Dunia binatang ( Animal Kingdom ) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang
masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi
menjadi golongan-golongan yang lebih kecil yang disebut Klas. Dari Klas ini kemudian
digolongkan lagi menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan
Spesies (jenis).
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah
Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan
Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain-lain). Dalam uraian berikut akan dibicarakan secara
singkat tentang sifat-sifat morfologi luar anggota filum tersebut.
a. Filum Nematoda
Sastrosuwignyo (1990) menyatakan bahwa tidak semua anggota Nematoda berperan
sebagai hama tanaman atau bersifat parasitik, namun ada juga yang bersifat saprofag yang
tidak merugikan tanaman. Nematoda sering ditemukan pada tempat-tempat atau habitat yang
basah, misalnya dalam air, tanah, tanaman, binatang, dan manusia.
Nematoda berukuran sangat kecil, berbentuk silindris, tidak berwarna (transparan),
bilateral simetris, tidak beruas, mempunyai rongga tubuh semu (pseudocoelomates), bagian
kepala agak tumpul, sedangkan bagian ekornya agak runcing. Selama hidupnya nematoda
dapat mengalami pegantian kulit sebanyak empat kali.
Nematoda parasitik ditandai dengan adanya stilet yang berfungsi mencucuk dan
mengisap jaringan tanaman. Sementara itu, nematoda saprofag tidak mempunyai alat ini. Ada
dua jenis stilet, yaitu Odontostilet dan Stomatostilet. Odontostilet adalah stilet yang
berbentuk seperti pisau tanpa knobb (pompa) pada bagian pangkal. Sedangkan stomatostilet
berbentuk seperti pisau dengan knobb pada bagian pangkalnya. Tipe odontostilet terdapat
pada ordo Dorylaimida, sedangkan tipe stomatostilet terdapat pada ordo Tylenchida.
Cara nematoda menyerang tanaman bervariasi, yaitu :
a. Ektoparasit, yaitu menyerang dari luar jaringan tanaman, misalnya Criconemoides sp dan
Xiphinema sp.
b. Endoparasit, yaitu menyerang dari dalam jaringan tanaman. Ada yang bersifat sedentary
(menetap), misalnya nematoda puru akar (Meloidogyne spp.), dan ada yang bersifat migratory
(berpindah), misalnya Pratylenchus sp.
c. Ektoendoparasit, yaitu setelah dewasa nematoda meletakkan sebagian tubuhnya ke dalam
tanaman, misalnya Rotylenchus sp.
d. Endoektoparasit, yaitu telur dan larva berkembang dalam tubuh tanaman, kemudian
sebagian tubuhnya keluar dari jaringan tanaman, misalnya Heterodera sp.
Akibat serangan nematoda, maka tanaman akan mengalami gejala kerusakan yang
beragam, tergantung jenis nematodanya. Berdasarkan gejala kerusakannya, nematoda
dibedakan menjadi :
a. Nematoda puru/bengkak (gall nematodes), misalnya Anguina tritici penyebab puru pada
daun dan biji gandum.
b. Nematoda batang (stem nematodes), misalnya Ditylenchus dipsaci yang menyebabkan
pembengkakan batang dan pembusukan umbi lapis (bawang).
c. Nematoda daun (leaf nematodes), misalnya Aphelenchoides besseyi yang menyebabkan
pucuk daun memutih pada tanaman padi.
d. Nematoda puru akar (root-knot nematodes), misalnya Meloidogyne sp yang
menyebabkan perakaran membengkak pada famili Solanaceae, sehingga pertumbuhan
tidak normal.
