Anda di halaman 1dari 100

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN

TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT


HIPERTENSI DI PUSKESMAS
KRAGILAN KABUPATEN
SERANG

SKRIPSI

Oleh :

INTAN LINAWATI RAHAYU


194201426173

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JAKARTA
2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN
TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT
HIPERTENSI DI PUSKESMAS
KRAGILAN KABUPATEN
SERANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Keperawatan


Pada program studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional Jakarta

Oleh :

INTAN LINAWATI RAHAYU


194201426173

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JAKARTA
2021

i
The Relationship Between the Patient level of Knowledge
and Adherence to taking Hypertension Medication
at the District Health Center
in Serang

THESIS
Submitted in partial fulfillment of the requirement to obtain a Bachelor of Nursing
Degree at the Nursing Program Faculty of Health Sience
Universitas Nasional Jakarta

By :
INTAN LINAWATI RAHAYU
194201426173

UNIVERSITAS NASIONAL
FACULTY OF HEALTH SCIENCE
NURSING PROGRAM
JAKARTA
2021

ii
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN


TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT
HIPERTENSI DI PUSKEMAS
KRAGILAN KABUPATEN
SERANG

Oleh :
INTAN LINAWATI RAHAYU
NPM: 194201426173

Telah dipertahankan di hadapan penguji skripsi


Program Studi Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nasional
Pada Tanggal 10 September 2021

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Ns. Dayan Hisni,S.Kep., M.N.S Ns.Naziyah S.Kep.M.Kep

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Dr. Retno Widowati, M.Si

iii
HALAMAN PERSETUJUAN SEBELUM SIDANG

Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Terhadap Kepatuhan Minum


Obat Hipertensi Di Puskesmas Kragilan Kabupaten Serang
Nama : Intan Linawati Rahayu
NPM : 194201426173

Menyetujui,

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Ns. Dayan Hisni,S.Kep., M.N.S Ns.Naziyah S.Kep.M.Kep

iv
Halaman Persetujuan Setelah Maju Sidang

Nama Mahasiswa : INTAN LINAWATI RAHAYU

NPM : 194201426173

Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Terhadap Kepatuhan

Minum Obat Hipertensi Di Puskesmas Kragilan Kabupaten

Serang

Menyetujui,

Penguji 1 : Dr. Retno Widowati, M.Si ( ............................. )

Penguji 2 : Ns. Dayan Hisni, S.Kep., M.N.S ( ............................. )

Penguji 3 : Ns.Naziyah S.Kep.M.Kep ( ............................. )

v
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :


Nama Mahasiswa : Intan Linawati Rahayu
NPM : 194201426173
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien terhadap Kepatuhan
Minum Obat Hipertensi di Puskesmas Kragilan Kabupaten
Serang

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang lain atau di perguruan tinggi lain.
Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Serang,16 Juni 2021

Intan Linawati Rahayu

vi
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan

Karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Terhadap Kepatuhan Minum Obat

Hipertensi di Puskesmas Kragilan Kabupaten Serang” dalam penyusunan Skripsi ini,

saya banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun

materil. Untuk itu saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Nasional Dr. Drs. El Amry Bernawi Putera, M.A;

2. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Nasional Dr. Retno Widowati, M.Si;

3. Ketua Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Nasional Ns.Dayan Hisni, S.Kep,MNS.

4. Ns.Dayan Hisni,S.Kep,MNS selaku pembimbing 1 yang telah memberi dorongan

saran dan ilmu dalam proses pembuatan skripsi.

5. Ns.Naziyah S.Kep.M.Kep selaku pembimbing 2 yang telah bersabar dan

memberikan dukungan penuh dalam proses pembuatan skripsi saya.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional

yang telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran di Kampus.

7. Terimakasih kepada orang tua saya yang selalu menemani saya begadang

mengerjakan skripsi , kasih sayang serta motivasi dan doa yang tiada henti-

hentinya.

8. Terimakasih kepada bu dita vendor saya sekaligus orang tua kedua saya dikampus

yang selalu memberikan motivasi, informasi, semangat yang tiada henti-hentinya.

vii
9. Terakhir, terima kasih untuk diri sendiri yang tetap kuat dan mampu melewati

semuanya sampai saat ini dari berbagai cobaan dan rintangan.

Penulis menyadari penulisan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun kearah

perbaikan dan kesempurnaan. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin.

Serang, 05 September 2021

Penulis

Intan Linawati Rahayu

viii
Abstrak

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP


KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI DI PUSKESMAS
KABUPATEN SERANG

Intan Linawati Rahayu, Dayan Hisni, Naziyah

Latar Belakang : Hipertensi menjadi suatu penyakit yang disebut silent killer
dimana penyakit tersebut dapat membunuh siapa saja yang terkena penyakit
hipertensi. Maka dari itu pentingnya pengetahuan dan kepatuhan minum obat pasien
dengan hipertensi harusnya sudah sangat paham dimana tingkat pengetahuan adalah
untuk mengukur sampai sejauh mana pasien dengan hipertensi mengerti akan
penyakitnya sedangkan kepatuhan minum obat adalah dimana seorang pasien menaati
aturan minum obat yang telah dianjurkan oleh dokter.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
pasien terhadap kepatuhan minum obat hipertensi di Puskesmas Kabupaten Serang.
Metodologi : Metode penelitian ini menggunakan cross sectional. Sampel penelitian
ini berjumlah 98 responden. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan non
probability sampling dengan purposive sampling. Instrumen penelitian ini
menggunakan lembar kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji non parametrik
yaitu chi square.
Hasil Penelitian : Menunjukan bahwa dari 98 responden , 41 responden dengan
pengetahuan kurang baik, sebanyak 26 responden (63,4%) memiliki kepatuhan yang
kurang baik dalam minum obat. Sedangkan dari 57 responden dengan pengetahuan
baik, hanya terdapat 22 responden (38,6%) yang kurang baik dalam kepatuhan
minum obat. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,026, pada α = 0,05 (p< α) maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kepatuhan minum obat pada masyarakat Di Kabupaten Serang Tahun 2021.
Kesimpulan dan Saran : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien terhadap
kepatuhan minum obat hipertensi. Pasien hipertensi terus mencari informasi tentang
pentingnya kepatuhan minum obat dimana dengan patuh minum obat dapat
mengontrol penyakit yang di derita oleh pasien dan sebagai rujukan untuk penelitian
selanjutnya.
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Kepatuhan Minum Obat
Kepustakaan : 53 (2007-2021)

ix
Abstrak

The Relationship Between the Patient level of Knowledge


and Adherence to taking Hypertension Medication
at the District Health Center in Serang

Intan Linawati Rahayu, Dayan Hisni, Naziyah

Baground : Hypertension is a disease called the silent killer where the disease can
kill anyone who has hypertension. Therefore, the importance of knowledge and
adherence to taking medication for patients with hypertension should be very
understanding where the level of knowledge is to measure the extent to which
patients with hypertension understand their disease while adherence to taking
medication is where a patient obeys the rules of taking medication that has been
recommended by a doctor.
Objective : This study aims to determine the relationship between patient knowledge
and adherence to taking hypertension medication at the Serang District Health Center.
Methodology : This research method uses cross sectional. The sample of this study
amounted to 98 respondents. This sampling technique uses non-probability sampling
with purposive sampling. The research instrument used a questionnaire sheet. The
data were analyzed using a non-parametric test, namely chi square.
Research Results : It shows that from 98 respondents, 41 respondents with poor
knowledge, as many as 26 respondents (63.4%) have poor compliance in taking
medication. Meanwhile, out of 57 respondents with good knowledge, there are only
22 respondents (38.6%) who are not good at taking medication. The results of
statistical tests obtained p value = 0.026, at = 0.05 (p < ) it can be concluded that
there is a significant relationship between knowledge and adherence to taking
medication in the community in Serang Regency in 2021.
Conclusions and Suggestions : There is a relationship between the patient's level of
knowledge on adherence to taking hypertension medication. Hypertensive patients
continue to seek information about the importance of adherence to medication, where
obediently taking medication can control the disease suffered by the patient and as a
reference for further research.
Keyword : Knowledge Level, Medication Compliance
Library : 53 (2007-2021)

x
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACK ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Pengetahuan ................................................................. 7
2.1.1 Definisi Pengetahuan ................................................................. 7
2.1.2 Tingkat Pengetahuan .................................................................. 7
2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................... 9
2.1.4 Cara Pengukuran Pengetahuan ................................................... 10
2.2. Kepatuhan Minum Obat ...................................................................... 11
2.2.1 Definisi Kepatuhan ..................................................................... 11
2.2.2 Pengukuran Tingkat Kepatuhan ................................................. 11
2.2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kepatuhan ....................... 12
2.3. Konsep Dasar Hipertensi ..................................................................... 13
2.3.1 Pengertian Hipertensi ................................................................. 13

xi
2.3.2 Etiologi ....................................................................................... 14
2.3.3 Klasifikasi Hipertensi ................................................................. 16
2.3.4 Manifestasi Klinis ...................................................................... 17
2.3.5 Patofisiologi ............................................................................... 18
2.3.6 Komplikasi ................................................................................. 19
2.3.7 Pemeriksaan penunjang .............................................................. 20
2.3.8 Penatalaksanaan Medis .............................................................. 21
2.4. Kerangka Teori .................................................................................... 22
2.5. Kerangka Konsep ................................................................................ 23
2.6. Hipotesis .............................................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian ................................................................................. 25
3.2. Populasi dan Sampel ............................................................................ 25
3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel .................................................. 27
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 27
3.5. Variabel Penelitian .............................................................................. 28
3.6. Definisi Operasional ............................................................................ 28
3.7. Instrumen Penelitian ............................................................................ 30
3.8. Uji Validitas dan Reabilitas ................................................................. 32
3.9. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 36
3.10. Pengolahan Data ................................................................................ 37
3.11. Analisa Data ...................................................................................... 38
3.12. Etika Penelitian ................................................................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 41
4.1.1 Hasil Analisis Univariat ............................................................. 41
4.1.2 Hasil Analisis Bivariat ................................................................ 42
4.2 Pembahasan Penelitian ......................................................................... 43
4.2.1 Hasil Analisis Univariat ............................................................. 43
4.2.2 Hasil Analisis Bivariat ................................................................ 46

xii
4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................... 49
5.2 Saran ..................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51
LAMPIRAN ......................................................................................................... 53

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Klasifikasi Hipertensi .................................................................................. 17
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................................. 29
3.2 Hasil Uji Validitas Pengetahuan .................................................................. 32
3.3 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Minum Obat ............................................... 33
3.4 Hasil Uji Reabilitas Pengetahuan ................................................................ 35
3.5 Hasil Uji Reabilitas Kepatuhan Minum Obat .............................................. 36
4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Di Kabupaten Serang ......... 41
4.2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Responden
Di Kabupaten Serang Tahun 2021 ................................................................ 42
4.3 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan dan
Kepatuhan Minum Obat ................................................................................ 42

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori .......................................................................................... 22
2.2 Kerangka Konsep ...................................................................................... 23

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Bimbingan


Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Informed Consent (Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian)
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Kuesioner Kepatuhan Minum Obat Hipertensi
Lampiran 6 Output Hasil Univariat dan Bivariat
Lampiran 7 Surat Balasan Penelitian

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi atau darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari 140

mmHg untuk sistolik dan lebih dari 90 mmHg untuk diastolic pada pengukuran dua

kali berturut-turut berselang lima menit dengan keadaan cukup istirahat (Kemenkes

RI, 2014). Menurut Join National Committee (JNC) VII dalam The Eighth Report of

Join National Committee on Treatment of Hight Blood Pressure menyatakan bahwa

tekanan darah tinggi (Hipertensi) merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah

seseorang ≥140 mmHg (sistolik) atau ≥90mmHg.

