PENDAHULUAN
Gambar-1 menunjukkan suatu diagram dasar sebuah sistem transmisi dan distribusi
daya listrik mulai dari pembangkit sampai kekonsumen. Sistem terdiri dari dua buah
stasiun pembangkit G1 dan G2, beberapa sub station, sebuah sub station interkoneksi
dan beberapa beban seperti beban komersil , industri dan tempat tinggal.
Daya listrik disalurkan dengan saluran transmisi tegangan ekstra tinggi ( TET ) ,
tegangan tinggi (TT), tegangan menengah ( TM ) dan tegangan rendah ( TR ) .
Untuk menyediakan daya listrik bagi konsumen dalam bentuk yang siap dipakai ,
sistem transmisi dan distribusi daya listrik harus memenuhi beberapa syarat . Jadi
sistem tersebut haruslah :
Sesuai dengan kelas tegangan yang digunakan , dapat dibedakan empat jenis saluran
transmisi sebagai berikut :
Tegangan
Rendah ( TR ) 120 V 120/240 V -
480 V 277/480 V
600 V 347/600 V
Tegangan 2400 V
Menengah ( TM ) 4160 V
4800 V
6900 V
13.800 V 7.200/12.470 V
23.000 V 7.620/13.200 V
34.500 V 7.970/13.800 V
46.000 V 14.400/24.940 V
69.000 V 19.920/34.500 V
Tergangan 115.000 V
Tinggi ( TT ) 138.000 V
161.000 V
230.000 V
Tegangan 345.000 V
Ekstra Tinggi ( EHV ) 500.000 V
735.000 - 765.000 V
1.6. Bagian Utama Saluran Transmisi
Berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari suatu tempat ketempat yang lain.Jenis
kawat yang digunakan adalah kawat ACSR ( Aluminium Conductor Steel
Reinforced ) atau kawat tembaga.
Kawat ACSR biasanya lebih disukai , sebab lebih ringan, lebih ekonomis, tahanan
listriknya kecil dan kekuatan mekanisnya lebih besar.
4. Isolator
Umumnya terbuat dari porselen atau kaca dan berfungsi sebagai isolasi tegangan
listrik antara kawat penghantar dengan tiang transmisi dan sekaligus untuk
menggantung kawat penghantar.
Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi tegangan tinggi adalah isolator
piring . Jumlah piring isolator disesuaikan dengan tegangan sistem saluran transmisi.
Spacer dipasang pada sistem kawat berkas ( bundle conductor ) untuk menjaga agar
jarak kawat dengan kawat yang sephasa tidak berubah-ubahakibat adanya gaya
elektromanetik atau angin.
Damper ( peredam ) dipasang kawat penghantar dan kawat tanah yang berfungsi
untuk mengurangi getaran kawat akibat angin dan lain-lain.
Tanduk api berfungsi sebagai pelindung isolator dari tegangan surja ( Surge voltage )
agar tidak terjadi lompatan api ( flash over ) pada gandengan isolator yang dapat
merusak isolator tersebut.
Tanduk api ditunjukkan dalam gambar-1.2.
Gbr-1.2 Tanduk Api Pada Isolator
BAB - II
Kapasitansi timbul diatara kawat penghatar yang berupa muatan pada kawat
penghantar persatuan beda potensial diatara kedua kawat penghantar tersebut.
2.1. Induktansi
Induktansi dari suatu kumparan atau konduktor adalah sama dengan jumlah fluksi
lingkup yang melingkupi kumparan atau konduktor dibagi dengan arus yang mengalir
pada kumparan atau konduktor tersebut, sesuai dengan rumus :
Bila suatu konduktor yang dialiri arus disekeliling konduktor akan dibangkitkan fluksi
magnit yang bentuknya melingkari konduktor tersebut. Fluksi magnit tersebut ada
terdapat didalam dan diluar konduktor . Timbulnya induktansi suatu konduktor
disebabkan oleh adanya fluksi didalam dan diluar konduktor ini.
Pandanglah suatu konduktor yang dialiri arus I dengan panjang l , dimana penampang
konduktor mempunyai jari-jari r ditunjukkan seperti gambar- 2.1.
