Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH PEMBERIAN EXTRA VIRGIN OLIVE OIL

TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL)


PADA WANITA OBESITAS USIA PRODUKTIF DI KOTA
KENDARI

Proposal Penelitian

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai


Strata Sarjana (S1) Pada Program Studi Kedokteran

Oleh:

Alfath Akbar J. Dundu


K1A1 17 058

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN .......................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5
1. Manfaat Teoritis ......................................................................... 5
2. Manfaat Aplikatif ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Variabel .................................................................. 6
1. Lipoprotein .................................................................................. 6
2. Minyak Zaitun ............................................................................. 12
3. Wanita Usia Subur ....................................................................... 16
4. Obesitas ....................................................................................... 16
B. Kerangka Teori .................................................................................. 21
C. Kerangka Konsep .............................................................................. 22
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ........................................................................ 23
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 23
1. Waktu Penelitian ........................................................................ 23
2. Lokasi Penelitian ........................................................................ 23
C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 23
1. Populasi Penelitian ..................................................................... 23

iii
2. Sampel Penelitian ....................................................................... 23
3. Kriteria Sampel .......................................................................... 24
a) Kriteria Inklusi ................................................................... 24
b) Kriteria Eksklusi................................................................. 25
c) Kriteria Drop Out ............................................................... 25
D. Prosedur Penelitian ............................................................................ 25
1. Alat dan Bahan Penelitian .......................................................... 25
a) Alat Penelitian .................................................................... 26
b) Bahan Penelitian................................................................. 27
2. Cara Kerja .................................................................................. 27
a) Langkah Kerja Penelitian ................................................... 27
b) Pemeriksaan Low Density Lipoprotein .............................. 28
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif........................................ 29
F. Analisis Data ...................................................................................... 30
G. Alur Penelitian................................................................................... 32
H. Etika Penelitian ................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36
LAMPIRAN ....................................................................................................... 39

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman


Tabel 1 Kandungan Extra Virgin Olive Oil 14
Tabel 2 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh 18
Tabel 3 Alat yang digunakan dalam penelitian 26
Tabel 4 Nilai rujukan LDL 30

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman


Gambar 1 Bentuk molekul protein 6
Gambar 2 Jalur metabolisme eksogen dan endogen 8
Gambar 3 Kerangka Teori Penelitian 21
Gambar 4 Kerangka Konsep Penelitian 22
Gambar 5 Alur Penelitian 32

vi
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang dan singkatan Arti

% Persentase

< Lebih kecil dari

> Lebih besar dari

= Sama dengan

≤ Kurang dari atau sama dengan

≥ Lebih dari atau sama dengan

α Alfa

ᵦ Beta

Apo Apoprotein

BMI Body Mass Index

dkk dan kawan-kawan

dl Desiliter

EVOO Extra Virgin Olive Oil

FFA Free Fatty Acid

g gram

HDL High Density Lipoprotein

HL Hepatic Lipase

IDL Intermediate Density Lipoprotein

IMT Indeks Massa Tubuh

kg Kilogram

LDL Low Density Lipoprotein

Lp Lipoprotein

vii
LPS Lipopolisakarida

LPL Lipoprotein lipase

m2 Meter kuadrat

mg Miligram

ml Mililiter

MUFA Mono Unsaturated Fatty Acid

MTP Microsomal Triglyceride Transfer Protein

PCOS Polycystic Ovary Syndrome

PUFA Poly Unsaturated Fatty Acid

SFA Saturated Fatty Acid

VLDL Very Low Density Lipoprotein

WHO World Health Organization

WUS Wanita Usia Subur

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Lampiran Halaman


Lampran 1 Lembar persetujuan menjadi subjek penelitian 39
Lampiran 2 Lembar seleksi subjek penelitan 40
Lampiran 3 Hasil pemeriksaan antropometri 42
Lampiran 4 Hasil Pemeriksaan kadar LDL (Pres-test) 43
Lampiran 5 Hasil Pemeriksaan kadar LDL (Post-test) 44

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebih

yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. Seseorang dengan IMT 30 atau lebih

umumnya dianggap obesitas. Seseorang dengan IMT 25 atau lebih dianggap

berat badan lebih. Pada tahun 2016, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa berusia

>18 tahun mengalami kelebihan berat badan (39% pria dan 40% wanita). Dari

jumlah tersebut, lebih dari 650 juta orang dewasa mengalami obesitas (WHO,

2020).

Obesitas merupakan penyebab utama penyakit dapat dicegah dan

penyebab kematian di Amerika. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah orang

yang kelebihan berat badan di negara-negara industri telah meningkat secara

signifikan, sehingga WHO telah menyebutkan bahwa obesitas sebagai epidemi.

Indonesia masuk ke peringkat 10 daftar negara-negara dengan tingkat obesitas

terbanyak di dunia, sebanyak 40 juta orang dewasa mengalami kegemukan.

Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia memiliki prevalensi obesitas

yang cukup tinggi pada semua tingkatan usia, mulai dari tingkatan usia 0-23

bulan sampai > 18 tahun. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, usia dewasa

(>18 tahun) memiliki prevalensi obesitas tertinggi yaitu sebesar 21,8%. Pada

Tahun 2007 sampai 2018 terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat yaitu

dari 10,5 % pada tahun 2007 menjadi 21,8% pada tahun 2018. Obesitas berada

pada risiko yang lebih tinggi untuk penyakit yang serius seperti tekanan darah

1
2

tinggi, serangan jantung, stroke, diabetes, penyakit kandung empedu, dan

kanker. Risiko pada orang yang mengalami obesitas beberapa kali lebih tinggi

dari orang-orang yang memiliki berat badan yang sehat dan normal (Profil

Kesehatan Kota Kendari, 2017; Riskesdas, 2018).

Jumlah obesitas di Sulawesi Tenggara pada tahun 2017 diperoleh melalui

pengukuran pengunjung puskesmas yang berusia 15 tahun ke atas. Hasilnya

menunjukan dari 975.299 penduduk yang diperiksa, 46.763 atau 25,93%

terdeteksi mengalami obesitas. Berbeda dengan kasus hipertensi, pada obesitas

lebih banyak ditemukan pada perempuan dengan jumlah 28,10% sedangkan

pada laki-laki hanya 17,48%. Hasil tersebut cukup mengkhawatirkan karena

sejalan dengan kecenderungan meningkatnya jumlah obesitas baik di Indonesia

maupun dunia, padahal Sulawesi Tenggara dalam hal gaya hidup dan pola

konsumsi belumlah seperti kota atau daerah yang lebih maju lainnya di

Indonesia (Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara, 2018).

