Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metoda Penelitian

1. Paradima Penelitian

Wanita usia subur merupakan wanita yang berumur 15-49 tahun yang

berstatus kawin,janda maupun yang belum menikah.(BKKBN,2011).

Syndroma prahaid yang dikenal juga dengan terminologi “Premenstruasi

Syndrome” (PMS). Merupakan suatu kumpulan keluhan dan atau gejala fisik,

emosional, dan perilaku yanng terjadi pada wanita usia reproduksi, yang muncul

secara siklus dalam rentang waktu 7-10 hari sebelum menstruasi dan

menghilang setelah darah haid keluar, yang terjadi pada suatu tingkatan ysngn

mampu mempengaruhi gaya hidup dan pekerjaan wanita tersebut, dan kemudian

diikuti oleh suatu periode waktu bebas gejala sama sekali. (Suparman, 2011).

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil “tahu”

pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu atau pengetahuan adalah

hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, dan pengecap. Faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang diantaranya yaitu umur, pendidikan, dan paritas.

Sikap adalah derajat afek positif atau afek negatif yang akan diartikan

dengan suatu objek psikologis. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas

tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakanreaksi tingkah laku yang terbuka.

Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan reaksi tertutup terhadap objek

lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap

seseorang adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) dan


perasaan tidak mendukung (unfavorable) terhadap suatu objek. Sikap

merupakan dasar seseorang untuk berperilaku. Jika sikap tersebut positif maka

akan berperilaku positif dan sebaliknya jika sikap seseorang tersebut negatif

maka cenderung akan muncul sebuah perilaku negatif pula (Azwar, 2001).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis membuat kerangka konsep penelitian

sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Tentang Sikap Dalam Menghadi


Premenstrual Premenstrual
Syndrome Syndrome

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

2. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan adalah analitik yaitu suatu

rancangan penelitian untuk melihat hubungan dua variabel atau lebih tanpa

ada perlakuan atau intervensi,yaitu menghubungkan antara pengetahuan

tentang premenstrual syndrome dengan sikap dalam menghadapi

premenstrual syndrome.

Rancangan penelitian ini menggunakan cross-sectional yaitu suatu

rancangan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel


independen dangan variabel dependen dimana pengukuran variabel

pengetahuan tentang premenstrual syndrome dengan sikap dalam

menghadapi premenstrual syndrome dilakukan pada satu saat atau serentak.

3. Hipotesis penelitian

Hipotesis berarti suatu pernyataan sementara/lemah yang perlu diuji

kebenarannya (Mauliku,2011). Hipotesis penelitian yang akan di buktikan

dalam penelitian ini adalah :

a. Hipotesis nol (Ho) : tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan

sikap wanita usia subur dalam menghadapi premenstrual syndrome di

wilayah kerja puskesmas Citeureup tahun 2015

b. Hipotesa alternative (Ha) : terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan sikap wanita usia subur dalam menghadapi premenstrual

syndrome diwilayah kerja puskesmas citeureup tahun 2015.

4. Variabel penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki anggota-anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain yang memiliki

ciri,sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang

suatu konsep yang mempunyai variasi nilai (Notoatmojo,2010).

Variabel independen atau variabel bebas merupakan suatu variabel

penelitian yang tidak ada ketergantungan pada variabel penelitian lainnya

(Budiman,2011). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan

wanita usia subut tentang premenstrual syndrome.

Variabel dependen atau variabel terkait merupakan suatu variabel penelitian

yang tergantung pada variabel penelitian lain (Budiman,2011). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah sikap wanita usia subur dalam menghadpi

premenstrual syndrome.
5. Definisi operasional

Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan di teliti

secara operasional di lapangan untuk mengarahkan kepada pengukuran atau

pengamatan terhadap variabel-variabel tersebut serta untuk pengembangan

instrumen. Dengan definisi operasional yang tepat maka ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel yang diteliti menjadi terbatasan dan penelitian akan

lebih fokus (Riyanto,2011).

