ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan RahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ADMINITRASI
PENDIDIKAN ini dengan baik. Kami berterimakasih kepada Bapak Drs.H. T.
Darmansyah. MA selaku dosen mata kuliah Adminitrasi pendidikan yang telah
memberikan bimbingan dan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami meminta maaf jika ada kesalahan pada penulisan dan kami juga mengharap
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas makalah ini. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan pembaca.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan....................................................................................................4
BAB II Pembahasan...................................................................................................6
Kesimpulan................................................................................................................8
Daftar Pustaka............................................................................................................9
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Perencanaan dan Pengorganisasian Pendidikan?
b. Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi Organisasi Pendidikan?
c. Apakah yang dimaksud dengan Koordinasi dan Pengawasan Pendidikan?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian dari Perencanaan dan Pengorganisasian Pendidikan
4
b. Mengetahui pengertian dari Komunikasi Organisasi Pendidikan
c. Mengetahui pengertian dari Koordinasi dan Pengawasan Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
hadist mengenai fungsi administrasi pendidikan pada point pertama yaitu fungsi perencanaan
sebagimana disebutkan oleh Nabi Muhammad saw:
5
Artinya : Dari Ibnu Umar R.A ia berkata Rasulullah SAW telah memegang pundakku, lalu
beliau bersabda: ”Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan perantau (orang asing) atau orang
yang sedang menempuh perjalanan. Ibnu Umar berkata: ”Jika engkau diwaktu sore maka jangan
menunggu sampai waktu pagi dan sebaliknya,jika engkau diwaktu pagi maka janganlah
menunggu sampai waktu pagi janganlah menunggu sampai diwaktu sore, dan gunakanlah
sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu”. (HR.Bukhari).
Hadis tersebut menjelaskan tentang hakikat perencanaan dalam hidup dan kehidupan
manusia dan dapat diterapkan dalam administrasi pendidikan, dimana dalam perencanaan adalah
bagaimana cara kita mempersiapkan bekal jangka pendek dan jangka panjang.
Dengan kata lain bahwa perencanaan merupakan tindakan memilih dan menetapkan
segala program dan sumber daya yang dimilki oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuannya
di masa depan secara optimal. Dalam perencanaan meliputi beberapa tahapan yaitu :
a. Perumusan tujuan, yang mana perencanaan harus merumuskan tujuan yang ingin
dicapai
b. Perumusan kebijaksanaan, yaitu perumusan cara dan koordinasi kegiatannya
untuk mencapai tujuan secara terarah dan terkontrol
c. Perumusan prosedur,yaitu menentukan peraturan atau batasan-batasab dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki
d. Perencanaan skala kemajuan, merumuskan standar hahsil yang akan dicapai pada
rentang waktu tertentu
e. Perencanaan bersifat totalitas dengan melibatkan seluruh komponen internal
organisasi dan lingkungan eksternalnya1
6
jabatan dan menentukan hubungan antar komponen organisasi tersebut, namun yang paling
penting adalah mempertimbangkan orang-orangnya dengan memperhatikan kebutuhannya agar
berfungsi dengan baik.Organisasi dalam arti statis yaitu oraganisasi sebagai wadah manajemen,
sehingga memberikan bentuk bagi manajemen yang memungkinkannya dapat bergerak.
hadist tentang fungsi administrasi " Pengorganisasian" Yaitu terdapat dalam
kitab sahih Bukhari Muslim sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
Artinya: "Dari Abi Musa dari Nabi SAW., beliau bersabda, “Sungguh (sebagian) mukmin
kepada (sebagian) mukmin lainnya seperti bangunan, yang menguatkan sebagian dengan
sebagian lainnya.” Dan beliau menyilangkan jari-jarinya. “(HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadist di atas jelaskan bahwa kita sebagian seorang mukmin dengan mukmin
lainnya bagian bangunan yg kokoh. Dikaitkan kedalam kehidupan kita itulah organisasi, yg
bertujuan agar kita saling tolong menolong, saling membantu dan saling berjuang untuk
mencapai tujuan bersama.
2
Hilal Mahmud. Adminitrasi Pendidikan (Makassar:Aksara timur,2015)hlm.8
7
dan pekerjaan akan tetapi yang lebih penting dari itu dilaksanakan oleh masing-masing sesuai
kualifikasi dan kompetensinya. Ada tiga langkah untuk sebagai prosedur pengorganisasian antara
lain:
Turney (1992: 200) mengemukakan beberapa tugas yang harus dilaksanakan dalam
pengorganisasian yaitu:
8
Pendapat lain menegaskan bahwa komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide,
penjelasan, perasaan, pernyataan dari orang ke orang atau dari kelompok3.
Komunikasi adalah peroses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang
ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di
dalam suatu organisasi. Unsur-unsur esensial suatu organisasi melingkupi suatu maksud
bersama, orang-orang yang bersedia membantu tercapainya maksud itu dan komunikasi. Tanpa
komunikasi tiada maksud bersama akan dipahami dan diterima semua organisasi. Juga tidak
akan ada usaha yang terkoordinasi dari mereka yang membantu tercapainya maksud itu. Jika
komunikasi di suatu organisasi berjalan sepenuhnya. Organisasi sangat mungkin akan difahami
oleh semua anggotanya, dan mereka akan cenderung untuk berbuat dengan cara yang kooperatif
dan terkoordinasi menuju pencapaian maksud-maksud itu. Jika komunikasi tidak berjalan dengan
semestinya, maksud-maksud mungkin tidak akan difahami sama sekali dan orang-orang akan
cenderung untuk berbuat dengan cara yang sedikit-banyak sewenang-wenang dan tak
terkoordinasi.
Ayat Al-Qur'an tentang "pengkomunikasian" yaitu terdapat pada QS. An Nisa ayat 63:
َ ِأُولَئ
ْ ك الَّ ِذينَ يَ ْعلَ ُم هَّللا ُ َما فِي قُلُوبِ ِه ْم فَأ َ ْع ِرضْ َع ْنهُ ْم َو ِع
ظهُ ْم َوقُلْ لَهُ ْم فِي أَ ْنفُ ِس ِه ْم قَوْ ال بَلِي ًغا
Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati
mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah
kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.
Qaulan baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif,
mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit
atau bertele-tele.Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan
hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh komunikan.
2. Proses komunikasi
3
Oteng Sutisna, op.cit, hal.190
9
Unsur-unsur proses komunikasi. Proses komunikasi memerlukan tersedianya sejumlah
unsur:
a. Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah
kebutuhan ide, atau informasi untuk diberitahukan.
b. Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bisa dinyatakan dalam
kata-kata perbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai.
c. Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, persaana atau
ide yang dimaksudkan untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada
siapa berita itu ditujukan.
d. Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita.
e. Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respons dipihak
penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui
apakah berita itu telaah diterima dan diinterpresikan dengan betul atau tidak.
10
Ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang komunikasi organisasi pendidikan
هّٰلل
ِ ي اَل تُ ْش ِر ْك بِا ِ ۗاِ َّن ال ِّشرْ كَ لَظُ ْل ٌم ع
َظ ْي ٌم َّ ََواِ ْذ قَا َل لُ ْقمٰ نُ اِل ْبنِ ٖه َوهُ َو يَ ِعظُهٗ ٰيبُن
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S
luqman : 13)
5
“Eka Prihati, Teori Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta,2011,h.13
11
Ayat tentang "pengertian administrasi pendidikan" administrasi pendidikan adalah
tindakan mengkoordinasikan prilaku manusia dalam pendidikan, agar semua daya yang ada
dapat ditata sebaik mungkin, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif.
Tanpa koordinasi sulit untuk mengharapkan bahwa pengaturan kegiatan dengan tertib
dari dua orang atau lebih dalam mengerjakan suatu tujuan bersama akan dicapai. Melalui proses
organisasi berbagai bagian suatu usaha di hubungan dengan setiap bagian lainya. Tapi, yang
mempengaruhi bagian-bagian ini supaya berfungsi sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi dan
harmonis adalah kegiatan mengkoordinasi6. Ia mempersatukan bagian-bagian dan membuat tiap
bagian itu melengkapi dan mendukung yang lainnya. Fungsi koordinasi dalam organisasi
barangkali bisa dilukiskan paling baik dengan cara suara dari berbagai instrumen dalam suatu
orkes simfoni dirangkaikan sehingga menghasilkan suatu pagelaran melodi, harmonis dan ritmis.