Di Kota Kendari, tercatat jumlah kasus obesitas pada usia dewasa (≥ 15

tahun) di tahun 2015 sampai 2017 meningkat lebih dari empat kali lipat, yaitu

dari 698 orang pada tahun 2015 menjadi 2.919 di tahun 2017 dengan penderita

didominasi oleh perempuan. Perbandingan perempuan dan laki-laki berturut

turut adalah 8.5 : 1.5. Wilayah tempat tinggal juga menjadi faktor risiko

kegemukan. Subjek yang tinggal di perkotaan berisiko 1.358 kali lebih besar

mengalami kegemukan. Lingkungan perkotaan seperti akses pangan dan sarana

transportasi diduga mendukung gaya hidup yang mengarah pada kegemukan

seperti mudahnya akses pangan siap saji dan sarana transportasi yang dapat
3

mengurangi tingkat aktivitas fisik (Profil Kesehatan Kota Kendari, 2017; Diana

dkk., 2013).

Obesitas merupakan salah satu beban masalah gizi pada wanita usia

subur akibat penimbunan lemak (adipositas) dalam tubuh sehingga

meningkatkan risiko masalah kesehatan. Berdasarkan Riset Kesahatan Dasar

tahun 2013, prevalensi obesitas pada wanita usia subur di Indonesia mencapai

32,9%. Wanita usia subur dengan obesitas akan berdampak pada siklus

reproduksi wanita yaitu menimbulkan infertilitas pada wanita akibat anovulasi,

siklus menstruasi yang tidak teratur, polycystic ovary syndrome (PCOS),

meningkatknya risiko keguguran, bahkan kematian janin (Nurramadhani, 2019;

Hutasoit, 2020).

Ukuran antropometri dan derajat obesitas berkaitan dengan kadar lemak

darah atau profil lipid yang dapat menyebabkan terjadinya dislipidemia. Profil

lipid di dalam darah terdiri dari berbagai fraksi diantaranya kolesterol total,

kolesterol high densitity lipoprotein (HDL), kolesterol low densitity lipoprotein

(LDL) dan trigliserida. Dislipidemia merupakan kondisi yang mengikuti

obesitas yang mengakibatkan terjadinya gangguan metabolisme lipid yang

ditandai dengan peningkatan ataupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.

Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total,

trigliserida, LDL dan penurunan kadar HDL (Yuliadewi dan Arimbawa, 2020).

Studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa diet kaya antioksidan

berkaitan dengan penurunan risiko penyakit berkaitan dengan gaya hidup.

Mengonsumsi minyak zaitun setiap hari selama satu minggu akan mengalami
4

penurunan oksidasi kolesterol LDL dan peningkatan senyawa antioksidan,

khususnya fenol dalam darah. Minyak zaitun yang digunakan dalam dunia

medis adalah jenis minyak zaitun extra virgin olive oil (EVOO) yang

mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA), asam lemak tak jenuh

ganda (PUFA), omega 3, omega 6, asam oleat (omega 9), vitamin E, vitamin

K, asam palmitate, pigmen, fenolik, squalene (Utami dkk., 2016; Setiyono dan

Gunardi, 2018).

MUFA dan PUFA berperan untuk menurunkan kadar kolesterol jahat/

LDL dengan cara menghambat proses oksidasi kolesterol LDL, tetapi di lain

sisi akan meningkatkan kadar kolesterol baik/ HDL. Sehingga menurunkan

pula kadar kolesterol total dalam darah. Penelitian yang dilakukan oleh Al-

Rewashdeh (2010) melihat gambaran profil lipid pada laki-laki dan wanita

yang mengonsumsi EVOO selama 4 minggu, menunjukan penurunan yang

signifikan rerata konsentrasi LDL dari 103 mg/dl menjadi 91 mg/dl.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Pemberian EVOO terhadap kadar LDL pada Wanita

Obesitas Usia Produktif di Kota Kendari”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah terdapat

pengaruh pemberian EVOO terhadap kadar LDL pada wanita obesitas usia

produktif di Kota Kendari.


5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya

pengaruh pemberian EVOO terhadap kadar LDL pada wanita obesitas usia

produktif di Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan keilmuan di bidang kesehatan dengan

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya

dalam melakukan riset kedokteran yang bersifat eksperimental khususnya

yang berkaitan dengan pemanfaatan extra virgin olive oil (EVOO) yang

dapat menurunkan kadar low density lipoprotein (LDL).

2. Manfaat Aplikatif

a) Bagi Tenaga Medis

Sebagai salah satu pertimbangan dan informasi bagi tenaga medis

mengenai manfaat extra virgin olive oil (EVOO) terhadap kadar low

density lipoprotein (LDL).

b) Bagi Masyarakat

Sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat luas

mengenai nilai gizi dan manfaat extra virgin olive oil (EVOO) terhadap

peningkatan kesehatan khususnya pada penderita obesitas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Variabel

1. Lipoprotein

a) Definisi

Gambar 1. Bentuk molekul lipoprotein. (Setiati dkk., 2017).

Lipoprotein merupakan kompleks makromolekul yang mengangkut

lipid hidrofobik (khususnya trigliserida dan kolesterol) dalam cairan

tubuh (plasma, cairan interstisial, dan limfe) ke dan dari jaringan (Lim,

2013).

Lipoprotein berbentuk sferis dan mempunyai inti trigliserida dan

kolesterol ester, dikelilingi lapisan permukaan yang dibentuk oleh

fosfolipid amfipatik dan sedikit kolesterol bebas dengan apoprotein yang

terdapat pada permukaan lipoprotein (Lim, 2013).

Pada manusia dapat dibedakan 6 jenis lipoprotein, yaitu high

density lipoprotein (HDL atau α-lipoprotein) sebagai pengangkut

kolesterol, very low density lipoprotein (VLDL atau pre β-lipoprotein)

6
7

yang berasal dari hati untuk mengeluarkan trigliserida intermediate

density lipoprotein (IDL) yang sebagian besar trigliseridanya sudah

dikeluarkan, low density lipoprotein (LDL atau β-lipoprotein) yang

merupakan tahap akhir katabolisme VLDL yang hampir semua

trigliserida telah dikeluarkan, kilomikron yang berasal dari penyerapan

trigliserida di usus dan lipoprotein a kecil (Lim, 2013).

b) LDL

1) Definisi

kolesterol LDL (low density lipoprotein) biasa disebut kolesterol

jahat. Sebagian besar kolesterol di dalam darah terikat pada kolesterol

LDL dan kolesterol ini dapat dipakai berbagai jaringan tubuh.

Kolesterol LDL mengandung paling banyak kolesterol yaitu sekitar

45% dari semua jenis lipoprotein sehingga dapat dikatakan bahwa

kolesterol LDL adalah pengangkut kolesterol utama dalam darah. Sel-

sel jaringan tubuh memerlukan kolesterol untuk tumbuh kembang.

Sel-sel ini menerima kolesterol dari kolesterol LDL, namun jumlah

kolesterol yang dapat diterima atau diserap sel ada batasnya.

Mengonsumsi lemak jenuh atau bahan makanan yang kaya akan

kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL

dalam darah. Kadar kolesterol LDL yang berlebihan dalam darah akan

meningkatkan risiko penumpukan atau pengendapan kolesterol pada

dinding pembuluh darah arteri yang diikuti dengan terjadinya

aterosklerosis (Batjo, 2013).