Tabel 3.1 Definisi operasional

N Variabel Devinisi Definisi Cara Hasil skala


konseptual operasional pengukura pengukuran
o n
1 Pengeta- Pengetahuan Semua yang kuisioner 1. Kurang ordinal
huan adalah hasil di ketahui (jawaba
pengindraan atau oleh wanita n benar
hasil tahu usia subur <60%)
seseorang tentang 2. Cukup(j
terhadap objek premenstrual awaban
melalui indra syndrome benar
yang dimilikinya 60-
yan seiring waktu 75%)
menghasilkan 3. Baik
pengetahuan (jawaba
(Notoatmojo,2005 n benar
) >75%)
Notoat
mojo,20
05)
2 Sikap Sikap merupakan Reaksi kuisioner 1. Negatif Ordinal
reaksi tertutup tertutup atau (jika
terhadap objek respon skor
lingkungan sementara <mean/
tertentu sebagai wanita usia median
suatu subur tentang 2. Positif ≥
penghayatan premenstrual mean/m
terhadap objek syndrome edian
(Azwar,2011) (Azwar,
2011)
B. Populasi dan Sampling Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik

yang ditentukan (Riyanto,2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas citeureup tahun 2015.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang di harapkan dapat mewakili atau

representatif populasi maka di perlukan tekhnik pengambilan sampel (sampling

techinique) yang benar (Riyanto,2011).

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan proportional

random sampling yaitu pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan

mengambil subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah

(arikunto,2006).

Untuk mendapatkan jumlah sampel (n) dalam populasi maka rumus yang

digunakan adalah rumus slovin sebagai berikut (Mauliku,2011):

N
n=
N d 2 +1

Dimana :

N : Ukuran populasi

n : jumlah sampel

d : presisi yang digunakan (0,1)


Dengan menggunakan rumus di atas maka dapat di tentukan jumlah sampel

yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut :

Sampel didapatkan dengan cara mengundi anggota populasi yang disebut

dengan takhnik undian.(Mauliku,2011)

C. Pengumpulan data

1. Tekhnik pengumpulan data

Tekhnik pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada

subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

suatu proses penelitian. Data yang akan diambil adalah data primer yaitu data

yang diambil secara langsung dari responden menggunakan metode angket

dengan alat pengumpulan data yaitu kuisioner (notoatmojo,2010).

Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh salah satu bidan dan kader

untuk mengumpulkan responden yang telah terpilih sebagai sampel penelitian.

Setelah responden terkumpul ,peneliti memperkenalkan diri dan memberikan

penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian, kemudian meminta

kesediaan responden untuk menjadi responden penelitian serta menandatangani

pernyataan setuju menjadi responden.

Setelah semua responden mengerti dan bersedia menjadiresponden

penelitian,peneliti kemudian m,embagikan kuisioner untuk diisi oleh responden

dan memberikan penjelasan petunjuk pengisian. Setelah semua responden

mengisi kuisioner,kemudian kuisioner tersebut dikumpulkan dan peneliti


mengucapkan terimakasih pada responden yang sudah berpartisipasi,serta pada

bidan,kader dan pihak yang telah membantu proses pengumpulan data dalam

penelitian ini.

2. Instrumen penelitian

Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah berupa

lembar kuisioner yang terdiri dari pertanyaan tertutup pilihan ganda dan lembar

checklist mengenai premenstrual syndrome.

D. Uji validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas merupakan ketepatan atau kecematan pengukuran,valid artinya

instrumen penelitian mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengetahui

validitas suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor

masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel dinyatakan valid

jika skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan total skornya

(Riyanto,2011).

Untuk mengetahui validitas kuisioner dilakukan dengan cara melakukan

korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu

pertanyaan dikatakan valid jika skor variabelnya berkorelasi secara signifikan

dengan skor totalnya. Untuk mengukur variabel pengetahuan digunakan

koefisien korelasi beserial antara skor butir soal dengan skor total tes, dengan

rumus (Riyanto,2011) :

Keterangan :

Rbis(t) : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal no i dengan skor

total

Xi : rata-rata skor total responden yang menjawab benar butir soal

Nomor i

Xt : rata-rata skor total semua responden


St : Standar deviasi skor total semua responden

Pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i

Qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i

Untuk variaber sikap, uji validitas yang digunakan adalah korelasi pearson

product moment,diamana :

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi

N : jumlah responden uji coba

∑x : jumlah skor item

∑y : skor total keseluruhan item

Keputusan uji :

Bila r hitung (r pearson) ≥ r tabel ; artinya pertanyaan tersebut valid.

Bila r hitung (r pearson) < t tabel ; artinya pertanyaan tersebut tidak valid.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas berkenaan dengan tingkat kepercayaan atau kehandalan hasil

suatu pengukuran. Suat alat ukur dikatakan reliabel apabila digunakan dalam

mengukur suatu gejala yang sama pada waktu yang berlainan secara berulang-

ulang akan senantiasa menunjukan hasil yang sama atau relatif sama

(Nugrahaeni & Mauliku,2011).

Tekhnik uji reabilitas yang digunakan pada variabel pengetahuan adalah

koefisienreabilitas yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


Keterangan :

rii : koefisien reabilitas tes

k : banyaknya butir pertanyaan

piqi : varians skor butir

pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i

qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i

st2 : varians skot total

Tekhnik uji reabilitas yang digunakan pada variabel sikap yaitu

dengan uji alpha cronbach, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan

rii : koefisien reabilitas tes

k : banyaknya butir pertanyaan

piqi: varians skor butir

pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i

qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i

st2 : varians skot total

keputusan uji :

beri nilai cronbah’s alpha ≥ konstanta (0.6),maka pertanyaan reliabel


beri nilai cronbah’s alpha < konstanta (0.6),maka pertanyaan tidak reliabel

(Riyanto,2011).

Hasil uji reabilitas didapatkan nilai cronbah’s alpha untuk variabel

pengetahuan adalah 0,914 dan variabel sikap adalah 0.920. kedua nilai

cronbah’s alpha variabel pengetahuan dan sikap tersebut lebih besar dari nilai

konstanta 0,6 sehingga kedua variabel tersebut dianggap reliabel sebagai

instrumen penelitian.

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Mencari masalah

b. Mengajukan judul Penelitian kepada pembimbing

c. Menentukan lahan penelitian

d. Membuat surat izin pengambilan data awal

e. Studi kepustakaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian

f. Menyusun seminar proposal

g. Perbaikan proposal

h. Menyusun instrumen dan perbaikan instrumen

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengurus izin melakukan penelitian dari institusi setempat

b. Melakukan penelitian

c. Mengumpulkan hasil penelitian

d. Menarik kesimpulan

e. Mengambil kesimpulan dari data yang telah diperoleh berdasarkan

pengolahan dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya

3. Tahap Akhir

a. Menyusun laporan hasil penelitian

b. Presentasi hasil penelitian

c. Pendokumentasian hasil penelitian


F. Pengolahan Data Dan Analisis Data

A. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Hidayat (2007) mengatakan bahwa pengolahan data dilakukan dengan

komputerisasi, adapun urutan pengolahan data adalah :

a. Editing

Memilih atau menyortir data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai

saja.Tahap ini merupakan tahap pembersihan data yang telah dikumpulkan

dengan melakukan pemeriksaan terhadap

kelengkapan dan kejelasan jawaban kuesioner dan penyesuaian data yang

diperlukan dengan kebutuhan penelitian.

b. Coding

Tahap ini merubah data yang dikumpulkan ke dalam bentuk yang lebih ringkas,

mengkode data merupakan kegiatan mengklasifikasikan data menberi kode untuk

masing-masing variabel terhadap data yang telah diperiksa dari sumber data yang

telah diperiksa kelengkapannya. Untuk mengetahui pengetahuan responden

digunakan kuesioner, dengan penilaian untuk setiap jawaban yang benar diberi nilai

1 dan yang salah diberi nilai 0. Kemudian akan dilakukan penjumlahan terhadap

semua butir jawaban responden. Penganalisisan ini akan dilakukan secara

komputerisasi. Pengetahuan yang kurang ditandai dengan angka 1, pengetahuan

cukup ditandai dengan angka 2 dan pengetahuan yang baik ditandai dengan angka

3.

c. Entry

Data yang telah diberi kode kemudian dimasukan ke dalam komputer.

d. Tabulating

Pemindahan data dari master kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis Data
Analisa data adalah mengolah data yang telah terkumpul dengan menggunakan

rumus atau aturan yang sesuai dengan desain penelitian yang digunakan sehingga

diperoleh suatu kesimpulan (Arikunto, 2010).

