SKRIPSI
Oleh :
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JAKARTA
2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN
TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT
HIPERTENSI DI PUSKESMAS
KRAGILAN KABUPATEN
SERANG
SKRIPSI
Oleh :
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JAKARTA
2021
i
The Relationship Between the Patient level of Knowledge
and Adherence to taking Hypertension Medication
at the District Health Center
in Serang
THESIS
Submitted in partial fulfillment of the requirement to obtain a Bachelor of Nursing
Degree at the Nursing Program Faculty of Health Sience
Universitas Nasional Jakarta
By :
INTAN LINAWATI RAHAYU
194201426173
UNIVERSITAS NASIONAL
FACULTY OF HEALTH SCIENCE
NURSING PROGRAM
JAKARTA
2021
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
INTAN LINAWATI RAHAYU
NPM: 194201426173
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengesahkan,
iii
HALAMAN PERSETUJUAN SEBELUM SIDANG
Menyetujui,
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
iv
Halaman Persetujuan Setelah Maju Sidang
NPM : 194201426173
Serang
Menyetujui,
v
PERNYATAAN
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang lain atau di perguruan tinggi lain.
Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan
saya banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun
6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
7. Terimakasih kepada orang tua saya yang selalu menemani saya begadang
mengerjakan skripsi , kasih sayang serta motivasi dan doa yang tiada henti-
hentinya.
8. Terimakasih kepada bu dita vendor saya sekaligus orang tua kedua saya dikampus
vii
9. Terakhir, terima kasih untuk diri sendiri yang tetap kuat dan mampu melewati
Penulis menyadari penulisan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun kearah
perbaikan dan kesempurnaan. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
viii
Abstrak
Latar Belakang : Hipertensi menjadi suatu penyakit yang disebut silent killer
dimana penyakit tersebut dapat membunuh siapa saja yang terkena penyakit
hipertensi. Maka dari itu pentingnya pengetahuan dan kepatuhan minum obat pasien
dengan hipertensi harusnya sudah sangat paham dimana tingkat pengetahuan adalah
untuk mengukur sampai sejauh mana pasien dengan hipertensi mengerti akan
penyakitnya sedangkan kepatuhan minum obat adalah dimana seorang pasien menaati
aturan minum obat yang telah dianjurkan oleh dokter.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
pasien terhadap kepatuhan minum obat hipertensi di Puskesmas Kabupaten Serang.
Metodologi : Metode penelitian ini menggunakan cross sectional. Sampel penelitian
ini berjumlah 98 responden. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan non
probability sampling dengan purposive sampling. Instrumen penelitian ini
menggunakan lembar kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji non parametrik
yaitu chi square.
Hasil Penelitian : Menunjukan bahwa dari 98 responden , 41 responden dengan
pengetahuan kurang baik, sebanyak 26 responden (63,4%) memiliki kepatuhan yang
kurang baik dalam minum obat. Sedangkan dari 57 responden dengan pengetahuan
baik, hanya terdapat 22 responden (38,6%) yang kurang baik dalam kepatuhan
minum obat. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,026, pada α = 0,05 (p< α) maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kepatuhan minum obat pada masyarakat Di Kabupaten Serang Tahun 2021.
Kesimpulan dan Saran : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien terhadap
kepatuhan minum obat hipertensi. Pasien hipertensi terus mencari informasi tentang
pentingnya kepatuhan minum obat dimana dengan patuh minum obat dapat
mengontrol penyakit yang di derita oleh pasien dan sebagai rujukan untuk penelitian
selanjutnya.
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Kepatuhan Minum Obat
Kepustakaan : 53 (2007-2021)
ix
Abstrak
Baground : Hypertension is a disease called the silent killer where the disease can
kill anyone who has hypertension. Therefore, the importance of knowledge and
adherence to taking medication for patients with hypertension should be very
understanding where the level of knowledge is to measure the extent to which
patients with hypertension understand their disease while adherence to taking
medication is where a patient obeys the rules of taking medication that has been
recommended by a doctor.
Objective : This study aims to determine the relationship between patient knowledge
and adherence to taking hypertension medication at the Serang District Health Center.
Methodology : This research method uses cross sectional. The sample of this study
amounted to 98 respondents. This sampling technique uses non-probability sampling
with purposive sampling. The research instrument used a questionnaire sheet. The
data were analyzed using a non-parametric test, namely chi square.
Research Results : It shows that from 98 respondents, 41 respondents with poor
knowledge, as many as 26 respondents (63.4%) have poor compliance in taking
medication. Meanwhile, out of 57 respondents with good knowledge, there are only
22 respondents (38.6%) who are not good at taking medication. The results of
statistical tests obtained p value = 0.026, at = 0.05 (p < ) it can be concluded that
there is a significant relationship between knowledge and adherence to taking
medication in the community in Serang Regency in 2021.
Conclusions and Suggestions : There is a relationship between the patient's level of
knowledge on adherence to taking hypertension medication. Hypertensive patients
continue to seek information about the importance of adherence to medication, where
obediently taking medication can control the disease suffered by the patient and as a
reference for further research.
Keyword : Knowledge Level, Medication Compliance
Library : 53 (2007-2021)
x
DAFTAR ISI
Halaman
xi
2.3.2 Etiologi ....................................................................................... 14
2.3.3 Klasifikasi Hipertensi ................................................................. 16
2.3.4 Manifestasi Klinis ...................................................................... 17
2.3.5 Patofisiologi ............................................................................... 18
2.3.6 Komplikasi ................................................................................. 19
2.3.7 Pemeriksaan penunjang .............................................................. 20
2.3.8 Penatalaksanaan Medis .............................................................. 21
2.4. Kerangka Teori .................................................................................... 22
2.5. Kerangka Konsep ................................................................................ 23
2.6. Hipotesis .............................................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian ................................................................................. 25
3.2. Populasi dan Sampel ............................................................................ 25
3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel .................................................. 27
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 27
3.5. Variabel Penelitian .............................................................................. 28
3.6. Definisi Operasional ............................................................................ 28
3.7. Instrumen Penelitian ............................................................................ 30
3.8. Uji Validitas dan Reabilitas ................................................................. 32
3.9. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 36
3.10. Pengolahan Data ................................................................................ 37
3.11. Analisa Data ...................................................................................... 38
3.12. Etika Penelitian ................................................................................. 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 41
4.1.1 Hasil Analisis Univariat ............................................................. 41
4.1.2 Hasil Analisis Bivariat ................................................................ 42
4.2 Pembahasan Penelitian ......................................................................... 43
4.2.1 Hasil Analisis Univariat ............................................................. 43
4.2.2 Hasil Analisis Bivariat ................................................................ 46
xii
4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................... 49
5.2 Saran ..................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51
LAMPIRAN ......................................................................................................... 53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Klasifikasi Hipertensi .................................................................................. 17
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................................. 29
3.2 Hasil Uji Validitas Pengetahuan .................................................................. 32
3.3 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Minum Obat ............................................... 33
3.4 Hasil Uji Reabilitas Pengetahuan ................................................................ 35
3.5 Hasil Uji Reabilitas Kepatuhan Minum Obat .............................................. 36
4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Di Kabupaten Serang ......... 41
4.2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Responden
Di Kabupaten Serang Tahun 2021 ................................................................ 42
4.3 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan dan
Kepatuhan Minum Obat ................................................................................ 42
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori .......................................................................................... 22
2.2 Kerangka Konsep ...................................................................................... 23
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi atau darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari 140
mmHg untuk sistolik dan lebih dari 90 mmHg untuk diastolic pada pengukuran dua
kali berturut-turut berselang lima menit dengan keadaan cukup istirahat (Kemenkes
RI, 2014). Menurut Join National Committee (JNC) VII dalam The Eighth Report of
tekanan darah tinggi (Hipertensi) merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah
Menurut American Heart Association (AHA, 2014), penduduk amerika yang berusia
diatas 20 tahun yang menderita hipertensi mencapai angka 74,5 jiwa dan hampir 90-
Organiztion (WHO) pada tahun 2011 menunjukan satu milyar orang di dunia
Pravelensi hipertensi akan terus meningkat dan diprediksi tahun 2025 sebanyak 29%
banyak kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya, dan 1,5 juta kematian terjai di
8,4% berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur ≥18 tahun, Berdasarkan hasil
1
pengukuran tekanan darah penduduk pravelensi penderita hipertensi di Indonesia
adalah sekitar 34,1% sedangkan pada tahun 2013 hasil pravelensi penderita di
Indonesia adalah 25,8%. Hasil pravelensi dari pengukuran tekanan darah tahun 2013
hingga tahun 2018 dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar 8,3%. Di
Provinsi Banten penyakit hipertensi masih mempati proporsi terbesar dari seluruh
PTM yang dilaporkan, yaitu sebesar 24,68 %. Jumlah penduduk berisiko (>18 tahun )
yang dilakukan pengukuran tekanan darah pada tahun 2016 tercatat sebanyak
darah tahun 2016 tertinggi di Kota Tangerang Selatan sebesar 97,70%, sebaliknya
Kabupaten Serang pada tahun 2018 penderita hipertensi berusia >15 tahun yaitu
atau gaya hidup seperti merokok, minum alkohol, makanan berlemak. Merokok
merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari – hari.
Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya orang – orang yang merokok baik di tempat
umum, kantor maupun sekolah – sekolah. Akibat negatif dari rokok sesungguhnya
sudah mulai terasa pada orang yang baru menghisap rokok. Menghisap satu batang
rokok, nikotin yang terkandung dalam asap rokok semuanya terserap oleh tubuh,
hormon adrenalin yang bersifat memacu jantung vekerja lebih berat, sehingga
2
Menurut Triyatno (2014) penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu
secara non farmakologi dan farmakologi. Terapi non farmakologi merupakan terapi
hidup dimana termasuk pengelolaan stress dan kecemasan merupakan Langkah awal
obat obatan yang dalam kerjanya dapat mempengaruhi tekanan darah pada pasien
hipertensi seperti angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker, calcium chanel
Kepatuhan minum obat bagi pasien yang memiliki penyakit kronis seperti
hipertensi sangatlah penting karena dengan minum obat dengan teratur dapat
mencegah kerusakan organ tubuh yang lain. Kurangnya kepatuhan minum obat
darah dan dapat meningkatkan resiko terjadinya komplikasi akibat hipertensi bahkan
pengobatan merupakan faktor yang sangat penting bagi pasien untuk mendapatkan
hasil terapi yang diharapkan. Pasien yang patuh terhadap regimen pengobatan yang
sedang dijalaninya akan mendapatkan hasil kesehatan yang lebih baik, mengurangi
kunjungan ke unit emergensi dan penggunaan layanan rumah sakit jika dibandingkan
dengan pasien dengan kepatuhan yang buruk (Desai et al.,2014). Kepatuhan dalam
pengobatan hipertensi merupakan fenomena multi dimensi yang saling terkait yaitu
faktor pasien, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan dan faktor
sosial ekonomi.
3
Dalam meningkatkan kepatuhan terdapat beberapa hal yaitu pasien
jangka panjang yaitu tidak tercapainya tujuan terapi dan meningkatkan biaya
dalam penggunaan obat. Kepatuhan merupakan slah satu faktor penentu yang penting
kepatuhan pasien dalam minum obat juga terbukti cukup buruk (53,8%) sehingga
berakibat tidak ada perbaikan yang signifikan pada hasil pengukuran tekanan darah.
Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto dan Satyabakti (2014) menunjukkan hasil
responden akan terdorong untuk patuh dengan pengobatan yang mereka jalani. Hasil
penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Fitri et al (2017) terdapat
Berdasarkan data yang diperoleh selama bulan januari 2021 sekitar 130 pasien di
4
untuk melakukan pemeriksaan penyakit hipertensi yang diderita. Hal ini terjadi
karena pasien dengan diagnosis hipertensi diharuskan minum obat selama hidupnya
ketika darahnya masih tinggi. Belum lagi pasien dengan pendidikan rendah tidak
paham nahwa meminum obat hipertensi secara rutin sangatlah penting, dimana hal
tersebut menjadi alasan lebih lanjut bagi peneliti untuk melakukan penelitian terkait
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
5
1.4 Manfaat Penelitian
untuk mengerti dan memahami tentang Kepatuhan Minum Obat pada Pasien dengan
Hipertensi.
tentang Kepatuhan Minum Obat pada Pasien dengan Hipertensi, serta melatih peneliti
berguna bagi peneliti dalam bidang penulisan dan penulisan ini juga diharapkan dapat
Keperawatan Nasional.
pembuatan karya ilmiah untuk melakukan penelitian lebih luas mengenai, Hubungan
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan yang kognitif merupakan domain yang angat penting dalam membentuk
masih tertanam dalam bentuk pengelaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang
tidak nyata, seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan implisit
sering kali berisi kebiasaan maupun kebudayaan yang bahkan dapat tidak disadari .
sebelumnya maupun memngingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
7
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Mengukur bahwa orang
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar (Budiman
& Riyanto,2013).
pada situasi atau kondisi sebenarnya (Budiman & Riyanto,2013). Aplikasi dapat juga
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada
Sintesis dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk Menyusun suatu
formulasi baru dari formulasi - formulasi yang telah ada. Misalnya dapat menyusun,
8
2.1.2.6 Evaluasi (evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau objem (Budiman & Riyanto,2013). Penilaian
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria –
kriteria yang telah ada misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi
dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare disuatu
tempat, dan dapat menafsirkan sebab – sebab mengapa ibu – ibu tidak mau ikut KB
2.1.3.1 Pendidikan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah (formal maupun tidak formal) dan
semakin banyak menerima informasi dan semakin banyak pula pengetahuan yang
2.1.3.2 Informasi
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
9
2.1.3.3 Sosial, Budaya, dan Ekonomi
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi seseorang akan
2.1.3.4 Lingkungan
2.1.3.5 Pengalaman
2.1.3.6 Usia
Usia akan mempengaruhi daya tangkap dari pola pikir seseorang, semakin
bertambah usia semakin bertambah pula daya tangkap dan pola pikir seseorang
dengan begitu pengetahuan yang diperolehnya semakin baik (Budiman & Riyanto,
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada usia – usia tertentu mengingat atau
10
2.1.4.1 Baik : hasil presentase : 76% - 100%
untuk menaati saran- saran dokter atau prosedur dari dokter tentang penggunaan obat,
yang sebelumnya di dahului oleh proses konsultasi antara pasien dan keluarga pasien
sebagai orang kunci dalam kehidupan pasien dengan dokter sebagai penyedia jasa
medis.
peran aktif pasien dan kesediaannya untuk memeriksakan ke dokter sesuai dengan
jadwal yang ditentukan serta kepatuhan dalam meminum obat. Kepatuhan pasien
satunya metode yang dapat digunakan adalah metode MMAS-8 (Modifed Morisky
mengukur kepatuhan dalam mengkonsumsi obat dengan delapan item yang berisi
11
2.2.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
adalah
2.2.3.1 Pendidikan
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
2.2.3.2 Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang
dapat mempengaruhi kepatuhan pengobatan adalah jarak dan waktu, biasanya pasien
cenderung malas melakukan pemeriksaan atau pengobatan pada tempat yang jauh.
Hal ini berarti membangun dukungan social dari keluarga dan teman – teman,
terhadap program pengobatan seperti pengurangan berat badan, berhenti merokok dan
lingkungan yang harmonis dan positif akan membawa dampak yang positif pula pada
pasien, kebalikannya lingkungan negatif akan membawa dampak buruk pada proses
pengobatan pasien.
12
2.2.3.4 Perubahan model terapi
Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan klien terlihat aktif
penting untuk memberikan umpan balik pada klien setelah memperoleh informasi
2.2.3.6 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dari pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
Hipertensi terjadi jika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi
adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal dan
terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu
atau beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari
13
satu periode hal ini terjadi bila arteriole – arteriole konstriksi. Konstriksi artiole
membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri.
Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik >140 mmHg dan atau tekanan darah
kemudian berpengaruh pada organ yang lain, seperti stroke untuk otak atau penyakit
2.3.2 Etiologi
Dari seluruh kasus hipertensi 90% adalah hipertensi primer. Beberapa faktor
yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi primer seperti berikut ini
(Udjianti,2013) :
2.3.2.1 Genetik
Laki – laki berusia 35-50 tahun dan Wanita menopause tinggi untuk
mengalami hipertensi
2.3.2.3 Diet
Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi.
14
2.3.2.4 Berat Badan (Obesitas)
2.3.2.5 Berat badan >25% di atas ideal dilakukan dengan berkembangnya hipertensi
berhubungan dengan penyempitan atau lebih arteri renal pada klien dengan hipertensi
jaringan fibrus). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi dan
3) Gangguan endokrin
15
4) Coaretation aorta (penyempitan pembuluh darah aorta)
tingkat pada aorta torasik atau abdominal. Penyempitan penghambat aliran darah
melalui lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan darah di atas area kontriksi.
5) Kehamilan
Naiknya tekanan darah saat hamil ternyata dipengaruhi oleh horman estrogen
pada tubuh. Saat hamil kadar hormon estrogen didalam tubuh memang akan menurun
dengan signifikan. Hal ini ternyata bisa menyebabkan sel-sel endotel rusak dan
akhirnya menyebabkan munculnya plak pada pembuluh darah. Adanya plak ini akan
menghambat sirkulasi darah dan pada akhirnya memicu tekanan darah tinggi.
6) Merokok
tekanan darah sistolik 4 milimeter air raksa (mmHg). Kandungan nikotin pada rokok
memicu syaraf untuk melepaskan zat kimia yang dapat menyempitkan pembuluh
sfigmomanometer air raksa atau dengan tensimeter digital. Hasil dari pengukuran
tersebut adalah tekanan sistol maupun diastol yang dapat digunakan untuk
menentukan hipertensi atau tidak. JNC 8 telah mengklasifikasi hipertensi untuk usia ≥
16
Tabel 2.3
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 8
Tekanan darah
Tekanan darah diastolik
Klasifikasi Grade
sistolik (mmHg) (mmHg)
A (30-59 tahun)
<60 tahun > 140 > 90
E (18-29 tahun)
>18 tahun
(dengan CKD ≥ 140 ≥ 90 E
dan DM)
Sumber : JNC 8
2.3.4.4 Gelisah
2.3.4.5 Mual
2.3.4.6 Muntah
17
2.3.5 Patofisiologi
dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula saraf
simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem
saraf simpatis ke ganglisa simpatis. Pada titik ini, neuron pregangliom melepaskan
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa
angiotensin dua, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosterone oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air
18
2.3.6 Komplikasi
2.3.6.2 Ginjal
akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema.
