JUDUL KEGIATAN
Diusulkan Olah :
Abstrak
Pemanfaatan limbah sekam padi saat ini masih dikembangkan untuk bahan pembuatan papan
partikel sebagai alternative pengganti kayu atau papan. Sekam padi merupakan limbah dari
proses penggilingan padi yang memiliki berat 20-22% dari bobot padi (Linda Trivana, Sri
Sugiarti, dan Eti Rohaeti, 2015). Oleh karena itu, salah satu limbah pertanian yang paling
melimpah adalah sekam padi Berdasarkan sifat kaku dan kuat dari sekam padi ini dapat dibuat
sebagai bahan komposit pembuatan papan partikel. Dalam pembuatan papan partikel ini juga
dibutuhkan bahan perekat bukan organik yaitu limbah plastic HDPE (High Density
Polyethylene). papan partikel adalah lembaran hasil pengempaan panas campuran partikel kayu
atau bahan berlignoselulosa lainnya dengan perekat organik dan bahan lainnya. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah : (a) memberikan pengetahuan tentang cara pengolahan limbah sekam
padi yang mudah dan tidak memerlukan biaya banyak. (b).Memberikan pengetahuan cara
pengolahan limbah plastik HDPE yang mudah dan efektif. (c).Memberikan pengalaman tentang
cara pengolahan limbah yang dapat dimanfaatkan di masa yang akan datang. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan outcome yang diperoleh : (a)Meningkatkan nilai fungsi, manfaat, serta
nilai ekonomi dari abu sekam padi.; (b) Menjadikan papan partikel sebagai material alternatif yang
dapat diperoleh dengan biaya yang murah. ; (c) Upaya mengurangi pencemaran lingkungan yang
dapat ditimbulkan dari limbah plastik dan limbah sekam padi. Tahapan yang dilakukan dalam metode
penelitian ini : (a)Pembuatan papan press dan cetakan papan partikel. (b)Penyiapan bahan sekam
padi. (c) Penyiapan limbah plastik HDPE sebagai bahan perekat pada pembuatan papan partikel.
(d) Pengadukan (e) Pengepresan untuk membentuk Green Body (f)Hasil papan partikel sekam
padi.
Berdasarkan data yang didapat dari Kecamatan Rawang Panca Arga dalam Angka
2019, Kecamatan Rawang Panca Arga memiliki luas wilayah 9.991 Ha (99,91 Km 2) dengan
batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batu bara
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Silo Laut
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kisaran Timur
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Meranti.
Kecamatan Rawang Panca Arga terletak di dataran rendah dengan kondisi tanah liat
abu-abu serta memiliki rata-rata curah hujan 161,14 mm/tahun. Kondisi alam yang
merupakan dataran rendah menjadikan sebagian wilayah dari daratannya sebagai lahan
pertanian (sawah atau ladang), perkebunan, dan perikanan. Sementara yang menjadi
komoditi utama dari Kecamatan ini sendiri berasal dari pertanian sawah dan ladang ( padi
dan tanaman palawija) serta sebagian lagi adalah hasil perkebunan (kakao, sawit, dan pisang)
serta tambak ikan.
Hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Asahan yang menunjukkan Penduduk Menurut Mata Pencaharian / Pekerjaan di Kecamatan
Rawang Panca Arga Tahun 2018.
Petani 7.413
Karyawan 1.246
Pedagang 310
Peternak 68
Buruh 223
PRT 146
Lain-lain 42
Jumlah 10.545
Sumber : Kantor Camat Rawang Panca Arga
Dari tabel di atas diketahui bahwa mata pencaharian utama masyarakat Kecamatan
Rawang Panca Arga adalah bertani. Adapun hasil pertanian yang dihasilkan dari Kecamatan
Rawang Panca Arga sebagian besar terdiri dari padi sawah, jagung, kacang hiaju, dan ubi
kayu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika Kabupaten Asahan, padi sawah memiliki
luas panen 8456,7 ha. Data lengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut :
Sekam padi merupakan limbah dari proses penggilingan padi yang memiliki berat 20-
22% dari bobot padi (Linda Trivana, Sri Sugiarti, dan Eti Rohaeti, 2015). Oleh karena itu,
salah satu limbah pertanian yang paling melimpah adalah sekam padi. Pemanfaatan sekam
padi secara umum masih relatif rendah dan belum optimal. Hal ini karena karakteristik
sekam padi yang bersifat kasar, bernilai gizi rendah, memiliki kerapatan yang rendah, dan
kandungan abu yang cukup tinggi (Houston, 1972). Selama ini, sekam padi hanya digunakan
sebagai alas pakan ternak, media bercocok tanam, bahan bakar pada proses pembakaran batu
merah, campuran pembuatan batu bata, bahan baku pembuatan keramik, atau dibuang begitu
saja. Padahal, abu sekam padi memiliki kandungan silika (SiO2) yang cukup tinggi, yaitu
sebesar 85-97% (A. M. Fuadi dkk, 2012). Tingginya kandungan silika ini merupakan potensi
besar yang dapat digunakan sebagai bahan baku pengganti sumber silika lain yang lebih
mahal dan sekaligus mampu meningkatkan kualitas dan nilai ekonomis sekam padi.