Misalkan besarnya kuat medan magnit pada elemen dx yang berjarak x dari pusat
konduktor adalah Hx dengan panjang lintasannya S.
Hukum Ampere menyatakan : Bahwa mmf pada suatu lintasan tertutup dari medan
magnit H sama dengan arus total yang berada dalam lintasan S tersebut atau sama
dengan integral garis dari H sepanjang lintasan S tersebut, dapat ditulis menurut
rumus sebagai berikut :
( A-T ) ( 2.2 )
Sesuai dengan hukum Ampere tersebut , mmf pada elemen dx dalam gambar-2.1
adalah :
( A-T )
( (2.3 )
Jika media sekitar konduktor adalah udara , permeabilitas udara , maka kerapatan
fluksi magnit menjadi :
( (2.4 )
Kemudian substitusi persamaan (2.3) kepersamaan (2.4) , diperoleh :
( (2.5 )
( Wb ) (2.6 )
Jika persamaan (2.6) dibagi dengan panjang konduktor maka diperoleh jumlah fluksi
magnit persatuan panjang yaitu :
( wb/m ) (2.7)
( wb/m ) (2.8)
Jika skin effect ( efek kulit ) diabaikan , maka kerapatan arus pada penampang
konduktor adalah merata sihingga kerpatan arus pada luas linkaran dengan jari-jari x
sama dengan kerpatan arus pada luas lingkaran dengan jari-jari r yaitu :
(2.9)
Dari persamaan (2.8 ) dan (2.9 diperoleh besarnya fluksi magnit pada elemen dx
adalah :
( wb/m ) (2.10)
Perhatikan gambar 2.1 , hanya sebahagian arus yang berada dalam lintasan Hx , maka
fluksi lingkup pada elemen dx adalah sama dengan fluksi dikali dengan perbandingan
arus yang berada dalam lintasan dengan arus yang berada diluar lintasan , jadi fluksi
lingkup adalah :
( wb-T/m ) (2.11)
( wb-T/m ) (2.13)
Besarnya induktansi konduktor yang disebakan oleh adanya fluksi didalam konduktor
adalah :
( H/m/kond ) (2.14)
Misalkan suatu konduktor dengan panjang l , dialiri arus I dimana titik berada diluar
konduktor , kedua titik tersebut dilalui oleh garis fluksi magnit yang jaraknya masing-
masing dari pusat konduktor seperti ditunjukkan gambar-2.2.
Jika kuat medan magnit pada elemen dx yang berjarak x dari konduktor adalah Hx,
maka berdasarkan hukum Ampere besarnya kuat medan magnit tersebut adalah :
( A-T/m ) (2.15)
( (2.16)
( wb ) (2.17)
Jika persamaan (2.17) dibagi dengan panjang saluran diperoleh jumlah fluksi
persatuan panjang sebagai berikut :
( wb/m ) (2.18)
Jumlah fluksi lingkup pada elemen dx adalah sama dengan jumlah fluksi magnit ,
karena arus total I dalam konduktor semuanya berada dalam lintasan Hx , maka fluksi
lingkup adalah :
( wb-T/m ) (2.19)
( wb-T/m ) (2.20)
Jadi induktansi konduktor yang disebabkan adanya fluksi lingkup diluar konduktor
adalah :
( H/m/kond ) (2.21)
Suatu saluran transmisi 1 phasa terdiri dari dua kondukto seperti gambar-II.3 .
Mula-mula kita tinjau konduktor-1, dan berdasarkan persamaan (2.14) dan (2.21)
dapat dihitung induktansi konduktor-1 yaitu :
( H/m/kond ) (2.22)
Dengan cara yang sama dapat juga dihitung induktansi konduktor-2 , yaitu diperoleh
sbb :
( H/m/kond ) (2.23)
= GMR konduktor-2
Apabila kedua konduktor sama diameternya, maka induktansi keduanya sama besar.
Jadi induktansi perkonduktor adalah :
( H/m/Kond ) (2.24)
Persamaan (2.24) dapat ditulis dalam bentuk " log " sebagai berikut.
( mH/mile/kond ) (2.25)
( (2.26)
Contoh soal 2.1
Hitunglah rektansi induktif perkonduktor saluran transmisi 1 phasa yang panjangnya
10 mile ( 16,1 km ).
Diman jarak konduktor D = 8 ft ( 2,44 m ) dan jari-jari konduktor r = 0,1 in ( 2,54 mm
) pada frekwensi 60 HZ ( 377 rad/det ).
Prosedur Perhitungan :
1. Hitung GMR ( Geometric Mean Radius )
(2.27)
(2.28)
Dimana : Reaktansi induktif untuk jarak konduktor 1 ft
Reaktansi induktif yang tergantung faktor jarak konduktor
2.8. Fluksi Lingkup Pada Satu Konduktor Dalam satu Group Konduktor
Dalam satu group konduktor yang dialiri arus dapat ditentukan berapa besar fluksi
lingkup pada tiap-tiap konduktor.Dalam gambar-2.4 satu group konduktor terdiri dari
n buah konduktor.
Masing-masing konduktor mempunyai jarak terhadap titik P yang jauh tak terhingga.
Tiap-tiap konduktor dialiri arus , dimana perjumlahannya
Tinjau konduktor-1 :
Fluksi lingkup antara konduktor-1 dengan titik P yang dihasilkan oleh arus adalah :
(2.29)
Fluksi lingkup antara konduktor-1 dengan titik P yang dihasilakan oleh arus adalah :
(2.30)
Fluksi lingkup antara konduktor-1 dan titik P yang dihasilkan oleh arus adalah :
(2.31)
Dan seterusnya , fluksi lingkup antara konduktor-1 dan tirik P yang dihasilkan arus
ke-n adalah :
(2.32)
Bila titik P jauh tak terhingga, maka jarak-jarak konduktor ketitik P akan mendekati
sama, sehingga bagian kedua dari persamaan diatas akan menjadi nol, jadi diperoleh
fluksi lingkup pada konduktor-1 adalah :
(2.34)
Dengan cara yang sama dapat juga dihitung fluksi lingkup pada konduktor-2 dan
seterusnya sampai konduktor ke-n sebagai berikut :
) (2.35)
(2.36)
(2.37)
Gbr 2.5 Saluran Transmisi 1 Phasa Yang Menggunakan Konduktor Pilin X dan Y
(2.38)
(2.39)
Dengan cara yang sama dapat juga dihitung induktansi konduktor-b, c sampai ke-n
yaitu :
(2.40)
(2.41)
(2.42)
Induktansi tiap-tiap konduktor-a, b, c dan yang ke-n , besarnya mendekati sama besar
dan dapat diwakili oleh harga rata-ratanya, jadi induktansi rata-rata adalah :
(2.43)
Sedangkan konduktor pilin-X terdiri dari n buah konduktor yang paralel , maka
induktansi totalnya merupakan induktansi konduktor pilin-X yaitu :
(2.44)
( H/m/kond ) (2.45)
(2.46)
(2.47)
( mH/mile/kond ) (2.48)
Jika kita tinjau konduktor pilin-Y maka dengan cara yang sama diperoleh juga
induktantasi konduktor pilin-Y adalah :
( mH/mile/kond) (2.49)
Hitunglah GMR konduktor pilin yang terdiri dari 7 konduktor yang identik ( seven
strand ) seperti ditunjukkan gambar 2.6 , dimana jari-jari tiap konduktor dalam
konduktor pilin adalah r.
Prosedur perhitungan :
GMR tiap konduktor , r' = 0,7788 r dimana ada 7 buah r' yang sama
Jadi :
Atau :
Jadi , mil
Bila luas konduktor 7 strand , A = 266.800 cmil
Maka ,
atau
dimana : 1 mil =
1ft = 12 in
Prosedur Perhitungan :
2.10.1. Saluran Transmisi Tiga Phasa Dengan Jarak Konduktor Sama Besar
Dalam hal ini dihitung terlebih dahulu fluksi lingkup pada konduktor-a :
(2.50)
Dalam keadaan seimbang , perjumlahan arus pada tiap-tiap phasa adalah sama dengan
nol, maka :
Ia + Ib + Ic = 0
(2.51)
atau : Ib + Ic = -Ia
(2.52)
(2.53)
Dengan cara yang sama dapat juga dihitung induktansi konduktor b dan c , hasilnya
akan sama besar dengan induktansi konduktor-a. Jadi pada saluran transmisi 3 phasa
dengan spcing kondultor sama, akan diperoleh induktansi perphasanya atau
perkonduktornya akan sama besar.
2.10.2. Saluran Transmisi Tiga Phasa Dengan Spacing Konduktor Tidak Sama
Misalkan Saluran transmisi tiga phasa dengan spacing konduktor tidak sama
ditunjukkan dalam gambar 2.10.2 , dimana jarak konduktor-konduktornya adalah .
Agar induktansi tiap konduktor menjadi sama besar, maka saluran transmisi
ditransposisi atau konduktornya dipertukarkan letaknya pada beberapa tempat.
Dengan cara ini diperoleh indutansi rata-rata perkonduktor yang sama besar.
Gbr-2.7 Saluran Transmisi Tiga Phasa Yang Ditransposisi Pada Tiga Tempat
Tinjau konduktor-a
(2.56)
(2.57)
(2.58)
(2.50)
(2.51)
(2.52)
( H/m/kond ) (2.53)
( mH/mile/kond ) (2.54)
Dimana :
Deq = (2.55)
Dengan cara yang sama dapat juga dihitung induktansi konduktor-b dan konduktor-c ,
hasilnya akan sama besar dengan induktansi konduktor-a . Jadi untuk sistem transmisi
tiga phasa yang jarak konduktornya tidak sama tetapi ditransposisi, maka besar
induktansi perkonduktornya sama besar.
( Ohm/mile/kond ) (2.56)
Saluran transmisi tiga phasa double circuit mempunyai 6 buah konduktor , dimana
tiap phasanya terdapat 2 buah konduktor yang paralel yaitu phasa-a terdiri dari
konduktor a dan , phasa-b terdiri dari konduktor-b dan dan phasa-c terdiri dari
konduktor-c dan . Susunan konduktor dari saluran transmisi 3 phasa double circuit
dan ditransposisi ditunjukkan dalam gambar-2.8..
Gbr-2.8 Saluiran Transmisi 3 Phasa Double Circuit Yang Ditransposisi
Tinjau phasa-a :
( mH/mile/phasa ) (2.57)
Equivalent spacing antara phasa hanya ditinjau pada posisi-I , karena equivalent
spacing sama pada tiap posisi yaitu :
(2.58)
(2.59)
(2.60)
(2.61)
(2.62)
(2.63)
Dimana :
(2.64)
(2.65)
(2.66)
jadi :
(2.67)
( mH/mile/phasa) (2.68)
Induktansi perkonduktor sama dengan dua kali induktansi perphasa , karena phasa-A
terdiri dari dua kondultor-a dan a' paralel yang identik, maka induktansi
perkonduktor adalah :
( mH/mile/kond ) (2.69)
Hitunglah reaktansi induktif per phasa pada 60 Hz ( 377 rad/det ) dari saluran
transmisi 3 phasa dengan spacing konduktor sama yaitu 8 ft . Konduktor yang
digunakan ACSR Ostrich 26/7 strand ( tabel 2 )
Prosedur Perhitungan :
Prosedur Perhitungan :
1. Hitung induktansi L
Hitunglah reaktansi induktif per phasa pada frekwensi 60 Hz ( 377 rad/det ) dari
saluran transmisi 3 phasa double circuit seperti gambar 2.8. Konduktor yang
digunakan konduktor ACSR 26/7 strand, Ostrich ( Tabel-2 ).
Prosedur Perhitungan :
mH/mile/phasa
BAB-III
KAPASITANSI
[ Farad ]
(3.1)
Q = muatan [ Coulomb ]
V = bedapotensial [ Volt ]
[ Coulomb ] (3.2)
(3.3)
(3.4)
Jika muatan persatuan panjang adalah maka , sehingga diperoleh rapat fluksi
sebagai berikut :
( ) (3.5)
[ ] (3.6)
Apabila ada suatu konduktor bermuatan, maka akan terjadi beda potensial
antara dua titik disekitar konduktor tersebut. Beda potensial antara dua titik adalah
sama dengan energi dalam joule per coulomb yang dibutuhkan untuk memindahkan
satu muatan positip dari titik yang rendah ketitik yang lebih tinggi potensialnya.