8

2) Metabolisme LDL

Gambar 2. Jalur metabolisme eksogen dan endogen. (Lim 2013).

Jalur Metabolisme Eksogen

Dalam makanan, lipid yang terbanyak yaitu trigliserida serta

sejumlah kecil fosfolipid, kolesterol, dan ester kolesterol. Selain dari

makanan, kolesterol juga berasal dari hati. Lipid dalam usus yang

berasal dari makanan disebut lipid eksogen. Dalam lambung, lipid

mengalami emulsifikasi oleh empedu menjadi parti-kel lebih kecil

sehingga enzim pencernaan dapat bekerja. Trigliserida dihidrolisis di

dalam usus oleh lipase pankreas dan lipase usus menjadi asam lemak

bebas dan monogliserida. Bersama empedu, asam lemak bebas dan

monogliserol dalam bentuk miselus masuk ke brush border enterosit


9

untuk diabsorbsi. Empedu dilepas kembali untuk didaur ulang dalam

proses pengangkutan (Lim, 2013).

Dalam enterosit, asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi

trigliserida, sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi

menjadi kolesterol ester; keduanya bersama dengan fosfolipid dan

apoprotein B-48 akan membentuk lipoprotein yang disebut

kilomikron nascent. Kilomikron diakumulasi di apparatus Golgi dan

disekresi ke sisi lateral enterosit, masuk ke saluran limf dan akhirnya

melalui duktus torasikus akan masuk ke dalam aliran darah.

Kilomikron nascent memiliki apoB-48, apoA-1, apoA-IV, dan

mendapat apoC-II dan apoE dari HDL di kelenjar limf dan darah.

Trigliserida dalam kilomikron akan di hidrolisis oleh enzim

lipoprotein lipase (LPL, diaktifkan oleh apoC-II) yang berasal dari

endotel kapiler di jaringan adiposa, jantung, serta otot rangka, dan

melepaskan asam lemak bebas (free fatty acid, FFA). Asam lemak

bebas yang dilepaskan diambil oleh miosit dan adiposit, dioksidasi

untuk menghasilkan energi atau diesterifikasi dan disimpan sebagai

trigliserida dalam jaringan adiposa. Bila asam lemak bebas terdapat

dalam jumlah besar, sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan

pembentuk trigliserida. Kilomikron yang kehilangan sebagian besar

trigliseridanya akan menjadi kilomikron remnan yang mengandung

kolesterol ester dan akan dibawa ke hati melalui ligan apoE (Lim,

2013).
10

Remnan kilomikron kaya akan kolesterol ester, dan merupakan

komponen lipid utama pada lesi aterosklerosis, yang dapat masuk ke

sub endotel dan selanjutnya difagositosis oleh makrofag. Remnan

kilomikron dibersihkan dari plasma oleh reseptor lipoprotein dan

akhirnya diambil dan didegradasi oleh hepatosit. Pembersihan

plasma termasuk sekuestrasi dalam celah disse oleh heparan sulfat

proteoglikan, keterlibatan LPL dalam proses lebih lanjut dan

mengikat sel permukaan, dan internalisasi yang dimediasi oleh

heparan sulfat proteoglikan (Lim, 2013).

Jalur Metabolisme Endogen

Deposit lipid dalam hepatosit dimetabolisme menjadi

trigliserida dan kolesterol ester. Packaging trigliserida hati dengan

komponen lain VLDL nascent dimediasi oleh enzim microsomal

triglyceride transfer protein (MTP). Trigliserida dan fosfolipid yang

digunakan untuk pembentukan VLDL disintesis dalam retikulum

endoplasma, selanjutnya masuk ke aparatus golgi, menyatu dengan

permukaan lumen hepatosit, melepaskan VLDL ke celah disse, dan

masuk ke kapiler jaringan adiposa dan otot sebagai lipoprotein

VLDL nascent dengan apoB-100 (Lim, 2013).

Lipoprotein VLDL terdiri dari 85-90% lipid (55% trigliserida,

20% kolesterol, 15% fosfolipid) dan 10-15% protein.1,2 Apoprotein

apoB-100 merupakan bentuk hepatik dari apoB. Selain itu, VLDL

juga berisi apoE dan apoC yang didapat dari HDL dalam sirkulasi.
11

VLDL akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) dan

hepatic lipase (HL) menjadi asam lemak bebas. Lipoprotein VLDL

dikonversi ke IDL yang hanya mengandung apoB dan apoE.

Lipoprotein IDL dapat diambil oleh reseptor LDL (LRP, low density

lipoprotein receptorrelated proteins) di hati. Lipoprotein IDL

dengan apoE normal dihidrolisis oleh LPL dan HL menjadi LDL

(Lim, 2013).

Lipoprotein LDL merupakan lipoprotein yang paling banyak

mengandung kolesterol dan merupakan produk akhir dari hidrolisis

VLDL yang dimediasi lipase. Sekitar 70% kolesterol plasma total

terdapat di dalam LDL. Lipoprotein LDL terdiri dari 75% lipid (35%

kolesterol ester, 10% kolesterol bebas, 10% trigliserida, 20%

fosfolipid) dan 25% protein. Sebagian kolesterol LDL akan dibawa

ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal,

testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor kolesterol-LDL,

dimediasi oleh apoB-100. Lipoprotein LDL didegradasi di hepatosit

dan akan melepaskan kolesterol yang digunakan untuk biosintesis

VLDL dan sintesis membran atau menjadi prekursor biosintesis

asam empedu. Asam empedu dan kolesterol bebas dibawa ke

kantong empedu. Sebagian kecil kolesterol LDL masuk ke

subendotel, mengalami oksidasi, ditangkap oleh reseptor scavenger-

A (SR-A) makrofag, dan difagositosis oleh makrofag yang akan

menjadi sel busa (Foam Cell). Makin banyak kadar kolesterol LDL
12

dalam plasma, maka makin banyak yang akan mengalami oksidasi

dan ditangkap oleh makrofag. Jumlah kolesterol yang akan

teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung dalam

LDL (Lim, 2013).