Kandungan bahan pada sekam padi juga banyak mengandung bahan lignoselulosa
sehingga menyebabkan timbulnya sifat kuat dan kaku. Berdasarkan sifat kaku dan kuat dari
sekam padi ini dapat dibuat sebagai bahan komposit pembuatan papan partikel. Dalam
pembuatan papan partikel ini juga dibutuhkan bahan perekat bukan organik yaitu limbah
plastic HDPE (High Density Polyethylene).
Limbah plastik ini mudah didapat karena biasanya digunakan sebagai tutup botol, baik
itu minuman atau juga produk lainnya, tangki bahan bakar kendaraan, rangka tas ransel,
tempat penyimpanan makanan, topi, alas sepatu, mainan anak, films, botol, pipa karet
hydraulic pada mesin press, dan juga pembungkus kabel listrik. Namun yang paling penting
karaketristik yang lebih kuat dan jauh lebih tahan panas antar 40 oC – 90oC, sehingga dapat
merekatkan erat antara sekam padi sekaligus menguatkan struktur papan partikel.
Menurut Iskandar (2009), papan partikel adalah lembaran hasil pengempaan panas
campuran partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya dengan perekat organik dan
bahan lainnya. Menurut Sastradimadja (1998) yang mengatakan bahwa papan partikel
adalah satu bentuk dari papan majemuk atau papan buatan yang tersusun dari partikel/serpih
kayu yang berukuran kecil atau bahan berlignoselulosa lainnya, kemudian dilakukan metode
penekanan atau press baik dingin maupun panas, sehingga akan terbentuk lembaran papan
dengan luas permukaan tertentu.
Berdasarkan komposisi lapisan papan, Haygreen dan Bowyer (1989), membagi papan ini
menjadi dua golongan, yaitu:
1. Papan partikel homogeny (single layer board), yaitu papan partikel yang terdiri dari satu
lapis, susunannya tidak ada perbedaan ukuran partikel antara permukaan, tengah maupun
belakang.
2. Papan partikel berlapis banyak (multiple layer board), yaitu papan partikel yang berlapis
banyak dan tersusun atas partikel yang mempunyai ukuran bervariasi pada bagian
permukaan, tengah dan belakang.
Maloney (1993) menyatakan bahwa dibandingkan dengan kayu asalnya, papan partikel
mempunyai beberapa kelebihan seperti:
1. Papan partikel bebas mata kayu, pecah dan retak.
2. Ukuran dan kerapatan papan partikel dapat disesuaikan dengan kebutuhan
3. Tebal dan kerapatan seragam serta mudah untuk dikerjakan.
4. Mempunyai sifat isotropis.
5. Sifat dan kualitasnya dapat diatur.
Adapun Sifat-Sifat daripada papan partikel yang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Sifat Fisik
1. Kadar Air
Kadar air kayu menunjukan banyaknya air yang terdapat dalam kayu, dinyatakan
dalam persen terhadap berat kayu kering.
2. Kerapatan
Menurut Sastradimadja (1998) kerapatan papan partikel yang dihasilkan
dipengaruhi oleh jumlah partikel per satuan, semakin sedikit partikel kayu untuk
ketebalan yang sama akan memberi kerapatan papan yang rendah.
3. Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan tebal akibat
adanya sejumlah volume air yang masuk setelah dilakukan perendaman dalam
periode tertentu (Sastradimidja, 1998).
b. Sifat Mekanika
1. Keteguhan Patah (MoR)
Menurut pernyataan Sastradimadja (1998), bila gaya yang diberikan pada suatu
benda diperbesar sampai tercapai batas maksimum, maka akan terjadi perubahan
dimensi pada kayu tersebut, artinya bahwa apabila beban atau gaya tersebut dilepas
kayu tidak akan kembali pada keadaan semula dan bila diteruskan akan terjadi
kepatahan atau Modulus of Rupture (MoR).
2. Keteguhan Lentur (MoE)
Menurut pernyataan Sastradimadja (1998), kayu dapat diberikan beban atau gaya
mencapai batas maksimum akan terjadi perubahan dimensi tetapi apabila beban atau
gaya tersebut dilepas maka kayu akan kembali ke keadaan semula atau Modulus of
Elastisity (MoE).
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Memberikan pengetahuan tentang cara pengolahan limbah sekam padi yang mudah dan
tidak memerlukan biaya banyak.
b. Memberikan pengetahuan cara pengolahan limbah plastik HDPE yang mudah dan
efektif.
c. Memberikan pengalaman tentang cara pengolahan limbah yang dapat dimanfaatkan di
masa yang akan datang.
3. Outcome Penelitian
a. Meningkatkan nilai fungsi, manfaat, serta nilai ekonomi dari abu sekam padi.
b. Menjadikan papan partikel sebagai material alternatif yang dapat diperoleh dengan biaya
yang murah.
c. Upaya mengurangi pencemaran lingkungan yang dapat ditimbulkan dari limbah plastik dan
limbah sekam padi.
4. Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium IPA MTs Negeri 1 Asahan pada tanggal 07 – 28
Oktober 2020. Adapun tahapan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan papan press dan cetakan papan partikel.
b. Penyiapan bahan sekam padi.
Sekam padi disiapkan dan ditimbang sesuai dengan perbandingan berat campuran yang
akan dicampur dengan limbah plastik HDPE.
c. Penyiapan limbah plastik HDPE sebagai bahan perekat pada pembuatan papan partikel.
Perbandingan limbah plastik dan katalis tetap yaitu 6:1.
d. Pengadukan
Proses pencampuran terlebih dahulu sekam padi dengan limbah plastik HDPE yang sudah
dicampur dengan katalis ke dalam ember kemudian diaduk hingga homogen. Campuran
sekam padi dan campuran bahan perekat ke dalam ember kemudian diaduk hingga
homogen.
e. Pengepresan untuk membentuk Green Body
Campuran yang telah dituang ke dalam cetakan dilakukan pengepresan dengan
menggunakan mesin pres,.
f. Hasil papan partikel sekam padi.
Pengujian karakteristik fisik dan mekanik terhadap papan partikel yang telah jadi.
5. Daftar Pustaka
A.M. Fuadi, Malik Musthofa, Kun Harismah, Haryanto, dan Nur Hidayati. (2012).
Pembuatan Zeolit Sintetis dari Abu Sekam Padi. Simposium Nasional RAPI XI FT
UMS-2K012. ISSN : 1412-9612. 55-62.
Haygreen, J.G dan J.L Bowyer. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Terjemahan :
S.A.Hadikusumo. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Houston, D.F. (1972). Rice Chemistry and Technology. Minnesota : American Association
Chemist, Inc
Iskandar. 2009. Proses Pembuatan Papan Partikel, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil
Hutan, Dept. Kehutanan, Bogor.
Linda Trivana, Sri Sugiarti, dan Eti Rohaeti. (2015). Sintesis dan Karakterisasi Natrium
Silikat (Na2SiO3) dari Sekam Padi. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. ISSN:
2085-1227. 7, 2. 66-75.
Maloney TM. 1993. Modern Particleboard and Dry Process Fiberboard Manufacturing. San
Fransisco: MILLER Freeman, Inc.
Sastradimadja, E. 1998. Papan Majemuk Seri Papan Semen. Seksi Teknologi Kayu Jurusan
Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda.
Sutigno, P., S. Kliwon dan S. Karnasudirdja. 1994. Sifat Papan Semen Lima Jenis Kayu.
Laporan No 96. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor.
Tim BPS Kabupaten Asahan. 2019. Kecamatan Rawan Panca Arga dalam Angka 2019.
Asahan. CV. Rilis Grafika