Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KEP.

GADAR

ASUHAN KEPERAWATAN GADAR PADA PASIEN SYOK

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 3

1. Nursakinah (18111) 13. Rizky Anggita (1811149)


2. Miftahul (1811099) 14. Rose (1811152)
3. Paulina (1811125) 15. SalbiahSiregar (1811155)
4. Pritika (1811128) 16. Rahmah (1811133)
5. Putri Sari (1811130) 17. Sekar W putri (1811157)
6. Retno Lubis (1811137) 18. Selfi Waruwu (1811158)
7. Rezi Nadia (1811138) 19. Shella Aprilia (1811160)
8. Ribka (1811140) 20. Siti Damanik (1811161)
9. Rika Ayu (1811141) 21. Siti Juraida (1811162)
10. Rindy Antika (1811144) 22. Silvani (1811163)
11. Rio Eka (1811145) 23. Siti N (1811164)
12. Riskawani (1811146)

DOSEN PEMBIMBING :

Ibu Ns.Grace Erlyn Sitohang,S.Kep,M.Kep

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

T.A 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Kesehatan dan Kekuatan sehinga kami dapat menyelesaikan
Makalah .Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
GADAR yang diampu oleh Ibu Ns.Grace Erlyn Sitohang,S.Kep,M.Kep.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
sehingga karya tulis ilmiah berupa makalah ini selesai sesuai dengan
waktunya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari
dosen mata kuliah sangat kami harapkan, guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi penyusun untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Peulis

Lubuk Pakam

ii
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................1


1.2 Tujuan......................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah...................................................................2

BAB II TINJAUAN MEDIS.................................................................3

2.1 Definisi Syok..........................................................................3


2.2 Stadium Syok..........................................................................4
2.3 Tanda & Gejala Syok..............................................................4
2.4 Jenis Syok...............................................................................5
2.5 Penatalaksanaan Syok.............................................................13

BAB III ASKEP SECARA TEORITIS...............................................15

BAB IV KASUS.....................................................................................24

BAB V PENUTUP.................................................................................33

5.1 Kesimpulan ............................................................................33


5.2 Saran.......................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................34

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Syok merujuk kepada suatu keadaan di mana terjadi kehilangan cairan tubuh
dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ failure akibat perfusi yang
tidak adekuat. Syok paling sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat
(syok hemoragik). Perdarahan eksternal akut akibat trauma tembus dan
perdarahan hebat akibat kelianan gastrointestinal merupakan 2 penyebab syok
hemoragik yang paling sering ditemukan. Syok hemoragik juga bisa terjadi
akibat perdarahan internal akut ke dalam rongga toraks dan rongga abdomen.
Penyebab utama perdarahan internal adalah terjadinya trauma pada organ dan
ruptur pada aneurysme aortic abdomen. Syok bisa merupakan akibat dari
kehilangan cairan tubuh lain selain dari darah dalam jumlah yang banyak.
Contoh syok hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan cairan lain ini adalah
gastroenteritis refraktrer dan luka bakar hebat. Objektif dari keseluruhan
jurnal ini adalah terfokus kepada syok hipovolemik yang terjadi akibat
perdarahan dan pelbagai kontroversi yang timbul seputar cara penanganannya.
Kebanyakan trauma merbahaya ketika terjadinya perang sekitar tahun 1900an
telah memberi kesan yang angat signifikan pada perkembangan prinsip
penanganan resusitasi syok hemoragik. Ketika Perang Dunia I, W.B. Cannon
merekomendasikan untuk memperlambat pemberian resusitasi cairan sehingga
penyebab utama terjadinya syok diatasi secara pembedahan. Pemberian
kristalloid dan darah digunakan secara ekstensif ketika Perang Dunia II untuk
menangani pasien dengan keadaan yang tidak stabil. Pengalaman yang di
dapat semasa perang melawan Korea dan Vietnam memperlihatkan bahawa
resusitasi cairan dan intervensi pembedahan awal merupakan langkah
terpenting untuk menyelamatkan pasien dengan trauma yang menimbulkan
syok hemoragik. Ini dan beberapa prisip lain membantu dalam perkembangan
garis panduan untuk penanganan syok hemoragik kaibat trauma. Akan tetapi,
peneliti-peneliti terbaru telah mempersoalkan garis panduan ini, dan hari ini

1
telah timbul pelbagai kontroversi tentang cara penanganan syok hemoragik
yang paling optimal.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan
pada pasien syock
2. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat mengetahui : pengertian syock,
penyebab terjadinya syok, patofisiologi terjadinya syock, tanda dan gejala
syock , manifestasi kllinis syock, jenis-jenis syock, penatalaksanaan syock

1.3 Rumusan Masalah


a. Bagaimana Pengertian Syok
b. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Syok

2
BAB II
TINJAUAN MEDIS
2.1 Definisi Syok
Suatu keadaan / syndrome gangguan perfusi jaringan yang menyeluruh
sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan metabolisme jaringan. (Rupii, 2005)
Keadaan kritis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam mencukupi nutrien dan
oksigen baik dari segi pasokan & pemakaian untuk metabolisme selular
jaringan tubuh sehingga terjadi defisiensi akut oksigen akut di tingkat sekuler.
(Tash Ervien S, 2005) Suatu bentuk sindroma dinamik yang akibat akhirnya
berupa kerusakan jaringan sebab substrat yang diperlukan untuk metabolisme
aerob pada tingkat mikroseluler dilepas dalam kecepatan yang tidak
adekuatoleh aliran darah yang sangat sedikit atau aliran maldistribusi
(Candido, 1996) Bentuk berat dari kekurangan pasokan oksigen dibanding
kebutuhan. Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya oksigenasi jaringan atau
perubahan dalam sirkulasi kapiler. Kekurangan oksigen akan berhubungan
dengan ASIDOSIS LACTATE, dimana kadar lactat tubuh merupakan
indikator dari tingkat berat- ringannya syock Syok yaitu hambatan di dalam
peredaran darah perifer yang menyebabkan perfusi jaringan tak cukup untuk
memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan membuang sisa metabolisme (
Theodore, 93 ), atau suatu perfusi jaringan yang kurang sempurna. Langkah
pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus bisa mengenal gejala
syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa syok dengan segera.
Diagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak adekuatnya perfusi
organ dan oksigenasi jaringan. Langkah kedua dalam menanggulangi syok
adalah berusaha mengetahui kemungkinan penyebab syok. Pada pasien
trauma, pengenalan syok berhubungan langsung dengan mekanisme terjadinya
trauma. Semua jenis syok dapat terjadi pada pasien trauma dan yang tersering
adalah syok hipovolemik karena perdarahan. Syok kardiogenik juga bisa
terjadi pada pasien-pasien yang mengalami trauma di atas diafragma dan syok
neurogenik dapat disebabkan oleh trauma pada sistem saraf pusat serta medula