2. Minyak Zaitun

a) Tanaman Zaitun

Dalam dunia ilmiah, buah zaitun memiliki nama ilmiah Olea

europaea yang masih tergolong dalam family oleaceae. Pohon zaitun

tumbuh sebagai perdu tahunan yang abadi dan mulai menghasilkan buah

pada usia lima tahun. Pada usia 15-20 tahun pohon zaitun mampu

memproduksi buah secara penuh dan mampu bertahan hidup hingga ratus

bahkan ribuan tahun lamanya, sehingga tanaman yang awalnya perdu

dapat menjadi pohon besar. Zaitun muda yang berwarna hijau

kekuningan sering digunakan masyarakat mediterania sebagai bumbu

penyedap dalam masakan. Sedangkan buah zaitun yang telah matang

berwarna ungu kehitaman dan kerap diekstrak untuk diambil minyaknya

yang dikenal sebagai minyak zaitun (Meilina, 2017).

b) Jenis-jenis Minyak Zaitun

Berdasarkan jenisnya, minyak zaitun dibagi menjadi (Meilina, 2017) :

1) Extra Virgin Olive Oil

Perasan pertama

Tingkat keasaman kurang dari 1%

Dapat diminum langsung


13

2) Virgin Olive Oil

Perasan kedua

Tingkat keasaman 2-2,5%

Biasa digunakan untuk memasak

3) Pure Olive Oil

Proses melalui penyaringan dan pemurnian

Tingkat gizi lebih rendah

Salad dressing, bahan masakan, dan perawatan kecantikan

4) Extra Light Olive Oil

Proses perasan yang berulang-ulang kali

Kandungan gizinya sudah sangat rendah

Digunakan untuk menumis atau menggoreng

c) EVOO

1) Definisi

EVOO atau minyak zaitun murni adalah minyak yang

didapatkan dengan proses ekstrak atau pemerasan pertama melalui

proses cold pressing method (perasan dingin) artinya buah zaitun tidak

mengalami proses pemanasan seperti dicelup kedalam air panas, dan

tanpa bahan kimia, agar tidak merubah atau mempengaruhi komposisi

asli minyak zaitun. Keunggulan minyak zaitun dapat dikonsumsi

dalam bentuk cair, tanpa proses pemasakan, karena tidak

menimbulkan efek negatif bagi lambung dan saluran pencernaan, serta


14

membantu melindungi lambung sehingga terbebas dari gangguan

maag dan gastritis (Meilina, 2017).

2) Komposisi

EVOO terdiri dari fraksi gliserol (90-99% dari buah zaitun) dan

fraksi non-gliserol (0,4-5% dari buah zaitun). Fraksi gliserol EVOO

terdiri dari mono unsaturated fatty acid (MUFA), poly unsaturated

fatty acid (PUFA) dan saturated fatty acid (SFA). Sedangkan fraksi

non-gliserol diantaranya senyawa fenolik, tokoferol, squalene, klorofil

(pigmen warna) dan β-karoten (Meilina, 2017).

Tabel 1. Kandungan EVOO

Kandungan EVOO Per sendok (15 ml)


Energi 810 kkal
Karbohidrat 0g
Asam lemak jenuh 13 g
PUFA 66 g
MUFA 12 g
Omega-3 < 1,5 g
Omega-6 3,5 - 21 g
Protein 0g
Vitamin E 14 mg (93%)
Vitamin K 62 mg (59%)
Senyawa Fenolik 245 (ppm)
Tokoferol 91,2 (ppm)
Squalene 268,1 (mg/100 g)
Klorofil 8,795 (ppm)
β-karoten 3,395 (ppm)
Sumber : Meilina, 2017.

3) Manfaat

Minyak zaitun memiliki kandungan utama berupa senyawa

flavonoid, oleuropein, dan senyawa fenolik seperti hidroksitirosol dan


15

tirosol. Berdasarkan penelitian, senyawa flavonoid, oleuropein,

hidroksitirosol dan tirosol memiliki manfaat yang baik bagi tubuh.

Flavonoid sebagai antidislipidemia dapat menurunkan LDL dengan

cara menghambat sekresi dari alpha lipoprotein-B100 ke intestinum,

sehingga jumlah Apo-B akan mengalami penurunan, Apo-B

merupakan pembentukan VLDL dan LDL ketika Apo-B menurun

VLDL dan LDL juga akan menurun (Herina, 2017; Ibrizah 2017).

EVOO banyak digunakan untuk persiapan makanan (seperti

minyak salad) kosmetik dan industri farmasi. Pengaruh konsumsi

EVOO terhadap kesehatan sejak dulu dianggap karena komponen

fraksi gliserol yang kaya akan MUFA terutama asam oleat. Asam

oleat diklaim dapat meningkatkan kadar HDL plasma dan dapat

menurunkan LDL. Karena alasan tersebut asam oleat dianggap dapat

mencegah penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab utama

kematian di negara industri (Meilina, 2017).

MUFA dan PUFA dapat meningkatkan aktivitas reseptor LDL

dan menurunkan tingkat produksi LDL. Perubahan ini juga

menyebabkan konsentrasi LDL plasma menurun. Kompleks

lipoprotein yang berikatan dengan reseptor LDL akan dibawa ke

membran sel membentuk vesikel intrasel, masuk ke dalam sitoplasma,

kemudian terjadi pemisahan lipoprotein dan reseptor LDL.

Lipoprotein akan didegradasi dalam lisosom dan reseptor LDL

kembali ke permukaan sel (Hasbi dkk., 2020; Lim, 2013).


16

EVOO mampu menurunkan produksi kadar kolsterol melalui

jalur adenosine-monophosphate protein kinase (AMPK) yang

menghambat regulasi enzim HMG-KoA reduktase dalam sintesis

kolesterol dan menghambat asetil- KoA karboksilase (ACC) sehingga

menurunkan esterifikasi kolesterol pada usus dan hati. Jika

pembentukan kolesterol terhambat maka VLDL tidak akan dihidrolis

dan akan menekan LDL dalam darah (Lammi dkk., 2020).

3. Wanita Usia Subur

Wanita Usia Subur (WUS) merupakan wanita yang berusia 15-49

tahun dan wanita pada usia ini masih berpotensi untuk mempunyai

keturunan. Pada wanita, kurangnya aktivitas fisik sangat mempengaruhi

kesehatannya. Apalagi jika aktivitasnya kurang namun asupan makanan

lebih banyak masuk, maka akan menyebabkan penimbunan lemak yang

akan mengakibatkan obesitas terjadi (Kemenkes RI, 2018; Novitasary,

2013).

4. Obesitas

a) Definisi

Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu

makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa factor

biologis spesifik. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu

keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di

jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Setiati, 2017).


17

Keadaan obesitas ini dapat meningkatkan risiko penyakit

kardiovaskular karena berkaitan dengan sindrom metabolik atau sindrom

resistensi insulin/hiperinsulinemia, intoleransi glukosa/diabetes mellitus,

dislipidemia, hiperurisemia, gangguan fibrinolisis, hiperfibrinogenemia

dan hipertensi (Setiati, 2017).

b) Etiologi Obesitas

Hal yang mendasari terjadinya obesitas dan kegemukan adalah

ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang

dikeluarkan. Secara global, telah terjadi peningkatan asupan makanan

padat energi yang tinggi lemak dan gula. Aktivitas fisik yang kurang

karena semakin menetapnya berbagai bentuk pekerjaan, pergantian moda

transportasi, dan meningkatnya urbanisasi (WHO, 2020).