Misalkan suatu konduktor bermuatan positip yang berjarak dan dari titik
dan dan misalkan elemen dx berjarak x dari konduktor. Medan listrik pada jarak x
besarnya adalah sama dengan E yang ditunjukkan persamaan (3.6) , maka beda
potensial antara titik dan adalah :
= (3.7)
Misalkan saluran transmisi satu phasa seperti gambar-3.3, yaitu terdiri dari 2
konduktor a dan b masing-masing bermuatan qa dan qb.
(3.8)
dan beda potential antara konduktor a dan b yang disebabkan muatan qb adalah :
(3.9)
(3.10)
(3.11)
(3.12)
(3.13)
(3.15)
(3.16)
dimana,
[ F/m ]
Jika satuan panjang dalam mile dan ln diubah menjadi log , maka persamaan diatas
menjadi sebagai berikut :
Kapasitansi perkonduktor kenetral adalah dua kali kapasitansi kawat ke kawat yaitu ,
[ (3.19)
Hitunglah reantansi kapasitif perkonduktor keneral dari saluran tramsimi 1 phasa pada
frekwensi 60 Hz (377 rad/det ). Diameter konduktor = 0,368 in dan jarak antara
konduktor (spacing) 18 ft.
Prosedur Perhitungan :
Prosedur perhitungan :
Jadi ,
3.5. Beda Potensial Antara Dua Konduktor Dalam Satu Group Konduktor Bermuatan
Misalkan satu group konduktor yang terdiri dari m buah konduktor yang bermuatan
qa, qb, qc ....qm seperti ditunjukkan gambar-3.5.
(3.20)
(3.21)
(3.22)
(3.23)
Maka beda potensial antara konduktor-a dan b yang disebabkan semua muatan
adalah :
(3.24)
Dengan cara yang sama dapat juga dihitung tegangan antara konduktor yang
lainnya yaitu:
(3.25)
(3.26)
3.6. Kapasitansi Pada Saluran Transmisi Tiga Phasa Dengan Jarak Konduktor Sama
Susunan konduktor pada saluran transmisi tiga phasa dengan jarak konduktor yang
sama ditunjukkan seperti gambar 3.6. Masing-masing konduktor mempunyai muatan
qa,qb dan qc dimana perjumlahan muatan-muatan pada sistem 3 phasa yang seimbang
adalah nol yaitu qa + qb + qc = 0.
Dengan menggunakan persamaan (3.26) , dapat ditentukan beda potential antara dua
konduktor dalam satu group konduktor , dimana satu group terdiri dari 3 buah
konduktor.
Beda potensial antara konduktor-a dan b adalah :
(3.27)
(3.28)
Kemudian jumlahkan beda potensial Vab dan Vac sebagai berikut ini.
(3.29)
(3.30)
(3.31)
Substitusi persamaan (3.30) dan (3.31) kepersamaan (3.29) diatas, maka diperoleh :
(3.32)
Dari persamaan (3.32) diperoleh kapasitansi antara phasa-a atau konduktor-a kenetral
sebagai berikut :
3.7. Kapasitansi Pada Saluran Transmisi 3 Phasa Dengan Spacing Yang Tidak Sama
Pada saluran transimisi 3 phasa yang mempunyai susunan konduktor dengan jarak
( spacing ) konduktor tidak sama , besarnya kapasitansi per konduktor kenetral juga
tidak sama, sehingga dapat menyebabkan sistem transmisi 3 phasa menjadi tidak
seimbang. Untuk mengatasi persoalan ketidak seimbangan ini maka caranya adalah
dengan mengadakan transposisi konduktor-konduktornya , dengan transposisi artinya
konduktor phasa-a, phasa-b dan phasa-c dipertukarkan letaknya pada beberapa tempat
seperti yang ditunjukkan gambar 3.7. Dengan transposisi ini akan diperoleh
kapasitansi perkonduktor ke netral rata-rata yang sama besar, sehingga sistem tiga
phasa dapat menjadi seimbang.
Gbr 3.7 . Saluran Transmisi 3 Phasa Dengan Spacing Tidak Sama Dan Dtransposisi
(3.35)
(3.36)
(3.37)
(3.38)
(3.39)
(3.40)
(3.41)
(3.42)
(3.43)
(.3.44)
Beda potensial antara konduktor-a dan c rata-rata adalah :
(3.45)
(3.46)
(3.47)
jika :
(3.48)
= Equivalent spacing untuk saluran transmisi tidak simetris.
(3.49)
Atau :
Dengan cara yang sama dapat juga dihitung kapasitansi antara konduktor-b kenetral
dan antara konduktor-c ke neteral , hasilnya akan sama besar dengan kapasitansi
antara konduktor-a kenetral.
Jadi pada saluran transmisi 3 phasa dengan jarak konduktor tidak sama tetapi
ditransposisi, besar kapasitansi per konduktor ke neteral adalah sama besar.
( F/mile/kond-ke-netral ) (3.52)
(3.56)
(3.57)
Dimana :
(3.58)
= Shunt Capacitive Reactance at 1 ft Spacing
dan
(3.59)
Saluran transmisi 3 phasa double circuit terdiri dari 6 buah konduktor dengan susunan
seperti gambar-3.8.
Dimana Deq dan Ds besarnya sama dengan yang telah ditentukan pada Bab
induktansi yaitu :
(3.61)
dan
(3.62)
Dimana untuk kapasitansi harga r' diganti dengan r , yaitu jari-jari sebenarnya.
Jadi kapasitansi perphasa ke netral adalah :
Dalam per phasa terdapat dua buah konduktor yang identik terhubung paralel, maka
kapasitansi perhasa ke netral akan sama dengan kapasintans paralel, sehingga
kapasitansi perkonduktornya adalah sama dengan dua kali kapasitansi perphasa
kenetral, jadi :
(3.64)
Hitunglah reaktansi kapasitif per phasa kenetral dari transmisi 3 phasa pada 60 Hz
( gbr 3.9 ).
Konduktor yang digunakan ACSR Waxwing ( Tabel-2) dan panjang saluran 60 mile
( 96,6 km ).
Prosedur perhitungan :
Jadi ,
Hitunglah reaktansi kapasitif per phasa ke netral pada frekwensi 60 Hz ( 377 rad/det )
dari saluran transmisi 3 phasa double circuit seperti gambar 2.8. Konduktor yang
digunakan konduktor ACSR 26/7 strand, Ostrich ( Tabel-2 ).
Prosedur Perhitungan :
Deq =
Jadi,
Suatu konduktor yang ditunjukkan seperti gambar 3.9, dengan panjang l , penampang
A dan tahanan jenisnya maka tahanan arus searah konduktor tersebut adalah :
(3.66)
Rugi-rugi daya :
(3.67)
Dimana I adalah harga efektif dalam konduktor dengan satua ampere, dan R adalah
tahanan efektif yang sama dengan tahanan arus searah pada konduktor jika arus
mengalir dalam konduktor merata.
Standar konduktivitas internasional adalah tembaga annealed. Konduktor tembaga
hard drawn mempunyai 97 % dan aluminium 61 % konduktivitas tembaga annealed
standar. Pada temperatur C untuk tembaga hard drawn , tahanan jenisnya sama
dengan 10,66 ohm.cmil/ft atau .Untuk aluminium pada temperatur tahanan jenisnya
adalah 17 ohm.cmil/ft, atau .
Tabel -3.1 memuat daftar persentase konduktivitas konduktor, koefisien temperatur
tahanan pada berdasarkan standar IACS ( International Annealed Copper Standard ).
Tahanan arus searah konduktor pilin lebih besar dari harga yang dihitung menurut
rumus (4.1) karena dengan dipilin konduktornya lebih panjang dari konduktor yang
tidak dipilin. Penambahan tahanan karena pilinan diperkirakan 1 % untuk konduktor
pilin tiga lapis dan 2 % untuk konduktor pilin lebih besar dari tiga lapis.