3
spinalis. Syok septik juga harus dipertimbangkan pada pasien-pasien trauma
yang datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan.
2.2 Stadium Syok
1. Kompensasi Komposisi tubuh dengan meningkatkan reflek
syarpatis yaitu meningkatnya resistensi sistemik dimana hanya terjadi
detruksi selektif pada organ penting. TD sistokis normal, dioshalik
meningkat akibat resistensi arterial sistemik disamping TN terjadi
peningkatan skresi vaseprsin dan aktivasi sistem RAA. menitestasi
khusus talekicad, gaduh gelisah, kulit pucat, kapir retil > 2 dok.
2. Dekompensasi Mekanisme komposisi mulai gagal, cadiac
sulfat made kuat perfusi jaringan memburuk, terjadilah metabolisme
anaerob. karena asam laktat menumpuk terjadilah asidisif yang
bertambah berat dengan terbentuknya asan karbonat intrasel. Hal ini
menghambat kontraklilitas jantung yang terlanjur pada mekanisme
energi pompo Na+K di tingkat sel. Pada syock juga terjadi pelepasan
histamin akibat adanya smesvar namun bila syock berlanjut akan
memperburuk keadaan, dimana terjadi vasodilatasi disfori & peningkatan
permeabilitas kapiler sehingga volumevenous retwn berkurang yang
terjadi timbulnya depresi muocard. Maniftrasi klinis : TD menurun,
porfsi teriter buruk olyserci, asidosis, napus kusmail.
3. Irreversibel Gagal kompensasi terlanjut dengan kematian
sel dan disfungsi sistem multiorgan, cadangan ATP di keper dan jantung
habis (sintesa baru 2 jam). terakhir kematian walau sirkulasi dapat pulih
manifestasi klinis : TD taktenkur, nadi tak teraba, kesadaran (koma),
anuria.

2.3 Tanda & Gejala


a. Sistem Kardiovaskuler ·
-Gangguan sirkulasi perifer - pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya
pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan
darah.
-Nadi cepat dan halus.

4
-Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan, karena
adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume
sirkulasi darah.
-Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.
-CVP rendah.
b. Sistem Respirasi Pernapasan cepat dan dangkal.
c. Sistem saraf pusat Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila
tekanan darah rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi
gelisah sampai tidak sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan
sampai yakin bahwa gelisahnya pasien memang karena kesakitan.
d. Sistem Saluran Cerna Bisa terjadi mual dan muntah.
e. Sistem Saluran Kencing Produksi urin berkurang. Normal rata-rata
produksi urin pasien dewasa adalah 60 ml/jam (1/5–1 ml/kg/jam).

2.4 Jenis Syok


1. Syok Hypovolemik
Syok hipovolemik merujuk keada suatu keadaan di mana terjadi
kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ
failure akibat perfusi yang tidak adekuat. Syok hipovolemik ini paling
sering timbul setelah terjadi perdarahan hebat (syok hemoragik).
Perdarahan eksternal akut akibat trauma tembus dan perdarahan hebat
akibat kelianan gastrointestinal merupakan 2 penyebab syok hemoragik
yang paling sering ditemukan. Syok hemoragik juga bisa terjadi akibat
perdarahan internal akut ke dalam rongga toraks dan rongga abdomen
a. Faktor Penyebab Pada umumnya syok hipovolemik disebabkan karena
perdarahan, sedang penyebab lain yang ekstrem adalah keluarnya
garam (NaCL). Syok misalnya terjadi pada : patah tulang panjang,
rupture spleen, hematothorak, diseksi arteri, pangkreatitis berat.
Sedang syok hipovolemik yang terjadi karena berkumpulnya cairan di
ruang interstisiil disebabkan karena: meningkatnya permeabilitas
kapiler akibat cedera panas, reaksi alergi, toksin bekteri. Penyebab
utama perdarahan internal adalah terjadinya trauma pada organ dan

5
ruptur pada aneurysme aortic abdomen. Syok hipovolemik bisa
merupakan akibat dari kehilangan cairan tubuh lain selain dari darah
dalam jumlah yang banyak. Contoh syok hipovolemik yang terjadi
akibat kehilangan cairan lain ini adalah gastroenteritis refraktrer dan
luka bakar hebat. Objektif dari keseluruhan jurnal ini adalah terfokus
kepada syok hipovolemik yang terjadi akibat perdarahan dan pelbagai
kontroversi yang timbul seputar cara penanganannya. Kebanyakan
trauma merbahaya ketika terjadinya perang sekitar tahun 1900an telah
memberi kesan yang angat signifikan pada perkembangan prinsip
penanganan resusitasi syok hemoragik.
b. Patofisiologi Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut
dengan cara mengaktifkan 4 sistem major fisiologi tubuh: sistem
hematologi, sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem
neuroendokrin.system hematologi berespon kepada perdarahan hebat
yag terjadi secara akut dengan mengaktifkan cascade pembekuan darah
dan mengkonstriksikan pembuluh darah (dengan melepaskan
thromboxane A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada
sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak akan mendedahkan
lapisan kolagennya, yang secara subsekuen akan menyebabkan
deposisi fibrin dan stabilisasi dari subatan yang dibentuk. Kurang lebih
24 jam diperlukan untuk pembentukan sumbatan fibrin yang sempurna
dan formasi matur.
c. Tahap Syok Hipovolemik
a. Tahap I : · terjadi bika kehilangan darah 0-10% (kira-kira 500ml) ·
terjadi kompensasi dimana biasanya Cardiak output dan tekanan
darah masih dapat dipertahankan
b. Tahap II : · terjadi apabila kehilanagan darah 15-20% · tekanan
darah turun, PO2 turun, takikardi, takipneu, diaforetik, gelisah,
pucat.
c. Tahap III · bila terjadi kehilengan darah lebih dari 25% · terjadi
penurunan : tekanan darah, Cardiak output,PO2, perfusi jaringan

