusi udara biasanya disebabkan oleh polusi
kendaraan ataupun polusi pabrik.

Polusi Tanah
02
Tanah tercemari oleh limbah beracun yang
dihasilkan dari beberapa proses produksi.

03 Polusi Air
Polusi air biasanya disebabkan oleh pembuangan
sampah dan limbah ke sungai, danau, maupun
laut.
Keuntungan Kegiatan CSR Lingkungan bagi
Perusahaan

01 02 03 04
Mengembangkan Mengeliminasi Meningkatkan Membedakan
reputasi atau konflik kerja sama perusahaan
citra perusahaan lingkungan dan dengan para dengan
di mata sosial disekitar pemangku pesaingnya.
konsumen dan perusahaan. kepentingan.
investor.
03 ATURAN DAN ETIKA
PENGGUNAAN BAHAN
BERBAHAYA
ATURAN DAN ETIKA PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah bahan yang
karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya Penggunaan dan jumlah bahan berbahaya dan beracun (B3)
di berbagai sektor, seperti industri, pertambangan,
pertanian, dan kesehatan di Indonesia semakin
meningkat. Penggunaan B3 yang terus meningkat dan
tersebar luas di semua sektor apabila pengelolaannya tidak
dilakukan dengan baik, maka dapat menimbulkan dampak
terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja, juga
lingkungan hidup.
ATURAN DAN ETIKA PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA

Oleh karena itu, manajemen atau pengelolaan B3


dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan aspek yang sangat penting dalam sebuah
industri. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang
menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan, menggunakan, dan/atau membuang B3.

Pengelolaan B3 bertujuan untuk mencegah dan/atau


mengurangi risiko dampak B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup
lainnya. Dalam hal ini setiap orang yang melakukan
kegiatan pengelolaan B3 wajib mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Sesuai PP No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:

o Berbahaya
o Mudah meledak
o Iritasi
o Pengoksidasi
o Korosif
o Sangat mudah sekali menyala
o Berbahaya bagi lingkungan
o Sangat mudah menyala
o Karsinogenik
o Mudah menyala
o Teratogenik
o Amat sangat beracun
o Mutagenik
o Sangat beracun
o Bahaya lain berupa gas
o Beracun
bertekanan
Tata Cara Pengelolaan B3 yang Benar sesuai Regulasi Nasional
Sesuai PP No.74 Tahun 2001, ada beberapa poin penting yang sebaiknya pengusaha/pekerja
perhatikan saat mengelola B3 di tempat kerja:

Pengemasan B3
Registrasi dan Notifikasi B3

Penyimpanan B3
Kewajiban LDKB/MSDS

Tanggung Jawab terhadap K3

Pengangkutan B3
Penanggulangan Kebakaran dan
Keadaan Darurat
Tata Cara Pengelolaan B3 yang Benar sesuai
Regulasi Nasional
REGISTRASI DAN NOTIFIKASI B3
Registrasi B3 adalah pendaftaran dan pemberian
nomor terhadap B3 yang ada di Indonesia.
Notifikasi B3, terbagi menjadi dua, yakni notifikasi
ekspor dan notifikasi impor.
.

PENGANGKUTAN B3
KEWAJIBAN LEMBAR DATA Pengangkutan perlu dilaksanakan
KESELAMATAN BAHAN (LDKB) dengan tertib dan terkontrol agar
atau MATERIAL SAFETY DATA tidak membahayakan manusia
SHEET (MSDS)
maupun lingkungan.
LDKB atau MSDS adalah lembar petunjuk
yang berisi informasi bahan kimia meliputi
PENGEMASAN B3
sifat fisika, kimia, jenis bahaya yang
ditimbulkan, cara penanganan, tindakan Setiap B3 yang dihasilkan, diangkut, diedarkan,
disimpan wajib dikemas sesuai dengan
khusus dalam keadaan darurat, dan
klasifikasinya. Setiap kemasan B3 wajib
informasi lain. diberikan simbol dan label serta dilengkapi
.
dengan MSDS.
Tata Cara Pengelolaan B3 yang Benar sesuai
Regulasi Nasional

TANGGUNG PENANGGULANGAN
PENYIMPANAN JAWAB KEBAKARAN DAN
B3 TERHADAP KEADAAN DARURAT
K3

Tempat penyimpanan yang sesuai


Setiap orang yang melakukan Sistem tanggap darurat adalah
dengan persyaratan adalah
kegiatan pengelolaan B3 wajib mekanisme atau prosedur untuk
sesuatu tempat tersendiri yang
menjaga keselamatan dan kesehatan menanggulangi terjadinya
dirancang sesuai dengan
kerja. Kewajiban tersebut keadaan darurat dalam
karakteristik B3 yang disimpan.
dilaksanakan sesuai dengan pengelolaan B3 sehingga bahaya
Tempat penyimpanan B3 wajib
peraturan perundang-undangan K3 yang terjadi dapat ditekan sekecil
memenuhi persyaratan lokasi dan
yang berlaku. mungkin.
konstruksi bangunan.
04 KERJA SAMA
KORPORAT
DENGAN NGO
KERJA SAMA KORPORAT
DENGAN NGO
Non-Governmental Organization (NGO) atau Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) adalah sebuah organisasi yang
memiliki tujuan melayani masyarakat umum tanpa mengambil
keuntungan dari setiap kegiatan yang dilakukan.

Peran NGO sebagai bagian dari stakeholder perusahaan sangat


penting. Mereka aktif melakukan kampanye advokasi untuk
masyarakat serta melakukan tekanan kepada perusahaan baik
langsung maupun tidak langsung.

Beberapa NGO melakukan tekanan pada perusahaan baik langsung


maupun tidak langsung melalui upaya mempengaruhi masyarakat
yang terkena dampak dari suatu kegiatan perusahaan, legislator,
pemerintah pusat dan daerah, dan melalui pemanfaatan media
massa.
KERJA SAMA KORPORAT DENGAN NGO
Pertemuan Health and Business Roundtable Indonesia (HBRI), dimana
pesertanya adalah perwakilan perusahaan dan LSM, menyepakati bahwa
mitra kerja harus mempunyai nilai-nilai dan kepedulian yang sama.
Begitu kerjasama terjalin dan berkembang, mereka juga perlu
mengidentifikasi sasaran dan tujuan bersama.
Pihak korporasi melihat kualitas kerja LSM sebagai hal yang paling penting,
sementara LSM memandang reputasi perusahaan yang terkait dengan tanggung
jawab sosial sebagai hal yang paling penting.
Karakteristik lainnya yang oleh kedua belah pihak dianggap terkait sama erat
dengan atribut organisasi itu sendiri yaitu integritas, keinginan belajar, tingkat
kepercayaan, dan transparansi, termasuk atribut khusus dari suatu kemitraan,
yaitu sikap responsif, fleksibilitas, komitmen dan sikap kooperatif.
Dua karakteristik lainnya adalah ketersediaan informasi yang singkat dan padat tentang
organisasi serta kemampuan dan kesediaan untuk membantu mitra dalam membangun
hubungan kerja dengan pihak lain.

SUDUT PANDANG
KORPORASI
LSM seharusnya mempunyai
harapan pendanaan yang
wajar dan kemauan untuk
memulai kegiatan dari skala SUDUT PANDANG LSM
kecil. Sedangkan karakteristik Mitra perusahaan tidak hanya
utama yang masih ada kaitan akan menyediakan sumber daya
adalah kapasitas penyerapan bagi mereka tetapi juga
dari LSM. memberikan akses terhadap
kelompok sasarannya sendiri.
Unsur utama lainnya adalah
bahwa pihak mitra tidak
membebani prosedur
administrasi atau persyaratan
kebijakan yang menyulitkan.
KESIMPULAN
• Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di tengah-tengah kehidupan masyarakat maka harus turut
bertanggung jawab atas kelangsungan kehidupan masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.
Partisipasi perusahaan terhadap Kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi
kesehatan, program pemeriksaan kesehatan gratis, dan penyelenggaraan jaminan kesehatan.
• Disamping itu, salah satu isu yang ditangani kepedulian progam CSR adalah mengatasi persoalan
lingkungan, baik mengatasi kerusahan lingkungan maupun pemeliharaan lingkungan.
• Pengelolaan B3 bertujuan untuk mencegah dan/atau mengurangi risiko dampak B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, sesuai PP No.74 Tahun 2001, ada
beberapa poin penting yang sebaiknya pengusaha/pekerja perhatikan saat mengelola B3 di tempat kerja.
• Peran NGO sebagai bagian dari stakeholder perusahaan sangat penting. Mereka aktif melakukan kampanye
advokasi untuk masyarakat serta melakukan tekanan kepada perusahaan baik langsung maupun tidak
langsung. Pertemuan Health and Business Roundtable Indonesia (HBRI), menyepakati bahwa mitra kerja
harus mempunyai nilai-nilai dan kepedulian yang sama. Begitu kerjasama terjalin dan berkembang,
mereka juga perlu mengidentifikasi sasaran dan tujuan bersama.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai