Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

THAHARAH

Mata kuliah : Fiqih Ibadah

Dosen Pembimbing: Bapak Lutfi Zaimuddin M.Pd.I

Disusun Oleh :

Regita Oktafiani AnandaSari (2001080017)

Selly Mulyani (2001080021)

KELOMPOK A

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas izin dan karunia-Nya telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat teriring salam semoga selalu
tercurah kepada Rasullulah Muhammad SAW, semoga syafaatnya mengalir pada kita semua di
akhir kelak.Penyusunan dan penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas guna
memenuhi tugas bapak Lutfi Zaimuddin M.PD.I selaku dosen mata kuliah fiqih ibadah, yang
berjudul “Thaharah”.

Penyusunan dan penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca nya ataupun penyusun.Kami menyadari bahwa bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan maupun dalam
penulisan.Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
memperbaiki kesalahan dimasa yang akan datang.

Lampung, 27 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I..............................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................2

PEMBAHASAN.............................................................................................................2

A. Pengertian Bersuci.......................................................................................................2

B. Pembagian Bersuci.......................................................................................................2

C. Syarat Wajib Thaharah.................................................................................................3

D. Macam-macam Air dan Pembagiannya.......................................................................4

E. Macam-Macam Benda Najis........................................................................................5

F. Macam-Macam Najis Dan Cara Mensucikannya.........................................................7

BAB III............................................................................................................................9

PENUTUP.......................................................................................................................9

A. Kesimpulan..................................................................................................................9

B. Saran.............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Thaharah menurut pengertian etimologis adalah suci dan bersih,seperti kalimat “tharahrtu
al-tsauba” yang berarti “aku mencuci baju itu sampai bersih dan suci”.Menurut pengertia
syara’tharah adalah mensucikan diri dari hadast atau najis seperti mandi,wudhu,tayamum dan
sebagainya. Masih dalam pengertian bersuci, kegiatan yang serupa dengan ketentuan diatas
seperti mandi,memperbaharui wudhu dengan tayamum,mandi yang disunahkan dan semakna
dengan itu meskipun tidak bermaksu menghilangka hadast atu najis.

Islam menganjurkan agar sellau menjaga kebersihan badani dan rohani. Kebersihan badani
tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu bersuci sebelum melakukan ibadah. Pada
hakikatnya tujuan bersuci itu sendiri adalah agar umat muslim terhindar dari kotoran ataupun
debu yang menepel di tubuh swhingga secara sadar atupun tidak sengaja dapat membatalkan
rangkaian ibadah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian thaharah menurut bahasa dan istilah?
2. Apa saja bentuk-bentu thaharah?
3. Apa saja syarat wajib thaharah?
4. Apa saja macam-macam air dan pembagiannya?
5. Apa saja macam-macam benda najis?
6. Apa saja macam-macam najis dan bagaimana cara mensucikannya?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian thaharah menurut bahasa dan istilah
2. Dapat mengetahui apa saja bentuk-bentuk thaharah
3. Dapat mengetahui apa saja syarat wajib thaharah
4. Dapat mengetahui macam-macam air dan pembagiannya
5. Dapat mengetahui macam-macam benda najis
6. Dapat mengetahui macam-macam najis dan cara mensucikannya

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bersuci
Thaharah menurut bahasa berarti bersuci, sedangkan menurut syara’ (istilah) berarti
membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas menurut
cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam. Thaharah merupakan syarat wajib yang
harus dilakukan dalam beberapa macam ibadah, seperti yang terdapat dalam QS. Al-
Maidah ayat 6, yang berbunyi

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan sholat,maka


basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku,dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub,maka mandilah.Dan jika
kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan,maka jika kamu tidak memperoleh air,maka bertayamumlah
dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah
tidak ingin menyulitkan kamu,tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat_Nya bagimu,agar kamu bersyukur.

B. Pembagian Bersuci

1. Thaharah Hakiki

Thaharah secara hakiki maksudnya adalah hal-hal yang terkait dengan kebersihan badan,
pakain dan tempat shalat dari najis. Boleh dikatakan bahwa thaharah secara hakiki

2
adalah terbebasnya seseorang dari najis. Seorang yang shalat dengan memakai pakaian
yang ada noda darah atau air kencing, tidak sah shalatnya. Karena dia tidak terbebas
dari ketidaksucian secara hakiki.

2. Thaharah Hukmi

Sedangkan thaharah secara hukmi maksudnya adalah sucinya kita dari hadats, baik
hadats kecil maupun hadats besar (kondisi janabah). Thaharah secara hukmi tidak terlihat
kotornya secara pisik. Bahkan boleh jadi secara pisik tidak ada kotoran pada diri kita.
Namun tidak adanya kotoran yang menempel pada diri kita, belum tentu dipandang
bersih secara hukum. Bersih secara hukum adalah kesucian secara ritual.

C. Syarat Wajib Thaharah


Ada 10 syarat wajib thaharah bagi seorang muslim yang hendak melakukan sholat, yaitu :
1. Islam
2. Berakal
3. Baliq ( dewasa)
4. Berhentinya darah haid dan nifas
5. Telah masuk waktu sholat
6. Tidak tidur
7. Tidak lupa
8. Tidak terpaksa
9. Adanya air atu debu
10. Dapat melakukannya sesuai dengan kemampuan
Alat-alat yang digunakan untuk thaharah bisa berupa air,dan debu (tanah) yang suci
serta batu untuk istinja.
 Dalil bersuci

‫اِنَ هللاَ يُ ِحبُ الت ََوابِ ْينَ َويُ ِحبُ ْال ُمتَطَ ِه ِريْن‬

“Sungguh Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”
(QS Al-Baqarah : 222)

َ ِ‫اَل يُ ْقبَ ُل هللا‬


‫الصاَل ةَ بِ َغي ِْر طَهُوْ ر‬

3
“Allah tidak akan menerima shalat yang tidak dengan bersuci.” (HR. Muslim)

D. Macam-macam Air dan Pembagiannya


1. Air Suci Yang Lagi Mensucikan

Air yang suci lagi mensucikan biasa juga diistilahkan oleh ulama dengan air mutlak,
yaitu air yang tidak berubah dari kondisi asalnya. Contoh air yang mutlak ini adalah air
hujan, air sumur, air laut, air sungai, air embun,air salju, atau air suci yang bercampur dengan
sesuatu yang suci tetapi tidak merubah warna, rasa, dan bau. Air inilah yang paling
meyakinkan untuk dipakai dalam bersuci menurut kesepakatan ulama. Air yang mutlak bisa
saja dimasuki oleh sesuatu yang suci, dan hal ini tidak merubah kesuciannya.Hal ini bisa
terjadi karena beberapa hal:

1) Perubahan itu terjadi karena pengaruh tempatnya, misalnya air yang tergenang
atau mengalir di batu belerang. Perubahan terjadi karena lamanya air itu
mengendap di suatu tempat, misalnya air kolam yang tidak pernah
dikuras.
2) Perubahan terjadi karena ada sesuatu yang hidup atau tumbuh di dalamnya,
seperti adanya ikan dan tumbuhnya rumput di dalam air.
3) Perubahan terjadi karena masuknya tanah yang suci, atau dimasuki oleh
daundaunan pohon yang tumbuh di sekitar kolam air itu.

2. Air Yang Suci Tetapi Tidak Mensucikan

Yaitu air yang menurut zat nya suci tatapi tidak sah digunakan, air yang termasuk
dalam kategori ini adalah air yang dimasuki oleh suatu benda yang suci dan benda
tersebut merubah salah satu sifat air, yaitu warnanya, rasanya, dan baunya. Misalnya air
yang dicampur dengan serbuk minuman, seperti air teh, kopi,coklat, dan jenis-jenis
minuman lainnya. Air yang pada awalnya tidak punya nama (mutlak) akan berubah
namanya sesuai dengan benda yang ada di dalamnya.

4
3. Air Yang Suci Tetapi Makruh Untuk Digunakan Bersuci

Yaitu air yang dipanaskan dengan sinar matahari atau disebut juga dengan air
musyammas, walaupun air tersebut dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini
berdasarkan hadis Nabi SAW kepada Aisyah ra, yang melarang Aisyah untuk
memanaskan air dengan sinar matahari karena akan menimbulkan penyakit sopak.
Walaupun makruh dipakai untuk mensucikan badan,tetapi boleh dipakai untuk mencuci
pakaian dan membersihkan yang lainnya.

Selanjutnya yaitu air yang merupakan sisa minuman binatang peliharaan, seperti
sisa kucing, sisa ayam, sapi, dan hewan ternak lainnya. Air tergenang dalam jumlah yang
sedikit yang telah dipakai untuk mandi berendam. Air yang tergenang dan terdapat di
dalamnya darah yang mengalir dari binatang yang mati di dalamnya, walaupun secara
umum hal itu tidak merubah sifat air. Akan tetapi, jika terjadi perubahan sifat air, maka
air itu menjadi mutanajjis.

E. Macam-Macam Benda Najis

1. Khamr atau semua benda cair yang memabukkan.Sebagaimana firman Alla SWT
dalam QS. Al-Maidah : 90
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi,
(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan
keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar
kamu beruntung. (Al-Maidah/5: 90).”

2. Anjing dan babi Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda:
“Sucinya tempat satu satu dari kalian jika terkena jilatan anjing adalah dengan
membasuhnya tujuh kali yang pertamanya dicampur dengan debu.” (HR. Muslim)

3. Bangkai, setiap binatang yang mati tanpa disembelih dengan benar secara syariat.
Allah berfirman dalam QS.Al-Maidah:3

5
ْ ‫ْال ِخ ْن ِزي ِْر َولَحْ ُم َوال َّد ُم ْال َم ْيتَةُ َعلَ ْي ُك ُمحُرِّ َم‬
‫ت‬
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah dan daging babi (Q.S. Al-Maidah/5: 3)”

Termasuk dalam jenis bangkai adalah setiap binatang yang disembelih untuk
berhala/sesembahan, dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah.
Allah SWT.

4. Darah yang mengalir diantaranya juga nanah


Allah SWT berfirman dalam QS.Al-An’am :145

 ‫لَحْ َم اَ ْوحًا َّم ْسفُ ْو َد ًمااَ ْو‬ ‫ ِرجْ ٌسفَاِنَّهٗ ِخ ْن ِزي ٍْر‬ 
“Atau darah yang mengalir, daging babi – karena semua itu kotor – (Q.S. Al-
An’am/6: 145)”. Namun ada dua darah yang dihukumi tidak najis, yakn hati dan
limpa.

5. Air Kencing dan Kotorannya manusia dan binatang


Riwayat Anas bin Malik

Bahwasannya ada seorang A’rabi (arab badui) kencing di dalam masjid. Lalu para
sahabat berdiri ke arahnya (untuk melarang). Namun Rasulullah saw. bersabda: “Jangan
hardik dia”, Kemudian beliau meminta (sahabat untuk mengambilkan) satu ember air lalu
dituangkan di tempat bekas air kecing itu. (HR. Al-Bukhari)

6. Setiap bagian tubuh binatang yang terlepas dari jasadnya saat masih hidup

 Dari Abi Waqid Al-Laitsi r.a. dari Nabi SAW beliau bersabda: “Anggota tubuh yang
terputus dari binatang saat ia masih hidup adalah anggota yang mati (bangkai). (HR. Al-
Hakim). Namun ada pengecualian, yakni rambut atau bulu hewan binatang yang halal
dimakan dagingnya, maka hal itu suci.Sebagaiman Allah SWT berfirman dalam QS.An-
Nahl:80

6
7. Air susunya binatang yang tidak boleh dimakan dagingnya,seperti keledai dan
lainsebagianya.Karena najisnya susu tersebut sama dengan hukum dagingnya yang
najis.

F. Macam-Macam Najis Dan Cara Mensucikannya


Najis adalah kotoran yang melekat pada suatu benda,pakaian atau tempat yang
menjadi penghalang untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT. Najis dibagi menjadi 4
yaitu :

