Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KECIL PERENCANAAN PERDESAAN (PL 3205)

Desa Dengan Sistem Telekomunikasi Yang Maju


(Studi Kasus Penggunaan Teknologi Komunikasi Antarpribadi Keluarga TKI
di Desa Stabat Lama)

Oleh :

Olan Ferdian 118220062

Kelas RC

Dosen Pengampu:

Dwi Bayu Prasetya, S.Si., M. EngDr.


Teguh Endaryanto
Nela Agustin Kurnianingsih, S.T., M.TBaiq
Rindang Aprildahani, S.T., M.T Andi
Syahputra, S.Hut., M.Sc

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN INSTITUT

TEKNOLOGI SUMATERA

2021
1. Pendahuluan
Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal
bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga
terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri yang
dijalin oleh kasih sayang (Djamarah, 2004 : 16).
Keluarga juga merupakan tempat dimana sebagian besar dari kita mempelajari
komunikasi. Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung secara timbal balik serta
silih berganti, bisa dari anak ke orang tua atau dari orang tua ke anak, ataupun dari
anak ke anak. Komunikasi merupakan sarana yang mempererat hubungan keluarga.
Realita di zaman sekarang, banyak ditemukan keluarga-keluarga yang tidak
tinggal serumah karena alasan pekerjaan. Komunikasi secara tatap muka pun jarang
dilakukan anggota keluarga. Namun, seiring dengan era globalisasi yang terus
berkembang. Munculnya berbagai macam teknologi modern dalam kehidupan menurut
Supriadi (1992) dalam Chalim (2009) merupakan inovasi yang membantu dan
mempermudah untuk segala kegiatan.
Sulitnya lapangan pekerjaan memuncul pemikiran bahwa dengan merantau ke
Negara orang sebagai TKI tentu penghasilan akan bertambah banyak serta kesuksesan
akan mudah diraih. Mereka memilih untuk bisa menjadi orang sukses dengan bekerja di
Negara orang serta rela untuk bertempat tinggal terpisah dengan anggota keluarga
lainnya. Tinggal terpisah dari keluarga mempunyai tantangan yang lebih dalam
komunikasi. Ketika seorang anggota keluarga memutuskan untuk menjadi TKI dan
tinggal jauh dari keluarga, tentu menimbulkan kekhawatiran. Apalagi jika melihat
kenyataan yang ada bahwa banyaknya TKITKI yang menderita dan disiksa di luar negeri.
Desa Stabat Lama adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Wampu, Kabupaten
Langkat Sumatera Utara. Kondisi perekonomian keluarga di desa Stabat Lama ditunjang
oleh sektor pertanian.
Para kepala keluarga di Desa ini bekerja sebagai petani dan kuli bangunan.
Sehingga dalam membantu perekonomian keluarga, sebagian besar keluarga di desa ini
membiarkan anggota keluarga mereka merantau ke luar negeri sebagai TKI.
Kebanyakkan yang pergi merantau adalah para remaja putri, istri yang telah bercerai
dari suami, dan lelaki lajang yang tidak mendapatkan pekerjaan di Negara sendiri.
2. Lokasi & Wilayah Studi Kasus
Ruang lingkup wilayah yang digunakan berlokasi di Desa Stabat, Kec.
Langkat, Kab. Labuhan Ratu, Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Labuhan Batu Utara


Sumber : RTRW Kab. Labuhan Batu Utara, 2011-2031

3. Pembahasan
3.1 Latar Belakang pengembangan tema
Komunikasi Antarpribadi informan Zulkifli, Rismawati, Siti Khadijah dan Soraya
mempunyai intensitas yang berbeda. Informan Zulkifli merupakan informan dengan intensitas
komunikasi antarpribadi paling tinggi. Informan I melakukan komunikasi dengan TKI dengan
intensitas hampir setiap malam. Halhal yang dibicarakan berkaitan dengan kabar, kegiatan
keseharian, anak, pekerjaan dan curahan hati TKI. Komunikasi antarpribadi dengan intensitas
sedang dilakukan oleh informan Siti khadijah dan Soraya. Informan III dan IV ini melakukan
komunikasi antarpribadi dengan intensitas dua sampai tiga kali dalam satu minggu. Hal-hal
yang dibicarakan juga berkaitan dengan kabar, anak, pekerjaan, kesehatan, curahan hati dan
kegiatan sehari-hari. Intensitas komunikasi antarpribadi paling rendah dialami oleh informan
Rismawati. Informan II ini hanya melakukan komunikasi antarpribadi dengan TKI satu sampai
dua kali dalam seminggu. Informan juga mengatakan bahwa dalam satu minggu tersebut
terkadang tidak melakukan komunikasi antarpribadi sama sekali. Hal-hal yang biasa
dibicarakan informan II juga sama seperti ketiga informan lainnya, seputar kabar, pekerjaan,
pendidikan dan kesehatan anak serta keluh kesah TKI dalam curahan hati.
3.2 Sistem Pendanaan
Untuk pendanaan sendiri didapatkan dari dana pribadi masing-masing
seperti saat membeli keperluan dalam berkomunikasi , seperti handphone,
pulsa maupun paket untuk terus dapat berkomunikasi dengan orang atau
kerabat yang jauh disana.
Sedangkan untuk alat komunikasi juga menggunakan dana pribadi dari
masing-masing individu atau TKI untuk melakukan komunikasi jarak jauh, sejauh
ini belum ada bantuan dari pihak manapun.