6
secara cepat · terjadi iskemik pada organ · terjadi ekstravasasi
cairan
2. Syok Kardiogenik
a. Definisi
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung
yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti
sama sekali. Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-
tanda hipoperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah
preload dikoreksi. Tidak ada definisi yang jelas dari parameter
hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik biasanya ditandai dengan
penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau
berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih dari 30 mmHg) dan atau
penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam) dengan laju
nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti
organ. Tidak ada batas yang jelas antara sindrom curah jantung rendah
dengan syok kerdiogenik. (www.fkuii.org) Syok kardiogenik
merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung
kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas.
Otot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya,menimbulkan
penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat
ke organ vital (jantung,otak, ginjal). Derajat syok sebanding dengan
disfungsi ventrikel kiri. Meskipun syok kardiogenik biasanya sering
terjadi sebagai komplikasi MI, namun bisa juga terajdi pada temponade
jantung, emboli paru, kardiomiopati dan disritmia. (Brunner &
Suddarth, 2001) Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan
karena fungsi jantung yang tidak adekua, seperti pada infark miokard
atau obstruksi mekanik jantung; manifestasinya meliputi hipovolemia,
hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan
kegelisahan. (Kamus Kedokteran Dorland, 1998)
b. Etiologi
Penyebab syok kardiogenik mempunyai etiologi koroner dan non
koroner. Koroner, disebabkan oleh infark miokardium, Sedangkan

7
Non-koroner disebabkan oleh kardiomiopati, kerusakan katup,
tamponade jantung, dan disritmia. Lab/SMF Anestesiologi
FKUA/RSUP Dr. M. Djamil, Padang mengklasifikasikan penyebab
syok kardiogenik sebagai berikut : · Penyakit jantung iskemik (IHD) ·
Obat-obatan yang mendepresi jantung · Gangguan Irama Jantung.
c. Manifestasi Klinis
Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri yang
mengakibatkan gangguan mengakibatkan gangguan fungsi ventrikel
kiri yaitu mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan yang khas pada syok kardiogenik
yang disebabkan oleh infark miokardium akut adalah hilangnya 40%
atau lebih jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis vocal di
seluruh ventrikel karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
suplai oksigen miokardium. Gmbaran klinis gagal jantung kiri :
a. Sesak napas dyspnea on effert, paroxymal
nocturnal dyspnea
b. Pernapasan cheyne stokes ·
c. Batuk-batuk ·
d. Sianosis ·
e. Suara serak ·
f. Ronchi basah, halus tidak nyaring di daerah
basal paru hydrothorax
g. Kelainan jantung seperti pembesaran
jantung, irama gallop, tachycardia
h. BMR mungkin naik · Kelainan pada foto
rontgen
d. Patofisiologi
Tanda dan gejala syok kardiogenik mencerminkan sifat sirkulasi
patofisiologi gagal jantung. Kerusakan jantung mengakibatkan
penurunan curah jantung, yang pada gilirannya menurunkan tekanan
darah arteria ke organ-organ vital. Aliran darah ke arteri koroner
berkurang, sehingga asupan oksigen ke jantung menurun, yang pada

8
gilirannya meningkatkan iskemia dan penurunan lebih lanjut
kemampuan jantung untuk memompa, akhirnya terjadilah lingkaran
setan. Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah,
nadi cepat dan lemah, hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya
konfusi dan agitasi, penurunan haluaran urin, serta kulit yang dingin
dan lembab. Disritmia sering terjadi akibat penurunan oksigen ke
jantung.seperti pada gagal jantung, penggunaan kateter arteri pulmonal
untuk mengukur tekanan ventrikel kiri dan curah jantung sangat
penting untuk mengkaji beratnya masalah dan mengevaluasi
penatalaksanaan yang telah dilakukan. Peningkatan tekananakhir
diastolik ventrikel kiri yang berkelanjutan (LVEDP = Left Ventrikel
End Diastolik Pressure) menunjukkan bahwa jantung gagal untuk
berfungsi sebagai pompa yang efektif
e. Pemeriksaan Diagnostik
Faktor-faktor pencetus test diagnostik antara lain : ·
1. Electrocardiogram (ECG) ·
2. Sonogram ·
3. Scan jantung ·
4. Kateterisasi jantung ·
5. Roentgen dada ·
6. Enzim hepar ·
7. Elektrolit oksimetri nadi ·
8. AGD ·
9. Kreatinin ·
10. Albumin / transforin serum ·
11. HSD
3. Syock Distributif
a. Pengertian
Syok distributif atau vasogenik terjadi ketika volume darah secara
abnormal berpindah tempat dalam vaskulatur seperti ketika darah
berkumpul dalam pembuluh darah perifer.
b. Etiologi

9
Syok distributif dapat disebabkan baik oleh kehilangan tonus simpatis
atau oleh pelepasan mediator kimia ke dari sel-sel. Kondosi-kondisi
yang menempatkan pasien pada resiko syok distributif yaitu
1. syok neurogenik seperti cedera medulla spinalis, anastesi spinal
2. syok anafilaktik seperti sensitivitas terhadap penisilin, reaksi
transfusi, alergi sengatan lebah
3. syok septik seperti imunosupresif, usia yang ekstrim yaitu > 1 thn
dan > 65 tahun, malnutrisi Berbagai mekanisme yang mengarah pada
vasodiltasi awal dalam syok distributif lebih jauh membagi
klasifikasi syok ini kedalam 3 tipe :
1. Syock Neurogenik
a. Pengertian
Syok neurogenik disebut juga syok spinal merupakan bentuk
dari syok distributif, Syok neurogenik terjadi akibat
kegagalan pusat vasomotor karena hilangnya tonus
pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh.sehingga
terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh
tampung (capacitance vessels). Hasil dari perubahan
resistensi pembuluh darah sistemik ini diakibatkan oleh
cidera pada sistem saraf (seperti: trauma kepala, cidera
spinal, atau anestesi umum yang dalam). Syok neurogenik
juga disebut sinkop. Syok neurogenik terjadi karena reaksi
vasovagal berlebihan yang mengakibatkan terjadinya
vasodilatasi menyeluruh di daerah splangnikus sehingga
aliran darah ke otak berkurang. Reaksi vasovagal umumnya
disebabkan oleh suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut,
atau nyeri hebat. Pasien merasa pusing dan biasanya jatuh
pingsan. Setelah pasien dibaringkan, umumnya keadaan
berubah menjadi baik kembali secara spontan. Trauma
kepala yang terisolasi tidak akan menyebabkan syok.
Adanya syok pada trauma kepala harus dicari penyebab
yang lain. Trauma pada medula spinalis akan menyebabkan