1) Najis Mukhaffafah
Najis Mukhaffafah adalah jenis najis yang masuk dalam kategori ringan.
Contohnya adalah air kencing bayi yang berusi di bawah 2 tahun. Rasulullah
bersabda,”Sesungguhnya ia pernah membawa seorang anaknya yang laki-laki yang
belum makan makanan (kecuali ASI).Lalu anak itu dipangku oleh Rasulullah SAW
lalu anak itu kencing dipangkuannya.Kemudia Nabi meminta air lalu memercikkan
air itu ke bagian yang terkena air kencng dan beliau tidak
membasuhnya.”(HR.Bukhari Muslim).
Cara mensucikannya yaitu dengan memercikkan air sekali percikan kepada
bagian yang terkena najis,walaupun masih terdapat bekas najis yang melekat namun
sudah di anggap bersih atau suci.
2) Najis Mutawasaithah
Najis Mutawassithah adalah najis dalam kategori sedang,najis ini keluar dari
kemaluan atau dubur manusia dan juga hewan,air yang memabukkan,bangkai (selain
manusia,ikan dan belalang). Najis Mutawassithah dibagi lagi menjadi 2 yaitu :

1. Najis ainiyah adalah najis yang terlihat rupanya,rasa atau tercium baunya.
2. Najis hukmiyah adalah najis yang tidak tampak seperti bekas kencing dan miras.
Cara mensucikannya bisa dengan air,digosok-gosok menggunakan tanah atau
benda lainnya, atau dengan cara lainnya.Najis ini dianggap hilang apabila
bekasnya juga ikut menghilang setelah dibersihkan.

7
3) Najis Mughallazhah
Najis Mughallazhah merupkan najis dalam kategori berat, contoh najis ini
adalah air liur anjing. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-An-am:145,
Cara mensucikannya memerlukan bilasan air sebanyak tujuh kali, hal ini dilakukan
dengan salah satunya membersihkannya dengan menggunakan tanah agar najis benar-
benar hilang.

4) Najis Mafu
Najis Mafu adalah najis yang dapat dimaafkan karena tidak perlu dibasuh
atau dicuci.Contohnya bangkai binatang yang tidak ada darah mengalir,nanah
ataupun darah yang setitik saja,debu,atau air-air yang bersemburat sedikit.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Thaharah menurut bahasa berarti bersuci, sedangkan menurut syara’ (istilah) berarti
membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas menurut
cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam. Thaharah merupakan syarat wajib yang
harus dilakukan dalam beberapa macam ibadah.Pembagian bersuci ada dua yaitu
thaharah hukmi dan thaharah hakiki.
Sedangkan dalam pembagian macam-macam air ada 3,macam-macam benda najis terbagi
menjadi 3 dan macam-macam najis terbagi dalam menjadi 3 kategori serta terdapat cara-
cara untuk mensucikannya.

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

pengacaramuslim.com,(2015,18 Mei).PENGERTIAN,MACAM,DAN CARA


THAHARAH.Diakses pada 27 Februari 2021,dari
http://pengacaramuslim.com/pengertian-macam-dan-cara-thaharah/

alquranmulia.wordpress.com,(2014,10 Desember).AL-QUR’AN MULIA.Diakses pada 27


Februari 2021,dari https://alquranmulia.wordpress.com/2014/12/10/tafsir-ibnu-katsir-
surah-al-maa-idah-ayat-6-5/

paismpn4skh.wordpress.com,(2009,30 September).Pengertian dan Pembagian Thaharah.Diakses


pada 27 Februari 2021,dari https://paismpn4skh.wordpress.com/2009/09/30/pengertian-
dan-pembagian-thaharah/

pengayaan.com,(2019,24 Juni).Pengertian dan Syarat-Syarat Wajib Thaharah.Diakses pada 26


Februari 2021,dari https://pengayaan.com/pengertian-dan-syarat-syarat-wajib-thaharah/

Busyro,dan Amin Saiful.2018.Jurnal TARJIH AIR DALAM PERSPEKTIF ISLAM VOL


03.,NO 01.ALHURRIYAH,03(1),5-6.

bincangsyariah.com.(2018,21 September).Tujuh Macam Benda Najis.Diakses pada 27 Februari


2021,dari https://bincangsyariah.com/ubudiyah/tujuh-macam-benda-najis/

brilio.net,(2016,24 Juni).Macam-macam najis dan cara membersihkannya sesuai syariat


Islam.Diakses pada 27 Februari 2021,dari https://www.brilio.net/wow/macam-macam-
najis-dan-cara-membersihkannya-sesuai-syariat-islam-200804m.html

10

Anda mungkin juga menyukai