Hipertensi merupakan pernyakit yang umum ditemukan diberbagai negara.

Menurut American Heart Association (AHA, 2014), penduduk amerika yang berusia

diatas 20 tahun yang menderita hipertensi mencapai angka 74,5 jiwa dan hampir 90-

95% tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes,2014). Menurut World Health

Organiztion (WHO) pada tahun 2011 menunjukan satu milyar orang di dunia

menderita hipertensi, 2/3 penderita hipertensi berada di negara berkembang.

Pravelensi hipertensi akan terus meningkat dan diprediksi tahun 2025 sebanyak 29%

orang dewasa diseluruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi telah menyebabkan

banyak kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, dan 1,5 juta kematian terjai di

Asia Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita hipertensi (Kemenkes,2017).

Menurut Riskesda tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia mencapai

8,4% berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur ≥18 tahun, Berdasarkan hasil

1
pengukuran tekanan darah penduduk pravelensi penderita hipertensi di Indonesia

adalah sekitar 34,1% sedangkan pada tahun 2013 hasil pravelensi penderita di

Indonesia adalah 25,8%. Hasil pravelensi dari pengukuran tekanan darah tahun 2013

hingga tahun 2018 dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar 8,3%. Di

Provinsi Banten penyakit hipertensi masih mempati proporsi terbesar dari seluruh

PTM yang dilaporkan, yaitu sebesar 24,68 %. Jumlah penduduk berisiko (>18 tahun )

yang dilakukan pengukuran tekanan darah pada tahun 2016 tercatat sebanyak

1.705.025 atau 30,23%. Presentase penduduk yang dilakukan pemeriksaan tekanan

darah tahun 2016 tertinggi di Kota Tangerang Selatan sebesar 97,70%, sebaliknya

presentase terendah pengukuran tekanan darah adalah di Kota Tangerang sebesar

4,67% (Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2016). Menurut Dinas Kesehatan

Kabupaten Serang pada tahun 2018 penderita hipertensi berusia >15 tahun yaitu

35.110 yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 25.311 (72,1%).

Banyak faktor resiko yang menimbulkan hipertensi diantaranya kebiasaan

atau gaya hidup seperti merokok, minum alkohol, makanan berlemak. Merokok

merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari – hari.

Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya orang – orang yang merokok baik di tempat

umum, kantor maupun sekolah – sekolah. Akibat negatif dari rokok sesungguhnya

sudah mulai terasa pada orang yang baru menghisap rokok. Menghisap satu batang

rokok, nikotin yang terkandung dalam asap rokok semuanya terserap oleh tubuh,

kadar dalam darah dapat mencapai 40 – 50 mg/ml. Nikotin merangsang sekresi

hormon adrenalin yang bersifat memacu jantung vekerja lebih berat, sehingga

tekanan darah meningkat (Yeni Mulyani, 2014).

2
Menurut Triyatno (2014) penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu

secara non farmakologi dan farmakologi. Terapi non farmakologi merupakan terapi

tanpa menggunakan obat, terapi non farmakologi diantaranya memodifikasi gaya

hidup dimana termasuk pengelolaan stress dan kecemasan merupakan Langkah awal

yang harus dilakukan, sedangkan terapi farmakologi yaitu menggunakan senyawa

obat obatan yang dalam kerjanya dapat mempengaruhi tekanan darah pada pasien

hipertensi seperti angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker, calcium chanel

dan yang lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya pengobatan dianggap

kompleks karena tekanan darah cenderung tidak stabil.

Kepatuhan minum obat bagi pasien yang memiliki penyakit kronis seperti

hipertensi sangatlah penting karena dengan minum obat dengan teratur dapat

mencegah kerusakan organ tubuh yang lain. Kurangnya kepatuhan minum obat

sangatlah berbahaya bagi penderita hipertensi karena dapat meningkatkan tekanan

darah dan dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi akibat hipertensi bahkan

dapat menyebabkan kematian (Mangendai et al.,2017). Kepatuhan terhadap

pengobatan merupakan faktor yang sangat penting bagi pasien untuk mendapatkan

hasil terapi yang diharapkan. Pasien yang patuh terhadap regimen pengobatan yang

sedang dijalaninya akan mendapatkan hasil kesehatan yang lebih baik, mengurangi

kunjungan ke unit emergensi dan penggunaan layanan rumah sakit jika dibandingkan

dengan pasien dengan kepatuhan yang buruk (Desai et al.,2014). Kepatuhan dalam

pengobatan hipertensi merupakan fenomena multi dimensi yang saling terkait yaitu

faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan dan faktor

sosial ekonomi.

3
Dalam meningkatkan kepatuhan terdapat beberapa hal yaitu pasien

memerlukan dukungan dan terdapat konsekuensi dari ketidakpatuhan terhadap terapi

jangka panjang yaitu tidak tercapainya tujuan terapi dan meningkatkan biaya

pelayanan kesehatan, peningkatan kepatuhan pasien dapat meningkatkan keamanan

dalam penggunaan obat. Kepatuhan merupakan slah satu faktor penentu yang penting

dalam mencapai efektifitas sistem kesehatan, memperbaiki kepatuhan merupakan

intervensi terbaik dan diperlukan pendekatan multi disiplin dalam menyelesaikan

ketidakpatuhan minum obat (WHO, 2013).

Berdasarkan penelitian peneliti yang terkait yang dilakukan Nanurlaili (2014)

kepatuhan pasien dalam minum obat juga terbukti cukup buruk (53,8%) sehingga

berakibat tidak ada perbaikan yang signifikan pada hasil pengukuran tekanan darah.

Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto dan Satyabakti (2014) menunjukkan hasil

yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan hipertensi

(p=0,015). Dengan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakitnya,

responden akan terdorong untuk patuh dengan pengobatan yang mereka jalani. Hasil

penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Fitri et al (2017) terdapat

hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat pada pasien hipertensi

(p=0,008). Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya memiliki pengetahuan tentang

penyakit hipsertensi yang dialami terhadap kesuksesan pengobatan.

Kepatuhan menjadi suatu kunci dalam penatalaksanaan hipertensi, selain

kepatuhan pengetahuan menjadi faktor tambahan untuk mendukung faktor tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh selama bulan januari 2021 sekitar 130 pasien di

puskesmas kragilan diketahui bahwa pasien hipertensi tidak berkunjung kembali

4
untuk melakukan pemeriksaan penyakit hipertensi yang diderita. Hal ini terjadi

karena pasien dengan diagnosis hipertensi diharuskan minum obat selama hidupnya

ketika darahnya masih tinggi. Belum lagi pasien dengan pendidikan rendah tidak

paham nahwa meminum obat hipertensi secara rutin sangatlah penting, dimana hal

tersebut menjadi alasan lebih lanjut bagi peneliti untuk melakukan penelitian terkait

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi Terhadap Kepatuhan Minum

Obat Hipertensi di Puskesmas Kragilan Kabupaten Serang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat hubungan antara pengetahuan pasien terhadap kepatuhan

minum obat hipertensi di Puskesmas Kragilan Kabupaten Serang.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan antara Pengetahuan Pasien terhadap Kepatuhan

Minum Obat Hipertensi di Puskesmas Kragilan Kabupaten Serang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui karakteristik responden usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan pada pasien hipertensi di Puskesmas Kragilan.

1.3.2.2 Untuk mengetahui adanya Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien terhadap

Kepatuhan Minum Obat di Puskesmas Kragilan Kabupaten Serang.

5
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi responden

untuk mengerti dan memahami tentang Kepatuhan Minum Obat pada Pasien dengan

Hipertensi.

1.4.2 Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

tentang Kepatuhan Minum Obat pada Pasien dengan Hipertensi, serta melatih peneliti

dalam mengembangkan berfikir secara objektif sehingga menjadi pengalaman yang

berguna bagi peneliti dalam bidang penulisan dan penulisan ini juga diharapkan dapat

dijadikan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya serta perpustakaan program S1

Keperawatan Nasional.

1.4.3 Bagi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan referensi dan masukan sumber pengetahuan dalam

pembuatan karya ilmiah untuk melakukan penelitian lebih luas mengenai, Hubungan

Pengetahuan Pasien Terhadap Kepatuhan Minum Obat Hipertensi oleh mahasiswa di

Fakultas Kesehatan Universitas Nasional.

1.4.4 Bagi Peneliti

Sebagai proses pengaplikasian beberapa teori keperawatan yang dipelajari

selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan

peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan yang kognitif merupakan domain yang angat penting dalam membentuk

Tindakan seseorang (Notoatmodjo,2007). Pengetahuan dibagi menjadi dua jenis yaitu

pengetahuan implisit dan eksplisit. Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang

masih tertanam dalam bentuk pengelaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang

tidak nyata, seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan implisit

sering kali berisi kebiasaan maupun kebudayaan yang bahkan dapat tidak disadari .

pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan dalam wujud

nyata (Budiman & Riyanto, 2013).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

2.1.2.1 Tahu (know)

Tahu adalah kemampuan mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya maupun memngingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

7
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan dan menyatakan (Notoatmodjo,2007).

2.1.2.2 Memahami (comprehension)

Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar (Budiman

& Riyanto,2013).

2.1.2.3 Aplikasi (application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi sebenarnya (Budiman & Riyanto,2013). Aplikasi dapat juga

diartikan sebagai penggunaaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip. Misalnya

dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hal penelitian

dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving)

dalam pemecahan masalah Kesehatan dari kasus yang diberikan (Notoatmodjo,2007).

2.1.2.4 Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek dalam

komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain (Budiman & Riyanto,2013).

2.1.2.5 Sintesis (synthesis)

Sintesis dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk Menyusun suatu

formulasi baru dari formulasi - formulasi yang telah ada. Misalnya dapat menyusun,

merencanakan, meringkaskan, dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan –

rumusan yang telah ada (Notoatmojdo,2007).

8
2.1.2.6 Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objem (Budiman & Riyanto,2013). Penilaian

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria –

kriteria yang telah ada misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi

dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare disuatu

tempat, dan dapat menafsirkan sebab – sebab mengapa ibu – ibu tidak mau ikut KB

dan sebagainya (Notoatmodjo,2007).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan dapat dipengaruhu beberapa faktor yaitu :

2.1.3.1 Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah (formal maupun tidak formal) dan

berlangsung seumur hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan

semakin banyak menerima informasi dan semakin banyak pula pengetahuan yang

akan di dapati (Budiman & Riyanto,2013).