(3.68)
atau :
(3.69)
Jika tahanan fungsi temperatur dilukiskan pada salib sumbu seperti gambar 3.10 ,
perpanjangan garis lurus pada grafik itu sampai memotong sumbu mendatar
memberikan suatu cara yang memudahkan untuk menentukan tahanan karena
perubahan temperatur. Titik potong garis yang diperpanjang itu dengan sumbu
temperatur adalah sama dengan suatu temperatur T dimana tahanan sama dengan nol.
(3.70)
atau
(3.71)
(3.72)
(3.73)
Untuk konduktor tembaga annealed dengan konduktivitas 100 % harga koefisien
temperatur konduktornya adalah , maka dengan menggunakan rumus (3.73)
diperoleh harga T = 234,5
Untuk konduktor tembaga hard drawn dengan konduktivitas 97 % , koefisien
temperatur konduktor pada temperatur adalah , dengan menggunakan rumus (3.73)
diperoleh T = 241 dan untuk konduktor aluminium ACSR dengan konduktivitas 61
% , dengan koefisien temperatur konduktor pada temperatur adalah diperoleh T =
228,1.
Distribusi arus secara merata di seluruh penampang suatu konduktor hanya terjadi
pada arus searah . Untuk arus bolak balik dengan pengaruh frekwensi tertentu
menyebabkan arus tidak merata pada penampang konduktor. Pengaruh ini disebut
dengan efek kulit ( skin effect ) yang menyebabkan kerapatan arus lebih besar pada
bagian permukaan dalam konduktor. Perbandingan tahanan arus bolak balik dengan
tahanan arus searah karena efek kulit dinyakan dengan suatu konstanta K , maka
tahanan arus bolak balik dapat ditulis :
(3.74)
Prosedur Perhitungan :
Gunakan rumus
Tahanan konduktor pada , dan koefisien temperatur tahanan konduktor dalam tabel
3.1 , jadi :
Jadi :
BAB-IV
Tugas utama saluran transmisi adalahah untuk menyalurkan daya aktif dari pusat
pembangkit ke pusat beban atau dari satu titik ketik yang lain. Selain dari itu saluran
transmisi juga menyalurkan daya reaktif, tetapi daya reaktif tersebut relatif kecil.
Dari gambar 4.1 dapat diperhatikan bahwa tahanan R dan reaktansi induktif
bertambah besar dengan panjang saluran dan reaktansi kapasitif paralel akan
bertambah besar jika saluran bertambah pendek ,sehingga arus bocor sangat kecil dan
dapat diabaikan. Rangkaian equivalent saluran transmisi pendek hanya terdiri dari
impedansi seri total yang dikumpulkan seperti ditunjukkan gambar 4.2.
dimana
= impedansi seri
( 4.3 )
Phasor diagram tegangan dan arus ditunjukkan seperti gambar 4.3, gambar 4.4 dan
gambar 4.5 dimana tegangan ujung penerima sebagai referensi.
Effisiensi saluran transmisi merupakan perbandingan daya output dengan daya input
dan dinyatakan dalam persen , ditulis dengan rumus :
( 4.4 )
dan
( 4.5 )
( 4.6 )
Dari rumus (1) dapat dilihat bahwa tegangan tanpa beban ( no. load ) sama dengan
tegangan ujung pengirim dan tegangan beban penuh ( full load ) sama dengan
tegangan ujung penerima dalam keadaan berbeban penuh , sehingga rumus (4.7)
menjadi :
Saluran transmisi yang panjangnya dari 50 - 150 mile reaktansi kapasitif paralel akan
bertambah kecil dibandingkan dengan saluran tansmisi pendek , sehingga
menyebabkan adanya arus bocor. Model rangkaian equivalent saluran transmisi
panjang menengah dapat digambarkan menjadi dua model , yang pertama model -
seperti gambar 4.5 dan yang kedua model-T seperti gambar 4.6. Pada rangkaian
equivalent model- impedansi seri total Z dikumpulkan ditengah-tengah saluran dan
reaktansi kapasitif paralel toatal sebahagian dikumpulkan diujung pengirim dan
sebahagian dikumpulkan diujung penerima.