2.3.6.3 Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri – arteri yang memperdarahi orak mengalami hipertrofi
2.3.6.4 Mata
Jika hipertensi tidak terkontrol dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri
pembuluh darah).
19
2.3.7 Pemeriksaan Penunjang
Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan
hipokoagubilita, anemia
Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
hipertensi
ginjal
jantung.
20
Merupakan terapi tenpa menggunakan obat, terapi non farmakologi
kecemasan. Terapi non farmakologi diberikan untuk semua pasien hipertensi dengan
tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor resiko serta penyakit
lainnya.
Yaitu yang menggunakan senyawa obat obatan yang dalam kerjanya dalam
Blocker (ARBs), Beta Blocker, Calcium Channel dan lainnya. Penanganan hipertensi
dan lamanya pengobatan dianggap kompleks karena tekanan darah cenderung tidak
stabil.
21
2.4 Kerangka Teori
Tata Laksana
Gambar 2.4
Sumber : JNC VII
22
2.5 Kerangka Konsep
konsep yang di buat harus dapat menjelaskan penelitian yang dibuat dan di sertai
konsep dalam penelitian ini dibuat berdasarkan tujuan penelitian yaitu mengetahui
pasien hipertensi.
23
2.6 Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan terhadap tingkat kepatuhan minum obat
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dengan pendekatan cross sectional, yaitu desain penelitian analitik yang memiliki
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan diantara variabel independen dan
variabel dependen yang di indentifikasi dalam satu satuan waktu (Dharma, 2011;
pasien terhadap kepatuhan minum obat pada pasien dengan hipertensi di Kabupaten
Serang.
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah individu penderita hipertensi yang sedang
dalam pengobatan di Puskesmas Kragilan selama bulan Januari 2021 dengan jumlah
3.2.2 Sampel
metode sampling. Metode sampling merupakan cara yang dibuat peneliti untuk
menentukan dan memilih beberapa sampel dari populasi yang dilakukan penelitian
(Dharma, 2011). Metode sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini ialah non probability sampling dengan purposive sampling. Metode ini
25
merupakan metode pengambilan pengambilan sampel dengan mempertimbangkan
responden saat kebetulan bertemu ataupun orang yang dikenal oleh peneliti (Dharma,
2011). Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang sedang berobat
sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2017). Syarat yang harus
dipenuhu saat menetapkan sampel adalah representatif (mewakili) dan sampel harus
N
𝑛=
1 + N (d)²
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
130
𝑛=
1 + 130(0.05)²
130
𝑛=
1 + 130(0,0025)
130
𝑛=
1 + 0,325
130
𝑛=
1,325
𝑛 = 98,1
26
𝑛 = 98 responden
Sampel yang akan diambil untuk penelitian ini adalah penderita hipertensi di
Adapun kriteria yang dimaksud untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
dari perijinan sampai selesai pengambilan data adalah mulai dari bulan Januari 2021
27
3.5 Variabel Penelitian
berubah dari satu objek ke subjek lainnya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari,
yaitu :
3.5.1 Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau
3.5.2 Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menajdi akibat karena
variabel bebas.
penelitian, bagaimana cara mengukur, skala pengukuran, dan semua hasil pengukuran
operasional bertujuan agar variabel jadi lebih konkrit dan dapat diukur
(Dharma,2011).
28
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Independen
Tingkat Suatu hal yang Kuesioner Melakukan Penilaian : Ordinal
Pengetahuan diketahui oleh tingkat pengisian 1. Positif
pasien/responden pengetahuan kuesioner (tingkat
tentang penyakit dengan pengeta
hipertensi meliputi menggunakan huan
pengertian, gejala, skala likert dan tentang
penyebab,faktor resiko, skoring. penyakit
pencegahan Pertanyaan hiperten
terdiri dari 20 si) jika
item dimana jawaban
pertanyaan benar
tersebut 14-20
diberikan nilai 2. Negatif
pada pilihan (tingkat
jawaban: pengeta
sangatsetuju :4 huan
Setuju:3 tentang
Tidak setuju :2 penyakit
Sangat tidak hiperten
setuju :1 si) jika
jawaban
respond
en benar
0-13
Dependen
Kepatuhan Merupakan perilaku Kuesioner Melakukan Penilaian Ordinal
Minum penderita dalam kepatuhan pengisian 1. Positif
Obat melaksanakan minum obat kuesioner (kepatuh
pengobatan yang menggunakan an
disarankan oleh dokter skala likert dan minum
skoring. obat)
Pertanyaan jika
terdiri dari 15 jawaban
item,setiap respond
pertanyaan en benar
akan diberikan 8-15
nilaipada 2. Negatif
setiappilihan (kepatuh
jawaban : an
Sangatsetuju:4 minum
29
setuju:3 obat)
Tidak setuju:2 jika
Sangat tidak jawaban
setuju :1 respond
en benar
0-7
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri
dari dua kategori yang berbeda, yaitu kuesioner tingkat pengetahuan dan kepatuhan
minum obat. Instrument kuesioner ini bertujuan untuk melihat hubungan anatara dua
baku. Skala yang dipakai adalah skala likert dengan pertanyaan positif. Penilaian
ini terdiri dari 3 domain yaitu, gaya hidup 11 pertanyaan, pola aktifitas 5 pertanyaan
Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas kepada 20 oarang responden (r table 0,443)
yang berada di Puskesmas Pematang sesuai dengan kriteria inklusi pasien yang akan
dijadikan responden dalam penelitian, hasil uji validitas pada kuesioner ini
didapatkan nilai r hitung tertinngi adalah 0,923 dan nilai r hitung terendah adalah
30
0,510. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner ini adalah didapatkan nilai Cronbach
sedangkan apabila skor akhir responden 0-59,9 maka pengetahuan pasien kurang
baik.
kuesioner ini dibuat oleh Siregar (2016) dan di modifikasi oleh Agnes A.S (2020) dan
di modifikasi lagi oleh peneliti. Penilaian menggunakan skala likert dengan pilihan
Jika skor akhir responden 60-100 maka kaptuhan minum obat pasien dinytakan baik
namun apabila nilai skor akhir responden 0-59.9 maka kepatuhan minum obat pasien
table 0,443) yang berada di Puskesmas Pematang sesuai dengan kriteria inklusi
pasien yang akan dijadikan responden dalam penelitian, hasil uji validitas pada
kuesioner ini didapatkan nilai r hitung tertinngi adalah 0,925 dan nilai r hitung
terendah adalah 0,614. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner ini adalah didapatkan
31
3.8 Validasi dan Reliabilitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan keaslian alat ukur yang digunakan
dalam penelitian untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid merupakan instrument
yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Kuesioner diketahui
Uji validitas kuesioner ini dilakukan pada tanggal 2 agustus 2021. Perhitungan
uji validitas variabel pengetahuan dilakukan dengan cara mengambil jumlah
responden sebanyak 20 responden melalui 20 pertanyaan yang diajukan. Kemudian
menghitung validitas setiap item dengan menggunakan bantuan program SPSS 20
lalu dibandingkan dengan menggunakan Pearson Correlation.
Hasil dari 20 item pertanyaan dari variabel pengetahuan memiliki nilai rhitung
yang lebih besar dibanding dengan rtabel dimana hasilnya item-item tersebut valid
atau dengan kata lain item tersebut dapat digunakan.
Uji validitas kuesioner ini dilakukan pada tanggal 2 agustus 2021. Perhitungan
uji validitas variabel Kepatuhan Minum Obat dilakukan dengan cara mengambil
jumlah responden sebanyak 20 responden melalui 15 pertanyaan yang diajukan.
Kemudian menghitung validitas setiap item dengan menggunakan bantuan program
SPSS 20 lalu dibandingkan dengan menggunakan Pearson Correlation.
32
Hasil dari 15 item pertanyaan dari variabel pengetahuan memiliki nilai rhitung
yang lebih besar dibanding dengan rtabel dimana hasilnya item-item tersebut valid
atau dengan kata lain item tersebut dapat digunakan.
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrument yang dalam hal
ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang
sama akan menghasilkan data yang konsisten. Reliabel apabila nilai Alpha Cronbach
lebih besar dari r tabel maka konsisten. (Budiman & Riyanto, 2013).
Berikut adalah hasil uji reabilitas dengan menggunakan bantuan program SPSS :
N %
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.960 20
Hasil ini terlihat bahwa nilai reabilitas kuesioner sebesar 0,960 (Alpha
Cronbach) dan lebih dari 0,60. Hasil pengujian ini menunjukan semua item
pertanyaan yang digunakan sangat realibel sehingga dapat disimpulkan bahwa alat
33
ukur yang digunakan untuk mengukur variabel pengetahuan sudah memberikan hasil
yang konsisten.
N %
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.958 15
Hasil ini terlihat bahwa nilai reabilitas kuesioner sebesar 0,958 (Alpha
Cronbach) dan lebih dari 0,60. Hasil pengujian ini menunjukan semua item
pertanyaan yang digunakan sangat realibel sehingga dapat disimpulkan bahwa alat
ukur yang digunakan untuk mengukur variabel kepatuhan minum obat sudah
memberikan hasil yang konsisten.
Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari responden dengan
mengumpulkan jawaban dari kuesioner yang diisi oleh responden secara mandiri.
34
3.9.2 Menemui responden penelitian kemudian menjelaskan tujuan penelitian
3.9.4 Menjelaskan kepada responden petunjuk dan tata cara pengisian kuesioner
sesuai dengan tujuan penelitian. Tahan pengolahan data yang dilakukan adalah :
untuk melihat dan memastikan apakah pencatatan dan pengisian kuesioner telah
Peneliti memberi kode pada kuesioner yang sudah diperiksa Kembali tersebut.
Kode diberikan pada masing – masing data yang terkumpul, dengan tujuan untuk
35
Peneliti melakukan proses memasukan data yang sudah diberi kode tadi ke
dalam aplikasi pengolah data SPSS versi 20. Data yang sudah di masukkan ke dalam
apakah ada kesalahan atau ada data yang kosong. Data yang kosong yang sudah dicek
kembali dengan membandingkan dengan data pada kuesioner, setelah data dipastikan
Analisis data yang di lakukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat
statistic dari tiap – tiap variabel untuk mempersiapkan analisis selanjutnya (bivariat),
f i x 100
𝑃=
n
Keterangan :
P = presentase
f i = frekuensi teramati
36
Analisis Univariat pada penelitian ini yang akan dianalisis adalah jenis
kelamin, tingkat pendidikan dan usia responden yang nanti akan di laporkan dalam
variabel independen dan dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah
dependen nya adalah kepatuhan minum obat hipertensi yang mempunyai skala data
kategori. Sehingga dapat di simpulkan bahwa analisis bivariat pada penelitian ini
yang akan dilakukan adalah menggunkan uji chi-square jika memanuhi syarat uji.
memerhatikan aspek etika dan berpegang teguh pada prinsip – prinsip penelitian
(Polit & Beck,2012). Adapun prinsip – prinsip ertika yang diterapkan dalam
kebebasan untuk menentukan turut serta atau tidak dalam penelitian tanpa diberi
sanksi apapun. Selain itu peneliti menjamin bahwa keputusan yang diambil tidak
berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan yang akan diterima. Kesediaan pasien
responden.
37
3.12.2 Anonymity and Confidentiality
lengkap responden namun hanya nama inisial dalam kuesioner yang dijadikan kode,
itu, berkas penelitian yang sudah tidak terpakai akan dihanguskan sehingga informasi
3.12.3 Privacy
hal yang dianggap sebagai privasi bagi responden, kecuali yang berkaitan dengan
responden.
kuesioner bila menglami depresi akan dilaporkan pada perawat untuk dapat ditindak
lanjuti.