10
hipotensi akibat hilangnya tonus simpatis. Gambaran klasik
dari syok neurogenik adalah hipotensi tanpa takikardi atau
vasokonstriksi perifer
b. Etiologi
-Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau
paraplegia (syok spinal).
-Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa
nyeri hebat pada fraktur tulang.
-Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat
anestesi spinal/lumbal.
-Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom).
-Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.
c. Manifestasi Klinis
Hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok
neurogenik terdapat tanda tekanan darah turun, nadi tidak
bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi)
kadang disertai dengan adanya defisit neurologis berupa
quadriplegia atau paraplegia . Sedangkan pada keadaan
lanjut, sesudah pasien menjadi tidak sadar, barulah nadi
bertambah cepat. Karena terjadinya pengumpulan darah di
dalam arteriol, kapiler dan vena, maka kulit terasa agak
hangat dan cepat berwarna kemerahan.

2. Syock anafilaktik
Pengertian Anaphylaxis (Yunani, Ana = jauh dari dan phylaxis
= perlindungan). Anafilaksis berarti Menghilangkan
perlindungan. Anafilaksis adalah reaksi alergi umum dengan
efek pada beberapa sistem organ terutama kardiovaskular,
respirasi, kutan dan gastro intestinal yang merupakan reaksi
imunologis yang didahului dengan terpaparnya alergen yang
sebelumnya sudah tersensitisasi. Syok anafilaktik(= shock
anafilactic ) adalah reaksi anafilaksis yang disertai hipotensi

11
dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Reaksi Anafilaktoid
adalah suatu reaksi anafilaksis yang terjadi tanpa melibatkan
antigen-antibodi kompleks. Karena kemiripan gejala dan tanda
biasanya diterapi sebagai anafilaksis. Syock anafilaktik
disebabkan oleh reaksi alergi ketika pasien yang sebelumnya
sudah membentuk anti bodi terhadap benda asing (anti gen)
mengalami reaksi anti gen- anti bodi sistemik

3. Syok Septik
a. Pengertian Syok septik adalah bentuk paling umum syok
distributuf dan disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas.
Insiden syok septik dapat dikurangi dengan melakukan
praktik pengendalian infeksi, melakukan teknijk aseptik
yang cermat, melakukan debriden luka ntuk membuang
jarinan nekrotik, pemeliharaan dan pembersihan peralatan
secara tepat dan mencuci tangan secara menyeluruh
b. Etiologi
Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram
negatif. Ketika mikroorganisme menyerang jaringan tubuh,
pasien akan menunjukkan suatu respon imun. Respon imun
ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator kimiawi yang
mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok.
Peningkatan permeabilitas kapiler, yang engarah pada
perembesan cairan dari kapiler dan vasodilatasi adalah dua
efek tersebut.
c. Tanda dan Gejala
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap bakteriemia.
Pada saat bakteriemia menyebabkan perubahan dalam
sirkulasi menimbulkan penurunan perfusi jaringan dan
terjadi shock sepsis. Sekitar 40% pasien sepsis disebabkan
oleh mikroorganisme gram-positive dan 60% disebabkan
mikroorganisme gram-negative. Pada orang dewasa infeksi

12
saluran kencing merupakan sumber utama terjadinya infeksi.
Di rumah sakit kemungkinan sumber infeksi adalah luka dan
kateter atau kateter intravena. Organisme yang paling sering
menyebabkan sepsis adalah staphylococcus aureus dan
pseudomonas sp Pasien dengan sepsis dan shock sepsis
merupakan penyakit akut. Pengkajian dan pengobatan sangat
diperlukan. Pasien dapat meninggal karena sepsis. Gejala
umum adalah: · Demam · Berkeringat · Sakit kepala · Nyeri
otot

2.5 Penatalaksanaan Syock


Target utama, pengelolaan syock adalah mencukupi penyediaan oksigen oleh
darah, untuk jantung (oksigen deliverip)
1. Oksigenasi adekuat, hindari hyroksemia. Tujuan
utama meningkatkan kandungan oksigen arteri (CaO2) dengan
mempertahankan saturasi oksigen (SaO2) 98 – 100 % dengan cara :
a) Membebaskan jalan nafas.
b) Oksigenasi adekuat, pertahankan pada > 65 = 7 mmHg.
c) Kurangi rasa sakit & auxietas.
2. Suport cadiovaskuler sistem.
a) Therapi cairan untuk meningkatkan preload ·
a. pasang akses vaskuler secepatnya. ·
b. resusitasi awal volume di berikan 10 – 30 ml/Kg BB cairan kastolord
atau kalois secepatnya (< 20 menit). dapat diulang 2 – 3 kali sampai
tekanan darah dan perfusi perifer baik. Menurut konsesus Asia Afrika
I (1997).
c. cairan kaloid lebih dianjurkan sebagai therapi intiab yang dianjurkan
kaloid atau kristoloid.
d. therapi dopaadv berdasarkan respon klinis, perfusi perifer, cup, mep
sesuai unsur.

13
b) Obat-obatan inetropik untuk mengobati disretmia, perbaikan kontraklitas
jantung tanpa menambah konsumsi oksigen miocard.
1. Dopevin (10 Kg/Kg/mut) meningkatkan vasokmstrokuta. ·
2. Epinoprin : Meningkat tekanan perfusi myocard. ·
3. Novepheriphin : mengkatkan tekanan perfusi miocard. ·
4. Dobtanine : meningkatkan cardiak output. ·
5. Amiodarone : meningkatkan kontraklitas miocard, luas jantung
menurunkan tekanan pembuluh darah sitemik.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

SECARA TEORITIS

PENGKAJIAN

14
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn. N
Umur : 48 Tahun
Alamat : Lubuk Pakam
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Tgl Masuk Rs : 25 April 2021
Dx Medis : Syok Hipovolemik

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. Y
Umur : 46 Tahun
Alamat : Lubuk Pakam
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
2. Keluhan utama
Sesak napas, Gatal-gatal, Pusing, Muntah.
3. Masalah utama
Perubahan perfusi jaringan, Penurunan curah jantung, Kerusakan pertukaran
gas, Asietas.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Gelisah, ansietas, tekanan darah menurun
b. Tekanan darah sistolik < 90 mmHg (hipotensi)
c. Tekanan ventrikel kiri peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri,
peningkatan tekanan atrium kiri, peningkatan tekanan baji arteri
pulmonal (PCWP)
d. Curah jantung 2,2 l/mnt, penurunan fraksi ejeksi, penurunan indeks
jantung
e. Peningkatan tekanan vena sentral 1600 dyne/dtk/cm-5

