Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wanita usia subur merupakan wanita yang berumur 15-49 tahun yang

berstatus kawin,janda maupun yang belum menikah.(BKKBN,2011). Masa

reproduksi sehat wanita dibagi menjadi 3 periode yaitu kurun reproduksi

muda (15-19 tahun) merupakan tahap menunda kehamilan, kurun reproduksi

sehat (20-35 tahun) merupakan tahap untuk menjarangkan kehamilan, dan

kurun reproduksi tua (36-45 tahun) merupakan tahap untuk mengakhiri

kehamilan.

Pada wanita usia subur akan terjadi proses menstruasi sebagai tanda

telah berfungsinya ovarium. Menstruasi terjadi karena sel telur yang tidak

dibuahi oleh sperma sehingga menyebabkan meluruhnya sel-sel

endometrium dalam rahim. Siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari. Siklus

menstruasi ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi

hormon. Ketidakseimbangan hormon akibat interaksi ini kadang-kadang

menimbulkan ketidaknyaman pada wanita sebelum datang menstruasi yang

dikenal dengan istilah PMS (Pre menstrual syndrome) (Kinanti,2009).

PMS merupakan suatu kondisi dimana wanita lebih sensitif terhadap

perasaan dan tubuhnya. Ini merupakan kondisi medis umum terkait dengan

siklus menstruasi yang sering berhubungan dengan naik turunnya kadar

hormon progesteron dan estrogen yang terjadi selama siklus menstruasi

(Azra, 2009).
2

Sekitar 85% wanita yang sudah haid mengalami gangguan fisik dan psikis

menjelang menstruasi, saat, ataupun sesudah menstruasi. Biasanya berlangsung

antara satu minggu sebelum dan sesudah menstruasi. Gejala ini disebut dengan

sindrom premenstruasi. Premenstruasi sindrom sejati dikatakan mempengaruhi

40% wanita dengan 5-10% membuat mereka sangat tidak berdaya. (Andrews,

2009, hlm 440).

Penyebab yang pasti dari sindrom premenstruasi tidak diketahui tetapi

mungkin berhubungan dengan faktor-faktor sosial, budaya, biologi, dan psikis.

Sindrom premenstruasi terjadi pada sekitar 70-90% wanita pada usia subur lebih

sering ditemukan pada wanita berusia 20-40 tahun. (¶ 3,

http://www.medicastore.com

Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan

sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang wajar bagi wanita

usia produktif. Menurut suatu penelitian, sekitar 40% wanita berusia 14-50 tahun

mengalami sindrom pra-menstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-

menstruation syndrome) serta berdasarkan hasil survei tahun 1982 di Amerika

Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi

menengah yang datang ke klinik ginekologi. PMS memang kumpulan gejala

akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi

(pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada

saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid (Wijaya,

2008).

Sekitar 80% sampai 95% perempuan antara 16 sampai 45 tahun

mengalami gejala-gejala premenstrual syndrome yang dapat mengganggu

(Wijaya, 2008). Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya

PMS. Salah satu faktor penyebab PMS yaitu kadar hormon progesteron yang
3

rendah, kadar hormon estrogen yang berlebihan, perubahan ratio kadar hormon

estrogen/ progesteron, dan peningkatan aktivitas hormon aldosteron,

reninangiotensin serta hormon adrenal (Agustina, 2010).

Berdasarkan penelitian yang disponsori oleh WHO didapatkan hasil bahwa

gejala PMS dialami oleh 23% wanita indonesia (Essel 2007). Angka ini

menunjukan bahwa penderita PMS di indonesia cukup banyak sehingga perlu

dilakukan upaya penanggulangan untuk mencegah dan mengatasinya.

Terdapat beberapa cara penanganan PMS diantaranya dengan meminta

konselling kepada tenaga medis, modifikasi gaya hidup dengan mengubah pola

makan, olahraga teratur, melakukan komunikasi dengan orang terdekat dan

dengan menggunakan obat-obatan apabila timbul gejala PMS yang berat.

(Yuliarti, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 10

Februari 2015 di jl.Sukarasa RT 06/RW 11 Citeureup,dengan jumlah wanita usia

subur yang mengikuti adalah 10 orang. Para wanita tersebut mengatakan

mengalami premenstrusi syndrom (PMS). 9 dari 10 orang tersebut memiliki

pengetahuan yang kurang dan mereka bersikap mendiamkan atau tidak

mengambil tindakan apapun untuk mengatasinya, dan satu orang lainnya

memiliki pengetahuan yang cukup dan memilih minum obat untuk mengatasinya.

Sebagian besar mengatakan kesal dengan adanya PMS karena mereka merasa

hal tersebut membuat aktivitas dan kestabilan emosi mereka terganggu maupun

masalah lainnya.

Berdasarkan data di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan suatu

penelitian dengan judul “HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

SIKAP WANITA USIA SUBUR DALAM MENGHADAPI PREMENSTRUASI

SYNDROM (PMS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CITEUREUP TAHUN

2015”
4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian tersebut,maka peneliti

membuat perumusan masalah sebagai berikut “Adakah Hubungan

Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Wanita Usia Subur Dalam

Menghadapi Pre Menstruasi Syndrome di wilayah Kerja Puskesmas

Citereup Tahun 2015?”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap wanita usia

subur dalam menghadapi pre menstruasi syndrome di wilayah kerja

Puskesmas Citereup tahun 2015

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan wanita usia subur dalam

menghadapi pre menstruasi syndrome di wilayah kerja

Puskesmas Citeureup

b. Untuk mengetahui sikap wanita usia subur dalam menghadapi

pre menstruasi syndrome di wilayah kerja Puskesmas Citeureup

c. Untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap

wanita usia subur dalam menghadapi pre menstruasi wilayah

kerja Puskesmas Citeureup.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu

kebidanan khususnya terhadap kesehatan reproduksi wanita.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu

kebidanan khususnya dalam penanggulangan untuk mengatasi

premenstrusi syndrome.

2. Manfaat praktis

Bagi puskesmas citeureup hasil penelitian ini dapat digunakan

untuk mengetahui hubungangan tingkat pengetahuan dengan

sikap wanita usia subur dalam menghadapi premenstruasi

syndrome di wilayah kerja puskesmas citeureup tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai