Anda di halaman 1dari 9

Latar Belakang

Tumbuhan dan hewan memiliki peranan yang penting dalam menjaga kelangsungan
dan keseimbangn kehidupan di dunia. Tumbuhan hijau, misalnya memiliki peranan sangat
sentral didalam menyediakan makan bagi dirinya sendiri dan bagi makhluk hidup lain
dengan kemampuannya mengadakan fotosintesis.
Tidak hanya fotosintesis, tumbuhan juga melakukan pernapasan atau respirasi, osmosis,
difusi, reproduksi. Dan perlu diketahui tumbuhan juga melakukan suatu gerakan, namun
gerakan pada tumbuhan bersifat pasif berbeda dengan hewan dan manusia yang bergerak
aktif. Mungkin dalam kehidupan sehari – hari kita melihat tumbuhan dari bentuk luarnya
saja dan banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana sebenarnya cara kerja organ –
organ dalam tumbuhan sehingga tumbuhan bisa tumbuh besar dan menghasilkan bunga
dan buah. Maka dari itu sangat perlu kita mengulas fisiologi tentang tumbuhan.
Maka dari itu, kita sebagai makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya daripada
hewan dan tumbuhan, sangat perlu kita mengetahui bagaiman proses – proses yang terjadi
di dalam tubuh tumbuhan dan hewan. Agar kita bisa secara tepat untuk melestarikan
hewan maupun tumbuhan, menjaga keseimbangan kehidupan makhluk hidup di muka bumi
ini. Karena bagaimanapun, setiap makhluk hidup di dunia ini saling bergantungan satu
dengan yang lainnya.
1.2       Rumusan Masalah
            Dari paparan latar belakang di atas, maka dtemukan beberapa permasalahan
mengenai fisiologi tumbuhan diantaranya :
1.2.1        Bagaimana fisiologi pada tumbuhan ?
·         Bagaimana sistem gerak pada tumbuhan ?
         Bagaimana proses pertumbuhan pada tumbuhan ?
         Bagaimana proses proses respirasi pada tumbuhan ?
         Bagaimana proses reproduksi pada tumbuhan ?
         Bagaimana proses ekskresi pada tumbuhan ?
1.3                          Tujuan Penulisan
1.3.1        Agar kita mengetahui fisiologi pada tumbuhan
         Agar kita mengetahui sistem gerak pada tumbuhan.
         Agar kita mengetahui proses pertumbuhan pada tumbuhan.
         Agar kita mengetahui proses proses respirasi pada tumbuhan.
         Agar kita mengetahui proses reproduksi pada tumbuhan.
         Agar kita mengetahui proses ekskresi pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1              Fisiologi pada tumbuhan
2.1.1                    Gerak pada tumbuhan
Perlu kita ketahui tumbuhan itu sebenarnya bergerak, namun gerak pada tumbuhan itu
bersifat pasif tidak seperti hewan yang bergerak secara aktif. Karena reaksi rangsangan
yang diberikan pada hewan lebih cepat dibandingkan reaksi pada tumbuhan. Berdasarkan
penyebabnya gerak pada tumbuhan, digolongkan menjadi gerak hidroskopis, gerak
esionom, dan gerak endonom. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas secara rinci
masing – masing jenis gerakan pada tumbuhan.
         Gerak hidroskopis atau otonom
Gerak hidroskopis adalah gerak yang disebabkan oleh pengaruh atau perubahan
kadar air. Contohnya adalah pecahnya buah polong – polongngan atau petai cina dan
gerak membuka dan menutupnya sporangium pada tumbuhan lumut oleh peristom.
         Gerak esionom
Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi rangsangan dari luar. Gerak esionom
dibagi lagi menjadi tropisme, Nasti, dan Taksis
a.       Tropisme
Gerakan yang disebabkan oleh rangsangan dari luar dan gerakannya dilakukan oleh
sebagian dari tubuhnya. Tropisme ada dua macam yaitu tropisme positif dan tropisme
negatif. Tropisme positif apabila arah gerakannya menuju kearah sumber rangsangan.
Sebaliknya, apabila arah gerakannya berlawanan dengan datangnya rangsang disebut
tropisme negatif.
Berdasarkan jenis rangsangannya, tropisme dibagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu
1.      fototropisme, rangsangan berupa cahaya. Fototropisme positif  diperlihatkan oleh
pertumbuhan tunas – tunas daun atau batang. Fototropisme negatif diperlihatkan oleh
gerak tumbuh akar.
2.      geotropisme, bila rangsangan berupa gaya tarik bumi. Geotropisme positif contohnya
gerak tumbuh akar. Geotropisme negatif contohnya gerak tumbuh batang.
3.      kemotropisme, bila rangsangan berupa zat kimia. Kemotropisme positif contohnya gerak
akar tumbuhan menuju zat makanan di dalam tanah. Kemotropisme negatif contohnya
gerak akar menjauhi racun.
4.      tigmotropisme, bila rangsangan berupa sentuhan pada bagian tumbuhan. Contohnya
adalah gerakan sulur yang melilit pada benda atau dahan yang mengenai sulur tersebut.
b.      Nasti
Nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang arah gerakannya tidak dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsang. Nasti dibagi lagi menjadi lima berdasarkan jenis rangsangannya,
1.      Niktinasti adalah gerak menutupnya daun majemuk (gerak tidur) pada malam hari, seperti
daun petai cina. Rangsangannya yaitu gelap.
2.      Seismonasti adalah gerak menutupnya daun majemuk (seperti menutupnya daun putri
malu) karena adanya sentuhan
3.      Kompleknasti adalah gerak nasti yang banyak penyebabnya. Contohnya gerak membuka
dan menutupnya stomata yang disebadkan oleh cahaya, zat kimia, panas dan air.
4.      Termonasti adalah gerak membukanya bunga tulip karena pengaruh temperatur.
5.      Fotonasti adalah gerak yang dipengaruhi oleh cahaya seperti membukanya bunga pukul
empat pada sore hari.
c.       Taksis
Taksis merupakan gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan yang arah
gerakannya ditentukan oleh sumber rangsangan. Gerak taksis dibagi menjadi taksis positif
dan taksis negatif, taksis positif apabila gerak menuju sumber rangsangan, dan taksis
negatif bila gerak menjauhi sumber rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, taksis
dibedakan menjadi :
1.      Fototaksis, bila rangsangan berupa cahaya. Contoh gerakan kloroplas kesisi sel yang
mendapat cahaya matahari(taksis positif)
2.      Kemotaksis, bila rangsangan berupa zat kimia. Contoh gerak spermatozoit menuju ke
ovum di dalam arkegonium lumut.
3.      Galfanotaksis, bila rangsangan berupa listrik. Contoh gerak bakteri yang berkumpul
disuper listrik (taksis positif).
         Gerak Endonom
Gerak endonom adalah gerak pada tumbuhan yang belum diketahui penyebabnya.
Gerak endonom disebut pula gerak otonom (gerak sendiri). Hal tersebut terjadi karena
diduga penyebabnya adalah rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri.
Contoh gerakan sitoplasma pada sel hidrila dan bawang merah.
2.1.2        Pertumbuhan pada tumbuhan
            Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan volume tubuh yang bersifat tidak
dapat kembali kebentuk asal. Pertumbuhan terjadi dikarenakan jumlah sel bertambah
banyak dan ukuran sel bertambah besar. Proses pertumbuhan terjadi pada bagian tubuh
tertentu yang disebut dengan titik tumbuh. Misalnya pada ujung batang dan ujung akar.
Proses pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh
a. Suhu
      terdapat tiga macam suhu pertumbuhan, yaitu suhu optimun yang merupakan suhu
terbaik untuk pertumbuhan, suhu minimum yang merupakan suhu terendah untuk
pertumbuhan, dan suhu maksimum merupakan suhu tertinggi untuk pertumbuhan
b. Hormon pertumbuhan yang disebut auksin
      Auksin terletak pada ujung batang atau akar yang berfungsi untuk mengembangkan sel
sehingga menjadi bertambah panjang, menggiatkan kambium untuk membentuk sel – sel
baru, dan merangsang pembentukan bunga dan buah. Auksin dapat bekerja maksimum
ditempat yang tidak kena cahaya. Proses pertumbuhan yang cepat di tempat yang gelap
disebut etiolasi.
c. Cahaya
      Cahaya sangat penting untuk pertumbuhan, tetapi cahaya dapat menjadi faktor
penghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin menjadi senyawa yang dapat
menghambat pertumbuhan.
2.1.3        Proses mendapatkan makanan dan Respirasi pada tumbuhan
Berdasarkan cara memperoleh makanan, tumbuhan ada yang bersifat autotrof
melalui fotosintesis dan kemosintesis. Ada pula yang bersifat heterotrof yang menggunakan
zat makanan yang sudah jadi. Tumbuhan heterotrof dapat bersifat saprofit yaitu mengambil
makanan dari makhluk hidup yang sudah mati seperti jamur, dapat pula bersifat parasit
yang mengambil makanan dari makhluk hidup yang masih hidup seperti putri malu dan
paku picisan.