15
f. Peningkatan tekanan pengisian ventrikel kanan adanya distensi vena
jugularis, peningkatan CVP (tekanan > 15 cm H2O, reflekshepatojugular
meningkat
g. Takikardia nadi radialis halus, nadi perifer tidak ada atau berkurang
h. Terdengar bunyi gallop S3, S4 atau murmur
i. Distress pernafasan takipnea, ortopnea, hipoksia
j. Perubahan tingkat kesadaran apatis, letargi, semicoma, coma
k. Perubahan kulit pucat, dingin, lembab, sianosis
l. Perubahan suhu tubuh subnormal, meningkat
m. Sangat kehausan
n. Mual, muntah
o. Status ginjal haluaran urine di bawah 20 ml/jam, kreatinin serum
meningkat, nitrogen urea serum meningkat
p. Perubahan EKG perubahan iskemi, disritmia, fibrilasi ventrikel
q. Kenyamanan nyeri dada, nyeri abdominal

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi menurut Heardman (2012) adalah:

1. Perubahan perfusi jaringan (serebral, kardiopulmonal,


perifer) berhubungan dengan penurunan curah jantung.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor
mekanis (preload, afterload dan kontraktilitas miokard)
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas kapiler pulmonal
4. Asietas / takut berhubungan dengan ancaman biologis yang
aktual atau potensial

INTERVENSI KEPERAWATAN

16
Diagnosa NOC NOC
Keperawatan

Perubahan Perfusijaringan dipertahankan 1. Kaji tanda dan gejala


perfusi jaringan dengan kriteria : yang menunjukkan
(serebral, 1. T gangguan perfusi
kardiopulmonal ekanan darah dalam batas jaringan
, perifer) normal 2. Pertahankan tirah baring
berhubungan 2. H penuh (bedrest total)
dengan aluaran urine normal dengan posisi
penurunan 3. K ekstremitas memudahkan
curah jantung ulit hangat dan kering sirkulasi
4. N 3. Pertahankan terapi
adi perifer > 2 kali suhu parenteral sesuai dengan
tubuh program terapi, seperti
darah lengkap,
plasmanat, tambahan
volume
4. Ukur intake dan output
setiap jam
5. Hubungkan kateter pada
sistem drainase gravitasi
tertutup dan lapor dokter
bila haluaran urine
kurang dari 30 ml/jam
6. Berikan obat-obatan
sesuai dengan program
terapi dan kaji efek obat
serta tanda toksisitas
7. Pertahankan klien hangat
dan kering

17
Penurunan Klien memperlihatkan 1.
curah jantung peningkatan curah jantung untuk meningkatkan
berhubungan dengan kriteria : ventilasi optimal dengan
dengan faktor 1. meninggikan kepala
mekanis batas normal tempat tidur 30 – 60
(preload, 2. derajat.
afterload dan normal 2.
kontraktilitas 3. penuh (bedrest total)
miokard) 3.
kontinu
4.
parenteral sesuai dengan
program terapi
5.
jam dan laporkan bila
ada perubahan yang
drastis
6.
dengan terapi
7.
sesuai dengan terapi
8.
dan kering
9.
setiap 2 sampai 4 jam
sekali
10.
aktifitas ; berikan waktu
istirahat antar prosedur
11.
mengedan atau

18
perangsangan rektal

Kerusakan Klien memperlihatkan 1.


pertukaran gas peningkatan ventilasi dengan perhatikan frekwensi dan
berhubungan kriteria : kedalaman pernafasan
dengan 1. 2.
peningkatan kesulitan 1 – 2 jam sekali
permeabilitas 2. 3.
kapiler 3. 4.
pulmonal dalam batas normal dengan kebutuhan klien
5.
ada indikasi
6.
batuk efektif dan nafas
dalam

Asietas / takut Ansietas / rasa takut klien 1. Tentukan sumber-sumber


berhubungan terkontrol dengan kriteria : kecemasan atau ketakutan
dengan 1.Klien mengungkapkan klien
ancaman penurunan ansietas 2. Jelaskan seluruh prosedur
biologis yang 2.Klien tenang dan relaks dan pengobatan serta
aktual atau 3.Klien dapat beristirahat berikan penjelasan yang
potensial dengan tenang ringkas bila klien tidak
memahaminya
3. Bila ansietas sedang
berlangsung, temani klien
4. Antisipasi kebutuhan klien
5. Pertahankan lingkungan
yang tenang dan tidak
penuh dengan stress
6. Biarkan keluarga dan
orang terdekat untuk tetap

19
tinggal bersama klien jika
kondisi klien
memungkinkan
7. Anjurkan untuk
mengungkapkan
kebutuhan dan ketakutan
akan kematian
8. Pertahankan sikap tenang
dan menyakinkan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa Implementasi

Perubahan perfusi 1. Mengkaji tanda dan gejala yang menunjukkan


jaringan (serebral, gangguan perfusi jaringan
kardiopulmonal, 2. Mempertahankan tirah baring penuh (bedrest
perifer) berhubungan total) dengan posisi ekstremitas memudahkan
dengan penurunan sirkulasi
curah jantung 3. Mempertahankan terapi parenteral sesuai dengan
program terapi, seperti darah lengkap,
plasmanat, tambahan volume
4. Mengukur intake dan output setiap jam
5. Menghubungkan kateter pada sistem drainase
gravitasi tertutup dan lapor dokter bila haluaran
urine kurang dari 30 ml/jam
6. Memberikan obat-obatan sesuai dengan program
terapi dan kaji efek obat serta tanda toksisitas
7. Mempertahankan klien hangat dan kering

20
Penurunan curah 1. Me
jantung berhubungan mpertahankan posisi terbaik untuk
dengan faktor meningkatkan ventilasi optimal dengan
mekanis (preload, meninggikan kepala tempat tidur 30 – 60
afterload dan derajat.
kontraktilitas 2. Me
miokard) mpertahankan tirah baring penuh (bedrest total)
3. me
mantau EKG secara kontinu
4. Me
mpertahankan cairan parenteral sesuai dengan
program terapi
5. Me
mantau vital sign setiap jam dan laporkan bila
ada perubahan yang drastis
6. Me
mberikan oksigen sesuai dengan terapi
7. Me
mberikan obat-obatan sesuai dengan terapi
8. Me
mpertahankan klien hangat dan kering
9. men
gauskultasi bunyi jantung setiap 2 sampai 4 jam
sekali
10. men
gatasi dan rencanakan aktifitas ; berikan waktu
istirahat antar prosedur
11. men
gHindari konstipasi, mengedan atau