Perubahan pola makan dan aktivitas fisik seringkali merupakan

hasil dari perubahan lingkungan dan sosial yang terkait dengan

pembangunan dan kurangnya kebijakan yang mendukung di sektor-

sektor seperti kesehatan, pertanian, transportasi, perencanaan kota,

lingkungan, pengolahan makanan, distribusi, pemasaran, dan pendidikan

(WHO, 2020).

c) Indeks Massa Tubuh

Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai

pengukur pengganti dipakai body mass index (BMI) atau indeks massa

tubuh (IMT) untuk menentukan berat badan lebih dan obesitas pada

orang dewasa (Setiati, 2017).


18

IMT merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis

untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obes pada orang

dewasa. IMT dihitung dengan cara berat badan dalam kilogram (kg)

dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat (m2) (Setiati, 2017).

Tabel 2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT


Menurut Kriteria Asia Pasifik.
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Berat Badan Kurang < 18.5
Kisaran Normal 18.5 – 22.9
Berat Badan Lebih 23.0 – 24.9
Obes I 25.0 – 29.9
Obes II ≥ 30.0

Sumber : WHO The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and its

Treatment, 2000.

Pada subjek obes, konsentrasi asam lemak bebas, trigliserida,

kolesterol LDL dan apoB lebih tinggi dibandingkan orang non obes dan

terdapat morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan orang

non-obes (Setiati, 2017).

Meskipun struktur fungsi dan metabolisme lipoprotein telah diteliti

selama lebih dari tiga dasawarsa. Ekspresi LDL subklas fenotipe B (small

dense LDL) tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik, tetapi juga oleh

faktor-faktor lain, seperti obesitas, hiperinsulinemia dan hiperlipidemia

(Setiati, 2017).

d) Dampak Obesitas

Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko utama

untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular


19

seperti penyakit jantung dan stroke, yang merupakan penyebab utama

kematian di seluruh dunia. Kelebihan berat badan juga dapat

menyebabkan diabetes dan kondisi terkait, termasuk kebutaan, amputasi

anggota tubuh, dan kebutuhan untuk cuci darah. Tingkat diabetes telah

meningkat empat kali lipat sejak di seluruh dunia sejak 1980. Berat

badan berlebih dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal termasuk

osteoartritis. Obesitas juga dikaitkan dengan beberapa jenis kanker,

termasuk endometrium, payudara, ovarium, prostat, hati, kandung

empedu, ginjal dan usus besar. Risiko penyakit tidak menular ini

meningkat bahkan ketika seseorang hanya sedikit kelebihan berat badan

dan menjadi lebih serius seiring dengan kenaikan indeks massa tubuh

(WHO, 2020).

Obesitas terjadi akibat adanya ketidakseimbangan energi oleh

karena asupan makanan yang dikonsumsi lebih besar dibandingkan

aktivitas fisik yang dilakukan. Dalam makanan, lipid yang terbanyak

yaitu trigliserida yang akan disimpan di jaringan adiposa dan di hidrolisis

oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) dan melepaskan asam lemak bebas.

Kadar asam lemak bebas yang tinggi akan menstimulasi sintesis

triasilgliserol di hati, yang akan disekresikan dalam VLDL dan produksi

apo-B yang merupakan protein utama di hati. Tingginya pembentukan

VLDL tersebut dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL yang

merupakan penguraian dari VLDL (Lim, 2013; Ardanan, 2013).


20

e) Pencegahan

Kelebihan berat badan dan obesitas, serta penyakit tidak menular,

sebagian besar dapat dicegah. Lingkungan dan komunitas yang

mendukung sangat penting dalam hal pilihan gaya hidup, dengan

menjadikan jenis makanan yang lebih sehat dan aktivitas fisik yang

teratur. Di tingkat individu, orang-orang dapat melakukan hal berikut ini

(WHO 2020) :

1) Membatasi asupan energi dari lemak total dan gula

2) Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta kacang-kacangan,

dan biji-bijian utuh

3) Melakukan aktivitas fisik yang teratur (60 menit per hari untuk anak-

anak dan 150 menit perminggu untuk orang dewasa.


21

B. Kerangka Teori

Adapun kerangka teori dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

EVOO

Fraksi non Fraksi


gliserol gliserol

Polifenol
MUFA PUFA

Menghambat Aktivasi
Apo B100 AMPK ↑ Aktivitas reseptor LDL

↓ Apo B ↓ HMG CoA Reduktase

↓ Produksi LDL
↓ Kolesterol

↓ LDL

↑ TG ↑ FFA ↑ VLDL ↑ IDL ↑ LDL

↑ Asupan makanan dan ↓ pengeluaran energi


(Obesitas)

Gambar 3. Kerangka Teori Penelitian


22

Keterangan:

: Menghambat

C. Kerangka Konsep

Adapun kerangka teori dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kadar LDL Pemberian Kadar LDL


sebelum Intervensi EVOO 30ml/hari setelah intervensi
selama 3 minggu

Keterangan : = Variabel Bebas

= Variabel Terikat

Gambar 4. Kerangka Konsep Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Nol (Ho) : Pemberian extra virgin olive oil tidak Mempengaruhi

kadar low density lipoprotein (LDL) pada wanita obesitas usia produktif.

2. Hipotesis Alternatif (Ha) : Pemberian extra virgin olive oil dapat

Mempengaruhi kadar low density lipoprotein (LDL) pada wanita obesitas

usia produktif.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan desain penelitian quasi-eksperimental dengan

pendekatan pretest-posttest without control group dengan variabel bebas

berupa pemberian extra virgin olive oil (EVOO) pada wanita obesitas usia

produktif di Kota Kendari. Setiap objek akan dilakukan dua kali pengukuran

kadar low density lipoprotein (LDL), yaitu sebelum dan setelah pemberian

EVOO.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember-Januari 2020 di

Kota Kendari.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Kendari.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita obesitas usia 15-49 tahun

yang ada di Kota Kendari.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus

komparatif numerik berpasangan pengukuran berulang dua kali pengukuran,

dengan rumus sebagai berikut (Dahlan, 2018) :

23
24

2
β
n ( α
)
1 2

Keterangan :

n : Jumlah subjek

X1 : Rerata pengukuran kesatu

X2 : Rerata pengukuran kedua

Zα : Nilai standar alfa 5% hipotesis satu arah

Zᵦ : Nilai standar beta 20%

S : Simpang selisih

Berdasarkan rumus diatas diketahui besar sampel adalah :

2
β
n ( α
)
1 2

1 64 0 4 36 2 2
n ( 14 5 12
)

n (3 26)2

n 10 62

n = 10,62 untuk menambah keakuratan penelitian dan mengantisipasi

drop out sampel ditambah 20% menjadi 12,74 lalu dibulatkan menjadi 13

subjek.

3. Kriteria Sampel

a) Kriteria Inklusi

1) Tinggal di Kota Kendari

2) Berusia 15-49 tahun

3) IMT ≥25 (kg/m2)

4) Kadar LDL pre-test >100 mg/dl


25

5) Tidak memiliki riwayat penyakit penyerta (Diabetes Melitus, penyakit

Jantung dan penyakit kronis)

6) Bersedia menjadi sampel dalam penelitian dan menandatangani

surat persetujuan setelah penjelasan (informed consent).

b) Kriteria Eksklusi

1) Hamil dan menyusui

2) Menopause

3) Kadar LDL pre-test <100 mg/dl

4) Penderita obesitas yang disertai penyakit lain (Diabetes Melitus,

penyakit jantung, dan penyakit kronis lainnya) yang diketahui melalui

anamnesis dan pemeriksaan fisik

5) Mengosumsi obat-obatan penurun lipid atau obat dislipidemia

6) Merokok >12 batang per hari

7) Orang yang melakukan aktivitas fisik berat

8) Tidak bersedia menjadi subjek penelitian dan tidak dapat

berkomunikasi.

a) Kriteria Drop Out

1) Subjek yang dalam masa penelitian menyatakan mundur dalam

penelitian dan tidak bersedia diperiksa di laboratorium

2) Tidak dapat difollow up tanpa sebab

3) Sakit saat penelitian.


26

D. Prosedur Penelitian

1. Alat dan Bahan Penelitian

a) Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel 3.

Tabel 3. Alat yang digunakan dalam penelitian


No Nama Jumlah Fungsi
1 Mikrotoice 1 Untuk mengukur tinggi badan
subjek
2 Timbangan 1 Untuk mengukur berat badan
subjek
3 Alat tulis 10 Untuk menulis data subjek
4 Spoit 10 Untuk mengambil sampel darah
subjek
5 Torniquet/Stuing 5 Untuk membendung atau
mengontrol sirkulasi darah subjek
pada saat pengambilan sampel
darah
6 Automated 1 Untuk mengukur kadar LDL
Clinical Analyzer
TMS 1024i
7 Kapas alkohol 10 sebagai desinfektan tempat injeksi
8 Plester 10 Untuk melindungi luka agar
tertutup
9 Pipet mikro 10 Untuk mempermudah mengambil
atau memindahkan sampel darah
11 Tabung reaksi 10 Untuk menampung atau
mencampurkan reagen
12 Sentrifuge 1 Untuk mengaduk dan
memisahkan kandungan dalam
suatu sampel darah.
14 Tabung plain 10 Untuk menampung atau
mencampurkan reagen
15 Naff, Vacum 3 10 Untuk menampung atau
ml mencampurkan reagen
16 Botol plastik 30 105 Tempat EVOO
ml
17 Gelas Ukur 1 Mengukur kadar EVOO yang
diberikan pada sampel
27

b) Bahan Penelitian

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Reagen LDL

2. Serum subjek

3. EVOO Bertoli®.

2. Cara Kerja

a) Langkah Kerja Penelitian

Subjek dijelaskan tentang penelitian yang akan dilakukan.

Kemudian informed concent ditandatangani oleh subjek. Lalu. lembar

screening diisi oleh subjek Setelah itu subjek diukur berat badan dan

tinggi badannya untuk dihitung IMT dan dilakukan pemeriksaan kondisi

umum. Lalu subjek berpuasa minimal 8 jam tanpa makan atau minum,

kecuali minum air putih. Kemudian subjek diantar ke Laboratorium

Klinik Maxima Kendari untuk diambil sampel darah dan diperiksa kadar

LDLnya (pre-test), pengambilan sampel darah dan pemeriksaan kadar

LDL akan dilakukan oleh tenaga profesional dari Laboratorium Klinik

Maxima Kendari. Lalu subjek diberikan bubur ayam dan susu. Setelah itu

subjek diantar pulang ke rumahnya masing-masing.

Setiap hari EVOO Bertoli® (30 ml) diantarkan ke rumah subjek

selama 3 minggu untuk dikonsumsi oleh subjek dengan dosis 30 ml per

hari. Setelah 3 minggu (hari ke-22) subjek berpuasa minimal 8 jam tanpa

makan atau minum, kecuali minum air putih. Lalu subjek diantar ke
28

Laboratorium Klinik Maxima Kendari untuk diambil sampel darah dan

diperiksa kadar LDLnya (post-test), pengambilan sampel darah dan

pemeriksaan kadar LDL akan dilakukan oleh tenaga professional dari

Laboratorium Klinik Maxima Kendari. Terakhir subjek diberikan bubur

ayam dan susu lalu subjek diantar pulang ke rumahnya masing-masing.

b) Prosedur Pemeriksaan LDL

Pengambilan sampel darah dan pemeriksaan LDL dengan

menggunakan metode direct yang akan dilakukan oleh tenaga profesional

dari laboratorium Klinik Maxima Kendari.

1. Persiapan Subjek Penelitian

Memeriksa kondisi umum subjek. Lalu subjek berpuasa selama

8 – 12 jam (tidak makan dan minum, kecuali minum air putih).

2. Identitas dan Pengambilan Sampel Darah Subjek Penelitian

Wadah tabung dilabeli (barcode) sebelum proses sampling

dilakukan dengan data pasien yang akan disampling darahnya. Lalu

sampel darah diambil sesuai dengan data subjek yang sesuai dengan

label (barcode) data diri yang tercantum di wadah sampel darah

(tabung).

3. Proses Perlakuan Sampel Sebelum Pemeriksaan

Sampel darah yang telah diambil pada subjek didiamkan selama

30 menit pada suhu ruangan sampai darah membeku. Kemudian

sampel disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Lalu


29

sampel siap diperiksa pada alat Automated Clinical Analyzer TMS

1024i.

4. Proses Analitik Sampel

Calibrasi/control alat terlebih dahulu. Lalu LIS TMS Barcode

Internal diklik, refresh. Kemudian send all. ID, nama subjek dan

pemeriksaan-pemeriksaan subjek penelitian otomatis akan masuk

tanpa harus pengoptimalan manual. Tabung (sampel) diletakkan pada

tray dengan posisi barcode menghadap diluar. Kemudian klik start

untuk memulai running sampel, sampel akan terbaca otomatis pada

alat pembacaan LIS connected. Setelah sampling has been completed,

maka dapat dilakukan running sampel berikutnya. Analysis has been

completed terdengar setelah semua sampel telah dibaca/diperiksa.

5. Proses Pasca Analitik Sampel

Validasi sampel. Lalu hasil yang ada dicrosscheck kembali.

Hasil yang masuk diinput ke dalam hasil pemeriksaan kimia klinik

sesuai dengan parameter tes yang ada (Laboratotium Klinik Maxima

Kendari, 2020).

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Extra Virgin Olive Oil (EVOO)

a) Definisi Operasional

EVOO yang dimaksud pada penelitian ini adalah EVOO Bertoli®

yang telah dikemas dalam botol.


