Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebih

yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. Seseorang dengan IMT 30 atau lebih

umumnya dianggap obesitas. Seseorang dengan IMT 25 atau lebih dianggap

berat badan lebih. Pada tahun 2016, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa berusia

>18 tahun mengalami kelebihan berat badan (39% pria dan 40% wanita). Dari

jumlah tersebut, lebih dari 650 juta orang dewasa mengalami obesitas (WHO,

2020).

Obesitas merupakan penyebab utama penyakit dapat dicegah dan

penyebab kematian di Amerika. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah orang

yang kelebihan berat badan di negara-negara industri telah meningkat secara

signifikan, sehingga WHO telah menyebutkan bahwa obesitas sebagai epidemi.

Indonesia masuk ke peringkat 10 daftar negara-negara dengan tingkat obesitas

terbanyak di dunia, sebanyak 40 juta orang dewasa mengalami kegemukan.

Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia memiliki prevalensi obesitas

yang cukup tinggi pada semua tingkatan usia, mulai dari tingkatan usia 0-23

bulan sampai > 18 tahun. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, usia dewasa

(>18 tahun) memiliki prevalensi obesitas tertinggi yaitu sebesar 21,8%. Pada

Tahun 2007 sampai 2018 terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat yaitu

dari 10,5 % pada tahun 2007 menjadi 21,8% pada tahun 2018. Obesitas berada

pada risiko yang lebih tinggi untuk penyakit yang serius seperti tekanan darah
2

tinggi, serangan jantung, stroke, diabetes, penyakit kandung empedu, dan

kanker. Risiko pada orang yang mengalami obesitas beberapa kali lebih tinggi

dari orang-orang yang memiliki berat badan yang sehat dan normal (Profil

Kesehatan Kota Kendari, 2017; Riskesdas, 2018).

Jumlah obesitas di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 diperoleh melalui

pengukuran pengunjung puskesmas yang berusia 15 tahun ke atas. Hasilnya

menunjukan dari 975.299 penduduk yang diperiksa, 46.763 atau 25,93%

terdeteksi mengalami obesitas. Berbeda dengan kasus hipertensi, pada obesitas

lebih banyak ditemukan pada perempuan dengan jumlah 28,10% sedangkan

pada laki-laki hanya 17,48%. Hasil tersebut cukup mengkhawatirkan karena

sejalan dengan kecenderungan meningkatnya jumlah obesitas baik di Indonesia

maupun dunia, padahal Sulawesi Tenggara dalam hal gaya hidup dan pola

konsumsi belumlah seperti kota atau daerah yang lebih maju lainnya di

Indonesia (Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, 2018).

Di Kota Kendari, tercatat jumlah kasus obesitas pada usia dewasa (≥ 15

tahun) di tahun 2015 sampai 2017 meningkat lebih dari empat kali lipat, yaitu

dari 698 orang pada tahun 2015 menjadi 2.919 di tahun 2017 dengan penderita

didominasi oleh perempuan. Perbandingan perempuan dan laki-laki berturut

turut adalah 8.5 : 1.5. Wilayah tempat tinggal juga menjadi faktor risiko

kegemukan. Subjek yang tinggal di perkotaan berisiko 1.358 kali lebih besar

mengalami kegemukan. Lingkungan perkotaan seperti akses pangan dan sarana

transportasi diduga mendukung gaya hidup yang mengarah pada kegemukan

seperti mudahnya akses pangan siap saji dan sarana transportasi yang dapat
3

mengurangi tingkat aktivitas fisik (Profil Kesehatan Kota Kendari, 2017; Diana

dkk., 2013).

Obesitas merupakan salah satu beban masalah gizi pada wanita usia

subur akibat penimbunan lemak (adipositas) dalam tubuh sehingga

meningkatkan risiko masalah kesehatan. Berdasarkan Riset Kesahatan Dasar

tahun 2013, prevalensi obesitas pada wanita usia subur di Indonesia mencapai

32,9%. Wanita usia subur dengan obesitas akan berdampak pada siklus

reproduksi wanita yaitu menimbulkan infertilitas pada wanita akibat anovulasi,

siklus menstruasi yang tidak teratur, polycystic ovary syndrome (PCOS),

meningkatknya risiko keguguran, bahkan kematian janin (Nurramadhani, 2019;

Hutasoit, 2020).

Ukuran antropometri dan derajat obesitas berkaitan dengan kadar lemak

darah atau profil lipid yang dapat menyebabkan terjadinya dislipidemia. Profil

lipid di dalam darah terdiri dari berbagai fraksi diantaranya kolesterol total,

kolesterol high densitity lipoprotein (HDL), kolesterol low densitity lipoprotein

(LDL) dan trigliserida. Dislipidemia merupakan kondisi yang mengikuti

obesitas yang mengakibatkan terjadinya gangguan metabolisme lipid yang

ditandai dengan peningkatan ataupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.

Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total,

trigliserida, LDL dan penurunan kadar HDL (Yuliadewi dan Arimbawa, 2020).

Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa diet kaya antioksidan

berkaitan dengan penurunan risiko penyakit berkaitan dengan gaya hidup.

Mengonsumsi minyak zaitun setiap hari selama satu minggu akan mengalami
4

penurunan oksidasi kolesterol LDL dan peningkatan senyawa antioksidan,

khususnya fenol dalam darah. Minyak zaitun yang digunakan dalam dunia

medis adalah jenis minyak zaitun extra virgin olive oil (EVOO) yang

mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA), asam lemak tak jenuh

ganda (PUFA), omega 3, omega 6, asam oleat (omega 9), vitamin E, vitamin

K, asam palmitate, pigmen, fenolik, squalene (Utami dkk., 2016; Setiyono dan

Gunardi, 2018).

MUFA dan PUFA berperan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat/

LDL dengan cara menghambat proses oksidasi kolesterol LDL, tetapi di lain

sisi akan meningkatkan kadar kolesterol baik/ HDL. Sehingga menurunkan

pula kadar kolesterol total dalam darah. Penelitian yang dilakukan oleh Al-

Rewashdeh (2010) melihat gambaran profil lipid pada laki-laki dan wanita

yang mengonsumsi EVOO selama 4 minggu, menunjukan penurunan yang

signifikan rerata konsentrasi LDL dari 103 mg/dl menjadi 91 mg/dl.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Pemberian EVOO terhadap kadar LDL pada Wanita

Obesitas Usia Produktif di Kota Kendari”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah terdapat

pengaruh pemberian EVOO terhadap kadar LDL pada wanita obesitas usia

produktif di Kota Kendari ?


5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya

pengaruh pemberian EVOO terhadap kadar LDL pada wanita obesitas usia

produktif di Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan keilmuan di bidang kesehatan dengan

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya

dalam melakukan riset kedokteran yang bersifat eksperimental khususnya

yang berkaitan dengan pemanfaatan extra virgin olive oil (EVOO) yang

dapat menurunkan kadar low density lipoprotein (LDL).

2. Manfaat Aplikatif

a) Bagi Tenaga Medis

Sebagai salah satu pertimbangan dan informasi bagi tenaga medis

mengenai manfaat extra virgin olive oil (EVOO) terhadap kadar low

density lipoprotein (LDL).

b) Bagi Masyarakat

Sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat luas

mengenai nilai gizi dan manfaat extra virgin olive oil (EVOO) terhadap

peningkatan kesehatan khususnya pada penderita obesitas.

Anda mungkin juga menyukai