Kerusakan pertukaran 1.
gas berhubungan

21
dengan peningkatan kedalaman pernafasan
permeabilitas kapiler 2.
pulmonal 3.
4.
5.
6.
dalam

Asietas / takut 1. Menentukan sumber-sumber kecemasan atau


berhubungan dengan ketakutan klien
ancaman biologis 2. Menjelaskan seluruh prosedur dan pengobatan
yang aktual atau serta berikan penjelasan yang ringkas bila klien
potensial tidak memahaminya
3. mengantisipasi kebutuhan klien
4. Mempertahankan lingkungan yang tenang dan
tidak penuh dengan stress

EVALUASI

Diagnosa Evaluasi

Perubahan perfusi jaringan (serebral, S : Klien Mengatakan sudah tdak


kardiopulmonal, perifer) berhubungan pusing dan sesak lagi
dengan penurunan curah jantung
O : Klien sudah mulai membaik

A :, Masalah keperawatan teratasi

P : Hentikan intervensi keperawatan

Penurunan curah jantung berhubungan S : Klien Mengatakan sudah tdak


dengan faktor mekanis (preload, pusing dan sesak lagi
afterload dan kontraktilitas miokard)

22
O : Klien sudah mulai membaik

A :, Masalah keperawatan teratasi

P : Hentikan intervensi keperawatan

Kerusakan pertukaran gas berhubungan S : Klien Mengatakan sudah tdak


dengan peningkatan permeabilitas pusing dan sesak lagi
kapiler pulmonal
O : Klien sudah mulai membaik

A :, Masalah keperawatan teratasi

P : Hentikan intervensi keperawatan

Asietas / takut berhubungan dengan S : Klien Mengatakan sudah tdak


ancaman biologis yang aktual atau pusing dan sesak lagi
potensial
O : Klien sudah mulai membaik

A :, Masalah keperawatan teratasi

P : Hentikan intervensi keperawatan

BAB IV

KASUS

KASUS SYOK

23
Pasien datang ke IGD rujukan dari rumah bersalin dengan diagnose late HPP.
Keluhan keluar darah banyak kurang lebih 500-600 ml. klien post partum lebih 10
hari yang lalu. Klien mengatakan badan terasa letih, kepala pusing. Klien tidak
mampu menjangkau kamar mandi. Klien cemas dengan penyakit yang
dideritanya. Klien mengatakan tidak menderita penyakit yang sama sebelumnya
ataupun penyakit lain dan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Klien
mengatakan tidak ada keluarga yang pernah mengalami perdarahan post partum,
kesulitan dalam persalinan. Dan juga keluarga tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti DM, hipertensi, asma, dll.
Status gravid pasien P2A0 dengan jenis persalinan normal, dengan lama
persalinan 6-8 jam, perdarahan 200 cc dan tidak ada penyulit persalinan.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran CM, TD: 130/90 mmHg, RR = 22
x/menit, N = 96 x/menit, Suhu 36,90. Konjungtiva anemis, kulit pucat, cappilary
refille kembali >3 detik, akral dingin. Kontraksi uterus baik, TFU tidak teraba,
kandung kemih normal, lochea serosa dan tampak sisa-sisa perdarahan, tampak
ada luka jahitan di perineum.
Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 11,5 g/dL (N 10-14 g/dL), leukosit 10,0
10^3/uL (N 5,0-10,0 10^3/uL) dan hematokrit 37% (N 37%-47%)
Pasien mendapatkan terapi injeksi cefotaxim 2x1 gr dan metergin 3x0,2 mg/mL.
Obat oral vitamin C 3x250 mg dan sf 2x250 mg. Cairan IV RL 500 mL/20 jam.

Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Syok post partum

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. M

Umur : 29 Tahun

Jenia Kelamin : Perempuan

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jln. Marrakash Square, kec. Babelan

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. J

24
Umur : 32 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Suku : Jawa

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jln. Marrakash Square, kec. Babelan

Hubungan dengan pasien : Istri

Tanggal masuk rumah sakit : 19 januari 2021

Tanggal pengkajian : 20 januari 2021

Diagnosa Medis : Late HPP

3. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama : Px Mengeluh banyak nya darah kurang lebih 500-600 ml, badan
merasa letih, kepala pusing dantidak mampu menjangkau kamar mandi.

b.Riwayat kesehatan sekarang : Px mengatakan keluar darah kurang lebih 500-600 ml


setelah melahirkan/post partum.

c. Riwayat kesehatan dahulu : Px mengatakan tidak menderita penyakit yang sama


sebelumnya ataupun penyakit lainnya.

d. Riwayat kesehatan keluarga :Px mengatakan tidak ada keluarga yang pernah
mengalami perdarahan post partum.

4. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Compos Mentis

TD: 130/90 mmhg

RR:22 x/menit

N: 96 x/menit

Suhu: 36,9

Konjungtiva : Anemis

Kulit tampak pucat

25
Akral dingin

Cappilary refille : Kembali > 3 detik

Kontraksi uterus baik

Tfu tidak teraba

Kandung kemih normal

Lochea serosa

Tampak sisa-sisa perdarahan

Adanya luka jahitan di perineum

Hasil pemeriksaan laboratorium :

Hb 11,5 g/dl (N 10-14 g/dl)

Leukosit 10,0 10^3/ul (N 5,0-10,0 10^3/ul)

Hematokrit 37% (N 37%-47%)

B. Analisa Data

N Data Masalah Etiologo


o
1. Ds : Kekurangan Volume Kehilangan cairan aktif
a. Klien mengatakan Cairan ( perdarahan )
badan terasa letih b.
Klien mengatakan
kepala terasa pusing
Do :
a. Mukosa mulut klien
tampak kering b. Klien
tampak lelah dan letih c.
Td : 130/90 mmHg d.
Nadi : 96 kali/menit e.
RR :22 kali/menit f.
Suhu : 36,9o c
2. Ds : Deficit perawatan diri : Kelemahan
a. Klien mengatakan mandi (spesifik bagian
tidak mampu genitalia)
menjangkau kamar
mandi
Do :
a.Rambut klien tampak
berminyak b.Kulit klien
tampak kusam
c.Tampak ada bekas
darah kering dibagian
genitalia klien

