Anda di halaman 1dari 18

Wabah: terjadinya suatu penyakit dalam masyarakat tertentu dimana jumlah orang yang

terjangkit penyakit lebih banyak dari biasanya.


Pandemi:  epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya
beberapa benua, atau di seluruh dunia. 

Epidemik: Berjangkit suatu penyakit pada sekelompok orang di masyarakat dengan


jenis penyakit, waktu dan sumber yang sama di luar keadaan yang biasa (KLB).1

Surveilence epidemiologi: kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus


terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien

1. Bagaimana perbedaan penyakit menular dan tidak menular?


2. Bagaimana kriteria wabah?
3. Bagaimana penanggulangan wabah?
4. Apa yang dimaksud dengan wabah dan bagaimana gambaran umumnya ?

5. Bagaimana Trias epidemiologi?

1. Perbedaan penyakit menular dan tidak menular


Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular
Di negara berkembang Di negara industri
Bersifat akut Bersifat kronik
Diagnosa sulit Diagnosa sulit
Mencari penyebabnya Mencari penyebab sulit
mudah
Contoh: Diare, campak, dll. Contoh: Obesitas, DM, dll.

2. -Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada.

-Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama tiga kurun waktu dalam jam
atau hari.

3. Penanggulangan wabah dilakukan berdasarkan pasal 13 ayat 2 :


a. Penyelidikan epidemiologi

b. Penatalaksanaan

c. Pencegahan dan pengebalan

d. Pemusnahan penyebab penyakit


e. Penanganan jenazah akibat wabah

f. Penyuluhan kepada masyarakat.

g. Upaya penanggulangan lainnya

4. -Wabah merupakan istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada
daerah yang luas dan banyak.

-Kasus lebih luas, lebih banyak dan dampak lebih besar.

-Penyakit menular yang terjadi pada suatu daerah.

-Terjadi secara terus-menerus.

5. Epidemiologi dan etiologi kasus tersebut dan cara mencegahnya

Trias Epidemiologi dibagi menjadi Host, Agent dan Environment.

Prinsip pencegahan penyakit (menurut Leavell dan Clark):


a. Primer : Promosi kesehatan dan perlindungan khusus

b. Sekunder : Diagnosis dini dan pengobatan segera

c. Tersier : Rehabilitasi

1. Covid merupakan salah satu penyakit menular.


2. Kriteria wabah
a. Angka proporsi penyakit penderita baru pada suatu periode mencakup kenaikan 2 kali
lebih dibandingkan 1 periode.
b. Angka kematian suatu penyakit dalam 1 kurun waktu tertentu.
c. Rata- rata jumlsh kejadian kesakitan perbulan dalam 1 tahun menunjukan 2kali/lebih
dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan pada tahun sebelumnya..

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/ tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian terus – menerus selama tiga kurun waktu
berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu).
3. Peningkatan kejadian penyakit/ kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam suatu bulan menunjukan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
5. Angka rata – rata perbulan selama satu tahun menunjukan kenaikan dua kali lipat atau
lebih dibandingkan dengan angka rata – rata perbulan dari tahun sebelumnya.
6. Case fatality rate ( CFR ) suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukan
kenaikan 50% atau lebih, dibandingkan dengan CFR dari periode sebelumnya.
7. Proportional rate ( PR ) penderita dari suatu periode tertentu menunjukan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan periode.
8. kurun waktu atau tahun sebelumnya.
9. Beberapa penyakit khusus menetapkan kriteria khusus: cholera dean demam berdarah
dengue.

 Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis).


 Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode empat minggu sebelumnya,
daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.

10. Beberapa penyakit seperti keracunan, menetapkan satu kasus atau lebih sebagai KLB.

 Keracunan makanan.
 Keracunan pestisida.

11. Satu kenaikan yang kecil dapat saja merupakan KLB yang perlu ditangani seperti
penyakit poliomylitis dan tetanus neonatorum kasus dianggap KLB dan perlu
penanganan khusus.

Peningkatan jumlah kasus atau penderita yang dilaporkan belum tentu suatu wabah
(pseudo epidemik) karena peningkatan penderita tersebut bisa karena:3

 Perubahan cara pencatatan.


 Ada cara – cara dignosis baru.
 Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat.
 Ada penyakit lain dengan gejala sama.
 Jumlah penduduk bertambah.

Tujuan Penyelidikan Wabah

1. Tujuan umum penyelidikan KLB / wabah:4

a. Upaya penanggulangan dan pencegahan.


b. Surveilans (lokal, nasional, dan internasional)
c. Penelitian.
d. Pelatihan.
e. Menjawab keingintahuan masyarakat.
f. Pertimbangan program.
g. Kepentingan politik dan hukum.
h. Kesadaran masyarakat.

2. Tujuan khusus penyelidikan KLB / wabah.4

a. Memastikan diagnose.
b. Memastikan bahwa terjadi KLB/ wabah.
c. Mengidentifikasi penyebab KLB.
d. Mengidentifikasi sumber penyebab.
e. Rekomendasi : cepat dan tepat.
f. Mengetahui jumlah korban dan populasi rentan, waktu dan periode KLB, serta tempat
terjadinya KLB (variabel orang, waktu dan tempat).

3. Penanggulangan wabah dilakukan berdasarkan pasal 13 ayat 2 :


a. Penyelidikan epidemiologi

b. Penatalaksanaan

c. Pencegahan dan pengebalan

d. Pemusnahan penyebab penyakit

e. Penanganan jenazah akibat wabah

f. Penyuluhan kepada masyarakat.

g. Upaya penanggulangan lainnya

Penanggulangan KLB/Wabah dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah,

pemerintah daerah dan masyarakat. Penanggulangan KLB/Wabah meliputi:5

1) penyelidikan epidemiologis;

2) penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan,


perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina;
3) pencegahan dan pengebalan;

4) pemusnahan penyebab penyakit;

5) penanganan jenazah akibat wabah;

6) penyuluhan kepada masyarakat; dan

7) upaya penanggulangan lainnya: berupa meliburkan sekolah untuk sementara


waktu, menutup fasilitas umum untuk sementara waktu, melakukan pengamatan secara
intensif/surveilans selama terjadi KLB serta

melakukan evaluasi terhadap upaya penanggulangan secara keseluruhan. Upaya


penanggulangan lainnya dilakukan sesuai dengan jenis penyakit yang menyebabkan

KLB/Wabah.5
4. Pengaturan tentang wabah
1. Wabah
Wabah adalah terjadinya suatu penyakit dalam masyarakat, di mana jumlah
orang terjangkit lebih banyak daripada biasanya, pada komunitas tertentu atau di
musim-musim tertentu. Wabah ini bisa terjadi secara terus menerus, mulai hitungan hari
hingga tahun. Tidak hanya di satu wilayah, tetapi bisa juga meluas ke daerah atau
negara lain.Masyarakat sering menganggap bahwa jika terjadi penyakit menular, itu
berarti telah terjadi wabah. Padahal, tidak selalu begitu.3

Penyakit dikatakan wabah ketika penyakit itu:3

 Sudah lama tidak pernah menjangkiti masyarakat,


 Datang penyakit baru yang sebelumnya tidak diketahui,
 Penyakit tersebut adalah penyakit yang baru pertama kali menjangkiti
masyarakat di daerah itu.

Epidemi

Epidemi adalah kondisi yang mirip dengan wabah. Keadaan dikatakan epidemi
jika suatu kelompok masyarakat atau wilayah terkena penyakit menular dan kejadiannya
terjadi secara cepat. Salah satu contoh epidemi adalah di tahun 2003 ketika terjadi
penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang mewabah di seluruh dunia
dan menelan korban ratusan jiwa.2

Pandemi

Pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi secara luas di seluruh dunia.
Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama warga dunia. Contoh
pandemi adalah HIV/AIDS. Tidak hanya itu, influenza yang saat ini tampak ringan pun
dahulu pernah menjadi penyakit yang masuk ke dalam kategori pandemi dan menjadi
masalah penyakit tingkat dunia.2