( 4.9 )
dan ( 4.10 )
Dalam matriks :
(4.11)
4.2.2 Rangkaian Equivalent Model - T
(4.12)
dan (4.13)
dimana :
(4.15)
(4.16)
(4.17)
dan
(4.18)
Kemudian substitusi persamaan (4.15) dan (4.16) ke persamaan ( 4.17) dan (4.18),
diperoleh :
(4.19)
dan
(4.20)
(4.21)
Substitusi persamaan (4.21) ke persamaan (4.15) , diperoleh besar arus pada jarak x
sebagai berikut.
maka diperoleh :
(4.22)
(4.23)
dan
(4.24)
Dengan mengganti pada persamaan (4.21) dan (4.22) akan diperoleh tegangan dan
arus saluran transmisi pada sembarang titik yang berjarak x dari ujung penerima
seperti yang ditunjukkan persamaan (4.25 ) dan persamaan (4.26)
(4.25)
dan
(4.26)
Persamaan (4.25) dan (4.26) merupakan gelombang tegangan dan arus , bahagian
pertama gelombang arah maju ( incident ) dan bahagian kedua gelombang arah mudur
( reflected ) dapat juga ditulis dengan rumus (4.27) dan (4.28).
(4.27)
(4.28)
Dari persamaan (4.26) dan (4.27) bila x = l , besar tegangan V dan arus I akan sama
dengan tegangan dan arus pada ujung pengirim yang diberikan oleh persamaan (4.29)
dan (4.30).
(4.29)
(4.30)
dimana : (4.31)
(4.32)
= impedansi karakteristik [ ]
= konstanta rambat gelombang
= konstanta redaman [ neper/mile ]
= konstanta sudut phasa [ radian/mile ]
Panjang gelombang adalah :
[ mile ] (4.33)
Kecepatan rambat gelombang adalah :
[ mile/det ] (4.34)
dimana : f = frekwensi [ Hz ]
Tegangan dan arus ujung pengirim pada persamaan (4.25) dan (4.26) dapat dibuat
dalam bentuk fungsi hyperbolic.
(4.35)
dan
(4.36)
Untuk x = l , diperoleh tegangan dan arus pada ujung pengirim seperti persamaan
( 4.35) dan (4.36).
(4.37)
(4.38)
Dalam bentuk matriks adalah :
(4.39)
BAB - V
KONSTANTA UMUM ABCD DARI SALURAN TRANSMISI
(5.5)
Tegangan pada sisi input :
(5.6)
Kemudian substitusi persamaan (5.1) dan (5.5) ke persamaan (5.6) akan diperoleh
tegangan pada sisi input :
(5.7)
Persamaan ( 5.5) dan (5.7) dapat diserhanakan dengan memisalkan :
(5.8)
dan
(5.9)
Suatu saluran transmisi 3 phasa, 60 Hz, panjang 225 mile, mempunyai parameter
sebagai berikut :
mH/mile
F/mile
Saluran transmisi melayani beban 125.000 KW pada tegangan 200 KV, power factor
100 %.
Hitung : a. Tegangan arah maju dan tegangan yang dipantulkan pada ujung
penerima.
b. Tegangan arah maju dan tegangan yang dipantulakn pada ujung
pengirim
c. Tegangan pada ujung pengirim
d. Panjang gelombang
e. Kecepatan rambat gelombang
Prosedur Perhitungan :
1. Hitung impedansi seri persatuan panjang
/mile
7. Hitung tegangan arah maju dan tegangan yang dipantulkan pada ujung penerima
line to neutral
Untuk x = 0 :
Volt
Volt
8. Hitung tegangan arah maju dan tegangan yang dipantulkan line to neutral pada
ujung pengirim
Untuk x = l :
Volt
Volt
Volt
Tegangan line to line pada ujung pengirim adalah :
Dengan menggunakan rumus tegangan dan arus ujung pengirim bentuk fungsi
hyperbolic, hitunglah :
a. Tegangan dan arus pada ujung pengirim
b. Pengaturan tegangan saluran transmisi
c. Effisiensi saluran transmisi
Prosedur Perhitungan :
1. Hitung tegangan ujung pengirim
Tegangan ujung pengirim
Volt
Tegangan ujung pengirim line to line
A
Daya ujung pengirim :
KW
Prosedur perhitungan :
1. Tentukan konstanta ABCD
Volt
Tegangan ujung pengirim line to line :