Adanya bermacam-macam tugas/pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang,
memerlukan adanya koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya
6
Herabudin, Opcit, h.139.
12
persaingan yang tidak sehat dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan. Dengan adanya koordinasi
yang baik, semua bagian dan personel dapat bekerja sama menuju kesatu arah tujuan yang telah
ditetapkan. Koordinasi ini perlu untuk mengatasi kemungkinan adanya duplkasi dalam tugas,
perebutan hak dan tanggung jawab, ketidakseimbangan dalam beratrintangannya pekerjaan,
kesimpangsiuran dalam menjalankan tugas dan kewajiban.
Menurut Sutisna, proses koordianasi bisa dibagi dalam tiga tingkat. Pertama,harus ada
rencana perilaku yang telah dibuat bagi semua anggota kelompok. Kedua, seluruh rencana itu, atau
sedikitnya bagian-bagiannya yang releven harus dipahami oleh setiap orang yang terlibat. Ketiga,
kesediaan setiap orang untuk berbuat sesuai dengan rencana harus dikembangkan.
Dengan begitu, koordinasi dalam organisasi pendidikan harus ditata oleh administrator
utama yaitu kepala sekolah dan tata usaha. Semua komponen tersebut menjadi kunci melakukan
kesamaan pandangan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Karena itu, koordinasi memerlukan
keterampilan komunikasi yang baik dalam organisasi pendidikan sehngga tidak ada yang salah
memahami tugas pokok dan fungsiya dan salah dalam melaksanakan pekerjaan, padahal pekerjaan
tersebut merupakan tanggung jawab orang lain. Karena itu setelah pembagian tugas maka unit-uit
lainnya melakukan koordinasi dalam hal pekerjaan yang memerlukan dukungan unsur lainnya
untuk efektivitas suatu sekolah dalam mencapai tujuannya7.
Dalam praktiknya disetiap sekolah, koordinasi ini dijalankan oleh semua unit yang ada
disekolah, baik oleh kepala sekolah para wakil kepala sekolah, tata usaha, wali kelas, unit
bimbingan konseling dan perpustakaan. Kegiatan yang dikoordinasikan adalah semua kegiatan
yang ditangani oleh masing-masing unit/unsur dan berhubungan dan keberhasilannya satu dengan
yang lainnya sehingga melalui komunikasi semua saling memperkuat untuk menunjukkan kinerja
pribadi, kinerja unit dan kinerja sekolah.
Salah satu fungsi pokok administrasi adalah koordinasi. Organisasi tanpa koordinasi sulit
kiranya untuk mengatur seluruh rencana dan implementasi rencana kegiatan dalam usaha mengejar
tujuan bersama. Hubungan kerja yang telah diatur dalam proses pengorganisasian dipengaruhi agar
berfungsi sebagai satu kesatuan melalui kegiatan pengorganisasian.
7
M.Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosadakarya,2009),hlm.2
13
Menurut Stoner (dalam Amtu, 2011), coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah
satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan dengan menghubungkan dan
menyelaraskan perkerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah.
Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang telah dibagi tidak
dikerjakan menurut kehendak pribadi atau masing-masing kelompok, tetapi harus dikerjakan
menurut aturan dan dipandu oleh seorang koordinator.
Pengkoordinasian tidak selalu terjadi di dalam internal organisasi, karena pada kenyataannya
organisasi selalu berhubungan dengan masyarakat. Organisasi pendidikan dalam hal ini sekolah
negeri, pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan selalu dikaitkan dengan kegiatan
pelaporan yang berkoordinasi dengan pejabat berwenang di atas kepala sekolah. Menurut Susilo
(2014), koordinasi terdiri dari beberapa tipe di antaranya koordinasi vertikal, horizondal dan
diagonal. Berikut adalah tipe-tipe koordinasi:
1. Koordinasi vertikal, adalah koordinasi antara pimpinan dengan bawahan langsung atau
pimpinan dengan atasan.
2. Koordinasi Horizontal, adalah koordinasi antara unit dengan unit selevel di bawah
pimpinan
3. Koordinasi Diagonal, adalah koordinasi antara personil yang bekerja pada tingkatan yang
berbeda.
4. Koordinasi Eksternal, adalah koordinasi antara organisasi dengan lingkungan di luar
organisasi.
