ono Antono, Rar
vaskular meliputi spektrum yang luas dari
-penyakit yang melibatkan pembuluh dalam
balk arteri, vena, maupun limfatik. Penyakit
erones, penyakit arteri perifer (karotid, tungkai
mesenterike, dan tungkai bawah), aneurisma,
‘2aynauld, penyakit Berger, penyakit vena perifer,
‘trombasis vena (rombosis vena dalam dan
‘g2ru), dan limfedema termasuk dalam kategori
askular
spektrum yang luas berpengaruh pada
mortalitas dan morbiditas penyakit vaskular
diagnosis penyakit vaskular menjadi sangat
‘Seak hanya pada pasien simptompatik, namun
‘gade deteksi aval penyakit vaskular sebagai
wa primer mengingat sudah banyaknya
syang telah dikembangkan.
ss dan pemeriksaan fisik tetap merupaksn
‘penting dalam diagnosis penyakit vaskular
‘pemeriksaan vaskular lanjutan. Selain itu
pengetahuan pemeriksa dalam anatomi
‘pembuluh darah
merupakan tahapan penting dalam
5 diagnosis pada kebanyakan kasus
‘kan pemeriksaan yang diperlukan
kebanyakan penyakit vaskular. Gejala
‘pasien bergantung pada penyakitvaskular
pasien dengan penyakir arter, gejala
‘dapat dikarenakan stenosis, sumbatan,
_aneurisma Sedangkan penyakit vena dan
ipada pasien denganpembengkakan,
195
DIAGNOSIS PENYAKIT VASKULAR
.chmat Hamonangan
varises vena, atau peradangan lokal pada tungkai, Adanya
pembengkakan selanjutnya harus dapat dibedakan
penyebabnya berasal dari penyakit vena dan limfatik
trauma, peradangan atau kondisi sistemik seperti gagal
jantung, sitosis, sindrom nefrotik dan lainnya.
Penyakit Pembuluh Arteri
kloudikasio intermiten merupakan gejala utama dari
penyakit arteri perifer pada tungkai atas dan bawah,
Penyakit ini sendiri merupakan jenis penyakit ater perifer
‘yang paling sering terjcl. Klaudikasiointermiten tejadi
arena peningkatan aktivitas otot yang tidak dicukupi
dengan pasokan darah yang cukup. Gejala berupa rasa
yer, berat, perasanan terbakar,letih, keram atau tarikan
pada tungkai yang terkena, Gejala muncul pada berbagal
tingkat aktivitas, membaik dengan istiahat dan mengenai
‘otot pada area yang divaskularisasi pembuluh darah
‘yang mengelamilesi Pada kondisi penyakit arteri perifer
Gambar 1. |skeria tungkai akut
1501.1502
PENYAKIT VASKULAR
yang lebih berat, kebutuhan darah jaringan bahkan tidak
tercukupi pada saat istrahat, menyebabkan kondis yang
disebut iskemia tungkai kritis. Gejala yang dirasakan
berupa nyeri persisten khususnya pada bagian akral
Pada iskemia tungkai akut, terjadi oklusi total pembuluh
arteri yang dapat dikarenakan embolime atau trombosis
Jokal. Gejala muncul terutama pada area di mana tidak
terdapat pembuluh arteri kolateral menimbukan gejala
5P — pain (nyer), pallor (pucat), poikilotermia, parestesia
ddan paraliss.
Gambaran penyakit arteri perifer lainnya bervariasi
Pasien dapat mengeluhkan adanya nyeri epigastrik post
prandial yang merambat sampai ke punggung pada
ppenyakit arteri mesenterika. Adanya hipertensi refrakter
pada pasien berusia kurang dari 30 atau lebih dari 55
tahun yang resisten terhadap pengobatan antihipertensi
mengarahkan diagnosis penyakit arteri renalis Penyakit
arteri karotis dapat berupa kelainan yang sementara
seperti pada serangan iskemik transien (TIA) ataupun
rmenetap seperti pada stroke.
Penyakit vaskular dapat memberikan gambaran
vvasospastik, di mana teriadi spasme pada pembuluh arteri
yang dapat disebabkan primer maupun karena penyakit
tertentu seperti vaskulitis. Gangguan yang paling sering
1.4 menunjukkan
adanya kekakuan vaskar (vascular stifness.1504
Pletismografi dapat digunakan bersama dengan
spigmomanometer pada pengukuran tekanan darah
segmental. Ptetismografi digunakan untuk mengukur
perubahan volume pada setiap segmen tungkal. Bentuk
gelombang nadi dapat dievaluasi untuk menilai ada
tidaknya penurunan volume darah akibat stenosis arter
Bentuk gelombang volume nadi yang normal dimaulai
dengan upstroke yang tajam diikuti dengan downstroke
dengan adanya takik dicrotic. Adanya stenosis akan
mengubah kontur menjadi semakin datar. Sebelum
digeser oleh Duplex ultrasound, ptetisimografi merupakan
pemeriksaan nonivasif yang paling sering digunakan
dalam diagnosis trombosis vena dalam.
Gambar 6, Pencatatan volume nadi. Gelombang normal
emilii ftur tanjakan tajam, takik dikrotik dan periode
(Gastasis, Keabnormaltasan menunjukkan hilangnya fitur-fitur
tersebut
PEMERIKSAAN PENCITRAAN
Pemeriksaan Ultrasonografi
Uttrasonografi adalah salah satu modalitas pencitraan
vvaskular yang reliable. Ultrasonografi bekerja dengan
memancerkan gelombang yang akan memantul
bertanggung dari kepadatan objek dan memberikan
gambaran jaringan. Ultrasonografi dapat membantu
dalam menegakkan diagnosis anurisma aorta abdominal
stenosis arterirenals, penyakt arteri perifer. Ha terpenting
dari utrasonografi vaskular adalah untuk menentuken
eecepatanaliran darah dalam pembuluh, Adanya gangguan
pada dinding pembuluh akan menyebakan perubahan
kecepatan aliran serta terjadinya turbulensi pada alien
yang normainya laminar, sehingga memungkinkan
ppemeriksa untuk mendeteksi dan menilal adanya stenosis
pada pembuluh serta merencanakan terapi. Kekurangan
dari ultrasonografi adalah adanya gambaran artifak yang
kadang terjadi. Adarya objek padat seperti kalsfikasi pada
dinding pembuluh darah akan mengganggu gambaran
jaringan yang lebih dalam. Ultrasonografi juga hanya
beersifat fokal dan tak dapat menunjukkan Keseluruhan
proses patologis yang terjadi bersamaan. Sensitivitas
ne
PENYAKIT VASKULAR,
ultrasonografijuga beragam (46-86%) dalam mendeteksi
sterosi arterial
Gambar 7 Gambaran Doppler pada pasien dengan stenosis
ster femorals superisial menun|ukkan adanye stenosis yang
libuktikan dengan angiografi
Pemeriksaan dupleks pada vena eksremitas dapat
mengevaluasi adanya trombosis pada vena dalam secat
non invasif. Pada gambaran normal, vena memiliki
dinding yang tipis dan luman yang bebas ekoik. Dalam
pemeriksaan, ada 4 hal yang harus dinilai yaitu (1)
Variasi pada fase respirasi, di mana aliran darah vena
‘akan menurun selama inspirasi dan meningkar selama
‘ekspirasi pada ekstremitas bawah dan sebaliknya pada
cekstremitas atas; 2) Peningkatan dengan penekanan distal,
kecepatan aliran darah akan meningkat dengan penekanan
pada distal ekstremitas dan pelepasan penekanan pada
proksimal ekstremitas; (3) Aliran darah selalu mengarah
ke jantung; dan (4) Variasi dengan maneuver valsava, di
mana dengan melakukan valsava, akan meningkatkan
aliran darah pada ekstremitas bawah dan sebaliknya
‘menurunkan aliran darah pada ekstremitas atas. Adanya
ketidaknormalan pada salah satu penilaian menunjukkan
‘adanya gangguan pada sistem vena
‘Gambar 8, Gambaran Doppler pada pasien dengan trombosis
Vena dalam menurjukkan gambaran trombus pada vena
popltealyang menyebabkan oklusi total
Beberapa pemeriksaan invasf dapat digunakan untuk
membantu menegakkan diagnosis penyakit vaskular
beberapa di antaranya adalah Magnetic Resonance
“Angiography (NIRA\, Computed Tomography Angiography
(CTA) dan Angiografi
PEMERIKSAAN MRA
‘Magnetic Resonance Angiography (MRA) adalah teknik
pencitraan dalam memperoleh gambaran pembuluhik
uh
“SAGNOSIS PENYAKIT VASKULAR
“Gers> menggunakan teknologi pencitraan magnetik.
Bemerkszan MRA didasarkan pada properti magnetik
{$= 2208 aringan manusia dan pemanfaatan propertk ini
See eeei kontras jaringan. Pencitraan MRA berfokus pada
[Bese sie dorah dalam pembuluh darsh dan menhiraukan
smo yang tidak bergerak. Teknik ini bermanfaat dalam
Ie sStckcanaan komponen-komponen vaskular seperi
[= Zan pemmbuluh arteri perifer. MRA dibandingkan
[Bese uitrasonografi memilki sensitftas dan spesifisitas
[es lebih tinggi (84% dan 97%) dalam mendeteksi
Beers pada segmen-segmen arteri Keunggulanlain MRA
[eS 82k diperlukannya penggunan kontras. Meskipun
[ein beberapa kekurangan MRA perlu diperhatikan
|= in kondisi pasien yang harus dalam keadaan diam
[ee hitungan menit, serta keberadaan klip ataupun alat
{Gee entung pada pacien yang merupakan kontraindikasi
[Beeecnnya MRA. Serta adanya turbulensi dalam aliran
B= Spat mempengaruhi hasil MRA
Seberapa waktu ini telah dikenalkan Contast Enhanced
C=-MRA) Modalitas pencitraan ini menggunakan
[Se2etium sebagai kontras untuk mempertajam
(eee dan meminimalsis kelemahan yang ada pada
Sea Dengan CE-MRA, hasil pencitraan yang reliabel
Gee Speroleh dalam berbagai kondisi aliran darah
Be pembutuh.