1. Fotosintesis
Merupakan proses penyusunan zat organik, karbhohidrat yang berasal dari zat
anorganik karbhohidrat yang berasal dari zat anorganik, karbondioksida dan air yang
berlangsung pada bagian tubuh tumbuhan yang berklorofil dengan bantuan energi cahaya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi fotosintesis diantaranya adalah
a.         CO2, yang diambil dalam bentuk gas dari udara, masuk melalui stomata. CO 2 diangkut ke
kloroplas dalam bentuk H2CO3. dalam keadaan terik, kadar CO 2 rendah, sehingga proses
fotosintesis akan terhambat.
b.      H2O diperoleh dari dalam tanah melalui rambut akar. Air merupakan penyumbang hidrogen
pada proses fotosintesis.
c.          Cahaya matahari yang kita lihat terdiri dari tujuh spektrum yaitu, sinar merah, jingga,
kuning, biru, nila,unggu, ditambah dua sinar yaitu inframerah dan ultra ungu. Sinar merah,
biru serta ungu lebih banyak digunakan dalam proses fotosintesis.
d.      Klorofil merupakan zat hijau daun. Klorofil pada tumbuhan tinggi ada dua macam yaitu
klorofil A dan klorofil B. Ada dua macam sistem pigmen dalam proses fotosintesis yaitu
sistem pigmen I dan sistem pigmen II. Para ahli kemuadian menulis persamaan reaksi
kimia proses fotosintesis sebagai berikut
6CO2 + 6H2O                                   C6H12O6 + 6O2
2. Rerpirasi
                Respirasi pada tumbuhan juga menyangkut proses pembebasan energi kimiawi
menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Respirasi yang dilakukan
tumbuhan menggunakan sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis,
sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun.
C6H12O6 + 6 O2                                     6 CO2 + 6 H2O
2.1.4        Reproduksi pada tumbuhan
Ada beberapa cara yang dilakukan tumbuhan untuk memperbanyak diri :
a. Reproduksi vegetatif aseksual melalui reproduksi vegetatif, individu baru yang terjadi
berasal dari satu sel induk, atau individu baru terjadi tanpa melalui proses perkawinan. Ada
dua macam reproduksi secara vegetatif yaitu :
1)      Reproduksi alami yang terjadi tanpa campur tangan manusia seperti :      pembelahan diri
contohnya pada alga. Fragmentasi yaitu cara berreproduksi dengan cara memutuskan
bagian tubuh sehingga menjadi individu baru. Tunas contohnya pada jamur, tanaman
pisang, dan cocor bebek. Spora terdapat pada jamur, lumut, dan tumbuhan paku. Rhizoma
merupakan batang yang terdapat di dalam tanah dan digunakan untuk menyimpan
cadangan makanan, contohnya jahe, lengkuas, kencur, dan kunyit. Stolon atau geragih
merupakan batang yang merambat seperti yang terdapat pada tanaman arbei dan
tumbuhan artanam. Umbi batang adalah batang yang digunakan untuk menyimpan
cadangan makanan, terdapat pada tanah contohnya kentang dan umbi jalar. Umbi lapis
adalah batang yang terdapat di dalam tanah yang dapat menumbuhkan tunas yang disebut
siung, misalnya pada tanaman bawang merah dan bawang bombay. Tunas adventif adalah
tunas yang keluar dari akar pada permukaan tanah, misalnya pada pohon kersen dan
pohon kesemek.
2)      Reproduksi vegetatif buatan, adalah reproduksi yang dialakukan oleh manusia terhadap
tanaman. Tujuannya antara lain untuk memperbanyak tanaman dalam waktu yang singkat,
karena tidak harus menunggu sampai tanaman tersebut berkembang menjadi berbuah dan
berbiji. Cara – cara reproduksi buatan antara lain dengan setek batang, cangkok, runduk,
okulasi, dan disambung.
b. Reproduksi generatif aseksual adalah cara reproduksi yang didahului dengan peleburan
dua sel. Beberapa reproduksi generatif, antara lain :
1)      Konyugasi, yaitu sel yang melebur belum dapat dibedakan jenis kelaminnya, sering juga
disebut peleburan inti. Hasil peleburan disebut zygospora, Seperti yang terjadi pada alga
dan protozoa.
