477
ASPEK PSIKOSOMATIK HIPERTENSI
S. Budi Halim, D. Sukatman, Hamzah Shatri
PENDAHULUAN
\jestensi merupakan salah satu penyakit yang sering pada
jarani, Ada yang menyebut jaman ini sebagai jaman
zxsetas Sehingga merupakan suatu kemungkinan bahwa
reninghatnya frekuensi hipertensi berhubungan dengan
sdarya gangguan psikosomatikselain bertambah-nya usia
setafatorrisko lain. Hasil survei yang dilakukan di banyak
sega menunjukkan angka kejadian hipertensi berkisar
125% pada populasi dewasa. Dua pertiga dari populasi
‘sempunyai kenaikan tekanan darah yang ringan, tapi di
artaanya ditemukan dengan kenaikan tekanan darah yang
‘ik menetap dan tidak pula semuanya memerlukan obat
ta hpertensi, Hasil survei INA-MONICA (muttinational
srniterng of trends and determinants disease) Jakarta 1993,
‘nia hipertensi 16.9%, laki-laki 16.5% perempuan 17%.
‘tdonesia prevalensi hipertensi berkisar 6-15%, terendah
lembah Baliem, Irian Jaya sebesar 0,6%, tertinggi di
‘Sdnglang, Sumatra Barat 19.4%.
Peneitian tentang faktor psikososial dan faktor sosio-
‘sturahingga saat ini telah mendapatkan hubungan yang
‘2 nyata bahwa perubahan hemodinamik, peningkatan
‘sanan darah berhubungan dengan faktor psikologis.
‘esional, ansietas, depresi dan faktor psikososial lain,
‘pei white coat hypertention. Penelitian di Amerika
pads orang Negro didapatkan angka hipertensi yang
599 yang berhubungan dengan adanya rasa permusuhan
festitas, rasa tertekan sebagai akibat diskriminasi dan
‘eviskinanserta masalah psikososial lain, yang merupakan
ote pskosomatik agresi yang tertekan,
SURARAN KLINIS
Aan init seperti sakit
tidak khas: sakit kepala, pusing,
beng nendetas somes tergantung dari sensibilitas
8c. Keadaan ini dapat menjadikan hipertensi svat
penyakit yang lama “tersembunyi" (silent). Seringkali
penyakit baru ditemukan pada suatu pemeriksaan rutin
Keluhan psikis yang mencolok ialah ketegangan, nervus,
kegelisahan dan dorongan bergerak yang tidak jelas dan
tanpa tujuan. Dalam perjalanan penyakitnya dapat timbul
komplikasi somatik berupa gangguan jantung, gangguan
peredaran serebral dan perifer, dan gangguan ginjal serta
seringkali dianggap sebagai gejala awal penyakit saat
pertama kal pasien ke dokter yang sebenarya merupakan
‘ejala komplikasi hipertensi. Gejala awal yang sebenarnya
seperti ketegangan, kegelisahan dan sebagainya sebagai
‘gangguan psikosomatik bila diketahui lebih dini maka
adanya hipertensi dapat iketahui lebih awal sehingga
timbulnya komplikasi organik dapat dicegah. Namun
pengamatin berkesinambungan tentang situasi psikososial
pekerjaan'dan keluarga dapat menentukan ada tidaknya
koinsidensi gangguan tersebut serta mempunyai dasar
penilaian yang lebih dapat dipercaya daripada penilaian
sesaat saja ke dokter spesialis
PSIKOFISIOLOGI DAN PSIKOPATOLOGI
Psikofisiologi
Hipertensi oleh banyak penelit dianggap sebagai suatu
penyakit yang multifaktorial. Tak diragukan adanya
komponen herediter Selain faktor psikis yang menstimulasi
efek simpatikotonik, sebenarnya pengaruh lingkungan
sekitarnya dan sosto-kultural ikut berperan. Pengembangan
model psikogen saa, lebit sukar diterima dari pada model
etiopatogenesis yang bersifat psikososial-somatogen,
yang digambarkan seperti ingkaran spiral, Faktor-faktor
psikis situasional yang menyebakan kenaikan tekanan
darah, merupakan model outlet yang aman sebagai reaksi
‘normal fsiologis. Hat Ini berhubungan dengan suatu tahap
Kesiapsiegaatt pada manusia, yang dengan mengerahkan
mekanisme ergotrop, mempertaruhkan kekuatan (energi)
3599- ———3600
untuk “berjuang atau melarikan din”. Jadi sebenany?
merupakan suatu reaksi psikosomatik, yang merede
Kembali dengan behaviour motorik atau agresifitas atau
bentuk penyaluran lain. Tetapi bila ini tidak terjadi karena
sebab internal maupun eksternal yang tidak dapat diatas!
oleh individu tesebut, maka efek fisiologis tersebut akan
berubah menjadi reaksi patologis. Dalam waktu lama akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang menetaP
sehingga pada akhirnya menjadi hipertensi
Menurut Groen mekanisme utama pekembangan
menjadi hipertensi yaitu perubahan suatu reaksi fisio-
logis, yang dihubungkan dengan behaviour readiness,
oleh suatu reaksi neuroviseral: sebagai ganti aktivitas
neuromuskular yang kuat dan volume semenit jantung
yang meningkat, serta resistensi pembuluh darah yang
meningkat pula Selain itu telah banyak dibuktikan pula
bahwa stres atau faktor psikis mempunyai peran tehadap
kejadian aterosklerosis yang merupakan salah satu
penyebab hipertensi
Psikodinamik
Ketegangan menanti (anticipation), karena rasa takut yang
berlangsung lama, yang digambarkan sebagai pembangkit
penyakit dapat dijelaskan dengan model psikosomatik:
ketegangan terdiri atas agresi hebat terutama terhadap
‘orang-orang yang diduga, atau memang sebenarnya
berwibawa, dan berwenang, yang memperberat lagi
defensinya.Biasanya terjadi peruncingan konflik yang
menimbulkan stres, yang tidak dapat dipecahkan dan
beriangsung kronik.
Juga membangkitkan penyakit ialah situasi hidup, di
mana harapan untuk pengakuan atas prestasinya tidak ada,
atau dikecewakan. Tidak selalu diperiukan situasi beban
yang objektif. Yang menentukan ialah realitas subjektif
dengan angan-angan dan bahaya imaginer sebagai
akibat konflik masa kanak-kanak yang tidak terpecahkan,
yang biasanya tidak disadari, tetapi mempunyai efek
psikodinamik yang nyata.
Kepribadian
‘Menurut hipotesis Groen pasien hipertensi, sebagian secara
genetis, sebagian secara didapat, mempunyai predisposisi
untuk bipertensi, yang menjadi kenyataan dalam situasi
kkonflik yang berjangka lama, Mereka memiliki kepribadian,
obsesif kompulsif dengan predisposisi emosional yang
tinggi, kebutuhan cinta yang besar bersamaan dengan
‘asa takut kehilangan cinta, kebutuhan berkuasa yang
dikecewakan dengan impuls agresi yang kuat sebagai
reaksinya, tetapi juga penekanan agresi yang kua
Kepribagion obsesi-kompulsif membuat mereka tidak
ae oe atau mengampuni atau memecahkan
koatk 3 menyesuaikan dirt dengan keadaan yang
bi
ohn
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
‘Anamness pasien hipertensi biasanya menunjuan
tiwayat hidup untuk pembentukan struktur enclag
obsesif-kompulsif pada agresivitas membara yang a
Gieadar, yang bermanifestasi sebagai hipertens, 9
neurosis diketahui bahwa impuls agresif primey
tpula-mula pada anak kecil mengutarakan aktity
yang sehat, memberi dorongan pelampiasan motor
gan merupakan sarana penting Untuk kemerday..
cmansipatif Bila impuls-impuls ini dikekang dan dirt
misainya oleh pendidikan ketat atau perumahan tan,
fayak, impuls ini bisa berubah menjadi impulskebenga,
yang destruktif bermusuhan. Bila anak agresif demican
menjadi takut karena kehilangan cinta, maka kebencar
dan rasa takut berangsur-angsur menjadi dasar “repress
dan reaction-formation.
Memang biasanya orang tua bersifat dominan, banat
menuntut prestasi, keras, menjajah dan tidak membangg.
kan anak. Menurut Alexander dalam masa pubertas stay
sebagai akibat kejadian traumatik mengancam, tera
suatu perubahan temperamen sebagai hasil dai efor
ke self-control: dan seorang anak yang dinamik berubeh
menjadi anak yang menguasai diri dan saleh
Tetapi suatu kemungkihan dari vitalitas motorikagrest
yang dirintangi,ialah perkembangan kemauan berprestas
yang sangat intensif dan obsesif, disertai dengan ambi
yang tak terbendung, kegelisahan, ketegangan tanpa ads
kepuasan, Prestasi di sini sebagai penyimpangan neurott
tidak memberi kebahagiaan dan kepuasan, melainian
didorong oleh impuls saingan yang bermusuhan dav
pertarungan kekuasaan, bersamaan dengan rasa ketakuan
bila kalah dalam pertarungan. Orang demikian berats
di bawah tekanan, yang dapat dilihat dari pole imp
dan ketegangan otot-otot; tekanan, yang harus dikvas#
dengan kekerasan. Agresivitas laten yang tak tertahia
lagi dapat diproyeksikan ke lingkungan sekitarnya pase"
™enanti-nanti serangan paranoid sensitif dari vat 329
meninggikan ketegangan rasa takut, agresi, sehinggaiX
di sini harus dilakukan teknik-teknik penyangkalan.
Sebagai hasil akhir pertumbuhan neurotik ditemu’"
Suatu reaction formation, yang digambarkan seb*9”
Penundukan dengan protes, di mana kebutuhan 32%"
‘untuk kekuasaan dan pantang mundur disisinkan, n@™
kebutuhan penghargaan dengan pengakuan atas ps"
harus dipuaskan,
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Diagriosis hipertensi primer dibuatparexclusionum det
menyampingkan penyebab Jain. Karena hingg? Ki
itemukan kausa morfologis, kimiawi atau 98"
untuk menetapkan diagnosis harus menyisihka” peny®sar rk 0SOMATICHIPERTENS!
radia hormonal, dan neurogen sebagai hipertensi
‘Menurut WHO (World Health Organization) dan
‘international Society of Hypertention), menetapkan
tipertensi, bila tekanan darah istirahat menetap
24790 mmHg.
jadi seseorang dikatakan hipertensi bila pada
wuran tekanan darah yang berulang-ulang dalam
waktu tertentu, tekanan darah sistolik dan atau
Sasalk melebihi 140/90 mmHg, Periu eksklusi yang