Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Panti Tresna Werdha Beringin

kabupaten gorontalo pada bulan februari-maret

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelation dengan

pendekatan cross-sectional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan

hubungan antara dua variabel bebas dengan variabel terikat dengan disain

penelitian cross-sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan

terikat dikumpulkan dalam waktu bersama-sama (Notoatmodjo, 2010). Untuk

mengetahui hubungan usia, jenis kelamin. Kebiasaan minum kopi, dan lingkungan

dengan insomnia pada lansia di Panti Tresna Werdha Beringin Kabupaten

Gorontalo

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Independen

variabel independen/bebas sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecendent adalah variabel yang berpengaruh atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017).

Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah insomnia.

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil ukur


Variabel Independen
Usia Waktu hidup seseorang Kuesioner Ordinal Lansia Dini =1
sejak dilahirkan sampai data Lansia = 2
saat ini yang demografi Lansia Resiko
dinyatakan dalam tahun Tinggi = 3

Jenis kelamin adalah atribut-atribut Kuesioner Nominal Laki-laki = 1


fisiologis dan anatomis data Perempuan = 2
yang membedakan demografi
antara laki-laki dan
perempuan,
Gaya hidup Perilaku yang Kuesioner Ordinal Baik = ≥ 11
dilakukan dan dapat Gaya Buruk = ≤ 11
berpengaruh pada hidup
kenyamanan tidur skala
lansia likert
kuesioner
7 item
pertanyaa
n
Lingkungan kondisi sekitar yang Kuesioner Ordinal Baik = ≥ 11
fisik dapat mempengaruhi lingkunga Kurang = ≤ 11
kenyamanan tidur n fisik
lansia likert
kuesioner
7 item
pertanyaa
n
Variabel Dependen
Insomnia Insomnia Kuesioner Interval 11-19 = tidak ada
adalah gangguan Insomnia keluhan insomnia
tidur yang Rating 20-27 = insomnia
menyebabkan Scale ringan
penderitanya sulit tidur, (KSPBJ- 28-36 = insomnia
atau tidak cukup tidur,
IRS berat
meskipun terdapat cukup
waktu untuk mengguna 37-44 = insomnia
melakukannya. kan skala sangat berat
likert
terdiri dari
dari 11
pertanyaa
n

3.3.2 Variabel Dependen


Variabel dependen/terikat sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen

adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2017). Adapun variabel dependen dalam penelitian ini

adalah lansia

3.3.3 Definisi Operasional

Definisi Operasional merup akan variabel operasional yang dilakukan

penelitian berdasarkan karakteristik yang diamati (Donsu,2016)

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalaj seluruh lansia yang

menjadi binaan Panti Werdha Tresna Beringin kelurahan hutuo Kecamatan

limboto Kabupaten Gorontalo sebanyak 43 lansia

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik purposiv sampling yaitu teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017). Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini lansia yang mengalami insomnia di panti tresna werdha

beringin kelurahan hutuo kecematan limboto kabupaten gorontalo,

Dalam pnelitian ini sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi
sebagain berikut :
A. Kriteria inklusi

1) Bersedia menjadi responden

2) Lansia yang mengalami insomnia binaan panti tresna werdha

beringin

B. Kriteria ekslusi

1) Tidak bersedia menjadi responden

2) Data tidak lengkap

3.5 Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah metode atau cara yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan sebuah data penelitian(Kusuma dharma, 2015) Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5.1 Jenis Data