Nematoda dapat berperan sebagai vektor penyakit, misalnya dari ordo Dorylaimida
yaitu nematoda jarum (Longidorus sp.) dan nematoda keris (Xiphinema sp.). Keduanya
bersifat ektoparasit dan dapat menularkan penyakit virus. Nematoda ini menyerang tanaman
dengan cara mencucuk dan mengisap cairan sel akar. Luka tusukan tersebut sering diikuti
oleh serangan mikroorganisme sekunder (bakteri dan cendawan) sehingga menimbulkan
pembusukan. Akibatnya pertumbuhan tanaman merana dan perkembangannya terhambat.
b. Filum Mollusca
Kelas Gastropoda merupakan salah satu kelas anggota filum Mollusca yang banyak
berperan sebagai hama tanaman. Tubuh anggota kelas Gastropoda ada yang dilindungi oleh
cangkang (shell), adapula yang tidak. Sebagai contoh yaitu bekicot (Achatina fullica Bowd.),
Semperula maculata, siput bugil (Parmarion pupillaris Humb.), dan Sumpil (Lamellaxis
gracilis Hutt.).
Bekicot berasal dari Afrika Timur atau Afrika Selatan ini memiliki panjang tubuh 10
cm-13 cm. Cangkang bekicot berbentuk kerucut berulir, berwarna coklat-kekuningan dengan
bercak coklat kehitaman yang memanjang. Tubuh berwarna coklat, berlendir dan perutnya
berfungsi sebagai kaki. Mempunyai dua pasang sungut (antena), yaitu sungut depan yang
berfungsi sebagai peraba dan sungut di belakang yang berfungsi sebagai mata. Bekicot dan
anggota Gastropoda yang lain menggunakan gigi parut (radula) untuk menggigit dan
mengunyah bagian tanaman yang berdaging tebal dan berair. Biasanya menyerang tanaman
pada malam hari, dan banyak ditemukan di tempat-tempat yang berair dan mempunyai
kelembaban tinggi (Rukmana dan Saputra, 1997).
Semperula maculata banyak ditemukan menyerang daun tembakau yang masih
muda, anggrek dan karet. Tubuhnya berwarna kelabu kehijauan, berukuran sebesar
kelingking (Kalshoven, 1981).
Siput bugil (Parmarion pupillaris Humb.), tubuhnya tidak dilindungi cangkang.
Warna cokelat kekuningan, abu-abu atau hitam, dengan panjang tubuh 3 cm-5 cm. Biasanya
siput ini menyerang daun tembakau muda, daun teh (menggulung daun teh), dan pucuk
tanaman karet (Rukmana dan Saputra, 1997).
Sumpil (Lamellaxis gracilis Hutt) memiliki pelindung (rumah) berbentuk silindris,
kecil, berwarna kuning muda. Panjang tubuhnya ± 11 mm. Sumpil sering merusak
persemaian bermacam-macam sayuran dan tanaman hias (Rukmana dan Saputra, 1997).
c. Filum Chordata
Filum Chordata mempunyai banyak anggota, namun tidak semuanya berperan sebagai
hama tanaman. Anggota filum ini yang banyak berperan sebagai hama adalah Kelas Mamalia
(hewan menyusui) dan kelas Aves (burung).
Dari kelas mamalia, ordo Rodentia (binatang mengerat) merupakan ordo yang paling
merugikan, misalnya tupai (Callosciurus notatus) dan tikus sawah (Rattus rattus
argentiventer). Disamping itu kelelawar, musang, landak, dan satwa liar seperti gajah, kera,
babi hutan, rusa, dan beruang juga dapat berperan sebagai hama yang merugikan. Sedangkan
dari kelas aves yang berperan sebagai hama misalnya burung pipit (Lonchura
leucogastroides (Horsf. dan Moore)).
1. Tupai (Callosciurus notatus)
Tupai banyak merusak buah kelapa dengan cara mengerat, baik pada waktu siang
maupun malam. Tubuh tupai berwarna kelabu sampai hitam pada bagian perut sampai
kepalanya, dan di bagian punggung berwarna hitam pada pangkal dan kuning di ujung. Tupai
betina mempunyai 6 pasang kelenjar susu dan satu tahun mampu beranak 8 kali
(Kalshoven,1981).
Tupai menyerang buah kelapa yang sudah tua, dengan ciri serangan terdapat lubang
bekas gigitan pada ujung buah dengan sisi yang rapi/rata (Rukmana dan Saputra, 1997).