Organisasi sekolah yang di dalamnya terdapat pembagian tugas yang sangat subtansi, maka
pengkoordinasian mutlat diperlukan. Pembagian tugas mengajar dan pengaturan jadwal pelajaran
yang tidak dikoordinasikan dapat menyebabkan gagalnya seluruh program perencanaan.
Koordinasi yang baik tidak lepas dari peran kepala sekolah sebagai manajer. Sagala (2009)
menjelaskan, koordinasi yang baik dapat terwujud dengan beberapa syarat, di antaranya
pembagian kerja yang jelas, semangat kerja yang besar di antara personil, tersedianya fasilitas
kerja yang memadai, kontak hubungan yang lancar dan memulai suatu tahapan pekerjaan dengan
benar.
14
b. Proses Pengkoordinasian
Menyusun hirarki organisasi yang jelas dan sederhana. Menyusun hirarki organisasi
sebetulnya sudah dilakukan pada tahap pengorganisasian. Pada tahap ini, perlu adanya
penyederhanaan dan pembagian kerja setiap unit yang lebih spesifik agar masing-
masing personil mengerti betul dengan siapa dia harus berkoordinasi dalam
pekerjaannya.
Menentukan kebijakan dan deskripsi unit kerja yang jelas. Beberapa kebijakan perlu
disampaikan dalam deskripsi kerja untuk meminimalisair tumpang tindih pekerjaan
dan efektifitas koordinasi. Suatu contoh kebijakan yang mengatur personil, ketika
personil ingin berkoordinasi dengan lingkungan eksternal organisasi maka perlu
diketahui pimpinan terlebih dahulu.
Memilih koordinator dari masing-masing unit. Disetiap unit dalam organisasi besar
biasanya dipilih seorang kepala unit yang didelegasikan sebagai koordinator. Kepala-
kepala unit inilah yang berperan membantu manajer berkoordinasi ke dalam
keseluruhan unit.
Menyusun jadwal pertemuan rutin. Pertemuan rutin perlu dilakukan untuk mengetahui
secara berkala apakah seluruh pekerjaan berjalan dengan baik. Pertemuan rutin juga
bermanfaat bagi personil untuk mengungkapkan ide-idenya yang bisa didengar
langsung oleh semua unit.
Mengadakan monitoring dan evaluasi. Melalui kegiatan ini, seorang manajer
menerima informasi dari pengamatan atau laporan unit untuk menilai apakah kegiatan
yang sedang atau sudah berjalan perlu dikoordinasikan kembali atau tidak.
2. Pengawasan (Controlling)
15
Pengawasan (Controlling)8.Pengawasan menuntut kepada para manajer untuk
menggunakan kewenangan mereka dalam rangka menjamin bahwa tindakan pekerja sesuai
dengan tujuan dan aturan organisasi. Otoritas tersebut memberdayakan para manajer untuk
menggunakan kekuasaan dan kontrol terhadap bawahan guna mengarahkan aktivitas mereka
demi kemajuan organisasi. Posisi bawahan dituntut untuk senantiasa dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya dengan berhasil oleh atasannya sesuai kewenangan atasan yang ada dalam
organisasi. Proses pengawasan mencatat segala kejadian yang berkembang dalam organisasi
untuk memastikan bahwa organisasi berjalan sesuai dengan arah yang benar agar dapat sampai
pada tujuannya dan memungkinkan manajer mendeteksi terjadinya penyimpangan-
penyimpangan dari perencanaan yang telah dibuat dan mengambil tindakan korektif pada waktu
yang tepat. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan,
dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Artinya: Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu atas
kerjamu sebelum melihat kerja orang lain, (HR. Tirmidzi: 2383).
Dari hadis diatas bahwa Nabi Muahmmad SAW menganjurkan perlu melaksankan
pengawasan terhadap setiap pekerjaan dan memperhatikan pekerjaan terhadap diri terlebih
dahulu dibanding melakukan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain.
Oteng Sutisna (1983 : 203) menegaskan bahwa tindakan pengawasan terdiri dari tiga
langkah universal, yaitu:
8
Hadijaya, yusuf,h.22-23.