2.1.3.2 Informasi

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang

menekankan bahwa informasi adalah sebagai transfer pengetahuan.

9
2.1.3.3 Sosial, Budaya, dan Ekonomi

Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi seseorang akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang (Budiman & Riyanto,2013).

2.1.3.4 Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

2.1.3.5 Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang sebagai

akibat interaksi dengan lingkungannya.

2.1.3.6 Usia

Usia akan mempengaruhi daya tangkap dari pola pikir seseorang, semakin

bertambah usia semakin bertambah pula daya tangkap dan pola pikir seseorang

dengan begitu pengetahuan yang diperolehnya semakin baik (Budiman & Riyanto,

2013). Bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan

pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada usia – usia tertentu mengingat atau

menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan

akan berkurang (Hanifsh,2010).

2.1.4 Cara pengukuran pengetahuan

Arikunto menyatakan bahwa seseorang dapat dukur dapat diketahui dan

diinterpretasikan dengan skala yang kualitatif, yaitu :

10
2.1.4.1 Baik : hasil presentase : 76% - 100%

2.1.4.2 Cukup : hasil presentase : 56% - 75%

2.1.4.3 Kurang : hasil presentase : >56%

2.2 Kepatuhan Minum Obat

2.2.1 Definisi Kepatuhan

Menurut Fatmah (2012) mendefinisikan kepatuhan adalah sebagai perilaku

untuk menaati saran- saran dokter atau prosedur dari dokter tentang penggunaan obat,

yang sebelumnya di dahului oleh proses konsultasi antara pasien dan keluarga pasien

sebagai orang kunci dalam kehidupan pasien dengan dokter sebagai penyedia jasa

medis.

2.2.2 Pengukuran Tingkat Kepatuhan

Keberhasilan pengonbatan pada pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

peran aktif pasien dan kesediaannya untuk memeriksakan ke dokter sesuai dengan

jadwal yang ditentukan serta kepatuhan dalam meminum obat. Kepatuhan pasien

dalam mengkonsumsi obat dapat diukur menggunakan berbagai metode, salah

satunya metode yang dapat digunakan adalah metode MMAS-8 (Modifed Morisky

Adherence Scale) (Evadewi,2013:34). Morisky secara khusus membuat skala untuk

mengukur kepatuhan dalam mengkonsumsi obat dengan delapan item yang berisi

pernyataan – pernyataan yang menunjukan frekuensi kelupaan dalam minum obat,

kesengajaan berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, kemampuan untuk

mengendalikan dirinya untuk minum obat (Morisky & Muntner, 2010).

11
2.2.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Menurut Suparyanto (2010), faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan

adalah

2.2.3.1 Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan klien dapat meningkatkan kepatuhan,

sepanjang Pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif.

2.2.3.2 Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang

dapat mempengaruhi kepatuhan pengobatan adalah jarak dan waktu, biasanya pasien

cenderung malas melakukan pemeriksaan atau pengobatan pada tempat yang jauh.

2.2.3.3 Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

Hal ini berarti membangun dukungan social dari keluarga dan teman – teman,

kelompok – kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan

terhadap program pengobatan seperti pengurangan berat badan, berhenti merokok dan

menurunkan konsumsi alkohol. Lingkungan berpengaruh besar pada pengobatan,

lingkungan yang harmonis dan positif akan membawa dampak yang positif pula pada

pasien, kebalikannya lingkungan negatif akan membawa dampak buruk pada proses

pengobatan pasien.

12
2.2.3.4 Perubahan model terapi

Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan klien terlihat aktif

dalam pembuatan program pengobatan (terapi).

2.2.3.5 Meningkatkan interaksi professional kesehatan dengan klien

Meningkatkan interaksi professional kesehatan dengan klien adalah suatu hal

penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh informasi

tentang diagnosis. Suatu penjelasan penyebab penyakit dan bagaimana pengobatan

dapat meningkatkan kepatuhan.

2.2.3.6 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dari pengalaman dan penelitian terbukti

bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2007).

2.3 Konsep Dasar Hipertensi

2.3.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi terjadi jika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi

adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal dan

terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu

atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dan

mempertahankan tekanan darah secara normal.

Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari

13
satu periode hal ini terjadi bila arteriole – arteriole konstriksi. Konstriksi artiole

membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri.

Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat

menimbulakan kerusakan jantung dan pembuluh darah. Hipertensi juga dapat

didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik >140 mmHg dan atau tekanan darah

diastolik > 90mmHg (Udjianti,2013).

Penyakit hipertensi merupakan gejala peningkatan tekanan darah yang

kemudian berpengaruh pada organ yang lain, seperti stroke untuk otak atau penyakit

jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung.

2.3.2 Etiologi

Dari seluruh kasus hipertensi 90% adalah hipertensi primer. Beberapa faktor

yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi primer seperti berikut ini

(Udjianti,2013) :

2.3.2.1 Genetik

Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi

untuk mendapatkan penyakit ini.

2.3.2.2 Jenis Kelamin dan Usia

Laki – laki berusia 35-50 tahun dan Wanita menopause tinggi untuk

mengalami hipertensi

2.3.2.3 Diet

Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan dengan

berkembangnya hipertensi.

14
2.3.2.4 Berat Badan (Obesitas)

2.3.2.5 Berat badan >25% di atas ideal dilakukan dengan berkembangnya hipertensi

2.3.2.6 Gaya Hidup

Merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah

Etiologi hipertensi sekunder pada umumnya diketahui, berikut ini beberapa

kondisi yang menjadi penyebab hipertensi sekunder (Udjianti,2013) :

1) Pengunaan kontrasepsi hormonal

Obat kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi melalui

mekanisme renis – aldosterone – mediated volume expansion. Dengan penghentian

obat kontrasepsi, tekanan darah normal kembali secara bebebrapa bulan.

2) Penyakit parenkim dan vaskuler ginjal

Ini merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler

berhubungan dengan penyempitan atau lebih arteri renal pada klien dengan hipertensi

disebabkan oleh aterosklorosis atau fibrous dysplasia (pertumbuhan abnormal

jaringan fibrus). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi dan

perubahan struktur serta fungsi ginjal.

3) Gangguan endokrin

Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan

hipertensi sekunder. Adrenal – mediated hypertention di sebabkan kelebihan primer

aldosterone, koristol dan katekolamin. Pada aldosteronisme primer, kelebihan

aldosterone menyebabkan hipertensi dan hipokalemia.

15
4) Coaretation aorta (penyempitan pembuluh darah aorta)

Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin terjadi beberapa

tingkat pada aorta torasik atau abdominal. Penyempitan penghambat aliran darah

melalui lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan darah di atas area kontriksi.

5) Kehamilan

Naiknya tekanan darah saat hamil ternyata dipengaruhi oleh horman estrogen

pada tubuh. Saat hamil kadar hormon estrogen didalam tubuh memang akan menurun

dengan signifikan. Hal ini ternyata bisa menyebabkan sel-sel endotel rusak dan

akhirnya menyebabkan munculnya plak pada pembuluh darah. Adanya plak ini akan

menghambat sirkulasi darah dan pada akhirnya memicu tekanan darah tinggi.

6) Merokok

Merokok dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah karena membuat

tekanan darah langsung meningkat setelah isapan pertama. Meningkatkan kadar

tekanan darah sistolik 4 milimeter air raksa (mmHg). Kandungan nikotin pada rokok

memicu syaraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan pembuluh

darah sekaligus meningkatkan tekanan darah.

2.3.3 Klasifikasi Hipertensi

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan

sfigmomanometer air raksa atau dengan tensimeter digital. Hasil dari pengukuran

tersebut adalah tekanan sistol maupun diastol yang dapat digunakan untuk

menentukan hipertensi atau tidak. JNC 8 telah mengklasifikasi hipertensi untuk usia ≥

18 tahun, seperti pada tabel di bawah ini.

16
Tabel 2.3
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 8

Tekanan darah
Tekanan darah diastolik
Klasifikasi Grade
sistolik (mmHg) (mmHg)

Normal < 120 < 80

>60 tahun > 150 > 90 A

A (30-59 tahun)
<60 tahun > 140 > 90
E (18-29 tahun)

>18 tahun
(dengan CKD ≥ 140 ≥ 90 E
dan DM)

Sumber : JNC 8

2.3.4 Manifestasi Klinis

Menurut Nanda Nic-Noc (2016). Tanda dan gejala hipertensi adalah

2.3.4.1 Mengeluh sakit kepala, pusing

2.3.4.2 Lemas, kelelahan

2.3.4.3 Sesak nafas

2.3.4.4 Gelisah

2.3.4.5 Mual

2.3.4.6 Muntah

2.3.4.7 Epitaksis (mimisan)

2.3.4.8 Kesadaran menurun

17
2.3.5 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula saraf

simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan abdomen. Rangsangan pusat

vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem

saraf simpatis ke ganglisa simpatis. Pada titik ini, neuron pregangliom melepaskan

asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi

sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa

hal tersebut bisa terjadi (Smelttzer,2014).

Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah

sebagai respon rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga terangang, mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,

yang dpat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan renin.

Renin merangsang pembentukan angiotensin satu yang kemudian di ubah menjadi

angiotensin dua, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi

aldosterone oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air

di tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor

tersebut cenderung mengakibatkan keadaan hipertensi.

18
2.3.6 Komplikasi

Kompikasi hipertensi menurut Triyanto (2014) adalah :

2.3.6.1 Penyakit jantung

Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung

2.3.6.2 Ginjal

Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan proresif akibat tekanan tinggi

pada kapiler – kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya membrane glomelurus, protein

akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan

menyebabkan edema.

2.3.6.3 Otak

Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada

hipertensi kronik apabila arteri – arteri yang memperdarahi orak mengalami hipertrofi

dan menebal sehingga aliran darah ke daerah yang diperdarahi berkurang.

2.3.6.4 Mata

Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan hingga kebutaan.

2.3.6.5 Kerusakan pada pembuluh darah arteri

Jika hipertensi tidak terkontrol dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri

atau yang sering disebut dengan ateroklorosis dan arterosklerosis (pengerasan

pembuluh darah).

19
2.3.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut (Nur Arif dan Kusuma,2015)

2.3.7.1 Pmeriksaan laboratorium

Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan

(viskositas) dan dapat mengindikasi factor resiko seperti

hipokoagubilita, anemia

BUN/Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal

Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan

oleh pengeluaran kadar ketokolamin

Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

EKG : dapat menunjukan pola renggangan, dimana luas, peninggian

gelombang P adalah salah satu tanda didni penyakit jantung

hipertensi

IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : batu ginjal, perbaikan

ginjal

Rontgen : menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran

jantung.