2. Tikus (Rattus-rattus spp.)
Tikus merupakan hama paling penting dibandingkan dengan hama-hama dari
golongan mamalia lainnya. Perkembangbiakan tikus sangat cepat, dan tanaman yang
disukainya cukup banyak. Tikus dapat menyebabkan kerusakan tanaman padi pada areal yang
luas sejak di persemaian sampai menjelang panen. Disamping itu tikus juga menyerang
tanaman lainnya yaitu jagung, kedelai, kacang tanah, ubi jalar, tebu, kelapa, dan kelapa sawit
(Kalshoven,1981).
Pada umumnya tikus menyerang tanpa mengenal tempat, sejak di persemaian,
pertanaman sampai di tempat penyimpanan. Tikus aktif menyerang tanaman pada malam
hari. Tikus yang lapar akan memakan hampir semua benda yang dijumpainya. Jika makanan
cukup tersedia, tikus akan memilih jenis makanan yang paling disukai, seperti padi yang
sedang bunting, dan jagung muda. Pada saat makanan banyak tersedia, perkembangbiakan
tikus berlangsung sangat cepat (Rukmana dan Saputra, 1997).
Menurut Priyambodo (1995), terdapat 8 spesies tikus yang berperan sebagai hama,
yaitu :
a. Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer (Rob. & Kl.))
b. Tikus rumah (Rattus rattus diardi (Jent.))
c. Tikus cokelat/tikus riul (Rattus rattus norvegicus Berk.)
d. Mencit rumah (Mus musculus)
e. Tikus pohon (Rattus tiomanicus Miller)
f. Tikus huma/ladang (Rattus exulans Peale)
g. Tikus wirok (Bandicota indica Bechst.)
h. Mencit ladang (Mus caroli)
Pada umumnya tekstur rambut/bulu tikus agak kasar, kecuali pada mencit yang
lembut dan halus. Hidung tikus berbentuk kerucut, kecuali tikus wirok dan tikus cokelat
hidungnya berbentuk kerucut terpotong. Tikus wirok, tikus cokelat, tikus sawah, dan mencit
ladang, disebut hewan terestrial dengan ciri-ciri : ekor pendek, panjangnya sama dengan
panjang tubuh, ujung jari halus, tonjolan pada telapak kaki kecil dan halus. Sedangkan tikus
pohon, tikus rumah, tikus huma, dan mencit rumah, disebut hewan arboreal dengan ciri-ciri :
ekor panjang lebih panjang dari ukuran tubuh, ujung jari kasar, tonjolan pada telapak kaki
besar dan kasar. Tikus pohon merupakan hama utama kelapa, biasanya melubangi buah
kelapa yang masak/tua dengan lubang tidak teratur di dekat tangkai (Priyambodo, 1995).
Tiga jenis tikus yang sering merusak tanaman pertanian menurut Kalshoven (1981)
adalah sebagai berikut :
a. Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer).
Tikus sawah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 270 mm – 370 mm.
2. Berat badan rata-rata ± 130 gram.
3. Panjang ekor ± 95 persen panjang badan (dari kepala sampai pangkal ekor).
4. Tikus betina mempunyai 12 puting susu, yaitu terdiri atas tiga pasang di bagian dada dan
tiga pasang di bagian perut.
5. Warna badan kelabu gelap, sedang bagian dada dan perutnya berwarna keputih-putihan.
b. Tikus rumah (Rattus rattus diardi).
Tikus rumah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 220 mm – 370 mm.
2. Panjang ekor sama atau lebih panjang 105 persen dari panjang badan (hidung sampai
pangkal ekor).
3. Tikus betina mempunyai puting susu 10 buah, yaitu terdiri dari dua pasang di bagian dada
dan tiga pasang di bagian perut.
4. Warna bulu badan bagian atas dan bagian bawah cokelat tua kelabu.
5. Makanan tikus rumah diperoleh dari sisa makanan manusia, atau makanan yang disimpan
tidak rapi, dan hasil pertanaman yang disimpan di gudang atau tanaman-tanaman yang berada
di kebun dekat rumah.