38
berpatisipasi atau menolak menjadi responden. Jika responden bersedia maka
39
BAB IV
nilai median karena setelah diuji normalitas menunjukan data yang tidak normal.
Hasil pengumpulan data mengenai pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden di Puskesmas Kragilan
Kabupaten Serang
Jenis Kelamin Frekuensi presentase
Laki-Laki 17 17.3%
Perempuan 81 82.7%
Jumlah 98 100%
bahwa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang dengan presentase 17.3%
82.7%.
40
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Menurut Usia Responden di Puskesmas Kragilan
Kabupaten Serang
Umur Frekuensi Presentase
41-45 Tahun 10 10.2
46-65 Tahun 51 52.0
yang terbanyak adalah responden yang berumur 46-65 tahun berjumlah 51 orang
(52.0%), kemudian diikuti oleh responden yang berumur 66-74 tahun berjumlah 32
orang (32.7%), responden yang berumur 41-45 tahun berjumlah 10 orang (10.2%)
dan yang paling terendah adalah responden yang berumur 70-86 tahun berjumlah 5
orang (5.1%).
Tabel 4.3
mengalami lama menderita hipertensi dengan durasi 6-10 tahun sejumlah 45 orang
41
(45.9%), disusul dengan durasi lebih dari 10 tahun sejumlah 34 orang (34.7%), dan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Di Kabupaten Serang
Tahun 2021
responden dengan presentase 41,8% dan responden yang memiliki pengetahuan baik
Kepatuhan minum obat responden dalam penelitian ini di ukur dari 2 kategori
yaitu kurang baik dan baik. Pengkategorian kepatuhan minum obat responden,
peneliti menggunakan nilai median karena setelah diuji normalitas menunjukan data
yang tidak normal. Hasil pengumpulan data mengenai pengetahuan dapat dilihat
42
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Responden Di
Kabupaten Serang Tahun 2021
presentase 49% dan responden yang memiliki kepatuhan minum obat yang baik
43
4.1.2.1 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Minum Obat
hipertensi Di Kabupaten Serang Tahun 2021
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan dan Kepatuhan Minum
Obat
OR
Kepatuhan Minum Obat Total P-Value
(95% CI)
Pengetahuan
Kurang Baik Baik
n % n % N %
2,758
Kurang Baik 26 63,4% 15 36,6% 41 100% 0,026
(1,203-6,321)
Baik 22 38,6% 35 61,4% 57 100%
Total 48 49% 50 51% 98 100%
kurang baik dalam minum obat. Sedangkan dari 57 responden dengan pengetahuan
baik, hanya terdapat 22 responden (38,6%) yang kurang baik dalam kepatuhan
minum obat.
Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,026, pada α = 0,05 (p< α) maka dapat
kepatuhan minum obat pada masyarakat Di Kabupaten Serang Tahun 2021. Hasil
analisis juga diperoleh nilai OR (Odd Ratio) = 2,758, hal tersebut berarti responden
yang berpengetahuan kurang baik beresiko 2,758 kali lebih besar untuk kurang baik
44
4.2 Pembahasan Penelitian
pancaindra terhadap suatu objek dan rasa keingintahuan seseorang terhadap suatu
hal. Dalam penelitian yang telah dilakukan tingkat pengetahuan responden dalam
penelitian ini Sebagian besar berpengetahuan baik, pengetahuan baik pada responden
dimungkin karena tingkat Pendidikan responden yang Sebagian besar tamat sekolah
menengah atas (SMA), seperti yang telah dijelaskan oleh Budiman dan Riyanto
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (formal maupun tidak
formal) dan berlangsung seumur hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka
akan semakin banyak menerima informasi dan semakin banyak pula pengetahuan
dengan pengetahuan yang dimiliki, Penelitian lain yang dilakukan oleh Hakim
(2021) menunjukan hasil jika tingkat Pendidikan memiliki hubungan yang bermakna
dengan pengetahuan yang dimilki oleh seseorang, sehingga semakin tinggi tingkayt
Pendidikan yang dimiliki seseorang akan semakin baik pengetahuan yang dimiliki.
oleh seseorang, hal ini telah dijelaskan oleh Budiman dan Riyanto (2013) jika
45
informasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan dimana
Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan
dimiliki responden dalam penelitian ini mungkin dipengaruhi oleh informasi yang
pertanyaan tentang pola aktifitas dan pola makan yang mengacu pada konsep
hipertensi, dimana jawaban yang diberikan responden menjawab dengan baik dan
menyetujui jika pola aktifitas dan pola makan yang baik akan mempengaruhi
hipertensi
Kepatuhan merupakan suatu perilaku atau suatu sikap yang ditunjukan sesuai
kepatuhan adalah sebagai perilaku untuk menaati saran- saran dokter atau prosedur
dari dokter tentang penggunaan obat, yang sebelumnya di dahului oleh proses
konsultasi antara pasien dan keluarga pasien sebagai orang kunci dalam kehidupan
menunjukan Sebagian besar responden memiliki kepatuhan yang baik dalam dalam
minum obat hipertensi. Kepatuhan minum obat yang baik dalam penelitian ini dapat
dilihat dari jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden, pada beberapa item
46
menjawab sangat setuju untuk patuh pada kepatuhan minum obat, selain itu pada
setuju jika kelurga membantu dalam kepatuhan kontrol dan minum obat.
Usman (2015) menunjukan hasil jika dukungan keluarga mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kepatuhan minum obat. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Afriani (2016) menunjukan hasil jika dukungan keluarga mempunyai hubungna yang
bermakna dengan kepatuhan minum obat, berdasarkan hasil dari penelitian tersebut
minum obat.
2021 bahwa terdapat hasil yang signifikan dimana pengetahuan sangat berpengaruh
pada kepatuhan minum obat hipertensi dan terdapat hubungan antara tingkat
dituliskan dalam tabel yang dihitung dengan menggunakan alat bantu SPSS.