3.3 Proses pengembangan


Pengunaan Teknologi Komunikasi Antarpribadi Keluarga TKI Penggunaan
teknologi komunikasi antarpribadi memudahkan informan I, II, III, dan IV dalam
berkomunikasi dengan TKI. Informan I, II, III, IV menggunakan teknologi komunikasi
handphone. Informan I, II, III menggunakan handphone yang hanya dapat digunakan
untuk menelepon dan menulis pesan (SMS). Informan I, II, III ini sudah biasa
menggunakan teknologi komunikasi handphone ini dalam keseharian. Berbeda
dengan informan I, II, dan III, informan IV menggunakan handphone yang pintar
yang telah berkembang saat ini. 7 Handphone tersebut dilengkapi oleh fitur-fitur
menarik. Namun, handphone tersebut bukan milik pribadi informan IV. Informan IV
ini termasuk kepada informan yang buta terhadap teknologi sehingga dalam
pengaplikasian teknologi komunikasi handphone ini harus mendapat bantuan dari
orang lain.

1.1 Sistem Pengelolaan


Untuk mencapai tujuan pengelolaan komunikasi antarpribadi tersebut,
hubungan jarak jauh antara informan dan TKI menggunakan perantara media
teknologi komunikasi. Lubis (2005), menjelaskan bahwa teknologi komunikasi
adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan komunikasi. Dengan demikian, teknologi komunikasi
merupakan 8 penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk
mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat. Teknologi
komunikasi yang semakin maju telah menembus ruang, jarak dan waktu. Namun,
perkembangan tersebut mendapatkan reaksi yang berbeda-beda dari masyarakat.
4. Kesimpulan
1. Intensitas komunikasi antarpribadi yang tinggi dapat memelihara hubungan jarak
jauh sehingga komunikasi antarpribadi berjalan dengan stabil dan lancar. Intensitas
komunikasi paling tinggi dilakukan oleh informan I, informan hampir setiap hari
berkomunikasi dengan isterinya yang menjadi TKI. Informan IV dengan intensitas
komunikasi tiga kali dalam seminggu berkomunikasi dengan TKI. Informan III dengan
intensitas dua sampai tiga kali dalam seminggu sedangkan intensitas komunikasi
yang rendah pada informan II. Informan hanya berkomunikasi satu sampai dua kali
dalam seminggu. Komunikasi yang dilakukan keempat membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan kabar, pekerjaan, curahan hati dan kegiatan sehari-hari.

2. Teknologi komunikasi antarpribadi yang digunakan keempat Informan adalah


Handphone. Handphone sebagai teknologi komunikasi yang paling mudah digunakan
oleh Informan I, II, III dan IV dalam berkomunikasi. Informan I, II, dan IV
menggunakan handphone yang hanya dapat digunakan untuk menelepon dan SMS
sedangkan informan III menggunakan handphone pintar yang berkembang saat yang
menyediakan fitur-fitur yag menarik.

3. Hambatan penggunaan teknologi komunikasi dan komunikasi dialami informan I,


II, III dan IV. Informan I, II, dan IV tidak mengalami banyak hambatan dalam
menggunakan teknologi komunikasi handphone. Informan I tidak dapat menulis dan
membaca pesan sehingga informan hanya dapat menggunakan handphone untuk
menelepon saja. Hambatan komunikasi informan I, II, dan III dikarenakan tidak
adanya waktu TKI untuk menelepon secara rutin yang diakibatkan oleh kesibukkan
bekerja sehingga waktu yang tersisa akan digunakan TKI untuk beristirahat.
Informan IV banyak mengalami hambatan dalam komunikasi dan penggunaan
teknologi komunikasi. informan IV tidak dapat menggunakan teknologi komunikas
handphone dan mengalami masalah dalam pendengaran sehingga komunikasi
menjadi terhambat.
5. Daftar Pustaka

Canary, D.J., & Dainton, M. 2003. Maintaining Relationships Through


Communication. London: Lawrence Erlbaum Associates.

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Creswell, John W. 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative Approach.


California: Sage Publication.Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang
Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: PT. Reneka Cipta.

Effendi, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Kryantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana


Prenada Media.

Anda mungkin juga menyukai