Kerusakan (kerugian) yang ditimbulkan oleh hama tanaman menurut Rukmana dan
Saputra (1997), antara lain sebagai berikut :
1. Kerugian secara kuantitas (berkurangnya hasil atau produksi) antara lain sebagai berikut :
a. Serangan kumbang daun Aulacophora similis Oliver dengan cara memakan daun dan
bunga pada famili Cucurbitaceae (semangka, melon, mentimun, dan pare) menyebabkan
produksi tanaman tersebut menurun (rendah).
b. Serangan kumbang penggerek buah kapas Amorphoidea sp. dapat menyebabkan buah
tersebut gugur sebelum masak.
c. Serangan serangga Amrasca flavescens F. atau Empoasca flavescens F. pada tanaman
kapas yang masih muda dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut tidak normal
sehingga produksi menurun.
d. Serangan ulat tanah Agrotis ipsilon Hufn. yang memakan berbagai jenis tanaman (polifag),
terutama tanaman muda, dapat menyebabkan tanaman terkulai (layu) atau mati.
2. Kerugian secara kualitas (menurunnya mutu hasil), antara lain sebagai berikut :
a. Perubahan warna pada beberapa macam produk tanaman (ubi, daun, bunga,
maupun buah), misalnya :
1. Ubi jalar Ipomoea batatas L. yang terserang hama lanas Cylas formicarius Fabr.
akan berwarna cokelat kehitam-hitaman.
2. Biji kedelai yang terserang kepik hijau Nezara viridula L. dan kepik polong atau kepik
cokelat Riptortus linearis F. akan berwarna kehitam-hitaman.
3. Daun dan buah pada beberapa jenis tanaman yang terserang hama penggerek batang akan
mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat daripada warna asli (normal), dan buah
masak sebelum waktunya ataupun berguguran.
b. Perubahan rasa, misalnya :
1. Ubi jalar yang terserang hama lanas Cylas formicarius Fabr. rasanya menjadi pahit.
2. Buah durian yang terserang hama penggerek Tirathaba ruptilinea Wlk. rasanya menjadi
kemasam-masaman.
c. Bercak atau bintik-bintik hitam, misalnya :
1. Daun kangkung yang terserang walang sangit Leptocorisa oratorius Thumb. akan
menunjukkan gejala berbintik-bintik hitam atau kecokelat-cokelatan.
2. Kulit biji kedelai ataupun kacang hiaju yang terserang kepik hijau Nezara viridula L. akan
berbercak-bercak cokelat.
d. Rusak atau abnormal, misalnya :
1. Daun kedelai yang terserang ulat jengkal Chrysodeixis chalcites Esp. akan menjadi
berlubang-lubang (Gambar 1.1).
2. Umbi kentang yang terserang nematoda Meloidogyne sp. akan berbintil-bintil (abnormal),
atau berlubang dan membusuk akibat serangan hama uret.
3. Daun tembakau yang terserang Thrips spp., Myzus persicae Sulz. dan Bemisia tabaci akan
menjadi keriting dan ukurannya kecil-kecil.
4. Buah tomat yang terserang ulat penggerek buah Helicoverpa armigera Hbn. akan menjadi
berlubang-lubang.
5. Krop kubis yang terserang ulat titik tumbuh Crocidolomia binotalis Zeller akan tampak
berlubang-lubang dan rusak, sehingga menyebabkan berkurangnya hasil atau produksi
(Gambar 1.2).
6. Biji kacang panjang berlubang-lubang akibat serangan hama gudang Callosobruchus
chinensis L. (Gambar 1.3)
Organisme yang berperan sebagai hama tanaman menurut Rasdiman (1994), meliputi
filum Nemathelminthes/Aschelminthes termasuk nematoda, Mollusca, Arthropoda, dan
Chordata. Filum Nemathelminthes, Mollusca , dan Arthropoda, karena tidak bertulang
belakang dimasukkan ke dalam kelompok Invertebrata, sedangkan filum Chordata yang
bertulang belakang dimasukkan ke dalam kelompok Vertebrata. Dari fila tersebut, maka
filum Arthropodalah yang paling berperan sebagai hama, terutama dari kelas insekta
(serangga).