47
Pengetahuan adalah hal yang ditangkap melalui penglihatan, pendengaran,
perabaan dan perasaan terhadap suatu obyek sehingga mampu dimengerti dan
hubungan yang bermakna dengan kepatuhan minum obat hipertensi dengan nilai p-
responden dalam penelitian ini berada dalam kategori baik. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Wijayanto dan
hubungan yang bermakna dengan kepatuhan minum obat hipertensi, karena dengan
memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit responden akan terdorong untuk
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Fitri (2017) menunjukan jika
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dari hasil penelitian yang telah
yang mempengaruhi kepatuhan minum obat dilakukan oleh Harap, Aprilia, dan
obat antihipertensi. Hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan penelitian yang
48
telah dilakukan peneliti ataupun pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
Namun, hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Violata,
Leida, dan Dwinata (2015) dalam penelitiannya tersebut ada tiga faktor yang diteliti
dengan kepatuhan minum obat, sedangkan faktor dukungan keluarga dan dukungan
petugas kesehatan mempunyai hubungan yang bermakna. Jika melihat hasil dalam
minum obat dalam kategori patuh, kepatuhan minum obat dalam penelitian tersebut
berada dalam kategori baiksehingga kepatuhan minum obat pada penelitian tersebut
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Hanum, Puetri, dan Marlinda (2019)
dalam penelitiannya melakukan uji pada faktor pengetahuan dan motivasi dengan
kepatuhan minum obat menunjukan hasil tidak ada hubungan yang bermakna antara
minum obat dalam kategori yang baik, sehingga tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat. Namun pada faktor
dikarenakan motivasi dalam peneltian ini merupakan motivasi yang diberikan oleh
49
keluarga, dan dalam penelitian tersebut motivasi berada dalam ketegori tinggi
Berdasarkan hasil penelitian baik yang dilakukan oleh peneliti ataupun oleh
yang baik sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat.
Pengetahuna yang baik tentu akan melalui proses dan tingkatan, seperti yang
tingkatan, pertama tahu, kedua memahami, ketiga aplikasi, keempat analisis, kelima
sintesis, dan keenam evaluasi. Melalui proses enam tingkatan tersebut, dimana pada
tingkatan pertama seseorang baru tahu apa yang dipelajari, setelah tahu seseorang
akan ada pada tahap yang kedua yaitu memahami dimana memahami merupakan
dengan benar. Setelah dapat memahami seorang akan berada pada tahap yang tiga
dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya setelah dapat mengaplikasikan
menjabarkan sesuatu materi atau objek dalam komponen yang dipelajari. Pada
suatu materi atau objek. Berdasarkan tingkat pengetahuan tersebut seseorang akan
50
mempunyai pengetahuan yang baik sebagai dasar kepatuhan minum obat hipertensi
yang baik, karena dengan hasil evaluasi yang baik pada kepatuhan minum obat
hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah pasien sebagai evaluasi akhir dari
yang baik tersebut dapat melalui buku, internet dan faktor media lainnya. Sedangkan
untuk yang pengetahuan yang kurang baik disebabkan kurangnya informasi yang
didapatkan oleh responden dari media buku, internet, koran atau tidak datangnya saat
ada penyuluhan yang diadakan oleh Puskesmas setempat. Tenaga kesehatan harus
bekerja sama dengan pasien hipertensi dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
kepatuhan minum obat pada pasien yang masih rendah pengetahuannya, dan dapat
memotivasi pasien dengan hipertensi untuk tetap meminum obat secara rutin.
penelitian, keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain mencakup hal-
obat hipertensi
2. Pengambilan data di era pandemi saat ini menjadi salah satu keterbatasan proses
pengambilan data, upaya yang dilakukan dengan cara meminta responden mengisi
51
gawai, sehingga upaya yang dilakukan untuk seminimal mungkin kontak langsung
52
BAB V
5.1 SIMPULAN
baik sebanyak (38,6%) dimana hasil dari presentase ini akan berpengaruh pada
kepatuhan minum obat. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,026, pada α = 0,05
(p< α)
Tahun 2021. Hasil analisis juga diperoleh nilai OR (Odd Ratio) = 2,758, hal tersebut
berarti responden yang berpengetahuan kurang baik beresiko 2,758 kali lebih besar
untuk kurang baik dalam kepatuhan minum obat dibandingkan dengan responden
berpengetahuan baik.
5.2 SARAN
pasien untuk lebih patuh lagi dalam meminum obat hipertensi dan menyebarkan
informasi tentang penyakit hipertensi dan bahanya seperti apa, walaupun sekarang
indonesia sedang dilanda penyakit covid-19 semoga dengan protokol kesehatan yang
53
baik insyaAllah informasi yang diberikan mudah-mudahan tersampaikan dengan
Penting bagi para calon perawat untuk lebih peduli kepada pasien dengan
penyakit hipertensi dan dapat memotivasi siapapun dengan penyakit yang diderita
oleh pasien dan tidak boleh memilih atau memilah pasien karena kita disumpah
Pada penelitian ini tidak dilakukan penelitian spesifik tentang diit rendah
garam dan pola aktivitas. Dengan demikian untuk peneliti selanjutnya diharapkan
dapat meneliti secara spesifik apakah diit rendah garam dan pola kativitas
54
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, Yuyun., dkk, 2020, Scientia Jurnal Farmasi dan Kesehatan, Volume 10,
Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Tangerang Selatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ariyanti, Y.n., (2016), Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Tekanan Darah
Pasien Hipertensi Di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul Yogyakarta, Stikes
Jenderal Achmad Yani
Gan, Sulistia Gunawan, 2011, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Badan Penerbit
FKUI Jakarta.
Harwandy, (2017), Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan
Kontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kasihan 1
Bantul, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Hidayat,A. A., 2011, Metode Penelitian Keperawatan & Teknik Analisa Data.
Jakarta,Salemba Medika, 78-79.
Indawati, dkk, (2020), Jurnal Citra Keperawatan, Volume 08, Kepatuhan Minum
Obat Dapat Mengontrol Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi
: A Literature Review, Stikes Kepanjen Malang
55
KEMENKES. R. I. 2018, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta, 127-131.