1. Data primer

Data primer adalah pengambilan data yang dihimpun langsung oleh

peneliti (Riduwan,2010). Dalam penelitian ini data primer adalah data

yang diperoleh langsung dari hasil wawancara menggunakan alat ukur

kuisioner di panti tresna werdha beringin

2. Data sekunder

Data sekunder adalah pengambilan data yang telah tersedia, hasil dari

pengumpulan data untuk keperluan tertentu yang dapat digunakan sebagaian

atau seluruhnya sebagai sumber data penelitian ( Supardi, 2013). Dalam


penelitian ini data sekunder adalah jumlah lansia yang menjadi binaan panti

Tresna Werdha Beringin kelurahan hutuo Kecamatan Limboto Kabupaten

Gorontalo.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian digunakan

sebagai alat pengumpulan data, dan instrumen yang lazim digunakan dalam

penelitian adalah beberapa daftar pertanyaan serta kuesioner yang

disampaikan dan diberikan kepada masing masing responden yang menjadi

sampel dala penelitian pada saat observasi dan wawancara (Sugiyono, 2015).

Dalam penelitian ini melakukan pengumpulan data menggunakan kuesioner

yang akan dibagikan kepada lansia yang menjadi binaan Panti Werdha Tresna

Berigin. Responden diminta mengisi kuesioner yang dibagikan secara

langsung oleh peneliti.

3.6.1 Instrumen Insomnia

Kuesioner insomnia pada penelitian ini menggunakan acuan kuesioner

Pittsburgh sleep quality index (PSQI) terdiri dari 9 pertanyaan. Skala pengukuran

menggunakan rating scale yaitu skor 0-3. Hasil dalam pengukuran keseluruhan

adalah 0-21 yang diperoleh dari 7 komponen penilaian diantaranya kualitas tidur

secara subyektif (subjective sleep quality), waktu yang diperlukan untuk memulai

tidur (sleep latency), lamanya waktu tidur (sleep duration), efisiensi tidur (habitual

sleep efficiency), gangguan tidur yang sering dialami pada malam hari (sleep
disturbance), penggunaan obat untuk membantu tidur (using medication), dan

gangguan tidur yang sering dialami pada siang hari (daytime disfunction).

semakin tinggi skor nilai maka akan semakin buruk kualitas tidurnya. Seseorang

dikatakan memiliki kualitas tidur baik apabila skor nilai 1-5, ringan 6-7, sedang 8-

14 dan kualitas tidur buruk jika skor nilai mencapai 15-21

Instrumen ini dipakai dalam penelitian sebelumnya oleh Ernawati (2010)

yang berjudul” Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Insomnia

pada Lanjut Usia di Desa Gayam Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo”.

Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sebagian besar lansia

mengalami kecemasan ringan (76%), (2) lansia rata-rata memiliki gaya hidup

buruk (68%), (3) terbanyak lansia mengalami insomnia ringan (73%) hasil uji

statistik. Waldcount 28.067 dengan a p-value = 0,000 dengan demikian

menyimpulkan (4) ada hubungan antara tingkat kecemasan lansia penderita

insomnia, dan untuk gaya hidup Waldhitung 10.614 dengan insomnia p-value =

0.001 (5) Ada hubungan gaya hidup dengan kejadian insomnia di Desa Gayam,

Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo.

3.6.2 Instrumen Gaya Hidup

Kuesioner gaya hidup pada penelitian ini menggunakan kuesioner oleh

Irwana Angelia Silvanasari yang pernah dia gunakan pada penelitiannya yaitu

“Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur yang Buruk pada

Lansia di Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember” kuesioner

ini telah dimodifikasi berdasarkan beberapa teori yang mencakup teori Potter &
Perry (2005), Simonson et al (2007), dan Maas (2011). Kuesioner gaya hidup ini

terdiri dari 7 item pertanyaan menggunakan skala likert dengan penilaian skor 1-4.

Kuesioner gaya hidup dikategorikan menjadi baik dengan buruk. Bila skor >11

maka gaya hidup baik <11 gaya hidup buruk.

3.6.2 Instrumen Lingkungan Fisik

Kuesioner lingkungan pada penelitian ini menggunakan kuesioner oleh Irwana

Angelia Silvanasari yang pernah dia gunakan pada penelitiannya yaitu “Faktor-

Faktor yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur yang Buruk pada Lansia di

Desa Wonojati Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember” kuesioner ini telah

dimodifikasi berdasarkan beberapa teori yang mencakup teori Potter & Perry

(2005), Simonson et al (2007),. lingkungan ini terdapat 7 pertanyaan dan alat ukur

ini menggunakan skala likert dengan penilaian skor 1-4 dimana jumlah total dapat

dikategorikan sebagai berikut >11 lingkungan fisik baik <11 lingkungan fisik

kurang.

3.7 Teknik Analisa Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data bertujuan untuk memperoleh penyajian data dan kesimpulan

yang baik, data yang diperoleh dari penelitian masih mentah, belum dapat

memberikan informasi, maka diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo, 2010).

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan data oleh peneliti, yaitu :
1. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari

kuisioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi

apakah telah terjawab dengan lengkap atau belum. Editing dilakukan di lapangan

sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai bisa segera dilengkapi. Pada

penelitian ini peneliti melakukan editing setelah menerima kuisioner yang telah

diisi oleh responden, diperiksa kebenaran dan kelengkapannya. Jika ada

responden yang belum lengkap dalam mengisi kuisioner, maka peneliti meminta

responden tersebut untuk melengkapinya.

2. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahaptahap dari

jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Coding

pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kode angka pada setiap

jawaban untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data.

3. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuisioner

responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

Tabulating dilakukan setelah jawaban kuisioner diberi kode, kemudian peneliti

menghitung data dan memasukkan ke dalam tabel.

4. Scoring

Selanjutnya menetapkan pemberian skor pada angket atau kuesioner. Pada

penelitian ini menggunakan pola apabila jawaban benar diberi nilai 1 dan apabila

jawaban salah diberi nilai 0.


3.7.2 Analisa Data

1. Analisis Univariat

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Data univariat pada

penelitian ini adalah data demografi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan

insomnia responden.

2. Analisa Bivariat

Analisisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa bivariat. Analisa

bivariat adalah analisa yang dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2012). Analisa bivariat ini digunakan

untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin, gaya hidup (minum kopi) dan

lingkungan.

Teknik yang digunakan untuk analisis bivariat ini adalah uji alternatif Chi

Square dengan menggunakan eksak fisher menunjukkan bahwa pada α 5 % derajat

kepercayaan 95 % sehingga jika nilai p p<0,05 berarti menunjukkan ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

3.8 Hipotesis Statistika

1. H1 : Ada hubungan usia, jenis kelamin, gaya hidup, lingkungan fisik dengan insomnia

pada lansia

2. H0 : Tidak ada hubungann usia, jenis kelamin, gaya hidup, lingungan fisik dengan

insomnia pada lansia

3.9 Etika Penelitian


Menurut Notoadmodjo (2012), secara umum terdapat empat prinsip utama

dalam etika penelitian keperawatan :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect For Human Dignity).

Penelitian harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan

ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak boleh ada paksaan atau

penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam penelitian. Subjek dalam

penelitian juga berhak mendapatkan informasi yang terbuka dan lengkap tentang

pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat penelitian, prosedur

penelitian, keuntungan yang mungkin didapat dan kerahasiaan informasi.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (Respect For Privacy and

Confidentiality) manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi

untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa

penelitian menyebabkan terbukanya informasi tentang subjek. Sehingga peneliti

perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi subjek yang

tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang

lain. Prinsip ini dapat diharapkan dengan cara meniadakan identitas seperti nama

dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu. Dengan demikian

segala informasi yang menyangkut identitas subjek tidak terekspos secara luas.

3. Menghormati dan keadilan dan inklusivitas (Respect For Justice Inclusiveness)

prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa penelitian


memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan subjek.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Balancing Harm

and Benefits) prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus

mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian 39 dan

populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan (Beneficience) kemudian

meminimalisir resiko/dampak yang merugikan bagi subjek penelitian

(Nonmalaficience).

Anda mungkin juga menyukai