Endemi

Adalah keadaan atau karakteristik wilayah atau lingkungan tertentu yang ada
hubungannya dengan penyakit. Misalnya, daerah tertentu adalah tempat yang dikenal
sebagai lingkungan yang masyarakatnya mudah terjangkit penyakit tertentu. Penyakit
ini selalu ada di daerah tersebut tapi frekuensinya rendah. Di Indonesia, contohnya, ada
daerah yang merupakan endemik malaria. Secara umum Wabah dapat diartikan sebagai
kejadian penyakit melebihi dari normal (kejadian yang biasa terjadi). Banyak definisi
yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli diantaranya:3

 Wabah adalah penyakit menular yang terjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar
orang didaerah luas (KBBI : 1989).

 Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara
cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit (Depkes RI, DirJen P2MPLP :
1981).

 Wabah adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU RI No. 4 tahun
1984).

 Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu daerah,
yang nyata jelas melebihi jumlah biasa (Benenson : 1985).

 Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita
penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang
berhubungan dengan kesehatan yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa (Last :
1981).

 Wabah penyakit menular adalah kejadian terjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan mala
petaka (UU No.4, 1984).

 Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian


kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu (Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 560/Menkes/Per/VIII/1989).

Tiga komponen wabah:3

1. Kenaikan jumlah penduduk

2. Kelompok penduduk disuatu daerah


3. Waktu tertentu.

Alasan melakukan penyelidikan adanya kemungkinan wabah:3

 Mengadakan penanggulangan dan pencegahan:


a) Ganas tidaknya penyakit.
b) Sumber dan cara penularan.
c) Ada atau tidaknya cara penanggulangan dan pencegahan.

 Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan.

 Pertimbangan program.

 Kepentingan umum, politik, dan hukum.

5.Hubungan trias epidemiologi dengan terjadiya penyakitSegitiga epidemiologi (trias


epidemiologi) merupakan konsep dasar dalam epidemiologi yang menggambarkan
hubungan antara tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit atau
masalah kehatan yaitu host (tuan rumah/penjamu), agent (penyebab), dan environtment

(Gambar 1). Selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut:1


Environment

Agent Host

Gambar 1. Segitiga Epidemiologi.1

a. Faktor risiko Pejamu (Host)

Host adalah manusia atau mahluk hidup lainnya, faktor host yang berkaitan dengan
terjadinya penyakit menular berupa umur, jenis kelamin, ras, etnik, anatomi tubuh, dan
status gizi. Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan
tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Karakteristik tersebut antara lain:1


1) Umur: menyebabkan adanya perbedaan penyakit yang diderita seperti penyakit
campak pada anak-anak, penyakit kanker pada usia pertengahan dan penyakit
aterosklerosis pada usia lanjut.
2) Jenis kelamin: frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada
wanita dan penyakit tertentu seperti penyakit pada kehamilan serta persalinan hanya
terjadi pada wanita sebagaimana halnya penyakit hipertrofi prostat hanya dijumpai
pada laki-laki.
3) Ras: hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada tradisi, adat istiadat dan
perkembangan kebudayaan. Terdapat penyakit tertentu yang hanya dijumpai pada ras
tertentu seperti fickle cell anemia pada ras Negro.
4) Genetik: ada penyakit tertentu yang diturunkan secara herediter seperti
mongolisme, fenilketonuria, buta warna, hemofilia dan lain-lain.
5) Pekerjaan: status pekerjaan mempunyai hubungan erat dengan penyakit akibat
pekerjaan seperti keracunan, kecelakaan kerja, silikosis, asbestosis dan lainnya.
6) Status nutrisi: gizi yang buruk mempermudah sesorang menderita penyakit infeksi
seperti TBC dan kelainan gizi seperti obesitas, kolesterol tinggi dan lainnya.
7) Status kekebalan: reaksi tubuh terhadap penyakit tergantung pada status kekebalan
yang dimiliki sebelumnya seperti kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama
dan seumur hidup. Contoh: campak
8) Adat-istiadat: ada beberapa adat-istiadat yang dapat menimbulkan penyakit seperti
kebiasaan makan ikan mentah dapat menyebabkan penyakit cacing hati.
9) Gaya hidup: kebiasaan minum alkohol, narkoba dan merokok dapat menimbulkan
gangguan pada kesehatan.
10) Psikis: faktor kejiwaan seperti emosional, stres dapat menyebabkan

terjadinya penyakit hipertensi, ulkus peptikum, depresi, insomnia dan lainnya.1


b. Faktor Resiko Bibit Penyakit (Agent)

Agent adalah unsur organisme hidup, atau kuman infeksi, yang menyebabkan
terjadinya suatu penyakit. Beberapa penyakit agen merupakan penyebab tunggal
(single) misalnya pada penyakit menular, sedangkan pada penyakit tidak menular
biasanya terdiri dari beberapa agen contohnya pada penyakit kanker. Berikit ini yang

termasuk kedalam faktor agen:1


1) Faktor nutrtisi: bisa dalam bentuk kelebihan gizi, misalnya tinggi kolesterol, atau
kekurangan gizi baik itu protein, lemak atau vitamin.
2) Penyebab kimiawi: misalnya zat-zat beracun (karbon monoksida), asbes, kobalt,
atau allergen.
3) Penyebab fisik: misalnya radiasi dan trauma mekanik (pukulan, tabrakan).
4) Penyebab biologis
a) Metazoa: cacing tambang, cacing gelang, cshistosoma b)
Protozoa: amoeba, malaria
c) Bakteri: siphilis, typhoid, pneumonia syphilis, tuberculosis d)
Fungi (jamur): histosplasmosis, taenea pedis
e) Rickettsia: Rocky Mountain spot fever

f) Virus: cacar, campak, poliomyelitis.1


c. Faktor Resiko Lingkungan (Environment)
Lingkungan adalah faktor luar dari individu yang tergolong faktor lingkungan hidup
manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu
lingkungan hidup internal berupa keadaan yang dinamis dan seimbang yang disebut
hemostasis, dan lingkungan hidup eksternal di luar tubuh manusia. Lingkungan hidup

eksternal ini terdiri dan tiga komponen yaitu: 1

1) Lingkungan Fisik

Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan, rumah,
panas, sinar, radiasi dan lain-lain. Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan
dengan manusia sepanjang waktu dan masa, serta memegang peran penting dalam
proses terjadinya penyakit pada masyarakat, seperti kekurangan persediaan air bersih

terutama pada musim kemarau dapat menimbulkan penyakit diare.1

2) Lingkungan biologis

Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, virus, bakteri,
jamur, parasit, serangga dan lain-lain yang dapat berfungsi sebagai agen penyakit,
reservoar infeksi, vektor penyakit atau pejamu (host) intermediate. Hubungan manusia
dengan lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi ketidakseimbangan
antara hubungan manusia dengan lingkungan biologis maka manusia akan menjadi

sakit. 1

3) Lingkungan sosial

Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap, standar dan gaya
hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan, organisasi sosial dan politik. Manusia
dipengaruhi oleh lingkungan sosial melalui berbagai media seperti radio, TV, pers,
seni, literatur, cerita, lagu dan sebagainya. Bila manusia tidak dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sosial, maka akan terjadi konflik kejiwaan dan

menimbulkan gejala psikosomatik seperti stres, insomnia, depresi dan lainnya. 1

Gordon berpendapat bahwa:2

1) Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan


manusia (host).

2) Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik agent dan
host (baik individu/kelompok).
3) Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut
akan berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan (lingkungan fisik,

sosial, ekonomi, dan biologis).2


Untuk memprediksi pola penyakit, model ini menekankan perlunya analisis dan
pemahaman masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi karena adanya
ketidakseimbangan antara ketiga komponen tersebut. Model ini lebih di kenal dengan
model triangle epidemiology atau triad epidemology, dan cocok unutk menerangka
penyebab penyakit infeksi. Sebab peran agent (mikroba) mudah diisolasi dengan jelas

dari lingkungannya. 2

Upaya pengendalian penyakit: Serveilans Epidemiologi

Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus


menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.4

Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan merupakan prasyarat program kesehatan


dan bertujuan untuk:4
1) tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor risikonya
serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
sebagai bahan pengambilan keputusan;
2) terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya

KLB/Wabah dan dampaknya;

3) terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah; dan

4) dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang


berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan.4

Sasaran penyelenggaraan Surveilans Kesehatan meliputi program kesehatan yang


ditetapkan berdasarkan prioritas nasional, spesifik lokal atau daerah, bilateral, regional
dan global, serta program lain yang dapat berdampak terhadap kesehatan. Sasaran
penyelenggaraan dilaksanakan oleh Instansi Kesehatan Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota, dan Instansi Kesehatan di pintu masuk negara.4

Berdasarkan sasaran penyelenggaraan, Surveilans Kesehatan terdiri atas:4

a. Surveilans penyakit menular yang meliputi:

1) surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;

2) surveilans penyakit demam berdarah;

3) surveilans malaria;

4) surveilans penyakit zoonosis;

5) surveilans penyakit filariasis;

6) surveilans penyakit tuberkulosis;

7) surveilans penyakit diare;

8) surveilans penyakit tifoid;

9) surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya;

10) surveilans penyakit kusta;

11) surveilans penyakit frambusia;

12) surveilans penyakit HIV/AIDS;

13) surveilans hepatitis;

14) surveilans penyakit menular seksual; dan

15) surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit infeksi saluran pernafasan


akut berat (severe acute respiratory infection).4

b. Surveilans penyakit tidak menular yang meliputi:

1) surveilans penyakit jantung dan pembuluh darah;


2) surveilans diabetes melitus dan penyakit metabolik;

3) surveilans penyakit kanker;

4) surveilans penyakit kronis dan degeneratif;

5) surveilans gangguan mental; dan

6) surveilans gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. 4

c. Surveilans kesehatan lingkungan yang meliputi:

1) surveilans sarana air bersih;

2) surveilans tempat-tempat umum;

3) surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan;

4) surveilans limbah industri, rumah sakit dan kegiatan lainnya;

5) surveilans vektor dan binatang pembawa penyakit;

6) surveilans kesehatan dan keselamatan kerja; dan

7) surveilans infeksi yang berhubungan dengan Fasilitas Pelayanan

Kesehatan.4

d. Surveilans kesehatan matra yang meliputi:

1) surveilans kesehatan haji;

2) surveilans bencana dan masalah sosial; dan

3) surveilans kesehatan matra laut dan udara.4

e. Surveilans masalah kesehatan lainnya yang meliputi:


1) surveilans kesehatan dalam rangka kekarantinaan;
2) surveilans gizi dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG);
3) surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi besi, kekurangan vitamin A;
4) surveilans gizi lebih;
5) surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi;
6) surveilans kesehatan lanjut usia;
7) surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya;

8) surveilans penggunaan obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, serta


perbekalan kesehatan rumah tangga; dan

9) surveilans kualitas makanan dan bahan tambahan makanan. 4

Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan dilakukan melalui pengumpulan data,


pengolahan data, analisis data, dan diseminasi sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan untuk menghasilkan informasi yang objektif, terukur, dapat
diperbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar kelompok masyarakat sebagai
bahan pengambilan keputusan. Hal tersebut merupakan pedoman untuk pengambilan
keputusan, meliputi:4

a) besaran masalah;
b) faktor risiko;
c) endemisitas;
d) patogenitas, virulensi dan mutasi;
e) status KLB/Wabah;
f) kualitas pelayanan;
g) kinerja program; dan/atau h)
dampak program.4

a. Surveilans Berbasis Indikator


b. Surveilans Berbasis Kejadian

Anda mungkin juga menyukai