Mahfudz, Bayu P.S, (2014), Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Dukungan keluarga
Dengan Keaktifan Kontrol Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah
Puskesmas,Universitas Muhammadiyah Surakarta.
56
LAMPIRAN
Lampiran 1
Npm : 194201426173
Program Studi : Keperawatan
57
ditempat
penelitian dan
masukan
penelitian lain
yang sejalan
5 senin,19/07/2021 konsultasi bab 1-3 revisi kerangka
(pembimbing 1) teori, dan
buatkan
kuesioner
6 sabtu,31/07/2021 konsultasi bab 1-3 lanjut uji VR dan
(pembimbing 1) penelitian dan
lanjut bab 1-5
7 sabtu,04/09/2021 konsultasi bab 1-5 revisi bab 4 ubah
(pembimbing 1) bentuk tabel,
tambahkan tabel
usia, jenis
kelamin dan
lamanya
terdiagnosa
Hipertensi
8 rabu,09/06/2021 konsultasi judul lanjut bab 1-3
(pembimbing 2)
58
13 sabtu, 04/09/2021 konsultasi bab 1-5 Acc alnjut sidang
(pembimbing 2)
59
Lampiran 2
Nama :
NPM :
Pekerjaan :
Institusi :
penelitian. Oleh karena itu, bapak/ibu tidak perlu menulis nama lengkap hanya inisial
saja. Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian bagi bapak/ibu maupun
keluarga. Jika bapak/ibu tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada ancaman
bagi bapak/ibu dan keluarga. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden, maka saya
keinginan bapak/ibu sendiri dan tidak ada unsur paksaan. Demikian permohonan dari
Hormat Saya
60
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
tersebut
Oleh karena itu saya bersedia/tidak bersedia secara sukarela untuk menjadi
pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun.
61
Peneliti Jakarta, Juni 2021
Saksi I
(…………………….) (………………………)
62
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
No Responden :
Tanggal Pengisian :
1. Pilihlah jawaban yang menurut anda sesuai dengan memberikan tanda cektang
2. Silahkan bertanya pada peneliti apabila ada pertanyaan yang kurang jelas
IDENTITAS RESPONDEN
1. Alamat responden :
2. Jenis kelamin :
a. Laki – laki
b. Perempuan
4. Pekerjaan Responden
a. Tidak bekerja
b. Buruh
c. Wiraswasta
d. Pegawai negeri/TNI/POLRI
e. Lain – lain
63
KUESIONER PENGETAHUAN
64
komplikasi hipertensi
10 Merokok hanya merusak paru –
paru tidak merusak jantung.
11 Pola makan rendah lemak baik
untuk mengontrol tekanan darah.
12 Penggunaan garam berlebih tidak
berpengaruh pada tekanan darah.
13 Kelebihan berat badan dapat
meningkatkan resiko
hipertensi/darah tinggi.
14 Hipertensi akan sembuh jika
minum obat dengan rutin.
15 Hipertensi merupakan penyakit
yang bahaya apabila tidak di
kontrol.
16 Hipertensi/darah tinggi dapat
dikontrol.
17 Merokok dapat memperburuk
penyakit hipertensi.
18 Sakit kepala, terasa berat pada
daerah leher dan mata berkunang
kunang
merupakan tanda seseorang
menderita hipertensi
19 Hipertensi yang berkelanjutan
dapat menyebabkan stroke,
penyakit jantung lainnya.
20 Penderita hipertensi harus
meminum obat secara teratur
65
Lampiran 5
66
ditetapkan
10 Saya melakukan rawat jalan
di puskesmas
11 Saya membawa obat ketika
saya bepergian atau
meninggalkan rumah
12 Saya harus kontrol tepat
waktu (kontrol saat obat
habis) agar saya cepat
sembuh
13 Keluarga saya sering
menemani saya kontrol
14 Pengobatan yang saya jalani
hanya buang – buang waktu
saja
15 Saya malas kontrol karna
tidak mempunyai kendaraan
67
Lampiran 6
OUTPUT UNIVARIAT DAN BIVARIAT
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=Pengetahuan_kategori
Kepatuhan_minum_obat_kategori usia
jenis_kelamin
pendidikan
/ORDER=ANALYSIS.
68
Statistics
Kepatuhan_min
Pengetahuan_k um_obat_kateg
ategori ori usia jenis_kelamin pendidikan
N Valid 98 98 98 98 98
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Pengetahuan_kategori
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kepatuhan_minum_obat_kategori
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
69
Statistics
Usia_Kategori_WHO
N Valid 98
Missing 0
Usia_Kategori_WHO
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Statistics
lama_terdiagnosis_hipertensi
N Valid 98
Missing 0
lama_terdiagnosis_hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ringan 19 19.4 19.4 19.4
sedang 45 45.9 45.9 65.3
panjang 34 34.7 34.7 100.0
Total 98 100.0 100.0
70
jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
71
Crosstabs
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Pengetahuan_kategori BY
Kepatuhan_minum_obat_kategori
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT ROW
Dimensions Requested 2
72
Case Processing Summary
Cases
Pengetahuan_kategori *
Kepatuhan_minum_obat_ka 98 100.0% 0 0.0% 98 100.0%
tegori
Kepatuhan_minum_obat_kate
gori
% within
63.4% 36.6%
Pengetahuan_kategori
Baik Count 22 35
% within
38.6% 61.4%
Pengetahuan_kategori
Total Count 48 50
% within
49.0% 51.0%
Pengetahuan_kategori
73
Pengetahuan_kategori * Kepatuhan_minum_obat_kategori Crosstabulation
Total
Baik Count 57
Total Count 98
74
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
N of Valid Cases 98
Risk Estimate
For cohort
Kepatuhan_minum_obat_ka 1.643 1.100 2.455
tegori = Kurang Baik
For cohort
Kepatuhan_minum_obat_ka .596 .379 .937
tegori = Baik
N of Valid Cases 98
75
Lampiran 7
Berikut hasil uji validitas pengetahuan :
76
Berikut hasil uji validitas kepatuhan minum obat :
77
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Umur : 24 Tahun
Bangsa : Indonesia
PENDIDIKAN
78
Lampiran 8
79
80
SURAT BALASAN PENELITIAN
81
82