Pe § Femers2an CE-MRA menggunakan Gadolinium
Pts oltusiarteri femoropopliteal bilateral
rua
PEMERIKSAAN CTA
Dalam perkembangannya, CT telah banyak digunakan
dalam diagnosis penyakit vaskular. Computed Tomographic
‘Angiography (CTA) sudah banyak digunakan pada dekade
terakhir sebagai modalitas pencitraanpada banyak kondisi
neurovaskular termasuk dalam mengevaluasi arteri
karotis, stroke iskemik dan perdarahan, kelainan vaskular
intrakranial dan trauma kranioservikal. Meskipun memiliki
beberapa keterbatasan dalam adanya artifak, namun CTA
terbukti mampu diterima sebagai salah satu pemeriksaan
ppenunjang yang bermanfaat. CTA juga bila dibandingkan
dengan pemeriksaan ultrasonografi dan MRA memiliki
sensitivitas dan spesifisitas yang paling tinggi yang
mendekati 99%. Beberapa studi telah membandingkan
CTA dengan modalitas lainnya, dan mendapatkan bahwa
CTA merupakan modalitas yang sensitif dan spesifik
Untuk kebanyakan kelainan vaskular dengan diameter
luman >2mm.Pemeriksaan CT pada pasien juga akan
‘memaparkan pasien pada radiasi ionisasi yang cukup
tinggi
CCT juga memiliki manfaat dalam diagnosis penyakit
vena, CT venografi memilki spesifiitas dan sensitivitas
yang tinggi pada pasien degnan trombosis vena dalam
bila dibandingkan dengan ultrasonografi
a4
Gambar 10. Pemeriksaan CT angiografi menunjukkan adanya
stenosis pada arter liofemoral kanan, femoropopiitea|, pada
dan krural
Angiografi
Angiografi kontras menlalui kateter masih merupakan
metode standar dalam mendiagnosis penyakit-penyakit
vvaskular. Angiografi mampu dengan baik memberikan
informasistruktur dan fsiologi pembuluh darah dan terapi
terbaik yang dapat diberikan,
Karena sifatnya yang invasif, harus dipertimbangkan
beberapa komplikasi antrara lain yang terkait area akses
angiografi, komplikasi sistemik dan komplikasi yang
dikarenakan kateterKomplikasi pada akses vaskular
‘meliputiterjadinya hematoma, perdarahan retroperioneal,
formasi pseudoaneurisma,infeksi, dan yang paling sering,
perdarahan. Komplikasi sistemi erat kaitannya dengan
alergi dan reaksi anafilakti, serta neftotoksisitas yang
dipicu penggunaan kontras. Penggunaan kateter dalam1506
teknik ini juga meningkatkan risiko terjadinya ateroemboli
arena dapat mengganggu plak aterosklerosis yang sudah
ada,
‘Gambar 11. Gambaran angiografi dengan kateterpads pasien
‘menunjukkan stenosis artrirenalis bilateral
REFERENSI
[AbuRahma AF, Bergan J. Noninvasive Vascular Diagnosis, A
Pratical Guide fo Therapy, 2ed. London: Springer-Verlag:
2007,
|ALQaisiM, NottDM, King DH, Kaddoura, Hamady M. Imaging
‘of Peripheral Vascular Disease. Medical Imagin 20082: 25-
M4
Creager MA, Beckman, JA, Loscalzo J. Vascular Medicine, A
‘Companion to Braunwald Heart Disease 2 ed. Philadel
lbevier Saunders; 2013
Fleischmann D, Hallett RL, Rubin GD. CT Angiography of
‘Peripheral Arterial Disease. J Vasc Interv Radiol 2006; 173-
2%
Mohler ER, Gerhard-Herman M, Jaff MR. Essential of Vascular
Taboratory Diagnosis, Massachusetts: Blackwell:2005.
Mansour MA, Labropoulos N, Vascular Diagnosis. Philadelpia:
"sever Saunders; 200.
‘chaberle W. Ultrasonography in Vascular Diagnosis, New York:
‘Springer-Verlag; 2011.
PENYAKIT VASKULAR.