26
dansekelilingnya
3. Ds : Ansietas Stressor ( perdarahan )
Klien mengatakan
cemas dengan penyakit
yang diderita sekarang
Do :
a. Klien tampak cemas
dan gelisah b. Klien
tampak pusing c. Klien
tampak sangat khawatir

C. Diagnosa

1. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan aktif (perdarahan)

2. Defisit Perawatan Diri : Mandi (Spesifik ke bagian genitalia) berhubungan dengan


Kelemahan

3. Ansietas berhubungan dengan stressor ( perdarahan )

D. Intervensi

N Diagnosa NOC NIC


o
1. Kekurangan Volume a. Keseimbangan Cairan a. Fluid manajemen
Cairan berhubungan Indicator : 1. Monitor status dehidrasi
dengan kehilangan 1. Tekanan darah (kelembapan membrane
cairan aktif dipertahankan pada skala 4 mukosa) 2. Monitor vital
(perdarahan ditingkatkan ke skala 5 sign 3. Memelihara IV line
2. Denyut nadi radial 4. Motivasi keluarga untuk
dipertahankan pada skala 4 membantu pasien makan
ditingkatkan ke skala 5 b. Hipovolemia
3. Kelembaban membrane manajement 1. Mencek
mukosa dipertahankan tingkat Hb dan Hematokrit
pada skala 4 ditingkatkan 2. Monitor tanda-tanda
ke skala 5 4. Pusing vital
dipertahankan pada skala 4
ditingkatkan ke skala 5 b.
Hidrasi Indicator :
1. Membrane mukosa
lembab dipertahankan
padaskala 4 ditingkatkan
pada skala 5
2. Haus dipertahankan
pada skala 4 ditingkatkan
pada skala 5
3. Nadi cepat dan lemah
dipertahankan pada skala 4
ditingkatkan pada skala 5
2. Defisit Perawatan a. PerawatanDiri : Mandi a. BantuanPerawatanDiri :
Diri : Mandi 1. Masuk dan keluar dari Mandi
(Spesifik ke bagian kamar mandi 1. Menetukan jumlah dan

27
genitalia) dipertahankanpada skala 4 jenis bantuan yang
berhubungan dengan ditingkatkan ke skala 5 dibutuhkan
Kelemahan 2. Membersihkan area 2. Fasilitasi klien untuk
perineum dipertahankan menggosok gigi dengan
pada skala 4 ditingkatkan tepat
kes kala 5 b. Perawatandiri 3. Fasilitasi klien mandiri
: kebersihan 1. sendiri dengan tepat
Mengeramas rambut 4. Monitor intregritas kulit
dipertahankan pada skala 4 klien
ditingkatkan pada skala 5 5. Monitor kebersihan
2. Mempertahankan kuku klien
penampilan yang rapi b. Perawatan perineum
dipertahankan pad askala 4 post partum
ditingkatkan pada skala 5 1. Pantau tanda-tanda vital
3. Mempertahankan 2. Vulva hygiene klien
kebersihan tubuh
dipertahankan pada skala 4
ditingkatkan pada skala 5
3. Ansietas a.Indicator : Tingkat a. Anxiety reduction
berhubungan dengan Kecemasan Indicator : (penurunan kecemasan)
stressor 1. Tidak dapat beristirahat 1. Identifikasi tingkat
( perdarahan ) dipertahankan pada skala 4 kecemasan
ditingkatkan ke skala 5 2. Bantu pasien mengenal
2. Perasaan gelisah situasi yang menimbulkan
dipertahankan pada skala 4 kecemasan
ditingkatkan keskala 5 3. Dorong pasien untuk
3. Peningkatan tekanan mengungkapkan parasaan
darah dipertahankan pada katekutan persepsi
skala 4 ditingkatkan ke 4. Instruksikan pasien
skala 5 menggunakan teknik
4. Berkeringat dingin relaksasi
dipertahankan pada skala 4 5. Berikan obat untuk
ditingkatkan ke skala 5 mengurangi kecemasan
6. Berikan sedikit
penjelasan tentang
penyakit
E. Implementasi

N Hari/tanggal Diagnosa Implementasi


o
1. Selasa/20januari Kekurangan Volume Cairan 1. Memonitor status dehidrasi
2021 berhubungan dengan (kelembapan membrane
kehilangan cairan aktif mukosa) 2. Memonitor vital
(perdarahan sign
3. Memotivasi keluarga untuk
membantu pasien makan
4. Memelihara IV line
5. Mencek tingkat Hb dan
Hematokrit
2. Selasa/20 Defisit Perawatan Diri : 1.Menetukan jumlah dan jenis
januari 2021 Mandi (Spesifik ke bagian bantuan yang dibutuhkan
genitalia) berhubungan 2.Memfasilitasi klien untuk

28
dengan Kelemahan menggosok gigi dengan tepat
3.Memfasilitasi klien mandiri
sendiri dengan tepat
4.Memonitor intregritas kulit
klien 5.Memonitor kebersihan
kuku klien 6. Melakukan vulva
hygiene kepada klien
3. Selasa/20 Ansietas berhubungan 1. Mengidentifikasi tingkat
januari 2021 dengan stressor kecemasan
( perdarahan ) 2. Membantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
3. Mendorong pasien untuk
mengungkapkan parasaan
katekutan persepsi
4. Menginstruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
(latihan pernafasan)
5. Memberikan sedikit
penjelasan tentang penyakit
1. Rabu/21 januari Kekurangan Volume Cairan 1. Memonitor status dehidrasi
2021 berhubungan dengan (kelembapan membrane
kehilangan cairan aktif mukosa) 2. Memonitor vital
(perdarahan sign
3. Memelihara IV line d.
Mendorong keluarga untuk
membantu pasien makan
2. Rabu/21 januari Defisit Perawatan Diri : 1. Memonitor intregritas kulit
2021 Mandi (Spesifik ke bagian klien 2. Melakukan vulva
genitalia) berhubungan hygiene kepadaklien
dengan Kelemahan
3. Rabu/21 januari Ansietas berhubungan 1. Mengidentifikasi tingkat
2021 dengan stressor kecemasan
( perdarahan ) 2. Menginstruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
(latihan pernafasan)

F. Evaluasi

N Hari/tanggal Diagnosa Evaluasi


o
1. Selasa/20 Kekurangan Volume Cairan S : - Klien mengatakan terjadi
januari 2021 berhubungan dengan Perdarahan
kehilangan cairan aktif - Klien mengatakan banyak
(perdarahan darah yang keluar pada Jam 23.00
WIB (19 Juni 2021)
- Klien mengatakan badan terasa
letih O : - Klien tampak lelah dan

29
letih
- Tampakterpasang infuse RL /
12 jam - Membrane mukosa
tampak kering
- Klien tampak pada saat makan
dibantu keluarga
- Infuse pasien tampak bersih
tidak ada pembekuan darah
dislang infuse
- Td : 130/90 mmHg
- N : 96 kali/menit
- Rr : 22 kali/menit
- Hb : 11, 5
- Hematokrit :37
A : Masalah Keperawatan
teratasi Sebagian
P : intervensi dilanjutkan :
- Memonitor status dehidrasi
(kelembapan membrane mukosa)
- Memonitor vital sign
- Memelihara IV line
- Mendorong keluarga untuk
membantu pasien makan
2. Selasa/20 Defisit Perawatan Diri : S : - Klien mengatakan tidak
januari 2021 Mandi (Spesifik ke bagian mampu mengakses kamar mandi
genitalia) berhubungan O : - klien tidak mampu kekamar
dengan Kelemahan Mandi secara mandiri
- Klien tampak mandi dan gosok
gigi secara lambat
- Rambut klien tampak
berminyak
- Kulit klien tampak kusam
- Kuku klien tampak bersih
setelah dipotong
- Sekitar bagian genitalia klien
ada bekas darah kering post
perdarahan
A : Masalah Keperawatan belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan :
- Memonitor intregritas kulit
klien
- Melakukan vulva hygiene
kepada klien
3. Selasa/20 Ansietas berhubungan S :klien mengatakan cemas
januari 2021 dengan stressor dengan penyakit yang dideritanya
( perdarahan ) sekarang
O : - klien tampak cemas dan
gelisah
- Tingkat kecemasan pada skala 4
- Klien tampak dapat
mencontohkan latihan nafas

30
- Klien tampak antusias pada saat
diberikan penjelasan tentang
penyakit - Klien tampak pusing
- Klien tampak khawatir
A : masalah keperawatan teratasi
Sebagian
P : intervensi dilanjutkan :
- Mengidentifikasi tingkat
kecemasan
- Menginstruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
(latihan pernafasan)
1. Rabu/21 Kekurangan Volume Cairan S : - Klien mengatakan sudah
januari 2021 berhubungan dengan tidak pendarahan lagi - Klien
kehilangan cairan aktif mengatakan badan sudah tidak
(perdarahan terasa letih lagi
O : - membrane mukosa klien
sudah lembab
- Klien suadah tidak tampak lelah
dan letih
- Klien sudah Off infus
- Td : 110/90 mmHg
- N : 86 kali/menit
- Rr : 19 kali/menit
A : Masalah Keperawatan teratasi
P : Intervensi Keperawatan
dihentikan
2. Rabu/21 Defisit Perawatan Diri : S : Klien mengatakan sudah
januari 2021 Mandi (Spesifik ke bagian mandi pagi ini dibantu oleh
genitalia) berhubungan keluarga
dengan Kelemahan O : - Klien sudah tampak bersih
pagi Ini
- Melakukan vulva hygiene
- Kuku klien tampak bersih - Td :
110/90 mmHg
-N : 86 kali/menit
-Rr : 19 kali/menit
A : Masalah Keperawatan teratasi
P : Intervensi Keperawatan
Dihentikan
3. Rabu/21 Ansietas berhubungan S : - klien mengatakan cemas
januari 2021 dengan stressor sudah berkurang
( perdarahan ) - Klien mengatakan sudah bisa
mengatasi cemas dengan teknik
relaksasi (latihan nafas)
O :- klien tampak sudah tidak
cemas
- Klien tampak sudah tidak
gelisah
- Tingkat kecemasan klien pada
skala 5 A : masalah keperawatan
teratasi

31
P : intervensi dihentikan

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Kita sebagai perawat
harus mengetahui secara luas tentang macam, tanda gejala dan juga
penanganan nya. Agar ketika kita beradapan langsung dengan klien-klien
yang sedang syok kita tidak bingung, seperti hal nya syok distributif ini
yang memiliki bnyak sekali kemiripan dengan syok lain nya hanya saja
syok distributif ini lebih komplit macamnya.
2. Syok distributif
dibagi menjadi 3 :
a. syok anafilaksis
b. syok neurogenik
c. syok sepsis
5.2 Saran
Perawat tidak hanya memberikan pengobatan secara medis tetapi sebaiknya
perawat juga menunjukan sifat caringnya terhadap klien dalam menangani
klien dengan diagnosa syok ini. Makalah ini jauhlah dari kesempurnaan, maka
dari itu penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun agar demi pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.

32
DAFTAR PUSTAKA
Alexander R H, Proctor H J. Shock. Dalam buku: Advanced Trauma Life Support
Course for Physicians. USA, 1993 ; 75 - 94 Atkinson R S, Hamblin J J, Wright J E C.
Shock. Dalam buku: Hand book of Intensive Care. London: Chapman and Hall, 1981;
18-29. Bartholomeusz L, Shock, dalam buku: Safe Anaesthesia, 1996; 408-413
Franklin C M, Darovic G O, Dan B B. Monitoring the Patient in Shock. Dalam buku:
Darovic G O, ed, Hemodynamic Monitoring: Invasive and Noninvasive Clinical
Application. USA : EB. Saunders Co. 1995 ; 441 - 499. Haupt M T, Carlson R W.
Anaphylactic and Anaphylactoid Reactions. Dalam buku: Shoemaker W C, Ayres S,
Grenvik A eds, Texbook of Critical Care. Philadelphia, 1989 ; 993 - 1002. Thijs L G. The
Heart in Shock (With Emphasis on Septic Shock). Dalam kumpulan makalah:
Indonesian Symposium On Shock & Critical Care. Jakarta-Indonesia, August 30 -
September 1, 1996 ; 1 - 4. Wilson R F, ed. Shock. Dalam buku: Critical Care Manual.
1981; c:1-42. Zimmerman J L, Taylor R W, Dellinger R P, Farmer J C, Diagnosis and
Managemen

33

Anda mungkin juga menyukai