16
Pengawasan manajemen sekolah adalah usaha sistematis menetapkan standar kinerja
(performance standart) dengan perencanaan sasarannya yang dengan sendirinya pengawasan
tersebut akan membangun sistem informasi umpan balik. Membandingkan prestasi kerja dengan
standar yang telah ditetapkan lebih dahulu sangat diperlukan untuk menentukan apakah ada
penyimpangan (deviation) dan mencatat besar kecilnya penyimpangan, kemudian mengambil
tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber sekolah dimanfaatkan secara
efektif dan efisien. Di bidang pendidikan, pengawas merupakan individu atau personil
pendidikan yang bertugas untuk menguji, memeriksa, memverifikasi, dan memeriksa ulang
segala aktivitas kependidikan dengan segala fasilitas penunjangnya. Secara terintegrasi pengawas
akademik dapat bertindak sebagai supervisor yang harus membina personil pendidikan lain di
sekolah yang berhubungan dengan faktor akademik, antara lain guru, kepala sekolah,
pustakawan sekolah, dan teknisi sumber belajar/media pembelajaran di sekolah.
17
Rencana atau standar yang mendasari pengukuran pengawasan mungkin
memerlukan perbaikan bila keadaan yang mendasarinya berubah.
Pengawasan harus bersifat peventif, ia arus dapat mencegah timbulnya
penyimpangan dari rencana semula. Untuk ini pengawasan harus prediktif artinya ia
harus mampu mengatasi dan mengidentifikasi suatu masalah sebelum itu terjadi.
Sistem pengawasan harus dapat dipahami. Jika pengawasan hendak berarti, orang-
orang yang terlibat harus memahami apa yang hendak dicapai oleh pengawasan itu
dan bagaimana mereka selaku individu dapat menarik manfaat sepenuhnya dari
hasil.
Pengawasan hanyalah alat administrasi, pelaksanaan pengawasan harus
mempermudah tercapainya tujuan-tujuan. Oleh karena itu, pengawasan harus
bersifat membimbing supaya para pelaksana meningkatkan kemampuan mereka
dalam melaksanakan tugas-tugas yang ditentukan bagi mereka.
Sedangkan evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan
mengetahui sampai dimana pelaksaan yang dilakukan dalam proses keseluruhan organisasi
mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh unsur pimpinan
maupun oleh bawahan, memerlukan adanya evaluasi. Dengan pengetahuan kesalahan atau
kekurangan serta kemacetan yang diperoleh dari tindakan evaluasi itu selanjutya dapat
diusahakan bagaimana cara-cara memperbaikinya.
18
secara periodik dan juga insidental terhadap seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran,
kesiswaan, pembinaan personil, dan hubungan masyarakat.
Kesimpulan
Administrasi Pendidikan ialah proses kolaborasi antara yang satu dengan yang lainnya
yang mempunyai tujuan yang hendak dicapai bersama dengan melakukan kiprah sebaik mungkin
dengan memanfaatkan fasilitas untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang produktif.
Administrasi pendidikan merupakan suatu kegiatan kolaborasi atau proses pengintegrasian
segala sesuatu baik personal maupun material yang tergabung dalam orgaisasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya biar efektif dan efisien.
(1) perencanaan,
(2) pengorganisasian,
(3) penyusunan,
(4) pengarahan,
(5) pengkoordinasian,
(6) penganggaran,
(7) pergerakan,
(8) penilaian
Adapun tujuan dari manajemen pendidikan adalah:
1. Efektifitas produksi
2. efesiensi
3. kemampuan beradaptasi (adaptivenes)
4. kepuasan kerja
19
Administrasi pendidikan juga mempunyai sebuah ruang lingkup (bidang garapan) didalam
pengelolaannya. Diantara manajemen pendidikan adalah:
Saran
Administrasi pendidikan sangat diharapkan dalam kegiatan pendidikan guna untuk
mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang di lakukan dan tidak hanya itu sanggup juga
menginventaris kelengkapan media-media atau sarana belajar. Apabila suatu sekolah tidak
memakai manajemen pendidikan maka sekolah itu tidak akan berhasil dan cenderung kacau.
Selanjutnya, mudah-mudahan makalah ini sanggup dimanfaatkan oleh semua pembaca dan
sanggup dimanfaatkan. Atas kritik dan seran dari pembaca, penulis ucapkan terimakasih.
20
DAFTAR PUSTAKA
21