2.3.8 Penatalaksanaan Medis

Menurut Triatno (2014) penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu

secara nonfarmakologi dan farmakologi

2.3.8.1 Terapi non farmakologi

20
Merupakan terapi tenpa menggunakan obat, terapi non farmakologi

diantaranya memodifikasi gaya hidup dimana termasuk pengelolaan stress dan

kecemasan merupakan Langkah awal yang harus dilakukan. Penanganan non

farmakologi yaitu menciptakan keadaan rileks, mengurangi stress dan menurunkan

kecemasan. Terapi non farmakologi diberikan untuk semua pasien hipertensi dengan

tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor resiko serta penyakit

lainnya.

2.3.8.2 Terapi farmakologi

Yaitu yang menggunakan senyawa obat obatan yang dalam kerjanya dalam

mempengaruhi tekanan darah pada pasien hipertensi seperti : Angiotensin Receptor

Blocker (ARBs), Beta Blocker, Calcium Channel dan lainnya. Penanganan hipertensi

dan lamanya pengobatan dianggap kompleks karena tekanan darah cenderung tidak

stabil.

21
2.4 Kerangka Teori

Faktor Resiko Hipertensi


a. Tidak dapat diubah: umur, jenis
kelamin, genetik
b. Dapat diubah Merokok, konsumsi
garam berlebih, obesitas, konsumsi
alkohol, stres, diet rendah serat,
kurang aktivitas fisik, dislipidemia

Komplikasi Hipertensi Hipertensi


Gangguan jantung,
stroke, gagal ginjal

Tata Laksana

Terapi Farmakologi Terapi Non Farmakologi Pendidikan Kesehatan

Diet Rendah Garam


Pengetahuan

Kepatuhan Minum Obat

Gambar 2.4
Sumber : JNC VII

22
2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan sebuah diagram sederhana yang

menggambarkan variabel penelitian dan hubungan antar variabel tersebut. Kerangka

konsep yang di buat harus dapat menjelaskan penelitian yang dibuat dan di sertai

keterangan terkait yang diperlukan dalam penelitian (Dahlan, 2012). Kerangkan

konsep dalam penelitian ini dibuat berdasarkan tujuan penelitian yaitu mengetahui

hubungan pengetehauan terhadap tingkat kepatuhan minum obat hipertensi pada

pasien hipertensi.

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan Kepatuhan Minum Obat


Hipertensi

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

23
2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep penelitian maka hipotesis penelitian ini adalah

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan minum obat

hipertensi pada pasien dengan hipertensi di Puskesmas Kragilan.

H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan minum obat

hipertensi pada pasien dengan hipertensi di Puskesmas Kragilan.

24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi tidak berpasangan

dengan pendekatan cross sectional, yaitu desain penelitian analitik yang memiliki

tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan diantara variabel independen dan

variabel dependen yang di indentifikasi dalam satu satuan waktu (Dharma, 2011;

Dahlan, 2012). Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan

pasien terhadap kepatuhan minum obat pada pasien dengan hipertensi di Kabupaten

Serang.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah individu penderita hipertensi yang sedang

dalam pengobatan di Puskesmas Kragilan selama bulan Januari 2021 dengan jumlah

populasi sebanyak 130 pasien.

3.2.2 Sampel

Pemilihan sampel yang di lakukan biasanya dialakukan dengan menggunakan

metode sampling. Metode sampling merupakan cara yang dibuat peneliti untuk

menentukan dan memilih beberapa sampel dari populasi yang dilakukan penelitian

(Dharma, 2011). Metode sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada

penelitian ini ialah non probability sampling dengan purposive sampling. Metode ini

25
merupakan metode pengambilan pengambilan sampel dengan mempertimbangkan

kemudahan bagi peneliti dalam mengambil sampel, seseorang dapat dijadikan

responden saat kebetulan bertemu ataupun orang yang dikenal oleh peneliti (Dharma,

2011). Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang sedang berobat

di Puskesmas Kragilan sejak Januari 2021 sampai dengan februari 2021.

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2017). Syarat yang harus

dipenuhu saat menetapkan sampel adalah representatif (mewakili) dan sampel harus

cukup banyak (Nursalam,2017). Slaah satu metode yang di gunakan untuk

menentukan besar sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Nursalam, 2017).

N
𝑛=
1 + N (d)²

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat Kesalahan yang di pilih (d = 0,05) / 5%

130
𝑛=
1 + 130(0.05)²

130
𝑛=
1 + 130(0,0025)

130
𝑛=
1 + 0,325

130
𝑛=
1,325

𝑛 = 98,1

26
𝑛 = 98 responden

Sampel yang akan diambil untuk penelitian ini adalah penderita hipertensi di

Puskesmas Kragilan yaitu berjumlah 98 orang.

3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel

Adapun kriteria yang dimaksud untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Kriteria Inklusi

1. Responden yang terdaftar sebagai pasien hipertensi di Puskesmas Kragilan

2. Responden berusia lebih dari 40 tahun

3. Bersedia berpartisipasi dan kooperatif dalam mengisi kuesioner

4. Responden dapat membaca dan menulis

3.3.2 Kriteria Eksklusi

1. Responden dengan gangguan kesehatan mental

2. Responden dengan komplikasi

3. Pasien yang mendapatkan penanganan khusus

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Kragilan. Waktu penelitian mulai

dari perijinan sampai selesai pengambilan data adalah mulai dari bulan Januari 2021

sampai dengan agustus 2021.

27
3.5 Variabel Penelitian

Menurut Hidayat (2011) variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang

berubah dari satu objek ke subjek lainnya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari,

yaitu :

3.5.1 Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen (terikat).

3.5.2 Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menajdi akibat karena

variabel bebas.

Variabel independen pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

sedangkan variabel dependen yaitu kepatuhan minum obat.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian harus mencakup definisi, alat ukur

penelitian, bagaimana cara mengukur, skala pengukuran, dan semua hasil pengukuran

variabel yang sudah di definisikan (Dahlan,2012). Mendefinisikan variabel secara

operasional bertujuan agar variabel jadi lebih konkrit dan dapat diukur

(Dharma,2011).

28
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Independen
Tingkat Suatu hal yang Kuesioner Melakukan Penilaian : Ordinal
Pengetahuan diketahui oleh tingkat pengisian 1. Positif
pasien/responden pengetahuan kuesioner (tingkat
tentang penyakit dengan pengeta
hipertensi meliputi menggunakan huan
pengertian, gejala, skala likert dan tentang
penyebab,faktor resiko, skoring. penyakit
pencegahan Pertanyaan hiperten
terdiri dari 20 si) jika
item dimana jawaban
pertanyaan benar
tersebut 14-20
diberikan nilai 2. Negatif
pada pilihan (tingkat
jawaban: pengeta
sangatsetuju :4 huan
Setuju:3 tentang
Tidak setuju :2 penyakit
Sangat tidak hiperten
setuju :1 si) jika
jawaban
respond
en benar
0-13
Dependen
Kepatuhan Merupakan perilaku Kuesioner Melakukan Penilaian Ordinal
Minum penderita dalam kepatuhan pengisian 1. Positif
Obat melaksanakan minum obat kuesioner (kepatuh
pengobatan yang menggunakan an
disarankan oleh dokter skala likert dan minum
skoring. obat)
Pertanyaan jika
terdiri dari 15 jawaban
item,setiap respond
pertanyaan en benar
akan diberikan 8-15
nilaipada 2. Negatif
setiappilihan (kepatuh
jawaban : an
Sangatsetuju:4 minum

29
setuju:3 obat)
Tidak setuju:2 jika
Sangat tidak jawaban
setuju :1 respond
en benar
0-7

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri

dari dua kategori yang berbeda, yaitu kuesioner tingkat pengetahuan dan kepatuhan

minum obat. Instrument kuesioner ini bertujuan untuk melihat hubungan anatara dua

variabel independen dan variabel dependen, yaitu hubungan tingkat pengetahuan

pasien terhadap kepatuhan minum obat hipertensi.

3.7.1 Kuesioner Pengetahuan

Instrumen penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuesioner

baku. Skala yang dipakai adalah skala likert dengan pertanyaan positif. Penilaian

menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban Sangat Setuju = 4, Setuju = 3,

Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Kuesioner pengetahuan dalam penelitian

ini terdiri dari 3 domain yaitu, gaya hidup 11 pertanyaan, pola aktifitas 5 pertanyaan

dan pola makan 4 pertanyaan, sehingga kuesioner pengetahuan adalah 20 pertanyaan.

Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas kepada 20 oarang responden (r table 0,443)

yang berada di Puskesmas Pematang sesuai dengan kriteria inklusi pasien yang akan

dijadikan responden dalam penelitian, hasil uji validitas pada kuesioner ini

didapatkan nilai r hitung tertinngi adalah 0,923 dan nilai r hitung terendah adalah

30
0,510. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner ini adalah didapatkan nilai Cronbach

alpha sebesar 0,960.

Pengetahuan pasien dinyatakan baik apabila skor akhir responden 60-100

sedangkan apabila skor akhir responden 0-59,9 maka pengetahuan pasien kurang

baik.

3.7.2 Kuesioner Kepatuhan Minum Obat

Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner penelitian

yang mengidentifikasi kepatuhan minum obat yang terdiri dari 15 pertanyaan,

kuesioner ini dibuat oleh Siregar (2016) dan di modifikasi oleh Agnes A.S (2020) dan

di modifikasi lagi oleh peneliti. Penilaian menggunakan skala likert dengan pilihan

jawaban Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1.

Jika skor akhir responden 60-100 maka kaptuhan minum obat pasien dinytakan baik

namun apabila nilai skor akhir responden 0-59.9 maka kepatuhan minum obat pasien

dinyatakan kurang baik.

Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas kepada 20 oarang responden (r

table 0,443) yang berada di Puskesmas Pematang sesuai dengan kriteria inklusi

pasien yang akan dijadikan responden dalam penelitian, hasil uji validitas pada

kuesioner ini didapatkan nilai r hitung tertinngi adalah 0,925 dan nilai r hitung

terendah adalah 0,614. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner ini adalah didapatkan

nilai Cronbach alpha sebesar 0,958.

31
3.8 Validasi dan Reliabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan keaslian alat ukur yang digunakan

dalam penelitian untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid merupakan instrument

yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Kuesioner diketahui

valid apabila r hitung lebih besar r tabel (Arikunto,2006).

3.8.1.1 Hasil Uji Validitas Pengetahuan

Uji validitas kuesioner ini dilakukan pada tanggal 2 agustus 2021. Perhitungan
uji validitas variabel pengetahuan dilakukan dengan cara mengambil jumlah
responden sebanyak 20 responden melalui 20 pertanyaan yang diajukan. Kemudian
menghitung validitas setiap item dengan menggunakan bantuan program SPSS 20
lalu dibandingkan dengan menggunakan Pearson Correlation.

Hasil dari 20 item pertanyaan dari variabel pengetahuan memiliki nilai rhitung
yang lebih besar dibanding dengan rtabel dimana hasilnya item-item tersebut valid
atau dengan kata lain item tersebut dapat digunakan.

3.8.1.2 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Minum Obat

Uji validitas kuesioner ini dilakukan pada tanggal 2 agustus 2021. Perhitungan
uji validitas variabel Kepatuhan Minum Obat dilakukan dengan cara mengambil
jumlah responden sebanyak 20 responden melalui 15 pertanyaan yang diajukan.
Kemudian menghitung validitas setiap item dengan menggunakan bantuan program
SPSS 20 lalu dibandingkan dengan menggunakan Pearson Correlation.

32
Hasil dari 15 item pertanyaan dari variabel pengetahuan memiliki nilai rhitung
yang lebih besar dibanding dengan rtabel dimana hasilnya item-item tersebut valid
atau dengan kata lain item tersebut dapat digunakan.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrument yang dalam hal

ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang

sama akan menghasilkan data yang konsisten. Reliabel apabila nilai Alpha Cronbach

lebih besar dari r tabel maka konsisten. (Budiman & Riyanto, 2013).

Berikut adalah hasil uji reabilitas dengan menggunakan bantuan program SPSS :

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.960 20

Tabel 3.4 Hasil Uji Reabilitas Pengetahuan

Hasil ini terlihat bahwa nilai reabilitas kuesioner sebesar 0,960 (Alpha
Cronbach) dan lebih dari 0,60. Hasil pengujian ini menunjukan semua item
pertanyaan yang digunakan sangat realibel sehingga dapat disimpulkan bahwa alat

33
ukur yang digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan sudah memberikan hasil
yang konsisten.

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.958 15

Tabel 3.5 Hasil Uji Reabilitas Kepatuhan Minum Obat

Hasil ini terlihat bahwa nilai reabilitas kuesioner sebesar 0,958 (Alpha
Cronbach) dan lebih dari 0,60. Hasil pengujian ini menunjukan semua item
pertanyaan yang digunakan sangat realibel sehingga dapat disimpulkan bahwa alat
ukur yang digunakan untuk mengukur variabel kepatuhan minum obat sudah
memberikan hasil yang konsisten.

3.9 Prosedur Pengumpulan data

Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari responden dengan

mengumpulkan jawaban dari kuesioner yang diisi oleh responden secara mandiri.

Prosedur pengumpulan data adalah

3.9.1 Mendapatkan izin dari Puskesmas Kragilan Kabupaten Serang untuk

melakukan penelitian dan pengambilan data.

34
3.9.2 Menemui responden penelitian kemudian menjelaskan tujuan penelitian

3.9.3 Meminta kesediaan responden untuk berpatisipasi dalam penelitian dengan

mengisi lemabar persetujuan yang sudah dibuat (inform concent)

3.9.4 Menjelaskan kepada responden petunjuk dan tata cara pengisian kuesioner

3.9.5 Memberikan kuesioner kepada responden untuk diisi

3.9.6 Memberikan waktu untuk mengisi kuesioner kepada responden

3.9.7 Memeriksa kembali kuesioner yang telah dikembalikan dan memastikan

kelengkapan jawaban dan sudah diisi dengan tepat

3.10 Pengolahan Data

Data yang didapatkan dari kuesioner kemudian dilakukan pengelolaan data.

Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan informasi yang ingin didapatkan

sesuai dengan tujuan penelitian. Tahan pengolahan data yang dilakukan adalah :

3.10.1 Pemeriksaan kuesioner (editing)

Peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi dan dikumpulakan

untuk melihat dan memastikan apakah pencatatan dan pengisian kuesioner telah

lengkap, jelas dan tepat.

3.10.2 Pengkodean (coding)

Peneliti memberi kode pada kuesioner yang sudah diperiksa Kembali tersebut.

Kode diberikan pada masing – masing data yang terkumpul, dengan tujuan untuk

mempercepat pemasukan data dan mempermudah pada proses analisis data.

3.10.3 Memproses (processing)

35
Peneliti melakukan proses memasukan data yang sudah diberi kode tadi ke

dalam aplikasi pengolah data SPSS versi 20. Data yang sudah di masukkan ke dalam

aplikasi pengolah data statistik kemudian dianalisis dengan cara komputerisasi.

3.10.4 Pembersihan (cleaning)

Pengecekan Kembali dilakukan peneliti pada data yang telah di masukkan,

apakah ada kesalahan atau ada data yang kosong. Data yang kosong yang sudah dicek

kembali dengan membandingkan dengan data pada kuesioner, setelah data dipastikan

benar dilanjutkan kembali ke tahapan analisis data.

3.11 Analisa Data

Analisis data yang di lakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat

kemudian analisis bivariat

3.11.1 Analisis Univariat

Pada penelitian ini analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran

statistic dari tiap – tiap variabel untuk mempersiapkan analisis selanjutnya (bivariat),

rumus perhitungan adalah sebagai berikut :

f i x 100
𝑃=
n

Keterangan :

P = presentase

f i = frekuensi teramati

n = jumalah responden yang menjadi sampel

36
Analisis Univariat pada penelitian ini yang akan dianalisis adalah jenis

kelamin, tingkat pendidikan dan usia responden yang nanti akan di laporkan dalam

bentuk distribusi frekuensi responden.

3.11.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan antara

variabel independen dan dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah

tingkat pengetahuan yang mempunyai skala data ordinal, sedangkan variabel

dependen nya adalah kepatuhan minum obat hipertensi yang mempunyai skala data

kategori. Sehingga dapat di simpulkan bahwa analisis bivariat pada penelitian ini

yang akan dilakukan adalah menggunkan uji chi-square jika memanuhi syarat uji.

3.12 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian sebaiknya pneliti melindungi responden dengan

memerhatikan aspek etika dan berpegang teguh pada prinsip – prinsip penelitian

(Polit & Beck,2012). Adapun prinsip – prinsip ertika yang diterapkan dalam

penelitian ini adalah :

3.12.1 Self Determination

Setelah diberi penjelasan tentang yang akan dilakukan, pasien diberi

kebebasan untuk menentukan turut serta atau tidak dalam penelitian tanpa diberi

sanksi apapun. Selain itu peneliti menjamin bahwa keputusan yang diambil tidak

berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan yang akan diterima. Kesediaan pasien

menjadi responden dibuktikan dengan penandatanganan lembar persetujuan

responden.

37
3.12.2 Anonymity and Confidentiality

Prinsip anonimyty dilakukan peneliti dengan tidak mencantumkan nama

lengkap responden namun hanya nama inisial dalam kuesioner yang dijadikan kode,

dan prinsip confidentiality dilakukan peneliti dengan tidak mempublikasikan

keterikatan informasi yang diberikan dengan identitas responden, sehingga dalam

analisis dan penyajian data hanya mendeskripsikan karakteristik responden. Selain

itu, berkas penelitian yang sudah tidak terpakai akan dihanguskan sehingga informasi

tetap terjaga kerahasiaannya.

3.12.3 Privacy

Peneliti menjamin privacy responden dan menjunjung tinggi harga diri

responden. Peneliti dalam berkomunikasi dengan responden tidak menanyakan hal –

hal yang dianggap sebagai privasi bagi responden, kecuali yang berkaitan dengan

penelitian, namun tetap mengedepankan rasa penghormatan dan melalui persetujuan

responden.

3.12.4 Protection From Discomfort and Harm

Penelitian ini dilakukan sebaiknya tidak mengakibatkan penderitaan kepada

responden, baik fisik maupun psikis. Peneliti memberikan kesempatan kepada

responden untuk menyampaikan ketidaknyamanan dan tidak melanjutkan pengisisan

kuesioner bila menglami depresi akan dilaporkan pada perawat untuk dapat ditindak

lanjuti.

3.12.5 Informed Consent (IC)

Sebelum penelitian dilakukan peneliti memberikan informasi secara lengkap

tentang penelitian yang akan dilakukan dan memberikan kebebeasan untuk

38
berpatisipasi atau menolak menjadi responden. Jika responden bersedia maka

responden di minta untuk menandatangani lembar persetujuan responden.

39
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Analisi Univariat

4.1.1.1 Gambaran Pengetahuan Responden Di Kabupaten Serang Tahun 2021

Pengetahuan responden dalam penelitian ini di ukur dari 2 kategori yaitu

kurang baik dan baik. Pengkategorian pengetehuan responden, peneliti menggunakan

nilai median karena setelah diuji normalitas menunjukan data yang tidak normal.

Hasil pengumpulan data mengenai pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Puskesmas Kragilan
Kabupaten Serang
Jenis Kelamin Frekuensi presentase
Laki-Laki 17 17.3%
Perempuan 81 82.7%
Jumlah 98 100%

Berdasarkan tabel 4.1 jenis kelamin responden yang diperoleh diketahui

bahwa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang dengan presentase 17.3%

sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 81 orang dengan presentase

82.7%.

40
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Menurut Usia Responden di Puskesmas Kragilan
Kabupaten Serang
Umur Frekuensi Presentase
41-45 Tahun 10 10.2
46-65 Tahun 51 52.0

66-74 Tahun 32 32.7


70-86 Tahun 5 5.1
Jumlah 98 100.0

Berdasarkan tabel 4.2 umur responden diketahui bahwa jumlah responden

yang terbanyak adalah responden yang berumur 46-65 tahun berjumlah 51 orang

(52.0%), kemudian diikuti oleh responden yang berumur 66-74 tahun berjumlah 32

orang (32.7%), responden yang berumur 41-45 tahun berjumlah 10 orang (10.2%)

dan yang paling terendah adalah responden yang berumur 70-86 tahun berjumlah 5

orang (5.1%).

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Lamanya Pasien yang Terdiagnosis Hipertensi di


Puskesmas Kragilan Kabupaten Serang

Lamanya terdiagnosa Frekuensi Presentase


Hipertensi
1-5 Tahun 19 19.4
6-10 Tahun 45 45.9
>10 Tahun 34 34.7
Jumlah 98 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar dari responden

mengalami lama menderita hipertensi dengan durasi 6-10 tahun sejumlah 45 orang

41
(45.9%), disusul dengan durasi lebih dari 10 tahun sejumlah 34 orang (34.7%), dan

durasi 1-5 tahun sejumlah 19 orang (19.4%).

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Di Kabupaten Serang
Tahun 2021

Pengetahuan Frekuensi Presentase


Kurang Baik 41 41,8%
Baik 57 58,2%
Jumlah 98 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh kesimpulan bahwa dari 98 responden yang

memiliki pengetahuan kurang baik terhadap penyakit hipertensi sebanyak 41

responden dengan presentase 41,8% dan responden yang memiliki pengetahuan baik

sebanyak 57 responden dengan presentase 58,2% .

4.1.1.2 Gambaran Kepatuhan Minum Obat Hipertensi Responden Di

Kabupaten Serang Tahun 2021

Kepatuhan minum obat responden dalam penelitian ini di ukur dari 2 kategori

yaitu kurang baik dan baik. Pengkategorian kepatuhan minum obat responden,

peneliti menggunakan nilai median karena setelah diuji normalitas menunjukan data

yang tidak normal. Hasil pengumpulan data mengenai pengetahuan dapat dilihat

pada tabel 4.2

42
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Responden Di
Kabupaten Serang Tahun 2021

Kepatuhan Minum Frekuensi presentase


Obat
Kurang Baik 48 49%
Baik 50 51%
Jumlah 98 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh kesimpulan bahwa dari 98 responden yang

memiliki kepatuhan minum obat kurang baik sebanyak 48 responden dengan

presentase 49% dan responden yang memiliki kepatuhan minum obat yang baik

sebanyak 50 responden dengan presentase 51% .

4.1.2 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square dengan

menguji perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok sampel.

43
4.1.2.1 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Minum Obat
hipertensi Di Kabupaten Serang Tahun 2021
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan dan Kepatuhan Minum
Obat

OR
Kepatuhan Minum Obat Total P-Value
(95% CI)
Pengetahuan
Kurang Baik Baik
n % n % N %
2,758
Kurang Baik 26 63,4% 15 36,6% 41 100% 0,026
(1,203-6,321)
Baik 22 38,6% 35 61,4% 57 100%
Total 48 49% 50 51% 98 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa dari 41 responden dengan

pengetahuan kurang baik, sebanyak 26 responden (63,4%) memiliki kepatuhan yang

kurang baik dalam minum obat. Sedangkan dari 57 responden dengan pengetahuan

baik, hanya terdapat 22 responden (38,6%) yang kurang baik dalam kepatuhan

minum obat.

Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,026, pada α = 0,05 (p< α) maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

kepatuhan minum obat pada masyarakat Di Kabupaten Serang Tahun 2021. Hasil

analisis juga diperoleh nilai OR (Odd Ratio) = 2,758, hal tersebut berarti responden

yang berpengetahuan kurang baik beresiko 2,758 kali lebih besar untuk kurang baik

dalam kepatuhan minum obat dibandingkan dengan responden berpengetahuan baik.

44
4.2 Pembahasan Penelitian

4.2.1 Hasil Analisis Univariat

4.2.1.1 Gambaran Pengetahuan Responden Di Kabupaten Serang Tahun 2021

Pengetahuan merupakan hasil tahu seorang individu yang diperoleh melalui

pancaindra terhadap suatu objek dan rasa keingintahuan seseorang terhadap suatu

hal. Dalam penelitian yang telah dilakukan tingkat pengetahuan responden dalam

penelitian ini Sebagian besar berpengetahuan baik, pengetahuan baik pada responden

dimungkin karena tingkat Pendidikan responden yang Sebagian besar tamat sekolah

menengah atas (SMA), seperti yang telah dijelaskan oleh Budiman dan Riyanto

(2013) jika Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan, dimana Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (formal maupun tidak

formal) dan berlangsung seumur hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka

akan semakin banyak menerima informasi dan semakin banyak pula pengetahuan

yang akan di dapat.

penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningsih dan Duana (2013) menunjukan

hasil jika tingkat pendidikan seseorang mempunyai hubungan yang signifikan

dengan pengetahuan yang dimiliki, Penelitian lain yang dilakukan oleh Hakim

(2021) menunjukan hasil jika tingkat Pendidikan memiliki hubungan yang bermakna

dengan pengetahuan yang dimilki oleh seseorang, sehingga semakin tinggi tingkayt

Pendidikan yang dimiliki seseorang akan semakin baik pengetahuan yang dimiliki.

Selain pedidikan pengetahuan juga dipengaruhi oleh informasi yang diterima

oleh seseorang, hal ini telah dijelaskan oleh Budiman dan Riyanto (2013) jika

45
informasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan dimana

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan

bahwa informasi adalah sebagai transfer pengetahuan. Pengetahuan baik yang

dimiliki responden dalam penelitian ini mungkin dipengaruhi oleh informasi yang

diterima, hasil analisis jawaban kuesioner pengetahuan pada beberapa item

pertanyaan tentang pola aktifitas dan pola makan yang mengacu pada konsep

hipertensi, dimana jawaban yang diberikan responden menjawab dengan baik dan

menyetujui jika pola aktifitas dan pola makan yang baik akan mempengaruhi

hipertensi

4.2.1.2 Gambaran Kepatuhan Minum Obat Hipertensi Responden Di

Kabupaten Serang Tahun 2021

Kepatuhan merupakan suatu perilaku atau suatu sikap yang ditunjukan sesuai

dengan aturan-aturan yang ditentukan, menurut Fatmah (2012) mendefinisikan

kepatuhan adalah sebagai perilaku untuk menaati saran- saran dokter atau prosedur

dari dokter tentang penggunaan obat, yang sebelumnya di dahului oleh proses

konsultasi antara pasien dan keluarga pasien sebagai orang kunci dalam kehidupan

pasien dengan dokter sebagai penyedia jasa medis.

Berdasarakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Serang

menunjukan Sebagian besar responden memiliki kepatuhan yang baik dalam dalam

minum obat hipertensi. Kepatuhan minum obat yang baik dalam penelitian ini dapat

dilihat dari jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden, pada beberapa item

pertenyaan tentang kepatuhan minum obat hipertensi Sebagian besar responden

46
menjawab sangat setuju untuk patuh pada kepatuhan minum obat, selain itu pada

item pertanyaan dukungan keluarga Sebagian besar responden menjawab sangat

setuju jika kelurga membantu dalam kepatuhan kontrol dan minum obat.

Hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Siswanto, Yanwirasti, dan

Usman (2015) menunjukan hasil jika dukungan keluarga mempunyai hubungan yang

signifikan dengan kepatuhan minum obat. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Afriani (2016) menunjukan hasil jika dukungan keluarga mempunyai hubungna yang

bermakna dengan kepatuhan minum obat, berdasarkan hasil dari penelitian tersebut

bisa dijelaskan jika dukungan keluraga mempunyai pengaruh dalam kepatuhan

minum obat.

4.2.2 Hasil Analisi Bivariat

4.2.2.1 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Minum Obat Di

Kabupaten Serang Tahun 2021

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 10 Agustus

2021 bahwa terdapat hasil yang signifikan dimana pengetahuan sangat berpengaruh

pada kepatuhan minum obat hipertensi dan terdapat hubungan antara tingkat

pengetahuan pasien terhadap kepatuhan minum obat hipertensi. Hasil tersebut

dituliskan dalam tabel yang dihitung dengan menggunakan alat bantu SPSS.

Pengetahuan yang mempengaruhi kepatuhan minum obat hipertensi dalam penelitian

ini dimungkinkan karena sebagian besar tingkat pengetahuan responden dalam

penelitian ini berada dalam kategori baik.

47
Pengetahuan adalah hal yang ditangkap melalui penglihatan, pendengaran,

perabaan dan perasaan terhadap suatu obyek sehingga mampu dimengerti dan

dipahami seseorang. Hasil penelitian ini menunjukan jika pengetahuan mempunyai

hubungan yang bermakna dengan kepatuhan minum obat hipertensi dengan nilai p-

value (0.026). Pengetahuan yang mempengaruhi kepatuhan minum obat hipertensi

dalam penelitian ini dimungkinkan karena Sebagian besar tingkat pengetahuan

responden dalam penelitian ini berada dalam kategori baik. Hasil penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Wijayanto dan

Satyabakti (2014) dalam penelitiannya menunjukan jika pengetahun mempunyai

hubungan yang bermakna dengan kepatuhan minum obat hipertensi, karena dengan

memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit responden akan terdorong untuk

patuh minum obat.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Fitri (2017) menunjukan jika

pengetahuan mempengaruhi kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi,

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya menunjukan pentingnya pengetahuan yang baik bagi pasien

sehingga kepatuhan minum obat sebagai upaya pengobatanpun akan tercapai.

Hasil penelitian lain yang mendukung pentingnya pengetahuan sebagai faktor

yang mempengaruhi kepatuhan minum obat dilakukan oleh Harap, Aprilia, dan

Muliati (2019) dalam penelitian tersebut menunjukan terdapat hubungan yang

bermakna antara pengetahuan yang dimiliki responden dengan kepatuhan minum

obat antihipertensi. Hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan penelitian yang

48
telah dilakukan peneliti ataupun pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

oleh peneliti lain.

Namun, hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Violata,

Leida, dan Dwinata (2015) dalam penelitiannya tersebut ada tiga faktor yang diteliti

yaitu pengetahuan, dukungan keluarga, dan dukungan petugas kesehatan. Faktor

pengetahuan dlam penelitian tersebut tidak mempunyai hubungan yang bermakna

dengan kepatuhan minum obat, sedangkan faktor dukungan keluarga dan dukungan

petugas kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna. Jika melihat hasil dalam

penelitian tersebut tingkat pengetahuan sebagian kurang baik namun kepatuhan

minum obat dalam kategori patuh, kepatuhan minum obat dalam penelitian tersebut

dimungkinkan karena dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan yang

berada dalam kategori baiksehingga kepatuhan minum obat pada penelitian tersebut

sebagian besar dalam kategori patuh.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Hanum, Puetri, dan Marlinda (2019)

dalam penelitiannya melakukan uji pada faktor pengetahuan dan motivasi dengan

kepatuhan minum obat menunjukan hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan dengan kepatuhan minum obat, hal ini dimungkinkan karena

pengetahuan dlam penelitian tersebut dalam kategori kurang sedangkan kepatuhan

minum obat dalam kategori yang baik, sehingga tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat. Namun pada faktor

motivasi mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepatuhan minum obat

dikarenakan motivasi dalam peneltian ini merupakan motivasi yang diberikan oleh

49
keluarga, dan dalam penelitian tersebut motivasi berada dalam ketegori tinggi

sehingga kepatuhan dalam minum obatpun dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil penelitian baik yang dilakukan oleh peneliti ataupun oleh

peneliti lain yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan penting pengetahuan

yang baik sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat.

Pengetahuna yang baik tentu akan melalui proses dan tingkatan, seperti yang

dujelaskan oleh Notoatmodjo (2007). Pengetahuan mempunyai 6 proses atau

tingkatan, pertama tahu, kedua memahami, ketiga aplikasi, keempat analisis, kelima

sintesis, dan keenam evaluasi. Melalui proses enam tingkatan tersebut, dimana pada

tingkatan pertama seseorang baru tahu apa yang dipelajari, setelah tahu seseorang

akan ada pada tahap yang kedua yaitu memahami dimana memahami merupakan

kemampuan memahami objek secara benar dan menginterpretasikan hal tersebut

dengan benar. Setelah dapat memahami seorang akan berada pada tahap yang tiga

yaitu aplikasi, aplikasi merupakan kemampuan menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya setelah dapat mengaplikasikan

seseorang akan mulai menganalisis, analisi merupakan kemampuan untuk

menjabarkan sesuatu materi atau objek dalam komponen yang dipelajari. Pada

tingkatan selanjutnya seseorang akan mensintesis setelah dapat melakukan analisis

dimana sintesis adalah kemampuan untuk menyusun, merencanakan, meringkaskan,

dan menyusaikan suatu teori atau hal yang dipelajari (Notoatmodjo,2007).

Tingkatan akhir atau yang ke enam pada pengetahuan adalah evaluasi,

evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

suatu materi atau objek. Berdasarkan tingkat pengetahuan tersebut seseorang akan

50
mempunyai pengetahuan yang baik sebagai dasar kepatuhan minum obat hipertensi

yang baik, karena dengan hasil evaluasi yang baik pada kepatuhan minum obat

hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah pasien sebagai evaluasi akhir dari

kepatuhan minum obat hipertensi (Notoatmojdo 2007).

Peneliti beramsumsi bahwa hasil data diatas menunjukan bahwa pengetahuan

yang baik tersebut dapat melalui buku, internet dan faktor media lainnya. Sedangkan

untuk yang pengetahuan yang kurang baik disebabkan kurangnya informasi yang

didapatkan oleh responden dari media buku, internet, koran atau tidak datangnya saat

ada penyuluhan yang diadakan oleh Puskesmas setempat. Tenaga kesehatan harus

bekerja sama dengan pasien hipertensi dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan

kepatuhan minum obat pada pasien yang masih rendah pengetahuannya, dan dapat

memotivasi pasien dengan hipertensi untuk tetap meminum obat secara rutin.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan pasien Terhadap

kepatuhan minum obat Hipertensi di Kabupaten Serang memiliki keterbatasan dalam

penelitian, keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain mencakup hal-

hal sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya mengambil satu variable independent yaitu pengetahuan,

diduga masih banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan minum

obat hipertensi

2. Pengambilan data di era pandemi saat ini menjadi salah satu keterbatasan proses

pengambilan data, upaya yang dilakukan dengan cara meminta responden mengisi

kuesioner dengan system online terkendala kemampuan responden menggunakan

51
gawai, sehingga upaya yang dilakukan untuk seminimal mungkin kontak langsung

dengan responden menjadi tidak maksimal untuk dilakukan.

52
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kragilan dapat dijelaskan

bahwa pengetahuan kurang baik, sebanyak (63,4%). Responden dengan pengetahuan

baik sebanyak (38,6%) dimana hasil dari presentase ini akan berpengaruh pada

kepatuhan minum obat. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,026, pada α = 0,05

(p< α)

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada masyarakat Di Kabupaten Serang

Tahun 2021. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR (Odd Ratio) = 2,758, hal tersebut

berarti responden yang berpengetahuan kurang baik beresiko 2,758 kali lebih besar

untuk kurang baik dalam kepatuhan minum obat dibandingkan dengan responden

berpengetahuan baik.

5.2 SARAN

Dari hasil penelitian diatas harapan peneliti adalah

5.2.1 Bagi Puskesmas Kragilan

Diharapkan kepada seluruh pegawai Puskesmas Kragilan dapat memotivasi

pasien untuk lebih patuh lagi dalam meminum obat hipertensi dan menyebarkan

informasi tentang penyakit hipertensi dan bahanya seperti apa, walaupun sekarang

indonesia sedang dilanda penyakit covid-19 semoga dengan protokol kesehatan yang

53
baik insyaAllah informasi yang diberikan mudah-mudahan tersampaikan dengan

baik untuk pasien hipertensi.

5.2.3 Bagi Keperawatan

Penting bagi para calon perawat untuk lebih peduli kepada pasien dengan

penyakit hipertensi dan dapat memotivasi siapapun dengan penyakit yang diderita

oleh pasien dan tidak boleh memilih atau memilah pasien karena kita disumpah

untuk menjadi perawat yang dapat menolong pasien dengan ikhlas

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Pada penelitian ini tidak dilakukan penelitian spesifik tentang diit rendah

garam dan pola aktivitas. Dengan demikian untuk peneliti selanjutnya diharapkan

dapat meneliti secara spesifik apakah diit rendah garam dan pola kativitas

mempengaruhi untuk kesembuhan pasien dengan hoertensi.

54
DAFTAR PUSTAKA

Anggi,Agnes A.S, (2020), Hubungan Pengetahuan degan Kepatuhan


Minum Obat Orang dengan Skizofrenia di Helvetia Medan,
Universitas Sumatra Utara.

Annisa,A.F, dkk, (2013), Faktor Yang Berhubungan dengan Kepatuhan Berobat


Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Pattingalloang Kota Makassar,
Universitas Hasanuddin.

Anugrah, Yuyun., dkk, 2020, Scientia Jurnal Farmasi dan Kesehatan, Volume 10,
Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Tangerang Selatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ansar,Jumriani.,dkk, (2019), Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK), Volume 1,


Edisi 3, Universitas Hasanuddin.

Arita.M, (2009), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Cetakan kedua.


Yogyakarta,Fitra Maya

Ariyanti, Y.n., (2016), Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Tekanan Darah
Pasien Hipertensi Di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul Yogyakarta, Stikes
Jenderal Achmad Yani

Dinas Kesehatan Kabupaten Serang. 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Serang.


Serang

Fatmah, N.S., (2012), Kepatuhan Pasien Yang Menderita Penyakit


Kronis,Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana.

Gan, Sulistia Gunawan, 2011, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Badan Penerbit
FKUI Jakarta.

Harwandy, (2017), Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan
Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kasihan 1
Bantul, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Hidayat,A. A., 2011, Metode Penelitian Keperawatan & Teknik Analisa Data.
Jakarta,Salemba Medika, 78-79.

Indawati, dkk, (2020), Jurnal Citra Keperawatan, Volume 08, Kepatuhan Minum
Obat Dapat Mengontrol Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi
: A Literature Review, Stikes Kepanjen Malang

55
KEMENKES. R. I. 2018, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta, 127-131.

Mahfudz, Bayu P.S, (2014), Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Dukungan keluarga
Dengan Keaktifan Kontrol Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah
Puskesmas,Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Notoatmodjo, (2010), Metodologi Penelitian Kesehatanm Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Nursalam, (2017), Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta, Salemba


Medika.

Putri.M., (2016), Hubungan Dukungan Keluarga dan Pengetahuan Pasien Dengan


Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di Puskesmas Pegirian, Surabaya,
Universitas Airlangga.

Rijalludin, Muhammad., Chandra, Prasetiya Hadi,, 2016. Faktor – Faktor Yang


Mempengaruhi Hipertensi Pada Penderita Hipertensi Di Kelurahan
Podorejo Rw 6 Ngaliyan Semarang, Akademi Keperawatan Widya Husada
Semarang.

Rikesda, (2013), Riset Kesehatan Dasar, Jakarta, Kementrian Kesehatan RI.

Siswanto,Juliaji,dkk, (2020), Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Masyarakat Indonesia, Universitas Ngudi Waluyo.

Soekidjo.N., (2010), Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.

Wahyu.I., (2015), Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dan Kepatuahn


Lansia Hipertensi Untuk Kontrol Rutin ke Posyandu Lansia dia Area Kerja
Puskesmas Sugih Waras Bojonegoro, Surabaya, Universitas Airlangga.

Wijayanto,W dan Satyabakti, P. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Komplikasi


Hipertensi dengan Keteraturan Kunjungan Penderita Hipertensi
Usia 45 Tahun Keatas. Volume 2, No 1. Universitas Erlangga.

56
LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Konsultasi/Bimbingan Skripsi

Nama : Intan Linawati Rahayu

Npm : 194201426173
Program Studi : Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien terhadap Kepatuhan


Minum Obat Hipertensi di Puskesmas Kragilan Kabupaten
Serang
Dosen Pembimbing 1 : Ns. Dayan Hisni, S.Kep., M.N.S.
Dosen Pembimbing 2 : Ns.Naziyah S.Kep.M.Kep

NO Hari/Tanggal Materi Konsultasi Masukan Tanda tangan


pembimbing
1 rabu,24/03/2021 bimbingan pertama cari judul dan
untuk pengajuan buat
judul skripsi dan kerangka/outline
penulisan sesuai penelitian
panduan
(pembimbing 1)
2 sabtu,27/03/2021 konsultasi judul harus
pengajuan terdiri dari
judul/kerangka variabel
penelitian independen dan
(pembimbing 1) dependen dan
sesuaikan
penulisan dengan
buku panduan
3 kamis,08/04/2021 konsultasi sudah ok lanjut
pengajuan ke bab 1-3
judul/kerangka
penelitian
(pembimbing 1)
4 sabtu,24/04/2021 konsultasi bab 1-3 revisi bab 1,
(pembimbing 1) masukan data

57
ditempat
penelitian dan
masukan
penelitian lain
yang sejalan
5 senin,19/07/2021 konsultasi bab 1-3 revisi kerangka
(pembimbing 1) teori, dan
buatkan
kuesioner
6 sabtu,31/07/2021 konsultasi bab 1-3 lanjut uji VR dan
(pembimbing 1) penelitian dan
lanjut bab 1-5
7 sabtu,04/09/2021 konsultasi bab 1-5 revisi bab 4 ubah
(pembimbing 1) bentuk tabel,
tambahkan tabel
usia, jenis
kelamin dan
lamanya
terdiagnosa
Hipertensi
8 rabu,09/06/2021 konsultasi judul lanjut bab 1-3
(pembimbing 2)

9 sabtu,12/06/2021 konsultasi bab 1-3 revisi bab 3


(pembimbing 2) kerangka teori
dan kuesioner

10 senin.21/06/2021 konsultasi bab 1-3 revisi kuesioner


(pembimbing 2)

11 rabu,23/06/2021 konsultasi bab 1-3 lanjut uji VR


(pembimbing 2)

12 kamis,26/08/2021 konsultasi bab 1-5 revisi bab 4


(pembimbing 2) tambahkan
asumsi peneliti

58
13 sabtu, 04/09/2021 konsultasi bab 1-5 Acc alnjut sidang
(pembimbing 2)

59
Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

NPM :

Pekerjaan :

Institusi :

Bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat

Pengetahuan terhadap Kepatuhan Minum Obat Hipertensi di Puskesmas Kragilan”.

Kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan dipergunakan untuk kepentingan

penelitian. Oleh karena itu, bapak/ibu tidak perlu menulis nama lengkap hanya inisial

saja. Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi bapak/ibu maupun

keluarga. Jika bapak/ibu tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman

bagi bapak/ibu dan keluarga. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden, maka saya

akan bersedia menandatangani lembar persetujuan yang saya lampirkan atas

keinginan bapak/ibu sendiri dan tidak ada unsur paksaan. Demikian permohonan dari

saya, atas bantuan dan peran bapak/ibu saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya

Intan Linawati Rahayu

60
Lampiran 3

INFORMED CONSENT

(PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Telah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai :

1. Penelitian yang berjudul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien terhadap

Kepatuhan Minum Obat Hipertensi di Puskesmas Kragilan Kabupaten Serang

2. Prosedur penelitian dimana saya mempunyai kesempatan untuk mengajukan

pertanyaan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian

tersebut

Oleh karena itu saya bersedia/tidak bersedia secara sukarela untuk menjadi

subjek penelitian dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan. Demikian

pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.