Serangga dan tanaman inang mempunyai hubungan yang erat sekali, karena serangga
membutuhkan tempat berlindung, kawin, meletakkan telur dan nutrisi yang dapat
diperolehnya dari tanaman. Kecenderungan serangga hama dalam memilih tanaman sebagai
inang sangat ditentukan oleh sifat-sifat yang terkandung dalam tanaman tersebut. Apabila
tanaman memiliki sifat-sifat yang disukai oleh serangga hama, maka ada kecenderungan
bahwa tanaman mengalami kerusakan yang lebih berat.
Hama merusak tanaman secara langsung, yaitu menyerang bagian-bagian tanaman
seperti akar, batang, daun, bunga, buah atau tanaman seluruhnya. Pengertiannya adalah
bahwa ada jenis hama yang menyerang satu bagian tanaman, atau menyerang bagian tanaman
tertentu, namun mengakibatkan tanaman tidak dapat dipanen. Sebagai contoh adalah hama
penggerek batang padi kuning Tryporyza incertulas yang menyerang titik tumbuh tanaman
padi. Akibatnya akan timbul gejala mati pucuk (dead heart) atau sundep pada tanaman padi
pada fase pertumbuhan vegetatif. Pada fase generatif, hama ini menimbulkan gejala beluk,
yaitu bulir-bulir tanaman padi yang terserang akan tegak, kosong dan berwarna keabu-abuan.
Tanaman padi yang terserang hama tersebut tidak akan pernah diharapkan hasilnya.
Tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat
hama dalam cara menyerangnya. Beberapa jenis hama hanya menyerang sasaran utama
bagian daun atau batang, dahan, akar, ubi, bunga, buah, dan biji, namun ada pula hama yang
menyerang lebih dari satu bagian tanaman. Berikut ini contoh jenis hama yang menyerang
bagian tertentu dari tanaman.
Hama Pemakan Daun atau Pengisap Cairan Tanaman :
1. Ordo Coleoptera
a. Kumbang kelapa Oryctes rhinoceros Linnaeus
b. Kumbang catut atau kumbang penjepit Xylotrupes gideon L.
c. Kumbang daun semangka Aulacophora similis Oliver
d. Kumbang Epilachna sparsa Herbst.
e. Kumbang daun kedelai Phaedonia inclusa Stal
2. Ordo Hemiptera
a. Kepik hijau pada tanaman kacang-kacangan Nezara viridula
b. Walang sangit Leptocorixa acuta (= Leptocorisa oratorius)
c. Kepinding tanah atau kepik padi hitam Scotinophara lurida Brum
d. Kepik Helopeltis antonii Sign.
3. Ordo Homoptera
a. Wereng cokelat Nilaparvata lugens Stil.
b. Wereng hijau Nephotettix virescens Distant.
c. Kutu putih atau kutu kebul Bemisia tabaci Genn
d. Kutu daun Aphis sp.
4. Ordo Lepidoptera
a. Ulat bawang Spodoptera exigua Hbn.
b. Ulat jengkal Plusia chalcites (= Chrysodeixis chalcites Esp.)
c. Ulat kubis Plutella xylostella L.
5. Ordo Orthoptera
a. Belalang kayu Valanga nigricornis Burn.
b. Belalang setan Aularches miliaris L.
c. Belalang Sexava spp.
d. Belalang china Oxya chinensis L.
6. Ordo Thysanoptera
a. Thrips tabaci Lindeman
Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang
antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki
terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat
pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar
terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar
dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum,
sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya,
dan labium dengan palpus labialisnya.
Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu
telur —> nimfa —> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada
bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.
Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah :
- Kecoa (Periplaneta sp.)
- Belalang sembah/mantis (Otomantis sp.)
- Belalang kayu (Valanga nigricornis Drum.)
Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap
depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap
tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada
sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.
Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi
dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut
muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang
yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan
dan saluran ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui
stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan
ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah :
- Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
- Kepik hijau (Nezara viridula L)
- Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)
Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti :
- Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.)
- Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor Mask.)
- Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.).