30

b) Kriteria Objektif

Dosis EVOO : 30 ml/hari

c) Skala pengukuran : Numerik rasio

d) Alat pengukuran : Gelas ukur

2. Kadar Low Density Lipoprotein (LDL)

a) Definisi Operasional

Kadar LDL yang dimaksud pada penelitian ini adalah kadar LDL

yang diukur di Laboratorium Maxima dari sampel darah subjek

penelitian.

b) Kriteria Objektif

Tabel 5. Nilai Rujukan LDL

Kadar LDL (mg/dl) Interpretasi

>100 Berisiko
< 100 Tidak berisiko

Sumber : Setiati dkk., 2017.

c) Skala pengukuran : Numerik rasio

d) Alat pengukuran : Automated Clinical Analyzer TMS 1024i.

F. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis data yang dilakukan pada tiap tabel dari hasil penelitian dan

pada umumnya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel.

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi dari variabel-variabel

yang diamati sehingga dapat mengetahui gambaran tiap variabel.


31

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel

dependen dan independen. Hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen digunakan uji statistik uji t berpasangan . Melalui uji

statistik uji t berpasangan, jika distribusi tidak normal maka akan

menggunakan uji alternatif dari uji t berpasangan yaitu uji wilcoxon

penelitian antar dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p

value ≤ 0,05 artinya terdapat hubungan yang bermakna antara variabel

dependen dan variabel independen. Namun sebaliknya, bila nilai p value >

0,05 berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel

dependen dan variabel independen.


32

G. Alur Penelitian

Menentukan lokasi penelitian

Menentukan populasi penelitian di lokasi tersebut

Sampel memenuhi kriteria inklusi TIDAK

YA

Pengajuan surat permohanan izin


penelitian

Penentuan sampel penelitian

Informed Consent dan kuesioner

Pemeriksaan LDL pre-test

Pemberian EVOO selama 3 minggu

Pemeriksaan LDL post-test

Pengolahan dan analisa data

Pembahasan dan kesimpulan

Gambar 5. Alur Penelitian


33

H. Etika Penelitian

Aspek etik penelitian mencantumkan hal-hal etis atau masalah etika yang

diterapkan dalam pelaksanaan penelitian.

1. Hal - Hal Etis atau Masalah Etika

a) Menghormati Harkat dan Martabat Manusia

Subjek penelitian berhak untuk mendapatkan informasi yang

terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta bebas dari paksaan

untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Setelah

semua informasi yang berhubungan dengan penelitian disampaikan,

subjek penelitian dipersilahkan untuk menandatangani informed consent

yang telah disediakan.

b) Menghormati Privasi dan Kerahasiaan

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan individu, pada dasarnya penelitian akan memberikan

akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi yang bersifat

pribadi. Sedangkan tidak semua orang menginginkan informasinya

diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-

hak dasar individu tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh

menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat

asal subjek dalam kuisioner dan alat ukur apapun untuk menjaga

anonimitas dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti juga akan menjaga

kerahasiaan subjek dalam hal identitas dan segala informasi yang


34

diperoleh, semua catatan dan data responden akan disimpan sebagai

dokumentasi penelitian.

c) Keadilan dan Inklusifitas (Respect For Justice and Inclusivennes)

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil, untuk

memenuhi prinsip keterbukaan penelitian dilakukan secara jujur, hati-

hati, profesional, berperikemanusiaan dan memperhatikan faktor-faktor

ketepatan, keseksamaan, kecermatan, psikologis serta perasaan religius

subjek penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi

prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Sebagai contoh

dalam prosedur penelitian, peneliti mempertimbangkan aspek keadilan

untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun

sesudah berpartisipasi dalam penelitian.

d) Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan

(Balancing Harms and Benefits)

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian

guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi

subyek penelitian (beneficence). Peneliti meminimalisir dampak yang

merugikan bagi subjek (non maleficence).

e) Penghargaan (Reward)

Bentuk apresiasi kepada masyarakat yang telah bersedia menjadi

subjek penelitian adalah dengan pembagian makanan dan minuman.


35

2. Efek Samping dan Penanganan Risiko dalam Penelitian

a) Diare

i. Etiologi

Mengonsumsi EVOO lebih dari 60 ml/hari dapat menyebabkan

diare ringan (Marx dkk., 2019).

ii. Penanganan

Cairan yang adekuat dengan minum minuman ringan, sari buah,

sup dan keripik asin (Setiati dkk., 2017).


DAFTAR PUSTAKA

Al-Rewashdeh, Y.A. 2010. Blood Lipid Profile, Oxidation and Pressure of Men
and Women Consumed Olive Oil. Pakistan Journal Of nutrition 9(1): 21.

Ardanan, Y., Kaligis, S.H.M., Mewo, Y.M. 2013. Gambaran Kadar Kolesterol
Low Density Lipoprotein Darah pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dengan Indeks Massa Tubuh ≥ 23
kg/m2. Jurnal Biomedik. 1(2): 957.

Batjo R., Assa, Y.A., dan Tiho, M. 2013. Gambaran Kadar Kolesterol Low
Density Lipoprotein Darah Pada Mahasiswa Angkatan 2011
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Dengan Indeks
Massa Tubuh 18,5 – 22,9 Kg/m2. Jurnal e-Biomedik 1(2): 844.

Buowari O.Y. 2013. Complication of Venepuncture. Bioscience and


Biotechnology. 4: 126 – 128.

Dahlan, M.S. 2018. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang


Kedokteran dan Kesehatan. Ed. 6. Salemba Medika. Jakarta.

Diana, R., Yuliana, I., Yasmin, G., Hardinsyah. 2013. Faktor Risiko
Kegemukan Pada Wanita Dewasa Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan.
8(1): 4.

Dinas Kesehatan Kota Kendari 2017. Profil Kesehatan Kota Kendari 2017. Dinas
Kesehatan Kota Kendari. Kendari.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara 2018. Profil Kesehatan Provinsi


Sulawesi Tenggara Tahun 2017 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesii
Tenggara. Kendari.

Djasang, S. 2017. Analisis Hasil Pemeriksaan Kadar Low Density Lipoprotein


Metode Direk dan Indirek. Jurnal Media Analisis Kesehatan 8(2): 45
- 47.

Hasbi, F., Darmawan, E., Akrom. 2020. Profil Monounsaturated dan


Polyunsaturated Fatty Acid dalam Plasma Darah Wanita yang
Mengonsumsi Jamu. Pharmacoscript 3(1): 24.

Herina C.L.O. 2017. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Zaitun (Olea
europaea) Menggunakan Pelarut Etanol dengan metode DPPH. Skripsi.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Hutasoit, E.S. 2020. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas pada Wanita Usia
Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru
2019. Journal of Midwifery Science 4(1): 26.

36
37

Ibrizah M.F. 2017. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Rambutan
(Niphelium Lappaceum L.) Binjai Terhdapa Kenaikan Kadar HDL dan
Penurunan Kadar LDL pada Mencit Jantan yang Diinduksi Streptozotosin.
Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.

Kemenkes RI. 2018. Riset Keehatan Dasar 2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian RI.

Kemenkes RI. 2013. Riset Keehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian RI.

Laboratorium Klinik Maxima. 2020. Prosedur Pemeriksaan Kimia Klinik.


Laboratorium Klinik Maxima. Kendari.

Lammi, C., Bellumori, M., Cecchi, L., Bartolomei, M., Bollati, C., Clodoveo,
M.L., dkk. 2020. Extra Virgin Olive Oil Phenol Extracts Exert
Hypocholesterolemic Effects through the Modulation of the LDLR
Pathway: In Vitro and Cellular Mechanism of Action Elucidation.
Nutrients.

Lim, E.L. 2013. Metabolisme Lipoprotein. Jurnal Biomedik 5(3): 149 - 53.

Marx W, George E.S., Mayr, H.L., Thomas, C.J., Sarapis, K., Moschonis, G., dkk.
2019. Effect of High Polyphenol Extra Virgin Olive Oil on Markers of
Cardiovascular Disease Risk in Healthy Australian Adults (OLIVAUS): A
Protocol For a Double‐blind Randomised, Controlled, Cross‐over Study.
Nutrition and Dietetics. .

Meilina, 2017. Extra Virgin Olive Oil Menurunkan Kadar MDA


(Malondialdehyde) pada Tikus (Rattus Norvegicus) Jantan Galur Wistar
yang Dipapar Asap Rokok. Tesis. Program Studi Ilmu Biomedik Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.

Nurramadhani, S.R., Dieny, F.F., Murbawani E.A., Tsani, F.A. 2019. Status Besi
dan Kualitas Diet berdasarkan Status Obesitas pada Wanita Usia Subur di
Semarang. Amerta Nutrition 3(14): 248.

Novitasary, M.D. 2013. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada
Wanita Usia Subur Peserta Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa
Kecamatan Singkle Manado. Jurnal e-Biomedik 1(2): 1041.

Setiati, S., Sudoyo, A.W., Simadibrata, M., Setyohadi, B., Syam, A.F., Mansjoer,
A., dkk. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed.4. Cetakan Ketiga.
Internal Publishing. Jakarta.
38

Setiyono dan Gunardi, S. 2018. Extra Virgin Olive Oil Dapat Menurunkan
Kolesterol Total Pada Lansia Anggota Posbindu Kenanga. Jurnal Ilmiah
Ilmu Keperawatan Indonesia 8(2): 406.

Syamsu, R.F. 2017. Efek Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil) Terhadap
Perubahan Profil Lipid Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus). As-
Syifaa 9(1): 81 - 82.

Utami, A.N.D.P., Hadju, V., Masni. 2016. Pengaruh Pemberian Kapsul Ubi
Jalar Ungu Terhadap Kadar HDL dan LDL Guru Obesitas Sentral di
SMPN Kota Makassar. Jurnal Sains Teknologi Kesehatan 6(1): 92.

World Health Organization. 2020. Obesity and Overweight.


https://www.who.int/topics/obesity/en/. 24 September 2020 (17.00).

World Health Organization. 2010. WHO Guidelines on Drawing Blood: Best


Practices in Phlebotomy. WHO Document Production Services.
Switzerland.
39

Lampiran 1. Lembar persetujuan menjadi subjek penelitian

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Telp.( 0401) 3008366/ Telp/Fax (0401) 3190887

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI SUBJEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Lengkap :
No. Telp :
Tanggal Lahir :
Alamat Lengkap :
Nama orang terdekat yang dapat dihubungi :
Nomor telepon orang terdekat yang dapat dihubungi :
Telah medapatkan penjelasan dan memahami tentang pelaksanaan penelitian
“Pengaruh Pemberian Extra Virgin Olive Oil Terhadap Kadar Low Density
Lipoprotein (LDL) Pada Wanita Obesitas Usia Produktif di Kota Kendari”
dan dengan sukarela bersedia menjadi subjek penelitian. Saya akan mematuhi
semua prosedur dengan catatan mempunyai hak memundurkan diri sewaktu-
waktu dari penelitian dan melaporkannya kepada Alfath Akbar J. Dundu sebagai
peneliti.

Kendari, ___________________
Peneliti Subjek penelitian

_____________________ (_____________________)

Alfath Akbar J. Dundu

Saksi

(______________________)
40

Lampiran 2. Lembar seleksi subjek penelitan

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Telp.( 0401) 3008366/ Telp/Fax (0401) 3190887

LEMBAR SELEKSI SUBJEK PENELITIAN

Tanggal Pemeriksaan :
Nama Pemeriksa :
Tanda Tangan Pemeriksa :

SCREENING SUBJEK PENELITIAN


No Kriteria Penerimaan Ya Tidak Keterangan

1 Perempuan usia 15-49 tahun dengan


Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 25 kg/m2

2 Tidak memiliki riwayat penyakit


penyerta

3 Bersedia mengikuti penelitian

4 Bersedia mengisi informed consent

No Kriteria Penolakan Ya Tidak Keterangan

1 Sedang mengonsumsi obat-obat yang


menurunkan kolesterol

2 Sedang hamil

3 Sudah menopause
41

4 Memiliki riwayat penyakit penyerta


(diabetes mellitus, penyakit jantung
dan penyakit kronis lainnya)

5 Merokok >12 batang per hari

6 melakukan aktivitas fisik berat (> 5

jam per hari diluar pekerjaan)

7 Menolak untuk mengikuti penelitian

8 Tidak dapat berkomunikasi

Subjek tidak dapat mengikuti penelitian bila salah satu jawaban kriteria
penerimaan “Tidak” dan/atau salah satu jawaban kriteria penolakan “Ya”
Kesimpulan: subjek dapat/tidak dapat (*) mengikuti penelitian(*) coret salah satu
42

Lampiran 3. Hasil pemeriksaan antropometri

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Telp.( 0401) 3008366/ Telp/Fax (0401) 3190887

HASIL PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI

Tanggal Pemeriksaan :
Kode Subjek :
Nama Subjek :
Tanggal Lahir :
Nama Pemeriksa :
Hasil Pemeriksaan :

Jenis pemeriksaan Hasil 1 Hasil 2 Rata-rata Keterangan

Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (cm)

Indeks Massa Tubuh


(kg/m2)
43

Lampiran 4. Hasil Pemeriksaan kadar LDL (Pre-test)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Telp.( 0401) 3008366/ Telp/Fax (0401) 3190887

HASIL PEMERIKSAAN KADAR LDL (PRE-TEST)

Tanggal Pemeriksaan :
Kode Subjek :
Nama Subjek :
Nama Pemeriksa :
Hasil Pemeriksaan :

Pemeriksaan Sampel Hasil Keterangan

LDL
44

Lampiran 5. Hasil Pemeriksaan kadar LDL (Post-test)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Telp.( 0401) 3008366/ Telp/Fax (0401) 3190887

HASIL PEMERIKSAAN KADAR LDL (POST-TEST)

Tanggal Pemeriksaan :
Kode Subjek :
Nama Subjek :
Nama Pemeriksa :
Hasil Pemeriksaan :

Pemeriksaan Sampel Hasil Keterangan

LDL

Anda mungkin juga menyukai