61
Peneliti Jakarta, Juni 2021

Saksi I

Intan Linawati Rahayu Subjek Penelitian

(…………………….) (………………………)

62
Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Terhadap Tingkat Kepatuhan Minum Obat

Hipertensi di Puskesmas Kragilan Kabupaten Serang

No Responden :

Tanggal Pengisian :

Petunjuk Pengisian Jawaban

1. Pilihlah jawaban yang menurut anda sesuai dengan memberikan tanda cektang

2. Silahkan bertanya pada peneliti apabila ada pertanyaan yang kurang jelas

IDENTITAS RESPONDEN

1. Alamat responden :

2. Jenis kelamin :

a. Laki – laki

b. Perempuan

3. Umur Responden : Tahun

4. Pekerjaan Responden

a. Tidak bekerja

b. Buruh

c. Wiraswasta

d. Pegawai negeri/TNI/POLRI

e. Lain – lain

63
KUESIONER PENGETAHUAN

Jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda

check atau centang (√) pada jawaban yang dipilih

SS = Sangat Setuju (4) TS = Tidak Setuju (2)

S = Setuju (3) STS = Sangat Tidak Setuju (1)

NO PERTANYAAN Sangat Setuju Tidak Sangat


Setuju Setuju Tidak
Setuju
(4) (3) (2) (1)
1 Hipertensi/darah tinggi adalah
penyakit meningkatnya tekanan
darah.
2 Tekanan darah normal adalah
120/80 mmHg.
3 Semakin tua kita, tekanan darah
semakin meningkat.
4 Hipertensi/darah tinggi
merupakan
penyakit yang bisa disembuhkan.
5 Tekanan darah dapat berubah-
ubah sesuai dengan aktivitas
yang dilakukan.
6 Hipertensi/darah tinggi dapat
diturunkan dari orang tua ke anak
7 Olahraga dapat meningkatkan
metabolisme tubuh dan
memperlancar perdarahan
sehingga tidak baik untuk jantung
8 Latihan fisik yang berat tidak
dapat meningkatkan tekanan
darah.
9 Olahraga teratur, diit rendah
garam merupakan cara mencegah

64
komplikasi hipertensi
10 Merokok hanya merusak paru –
paru tidak merusak jantung.
11 Pola makan rendah lemak baik
untuk mengontrol tekanan darah.
12 Penggunaan garam berlebih tidak
berpengaruh pada tekanan darah.
13 Kelebihan berat badan dapat
meningkatkan resiko
hipertensi/darah tinggi.
14 Hipertensi akan sembuh jika
minum obat dengan rutin.
15 Hipertensi merupakan penyakit
yang bahaya apabila tidak di
kontrol.
16 Hipertensi/darah tinggi dapat
dikontrol.
17 Merokok dapat memperburuk
penyakit hipertensi.
18 Sakit kepala, terasa berat pada
daerah leher dan mata berkunang
kunang
merupakan tanda seseorang
menderita hipertensi
19 Hipertensi yang berkelanjutan
dapat menyebabkan stroke,
penyakit jantung lainnya.
20 Penderita hipertensi harus
meminum obat secara teratur

65
Lampiran 5

KUESIONER KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI

Kuesioner: KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda check atau

centang (Ѵ) pada jawaban yang dipilih.

SS = Sangat Setuju (4) TS = Tidak Setuju (2)

S = Setuju (3) STS = Sangat Tidak Setuju (1)

No Pertanyaan Sangat Setuju Tidak Sangat Tidak


Setuju Setuju Setuju
(4) (3) (2) (1)
1 Saya membeli obat ketika
obat saya sudah habis
2 Saya tidak membeli obat
karena harga obat yang
mahal
3 Saya melihat aturan minum
obat sebelum saya minum
4 Saya tetap rutin minum obat
ketika saya merasa sudah
baik
5 Saya merasa bosan minum
obat
6 Saya berhenti minum obat
ketika saya merasa sudah
sembuh
7 Saya minum obat karena
saya ingin sembuh
8 Saya minum obat sesuai
aturan saya sendiri
9 Saya minum obat sesuai
jumlah/satuan yang

66
ditetapkan
10 Saya melakukan rawat jalan
di puskesmas
11 Saya membawa obat ketika
saya bepergian atau
meninggalkan rumah
12 Saya harus kontrol tepat
waktu (kontrol saat obat
habis) agar saya cepat
sembuh
13 Keluarga saya sering
menemani saya kontrol
14 Pengobatan yang saya jalani
hanya buang – buang waktu
saja
15 Saya malas kontrol karna
tidak mempunyai kendaraan

67
Lampiran 6
OUTPUT UNIVARIAT DAN BIVARIAT

Frequencies
Notes

Output Created 10-AUG-2021 21:01:34

Comments

Input Data C:\Users\USER\Documents\kerjaan


omat\skripsi intan NR\Penelitian
Intan.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


98
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are


treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with


valid data.

Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=Pengetahuan_kategori
Kepatuhan_minum_obat_kategori usia
jenis_kelamin

pendidikan

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,13

68
Statistics

Kepatuhan_min
Pengetahuan_k um_obat_kateg
ategori ori usia jenis_kelamin pendidikan

N Valid 98 98 98 98 98

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Pengetahuan_kategori

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang Baik 41 41.8 41.8 41.8

Baik 57 58.2 58.2 100.0

Total 98 100.0 100.0

Kepatuhan_minum_obat_kategori

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang Baik 48 49.0 49.0 49.0

Baik 50 51.0 51.0 100.0

Total 98 100.0 100.0

69
Statistics
Usia_Kategori_WHO

N Valid 98

Missing 0

Usia_Kategori_WHO

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Dewasa Akhir 10 10.2 10.2 10.2

Lansia Awal 51 52.0 52.0 62.2


Lansia 32 32.7 32.7 94.9

Lansia AKhir 5 5.1 5.1 100.0

Total 98 100.0 100.0

Statistics
lama_terdiagnosis_hipertensi
N Valid 98
Missing 0

lama_terdiagnosis_hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ringan 19 19.4 19.4 19.4
sedang 45 45.9 45.9 65.3
panjang 34 34.7 34.7 100.0
Total 98 100.0 100.0

70
jenis_kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 17 17.3 17.3 17.3

Perempuan 81 82.7 82.7 100.0

Total 98 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 22 22.4 22.4 22.4

SMP 33 33.7 33.7 56.1

SMA 43 43.9 43.9 100.0

Total 98 100.0 100.0

71
Crosstabs
Notes

Output Created 10-AUG-2021 21:03:07

Comments

Input Data C:\Users\USER\Documents\kerjaan


omat\skripsi intan NR\Penelitian
Intan.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


98
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are


treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on


all the cases with valid data in the
specified range(s) for all variables in
each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Pengetahuan_kategori BY
Kepatuhan_minum_obat_kategori

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK

/CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,02

Dimensions Requested 2

Cells Available 524245

72
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan_kategori *
Kepatuhan_minum_obat_ka 98 100.0% 0 0.0% 98 100.0%
tegori

Pengetahuan_kategori * Kepatuhan_minum_obat_kategori Crosstabulation

Kepatuhan_minum_obat_kate
gori

Kurang Baik Baik

Pengetahuan_kategori Kurang Baik Count 26 15

% within
63.4% 36.6%
Pengetahuan_kategori

Baik Count 22 35

% within
38.6% 61.4%
Pengetahuan_kategori

Total Count 48 50

% within
49.0% 51.0%
Pengetahuan_kategori

73
Pengetahuan_kategori * Kepatuhan_minum_obat_kategori Crosstabulation

Total

Pengetahuan_kategori Kurang Baik Count 41

% within Pengetahuan_kategori 100.0%

Baik Count 57

% within Pengetahuan_kategori 100.0%

Total Count 98

% within Pengetahuan_kategori 100.0%

74
Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.878a 1 .015

Continuity Correctionb 4.927 1 .026

Likelihood Ratio 5.938 1 .015

Fisher's Exact Test .024 .013

Linear-by-Linear Association 5.818 1 .016

N of Valid Cases 98

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


Pengetahuan_kategori 2.758 1.203 6.321
(Kurang Baik / Baik)

For cohort
Kepatuhan_minum_obat_ka 1.643 1.100 2.455
tegori = Kurang Baik

For cohort
Kepatuhan_minum_obat_ka .596 .379 .937
tegori = Baik

N of Valid Cases 98

75
Lampiran 7
Berikut hasil uji validitas pengetahuan :

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Pengetahuan

No item Rhitung rtabel 5% (20) Sig. Kriteria


1 0.923 0.443 0.000 Valid
2 0.510 0.443 0.021 Valid
3 0.923 0.443 0.000 Valid
4 0.923 0.443 0.000 Valid
5 0.870 0.443 0.000 Valid
6 0.714 0.443 0.000 Valid
7 0.923 0.443 0.000 Valid
8 0.870 0.443 0.000 Valid
9 0.890 0.443 0.000 Valid
10 0.890 0.443 0.000 Valid
11 0.923 0.443 0.000 Valid
12 0.624 0.443 0.003 Valid
13 0.890 0.443 0.000 Valid
14 0.796 0.443 0.000 Valid
15 0.923 0.443 0.000 Valid
16 0.714 0.443 0.000 Valid
17 0.510 0.443 0.021 Valid
18 0.870 0.443 0.000 Valid
19 0.624 0.443 0.003 Valid
20 0.923 0.443 0.000 Valid

76
Berikut hasil uji validitas kepatuhan minum obat :

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Minum Obat

No item Rhitung rtabel 5% (20) Sig. Kriteria


1 0.614 0.443 0.004 Valid
2 0.742 0.443 0.000 Valid
3 0.713 0.443 0.000 Valid
4 0.821 0.443 0.000 Valid
5 0.858 0.443 0.000 Valid
6 0.742 0.443 0.000 Valid
7 0.821 0.443 0.000 Valid
8 0.614 0.443 0.004 Valid
9 0.821 0.443 0.000 Valid
10 0.742 0.443 0.000 Valid
11 0.821 0.443 0.000 Valid
12 0.925 0.443 0.000 Valid
13 0.821 0.443 0.000 Valid
14 0.925 0.443 0.000 Valid
15 0.925 0.443 0.000 Valid

77
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Intan Linawati Rahayu

Umur : 24 Tahun

Tanggal Lahir : Rembang,29 Agustus 1997

Bangsa : Indonesia

Tempat Tinggal : Perumahan Ciujung Damai Blok H no.12 Kendayakan-

Kragilan, Serang-Banten, Kode Pos 42184

Menerangkan Dengan Sebenarnya:

PENDIDIKAN

1. Diploma III PEMKAB Subang, berijazah tahun 2018


2. SMK Kesehatan Husada Pratama Kota Serang, berijazah tahun 2015
3. SMP N 3 Kragilan, berijazah tahun 2012
4. SD N Sentul IV, berijazah tahun 2009

Demikianlah surat daftar riwayat ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Serang, 09 September 2021

Saya Yang Bersangkutan

Intan Linawati Rahayu

78
Lampiran 8

SURAT IZIN PENELITIAN DAN PENGAMBILAN DATA

79
80
SURAT BALASAN PENELITIAN

81
82

Anda mungkin juga menyukai