2
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama yaitu pusat pembangkit listrik,
saluran transmisi dan sistem distribusi. Pusat pembangkit merupakan rangkaian alat atau mesin
yang merubah energi mekanikal untuk menghasilkan energi listrik. Generator listrik adalah
sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi mekanik menjadi listrik. Penggunaan
generator listrik di pusat pembangkit listrik tidak terlepas dari permasalahan yang dapat
menyebabkan kerugian. Salah satu kerugian yang terjadi pada mesin listrik adalah vibrasi /
getaran pada mesin. Getaran merupakan fenomena yang banyak terjadi pada mesin berputar
yang menunjukkan pergerakan keluar dari titik netralnya. Getaran dan generator tidak dapat
dipisahkan karena generator mempunyai dimensi kecepatan yang berporos [1]. Suatu mesin
yang ideal jika dipandang dari sudut vibrasi yaitu mesin yang tidak mengalami vibrasi sama
sekali. Namun kelihatannya kondisi tersebut mustahil diperoleh karena sangat sulit
mendapatkan fabrikasi mesin tanpa sisa ketidakseimbangan atau mesin yang bergerak berputar
tanpa menimbulkan gesekan satu bagian dengan bagian lainnya [2]. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu analisa vibrasi guna memonitor kondisi vibrasi yang terjadi pada generator. Penulis akan
vibrasi terhadap pengaruh kenaikan beban dan efisiensi kinerja generator listrik di PLTGU
Belawan tersebut. Dari hasil penelitian dan analisa tersebut diharapkan dapat menjadi acuan
dalam pencegahan dan pemeliharaan mesin generator sinkron yang lebih baik.
5
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiman Pengaruh Kenaikan beban dan efisiensi yang terjadi pada saat terjadinya
vibrasi.
2. Bagaimana tingkat kenaikan beban dan efisiensi dari generator sinkron apabila
terjadi vibrasi jika dibandingkan dengan acuan klasifikasi getaran yang sesuai
1. Mengidentifikasi kenaikan beban dan efisiensi yang terjadi akibat adanya vibrasi
Adapun pembatasan masalah yang dilakukan dalam penulisan penelitian ini adalah :
kelistrikan.
7
2 BAB II
3 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Generator
Generator merupakan peralatan listrik yang berfungsi menghasilkan energi listrik dari
sumber energi mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetik [10]. Generator mengalirkan
muatan listrik yang akan bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tetapi generator tidak
menciptakan listrik. Sumber energi mekanik dapat berupa turbin uap, turbin air, turbin angin,
ataupun energi surya. Pemeliharaan generator terdiri dari beberapa jenis yaitu pemeliharaan
sederhana yang rutin dilakukan berulang – ulang dengan periode waktu harian, mingguan dan
bulanan dalam kondisi saat beroperasi. Pemeliharaan sedang (minor overhaul) yang dilakukan
berdasarkan lama operasi dari generator. Kegiatan yang dilakukan adalah pembongkaran
serius (mayor overhaul) dilakukan dengan waktu dan program yang harus direncanakan dengan
tepat karena pemeriksaan yang dilakukan meliputi seluruh komponen yang ada pada generator
Getaran adalah gerakan random atau periodik komponen mesin dari titik diamnya
(posisi netral) menuju titik maksimum (Upper limit) dan titik minimum (Lower limit). Semua
mesin yang beroperasi pasti mengalami getaran yang diakibatkan karena gaya internal yang
diterima oleh mesin. Gaya yang diterima oleh mesin dapat bersumber dari kegagalan atau
kerusakan yang terjadi pada peralatan ataupun komponen peralatan tersebut, misalnya
unbalance, misalignment, poros bengkok, looseness, electrical problem dan faktor lainnya.
8
Selain dari sumber internal, vibrasi mesin dapat disebabkan oleh sumber eksternal seperti
resonansi. Sebagai contoh suatu pompa memiliki vibrasi/ getaran yang rendah ketika
beroperasi, akan tetapi vibrasinya menjadi tinggi ketika ada mesin lain yang dioperasikan.
Vibrasi yang terjadi pada mesin memiliki prinsip kerja yang sama dengan gerakan naik turun
dari sebuah bandul yang digantungkan pada pegas kemudian ditarik dan dilepaskan (dengan
asumsi pegas tersebut tidak memiliki redaman). Apabila pada unjung bandul kita beri pena dan
diarahkan pada kertas yang berjalan maka gerakan naik turun bandul akan membentuk suatu
9
A
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, vibrasi yang terjadi pada mesin disebabkan
oleh berbagai macam sumber. Apabila vibrasi dari masing-masing sumber digambarkan
dalam bentuk grafik, akan terbentuk grafik sinusoidal seperti gambar di atas. Pada gambar 2 di
atas satu siklus vibrasi dari bandul adalah gerakan bandul dari lower limit ke upper limit
kemudian ke lower limit lagi. Pada grafik sinusoidal gambar 2, satu siklus vibrasi adalah
Kondisi suatu mesin dan masalah-masalah kerusakan mekanik yang terjadi dapat
diketahui dengan mengukur karakteristik sinyal getaran pada mesin tersebut dengan mengacu
pada gerakan pegas. Karakteristik suatu getaran dengan memetakan gerakan dari pegas tersebut
10
Gambar 2.3 Karakteristik Getaran
Displacement digunakan untuk mengukur seberapa jauh suatu objek berpindah ketika
bergetar/vibrasi. Displacement biasanya dinyatakan dalam bentuk satuan mils (0,001 inch).
Displacement vibrasi proporsional dengan regangan dan tarikan (strain and stress) pada
bearing, Pengukuran displacement poros pada journal bearing, adalah pengukuran jarak
Velocity digunakan untuk mengukuran seberapa cepat sebuah objek berpindah dari
titik nol (zero) ke puncaknya (peak). Velocity digunakan untuk mengukur vibrasi pada range
frekuensi 600 CPM (10 Hz) sampai dengan 600.000 CPM (10.000 Hz). Satuan yang
digunakan adalah inch per second (ips) untuk sistem satuan imperial dan mm/s untuk sistem
satuan metrik. Velocity vibrasi proporsional dengan gaya fatgiue yang dialami oleh poros
ataupun komponen lain pada mesin, yang merupakan penyebab kerusakan mesin. Velocity
11
lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran lainya, dikarenakan Velocity merupakan
pengukuran yang non Frequency Related, dimana nilai pengkuran velocity pada 10 Hz
memiliki nilai yang sama dengan pengukuran pada 2000 Hz, sehingga velocity lebih sering
digunakan[7].
Acceleration digunakan untuk mengukur perubahan kecepatan (velocity) dari titik nol
Related, dimana nilai acceleration pada suatu frekuensi berbeda dengan frekuensi lainnya.
Acceleration biasanya dinyatakan dalam bentuk satuan in/s2 untuk sistem satuan imperial
dan mm/s2 untuk sistem satuan metrik atau Gravitasi (g) dimana 1 g = 9807 mm/s2 atau
sama dengan 386,4 in/s2. Acceleration digunakan untuk mengukur vibrasi pada frekuensi
tinggi, yaitu lebih dari 600.000 CPM (10.000 Hz) dan biasanya digunakan untuk mengukur
kerusakan pada bearing (Bearing Failure) dan kerusakan pada Gear Box[5].
Frekuensi vibrasi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam satu satuan waktu
(getaran per detik atau getaran per menit). Sedangkan periode vibrasi adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu siklus vibrasi. Frekuensi dan periode vibrasi dirumuskan
sebagai berikut[8]:
12
N 1
F ……………………………………………….(1)
t T
Keterangan:
F = Frekuensi Getaran
N = Jumlah getaran
T = Periode getaran
2.3.5 Amplitudo
seberapa besar vibrasi terjadi pada suatu mesin. Ketika kita melakukan pengukuran getaran
pada bearing mesin, kita mengukur respon bearing terhadap gaya yang dihasilkan dalam
mesin. Jika pada sebuah kipas angin kita tambahkan koin logam pada salah satu kipasnya
maka kipas tersebut akan mengalami unbalance, dan apabila putaran kipas kita perbesar maka
amplitudo getaran akan semakin besar yang ditandakan dengan suara putaran kipas yang
semakin kasar[6].
13
2.3.6 Fasa
Fasa adalah perbedaan timing dimana suatu suatu event muncul relatif terhadap
event yang lain. Fasa dinyatakan dalam sudut, dimana satu putaran shaft dinyatakan dalam 1
periode atau 360⁰ . Jika sesuatu event terjadi pada waktu yang sama maka disebut in phase
jika tidak sama disebut out phase. Sudut fasa antara dua sinyal mengindikasikan hubungan
keduanya pada suatu waktu. Kedua sinyal mempresentasikan vibrasi, gaya dan
frekuensi putaran kritis, atau lokasi heavy spot pada rotor[5]. Pengukuran fasa sangat
Unbalance, Misalignment, Soft Foot, Bent Shaft, dan Eccentricity dan dengan melakukan
Gambar 2.4 Dua buah benda yang in phase (perbedaan fassa 0º)
14
Gambar 2.5 Dua buah benda yang memiliki perbedaan fasa 90º
Gambar 2.6 Dua buah benda yang memiliki perbedaan fasa 180º
15
Gambar 2.7 Gambar In Phase dan Out Phase pada equipment
Fasa diukur dalam time waveform (amplitudo) vs time menggunakan analog atau digital
osiloskop, dual channel analyzer, phase meter, strobe light. Adalah penting untuk memperoleh
perbedaan waktu yang akurat dari sinyal saat pengukuran fasa. Fasa dapat diukur dari sinyal
referensi dari sensor putaran seperti optical pick up, proximity probe, atau magnetic pick up.
Sinyal referensi berkaitan dengan posisi angular tertentu. Fasa sinyal vibrasi dapat diukur
dengan memperhatikan posisi angular pada shaft. Sudut fasa diperoleh dengan mengalikan
selisih waktu antara sinyal referensi dan sinyal peak vibrasi dengan angka 360º kemudian
dibagi dengan periode 1x putaran shaft. Sudut fasa ini digunakan pada saat kegiatan balancing
16
.
Fasa juga dapat diukur dengan strobe light. Strobe light dipicu oleh sinyal vibrasi (yaitu saat
sinyal berubah dari volt negatif ke positif atau sebaliknya, strobe light bersinar), dan
mengiluminasi tanda pada shaft pada beberapa posisi relatif terhadap protactor. Fasa pada posisi
berbeda dapat diidentifikasi dengan memindahkan sensor vibrasi selama mengamati sudut
fasa[12].
17
2.4. Penyebab terjadinya vibrasi
Secara umum penyebab terjadinya anomali getaran pada sebuah peralatan yang
Unbalance adalah terjadinya pergeseran titik pusat massa dari titik pusat
2) Misalignment
Vibrasi yang disebabkan oleh penyambungan poros yang tidak simetris dan
akan semakin tinggi. Gejala vibrasi yang diakibatkan oleh misalignment hampir
sama dengan gejala unbalance akan tetapi dengan menggunakan vibriometer yang
memadai akan lebih mudah membedakan antara unbalance dan misalignment yaitu
misalignment pada sambungan kopling, sabuk, rantai, roda gigi dan lain-lain.
Vibrasi ini terjadi pada journal bearing yaitu pada mesin-mesin dengan sistem
pelumasan minyak bertekanan, serta mesin putaran tinggi (di atas putaran kritis
pertama).
18
4) Gesekan (rubbing)
Gesekan antara bagian yang berputar dengan bagian yang tetap disebut rubbing.
Gesekan ini bisa terjadi secara terputus-putus (intermitent) atau secara terus menerus
5) Variasi beban
Beban besar (overload) pada mesin dapat menyebabkan vibrasi yang tinggi.
Untuk melakukan analisa dari fenomena ini maka karakstristik pengoperasian mesin
harus difahami, sehingga dalam mengukur getaran dasar (baseline vibration) sangat
temperatur
6) Themal Sensitivity
Termal sensitivitas pada rotor generator adalah sebuah fenomena yang terjadi pada
sebuah rotor generator yang menyebabkan perubahan vibrasi pada rotor generator
seiring dengan perubahan arus medan. Pada dasarnya termal sensitivitas dapat
disebabkan oleh distribusi temperatur yang tidak sama disekitar permukaan rotor
atau akibat gaya aksial yang terdistribusi tidak merata pada rotor dikarenakan
perbedaan koefisien termal ekspansi yang besar antara belitan yang terbuat dari
tembaga dan ini rotor yang terbuat dari campuran baja. Jika ada
elektrik, generator akan terbebankan secara tidak merata yang akan menyebabkan
19
2.5.Pengaruh beban dan bukaan katup terhadap vibrasi Generator
Beban dalam sebuah sistem pembangkit tentunya tidak akan stabil dan cenderung
beban ini berdampakpada berkurangnya putaran yang mengakibatkan pula pada berkurangnya
daya output yang dihasilkanoleh suatu pembangkit. Jika beban naik dan putaran turun biasanya
akan dilakukan pembukaan katup asupan air pada turbin sehingga putaran yang diinginkan akan
terpenuhi dan pemenuhan daya output dapat terlaksana. Namun permasalahnya biasanya terjadi
fluktuasi beban, beban yang tidak stabil ini dapat membuat vibrasi akan semakin terasa. Indikasi
dari vibrasi ini adalah putaran yang tidak stabil sehingga dapat terukur apakah putarannya
melampaui batas atau dapat didengar dan diukur kebisingannya sebagai indikasi terjadinya
vibrasi[3].
Efisiensi dan kerugian harus ditentukan sesuai dengan IEEE std 115. efisiensi harus
ditentukan pada kondisi pengenal.
- rugi-rugi armature
- rugi-rugi 𝐼 2 𝑅 medan
- rugi-rugi inti
- rugi-rugi stray-load
- rugi-rugi gesekan dan angin
- Rugi eksitasi jika eksitasi di suplai dengan mendorong dari batang ke mesin.
daya yang dibutuhkan untuk alat tambahan , seperti pompa atau kipas eksternal, yang
diperlukan untuk pengoperasian generator harus dibuat terpisah.
20
dalam menentukan rugi-rugi 𝐼 2 𝑅 pada semua beban, resistansi setiap belitan harus dikoreksi
ke suhu yang sama dengan suhu sekitar 25 ⁰C ditambah kenaikan suhu beban pengenal terukur
yang diukur dengan resistansi. ketika kenaikan suhu beban pengenal belum diukur, tahanan
belitan diizinkan pada suhu sebagai berikut.
Tabel 2.1. Tahanan belitan yang diizinkan pada generator menurut NEMA MG-1
A 75
B 95
F 115
H 130
jika kenaikan suhu adalah dispesifikasikan sebagai kelas sistem insulasi yang lebih rendah,
suhu untuk koreksi resistansi harus dari kelas insulasi yang lebih rendah.
dalam hal ini, generator yang dilengkapi dengan bantalan dorong, hanya bagian dari rugi-rugi
bantalan dorong yang dihasilkan oleh generator itu sendiri yang harus dimasukkan dalam rugi-
rugi gesekan dan angin untuk perhitungan efisiensi. sebagai alternatif, nilai efisiensi yang
dihitung, termasuk rugi-rugi bantalan karena beban dorong keluaran, harus sesuai spesifikasi
[6].
dalam hal ini generator di lengkapi dengan satu set bantalan, efisiensi dapat ditentukan dengan
pengujian bantalan di toko uji. kerugian gesekan dan angin yang mewakili instalasi aktual
harus ditentukan dengan perhitungan atau pengalaman dengan pengujian bantalan di bengkel
dan dimasukkan dalam perhitungan efisiensi. Generator yang ideal efisiensinya 100%, tapi
pada kenyataannya efisiensi generator kurang dari 100% dengan adanya vibrasi pada
generator, hal ini dikarenakan adanya rugi-rugi pada generator sehingga energi listrik menjadi
energi panas atau gerak. Efisiensi dinyatakan persamaan [7] :
21
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂= 𝑥100% …………………………………………………………………….(2)
𝑃𝑖𝑛
Atau
𝑃𝑜𝑢𝑡 ∑ 𝑟𝑢𝑔𝑖
𝜂= =1− ……………………………………………………… (3)
𝑃𝑖𝑛 +∑ 𝑟𝑢𝑔𝑖 𝑃𝑖𝑛
Dengan
𝜼 = Efisiensi
∑ 𝑟𝑢𝑔𝑖 = 𝑃𝜔 + 𝑃𝑖
meningkatkan arus medan yang dapat meningkatkan temperature setempat pada generator yang
nantinya akan menyebabkan vibrasi. Selain dari pembebanan yang tidak seimbang panas lebih
pada generator juga dapat disebabkan oleh gangguan sistem pentilasi, single phasing, dan
Proses condition base maintenance (CBM) memerlukan teknologi, keahlian personil dan
sistem yang menggabungkan seluruh data kondisi peralatan seperti data diagnostic dan
performance, data histori peralatan, data operasi, data design (manual) untuk membuat
22
keputusan terkait dengan waktu dan pemeliharaan yang dibutuhkan pada peralatan penting.
Metodologi ini merupakan metodologi yang baru dikembangkan dan telah berevolusi selama 4
23
Gambar 2.10. Diagram metode pemeliharaan
24
CBM mengasumsikan bahwa seluruh peralatan akan menurun performanya
atau akan mengalami kerusakan. CBM memonitor kondisi atau performa dari
yang dikumpulkan untuk menentukan kondisi dari suatu peralatan untuk mengetahui
1) Trend analysis
Mereview data (berupa parameter operasi, data vibrasi, dll) untuk melihat
2) Pattern recognition
25
4) Analisa statistic proses
oleh pabrikan, bandingkan data kegagalan yang terjadi di site dengan data
pabrikan.
26
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pembangkitan Belawan.
peralatan vibrasi untuk mendapatkan data dan trend grafik vibrasi pada generator
nilai standar vibrasi yang dapat ditoleransi untuk generator yang diukur. Nilai
standarisasi yang digunakan sesuai dengan acuan standar dari jenis generator yang
27
c. Melakukan pengukuran Vibrasi pada generator sesuai dengan panduan
28
3.3 Diagram Alir Penelitian
Bentuk diagram alir penelitian seperti pada Gambar 3.1 sebagai berikut :
Mulai
Persiapan :
Penentuan Setting data
Pengambilan data
vibrasi
Tidak
Peningkatan
trending data
YA
Perbandingan dengan
standart vibrasi
Kesimpulan
Selesai
29
3.4 Jadwal Penelitian
Adapun rencana kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai
berikut:
Bulan
No. Kegiatan
Feb Maret Apr Mei Jun Jul
1. Studi literatur
2 Perancangan proposal
3 Seminar proposal
4 Pengambilan data
5 Pengolahan data
6 Analisis data
7 Seminar hasil
8 Publikasi jurnal
9 Sidang thesis
30
REFERENCE
[1] Y. J. Cui, B. L. Wang, and K. F. Wang, “Thermally induced vibration and strength failure
analysis of thermoelectric generators,” Appl. Therm. Eng., vol. 160, no. March, p. 113991, 2019,
doi: 10.1016/j.applthermaleng.2019.113991.
[2] T. Rahayu and A. Multi, “Pengaruh Missaligment Terhadap Arus Dan Getaran Pada Motor
Load in Ship at Three Phase Synchronous Generator on Laboratory Scale,” J. Tek. ITS, vol. 5,
and their treatment in hydro power stations-A review,” Eng. Sci. Technol. an Int. J., vol. 20, no.
6: Tests - Test Fc: Vibration (sinusoidal),” Int. Electrotech. Comm., vol. 1995, 2017.
[6] NEMA STANDART, “NEMA MG-1: Motors and Generators,” vol. 552, p. 775, 2009.
[7] Alberto Bellini. “Diagnosis of bearing faults in induction machines by vibration or current
[8] Girdshar, Paresh. 2004. “ Practical Machinary Vibration Analysis and predictive maintenance”.
Elsevier. Burlington.
[10] Zuhal, "Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya", Jakarta: PT. Gramedia
[12] V. B. and S. K.N., “Vibration analysis including stator, rotor, housing and dynamic response
analysis of Flux Reversal Generator,” J. Electr. Syst. Inf. Technol., vol. 5, no. 2, pp. 144–157,
steam turbine,” Electr. Power Syst. Res., vol. 154, pp. 381–390, 2018, doi:
10.1016/j.epsr.2017.09.012.
[14] PT. PLN (Persero) jasa diklat unit pendidikan dan pelatihan Surabaya, “Analisa Vibrasi,” pp. 1–
74, 2010.
[15] PT. PLN (Pesero) jasa diklat unit pendidikan dan pelatihan Surabaya, “Condition Base
Maintenance”, 2018.
32
33