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan melakukan penyeleksian data

sesuai dengan kriteria yang ada. Analisa dalam penelitian ini menggunakan sistem

komputerisasi dengan menggunakan prangkat lunak statistik yang meliputi

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan undtuk mendapatkan gambaran distribusi dan

frekuensi dari variabel dependen dan independen. Data disajikan dalam bentuk

tabel dan diinterperetasikan.(Riyanto,2011).

Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer

untuk mendapatkan distribusi frekuensi dan tiap-tiap variabel. Untuk menghitung

persentase pengetahuan dari hasil kuesioner menggunakan rumus :

P = f/n x 100%

Keterangan :

P = presentase

f = jumlah jawaban benar

n = jumlah semua pertanyaan

Setelah seluruh jawaban diberi skor kemudian dilakukan perhitungan untuk

mengetahui nilai proporsi dan kemudian dikelompokan kedalam kategori

pengetahuan. Menurut Notoatmodjo (2012) pengukuran pengetahuan bisa

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang materi yang

ingin diukur kepada subjek peneliti atau responden. Pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Tingkat pengetahuan kurang jika jawaban responden dari kuesioner yang

benar memiliki presentase < 56%


b. Tingkat pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kuesioner yang benar

memiliki presentase 56-75%

c. Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari kuesioner yang benar

memiliki presentase 76-100%

Setelah data dijumlahkan lalu data dkategorikan sesuai dengan kategori pada

masing masing variabel. Kemudian peneliti melakukan interpretasi data

menggunakan skala Nursalam (2008) yaitu :

a. 0% tidak seorangpun responden

b. 1-19 sangat sedikit responden

c. 20 39 sebagian kecil responden

d. 40-59 sebagian responden

e. 60-79 sebagian besar responden

f. 80-99 hampir seluruh responden

g. 100 seluruh responden

b. Analisis Bivariat

Analaisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan,yaitu variabel bebar atau independen (pengetahuan wanita usia subur

tentang premenstrual syndrome) dengan variabel terikat atau dependen (sikap

wanita usia subur dalam menghadapi premenstrual syndrome). Mengingat variabel

independen dan dependen ini merupakan variabel kategorik maka untuk

membuktikan adanya hubungan dena menguji hipotesa antara dua variabel

tersebut digunakan uji chi-square (Riyanto,2011).

Untuk variabel sikap,dalam menentukan mean atau median yang akan

digunakan uji normalitas,jika hasil uji normalitas didapatkan perbandingan

skewness dan standar error -2< n <2, maka distribusi sampel dianggap normal dan

menggunakan nilai mean (nilai rata-rata),sebaliknya jika hasil uji normalitas

didapatkan perbandingan skewness dan standar error n< -2 atau n > 2, maka
distribusi sampel dianggap tidak normal dan menggunakan nilai median (nilai

tengah).

Ketentuan yang berlaku pada uji chi-square (riyanto,2011) :

1) Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan kurang dari 1 (satu)

2) Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan kurang dari 5 (lima) lebih

dari 20% dari jumlah keseluruhan sel.

Bila terjadi hal diatas solusinya adalah :

1) Untuk tabel berukuran selain 2x2,maka dilakukan penggabungan sel

2) Untuk tabel 2x2,dan ada nilai E< 5 gunakan uji “fisher exact”

3) Untuk tabel 2x3 atau lebih gunakan uji pearson Chi-square.

Analisi dilakukan dengan menggunakan uji statistic Chi-Square.

Rumus menghitung Chi-Square (Riyanto,2011).

Keterangan :

X2 = nilai Chi-Square

Fo = Frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)

Fe = Frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis)

Keterangan

Anda mungkin juga menyukai