2)      Jika dua sel yang melebur sudah terspesialisasi, hasil peleburannya disebut zygote.
3)      Jika dua sel kelamin yang melebur berukuran sama disebut isogami, jika tidak sama
disebut anisogami.
c. Reproduksi pada tumbuhan lumut dan paku
            Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku pada reproduksinya mengalami metagenesis,
yaitu antara keturunan kawin (gamettofit) dan keturunan tidak kawin (sporofit ).
d. Reproduksi pada tumbuhan biji/tumbuhan bunga
            Reproduksi generatif pada tumbuhan biji terjadi melalui dua tahap, yaitu
penyerbukan/persarian yaitu proses jatuhnya serbuk sari pada kepala putik, yang diikuti
oleh proses pembuhaan/fertilisasi, yaitu proses peleburan kepala serbuk sari yang berisi sel
jantan pada ovum terdapat pada bakal biji.
1)      Reproduksi pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
Bunga pada gymnospermae umumnya belum mempunyai perhiasan bunga, ada bunga
jantan (hanya memiliki benang sari saja) dan ada bunga betina (hanya memiliki putik) yang
terpisah membentuk srtobilus. Pembuahannya disebut pembuahan tunggal, karena seluruh
inti sperma akan membuahi sel telur membentuk lembaga/embrio.
2)      Reproduksi pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)
Bunga umumnya sudah merupakan bunga sempurna. Pembuahannya disebut pembuahan
beganda karena terjadi dua macam pembuahan yaitu:
a. inti sel sperma + sel telur                             lembaga/embrio
b. inti sel sperma + endosperm                        keping biji
2.1.5    Ekskresi pada tumbuhan
                        Tumbuhan mengambil zat-zat dari lingkungannya dan juga memberikan zat pada
lingkungannya. Pengeluaran zat tersebut dinamakan eliminasi.Selain zat sisa metabolisme,
tumbuhan juga mengeluarkan zat lainnya yang dapat di bedakan menjadi tiga golongan :
            a.Air pada peritiwa penguapan dan penetesan air atau gutasi.
            b.Zat yang dikeluarkan berupa hasil asimilasi, misalnya keluarnya madu dari           
kelenjar madu.
            c.Zat yang dikeluarkan merupakan hasil dari peristiwa pembongkaran , seperti
               karbondioksida dan air yang dikeluarkan pada proses pernapasan.
1. Transpirasi (penguapan)
            Macam-macam transpirasi, yaitu transpirasi stomata dan kutikula 
      a.Transpirasi stomata adalah penguapan yang dilakukan melalui mulut daun atau
         stomata. Keluarnya uap air melalui stomata merupakan porsi pengeluaran air yang
         jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengeluaran air melalui kutikula.
      b.Transpirasi kutikula adalah penguapan air dengan menembus dinding sel dan
         kutikula pada tumbuhan dibagian yang berbatasan dengan udara luar. Dengan
         kata lain transpirasi ini dilakukuan oleh seluruh bagian tumbuhan kecuali melalui
         stomata.
      c.Faktor yang mempengaruhi transpirasi
         1.Faktor dalam
            a.Keadaan kutikula
               Pada beberapa jenis tumbuhan terdapat lapisan kutikula, lapisan lilin,atau
               Lapisan zat kitin yang melindungi permukaan daun, batang muda, atau
               buah.Lapisan ini mengurangi proses transpirasi. Tumbuhan yang hidup
               di daerah kering atau agak kering biasanya memiliki lapisan kutikula yang
               lebih tebal dibandingkan dengan tumbuhan yang hidup di daerah yang lebih
               basah.
            b.”Kelakuan” Stomata
               Stomata akan membuka bila sel penjaga membesar dan akan menutup bila sel
               Penjaga memipih. Waluupun cahaya merupakan faktor yang mempengaruhi
               membuka dan menutupnya  stomata,pada beberapa jenis tumbuhan , stomatanya tetap
menutup pada siang hari. Namun ada juga jenis tumbuhan sekulen stomatanya tetap
terbuka pada malam hari.
            c.Posisi stomata pada daun
               Letak stomata yang lazim adalah sejajar dengan permukaan bawah daun. Akan
               tetapi, pada beberapa jenis tumbuhan stomatanya terbenam jauh ke dalam.Stomata ini
menyebabkan penguapan air berkurang.
            d.Distribusi Stomata
               Umumnya stomata berada di bawah permukaan daun. Namun ada juga jenis tumbuhan
yang mempunyai stomata, baik di permukaan bawah maupun di permukaan atas daun.
            e.Struktur Rambut / Bulu pada Epidermis
               Pada jenis tumbuhan tertentu, terdapat rambut/ bulu-bulu pada permukaan daun atau
batangnya. Dengan adanya rambut-rambut ini, penguapan akan lebih sedikit.
         2.Faktor luar (Faktor lingkungan)
            a.Kelembaban udara
               Makin kering udara luar makin tinggi transpirasi yang dilakukan oleh tumbuhan. Sebaliknya
makin lembab keadaan udara, makin rendah transpirasinya.
            b.Keadaan angin
            Transpirasi akan berjalan lebih cepat bila udara di sekelilingnya berangin. Bila udara
tenang maka transpirasi lebih sedikit.
         c.Suhu udara
            Suhu udara yang tinggi menyebabkan transpirasi yang lebih tinggi. Sebaliknya , suhu yang
rendah menyebabkan transpirasi juga rendah.
         d.Intensitas cahaya
            Makin tinggi intensitas cahaya, makin tinggi transpirasi tumbuhan.
         e.Kondisi tanah
            Bila suhu tanah rendah maka penyerapan air pun berkurang. Akibatnya, transpirasi juga
berkurang. Konsentrasi air tanah yang tinggi menyebabkan absorpsi air jadi berkurang.
Dengan demikian, transpirasi juga menurun. Aerasi tanah yang jelek juga mempengaruhi
absorpsi air.
2.  Gutasi
                     Tetes-tetes air yang keluar dari tumbuhan disebut gutasi.Gutasi dilakukan terutama oleh
tumbuhan herba. Gutasi terjadi pda waktu udara jenuh oleh uap air dan pada waktu itu
penyerapan air berjalan dengan sangat cepat. Pada peristiwa itu air dikeluarkan sebagai
tetes-tetes air melalui celah yang terdapat pada ujung berkas pembuluh pengangkutan
pada tepi-tepi daun. Celah itu disebut hidatoda atau gutatoda atau emisarium. Gutasi dapat
diamati misalnya pada tumbuhan tomat atau padi-padian yang sedang aktif tumbuh.
                                                                 BAB III     
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai fisiologi tumbuhan dan hewan seperti yang telah
diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa tumbuhan dan hewan sama – sama melakukan
proses fisiologi didalam tubuh seperti melakukan proses bergerak, mengalami
pertumbuhan, melakukan respirasi, reproduksi, dan ekskresi. Namun cara kerja system
didalam tubuh tumbuhan dan hewan berbeda karena organ – organ yang ada di dalam
tubuh tumbuhan dan hewan berbeda. Seperti contohnya, baik tumbuhan maupun hewan
sama – sama melakukan gerakan namun pada tumbuhan gerakan tersebut bersifat pasif
sedangkan pada hewan bergerak secara aktif. Kemudian dalam respirasi tumbuhan
memerlukan CO2 dan menghasilkan O2, sedangkan pada hewan berbanding terbalik. Dan
pada proses reproduksi tumbuhan memilki alat reproduksi berupa putik dan benang sari,
berbeda dengan hewan memilki alat reproduksi berupa kelamin jantan dan kelamin betina
pada hewan vertebrata sedangkan invertebrata tidak memiliki alat reproduksi. Begitu juga
dengan proses ekskresi. Pada hewan vertebrata ekskresi melalui saluran – saluran
ekskresi secara khusus seperti melalui anus, paru – paru, kulit, dan pada hewan
invertebrata organ ekskresi berupa sel api, permukaan sel, pori – pori dan lain sebagainya.
Sedangkan tumbuhan melakukan ekskresi yang sangat berbeda dengan hewan yaitu
berupa transpirasi (penguapan) dan gutasi. Jadi hewan dan tumbuhan memiliki proses
fisiologi yang berbeda satu sama lainnya.
Disisi lain kita sangat perlu mengetahui proses fisiologi di dalam tubuh tumbuhan
dan hewan, untuk memudahkan kita melestarikan jenisnya.
3.2              Kritik dan Saran
Dalam penyelesaian makalah ini kami sangat banyak memiliki kekurangan –
kekurangan, maka dari itu sangat diperlukan kritik dan saran dari berbagai pihak guna
penyempurnaan makalah selanjutnya. Kami berharap agar pembaca mampu memahami isi
dari makalah ini, dapat mengkaitkan dan mengaplikasikannya sebagai bahan perkuliahan
dengan lingkungan dalam kehidupan sehari – hari.
 Kami mengucapkan banyak terima kasih untuk berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai